11 0923 METODA PENGA
ALAH
Oleh: Drs.D.dan Herm.wan lIyas,SE.Al<. D.84.0.149
No.
Ind,,::)1
No. KIa., : j)
0923
6Jt'l<... lLi /'''''-
FAKULTAS EKONOMI _ ~I."v\:;~ JURUSAN AKUNTANSL UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1997
rn'( '1
METODA PENGALOKASIAN BIAYA
Oleh: Drs. Dada" Hennawan lIyas, SE,Ak. D.84.0.149
Makalah in; telah Didokumentasikan di Perpustakaan Pusat Universitas Islam Bandung
.;~..KQ . }a.~usat Perpustakaan ",~'
~
-',-' ~.,
',;:,,"
. ,.
::: I
',.
~;
,.
"•
KetuaJiAkuntansi,
EDlSUKAR~.Si
Dekan,
D1KDI TANDIKA,SE.•M.Sc.
FAKULTAS EKONOMI' . JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 1997
DAFTAR lSI
Halaman KATA PENGANTAR
.
DAFTARISI.....................................................................
I. PENDAHUL.UAN
II
..
2. METODEPENGALOKASIAN BlAYA DUA (2) TAHAP
2
2.1 AlokasiBiayaTahapSatu(l) .,........................................
J
2.2 Alokasi'Biaya Tahap Dua (2)
5
2.3 Dlstorsi yang Disebabkan oleh Alokasi Dua Tahap
6
3. SISTEMPENETAPAN B1AYABERDASARKAN AKTlVITAS.... 4. PERBEDAAN
ANTARA
SISTEM
AKUNTANSI
8
BlAYA
KONVENSIONAL DENGAN SISTEM PENETAPAN BlAYA BI'RDASARKAN AKTIVITAS
II
5. CONTOH KASUS PADA W1NON,\ PLANT :..........................
13
6. AKTIVITAS PENJUALAN DAN DlSTRIBUSl
17
7. SIMPULAN DAFTARPUSTAKA
;....
18 20
-
1. PENDABULUAN Perkembangan teknolcgi transponasi. informasi dan pernanufakturan mendorong perusahaan-perusahaan rnengbadapi persamgan global. Pcrsaingan global memaksa perusahaan-perusahaan memiliki kcungguian dalam f1cksibilitas, mum produk atau jasa yang dihasilkan dan cost-effective. Untuk menjadi perusahaan yang cost-effective, manajemen memerlukan sistcm akuntansi biaya yang dapat menyediakan informasi biaya yang akurat.
Sistem akuntansi biaya konvensional telati membantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan sebab sistem akuntansi biaya ini telah mampu mencerminkan kegletan pabrik. Sistem akuntansi biaya
konvensional menekankan penringnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsuog, sedangkan biaya overhead pabrik karena mempunyai proporsi yang kecil dibandingkan total biaya produksi dialokasikan kepada produk secara sederhana atas dasar bahan baku, tenaga kerja, atau kuantltas produk yang diproduksi. Namun dengan adanya perkembangan teknologi, banyak perusahaan menggunakan teknologi modem di da.lam pengolahan produknya. Perubahan ini menyebabkan biaya overhead pabrik menjadi penting, dan biaya ini menduduki proporsi yang besar d.dam total biaya produksi. Kondisi pabrik yang ada semakin , kompleks, sehingga
pembebanan biaya overhead pabrik b erdasarkan kuantitas
produk yang dihasilkan tidak akan memberikan infonnasi biaya produk yang
akurat ka.ena tidak semua sumber daya dikonsumsi secare proporsional dengan kuantitas prod uk yang dihasilkan. Dengan melihat realita bahwa sistem akuntansi biaya
konvensional
kurang akurat daiam rnenyediakan informasi biaya maka Activity Based Costing
2
(ABC) Systems merupakan
.
.sU3tU
altematif baru dalarn penentuan biaya produksi.
Sistem ini menyediakan informasi biaya yang rclevan untuk keperluan penilaian
profitabihtas produk jangka panjang dan rnendorong manajer untuk selalu mengevaluasi arus pekerjaan di dalarn aktivitas organisasi.
Sistem biaya berdasarkan aktivitas (ABC Systems) dapat menyediakan informasi biaya produksi yang lebih akurat. Dalam ABC Systems, biaya produksi khususnya biaya overhead pabrik mempercleh perlakuan yang lebih seksama, dan dibebankan kepada produk atas dasar pembebanan- yang Iebih mencerminkan
konsumsi sumherdaya arch suatu aktivitas untuk menghasilkan suatu prod uk.
2.
METODE PENGALOKASlAN BIAYA DUA (2) TAHAP (TWO-sTAGE COSTAUOCA TION METHOD) Sistem akuntansi
biaya
konvensional
membebankan biaya operas.
(operating expense} kepada produk melalui prosedur dua tahap. Tahap pertama. blaya dibebankan kepada departemen produksi dan kemudian pada tahap kedua biaya departemen prcduksl dibcbankan ke prod uk. I
Pada umumnya di dalam perusahaan ada 2 departemen, yaitu departemen
produksi dan departemen jasa. Departemen produksi .adalah departemen yang secara langsung bertanggung jawab dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Sedangkan departernen jasa adalah departemen yang rnendukung kegiatan produksi. Seluruh biay a departemen jasa merupakan biaya overhead pabrik sebab biaya-biaya tersebut tidak timbullangsung dari aktivitas produksi. Pada perusahaan Mcdequip ada, sernbilan departernen yang rnel.puti 4 departemen produksi (casting, machining. assembly. dan packing) dan 5
\
]
departemen jasa (machine maintenance, machine set up. production engineering, production scheduling, dan general and administrative).
2.1 Alokasi Biaya Tahap Satu (1) (SloCe: J Cost Allocations) Prosedur alokasi biaya pada tahap satu rneliputi dua langkab. yaitu sebagai
berikut: (1) Mengestimasi biaya overhead normal untuk setiap departemen (departernen produksi dan departernenjasa).
{2} Mengalokasikan biaya overhead
dan
departemen jasa kepada departemen
produksi. Hat ini dilakukan karena sistem akuntansi biaya konvensional mengasumsikan bahwa penggunaan sumber daya dalam departemen jasa tidak
dapat diukur secara langsung ;~epada produk. __ Metode yang dapat digunakan
untuk mengalokasikan 'biaya dari
departemen jasa kepada departemen prcduksi. antara lain:
(I) Metode alokasi langsung (Direct Al/ocationMethod). Metode ini mengabaikan jasa yang diberikan oleh satu departemen jasa
kepada departe.nen jasa yang lain (saling ketergantungan antara departemen jasa). Dalam metcde ini biaya-biaya departemen jasa dialokasikan secara langsung kepada departernen produksi. (2) Metode alokasi berurutan (Sequential Allocation Method'; Metode yang mengak..ui adanya sating ketergantungan antara departemen jasa. dan rnengalokasikan biaya-biaya departemen jasa satu kepada departemen jasa yang lain secara berurutan.
4
(3) Metode aJokasi resiprokal (Reciprocal Allocation Melhoa)
Metode ini mengalokasikan biaya dengan secera eksplisit memasukkan jasa yang saling diberikan antara semua departemen jasa. Dalam pengalokasian biaya perlu pemaharaan mcngenai dasar, atau cost driver, untuk setiap departemen jasa yang meretleksikan dan mengukur secara tepat aktivitas yang dilakukan oleh departemen tersebut. Medequip menggunakan
metode alokasi langsung., yaitu:
•
Departemen Jasa Machine maintenance
•
•
Machine setup
•
• Production scheduling
•
Dasar Alokasi Nilai buku mesm pada setiap departemen produksi setup dalam lumlah departemen produksi.
setiap
lumlah Jam mesrn dalam setiap departemen produksi.
•
Production engineering
•
•
General and administrative
·
Jumfah jam tenaga kerja' iangsung pada setiap departemen produksi. ' Jumfah
luasnya ruangan yang dipergunakan setiap departemen eroduksi.
Dasar alokasi tidak selalu merefleksikan ektivitas yang mendorong timbulnya biaya-biaya departemen jasa dengan tepat. Misalnya, jumlah jam setup pada setiap departemen produks! merupakan dasar yang lebih baik dibandingkan
j u mlah setup untuk alokasi biaya departernen setup, jika waJ...'1U yang dibutuhkan untuk setiap setup berbeda pada semua departernen produksi. Oleh karena itu, tam bah an biaya pengumpulan informasi harus dapat dikompensasikan dengan keuntungan potensial dari ketepatan penggunaau informasi yang lebih tepat yang dapat disediakan.
5
2.2 Alokasl Biaya Tahap Dua (2) (Stage 2 Cost Allocations) Pada tahap kedua biaya departemen produksi dialokasikan kepada produk. Pengalokasian biaya tahap dua memerlukan pemabaman atas dasar alokasi yang tepat pada setiap departemen produksi. Hal ini seringkali rnerupakan biaya yang
dihubungkan dengan unit produk seperti jumlah unit yang diproduksi, jumlah jam tenaga kerja fangsung serta jumlahjam mesin.
Medequip menggunakan jam mesin sebagai dasar alokasi untuk dua
departernen produksi (casting dan machining), karena adanya keterkaitan yang tinggi atas mesin-mesin guna mendukung tugas-tugas departemen tersebut.
Sedangkan operasional pada dua departemen produksi yang lain (Assembly dan packing) lehih bersifat labor intensive, sehingga Medequip menggunakan jam
tenaga kerja langsung sebagai dasar alckasinya. Tarif alokasi biaya overhead ditentukan untuk keernpat ,departemen .
produksi dengan can membagi biaya overhead yang diakumulasikan pada setiap
-
departemen produksi dengan total unit yang sesuai dengan dasar alokasi yang ditetepken.
Metode pengalokasian .'Jiaya dua tahap dapat digambarkan sebagal berikut:
G
Two-Stage Cost Allocation System
Stage I
'::===i~:::>.-<:::::::::
Allocation
Stage 2 Allocation
2.3 Distorsi yang Dlsebabkan oleh AJokasi Dua Tahap Sistem akuntansi biaya yang diterapkan pada banyak perusahaan dengan mempergunakan metode alckasi dua tahap seperti teJah dijelaskan sebelumnya, dapat
menimbulkan
distorsi
pada
biaya
prodr ksi.
,-
Adapun
faktor yang
menyebabkan distorsi adalah sebagai berikut: (1) Pengalokasian didasarkan pada ukuran-uk..u ran yang dihubungkan dengan unit. (2) Perbedaan dalarn rasio konsumsi relatif
.7
Berdasarkan uraian tersebut di alas, dapat dikatakan bahwa sistern
akuntansi biaya konvcnsional tidak mampu lagi menyediakan informasi biaya secara akurat karena: (I) Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan satu aktivitas scbagai
penyebab terjadinya biaya seperti jam tenaga kerja langsung atau volume produksi. Namun kenyataannya, dalam pemanufakturan yang maju banyak aktivltas yang menjadi penyebab terjadinya biaya (cost drivers). Sehingga dengan
menggunakan
faktor .tunggal sebegai
penyebab
biaya
akan
menghasilkan informasi biaya yang terdistorsi. (2) Sistem akuntansi biaya kcnvensional menggunakan pusat biaya (cost pools)
yang terialu besar dan biayanya merupakan biaya tidak langsung pada setiap jenis produk sehingga perlu dialokasikan. Biaya yang dialckasikan secara tidak langsung kepada produk dengan menggunakan daser yang tidak proporsional dengan konsumsi sesungguhnya sumber daya oleh produk akan menghasilkan informasi biaya yang terdistorsi. (3) Sistem akuntansi biaya konvensional untuk biaya overhead pabrik terlalu menekan pada alokasi biaya overhead' pabrik daripada berusaha untuk mengeliminasi pemborosan dengan menghilangkan aktivitas yang: tidak bernilai
tam bah
bagi
konsumen.
Dalam
persaingan
yang
tajam,
pengeliminasian pemborosan dengan menghilangkan ak.'tivitas yang tidak bernilai tam bah bagi konsumen justru yang terperning agar perusahaan dapat rnemenangkan persaingan jangka panjang.
s
3.
SISTEM
PENETAPAN
lilA YA
IIERDASARKAN
AKTIYITAS
(ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEMS) Perusahaan akan unggul dalam persalngan yang tajam apabila manajemen dapat mengelola dengan baik aktiviras-aktivitas untuk menghasilkan produk dan
jasa. Untuk mampu mengelola perusahaan, manajemen memerlukan informasi
biaya yang mencenninkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas perusahaan. Salah satu sistem biaya yang dapat memenuhi tujuan ini adalah ABC Systems.
ABC Systems menggunakan dua asumsi: 1. Sumber daya penunjang dan tak langsung menyediakan kemampuan untuk me1ak:sanakan aktivitas hukan menimbulkan biaya untuk dialckasikan.
2. Produk danjasa menclptakan permintaan terhadap aktivitas, ABC Systems memfokuskan aku!".tansi terhadap biaya overhead pabrik sehingga
memungkinkan
manajemen
melaksanakan
aktivitas yang mengkonsumsi biaya overhead pabrik.
pengelolaan
Da~~m
berbagai
ABC Systems. biaya
overhead pabrik mempero1eh perlakuan yang Iebih seksama, di samping itu biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk etas' dasar pembebanan yang lebib mencerminkan konsumsi somber daya oleh suatu aktivitas untuk menghasilkan " suatu produk. Sistem ini membebankan biaya overhead pabrik kepada oroduk rnelalui
dua tahap. Pada tahap pertarna, biaya overhead pabrik dibebankan kepada pusatpusat biaya yang mengkonsumsi sumber daya dan dalam tahap kedua. biaya yang dikumpulkan dalam pusat biaya dibebankan kepada produk.
9
Aktivitas-aktivitas yang terjadi pada perusahaan dalam ABC Systems >
,dapat digolcngkan kedalam empat kategori: (I) unit-level activity cost, (2) batch activity cost. (3) product sustaining activity cost. (4) facility sustaining cost.
1. Unit-level activity costs Biaya ini dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah unit yang dihasilkan.
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja lansung, blaya energi, dan biaya angkutan adalah contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini. Biaya ini dibebankan kepada produk betdasarlcan jumlah unit produk yang dihasilkan. 2. Ba tch activity costs Biaya ini berhubungan dengan jumlah balch produk yang diprodulcsi. Setup costs, yang merupakan biaya yang dikeluarlcan untuk menyiapkan mesin dan ekuipmen sebdum order produk diproses adaTah comcb biaya yang tcrmasuk
dalarn golongan biaya ini. Besar kecilnya biaya ini tergantung
.-
dan frekuensi order
produksi yang diolah oleh fungsi produksi. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh
jumlah unit produk yang diproduksi daJam setiap order produksi. Pembeli dibebani batch activity cost berdasarkan jumlah batch activity costs yang
dikeluarkan cleh perusahaan dalam setiap menerima order cari pembeli. 3. Product sustaining activity costs Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan prcduk t(
rtentu dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat dipasarkan.
Biaya i ni tidak terpengaruh oleh jumlah unit produk yang diproduksl dan jumlah
batch produksi yang dilaksanakan olen perusahaan. Contoh biaya ini adalah biaya desain produk, desain proses produk, pengujian produk. Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan taksiran jumlah unit produk tertentu yang dihasilkan
selama umur produk tersebut (product life cycle).
4. Facility sustaining activity costs Biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasiras yang dimiliki oleh perusahaan. Biaya depresiasi dan arncrtisasi, biaya asuransi, biaya gaji karyawan kunci perusahaan adalah contoh jenis biaya termasuk dalam golongan facility sustaining activity costs. Biaya ini dibebankan kepada produk. atas dasar taksiran unit produk yang dihasilkan pada kapasitas normal perusahaan. Penerapan ABC Systems dalam perusahaan akan banyak memberikan manfaat. Manfaat utama yang dihasilkan oleh ABC Systems adalah:
a. Perbaikan kualitas keputusaa Manajemen percaya bahwa dengan infcrmasi biaya produk yang akurat maka kemungkinan pengambilan keputusan yang salah akan dapat dikurangi. b. Perbaikan berkesinarnbungan terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead parik. Perbaikan terhadap berbagai aktivitas yang tidak menambah nilai bagi konsumen dapat dihilangkan oleh manajemen berdasarkan informasi biaya yang disajikan oleh ABC Systems. c. Mcmberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan. ABC Systems menyediakan informasi biaya yang dihubungkan dengan berbagai aktivuas untuk ruenghasilkan produk, sehingga dengan sistem biaya
II
rru manajemcn akan mudah mernperolcb informasi yang relevan dcngan pengambilan keputusan mengcnai berbagai aktiviras bisnis mcrcka.
4. PERBEDAAN
A~TARA
KONVENSIONAL
DENGAN
SISTEM SISTEM
AKUNTANSI PENETAPAN
BIAYA BIAYA
BERDASARKAN AKTIVITAS Seperti dije!askan sebelumnya bahwa meskipun kedua sistem biaya
tersebut menggunakan pengalokasian 2. tahap, namun keduanya berbeda. ABC Systems di dalam tahap pertama lebih telltl dalam menelusuri
konsumsi sumber daya dalam proses pembebanan biaya overhead pabrik kepada
pusat biaya berdasarkan sebab akibat. Oalam hal ini, ABC Systems menggunakan dasar pernbebanan biaya overhead pabrik yang lebih teliti dan membentuk pusat biaya yang lebih banyak sehingga penggunaan sumber daya dapat diil
casar pembebanan yan!; lebih mencerminkan penggunaan aktivitas dalam menghasilkan produk. Apabila dalam sistem biaya konvensional pembebanan
biaya overhead pabrik yang terkumpul di pusat biaya hanya didasarkan atas jam tenaga kerja langsung. jam mesin, satuan produk, ,:tau biaya tenaga kerja Iangsung. Oalam ABC Systems. biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk berdasarkan aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.
Perbedaan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
,
1 Two-Stage Allocation Process: Traditional Cost System
AIIOCl!iOri fl\ctJ~Jd
AllOC...1lion flow
Indirect Stage I Allocate
Power
Space
labor
costs
COsts
co,",
Other ... o\'crhc.ld cost •
overhead
Of\~n VCf)'
3C<:'ll':l.loe
(e.g.. how much
costs 10
~,j.
COst centers
,j.
Cost
,j.
Cost center2
center I
floor spxc is lls<:d by m:achining ck~l)
Otller '" cost
Cost
centers
center J
Stage 2 Allocate
• lfJUaUy b.ued on dWd: l.t.b«"(OS! of
costs Incurred in cost centers to products
~,j.
,j.
.....'"
,j.
• !'roduet°ISh.u't of ovo:mead casu is
Other
Product I
propottio~
Prcduct )
Product 2
to
wl~
products
Two-Stage Assignment Process: Activity-Based Cost System A:cignment now
(I Stage I
i
3
II
iI
departement
.............-
1°1 ll),.f ,.,~ Cuier • _._ ._...... Raw ma.efla engineering ...indirect inventory resources depanement departement ~':-,l
Determine what
a aiviues are po :rformed by
L..
company resources
Stage 2 Attribute costs (0 prcdcrcts based on
Ser-cp
Support direct
machines
labor
L
their use of resources
~
reduct I
.
Other
Administer parts .
1._...
SI.
I
..
L
activities
""" Other
Product 3
Product 2
-
Sumber: Robin Cooper & Raben S. Kaplan (1991:269-270).
prodUCIS
1J
5, CONTOn KASUS PADA WINONA PLANT Winona plant. suatu perusahaan elektrcnik yang
mcmproduksi dua
.-
produk: CD 107 dan CD 635. Perusahaan menetapkan biaya overhead pabrik
tmanufacturing support co.ws) untuk tiga kelcmpok biaya (cost pools) adalah sebagai berikut: MINNEHAHA ELECTRONIC COMPANY WINONA PLANT'S COST POOLS FOR CD 107 AND CD 635
Cost Pool S
PI
P2 Total
Manufacturing Support Costs $640,000 400,000 200,000 $1.240,000
Kelcmpok biaya S rneliputi semua biaya aktivitas pendukung pabrik. Kelompok biaya PI dan P2 termasuk biaya overhead yang dapat ditelusuri
S~~~.:.
langsung pada dua departemen produksi. Fabrication (PI) dan assembly (P2). Sistem akuntansi biaya yangada menggunakan metode pengalokasian dua tahap. yaitu pertama mengalokasikan biaya overhee d dalam kelompok biaya S kepada kelompok biaya P I dan P2 atas dasar jam mesin. dan kemudian menetapkan biaya yang terakumulasi dalam kelompok biava P I dan P2 kepada kedua produk alas dasar jam tenaga kerja Iangsung. Suatu tarif overhead se~ra terpisah dihitung untuk masing-masing departernen produksi tersebut. Tarif upah renaga kerja langsung adalah S 15 per jam. lnforn.asi berikut ini dikumpulkan dari catatan
pabrik untuk bulan JU,li 1997:
1./1.
MINNEHAHA ELECTRONIC COMPANY WINONA PLAN'S DIRECT LABOR HOURS FOR JUNE 1997 /)ireCI
I reportmcnt
0) /07 20,000
Fabrication (PI) Assembly (P2)
CD635 20,000 15,000 35,000
25.000 45,000
Total
Lahor Hours (DLH) Toral 40,000 40,000 80,000
MINNEHAHA ELECTRONIC COMPANY WINONA PLAN'S MACHINE HOURS FOR JUNE 1997
Department
Total
CD/07 27,000 20,000 47 QQQ
Sales price per unit Direct material cost per unit Units produced and sold
5260 $80 8,000
Fabrication (PI) Assembly (P2)
Perusahaan
mernpertimbangkan
Machine-Hours (MH) CD635 18,000 ,15,000 33.000
Total 45,000 35,000 80000
5220 540 6,000
untuk
mengimplementasikan ABC
Systems. Kontroler menghimpun informasi berikut guna menerapkan kembali biaya overhead untuk bulan Juni 1997 dari kelompok biaya yang ada sekarang (5. Pl. P2) kepada lima kelornpok biaya aktivitas yang JaN.
MINNEHAHA ELECTRONIC COMPANY WINONA PLAN'S NEW ACTIVITY COST POOLS FOR JUNE 1997 A("i\'i~j'
Cost I srivers P I-DLH P2-DLH Pl-MH
P2-MH Setup hours Totals
£ri.\"tiug Cost Pool
S
5 40,000 150,000 50.000 60,000 ]411000 11000 564 "-"==
-~
,.~=
PI $ 40,000 0 110,000 0 250.000 5400,009
Total
1'2 5
0 80,000 0 40,000 80,000
~209,OOQ
80,000 230,000 160,000 100,000 670,000 SD4000Q
5
IS
Jurnlah setup dalam bulan Juni 1997 adalah 1000 ontuk masing-masing produk., tctapi setiap setup untuk CD 107 dilakukan dua kaf lebih lama dari setup untuk CD 635. (a) Tentukan biaya produk per unit unnrk CD 107 dan CD 635 dengan
menggunakan sistem akuntansi biaya yang ada sekarang.
(b) Tentukan biaya prcduk per unit untuk CD 107 dan CD 635 dengan
menggunakan ABC Systems. (e) Jelaskan mengapa biaya produk tersebut berbeda di bawah ke dua
sistem akuntansi biaya tersebut. Jawab:
(a) Biaya produk per unit untuk CD to7 dan CD 635 menurut sistem akuntansi
biaya konvensional adalah sebagai berikut: Stage 1 Allocation
Item
Department PI
Directly identified support costs Allocated from S Total support costs
Department P2
$400,000 360,000' . S760.009
DLlf Cost driver rate
4'),000 $19 per DLH
5200,000 280,000' $480.000 40,000 512 perDLlf
• 5640,000 x (45,000 : 80,000) - 5360,000 b 5640,000 x (35,000: 80,000) = 5280,000
Stage 2 Allocation
AIlocatedfrom Department
CD 107
PI (519.00 x 20,000) P2 (512.00 x 25,000). Total support costs
5380.000 300,000 ~~gO 000
CD 635
(519.00 x 20.000) (SI2.00 xI5,OOO)
5380,000 180,000 $560000
16
CD 107 Direct materials ($80 x: 8.000) Direct labor (S I 5 x 45.000) Support costs (From Stage 2) Total costs
n)635
S640.000
Number of units Unit cost (SI.995.000: 8.000) Sales price , Gross margin (5260.00. $249.38)
(S40 x 6.000)
S240.000
675.000
(S15 x 35.000)
525.000
680.000
(From Stage 2)
~1.995.000
560.000 $1.325.000
8.000
6.000
5249.38 S260.00 510.62
(SI.325.000: 6.000)'
(5220.00·5220.83)
5220.83 $220.00 ($0.83)
(b) Biaya produk per unit untuk CD 107 dan CD 635 menurut ABC Systems adalah sebagai berikut: Cost Driver PI·DLH P2-DLH PI·MH P2·~.ffi
Setup hours Total Cost Driver Pl·DLH P2·DLH PI·MH P2-MH Setup hours
CD 107 540.000 143.750 96.000 57.1-43 $446,667 5783,560
5 80.000 X (20.000 . 40.000) 5230.000 X (25.000 : 40.000) $160.000 X (27.000: 45.000) SICO.COax (20.000: 35.000) S670.000 X 12.000: (2.000 - 1.00011
CD 635 540.000 86.250 64.000
S 80.000 X (20-"00: 40.000) S230.0oo x (I ;.('00 : 40.000) S160.000 x (18.000 : 4;.000) $100.000 x (IS.OOO . 35.0(0) 5670.000." t r.ooo (2,000 - 1.0(0)1
42.R57
223)33 $456.440
Total
Products (·O.f(ing Direct materials ($RO x R,OOO) DIrect l.J.bor(S15 ,,45,O{X)) Support costs (tram ccrivirv cost
:JJ13Iysis) Tot31 costs Number of units Unit cost (S2,On.5(J(): IUJOO) Sales price Gross 1113r!!-in ($260,00· S262.32)
en 107
rt: oJ5
S 040.000 ($40 x 6,000)
S 240.000 525,(JOO
67.'i,()(IO ($15" 3:1,(JOO)
(from acnvitc .710,560 cost analv sis
456.4·W
$2,: I~X,560
~J.;!1!J
8,000 52(J2:>2 (1.22IA·W 6,0(0) S26000 (S2,3~1 (220ll0· $20).57)
.'
6,000 520:; :. 7 $220.00 $16.43
17
(c) Dan pcrhitungan (a) dan (b) dapat dilihat bahwa biaya produk bcrbeda, karcna dengan menggunakan sistcm akuntansi biaya konvensional harga pokok produk CD 107 dihitung tcrlalu rendah dan CD
63~
dihitung terlalu ringgi.
Hal tcrscbut terjadi karena: l.
Sistem akuntansi biaya kcnvcnsional mcngabaikan bukti bahwa Icbih dari
setengah biaya overhead disebabkan oleh akrivitas setup. 2. Satu unit CD 107 membutuhkan dua kali lebih banyak sutnber daya untuk aktivitas setup daripada satu unit CD 635.
6. AKTlVITAS PENJUALAN DAN DISTRIDUSI Sistem akurttansi biaya konvensionaI yang dijelaskan sebelumnya, hanya rnempertirnbangkan biaya pemanufakturan dan tidak mempertimbangkan blaya penjualan dan distribusi. Perhatian yang terfckus pada biaya pemanufakturan
.
ruerupakan ciri khas dari sis..cm akuntansi biaya kcnvensicnal karena hanya biaya pemanufakturan saja yang dipertirnbangkan dalam penilaian persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan kepada pihak ekstem. Selain itu sistem akuntansi biaya dirancang agar dapat menelusuri biaya pemanufakturan dan men galokasikannya kepada harga pokok penjualan (CGS) dan persediaan. Sistem akunta'isi biaya konvenslonal mengabaikan biaya penjualan, distribusi. dan biaya non pemanufakturan lainnya karena jumlahnya relatif ked I apabila dibandingkan dcngan biaya pemanufakturan. schingga pcngaruhnya tidak signifikan terhadap validitas keputusan m majerial. Pada akhir-akhir ini, dengan meningkatnya perhatian yang berorientasi pada kcnsumen dan inovasi teknologi untuk mernperoleh kcunggulan kcmperitif
I~
dirasakan perlu untuk menguji apakah beberapa produk memerlukan lebih banyak
aktivitas penjualan dan distribusi serta aktivitas non pemanufakturan lainnya. dan mcncntukan penggabungan pola-pola kcnsurnsinya yang berbeda pada biaya produk.
Analisis tambahan alas aktivitas pendukung penjualan dan distribusi dapat mernberikan pemahaman yang berguna mengenai perbedaan dalam biaya aktivitas yang dikonsumsi oleh berbagai Hoi produk, tipe konsumen. dan segmen pasar
yang berbeda,
7. SIMPULAN Untuk menjadi perusahaan yang cost-effective. manajemen membutuhkan sistem akuntansi biaya yang dapat menyediakan informasi yang akurat tentang biaya. Penerapan sistern akuntansi biaya konvensional dalam perusahaan yang menggunakan teknologi modem dalam meng alah produknya. tidak mampu lagi menyediakan informasi yang akurat. Karena sistem ini hanya menggunakan faktcr tunggal sebagai penyebab timbulnya biaya (cost drivers), pusat biayat.ya terlalu besar. dan untuk biaya overhead pabrik terlalu menekankan pada alokasinye. sedangkan kondisi yang ada sekarang sudah jauh bcrbeda dirnana biaya tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal tetapi ditentukan oleh bcrbag ri macam aktivitns sehingga dcngan menerapkan sistern tersebut informasi yang disajikan tidak akan mencenninkan konsurnsi sumber daya yang scbenarnya oleh suatu produk
Sistcrn biaya bcrdasarkan aktivitas (ABC Systems) mcnggunakan dasar pernbebanan biaya overhead pabrik yang lebih teiiti dan rnembentuk pusat biaya yang lebih banyak sehingga somber daya yang dikonsurnsi dapat ditelusuri dengan lebih baik. ABC Systems melakukan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dengan lebih sempurna dan lebih mencerrninkan aktivitas perusahaan dalarn mengolah produknya. Oleh karena itu, informasi yang disajikan oleh ABC Systems Iebih.akurat dan dengan informasi tersebut manajemen dapat menghilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak bemilai tambah bagi konsumen. Dengan demikian, perusahaan akan unggul dan dapat memenangkan persaingan
jangka panjang.
.-
DAFTAR PUSTAKA ..
Anthony A. Atkinson, Rajiv D. Banker. Roberts S. Kaplan, S. Mark Young. Management Accomning, Second.Edition. Prentice-Hall. Inc. 1997. Anthony Robert N. Gleem A. Welsch. James S. Reece. Fundamentals of Management Accounting. Richard D. Irwin. 1985.
Homgren, Charles T. Catt Accounting, A Managerial Emphasis. Eight Edition, New Jersey: Prentice-Hall. Inc. 1994.
• Kusnadi, Akuntansi Biaya. Edisi
1. Universitas Brawijaya Malang, 1998.
Mulyadi, Akuntansi Monajemen, Edisi
2.
Bagian Penerbiran STIE YKPN. 199].
Mulyadi, Akuntansi Biaya. Edisi S. Bagian Penerbitan STIE YKPN. 1991.
Robin Cooper. and Robert S. Kaplan. The Design of Cost Management Systems: Text, Cases, Gild Reading. Englewood Cliffs. New Jersey: PrenticeHall International, Inc.. 1991.
.20