375. 615 1 Ind f
FARMAKOLOGI Jilid III ( untuk kelas III ) Cetakan Pertama Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001 KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI
Departemen Kesehatan RI Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Pusdiknakes 2004
FARMAKOLOGI Jilid III ( untuk kelas III ) Cetakan Pertama
Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001 KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI
Tim Pembahas / Editor : 1. Drs. Sjukri Kimin, Apt. 2. Drs. Indiarto, Apt. 3. Dra. Nindia Santoso, Apt. 4. Dra. Padmasari Dewi,. Apt. 5. Drs. Sabar Santosa, Apt. 6. Dra. Sri Riyanti, Apt. 7. Rudy Mulyawan 8. Yugo Susanto, S.Si., Apt. 9. Susanti Sofas, S.Si., Apt.
i
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan petunjukNya, buku pegangan untuk siswa Sekolah Menengah Farmasi telah dapat disusun kembali. Penyusunan kembali ini disesuaikan dengan kurikulum baru yakni Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001. Kami sangat menghargai usaha Tim Penyusun buku pegangan ini yang dikoordinir oleh Sekretariat Bersama Sekolah Menengah Farmasi Se Indonesia dan telah melibatkan seluruh unsur SMF Se Indonesia. Kami harapkan buku ini sangat bermanfaat bagi siswa / peserta didik, guru / tenaga pendidik di sekolah dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilannya, selanjutnya dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang farmasi khususnya dan dibidang kesehatan umumnya. Akhirnya untuk penyempurnaan cetakan selanjutnya kami harapkan adanya saran perbaikan dan kritik dari semua pembaca.
Jakarta, Mei 2002
iii
PENGANTAR DARI SEKBER
Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang farmasi telah diikuti dengan perombakan kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 1987 dengan kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001. Dalam kurikulum baru ini telah diperjelas kompetensi seorang Asisten Apoteker
berdampingan dengan peran tenaga farmasi
lainnya. Buku Farmakologi ini disusun kembali untuk disesuaikan dengan Garis – Garis Besar Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001 disertai dengan harapan akan menjadi buku pegangan yang sangat bermanfaat bagi siswa Sekolah Menengah Farmasi. Perlu kita sadari bahwa buku ini adalah buku pegangan bagi
murid dalam
menerima pelajaran, dan tentu saja buku pegangan untuk guru adalah juga beberapa referensi lainnya sehingga diharapkan para guru dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan seperti kesalahan redaksional atau kesalahan cetak. Untuk itu kami sangat mengharapkan masukan – masukan untuk penyempurnaan buku ini. Kami sangat berterima kasih kepada Tim Penyusun, Tim Pembahas dan Editor yang telah bekerja keras sehingga buku ini dapat terbit pada waktunya.
Jakarta, Mei 2004
iv
DAFTAR ISI
Halaman BAB I
OBAT JANTUNG, PEMBULUH DAN DARAH (KARDIOVASKULAR DAN HEMATOPOIETIKA) A. Obat Jantung B. Antihipertensi C. Diuretika D. Hematinika E. Hemostatika dan Oksitosikum
1 7 12 17 19
BIOREGULATOR A. Enzim B. Vitamin C. Mineral dan Elemen Spura D. Hormon E. Obat Kontrasepsi
23 25 28 31 36
OBAT SISTEM PERNAPASAN A. Obat – Obat Asma, Bronchitis dan Emfisema Paru B. Obat Batuk
39 45
BAB IV
ANTIHISTAMIN
49
BAB V BAB VI
OBAT – OBAT ANTI HIPERLIPIDEMIK OBAT LAIN – LAIN A. HIV dan Anti AIDS B. Kortikosteroid
52
BAB II
BAB III
iv
58 61
BAB I OBAT JANTUNG, PEMBULUH DAN DARAH (CARDIOVASKULAR DAN HEMATOPOIETIKA)
Pendahuluan Di negara industri, penyakit jantung dan pembulu (PJP) seperti angina pectoris, infark jantung, gagal jantung dan hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar. Hal ini terutama disebabkan oleh faktor makanan, yang kaya kalori, protein, lemak (jenuh) dan miskin serat – serat nabati. Beberapa pengertian : 1. Atherosclerosis : adalah gangguan pembuluh yang disebabkan karena menebal dan mengerasnya dinding pembuluh nadi (arteri) besar dan sedang. Hal ini diakibatkan oleh endapan dari kolesterol, lemak, kalsium dan fibrin (plak) di dinding pembuluh. 2. Hipertensi : adalah tingginya tekanan darah yang berhubungan dengan pengerasan / penebalan pembuluh darah 3. Angina pectoris adalah penyakit jantung, dimana jantung tidak menerima cukup darah (dan oksigen) karena cabang arteri jantung hampir tertutup oleh plak. 4. Bila arteri jantung atau arteri otak tersumbat sama sekali, maka timbul infark jantung atau infark otak (stroke). 5. Kalau jantung tidak sanggup lagi memeliharan peredaran darah selayaknya, maka akan timbul gagal jantung (dekompensasi) A. Obat Jantung Obat – obat jantung atau cardiaca adalah obat yang secara langsung dapat memulihkan fungsi otot jantung yang terganggu ke keadaan normal.
Gambar : Kerja jantung
1
Gambar : Sirkulasi darah 1. Gangguan – Gangguan Jantung (a) Infark Jantung Infark jantung atau trombosis koroner, umunya disebut serangan jantung, adalah keadaan tersumbatnya suatu cabang pembuluh jantung yang menyalurkan darah ke jantung oleh gumpalan darah beku (trombus). Gejalanya berupa nyeri yang hebat dibelakang tulang dada, rasa gelisah, tidak mampu mengerakkan tangan dan kaki, muka mebiru dan debar jantung (tachycardia). (b) Angina Pectoris Angina pectoris adalah gangguan yang timbul sebagai akibat hipoxia (kekurangan oksigen) otot jantung karena kelelahan fisik atau emosional dan dapat juga disebabkan oleh penciutan arteri jantung, infark, kejang – kejang atau adanya tachycardia tertentu, anemia hebat atau penciutan aorta. Gejalanya adalah rasa sakit hebat di bawah tulang dada yang menjalar ke pindak kiri dan lengan bagian atas, terutama bila berjalan atau sesudahnya ; nyeri tersebut akan hilang bila berhenti dan istirahat. Tindakan umum untuk mengurangi serangan angina adalah berupa tindakan : - tidak merokok (karena merokok dapat menciutkan pembuluh) dan diet (kolesterol dan lemak) - menghindari beban fisik maupun mental - berolah raga, sekurang – kurangnya jalan kaki selama 1 jam sehari guna memperbaiki sirkulasi di jantung - mengobati hipertensi (c) Aritmia Adalah gangguan ritme berupa kelainan dalam frekwensi (kecepatan) denyut jantung karena serambil (atrium) dan bilik (ventrikel) berdenyut lebih cepat (tachycardia) atau lebih lambat (bradycardia) dari normal. Dapat pula karena terjadinya kekacauan dalam ritme (irama) denyutan jantung, misalnya vibrasi (flutter), getaran (fibrilasi) ataupun extrasistole. Heartblock merupakan suatu jenis aritmia yang disebabkan oleh gangguan penyaluran listrik dari serambi kanan ke bilik kiri. Terapinya adalah dengan pacemaker, yaitu suatu alat kecil yang dapat mengirimkan impluls – impuls listrik ke jantung guna menormalisir frekwensi kontraksinya.
2
(d) Dekompenasi Jantung Adalah keadaan dimana sirkulasi darah jantung dan cardiac output menurun, misalnya akibat infark atau katup – katup jantung yang tidak bekerja sempurna, atau karena proses penuaan. Gejalanya adalah sukar bernafas bila berbaring (dyspnea), muka membiru (cyanosis), dan oedema. (e) Shock Adalah salah satu komplikasi dari infark jantung yang sangat ditakuti karena biasanya berakibat fatal. Sebanya adalah tachycardia yang hebat, myocarditis dan sebagainya. 2. Penggolongan Obat Jantung (a) Kardiotonika Yaitu glikosida – glikosida jantung, yang berkhasiat mempertinggi kontraktilitas jantung hingga cardiac output (volume menitnya) bertambah, sedangkan denyutnya dikurangi (efek chronotrop negatif). Disamping itu glikosida jantung ini juga merintangi sistem penyaluran impuls A-V (atrioventikuler, yakni dari serambi ke bilik) hingga penyaluran tersebut di perlambat.Kegunaan utamanya adalah pada kelemahan otot jantung (myocard) yang terjadi pada dekompensasi dan fibrilasi serambi. Termasuk kedalam golongan obat ini adalah : (1) Digitalis folium Merupakan preparat galenika, berupa tinctura digitalis, yang diperoleh dari digitalis pupurea dan digitalis lanata. Daun digitalis mengandung dua glikosida yaitu lanatosida A dan Lanatosida B. Sedangkan digitalis lanata mengandung zat ke tiga, yaitu lanatosida C. Pada terapi dengan digitalis, dikenal dua jenis dosis, yaitu dosis digitalisasi (selama 1 – 6 hari pertama) dan dosis pemeliharaan. Dosis ini sangat individual, tergantung apda kepekaan seseorang terhadap glikosida jantung. (2) Digoksin Zat ini mulai bekerja setelah 2 – 4 jam dan bertahan sampai 3 hari. Umumnya diberikan per oral. Dalam hati mengalami biotransformasi menjadi metabolit – metabolit in aktif yang dileluarkan oleh ginjal. Kinidin dapat memperlambat eliminasi digoksin, sehingga dosisnya perlu dikurangi hingga setengahnya bila kedua obat ini digunakan secara bersamaan. (3) Digitoksin Zat ini terutama digunakan pada terapi menahun dari dekompensasi. Mulai kerjanya setelah 1 jam dan bertahan 2 – 3 minggu. Oleh karena itu bahaya kumulasi lebih besar. Dalam hati diubah menjadi beberapa metabolit aktif, antara lain digoksin, yang dengan perlahan diekskresi oleh ginjal. Disamping itu juga mengalami siklus enterohepatik, yang lebih besar dari pada digoksin. (4) Quabain Glikosida ini diperoleh dari biji tumbuhan Strophantus gratus. Mulai bekerjanya setelaj injeksi i.v. adalah lebih kurang 5 menit dan bertahan lebih kurang 24 jam. Zat ini tidak mengalami biotransformasi dan dikeluarkan dalam kedaaan utuh oleh ginjal. Juga tidak mengalami siklus enterohepatik, sehingga kemungkinan kumulasi kecil. (5) Proscilaridin Zat ini diperoleh dari glikosida scillaren A yang terdapat dalam umbi tumbuhan Scilla maritima. Disamping berkhasiat sebagai kardiotonik, zat ini juga bersifat
3
diuretik. Mulai bekerja setelah penggunaan oral adalah lebih kurang satu jam, lama kerjanya relatif singkat, sehingga risikokumulasi ringan. (b) Obat – Obat Angina Pectoris Keadaan kekurangan darah (ischemia) pada angina pectoris dapat diobati dengan vasodilator – vasodilator arteri jantung dan zat yang mengurangi kebutuhan jantung akan oksigen. Diobati dengan : Vasodilator koroner Memperlebar arteri jantung, memperlancar pemasukan darah beserta oksigen, sehingga meringankan beban jantung. Obat pilihan utama untuk serangan akut adalah nitrogliserin. Obat lainnya adalah Dipiridamol. Antagonis – antagonis kalsium Kalsium merupakan elemen essensial bagi fungsi myocard dan otot polos dinding arteriole. Pada kadar kalsium intrasel tertentu, sel mulai berkontraksi ; otot jantung dan arteriole - arteriole menciut (vasokonstriksi). Antagonis kalsium menghambat pemasukan kalsium ke dalam sel – sel myocard dan otot polos dinding arteriole, sehingga dapat mencegak kontraksi dan vasokonstriksi..Termasuk ke dalam antagonis kalsium antara lain Nifedipin, Diltiazem, Verapamil. Beta blockers Pada reseptor β1 di jantung, berefek inotrop negatif dan efek kronotrop positif, yaitu mengurangi daya dan frekwensi kontraksi jantung, serta memperlambat penyaluran impuls pada nosus AV. Sedangkan pada reseptor β2 di bronchia (juga dinding pembuluh dan usus), memberikan efek vasokonstriktor. Semua β – blockers dapat digunaan untuk mengobati angina pectoris, tachy aritmia, hipertensi, infark jantung. Efek samping dari obat golongan ini adalah : dekompensasi jantung, akibat bradycardia, dengan gejala sesak napas bronchokonstriksi dengan gejala sesak napas dan serangan serupa asma persaaan dingin (pada jari kaki – tangan) dan terasa lemah (akibat berkurangnya sirkulasi perifer dan oksigen di otot). Hipoglikemia Efek sentral seperti gangguan tidur dengan mimpi – mimpi ganjil (nightmare), lesu, bahkan depresi dan halusinasi Gangguan lambung dan usus seperti mual, muntah, diare Penurunan HDL-kolesterol Tergolong ke dalam obat ini antara lain Propanolol, Acebutolol (c) Antiaritmia Adalah obat – obat yang dapat menormalisasi frekwensi dan ritme pukulan jantung. Disamping menurunkan frekwensi denyutan jantung (efek chronotrop negatif), umumnya obat – obatan ini juga mengurangi daya kontraksi jantung (efek inotrop positif). Berdasarkan mekanisme kerjanya, pengobatan aritmia dibagi 4 golongan, yaitu : Zat – zat dengan daya anestetika lokal, disebut juga efek kinidin atau efek stabilisasi membran. Zat ini mengurangi kepekaan membran sel – sel jantung untuk rangsangan dengan jalan menghambat pemasukan ion natrium di membran dan memperlambat depolarisasinya. Akibatnya ritme dan frekwensi jantung menjadi normal kembali. Termasuk zat ini adalah kelompok kinidin dan lidokain.
4
Zat perintang reseptor β adrenergik atau beta blockers, yang mengurangi aktivitas saraf adrenergik di otot jantung, sehingga frewensi dan daya kontraksi jantung menurun. Contohnya Timolol dan Propranolol. Zat yang memperpanjang masa refrakter, dengan jalan memperpanjang aksi potensial. Contohnya Amiodaron dan Sotalol. Antagonis kalsium, contohnya Verapamil, Nifedipin, Diltiazem.
3. Zat tersendiri (a) Digoksin Indikasi :
Kontra indikasi Efek samping
: :
Sediaan
:
(b) Propranolol Indikasi : Kontra indikasi : Efek samping : Sediaan : (c) Acebutolol Indikasi : Kontra indikasi : Efek samping
:
Sediaan
:
(d) Verapamil Indikasi : Kontra indikasi : Efek samping
:
Sediaan
:
(e) Nifedipin Indikasi : Mekanisme : kerja
Kontra indikasi Efek samping
: :
Payah jantung kronik, payah jantung akut, payah jantung pada lansia tanpa gangguan ginjal, payah jantung pada anak – anak, aritmia Bradikardia, pasien dengan suntikan kalium Dosis berlebihan berakibat anoreksia, mual, muntah, disorientasi, ataksia, urtikaria Tablet 0,25mg
Angina pectoris, tachy aritmia, hipertensi, infark jantung. Asma, hipotensi Gangguan saluran cerna, kelemahan otot, lelah. Tablet
Angina pectoris, hipertensi, mengontrol aritmia Shock kardiogenik, asma bronchial, obstruksi paru, bradikardia Bradikardia, ekstremitas dingin, mata kering, ruam, bronkospasme, mialgia Kapsul, tablet
Angina pektoris, hipertensi Hipotensi, bradychardia, gagal jantung akut, wanita hamil dan menyusui Konstipasi, hipotensi, pusing, sakit kepala, kemerahan pada wajah, ruam kulit, gangguan lambung Tablet 80 mg, , kapsul sustained release 240 mg,
Digunakan untuk profilaksis dan terapi angina pectoris. Zat ini mencegah transpor ion kalsium ke dalam otot jantung dan otot dinding pembuluh dengan efek vasodilatasi, sehingga pemasukan oksigen ke myocard bertambah. Nifedipin mengalami perombakan di hati menjadi metabolit in aktif. Dan 75 % pengeluarannya melalui kemih Hipotensi, glaucoma, anemia udema pada mata kaki. Pada dosis awal yang terlalu tinggi dapat menyebabkan hipotensi, menyebabkan serangan angina dan kadang – kadang infark. 5
Interaksi obat
:
Sediaan
:
(f) Diltiazem Indikasi : Kontra indikasi : Efek samping
:
Sediaan
:
Efek hipotensi diperkuat oleh adanya alkohol, anti hipertensi, antidepresan dan narkotika. Tablet 10 mg, 20 mg, 40 mg ; tablet sub lingual 5mg ; injeksi 10 mg / 10 ml ; aerosol 17 g
Angina pectoris, hipertensi Hipotensi, wanita hamil / menyusui, gagal jantung kongestif. Konstipasi, hipotensi, pusing, sakit kepala, kemerahan pada wajah, ruam kulit, gangguan lambung Kaplet / tablet salut selaput 30 mg ; tablet 60 mg ; injeksi 10 mg, 50 mg.
(g) Isosorbid Dinitrat Indikasi : Angina pektoris, infark jantung Kontra indikasi : Hipotensi, shock kardiogenik Efek samping : Sakit kepala Sediaan : Tablet sub lingual (h) Dipyridamol Indikasi : derivat dipiperidino ini berdaya vasodilatasi terhadap arteri jantung. Berkhasiat inotrop positif lemah tanpa menaikkan penggunaan oksigen. Digunakan untuk insufisiensi jantung, myocardial, angina pectoris Kontra indikasi : Efek samping : nyeri kepala, palpitasi dan gangguan lambung Interaksi obat : Golongan xantine dapat menghilangkan efek vasodilatasi Sediaan : Tablet salu selaput 25 mg (i) Dopamin Indikasi : Kontra indikasi Efek samping Sediaan
: : :
Payah jantung akut, penunjang pada pengobatan dengan diuretika. Phaechromocytoma, hipertropi ventrikel kiri, Mual, muntah, aritmia Injeksi
(j) Nitroglyceryl Indikasi : mengontrol hipertensi sebelum, selama dan sesudah operasi ; gagal jantung kongestif yang berhubungan dengan infar myocard ; mengontrol hipotensi. Efek pada penggunaan secara sub lingual sangat cepat ( lebih kurang setelah 1 – 3 menit). Kontra indikasi : hipotensi, idiosinkrosi, anemia, hipoksemia arteri Efek samping : perasaan nyeri di kepala dan tachycardia ringan, pada dosis yang besar jantung berdebar, pusing, penglihatan buram lalu menjadi pucat. Jika efek ini terjadi, maka pasien harus mengeluarkan sisa tablet dari mulut dan segera berbaring. Interaksi obat : efek hipotensi ditingkatkan oleh alkohol, β-blocker, anti 6
Sediaan
:
hipertensi. Meningkatkan efek anti kolinergik. kapsul 5 mg, injeksi 50 mg / 10 ml
histamin,
anti
4. Spesilite : NO. 1.
Nama Generik Digoksin
Nama Dagang Lanoxin Fargoxin
Sediaan 0,25mg / tablet
Produsen Glaxo-Wellcome Fahrenheit
2.
-Metil Digoxin
Lanitop
0,1mg / tablet
Rajawali Nusindo
3.
Digoksin
Lanoxin Fargoxin
0,25mg / tablet
Glaxo-Wellcome Fahrenheit
4.
Nifedipine
Adalat
10mg, 20mg, 30mg / tablet
Bayer
5.
Diltiazem
Herbesser
30mg, 60mg / tablet 90mg, 180mg / kapsul
Tanabe-Abadi
6.
Isosorbid Dinitrate
Cedocard
5mg, 10mg, 20mg / tablet
Darya-Varia
7.
Dipyridamol
Persantin
25mg, 75mg / tablet
Boehringer
8.
Glyceryl Trinitrate
Glyceryl Trinitrate DBL
50mg / 10ml ampul
Tempo Scan Pacific
9.
Nitrogliceryn
Nitradisc
Tetes : 5mg, 10mg / 24 jam
Soho
NO. 10.
Nama Generik Propranolol HCl
Nama Dagang Inderal
Sediaan 10mg, 40mg / tablet
Produsen Zeneca
11.
Acebutolol
Corbutol
400mg / tablet
Otto
12.
Verapamil HCl
Isoptin
80 mg / dragee
Tunggal
13.
Quinidine Sulfate
Sulfas Chinidin
100mg / tablet
Kimia Farma
14.
Dopamin
Cetadop
10mg, 40mg / ml ampul
Ethica
Doperba
40mg / ml ampul
Kalbe Farma
Proinfark
20 mg / ml ampul
Phapros
B. Antihipertensi 1. Pendahuluan Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor, yaitu : (a) Curah jantung Ialah hasil kali denyut jantung dan isi sekuncup jantung. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot jantung dan volume darah yang kembali ke jantung.
7
(b) Resistensi perifer Adalah gabungan tekanan otot polos arteri dan viskositas darah. Resistensi disebabkan oleh berkurangnya elastisitas dinding pembuluh darah akibat adanya arteriosclerosis yang terjadi karena meningkatnya usia atau karena pengendapan. Ada 2 macam tekanan darah, yaitu : (a) Tekanan darah sistolik Adalah tekanan darah yang terjadi pada saat jantung berkontraksi. Tekanan ini selalu lebih besar dari tekanan diastolik (b) Tekanan darah diastolik Adalah tekanan darah yang terjadi pada saat jantung berelaksasi (mengembang) Tekanan darah dinyatakan dengan satuan mm Hg, misalnya 150 / 80 mm Hg, artinya tekanan daras sistolik 150 dan tekanan darah diastolic 80 mm Hg. Tabel tekanan darah menurut WHO : Jenis tekanan darah Sistolik Diastolik Normotensi < 140 < 90 Borderline 140 – 160 90 – 95 Hipertensi > 160 > 95 Dikatakan hipertensi bila ada peningkatan tekanan (lebih besar dari normal) darah sistolik atau diastolik yang kronis. Tekanan darah tubuh diatur oleh Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS). Hormon renin dihasilkan oleh ginjal. Bila aliran darah dalam glomeruli berkurang, ginjal akan melepaskan renin. Dalam plasma renin bergabung dengan protein membentuk Angiotensin I yang oleh enzim ACE (Angiotensin Converting Enzyme) dirubah menjadi Angiotensin II, yang aktif dan bersifat vasokonstriksi dan menstimulir hormon aldosteron yang mempunyai efek retensi air dan garam, sehingga volume darah bertambah, mengakibatkan tekanan darah meningkat. Disamping RAAS, tekanan darah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : (a) Volume denyut jantung : makin besar volume denyut jantung, tekanan darah makin tinggi. (b) Elastisitas dinding arteri : makin kurang elastis, tekanan darah makin tinggi. (c) Neurohormon (adrenalin dan noradrenalin) : lepasnya neurohormon dirangsang oleh emosi, gelisahm stress, takut, marah, lelah atau rokok. Neurohormon bersifat vasokonstriksi perifer sehingga tekanan darah naik. Tekanan darah tinggi bukanlah penyakit, tapi hanya kelainan atau gejala yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penciutan aorta atau tumor pada anak ginjal (menyebabkan produksi hormon berlebihan), yang mempunyai efek adanya gangguan pada sistem regulasi tekanan darah. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya disebut hipertensi essensial. Hipertensi mengakibatkan resiko besar seperti kerusakan jantung (infark jantung), pembuluh darah (bila pembuluh darah di otak pecah dapat menyebabkan infark otak sehingga badan menjadi lumpuh separuh), kerusakan ginjal, selapu mata dan komplikasi lain. Faktor lain yang menyebabkan hipertensi : (a) Garam, ion Na+ bersifat retensi air sehingga memperbesar volume darah, juga memperkuat noradrenalin, dengan demikian memperkuat vasokonstriksi. (b) Asam glizirizat (yang terkandung dalam succus), dapat mempertinggi tekanan darah pada orang tertentu. (c) Hormon estrogen dalam pil KB bersifat menahan air dan garam, demikian juga hormon androgen. (d) Stress (ketegangan emosional) akibat pelepasan hormon adrenalin yang bersifat vasokonstriktif 8
(e) Kehamilan Gejala hipertensi : Gejala yang khas tidak ada, penderita kadang – kadang hanya merasa nyeri kepala pada pagi hari sebelum bangun tidur, tetapi setelah bangun rasa nyeri akan hilang. 2. Macam – Macam Hipertensi Berdasarkan etiologi, hipertensi dibagi dua yaitu : (a) Hipertensi essensial atau hipertensi primer, disebut juga hipertensi isiopatik, yaitu hipertensi yang tidak jelas penyebabnya. Hipertensi ini merupakan 90% dari kasus hipertensi. Faktor yang mempengaruhinya antara lain usia, jenis kelamin, merokok, kolesterol, berat badan dan aktifitas renin plasma. (b) Hipertensi sekunder, prevalensi hipertensi ini hanya 6 – 8 % dari seluruh penderita hipertensi. Disebabkan oleh penyakit, obat, dll. Yang disebabkan oleh penyakit ginjal disebut hipertensi renal, sedangkan yang disebabkan oleh penyakit endokrin disebut hipertensi endokrin. Sedangkan obat – obat yang dapat menyebabkan hipertensi misalnya hormon kontrasepsi, hormon kortikosteroid, antai depresan, dll. 3. Pencegahan Berhubung gejala khas tidak ada, sedangkan hipertensi beresiko besar, maka perlu mengenal lebih awal gangguan ini, yaitu dengan mengukur tekanan darah secara berkala (minimal sekali dalam satu tahun), terutama bagi yang sudah berusia 45 tahun ke atas. Beberapa tindakan umum yang perlu dilakukan oleh pasien meskipun hanya menderita hipertensi ringan antara lain : (a) Bagi yang obesitas : menurunkan berat badan, sebab dengan menurunkan berat badan, volume darah juga akan berkurang. Penurunan berat badan 1 kg akan menurunkan tensi darah lebih kurang 0,5 / 0,7 mm Hg. (b) Diet garam : maksimum 2 gram per hari. Mengurangi konsumsi lemak termasuk daging, sebaliknya memperbanyak konsumsi makanan nabati. (c) Tidak merokok, mengurangi minum kopi dan alkohol, sebab nikotin mempunyai efek vasokonstriksi dan karbondioksida dalam asap rokok mengganggu pernafasan. Kafein dapat menstimulir kontraksi jantung. Demikian pula alkohol, karena tiap 10 gram alkohol dapat meingkatkan 0,5 mm Hg tekanan darah. (d) Istirahat yang cukup (e) Olah raga teratur, dapat merangsang saraf parasimpatis untuk lebih aktif sedangkan saraf simpatis yang mempunyai efek vasokonstriksi kurang aktif. 4. Pengobatan Prinsip pengobatan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah, bila mungkin sampai pada tekanan normal atau pada tekanan yang tidak mengganggu fungsi ginjal, otak dan jantung. Ada dua cara pengobatan hipertensi, yaitu terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi non farmakologi, adalah terapi tanpa menggunakan obat – obatan, misalnya dengan m,enurunkan berat badan, diet garan dan sebagainya (lihat tindakan umum). Terapi farmakologi, ialah cara bertahap (stepped care = SC), ada empat tahap, yaitu : (a) Tahap pertama, dengan satu obat diuretika tiazida atau beta bloker dengan dosis kecil kemudian dosis dinaikkan. (b) Tahap kedua, dengan dua obat : diuretika tiazida dan alfa atau beta bloker (c) Tahap ketiga, dengan tiga obat : diuretika tiazida dan beta bloker dan vasodilator (biasanya Hidralazin) atau penghambat ACE 9
(d) Tahap keempat, dengan empat obat : diuretika tiazida, beta bloker, vasodilator dan guanetidin atau penghambat ACE 5. Penggolongan Obat Hipertensi Tekanan darah ditentukan oleh volume menit jantung dan daya tahan dinding arteriol, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
TD = VM x DTP
TD VM DTP
= tekanan darah = volume menit jantung = daya tahan perifer
Dari rumus di atas, tekanan darah dapat diturunkan dengan mengurangi VM atau DTP. Obat – obat hipertensi bekerja atas dasar prinsip tersebut. Penurunan VM dilakukan dengan blokade reseptor beta jantung dan dengan mengecilkan volume darah oleh diuretika. Penurunan DTP diatur oleh faktor yang bekerja melalui susunan saraf sentral maupun perifer. Sedangkan zat –zat vasodilatasi bekerja langsung terhadap perifer diluar sistem adrenergik. Menurut zat khasiat farmakologinya, anti hipertensi dibagi atas : (a) Zat – zat penekan SSP, misalnya reserpin (b) Zat – zat penekan sistem adrenergik perifer, misalnya Propanolol (c) Zat – zat diuresis, lebih praktis bila diberikan dalam bentuk long acting atau dosis tunggal, misalnya Klortalidon (d) Zat – zat vasodilator, misalnya Hidralazin (e) Zat – zat antagonis kalsium, misalnya Nifedipine (f) Zat –zat ACE bloker dan Angiotensin II antagonis, misalnya Losartan K dan Captopril 6. Penggunaan Kebanyakan obat hipertensi bekerja lambat, efeknya baru terlihat setelah beberapa hari, sedangkan efek maksimal setelah beberapa minggu. Obat – obat dengan plasma t ½ antara 2 – 5 jam efek hipotensinya dapat bertahan sampai 20 jam, misalnya Reserpin, Metildopa, Hidralazin, Propanolol dan Metoprolol. Kombinasi antara obat – obat tersebut menghasilkan potensiasi, dengan demikian dosis dapat diturunkan dan efek samping lebih ringan. Obat – obat dengan titik kerja sama (termasuk dalam satu kelompok) jika dikombinasikan tidak menghasilkan potensiasi. 7. Efek Samping Semua obat hipertensi menimbulkan efek samping seperti hidung tersumbat (karena vasodilator mukosa), mulut kering, rasa letih dan lesu, gangguan lambung-usus (mual, diare), gangguan penglihatan dan bradycardia (terkecuali Hidralazin yang justru menyebabkan tachycardia). Waktu menelan obat sebaiknya pada pagi hari setelah makan, sebab tekanan darah paling tinggi pada pagi hari. Dosis pemberian obat maupun penghentian sebaiknya secara berangsur, ini untuk menghindari penurunan dan kenaikan drastis. 8. Obat – Obat Tersendiri : (a) Labetolol Indikasi : Hipertensi sedang sampai berat Kerjanya : Merupakan derivat Salbutamol dengan kerja yang cepat setelah 2 – 4 jam. Efek menguat dengan meningkatnya dosis. Obat ini dapat diberikan pada wanita hamil 10
Efek samping (b) Klonidina Indikasi Kontra indikasi Mekanisme kerja
:
Hidung tersumbat, gangguan gastrointestinal, letih, lemah, kejang dan hipotensi ortistatik.
: : :
Semua bentuk hipertensi Sick-sinus syndroma Merupakan turunan imidazol yang kerjanya kuat berdasarkan efek adrenolitik sentral. Dalam dosis kecil bersifat vasokonstriksi perifer Injeksi 0,15 mg/ml
Sediaan : (c) Metildopa Indikasi : Mekanisme kerja : Kontra indikasi Efek samping Interaksi obat Sediaan (d) Hidralazin Indikasi Mekanisme kerja Kontra indikasi Efek samping
: : : :
: :
Hipertensi ringan sampai sedang Bekerja kuat pada SSP dengan stimulasi reseptor pusat vasomotor, sehingga menekan saraf adrenergik perifer. Hepatitis, sirosis hati Sering dikombinasi dengan diuretik. Tablet salut selaput 250 mg Semua tingkatan hipertensi Mempunyai efek vasodilatasi langsung terhadap dinding arteri. Hipotensi Gangguan lambung-usus, nyeri kepala dan tachycardia. Pada penggunaan dosis tinggi yang lama berakibat borok kulit dan habituasi. Tablet
Sediaan : (e) Reserpin Adalah salah satu alkaloida dari Rauwolfia serpentina Indikasi : Hipertensi ringan dan sedang Mekanisme : Efek supresi yang tidak begitu kuat terhadap SSP. Plasma kerja t ½ pendek, yaitu ¼ sampai 3 jam, tetapi efek hipotensi bertahan sampai 36 jam, sebab dapat terakumulasi. Efek samping : Depresi psikis dan hipotensi ortostatik, pada permulaan pengobatan timbul gangguan lambung, lelah, mengantuk dan hidung tersumbat. Interaksi obat : Gagal ginjal dan hati, hipokalsemia Sediaan : Tablet 0,1 mg 9. Spesialite NO. 1.
Nama Generik Kaptopril
Nama Dagang Capoten
Sediaan Tablet 12,5mg ; 25mg; 50mg Injeksi 0,15mg/ml ; tablet 0.075mg, 0.15mg
Produsen Bristol Myers
2.
Klonidin
Catapres
3.
Metildopa
Dopamet
Tablet 250mg
Alpharma
4.
Labetolol
Trandate
Tablet 50mg ; 100mg
Glaxo Wellcome
5.
Atenolol
Betablok Internolol
Tablet 50mg; 100mg
Kalbe Farma Interbat
6.
Atenolol HCl + Klortalidon
Tenoretic
Tiap tablet :Atenolol 50mg, klortalidon 25mg
Astra Zenecca
11
Boehringer
NO. 7.
Nama Generik Reserpin + Hidralazin
Nama Dagang Ser-ap-es
Sediaan Tiap tablet : Reserpin 0,1mg hidralazin HCl 25 mg
Produsen Novartis
8.
Prazosin HCl
Minipress
Tablet 1mg, 2mg
Pfizer
9
Reserpin
Serpasil Resapin
Tablet 0,25mg ; 0,1mg
Novartis Soho
10
Propranolol
Farmadral Inderal
Tablet 10mg
Fahrenheit Astra Zenecca
C. Diuretika Diuretika adalah zat – zat yeng memperbanyak pengeluaran urine (diuresis) akibat pengaruh langsung terhadap ginjal. Zat – zat lain yang meskipun juga menyebabkan diuresis tetapi tidak mempengaruhi ginjal secara langsung, adalah : a. Obat – obat yang memperkuat kontraksi jantung, misalnya Digitalis, Teofilin, dll. b. Zat – zat yang memperbesar volume darah, seperti Plasma, Dextran c. Zat yang merintangi sekresi hormon anti diuretik, misalnya air, alkohol, dan larutan – larutan hipotonik. Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan jalan mengeluarkan semua zat asing dan sisa metabolisme dalam darah. Disamping itu berperan juga memelihara homeostatis, yaitu keseimbangan dinamis antara cairan intra dan ekstra sel, serta memelihara volume total dan susunan cairan ekstra sel. Proses diuresis dimulai dengan proses filtrasi yang terjadi di glomeruli, yang hasilnya berupa ultra filtrat (mengandung air dan elektrolit), ditampung pada kapsul Bowman yang terdapat disekeliling glomeruli. Kemudian disalurkan ke kandung kemih dengan melintasi saluran – saluran seperti tubuli proksimal, lengkung Henle, tubuli distal dan saluran pengumpul (ductus colligens). Pada tiap saluran yang dilewati, terjadi reabsorpsi zat tertentu.
Gambar : Nefron dan tempat kerja diuretika di tubuli 1. Mekanisme Kerja Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi ion – ion Na+, sehingga pengeluarannya bersama air diperbanyak. Obat ini bekerja khusus terhadap tubuli ginjal pada tempat yang berlainan, yaitu : 12
(a) Pada tubuli proksimal, disini 70% ultra filtrat diserap kembali (Glukosa, Ureum, ion Na+ dan Cl- ). Filtrat tidak berubah dan tetap isotonik terhadap plasma. Diuretik osmotik (Manitol, Sorbitol, Gliserol) juga bekerja di tempat ini dengan mengurangi reabsorpsi ion Na+ dan Cl- . (b) Pada lengkungan Henle (Henle’s loop), di sini 20% ion Cl- diangkut secara aktif ke dalam sel tubuli dan disusul secara pasif oleh ion Na+, tetapi tanpa air, sehingga filtrat menjadi hipotonik terhadap plasma. Diuretika lengkungan (diuretika kuat seperti Furosemida, Bumetamida, Asam Etakrinat) bekerja di sini dengan merintangi transpor Cl- . (c) Pada tubuli distal bagian depan ujung Henle’s loop dalam cortex, di sini ion Na+ diserap kembali secara aktif tanpa penarikan air, sehingga filtrat menjadi lebih cair dan lebih hipotonik. Saluretika (zat –zat Thiazida, Klortalidon, Mefruzida dan Klopamida) bekerja di sini dengan merintangi reabsorpsi ion Na+ dan Cl- . (d) Pada tubuli distal bagian belakang, di sini ion Na+ diserap kembali secar aktif, dan terjadi pertukaran dengan ion K+, H+ dan HH4+. Proses ini dikendalikan oleh hormon anak ginjal aldosteron. Zat – zat penghemat kalium (Spirolanton, Thiamteren dan Amilorida) bekerja di sini dengan mengurangi pertukaran ion K+ dengan ion Na+, dengan demikian terjadi retensi kalium (antagonis aldosteron). Reabsorpsi air terutama berlangsung di saluran pengumpul (ductus colligens), dan di sini bekerja hormon anti diuterik (vasopresin). 2. Penggolongan Diuretika dapat di bagi atas dua golongan, yaitu : (a) Diuretika dengan kerja umum Berdasarkan daya diuretiknya, diuretik kerja umum dapat dibagi 3 golongan : Berdaya kerja kuat (diuretika lengkungan), misalnya Furosemida, Bumetanida dan Asam Etakrinat. Diuretika ini bekerja cepat tetapi singkat, hanya 4 - 6 jam. Lebih kurang 20% dari jumlah ion Na+ dalam filtrat diekskresi. Digunakan dalam keadaan akut, misalnya pada udema otak atau paru – paru. Berdaya kerja sedang (saluretika), misalnya Hidroklorthiazida, Klortalidon, Klopamida, Indapamida. Mengekskresi 5% - 10% ion Na+ dalam tubuli distal bagian depan. Digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi atau bermacam – macam udema. Berdaya kerja lemah (diuretika hemat kalium), misalnya Spironolakton, Amilorida dan Traimteren. Hanya sedikit mengekskresi ion Na+ (kurang dari 5%) pada tubuli distal bagian atas. (b) Diuretika dengan kerja khusus Di bagi 2 kelompok, yaitu ; Diuretika osmotika, misalnya Manitol, Sorbitol, Gliserol dan Ureum. Reabsorpsinya bersifat non elektrolit dan tidak lengkap, dengan demikian tekanan osmotik ultra filtrat dipertinggi dan kadar Na menurun dalam cairan tubuh. Kejelekan diuretika ini adalah : Ureum : daya kerja lemah, rasa tidak enak, menyebabkan gangguan usus Manitol dan Sorbitol, hanya dapat digunakan secara parenteral (i.v) dan dapat menyebabkan udema paru – paru. Penggunaan kelompok diuretika ini sudah terdesak oleh Furosemida. Perintang karbo – anhidrase, misalnya Asetazolamida dan Diklofenamida, bekerja dengan merintangi enzim karbo-anhidrase di sel – sel tubuli, sehingga
13
ion – ion HCO3-, Na+ dan K+ diesksresi bersama air. Penggunaan sekarang hanay pada glaukoma, untuk mengurangi produksi cairan dalam mata. Obat – obat lain yang mempunyai efek samping diuresis karena mempertinggi filtrasi glomeruli dengan beberapa cara, yaitu : 1. Mempertinggi volume menit jantung, misalnya Digitalis 2. Memperbesar volume darah, seperti plasma 3. Vasodilatasi di dalam ginjal, misalnya Teofilin 3. Penggunaan Diuretika digunakan pada keadaan dimana dikehendaki pengeluaran urine lebih banyak, terutama pada : (a) Udema Yaitu suatu keadaan kelebihan air dijaringan, misalnya pada dekompensasi jantung setelah infark, dimana sirkulasi darah tidak berlangsung sempurna lagi, dan air tertimbun di paru – paru ; atau pada ascites (busung perut) dimana air tertimbun di dalam rongga perut ; atau pada penyakit – penyakit ginjal. (b) Hipertensi Untuk mengurangi volume darah agar tekanan menurun. Diuretika mempunyai sifat memperkuat obat – obat hipertensi sehingga sering dikombinasi dengan obat – obat tersebut. (c) Diabetes inspidus Produksi air kemih berlebihan, dalam hal ini diuretika justru mengurangi poliurea. (d) Batu ginjal Untuk membantu mengeluarkan endapan kristal dari ginjal dan saluran kemih. 4. Efek Samping Efek samping yang sering timbul adalah : (a) Hipokalemia, yaitu kekurangan kalium dalam darah. Disebabkan oleh diuretika yang bekerja pada tubuli distal bagian depan memperbesar eksksresi ion K+ dan H+ yang ditukar dengan ion Na+. (b) Hiperurikemia, disebabkan oleh adanya saingan antara diuretika dengan asam urat pada transportasi di tubuli. Dapat dicegah dengan pemberian Allupurinol dan Probenesid. (c) Hiperglikemia, yaitu meningginya kadar kolesterol dan trigliserida disebabkan karena menurunnya kadar HDL terutama oleh Klortalidon. Kecuali Indapamin tidak mempengaruhi lipida. (d) Hipoatremia dan alkalosis, terutama oleh diuretika kuat sehingga kadar Na+ dalam plasma menurun drastis. Disamping itu juga meningkatkan ekskresi asam, sehingga terjadi alkalosis. Gejalanya : gelisah, kejang otot, haus, letargi (selalu mengantuk dan kolaps). Berkurangnya ion Na+ dan K+ dapat menyebabkan hipotensi. Furosemida dan Asam Etakrinat dapat pula menyebabkan alkalosis, karena banyaknya pengeluaran ion Cl-. (e) Gangguan lain, pada lambung, usus, mual, muntah, diare, rasa letih, nyeri kepala, dan pusing. 5. Obat Tersendiri (a) Amilorida Indikasi Mekanisme kerja
: Udema dan hipertensi apabila hipokalemia sulit dihindarkan dengan kalium tambahan : Turunan Triamterene ini bekerja lambat (setelah 6 jam), 14
Kontra indikasi
Efek samping Sediaan (b) Furosemida Indikasi
Mekanisme kerja Kontra indikasi Efek samping
efeknya bertahan selama 24 jam. : Gagal ginjal kronik dan akut, anuria, hiperkalemia, anak – anak , pasien yang sedang diobati dengan diuretika hemat kalium. : Fotosensibilisasi, impotensi (jarang terjadi) : Tablet 50 mg (Lorinid®) : Efektif pada udema otak dan paru – paru yang akut, insufisiensi ginjal dan hipertensi, keracunan barbiturat (diuresis paksa) : Merupakan diuretika kuat, bekerja pada Henle’s loop. Efek per oral cepat (1/2 – 1 jam), bertahan selama 4 – 6 jam. : Anuria, nefritis akut. : Gangguan saluran cerna (mual dan mulut kering), pada injeksi i.v. yang terlalu cepat dapat terjadi ketulian (jarang terjadi), hipotensi : Injeksi, tablet
Sediaan (c) Hidroklortiazida Sering dipakai dalam kombinasi dengan anti hipertensi yang berhubungan dengan berkurangnya volume plasma dan penurunan daya tahan dinding pembuluh. Titik kerja pada tubli distal bagian depan. Efek setelah 1 jam, bertahan selama 12 – 18 jam. (d) Glukosa Diuretika terhadap udema otak dan paru – paru. (e) Asam Etakrinat Indikasi : Efektif pada udema otak dan paru – paru yang akut. Digunakan juga pada insufisiensi ginjal dan hipertensi. Mekanisme kerja : Merupakan diuretika kuat, bekerja pada Henle’s loop. Efek per oral cepat (1/2 – 1 jam), bertahan selama 6 – 8 jam. Kontra indikasi : Tidak boleh diberikan pada anak – anak dibawah 2 tahun dan pada wanita hamil / menyusui. Efek samping : Gangguan lambung Sediaan : (f) Klortalidon Indikasi : Udema yang disebabkan gangguan fungsi hati, ginjal, jantung. Sering juga dipakai dalam kombinasi dengan anti hipertensi yang berhubungan dengan berkurangnya volume plasma dan penurunan daya tahan dinding pembuluh. Mekanisme kerja : Titik kerja pada tubli distal bagian depan. Efek setelah 2 jam, bertahan selama 24 – 48 jam. Kontra indikasi : Insufisiensi ginjal, aterosklerosis koroner atau otak. Hati – hati pada penderita diabetes mellitus. Efek samping : Sediaan : Tablet (g) Spironolakton Indikasi : Daya diuresisnya lemah, karena itu digunakan sebagai kombinasi bersama diuretik umum. Penggunaannya pada hipertensi essensial, udema pada payah jantung kongestif Mekanisme kerja : Merupakan penghambat aldosteron, mulai kerja lambat (sesudah 2 – 4 jam), efek bertahan selama beberapa hari 15
Kontra indikasi Efek samping
setelah pemberian dihentikan. Termasuk diuretika hemat kalium. : Hiperkalemia, gagal ginjal parah : Berupa umum, pada penggumaan yang lama dapat menimbulkan impotensi (pada pria) dan nyeri payudara dan gangguan haid (pada wanita) : Tablet
Sediaan (h) Triamterene Kerjanya mirip spironolakton, menghambat pertukaran ion Na+, K+ dan H+ dalam tubuli distal. Efeknya setelah 2 – 4 jam, bertahan selama 8 jam. (i) Asetazolamida Indikasi : Jarang digunakan sebagai diuretika. Hanya digunakan untuk mengurangi sekresi cairan dalam mata untuk menurunkan tekanan intra okuler (pada kasus glaukoma) Mekanisme kerja : Kerjanya sebagai perintang enzim karbo-anhidrase, ekskresi ion Na+, K+ dan bikarbonat bertambah. Kontra indikasi : Disfungsi ginjal dan hati,tTidak dianjurkan penggunaannya pada wanita hamil
Efek samping Sediaan (j) Kaptopril Indikasi Kontra indikasi Efek samping Sediaan
: : Tablet : Hipertensi, gagal jantung : Tidak dianjurkan penggunaannya pada wanita hamil karena dapat berakibat kelainan pada fetus. : Ruam kulit, pruritus, fotosensitif, sakit kepal, pusing, mual, insomnia : Tablet
6. Spesilaite No. 1
Nama Generik Spironolakton
Nama Dagang Spirolacton Letonal
Sediaan Tablet 25 mg Tablet 25mg; 100mg
Produsen Phapros Otto
2
Hidroklortiazida
Tenazide Capozide
Tablet 25mg Tablet 12,5mg
Combiphar Bristol M
3
Klortalidon
Hygroton
Tablet 50mg
Novartis
4
Furosemida
Furosemida Uresix
Tablet 40mg 20mg/2ml ampul, 250mg/25 ml infus 10mg/ml injeksi, tablet 40mg
Kimia Farma Sanbe Farma
Lasix Impugan 5
Asetazolamida
Diamox
Kaptopril
Capoten Vapril
Aventis Dumex Lederle
Tablet 12,5mg; 25mg; 50mg Tablet 12,5mg; 50mg
16
Bristol M. Phapros
D. Hematinika 1. Pendahuluan Hematinika atau obat-obat pembentuk darah yaitu obat-obat yang khusus digunakan untuk merangsang atau memperbaiki proses pembentukan sel darah merah (erythropoesis). Sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang yang pipih. Untuk itu dibutuhkan zat besi, vitamin B12 dan asam folat. Zat besi untuk membentuk hemoglobin, vitamin B12 dan asam folat untuk membentuk sel darah merah. Zat tersebut diperoleh dari makanan dan ditimbun dalam jaringan, terutama hati dan sumsum tulang. Vitamin B12 dapat disintesa dalam usus besar dalam bakteri tetapi tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sebab vitamin ini terikat dengan protein dan penyerapannya berlangsung dalam ileum. Anemia adalah keadaan dimana kadar Hb dan atau eritrosit berkurang. Orang dikatakan menderita anemi bila kadar Hb kurang dari 8 mmol/liter pada pria atau 7 mmol/liter pada wanita. Ada dua jenis anemi yaitu anemi ferriprive dan anemi megaloblaster. (a) Anemi ferriprive Disebabkan oleh kekurangan zat besi, dengan tanda-tanda kadar Hb dibawah normal (hypochrom), eritrosit lebih kecil (microcyter). Anemi ini sering disebut anemi hypochrom, anemi microcyter atau anemi sekunder. (b) Anemi megaloblaster Disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 atau asam folat, dengan tanda-tanda sel darah merah membesar (macrocyter) dengan kadar Hb normal atau lebih tinggi (hyperchrom), disebut juga anemi primer. Dalam keadaan yang lebih berat disebut anemi pernisiosa (c) Anemia lainnya Merupakan bentuk anemia serius yang tidak ada hubungannya dengan kekurangan zat besi atau vitamin. Termasuk kedalam golongan ini adalah : Anemia aplastis, yaitu eritrosit atau unsur darah lainnya tidak terbentuk. Penyebabnya antara lain karena faktor keturunan (disebut juga anemia aplastis primer atau congenital); rusaknya sumsum tulang akibat efek samping obat seperti kloramfenikol, karbimazol, sitostatika (disebut juga anemia aplastis sekunder). Anemia haemolitis, yaitu eritrosit dirusak, Hb dilarutkan dalam serum dan diekskresikan lewat urin, misalnyapada malaria tropika. 2. Pengobatan Berhubung anemi hanya merupakan gejala, maka sebelum melakukan pengobatan perlu ditentukan lebih dahulu jenis anemi dengan menemtukan kadar zat besi, vitamin B12 dan asam folat dalam darah, agar dapat diberikan terapi yang tepat. Anemi ferriprive dapat dihilangkan dengan pemberian preparat zat besi, sedangkan penyebabnya mungkin tetap ada misalnya tumor atau borok lambung yang juga harus diobati, sebab bila hanya memberi preparat zat besi tanpa mengobati penyebabnya, anemi tidak akan dapat diatasi. Dalam hal ini pemberian vitamin B12 atau asam folat tidak berguna bahkan dapat merugikan, karena menyulitkan diagnosa anemi primer berhubung megaloblaster lenyap dari sumsum tulang. Pada anemi pernisiosa, asam folat tidak dapat diberikan 3. Zat – zat anti anemi (a) Asam folat Sumbernya sayuran berwarna hijau, hati, ragi, buah – buahan. Dalam bahan makanan tersebut asam folat terdapat dalam senyawa konjugasi (poliglutamat). 17
Senyawa ini dalam hati akan diuraikan oleh enzim dan direduksi menjadi zat aktifnya (tetrahidro folic acid). Zat ini untuk sintesa DNA dan RNA serta pembelahan sel. (b) Zat besi (Fe) Dalam makanan, zat besi terikat sebagai ferri kompleks, tetapi dalam lambung diubah menjadi ferro klorida. Resorpsi hanya berlangsung dalam duodenum, dalam lingkungan asam netral garam ferro lebih mudah larut. Setelah diserap dalam darah , maka akan bergabung dalam protein menjadi ferritin yang disimpan sebagai cadangan, sebagian diangkut ke sumsum tulang, hati dan sel-sel lain untuk sintesa hemoglobin dan enzim zat besi (metalo enzim). Kebutuhan zat besi sehari 1-2 mg. Gejala kekurangan zat besi seperti anemi hipokrom, yaitu pucat, letih dan lesu, jari-jari dingin, jantung berdebar, nyeri lidah, kuku dan kulit keriput. Defisiensi ini dapat diobati dengan pemberian garam-garam ferro per-oral, misalnya ferro fumarat, ferro sulfat, ferro klorida, dan lainnya. Pemberian parenteral hanya bila ada kelainan lambung (perdarahan) atau rangsangan yang hebat. Lagipula ada bahaya over dosis, sedangkan peroral tidak akan terjadi over dosis sebab ada rintangan kontrol usus, kecuali pada anak-anak dimana kontrol usus belum sempurna. (c) Vitamin B12(Cyanocobalamin) Sumber vitamin ini adalah makanan dari hewani : hati, daging, telur, susus, dalam bentuk ikatan dengan protein. Kebutuhan orang sehari 2-5 mcg. Dalam lambung vitamin B12 dilepas dari ikatan kompleksnya dengan protein oleh HCL yang segera diikat oleh glukoprotein yang disebut instrinsik factor (Castle 1929) yang dihasilkan oleh mukosa lambung bagian dasar. Dengan pengikatan ini zat tersebut baru dapat diserap oleh reseptor spesifik di usus halus(ileum). Setelah diserapvitamin B12 diangkut dan ditimbun dalam hati yang secara bertahap dilepas sesuai kebutuhan tubuh. Defisiensi vitamin B12 dengan gejala-gejala megaloblaster, nyeri lidah, degenerasi otak, sumsum tulang, depresi psikis. Pengobatan terutama dengan injeksi, oral vitamin B12 dengan kombinasi instrinsic factor (serbuk pylorus). 4. Obat – Obat Anti Anemia (hematinika) No. 1
Nama Generik Ferrosi sulfas + Asam Folat
Nama Dagang Ferolat
Sediaan Tiap tablet : Fe.Sulfat eksikatus 200 mg, asam folat 0,25 mg 50mg / tablet 500 g / 5ml ampul 1000 g / ml vial
Produsen Indofarma
2
Cyanokobalamin
Vitamin B-12
3
Fe Fumarat + Vit C + Vit. B, dll
Ferofort
Per Kapsul : Ferro Fumarate + Vit.C + Folic Acid + Vit.B1 + Vit.B2 + Vit.B6 + Vit.B12 + Niacinamide + Ca Panthothenat + Lysin + Dioctyl Na Sulfasuccinate
Kalbe Farma
Hemafort
Per tablet salut gula : Ferro Fumarate + Vit.C + Folic Acid + Vit.B12 + Mn Sulfate + CuSO4 + Sorbitol + Intrinsik Factor
Phapros
18
IPI Kimia Farma Soho
No. 4
Nama Generik Fe Sulfat + Asam Folat + Vit C + Vit. B
Nama Dagang Iberet - 500
Vitral
Sediaan Per Tablet Salu Selaput : Fe-Sulfat + Vit.B1 + Vit.B2 + Vit.B6 + Vit.B12 + Na Ascorbate + Niacinamide + Ca Pantho - thenat Fe-Sulfat + Vit.A +Vit.B1 + Vit.B2 + Vit.B6 + Vit.B12 + Vit.C + Vit.D2 + Vit.E + Vit.K3 + Nicotin -amide + Ca Panthothenat + Folic Acid + Inositol + Cholin + Dicalcium Phos -phate + Mg + Cu + F + I + Mn + Mo + Se + Zn
Produsen Abbot
Darya-Varia
5
Fe Gluconat + As. Folat + Vit. C + Nicotinamida + Vit. B-1, B-2, B-5, B-12
Livron B-Plex
Per Tablet Salut Gula : Fe-Gluconate + CuSO4 + Vit.C + Folic Acid + Ca Panthothenat + Vit.B1 + Vit.B2 + Vit.B6 + Vit.B12 + Nicotinamide + Dried Liver
Phapros
6
Fe Gluconat + Vit C + Asam Folat
Sangobion
Per Kapsul : Fe-Gluconate + CuSO4 + Mn Sulfate + Vit.C + Folic Acid + Vit.B12 + Sorbitol
Merck
E. Hemostatika dan Oksitosikum Hemostatika Hemostatik adalah zat atau obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan. Obat-obat ini diperlukan untuk mengatasi pendarahan. Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu factor pembekuan darah dan dapat pula akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati. Hemostatik dibagi dua, yaitu hemostatik lokal dan hemostatik sistemik. 1.
Hemostatik Lokal Yang termasuk golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan mekanisme hemostatiknya : (a) Absorbable haemostatics Obat golongan ini menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jaringan yang mempermudah pembekuan bila diletakkan langsung pada luka. Dengan kontak permungkaan benda asing, trombosit akan pecah dan membebaskan factor pembekuan. Termasuk golongan ini spons gelatin dan selulosa oksida (oksisel). (b) Astringen Zat ini bekerja dengan memgendapkan protein darah sehingga perdarahan dapat dihentikan. Contoh : Ferri Klorida, Nitras argenti dan asam tanat. (c) Koagulan 19
Dapat menimbulkan hemostasis dengan dua cara, yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen. (d) Vasokonstriktor Dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler dan cara pakainya dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi dengan obat ini pada permungkaan luka. Contoh : Epinefrin, Norepinefrin dan Vasoprin. 2.
Hemostatik Sistemik Dengan memberikan transfusi darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan segera. Hal ini terjadi karena penderita mendapatkan semua faktor pembekuan darah yang terdapat dalam darah transfusi. Keuntungan lainnya ialah perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan yang disebabkan oleh defisiensi factor pembekuan darah tertentu dapat diatasi dengan menggantikan/memberikan faktor pembekuan yang kurang tersebut.
Zat – zat tersendiri : 1. Faktor antihemofilik (faktor VII) Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia A (defisiensi faktor VIII) dan penderita yang darahnya mengandung inhibitor faktor VIII 2. Kompleks faktor IX Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX dan X; serta sejumlah kecil protein plasma lain. Digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila diperlukan faktor - faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah perdarahan. Akan tetapi karena ada kemungkinan timbulnya hepatitis, sebaiknya preparat ini tidak diberikan pada penderita non hemofilia. Efek sampingnya berupa trombosis, demam, menggigil, sakit kepala dan shock anafilaksis. 3. Human fibrinogen Sediaan ini hanya digunakan bila dapat ditentukan kadar fibrinogen dalam darah penderita, dan daya pembekuan yang sebenarnya. 4. Vitamin K Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk menimbukan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan darah terlebih dahulu. 5. Asam aminokaproat Merupakan competitiv inhibitor dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor pembekuan darah lainnya. Oleh karena itu asam aminokaproat dapat membantu mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan. 6. Asam traneksamat Indikasi dan mekanisme kerja yang sama dengan asam aminokaproat, tetapi 10 kali lebih kuat dengan efek samping lebih sedikit. 7. Karbozokrom Dapat memperbaiki permeabilitas kapiler dan untuk mencegah dan mengobati perdarahan kapiler
Spesialite : No Nama Generik 1.
Karbazokrom
Nama Dagang Adona AC Danachrom Adrome
Bentuk Sediaan Tablet 10mg
20
Produsen Tanabe Dankos Landson
2.
Asam traneksamat
Kalnex
Kapsul 250mg, tablet 500mg, injeksi 50mg/ml
Transamin Tranexamic
Injeksi 250ng/ml
Otto Harsen
Tablet 5mg
Eisai
3.
Vitamin K-1 (Fitonadion)
Kaywan
4.
Vitamin K-3 (menadion)
Kavitin
5.
Serbuk faktor VIII
Koate-HP
Vial 280 UI; 290 UI; 300 UI
6.
Serbuk kompleks faktor IX
Konyne-80
Vial 20ml 500 UI
salut
Kalbe Farma
Soho
Dipa Pharmalab Dipa Pharmalab
Oksitosik Oksitosik adalah obat yang merangsang kontraksi uterus. Obat ini berguna dalam praktek kebidanan. 1. Zat – Zat Tersendiri (a) Alkaloid Ergot Sumber alkaloid ergot adalah Claviseps purpurea, suatu jamur yang hidup sebagai parasit pada tanaman gandum. Khasiatnya yang terpenting adalah stimulus otot polos, terutama dari pembuluh darah perifer dan rahim, dengan efek vasokonstriksi dan oksitosik. Alkaloid – alkaloid ini merupakan turunan asam lisergat, dan dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu : Ergotamin Indikasi : Meningkatkan kontraksi uterus, migrain Mekanisme kerja Oksitosik dan vasokonstriksi kuat Kontra indikasi : Wanita yang habis melahirkan, sepsis, gagal ginjal dan hati Efek samping : Berdebar, naiknya tekanan darah, perasaan dingin, haus, muntah, diare Sediaan : Tablet, injeksi
Ergometrin Khasiat vasokonstriksi lebih lemah dari pada ergotamin, namun efek oksitosiknya lebih kuat. Turunannya metilergometrin, memiliki efek oksitosik yang lebih kuat dan lebih lama. Indikasi : Meningkatkan kontraksi uterus, migrain Kontra indikasi : Wanita yang habis melahirkan, sepsis, gagal ginjal dan hati Efek samping : Berdebar, naiknya tekanan darah, perasaan dingin, haus, muntah, diare Sediaan : Tablet, injeksi
Ergotoksin Terdiri dari ergokristin, ergokriptin dan ergokonin. Yang digunakan hanya derivat dihidro – nya. Terutama digunakan pada gangguan sirkulasi dipermukaan, hipotensi ringan dan migrain.
(b) Oksitosin Merangsang otot polos uterus dan kelenjar mamae. Fungsi perangsangan ini bersifat selektif dan cukup kuat. 21
2. Obat – Obat Oksitosik No. 1.
Nama Generik Ergometrine Maleate
Nama Dagang Ermetrine
Sediaan 300mg / tablet
Produsen Organon
2.
Methyl Ergometrine
Methergin
0,125mg / dragee 0,2mg / ml ampul
Novartis
3.
Methyl Ergometrine Maleate
Methovin
0,125mg/ tablet salut
4.
Synthetic Oxytocin
Piton S
10 IU / ml ampul
Organon
Syntocinon
10 IU / 2 ml ampul 40 IU / 5 ml vial
Novartis
Oxytocin S
10 IU / ml ampul
22
Kimia Farma
Ethica
BAB II BIOREGULATOR Bioregulator adalah katalisator yang bekerja terhadap proses – proses dari suatu sistem kehidupan, dapat juga disebut biokatalisator. Bioregulator yang terpenting adalah : 1. Enzim 2. Vitamin 3. Mineral 4. Hormon 5. Obat Kontrasepsi A. Enzim Enzim atau fermen adalah senyawa – senyawa organic, lazimnya protein yang dapat mengakibatkan atau mempercepat rekasi biokimia berdasarkan proses katalisa. Enzim ini hanya bekerja sebagai katalisator organic terhadap reaksi – reaksi dari substrat spesifik. Kegiatan enzim tergantung kepada suhu, derajat keasaman (pH) dan konsentrasi ion – ion. Nama dari enzim dibentuk dari nama substrat atau nama reaksi yang dipercepatnya, dengan menambahkan akhira ase. Urease : Enzim pengurai ureum Protease : Enzim pengurai protein Lipase : Enzim pengurai lemak / lipida Reduktase : Enzim yang mempercepat reduksi Hidrolase : Enzim yang mempercepat hidrolisa 1. Penghasil Enzim Enzim dihasilkan oleh : - mikroorganisme (bakteri atau jamur), misalnya lipase, amilase, streptokinase, penisillinase, dll. - Tumbuh – tumbuhan, dimana zat – zat ini dipisahkan dan kadang – kadang dalam bentuk kristal, misalnya papase (dari Carica papaya) dan bromelin (dari Annanas sativum). Berdasarkan senyawa atau gugusan yang terkandung dalam enzim, maka enzim dapat dibedakan atas : - gugus protein, disebut juga apo enzim - gugus non protein, disebut juga gugusan prostetik atau koenzim. Kelompok ini berperan dalam metabolisme sel –sel tubuh. Contohnya vitamin B-1, nikotinamida, dll. 2. Fungsi Enzim Enzim – enzim berfungsi dalam : (a) Proses pencernaan dengan menguraikan lemak, protein dan karbohidrat (b) Reaksi – reaksi yang bertalian dengan proses pernafasan (c) Efek –efek dari vitamin berkenaan dengan kerja dari enzim –enzim, misalnya defisiensi suatu vitamin, sebenarnya kekurangan enzim (d) Keseimbangan hormon – hormon supaya terpelihara dengan sintesa – sintesa hormon atau penguraian hormon yang berlebihan oleh antagonisnya, misalnya kelebihan hormon insulin diurai oleh insulinase ; kumulasi hormon – hormon nor adrenalin atau asetilkolin pada organ – organ ujung diurai oleh MAO dan kolinesterase. 23
(e) Melindungi jaringan tubuh terhadap efek – efek enzim yang dihasilkannya, misalnya zat perintang tripsin yang dapat meniadakan kelebihan tripsin. 3. Kegunaan Enzim (a) Sebagai penolong dalam pencernaan (b) Membersihkan dan menyembuhkan luka – luka, dengan cara mencernakan secara selektif jaringan – jaringan yang mati tanpa merusak jaringan yang sehat, termasuk juga melindungi saluran darah yang mengelilingi luka tersebut. (c) Menghilangkan radang atau bengkakm yang berguna pada pengobatan luka – luka. Berdasarkan khasiat anti radang (anti inflamatory enzim) misalnya papase, protease, amilase, seropeptidase, streptokinase, dll. (d) Sebagai anti koagulansia, untuk menguraikan molekul – molekil fibrin yang menyebabkan pembekuan darah dan gumpalan – gumpalan darah pada pengobatan trombosis, tromboflebitis. Misalnya streptokinase. (e) Sebagai pembantu dalam diagnosa (diagnostic enzym) : - Glukosa oksidase, untuk menentukan kadar glukosa dalam urine pada diabetes - Uricase, untuk menentukan kadar asam urat dalam darah, antara lain pada gangguan ginjal, encok, dll. - Analisa kadar enzim laktat dehidrogenase dalam serum darah, menunjukkan adanya jaringan yang mati disuatu tempat pada tubuh karena kekurangan darah, antara lain karena adanya penyakit kanker atau trombosis koroner. 4. Efek Samping Efek sampingnya sedikit sekali, antara lain alergi terhadap streptokinase atas dasar enzim adalah protein yang merupakan antigen dan merangsang pembentukan antibodi. Tapi hal ini jarang sekali terjadi. 5. Obat tersendiri : (a) Enzim – enzim pankreas dan pepsin (lihat obat pencernaan) (b) Bromelin atau Ananase Protease dari Ananas sativum, yang berkhasiat juga sebagai anti radang (c) Papase atau Prolase Enzim proteolitik yang didapatkan dari Carica papaya, yang juga berkhasiat sebagai penghilang bengkak – bengkak. (d) Streptokinase dan Streptodornase Diperoleh dari bakteri Streptococcus haemolyticus. Terutama streptokinase bersifat fibrinolitik yang menguraikan fibrin, mengencerkan serta melarutkan nanah yang kental dan darah yang beku. Penggunaan pada pengobatan trombosis koroner (infark jantung) dan menyembuhkan infeksi bernanah. Enzim ini mempertinggi efek penggunaan antibiotika. (e) Fibrinolisin Diperoleh sebagai hasil penguraian enzim lain yaitu streptokinase terhadap profibrinolisis atau plasminogen yang inaktif. Diperoleh dari plasma manusia. Efek sampingnya berupa reaksi alergi.
24
6. Spesilite No. 1.
Nama Generik Enzym Pencernaan
Nama Dagang Lihat Obat Pencernaan
2.
Bromelin / Pancreatin
Benozym
Elsazym
3.
Papain / Pancreatin
Fortizym
Vitazym
4.
Streptokinase (Enzym fibrinolitik)
Sediaan
Per Tablet Salut Gula : Bromelin + Pancreatin + Ox Bile Per Tablet Salut Gula : Bromelin + Pancreatin + Dimetil Poli Siloxan Per Kaplet Salut Gula : Papain + Pancreatin + Ox Bile + Simethicon + Curcuma Per Dragee : Papain + Pancreatin + Ox Bile + Curcuma + Liver Extr. + Vitamin / Mineral
Produsen
Bernofarm
Otto
Kalbe Farma
Kalbe Farma
Karbikinase
250.000 IU, 750.000 IU, 1.500.000 IU / vial
Kalbe Farma
Streptase
750.0 IU, 1.500.000 IU / vial
Dexa Medica
B. Vitamin Vitamin merupakan suatu senyawa organik yang dalam jumlah sangat kecil dibutuhkan oleh tubuh untuk memelihara fungsi dan metabolime normal. Vitamin diperoleh tubuh dari makanan sehari – hari. Tapi ada juga yang diperoleh dari hasil sintesa flora usus, misalnya vitamin K dan asam pantotenat (vitamin B-5). Bahkan vitamin A dan D dapat dibentuk oleh tubuh sendiri. Umumnya vitamin merupakan co-enzym dari suatu yang berperan pada proses metabolisme dalam tubuh. Pada keadaan tertentu tubuh dapat mengalami defisiensi vitamin. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain : Makanan yang dikonsumsi sehari – hari kurang kandungan vitaminnya Adanya gangguan pencernaaan, sehingga penyerapan vitamin terganggu Kebutuhan akan vitamin meningkat, misalnya pada masa kehaminal, masa pertumbuhan dan masa penyembuhan dari sakit 1. Penggolongan Vitamin Berdasarkan sifat kelarutannya, vitamin dibagi atas 2 golongan yaitu : (a) Vitamin yang larut dalam air, meliputi : Thiamin Asam Folat Asam Ascorbat Riboflavi Asam Pantotenat Nikotinamida n Cyanocobalamin Piridoksin Biotin Asam para amino benzoat Rutin Semua vitamin tersebut mudah diserap di dinding usus dan mjudah pula dikeluarkan bersama urine, kecuali vitamin B-12 yang penyerapannya membutuhkan adanya faktor intrinsik. Dengan sifat yang demikian, kemungkinan timbulnya toksisitas akibat kumulasi vitamin dalam tubuh jarang terjadi. Vitamin kelompok ini sedikit sekali dismpan di dalam tubuh. 25
(b) Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu : Vitamin A Vitamin D Vitamin E Vitamin K Vitamin ini diserap bersama – sama lemak, sehingga adanya gangguan pencernaan lemak dapat mengurangi penyerapannya. Ekskresinya lambat, sehingga dapat menimbulkan kumulasi dalam tubuh sehingga menyebabkan gejala keracunan. 2.
Obat – Obat Tersendiri : Vitamin B Kompleks : Kelompok vitamin ini bersumber sama, sehingga disebut B kompleks. Defisiensi salah satu anggota kelompok vitamin ini, biasanya juga disertai defisiensi seluruh kompleks vitamin ini. (a) Thiamin ( Vitamin B-1 ) Terdapat dalam kulit beras, hati, ginjal, ragi, sayuran dan kacang – kacangan. Vitamin ini penting pada metabolisme karbohidrat. Defisiensinya menyebabkan gejala anoreksia, obstipasi, kejang otot, kesemutan (paresthesia), beri – beri dengan polineuritis dan gangguan jantung. Dalam dosis tinggi bersama dengan vitamin B-6 dan B-12 digunakan sebagai vitamin neurotropik. (b) Riboflavin ( Vitamin B-2 ) Terdapat antara lain dalam usus, telur, hati, kulit beras, ragi dan sayuran. Defisiensinya menyebabkan sakit tenggorokan dan radang pada sudut mulut, radang lidah, kelainan mata (conjungtivitis dan fotophobia) dan gejala avitaminosis B lainnya. (c) Piridoksin ( Vitamin B-6 ) Banyak terkandung dalam daging, hati, ginjal, padi – padian, kacang dan sayuran. Ada 3 bentuk vitamin ini, yaitu piridoksin, piridoksal dan piridoksamin. Defisiensi B-6 menyebabkan gangguan kulit (radang), gangguan alat pencernaan, radang selaput lendir mulut dan lidah, radang saraf dan gangguan pembentukan sel – sel darah merah. Defisiensi ini dapat juga terjadi karena pemakaian INH untuk jangka waktu yang lama. Vitamin B-6 juga digunakan untuk melawan mual, muntah dan depresi karena pil anti hamil. Demikian juga pada muntah kehamilan. (d) Nikotinamida ( Niasinamida, PP Factor atau Vitamin B-3 ) Terdapat dalam sayuran, ikan, daging, padi dan gandum. Vitamin ini terdapat sebagai asam nikotinat. Di dalam hati asam ini diubah menjadi nikotinamida, yang merupakan co-enzym pada proses oksidasi reduksi. Defisiensi vitamin ini menimbulkan penyakit pellagra dengan gejala kulit menjadi hitam (dermatitis), gangguan lambung usus (diare) dan gangguan saraf (dementia). (e) Asam Pantotenat ( Vitamin B-5 ) Tedapat dalam semua jaringan tubuh dan semua macam makanan. Juga dapat diproduksi oleh flora usus. Bentuk aktifnya adalah isomer dexter, yaitu dpantotenat. Merupakan co-enzym A yang penting dalam metabolisme. Defisiensinya pada manusia belum dikenal. (f) Asam Folat ( Vitamin B-11 ) Terdapat dalam sayuran, hati, ragi, daging, ikan dan kacang – kacangan, hanya sedikit terdapat dalam buah – buahan. Dalam hati diubah menjadi tetrahidrofolat, suatu co-enzym pada sintesa asam inti dan pembelahan sel. Penting pada pembentukan eritrosit. Defisiensinya menyebabkan anemia megaloblaster.
26
(g) Cyanocobalamin ( Vitamin B-12 ) Terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan, yaitu daging, hati, telur dan susu, dalam bentuk suatu kompleks protein. Dalam lambung, vitamin B-12 akan terlepas dari kompleks tersebut, lalu berikatan dengan faktor intrinsik yang dikeluarkan oleh mukosa lambung, sehingga dapat diserap oleh usus halus. Dalam tubuh, vitamin ini ditimbun dalam hati. Vitamin ini merupakan vaktor penting dapa pembentukan eritrosit, dan defisiensinya menyebabkan anemia megaloblaster. Asam Ascorbat Banyak terdapat dalam sayur dan buah. Berperan penting dalam pembentukan zat pengikat dalam tulang dan tulang rawan, sekitar kapiler dan antar sel (kolagen) yang penting bagi saling terikatnya jaringan. Bila sintesa kolagen terganggua, dinsing pembuluh darah mudah rusak, sehingga mudah terjadi pendarahan. Defisiensi vitamin C menyebabkan sariawan (skorbut), gigi mudah lepas, luka yang sukar sembuh dan mudah terjadinya pendarahan. Selain itu penggunaannya juga untuk mempertinggi daya tahan tubuh terhadap infeksi kuman, anti lipemika dan mempercepat sembuhnya luka. Vitamin A (Retinol, Axerophthol) Dalam sayuran terdapat sebagai provitamin A, yaitu karoten dan karotenoid; yang dalam usus diubah menjadi vitamin A. Vitamin A sendiri terdapat di dalam usus, kuning telur, hati dan minyak ikan. Vitamin A berfungsi untuk : Menjaga keutuhan jaringan epitel dan mukosa di seluruh tubuh, sehingga jaringan tersebut tidak mudah rusak dan tidak terjadi hiperkeratosis di kulit, conjungtiva kornea dan sebagainya. Merangsang sintesa RNA, glukoprotein dan kortikosteroida. Pembentukan rhodopsin, suatu pigmen fotosensitif yang dibutuhkan retina mata untuk dapat melihat pada keadaan gelap. Defisiensi vitamin A menimbulkan rabun senja (hemerolophia), xrerophthalmia (kornea mata mengering dan mengeras), atrifia mukosa dan menghambat pertumbuhan anak. Vitamin D ( Ergokalsiferol, Kalsiferol) Terdapat sebagai provitamin D (ergosterol) di dalam sayuran dan ragi. Juga terdapat didalam tubuh, yakni dibawah kulit, oleh pengaruh sinar UV matahari akan diubah menjadi kalsiferol atau vitamin D-2. Provitamin D juga terdapat di dalam tubuh sebagai 7-dehidrokolesterol, yang oleh pengaruh sinar UV diubah menjadi kolekalsiferol (vitamin D-3). Fungsi vitamin D adalah mengatur metabolisme Ca dan F, bersama – sama hormon tiroid dan hormon paratiroid. Defisiensinya menimbulkan penyakit rachitis (tulang mudah bengkok). Vitamin E (Alfa Tokoferol) Merupakan senyawa tokoferol. Dikenal 4 macam tokoferol, yaitu alfa, beta, gamma dan delta. Yang aktif adalah senyawa alfa tokoferol.Vitamin E banyak dijumpai dalam minyak nabati (minyak jagung, kedelai dan bunga matahari), padi – padia, ragi, hati, kuning telur dan sayuran. Tidak dikenal gejala defisiensi yang khas pada orang dewasa. Dalam pengobatan digunakan pada gangguan jantung (angina dan lain – lain), artrosis, neuralgia, hiperkoleterolemia dan penyakit kulit. Juga digunakan sebagai anti keguguran dan obat kemandulan. 27
Vitamin K Vitamin ini meliputi : Vitamin K-1, disebut fitomenadion, terdapat dalam sayuran hijau dan minyak nabati Vitamin K-2, dihasilkan oleh flora usus. Untuk penyerapannya dari usus memerlukan asam empedu. Vitamin K-3 (menadion) dan vitamin K-4 (menadiol), merupakan zat sintetik. Dalam hati, vitamin K merangsang pembentukan protrombin. Defisiensi vitamin ini menyebabkan hipoprotrombinemia, yang berakibat darah sukar membeku. C. Mineral dan Elemen Spura Mineral adalah zat anorganik yang dalam jumlah kecil bersifat essensial bagi banyak proses metabolisme dalam tubuh. Yang paling banyak dibtuhkan adalah kalium, natrium, kalsium, magnesium, fosfor dan klorida. Elemen spura adalah mineral yang dibutuhkan kurang dari 20 mg sehari, yakni besi, seng, tembaga, mangan, molibden, fluor, krom, iod, selen dan kobalt. Fungsinya masing – masing sangat berbeda : Ca dan P untuk sebagian besar bertanggung jawab bagi kekuatan kerangka K, Mg dan P terutama untuk membentuk sistem pendapar intraselluler Na dan Cl berperan penting diruang ekstraselluler sebagai pengatur tekanan osmotik dan tekanan darah normal. Banyak elemen spura merupakan ko-faktor dari metallo-enzym, misalnya Fe, Zn, Mn, Mg dan Cu ; yang mengkalatisa banyak proses metabolisme. F dan Sr merupaka zat essensial bagi tulang gigi dan emailnya Iod merupakan bahan baku bagi sintesis hormon tiroid Penggunaan minerasl – mineral, khususnya untuk prevensi dan pengobatan keadaan defisiensi, terutama garam K dan Ca; begitu pula Na, Cl dan Fospat yang digunakan sebagai infus dalam keadaan darurat. Dari elemen – elemen spura, hanya Fe, Zn, I, F dan Sr yang digunakan sebagai obat. Zat – zat lainnya hanya digunakan sebagai tambahan pada preparat multivitamin atau sebagai food suplemen. Obat – obat tersendiri ; 1. Kalium klorida Merupakan kation yang terpenting dalam cairan intra sel dan merupakan zat essensial untuk mengatur keseimbangan asam – asam serta isotoni dari sel. Selain itu juga mengaktivasi banyak reaksi enzim dan proses fisiologis, seperti penerusan impuls di saraf dan otot, kontraksi otot dan metabolisme karbohidrat. 2. Natrium klorida Merupakan kation terpenting bagi cairan ekstra sel dan berperan penting pada regulasi tekanan osmotok sel. Juga berperan pada pembentukan perbedaan – perbedaan potensial listrik dalam kontraksi otot dan penerusan impluls saraf. Defisiensinya bisa terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dan banyak berkeringat serta banyak minum air tanpa tambahan garam ekstra. 3. Kalsium Fungsi utamanya adalah bahan pembangun tulang, berperan penting pada regulasi daya rangsang dan kontraksi otot – otot serta penerusan impuls saraf. Selain itu Ca 28
mengatur permeabilitas membran sel bagi K dan Na, aktivasi banyak reaksi enzim seperti pembekuan darah. Defisiensi Ca menimbulkan kelembekan tulang (osteomalacia) dan mudah terangsangnya otot dan saraf , dengan akibat serangan – serangan tetania. Contoh garam kalsium : kalsium glukonat, kalsium laktat dan kalsium sitrat. 4. Seng sulfat Kadar seng dalam tubuh agak tinggi dibandingkan dengan elemen spura lainnya, yang sebagian besar terdapat dalam tulang dan prostat. Fungsinya ialah sebagai kofaktor dalam minimal 100 enzim yang terlibat dalam segala proses metabolisme, yaitu : karboanhidrase, berperan pada gejala buta malam (ko-faktor dari alkoholdehidrogenase, yang merubah retinol menjadi retinal) memperbaiki fungsi sel – sel otak bagi lemah ingatan (sering lupa) pada orang tua stimulasi penyembuhan borok bila terjadi kekurangan secara lokal berkhasiat sebagai adstringens (penciutan selaput lendir), anti keringat dan antiseptik lemah Penggunaannya paling banyak alam dermatologi, khususnya ZnO dalam bedak tabur dan salep, sebagai adstringens dan antiseptik lemah. Selain itu juga pada preparat tetes mata. 5. Fluorida Fluor terutama ditimbun sebagai apatit di dentin dan email, juga dalam tiroid dan ginjal. Ekskresinya melalui saluran kemih dan keringat pada transpirasi berlebihan. Penggunaannya paling banyak untuk prevensi gigi berlubang (carries), yang berdasarkan atas reaksinya dengan apatit. Fluoro-apatit yang terbentuk bersifat lebih padat dan tahan asam, juga menutupi pori – pori kecil hingga email lebih sukar larut dalam asam, yang terbentuk setiap kali makan gula dan karbohidrat. Fluor juga digunakan pada osteoporosis (kurangnya Ca dari tulang). 6. Stronsium klorida Elemen ini berguna melindungi gigi terhadap pengaruh thermis (panas dan dingin) dan kimiawi (asam dan gula) yang disertai nyeri. Selain itu juga mengurangi sensitivitas gigi terhadap rangsangan tersebut dengan jalan membentuk lapisan pelindung keras di luar dentin yang sudah kehilangan emailnya karena erosi atau pengendapan kalsium. Dengan demikian rangsangan tersebut tidak bisa mencapai sum – sum gigi lagi yang berisi saraf – saraf dan dapat mengakibatkan nyeri. 7. Magnesium Terdapat dalam tulang dan cairan intra sel, juga sebagai ko-faktor enzim – enzim yang menghasilkan energi. Berperan penting pada kontraksi otot. 8. Krom Digunakan untuk kerja insulin yang optimal dalam bentuk aktifnya sebagai senyawa organik GTF (Glucose Tolerance Factor), yang 20 kali lebih aktif dari pada garam – garam krom anorganik. 9. Tembaga Merupaka kofaktor bagi cytochromoxidase dan beta hidroksilase yang mengubah dopamin menjadi noradrenalin, juga penting bagi sintesis hemoglobin. 29
Kekurangannya dapat menyebabkan kelambanan psikomotor, serangan epilepsi serta kelainan pada rambut. Spesialite vitamin dan mineral : No 1.
Nama Generik Vitamin B-1 / Tiamin Hidroklorida, Aneurin HCl, Vit. Anti beri - beri
2.
Vitamin B-2 / Riboflavin, Laktoflavinum , Beflavin
3.
Vitamin B-6 / Piridoksin Hidroklorida
Nama Dagang Vitamin B-1
Sediaan 25mg,50mg, 100mg / tab. 100mg / ml ampul
Produsen IPI
Alinamin / Alinamin-F-Odorless
5mg / tablet salut gula 50mg / tablet 25mg / 10ml ampul
Takeda
Pyridoxin HCl
10mg, 25mg / tablet 50mg, 100mg / ml ampul 25mg / tablet
Soho
Vitamin B-6
Kimia Farma
4.
Vitamin B-12 / Sianokobalamin, Vitamin merah, Citacon, Vitamen
Vitamin B-12 / Cyanocobalamin
50g / tablet 500g ,1000g/5ml amp. 1000g / ml vial
IPI, Soho, Kimia Farma
5.
Vitamin B1 + B6 + B12
Neurobion Bioneuron
Per dragee : / Ampul : Vit. B-1 : 100mg Vit. B-6 : 200mg Vit.B-12 : 200g
Merck Phapros
6.
Vitamin B Komplek
Squibb-B Complex Benoviplex
Tablet Tablet Salut Gula
Squibb Bernofarm
7.
Vitamin C Asam Askorbat
Redoxon Bekamin C Forte Vitacimin Xon-Ce
Tab. Effervescent 1g 250mg / tablet 500mg / tablet hisap 500mg / tablet hisap
Roche Kimia Farma Takeda Kalbe Farma
8
Vit. B Komplex + Vit. C
Enervon C Surbex-T
Tablet Tablet Salut Selaput
UAP Abbot
9
Vit.B Komplex + Vit.C + Vit.E
Becefort
Kaplet Salut Selaput
Phapros
10
Vitamin A / Akseroftol, Retinol
Avitin
1000 IU, 3000 IU, 6000 IU, 10.000 IU, 20.000 IU / tab. 50.000IU,100.000 IU/ml amp.
Soho
Vitamin A Kimia Farma
Kimia Farma
6000 IU,20.000 IU, 50.000 IU / tablet
11
12
Vitamin D / Kalsiferol, Vitmain D-2, Radiostal, Viosterol, Ergokalsiferol
Cavit D3
Cholecalciferol 133 IU, Calcii Hidrogen Phosphat 500 mg
Merck
Vitamin E / Alfa Tokoferol
Dalfarol
200 IU,300 IU,400 IU/soft cap
Darya-Varia
30
10mg, 50mg / dragee
13
Vitamin K
Tocopherine Natur-E
100 IU / kapsul
Soho Darya-Varia
Kaywan
Vit.K-1 5mg / tablet
Eisai
Kaytwo
5mg / kapsul
14
Vit. A + Vit.E
Rovigon
Tiap Chewable Dragee Vit. A : 30.000 IU Vit. E : 70 mg
15
Vit.A + Vit.D + Vit.E
Big Fish
16
Vitamin A / Akseroftol, Retinol
Avitin
Per Soft Capsul Minyak Ikan, Vit. A-2 : 2000 IU + Vit. D : 200 IU + Vit. E 10 IU 1000 IU, 3000 IU, 6000 IU, 10.000 IU, 20.000 IU / tab. 50.000IU,100.000 IU/ml amp.
Vitamin A Kimia Farma
Darya Varia
Soho
Kimia Farma
6000 IU,20.000 IU, 50.000 IU / tablet 17
Vitamin D / Kalsiferol, Vitmain D-2, Radiostal, Viosterol, Ergokalsiferol
Cavit D3
Cholecalciferol 133 IU, Calcii Hidrogen Phosphat 500 mg
Merck
18
Vitamin E / Alfa Tokoferol
Dalfarol
200 IU,300 IU,400 IU/soft cap 10mg, 50mg / dragee
Darya-Varia
Tocopherine Natur-E
100 IU / kapsul
Soho Darya-Varia
D. Hormon Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, langsung masuk ke dalam aliran darah dan berpengaruh sangat spesifik terhadap organ tertentu untuk dapat berfungsi secara normal. Kelenjar endokrin yang penting adalah kelenjar hipofisa dan hipotalamus, kelenjar kelamin (ovarium dan testes), kelenjar anak ginjal, pankreas, tiroid dan paratiroid. Dalam pengobatan, hormon digunakan untuk : 1. Terapi substitusi pada defisiensi hormon, misalnya pemberian insulin pada penderita diabetes mellitus. 2. Yang banyak digunakan adalah pada pengobatan berdasarkan efek farmakologinya yang tidak berhubungan dengan efek fisiologisnya. Misalnya kortikosteroida banyak digunakan karena efek anti radangnya. 3. Secara khusus untuk mempengaruhi fungsi organ ke arah yang dikehendaki, misalnya estrogen dan progesteron digunakan untuk mencegah kehamilan. 4. Diagnosa penyakit atau kelainan, misalnya tirotropin untuk test terhadap kelenjar tiroid. 31
Untuk keperluan pengobatan, zat hormon dapat diperoleh dari : 1. Sumber alam, berasal dari binatang ternak menyusui misalnya sapi. Persediaannya amat terbatas. 2. Senyawa sintetik, saat ini umumnya digunakan hormon sintetik atau semi sintetik. 1. Hormon Hipofisa Hipofisa adalah suatu umbai pada pangkal otak. Kelenjar ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : (a) Adenohipofisa Adalah umbai depan, yang merupakan bagian terbesar. Hormon yang dihasilkannya adalah : a. Somatotropin : Merangsang pertumbuhan tubuh pada umumnya b. Gonadotropin : Merangsang kelenjar kelamin mensekresikan hormonnya c. Kortikotropin : Merangsang kelenjar anak ginjal bagian korteks untuk mensekresikan kortikosteroida d. Tirotropin : Merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroid e. Prolaktin : Menstimulir sekresi air susu (b)
Neurohipofisa Adalah umbai belakang, terutama terdiri dari jaringan saraf. Hormon yang dihasilkannya adalah : a. Oksitosin : Menyebabkan kontraksi uterus dan menstimulir mulainya laktasi b. Vasopresin : Mencegah ekskresi air terlalu banyak
Zat – zat tersendiri : (a) Somatotropin Digunakan untuk terapi substitusi. Tetapi karena hormon ini tidak dapat diganti dengan hormon binatang, maka sediaan farmasinya sangat jarang. (b) Gonadotropin Dalam pengobatan digunakan untuk mengatasi gangguan haid dan kemandulan baik pria maupun wanita. Sediaan gonadotropin diperoleh dari air kemih wanita hamil atau air kemih wanita setelah menopause, yaitu Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan Human Menopausal Gonadotropin (HMG). Diberikan per injeksi. (c) Oksitosin Hormon ini telah dapat disintesa. Dalam kebidanan digunakan untuk merangsang kontraksi uterus (rahim) guna membantu persalinan. Setelah persalinan, dapat juga digunakan untuk mencegah banyaknya perdarahan. (d) Vasopresin Diperoleh dari sapi atau babi. Digunakan pada pengobatan diabetes inspidus dengan gejala poliuria, akibat kekurangan hormon anti diuretik dan insufisiensi hipofisa. Obat – obat hormon hipofisa : No 1
Nama Generik Gonadotropin chorionik
Nama Dagang Pregnyl
2
Gonadotropin menopausal
Humegon
3
Oksitosin sintetik
Decatocin Piton –S Syntocinon
32
Sediaan 1500 UI ; 5000 UI/ ampul serbuk pro injeksi 75 UI ; 150 UI / vial serbuk pro injeksi 10 Ui/ml injeksi
Produsen Organon Organon Harsen Organon Novartis
4
Somatropin
Genotropin
16 IU / ml vial
Pfizer
2. Hormon Kelamin Hormon kelamin dihasilkan oleh kelenjar kelamin (ovarium dan testes) dibawah pengaruh gonadotropin, berfungsi menentukan ciri – ciri kelamin primer dan sekunder. Androgen adalah hormon pria, sedangkan estrogen dan progesteron adalah hormon wanita. Semua hormon kelamin memiliki sifat – sifat yang sama, misalnya : Retensi air dan garam Berdaya anabolika, androgen lebih kuat dari pada estrogen Mengakibatkan penutupan epifisis (ujung tulang pipa) sesudah pertumbuhan di masa pubertas. (a) Zat – zat androgen Yang terpenting adalah testoteron, selain bertanggung jawab terhadap ciri kelamin primer dan sekunder. Hormon ini berperan penting pada spermatogenesis dalam testes (efek virilisasi, virile = jantan). Digunakan dalam terapi substitusi, misalnya pada keadaan klimakterium virile sesudah usia 50 tahun. Juga untuk merangsang pertumbuhan anak laki – laki di atas usia 16 tahun yang terlambat pertumbuhannya akibat hipofungsi hipofisanya. Zat – zat tersendiri : Testoteron Dibuat secara semisintetik. Karena absorpsinya dari usus dan bioavailabilitasnya kurang baik, maka diberikan dalam bentuk injeksi sebagai esternya dalam pelarut minyak. Metil-testoteron Dapat digunakan per-oral. Digunakan terutama pada gangguan potensi akibat defisiensi androgen, pada hipogonadisme dan pada sterilitas karena oligospermia. Mesterolon Pada dosis terapi zat ini mempengaruhi hipofisa, sehingga sekresi testoteron dan spermatogenesis tidak terhambat. Spesialite androgen : No 1 2
3 4 5
Nama Generik Mesterolon Mesterolon + Vit. E + Yohimbin + Strychnin + Nikotinat Kombinasi turunan testoteron Metiltestoteron + Yohimbin + Vit. E Testoteron
Nama Dagang Proviron Tonovan
Sediaan Tablet 25 mg
Produsen Schering Schering
Sustanon
injeksi
Organon
Pasumastrong Testoviron Andriol
Merck Kapsul 40 mg
Schering Organon
(b). Anabolika Merupakan hormon sintetik yang terutama bekerja memacu sintesa protein tanpa memiliki sifat virilisasi. Anabolika yang banyak digunakan adalah turunan testoteron, yaitu Metenilon, Metandienon, Oksimetolon dan Stanozol. Juga turunan nadrolon yaitu Nandrolon dan Etilestrenol. Umumnya digunakan pada keadaan tubuh lemah, seperti pada keadaan sesudah operasi, baru sembuh dari sakit dan lain – lain. Juga selama terapi penyinaran dan terapi dengan kortikosteroida untuk mencegah osteoporosis. Dalam bidang olahraga 33
obat ini sering disalahgunakan untuk memperkembangkan dan memperkuar otrot para atlit (doping). Karena anabolika ini zat – zat androgen maka memiliki efek viirilisasi bila digunakan untuk waktu yang lama pada wanita, menekan spermatogenesis, menghambat pertumbuhan anak – anak di bawah usia 16 tahun karena stimulasi penutupan epifisis, dan menimbulkan gangguan haid pada wanita. Zat tersendiri : Nandrolon Indikasi
:
Kehilangan protein akibat cedera parah, latihan berlebihan, penyakit ketuaan ; pada anak memacu pertumbuhan yang lambat.
Kontra indikasi Efek samping
: :
Kehamilan, karsinoma prostat Jerawat, hirsutisme, peningkatan libido hipertropi klitoris, dan rambut pubis melebat.
Etilestrenol Indikasi Kontra indikasi Efek samping
: : :
Selama menderita penyakit kronik terutama pasien lanjut usia Kehamilan, karsinoma prostat, gangguan fungsi hati Mual, retensi cairan tubuh yang ringan, gangguan haid
pada
wanita,
Spesialite anabolika : No 1 2 3
Nama Generik Nandrolon decanoat Nandrolon fenilpropionat Etilestrenol
Nama Dagang Deca Durabolin Durabolin Orgabolin
Sediaan Injeksi 25 mg ; 50 mg/ ml Injeksi 25 mg /ml Tablet 2 mg
Produsen Organon Organion Organon
(c). Zat – zat estrogen Estrogen bekerja terhadap mukosa uterus (endometrium) untuk mempersiapkan proses lebih lanjut dari sel telur yang telah dibuahi. Bersama – sama progesteron, estrogen berperan penting pada masaknya folikel, ovulasi, pembuahan, transpor sel telur yang telah dibuahi ke dinding uterus dan penyarangannya disitu. Zat – zat estrogen digunakan untuk terapi substitusi pada keluhan klimakterium, menekan laktasi, menekan ovulasi dan pengobatan osteoporosis sesudah menopause. Preparat kombinasi estrogen dan progesteron dugunakan untuk diagnosa kehamilan dan pengobatan amenorea sekunder (haid terlambat). Zat – zat tersendiri : Estradiol Merupakan estrogen alamiah terkuat, digunakan pada terapi substitusi pada klimakterium, menopause dan kanker prostat. Pemberian per-oral bioavailabilitasnya rendah, sehingga diberikan per injeksi sebagai esternya dalam pelarut lemak. Etinilestradiol Turunan semi sintetik yang berdaya larut amat kuat; dapat diberikan per oral. Merupakan komponen dari banyak pil anti hamil. Mestranol Hormon ini baru aktif setelah di dalam hati diubah menjadi etinilestradiol. Juga digunakan dalam pil anti hamil. Dietilstilbestrol 34
Aktif per oral dengan kerja panjang, tetapi karena bersifat karsinogenik zat ini tidak lagi digunakan. Spesialite estrogen : No 1
Nama Generik Estradiol
Nama Dagang Progynova
Sediaan Tablet 1mg ; 2 mg
Produsen Schering
2
Etinilestradiol
Lynoral
Tablet 0,05 mg
Organon
3
Metilestrenolon + Metilestradiol
Gynaecosid
Tiap tablet : Metilestrenolon 5 mg Metilestradiol 0,3 mg
Phapros
(d). Zat – zat progestagen Progestagen adalah steroid sintetik yang berdaya progesteron. Progesteron adalah hormon yang dikeluarkan oleh badan kuning (corpus luteum) dibawah pengaruh hormon gonadotropin. Hormon ini mempengaruhi endometrium dari fase proliferasi karena pengaruh estrogen, ke fase sekresi agar telur yang telah dibuahi dapat bersarang dan berkembang lebih lanjut. Kemudian hormon ini juga berfungsi menjaga kehamilan dari keguguran. Dalam pengobatan, progestagen digunakan untuk ; Mencegah kehamilan pada pil KB Mencegah keguguran akibat kurang sekresi progesteron Terapi subtitusi pada keadaan klimakterium dan menopause Pada gangguan haid Pada endometriosis dan kemadulan yang diakibatkannya Zat – zat tersendiri : Progesteron Diperoleh dari ovarium binatang ternak atau hasil sintesa. Absorpsinya di susu cukup baik, tetapi karena bioavailabilitasnya tidak baik, maka diberikan secara injeksi. Hidroksiprogesteron Diperoleh secara sintetik, memiliki efek androgen tanpa efek estrogen. Banyak digunakan dalam pil suntik anti hamil. Etisteron Terutama digunakan pada gangguan hati. Noretisteron Memiliki efek androgen dan efek estrogen lemah. Banyak digunakan pada pil anti hamil, juga untuk menunda haid. Levonorgestrel Efek progesteronnya kuat dan kerjanya panjang, berdaya nadrogen lemah, bersifat anti estrogen. Banyak digunakan dalam pil kombinasi anti hamil. Linesterol Tidak berdaya gestagen, tetapi bersifat anti gonadotropik yang baik, tidak berdaya androgen. Banyak digunakan dalam pil anti hamil. Dilestrenol Daya gestagennya kuat, maka terutama digunakan untuk mencegah keguguran. Spesialitea progestagen : No 1 2
Nama Generik Noretisteron Progesteron
Nama Dagang Primolut N Progestin
Sediaan Tablet 5 mg Injeksi
35
Produsen Schering Organon
3 4
Etisteron Alilestrenol
Progestoral Gestanon
Organon Organon
E. Obat Kontrasepsi Dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia dan terbatasnya pangan, banyak negara menyadari pentingnya pembatasan kelahiran, terutama negara berkembang seperti Indonesia yang tengah berupaya mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan, maka pembatasan kelahiran suatu keharusan. Cara yang dilaksanakan untuk hal ini adalah program keluarga berencana (KB). KB memiliki tujuan antara lain : mencegah mortalitas ibu dan anak dengan menghindari kehamilan resiko tinggi mengurangi angka kesakitan menghindari kelahiran yang tidak diinginkan mengatur jarak kehamilan menentukan jumlah anak dalam keluarga Salah satu cara pembatasan kelahiran adalah dengan pencegahan kehamilan menggunakan obat – obat kontrasepsi.Obat kontrasepsi ini dapat berupa : Yang digunakan per oral : misalnya pil KB Suntikan Alat dalam saluran reproduksi, seperti kondom, pessarium (kondom wanita), IUD Obat topikal intravaginal yang bersifat spermicida, misalnya tablet busa, tissue KB Pil Implan (susuk KB) Operasi (tubektomi dan vasektomi) 1. Mekanisme kerja Semua pil anti hamil hanya dimaksudkan untuk merintangi pelepasan sel telur (ovulasi) sehingga dapat mencegah kehamilan. Cara kerja obat anti hamil itu adalah : (a) Perintang ovulasi, yaitu estrogen dan progesteron dalam dosis yang sesuai, mampu menekan sekresi gonadotropin dari hipofisa sehingga proses pematangan sel telur terhambat. (b) Pengentalan lendir cervix, lazimnya cervix tertutup lendir yang selama masa subur menjadi encer, sehingga memudahkan masuknya sel sperma ke dalam uterus. Karena pengaruh progesteron, lendir tersebut menjadi kental sehingga sel sperma tidak mampu menembusnya. Pil mini dan pil suntik yang mengandung progesteron tanpa estrogen bekerja menurut prinsip ini. (c) Khasiat terhadap endometrium, karena pengaruh kedua hormon, endometrium hanya berkembang dan sedikit berproliferasi, tidak mengalami fase sekresi dan justru menyusut, sehingga penyarangan sel telur tidak terjadi. 2. Jenis pil dan penggunaannya Dewasa ini dikenal beberapa macam pil anti hamil, yaitu : (a) Pil kombinasi Berisi estrogen dan progesteron . Mulai ditelan pada haid hari pertama atau ke lima, selama 20 – 21 hari, dilanjutkan dengan 7 pil kosong (plasebo) atau istirahat selama 7 hari. Pada waktu istirahat inilah umumnya terjadi perdarahan yang mirip haid biasa. Keamanannya hampir sempurna (99,9% berhasil) bila tidak lupa menelannya setiap hari. (b) Pil bertahap
36
Tidak semua pil untuk semua periode pemakaian mengandung komponen dan kadar yang sama. Pentahapan ini dimaksudkan untuk meniru variasi hormon alamiah selama siklus setiap bulannya. Yang termasuk jenis pil ini adalah pil bifasis, terdiri dari 7 tablet yang hanya mengandung estrogen dan 15 tablet lainnya merupakan pil kombinasi, dengan estrogen dan progesteron. (c) Pil mini Mengandung dosis kecil progesteron saja, yaitu linestrenol dan noretisteron. Mulai ditelan pada hari haid pertama secara terus menerus tanpa istirahat. (d) Pil suntik Sebetulnya bukan pil, tapi injeksi yang hanya mengandung progestagen dengan kerja panjang, yaitu medroksiprogesteron. Diberikan tiga bulan sekali, per injeksi intra muscular. (e) Morning after pil Mengandung estrogen dalam dosis tinggi, yaitu etinilestradiol 3 – 5 mg. Jenis pil ini khusus digunakan sesudah persetubuhan “tanpa perlindungan”. Mulai ditelan selambat – lambatnya 24 jam kemudian, selama lima hari berturut – turut, biasanya pada pagi hari. Pil kombinasi dapat pula digunakan untuk maksud yang sama dengan toleransi yang baik. Pil tersebut mengandung etinilestradiol 100 mcg dan levonorgestrel 500 mcg, harus ditelan 2 kali dengan interval 12 jam. 3. Faktor – faktor yang mempengaruhi keamanan pil (a) Terlupa menelan Bila terlupa satu pil, maka dalam waktu tidak lebih dari 12 jam pil itu harus di telan. Bila lebih dari 12 jam atau terlupa lebih dari 2 pil, maka keamana pil tidak dapat dipercaya lagi. (b) Gangguan saluran pencernaan seperti diare, muntah, menyebabkan penyerapannya tidak sempurna. (c) Pengaruh obat lain Beberapa obat dapat mengurangi efektifitas pil dengan jalan induksi enzim, sehingga hormon dari pil dipercepat penguraiannya. Obat – obat tersebut adalah Fenobarbital, Fenitoin, Glutetimida dan Rifampisin. 4. Penggunaan lain Selain untuk mencegah kehamilan, pil KB juga digunakan untuk : (a) Menunda haid Karena suatu keperluan, penundaan tersebut jangan lebih lama dari 8 hari karena resiko perdarahan-antara bertambah besar. Caranya, setelah pil terakhir dari suatu kur habis, jangan istirahat, tetapi lanjtkan dengan kur baru. Bila misalnya dikehendaki penundaan 6 hari, setelah itu baru istirahat. (b) Terapi substitusi pada klimakterium dan mencegah gangguan siklus. 5. Efek Samping Pil anti hamil dapat menimbulkan efek samping yang bersifat ringan maupun ayng berbahaya. Efek samping ringan yang sering terjadi biasanya berkurang atau lenyap sendiri setelah beberapa bulan pemakaian adalah : Mula, nyeri kepala, umumnya karena estrogen
37
Rasa lelah, gelisah dan mudah tersinggung, libido berkurang, umumnya karena komponen progesteron. Perdarahan tidak teratur yang berupa spotting atau haid anatra, kebanyakan karena kekurangan estrogen Depresi Infeksi candida dan mungkin trichomonas, yang menyebabkan keputihan.
Efek samping yang lebih serius, merupakan resiko penggunaan pil anti hamil adalah : Infark jantung Hipertensi, akibat retensi garam dan air Trombosis Mempertinggi LDL – kolsterol, sehingga memperbesar resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. 6. Kontra indikasi Pil anti hamil tidak boleh diberikan pada penderita atau bila terdapat riwayat trombosis, kanker payudara, hepatitis dan hiperlipidemia. Penggunaannya harus hati – hati terhadap penderita penyakit jantung dan pembuluh, hipertensi, udema, gangguan endokrin (diabetes, hipertiroid) dan migrain. 7. Obat – Obat Kontrasepsi Pil Bifasis : No. 1.
No. 2.
Nama Generik Levonorgestrel + Etinilestradiol
Nama Generik Lynestrenol + Ethinylestradiol
Nama Dagang Microgynon
Sediaan Per tablet : Levonorgestrel 150 mcg Etinilestradiol 30 mcg
Produsen Schering
Nordette-28
Tablet
Wyeth-Ayerst
Nama Dagang Lyndiol
Sediaan Per tablet : Lynd. 2,5mg; Eth.50mcg
Produsen Organon
Ovostat 28
Per tablet : Lynd. 1mg Eth. 50mcg
Organon
Nama Dagang Excluton
Sediaan 0,5 mg/tablet
Produsen Organon
Pil Mini No. 3.
Nama Generik Linestrenol
Implant : No. 4.
Nama Generik Levonorgestrel
Nama Dagang Norplant
Sediaan Implan 36 mg
Produsen Leiras Oy
5.
Etonogestrel
Implanon
Implan Limas 68 mg
Prganon
38
BAB III OBAT SISTEM PERNAPASAN A. Obat – Obat Asma, Bronchitis dan Emfisema Paru 1. Pendahuluan CARA atau Chronic Respiratory Affection, mencakup semua penyakit saluran pernafasan yang mempunyai ciri penyumbatan bronchi karena pengembangan mukosa atau sekresi sputum (dahak) berlebihan, serta kontraksi otot polos saluran napas (bronchi) berlebihan. Tergolong penyakit ini adalah asma, bronchitis dan emfisema. Asma (asthma bronchiale) atau bengek adalah suatu penyakit alergi kronis yang berciri serangan sesak napas akut secara berkala yang disertai batuk dan hipersekresi dahak, dimana pasien tidak menunjukkan suatu gejala. Pada serangan yang hebat, penyaluran udara ke darah sedemikian lemah sehingga penderita membiru kulitnya (cyanosis). Sebaliknya pengeluaran nafas dipersulit dengan meningkatnya kadar CO2 dalam darah. Serangan asma biasa berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam dan dapat diatasi dengan pemberian obat secara inhalasi atau oral, tetapi dalam keadaan gawat perlu diberi suntikan Adrenalin, Teofilin dan atau hormon kortikosteroida. Umumnya jenis asma yang bersifat alergi sudah dimulai dari masa kanak – kanak dan didahului oleh gejala alergi lain, khusunya ekzema. Faktor keturunan memegang pernana penting pada terjadinya sama. Pasien asma memiliki kepekaan terhadap infeksi saluran napas, akibatnya dalah peradangan bronchi yang dapat menimbulkan serangan asma. Bronchitis kronis berciri batuk menahun dan banyak mengeluarkan sputum (dahak), tanpa sesak napas atau sesak napas ringan. Biasanya disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan, terutama oleh Haemophilus influenza atau Streptococcus pneumoniae. Pengobatan biasanya dengan antibiotik selama minimal 10 hari, agar infeksi tidak terulang / kambuh. Obat pilihannya adalah Amoksisilin, Eritrosin, Sefradin dan Sefaklor yang berdaya bakterisid terhadap antara lain bakteri – bakteri di atas. Emfisema paru (pengembangan) berciri sesak napas terus menerus yang menghebat pada waktu mengeluarkan tenaga dan seringkali dengan perasaan letih dan tidak bergairah. Penyebabnya adalah bronchitis kronis dengan batuk menahun, serta asma. 2. Tindakan umum - Mencegah timbulnya reaksi antigen – antibody dan serangan asma, misalnya dengan menjaga kebersihan (sanitasi) seperti menyingkirkan semua rangsangan luar terutama binatang – binatang peliharaan, rumah harus dibersihkan setiap hari khususnya kasur, sprei dan selimut. Begitu juga faktor aspesifik seperti perubahan suhu, dingin, asap dan kabut harus dihindari. - Berhenti merokok, karena asap rokok dapat menimbulkan bronkokonstriksi dan memperburuk asma. - Fisioterapi, menepuk – nepuk bagian dada guna mempermudah pengeluaran sputum, latihan pernapasan dan relaksasi. - Mencegah infeksi primer, dengan vaksinasi influenza. - Pemberian antibiotika pada pasien asma dan bronchitis dengan infeksi bakteri. Umumnya diberikan Amoksisilin atau Doksisiklin
39
3. Pengobatan Pengobatan asma dan bronchitis dapat dibagi atas 3 karagori, yaitu terapi serangan akut, status asmathicus dan terapi pencegahan. (a) Terapi serangan akut Pada keadaan ini pemberian obat bronchospasmolitik untuk melepaskan kejang bronchi. Sebagai obat piligan ialah Salbutamol atau Terbutalin, sebaiknya secara inhalasi (efek 3 – 5 menit). Kemudian dibantu dengan Aminophillin dalam bentuk suppositoria. Obat pilihan lain ialah Efedrin dan Isoprenalin, dapat diberikan sebagai tablet, hanya saja efeknya baru kelihatan setelah kurang lebih 1 jam. Inhalasi dapat diulang setelah 15 menit sebelum memberikan efek. Bila yang kedua ini juga belum memberikan efek, perlu diberikan suntikan i.v. Aminophillin atau Salbutamol, Hidrokortison atau Prednison. Sebagai tindakan akhir dengan Adrenalin i.v. dengan diulangi 2 kali dalam 1 jam. (b) Status asmathicus Pada keadaan ini efek bronchodilator hanya ringan dan lambat. Ini disebabkan oleh blokade reseptor beta karena adanya infeksi dalam saluran napas. Pengobatan dengan suntikan i.v. Salbutamol atau Aminophillin dan Hidrokortison dosis tinggi (200 – 400 mg per jam sampai maksimum 4 gram sehari). (c) Terapi pencegahan Dilakukan dengan pemberian bronchodilator misalnya Salbutamol, Ipratropium atau teofillin, bila karena alergi perlu ditambahkan Ketotifen. 4. Penggolongan Obat – Obat Asma Berdasarkan mekanismenya, kerja obat – obat asma dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu : (a) Antialergika Adalah zat – zat yang bekerja menstabilkan mastcell, hingga tidak pecah dan melepaskan histamin. Obat ini sangat berguna untuk mencegah serangan asma dan rhinitis alergis (hay fever). Termasuk kelompok ini adalah kromoglikat. β-2 adrenergika dan antihistamin seperti ketotifen dan oksatomida juga memiliki efek ini. (b) Bronchodilator Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang sistem adrenergik sehingga memberikan efek bronkodilatasi. Termasuk kedalamnya adalah : Adrenergika Khususnya β-2 simpatomimetika (β-2-mimetik), zat ini bekerja selektif terhadap reseptor β-2 (bronchospasmolyse) dan tidak bekerja terhadap reseptor β-1 (stimulasi jantung). Kelompok β-2-mimetik seperti Salbutamol, Fenoterol, Terbutalin, Rimiterol, Prokaterol dan Tretoquinol. Sefangkan yang bekerja terhadap reseptor β-2 dan β-1 adalah Efedrin, Isoprenalin, Adrenalin, dll. Antikolinergika (Oksifenonium, Tiazinamium dan Ipratropium.) Dalam otot polos terdapat keseimbangan antara sistem adrenergik dan kolinergik. Bila reseptor β-2 sistem adrenergik terhambat, maka sistem kolinergik menjadi dominan, segingga terjadi penciutan bronchi. Antikolinergik bekerja memblokir reseptor saraf kolinergik pada otot polos bronchi sehingga aktivitas saraf adrenergik menjadi dominan, dengan efek bronchodilatasi. Efek samping : tachycardia, pengentalan dahak, mulut kering, obstipasi, sukar kencing, gangguan akomodasi. Efek samping dapat diperkecil dengan pemberian inhalasi.
40
Derivat xantin (Teofilin, Aminofilin dan Kolinteofinilat) Mempunyai daya bronchodilatasi berdasarkan penghambatan enzim fosfodiesterase. Selain itu, Teofilin juga mencegah pengingkatan hiperaktivitas, sehingga dapat bekerja sebagai profilaksis. Kombinasi dengan Efedrin praktis tidak memperbesar bronchodilatasi, sedangkan efek tachycardia diperkuat. Oleh karena itu, kombinasi tersebut dianjurkan. (c) Antihistaminika (Ketotifen, Oksatomida, Tiazinamium dan Deptropin) Obat ini memblokir reseptor histamin sehingga mencegah bronchokonstriksi. Banyak antihistamin memiliki daya antikolinergika dan sedatif. (d) Kortikosteroida (Hidrokortison, Prednison, Deksametason, Betametason) Daya bronchodilatasinya berdasarkan mempertinggi kepekaan reseptor β-2, melawan efek mediator seperti gatal dan radang. Penggunaan terutama pada serangan asma akibat infeksi virus atau bakteri. Penggunaan jangka lama hendaknya dihindari, berhubung efeksampingnya, yaitu osteoporosis, borok lambung, hipertensi dan diabetes. Efek samping dapat dikurangi dengan pemberian inhalasi. (e) Ekspektoransia (KI, NH4Cl, Bromheksin, Asetilsistein) Efeknya mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. Pada serangan akut, obat ini berguna terutama bila lendir sangat kental dan sukar dikeluarkan. Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang mukosa lambung dan sekresi saluran napas sehingga menurunkan viskositas lendir. Sedangkan Asetilsistein mekanismenya terhadap mukosa protein dengan melepaskan ikatan disulfida sehingga viskositas lendir berkurang. 5. Obat – obat tersendiri (a) Derivat xantin - Teofilin Indikasi : Mekanisme : kerja
Kontra indikasi
:
Efek samping
:
Interaksi obat
:
Sediaan
:
- Aminofilin Indikasi
:
Kontra indikasi Efek samping Interaksi obat
: : :
Asma bronkial, bronchitis asmatic knonis, emfisema Spasmolitik otot polos khusuanya pada otot bronchi, stimulasi jantung, stimulasi SSP dan pernafasan serta diuretik. Berdasarkan efek stimulasi jantung, obat juga dugunakan pada sesak napas karena kelainan jantung (asthma cardial). Penderita tukak lambung yang aktif dan yang mempunyai riwayat penyakit kejang. Penggunaan pada dosis tinggi dapat menyebabkan mual, muntah, nyeri epigastrik, diare, sakit kepala, insomnia, kejang otot, palpitasi, tachycardia, hipotensi, aritmia, dll. Sinergisme toksis dengan Efedrin, kadar dalam serum meningkat dengan adanya Simetidin, Alupurinol. Kadar dalam serum menurun dengan adanya Fenitoin, kontasepsi oral dan Rifampisin Tablet, elixir, rectal, injeksi
Pengobatan dan profilaksis spasme bronchus yang berhubungan dengan asma, emfisema dan bronchitis kronik. Iritasi gastro intestinal, tachycardia, palpitasi dan hipotensi Kadar dalam plasma meningkat dengan adanya Simetidin, 41
Sediaan
:
Alupurinol dan Eritromisin. Injeksi, tablet
(b) Kortikosteroida (Hidrokortison, Prednison, Deksametason, Triamnisolon) Indikasi : Obat ini hanya diberikan pada asma yang parah dan tidak dapat dikendalikan dengan obat – obat asma lainnya. Pada status asmathicus diberikan per i.v. dalam dosis tinggi. Kontra indikasi : Efek samping : Pada penggunaan yang lama berakibat osteoporosis, moonface, hipertricosis, impotensi dan menekan fungsi ginjal. Pemakaian inhalasi efektivitasnya diperbesar dan penekanan terhadap anak ginjal diperingan. Interaksi obat : Efeknya memperkuat adrenergika dan Teofilin serta mengurangi sekresi dahak. Dosis : Pemberian dosis besar maksimum 2 – 3 minggu per oral 25 mg – 40 mg sesudah makan pagi, setiap hari dikurangi 5 mg. Untuk pemeliharaan 5 mg – 10 mg Prednison setiap 48 jam, atau Betametason ½ mg setiap hari. (c) Beta adrenergik (efek terhadap β-1 dan β-2) - Adrenalin Indikasi : Serangan asma hebat (injeksi s.c.) Pemakaian per oral tidak efektif, sebab terurai oleh asam lambung. Kontra indikasi : Efek samping : Shock jantung, gelisah, gemetar dan nyeri kepala Interaksi obat : Kombinasi dengan Fenobarbital dimaksudkan untuk efek sedatif supaya penderita tidak cemas / takut. Sediaan : Injeksi - Efedrin Indikasi Kontra indikasi Efek samping
: : :
Interaksi obat Sediaan
: :
-
Asma, bronchitis, emfisema Penyakit jantung, hipertensi, gondok, glaukoma Tachycardia, gelisah, insomnia, sakit kepala, eksitasi, aritmia ventrikuler Tablet
Isoprenalin Daya bronchodilatasinya baik, tetapi absorpsi dalam usu buruk. Absorpsi melalui mukosa mulut lebih baik, efek cepat dan dapat bertahan lebih kurang 1 jam. Sudah jarang digunakan sebagai obat asma, karena terdesak oleh adrenergik spesifik.
(d) β-2 mimetik - Salbutamol Indikasi
:
Selain berdaya bronchodilatasi juga memiliki efek menstabilisasi mastcell, sehingga digunakan terapi simptomatik dan profilaksis asma bronchial, emfisema dan obstruksi saluran napas. 42
Kontra indikasi Efek samping
: :
Interaksi obat Sediaan
: :
- Terbutalin Indikasi
:
Hipertensi, insufisiensi miokardial, hipertiroid, diabetes. Nyeri kepala, pusing, mual, tremor tangan. Pada dosis tinggi dapat berakibat tachycardia,palpitasi, aritmia dan hipotensi. Tablet, syrup
Asma bronchial, bronchitis kronis, emfisema dan penyakit paru lain dengna komplikasi bronchospasme Hipertiroidisme Tremor, palpitasi, pusing
Kontra indikasi : Efek samping : Interaksi obat : Sediaan : Tablet, inhalasi - Isoetarin Derivat Isoprenalin, digunakan sebagai tablet retard, kerjanya cepat, kurang lebih 20 menit, lama kerja 4 – 6 jam - Prokaterol Derivat Kinolin dengan daya kerja bronchodilatasi sangat kuat. Digunakan per oral dengan dosis 2 kali sehari 50 mcg. - Remiterol Kerja lebih selektif dari pada β-2 mimetika lainnya. Penggunaan secara inhalasi, efek cepat sekali + 30 detik dengan lama kerja 6 jam. - Tretoquinol Per oral efeknya cepat setelah 15 menit dengan lama kerja 6 jam. (e) Kromoglikat Indikasi
:
Mekanisme kerja
:
Kontra indikasi Efek samping
: :
Sediaan
:
(f) Antikolinergik - Ipratorium Indikasi Kontra indikasi Efek samping
: : :
Interaksi obat
:
Sediaan
:
Profilaksis asma bronchial termasuk pencegahan asma yang dicetuskan oleh aktivitas. Stabilisator mastcell sehingga menghalangi pelepasan histamin, serotonin dan leukotrien pada waktu terjadi reaksi antigen antibodi. Iritasi tenggorokan ringa, napas berbau, mual, batuk, bronchospasme sementara Inhalasi 5mg/ aktuasi ( Intal 5 ® )
Asma bronchial, bronchitis kronis, emfisema Hipersensitiv terhadap senyawa yang menyerupai atropin Mulut kering, iritasi kerongkongan, batuk, peningkatan tekanan intra okuler jika mengenai mata penderita glaukoma. Memperkuat efek antikolinergik obat lain, bronchodilatasi diperkuat oleh derivat xantin dan preparat β-adrenergik . Tablet, inhalasi
43
-
Tiazinamium Derivat Fenotiazin ini daya antihistamin dan daya antikolinergiknya kuat. Resorpsi per oral buruk, daya bronchodilatasinya hanya pada dosis tinggi, sehingga memberi efek samping seperti atropin.
(g) Antihistamin - Ketotifen Indikasi Mekanisme kerja Kontra indikasi Efek samping Interaksi obat Sediaan -
: : : : : :
Profilaksis asma bronchial karena alergi Dapat memblokir reseptor histamin dan menstabilisasi mastcell. Mengantuk, pusing, mulut kering. Memperkuat efek sedativ depresan SSP. Tablet
Oksatomida Dapat memblokir reseptor histamin dan menstabilisasi mastcell. Penggunaan kecuali pada profilaksis asma alergi, juga untuk rinitis alergi dan urticaria kronis. Kurang bermanfaat pada serangan asma akut.
Spesialite : NO. 1.
NAMA GENERIK & LATIN Teofilin
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
Brondilex
Tablet 150 mg, Elixir 50mg/5ml
Biomedis
2.
Teofilin + Bromheksin HCl
Bronsolvan
Tiap tablet atau 5 ml syrup : Teofilin 125 mg dan Bromheksin HCl 8 mg
Dankos
3.
Teofilin + Gliseril Guaiakolat
Quibron
Tiap kapsul atau 15 ml elixir : Teofilin 150 mg Gliseril Guaiakolat 90 mg
Bristol
4.
Teofilin + Efedrin HCl
Asmasolon
Tiap tablet : Teofilin 130 mg Ephedrin HCl 12,5 mg
Westmon
Asmadex Asthma Soho Neo-Napacin
Dexa Medica Soho Konimex
5.
Aminofilin
Aminophyllinum Phyllocontin
Ampul 10 ml : 24 mg/ml Tablet : 225 mg
Ethica Mahakam
6.
Efedrin HCl
Ephedrin HCl
Tablet : 25 mg
Soho
7.
Salbutamol Sulfat
Salbuven Salbron Fartolin Ventolin
Tablet 4 mg, Syr. 2mg/5ml Tablet 2 mg
Pharos Dankos Fahrenheit Glaxo Smith
Fartolin Expectorant
Tiap tablet : Salbutamol Sulfat 1,2 mg ;
8.
Salbutamol Sulfat + Guaifenesin
Tablet 2mg, syr. 2mg/5 ml, inhaler 100 mcg/semprot, nebula, rotacap, rotahaler, rotadisk, diskhaler
44
Fahrenheit
Guaifenesin 50 mg 9.
Terbutalin Sulfat
Bricasma
Tablet 2,5 mg, Syr. 0,3 mg/ml, turbuhaler, inhaler, aerosol, inhaler dengan nebuhaler, respules
Astra Zenecca
10.
Ketotifen
Nortifen Scanditen
Tablet 1 mg
Otto Tempo S.P.
B. Obat – Obat Batuk (Antitusiva) 1. Fisiologi batuk Batuk adalah suatu reflek fisiologi yang dapat berlangsung baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Reflek tersebut terjadi lazimnya karena adanya rangsangan pada selaput lendir pernapasan yan terletak di beberapa bagian dari tenggorokan dan cabangcabangnya. Reflek tadi berfungsi mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasan dari zat- zat perangsang itu, sehingga merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh. 2. Sebab – sebab batuk Reflek batuk dapat ditimbulkan oleh karena radang (infeksi saluran pernapasan, alergi), sebab-sebab mekanis (debu), perubahan suhu yang mendadak dan rangsangan kimia (gas, bau-bauan). Batuk (penyakit) terutama disebabkan oleh infeksi virus, misal virus influenza dan bakteri.Batuk dapat pula merupakan gejala yang lazim pada penyakit tifus, radang paru- paru, tumor saluran pernapasan, dekompensasi jantung, asam atau dapat pula merupakan kebiasaan. 3. Pengobatan Pengobatan batuk pertama- tama hendaknya ditunjukan pada mencari dan mengobati penyebabnya. Selanjutnya dilakukan pengobatan simptomatiknya, yang harus dibedakan dahulu antara batuk produktif (batuk yang mengeluarkan dahak) dengan batuk yang non produktif. Batuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi mengeluarkan zat asing (kuman, debu dan lainnya) dan dahak dari tenggorokan. Maka pada azasnya jenis batuk ini tidak boleh ditekan. Terhadap batuk demikian, digunakan obat golongan ekspektoransia yang berguna untuk mencairkan dahak yang kental dan mempermudah pengeluarannya dari saluran nafas. Sebaliknya batuk yang tidak produktif, adalah batuk yang tidak berguna sehinggga harus ditekan. Untuk menekan batuk jenis ini digunakan obat golongan pereda batuk, yang berkhasiat menekan rangsangan batuk yang bekerja sentral ataupun perifer. Untuk batuk yang disebabkan alergi, digunakan yang dikombinasi dengan ekspektoransia. Misalnya sirup Chlorphemin, mengandung antihistaminika Promethazine dan Diphenhidramin. Kadang –kadang diperlukan ekspektoransia dan pereda batuk dalam suatu kombinasi, untuk maksud mengurangi frekuensi batuk, dan tiap kali batuk cukup dapat dikeluarkan dahak yang kotor.
45
4. Penggolongan obat batuk Obat batuk dapat dibagi dalam dua golongan besar : (a) Zat – zat yang bekerja sentral Zat – zat ini menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sumsum lanjutan (medula) dan mungkin juga bekerja di otak dengan efek menenangkan. Zat ini terbagi atas : Zat – zat adiktif, yaitu Pulvis Opii, Pulvis Doveri dan Codein. Karena dapat menimbulkan ketagihan, penggunaannya harus hati – hati. Zat – zat non adiktif, yaitu Noskapin, Dekstrometorfan, Pentoksiverin, Prometazin dan Diphenhidramin. (b) Zat – zat yang bekerja perifer Obat ini bekerja di luar SSP, dan dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu : Emolliensia Zat ini memperlunak rangsangan batuk, memperlicin tenggorokan sehingga tidak kering dan melunakkan selaput lendir yang teriritasi. Contohnya Syrup Thymi, zat – zat lendir (seperti infus carrageen), akar manis. Ekspetoransia Zat ini memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan mengurangi kekentalannya sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk. Termasuk kedalamnya adalah Kalium Iodida, Amonium klorida, Kreosot, Guaiakol, Ipeka dan minyak – minyak atsiri. Mukolitika Zat ini bekerja mengurangi viskositas dahak (mengencerkan dahak) dan mengeluarkannya. Zat ini efektif digunakan untuk batuk dengan dahak yang kental. Contohnya Asetilkarbosistein, Bromheksin, Mesna, Ambroksol. Zat – zat pereda Zat ini meredakan batuk dengan cara menghambat reseptor sensibel di saluran napas. Contohnya oksolamin dan Tipepidin. 5. Obat-obat tersendiri (a) Kreosot Zat cair kuning muda ini hasil penyulingan kayu sejenis pohon di Eropa, mengandung kira-kira 70 % Guaiakol sebagai zat aktifnya. Zat ini mengurangi pengeluaran lendir pada bronchi dan membantu menyembuhkan radang yang kronis, disamping khasiatnya sebagai bakterisida. Berhubung baunya tidak enak dan merangsang mukosa lambung, maka lebih banyak digunakan guaiakol dalam bentuk esternya yaitu guaiakol karbonat, kalium guaiakol sulfonat dan gliseril guaiakolat. Dalam usus, ester tersebut terurai menjadi guaiakol bebas. Kreosot dapat pula digunakan sebagai obat sedotan (inhaler) dengan uap air (b) Ipecacuanhae Radix Akar dari tanaman Psychotria ipecacuanha (Rubiaceae) ini mengandung antara lain alkaloida emetin dan sefalin. Zat-zat itu bersifat emetic, spasmolitik terhadap kejang-kejang saluran pernafasan dan mempertinggi secara reflektoris sekresi bronchial. Penggunaan utamanya sebagai emetika pada kasus keracunan. Sebagai ekspektoransia hanya digunakan terkombinasi dengan obat batuk lainnya. (c) Ammonium klorida Berkhasiat sebagai secretolytic. Biasanya diberikan dalam bentuk sirup, misalnya OBH. Pada dosis tinggi menimbulkan perasaan mual dan muntah karena merangsang lambung.
46
(d) Kalium Iodida Menstimulir sekresi cabang tenggorokan dan mencairkan dahak, sehingga banyak digunakan dalam obat asma. Efek sampingnya berupa gangguan tiroid, jerawat (acne), gatal-gatal (urticaria) dan struma (e) Minyak terbang Seperti minyak kayu putih, minyak permen, minyak anisi dan terpenten. Berkhasiat mempertinggi sekresi dahak, melawan kejang (spasmolitika), anti radang, dan bakteriostatistik lemah.Minyak terpenten digunakan sebagai ekspektoransia dengan cara inhalasi, yang dihirup bersama uap air, ternyata amat bermanfaat pada radang cabang tenggorokan. (f) Liquiritie Radix Akar kayu manis dari tanaman Glycyrrhiza glabra, mengandung saponin yaitu sejenis glukosida yang bersifat aktif di permukaan. Khasiatnya berdasarkan sifatnya yang merangsang selaput lender dan mempertinggi sekresi zat lendir (g) Kodein Alkaloida candu ini paling banyak digunakan untuk mengobati batuk, berdasarkan sifat peredanya terhadap pusat batuk. Efek sampingnya antara lain, menimbulkan adiksi dan sembelit. Codipront (Mack) mengandung kodein dan antihistaminika Feniltoloksamin, keduanya terikat pada suatu resin dengan tujuan memperoleh khasiat jangka panjang. Etil-morfin (dionin) memiliki khasiat pereda batuk sama dengan kodein, sehingga sering digunakan dalam sirup obat batuk. Disamping itu juga digunakan sebagai analgetika. Karena khasiatnya dapat menstimulir sirkulasi pembuluh darah mata, maka juga digunakan untuk menghilangkan udema conjungtiva (pembengkakan di mata). (h) Dekstrometrorfan Khasiatnya sama dengan kodein, tetapi tidak bersifat analgetik dan adiktif (i) Bromheksin Turunan sikloheksil ini bersifat mukolitik, yaitu dapat mencairkan dahak yang kental, sehingga mudah dikeluarkan dengan batuk. Efek sampingnya berupa gangguan lambung usus, pusing dan berkeringat Spesialite : NO. 1.
NAMA GENERIK & LATIN Difenhidramin + Amm. Klorida + Na.Sitrat
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
Benadryl Cough Medicine Corsadryl Ikadryl
Syrup
Parke Davis Corsa Ikapharmindo
2.
Dextrometorphan HBr + Difenhidramin + Amm. Klorida + Na.Sitrat
Benadryl DMP Dantusil
Syrup Syrup
Parke Davis Dankos
3.
Dextrometorphan HBr + CTM + Gliseril guaiakolat + Fenilpropanolamin
Cosyr
Syrup
UAP
4.
Feniramin maleat + Amm. Klorida + Menthol
Avil Expectorant
47
Hoechst
NO. 5. 6.
NAMA GENERIK & LATIN Promethazin + Guaiakol ester + Ekstrak Ipeca Promethazin + Ksulfoguaiakolat + Na Sitrat + Tinc. Ipeca + Menthol
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
Phernergan Expectorant
Syrup
Rhone P
Prome Expectorant
Syrup
New Interbat
7.
Dextrometorphan HBr + Difenhidramin + Amm. Klorida + K-sulfoguaiakolat + Na Sitrat
Sanadryl Plus Expectorant
Syrup
Sanber Farma
8.
Difenhidramin + Amm. Klorida + K-sulfoguaiakolat + Na Sitrat
Sanadryl Expectorant
Syrup
Sanbe Farma
9.
Difenhidramin + Amm. Klorida + Na Sitrat + Menthol
Koffex
Syrup
Dumex
10.
Difenhidramin + Amm. Klorida + Menthol
Nichodryl
Syrup
Nicholas
11.
Difenhidramin + Gliseril Guaiakolat + Na Sitrat
Allerin
Syrup
UAP
12.
CTM + + Gliseril Guaiakolat
Cohistan Expectorant
Syrup
Biomedis
48
BAB IV ANTIHISTAMIN A. Histamin Histamin adalah suatu senyawa amina yang didalam tubuh dibentuk dari asam amino histidin oleh pengaruh enzim histidin dekarboksilase. Hampir semua organ dijaringan tubuh mengandung histamin itu. Zat tersebut terdapat terutama dalam sel-sel tertentu yaitu mastcell, dalam keadaan terikat dan tidak aktif. Histamin dapat dibebaskan dari ikatan nya dalam bermacam-macam faktor antara lain reaksi alergi, luka-luka berat, sinar UV dari matahari, racun ular dan tawon, enzim proteolitik serta beberapa macam obat-obatan (opiat, tubokurarin, klordiazepoksida). Efek histamin Terdapatnya histamin (aktif) berlebihan didalam tubuh, meninbulkan efek antara lain : 1. Kontraksi otot polos bronchi, usus dan uterus. 2. Vasodilatasi semua pembuluh darah, dengan akibat hipotensi. 3. Memperbesar permeabilitas kapiler, yang berakibat udema dan pengembangan mukosa 4. Memperkuat sekresi kelenjar ludah, air mata dan asam lambung. 5. Stimulasi ujung saraf dengan akibat erytema dan gatal-gatal. Dalam keadaan normal jumlah histamin dalam darah cukup kecil, hanya kira-kira 50 mcg/l, sehingga tidak menimbulkan efek seperti tersebut diatas. Baru bila mastcell pecah, histamin terlepas demikian banyak sehingga efek tersebut menjadi nyata. Kelebihan histamin dalam darah diuraikan oleh enzim histaminase yang juga terdapat didalam jaringan. Dalam pengobatan , untuk mengatasi efek histamin digunakan obat antihistaminika. B. Antihistamin Adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin yang berlebihan di dalam tubuh, dengan jalan memblok reseptornya. Atas dasar jenis reseptor histamin, dibedakan dua macam antihistaminika, yaitu : 1. Antihistaminika H1 (H1 blocker) Zat ini menekan reseptor H1 dengan efek terhadap penciutan bronchi, usus dan uterus, terhadap ujung saraf dan untuk sebagian terhadap sistem pembuluh darah (vasodilatasi dan naiknya permeabilitas). Kebanyakan antihistaminika termasuk kelompok ini. Selain daya antihistaminika, obat-obat ini kebanyakan memiliki khasiat lain yaitu antikolinergik, menekan SSP dan beberapa di antaranya antiserotonin dan lokal anestesi. Berdasarkan efek tersebut, antihistaminika ini banyak digunakan untuk mengatasi bermacam-macam gangguan, antara lain asma yang bersifat alergi, “hay fever” (reaksi alergi terhadap misalnya serbuk sari bunga ), sengatan serangga (lebah), uriticaria, kurang nafsu makan, mabuk perjalanan, Parkinson dan sebagai sedativ hipnotika. 2.
Antihistaminika H2 (H2 blocker) Menekan reseptor H2 dengan efek terhadap hipersekresi asam klorida dan untuk sebagian terhadap vasodilatasi dan turunnya tekanan darah. Obat yang termasuk golongan ini adalah Simetidin dan Ranitidin. 49
C. Penggolongan Antihistamin Menurut struktur kimianya antihistaminika dapat dibagi dalam beberapa kelompok : R1 R X C C N R2 1. Turunan Etanolamin (X=O) Meliputi Difenhidramin, Dimenhidrinat, Klorfenoksamin, Karbinoksamin dan Feniltoloksamin. Kelompok ini memiliki daya kerja seperti Atropin (antikolibergik) dan bekerja terhadap SSP(sedative) 2. Turunan Etilendiamin (X=N) Diantaranya Antazolin,Tripelamin,Klemizol dan Mepirin. Kelompok ini umumnya memiliki daya sedative lemah. 3. Turunan Propilamin (X=C) Diantaranya Feniramin, klorfeniramin, bromfeniramin dan triprolidin. Kelompok ini memiliki daya antihistaminica kuat. 4. Turunan Piperazin Meliputi Siklizin, meklozin, homoklorsiklizin, Sinarizin, Flunarizin. Umumnya bersifat long acting. 5. Turunan Fenotizin Meliputi Prometazin, tiazinamidum, oksomemazin, metdilazin. Efek antihistamin dan antikolinergiknya tidak begitu kuat, berdaya neuroleptik kuat sehingga digunakan pada keadaan psikosis karena juga berefek meredakan batuk, maka sering digunakan dalam obat batuk. 6. Turunan Trisiklik Lainnya Meliputi Siproheptadin, Azatadin, Pizotifen. Mempunyai daya antiserotonin kuat dan menstimulir nafsu makan, maka banyak digunakan untuk stimulant nafsu makan. 7. Zat-zat non sedative Yaitu Terfenadin dan astemizol. Memiliki daya anti histaminika tanpa efek sedative. 8. Golongan Sisa Yaitu Mebhidrolin, Dimetinden, Difenilpiralin. D. Obat - Obat Tersendiri 1.
2.
3.
4. 5.
Difenhidramin Disamping khasiat antihistaminikanya yang kuat, juga bersifat sedatif, antikolinergik, spasmodic, antiemetik dan antivertigo.Banyak digunakan dalam obat batuk, disamping itu juga digunakan sebagai obat mabuk perjalanan, anti gatal-gatal karena alergi dan obat tambahan pada penyakit parkinson. Efek sampingnya mengantuk. Klorfeniramin Daya antihistaminikanya lebih kuat daripada Feniramin, dan mempunyai efek sedatif ringan. Digunakan untuk alergi seperti rhinitis alergia, urtikaria, asma bronchial, dermatitis atopik, eksim alergi, gatal – gatal di kulit, udema angioneurotik Prometazin Selain digunakan dalam obat batuk, juga digunakan sebagai antiemetik untuk mencegah mual dan mabuk perjalanan, sindroma parkinson, sedativa dan hypnotika Dimenhidrinat Digunakan pada mabuk perjalanan dan muntah-muntah waktu hamil. Antazolin Sifatnya tidak merangsang selaput lendir, karena itu sering digunakan untuk mengobati gejala alergi pada mata dan hidung.
50
6.
Feniramin Berdaya antihistaminika kuat dan efek meredakan batuk yang cukup baik, sehingga digunakan pula dalam obat batuk. 7. Siproheptadin Merupakan satu-satunya antihistaminika yang mempunyai efek tambahan nafsu makan. Kerja ikutannya antara lain timbul rasa mengantuk, pusing, mual dan mulut kering. 8. Mebhidrolini Napadisilat Praktis tidak bersifat menidurkan.Digunakan pada gatal-gatal karene alergi. 9. Setirizina HCl Digunakan untuk Perineal rinitis, rinitis alergi, urtikaria idiopatik 10. Loratadine Digunakan pada rinitis alergi, urtikaria kronik, dermatitis alergi, rasa gatal pada hidung dan mata, rasa terbakar pada mata. Spesialite : NO. 1.
NAMA GENERIK & LATIN Antazoline HCl
2.
Klorfeniramin Maleat
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
Antrifine Albalon A Antistine
Tetes hidung Tetes mata
Cendo Darya Varia Ciba
Pehachlor Cohistan Chlorphenon
Tablet 4 mg Injeksi 10 mg/ml ; tablet 4 mg
Phapros Biomedis Ethica
3.
Deksklorfeniramin Maleat
Lorson Polaramine
Tablet 2 mg Tablet 2mg ; syrup 2mg/ml
IPI Schering P
4.
Feniramin Maleat
Avil
Aventis
Benohist
Injeksi 50mg/2ml ; syrup 15mg/5ml ; tablet 25 mg; tablet retard 50mg Tablet 50 mg
Bernofarm
5.
Difenhidramin HCl
Benadryl Decadryl
Capsul 25 mg Injeksi 10 mg/ml
Parke Davis Harsen
6.
Dimenhidrinat
Antimo Amocaps
Tablet 50mg Kapsul 50mg
Phapros Erela
7.
Mebhidrolin Napadisilat
Biolergi Histapan
Kaplet 50mg
Konimex Sanbe Farma
8.
Prometazin
Phenergan Cendofergan
Tablet 25mg; syrup 5mg/5ml Syrup 1 mg/ml
Aventis Cendo
9.
Homoklorsiklizin
Homoclomin
Tablet 10mg
Eisai
10.
Azatadine Maleat
Zadine
Syrup 0,5 mg/5ml ; tablet 1mg
Schering P
11.
Setrizina CCl
Incidal OD
Kapsul 10 mg ; syrup 5 mg/ml
Bayer
12.
Siproheptadina
Alphahist Heptasan
Tablet 4 mg
Pharmac Apex Sanbe Farma
13.
Loratadina
Alloris Zeos
Tablet 10 mg
Sanbe Farma Dankos
51
BAB V OBAT-OBAT ANTIHIPERLIPIDEMIK A. Pendahuluan Obat-obat antihiperlipidemik (hipolipidemika) adalah golongan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipida darah yang melebihi ambang batas normal. Lipida darah (lipid plasma) terdiri dari lemak-lemak netral (trigliserida), kolesterol (kolesterin) dan fosfolipida. Karena lipid tidak larut dalam air, zat tersebut dibawa dalam plasma dari jaringan ke jaringan dengan cara terikat pada protein. Lipid yang terikat dengan protein plasma ini disebut lipoprotein. Lipoprotein dikelompokan menjadi 4, yaitu : 1. Khilomikron 2. Lipoprotein kerapatan (densitas) sangat rendah (VLDL = Very Low Density Lipoprotein), disebut juga pre--lipoprotein. 3. Lipoprotein kerapatan rendah (LDL = Low Density Lipoprotein), disebut juga -lipoprotein. 4. Lipoprotein kerapatan tinggi (HDL = Hight Density Lipoprotein), disebut juga -lipoprotein. HDL memiliki prosentase protein lebih banyak dan prosentase lipid lebih sedikit. Fungsinya adalah untuk menghilangkan kolesterol yang tertimbun dari aliran darah dan membawanya ke hati. Karena itu HDL dikatakan mempunyai kerja melindungi terhadap aterosklerosis (pengerasan, hilangnya elastisitas serta penyempitan lumen pembuluh arteri), sehingga HDL disebut kolesterol “baik”. Ketiga lipoprotein yang lain (Khilomikron, VLDL dan LDL) terutama terdiri dari kolesterol dan trigliserida dan membantu terjadinya ateroskelosis. Ketiganya biasa disebut juga kolesterol “jahat”. Tabel berikut menyajikan klasifikasi lipoprotein dan komposisinya. Sub Kelompok Komposisi Lipoprotein (%) Lipoprotein Protein Kolesterol Trigliserida Fosfolipid Khilomikron 1-2 1-3 80 - 95 3-6 VLDL 6 - 10 8 - 20 45 - 65 15 - 20 LDL 18 - 22 45 - 50 4-8 18 - 24 HDL 45 - 55 15 - 20 2-7 26 - 32 Peningkatan kadar lipoprotein darah disebut hiperlipoproteinemia. Ada enam tipe hiperlipoproteinemia, selengkapnya disajikan pada tabel berikut : Tipe I II a II b III IV
Sifat Lipoprotein Khilomikron bertambah banyak LDL bertambah banyak LDL dan VLDL bertambah banyak Abnormalitas LDL VLDL bertambah banyak
Istilah Hiperkhilomikronemia Hiper Betha Lipoproteinemia Hiper Betha dan Pre Betha Lipoproteinemia Broad Betha Disease Hiper Pre Betha Lipoproteinemia
Kadar lipida darah dan lipoprotein dapat meningkat karena faktor lingkungan (hiperlipidemia / hiperlipoproteinemia sekunder) seperti berat badan berlebih karena diet yang salah, alkoholik dan penyakit metabolisme (hipotiroid, DM, pirai) atau kelainan genetik (hiperlipidemia / hiperlipoprooteinemia primer). Jika kolesterol, trigliserida dan LDL meningkat, maka risiko seseorang menderita penyakit jantung koroner (PJK) semakin meningkat pula. 52
Tabel berikut menyajikan berbagai lipida darah dan nilai normalnya sesuai klasifikasi berdasarkan risiko. Lipid Kolesterol Trigliserida Lipoprotein : LDL HDL
Nilai Normal (mg/dL) 150 - 240 40 - 190 60 - 160 29 - 77
Tingkat Risiko PJK Rendah (mg/dL) Sedang (mg/dL) < 200 200 - 240 bervariasi sesuai umur > 190 < 130 > 60
130 - 159 35 - 50
Tinggi (mg/dL) > 240
> 160 < 35
B. Diet Diet merupakan terapi permulaan bagi hiperlipidemia dan sebagian besar kasus hendaknya dicoba beberapa bulan sebelum mempertimbangkan farmakoterapi. Pengaturan diet dilakukan dengan : 1. Pengurangan konsumsi lemak jenuh. Lemak jenuh terdapat dalam daging hewani termasuk daging ikan. Juga terdapat dalam minyak tumbuhan (minyak kelapa dan minyak kelapa sawit). Demikian juga dengan susu. Sebagai pengganti dapat digunakan susu rendah lemak, mentega lunak dan minyak tumbuhan cair. 2. Konsumsi lemak-lemak tak jenuh (poly dan mono unsaturated) sebagai pengganti minyak lemak jenuh. Terdapat pada minyak tumbuhan dan margarine serta minyak zaitun dan canola. 3. Pengurangan konsumsi kolesterol. Terdapat pada kuning telur, hati, ginjal, otak dan roti tart. 4. Meningkatkan konsumsi buah-buahan segar, sayur dan produk biji-bijian utuh untuk menambah keragaman dan memberikan gizi serta serat. Untuk mendukung upaya terapi diet, perlu diikuti upaya penunjang yaitu menurunkan berat badan (karena dapat meningkatkan kadar HDL) dan olahraga (dapat menurunkan kadar trigliserida, kolesterol dan meningkatkan kadar HDL). Pada banyak kasus, diet saja tidak cukup menurunkan kadar lipid darah. Karena 75-80% kolesterol darah berasal dari bahan-bahan dari dalam tubuh sendiri (endogen). Terapi diet akan menurunkan kolesterol total sebanyak 10-30%. Jika hiperlipidemia tidak dapat dikendalikan dengan diet dan olahraga, maka farmakoterapi merupakan alternatif pilihan selanjutnya.
C. Farmakoterapi Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan kelebihan lipida darah (Hiperlipidemia) biasanya ditujukan untuk : 1. menurunkan produksi lipoprotein oleh jaringan 2. meningkatkan perombakan (katabolisme) lipoprotein dalam plasma 3. mempercepat bersihan kolesterol dari tubuh. Obat-obat dapat digunakan tunggal atau kombinasi, tetapi harus disertai diet rendah lipid, terutama kolesterol dan lemak jenuh.
53
Obat-obat yang dapat digunakan pada hiperlipidemia meliputi : 1. Niasin atau Asam Nikotinat (vitamin B7) Obat ini mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang luas, tetapi penggunaan dalam klinik terbatas karena efek samping yang tidak menyanangkan Mekanisme kerja : menghambat lipolisis trigiliserida menjadi asam lemak bebas. Di hati, asam lemak bebas digunakan sebagai bahan sintesis trigliserida yang selanjutnya senyawa ini diperlukan untuk sintesis VLDL. VLDL selanjutnya digunakan untuk sintesis LDL. Dengan demikian obat ini dapat menurunkan kadar trigiliserida (dalam VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL). Penggunaan : berdasarkan atas kemampuannya menurunkan kadar plasma kolesterol dan trigliserida, maka digunakan pada hiperlipoproteinemia tipe IIb dan IV dengan VLDL dan LDL yang meningkat. Niasin juga merupakan obat antihiperlipisemia paling poten untuk meningkatkan kadar HDL plasma. Efek samping : kemerahan pada kulit (disertai perasaan panas) dan pruritus (rasa gatal pada kulit), pada sebagian pasien mengalami mual dan sakit pada abdomen, meningkatkan kadar asam urat (hiperurikemia) dengan menghambat sekresi tubular asam urat, toleransi glukosa dan hepatotoksik. 2. Derivat Asam Fibrat Termasuk golongan ini adalah Fibrat-Klofibrat-Bezafibrat dan Gemfibrozil yang menurunkan kadar trigliserida darah. Obat ini sedikit menurunkan kadar kolesterol. Digunakan terutama untuk menurunkan VLDL pada hiperlipidemia tipe IIb, III dan V. Mekanisme kerja : memacu aktivitas lipase lipoprotein, sehingga menghidrolisis trigliserida pada kilomikron dan VLDL. Efek samping : 1. Efek gastrointestinal : gangguan pencernaan ringan 2. Litiasis : pembentukan batu empedu 3. Keganasan : terutama Klofibrat yang dapat menyebabkan keganasan terkait dengan kematian 4. Otot : Miositis (peradangan otot polos) Interaksi obat : berinteraksi dengan antikoagulan Kumarin, sehingga meningkatkan efek anti koagulan. Kontra indikasi : pasien dengan kelainan fungsi hati, ginjal atau pasien dengan penyakit kandung empedu. 3. Resin Pengikat Asam Empedu Termasuk golongan ini adalah Kolesteramin dan Kolestipol. Mekanisme kerja : obat ini merupakan resin (damar) penukar ion yang bersifat basa, yang mempunyai afinitas tinggi terhadap asam empedu. Asam empedu akan diikat oleh resin ini, membentuk senyawa yang 54
tidak larut dan tak dapat direabsorbsi untuk selanjutnya diekskresi melalui feses. Dengan demikian ekskresi asam empedu yang biasanya sedikit akibat peredaran darah enterohepatik, dapat ditingkatkan hampir 10 kalinya. Kekurangan asam empedu didapat dari sintesis baru dari kolesterol (yang terdapat dalam LDL), dengan demikian kadar LDL plasma menurun. Penggunaan : obat ini (yang biasa dikombinasi dengan diet atau niasin) adalah obat-obat pilihan dalam mengobati hiperlipidemia tipe IIa dan IIb. Efek samping : 1. Efek gastrointestinal : konstipasi, mual dan kembung (flatulen) 2. Gangguan absorbsi : mengganggu absorbsi vitamin larut lemak (A,D,E,K) pada resin dosis tinggi. Interaksi obat : berinteraksi dengan Tetrasiklin, Fenobarbital, Digoksin, Warfarin, Pravastatin, Fluvastatin, Aspirin dan Diuretik Tiazid dengan mengganggu absorbsinya dalam usus. Karena itu, obat-obat tersebut harus diminum 1-2 jam sebelum atau 4-6 jam setelah obat resin pengikat empedu diminum.
4. Probukol Obat ini menurunkan kadar HDL dan LDL, maka obat ini tidak disukai. Namun sifat antioksidannya penting dalam menghambat aterosklerosis. Mekanisme : menghambat oksidasi kolesterol, sehingga terjadi penguraian LDL-kolesterol yang teroksidasi oleh makrofag. Makrofag yang dimuati oleh kolesterol, menjadi sel busa yang menempel pada vaskular dan merupakan dasar pembentukan plak pada aterosklerosis. Dengan demikian, pencegahan oksidasi kolesterol akan menghambat perkembangan aterosklerosis. Penggunaan : pada hiperkolesteromia tipe IIa dan IIb. Obat ini digunakan jika antihiperlipidemia lain tidak efektif. Efek samping : gangguan pencernaan ringan.
55
5. Inhibitor HMG-CoA (Hidroksimetilglutaril koenzim A) Reduktase Termasuk golongan ini adalah Lovastatin, Pravastatin, Simvastatin dan Fluvastatin. Mekanisme kerja : menghambat enzim HMG Co A reduktase dalam sintesis kolesterol, dengan demikian akan meningkatkan penguraian kolesterol intrasel sehingga mengurangi simpanan kolesterol intrasel. Penggunaan : efektif untuk menurunkan kadar kolesterol plasma pada semua jenis hiperlipidemia. Efek samping : kelainan biokimiawi fungsi hati dan gangguan oto (miopati) Interaksi obat : meningkatkan kadar Kumarin (antikoagulan) sehingga meningkatkan risiko pendarahan. Kontra indikasi : ibu hamil dan menyusui, anak-anak dan remaja. 6. Minyak Ikan Sediaan minyak ikan yang kaya akan trigliserida laut omega-3, bermanfaat dalam pengobatan hipertrigliseridemia berat. Meskipun demikian, kadand-kadang minyak ikan dapat memperburuk hiperkolesteromia. D. Terapi Kombinasi Kadang-kadang perlu memberikan dua antihiperlipidemia untuk mendapatkan kadar lipid plasma yang signifikan. Misalnya pada hiperlipidemia tipe II, pasien sering diobati dengan kombinasi Niasin dan Resin pengikat empedu (Kolestiramin). Kombinasi ini efektif menurunkan kadar kolesterol LDL dan VLDL plasma. Contoh lain adalah kombinasi HMG CoA reduktase dengan Resin pengikat empedu, juga efektif dalam menurunkan kolesterol LDL. Sediaan Obat Nama Generik Gemfibrozil
Nama Dagang Lopid Lipidan Lapibroz
Sediaan Kapsul/Tablet 300, 450, 600, 900 mg Kapsul/Kaplet 300, 600 mg Kapsul 300, 600 mg
Produsen Park Davis Dankos Lapi
Fenofibrat
Evothyl Hipolip Hyperchol
Kapsul 100, 300 mg Kapsul 100, 300 mg Kapsul 100, 300 mg
Guardian Mecosin Ikapharmindo
Klofibrat
Arterol
Kapsul 250, 500 mg
Pharos Chemie
Bezafibrat
Bezalip
Tablet 200 mg
Boehringer M.
Atorvastatin
Lipitor
Tablet 10, 20 mg
Marner-Lambert
Lovastatin
Belvas Justin Vastachol
Tablet 20 mg Tablet 20 mg Tablet 20 mg
IPI Ifars Rama Farma
Fluvastatin
Leschol
Kapsul 40 mg
Novartis
56
Simvastatin
Liponorm Normofat Sinova
Tablet 5, 10 mg Tablet 5, 10 mg Tablet 5, 10 mg
Dankos Soho Combiphar
Pravastatin
Pravachol Mevalotin
Tablet 10, 20 mg Tablet 5, 10 mg
Bristol Myers Sankyo, KF
Asam nikotinat
Tablet 100 mg
57
BAB VI OBAT LAIN - LAIN
A. HIV dan Anti AIDS 1. Pendahuluan Acquired Immune Deficiency Syndrome atau AIDS merupakan masalah global yang mulai melanda dunia sejak awal tahun 80-an. AIDS dapat diartikan sebagai sindroma (kumpulan gejala) penyakit yang disebabkan oleh rusak atau menurunnya sistem kekebalan tubuh. Rusak atau menurunnya sistem kekebalan tubuh disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS bukan merupakan penyakit keturunan. Dengan melemahnya sistem kekebalan, penderita sangat mudah terkena serangan penyakit yang ringan sekalipun. Hingga kini belum ada obat yang ditemukan untuk melawan secara efektif penyakit ini. Ada beberapa jenis obat yang sudah digunakan untuk melawan penyakit ini, diantaranya yaitu AZT, DDI, DDC. Namun efeknya hanya untuk menahan laju HIV menghancurkan sistem kekebalan tubuh penderita dan belum mampu mematikan secara total virus ini. Di Indonesia menurut data Direktorat Jenderal Peyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Depkes RI, hingga akhir Desember 2001 tercatat 2.575 kasus HIV-AIDS, ditambah 213 kasus baru pada bulan yang sama, sehingga total kasus HIV-AIDS sampai 31 Desember 2001 sebanyak 2.788 kasus. 2. Cara Kerja Virus HIV Human Immunodeficiency Virus termasuk golongan retro virus. Retro virus adalah virus yang dapat berkembang biak dalam darah manusia dan memiliki kemampuan mengcopy cetak biru materi genetik (DNA-RNA) mereka di dalam materi genetik sel-sel manusia yang ditumpangi. Dengan proses ini HIV dapat mematikan sel-sel darah putih (khususnya limfosit atau sel T-4 atau sel CD-4). HIV sangat kecil ukurannya, lebih kecil daripada seperseribu tampang sehelai rambut. Virus ini bentuknya seperti binatang bulu babi (yaitu binatang laut) yang berbulu tegak dan tajam.
Gambar Virus HIV.
Bagaimana tepatnya proses HIV melemahkan sistem kekebalan (imunitas) masih diselidiki. Menurut teori yang paling banyak diterima, HIV langsung menyerang sel darah putih. Enzim yang ada pada tonjolan bagian luar HIV menempel dan merusak dinding sel darah putih dan akhirnya, virus tersebut masuk ke dalamnya. RNA (Ribo Nucleic Acid) virus akan menempel pada DNA (Deoksiribo Nucleic Acid) sel darah putih, lalu sel darah 58
putih akan pecah, dan virusnya pun akan memecah diri lalu mencari sel darah putih lainnya. Karena serangan virus HIV, lambat laun jumlah sel darah putih yang sehat semakin berkurang dan akhirnya sistem kekebalan menjadi lumpuh. Orang yang sel darah putihnya sudah terinveksi HIV, dapat dipastikan yang bersangkutan sudah memiliki antibodi spesifik terhadap HIV dan ia sudah digolongkan mengidap HIV. 3. Tahap dan Gejala AIDS Gejala-gejala AIDS baru bisa dilihat pada seseorang yang tertular HIV sesudah masa inkubasi. Masa inkubasi adalah satu periode waktu antara masuknya virus HIV ke dalam darah (awal infeksi) sampai dengan timbulnya gejala-gejala penyakit AIDS. Masa inkubasi berkisar 5 sampai 10 tahun setelah terinfeksi. Selama masa inkubasi jumlah HIV dalam darah terus bertambah sedangkan jumlah sel darah putih semakin berkurang. Kekebalan tubuhpun semakin rusak jika jumlah sel darah putih kian sedikit. Masa inkubasi terdiri dari beberapa tahap, yaitu : Tahap Pertama Disebut masa jendela atau window period yaitu tenggang waktu pertama setelah HIV masuk ke dalam aliran darah. Berlangsung hingga 6 bulan. Pada tahap ini test HIV menunjukkan hasil negatif. Hal ini karena tes yang mendeteksi antibodi HIV belum dapat menemukannya, sehingga hasilnya negatif. Biasa disebut negatif palsu karena orang yang bersangkutan sebenarnya sudah terinfeksi. Pada kondisi ini penderita sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain. Tahap Kedua Disebut kondisi asimptomatik, yaitu suatu keadaan yang tidak menunjukkan gejalagejala walaupun sudah terinfeksi HIV. Kondisi ini dapat berlangsung 5-10 tahun tergantung sistem kekebalan tubuh penderita. Pada tahap ini penderita bisa menularkan kepada orang lain. Tahap Ketiga Disebut dengan penyakit yang terkait dengan HIV (HIV related illness), ditandai dengan gejala-gejala awal penyakit. Gejala-gejalanya antara lain : pembesaran kelenjar limfe / kelenjar getah bening hilang selera makan berkeringat berlebihan pada malam hari timbul bercak-bercak di kulit diare terus menerus flu tidak sembuh-sembuh Tahap ini dapat berlangsung sekitar 6 bulan sampai 2 tahun. Tahap Keempat Disebut masa AIDS. Ditandai dengan jumlah sel darah putih (limfosit / sel T-4) kurang dari 200 / mikroliter. Kondisi ini ditandai dengan munculnya berbagai penyakit, terutama penyakit yang disebabkan oleh infeksi oportunistik (TBC, Pneumonia, Gangguan syaraf, Herpes, dll). 4. Penularan HIV Kondisi yang diperlukan untuk terjadi penularan virus HIV adalah bahwa virus HIV harus masuk ke aliran darah. HIV sangat rapuh dan cepat mati di luar tubuh. Virus ini juga sensitif terhadap panas dan tidak tahan hidup pada suhu di atas 60 0C. 59
Untuk tertular harus ada konsentrasi HIV yang cukup tinggi. Di bawah konsentrasi tertentu, tubuh manusia cukup kebal HIV sehingga tidak terjadi infeksi. HIV ada di hampir semua cairan tubuh manusia seperti keringat, air ludah, air mata, darah, cairan sperma, cairan vagina. HIV dalam air ludah, air mata dan keringat konsentrasinya tidak cukup tinggi untuk dapat menularkan HIV. Cairan yang dapat menularkan hanyalah darah, cairan sperma dan cairan vagina yang mengandung HIV. Penularan dapat terjadi jika salah satu dari ketiga cairan tersebut masuk ke dalam aliran darah seseorang. Penularan HIV melalui : (a) cara seksual. hubungan seksual (homoseks atau heteroseks) yang tidak aman dengan orang yang terinveksi HIV. (b) cara parenteral transfusi darah yang tercemar HIV menggunakan jarum suntik, tindik, tato atau alat lain yang dapat menimbulkan luka yang telah tercemar HIV secara bersama-sama dan tidak di sterilkan. (c) cara perinatal dari ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada anak yang dikandungnya. 5. Mengurangi Risiko Penularan Cara mengurangi risiko penularan infeksi HIV adalah dengan tidak melakukan kegiatan berisiko, yaitu menjaga agar jangan sampai cairan tubuh yang sudah tercemar HIV masuk ke dalam tubuh. Cara-cara tersebut adalah antara lain : (a) Bagi yang belum aktif melakukan kegiatan seksual (belum menikah): Tidak melakukan hubungan seks sama sekali. (b) Bagi yang sudah aktif melakukan kegiatan seksual (sudah menikah) hubungan dengan mitra tunggal menggunakan alat kontrasepsi (misal kondom) jika memiliki Penyakit Menular Seksual (PMS), segera diobati. (c) Hanya melakukan transfusi darah yeng bebas HIV (d) Mensterilkan alat-alat yang dapat menularkan jarum suntik tindik pisau cukur tatto, dll (e) Ibu pengidap HIV agar mempertimbangkan kembali jika ingin hamil 6. Sterilisasi Alat Penularan HIV dapat melalui alat kesehatan yang tercemar virus ini. Agar menghindari risiko penularan maka perlu dilakukan sterilisasi terhadap alat-alat tersebut. Sterilisasi alat dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : (a) Natriumhipochlorit (0,5%), Ethanol (70%), dan NPO4 (0,5%) dapat membantu menahan perkembangan HIV dalam waktu satu menit. (b) H2O2 (0,3%), Lisol (0,5%), Isopropilalkohol (70%), efektif menahan perkembangan HIV dalam waktu 2-10 menit. (c) Amonium chlorida kuartener (0,08%) efektif menahan HIV dalam waktu 10 menit. (d) Nonoksinol-9 (surfaktan yang bersifat spermicid) dapat memperkuat fungsi kondom mencegah penularan HIV. (e) Paraformaldehid (0,5%), efektif menahan HIV dalam waktu 25 menit; formalin (1:4), dan Glutaraldehid (0,1%) efektif dalam waktu 1 jam. 60
(f) HIV tidak sensitif terhadap sinar gamma (diperlukan dosis 10 kali lipat dibanding untuk sterilisasi makanan), dosis sinar UV jauh lebih tinggi dibutuhkan untuk membuat HIV inaktif di dalam ruang operasi dan laboratorium. (g) Merebus alat dengan temperatur 100 0C juga akan dapat membunuh virus HIV. 7. Pengobatan Hingga saat ini masih belum ditemukan obat –obat yang dapat melawan virus HIV secara efektif. Beberapa obat mulai dikembangkan, cukup membantu meskipun tidak dapat mengatasi secara total. Farmakoterapi diberikan masih sebatas membantu memperlambat rusaknya daya tahan tubuh seseoarang dan memperlambat perkembangan virus. Obat-obat golongan retro virus ini sayangnya hingga saat ini masih belum diproduksi di dalam negeri. Obat-obat tersebut adalah : Nama Generik Nama Dagang Zidovudin (AZT) Retrovir Didanosin (ddl) Videx Zalsitabin (ddC) Stavudin (d4T) Zerit Lamivudin (3TC) Epivir Inhibitor HIV Protease : Saquinavir Invirase Ritonavir Norvir Indinavir Crixivan
Sediaan Kapsul 100 mg Tablet 50mg, 100mg
Produsen Fahrenheit Bristol Myers
Kapsul 30mg, 40mg
Bristol Myers
B. Kortikosteroida 1. Pendahuluan Terdapat dua sistem pengaturan fungsi tubuh untuk menyesuaikan dan mempertahankan diri terhadap perubahan pengaruh lingkungan agar keadaannya selalu konstan dan seimbang (homeostasis), yakni melalui pengaturan oleh Sistem Saraf Vegetatif (Otonom) dan Sistem Kelenjar Endokrin. Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang mengeluarkan hasil sekresinya (berupa hormon) langsung ke dalam sistem pembuluh darah, karena tidak mempunyai saluran atau kelenjar buntu. Ada tiga bentuk struktur kimia hormon yaitu Hormon Peptida/protein (kelenjar pankreas, hipotalamus), Hormon Asam Amino (Tirosin, Adrenalin / Noradrenalin) dan Hormon Steroid (Estrogen, Progesteron dan Kortikosteroid). Kortikosteroid dan hormon kelamin (androgen dan estrogen) dihasilkan oleh kelenjar anak ginjal (adrenal) bagian korteks (kulit). Sedangkan kelenjar adrenal bagian medulla (sumsum) menghasilkan adrenalin dan noradrenalin. Kelenjar adrenal mensekresi 2 hormon kortikosteroid yaitu Glukokortikoid dan Mineralokortikoid. Kedua kortikosteroid ini lazim disebut adrenokortikoid. Glukokortikoid utama pada manusia adalah kortisol dan mineralokortikoid utama adalah aldosteron. Kedua kortikosteroid ini disintesis dari kholesterol. 61
Perbedaaan kedua kortikosteroid ini disajikan pada tabel berikut : Glukokortikoid Kortisol Metabolisme : Karbohidrat, Protein dan Lemak Mineral dengan mengatur retensi Na dan K ACTH (Adreno Hormon)
Corticotropin
Perbedaan Senyawa Utama
Efek utama
Sekresi dipengaruhi oleh
Mineralokortikoid Aldosteron Metabolisme : Mineral dengan mengatur retensi Na dan Sekresi K, H
Kadar Mineral (Na dan K) dan Volume Plasma.
2. Mekanisme Kerja Seperti hormon steroid lain, adrenokortikoid mengikat reseptor sitoplasmik intraseluler pada jaringan target. Ikatan kompleks antara kortikosteroid dengan reseptor protein akan masuk ke dalam inti sel dan diikat oleh kromatin. Ikatan reseptor protein-kortikosteroidkromatin mengadakan transkripsi DNA, membentuk mRNA dan mRNA merangsang sintesis protein spesifik. Seperti telihat pada gambar di samping.
3. Efek-efek Kortikosteroid (a) Glukokortikoid Merangsang glikogenolisis (katalisa glikogen menjadi glukosa) dan glikoneogenolisis (katalisa lemak / protein menjadi glukosa) sehingga kadar gula darah meningkat dan pembentukan glikogen di dalam hati dan jaringan menurun. Kadar kortikosteroid yang meningkat akan menyebabkan gangguan distribusi lemak, sebagian lemak di bagian tubuh berkurang dan sebagian akan menumpuk pada bagian muka (moonface), tengkuk (buffalo hump), perut dan lengan.
62
Glikogen Siklus Krebs (Siklus As. Sitrat)
Glikogenesis Glikogenolisis Glikolisis
As. Piruvat/ As. Laktat
Glukosa Glikoneogenolisis
CO2+H2O+Tenaga Glikoneogenesis
As. Lemak + Protein
Skema metabolisme glukosa, asam lemak dan protein
Meningkatkan resistensi terhadap stress. Dengan meningkatkan kadar glukosa plasma, glukokortikoid memberikan energi yang diperlukan tubuh untuk melawan stress yang disebabkan, misalnya oleh trauma, ketakutan, infeksi, perdarahan atau infeksi yang melemahkan. Glukokortikoid dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan jalan meningkatkan efek vasokontriktor rangsangan adrenergik pada pembuluh darah. Merubah kadar sel darah dalam plasma. Glukokortikoid menyebabkan menurunnya komponen sel-sel darah putih / leukosit (eosinofil, basofil, monosit dan limfosit). Sebaliknya glukokortikoid meningkatkan kadar hemoglobin, trombosit dan eritrosit. Efek anti inflamasi. Glukokortikoid dapat mengurangi respons peradangan secara drastis dan dapat menekan sistem imunitas (kekebalan). Mempengaruhi komponen lain sistem endokrin. Penghambatan umpan balik produksi kortikotropin oleh peningkatan glukokortikoid menyebabkan penghambatan sintesis glukokortikoid lebih lanjut. Efek anti alergi. Glukokortikoid dapat mencegah pelepasan histamin. Efek pada pertumbuhan. Glukokortikoid yang diberikan jangka lama dapat menghambat proses pertumbuhan karena menghambat sintesis protein, meningkatkan katabolisme protein dan menghambat sekresi hormon pertumbuhan. Efek pada sistem lain. Hal ini sangat berkaitan dengan efek samping hormon. Dosis tinggi glukokortikoid merangsang asam lambung dan produksi pepsin dan dapat menyebabkan kambuh berulangnya (eksaserbasi) borok lambung (ulkus). Juga telah ditemui efek pada SSP yang mempengaruhi status mental. Terapi glukokortikoid kronik dapat menyebabkan kehilangan massa tulang yang berat (osteoporosis). Juga menimbulkan gangguan pada otot (miopati) dengan gejala keluhan lemah otot.
(b) Mineralokortikoid Efek mineralokortikoid mengatur metabolisme mineral dan air. Mineralokortikoid membantu kontrol volume cairan tubuh dan konsentrasi elektrolit (terutama Na dan K), dengan jalan meningkatkan reabsorbsi Na+, meningkatkan eksresi K+ dan H+. Efek ini diatur oleh aldosteron (pada kelenjar adenal) yang bekerja pada tubulus ginjal, menyebabkan reabsorbsi natrium, bikarbonat dan air. Sebaliknya, aldosteron menurunkan reabsorsi kalium, yang kemudian hilang melalui urine. Peningkatan 63
kadar aldosteron karena pemberian dosis tinggi mineralokortikoid dapat menyebabkan alkalosis (pH darah alkalis) dan hipokalemia, sedangkan retensi natrium dan air menyebabkan peningkatan volume darah dan tekanan darah. 4. Indikasi Pemberian Kortikosteroid (a) Terapi pengganti (substitusi) pada insufisiensi adrenal primer akut dan kronis (disebut Addison’s disease), insufisiensi adrenal sekunder dan tersier. (b) Diagnosis hipersekresi glukokortikoid (sindroma Cushing). (c) Menghilangkan gejala peradangan : peradangan rematoid, peradangan tulang sendi (osteoartritis) dan peradangan kulit, termasuk kemerahan, bengkak, panas dan nyeri yang biasanya menyertai peradangan. (d) Terapi alergi. Digunakan pada pengobatan reaksi alergi obat, serum dan transfusi, asma bronkhiale dan rinitis alergi 5. Efek Samping dan Komplikasi Efek samping terjadi umumnya pada terapi dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang kortikosteroida. Adapun efek samping dan komplikasi yang dapat terjadi meliputi : (a) Metabolisme glukosa, protein dan lemak; Atropi otot, osteoporosis dan penipisan kulit. (b) Elektrolit ; Hipokalemia, alkalosis dan gangguan jantung hingga terjadi gagal jantung (cardiac failure). (c) Kardiovaskular; Aterosklerosis dan gagal jantung (d) Tulang; Osteoporosis dan patah tulang yang spontan (e) Otot; Kelamahan otot dan atropi otot. (f) SSP dan Psikis; Gangguan emosi, euforia, halusinasi, hingga psikosis. (g) Elemen pembuluh darah; Gangguan koagulasi dan menurunkan daya kekebalan tubuh (immunosupresi) (h) Penyembuhan luka dan infeksi; Hambatan penyembuhan luka dan meningkatkan risiko infeksi (i) Pertumbuhan; Mengganggu pertumbuhan anak, kemunduran dan menghambat perkembangan otak (j) Ginjal; Nokturia (ngompol), hiperkalsiuria, peningkatan kadar ureum darah hingga gagal ginjal. (k) Pencernaan; Tukak lambung (ulcus pepticum). (l) Pankreas; Peradangan pankreas akut (pankreatitis akut). (m) Gigi; Gangguan email dan pertumbuhan gigi. Timbulnya efek samping dan komplikasi terkait dengan beberapa faktor, yaitu : (a) Cara pemberian (b) Jumlah pemberian (c) Lama pemberian (d) Dosis pemberian (e) Cairan yang diberikan (f) Kadar albumin dalam darah (g) Penyakit bawaan.
64
7. Obat-obat Kortikosteroid Beberapa obat kortikosteroid disajikan pada tabel berikut : Aktivitas 1) Obat (Generik)
Contoh (Patent)
Glukokortikoid kerja singkat (8-12 jam) Hidrokortison Kortison
Cortef Cortone
1 0,8
1 0
1 0,8
Oral, suntikan, topikal Oral, suntikan, topikal
Glukokortikoid kerja sedang (18-36 jam) Prednison Prednisolon Metilprednisolon Triamsinolon Fluprednisolon
Hostacortin Delta-Cortef, Prelone Medrol, Medixon Kenacort, Azmacort Cendoderm
4 5 5 5 15
0 4 5 5 7
0,3 0,3 0 0 0
Oral Oral, suntikan, topikal Oral, suntikan, topikal Oral, suntikan, topikal Oral, topikal
Celestone Oradexon, Decadron Dillar, Monocortin
25-40 30 10
10 10
0 0 0
Oral, suntikan, topikal Oral, suntikan, topikal Oral, suntikan
Florinef, Astonin
10 0
10 0
250 20
Oral, suntikan, topikal Suntikan, pelet
Glukokortikoid kerja lama (1-3 hari) Betametason Deksametason Parametason Mineralokortikoid Fludrokortison Desoksikortikosteron
AntiTopikal Retensi Na Inflamasi
Bentuk Sediaan
Keterangan : Aktivitas 1) menggambarkan potensi relatif terhadap Hidrokortison.
65