Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
FENG SHUI : PERAN NON-TEKNOLOGI DALAM PEMILIHAN RUMAH TINGGAL DI SURABAYA TIMUR Karina Anindita 1, *), Purwanita Setijanti 2) dan Murni Rachmawati3) 1) Program Magister, Bidang Keahlian Perencanaan Real Estate Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya e-mail:
[email protected] 2) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 3) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya ABSTRAK Feng Shui merupakan salah satu faktor kepercayaan yang banyak dianggap penting oleh konsumen dalam memilih rumah tinggal. Tren yang berkembang adalah konsumen membangun rumah tinggal dengan kaidah Feng Shui, dalam lingkup fisik rumah dan lingkungan sekitar. Rumah dengan penerapan Feng Shui yang baik dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, sehingga perlu diketahui aspek Feng Shui yang banyak diperhatikan oleh konsumen dalam memilih rumah tinggal yang dapat berpengaruh pada penjualan rumah. Penelitian ini menggunakan model penelitian mixed method dengan menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif sebagai metode primer. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan kuisioner yang kemudian dianalisa secara statistik deskriptif. Hasil penelitian ditinjau berdasarkan dasar-dasar teoritis dari faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel penghuni perumahan X yang menerapkan Feng Shui di Surabaya Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Feng Shui bukan merupakan pertimbangan utama dalam memilih rumah namun sebagai faktor pendukung. Urutan aspek Feng Shui yang menjadi kecenderungan pilihan konsumen dalam membeli rumah adalah aspek aspek fisik rumah, aspek lahan, aspek lingkungan, dan aspek kawasan. Kata kunci: Feng Shui, kepercayaan, Rumah Tinggal, Keputusan Konsumen
PENDAHULUAN Feng Shui merupakan salah satu faktor kepercayaan yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih rumah karena dianggap dapat mempengaruhi keselarasan, kemakmuran, kesejahteraan dan keberuntungan hidup manusia (Sulyati,2012). Tren saat ini adalah masyarakat banyak membangun rumah tinggalnya dengan kaidah Feng Shui baik pada eksterior, interior, maupun lingkungan rumah. Rumah yang memiliki penerapan Feng Shui yang baik menurut konsumen, harganya bisa berkali lipat lebih mahal dibandingkan rumah lain dengan bentuk bangunan yang hampir sama dan lokasi yang berdekatan. Selain itu seringkali perancang merubah desain suatu rumah agar dapat sesuai dengan tuntutan dari konsumen. Penataan rumah yang baik menurut Feng Shui dapat memberikan efek kenyamanan tinggal yang lebih bagi penghuni, Sehingga tren tersebut menjadi tuntutan pembeli yang menginginkan sebuah rumah yang ditata dengan kaidah-kaidah Feng Shui. Menurut Hooker (2010) tuntutan Feng Shui umumnya terjadi di negara-negara maju dimana pembeli rumah atau properti tidak hanya sekadar
ISBN : 978-602-97491-9-9 B-14-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
menuntut Feng Shui yang baik untuk rumah, namun juga banyak diperhitungkan dalam kawasan dalam suatu perumahan. Menurut Cahyana dan Sudaryatmo (2002) dalam mengembangkan suatu perumahan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu: Konsep pengembangan dan masterplan proyek, fasilitas, kualitas, lingkungan, layanan developer, dan. potensi pertambahan nilai. Terdapat beberapa hal yang termasuk dalam faktor potensi penambahan nilai, salah satunya adalah faktor keinginan dan kebutuhan konsumen. Menurut Hanna dan Wozniak (2001), perilaku konsumen berhubungan dengan keinginan pribadi yang juga berkaitan dengan faktor kepercayaan yang salah satunya adalah kepercayaan Feng Shui. Faktor penerapan Feng Shui dalam memasarkan rumah merupakan hal penting, dikarenakan banyak rumah dalam suatu perumahan yang tidak laku dijual disebabkan oleh ketidak sesuaian dari salah satu aspek Feng Shui yang diinginkan oleh konsumen. Kepercayaan Feng Shui banyak digunakan oleh masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia dalam membangun dan membeli rumah. Dalam hal ini, tidak sedikit orang yang bukan keturunan tionghoa lebih fanatik daripada orang Tionghoa itu sendiri dalam hal kesesuaian dengan Feng Shui. (Wen,2012). Kepercayaan Feng Shui yang sedang berkembang dalam masyarakat dapat dilihat sebagai peluang oleh pengembang dalam meningkatkan penjualan perumahan. Hal tersebut dilakukan dengan cara menjadikan aspek–aspek Feng Shui yang paling banyak digunakan oleh konsumen sebagai salah satu pertimbangan dalam menjual rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Feng Shui sebagai pertimbangan konsumen dalam memilih rumah tinggal dan aspek – aspek Feng Shui yang banyak diperhatikan oleh konsumen. METODE Penelitian ini menggunakan metode kualitatif – deskriptif sebagai metode primer dengan teknik wawancara mendalam kepada penghuni perumahan X. Wawancara dilakukan sebanyak 2 (dua) tahap yaitu wawancara pendahuluan dan wawancara inti. Metode kualitatif dilakukan untuk mendapatkan informasi secara dalam penerapan Feng Shui dalam pemilihan rumah. Aspek yang diukur adalah : (1) proses pemilihan dan pembelian rumah tinggal, (2) kepercayaan Feng Shui, (3) Aspek Feng Shui yang diperhatikan. Metode kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kecenderungan aspek Feng Shui yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih rumah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner menggunakan skala likert. Hasil dari penelitian diolah dengan statistik deskriptif mean untuk kemudian diurutkan menurut peringkat nilai mean. Sampel yang dipilih adalah penghuni perumahan X yang diduga menggunakan Feng Shui dalam memilih rumah tinggal. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan teknik snowball dan berhenti ketika jumlah narasumber mencapai 28. Hal ini sesuai dengan konsep saturation point, yaitu ketika penambahan data tidak lagi memberikan tambahan informasi baru dalam analisis (Sarantakos,1993). Sedangkan sampel untuk kuisoner sebanyak 78 responden. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa penelitian ditinjau dengan teori faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Menurut Setiadi (2010), perilaku konsumen dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. ISBN : 978-602-97491-9-9 B-14-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Aspek Feng Shui sebagai Faktor Sosial dalam Pemilihan Rumah Tinggal Faktor sosial dalam penelitian ini dilihat dari pengaruh keluarga dalam keputusan pembelian rumah. Hasil survey yang terdapat pada gambar 1, menunjukkan bahwa kepala keluarga merupakan yang paling berpengaruh dalam memutuskan pembelian rumah yaitu sebanyak 79%. Setelah itu sebanyak 21% responden menyatakan bahwa keputusan pembelian rumah ditentukan oleh isteri atau ibu. Sehingga faktor orang tua memegang peranan penting dalam keputusan pemilihan rumah tinggal. Berdasarkan hasil wawancara, kepala keluarga memegang Gambar 1. Pengaruh wewenang utama karena merupakan pemegang utama Keluarga dalam kondisi ekonomi keluarga namun seluruh anggota keluarga Pemilihan Rumah tetap memiliki peranan tersendiri. Hal tersebut sesuai dengan kebudayaan asli Tionghoa yang menempatkan keluarga sebagai lembaga dipimpin laki-laki, sehingga laki-laki lebih berkuasa daripada wanita. Aspek Feng Shui sebagai Faktor Psikologis dalam Pemilihan Rumah Tinggal Menurut Kotler (2005), dikatakan bahwa pilihan-pilihan seseorang dalam membeli dipengaruhi lagi oleh empat faktor psikologi yang penting, yaitu: motivasi, presepsi, proses belajar, sikap atau keyakinan. Faktor presepsi yang diperhatikan oleh responden dalam memilih rumah seperti yang dapat dilihat pada gambar 2 adalah, aspek lokasi yang dipilih oleh 64,3%. Berikutnya adalah aspek harga yang dipilih oleh 25% responden, 7,1 % responden memilih aspek lingkungan dan 3,6% responden memilih aspek lingkungan. Dari hasil wawancara, didapatkan informasi bahwa lokasi merupakan aspek yang banyak dilihat dalam memilih rumah dimana Feng Shui merupakan salah satu faktor pendukung di dalamnya. Rumah dengan Feng Shui yang baik yang dijual dengan harga yang lebih mahal akan dapat diterima oleh konsumen.
Aspek Utama Pemilihan Rumah 20 15 10
5 0
18 1
2
7
Gambar 2. Aspek Utama Pemilihan Rumah
Aspek psikologis berikutnya adalah keyakinan, dilakukan dengan melihat kepercayaan Feng Shui bagi responden. Pada gambar 3 dapat diketahui kecenderungan tingkat kedalaman kepercayaan Feng Shui yang dimiliki oleh responden. Dari diagram yang disajikan dapat dilihat bahwa mayoritas reponden (71%) mempercayai dan ISBN : 978-602-97491-9-9 B-14-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
menerapkan Feng Shui sebagai salah satu dasar pertimbangan keputusan pembelian rumah. Sedangkan sisanya (29%) tidak mempercayai dan tidak menggunakan Feng Shui sebagai salah satu dasar pertimbangan keputusan pembelian rumah. Dari responden yang mempercayai Fengshui, sebagian besar responden paling banyak (65%) menerapkan aspek Feng Shui hanya berupa dasar Feng Shui yang umum digunakan. 15% responden menjadikan Feng Shui sebagai dasar pemilihan. Kemudian 10% menerapkan aspek Feng Shui namun hanya dilihat sebagai ilmu pengetahuan dan 10% melihat penerapan Feng Shui sebagai penunjang faktor kenyamanan. Dari hasil wawancara didapatkan informasi, bahwa seluruh alasan penerapan Feng Shui dilakukan untuk mendapatkan kondisi rumah yang sehat dan nyaman sehingga dapat tercapai keberuntungan, kesejahteraan, dan harmonis yang menjadi tujuan dasar Feng Shui. Responden tidak menerapkan Feng Shui dalam rumah tinggal dikarenakan tidak mempercayaidan tidak memahami Feng Shui.
Kepercayaan Feng Shui 30 20 10
0
20 Percaya
8
Tidak percaya
Gambar 3. Kedalaman Kepercayaan Feng Shui
Indikator proses belajar dalam penelitian ini adalah mengetahui asal kepercayaan Feng Shui yang diyakini oleh narasumber dan dari mana narasumber mempelajari kepercayaan Feng Shui tersebut. Dari Gambar 4 dapat sebagian besar responden mempelajari Feng Shui secara pribadi (50%), kemudian beberapa responden mempelajari Feng Shui dari lingkungan yaitu lingkungan pekerjaan (20%) dan lingkungan keluarga (20%). Adanya sedikit tenaga penjual perumahan yang berperan dalam mengenalkan Feng Shui kepada responden (10%). Dari hasil wawancara didapatkan bahwa responden yang mempelajari Feng Shui secara pribadi dilakukan dari membaca buku, majalah dan internet. Sedangkan responden yang mempelajari dari lingkungan keluarga mendapatkan informasi Feng Shui secara turun temurun dari keluarga karena berada pada keluarga yang kental dengan kepercayaan Feng Shui. 12 10 8 6 4 2 0
Gambar 4. Pengenalan Kepercayaan Feng Shui ISBN : 978-602-97491-9-9 B-14-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Indikator terakhir adalah sikap, dimana menurut Kotler (2005), bahwa sikap adalah evaluasi, perasaan dan kecendrungan seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. Indikator sikap pada penelitian ini dilihat dari kecenderungan luas penerapan Feng Shui pada perumahan. Pada gambar 5 dapat ditinjau luas penerapan pertimbangan Feng Shui. 70% responden memperhatikan Feng Shui hanya pada tahap keputusan pembelian dengan pemilihan lokasi sebagai pertimbangan utama, sebanyak 25% responden memperhatikan Feng Shui hingga pada tahap pembangunan atau renovasi rumah, dan 5% responden memperhatikan penerapan Feng Shui pada seluruh tahap. Yang dimaksud dengan seluruh tahap adalah pada pemilihan rumah awal, tahap pembangunan atau renovasi rumah baik eksterior maupun interior, hingga rumah selesai terbangun sesuai dengan keinginan. Dari hasil wawancara, didapatkan informasi bahwa seringnya narasumber merubah desain rumah karena tidak sesuai dengan kondisi Feng Shui penghuni perumahan. 15 10
5
Percaya Feng Shui
0
Gambar 5. Pengenalan Kepercayaan Feng Shui
Aspek Feng Shui sebagai Faktor Budaya dalam Pemilihan Rumah Tinggal Terdapat beberapa temuan aspek dari hasil wawancara yang dianggap penting bagi konsumen, yaitu : fisik rumah, lokasi, penataann rumah, interior, lingkungan, dan kawasan perumahan secara keseluruhan. Dimana pada gambar 6 dapat dilihat aspek yang paling dianggap utama oleh responden adalah aspek fisik rumah (40%). Faktor lokasi juga menjadi salah satu faktor yang dianggap penting (30%). Selain itu aspek penataan rumah (10%) dan aspek lingkungan (10%). Aspek kawasan perumahan secara keseluruhan (5%) dan aspek interior (5%) juga dipertimbangkan oleh responden. Aspek penting Feng Shui 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
percaya feng shui
Gambar 6. Aspek Penting Feng Shui ISBN : 978-602-97491-9-9 B-14-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Kecenderungan pilihan Aspek Feng Shui Berdasarkan Nilai Mean Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa keseluruhan aspek Feng Shui berada pada pembagian kelas deskriptif mean “tinggi” sehingga Feng Shui merupakan aspek yang banyak diperhatikan oleh konsumen dalam memiloih rumah. hasil pengurutan berdasarkan nilai mean. Urutan mean tertinggi adalah konsumen cenderung memilih penerapan Feng Shui pada fisik rumah, dengan urutan indikator pilihan tertinggi hingga rendah, adalah : (1) bentuk dan skala Bangunan, (2) jenis material dan warna. Urutan mean tertinggi berikutnya adalah penerapan Feng Shui pada lahan dengan urutan indikator pilihan adalah : (1) sejarah kepemilikan rumah, (2) lingkungan dalam rumah, lokasi yang baik, kondisi lahan yang baik. Urutan mean merikutnya adalah aspek lingkungan dan aspek kawasan secara keseluruhan. Berdasarkan hasil wawancara, dalam memilih rumah aspek yang diperhatikan oleh perumahan dalam menerapkan Feng Shui hanya sebatas pemilihan lokasi yang baik sedangkan aspek lain belum banyak dipertimbangkan oleh pengembang perumahan. Tabel 1. Tabel Nilai Mean kecenderungan pilihan aspek Feng Shui No
Aspek
1
Kawasan
2
Lingkungan
3
Lahan
4
Rumah
Indikator Baik tidaknya lokasi perumahan secara keseluruhan kawasan Memperhatikan kondisi dan perletakan lingkungan luar lahan bentuk, sejarah dan kondisi rumah sekitar lokasi yang dipilih. Lokasi yang baik Kondisi lahan yang baik Sejarah kepemilikan rumah Lingkungan dalam rumah Bentuk dan skala bangunan Jenis material dan warna
Mean
Mean Total
3,42
3,42
3,71 3,67 3,64 3,71 3,59 4,17 4,11 4,10 3,97
3,895
4,03
Sumber : Hasil analisa, 2013
KESIMPULAN DAN SARAN Kepercayaan Feng Shui bukan merupakan faktor utama dalam keputusan pemilihan rumah tinggal, namun sebagai salah satu faktor pendukung. Dalam pemilihan rumah tinggal, kepala keluarga memegang peranan utama dalam keputusannya dengan faktor lokasi sebagai pertimbangan utama yang dipengaruhi oleh pertimbangan aspek Feng Shui. Feng Shui banyak diipercaya oleh konsumen sebatas dasar – dasar Feng Shui yang banyak digunakan secara umum, sebagai alasan untuk kenyamanan, sebagai ilmu pengetahuan dan sebagai dasar utama. Feng Shui banyak dipelajari oleh konsumen secara pribadi, lingkungan keluarga, lingkungan pekerjaan, dan penjual. Seluruh aspek Feng Shui dianggap penting oleh konsumen dengan urutan kecenderungan Aspek Feng Shui yang diperhatikan oleh konsumen dari yang paling tinggi hingga rendah adalah aspek fisik rumah, aspek lahan, aspek lingkungan, dan aspek kawasan.
ISBN : 978-602-97491-9-9 B-14-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
DAFTAR PUSTAKA Cahyana, J.E., dan Sudaryatmo (2002). RumahkuIstanaku: Panduan Membeli Rumah Hunian, PT. Gramedia, Jakarta. Hanna, N., & Wozniak, R. (2001). Consumer behavior an applied approach. Prentice Hall. Hooker, L.J.(2010). Pentingnya Feng Shui untuk Perumahan. http://ljhookercandisemarang.wordpress.com/2010/08/21/pentingnya-feng-shuiuntuk-perumahan/ (diakses tanggal 20 Februari 2013 pkul 10.33) Kotler, Philip (2005), Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid 3. Jakarta: Penerbit indeks Sarantakos. 1993. Social Research. Melbourne : MacMillan Education Australia Pty Ltd Setiadi, Nugroho J (2010). Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana Suliyati,Titiek. (2012) Feng Shui dalam Dinamika Budaya Masyarakat Cina di Kawasan Pecinan Semarang. Universitas Doponegoro : Semarang Wen, Sijori xin. (2012). Arti dan makna Feng Shui. http://haluankepri.com/sijori-xinwen/30377-arti-dan-makna-feng-shui.html. (diakses tanggal 13 januari 2014 pukul 21.45)
ISBN : 978-602-97491-9-9 B-14-7