PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN EARNING PER-SHARE TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Industri Consumer Goods yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012)odo1, Rena Puspita Dewi2
[email protected] , rspitad@gmUniversitas Telkom Arry Widodo1, Renda Puspita Dewi2 Fakultas Ekonomi, Universitas Telkom email:
[email protected] 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Telkom email:
[email protected] 1
idodo adalah dosen pada Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Te ABSTRACT This study also aimed to determine the effect of Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), and Earning per Share (EPS) to the Price Stock either partially or simultaneously. Secondary data collected based on time series and cross section from the 2008-2012 from 26 companies Costumer Goods sector. By using panel data regression analysis techniques and the Chow test and Hausman test shows that the model used in the estimation of the data is the Random Effect Model. The results showed that the independent variables, EPS significant effect on stock prices. While CR and partially DER no significant effect on stock prices. Simultaneously, CR, DER, and EPS significant effect on stock prices. Keywords: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earnings per Share, Price Stock ABSTRAK Penelitian empiris mengenai CR, DER, EPS dan harga saham telah banyak dilakukan tetapi menghasilkan simpulan yang beragam Adanya berbagai perbedaan hasil penelitian sebelumnya menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh CR, DER, dan EPS terhadap harga saham perusahaan Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam sektor industri consumer goods yang listing di BEI periode 2008 β 2012 yang berjumlah 40 perusahaan dan sampel ditentukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan variabel kemampuan bayar kewajiban jangka pendek (CR), kewajiban bayar bunga (DER), dan laba per lembar saham (EPS) memiliki pengaruh signifikan secara simultan dengan nilai kontribusi sebesar 58.4820% dalam mempengaruhi harga saham. Kata Kunci: Kemampuan bayar kewajiban jangka pendek (CR), kewajiban bayar bunga (DER), dan laba per lembar saham (EPS)
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
47
isu perlambatan ekonomi global,
PENDAHULUAN Krisis ekonomi global pada
sektor yang paling bisa bertahan
tahun 2008 berpengaruh sangat
dan
signifikan terhadap perekonomian
pengangkatan IHSG adalah sektor
dunia. Krisis tersebut menimbulkan
industri barang konsumsi. Dalam
pengeringan likuiditas di pasar
kondisi perekonomian global yang
keuangan
bergejolak,
yang
mempengaruhi
berkontribusi
kepada
sektor-sektor
yang
memburuknya kondisi pasar modal
memberikan pemenuhan kebutuhan
global
domestik masih bisa stabil.
(indonesiarecovery.com).Memburu
Setelah krisis, sektor consumer
knya kondisi pasar modal global ini
goods memiliki pertumbuhan yang
juga
pasar
positif sepanjang tahun 2009-2012.
yang
Akan
harga
pertumbuhannya terus mengalami
saham di BEI. Indeks harga saham
penurunan sampai tahun 2012 yaitu
semua sektor yang ada di BEI
sebesar 18.99%. Penurunan tingkat
mengalami penurunan pada waktu
pertumbuhan indeks harga saham
krisis.Tetapi
sektoral consumer goods terjadi
membawa
modal
dampak
Indonesia
direpresentasikan
indeks
jika
dilihat
dari
tetapi
persentase penurunannya, maka dari
karena
semua
saham perusahaan yang tergabung
sektor
yang
mengalami
adanya
tingkat
dalam
sektor industri barang konsumsi
Fluktuasi harga saham tercermin
yaitu turun sebesar 25.04%. Hal ini
dari
menunjukkan bahwa dari seluruh
positif dari pergerakan harga saham.
sektor yang ada di BEI, sektor
Penurunan
industri barang konsumsi lebih
pertumbuhan harga saham yang
mampu bertahan pada masa krisis.
negatif merupakan indikasi dari
Menurut pengamat pasar modal
kinerja perusahaan yang mengalami
Jimmy
penurunan
Wahyu
(investasi.Kontan.co. id), di tengah
consumer
harga
penurunan yang terendah adalah
Dimas
sektor
fluktuasi
pertumbuhan
harga
(Fahmi,
goods.
negatif
saham
dan
atau
2012:276).
Kinerja perusahaan yang menurun
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
48
dalam
jangka
memberi
panjang
dampak
akan
berkurangnya
perusahaan sektor consumer good yang terdaftar di BEI.
bagian laba untuk investor dan capital
loss
apabila
investor
Penelitian empiris mengenai CR, DER, EPS dan harga saham
menjual sahamnya. Oleh karena itu
telah
dibutuhkan analisis lebih lanjut dari
menghasilkan
para calon investor terhadap kinerja
beragam.
perusahaan
mengambil
Sidabutar (2012) CR dan DER
untuk
secara parsial tidak berpengaruh
keputusan
sebelum investasi
menghindari risiko. Analisis
banyak
dilakukan
tetapi
simpulan
yang
Dalam
penelitian
signifikan terhadap harga saham. fundamental
Sujatmiko
(2011)
menemukan
merupakan salah satu yang bisa
bahwa CR berpengaruh signifikan
dilakukan oleh investor sebelum
terhadap harga saham dan DER
melakukan
tidak berpengaruh terhadap harga
keputusan
investasi.
Analisis fundamental bisa dilihat
saham.Sasono
dari rasio-rasio
menyimpulkan
keuangan yang
(2013) bahwa
terdapat pada laporan keuangan
berpengaruh
perusahaan.Rasio
harga saham, sedangkan CR dan
likuiditas,
signifikan
EPS
solvabilitas dan profitabilitas secara
DER
umum menjadi perhatian investor
berpengaruh
karena secara dasar dianggap sudah
saham.Adanya berbagai perbedaan
merepresentasikan
awal
hasil penelitian sebelumnya tersebut
tentang kondisi suatu perusahaan
menarik perhatian penulis untuk
(Fahmi,
Berdasarkan
melakukan penelitian lebih lanjut
penelitian yang dilakukan oleh
mengenai pengaruh CR, DER, dan
Simatupang (2010) CR sebagai
EPS
rasio likuiditas, DER sebagai rasio
perusahaan sehingga dapat menjadi
solvabilitas, dan EPS sebagai rasio
pertimbangan
profitabilitas
pilihan
2012:58).
analisis
berpengaruh
signifikan terhadap harga saham
secara
terhadap
parsial terhadap
terhadap
harga
investor alternatif
menginvestasikan
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
tidak harga
saham
sebagai dalam modalnya 49
sehingga mampu memperoleh hasil yang
maksimal
Harga pasar suatu saham pada
dengan
dasarnya adalah merupakan harga
memperhitungkan berbagai aspek
yang telah disepakati oleh penjual
atau resiko yang akan dihadapi
dan pembeli pada saat
dalam peneneman modal serta pada
diperdagangkan.
umumnya
investor
akan
sebuah saham di Bursa Efek (pasar
menganalisis
laporan
keuangan
sekunder) dapat berubah naik dan
perusahaan
khususnya
pada
laporan laba rugi. RERANGKA
pasar
Salah satu
menyebabkan
faktor
yang
perubahan
harga
saham adalah kinerja perusahaan
DAN HIPOTESIS Secara sederhana saham dapat didefinisikan
Harga
turun dalam hitungan waktu yang cepat.
KONSEPTUAL
saham
sebagai
(Fahmi, 2012:276). Saham saham
tanda
perusahaan yang baik kinerjanya
pemilikan
akan mempunyai nilai yang tinggi.
seseorang atau badan dalam suatu
Hal ini disebabkan karena saham
perusahaan. Wujud saham berupa
tersebut
selembar kertas yang menerangkan
investor yang membuat permintaan
bahwa
akan
penyertaan
atau
pemilik
merupakan
kertas
pemilik
tersebut
perusahaan
yang menerbitkan kertas
diminati
saham
oleh
tersebut
banyak
melebihi
penawarannya sehingga berdampak
tersebut
pada naiknya harga saham tersebut.
(Darmadji dan Fakhruddin, 2011:5).
Sebaliknya, buruknya kinerja suatu
Imbalan
diperoleh
perusahaan dapat mengakibatkan
dengan kepemilikan saham adalah
jatuhnya harga saham perusahaan
kemampuannya
tersebut.
yang
akan
memberikan
keuntungan baik berupa dividen
Penilaian
atau capital gain. Dividen diterima
merupakan faktor
bila emiten mampu menghasilkan
investor.
laba. Sedangkan capital gain akan
merupakan sinyal informasi kinerja
diperoleh bila ada kelebihan harga
perusahaan
yang
diberikan
jual di atas harga beli.
perusahaan
untuk
investor.
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
kinerja
keuangan
penting
Laporan
bagi
keuangan
50
Berdasarkan
Signalling
Theory
adalah
rasio
keuangan.
Rasio
(Teori Sinyal) yang dikemukakan
keuangan sebagai alat ukur kondisi-
oleh Michael Spence (Oktaviana
kondisi keuangan suatu perusahaan
&Wahyuni,2011:4),
terdapat
dengan jalan membandingkan dua
asumsi adanya asimetri informasi
buah variabel yang diambil dari
antara manajemen dengan investor.
laporan keuangan perusahaan, baik
Manajemen mempunyai informasi
daftar neraca maupun rugi-laba
yang
(Gitman, 2009:56).
akurat
tentang
nilai
perusahaan yang tidak diketahui
Analisis rasio bermanfaat bagi
oleh investor. Dengan memberikan
manajemen untuk perencanaan dan
suatu
pengirim
pengevaluasian prestasi atau kinerja
(manajemen) berusaha memberikan
perusahaan. Selanjutnya menurut
potongan informasi relevan yang
(Hidayat, 2010:117) bahwa dalam
dapat
pengambilan keputusan investasi,
sinyal,
pihak
dimanfaatkan oleh pihak
penerima (investor).
investor
Manajemen
menggunakan
analisis
menyajikan
fundamental berupa analisis rasio.
laporan keuangan dan pihak luar
Rasio keuangan yang akan dibahas
perusahaan
dalam penelitian ini adalah CR,
memanfaatkan
informasi tersebut untuk membantu
DER,
membuat keputusan. Investor yang
rasio-rasio tersebut dalam penelitian
ingin membeli atau menjual saham
ini karena beberapa faktor tersebut
bisa terbantu dengan memahami
dinilai sangat dominan pengaruhnya
dan menganalisis laporan keuangan
terhadap perubahan harga saham.
hingga selanjutnya bisa menilai
Hubungan
perusahaan mana yang mempunyai
Penelitian
prospek yang menguntungkan di
Kemampuan
masa
Jangka
depan
(Fahmi,
2012:22).
Analisis laporan keuangan tersebut memerlukan
ukuran
tertentu.
Ukuran yang umum digunakan
dan
EPS.
Ditentukannya
antar
Variabel
Bayar
Kewajiban
Pendek
(CR)
terhadap
harga saham CR
merupakan
digunakan
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
untuk
rasio
yang
mengukur 51
kemampuan aset lancar perusahaan
mengurangi pembagian laba atas
untuk memenuhi kewajiban jangka
saham
pendeknya.
2005:54). Selain itu DER yang
Apabila
perusahaan
(Darsono
dan
tidak mampu memenuhi kewajiban
tinggi
jangka
maka
pendanaan perusahaan untuk aset
juga
mengalami
nya lebih banyak dibiayai oleh
kesulitan
dalam
memenuhi
hutang,
kewajiban
jangka
panjangnya.
kebangkrutan aset tersebut lebih
Kegagalan
dalam
membayar
banyak digunakan untuk menutup
menyebabkan
hutang dari pada bagian untuk
pendeknya,
perusahaan
kewajiban
dapat
kebangkrutan perusahaan (Fahmi, 2012:58).
Investor
akan
menghindari
perusahaan
yang
memiliki
tingkat
risiko
kebangkrutan yang tinggi, bagi investor
yang
telah
melakukan
investasi saham pada perusahaan yang berisiko tinggi akan menjual sahamnya kerugian banyak
sebelum lebih
mengalami
lanjut.
Semakin
yang
menjual
investor
saham akan mengakibatkan harga saham perusahaan tersebut turun.
memberikan
Ashari,
Profitabilitas
EPS
tinggi
akan
terhadap
menggambarkan
profitabilitas tergambar saham.
perusahaan pada
setiap
yang lembar
Informasi
EPS
akan
secara
periodik
oleh
diberikan
perusahaan. Dalam jangka panjang, akan menghasilkan suatu trend EPS yang
bisa
memberi
gambaran
kenaikan
atau
penurunan
kemampuan
perusahaan
sahamnya.
yang
(EPS)
harga saham
terhadap harga saham
DER
terjadi
pemilik modal.
menghasilkan
rasio
bahwa
apabila
Kewajiban Bayar Bunga (DER)
Dari pihak pemegang saham,
arti
kemampuan
laba
dalam
perlembar Peningkatan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba atas modal yang
mengakibatkan pembayaran bunga
diinvestasikan
tinggi yang pada akhirnya akan
saham akan memberikan pengaruh
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
para
pemegang
52
positif
terhadap
harga
saham.
pemegang saham (Darmadji dan
Makin tinggi nilai EPS tentu saja
Fakhruddin, 2011:154). Ini akan
menggembirakan pemegang saham
mendorong
karena makin besar laba yang
melakukan investasi yang lebih
disediakan untuk pemegang saham
besar lagi sehingga harga saham
dan
perusahaan akan meningkat.
kemungkinan
jumlah
dividen
peningkatan yang
investor
untuk
dterima
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran (X1) Kemampuan Bayar Kewajiban Jangka Pendek (X2) Kewajiban Bunga Bayar
(Y) Harga Saham
(X3) Laba Per Lembar Saham
Dari
gambar
menjelaskan
tersebut,
bahwa
terhadap
kinerja
perusahaan
dalam
tersebut akan direspons oleh pasar
penelitian ini ingin mengetahui
dan membawa dampak terhadap
pengaruh
nilai perusahaan.
rasio
terdiri dari
keuangan
yang
Jika kinerja
Kemampuan Bayar
perusahaan baik maka harga saham
Kewajiban Jangka Pendek (CR),
dari perusahaan tersebut juga akan
Kewajiban Bayar Bunga (DER)
mengalami
terhadap harga saham, dan Laba Per
berhasil mengundang lebih banyak
Lembar Saham (EPS) terhadap
investor untuk membeli sahamnya,
harga saham baik secara simultan
hukum permintaan, semakin banyak
maupun parsial. Peninjauan
permintaan maka harga akan naik.
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
kenaikan
karena
53
berjumlah 40 perusahaan. Adapun
METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang untuk mengetahui
pengaruh
sampel ditentukan secara purposive
kinerja
sampling dengan kriteria sebagai
keuangan perusahaan melalui rasio keuangan
CR,DER,
dan
berikut:
EPS
1. Perusahaan
tersebut
terhadap harga saham perusahaan-
terdaftar di BEI selama
perusahaan yang termasuk dalam
periode 2008-2012,
sektor
consumer
2008-2012.Jenis digunakan
good
periode
penelitian
adalah
2. Perusahaan
yang
mempublikasikan laporan
deskriptif
keuangan lengkap selama
verifikatif, metode dalam penelitian
periode 2008-2012,
ini adalah metode kuantitatif.
3. Perusahaan
laba
(earning) selama periode
Indikator
2008-2012, karena pada
Skala Rasio
π΄ππ‘ππ£π πΏπππππ πΎππ€ππππππ πΏπππππ
penelitian
ini menggunakan
transformasi πππ‘ππ πΎππ€ππππππ πππ‘ππ πΈππ’ππ‘ππ
Rasio
πΏπππ π΅πππ πβ πππ‘πππβ πππππ π½π’πππβ ππβππ ππππ π΅ππππππ
Rasio
natural
logaritma
dimana
data
negatif akan hilang setelah ditransformasi peneliti
sehingga
menghindari
adanya data negatif. Harga Saham Pada Saat Penutupan
Rasio
4.
Perusahaan
tersebut tidak mengalami
Populasi dalam penelitian ini
delisting
adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam sektor industri consumer goods yang listing di BEI periode
tersebut
menghasilkan
Tabel 3.1 Variabel Operasional Populasi dan Sampel Variabel (X1) Kemampu an Bayar Kewajiban Jangka Pendek (X2) Kewajiaba n Bunga Bayar (X3) Laba Per Lembar Saham (Y) Harga Saham
tersebut
2008
β
2012
yang
atau
merger
selama periode 2008-2012. Berdasarkan kriteria di atas peneliti mengambil 26 perusahaan sebagai sampel dari 40 perusahaan
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
54
sektor industri consumer good yang
yang
dikeluarkan
oleh
listing di Bursa Efek Indonesia
Indonesian
periode 2008 β 2012.
Elektronic Library (ICaMEL).
Capital
PT. Market
Teknik Analisis Data Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
Penelitian data
dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan
(library
research).
Studi kepustakaan ini dilakukan dengan
mengumpulkan
bahan-
bahan yang berguna bagi analisis yang akan dilakukan selanjutnya. Bahan-bahan
yang
dibutuhkan
dapat berasal dari text book, jurnal, skripsi, tesis, laporan keuangan perusahaan, website, dan lain-lain. Untuk penelitian ini, data yang dikumpulkan bersumber dari data sekunder. Sumber data sekunder untuk penelitian ini diambil dari IDX Yearly Statistic, dan laporan keuangan tahunan emiten yang dikeluarkan oleh website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id serta ringkasan laporan keuangan
ini
menggunakan
data panel (pooled data) yaitu gabungan data time series dan cross section. Metode analisis yang akan digunakan
pada
penelitian
ini
adalah model regresi panel data. Adapun perumusan model tersebut adalah sebagai berikut: Y = Ξ± + Ξ²1X1 + Ξ²2X2 + Ξ²3X3 + Ξ΅ Dimana : Y
=
Harga saham
X1
=
CR
X2
=
DER
X3
=
EPS
Ξ±
=
Konstanta
Ξ²1
=
Koefisien regresi CR
Ξ²2
=
Koefisien
regresi
=
Koefisien
regresi
=
error term (Variabel
DER Ξ²3 EPS Ξ΅
pengganggu)
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
55
Untuk
memilih
yang
pendekatan
digunakan
untuk
mengestimasi model regresi data
Adjusted R Square menggambarkan besarnya
variabel
bebas
dalam
menjelaskan variabel terikat.
panel, yaitu Common Effect Model, Fixed Effect Model atau Random Effect Model dilakukan uji Chow dan uji Hausman. Sebelum uji hipotesis
regresi
digunakan,
panel
data
maka dilakukan uji
asumsi-asumsi penggunaan
yang
mendasari
persamaan
regresi.
Asumsi klasik yang harus terpenuhi dalam model regresi linier yaitu residual terdistribusi normal, tidak adanya
multikolinearitas,
tidak
adanya
hereroskedastisitas,
dan
tidak adanya autokorelasi pada model
regresi
(Setiawan
dan
gunakan
data
yang
di
menggunakan uji t (uji
parsial) dan uji F (uji simultan) dengan tingkat signifikansi yang digunakan
sebesar
koefisien
determinasi
5%.
Uji
dilakukan
untuk mengetahui ketepatan model regresi dalam memprediksi variabel dependennya.
Nilai
koefisien
determinasi yang digunakan adalah Adjusted
R
Square.
PEMBAHASAN Perkembangan CR Perusahaan Sektor Industri Consumer Goods Tahun 2008 β 2012 Rata-rata 26 perusahaan 26 perusahaan sektor Consumer Goods terhitung 3,04 terdapat sekitar Rp 3,04 aktiva lancar untuk memenuhi tiap-tiap Rp 1 kewajiban yang akan jatuh
tempo.
Hal
ini
mengindikasikan kondisi industri Consumer Secara
Goods
individual,
yang
likuid.
terdapat
10
perusahaan yang rata-rata CR-nya
Kusrini, 2010 : 65 β 67). Standarisasi
HASIL PENELITIAN DAN
Besarnya
berada di atas rata-rata CR industri costumer goods selama periode penelitian
diantaranya
CEKA,
DLTA, DVLA, KLBF, MERK, SQBI, SQBB, TSPC, MRAT, dan TCID.
Rata-rata
CR
tertinggi
selama tahun 2008 β 2012 dimiliki oleh PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) yaitu sebesar 9.10 kali. Hal ini terjadi karena TCID memiliki rata-rata aktiva lancar yang lebih
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
56
besar
dari
rata-rata
kewajiban
26 perusahaan sektor Consumer
lancarnya. Pos aktiva lancar yang
Goods selama periode penelitian
paling dominan adalah piutang
2008 β 2012 memiliki rata-rata
usaha dan persediaan.
sumber
Terdapat 16 perusahaan yang
dari
pendanaan kreditur
Rp.0.811791
untuk
tiap-tiap
rata-rata CR-nya di bawah rata-rata
pendanaan Rp 1 dari pemilik
CR industri costumer goods yaitu
perusahaan.
AISA,
MYOR,
terdapat 11 perusahaan yang rata-
ULTJ,
rata DER-nya berada di atas rata-
GGRM, HMSP, INAF, KAEF,
rata DER industri costumer goods
PYFA,
selama
PSDN,
INDF,
MLBI,
SKLT,
STTP,
UNVR,
KDSI,
LMPI.
Secara
periode
individual,
penelitian
Diantara keenambelas perusahaan
diantaranya AISA, CEKA, INDF,
tersebut PT Unilever Indonesia Tbk
MLBI,
(UNVR) memiliki rata-rata CR
HMSP, INAF, UNVR, dan KDSI.
terendah yaitu sebesar 0.85 kali.
Rata-rata DER tertinggi dimiliki
Hal ini terjadi karena UNVR
oleh PT Multi Bintang Indonesia
memiliki rata-rata kewajiban lancar
Tbk (MLBI) yaitu sebesar 2.84 kali.
yang lebih tinggi dibandingkan
Hal ini terjadi karena rata-rata
dengan
rata-rata
lancar
sumber pendanaan dari kreditur
selama
tahun
2008-2012.UNVR
lebih tinggi dibandingkan dengan
memaksimalkan dalam
aktiva
utang
membiayai
MYOR,
PSDN,
SKLT,
usahanya
rata-rata sumber pendanaan dari
aktivitas
pemilik modal. MLBI memiliki
operasionalnya.
nilai buku saham yang relatif sedikit jika dibandingkan dengan
Perkembangan DER Perusahaan Sektor Industri Consumer Goods Tahun 2008 β 2012 Rata-rata
DER
perusahaan lainnya yaitu sebesar Rp.
21.070.000.000.
Untuk
mendanai aktivitas operasional dan dari
26
perusahaan sektor Consumer Goods terhitung 0.81 yang berarti bahwa
investasinya,
MLBI
lebih
mengandalkan utang jangka pendek yaitu utang usaha dan utang dari
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
57
bank.
Selain
itu
MLBI
mengoptimalkan pembagian cash
dividen sehingga akan menambah jumlah ekuitas yang dimiliki.
dividen, sehingga bagian untuk laba ditahan yang merupakan sumber pendanaan ekuitas pemilik modal menjadi semakin sedikit.
Perkembangan EPS Perusahaan Sektor Industri Consumer Goods Tahun 2008 β 2012 Rata-rata
Terdapat 15 perusahaan yang rata-rata DER-nya di bawah ratarata DER industri costumer goods yaitu DLTA, STTP, ULTJ, GGRM, DVLA, KAEF, KLBF, MERK, PYFA,
SQBB,
SQBI,
TSPC,
MRAT, TCID, dan LMPI. Diantara kelimabelas perusahaan tersebut PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) memiliki rata-rata DER terendah yaitu sebesar 0.12 kali.Hal ini terjadi karena TCID memiliki ratarata sumber pendanaan dari pemilik modal lebih tinggi dibandingkan dengan sumber pendanaan dari kreditur. TCID memiliki nilai buku saham
yang
relatif
besar
dibandingkan dengan perusahaan lain
yaitu
sebesar
Rp.
100.533.333.500 sebagai sumber pendanaan dari pemilik modal. Selain itu TCID memiliki tingkat laba ditahan yang lebih besar dibandingkan dengan bagian untuk
EPS
dari
26
perusahaan sektor Consumer Goods terhitung bahwa
2136,45 26
yang
berarti
perusahaan
sektor
Consumer Goods selama periode penelitian 2008 β 2012 memiliki rata-rata kemampuan menghasilkan laba per lembar sahamnya sebesar Rp. 2.136,45. Secara individual, terdapat 4 perusahaan yang rata-rata EPS-nya berada di atas rata-rata EPS
industri
selama
costumer
periode
goods
penelitian
diantaranya DLTA, MLBI, MERK, dan SQBB. Rata-rata EPS tertinggi dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia
Tbk
(MLBI)
yaitu
sebesar Rp. 21.562,55. Tingkat laba bersih MLBI selalu mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, dengan ratarata
laba
bersih
sebesar
Rp.
405.888.000.000. Selain itu, MLBI memiliki jumlah lembar saham
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
58
paling sedikit setelah jumlah saham
Perkembangan EPS Perusahaan
DLTA.
Sektor Industri Consumer Goods
Terdapat 22 perusahaan yang rata-rata EPS-nya di bawah rata-rata
Tahun 2008 β 2012 Rata-rata
EPS
dari
26
EPS industri costumer goods yaitu
perusahaan sektor Consumer Goods
AISA,
CEKA,
MYOR,
terhitung Rp 29.907,70. Perusahaan
PSDN,
SKLT,
HMSP,
INAF,
yang memiliki rata-rata di atas rata-
UNVR,
KDSI,
STTP,
ULTJ,
rata harga saham industri antara lain
GGRM, DVLA, KAEF, KLBF,
DLTA, MLBI, GGRM, MERK, dan
PYFA, SQBI, TSPC, MRAT, TCID,
SQBI.
dan LMPI. Diantara perusahaan
tertinggi selama tahun 2008-2012
tersebut rata-rata EPS terendah
dimiliki oleh
dimiliki oleh PT Langgeng Makmur
Indonesia
Industri Tbk (LMPI) yaitu sebesar
sebesar
Rp. 4,16.LMPI selama tahun 2008
mengindikasikan
bahwa
sampai
diminati
INDF,
Rata-rata
saham
PT Multi Bintang
Tbk Rp
harga
(MLBI)
320.090.
Hal
ini
saham
dengan
tahun
2012
MLBI
laba
bersih
yang
investor. Salah satu daya tarik
jumlah
MLBI yaitu kemampuannya dalam
saham yang dimiliki oleh LMPI
menghasilkan laba per saham yang
sampai
mencapai
selalu stabil dan meningkat dari
saham.
tahun ke tahun, selama periode
Jumlah ini terbilang banyak dengan
penelitian yaitu 2008 sampai tahun
rata-rata laba bersih yang dihasilkan
2012 rata-rata laba bersih per
selama tahun 2008 sampai dengan
sahamnya mencapai Rp 21.562,55
tahun
yang
memiliki
berfluktuasi.Selain
tahun
1.008.517.669
2012
3.825.000.000
itu,
2012 lembar
hanya sehingga
Rp. tingkat
keuntungan perlembar sahamnya menjadi sedikit.
banyak
yaitu
merupakan
oleh
rata-rata
laba
bersih per saham tertinggi dalam industri costumer goods. Perusahaan
yang
rata-rata
harga sahamnya berada di bawah rata-rata
harga
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
saham
industri 59
costumer goods antara lain AISA,
minimum.
CEKA, INDF, MYOR, PSDN,
hasil
SKLT,
UNVR,
ditransformasikan
KDSI, STTP, ULTJ, DVLA, KAEF,
logaritma natural.
KLBF,
HMSP,
INAF,
PYFA,
SQBB,
perusahaan tersebut rata-rata harga saham terendah selama tahun 20082012 dimiliki oleh PT Pyramid Farma Tbk (PYFA) yaitu Rp 128. dilihat
dari
kemampuan
menghasilkan laba, rata-rata laba bersih per saham PYFA selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 sebesar Rp 7,76 ini jumlah yang
kecil
jika
lebih
mendapatkan efisien, dalam
data
bentuk
TSPC,
MRAT, TCID, dan LMPI. Diantara
Jika
yang
Untuk
dibandingkan
dengan perusahaan yang lainnya.
Pemilihan Model Regresi Data Panel Pemilihan model berdasarkan uji Chow, nilai probabilitas cross section chi-square dan nilai cross section chi-square sebesar 0.0000 < 0.05, berarti H0 ditolak sehingga pendekatan yang diambil adalah Fixed Effect Model. Berdasarkan uji Hausman, nilai probabilitas cross section random (p-value) sebesar 0.8074 > 0.05, berarti H0 diterima sehingga pendekatan yang diambil adalah
Uji Asumsi Klasik Metode
analisis
data
yang
Random
Model.Berdasaarkan
Effect kedua
uji
digunakan dalam penelitian ini
pemilihan model tersebut model
adalah metode analisis statistik
yang tepat sebagai pendektan yang
yang
persamaan
dipakai
regresi data panel melalui software
Model.
Eviews versi 6. Model regresi yang
Hasil uji asumsi klasik regresi
baik
berikut.:
BLUE
menggunakan
memiliki (Best
estimator Linier
yang
adalah
Random
Effect
Unbiased
1. Hasil perhitungan Jarque-Berra
Estimator), artinya suatu penaksiran
untuk modelsebesar 154.6503
adalah BLUE jika efisien yaitu tidak
dimana lebih kecil dari nilai chi
bias maupun mempunyai varians
square
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
tabel
yaitu
156.51,
60
berarti H0 diterima sehingga
LN_EPS
dapat
LN_HS sebesar 3.280817.
disimpulkan
data
terdistribusi normal. 2. Hasil
bernilai 0, maka
2. Koefisien
perhitungan
nilai
LN_CR
sebesar
0.155613. Hal ini berarti jika
koefisien korelasi antarvariabel
terjadi
bebas berada di bawah 0.8
LN_CR sebesar 1 poin, maka
sehingga
akan
bahwa
dapat model
disimpulkan regresi
tidak
terjadi multikolinieritas. Berdasarkan
perubahan
kenaikan
menaikkan
sebesar
LN_HS
0.155613
dengan
asumsi variabel lainnya tetap.
hasil
uji
Ini artinya bahwa antara CR dan
heterokedastisitas dihasilkan nilai
harga
probabilitas chi square 0.0607 >
hubungan yang searah (positif)
0.05, berarti H0 diterima sehingga
artinya
tidak
mengalami
sebesar 1% akan diikuti oleh
heterokedastisitas.Nilai
Durbin-
kenaikan harga saham sebesar
Watson
sebesar
0.155613%
dari
model
saham
setiap
penurunan
di antara -2 dan +2 (-2 β€ DW β€ +2),
mengakibatkan
berarti tidak terjadi autokorelasi.
harga
Persamaan Regresi
0.155613%. 3. Koefisien
kenaikan
dan
1.192678, dimana hasil itu berada
Persamaan regresi Random Effect
menunjukkan
CR
CR
sebaliknya 1%
akan
penurunan
saham
sebesar
LN_DER
sebesar
Model yang dihasilkanyaitu :
0.190480. Hal ini berarti jika
LN_HS = 3.280817 + 0.155613
terjadi
LN_CR+
LN_DER sebesar 1 poin, maka
0.190480 LN_DER +
perubahan
kenaikan
0.871264 LN_EPS + Ξ΅it
akan
Persamaan di atas dapat diartikan
sebesar
sebagai berikut :
asumsi variabel lainnya tetap.
1. Konstanta
sebesar
menaikkan 0.190480
LN_HS dengan
3.280817.
Ini artinya bahwa antara DER
Hal ini berarti apabila variabel
dan harga saham menunjukkan
LN_CR,
hubungan yang searah (positif)
LN_DER,
dan
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
61
artinya setiap kenaikan DER
perusahaan
dimana
sebesar 1% akan diikuti oleh
perusahaan
memiliki
kenaikan harga saham sebesar
residual
0.190480%
dan
sebaliknya
jumlah residual dari seluruh
penurunan
DER
1%
perusahaan sampel bernilai 0.
mengakibatkan harga
akan
penurunan
saham
sebesar
0.190480%. 4. Koefisien
yang
setiap nilai
berbeda
dan
Pengujian Hipotesis Uji t (Uji parsial) a. Variabel CR (X1) memiliki
LN_EPS
sebesar
nilai t hitung 0.701736 < t
0.871264. Hal ini berarti jika
tabel
terjadi
probabilitas sebesar 0.4841 >
perubahan
kenaikan
1.97867.
Nilai
LN_EPS sebesar 1 poin, maka
signifikan 0.05, maka Ho
akan
LN_HS
diterima yang berarti CR
dengan
tidak berpengaruh signifikan
menaikkan
sebesar
0.871264
asumsi variabel lainnya tetap.
secara
parsial
Ini artinya bahwa antara EPS
harga
dan harga saham menunjukkan
sektor Consumer Goods.
saham
terhadap perusahaan
hubungan yang searah (positif)
b. Variabel
artinya setiap kenaikan EPS
memiliki
sebesar 1% akan diikuti oleh
1.078014 < t tabel 1.97867.
kenaikan harga saham sebesar
Nilai probabilitas sebesar
0.871264%
sebaliknya
0.2831 > signifikan 0.05,
1%
maka Ho diterima yang
penurunan
dan EPS
mengakibatkan harga
akan
penurunan
saham
sebesar
0.871264%. 5. Ξ΅it
nilai
yang
nilai
berarti
DER
berpengaruh secara
merupakan
DER
harga
parsial saham
(X2) t
hitung
tidak signifikan terhadap perusahaan
ditunjukkan oleh random effect
sektor Consumer Goods.
(cross) atau nilai residualyang
c. Variabel EPS (X3) memiliki
dimiliki
oleh
masing-masing
nilai t hitung 13.15962 > t
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
62
tabel
1.97867.
Nilai
Pengaruh
Kemampuan
Bayar
probabilitas sebesar 0.000 <
Kewajiban Jangka Pendek (CR)
signifikan 0.05, maka Ho
terhadap harga saham
ditolak yang berarti EPS
Variabel
berpengaruh secara harga
signifikan
parsial saham
terhadap perusahaan
sektor Consumer Goods.
CR
memiliki
hubungan yang positif namun tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
harga saham perusahaan sektor Consumer Goods.Hasil penelitian
Uji F (Uji Simultan)
ini sejalan dengan hasil penelitian
Nilai statistik F hitung 61.56957 >
yang telah dilakukan oleh Sidabutar
F tabel 2.68. Nilai probabilitas (F-
(2012) dan Sipayung (2012).CR
statistic) 0.0000 < signifikan 0.05,
yang
maka Ho ditolak yang berarti
likuiditas perusahaan yang baik,
bahwa variabel CR, DER, dan EPS
akan tetapi CR yang tinggi juga
berpengaruh
mengindikasikan
signifikan
terhadap
tinggi
menggambarkan
adanya
harga saham perusahaan sektor
penumpukan
Consumer Goods secara simultan.
piutang.
Koefisien Determinasi (R2)
membuat CR yang diukur melalui
Nilai R2 yang disesuaikan (Adjusted
kemampuan
R-square) sebesar
perusahaan
58.4820%.
0.584820 atau
perspektif
aktiva
ini
lancar
dalam
memenuhi
kewajiban jangka pendek kurang
disimpulkan bahwa variabel bebas
dapat dijadikan pertimbangan untuk
yang terdiri CR, DER, dan EPS
memproyeksi
dapat menjelaskan variabel terikat
depannya karena adanya.
harga
saham
ini
Kedua
dan
dapat
yaitu
Hal
persediaan
sedangkan
sisanya
sebesar 41.5180% dijelaskan oleh variabel atau faktor lain di luar penelitian.
saham
ke
perusahaan
sektor Consumer Goods sebesar 58.4820%,
harga
PengaruhKewajiban
Bayar
Bunga (DER) terhadap harga saham Variabel hubungan
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
DER positif
memiliki dan
tidak
63
berpengaruh
signifikan
terhadap
pemegang
saham.
Ini
harga saham.Hasil penelitian ini
mendorong
sejalan dengan hasil penelitian yang
melakukan investasi yang lebih
telah
besar lagi sehingga harga saham
dilakukan
oleh
Sidabutar
(2012). Untuk menilai rasio ini perlu
dipertimbangkan
stabilitas
laba
jika
perusahaan.
dapat
memberikan
keuntungan
kepada
pemiliknya.Pertimbangan yang
melibatkan
DER
pertimbangan
tingkat laba membuat DER kurang bisa
dijadikan
acuan
dalam
Laba
Per
Lembar
Saham (EPS) terhadap harga
Variabel
EPS
memiliki
hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang
telah
dilakukan oleh Simatupang (2010), Asri (2011), Amanda & Pratomo (2013), dan Sasono (2013). Makin tinggi nilai Laba Per Lembar Saham tentu
Pengaruh CR, DER, dan EPS terhadap Harga Saham Variabel Kemampuan Bayar Kewajiban Jangka Pendek (CR), Kewajiban Bayar Bunga (DER), dan Laba Per Lembar Saham (EPS) memiliki secara
pengaruh simultan
signifikan
dengan
nilai
mempengaruhi
harga
saham.
Kinerja perusahaan yang baik dapat meningkatkan nilai jual perusahaan
saham
hasil
perusahaan akan meningkat.
kontribusi sebesar 58.4820% dalam
berinvestasi. Pengaruh
untuk
juga
Kewajiban bukan sesuatu yang buruk
investor
akan
saja
menggembirakan
pemegang saham karena makin
sehingga banyak investor yang akan berinvestasi di perusahaan tersebut. Permintaan saham yang meningkat akan membuat harga saham akan meningkat. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki kinerja yang buruk berpotensi mengurangi kepercayaan investor terhadap suatu perusahaan sehingga nilai sahamnya kurang diminati dan akan terus mengalami penurunan harga saham.
besar laba yang disediakan untuk Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
64
sektor Consumer Goods terhitung
PENUTUP Perkembangan
Kemampuan
0.81 kali.Terdapat 11 perusahaan
Bayar Kewajiban Jangka Pendek
yang rata-rata Kewajiban Bayar
(CR),
Bunga
Bunga (DER) berada di atas rata-
(DER), Laba Per Lembar Saham
rata Kewajiban Bayar Bunga (DER)
(EPS)
dari
industri costumer goods. Rata-rata
consumerr
Kewajiban Bayar Bunga (DER)
goods yang listing di BEI tahun
tertinggi dimiliki oleh PT Multi
2008 sampai dengan tahun 2012.
Bintang Indonesia Tbk (MLBI)
Kewajiban Bayar
dan
harga
perusahaan
saham
industry
Rata-rata Kemampuan Bayar
yaitu sebesar 2.84 kali. Dan rata-
Kewajiban Jangka Pendek (CR)
rata CR terendah dimiliki oleh PT
dari
Mandom Indonesia Tbk (TCID)
26
perusahaan
sektor
Consumer Goods terhitung 3,04
yaitu sebesar 0.12 kali.
kali.Terdapat 10 perusahaan yang rata-rata
Kemampuan
Rata-rata Laba Per Lembar
Bayar
Saham (EPS) dari 26 perusahaan
Kewajiban Jangka Pendek (CR)
sektor Consumer Goods terhitung
selama tahun 2008-2012 berada
Rp
diatas rata-rata industri costumer
perusahaan yang rata-rata Laba Per
goods.
Kemampuan
Lembar Saham (EPS) berada di atas
Bayar Kewajiban Jangka Pendek
rata-rata Laba Per Lembar Saham
(CR) tertinggi dimiliki oleh PT
(EPS) industri costumer goods.
Mandom Indonesia Tbk (TCID)
Rata-rata Laba Per Lembar Saham
yaitu sebesar 9.10 kali. Dan rata-
(EPS) tertinggi dimiliki oleh PT
rata Kemampuan Bayar Kewajiban
Multi
Jangka
terendah
(MLBI) yaitu sebesar Rp 21.562,55.
dimiliki oleh PT Unilever Indonesia
Rata-rata Laba Per Lembar Saham
Tbk (UNVR) yaitu sebesar 0.85
(EPS) terendah dimiliki oleh PT
kali.
Langgeng Makmur Industri Tbk
Rata-rata
Pendek
Rata-rata
(CR)
Kewajiban
Bayar
2.136,45.Terdapat
Bintang
empat
Indonesia
Tbk
(LMPI) yaitu sebesar Rp. 4,16.
Bunga (DER) dari 26 perusahaan Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
65
Rata-rata Laba Per Lembar
tingkat sig 0.2831 > sig 0.05,
Saham (EPS) dari 26 perusahaan
sehingga Kewajiban Bayar Bunga
sektor Consumer Goods terhitung
(DER) tidak berpengaruh signifikan
Rp.
secara parsial terhadap harga saham
29.907,70.
Terdapat
lima
perusahaan yang memiliki rata-rata
perusahaan
di
industry Consumer Goods yang
atas
rata-rata
harga
saham
industri. Rata-rata harga saham tertinggi selama tahun 2008-2012 dimiliki oleh Indonesia
PT Multi Bintang
terdaftar di BEI. Variabel Laba per
Lembar
Saham (EPS) memiliki t hitung 13.15962 > t tabel 1.97867 dan
Rata-rata
tingkat sig 0.00 < sig 0.05, sehingga
harga saham terendah selama tahun
Laba per Lembar Saham (EPS)
2008-2012
berpengaruh
Rp.
(MLBI)
sektor
yaitu
sebesar
Tbk
perusahaan
320.090.
dimiliki
oleh
PT
Pyramid Farma Tbk (PYFA) yaitu
parsial
Rp. 128.
perusahaan
Variabel Kemampuan Bayar
signifikan
terhadap
secara
harga
saham
perusahaan
sektor
industry Consumer Goods yang
Kewajiban Jangka Pendek (CR)
terdaftar di BEI.
memiliki t hitung 0.701736 < t tabel
Variabel
Kewajiban
Bayar
1.97867 dan tingkat sig 0.4841 >
Bunga (DER), Kewajiban Bayar
sig 0.05, sehingga Kemampuan
Bunga
Bayar Kewajiban Jangka Pendek
Lembar Saham (EPS)memiliki nilai
(CR) tidak berpengaruh signifikan
F hitung 61.56957 > F tabel 2.68
secara parsial terhadap harga saham
dan tingkat
perusahaan
sehingga
perusahaan
sektor
(DER),
dan
Laba
Per
sig 0.00 < 0.05,
berpengaruh signifikan
industry Consumer Goods yang
secara simultan terhadap harga
terdaftar di BEI.
saham
Variabel
Kewajiban
Bayar
Bunga (DER) memiliki t hitung
perusahaan
perusahaan
sektor industri Consumer Goods yang terdaftar di BEI.
1.078014 < t tabel 1.97867 dan
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
66
DAFTAR PUSTAKA Amanda, & Pratomo, Wahyu A. (2013). Analisis Fundamental Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perbankan Yang Terdaftar Pada Indeks LQ 45. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Volume 1 No 3, Februari 2013 Anonim.
(2009).Krisis
Global
2008.
[Online].
Tersedia:
http://www.indonesiarecovery.com/krisis-keuangan-global-2008/krisis2008-terparah-sejak-the-great-depression/7-krisis-global-2008.html [1 Asri, Jatnika D. (2011). Pengaruh Earning Per Share (EPS), Debt To Equity Ratio (DER), dan Pertumbuhan Asset Terhadap Perubahan Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Pertanian yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2008). Jurnal Ekono Insentif Kopwil4, Volume 5 No. 1, Juli 2011, ISSN: 1907 β 0640, halaman 1-7 Babaei, Zahra. (2013). Correlation Between Financial Leverage And Firm Value In Companies In The Tehran Stock Exchange.Research Journal of Finance and Accounting Vol.4, No.5, 2013, page 39 β 49. Bursa Efek Indonesia. (2010). Buku Panduan Indeks BEI.Jakarta : BEI Bursa Efek Indonesia.ICaMel 2008-2012. Jakarta : BEI Bursa Efek Indonesia.IDX Statistik 2007-2012. Jakarta :BEI Chang, Hsu Ling, et al. (2008). The Relationship between Stock Price and EPS: Evidence Based on Taiwan Panel Data. Economics Bulletin, Vol. 3, No. 30, 11 February 2008, page 1 β 12 Gujarati, Damodar N., & Porter, Dawn C. (2010). Essentials of Econometrics (4th ed). New York: McGraw Hill International Edition Heidar, Seyed., et al. (2011). Fitting the Relationship between Financial Variables and Stock Price through Fuzzy Regression Case study: Iran
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
67
Khodro Company. International Journal of Business and Social Science Vol. 2 No. 11, June 2011 Juanda, Bambang, & Junaidi. (2012). Ekonometrika Deret Waktu Teori & Aplikasi.Bogor : IPB Press Kodrat, David Sukardi, & Indonanjaya, Kurniawan. (2010). Manajemen Investasi: Pendekatan Teknikal dan Fundamental untruk Analisis saham. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kuswadi. (2005). Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya.Jakarta : PT Elex Media Komputindo Lind, Douglas A., et al. (2009). Teknik-Teknik Statistika Dalam Bisnis dan Ekonomi Menggunakan Kelompok Data Global (Buku 2 Edisi 13). Jakarta: Salemba Empat. Menaje, Placido M. (2012). Impact of Selected Financial Variables on Share Price of Publicly Listed Firms in the Philippines. American International Journal of Contemporary Research Vol. 2 No. 9, September 2012, page 98 β 104 Miranda, Andini. (2011). Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food & Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara : tidak diterbitkan. Nasehudin, Toto S., & Gozali, Nanang (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung :Pustaka Setia. Oktaviana, Ulfi K., & Wahyuni, Nanik. (2011). Pengaruh Perubahan Komposisi Jakarta Islamic Index terhadap Return Saham.Jurnal eLQUDWAH, Volume 1 Nomor 5, April 2011 Raharjo, Sugeng. (2011).Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro dan Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Repository STIE Surakarta
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
68
Sasono, Hadi. (2013). Pengaruh Beberapa Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif yang Go Public di PT. Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis (JMB), Volume 1 Nomor 1, Tahun 2013. Sekaran, Uma. (2011). Research Methods For Business (Metodologi Penelitian untuk Bisnis) (Buku 1 Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat. _____ .(2011). Research Methods For Business (Metodologi Penelitian untuk Bisnis) (Buku 2 Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat. Setiawan dan Kusrini, Dwi E. (2010). Ekonometrika. Yogyakarta : ANDI. Sidabutar, Chrystine A. (2012). Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara : tidak diterbitkan. Simatupang, Stevanie T. (2010). Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara : tidak diterbitkan. Sipayung, Emmy M. (2012).Pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Rasio Lancar terhadap Harga Saham pada Perusahaan Pertambangan LQ45.Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia : tidak diterbitkan. Situmorang, M. P. (2008).Pengantar Pasar Modal. Jakarta : Mitra Wacana Media Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Cetakan 15). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
69
Sujatmiko, Yopi. (2011). Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return to equity Terhadap Harga Saham Studi Kasus Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Listing di BEI Tahun 2006 β 2009. Skripsi pada Institut Manajemen Telkom : tidak diterbitkan. Sunyoto, Danang. (2011). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: CAPS. Van Horne, James. C., & Machowics, John M. (2007). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan (Edisi 12). Jakarta: Salemba Empat. Zikmund, William G., et al. (2010). Business Research Methods. Ohio: SouthWestern.
Business Management Journal Vol. 11 No.1 Maret 2015
70