Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu (SENMI) 2010 Universitas Budi Luhur-5 Agustus 2010
ISSN : 2087-0930
FAKTOR PENENTU NIAT BERTRANSAKSI MELALUI JEJARING SOSIAL DI INTERNET BRDASARKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Dewi Kusuma Wardani 1), Sri Hermuningsih2)
Ekonomi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta
[email protected] 1),;
[email protected])
Abstract
The use of internet to sell the product is growing too rapidly. Producer not just publishes them in their site or the marketing site, but also use social networking sites, like Facebook, Twitter, and Friendster. With that rapid growth of marketing in social networking sites makes the producer must identify the factors that influence customer intention. There are several theoretical models that attempt to explain the relationship between user attitudes, satisfaction and behavioral willingness to use and the use of the system. Among these models, the most accepted one is a Technology Acceptance Model (TAM), proposed by Davis et al (1998). This study was the extention of Technology Acceptance Model (TAM) by adding the endogenous variables, perceived quality and the perceived risk. The hypothesis of this research is the perceived ease to use have an influence on perceived usefulness, perceived usefulness has the influence on satisfaction, perceived ease to use have an impact on satisfaction, perceived quality has a positive effect on satisfaction, perceived risk has a positive effect on satisfaction, and customer satisfaction have a positive effect on intention to transact through the Internet. The analysis method that used in this study is the path analysis method. From the research results obtained the conclusion that, customers have the intention to transact via the Internet. Many things that need to be considered by them are 1) perceived ease to use, 2) perceived usefulness, 3) perceived quality, 4) perceived risk, and 5) satisfaction customer. This needs to be taken by the owner of the business through the website that in managing its ecommerce website, they need to pay attention to the ease of use / transact, service quality, and level of risk that customer satisfaction can be improved and in turn will increase the intention to transact via the Internet. Keywords: Technology Acceptance Model (TAM), marketing, social networking sites, consumer satisfaction, intention behavior
86
Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu (SENMI) 2010 Universitas Budi Luhur-5 Agustus 2010
I.
ISSN : 2087-0930
PENDAHULUAN
Pemanfaatan media internet ini sudah lama berkembang, dan bahkan banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia menggunakannya untuk melebarkan sayap pangsa pasar hingga ke manca negara. Yang paling terbaru adalah penggunaan jejaring sosial, seperti facebook, friendster, dan twitter sebagai sarana pemasaran. Namun, sebuah kelompok pembeli yang berbeda akan berbeda secara signifikan dalam sikap belanja online (Clarke dan Flaherty, 2005) Sikap ini membuat reaksi yang berbeda terhadap pemasaran dalam situs jejaring sosial. Keamanan adalah salah satu masalah yang paling menantang yang dihadapi oleh pelanggan yang ingin berdagang di dunia e-commerce. Selain itu, konsumen kesediaan untuk pembelian di Internet dapat bervariasi tergantung pada atribut yang menawarkan pengecer internet untuk belanja online seperti kualitas situs, privasi, dll "Internet berbelanja adalah versi online toko ritel fisik di mana semua transaksi dan relevantactivities mereka mengambil tempat di ruang cyber online". Studi dari Ma’ruf et al (2005), memprediksi bahwa secara keseluruhan perdagangan e-commerce akan mencapai US $ 16,538.18 juta pada tahun 2001 untuk Asia Pasifik. Dengan pertumbuhan cepat E-commerce dan tren belanja konsumen online, pentingnya memahami kepercayaan pelanggan, kualitas dan loyalitas di situs web telah datang ke dalam fokus yang lebih tajam. Untuk mengatasi kebutuhan ini, penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi faktor penentu niat bertransaksi melalui jejaring sosial di internet berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM).
II.
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Ada beberapa model teoritis yang mencoba menjelaskan hubungan antara sikap pengguna, kepuasan dan perilaku keinginan untuk menggunakan dan penggunaan sistem. Di antara model-model ini, satu yang paling diterima adalah Technology Acceptance Model (TAM), diusulkan oleh Davis et al (1998). TAM merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan) dan prediksi penerimaan pengguna berdasarkan pengaruh 2 faktor, yaitu perceived usefulness (persepsi manfaat) dan perceived ease to use (persepsi kemudahan) dalam penggunaan. TRA adalah model paling terkenal dalam domain psikologi sosial, yang menunjukkan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh keinginan 87
Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu (SENMI) 2010 Universitas Budi Luhur-5 Agustus 2010
ISSN : 2087-0930
individu untuk melakukan perilaku dan pada gilirannya fungsi dari sikapnya terhadap perilakunya dipengaruhi oleh norma subjektif.. TAM mengusulkan bahwa persepsi pengguna tentang manfaat dan kemudahan dalam penggunaan menentukan sikap untuk menggunakan sistem tersebut. Daerah signifikan yang lain dalam penelitian sistem informasi adalah kepuasan pengguna karena mempertimbangkan faktor-faktor penentu dalam mengukur kesuksesan dan penggunaan sistem informasi (Bailey and Pearson, 1983;Ives et al., 1983; Doll and Torkzadeh, 1988; Delone and McLean, 1992 dalam Roca et.al., 2006). Meskipun ada beberapa konvergen hasil dari hasil penelitian teknologi informasi, efek dari beberapa faktor penentu tetap masih diperdebatkan. Sementara kebanyakan para peneliti telah menemukan manfaat yang dirasakan yang menjadi penentu utama dalam penerimaan teknologi. Hal ini sangat nyata dalam penelitian dari Adams et al. (1992), Hu et al. (1999), Igbaria et al. (1995) dan Ndubisi et al. (2001) (dalam Roca et.al., 2006). Perceived ease to use merupakan persepsi kemudahan untuk menggunakan internet. Sedangkan perceived usefulness merupakan persepsi terhadap daya guna internet. Penelitian mengungkapkan bahwa perceived usefulness memiliki pengaruh yang signifikan pada kepuasan. Pada penelitian mengenai e-commerce, ditemukan bahwa perceived usefulness dan perceived ease to use secara signifikan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Peneliti lain memodifikasi pertimbangan model teoritis dengan model, ease to use, usefulness dan kualitas informasi yang dimasukkan sebagai variabel independen dari kepuasan (Roca et.al., 2006) Perceived quality merupakan persepsi terhadap kualitas apa yang disediakan dalam transaksi menggunakan internet (Roca et.al., 2006). Studi sebelumnya menemukan bahwa perceived quality mempengaruhi kepuasan pada penggunaan teknologi informasi. Bharatia dan Chaudhury (2004 dalam Roca et.al., 2006) melakukan studi empiris pada web berbasis sistem pendukung keputusan. Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas informasi dan kualitas sistem mempengaruhi kuat pengambilan keputusan kepuasan. Resiko adalah suatu keadaan uncertainty yang dipertimbangkan orang untuk memutuskan atau tidak melakukan transaksi secara online. Orang-orang benar-benar mempertimbangkan jarak dan suasana impersonal dalam transaksi online dan infrastruktur global yang banyak mengandung unsur resiko. Indikator resiko dilihat dari tindakan yang dilakukan oleh bank untuk memperkecil resiko dari penggunaan internet banking, diharapkan tindakan yang dilakukan oleh bank untuk memperkecil resiko akan berdampak positif pada niat konsumen untuk menggunakan teknologi yang ditawarkan (Widyarini dan Putro, 2008). 88
Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu (SENMI) 2010 Universitas Budi Luhur-5 Agustus 2010
ISSN : 2087-0930
Dalam domain IS, sejumlah instrumen telah dikembangkan untuk mengukur kepuasan pengguna informasi atau komputasi pengguna akhir kepuasan. DeLone dan McLean (1992 dalam Roca et.al., 2006) mengusulkan suatu penggolongan dan model interaktif sebagai kerangka kerja bagi konseptualisasi dan operasionalisasi kesuksesan IS. Mereka termasuk enam dimensi utama keberhasilan IS: kualitas sistem, kualitas informasi, penggunaan, kepuasan pengguna, dampak individu dan dampak organisasi, tapi tidak secara empiris tes. Niat untuk bertransaksi melalui internet adalah keinginan consumer untuk membeli atau bertransaksi di internet. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kepuasan memiliki dampak positif pada penggunaan teknologi informasi (Roca et.al., 2006). Kami membuat hipotesis: H1: Perceived Ease to use memiliki pengaruh pada perceived usefulness H2: Perceived usefulness memiliki pengaruh pada satisfaction H3: Perceived Ease to Use memiliki pengaruh pada satisfaction H4: Perceived quality memiliki pengaruh positif pada kepuasan H5: Perceived risk memiliki pengaruh positif pada kepuasan H 6: Kepuasan pelanggan memiliki pengaruh positif pada niat bertransaksi melalui jejaring sosial di internet
Model Penelitian Perceived usefulness
Perceived ease to use
Kepuasan Pelanggan
Continuance Intention
Perceived Quality
Perceived Risk
89
Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu (SENMI) 2010 Universitas Budi Luhur-5 Agustus 2010
ISSN : 2087-0930
Berikut persamaan dari analisis jalur di atas: X1
=
a + b1 X2 + e1
Y1
=
c + b2 X1 + b3 X2 + b4 X3 + b5 X4 + e2
Y2
=
d + b6 Y1 + e3
III.
METODA PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program pasca sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Metode pengambilan sampel adalah menggunakan metode convenience sampling, (Cooper dan Schlinder, 2006). Data diperoleh dengan menggunakan skala sikap yang dibagikan kepada responden. Struktut kuesioner terdiri dari tujuh bagian, yaitu demografi responden, skala perceived ease to use, skala perceived usefulness, skala perceived quality, skala perceived risk, skala kepuasan, dan skala niat bertransaksi lewat internet. Teknik analisis menggunakan analisis path (analisis jalur) yang dibantu dengan software SPSS for Windows versi 12.0. Analisis path atau analisis jalur digunakan untuk menguji suatu bentuk model yang paling sesuai atau fit (Ghozali, 2009).
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis path dilakukan dengan manggunakan analisis regresi untuk masing-masing variabel endogenous dan extraneous (Ghozali, 2009). Dari hasil perhitungan regresi antara X2 terhadap X1 didapatkan nilai unstandardized beta x2 pada x1 sebesar 0,359 dengan signifikansi 0,002 yang berarti X2 mempengaruhi X1. Nilai koefisien unstandardized beta 0,359 merupakan nilai jalur path X2 ke X1. Hal ini menandakan bahwa hipotesis 1 diterima, dimana perceived ease to use memiliki pengaruh pada perceived usefulness. Dari hasil perhitungan regresi antara X1 terhadap Y1 didapatkan nilai unstandardized beta x2 pada x1 sebesar 0,429 dengan signifikansi 0,004 yang berarti X1 mempengaruhi Y1. Nilai koefisien unstandardized beta 0,429 merupakan nilai jalur path X1 ke Y1. Hal ini
90
Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu (SENMI) 2010 Universitas Budi Luhur-5 Agustus 2010
ISSN : 2087-0930
menandakan bahwa hipotesis 3 diterima, dimana Perceived Ease to Use memiliki pengaruh pada satisfaction. Dari hasil perhitungan regresi antara X2 terhadap Y1 didapatkan nilai unstandardized beta x2 pada x1 sebesar 0,099 dengan signifikansi 0,341 yang berarti X2 mempengaruhi Y1. Nilai koefisien unstandardized beta 0,359 merupakan nilai jalur path X1 ke Y2. Hal ini menandakan bahwa hipotesis 2 ditolak, yang berarti perceived usefulness tidak memiliki pengaruh pada satisfaction Dari hasil perhitungan regresi antara X3 terhadap Y1 didapatkan nilai unstandardized beta X3 pada Y1 sebesar 0,233 dengan signifikansi 0,004 yang berarti X3 mempengaruhi Y1. Nilai koefisien unstandardized beta 0,233 merupakan nilai jalur path X3 ke Y1. Hal ini menandakan bahwa hipotesis 4 diterima, dimana perceived quality memiliki pengaruh positif pada kepuasan. Dari hasil perhitungan regresi antara X4 terhadap Y1 didapatkan nilai unstandardized beta X4 pada Y1 sebesar 0,266 dengan signifikansi 0,014 yang berarti X4 mempengaruhi X1. Nilai koefisien unstandardized beta 0,266 merupakan nilai jalur path X4 ke Y1. Hal ini menandakan bahwa hipotesis 5 diterima, dimana perceived risk memiliki pengaruh positif pada kepuasan. Dari hasil perhitungan regresi antara Y1 terhadap Y2 didapatkan nilai unstandardized beta Y1 pada Y2 sebesar 0,884 dengan signifikansi 0,003 yang berarti Y1 mempengaruhi Y2. Nilai koefisien unstandardized beta 0,844 merupakan nilai jalur path Y1 ke Y2. Hal ini menandakan bahwa hipotesis 6 diterima, dimana kepuasan pelanggan memiliki pengaruh positif pada niat bertransaksi melalui jejaring sosial di internet.
91
Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu (SENMI) 2010 Universitas Budi Luhur-5 Agustus 2010
ISSN : 2087-0930
Bentuk model analisis path:
X1: Perceived usefulness
0.359 X2: Perceived ease to use
0.099 Y1: Kepuasan Pelanggan
0,429
0,884
Y2:
Continuance Intention
0,233 X3: Perceived Quality
X4:
0,266
Perceived Risk
V.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) perceived ease to use memiliki pengaruh pada perceived usefulness, 2) kepuasan (satisfaction) dipengaruhi oleh ease to use, perceived quality, dan perceived risk, 3) kepuasan (satisfaction) tidak dipengaruhi oleh perceived usefulness, dan 4) kepuasan (satisfaction) mempengaruhi niat untuk bertransaksi jejaring sosial di internet. Hal ini perlu diperhatikan oleh para pemilik usaha melalui jejaring sosial di internet bahwa dalam mengelola akun jejaring sosialnya, mereka perlu memperhatikan kemudahan untuk menggunakan/bertransaksi, kualitas layanan, dan tingkat resiko agar kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan dan pada akhirnya akan meningkatkan niat untuk bertransaksi melalui jejaring sosial di internet.
92
Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu (SENMI) 2010 Universitas Budi Luhur-5 Agustus 2010
ISSN : 2087-0930
DAFTAR PUSTAKA Andi Publisher.2010.Technopreneurship: Trend Solusi Bisnis Masa Kini.www.andipublisher.com Clarke, Irvine dan Flaherty, Theresa. Advances in Electronic Marketing.London:Idea Group Publishing. Cooper, Donald R dan Schlinder, Pamela S.2006.Businness Research Methods, 9th edition.New York: The Mc Graw-Hill Davis, Fred.1989. “Perceived Usefulnes, Perceived Ease of Use and User Acceptance of Information Technology”, MIS Quarterly, 13 (3), 319-340 Davis, F. D., Bagozzi, R.P. & Warshaw, Paul R.1989.“User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models”. Management Science, 35(8), 982-1003 Ghozali, Imam.2009.Ekonometrika:Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Ma’ruf, Jasman J., Mohamad, Osman, dan Ramayah, T.2005.”Intention to Purchase via Internet: A Comparison of Two Theoritical Models”.Asian Academy of Management Journal, Vol. 10, No. 1, January 2005, 79-95 Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., Berry, L., 1985. A conceptual model of service quality and its implications for future research. Journal of Marketing 49, 41–50. Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., Berry, L., 1988. “SERVQUAL: A Multiple-item Scale for Measuring Customer Perceptions of Service Quality”. Journal of Retailing 64 (1), 12–40. Ramayah, T dan Suki, Nozarah Mohd.2006.”Intention to Use Mobile PC Among MBA Students: Implications for Technology Integration in the Learning Curriculum”. Unitar E-Journal, Vol.1, No.2, September 2006. Roca, Juan Carlos, Chiu, Chao-Min, dan Martinez, Fransisco Jose.2006.”Understanding e-Learning Continuance Intention: An Extension of The Technology Acceptance Model.International Journal Human-Computer Studies, 64 (2006), 683-696. Widyarini, Lydia Ari dan Putro, A. Yan Wellyan Toni.2008.”Analisis Hubungan Faktor-faktor Technology Acceptance, Trust, dan Risk pada Niat Nasabah Bank untuk Menggunakan Internet Banking”.The 2nd National Conference UKWMS proceedings.
93