7
Nomor Lampiran Perihal
: : :
m31
992 /BAN-PT/AK/2017 1 (satu) berkas Pemberitahuan asesmen lapangan BAN-PT
21 Februari 2017
Kepada Yth. Ketua Program Studi Rekayasa Hayati pada program Sarjana Institut Teknologi Bandung, Bandung Sehubungan dengan usulan proses akreditasi Program Studi Rekayasa Hayati pada program Sarjana Institut Teknologi Bandung, Bandung, kami informasikan bahwa: 1. berdasarkan keputusan rapat Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tentang hasil asesmen kecukupan, maka selanjutnya asesor BAN-PT akan melaksanakan asesmen lapangan; 2. asesmen lapangan akan berlangsung selama 2 (dua) sampai 3 (tiga) hari di lokasi program studi/perguruan tinggi Saudara; 3. sehubungan dengan itu proses asesmen lapangan agar mengacu pada Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi No. 009/BAN-PT/SK/Kode Etik/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang Kode Etik Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi dan Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 02 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaporan dan Penetapan Status Gratifikasi. Bersama ini pula kami sampaikan surat tugas asesor yang bersangkutan. Atas perhatian dan kerjasama yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.
Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) II Lantai 17 - Kemristekdikti. Jl. MH. Thamrin No. 8, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat 10340 Telp: +62 21-3169609/3102062, Fax: +62 21-3102046 e-mail:
[email protected], URL: http://banpt.or.id
SURAT TUGAS Nomor : 1248/BAN-PT/AK/AL/2017 Dalam rangka pelaksanaan Akreditasi Tahap 2 Tahun 2017, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi akan melaksanakan Asesmen Lapangan dengan menugaskan : Nama
: Misri Gozan, Prof., Dr., Ing., Ir., M.Tech. - UI No. Hp : 085811445059 Hery Purnobasuki, Prof., Drs., H. M.Si., Ph.D. - UNAIR No. Hp : 081553163464 Tim Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
Alamat
: Kompleks Kemdikbud RI, Gedung D Lantai 1, Jl. R.S. Fatmawati – Cipete, Jakarta Selatan 12410 Telp : 021-7668690, 7698035, 7694403, Faks. 7668690, 7698035
mengunjungi
: Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandung, Bandung Program Studi
pada tanggal
: Sarjana Rekayasa Hayati
: 05 s.d 07 Maret 2017
Biaya kegiatan Asesmen Lapangan ini dibebankan pada anggaran Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang terdapat dalam DIPA Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi Tahun Anggaran 2017. Surat tugas ini diterbitkan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, 27 Februari 2017 Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
Tembusan : 1. Rektor/Ketua/Direktur : Institut Teknologi Bandung, Bandung 2. Pejabat Pembuat Komitmen BAN-PT Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) II Lantai 17 - Kemristekdikti. Jl. MH. Thamrin No. 8, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat 10340 Telp: +62 21-3169609/3102062, Fax: +62 21-3102046 e-mail:
[email protected], URL: http://banpt.or.id
Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) II Lantai 17 - Kemristekdikti. Jl. MH. Thamrin No. 8, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat 10340 Telp: +62 21-3169609/3102062, Fax: +62 21-3102046 e-mail:
[email protected], URL: http://banpt.or.id
Nomor Lampiran Perihal
: 995/BAN-PT/AK/2017 : 1(satu) berkas : Kode Etik Asesor
Jakarta, 21 Februari 2017
Kepada Yth. Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
Kami sampaikan apresiasi atas dedikasi dalam pelaksanaan tugas penjaminan mutu melalui akreditasi. Terlampir kami sampaikan cuplikan lampiran Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) No.009/BAN-PT/SK/Kode Etik/V/2007 tentang Kode Etik Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi untuk Anggota dan Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi sebagai acuan dalam melaksanakan tugas. Demikian pemberitahuan ini disampaikan untuk menjadi perhatian.
Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) II Lantai 17 - Kemristekdikti. Jl. MH. Thamrin No. 8, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat 10340 Telp: +62 21-3169609/3102062, Fax: +62 21-3102046 e-mail:
[email protected], URL: http://banpt.or.id
KODE ETIK (Cuplikan Lampiran : Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Nomor : 009/BAN-PT/SK/Kode Etik/V/2007 tentang Kode Etik Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi untuk Anggota dan Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.) I.
KODE ETIK ASESOR 1. Asesor harus menyatakan secara tertulis bahwa ia bebas dari hubungan kerja dengan institusi yang akan diakreditasi yang diperkirakan atau patut diduga menimbulkan konflik kepentingan. 2. Asesor harus menolak tugas akreditasi dari BAN-PT, jika asesor yang bersangkutan pernah membantu institusi yang akan diakreditasi dalam waktu kurang dari dua tahun. 3. Asesor harus menolak setiap tawaran untuk bertugas di program studi yang sedang diakreditasi minimal untuk masa dua tahun setelah keluarnya sertifikat akreditasi. 4. Asesor harus bekerja secara objektif tanpa memandang reputasi perguruan tinggi yang dievaluasinya. 5. Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil penilaian (nilai/skor) proses akreditasi, kecuali kepada BAN-PT 6. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan akreditasi. 7. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang mengatasnamakan BAN-PT. 8. Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan tugasnya sebagai asesor. 9. Asesor tidak diperkenankan mengubah atau memperbaiki data dan informasi termasuk hasil penilaian yang berkaitan dengan proses evaluasi yang telah diserahkan kepada BAN-PT.
II. SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK BAN-PT Setiap asesor yang melakukan pelanggaran kode etik dapat dikenakan sanksi sebagai berikut: a. Peringatan biasa; b. Peringatan keras; c. Pembebasan tugas sementara; d. Pemberhentian
III. PENUTUP Asesor BAN-PT wajib mematuhi Kode Etik. Kode Etik ini hanya berlaku di wilayah hukum Indonesia dan akan disesuaikan jika terdapat kekeliruan.
Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) II Lantai 17 - Kemristekdikti. Jl. MH. Thamrin No. 8, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat 10340 Telp: +62 21-3169609/3102062, Fax: +62 21-3102046 e-mail:
[email protected], URL: http://banpt.or.id
SALINAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
: a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perlu upaya mendorong terwujudnya integritas pengelola dan penyelenggara negara; b. bahwa untuk terwujudnya integritas pengelola dan penyelenggara negara di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu diatur pengendalian terhadap gratifikasi, c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3581); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2011; 5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2012, tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 20122025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 5/P Tahun 2013; 8. Instruksi Presiden Nomor 17 tahun 2011, tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012; MEMUTUSKAN; Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah pejabat dan staf yang bekerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Gratifikasi adalah pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. 3. Gratifikasi dalam kedinasan adalah hadiah/fasilitas resmi dari penyelenggara kegiatan yang diberikan kepada wakil-wakil resmi suatu instansi dalam suatu kegiatan tertentu sebagai penghargaan atas keikutsertaan atau kontribusinya dalam kegiatan tersebut. 4. Penerima adalah Pegawai maupun lembaga di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang menerima uang/barang/jasa sehubungan dengan implementasi penerimaan dan pemberian dalam konteks gratifikasi. 5. Unit Pengendalian Gratifikasi yang selanjutnya disebut UPG adalah unit pelaksana program pengendalian gratifikasi.
Pasal 2 Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan wajib melaporkan segala bentuk penerimaan sehubungan dengan gratifikasi. Pasal 3 Gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang dikecualikan untuk dilaporkan terdiri atas: a. diperoleh dari hadiah langsung/undian, diskon/rabat, voucher, point rewards, atau souvenir yang berlaku secara umum dan tidak terkait dengan kedinasan; b. diperoleh karena prestasi akademis atau non-akademis (kejuaraan/perlombaan/ kompetisi) dengan biaya sendiri dan tidak terkait dengan kedinasan; c. diperoleh dari keuntungan/bunga dari penempatan dana, investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku secara umum dan tidak terkait dengan kedinasan; d. diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar kedinasan yang tidak terkait dengan tugas fungsi dari pegawai negeri atau penyelenggara negara, dan tidak melanggar konflik kepentingan dan kode etik pegawai; e. diperoleh dari hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus dua derajat atau dalam garis keturunan ke samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi; f.
diperoleh dari hubungan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat atau dalam garis keturunan ke samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi;
g. diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungan keluarga sebagaimana pada huruf f dan huruf g terkait dengan hadiah perkawinan, khitanan anak, ulang tahun, kegiatan keagamaan/adat/tradisi dan bukan dari pihak-pihak yang mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi; h. diperoleh dari pihak lain terkait dengan musibah atau bencana, dan bukan dari pihak-pihak yang mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi; i.
diperoleh dari kegiatan resmi kedinasan seperti rapat, seminar, lokakarya, konfrensi, pelatihan atau kegiatan lain sejenis yang berlaku secara umum berupa seminar kits, sertifikat dan plakat/cinderamata;
j.
diperoleh dari acara resmi kedinasan dalam bentuk hidangan/sajian/ jamuan berupa makanan dan minuman yang berlaku umum; dan
k. gratifikasi dalam kedinasan. Pasal 4 (1) Setiap penerimaan sehubungan dengan gratifikasi wajib dilaporkan kepada UPG dengan mengisi formulir pelaporan baik melalui surat maupun surat elektronik. (2) Pelaporan melalui surat elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. http://itjen.kemdikbud.go.id; atau b.
[email protected].
Pasal 5
(1) Penerima gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib melaporkan kepada UPG dalam waktu paling lama 25 (dua puluh lima) hari setelah menerima gratifikasi. (2) Setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), UPG meneliti gratifikasi yang diterima untuk menentukan gratifikasi yang dianggap suap atau bukan. (3) Apabila hasil penelitian UPG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan gratifikasi yang dianggap suap, UPG menyampaikan gratifikasi tersebut kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari setelah diterima. Pasal 6 Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Menteri ini akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 7 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 April 2013 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, TTD. MOHAMMAD NUH Diundangkan di Jakarta pada tanggal 30 April 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 652 Salinan sesuai dengan aslinya. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
TTD. Muslikh, S.H. NIP 195809151985031001