Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares (Studi pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013)
21
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN STUDI ANALISIS DENGAN PENDEKATAN PARTIAL LEAST SQUARES (Studi pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013) Farly Frangky Prang
Universitas Multimedia Nusantara
[email protected] Sparta Universitas Multimedia Nusantara
Abstract The objective of this research was to examine the effect of intellectual capital toward firm’s performance. In this research, intellectual capital was measured by VAIC™. The samples in this study were banking companies that were listed in Indonesia Stock Exchange consecutively from 2012 till 2013. The sample in this study determined based on purposive sampling method. Data used in this study is a secondary data. Data used in this study was analyzed by using Partial Least Squares. In total, there were 26 banking companies that fulfill the requirements set by the researcher. This study tests three elements of VAIC™ and firm’s performance. The results of this study were intellectual capital (VAIC™) has effect on firm’s performance; intellectual capital (VAIC™) has effect on future firm’s performance; and the rate of growth intellectual capital (ROGIC) has no effect on future firm’s performance. Key words: Firm’s Performance, Intellectual Capital, Partial Least Squares, VAICTM I. Pendahuluan Perkembangan di dunia bisnis pada era modern saat ini, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif, dalam menggunakan teknologi baru dan keterampilan karyawan dibandingkan mengandalkan aset fisik. Perkembangan ekonomi ini ditandai dengan munculnya industriindustri baru yang berbasis pengetahuan (knowledge based industries) yang proses produksi industri tersebut berpatokan pada pendayagunaan potensi sumberdaya karyawannya daripada aset fisik yang dimiliki (Widiyaningrum, 2004). Beberapa jenis indutri berbasis pengetahuan seperti industri dibidang teknologi (seperti bio-technology dan nano-technology), industri perangkat lunak, industri penelitian, industri information technology serta peralatan telekomunikasi dan industri keuangan (seperti perbankan). Seiring dengan terjadinya perubahan ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan knowledge management, kemakmuran sebuah perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono, 2003 dalam Kuryanto dan Syafruddin, 2008)
Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
22
Farly Frangky Prang&Sparta
Menurut Marr dan Schiuma dalam Kusumo dan Syafruddin (2012) intellectual capital merupakan sekelompok aset pengetahuan yang merupakan atribut organisasi yang berkontribusi signifikan terhadap perusahaan. Stewart (dalam Anatan, 2011) menyatakan intellectual capital sebagai intellectual material, yang meliputi pengetahuan, informasi, pengalaman dan kekayaan intellectual yang dapat digunakan secara bersama untuk menciptakan kekayaan. Sejak tahun 1990-an, perhatian terhadap praktik pengelolaan aset tidak berwujud atau intellectual capital telah meningkat secara dramatis (Harrison dan Sullivan, 2000 dalam Ulum et al., 2008). Intellectual capital merupakan hal yang penting dalam peningkatan kinerja perusahaan, dan intellectual capital digunakan sebagai sumber daya fundamental untuk menciptakan kekayaan dan juga menjadi sumber inovasi. Pengukuran intellectual capital perlu terus dikembangkan dalam mencerminkan intellectual capital yang sebenarnya pada sebuah perusahaan. Menurut Guthrie et al. (1999) dalam Suhendah (2012) akuntansi tradisional belum mampu mengidentifikasi dan mengukur intangible assets untuk organisasi yang berbasis pengetahuan. Akuntansi tradisional yang pada awalnya dikembangkan untuk perusahaan manufaktur dan pengelolaan sumber daya dimana pengukuran aset hanya untuk aset fisik saja. Keterbatasan dalam kriteria akuntansi untuk pengakuan dan pengukuran aset tak berwujud menjadi tantangan bagi akuntan dan badan penyusun standar akuntansi dalam pengukuran intangible asset. Tujuan perusahaan di era modern ini yaitu menggabungkan sebanyak mungkin knowledge ke dalam produk dan service, dari yang tujuan sebelumnya yaitu meningkatkan produksi dan hal yang terkait didalamnya (Pulic 1998 dalam Ulum et al., 2008). Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apakah intellectual capital (VAIC™) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (diproksikan dengan Return on Assets, Asset Turnover, Growth in Revenue, dan Return on Equity)? 2. Apakah intellectual capital (VAIC™) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan (diproksikan dengan Return on Assets t+1, Asset Turnover t+1, Growth in Revenue t+1, dan Return on Equity t+1)? 3. Apakah Rate Of Growth Of Intellectual Capital (ROGIC) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan (diproksikan dengan Return on Assets t+1, Asset Turnover t+1, Growth in Revenue t+1, dan Return on Equity t+1)?
I. Tinjauan Literatur dan Hipotesis Resource Based Theory Teori yang mendasari penelitian ini adalah Resource Based Theory (RBT). RBT adalah suatu pemikiran yang berkembang dalam teori manajemen strategik dan keunggulan kompetitif perusahaan yang menyakini bahwa perusahaan akan mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul (Solikhah et al. 2010). Wernerfelt (1984) dalam Solikhah et al. (2010) menjelaskan bahwa menurut pandangan resource-based theory perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan yang baik dengan cara memiliki, menguasai dan memanfaatkan aset-aset strategis. Aset-aset strategis tersebut termasuk aset berwujud maupun aset tak berwujud. Salah satu sumber daya strategis dan penting bagi perusahaan adalah intellectual capital (IC). Apabila seluruh IC yang dimiliki perusahaan dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin maka akan menciptakan nilai tambah (value added) bagi perusahaan yang akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (Kusumo dan Syafrudin, 2012). Intellectual Capital Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares (Studi pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013)
23
Stewart (1997) dalam Amin (2011) membagi intellectual capital menjadi tiga elemen utama, yaitu: human capital, structural capital, dan relational capital. Human capital merupakan modal manusia dan merupakan hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan, hal ini dikarenakan sumber inovasi dan improvement perusahaan berasal dari manusia. Perusahaan tidak dapat menciptakan inovasi dan improvement dengan sendirinya tanpa inisiatif dari individu yang terlibat dalam proses organisasi (Anatan, 2011). Structural capital, merupakan kemampuan organisasi dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan modal struktural yang mendukung usaha karyawan untuk mengoptimalkan kinerja intellectual dan kinerja perusahaan secara keseluruhan (Amin, 2011). Relational capital, merupakan hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok, pemerintah maupun, masyarakat sekitar dan kemampuan responsif terhadap pasar (Amin, 2011). VAIC™ (Value Added Intellectual Capital) Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur intellectual capital adalah model VAIC™. Metode VAIC™, dikembangkan oleh Pulic, didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset tidak berwujud (intangible asset) dan aset berwujud (tangible assets) yang dimiliki perusahaan (Ulum et al. 2008). Model ini dimulai dengan mengukur kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added. Value added adalah indikator yang objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam value creation (penciptaan nilai) (Pulic, 1998 dalam Ulum et al., 2008). Value added dipengaruhi oleh efisiensi dari Human Capital (HC) dan Structural Capital (SC). Value added (VA) dihitung berdasarkan selisih outputs (OUT) dan inputs (IN). Outputs (OUT) merupakan total penjualan dan pendapatan lain, barang atau jasa yang terjual dipasar. Inputs (IN) merupakan seluruh beban dan biaya-biaya selain beban gaji dan tunjangan karyawan. Beban karyawan seperti gaji dan tunjangan tidak dihitung sebagai biaya (costs) tetapi merepresentasikan komponen aktif dalam penciptaan nilai. Keunggulan metode VAIC™ ini ialah kemudahan mendapatkan data yang dibutuhkan pada laporan keuangan perusahaan. Berikut ini merupakan komponen-komponen dalam penghitungan VAIC™. ROGIC Selain VAIC™, variabel independen lainnya adalah adalah Rate of Growth of Intellectual Capital (ROGIC) yang merupakan selisih antara nilai intellectual capital dari tahun ke-t dengan nilai intellectual capital tahun ke-t-1 (Ulum et al., 2008). ROGIC menunjukkan peningkatan atau penurunan intellectual capital yang dimiliki suatu perusahaan. Semakin besar ROGIC mengindikasikan semakin besar keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan sumber daya intellectual. Kinerja Perusahaan Kinerja merupakan hal terpenting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya perusahaan (Fuadah, 2008 dalam Amin, 2011). Kinerja perusahaan dapat diukur dengan dua perspektif, yaitu kinerja keuangan dan kinerja non-keuangan. Kinerja keuangan umumnya merupakan salah satu pertimbangan investor atau pihak eksternal dalam menanamkan modalnya diperusahaan (Amin, 2011). Sedangkan, kinerja non-keuangan umumnya digunakan manajer dalam mengevaluasi proses pengendalian manajemen (Amin, 2011). Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
24
Farly Frangky Prang&Sparta
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan (Amin, 2011). Menurut Gitman (2009:67), ada banyak rasio yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas, beberapa diantaranya yaitu profit margin, earning per share (EPS), return on asset (ROA), dan return on equity (ROE). Sedangkan kinerja perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan proksi Return on Asset (ROA), Asset Turnover (ATO), Growth in Revenue (GR), dan Return On Equity (ROE). Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan Menurut resource-based theory perusahaan yang dapat mengelola dan mengembangkan sumberdaya strategisnya dengan baik maka perusahaan itu akan mampu menciptakan suatu value added dan competitive advantage sehingga akan bermuara pada peningkatan kinerja perusahaan (Kusumo dan Syafrudin, 2012). Sumberdaya strategis itu dapat berupa aset berwujud dan aset tidak berwujud, Aset tidak berwujud disini dapat berupa intellectual asset, seperti inovasi, sistem informasi, budaya organisasi, sumber daya manusia (Kusumo dan Syafruddin, 2012). Ulum et al. (2008), Chen et al. (2005), dan Tan et al. (2007) menunjukkan hasil bahwa IC mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hipotesis alternatif pertama yang diuji dalam penelitian ini adalah: Ha1: Intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan Masa Mendatang IC tidak hanya dianggap berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, tetapi juga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan. Hal ini dibuktikan dari penelitian Ulum et al. (2008) dan Tan et al. (2007) yang menunjukkan hasil bahwa yang membuktikan bahwa IC (VAIC™) dapat menjadi salah satu indikator untuk memprediksi kinerja perusahaan masa depan. Hipotesis alternatif kedua yang diuji dalam penelitian ini adalah: Ha2: Intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan. Pengaruh ROGIC terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Masa Depan Jika perusahaan yang memiliki IC (VAIC™) lebih tinggi akan memiliki kinerja yang semakin baik, artinya rate of growth of intellectual capital (ROGIC) juga akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan (Tan et al. 2007). Hipotesis alternatif ketiga yang diuji dalam penelitian ini adalah: Ha3: Rate of Growth of Intellectual Capital (ROGIC) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan. Gambar 2.1 Model penelitian
Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares (Studi pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013)
25
III. Metode Penelitian Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2013 yang memiliki laporan keuangan tahun 2012-2013 dan dipublikasikan dalam www.idx.co.id yang merupakan situs resmi dari Bursa Efek (BEI). Sektor perbankan dipilih karena menurut (Firer dan William, 2003 dalam Ulum et al, 2008) industri perbankan adalah salah satu sektor yang paling intensif intellectual capital-nya. Variabel Independen Dalam penelitian ini variabel independen adalah intellectual capital yang diproksikan dengan ketiga elemen dari model Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) yaitu: 1. Value Added Capital Coefficient (VACA), VACA mengukur kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari capital employed terhadap value added perusahaan (Ulum et al., 2008). Indikator ini menunjukkan berapa value added yang tercipta dari 1 unit capital employed. 2. Value Added Human Capital Coefficeint (VAHU), VAHU mengukur seberapa besar kontribusi human capital dalam menciptakan value added (Ulum et al., 2008).Indikator ini menunjukkan berapa vallue added yang tercipta dari setiap rupiah yang diinvestasikan untuk Human Capital (HC) (Ulum et al., 2008). 3. Structural Capital Coefficient (STVA), STVA mengukur seberapa efisien kontribusi Strucutural Capital (SC) yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari Value Added (VA) dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan structural capital dalam penciptaan nilai (Ulum et al., 2008). Rumus perhitungan VAIC adalah sebagai berikut: VA = OUT – IN ........................................................... (1) VACA = VA/CE .......................................................... (2) VAHU= VA/HC .......................................................... (3) STVA= SC/VA ............................................................ (4) VAIC™ = VACA+VAHU+STVA ............................. (5) Keterangan: VA OUT IN CE VACA HC VAHU SC STVA
= vallue added = total penjualan dan pendapatan lain = beban dan biaya selain beban gaji dan tunjangan karyawan = capital employed, yaitu total ekuitas = value added capital employed = human capital, yaitu beban gaji dan tunjangan karyawan = value added human capital = value added (VA) dikurang beban gaji dan tunjangan karyawan. = structural capital value added
Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
26
Farly Frangky Prang&Sparta
Selain VAIC™ variabel independen lainnya adalah Rate of Growth of Intellectual Capital (ROGIC). Rumus perhitungan ROGIC adalah sebagai berikut: R-VACA = VACA t - VACA t-1 ............................... (1) R-VAHU = VAHU t - VAHU t-1 .............................. (2) R-STVA = STVA t - STVA t-1 ................................. (3) ROGIC Keterangan: VACA t VACA t-1 VAHU t VAHU t-1 STVA t STVA t-1
ROGIC
= R-VACA + R-VAHU + R-STVA .......... (4)
= value added dibagi total ekuitas pada tahun t = value added dibagi total ekuitas pada tahun t-1 = value added dibagi beban gaji dan tunjangan karyawan pada tahun t. = value added dibagi beban gaji dan tunjangan karyawan pada tahun t-1. = value added setelah dikurang beban gaji karyawan dibagi value added pada tahun t. = value added setelah dikurang beban gaji karyawan dibagi value added dibagi value added pada tahun t-1. = Tingkat pertumbuhan intellectual capital
Variabel Dependen Untuk variabel dependennya yaitu kinerja perusahaan memakai proksi Return on Asset (ROA), Asset Turnover (ATO), Growth in Revenues (GR) mengacu pada Ulum et al. (2008) dan Return on Equity (ROE) mengacu pada Kuryanto dan Syafruddin (2008); Kusumo dan Syafrudin (2012). Return on assets (ROA). ROA merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total aset (Chen et al., 2005 dalam Ulum et al., 2008). Return on asset (ROA) adalah rasio yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aset-aset yang tersedia (Gitman, 2009:68). Semakin tinggi nilai ROA, semakin efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya, baik aset berwujud maupun aset tidak berwujud (intellectual capital) akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. ROA = Laba bersih ÷ Total aset Asset Turnover (ATO). ATO adalah rasio dari total pendapatan terhadap nilai buku dari total aset (Firer dan William, 2003 dalam Ulum et al., 2008). Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan total aset dalam menghasilkan pendapatan. Semakin besar pemanfaatan penggunaan total aset baik tangible asset maupun intangible asset seperti intellectual capital yang dimiliki maka akan meningkatkan pendapatan perusahaan. ATO = Total pendapatan ÷ Total aset Growth in Revenues (GR). GR mengukur perubahan pendapatan perusahaan. Peningkatan pendapatan biasanya merupakan sinyal bagi perusahaan untuk dapat bertumbuh dan berkembang (Chen et al., 2000 dalam Ulum et al., 2008). Semakin baik perusahaan dapat mengolah dan memanfaatkan intellectual capital yang dimiliki akan memberikan nilai lebih Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares (Studi pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013)
27
dan keunggulan kompetitif bagi perusahaan sehingga pendapatan perusahaan juga akan meningkat. GR = (Pendapatan tahun t ÷ Pendapatan tahun t-1)-1 Return on Equity (ROE). ROE mengukur profitabilitas suatu perusahaan yang berhubungan dengan keuntungan investasi (Kuryanto dan Syafruddin, 2008). ROE memperlihatkan berapa rupiah dari net income yang diperoleh perusahaan untuk setiap rupiah yang di-investasikan oleh pemegang saham (Weygandt et al., 2013). ROE = Laba pemegang saham ÷ Total ekuitas pemegang saham Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian yaitu 2012-2013. Data tersebut diambil melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan data dalam penelitian ini dillakukan dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel perusahaan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, yaitu: perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut selama periode penelitian (2012-2013). Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan per 31 Desember 2013 yang telah diaudit. Perusahaan tidak menderita rugi selama periode penelitian (20122013). Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan alat analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan metode alternatif yaitu Partial Least Square (PLS). Pemilihan metode PLS didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam penelitian ini, jumlah sampel kecil, distribusi variabel berpotensi tidak normal, dan variabel independen (intellectual capital dan ROGIC) maupun variabel dependen kinerja perusahaan, keduanya dibangun dengan indikator formatif. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan PLS. Sedangkan jika dibandingkan dengan program analisis SEM lainnya (seperti AMOS, Lisrel, dsb) tidak mampu melakukan analisis atas variabel laten dengan indikator formatif (Ghozali,2011). IV. Hasil dan Pembahasan Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2013 yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut selama periode penelitian (2012-2013) adalah 31 perusahaan. Jumlah perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan per 31 Desember 2013 yang telah diaudit adalah 30 perusahaan. Perusahaan yang tidak menderita rugi selama periode peneitian (2012-2013) adalah 26 perusahaan. Perusahaan perbankan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 26 perusahaan dengan data keuangan selama 2 tahun. Analisis Data 1. Hasil Pengujian Hipotesis Alternatif 1 Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
28
Farly Frangky Prang&Sparta
Berdasarkan hasil pengujian dengan PLS sebagaimana di tunjukkan Gambar 4.1, diketahui bahwa dari 3 indikator yang membentuk Intellectual Capital (VAIC™), hanya VACA dan STVA yang memiliki t-hitung signifikan p<1% yaitu 12,490 dan 2,637. Sementara dari indikator-indikator kinerja keuangan diketahui bahwa ROE dan ATO memiliki nilai t-hitung signifikan p<1% yaitu 11,427 dan 2,673 namun nilai weight ATO <0,50 yaitu 0,222. Gambar 4.1 Hasil OuterModel Ha1
Keterangan: * signifikan pada p<10%; **p<5%;***p<1% (2-tailed) Agar diperoleh model yang lebih baik, maka indikator yang memiliki t-hitung tidak signifikan dan nilai weight<0,50 di drop atau dieliminasi dari model. ROA, ATO, dan GR di drop dari Kinerja Perusahaan (KINERJA), dan VAHU di drop dari Intellectual Capital (VAIC™). Setelah itu dilakukan pengujian dengan PLS kembali (Gambar 4.2): Gambar 4.2 Hasil Outer Model Ha1 (RECALCULATE)
Keterangan: * signifikan pada p<10%; **p<5%;***p<1% (2-tailed) Dari hasil pengujian kembali (Gambar 4.2) terlihat bahwa nilai t-hitung untuk VACA dan STVA signifikan p<1% yaitu 12,876 dan 8,763 dan memiliki nilai weight>0,50 yaitu 0,760 dan 0,524. Untuk indikator KINERJA yaitu ROE memiliki nilai weight 1,000 dan nilai t-statistik 0,000 hal ini dikarenakan indikator ROE menjadi satu-satunya indikator KINERJA sehingga ROE akan identik dengan variabel KINERJA. Setelah itu melakukan pengujian inner model untuk Ha1(Tabel 4.1):
Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares (Studi pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013)
Ha1
29
Tabel 4.1 Rangkuman Pengujian Ha1 2012-2013 Weights T-statistik
VACA
0,760
12,876***
STVA
0,524
8,763***
ROE
1,000
0,000
IC=>KINERJA
0,958
124,627***
R-Square
0,919
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai R-Square KINERJA adalah 0,919, artinya variabel intellectual capital (VAIC™) mampu menjelaskan variabel kinerja perusahaan (KINERJA) sebesar 91,9% dan sisanya 8,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian. Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa Ha1 diterima ( karena memiliki nilai t-statistik signifikan yaitu 124,627>2,58 pada tingkat signifikan p<1%). Artinya intellectual capital (VAIC™) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (KINERJA). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Chen et al (2005), Tan et al (2007), dan Ulum et al (2008) yang menyatakan intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Namun ketika melihat signifikansi masing-masing indikator hanya VACA dan STVA yang signifikan terhadap konstruk intellectual capital dan hanya ROE yang signifikan terhadap konstruk kinerja perusahaan. hasil ini berbeda dengan penelitian Ulum et al (2008) yang menyatakan bahwa dari tiga komponen VACA, VAHU, dan STVA hanya VAHU yang secara statistik signifikan menjelaskan konstruk intellectual capital dan hanya indikator ROA yang secara statistik dapat mewakili konstruk kinerja perusahaan. Sedangkan hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Kuryanto dan Syafruddin (2008) yang menemukan bahwa IC tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kuryanto dan Syafruddin (2008) menyatakan bahwa terdapat indikasi penggunaan aktiva fisik dan keuangan masih mendominasi untuk memberi kontribusi pada kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan resource based theory yang meyakini bahwa sumber daya (aset berwujud dan aset tidak berwujud) yang unggul dapat memberikan keunggulan kompetitif dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik. 2. Hasil Pengujian Hipotesis Alternatif 2 Berdasarkan hasil pengujian dengan PLS sebagaimana di tunjukkan Gambar 4.3, diketahui bahwa dari 3 indikator yang membentuk intellectual capital (VAIC™), hanya VACA yang memiliki nilai t-hitung signifikan yaitu sebesar 3,137>2,58 (p<1%) dan nilai weight 0,794>0,50. Sementara dari 4 indikator yang membentuk kinerja perusahaan masa depan (KINERJA_MASA_DEPAN) hanya ROE_t+1 yang memiliki nilai t-hitung signifikan yaitu sebesar 3,219>2,58 (p<1%) dan memiliki nilai weight 1,135>0,50.
Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
30
Farly Frangky Prang&Sparta
Gambar 4.3 Hasil Outer Model Ha2
Keterangan: * signifikan pada p<10%; **p<5%;***p<1% (2-tailed) Agar diperoleh model yang lebih baik, maka indikator yang memiliki t-hitung tidak signifikan dan nilai weight<0,50 di drop atau dieliminasi dari model. ROA_t+1, ATO_t+1, dan GR_t+1 di drop dari Kinerja perusahaan masa depan (KINERJA_MASA_DEPAN). VAHU dan STVA di drop dari Intellectual Capital (VAIC). Setelah itu dilakukan pengujian dengan PLS kembali (Gambar 4.4): Gambar 4.4 Hasil Outer Model Ha2 (RECALCULATE)
Keterangan: * signifikan pada p<10%; **p<5%;***p<1% (2-tailed) Dari Gambar 4.4 terlihat masing-masing konstruk hanya memiliki 1 indikator, artinya indikator VACA identik dengan konstruk Intellectual Capital (VAIC™) dan indikator ROE_t+1 identik dengan konstruk KINERJA_MASA_DEPAN dengan nilai weight sebesar 1,000. Setelah itu melakukan pengujian inner model untuk Ha2 (Tabel 4.2): Tabel 4.2 Rangkuman Pengujian Ha2 t = 2012 Ha2 Weights T-statistik VACA
1,000
0,000
ROE_t+1
1,000
0,000
IC=>KINERJA_MASA_DEPAN 0,606
4,465*** Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares (Studi pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013)
R-Square
31
0,368
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai R-Square KINERJA adalah 0,368, artinya variabel Intellectual Capital (VAIC™) mampu menjelaskan variabel KINERJA_MASA_DEPAN sebesar 36,8% dan sisanya 63,2% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian. Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa Ha2 diterima (karena memiliki nilai tstatistik signifikan yaitu 4,465>2,58 pada tingkat signifikansi p<1%). Artinya Intellectual Capital (VAIC™) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan (KINERJA_MASA_DEPAN). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Tan et al (2007) dan Ulum et al (2008) yang menemukan bahwa IC berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan. Namun ketika melihat signifikansi masing-masing indikator hanya VACA yang signifikan terhadap konstruk intellectual capital berbeda dengan penelitian Ulum et al (2008) yang menemukan hanya indikator VAHU dapat mewakili konstruk intellectual capital. Dalam penelitian ini menemukan hanya ROE yang signifikan terhadap konstruk kinerja perusahaan hal ini berbeda dengan penelitian Ulum et al (2008) yang hanya indikator ROA secara statistik dapat mewakili konstruk kinerja perusahaan masa depan. Sedangkan hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Kuryanto dan Syafruddin (2008) yang menemukan bahwa IC tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan. Kuryanto dan Syafruddin (2008) menyatakan bahwa hal ini disebabkan aktiva fisik dan keuangan perusahaan masih banyak berkontribusi pada kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan resource based theory yang meyakini bahwa sumber daya (aset berwujud dan aset tidak berwujud) yang unggul dapat memberikan keunggulan kompetitif dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik. 3. Hasil Pengujian Hipotesis Alternatif 3 Berdasarkan hasil pengujian dengan PLS sebagaimana di tunjukkan Gambar 4.5, diketahui bahwa tidak ada satu pun indikator yang signifikan terhadap konstruk. Gambar 4.5 Hasil Outer Model Ha3
Keterangan: * signifikan pada p<10%; **p<5%;***p<1% (2-tailed) Dengan mempertimbangkan hasil hipotesis alternatif 1 dan hipotesis alternatif 2, indikator yang mendekati signifikan akan tetap dipertahankan. Sehingga R-VACA dan Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
32
Farly Frangky Prang&Sparta
GR_t+1 akan dipertahankan dalam model dan mengeliminasi indikator lain yang tidak signifikan. Berikut ini hasil pengujian kembali (Gambar 4.6): Gambar 4.6 Hasil Outer Model Ha3 (RECALCULATE)
Keterangan: * signifikan pada p<10%; **p<5%;***p<1% (2-tailed) Dari Gambar 4.6 karena setiap konstruk hanya memiliki masing-masing 1 indikator maka nilai t-hitung sebesar 0,000 dan nilai weight 1,000. Artinya setiap indikator identik dengan konstruk. Maka selanjutnya melakukan pengujian inner weight. Tabel 4.3 Rangkuman Pengujian Ha3 t = 2012 Ha3 Weights T-statistik R-VACA
1,000
0,000
GR_t+1
1,000
0,000
ROGIC=>KINERJA_MASA_DEPAN 0,031
0,168
R-Square
0,001
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai R-Square KINERJA adalah 0,001, artinya variabel Rate of Growth of Intellectual Capital (ROGIC) mampu menjelaskan variabel kinerja perusahaan masa depan (KINERJA_MASA_DEPAN) sebesar 0,1%. Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa Ha3 ditolak (karena memiliki nilai t-statistik tidak signifikan yaitu 0,168<1,64 pada signifikansi p<10%). Artinya Rate of Growth of Intellectual Capital (ROGIC) tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan (KINERJA_MASA_DEPAN). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Kuryanto dan Syafruddin (2008) dan Ulum et al (2008) yang menyatakan bahwa ROGIC tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan. Sedangkan hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Tan et al (2007) yang menemukan bahwa ROGIC berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan resource based theory yang meyakini bahwa sumber daya (aset berwujud dan aset tidak berwujud) yang unggul dapat memberikan keunggulan kompetitif dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Diduga pengaruh intellectual capital hanya sebatas 1 atau 2 tahun saja dan dalam jangka panjang intellectual capital dan rate of growth intellectual capital menjadi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan. Hal ini disebabkan perkembangan perusahaan yang menggunakan intellectual capital sehingga mengakibatkan kesulitan perusahaan untuk bertahan lama dalam jangka panjang. Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares (Studi pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013)
33
V. Simpulan, Keterbatasan, dan Saran Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital yang diukur dengan VAIC™, dan kinerja perusahaan yang diindikatorkan dengan ROA, ATO, GR, dan ROE. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu: berdasarkan hasil pengujian dengan PLS diketahui bahwa secara statistik intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan artinya Ha1 diterima, intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan artinya Ha2 diterima, dan Rate of Growth of Intellectual Capital (ROGIC) tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan artinya Ha3 ditolak. Beberapa hal menjadi keterbatasan dalam penelitian ini yaitu: penggunaan model VAIC™ yang belum mengukur modal eksternal atau modal relasi yang merupakan salah satu elemen intellectual capital dari tiga elemen yaitu human capital, structural capital, dan external capital. Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa dari 4 indikator kinerja keuangan hanya return on equity yang secara statistik signifikan untuk menjelaskan konstruk kinerja perusahaan pada Ha1 dan Ha2. Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu: peneliti selanjutnya dapat menambah indikator untuk mengukur modal relasi atau modal eksternal, yang merupakan salah satu elemen intellectual capital. Contohnya Ulum (2014) menggunakan modified MVAIC yang menambah indikator modal relasi atau modal eksternal sebagai salah satu komponennya. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan proksi lain dari kinerja perusahaan. Seperti yang digunakan Chen et al. (2005) yang menggunakan market to book value ratio (MB), Tan et al. (2007) yang menggunakan earning per share (EPS).
VI. Referensi Amin, M.A. (2011). “Pengaruh Firm Size Terhadap Hubungan Intellectual Capital dengan Kinerja Perusahaan”. Jurnal Fakultas Ekonomi. Vol 1 No 2. 1-24. Anatan, L. (2011). “Manajemen Modal Intelektual: Strategi Memaksimalkan Nilai Modal Intelektual Dalam Technology Driven Business”. Jurnal Manajemen. Vol 5 No 2. pp 46-54. Bontis, N. (2000). “Assesing Knowledge Assets: A Review of the Models to Measure Intellectual Capital”. International Journal of Technology Management. Vol. 3 No. 1. pp. 41-60. Chen, M.C., S.J. Cheng, Y. Hwang. (2005). “An empirical investigation of the relationship between intellectual capital and firms’ market value and financial performance”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 6 No. 2. pp. 159-176. Dewi, Citra P. (2011). “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2009. Skripsi. Semarang: Universitas Diponogoro. Ekowati, S., Rusmana, O., dan Mafudi. (2012). “Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial, dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Akuntansi, Organisasi, dan Masyarakat. Vol 1 No 1. pp. 1-23. Firer, S., dan Williams M. (2003). “Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate Finance”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4. No. 3. Pp 348-360 Ghozali, Imam. (2011a). Structural Equation Modelling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
34
Farly Frangky Prang&Sparta
Ghozali, Imam. (2011b). Aplikasi Analisis Multiavriate dengan Program IBM SPSS19 Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Gitman, Lawrence J. (2009). Principles of Managerial Finance Twelfth Edition. US: Cengage Learning. Kartika, M., dan Hatane, S. (2013), “Pengaruh Intellectual Capital pada Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2007-2011”. Business Accounting Review. Vol 1 No 2. pp 14-25. Kuryanto, B., dan Syafruddin, M. (2008). “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak: 23-24 Juli. Kusumo, B. dan Syafrudin, M. (2012). “Studi Empiris Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Nilai Pasar Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Diponogoro Journal of Accounting. Vol.1, No.1.1-15. Meizaroh, dan Lucyanda, J. (2012). “Pengaruh Corporate Governance, Kinerja Perusahaan, dan Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Modal Intelektual. Media Riset Akuntansi. Vol. 2. No. 1. pp 65-81. Nik, M. N. M., and Ismail, Md Khairu A. (2009). “Intellectual Capital Efficiency and Firm’s Performance: Study on Malaysian Financial Sectors”.International Journal of Economics and Finance. Vol 1 No 2. August 2009. Pulic, A. (1998). “Measuring the performance of intellectual potential in knowledge economy”. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential. Puntillo, P. (2009). “Intellectual Capital and Business Performance, Evidence from Italian Banking Industries”. Corporate Finance. Vol 12 No 4. pp 97-115. Purnomosidhi, Bambang. (2006). "Praktik Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan Publik di BEJ." The Indonesian Journal of Accounting Research. Vol. 9. No.1. 1-20 Ronna, D. N., and Almilia, Luciana S. (2013). “The Effect of Intellectual Capital on Financial Performance of Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange period 20072011. The Indonesian Accounting Review. Vol 3 No 2. pp 193-202. Ross, S. A., Westerfield, dan Jordan. (2012). Fundamental of Corporate Finance, tenth Edition. Boston: McGraw-Hill Santosa, T. E. C., dan Setiawan, R. (2010). “Modal Intelektual dan Dampaknya Bagi Keberhasilan Organisasi”. Jurnal Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universita Kristen Maranatha Bandung, Vol 4, No 1. Pp 1-15 Saryanti, E. (2011). “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009. Probank. Vol 19 No 20. pp 1-27. Sawarjuwono, T. Kadir A. P. (2003). “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan (Sebuah Library Research). Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol 5, No.1. pp 35-57 Sekaran, U., dan Roger Bougie. (2010). Research Methods for Business, A Skill Building Approach Fifth Edition. United States: John Wiley & Sons, Inc. Sholihin, M., dan Dwi Ratmono. (2013). Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0 untuk Hubungan Nonlinier dalam Penelitian Sosial dan Bisnis.Yogyakarta: Badan Penerbit CV Andi Offset. Solikhah, B., Rohman, A., dan Meiranto, W. (2010). “Implikasi Intellectual Capital terhadap Financial Performance, Growth dan Market Value; Studi Empiris Dengan Pendekatan Simplistic Specification”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto: 23-24 Juli. Subramaniam, M., Youndt, Mark A. (2005). “The Influence of Intellectual Capital on the Types of Innovative Capabilities. Academy of Management Journal. Vol. 48, No. 3, 450-463. Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015
Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares (Studi pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013)
35
Suhendah, R. (2012). “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas, Produktivitas, dan Penilaian Pasar Pada Perusahaan yang Go Public di Indonesia Pada Tahun 2005-2007”. Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin:20-23 September. Tan, H.P., D. Plowman, P. Hancock. (2007). “Intellectual capital and financial returns of companies. Journal of Intellectual Capital. Vol 8 No 1. pp 76-95. Ulum, I., Ghozali, I., & Chariri, A. (2008). “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares (PLS)”. Simposium Nasional Akuntansi Pontianak:23-24 Juli. Ulum, I. (2008). “Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.. Vol 10, No 2, pp 77-84. Ulum, I. (2007). “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di Indonesia”. Tesis. Semarang: Universitas Diponogoro. Ulum, I. (2014). “Intellectual Capital Performance of Indonesian Banking Sector: A Modified VAIC (M-VAIC) Perspective”. Asian Journal of Finance & Accounting. Vol 6, No 2, pp 103-123. Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, dan Donald E. Kieso. (2013). Financial Accounting, IFRS Edition: 2nd Edition. United States: John Wiley & Sons, Inc. Widiyaningrum, A. (2014). “Modal Intelektual”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 1, pp 16-25. Wijaya, N. (2012) “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar Perusahaan Perbankan dengan Metode Vallue Added Intellectual Coefficient”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 14, No. 3, pp 157-180. Yu, K.Y., Ng, H.T., Wong, W.K., Chu, S.K.W. & Chan, K.H. (2010) “An Empirical Study of the Impact of Intellectual Capital Performance on Business Performance”. The 7thInternational Conference on Intellectual Capital, Knowledge Management & Organisational Learning, The Hong Kong Polytechnic University, Hong Kong. Pp 70-80. Yusuf, dan Sawitri, P. (2009). “Modal Intelektual dan Market Performance Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Proceeding Pesat Universitas Gunadarma. Vol. 3 October 2009. Pp 49-55. http://www.sahamok.com/emiten/sektor-keuangan/sub-sektor-bank/
Ultima Accounting Vol 7. No.1. Juni 2015