Feature: Mengunjungi Situs Megalit Terbesar Asia Tenggara dan Kilau Emas di Karyamukti Kamis, 15 Maret 2012 13:39
KKL Sastra dan Budaya Nusantara Semester 2 [2011/2012] di Desa Karyamukti Kec. Campaka, Kab. Cianjur [3-4 Januari 2012]
STUDI LAPANGAN mata kuliah Sastra dan Budaya Nusantara Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (S2) Universitas Suryakancana Cianjur kali ini dibagi dua lokasi. Untuk mahasiswa semester satu melakukan
1/6
Feature: Mengunjungi Situs Megalit Terbesar Asia Tenggara dan Kilau Emas di Karyamukti Kamis, 15 Maret 2012 13:39
kunjungan ke Kampung Naga di Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya dan Ciungwanara di Ciamis hari Rabu-Kamis, 4-5 Januari 2012. Adapun semester dua mengambil lokasi di Desa Karyamukti Kecamatan Campaka kabupaten Cianjur. Kegiatan ini dilaksanakan satu hari sebelum semester satu, hari Selasa-Rabu, 3-4 Januari 2012. Rombongan didampingi Sekretaris Prodi, Dr. Hj. Siti Maryam, M.Pd diterima oleh aparat desa Karyamukti di Baledesa.
Melewati stasiun legendaris
Perjalanan menuju desa Karyamukti Campaka, meskipun tak jauh dari kampus Suryakancana namun tak kalah mengesankan dan eksotis. Desa cantik dibentengi puluhan bukit dan lembah ini cukup ditempuh 35 km ke arah Sukabumi. Lalu mengambil arah ke kiri menuju kecamatan Campaka dari kota Cianjur. Bila dihitung dari ibukota propinsi maka jaraknya 95 km dan sekitar 145 km dari ibukota Jakarta.
Hamparan kebun téh hijau menghimbau, berselang pohon sengon milik penduduk membuat perjalanan menyusuri jalan penuh kelokan ini tak terasa lelah. Sesekali tampak aktivitas penduduk di ladang bertanam pa lawija dan mengolah petak sawah sempit dihimpit deretan dua tebing curam. Juga pemandangan para pemetik teh bercengkrama, sembari menebar senyum optimis mewarnai perjalanan kami.
Perjalanan melalui Warungkondang ini akan melewati rel kereta api dengan stasiun legendaris, yaitu Lampegan. Di sini terdapat terowongan Lampegan sepanjang 630 m dibangun tahun 1879-1882. Terowongan ini dilanda erosi sehingga praktis jalur kereta api Sukabumi-Cianjur terhenti di tahun 2001. Ini satu dari lima terowongan kereta api yang cukup eksotis di Jawa Barat setelah terowongan Sasaksaat (Purwakarta), terowongan Hendrik, Wilhelmina, dan Juliana di jalur Banjar-Pangandaran yang juga berhenti beroperasi sejak tahun 1982.
2/6
Feature: Mengunjungi Situs Megalit Terbesar Asia Tenggara dan Kilau Emas di Karyamukti Kamis, 15 Maret 2012 13:39
Nama Lampegan sendiri konon berasal saat kereta api dikemudikan tuan bule akan masuk terowongan, penduduk setempat mengingatkan dengan berteriak, “lampe tuan…lampe tuan” atau “lampu agan” (lampu tuan) maksudnya menyalakan lampu sehingga terhindar dari gelap gulita disergap pekatnya lorong terowongan. Namun kata yang familiar didengar penduduk adalah lampegan digunakan hingga kini. Sayangnya, kami tidak mengambil dokumentasi di sini.
Situs Megalit terbesar se-Asia Tenggara
Desa Karyamukti memiliki luas 1.864.230 ha. Di sebelah utara dengan kecamatan Cibeber, di selatan dengan kecamatan Sukanagara. Adapun di sebelah barat berbatasan dengan desa Cimenteng dan desa Wangun Jaya di sebelah timurnya. Desa memiliki kantor desa di Babakanlapang ini terletak di ketinggian 825-1200 mdpl dengan curah hujan 3333 mm/tahun,
Secara administratif, desa Karyamukti memiliki 33 RT, 9 RW dan 4 Dusun. Karena topografi berbukit-bukit, tak salah nama empat dusun pun bernuansa pegunungan, yaitu Dusun Gunung Mas, Dusun Gunung Sari, Dusun Gunung Malati dan Dusun Gunung Padang . Nama dusun terakhir kini mulai kesohor di kalangan arkeolog, geologi, budayawan, maupun wisata sejarah karena terdapat situs Megalit yang konon merupakan terbesar di Asia Tenggara.
Situs megalit Gunung Padang terletak 6 km dari Babakanlapang lokasi Balai Desa Karyamukti. Untuk mencapainya, bisa menggunakan kendaraan pribadi. Mobil pribradi bisa langsung ke pintu gerbang. Akan tetapi bila musim hujan, jalan berbatu menjadi licin. Namun jangan takut, tempat parkir sebelum gerbang terletak begitu masuk kampung tersedia.
Anda harus melewati batuan andesit hampir 400 anak tangga dengan sudut elevasi cukup curam, namun kini sudah dibuat tangga dari beton yang dibuat melingkar sehingga agak landai. Namun tak urung,
3/6
Feature: Mengunjungi Situs Megalit Terbesar Asia Tenggara dan Kilau Emas di Karyamukti Kamis, 15 Maret 2012 13:39
ketinggian sekitar 90 meter dari gerbang membuat dada sesak dan melelahkan. Beberapa kali kami beristirahat menahan nafas, sembari memandang kebun téh di sekelilingnya.
Tatkala tiba di puncak, hamparan batu yang konon berusia 1500-2500 tahun silam terhampar berserakan. Batu-batu tersusun menyerupai ruang-ruang. Bahkan ada menyerupai lengkap dengan alat-alat musik Sunda seperti: bonang dan kecapi. Batu-batu itu terhujam kuat.
Melihat posisi batu ini mengingatkan kita pada bangunan megalit serupa Stonehenge di Inggris atau kompleks Machu Picchu di Peru berada di puncak bukit yang tinggi. Menurut Pak Dedi, petugas yang menjaga situs ini, Situs Gunung Padang pertama kali dilaporkan oleh peneliti Belanda: N.J. Krom tahun 1914, namun belum ditindaklanjuti.
Tatkala ada penebangan kayu di lokasi ini, bukit pun gundul, onggokan bebatuan pun terlihat dan oleh penduduk dilaporkan kepada pemerintah daerah setempat tahun 1979. Gerbang dan bangunan pun dibangun di bekas rumah milik Pak Dedi yang dibeli Pemda. Masih menurut cerita Pak Dedi, bahwa situs ini kemungkinan dibangun pada masa Prabu Siliwangi dari Kerajaan Sunda sekitar abad XV, dengan menggunakan batu-batu berusia 1500 tahun. Menurut para ahli, relevansi ini dibuktikan ada guratan senjata kujang dan ukiran tapak harimau pada dua bilah batu, sebagai ciri khas era ini.
Namun ada pendapat lain menyatakan bahwa kebudayaan megalit erat kaitannya dengan Kebudayaan Dongson (500 SM) di Vietnam dan Asia Tenggara. Bila mengacu pada pendapat ini, maka situs ini diprediksi telah ada hampir 2500 tahun silam.
Situs ini diyakini sebagai tempat pemujaan kepada Sang Penguasa Alam dipercaya bermukim di Gunung Gede. Hal ini dibuktikan bahwa kelima teras 1-5 selalu diarahkan ke Gunung Gede.
Gerimis turun tak menghalangi menikmati eksotisme situs ini. Perjalanan melelahkan seakan
4/6
Feature: Mengunjungi Situs Megalit Terbesar Asia Tenggara dan Kilau Emas di Karyamukti Kamis, 15 Maret 2012 13:39
terbayar sudah oleh kepuasan menikmati panorama di atas bukit ini. Keanggunan Gunung Gede Pangrango berselubung awan putih dari kejauhan dapat kami tumpahkan di sini. Begitupula punggungan bukit berselang lembah dan deretan “babakan” (perkampungan) rumah penduduk sebagian masih berbentuk rumah panggung dapat menjadi penawar rasa pegal selepas mendaki anak tangga. Benar-benar menakjubkan.
Senja merambat. Kabut pekat (halimun) perlahan membungkus areal situs, membuat kami beringsut untuk turun. Saat melepas istirahat, tampak Pak Dedi, petugas yang menerima rombongan tadi, tak sengaja melewat di sehabis masa dinasnya, tak dilewatkan untuk diajak berdiskusi. Pak Dedi memiliki koleksi buku-buku tentang situs gunung padang, termasuk “kidung” Siliwangi. Sayangnya acara mendadak dan kondisi beranjak senja, buku “Kidung Siliwangi” sulit dicari.
Kilau emas di desa Karyamukti
Desa Karyamukti termasuk desa agraris di mana mata pencaharian penduduknya sebagai petani, sebagian lagi menyambi beternak dan bekerja di kebun téh. Wanita dewasa umumnya bekerja sebagai pemetik téh.
5/6
Feature: Mengunjungi Situs Megalit Terbesar Asia Tenggara dan Kilau Emas di Karyamukti Kamis, 15 Maret 2012 13:39
Mata pencaharian termasuk satu poin budaya, yang menarik di Karyamukti penduduk bermata pencaharian penambang batu emas. banyaknya Bunyi banyak diyakini dijumpai mengandung tumbukan di batu daerah dan ini. ini bangunan Tua, di pelataran muda, pengolah pria rumah wanita, batu masing-masing. emas tampak disebut bekerja gulundung memecahkan atau rental batu Perut bumi desa Karyamukti kaya emas. dengan vertikal dan cara 60-100 masuk keemas m horizontal lorong bawah dan berliku tanah Untuk sedalam mirip mendapatkan 70-100 meter batu ini, ke bawah penduduk tanah menambang secara ang tikus. lub Seorang peserta KKL dan tokoh setempat Batu perbekalan dalam penambangan ditambang tanah. logistik Ada umum secara beberapa dan maupun blower manual daerah dikelola untuk menggunakan penambangan sirkulasi perusahaan. oksigen tatah. emas Sebelumnya, dan dimasih kegerahan desa Karyamukti, mereka selama membawa baik satu dua hari di Penduduk dapat pula bekerja dengan perusahaan dengan sistem bagi-hasil batu diperoleh. u-batu sendiri. ini dapat diolah di mesin pengolahan emas baik dengan cara menyewa atau milik Bat Sebelumnya ke mesin rental batu-batu selama 12 ini dipecahkan jam bersama secara wik dan manual dipijit sebesar untuk mendapatkan batu split, kemudian bijih emas. dimasukan Bijih emas awalnya berwarna putih menjadi kuning berkilau setelah dibakar. berusaha, “nyabok” (tak adakalanya ada bijih emas kandungan sedikitpun). emasnya tinggi, kadang sedikit, bahkan ada Lazimnya pula yang orang Tradisi dan budaya Sebagaimana terjaga, meskipun desa-desa ada pengaruh di Kabupaten modernitas Cianjur, dan tradisi globalisasi. dan budaya Sunda buhun masih penambang bahasa. emas, sebagian berasal dari penduduk luar mewarnai Dinamika akulturasi penduduk budaya terutama dan dialek Peserta praktisi mencari dalam hajatan. kehidupan Begitu kidung, menyembuhkan pula berkaitan tembang, studi data Namun religius tukang adat lapangan beberapa dengan jampe, ritual sawer, mayoritas orang mencoba berikut tak unsur beluk, “parancah” luput muslim sakit, budaya “parancah” kuncen, mendapatkan menjadi bercocok penduduknya atau dan atau bidikan atau “jangjawokan” sastra tanam, paraji data “jangjawokan” yang peserta diganti yang dengan memanen, ada sudah studi shalawat di mendatangi daerah (jampe) membangun lapangan. diselaraskan melestarikan berisi ini. masih tokoh, puji Termasuk rumah, dengan digunakan teks dan sesepuh lisan doa. atau mencoba dan dilakukan ibu-ibu dalam “marende” bayinya. Atau lantunan Prof. Yus memberi pengarahan kepada peserta KKL [Dadan Wahyudin, peserta KKL Campaka] Pajajaran warga setempat yang dan bermula tokoh di malam raja-rajanya. di Jampangmanggu berkesempatan harinya. Acara mendengarkan ini (Cikalong), bertepatan Silsilah paparan dengan Cikundul, pengajian tentang hingga kisah rutin Kerajaan diadakan Kerajaan Esoknya dialami dibalik mencari lubang penambang “maisyah dilanjutkan mengangga baik ke penambangan pahit dan getir dalam maupun itu, emas yaitu kebahagiaan untuk spirit mencari luar biasa diperoleh. pengayaan untuk terus Ada data pesan bersemangat kehidupan kehidupan keluarganya. mengangga bongkahan menyurutkan bijih sehingga tekad Mereka emas ” (nafkah) dan diperlukan yang berjuang semangat kadangkala sebagai bertaruh keberanian, untuk wujud hasilnya nyawa berusaha. tanggung kesabaran dalam tak sesuai jawab celah dan kepala harapan. sempit, kerjasama keluarga pengap, Meski tim demi menafkahi demikian, gelap, mencari dan tak Di Sunda akhir dari kegiatan, Bapak Peserta studi lapangan mendapat pengayaan materi sastra dan budaya Prof. Dr. H. Yus Rusyana memberi evaluasi kegiatan. yang sengaja datang ke lokasi sekaligus data Artikel budaya barometer secara danbudaya berkelompok, sastra Sunda Sunda, laporan di khususnya tatar Pasundan. dibuat di “wewengkon” masing-masing. *** Kabupaten Laporan ini Cianjur dapat Meski sebagai memperkaya pengambilan salah satu Cari Sejenis
Studi Lapangan Sastra dan Budaya Nusantara Kampung Naga & Situs Karangkamulyan Studi Lapangan Sastra dan Budaya Nusantara 2012 Karyamukti Campaka
6/6