Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Satrio Hutomo
[email protected] Kurnia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to test some factors simultaneously and partially to the factors which have the influence to the profit changes at manufacturing companies in which these factors come from independent variables which consist of current ratio, quick ratio, total asset turn over, debt to total asset ratio and return on equity variables. The result of simultaneous test shows that independent variables simultaneously have an influence to the dependent variable which is profit change is 20.2% and result of partial test shows that independent variables have no significant influence to the dependent variable which is profit change, which is indicated by signification level which is obtained from independent variables which are current ratio is 0.206, quick ratio is 0.838, total asset turnover is 0.776, debt to total asset ratio is 0.674 and return of equity is 0.823 which is bigger than α = 5% (0.05). The result shows that these factors have insignificant influence to the profit change. Keywords:
Financial ratio influence to the profit change ABSTRAK
Tujuan dari penelitian yaitu menguji secara simultan dan parsial mengenai faktor - faktor yang berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur dimana faktor- faktor yang mempengaruhi tersebut berasal dari variabel bebas yang terdiri dari variabel current ratio, quick ratio, total asset turn over, debt to total asset ratio dan return on equity. Hasil uji secara simultan menyatakan bahwa variabel bebas berpengaruh secara bersama- sama terhadap variabel terikat yaitu perubahan laba sebesar 20.2% dan hasil uji secara Parsial menunjukkan variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu perubahan laba, yang diindikasikan dengan tingkat signifikasi yang diperoleh dari variabel- variabel bebas yaitu untuk current ratio sebesar 0.206, quick ratio sebesar 0.838, total asset turnover sebesar 0.776, debt to total asset ratio sebesar 0.674 dan return of equity sebesar 0.823 lebih besar dari α = 5% (0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa faktor- faktor yang berpengaruh terhadap perubahan laba tidak signifikan. Kata Kunci:
Pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
PENDAHULUAN Era globalisasi kian dekat akan memaksa seseorang harus siap dalam menghadapi banyaknya perubahan dan tantangan yang mungkin dapat terjadi khususnya dalam usaha yang akan terus berkembang secara cepat dan kadang tidak menentu bagi yang tidak memahami atau bingung dalam mengambil keputusannya akan telat dalam mengambil kesempatan bahkan akan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Oleh sebab itu diperlukannya akuntansi Untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan beberapa aspek diantaranya posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktivitas atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan equitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Masyarakat yang ingin berinvestasi sendiri pada dasarnya menggunakan laba sebagai tolak ukur kinerja manejemen dalam mengelola perusahaan. Masyarakat yang ingin berinvestasi sendiri pada dasarnya menggunakan laba sebagai tolak ukur kinerja manejemen dalam mengelola perusahaan. Dalam hal ini analisis rasio keuangan berperan dalam menilai keadaan finansial masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, sehingga dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki jumlah kas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan finansialnya, serta piutang yang rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik dan struktur modal yang sehat. Analisis rasio keuangan sendiri juga dapat berdasarkan pada data historis yang mana tujuan utamanya ialah untuk memberikan suatu gambaran kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Menurut (Mamduh dan Halim, 2005: 75) analisis rasio keuangan dapat dikelompokkan beberapa kategori yang mana akan digunakan peneliti untuk mengelempokkan rasio keuangan yg akan digunakan. Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas diukur dengan current ratio dan quick ratio. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset. Rasio aktivitas diukur dengan TATO (Total Asset Turn Over), rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan maupun pembelian. Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemempuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas akan diukur dengan DTAR (Debt to Total Asset Ratio). Rasio Profitabilitas adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas), rasio profitabilitas diukur dengan NPM (Net Profit Margin), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan,aset dan modal saham tertentu, sehingga perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini terbatas pada faktor- faktor apakah yang berpengaruh terhadap perubahan laba, serta tujuan dari penilitian ini adalah untuk melakukan uji faktor- faktor yang berpengaruh terhadap perubahan laba.
2
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan digunakan untuk alat uji dari pengerjaan pembuktian tetapi seiring dengan berjalannya waktu berkembang juga menjadi sebagai alat yang digunakan untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan agar pihak- pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan. Ikatan Akuntan Indonesia No. 1 (2007:05:1.2) merumuskan tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut (Munawir, 2007: 2) pihak- pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah sebagai berikut : (a) Pemilik perusahaan; (b) Manajer perusahaan yang bersangkutan; (c) Para investor (penanam modal jangka panjang)l ; (d) Para kreditur dan bankir; (e) pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili; (f) Buruh serta pihak - pihak lainnya. Bentuk - bentuk laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002: 12) laporan keungan utama adalah sebagai berikut: (a) Neraca; (b) Laporan Laba Rugi; (c) Perubahan Ekuitas; (d) Laporan Arus Kas; (e) Catatan atas laporan keuangan. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk digunakan dalam memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil- hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, datadata yang diperoleh dari laporan keuangan yang disusun menurut prinsipprinsip akuntansi akan digunakan untuk melihat permasalahan yang terjadi dalam suatu perusahaan. Menurut (Alwi, 2001: 106) memberikan defenisi terhadap analisis laporan finansial (Financial Statement Analysis) khusus mencurahkan perhatian kepada perhitungan rasio agar dapat mengevaluasi keadaaan finansial pada masa yang lalu, sekarang dan memproyeksikan hasil yang akan datang. Menurut (Harahap, 2007: 189) analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos- pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Menurut (Jhon et al., 2008: 3) menyatakan analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data- data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Menurut (Munawir, 2007: 36) ada dua metode yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal. Analisa horisontal adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal ini disebut pula sebagai metode analisa dinamis. Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau suatu saat saja, yaitu dengan
3
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertikal ini disebut juga sebagai metode analisa yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya. Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan menurut (Munawir, 2007: 36) adalah sebagai berikut: (a) Analisis perbandingan laporan keuangan ; (b) Tren atau tedensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam presentase (trend precentage analysis) ; (c) Laporan dengan presentase per komponen atau common size statement ; (d) Analisa sumber dan penggunaan modal kerja ; (e) Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) ; (f) Analisa rasio ; (g) Analisa perubahan laba kotor ; (h) Analisa Break Event. Menurut (Munawir, 2007: 31) dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa adalah: (a) Likuiditas ; (b) Solvabilitas ; (c) Rentabilitas atau profitability ; (d) Stabilitas usaha. Analisis Rasio Keuangan Menurut (Munawir, 2007:238) analisis rasio adalah rasio yang menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu pos atau kelompok pos atau kelompok pos yang lain, baik yang tercantum dalam neraca maupun dalam laporan rugi laba. Menurut (Riyanto, 2001:18) analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan. Menurut (Harahap, 2007: 297) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Menurut (Hanafi dan Halim, 2007: 91) analisis rasio adalah analisis yang disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka dalan dan antara neraca dan laporan laba rugi. Kegunaan analisis rasio keuangan menurut (Alwi, 2001:37) bagi calon investor atau kreditur, dapat dijadikan pegangan, apakah akan membeli saham yang ditawarkan perusahaan dan apakah wajar untuk memberikan kredit kepada perusahaan yang bersangkutan ataukah tidak, sedangkan menurut (John et al., 2008: 36) berpendapat bahwa analisis rasio merupakan salah satu alat analitis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan, analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Keunggulan analisis rasio keuangan menurut (Harahap, 2007: 298) analisis rasio memiliki keunggulan dibanding teknik lainnya. Keunggulan tersebut adalah : (a) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistuk yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan ; (b) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit ; (c) Mengetahui posisi keuangan perusahaan di tengah industri lain ; (d) Sangat
4
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model dalam pengambilan keputusan dan model prediksi ; (e) Menstandarisir ukuran perusahaan ; (f) Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaaan secara periodik ; (g) Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Keterbatasan analisis rasio keuangan menurut (Harahap, 2007: 298) adapun keterbatasan analisis rasio keuangan itu adalah: (a) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya; (b) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio; (c) Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron; (d) Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akutansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Rasio Likuiditas dengan Perubahan Laba Rasio ini mencerminkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban- kewajiban jangka pendeknya. Pada rasio likuiditas peneliti menggunakan current ratio dan quick ratio. Dari penelitian (Widiangsih, 2009) menyimpulkan bahwa dengan semakin menambahnya hutang, maka akan menambah kas perusahaan sehingga akan meningkatkan produksi perusahaan hal tersebut akan meningkatkan laba perusahaan dimasa yang akan datang. Sehingga dari hasil uraian diatas maka peneliti memberikan hipotesis adalah: H1 : Rasio likuiditas berpengaruh terhadap perubahan laba. Pengaruh Rasio Aktivitas dengan Perubahan Laba Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset, rasio menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan maupun pembelian. Dalam penelitiannya (Widiangsih, 2009) melihat pengaruhnya dari operating efficiency measure dimana rasio ini akan berpengaruh dalam kegiatan produksi dimana semakin tinggi effiensi maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh. Sehingga dari hasil uraian diatas maka peneliti memberikan hipotesis adalah: H2 : Rasio aktivitas berpengaruh terhadap perubahan laba. Pengaruh Rasio Solvabilitas dengan Perubahan Laba Rasio yang mengukur sejauh mana kemempuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio solvabilitas akan diukur dengan DTAR (Debt to Total Asset Ratio), rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibanding total asetnya (Hanafi dan Halim, 2005: 83). Nilai Debt to Total Asset Ratio diperoleh dari total hutang dibagi total aktiva. Secara teoritis rasio ini berhubungan dengan perubahan laba. sehingga dari uraian diatas maka peneliti memberikan hipotesis adalah H3 : Rasio solvabilitas berpengaruh terhadap perubahan laba. Pengaruh Rasio Profitabilitas dengan Perubahan Laba Rasio yang melihat kemapuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas). Rasio profitabilitas ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan,aset dan modal saham
5
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
tertentu. Pada penelitian (Kuswandari, 2009) menunjukkan adanya pengaruh rasio profitabilitas atas perubahan yang ditunjukkan dari diterimanya rasio OPM dan NPM. Sehingga dari uraian diatas maka peneliti memberikan hipotesis adalah: H4 : Rasio profitabilitas berpengaruh terhadap perubahan laba. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Objek Penelitian Jenis penelitian yang akan penulis gunakan dalam menyusun skripsinya adalah jenis penelitian kausal komperatif yang merupakan tipe penelitian yang berfokus pada hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian kausal komperatif dilakukan ketika penulis ingin mengetahui dampak variabel bebas pada variabel terikat dan juga bersifat ex post facto yang artinya akan mengumpulkan data setelah terjadinya fakta. Gambaran objek penelitian yang akan digunakan penulis terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas yang terdiri dari 6 rasio keuangan yaitu current ratio, quick ratio, total asset turn over, debt to total asset ratio, net margin profit dan return of equity dan menggunakan variabel terikat yaitu perubahan laba. Tenik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yaang akan digunakan oleh penulis yaitu random sampel yang akan dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Menurut (Arikunto, 2010: 177) hal- hal yang harus di pertimbangkan dalam random sampel adalah sebagai berikut: (a) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana ; (b) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data ; (c) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti, untuk penelitian yangresikonya besar, tentu saja jika sampel besar hasilnya akan lebih baik. Dalam penelitian ini peneliti dalam menentukan sampel akan mengambil sebanyak 40 perusahaan dari sebanyak 131 perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia sistem pengambilan sampel random dengan cara mengacak nama perusahaan dengan menggunakan software excel. Variabel Terikat dan Variabel Bebas Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel terikat (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel) yang saling berpengaruh antara satu dengan yang lain. Pengertian dari variabel terikat (dependen variabel) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen variabel). Sedangkan variabel bebas ( independen variabel) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan atas timbulnya variabel terikat (dependen variabel). Penulis dalam penyusuanan penelitian ini menggunakan dua variabel tersebut yang mana dua variabel itu dikeleompokkan menjadi, antara lain: (1) Variabel terikat (dependen variabel), yaitu perubahan laba (relative), dan penggunaannya dinotasikan dengan variabel Y; (2) variabel bebas (independen variabel), yaitu rasio- rasio keuangan yang penggunaannya dinotasikan dengan variabel X.
6
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
Variabel bebas yang berupa rasio- rasio keuangan yang digunakan penulis dalam penyusunan penelitian ini terdiri atas enam rasio antara lain: 1. Current Ratio Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan adalah current ratio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Current ratio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban- kewajiban lancarnya yang mana semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tiingi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendek. 2. Quick Ratio Rasio ini sering di sebut juga sebagai quick ratio yaitu perbandingan antara (aktiva lancar - persediaan) dengan hutang lancar yang artinya rasio ini sendiri menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid apakah mampu menutupi utang lancar mereka yang mana semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan tersebut. 3. Total Asset Turn Over Rasio ini menunjukkan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva yang mana dapat di artikan juga perusahaan menggunakan perputaran total aktiva pengukuran atas rasio, dapat diukur dari besarnya volume penjualan. 4. Debt to Total Asset Ratio Rasio ini menunjukan mengenai tingkat keamanan yang dimiliki perusahaan oleh para kreditor baik kreditor janka pendek maupun jangka panjang sehingga dapat dikatakan juga rasio ini dapat menunjukkan tingkat solvabilitas suatu perusahaan dengan cara membandingan antara total hutang dantotal aktiva. Semakin tinggi Debt to Total Asset Ratio maka semakin aman posisi perusahaan dan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam mencari pinjaman. 5. Net Profit Margin Hasil dari Net Profit Margin ini akan menunjukkan apakah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba cukup tinggi atau tidak dengan cara membandingkan antara laba bersih dan penjualan. Net profit margin akan menunjukkan presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. 6. Return of Equity Return of Equity mampu menunjukan mengenai presentase laba bersih yang akan dapat diukur dari sisi modal pemilik perusahaan dengan melakukan perbandingan antara laba bersih dan total ekuitas. Sedangkan variabel terikatnya (dependen variabel) sendiri berupa perubahan laba (relative), perubahan laba pada masa yang akan datang di gunakan untuk menentukan kekuatan hubungan dengan rasio keuangan. perhitungan laba secara relatif adalah sebagai berikut : ∆𝐘𝑖𝑡 =
(Y it − 𝑌𝑖𝑡 −1 ) 𝑌𝑖𝑡 − 1
Keterangan : ∆Yit = Perubahan laba pada periode tertentu Yit = Laba perusahaan pada periode tertentu Y𝑖𝑡 −1 = Laba pada perusahaan tertentu periode sebelumnya
7
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Objek Penelitian terdiri dari 40 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 hingga tahun 2011. Setelah menghitung nilai persentase rasio data nilai rata- rata tiap variabel yang digunakan dimasukan dalam software SPSS 16.0 Peneliti melakukan uji asumsi klasik terhadap variabel dependen dan independen , dimana merupakan salah satu dalam uji regresi adalah data harus terlepas dari asumsi klasik hasil uji asumsi klasik sebagai berikut: ASUMSI KLASIK 1. Normalitas a. Pendekatan Kolmogorov- smirmov Dalam uji ini Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,010 < 0,050, hal ini menyatakan bahwa tidak berditribusi normal sehingga tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut masih menyalahi asumsi klasik normalitas. b. Pendekatan Grafik Dalam uji pendekatan grafik masih menjauhi garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum Prob) dengan sumbu X (Observed Cum Prob). Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini belum berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa uji asumsi klasik normalitas baik melalui pendekatan Kolmogorov Smirmov maupun pendekatan grafik model regresi belum memenuhi asumsi normalitas. 2. Multikolinieritas Dalam uji ini nilai VIF yang lebih dari 10 terjadi pada variabel current ratio dan quick ratio. Hal ini mengindikasikan bahwa antar variabel bebas tersebut memiliki keterikatan atau hubungan yang sangat kuat terhadap variabel bebas lainnya, sehingga dapat disimpulkan model analisis masih terjadi gangguan multikolinieritas. 3. Autokorelasi Dalam analisis diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1.986 dengan N =40 dan ‘k=6, taraf signifikasi yang digunakan (α) adalah 5% diperoleh. Oleh karena nilai Durbin Watson lebih besar ‘dU = 1,854 dan lebih kecil dari 4 - ‘dU = 2,146 maka nilai Durbin Watson tidak terjadi autokorelasi di dalamnya, atau : dU ≤ dw ≤ 5 - dU 1,854 ≤ 1,986 ≤ 3.146
4. Heterokedaktisitas Dari pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 pada uji heterokedaktisitas terlihat sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah sumbu Y namun masih membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan bahwa model penelitian masih terjadi gangguan heteroskedastisitas. Dari uji asumsi klasik terjadi estimasi yang bias dalam model penelitian dan untuk menghindari penafsiran yang keliru terhadap hasil penelitian, maka asumsi yang terlanggar harus dilakukan penanggulangan, salah satu cara yaitu dengan merubah model regresi ke dalam bentuk log natural (Ln).
8
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
ASUMSI KLASIK SETELAH di TRANSFORMASI MENJADI LOG NATURAL 1. Normalitas a. Pendekatan Kolmogorov- smirmov Dalam uji ini Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,849 > 0,050, hal ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut telah memenuhi asumsi klasik. b. Pendekatan Grafik Dalam uji pendekatan grafik telah mendekati garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum Prob) dengan sumbu X (Observed Cum Prob). Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. 2. Multikolinieritas Dalam uji ini nilai VIF yang lebih dari 10 terjadi pada variabel total asset turnover, net profit margin, dan return on equity. Hal ini mengindikasikan bahwa antar variabel bebas tersebut memiliki keterikatan atau hubungan yang sangat kuat terhadap variabel bebas lainnya, sehingga dapat disimpulkan model analisis masih terjadi gangguan multikolinieritas. 3. Autokorelasi Dalam analisis diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 2.228 dengan N =40 dan ‘k=6, taraf signifikasi yang digunakan (α) adalah 5% diperoleh. Oleh karena nilai Durbin Watson lebih besar ‘dU = 1.854 dan lebih besar dari 4 - ‘dU = 2.146 maka nilai Durbin Watson tidak terjadi autokorelasi di dalamnya, atau: ‘dU ≤ dw < 5 - ‘dL 1.854 ≤ 2.228 < 3.146 4. Heterokedaktisitas Dari uji heterokedaktisitas sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah sumbu Y dan tidak moembentuk pola yang jelas , maka dapat disimpulkan bahwa model penelitian masih tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas. Hasil uji menunjukkan bahwa setelah peneliti mentransformasi variabelvariabel yang digunakan dalam bentuk log natural masih terjadi gejala multikolinieritas, dan karena masih terjadi penggujian yang terlanggar dalam hal ini pada pada uji multikolinieritas khususnya pada variabel total asset turnover, net profit margin dan return of equity maka harus dilakukan penggulangan dengan cara mengeluarkan variabel terlanggar yaitu net profit margin alasannya karena nilai variance inflation factor dari variabel net profit margin adalah yang paling besar yaitu 24.080. ASUMSI KLASIK SETELAH di TRANSFORMASI MENJADI LOG NATURAL TANPA NPM 1. Normalitas a. Pendekatan Kolmogorov- smirmov Dalam uji ini Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,743 > 0,050, hal ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut telah memenuhi asumsi klasik.
9
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
b. Pendekatan Grafik Dalam uji pendekatan grafik telah mendekati garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum Prob) dengan sumbu X (Observed Cum Prob). Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. 2. Multikolinieritas Dalam uji ini telah di ubah menjadi log natural dan mengeluarkan variabel net profit margin memiliki nilai variance inflation factor di bawah 10, sehingga dapat disimpulkan model analisis tidak terjadi gangguan multikolinieritas. 3. Autokorelasi Dalam analisis diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 2.283 dengan N =40 dan ‘k=5, taraf signifikasi yang digunakan (α) adalah 5% diperoleh. Oleh karena nilai Durbin Watson lebih besar ‘dU = 1.786 dan lebih besar dari 5 - ‘dU = 3.214 maka nilai Durbin Watson tidak terjadi autokorelasi di dalamnya, atau: ‘dU < dw < 5 - ‘dL 1.786 < 2.228 < 3.214 4. Heterokedaktisitas Dari uji heterokedaktisitas sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah sumbu Y dan tidak moembentuk pola yang jelas , maka dapat disimpulkan bahwa model penelitian masih tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas. Hasil uji menunjukkan bahwa setelah peneliti mentransformasi variabelvariabel yang digunakan dalam bentuk log natural kemudian mengeluarkan variabel net profit margin model penelitian telah terbebas dari gangguan klasik. ANALISIS REGRESI LINEAR GANDA Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu: current ratio, quick ratio, total asset turnover, debt to total asset ratio, dan return of equity terhadap perubahan laba secara linear. setelah merubah semua variabel dalam bentuk log natural dengan menggunakan alat bantu software spss 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
10
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linear Ganda Unstandardized Coefficients
(Constant)
B Std. Error 8.077 6.999
LnCR
-1.209
.937
Standardized Coefficients Beta
-.495
t 1.15 4 1.28 9 .205 .287 .425 .226
Sig. .257 .206
Collinearity Statistics Toleran ce VIF
.138
7.254
LnQR .108 .526 .059 .838 .246 4.059 LnTATO .081 .282 .044 .776 .875 1.143 LnDTAR .371 .874 .131 .674 .215 4.654 LnRoE .050 .219 .034 .823 .892 1.121 Dependent Variable: Perubahan Laba Sumber Olah SPSS 16.0 Dari data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah: ∆Laba = 8.077- 1.209CR+ 0.108QR+ 0.081TATO+ 0.371DTAR+ 0.050ROE Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Konstanta (α) Besarnya nilai konstanta (α) adalah 8.077 menunjukkan bahwa jika variabel independen yang terdiri dari current ratio,quick ratio, total asset turnover, debt to total asset ratio, dan return of equity = 0, maka variabel perubahan laba sebesar 8.077. 2. Koefisien Regresi Current Ratio Besarnya nilai β1 adalah - 1.209 yang berarti menunjukkna arah hubungan negatif (berbanding terbalik) antara current ratio dengan perubahan laba yaitu jika variabel current ratio naik sebesar satu satuan maka perubahan laba akan turun sebesar β1 yaitu 1.209 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 3. Koefisien Regresi Quick Ratio Besarnya nilai β2 adalah 0.108 yang berarti menunjukkna arah hubungan positif (berbanding lurus) antara quick ratio dengan perubahan laba yaitu jika variabel quick ratio naik sebesar satu satuan maka perubahan laba akan naik sebesar β2 yaitu 0.108 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 4. Koefisien Regresi Total Asset Turnover Besarnya nilai β3 adalah 0.081 yang berarti menunjukkna arah hubungan positif (berbanding lurus) antara total asset turnover dengan perubahan laba yaitu jika variabel total asset turnover naik sebesar satu satuan maka perubahan laba akan naik sebesar β3 yaitu 0.081 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 5. Koefisien Regresi Debt to Total Asset Ratio Besarnya nilai β4 adalah 0.371 yang berarti menunjukan arah hubungan positif (berbanding lurus) antara debt to total asset ratio dengan perubahan laba yaitu jika variabel debt to total asset ratio naik sebesar satu satuan maka perubahan laba akan naik sebesar β4 yaitu 0.371 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.
11
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
6. Koefisien Regresi Return of Equity Besarnya nilai β5 adalah 0.050 yang berarti menunjukkna arah hubungan positif (berbanding lurus) antara return of equity dengan perubahan laba yaitu jika variabel return of equity naik sebesar satu satuan maka perubahan laba akan naik sebesar β5 yaitu 0.050 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. UJI MODEL 1. Uji F Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel current ratio, quick ratio total asset turnover, debt to total asset ratio, dan return of equity untuk menguji model terhadap perubahan laba dengan taraf signifikan 5% hasil dari uji F ada pada tabel 3. Tabel 3 Uji F Sum of Squares Regression 23.948 53.312 Residual 77.239 Total
Model
df 5 34 39
Mean Square 4.790 1.568
F 3.055
Sig. 0.22a
a. Predictors: (Constans), LnRoE, LnDTAR, LnTATO, LnQR, LnCR b. Dependent Variabel: LnPL Sumber Olah SPSS 16.0 Dari tabel di atas dapat diketahui taraf signifikan uji (Sig.f Chage) sebesar 0.022 dibawah 0.05 (5%) hal ini menunjukkan current ratio, quick ratio, total asset turnover, debt to total asset ratio dan return of equity secara bersama- sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan perubahan laba. Hal ini mengindikasikan bahwa naik turunnya perubahan laba yang diperoleh perusahaan tergantung oleh naik turunnya tingkat current ratio, quick ratio, total asset turnover, debt to total asset ratio dan return of equity yang dimiliki oleh perusahaan. 2. Koefisien Determinasi dan Korelasi Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui presentase kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Dari perhitungan dengan menggunakan spss 16.0 diperoleh output sebagai berikut: `
12
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
Tabel 2 Hasil Uji Koefisien Determinasi dan Korelasi Model 1
R .557a
Adjusted Std. Error of the R Square R Square Estimate .310 .208 1.25220
a. Predictors: (Constans), LnRoE, LnDTAR, LnTATO, LnQR, LnCR b. Dependent Variabel: LnPL Sumber Olah SPSS 16.0 Melihat hasil output spss 16.0 tersebut diatas diketahui R2 sebesar 0.208 atau 20.8% yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi dari variabel independen secara bersama- sama terhadap variabel dependen adalah tidak cukup besar. Sedangkan sisanya (100%- 20.8% = 79.2%) dipengaruhi oleh faktor lainnya. 3. Koefisien Korelasi Berganda Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel independen secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan R sebesar 0.557 atau 55.7% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel independen secara bersama- sama terhadap variabel dependen memiliki hubungan yang cukup kuat. UJI VARIABEL BEBAS 1. Uji t Uji hipotesis yang kedua adalah uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah masing- masing variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Tabel 4 Uji t Dan Tingkat Signifikan VARIABEL BEBAS t - hitung sig KETERANGAN Current Ratio -1.289 0.206 Tidak signifikan Quick Ratio 0.205 0.838 Tidak signifikan Total Asset Turnover 0.287 0.776 Tidak signifikan Debt to Total Asset Ratio 0.425 0.674 Tidak signifikan Return Of equity 0.226 0.823 Tidak signifikan Sumber Olah SPSS 16.0 a. Uji t pengaruh variabel current ratio terhadap perubahan laba. Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α -5% dapat dilihat dari hasil pemprogaman spss 16.0 diperoleh tingkat signifikasi variabel current ratio sebesar 0.206 yang artinya pengaruh variabel dengan current ratio dengan perubahan laba adalah tidak signifikan. Current ratio sendiri merupakan rasio yang menunjukkan sebesar apa aktiva lancar mampu menutupi kewajiban lancarnya, akan tetapi hal ini tidak menjamin current ratio dapat berpengaruh secara signifikan dalam perubahan laba alasannya
13
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
terdapat faktor- faktor baik dari ekstern maupun intern perusahaan yang di teliti. b. Uji t pengaruh variabel quick ratio terhadap perubahan laba. Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α -5% dapat dilihat dari hasil pemprogaman spss 16.0 diperoleh tingkat signifikasi variabel quick ratio sebesar 0.838 yang artinya pengaruh variabel dengan quick ratio dengan perubahan laba adalah tidak signifikan. Quick ratio sendiri merupakan rasio yang menunjukkan sebesar apa aktiva lancar di kurangi persediaan untuk mampu menutupi kewajiban lancarnya, akan tetapi hala ini tidak menjamin quick ratio dapat berpengaruuh secara signifikan terhadap perubahan laba alasannya terdapat faktor- faktor baik dari ekstern maupun intern dari perusahaan yang di teliti. c. Uji t pengaruh variabel total asset turnover terhadap perubahan laba. Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α -5% dapat dilihat dari hasil pemprogaman spss 16.0 diperoleh tingkat signifikasi variabel total asset turnover sebesar 0.776 yang artinya pengaruh variabel dengan total asset turnover dengan perubahan laba adalah tidak signifikan. Total asset turnover sendiri merupakan rasio yang menunjukkan sebesar apa pengaruh penjualan terhadap perubahan laba dimana dapat diukur dari volume penjualan, akan tetapi tidak serta merta total asset turnover dapat berpengaruuh secara signifikan terhadap perubahan laba alasannya terdapat faktor- faktor baik dari ekstern maupun intern dari perusahaan yang di teliti. d. Uji t pengaruh variabel debt to total asset ratio terhadap perubahan laba. Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α -5% dapat dilihat dari hasil pemprogaman spss 16.0 diperoleh tingkat signifikasi variabel debt to total asset ratio sebesar 0.674 yang artinya pengaruh variabel dengan debt to total asset ratio dengan perubahan laba adalah tidak signifikan. Debt to total asset ratio sendiri merupakan rasio yang menunjukkan sebesar apa tingkat keamanan perusahaan dapat diukur dari perbandingan banyaknya total total hutang dibandingkan aktivanya, akan tetapi tidak serta merta debt to total asset ratio dapat berpengaruuh secara signifikan terhadap perubahan laba alasannya terdapat faktor- faktor baik dari ekstern maupun intern dari perusahaan yang di teliti. e. Uji t pengaruh variabel return of equity terhadap perubahan laba. Dengan menggunakan uji 2 sisi dan tingkat signifikasi α -5% dapat dilihat dari hasil pemprogaman spss 16.0 diperoleh tingkat signifikasi variabel return of equity sebesar 0.823 yang artinya pengaruh variabel dengan return of equity dengan perubahan laba adalah tidak signifikan. return of equity sendiri merupakan rasio yang menunjukkan sebesar apa laba bersih yang akan diterima oleh pemilik perusahaan akan tetapi tidak serta merta return of equity dapat berpengaruuh secara signifikan terhadap perubahan laba alasannya terdapat faktor- faktor baik dari ekstern maupun inter dari perusahaan yang di teliti. Hasil uji analisa menunjukkan bahwa variabel independen yang tersisa yaitu current ratio, quick ratio, total asset turnover, debt to total asset ratio dan return of equity tidak signifikan terhadap perubahan laba, hal ini dapat saja terjadi karena belum tentu variabel- variabel independen tersebut punya pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba contoh: kasus jika total asset turnover yang mengukur perubahan laba berdasarkan jumlah penjualan belum tentu signifikan terhadap
14
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
perubahan laba alasannya karena bisa saja terjadi gangguan pada intern perusahaan misalnya penjualannya bisa saja tidak sebanding dengan bebanbeban perusahaan, ataupun karena bisa saja karena faktor ekstern perusahaan seperti kondisi ekonomi dunia yang tak menentu sehing membuat cost menigkat dan lain- lain. 2. Koefisien Determinasi partial Koefisien determinasi parsial ini digunkan untuk tujuan mengetahui faktorfaktor yang paling berpengaruh dari variabel independen yang terdiri dari current ratio, quick ratio, total asset turnover, debt to total asset ratio dan return of equity terhadap variabel dependen perubahan laba. Berikut tingkat- tingkat koefisien determinasi dari masing- masing variabel independen: Tabel 5 Koefisien Korelasi Dan Determinasi Parsial Variabel Independen r r2 Current Ratio -0.216 0.046656 Quick Ratio 0.035 0.001225 Total Asset Turnover 0.049 0.002401 Debt to Total Asset Ratio 0.073 0.005329 Return of Equity 0.039 0.001521 Sumber Olah SPSS 16.0 Dari korelasi pada tabel diatas dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dan pengertiannya sebagai berikut: a. Koefisien determinasi parsial variabel current ratio = 0.046656 hal ini berarti sekitar 4.67% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel current ratio terhadap perubahan laba. b. Koefisien determinasi parsial variabel quick ratio = 0.001225 hal ini berarti sekitar 0.12% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel quick ratio terhadap perubahan laba. c. Koefisien determinasi parsial variabel total asset turnover = 0.002401 hal ini berarti sekitar 0.24% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel total asset turnover terhadap perubahan laba. d. Koefisien determinasi parsial variabel debt to total asset ratio = 0.005329 hal ini berarti sekitar 0.53% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel debt to total asset ratio terhadap perubahan laba. e. Koefisien determinasi parsial variabel return of equity = 0.001521 hal ini berarti sekitar 0.15% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel return of equity terhadap perubahan laba. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba. variabel yang mempunyai koefisien determinasi partialnya paling kecil adalah variabel quick ratio sebesar 0.12%.
15
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
PEMBAHASAN Dependen variabel yaitu perubahan laba dalam penelitian ini dipengaruhi oleh independen variabel terdiri dari variabel current ratio, quick ratio, total asset turnover, debt to total asset ratio dan return of equity hanya sebesar 20.8% berdasarkan nilai koefisien determinasi dalam penelitian sedangkan sisanya sebesar 79.2% dipengaruhi oleh faktor yang terjadi disekitar objek penelitian. secara simultan variabel independen yang terdiri dari current ratio, quick ratio, debt to total asset ratio dan return of equity secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu perubahan laba, yang mana hal tersebut menunjukkan secara simultan bahwa variabel independen secara bersama- sama dapat dihgunakan dalam memprediksi perubahan laba pada objek penelitian yang diteliti. Dari hasil uji t diketahui bahwa masing- masing variabel mempunyai pengaruh sebagai berikut: 1. Pengaruh current ratio terhadap perubahan laba Variabel current ratio (X1) bertanda negatif hasil ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi current ratio artinya semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya sehingga berpengaruh terhadap besar kecilnya laba. Fungsi dari current ratio sendiri adalah merupakan rasio yang dapat memberitahukan kepada calon investor apakah perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dalam menjalankan perusahaan yang artinya dengan tingkat current ratio yang tinggi laba yang akan diterima diharapkan akan tinggi pula karena aktiva lancar mampu menutupi seluruh kewajiban jangka pendeknya Ketidakmampuan current ratio dalam memprediksi perubahan laba sangat dimungkinkan karena dalam current ratio terkandung aktiva lancar dan current liabilities yang belum tentu menghasilkan laba. Dalam current asset terutama pada perusahaan manufaktur terdapat persediaan bahan baku dan penolong serta barang dalam proses yang tidak siap untuk dijual, sehingga besarnya komponen ini akan menambah bagus current ratio tetapi tidak menghasilkan laba karena perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk memproses persediaan tersebut menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Sedangkan pada perusahaan manufaktur current asset sebagian besar terdiri dari persediaan yang apabila jumlahnya berlebihan tidak akan menghasilkan laba karena perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk biaya perawatan dan kerusakan secara fisik. Selain itu dalam current ratio hasil penjualan, laba dan perubahan-perubahan kondisi operasi perusahaan tidak dipertimbangkan sehingga kurang mencerminkan laba yang direalisasikan di masa yang akan datang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuswandari (2009) yang menunjukkan adanya pengaruh yang tidak signifikan antara current ratio variabel terhadap perubahan laba akan tetapi selain memiliki kesamaan atas ketidak signifikanan ada perbedaan yang juga terjadi pada penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Kuswandari (2009) yaitu hubungan negatif current ratio terhadap perubahan laba kebalikan dengan penelitian terdahulu yang memiliki hubungan positif. 2. Pengaruh quick ratio terhadap perubahan laba Variabel quick ratio (X2) bertanda positif hal ini sesuai dengan teori yang semakin tinggi quick ratio variabel menunjukkan semakin likuidnya kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam menutup hutang lancarnya
16
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
dimana nilai quick ratio berbanding lurus terhadap perubahan laba yang semakin besar. Fungsi dari quick ratio sendiri adalah merupakan rasio yang dapat memberitahukan kepada calon investor apakah perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva lancar dimana akun persediaan akan dikurangkan pada current asset dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan current asset secara likuid mampu menutupi kewajiban lancarnya akan tetapi nilai quick ratio yang terlalu tinggi juga memiliki resiko yang tinggi karena dengan quick ratio yang tinggi perusahaan akan kurang mampu dalam memperoleh tambahan dana dari luar perusahaan karena investor cenderung juga melihat besarnya current asset yang dimiliki perusahaan sedangkan current liabilities yang cukup besar bukan artinya jelek asal perusahaan mampu mengolahnya dengan baik dan efektif serta mampu membayar kewajibannya secara periodik jadi dalam penelitian ini dapat disimpulakan perusahaan memiliki masalah dalam memperoleh dana dari luar perusahaan dikarenakan nilai quick ratio yang tinggi terhadap perubahan laba sehingga hasil penelitian menyatakan quick ratio tidak signifikan terhadap perubahan laba. Hasil ini berbeda dengan teori yang menunjukkan variabel quick ratio akan berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, akan tetapi kesamaan yang terjadi pada quick ratio variabel dengan teori yang ada adalah quick ratio memiliki nilai positif yang artinya berbanding lurus terhadap terjadinya perubahan laba. 3. Pengaruh total asset turnover terhadap perubahan laba Variabel total asset turnover (X3 )bertanda positif hal ini sesuai dengan teori yang semakin tinggi variabel total asset turnover menunjukkan perusahaan mampu mengelola aktivanya untuk memperoleh penjualan yang tinggi artinya semakin tinggi nilai rasio berbanding lurus terhadap perubahan laba yang semakin besar. Fungsi dari total asset turnover sendiri adalah merupakan rasio yang dapat memberitahukan kepada calon investor apakah perusahaan mampu untuk mengelola aktiva lancarnya untuk memperoleh penjualan yang tinggi artinya laba yang akan diterima akan tinggi pula karena current asset mampu dikelola dengan baik tetapi total asset turnover dalam penelitian ini diduga tidak dikelola secara efisien dalam menggunakan total aktiva yang dimilikinya dan belum mampu menghasilkan penjualan yang baik atau meningkat berdasarkan total aktiva yang dimilkinya sehingga dari hasil penelitian menyatakan tidak signifikannya total assset turnover terhadap perubahan laba. Hasil ini berbeda dari penelitian terdahulu oleh Kuswandari (2009) dimana variabel total asset turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, akan tetapi kesamaan yang terjadi pada variabel quick ratio dengan teori yang ada adalah total asset turnover memiliki nilai positif yang artinya berbanding lurus terhadap terjadinya perubahan laba. 4. Pengaruh debt to total asset ratio terhadap perubahan laba Variabel debt to total asset ratio (X4) bertanda positif hal ini sesuai dengan teori yang semakin tinggi variabel debt to total asset ratio menunjukkan perusahaan mampu memberikan tingkat keamanan pada para kreditor baik jangka panjang maupun pendek artinya semakin tinggi nilai rasio berbanding lurus terhadap perubahan laba yang semakin besar. Fungsi dari debt to total asset ratio sendiri adalah merupakan rasio yang dapat memberitahukan kepada calon investor apakah perusahaan mampu memberikan tingkat keamanan bagi mereka dalam memberikan pinjaman baik jangka pendek maupun
17
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
panjang kepada perusahaan selain itu rasio ini juga dapat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam mencari pinjaman tetapi debt to total asset ratio tidak signifikan karena dalam penelitian ini diduga karena perusahaan tak mampu mengelola total aktivanya sehingga mengakibatkan perusahaan tidak mampu memenuhi tanggung jawab dalam menyelesaikan kewajibannya Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Kuswandari (2009) dimana bahwa variabel debt to total asset ratio yang merupakan salah satu rasio yang dapat menunjukkan tingkat solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, kesamaan lain yang terjadi pada variabel debt to total asset ratio dengan teori yang ada adalah debt to total asset ratio memiliki nilai positif yag artinya berbanding lurus terhadap terjadinya perubahan laba. 5. Pengaruh return of equity terhadap perubahan laba Variabel return of equity (X5) bertanda positif hal ini sesuai dengan teori yang terdapat dalam hipotesis sementara yang menyatakan semakin tinggi variabel return of equity menunjukkan perusahaan mampu memberikan deviden yang tinggi atas modal yang di investasikan pada perusahaan artinya semakin tinggi nilai rasio berbanding lurus terhadap perubahan laba yang semakin besar. Fungsi dari return of equity sendiri adalah merupakan rasio yang dapat memberitahukan kepada calon investor apakah perusahaan mampu memberikan tingkat pengembalian deviden atas modal yang di investasikan pada perusahaan. Pada penelitian ini menyatakan tidak siginifikannya return of equity terhadap perubahan laba diduga karena sifat dan pola investasi yang dilakukan oleh perusahaan kurang tepat sehingga ada sebagian aktiva yang menganggur dan tidak dapat digunakan secara efisien sehingga laba yang diperoleh tidak maksimal. Selain itu pendapatan yang dihasilkan oleh modal yang berasal dari hutang tidak dapat digunakan untuk menutup besarnya biaya modal dan kekurangan tersebut harus ditutup oleh sebagian pendapatan yang berasal dari pemegang saham. PENUTUP Kesimpulan 1. Dari Hasil Uji F menunjukkan bahwa naik turunnya perubahan laba yang diperoleh perusahaan tergantung oleh naik turunnya tingkat current ratio, quick ratio, total asset turnover, debt to total asset ratio dan return of equity yang dimiliki oleh perusahaan. 2. Dari hasil determinasi menunjukkan bahwa independen variabel yang terdiri dari variabel current ratio, quick ratio, total asset turnover, debt to total asset ratio dan return of equity memiliki sumbangan atau kontribusi pengaruh terhadap perubahan laba tidak terlalu besar. Pengaruh tersebut sebesar 20.8% yang artinya 79.2% sisanya di pengaruhi oleh faktor- faktor lain. Melalui hasil uji juga menyatakan bahwa naik turunnya perubahan laba sebagai dependent variabel masih tetap dipengaruhi oleh independent variabel dan pengaruh itu dibuktikan pada hasil korelasi ganda dimana pengaruh keeratan independen variabel secara bersama- sama terhadap perubahan laba sebesar 55.7% 3. Hasil uji t menunjukkan independen variabel terdiri dari variabel current ratio, quick ratio, total asset turnover, debt to total asset ratio dan return of equity terhadap dependen variabel yaitu perubahan laba tidak signifikan hal ini dindikasikan dengan tingkat signifikasi current ratio sebesar 0.206, quick ratio
18
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
sebesar 0.838, total asset turnover sebesar 0.776, debt to total asset ratio sebesar 0.674 dan return of equity sebesar 0.823 dimana semua independen variabel di atas nilainya di atas α = 0.05 atau 5%. 4. Melihat dari hasil- hasil diatas dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa independen variabel terhadap variabel dependen masih memiliki pengaruh akan tetapi terdapat pula faktor- faktor lain yang berpengaruh dari intern dan ekstern perusahaan terhadap perubahan laba pada suatu perusahaan.
Saran 1. Bagi para investor maupun para pelaku pasar modal, kinerja keuangan perusahaan yang digambarkan melalui rasio- rasio keungan dapat memberikan informasi tentang laba dan dapat membantu dalam mengambil keputusan investor dalam menanamkan modalnya. 2. Bagi para peneliti selanjutnya hendaknya dapat mengambangkan analisisnya untuk prediksi perubahan laba dalam jangka waktu yang lebih panjang dari peneliti terdahulu serta melakukan uji dengan menggunakan rasio keuangan yang berbeda, sehingga dapat diketahui apakah rasio- rasio keuangan masih mampu mempengaruhi dan memprediksi laba perusahaan. 3. Penelitian ini juga dapat di lakukan pada perusahaan yang bergerak pada sektor selain manufaktur agar hasil yang diperoleh dapat digeneralisasikan lebih lanjut serta dapat digunakan sebagai suatu acuan teori. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta. Baridwan, Z. 2001. Intermedite Accounting. Edisi Ketujuh. Cetakan Kelima Yogyakarta : BPFE. Hanafi, M. dan A. Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Ed.3. Yogyakarta : YKPN. Harahap, S. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Harahap, S. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Ketujuh Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Indonesia Stock Exchange. "Laporan Keuangan dan Tahunan". Diperoleh Tanggal 5 Oktober 2013. Dari http://www.idx.co.id Junaidi. 2010 "Tabel Durbin- Watson (DW), α = 5%". Diperoleh Tanggal 22 Oktober 2013, dari http://www.junaidichaniago.wordpress.com. Sumber : http://www.standford.edu Kuswandari, T. 2009 Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Peruabahan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. FE Universitas Muhammadiyah Surakarta. Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi keempat. Cetakan Keempat belas. Yogyakarta : Liberty. Riyanto, B. 2001. Dasar- Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE.
19
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
Sunyoto, D. 2012. Analisis Validitas dan Asumsi Klasik. Cetakan Pertama 2012. Yogyakarta: Gava Media. Syamsudin, A. 2001. Alat- Alat Analisis Dalam Pembelanjaan. Edisi Revisi. Yogyakarta. Andi Offset. Widiasih. 2006. Analisis Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Wild. et al. 2008. Financial Statement Analysis. Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat.
20
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1 (2014)