Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010
Kautsari, Pembuluh Darah Tikus diabetes dan Mahkota Dewa
TINJAUAN HISTOLOGIS PEMBULUH DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) DIABETES YANG DIBERI REBUSAN DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpha (Scheff.) Boerl.) Septina Kautsari1,Priyo Susatyo2,Evy Sulistyoningrum1 1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Prevalence of Diabetes Mellitus among adult in Indonesia reached 4,1% in 1995 and projected to 6,5 % in 2025. Complication of diabetes mellitus which come earlier and widely distributed yis atherosclerosis. Atherosklerosis can lead to other serious complications such as gangrene, stroke, cardiomiopathy, and coronary artery diseases. This research was aimed to know the effect of Mahkota dewa (Phaleria macrocarpha (Scheff.) Boerl.) boiled water to regeneration of aorta’s atherosclerosis post diabetic induction with alloxan. The research was conduct in four weeks to 25male albino rats (Rattus norvegicus) 3 month aged, 120-180 grama weighed. The subjects was divided into five groups:positive control, negative control, A, B and C. A, B and C groups was treated Mahkota dewa boiled water with 4,5%, 9%, and 13,5% concentration respectively. The drug was administered orally. III, IV, and V groups are injected by alloxan to induce diabetes. Atherosclerosis frequency was counted from histological section stained with Haematoxylineosin. Statistical analysis using Chi square analysis showed that Mahkota Dewa boiled water significantly reduced atherosclerosis frequency in aorta. It can be concluded that Mahkota dewa (P.macrocarpha (Scheff.) Boerl.) regenerates atherosclerosis injury in diabetic blood vessel. Keywords: Mahkota Dewa, (Phaleria macrocarpha (Scheff.) Boerl), diabetes, aloxan, aterosklerosis.
Komplikasi
PENDAHULUAN
lanjut
dari
diabetes
Diabetes mellitus (DM) atau secara
mellitus yang muncul lebih awal dan terjadi
awam disebut kencing manis adalah keadaan
lebih luas adalah aterosklerosis. Komplikasi
naiknya kadar gula darah (hiperglikemi)
ini merupakan hal yang terpenting karena
kronik
kelainan
aterosklerosis menyebabkan komplikasi lain
metabolik akibat gangguan hormonal yang
yang menimbulkan gejala di berbagai tempat
menimbulkan berbagai komplikasi dengan
seperti gangren, stroke, kardiomiopati, dan
menifestasi
penyakit arteri koronaria.
yang disertai
berupa
berbagai
hilangnya
toleransi
1
Perbaikan lesi
karbohidrat . Prevalensi Diabetes Mellitus di
pembuluh darah besar melalui pembedahan
Indonesia sebesar 4,1% pada 1995 dan
tidak
diproyeksikan akan menjadi 6,5% pada orang
diperlukan
dewasa pada tahun 2025. Beberapa survei
aterosklerotik melalui cara lain,salah satunya
menunjukan prevalensi pada populasi dewasa
dengan obat-obatan tradisional yang efektif.
memuaskan4. alternatif
Oleh
karena
perbaikan
itu, lesi
sebesar 1,1-2,7% di daerah rural dan 1,6-
Salah satu obat tradisional yang sedang
5,5% di daerah urban2. Biaya perawatan
“naik daun” dan khasiatnya dipercaya dapat
penderita DM, baik di negara maju maupun
menyembuhkan diabetes adalah mahkota
di negara berkembang sangat tinggi3.
dewa. Daun, bunga maupun daging buah mahkota
dewa
(Phaleria
macrocarpha
92
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010
Kautsari, Pembuluh Darah Tikus diabetes dan Mahkota Dewa
(Scheff.) Boerl) dapat digunakan sebagai
preparat histologi dengan metode parafin dan
obat. Daging buah dari mahkota dewa
pewarnaan Hematoksilin Eosin.
merupakan bagian yang paling banyak
Untuk mendapatkan kadar rebusan
dimanfaatkan sebagai obat. Tumbuhan ini
13,5 gram/100 ml dengan cara sebagai
dapat hidup hampir di seluruh daerah
berikut : rebusan dibuat dengan menimbang
Indonesia sehingga mudah didapat, murah
seberat 13,5 gram daging buah mahkota
dan pontensial sebagai alternatif pengobatan
dewa kering ditambah dengan 100 ml air,
5
lalu dipanaskan hingga 900C sampai jumlah
diabetes . Penelitian
ini
mengetahui pengaruh mahkota
dewa
dilakukan
untuk
air rebusan tersisa setengah, sambil diaduk-
air rebusan daging
aduk. Disaring dengan kain flannel dan
regenerasi
diperas. Kemudian ditambahkan air panas
(perbaikan kembali) struktur histologis aorta
melalui ampas hingga diperoleh volume 100
yang mengalami aterosklerosis pada tikus
ml, untuk mendapatkan kadar rebusan 13,5
yang
gram/100 ml6.
dibuat
terhadap
diabetes.
Disamping
itu
diharapkan menjadi dasar untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam.
Hewan
coba
dibagi
dalam
kelompok, yakni: kelompok
lima
perlakuan I,
kontrol negatif yaitu kelompok normal; b. Kelompok perlakuan II, kontrol positif diberi
METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada tahun
diabetogen aloksan 70 mg/kg BB IV7;
2007 di laboratorium Anatomi-Histologi
Kelompok perlakuan III, diberi rebusan
Program
UNSOED
mahkota dewa dengan dosis 4,5% perhari per
Hewan coba yang digunakan
sonde lambung; Kelompok perlakuan IV,
dalam penelitian ini adalah tikus putih
diberi rebusan mahkota dewa dengan dosis
(Rattus norvegicus) galur Sprague Dawley
9% ; Kelompok perlakuan V, diberi rebusan
jantan berjumlah 25 ekor dengan umur
mahkota
sekitar 3 bulan dengan bobot badan 120-180
Kelompok III, IV dan V sebelumnya
gram yang didapatkan dari Laboratorium
diinjeksi diabetogen aloksan. Hewan coba
Farmakologi Jurusan Kedokteran, Fakultas
diberi perlakuan selama empat minggu. Pada
Kedokteran
Kesehatan
akhir perlakuan, hewan coba dikorbankan
UNSOED. Bahan yang digunakan dalam
dengan cara dislokasi servikal dan kemudian
penelitian ini adalah buah Mahkota Dewa
dilakukan pembedahan unruk pengambilan
dipetik dari satu pohon Mahkota Dewa yang
aorta.
terdapat di Purwokerto. Alat yang digunakan
preparasi dengan pewarnaan Hematoksilin-
adalah sonde lambung, pemanas air, scalpel,
Eosin. pembuatan preparat dilakukan di Balai
alat penimbang, berbagai macam alat gelas
Penelitian
dan seperangkat alat pembuatan sediaan
(BALIVET) Wates.
Pendidikan
Purwokerto.
dan
Dokter
Ilmu-Ilmu
dewa
Pada
dengan
aorta
Penyakit
dosis
kemudian
Hewan
13,5%.
dilakukan
Veteriner
93
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010
Kautsari, Pembuluh Darah Tikus diabetes dan Mahkota Dewa
Variabel yang diamati adalah jumlah
Data yang teramati kemudian dianalisis
aorta yang terdapat aterosklerosis yang
menggunakan Chi-Square dengan SPSS 12
ditandai dengan adanya plak aterom, endapan
untuk mengetahui apakah ada hubungan
lipid
antara pemberian rebusan daging buah
dan penebalan pada intima serta
perubahan struktur histologis pada aorta.
mahkota
dewa
dengan
regenerasi
Analisis data yang digunakan uji Chi-Square
aterosklerosis pada tikus putih jantan yang
dengan p<0,05.
dinduksi aloksan.
Dari hasil analisis
didapatkan nilai p adalah 0,032 yang berarti pemberian
HASIL DAN PEMBAHASAN
mahkota
dewa
berhubungan
Hasil pengamatan pada preparat dapat
dengan terjadinya regenerasi atherosklerosis
dilihat pada Tabel 1. Lesi aterosklerosis
pada tikus putih (R.norvegicus) jantan yang
diidentifikasi dari adanya plak aterom dan
diinduksi aloksan secara bermakna dengan
endapan lipid pada tunica intima (Gambar 1).
taraf kepercayaan 95%.
Tabel 1. Frekwensi aterosklerosis hewan coba Kelompok Kontrol (+) Kontrol (-) A B C Jumlah
Atero sklerosis
Tidak Aterosklerosis
Jumlah
5 0 3 3 2 13
0 5 2 2 3 12
5 5 5 5 5 25
Dari tabel dapat diketahui bahwa pada kelompok
kontrol
positif
terdapat
aterosklerosis pada semua sampel. Hal ini
Keterangan: A: Mahkota Dewa kadar 4,5%; B: Mahkota Dewa kadar 9%; C: Mahkota Dewa kadar 13,5%. Kelompok
membuktikan bahwa hewan coba yang disuntikkan diabetogen aloksan mengalami komplikasi awal dari diabetes mellitus akibat pengaruh aloksan yang menghancurkan selsel β pulau Langerhans pankreas, sedangkan sel α tetap utuh, sehingga jumlah insulin menurun dan menimbulkan peningkatan glukosa
darah
(diabetes)8.
Penyebab
aterosklerosis yang dipercepat pada diabetes
a
mellitus diduga karena glikasi lipoprotein nonenzimatik
yang
berperan
dalam
4
pembentukan aterosklerosis .
b
Lesi aterosklerotik dimulai oleh LDL (Low density lipoprotein) teroksidasi dalam rangkaian yang rumit yang bekerja melalui asetil-LDL atau reseptor scavenger.
HDL
dan antioksidan mempunyai kemampuan Gambar 1. Penampang melintang aorta kelompok kontrol positif. Lumen berisi erirosit (a) dan tampak plak aterom yang berisi lipid (b) (Pewarnaan HE, 100X).
mengganggu
oksidasi
LDL
karena
memungkinkan kerja antiaterogenik.
itu Pada
binatang percobaan, diabetes mempercepat
94
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010
proses oksidatif. lainnya
Faktor potensial penting
adalah
trombosit,
peningkatan
mungkin
karena
sintesis tromboksan A2 sintesis
daya
lekat
sulit dicapai dan diperlukan penelitian lebih lanjut.
peningkatan
dan penurunan
prostasiklin.
Kautsari, Pembuluh Darah Tikus diabetes dan Mahkota Dewa
KESIMPULAN
Hiperglikemia
Pemberian rebusan mahkota dewa pada
dilaporkan meningkatkan sekresi endotelin-1
dosis terbesar 13,5% selama 4 minggu dapat
in vitro dan produksi nitrit oksida berkurang
meregenerasi aterosklerosis pada tikus putih
pada aorta tikus diabetik dan pembuluh darah
(Rattus norvegicus) yang telah diinduksi
kecil koroner manusia. Temuan ini belum
aloksan secara bermakna.
dikonfirmasikan pada manusia penderita diabetes4.
DAFTAR PUSTAKA
Regenerasi aterosklerosis pada aorta tikus putih akibat perlakuan mahkota dewa terjadi
karena
kandungan
flavonoid
dalam
berfungsi
sebagai
mampu
alkaloid
dan
dewa
yang
mahkota
antioksidan,
meregenerasi
aorta
mengalami aterosklerosis.
sehingga
yang
telah
Selain itu daya
regenerasi sel dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah nutrisi, aktivitas atau olahraga, genetik, usia, ada tidaknya stem sel, asal sel, dan jenis sel9. Flavonoid memiliki manfaat sebagai antitrombogenik dan antioksidan. Sebagai antitrombogenik
mahkota
dewa
dapat
menghilangkan plak dan lesi trombotik yang melekat di arteri
yang dapat menyumbat
total aliran darah ke otot jantung. Flavonoid juga dapat meningkatkan pengeluaran insulin yang dihasilkan oleh sel β Pulau Langerhans Pankreas
dengan 2+
cara
perubahan
metabolisme Ca
sehingga glukosa darah
5,10,11
. Adanya regenerasi dari
dapat turun
aterosklerosis akan mengembalikan struktur aorta seperti sebelum terjadi aterosklerosis, meskipun regenerasi secara maksimal akan
1. Sukaton, U. 2000. Ilmu Penyakit Dalam. Editor Soeparman. Balai Penerbit FK UI, Jakarta 2. Moningkey S.I,.2000. Epidemiologi Diabetes Melitus dan Pengendaliannya. Medika : Maret : 3. 3. Suyono S. 1999. Masalah Diabetes di Indonesia dalam Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi III. M. Sjaifoellah N, editor. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 4. Isselbacher, K.J. 2000. Harrison PrinsipPrinsip Ilmu Penyakit Dalam. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 5. Siswoyo, P.2004. Tumbuhan Berkhasiat Obat. Absolut, Yogyakarta. 6. Handayani, L. 2002. Pemanfaatan Obat Tradisional Untuk Kesehatan Usila. Medika 2002 Nop : 11. 7. Santoso, J. 2005. Penggunaan Rebusan Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.)Boerl.) Dan Pengaruhnya Terhadap Penurunan Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Yang Diinduksi Aloksan. Laporan penelitian. Program Pendidikan dokter Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.(Tidak dipublikasikan) 8. Mulder H., G. M.Samuel, B.Christer, S.Frank, and A Bo. 2005. Islet Amyloid Polypeptide (Amylin)-Deficiebt Nice Develop a More Severe Fonn of Aloxan-Induced Diabetes.http://ajpendo.physiology.org/.Diaks es 15 Maret 2006 9. Li M. X., B.M.Akira, Y.Kazuhiko, K.Takao, H.S.Qing, K.Hajime, and C. C. Jong 2001. Pancreatic Islet Regeneration by Ephedrine in Mice With Streployolocin-induced Diabetes. http://www.findarticles.com/p/articles/mi_ mOHKP/is_2001 Summer-Fall/ai_81596700. Diakses 15 Maret 2006
95
Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010
10. Nuraliev, I N.and Avezov. 1992. The Eficacy of quarcetin in alloxan diabetes. Experimental Clinical Pharmacology. (55) : 42-44
Kautsari, Pembuluh Darah Tikus diabetes dan Mahkota Dewa
11. Winarto, W.P. 2003. Mahkota Dewa : Budi Daya dan Pemanfaatan untuk Obat. Penebar Swadaya, Jakarta.
96