FEBRUARI 2016
Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak Setiap hari sekitar 41.000 anak perempuan di seluruh dunia yang berusia di bawah 18 tahun menikah - itu berarti setahun ada 15 juta anak perempuan menikah. Data statistiknya mengejutkan, dan itupun mereka hanya memberitahukan sebagian saja dari kebenaran yang mengerikan itu. Beberapa negara bahkan tidak melaporkan tingkat pernikahan dini, dan kebanyakan studi juga tidak memasukkan anak-anak yang di bawah usia 15. Itu adalah perkiraan jumlah perempuan yang masih hidup saat ini yang menikah sebelum usia 18 tahun, belum termasuk jutaan gadis kecil yang mati muda akibat pelecehan, kehamilan saat berusia masih sangat muda, penelantaran, atau bunuh diri. Istri-istri yang masih kanak-kanak ini mengalami trauma emosional dan fisik. Banyak di anatara mereka dijadikan sebagai budak dari pihak keluarga suami, dipukuli, mengalami pelecehan seksual, dan tidak diizinkan untuk bersekolah. Mereka hanya diberi sedikit makanan, sedikit istirahat, maupun perawatan kesehatan. Beberapa di antara mereka bunuh diri untuk melarikan diri dari penyiksaan. Lainnya menjadi mati rasa oleh karena pelecehan dan kurangnya kasih. Banyak negara menggunakan legalitas hukum untuk menaikkan usia resmi menikah, tetapi normanorma budaya yang ada sulit untuk diubah. Ketika orang-orang secara individual berbicara dan membela para gadis serta mengajarkan mereka bahwa mereka memiliki hak hukum, oerubahan akan mulai terjadi. Beberapa komunitas mengizinkan organisasi-organisasi untuk mengajarkan keterampilan hidup bagi para istri yang masih anak-anak itu sehingga mereka dapat merawat anak-anak mereka dengan lebih baik. Ketika seseorang memperlakukan mereka secara bermartabat, maka para istri yang masih anakanak dan yang mengalami trauma itu menemukan harapan dan mulai berkembang maju. Sampai saat ini, India adalah negara yang memiliki pengantin anak-anak yang paling banyak di antara negara manapun. Di Yordania dan Turki, gadis-gadis pengungsi telah dijual sebagai pengantin kepada laki-laki yang jauh lebih tua. Para pengantin muda, yang beberapa diantaranya baru berusia 12 tahun, sekarang mulai memasuki Eropa. Banyak negara dengan tingkat pernikahan anak-anak yang tinggi terkonsentrasi di sub-Sahara Afrika. Seorang wanita di Kenya bersaksi, "Saya dipaksa menikah dengan seorang pria tua ketika saya masih gadis yang sangat muda. Tapi saya memuji Yesus karena Allah memakai seorang ibu dalam kelompok doa Proyek Hannah untuk mengubah hidup saya sepenuhnya. Melalui doa-doa, hari ini saya adalah seorang wanita dan seorang istri yang bermartabat.”
Doakan ... 1. Jutaan gadis yang telah mengalami pelecehan yang mengerikan dari pernikahan anak-anak, agar mereka mengetahui kasih Kristus, yang menyayangi mereka dan mati bagi mereka. 2. Pemerintah-pemerintah di dunia ini agar membela hak-hak para gadis kecil itu dan menegakkan keadilan dengan memberikan hukuman yang berat kepada orang-orang yang melakukan pernikahan yang melibatkan anak-anak, kepada laki-laki yang menikahi anak-anak, dan kepada orang tua yang memaksa anak perempuan mereka yang masih muda untuk menikah. 3. Para pendengar program Wanita Berpengharapan dari Proyek Hannah agar memahami Firman Tuhan dan menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Agar program Wanita Berpengharapan didengar dalam 69 bahasa di seluruh Afrika, Asia, Amerika, Karibia, Asia Tengah, Eropa, Timur Tengah, dan di pulau-pulau Pasifik. 4. Para Pemimpin di India agar melindungi gadis-gadis kecil yang berada dalam bahaya karena perkawinan paksa. Di India, 43 persen wanita menikah sebelum usia 18 tahun. Doakanlah agar pernikahan ilegal ini dapat dibatalkan dengan mudah. Berdoalah juga agar para pejabat lokal tidak akan mengenakan denda kepada keluarga-keluarga yang telah memutuskan untuk tidak menjalankan janji pernikahan yang telah mereka buat ketika anak-anak perempuan mereka masih bayi. 5. Pejabat lokal agar dapat berbuat lebih banyak untuk membantu orang memahami bahaya yang disebabkan oleh praktek-praktek budaya yang melibatkan pernikahan anak. 6. Gadis-gadis muda yang melarikan diri untuk menghindari pernikahan paksa. Banyak di anatar mereka yang ketakutan jika keluarganya akan membunuh mereka. Lainnya tertipu masuk ke dalam dunia prostitusi oleh orang-orang yang menawarkan mereka pekerjaan. "Lepaskanlah aku, ya TUHAN, dari pada manusia jahat, jagalah aku terhadap orang yang melakukan kekerasan". (Mazmur 140: 1). 7. Para orang tua agar mengajarkan kepada anak-anak mereka untuk menghormati diri sendiri dan orang lain dan untuk membuat rencana yang sehat untuk masa depan mereka yang menghormati Allah. 8. Para istri yang masih belia yang begitu putus asanya karena dipermalukan melalui pelecehan yang dilakukan oleh keluarganya dan karena kurangnya kasih sayang sehingga mereka memilih untuk membakar diri atau meminum racun untuk melarikan diri dari kesengsaraan dalam kehidupan mereka. 9. Para orang tua agar memahami bahwa pernikahan dini tidak melindungi putri –putri mereka. Beberapa istri yang masih sangat muda itu terkena HIV dan penyakit-penyakit lain dari suami mereka yang lebih tua, banyak diantara mereka yang dimanfaatkan oleh anggota keluarganya, dan banyak lagi yang disakiti atau terbunuh akibat komplikasi saat melahirkan. 10. Ketersediaan keuangan dan relawan untuk tim Proyek Hannah sehingga seminar-seminar kesehatan dan perawatan medis dapat diberikan untuk para pendengar Wanita Berpengharapan. Mohonkanlah juga kesempatan bagi anggota-anggota Proyek Hannah untuk menunjukkan kasih Allah kepada para wanita dalam komunitas mereka itu.
11. Mereka yang menyediakan rumah perlindungan, pendidikan, dan pelatihan kerja bagi para perempuan muda yang melarikan diri dari situasi pelecehan. "Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tanganMu ke atasku"(Mazmur 139: 5). 12. Lebih dari satu juta gadis-gadis muda dan perempuan yang menderita rasa sakit dan aib disebabkan oleh fistula (pecahnya vagina dan dubur) karena kerusakan yang terjadi pada tubuh rapuh mereka saat berhubungan seks ataupun saat melahirkan. 13. Gadis-gadis muda yang dipaksa menjalani pemotongan alat kelamin perempuan (FGC) sehingga mengalami komplikasi seumur hidup dari prosedur tersebut, termasuk rasa sakit yang hebat, perdarahan, dan infeksi saluran kencing. Doakan agar praktek yang mengerikan ini akan dilarang dan dihukum. Doakan juga untuk program Healing Voices yang baru dariProyek Hannah di Ethiopia agar memberikan konten yang inspiratif, efektif, dan kontekstual untuk korban fistula dan FGC. 14. Agar orang-orang Kristen bangkit melawan praktek-praktek budaya yang mempromosikan dosa seksual dan yang membahayakan gadis-gadis dan bayi mereka. Doakan anak-anak perempuan dan laki-laki di Aari Ethiopia dari daerah Jinka yang menikah sekitar usia 14. Banyak di anatar gadisgadis itu yang sangat menderita karena tubuh kecil mereka tidak dapat menahan beban pekerjaan, dan sering kali bayi mereka lahir mati. 15. Orang tua yang merasa mereka harus menjual anak perempuan mereka ke pernikahan dini karena kebutuhan keuangan. Doakan agar kaum ibu akan menemukan keberanian untuk berbicara melawan praktek mengerikan ini, di mana banyak dari mereka dipaksa untuk hidup. 16. Mereka yang menerjemahkan kalender doa bulanan Proyek Hannah dan yang mendistribusikannya sehingga para pendoa syafaat yang tergabung di gereja-gereja, kelompokkelompok doa, rumah-rumah, dan penjara-penjara dapat berdoa bersama-sama dalam 85 bahasa. Doakan agar ada dana untuk mencetak dan mendistribusikan permohonan-permohonan doa ini di daerah-daerah yang sangat miskin. 17. Agar para pemimpin mengajar orang-orang tua tentang manfaat mendidik anak-anak perempuan mereka daripada memaksa mereka untuk menikah sebelum mereka berusia 18 tahun Mendidik puteri-puteri mereka dapat memberikan perawatan yang lebih baik bagi anak-anak mereka dan juga bagi orang-orang tua mereka. 18. Agar guru-guru membantu siswa-siswa mereka memahami akan hak-hak mereka untuk menolak pernikahan paksa, dan agar para tokoh masyarakat memberikan perlindungan untuk anak-anak perempuan ini ketika orang tua mereka sendiri tidak mau mendengarkan. 19. Agar tokoh-tokoh masyarakat Hmong dan tokoh-tokoh otoritas hukum di Amerika Serikat mengekspos tentang pelecehan pernikahan secara internasional antara remaja dengan laki-laki yang lebih tua. Doakan agar para pemimpin di Laos akan bertindak lebih banyak untuk memperingatkan kalangan masyarakat miskin dari bahaya yang dihadapi para remaja yang setuju untuk menikah dengan orang-orang asing yang lebih tua, bahkan banyak di antara mereka yang sudah menikah dan sudah mempunyai anak-anak. 20. Agar masyarakat dan para pemimpin gereja memahami adanya kebutuhan untuk mempromosikan pernikahan yang kokoh antara seorang pria dan seorang wanita sehingga anak-anak
tidak akan tumbuh di rumah orang tua tunggal. Penerimaan budaya tentang "hidup bersama" menghancurkan kehidupan di seluruh dunia sebagaimana halnya para ibu yang sering dibiarkan merawat anak-anaknya seorang diri saja. 21. Agar para pendengar program Wanita Berpengharapan dari Proyek Hannah belajar tentang kasih Allah kepada para perempuan dan anak-anak perempuan, dan juga untuk memahami bahwa mereka berharga bagi Allah dan keluarga mereka "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, memenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya"(Mazmur 139: 13-14). 22. Agar Pemerintah memberikan pendidikan gratis bagi semua anak untuk membantu orang tua mereka yang miskin, yang kadang-kadang merasa dipaksa untuk menjual anak-anak perempuan mereka menuju ke pernikahan dini. Kurangnya pendidikan mencegah gadis-gadis ini untuk dapat meningkatkan potensi pendapatan mereka ataupun mencegah memberikan pendidikan bagi anakanak mereka sendiri, yang secara efektif sama saja halnya dengan melanjutkan siklus kemiskinan. 23. Agar para ayah dan suami memahami betapa pentingnya pendidikan yang lebih baik itu bagi para gadis dan bagaimana memperlakukan semua wanita dengan bermartabat. Doakan agar mereka dapat memiliki keberanian untuk berbicara dan membela para perempuan dan anak-anak gadisnya dari praktik-praktik budaya yang membahayakan. 24. Agar ada lebih banyak rumah-rumah perlindungan dan pusat-pusat pelatihan yang memberi kesem patan kepada para wanita dan gadis agar dapat mendengarkan program Wanita Berpengharapan dari Proyek Hannah, dengan informasinya yang sangat membantu dalam bidang medis dan juga pesan-pesan tentang kasih Allah bagi mereka. 25. Para stri muda yang menikah saat masih anak-anak dan telah ditinggalkan, dicerai, atau menjadi jannda. Banyak di antara mereka yang memiliki anak-anak kecil untuk dirawat. 26. Gadis-gadis di negara-negara yang sedang berkembang dibanjiri dengan iklan seksual, musik, dan film serta diajarkan pendidikan seks amoral yang menawarkan sedikit atau bahkan tanpa bimbingan dalam kemurnian dan martabat. Ribuan dari gadis-gadis ini menjadi hamil antara usia 10 dan 15 tahun, dimana sebagian besar kehamilan tersebut berakhir dengan aborsi. 27. Pemerintah-pemerintah Barat di Eropa dan Amerika Serikat agar melakukan lebih banyak hal lagi untuk melindungi para istri muda pengungsi/imigran yang memasuki negara mereka dengan pria yang jauh lebih tua. Doakan agar mereka tidak akan membiarkan terjadinya pedofilia dengan mengizinkan orang-orang tersebut untuk terus menerus melecehkan gadis-gadis ini. Beberapa pria pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pengantin-pengantin muda dan mereka dapat mengontrol dan memanipulasi mereka. 28. Gadis-gadis di beberapa komunitas Kenya yang dianggap sebagai properti keluarga dan dikawinkan saat muda seusia 10 tahun sehingga keluarga dapat menerima pembayaran mas kawin. Berdoalah agar praktek-praktek semacam itu tersebut akan segera berakhir. 29. Masyarakat di seluruh dunia yang menyebabkan anak perempuan dan anak laki-laki untuk bertindak seperti orang dewasa dalam berpakaian dan dalam kehidupan seksual mereka tetapi tidak
memperingatkan atau menginstruksikan mereka tentang bahaya, komplikasi, dan kerusakan emosional yang diakibatkan oleh tindakan tersebut.