FASILITAS PENUNJANG KAWASAN SENTONG, LAWANG DENGAN PENDEKATAN FENG SHUI
ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun oleh :
HERRY SUNTORO NIM. 0610650039-65
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR MALANG 2013
FASILITAS PENUNJANG PEMAKAMAN SENTONG, LAWANG DENGAN PENDEKATAN FENG SHUI Herry Suntoro, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jln. MT. Haryono 167 Malang 65145 E-mail:
[email protected] ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk mengetahui peletakan bangunan, fasade bangunan, dan elemen lansekap dengan salah satu pendekatan Feng Shui. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Berdasarkan hasil analisis kecamatan Lawang merupakan area yang dahulunya dikembangkan sebagai area peristirahatan. Seiring perkembangan area ini menjadi kawasan perdagangan. Akan tetapi jauh dari dari perkotaannya, terdapat kebun teh Wonosari dan beberapa pemakaman yang tersebar. Berdasarkan hasil analisis pemakaman Sentong yang ada merupakan kawasan pemakaman masyarakat Cina. Hal ini berdasarkan bentuk makam atau bentuk Bong memiliki ciri khas tersendiri, salah satunya adalah terdapat tempat menaruh alat doa. Beberapa makam menghadap arah yang dipercaya baik disesuaikan dengan Suhu yang dipercaya. Area pemakaman yang terletak jauh dari perkotaan membuat salah satu permasalahan bagi pengunjung, yaitu area pemakaman kurang dapat memberikan pelayanan dalam menyediakan keperluan dalam berdoa. Hasil analisis dengan pendekatan Feng Shui, terdapat beberapa area dalam tapak yang memiliki qi yang bermacam-macam. Pendekatan Feng Shui mencakup pada penentuan pola ruang luar maupun ruang dalam dan bentuk tampilan bangunan. Kata kunci: fasilitas penunjang pemakaman, fasade, tampilan, feng shui, pemakaman Cina ABSTRACT This study aimed to determine the placement of the building, building facade and landscape elements with one of the Feng Shui concept. The method used is descriptive analytical method. Based on the results of the analysis of district area formerly Lawang is developed as a resting area. Along the development of this area into business area. But far away on countryside, Wonosari tea gardens and some scattered burial or cemetery area can be found. Based on the results of the analysis that there is a cemetery for Chinese people. It is based on the form of tomb or Bong has its own special features, one of them is there a place put prayer tool. Some tombs facing the faithful are well adapted to Suhu that has been entrusted. The burial area is located far from urban that make one of the problems for the visitors, that cemetery area less able to give services in providing needs in prayer. Results of the analysis of the Feng Shui concept, there are several areas in which the site has all kinds of qi. Feng Shui concept include the determination of the pattern of outer space as well as inner space and facade of the building. Keyword: funeral support facilities, façade, look, feng shui, the Chinese cemetery
Turirejo yang letaknya menyebar. Jauh sebelum dijadikan sebagai tempat villa dan hotel, di kecamatan Lawang telah terdapat suatu kompleks pemakaman yang telah lama ada. Di desa Turirejo tempat beradanya pemakaman yang disebut pemakaman Sentong Lama yang telah ada sejak tahun 1930-an. Lahan yang berupa tegalan dan memiliki kontur yang tergolong cukup curam memiliki tanah yang subur. Dalam kompleks pemakaman
PENDAHULUAN Lawang merupakan kota kecil yang merupakan bagian dari kota Malang yang dahulunya diperuntukkan sebagai daerah peristirahatan dan perkebunan konglomerat di sekitar Lereng Gunung Arjuna. Di Lawang banyak terdapat villa dan hotel. Bangunan-bangunan tersebut sebagian besar terletak di pusat kota, tepatnya di Kelurahan Lawang dan Desa 2
terdapat kuburan orang pribumi maupun orang Cina. Akan tetapi kompleks pemakaman yang berada di desa ini memiliki bentuk makam yang berbeda dari tempat pemakaman umum. Perbedaannya terletak pada bentuk nisan, yaitu ukiran dan ornamen pada nisan ataupun di sekitar nisan. Hal ini dapat dilihat pada bentuk makam dan kepercayaan terhadap Feng Shui masih kuat. Perletakan pemakaman tiap makam hampir berbeda karena disesuaikan dengan orang yang meninggal dan Suhu yang dipercaya. Nama pemakaman tersebut adalah pemakaman Sentong. Pemakaman ini memiliki letak kantor yang terletak di tengah pemakaman dan tidak ada kejelasan aksesibilitasnya. Pengunjung mengalami kesulitan dan memerlukan bantuan petunjuk dari penduduk sekitar dalam mencari letak kantor. Pola tata letak bangunan dan lansekap pada pemakaman Sentong memerlukan penataan kembali dan dipusatkan menjadi suatu area pendukung pemakaman. Sehingga dalam merancang sebuah fasilitas pendukung, harus diperhatikan tampilan bangunan yang disesuaikan dengan pola penataan dan tampilan gaya arsitektur cina. Fasilitas tersebut dibutuhkan karena mempermudah pengunjung mendapatkan kebutuhan yang dapat digunakan untuk sembahyang. Fasilitas makam menjadi pertimbangan dan diusahakan terpenuhi karena makam merupakan tempat peristirahatan terakhir sekaligus tempat peninggalan sejarah dan budaya yang perlu dipelihara dan masyarakat Indonesia masih sangat percaya akan perlunya ziarah ke pemakaman keluarga terdahulu karena dapat memberikan perlindungan khusus bagi seluruh keluarga.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. 1. Metode pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dalam dua proses. Proses yang pertama adalah menuju ke lokasi yang memiliki kesamaan dengan studi yang diambil. Lokasi tersebut adalah pemakaman Sentong dan kawasan ziarah Gunung Kawi. Sedangkan proses yang kedua adalah mengambil data dari literatur. Lokasi yang diambil adalah San Diego Hills Memorial Park. Data yang berkaitan dengan Feng Shui salah satunya dari buku karangan Kang Lam Hoo (2004). 2. Metode analisis data Proses menganalisis terbagi menjadi tiga bagian: a. Analisa Tapak dan Bangunan. Analisa yang dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting tapak dan mengetahui fungsi dan bentuk tampilan dasar bangunan. Analisis kondisi eksisting tapak, yaitu analisis lingkungan tapak, view dan orientasi, iklim, kebisingan, aksesibilitas, dan vegetasi. b. Analisa Feng Shui. Analisa yang dilakukan untuk mengetahui angka tahun dan kelahiran dari pimpinan pengelola. Untuk mengetahui angka tahun dan angka kelahiran menggunakan kompas Lou pan. Angka Lo’shu digunakan untuk mengetahui area yang baik dan buruk. c. Analisa Ruang. Analisa yang dilakukan untuk mengetahui pola aktivitas pelaku, syarat ruang, dan fungsi ruang. Dari ketiga hal tersebut menghasilkan hubungan, organisasi, dan besaran ruang. 3. Sintesis data Mensintesis data analisa menghasilkan konsep Tata letak bangunan dan ruang, konsep fasade bangunan, dan konsep 2
adalah kendaraan sepeda motor dan colt (angkutan desa) atau angkutan umum. • Aksesibilitas Jalan yang ada di sekitar tapak terbagi menjadi 2, yaitu jalan penghubung menuju ke kompleks pemakaman Sentong Baru dan jalan menuju ke perkampungan dan perkebunan. Jalan cukup menanjak dikarenakan permukaan tanah semakin ke arah barat semakin tinggi. Kondisi jalan cukup terawat dan memiliki lebar lima meter. • Vegetasi vegetasi bertajuk lebar dan tinggi. Vegetasi yang ada di tapak adalah bambu dan pohon evergreen. Vegetasi lainnya merupakan rerumputan dan semak belukar dikarenakan tapak ini digunakan sebagai tempat ternak dan tempat bermain penduduk setempat. Bambu terletak di dekat drainase atau selokan sedangkan pohon evergreen tersebar di dalam tapak. 2. Analisa Fungsi, pelaku, dan kebutuhan ruang Fungsi dapat dijabarkan dalam tiga macam, yaitu: a. Fungsi Primer: Pelayanan dalam mempermudah prosesi pemakaman. b. Fungsi Sekunder: Penyediaan peralatan untuk ziarah dan pemakaman, penyucian roh dan pemberkatan orang yang telah meninggal, peristirahatan, pengelola fasilitas penunjang, servis dan maintenance. c. Fungsi tersier: Taman Dari analisis fungsi menghasilkan ruang yang akan disediakan. Sehingga terbentuk dua alur utama yang menjadi poin dalam mengolah alur sirkulasi yaitu pola aktivitas peziarah keluarga dan pelayat. 3. Hubungan Makro dan Organisasi ruang
lansekap. Konsep tata letak bangunan dan ruang dihasilkan berdasarkan proses transformasi antara tata letak yang ada dalam skala makro dan mikro. Sedangkan konsep fasade bangunan dan lansekap merupakan data sekunder berupa studi literatur dan analisa feng shui dengan metode kontesktual. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Eksisting tapak Tapak memiliki kontur yang relatif memiliki kemiringan rendah yaitu 5%. Dan memiliki klimatologi dengan suhu berkisar antara 19° – 29°C dengan curah hujan sekitar 2.797 mm. Masyarakat sekitar memiliki mata pencaharian membuat batu nisan, ukir-ukiran, berkebun, dan membuka kios makanan. Tapak memiliki luas sebesar 6.718 m2. Di sebelah selatan tapak atau di bagian dekat jalan utama terdapat selokan dengan kedalaman 5 m. • View dan orientasi View dari dalam tapak ke luar tapak. Di sebelah barat daya atau di depan tapak terdapat sebuah lapangan terbuka. Di sebelah barat terdapat rumah penduduk dan pemakaman. Terdapat sungai kecil atau drainase dari arah barat laut ke tenggara. • Iklim Arah matahari dari timur ke barat. Pada pagi hari, tapak mendapatkan penyinaran maksimal, sedangkan pada sore hari, penyinaran bagian barat daya tapak tertutup oleh rumah penduduk. Kelembaban lokasi tapak tergolong tinggi. • Kebisingan Untuk kebisingan yang ada di sekitar tapak relatif kecil. Hal ini dikarenakan kendaraan yang melewati tapak sangat sedikit. Kendaraan yang sering nampak 3
dengan mempertimbangkan bentuk jendela di Indonesia dan Cina. Sedangkan penggunaan bahan material pada bangunan penunjang lebih didominasi bahan material alami. 5. Penerapan Feng Shui Fasilitas penunjang yang diwadahi antara lain, yaitu bangunan yang menjadi tempat untuk berdoa (lebih difokuskan pada musholla dan gedung serbaguna), bangunan yang memberikan fasilitas untuk nyekar (toko yang menjual bunga, lilin, kertas, buah, dan makanan). Budaya Cina memahami akan makna Feng Shui, yang memiliki arti menjaga keseimbangan antara baik dan buruk. Dalam Feng Shui juga dibahas akan tata letak yang baik dan dapat menurunkan efek buruk atau sha qi pada massa bangunan tersebut. Feng Shui juga memunculkan sheng qi yang dapat membantu meningkatkan keberuntungan dan energi positif dalam tapak. Pada pembahasan akan penerapan feng shui, terbagi menjadi dua bagian yaitu tata letak eksterior dan tata letak interior. Untuk menentukan letak bangunan baik itu secara makro maupun mikro, diperlukan sebuah kompas cina yang disebut loupan. Loupan digunakan untuk mengetahui angka tahun dan angka kelahiran seseorang yang ditentukan dari tanggal lahir orang tersebut. Jika dilihat dari besaran areal pemakaman, Sentong Baru memiliki areal yang lebih luas, sehingga pengelola Sentong baru yang akan menjadi pemilik. Berdasarkan tanggal lahir pemilik yaitu 17 juli 1949, maka dihasilkan angka tahun kua yaitu 6 (enam). Maka hasil tata letak yang baik dan buruk pemilik tersebut sebagai berikut:
4. Analisa bangunan Bentuk bangunan sekitar tapak memiliki kesamaan, yaitu berbentuk dasar persegi dengan bentuk atap pelana. Berdasarkan bentuk bangunan sekitar, maka bangunan yang akan dirancang dalam tapak menggunakan bentuk dasar persegi dengan beberapa penekanan pada permainan kolom. Bangunan sekitar memiliki tinggi bangunan mencapai ±8 meter. Bentuk pintu jendela pada umumnya adalah bentuk persegi ataupun persegi panjang. Bentukan yang digunakan untuk mendesain pintu dan jendela adalah bentuk persegi, lingkaran, dan segidelapan 4
Sedangkan untuk menentukan tata letak interior yang disesuaikan dengan Feng Shui, maka diperlukan tanggal lahir dan bulan lahir pengelolanya. Jika melihat lingkaran 24 dwimingguan tahun matahari yang ada pada Lou pan, maka letak tanggal 17 juli berada di angka 11(sebelas). Dari tabel tersebut menghasilkan angka kelahiran kua pemilik yaitu 9(sembilan). Pada tabel angka kelahiran dan atribut yang disandangnya, maka angka kelahiran “9” menyandang trigram “Li”, tipe dari timur, arah selatan, berkutub Yin, dan berunsur api. Dilihat dari roda unsur, maka unsur api sangat baik berada di ladang unsur kayu, sehingga arah yang baik adalah arah timur dan tenggara. Sedangkan arah selatan yang merupakan ladang api sendiri, menjadi ladang yang cukup baik. Sehingga terdapat dua alternatif tatanan feng shui yang terbentuk. Perletakan zoning tersebut dikhususkan untuk bangunan utama, yaitu bangunan kantor pengelola dan gedung serbaguna.
Dari analisis eksisting tapak dan hasil penataan feng shui eksterior dapat dihasilkan zoning yang telah disesuaikan sebagai berikut:
Area yang baik adalah area yang digunakan sebagai gedung utama, yaitu gedung kantor pengelola, gedung serbaguna, dan gedung persiapan. Berikut merupakan penataan bangunan berdasarkan tata letak eksterior menurut feng shui:
5
6.
Proses Tata Sirkulasi dan tata Massa Dalam penataan bangunan bermassa banyak, selain memperhatikan analisa fungsi, pola aktivitas dan ruang, perlu juga memperhatikan bentuk penataan massa. Tata massa pada tapak terbagi menjadi dua pola besar, yaitu pola linier dan pola cluster. Pada eksisting tapak terdapat jalan penghubung antara jalan utama menuju area pemakaman Sentong. Pola yang muncul adalah pola linier, sehingga untuk menampilkan sebuah kawasan penunjang yang bersifat dinamis maka alur jalan harus diolah dengan bentuk melingkar dan tidak bersifat kaku. Untuk memperjelas pola tata massa yang disesuaikan dengan pola sirkulasi, maka arah hadap bangunan penunjang khususnya area toko akan memiliki arah hadap ke arah selatan, barat daya, barat, barat laut, dan utara. 7. Tata Massa bangunan Pada tata massa cina, pembagian area privasi cukup kompleks karena terdapat beberapa area transisi. Area transisi berupa courtyard yaitu taman yang berada di dalam bangunan. Untuk memasuki bangunan yang lebih privat, juga melewati area courtyard. Area transisi juga dapat berupa partisi seperti dinding, maupun berupa tanaman yang memiliki perbedaan ketinggian ataupun perbedaan jarak antar area zonifikasi. Penataan interior menurut Feng Shui menghasilkan arah hadap yang disesuaikan zoning dan pola tata massa pada tapak. Terdapat 3 area yang terbentuk pada tapak, yaitu area bangunan utama, area toko tempat jual perlengkapan doa dan area toko tempat peristirahatan. Berikut merupakan penjabaran penataan interior menurut feng shui: (Gedung kantor pengelola dan gedung serbaguna)
Hasil dari penzoningan diatas perlu disesuaikan dengan organisasi ruang yang telah terbentuk. Hal ini untuk menentukan arah sirkulasi dan pola ruang yang akan terjadi pada tapak.
6
b. •
Gedung Serbaguna Pada gedung serbaguna, memiliki
jumlah ruang yang sedikit sehingga area transisi berupa sekat antar ruangnya. •
Area publik terletak pada hall
bagian yag terdekat entrance. •
Area privat berada di area dekat
servis dikarenakan area ini merupakan area keluarga yang ditinggalkan berdiri. Area privasi pada gedung serbaguna juga merupakan area yang menghubungkan
Pada proses selanjutnya, pola penataan interior menurut feng shui belum disesuaikan dengan zona privasi suatu bangunan, sehingga perlu diolah dengan penjabaran sebagai berikut: a. Kantor Pengelola • Pada area pintu merupakan area transisi yang berupa teras. • Area publik digunakan sebagai area penerima yaitu area tengah dan tempat resepsionis. • Area semi privat merupakan area tempat pengelola. Sedangkan ruang Staff terletak diantara area publik dan area semi privat dikarenakan pola aktivitas tinggi. • Area privat merupakan area pimpinan dan memiliki area transisi berupa jarak dengan area servis. • Pada area servis terdapat janitor, pantry, dan toilet.
dengan gedung persiapan. Tata massa yang terbentuk disesuaikan dengan besaran ruang. Proses penyesuaian dilakukan dengan memberikan beberapa alternatif desain sehingga dapat memberikan masukan pada desain yang terbaik. Berikut adalah penyesuaian tata massa dengan pola sirkulasi.:
7
8. Fasade Bangunan Pola Pintu dan Jendela memiliki makna yang berbeda pada tiap massa bangunan. Pada gedung kantor, makna bentuk yang digunakan adalah formal dan fleksibel. Sehingga menghasilkan bentukan sebagai berikut:
9. Lansekap Lansekap dapat berupa kemiringan tapak, vegetasi, hewan ataupun ornamen artificial yang merupakan buatan manusia. Jika dilihat dari pola ruang Feng Shui, semakin tinggi letak bangunan semakin tinggi pula tingkat privasinya. Bangunan yang memerlukan tingkat privasi tinggi adalah gedung serbaguna dan gedung persiapan Vegetasi sendiri memiliki makna dan terdapat vegetasi yang dapat memperbaiki qi, salah satunya ada tanaman persik. Sehingga tanaman ini baik ditanam pada area dengan qi yang buruk. Elemen buatan yang dapat mengalirkan qi adalah air mancur dan kolam air yang mengalir.
Penutup dinding merupakan kulit dari fasade bangunan yang paling dominan. Penggunaan elemen batu candi pada penutup dinding dikhususkan pada area bagian bawah, yaitu sebagai elemen penyatu antara alam dan bangunan. Sedangkan bentukan atap menggunakan bubungan sepasang naga dan berbentuk Wu Tien.
8
4. Menentukan selubung bangunan dari dinding, bukaan, dan penutup atap. Memperhatikan elemen lansekap baik elemen lansekap alami maupun buatan. SARAN
KESIMPULAN Feng Shui dapat diterapkan dalam skala yang luas (eksterior) maupun skala yang kecil (interior). Untuk memaksimalkan Feng Shui, harus mengetahui tanggal lahir dan pola sirkulasi dari penghuni. Tanggal lahir digunakan untuk menentukan pola ruang baik dan buruk. Sedangkan pola sirkulasi menentukan aksesibilitas dan kedekatan antar ruang. Tiap bangunan memiliki orientasi dan angka Kua masing-masing. Seperti pada bangunan fasilitas pemakaman Sentong, arah hadap bangunan yang baik adalah menghadap tenggara, akan tetapi pada analisa feng shui eksterior, posisi letak bangunan yang baik adalah di bagian barat daya , barat, barat laut, dan timur laut. Sehingga arah hadap bangunan memiliki arah hadap ke arah jalan utama yaitu tenggara. Setelah menentukan arah hadap bangunan, fasade bangunan memiliki peran dalam menentukan gaya bangunan dalam suatu tapak. Pada pembahasan yang menjadi titik berat fasade yaitu pada bentuk jendela, pintu, penutup dinding, dan penutup atap. Bentuk jendela dan pintu disesuaikan dengan makna tiap bangunan. Sedangkan elemen lansekap dalam Feng Shui menentukan keindahan dan aliran sheng qi dalam tapak. Poin penting dalam merancang fasilitas penunjang pemakaman Sentong, Lawang adalah sebagai berikut: 1. Memperhatikan arah hadap yang baik menurut orang yang menjadi klien. 2. Menghasilkan letak bangunan yang baik dalam skala makro maupun mikro. 3. Memperhatikan arah bangunan yang telah disesuaikan pola sirkulasi dalam tapak.
Penekanan Feng Shui dalam skripsi “Fasilitas Penunjang Pemakaman Sentong, Lawang dengan Pendekatan Feng Shui” lebih difokuskan dalam menggunakan Lou pan dan angka Kua. Lou pan memiliki kegunaan yang bermacam-macam. Seperti pada pembahasan ruang luar maupun ruang dalam, menggunakan dua lingkaran dalam lou pan. Sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan studi lanjut untuk mendalami lou pan lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA Samuel Hartono dan Handinoto. ‘ARSITEKTUR TRANSISI’ DI NUSANTARA DARI AKHIR ABAD 19 KE AWAL ABAD 20. 2008. Teknik Sipil dan Perencanaan: Universitas Kristen Petra. Vinky Rahman, Nurinayat. PENDEKATAN TRADISI BERARSITEKTUR DI INDONESIA. 2003. Teknik Arsitektur: Universitas Sumatera Utara. Pamela Dinar Rahma, Antariksa dan Turniningtyas. PELESTARIAN KAWASAN PUSAT KOTA LAWANG. Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota: Universitas Brawijaya. Erijanto. SEJARAH PENATAAN RUANG INDONESIA. BAB 8.5 TATA RUANG KABUPATEN MALANG. 2008.
9
BELANDA DI MALANG.1996. Penerbit Andi: Yogyakarta. Nix, Charles Thomas. DE VORMLEER VAN DE STEDEBUOW, IN HET BIJZONDER VOOR INDONESIA. 1949. Disertasi Doktor. Hakim, Rustam, dkk. 2008. KOMPONEN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANSEKAP. Jakarta: PT. Bumi Aksara http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Cina wikipedia diakses tgl 12 Oktober 2010
Haris
Wicaksono, dkk. PESAREAN GUNUNG KAWI DI DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN MALANG. 2005. Teknik Arsitektur: Universitas Brawijaya. Handinoto. PERKEMBANGAN KOTA MALANG PADA JAMAN KOLONIAL (1914-1940). 1996. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur: Universitas Kristen Petra. Fitri, Isnen. KOPENDIUM ARSITEKTUR NUSANTARA, INDIA, CHINA DAN JEPANG. BAB 8. 2006. Handinoto. PERKEMBANGAN KOTA & ARSITEKTUR KOLONIAL
10