ISSN : 0853 - 2516
FAKTOR FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI BETA SAHAM PERUSAHAAN INDUSTRI DI BURSA EFEK INDONESIA Koko Denik Wahyudi Dosen STIA Pembangunan Jember, e-mail:
[email protected] Siti Khusnul Khotimah Dosen STIA Pembangunan Jember, e-mail:
[email protected]
Abstract This research is how to measure the influences of the Current Ratio, Asset Growth, Total Assets Turn Over, Firm Size, and Financial Laverage against Beta Stock (sistematic risk of stock) either simultaneously or partially. This research is done on 16th Automotive Indurstrial Companies which are registered in Indonesian Stock Exchange during periode in 2004 to 2012. The analisis which is used in this research is the multiple linier regression alayisis with model BS=b0+b1CR+b2AG+b3FS+b4ATO b5FL+e. Analysis results: (1) Current Ratio (CR), Asset Growth (AG), Total Assets Turn Over (ATO), Firm Size (FZ), and Financial Laverage(LR) influence simultaneously against Beta Stock in significant way. (2) Current Ratio, Asset Growth, Total Assets Turn Over, Firm Size, and Financial Laverage influence partially against Beta Stock in significant way. (3) The Strongest influence against beta stock (sistematic risk of Stock) is Total Assets Turn Over.
Key Word : Beta Stock, Current Ratio, Asset Growth, Total Asset Turn Over, Firm Sized and Financial Laverage
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
April 2014
19
ISSN : 0853 - 2516
PENDAHULUAN Investasi atas
adalah komitmen
sejumlah
sumberdaya
dana lainnya
diabaikan karena sifatnya yang dapat
atau
dihilangkan
dengan
yang
diversifikasi, sedangkan risiko yang
dilakukan saat ini, dengan tujuan
selalu
keuntungan
datang
dihilangkan dengan diversifikasi ini
Dalam
yang
modal
Ukuran
di
masa
(Tandelin,2003). berinvestasi seorang
di
pasar
investor
pasti
memperhitungkan
akan tingkat
biasa
ada
dan
cara
disebut
tidak
risiko
dapat
sistematik.
risiko
sistematik
digunakan
oleh
yang peneliti
terdahulu adalah beta. Beta suatu
keuntungan yang diharapkan dan
sekuritas
akan
atas
tingkat keuntungan suatu sekuritas
dipilihnya. Risiko
terhadap perubahan pasar (Warsito
dalam investasi dibagi menjadi dua
et al, 2003). Beta merupakan suatu
jenis
pengukur volatilitas
menghadapi risiko
investasi
yang
risiko,
sistematik
yaitu
dan
risiko
risiko
tidak
sistematik
(Ang, 1995). Risiko tidak sistematik
menunjukkan
sekuritas
atau
kepekaan
return suatu
return
portofolio
terhadap return pasar.
ini dalam analisis investasi sering Studi tentang faktor – faktor
penelitian
Warsito
(2003)
dan
yang mempengaruhi beta menujukan
Takarini (2003) dengan penelitian
hasil
Beberapa
Almisher (2000), Ryan (1996) yang
terdahulu baik yang
bertentangan dalam hal variabel asset
yang
beragam.
penelitian
dilakukan di dalam maupun luar
growth
negeri, menunjukkan bahwa selain
Penelitian Warsito
data pasar, data fundamental juga
Takarini (2003) menyatakan bahwa
memiliki pengaruh terhadap beta
asset growth dan beta fundamental
saham.
Hasil
tidak berpengaruh terhadap beta
penelitian
terdahulu
dari
penelitianmenunjukan
dan
saham
,
beta
fundamental. (2003)
sedangkan
dan
penelitian
ada beberapa research gap yang
Almisher (2000) dan Ryan (1996)
dapat
suatu
menemukan bahwa asset growth dan
hasil
beta
diangkat
permasalahan
menjadi
antara
lain
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
fundamental mempengaruhi
Vol.13 No.2
April 2014
20
ISSN : 0853 - 2516
beta
saham. Hasil
Takarini
(2003)
penelitian bertentangan
yang punya pengaruh paling besar terhadap Beta Saham.
dengan hasil penelitian Yew Ke Ho
Kajian ini dilakukan untuk
(2004) dan Duett (1999) dalam
mengatahui
variabel
leverage.
Current Ratio, Asset Growth, Total
Takarini (2003) menyatakan bahwa
Assets Turn Over, Firm Size, dan
variabel operating
leverage
Financial
mempengaruhi
beta
operating
tidak
pengaruh
Laverage
variabel
baik
secara
saham
simultan dan parsial terhadap beta
sedangkan penelitian Yew Kee Ho
saham pada perusahaan otomotif
(2004) dan Duett (1999) menyatakan
yang
bahwa variabel operating
Indonesia. Selain itu juga untuk
leverage
mempengaruhi beta saham. Terdapat konsistenan
mengetahui
beberapa ketidak dari
terdaftara
di
Bursa
Efek
variabel mana yang
mempunyai pengaruh paling besar
penelitian-
terhadap beta saham pada perusahaan
dalam
yang diteliti. Untuk mencapai tujuan
variabel seperti Asset
tersebut maka analisis data dilakukan
Growth, Total Asset Turnover, Firm
untuk menjawab beberapa hipotesis
Size,
dan
yaitu : (a) Variabel Current ratio,
Ketidak
Asset Growth, Total Assets Turn
konsistenan dari faktor fundamental
Over, Firm Size, dan Financial
yang mempengaruhi beta saham
Laverage secara simultan dan parsial
tersebut
berpengaruh signifikan terhadap Beta
penelitian beberapa
terdahulu
Financial
Operating
Leverage,
Leverage.
bisa.
Sehingga
seiring
perjalanan waktu dan perkembangan
Saham,
kondisi yang ada maka penelitian
berpengaruh
tentang faktor fundamental yang
variabel-variabel
mempengaruhi beta saham tetap
terhadap
menarik
yang diteliti.
untuk
dilakukan
yang
dan
(b)
Ada
terbesar
variabel diantara
berpengaruh
perusahaan-perusahaan
memungkinkan adanya variabel baru
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
April 2014
21
ISSN : 0853 - 2516
TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Investasi dan Risiko Investasi Investasi adalah komitmen atas
sejumlah
sumberdaya dilakukan
dana lainnya
saat
Menurut Jones (2007) risiko
atau
adalah variabilitas return aktual
yang
yang
ini, dengan
didapatkan
berinvestasi
dalam
sedangkan
yang
tujuan keuntungan di masa datang
dimaksud
(Tandelilin, 2003) dengan tingkat
yang diperoleh dari
investasi
return tertentu.
yang berupa
realisasi
Return sendiri
return adalah hasil
return
adalah tingkat keuntungan yang
yang sudah terjadi atau return
dinikmati oleh pemodal atas suatu
ekspektasi
investasi yang dilakukan (Ang,
tetapi
yang
1997).
terjadi
di
Menurut
Jogiyanto
yang
belum terjadi
diharapkan masa
akan
mendatang.
(1998:85), Return dapat berupa
Menurut Riyanto (1995) apabila
return yang sesungguhnya yang
ditinjau
dihitung berdasarkan data historis
risiko
dan
untuk
kemungkinan keuntungan yang
mengukur kinerja perusahaan dan
diterima menyimpang dari yang
sebagai dasar penentuan
diharapkan,
dapat
digunakan
risiko
dari
teori
portofolio,
dinyatakan
sebagai
yaitu menyimpang
ataupun return yang akan terjadi
lebih besar maupun lebih kecil.
yang diharapkan oleh investor
Risiko
akan
sebagai
apabila
terjadi
hasil
dari
seorang
semakin
tinggi
penyimpangan
investor menanamkan modalnya
yang semakin besar
dan masih bersifat tidak pasti.
return yang diharapkan. Risiko
Margin
yang
didalam investasi dibagi menjadi
yang
dua jenis, yaitu (Ang, 1995): (a)
antara return
terjadi
dengan
diharapkan
return
mampu
menunjukkan seberapa risiko
yang
ditanggung
untuk
Risiko Sistematik,
besar
yang
oleh
investor.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
tidak
dapat
terhadap
yaitu risiko dihilangkan
dengan cara diversifikasi dan (b) resiko Tidak Sistematik, yaitu
Vol.13 No.2
April 2014
22
ISSN : 0853 - 2516
risiko yang dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi.
Beta suatu sekuritas dapat diukur dengan analisis estimasi menggunakan data historis. Beta historis tersebut dapat dihitung
2. Beta Saham Beta risiko
merupakan
yang
ukuran
dengan menggunakan data pasar
dari
(return sekuritas dengan return
berasal
hubungan antara tingkat return
pasar),
saham
perusahaan dengan laba indeks
terhadap
(Husnan,
2001).
mendefinisikan indeks
return
Horne (1989) beta
dari
pasar
risiko
sebagai sistematik.
pasar),
data
akuntansi (laba
dan data
(menggunakan
fundamental
variabel-variabel
fundamental). Menurut Warsono
Menurut Jogiyanto (1998) cara
(2000)
untuk
mengukur
risiko
ukuran risiko sistematis banyak
sistematik
suatu saham
adalah
digunakan sebagai ukuran risiko
dengan menggunakan beta, hal
karena beberapa alasan yaitu : (a)
ini dikarenakan beta merupakan
bemperbaiki ukuran risiko total
suatu
volatilitas
yang menggunakan varians dan
return suatu sekuritas atau return
standar deviasi. Dengan ukuran
portofolio terhadap return pasar.
ini masalah yang timbul adalah
Dorothea
jumlah
pengukuran
Ririn
(1999)
beta
yang merupakan
perhitungan
koefisien
berpendapat bahwa penggunaan
korelasi yang banyak. (b) beta
beta
relatif
bukan
memperkecil yang
hanya jumlah
bisa
bisa
penggunaan
dan
historis sebagai predictor ukuran
mengidentifikasi fundamental
yang
beta di masa yang akan datang.
tetapi
beta
memungkinkan
sehingga
memungkinkan penggunaan data
ditaksir
diandalkan,
stabil
variabel
penggunaan data historis lebih bisa
cukup
juga
Menurut Ang (1997) dan Horne
(1989) koefisien beta
untuk
dapat menunjukkan karakteristik
faktor-faktor
suatu sekuritas. Apabila ßi > 1
mungkin
berarti kenaikan return sekuritas
mempengaruhi beta tersebut.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
lebih
Vol.13 No.2
tinggi
dari
April 2014
kenaikan
23
ISSN : 0853 - 2516
return pasar, biasanya sekuritas
sehingga
tersebut
maka semakin curam kemiringan
digolongkan
dalam
aggresive stock. Jika
ßi < 1
garis
semakin
besar
tersebut
beta
yang mana
berarti kenaikan return sekuritas
menunjukkan
semakin
besar
tersebut lebih rendah dibanding
risiko yang ditanggung investor.
dengan kenaikan return pasar,
Hubungan
biasanya
dikenal
sebagai atau
fungsional tersebut
sekuritas
tersebut
dalam
defensive
model
stock. Sehingga beta ini sendiri
Jones
menunjukkan
hubungan ini menjadi sebagai
digolongkan
seberapa
besar
single
market
index model.
(2007) memformulasikan
kepekaan perubahan pendapatan
berikut :
saham terhadap perubahan pasar.
Ri = αi + βi Rmt + eit , dimana :
Hubungan beta saham dengan
Ri = rate of return saham I,
tingkat
yang
αi = koefisien intercept untuk
diharapkan dapat dilihat dalam
masing – masing perusahaan
beberapa
ke –I,
satunya
keuntungan
pendekatan adalah
salah
menggunakan
Teknik Regresi yang paling sering digunakan adalah Index Models.
Single
Teknik ini
menggunakan data time linier
return saham
beta masing
– masing
perusahaan ke – I,
teknik regresi.
regresi
βi =
Rmt = return indeks pasar pada bulan ke – t, eit = error term.
series
antara
rate of
sebagai
variabel
dependent dan rate of return
. 3. Faktor
Fundamental
yang
Mempengaruhi Beta Saham a. Financial Risk
portofolio pasar sebagai variabel
Risiko
keuangan
dapat
independent dapat menunjukkan
diartikan sebagai risiko yang
beta
terjadi
yang
dicari.
Beta
menunjukkan kemiringan garis regresi intersep
dan
α menunjukkan
dengan
sumbu
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Ri
karena
perusahaan
menggunakan pinjaman modal. Pengelolaan suatu perusahaan terhadap
Vol.13 No.2
tingkat
April 2014
risiko
24
ISSN : 0853 - 2516
keuangan
yang
ada
selalu
suatu
perusahaan
karena
berhubungan dengan financial
biasanya tingkat CR ini juga
leverage.
sangat tergantung kepada jenis
Financial
Leverage
menurut Horne dan Wachowicz,
usaha
Jr.
perusahaan. Penelitian Beaver
(2005)
adalah
kemungkinan
adanya
tambahan
keuntungan
bersih
yang
et
dari
al.
masing-masing
(1970), Farelly et
al.
(1982), Capstaff (1992) dalam
disebabkan oleh adanya biaya
Abdurahim
tetap yang dibayarkan dalam
menunjukkan adanya pengaruh
bentuk bunga dalam struktur
negatif
current ratio terhadap
modal
risiko.
Jadi
perusahaan.
Masalah
(2003)
apabila
financial leverage terjadi apabila
ratio tinggi (current
menggunakan
current
dana
dengan
biaya tetap.
current asset
liabilities)
maka
semakin rendah risiko
Dalam
penelitian
>
yang
ini
akan ditanggung investor apabila
variabel yang digunakan untuk
ia berinvestasi pada sekuritas
mewakili financial risk, meliputi
perusahaan tersebut.
: (1) Current ratio
(2)
Rasio
ini
mengintepretasikan
posisi
Financial wakili
Laverage
dengan
di
Debt
to
Equity Ratio
keuangan
jangka
pendek
Debt
perusahaan
untuk mengetahui
merupakan
to
equity
ratio
komponen
rasio
kemampuan perusahaan dalam
leverage.
membayar kewajiban-kewajiban
menunjukkan
jangka pendek dan
jangka
perusahaan
panjang
tempo.
kewajiban jangka pendek atau
Tidak
yang ada
jatuh
ketentuan
yang
jangka
Rasio
ini mampu kekuatan
untuk
memenuhi
panjangnya
(Sartono,
mutlak tentang berapa tingkat
2001). Debt to equity ratio
CR yang dianggap baik atau
menjelaskan
yang harus dipertahankan oleh
perbandingan
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
hubungan total
April 2014
hutang
25
ISSN : 0853 - 2516
terhadap total modal sendiri.
Jika pertumbuhan aktiva
Semakin tinggi debt to equity
suatu
ratio
yang
tinggi maka kinerja perusahaan
semakin
tersebut baik sehingga risiko
tinggi. Tingginya debt to equity
untuk dilikuidasi menjadi rendah
ratio
sehingga akan menurunkan beta
maka
ditanggung
risiko
investor
menunjukkan
proporsi
modal sendiri yang
rendah
untuk
membiayai
aktivanya.
perusahaan
saham. Variabel
tersebut
asset growth
didefinisikan
sebagai
Tingginya debt to equity ratio
perubahan
yang
perusahaan
perubahan tahunan dari aktiva
menyebabkan laba perusahaan
total. Menurut Parmono (2001)
banyak
tingkat pertumbuhan asset yang
dimiliki
terserap
memenuhi
untuk
kewajiban
membuat
yang
dana untuk investor
menjadi
semakin
sedikit
(Mulyadi, 2003).
berkaitan
operasional mana
risk dengan
leverage dalam
yang kegiatan
operasional perusahaan terdapat
bahwa
perusahaan sedang melakukan ekspansi. Apabila ekspansi ini
akan
Operating
tingkat
menunjukkan
mengalami
b. Operating Risk
perusahaan
cepat
atau
kegagalan maka
meningkatkan
perusahaan
untuk
pengembalian yang
beban menutup
biaya
ekspansi
pada akhirnya
akan
menyebabkan nilai perusahaan itu menjadi kurang prospektif.
aktivitas operasi. Wakil (proxy) yang
digunakan
penelitian
dalam
ini
yang
mencerminkan operating adalah
Asset
Asset
Turnover,
(2) Total Asset Turnover
Growth,
Menurut
Setiawan
risk
(2003) Total Asset Turnover
Total
adalah tingkat atau rasio yang
dan Firm
mengukur
sejauh
Size.
efektivitas
(1) Asset Growth
menggunakan
aktiva
menciptakan
penjualan
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
mana
perusahaan
April 2014
untuk dan
26
ISSN : 0853 - 2516
mendapatkan semakin
laba.
kecil
Apabila
ratio
tingkat
Semakin
besar
nilai
yang
diperoleh maka akan semakin
efisiensi penggunaan aktivanya
prospek perusahaan
tersebut
maka
kedepannya. Apabila
prospek
semakin
yang
besar risiko
dimiliki.
semakin dimiliki kecil
besar maka risiko
Apabila
yang baik ini berjalan dalam
yang
jangka waktu yang lama maka
rasio
akan semakin
akan
yang
selalu menarik di harapan para
akan
menyebabkan
saham
ditanggungnya sehingga Total
investor
Asset
memiliki
berada pada harga yang tinggi
hubungan negatif terhadap beta
dengan relatif stabil. Apabila
saham.
harga saham relatif stabil maka
Turnover
sehingga
saham
fluktuasi return saham yang terjadi
(3) Firm Size Salah satu ukuran untuk
akan
kecil
sehingga
menjadi kecil pula beta saham
mengukur ukuran perusahaan
perusahaan
adalah
log
artinya semakin kecil pula risiko
total asset perusahaan (Chen
yang harus ditanggung oleh
dan
investor.
dengan melihat
Steiner,
Almilia
1999
dalam
dan Silvy,
2006).
tersebut
yang
METODE PENELITIAN
Data
yang
dikaji
dalam
2012..
Perusahaan
yang
dipilih
penelitian ini berupa berupa laporan
adalah perusahaan yang terdaftar di
keuangan (neraca dan laporan rugi-
BEI dan ada laporan keuangannya
laba) perusahaan serta daftar harga
mulai tahun 2004 sampai dengan
–
tahun 2012. Data – data tersebut
yang
diperoleh dari Pojok Bursa Efek
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Indonesia (Pojok BEI), Internet dan
(BEI) selama tahun 2004 sampai
data dari Indonesian Capital Market
saham
bulanan
perusahaan
perusahaan industri otomotif
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
April 2014
27
ISSN : 0853 - 2516
Directory (ICMD). Daftar harga
linear berganda. Analisis data dalam
saham perusahaan dan data indeks
penelitian
harga saham
menggunakan
g
abungan diambil
pada sesi penutupan ahir bulan. Variabel-variabel digunakan
dalam
ini
dilakukan bantuan
yang
penelitian
ini
pengolahan Tahapan
dan
yang
analisis
data.
dilakukan
dalam
analisis data adalah :
yaitu (X1) Current Ratio (CR), yang
1. Analisis Deskritif
termasuk komponen rasio ini adalah Aktiva
program
SPSS 16 untuk mempermudah dalam
meliputi variabel independen (X)
kelompok
dengan
Lancar
dan
Analisis
deskriptif
biasa
disebut analisis klasik atau analisis
kelompok Hutang Jangka Pendek
tendensi
(Hutang Lancar), (X2) Asset Growth
deskriptif berfungsi untuk mengunji
(AG),yang
proporsi
data apakah kualitas data baik dan
perubahan aktiva dari suatu periode
layak untuk dianalisis selanjutnya.
tahunan
tahunan
Tugas analisis dekriptif adalah (1)
berikutnya, (X3) Total Assets Turn
mengukur parameter sentral dan (2)
Over
uji kenormalan distribusi data
merupakan
ke
periode
(ATO),
yang
termasuk
komponen rasio ini adalah kelompok
Firm
Size
(FS),
karena
analisis
2. Analisis korelasi
hasil penjualan dan kelompok aktiva, (X4)
sentral,
Bertujuan
untuk
yang
mengkorelasikan secara individual
merupakan nilai log dari total aktiva
semua variabel independen dengan
sehingga yang termasuk komponen
variabel dependen.
ini adalah total aktiva, (X5) Financial Laverage(LR).
Sedangkan Variabel
Y dalam penelitian ini adalah Beta Saham (BETA)
yang
3. Menetukan Faktor Determinan R2
dihitung
Koefisien
determinasi
dengan menggunakan model indeks
berganda, yaitu untuk mengukur
tunggal.
ketepatan yang paling baik dari
Data yang sudah terkumpul dan di
analisis regresi. Jika R2 yang
olah
diperoleh dari hasil perhitungan
selanjutnya
di
analisis
menggunakan model analisis regresi
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
mendekati
Vol.13 No.2
1
(satu),
April 2014
maka
28
ISSN : 0853 - 2516
dikatakan semakin kuatlah model tersebut
dalam
menjelaskan
variabel bergantung.
Uji
hipotesis
penelitian
melalui uji hipotesis statistik, semua
4. Perumusan Model Data
5. Uji Hipotesis
variabel-variabel
uji
signifikansi
hipotesis
statistik
dari
dengan
dikumipulkan,
mengguinakan kesalahan =
dihitung
dan
5% atau probabilitas kesalahan
dibuat model persamaan. Model
p=0,05 atau dengan kepercayaan
persamaan
95% atau probabilitas p=0,95.
yang
telah
dikelompokkan,
adalah
yang
digunakan
persamaan
Regresi
Model Linear Berganda. Nilai
a. Uji pengaruh secara serentak (simultan):
variabel-variabel yang diukur
Uji scara simultan
disubstitusikan dalam persamaan
dengan uji F. Nilai F dihitung
Regresi Linear sebagai berikut :
melalui analisis kovarian X
ROI = b0 + b1CR + b2AG+ b3FS
dan Y. Pengujian dengan uji
+ b4 TATO + b5 FL+ e
F ini dimaksudkan bahwa
Keterangan:
pengujian
BS (Beta Saham) = Y
koefisien
CR (Current Ratio) = X1
variabel-variabel
AG (Asset Growth) = X2
mempunyai pengaruh nyata
FS (Firm Size) = X3
atau tidak nyata terhadap
TATO (Total Assets Turn Over
variabel
Ratio) = X4
(terikat/tidak bebas).
FL (Financial Laverage) = X5
secara
simultan
regresi
dari bebas
terpengaruh
b. Uji pengaruh secara parsial :
bo = konstanta
Tingkat
signifikansi
b1, b2, b3, b4, b5 = koefisien
hubungan
Regresi
antara variabel bebas variabel
e = Pengaruh lain yang tidak
terikat
dimonitor.
secara
diketahui koefisien
dan
dengan regresi
pengaruh
individu menguji linear
berganda, dengan uji t. Uji
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
April 2014
29
ISSN : 0853 - 2516
hipotesis null (Ho) : t hitung
alat prediksi) perlu diuji non
< t kritis Tabel = 5%,df= n-2. Ho
hetero
diterima, Ha ditolak.
menggunakan teknis me-regresi
6. Uji Non Hetero Kedastisitas
model
melihat
regresi
Uji
ini,
nilai residu dan regresi variabel dependen dari model regresi
Model Regresi Untuk
kedastisitas.
apakah
linear
yang
linear berganda yang dihasilkan dengan variabel independen
dihasilkan adalah baik (sebagai
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Tendensi Sentral atas Data Y dan X Analisis klasik (analisis tendensi
standar error kurtosis. Hasil analisis
sentral) yang diperlukan adalah data
klasik / analisis tendensi sentra
parameter : median, mean, skewness,
adalah seperti pada Tabel 1.
standar error
skewness,
kurtosis
dan
Tabel 1. Parameter sentral data BETA, CR, AG, ATO, FS dan LR No.
Variabel Mean
Median
Skewness Sd Er
Kurtosis
Skew
1
BETA
.559
2
CR
3
AGO
8.249
4
AT
5 6
Sd Er Kurt
.749
-.600
.191
-.222
.379
1.4673 1.4700
.608
.191
-.229
.379
9.285
-.401
.191
.629
.379
1.084
1.062
.562
.191
.458
.379
FS
6.153
6.163
.074
.191
-.125
.379
LR
5.547
5.649
.201
.191
3.600
.379
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
April 2014
30
ISSN : 0853 - 2516
Hasil analisis klasik Data Y adan Xi (Tabel 4.3) menunjukan
Hasil Analisis Korelasi Parsial Variabel Xi dengan Variabel Y
bahwa parameter : a.
Hasil
korelasi
Product
Nilai Mean dan Median dari 6
Moment Karl Pearson, menunjukan
variabel merupakan dua titik
bahwa koefisien korelasi (r) hitung
yang
dari
berdekatan
(idealnya
mean dan median berhimpit). b. Hasil bagi nilai Skewness dari 6
variabel
srandar
dibagi error
dengan skewness
Variabel
hubungan Selanjutnya
Xi
mempunyai
dengan data
variabel hasil
Y.
analisis
korelasi parsial disajikan pada tabel 2,
dimana
semua
variabel
menunjukan nilainya < │+2│,
independen Xi ada korelasi dengan
sehingga menunjukan bahwa
variabel BETA.
data ini adalah normal. c.
uji
Berikut tabel korelasi variabel
Hasil bagi nilai Kurtosis dari 6
Xi dengan Variabel Y :
variabel dibagi dengan standar error
kurtosis
menunjukan
nilainya < │+2│, sehingga menunjukan bahwa data ini adalah normal. Dilihat dari tiga parameter tersebut maka data dari 6 variabel tersebut
sudah
mempunyai
kecukupan data yang cukup dan mempunyai
sebaran data
yang
normal sehingga dapat dilakukan analisis berikutnya.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
April 2014
31
ISSN : 0853 - 2516
Tabel 2. Hasil Analisis Korelasi Parsial Variabel Xi (CR, AG, ATO , FS, LR) dengan variabel Y (BETA) BETA BETA
CR
AG
ATO
FS
LR
-
CR
0.929**
-
AG
0.974**
0.934**
ATO
0.881**
0.960**
0.934**
FS
0.965**
0.973**
0.963**
0.954**
LR
0.795**
0.790**
0.871**
0.865**
0.828**
-
** Signifikan pada p=0,01. Berdasarkan pada bahwa
tabel
data
diatas
seluruh
korelasi
Selanjutnya dari data tersebut maka
menunjukan
dapat dilakukan analisis berikutnya
variabel
Xi
mempunyai korelasi (hubungan) dengan
Variabel
yaitu meregresikan Variabel Xi dengan Variabel BETA (Y).
BETA. Hasil Analisis Regresi Berganda BETA dengan Xi Analisis
dengan
bantuan
program SPSS, hasil penghitungan koefisien korelasi berganda (R) dan faktor penentu (R2), Adjusted R2 yang menunjukan kontribusi variabel – variabel independen, hasil analisis kovarian residu dan regresi, hasil penghitungan nilai F hasil uji f, penghitungan koefisien regresi, hasil penghitungan t
dan
dan
uji
t
dirangkum dalam tabel 3 berikut: Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
April 2014
32
ISSN : 0853 - 2516
Tabel: 3. Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel Dependen BETA, Variabel Independen CR, AG, ATO, FS, LR Multiple R
: 0.992
Multiple R2
: 0.985
Adjusted R2
: 0.984
F
: 1998.464
Sig
: 0.000 B
Variabel
SE b
t Hitung
Sig. pada
1.380
0.233
5.932
0.000
0.003
0.001
4.505
0.000
0.073
0.004
20.315
0.000
-2.430
0.208
-11.703
0.000
0.228
0.030
7.590
0.000
-0.011
0.004
-2.514
0.013
(koefisien Regresi)
Constanta Rasio Likuiditas CR Asset Growth AG Rasio Aktivitas ATO Firm Size FS Rasio Laverage LR
Tabel
3
menunjukan parameter variabel
diatas
regresi, uji pengaruh secara
komponen
simultan, dan uji pengaruh
analisisi
regresi
parsial.
Kondisi
dependen
BETA
tersebut
dapat
dengan variabel independen
–
kondisi
di
jelaskan
April 2014
33
sebagai berikut:
Xi, cukup untuk menyusun persamaan
garis
regresi
berganda, uji efektifitas garis
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
ISSN : 0853 - 2516
Asset Turn Over (ATO), Firm
a. Persamaan Garis Regresi
Size (FS) dan Laverge (LR) ,
Berganda Berdasarkan
hasil
penghitungan
komponen
simultan
pengaruh
variabel-variabel
independen
regresi pada tabel 3, maka
terhadap
BETA
dapat disusun persamaan garis
signifikan
yang
regresi
hasil
berganda
sebagai
nilai
adalah ditunjukan
uji
F,
nilai
berikut :
F=1949.053, signifikan pada
ROI = 1.380 + 0,003 CR +
0.000,
melebihi
harapan
0,073AG - 2.430ATO
hipotesis yaitu α=5% (p=0,05).
+ 0.228 FS – 0.011 LR
Selain itu nilai Fhitung sebesar
+e
1949
b. Kontribusi variabel-variabel independen secara simultan Kontribusi
secara
lebih besar dari nilai
Ftabel sebesar 4,37, sehingga jika Fhitung>Ftabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Ini
simultan variabel – variabel
menunjukan
independen Xi terhadap BETA
simultan
variabel-variabel
di
independen
Xi
tunjukan
nilai
adjusted
2
sebesar
faktor penentu R
0,984, uji F signifikan pada 0,000 (idealnya 0,01), berarti
c.
secara
bahwa
secara
berpengaruh
terdahap variavel dependen Y atau BETA. d. Pengaruh Parsial
variabel-variabel berkontribusi
Pengaruh parsial diuji
sebesar 98,4%, dengan kata
dari koefisien regresi setiap
lain keefektifan garis regresi
variabel dengan uji t.Dari tabel
sebesar
4.5 tapak bahwa t hitung dari
98,4%
dan
faktor
pengganggu 1,6%.
semua variabel yaitu variabel
Pengaruh secara simultan
Cureent
Dari
data
(CR),Asset
4.5
Growth(AG), Asset Turn Over
menunjukan bahwa variabel-
(ATO), Firm Size ( FS) dan
variabel Xi yaitu Current Ratio
Laverage
(LR)
signifikan
(CR),
melebihi
harapan
hipotesis
Asset
tabel
Ratio
Growth
(AG),
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
April 2014
34
ISSN : 0853 - 2516
(signifikan pada
p
yang terbesar dari persamaan
yaitu 0,00 dan hanya variabel
garis regresi. Koefisien regresi
Laverage
ini
(LR)
mempunyai
yang
menunjukan
bahwa
signifikansi
pengaruh parsial yang terkuat
sebesar 0,013 tetapi masih
adalah variabel ATO (Asset
dibawah 0,05.
Turn Over), dengan hubungan
apabila
Selain itu
dibandingkan
maka
bertanda negatif.
nilai thitung semua variabelyaitu Cureent Ratio (CR), Asset
Hasil
Growth (AG), Asset Turn Over
dastisitas
(ATO), Firm Size ( FS) dan Laverage (LR)
Analisi
Non
Tujuan
Heteroke-
analisis
non
mempunyai
heterokedastisitas adalah untuk
nilai yang lebih besar dari t tabel
melihat garis regresi yang telah
sebesar
ini
ditemukan (disusun) merupakan
menunjukan bahwa Ho ditolak
garis lurus sebagai garis estimasi
dan Ha diterima. Jadi semua
yang tidak bias. Baisa atau tidak
variabel independen (Cureent
bisa
Ratio , Asset Growth , Asset
analisis regresi linier berganda
Turn Over, Firm Size
disini hanya sebagai alat untuk
Laverage
1,654314.
)
Hal
secara
dan parsial
bukan
masalah
mengetahui
adanya
karena
hubungan
berpengaruh
signifikan
fungsi
terhadap
dependen
dianalisis dan bukan garis regresi
variabel
(BETA).
variabel-variabel
yang
untuk memprediksi dalam suatu
e. Variabel yang berpengaruh paling kuat terhadap BETA Dilihat
dari
regresi
bahwa
variabel
Asset
perencanaan. Analisis
Non
koefisien
Heterokedastisitas
koefisien
menganalisis nilai mutlat residu
Over
regresi variabel Y dengan Xi.
(ATO) sebesar -2,430. Jadi
Nilai mutlat residu – regresi
variabel
BETA
(BETAMT)
variabel
independen Xi
Asset
Turn
adalah
Turn
Over
(ATO) adalah koefisien regresi
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
April 2014
dengan yaitu
35
ISSN : 0853 - 2516
variabel-variabel
Curent
Ratio
Analisis
dengan
bantuan
(CR), Asset Growth (AG), Asset
program SPSS diperoleh hasil
Turn Over (ATO), Firm Size ( FS)
penghitungan koefisien korelasi
dan Laverage (LR). Analisis non
berganda (R) dan faktor penentu
heterokedastisitas
dengan
R2 yang menunjukan kontribusi
menggunakan
regresi
variabel-variabel
yaitu
analisis
meregresikan
independen,
variabel
hasil analisis kovarian residu dan
BETAMT (Regresi Residu dari
regresi, hasil penghitungan nilai
variabel dependen BETA). Uji
F, hasil uji F, penghitungan
non heterokedastisitas diharapkan
koefisien
Ho diterima. Diharapkan variabel
penghitungan t dan uji t semuanya
BETA homogen, sehingga tidak
dirangkum dalam tabel 4 berikut:
merupakan
gangguan
regresi,
hasil
terhadap
garis regresi.
Tabel 4 : Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel Dependen BETAMT dengan Variabel Independen CR, AG, ATO, FS dan LR Multiple R
: 0.991
F
: 1728,623
2
Multiple R
: 0.982
Sig
: 0.000
Adjusted R2
: 0.982
Variabel
B (koefisien Regresi)
SE b
t Hitung
Sig. pada
1.009
0.138
7.314
0.000
-0.001
0.000
-3.715
0.000
0.006
0.002
2.640
0.009
0.038
0.123
0.312
0.756
0.121
0.018
6.772
0.000
0.069
0.003
26.673
0.000
Constanta Rasio Likuiditas CR Asset Growth AG Rasio Aktivitas ATO Firm Size FS Rasio Laverage LR
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
April 2014
36
ISSN : 0853 - 2516
Dari data pada tabel 4.06 hasil
semakin besar Current Ratio (CR)
dari uji signifikansi koefisien regresi
maka perusahaan dalam kondisi yang
Variabel Xi dengan uji t menunjukan
baik
Ho di tolak kecuali regresi dengan
kebutuhan
variabel
sehingga memungkinkan perusahaan
yang
Asset Turn Over (ATO)
sesuai
harapan
yaitu
Ho
diterima. Ditolaknya Ho menunjukan
dalam
hal
dana
penyediaan
jangka
pendek
untuk membiayai kegiatan usaha harianya.
bahwa data BETAMT tidak bersifat
Semakin baik Current Ratio
non heterokedastisitas sehingga tidak
(CR)
bersifat homogen tetapi heterogen.
mampu membiayai semua kegiatan
Sehingga dari 5 garis regresi yang
jangka
dihasilkan hanya garis regresi dengan
dimungkinkan
variabel
yang
selalu dalam kondisi baik secara
menghasilkan garis regresi yang
likuiditas. Hal ini memungkinkan
bersifat
perusahaan
X3
(ATO)
BLUE
(best
linearity
dan semakin perusahaan
pendeknya perusahaan
tidak
dalam
maka akan
kondisi
unbiased estimated) sedangkan 4
kesulitan dana untuk operasionalnya,
garis regresi lain tidak bersifat BLUE
sehingga akan terhindar dari adanya
(best linearity unbiased estimated).
kerugian akibat kekurangan dana. Dari sisi resiko saham kondisi ini
Pembahasan Hasil Penelitian Secara simultan Current Ratio,
akan mempunyai dampak terhadap resiko
sistematis
saham
(Beta
Asset Growt, Asset Turn Over, Firm
saham). Current Ratio yang terlalu
Size,
besar justru menunjukan adanya
dan
Financial
berpengaruh terhadap
secara
Beta
Saham
Laveger signifikan (BETA).
asset
lancar
yang
terlalu
besar
sehingga perusahaan tampak kurang
Secara parsial Current Ratio (CR)
mampu
berpengaruh positif terhadap Beta
lancarnya untuk kegiatan investasi
saham. Hal ini berarti semakin besar
sehingga akan memperbesar resiko
Current Ratio (CR) maka Beta
sistematis saham.
Saham
(BETA)
akan
menggunakan
asset
semakin
Asset Growth (AG) secara
meningkat. Ini disebabkan karena
partial berpengaruh positif terhadap
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
April 2014
37
ISSN : 0853 - 2516
Beta Saham (BETA). Hal ini dapat
kinerja perusahaan semakin baik
dijelaskan bahwa semakin besar
yang
pertumbuhan asset berarti semakin
menyebabkan resiko sistematis (beta
besar usaha perusahaan. Semakin
saham) juga akan turun.
besar usaha perusahaan tentu akan memperbesar sistematis
timbulnya
saham
(Beta
resiko Saham).
pada
Firm
ahirnya
Size
akan
(FS)
juga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Beta
saham.
Hal
ini
Besarnya pertumbuhan asset bukan
menunujukan bahwa semakin besar
merupakan
ukuran
jaminan
bahwa
perusahaan
maka
perusahaan tersebut akan survive
meningkatkan
tanpa di ikuti dengan perputaran
terhadap beta saha. Faktor Laverage
asset yang tinggi. Sehingga besarnya
yang diwakili dengan variabel (LR)
pertumbuhan asset perusahaan tanpa
atau
di ikuti dengan kinerja yang baik
Leabities dengan Total asset justu
dalam penggunaan asset justru akan
berpengaruh negatif terhadap beta
meningkatkan resiko terhadap Beta
saham. Semakin besar ratio ini
saham.
menunjukan jumlah asset perusahaan
Asset Turn Over( ATO) yang
resiko
akan
Perbandingan
yang
semakin
sitematik
antara
besar
Total
dibanding
juga berpengaruh signifikan terhadap
dengan hutang perusahaan. Dengan
Beta saham. Perbedaanya Asset Turn
modal sendiri yang dimiliki maka
Over mempunyai pengaruh negatif.
perusahaan mempunyai keleluasaan
Hal ini wajar karena Asset turn over
untuk
yang dinyatakan dalam berapa kali
kegiatan usaha perusahaan tanpa
berputar dalam satu tahun maka akan
harus
mempengaruhi Beta saham. Hal ini
pengembalian pinjaman, sehingga
sangat
asset
hal tersebut akan membantu dalam
perusahaan berputar semakin cepat
mengurangi resiko sistematis (beta
hal
saham)
logis
tersebut
sebab
jika
menunjukan
bahwa
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Vol.13 No.2
menggunakannya
memperhatikan
April 2014
dalam
skedule
38
ISSN : 0853 - 2516
KESIMPULAN DAN SARAN
c. Variabel yang pengaruhnya terkuat
Kesimpulan a.
Secara
simultan
faktor
terhadap Beta saham (BETA)
fundamental yang terdiri dari
perusahaan adalah Asset
variabel Current Ratio, Asset
over.
turn
Growth, Asset Turn Over, Firm Size
dan Financial Laverage
berpengaruh
secara
Saran
signifikan
terhadap Beta Saham Perusahaan.
Saran peneliti
ditujukan
lain
yang
kepada berminat
b. Secara parsial faktor fundamental
melakukan
penelitian
sejenis
yang terdiri dari variabel Current
diharapkan
menambah
variabel-
Ratio, Asset Growth, Asset Turn
variabel
Over, Firm Size
pengembangan bidang ilmu lain yang
Laverage
dan Financial
berpengaruh secara
prediktor
untuk
bersifat fundamental.
signifikan terhadap Beta Saham Perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Ahim Abdurahim, 2003, Pengaruh Current ratio, Asset size, dan Earnings Variability terhadap Beta pasar, Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol 4 Nomor 2. Andriani, Y. 2010. Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis. Jurnal Penelitian Sains, Vol. 13 Nomor 2 (A). Ang, Robert, 1997, Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Almisher, Mohammad, Richard Kish, 2000, Accounting BetasAn Ex Anti Proxy for Risk Within the Market, Journal of Financial and Strategic Decisions, Vol 13 Number 3 A. Brealey and Stewart C. Myers, 1996. Principles of Corporate Finance, 5th edition, IrwinMcGraw-Hill Duett, Edwin, Anderas Merikas, Manolis D Tsiritakis, 1996, Pedagogical Examination of The Relationaship Between Operating and Financial leverage and Systematic
Vol.13 No.2
April 2014
39
ISSN : 0853 - 2516
Risk, Journal of Financial and Strategic Decisions, Vol 9 Number 3 Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Cetakan IV, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Husnan, Suad. 2001, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, Yogyakarta, AMP YKPN Horne, James C, & John M. Wachowicz, Jr, 1997. Prinsipprinsip Manajemen Keuangan, Jilid I, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta Huldah, A. Ryan, 1996. The Use of Financial Ratios as Measures of Risk in the Determination Bid Ask-Spread, Journal Of Financial And Strategic Decisions, Vol 9 No. 2 Irianto Warsito, Y. Anni Aryani, Doddy Setiawan, 2003. Pengaruh Pertumbuhan Aktiva, Rasio Profitabilitas, dan Beta Akuntansi terhadap Beta. Jurnal Bisnis & Manajemen, Vol 3, No. 2 Koetin, E A. 2002, Analisis Pasar Modal, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Kuncoro Mudrajad. 2007, Metode Kuantitatif. Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi ketiga, Yoyakarta, YKPN Kung, Tong, 2005. The Association between Macroeconomic Uncertainty Inherent in Emerging Economies and Analysts Forecast Accuracy.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU”
Singapore.http://www.research. smu.edu.sg/or/pdfs/KungT_As snMacroE Uncertainty.pdf Longkani, Ravi and Firth, M, 2005. The Accuracy of IPO Profit Forecasts in Thailand and their Relationships with Stock Market Valuation. http://test.ccfr.org.cn/cicf2004/ papers/5-4-2.doc. Nurjanti Takarini. 2003, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beta Saham di Bursa Efek Jakarta: Perbandingan Periode Sebelum dan Selama Krisis, Iktisadia, Vol 3 no.1 Priyanto, Duwi, 2008. Mandiri Belajar SPSS, Mediakom, Yogyakarta Strom, Niklas, 2005. Prospectus Forecast Information – Content and Relevance, Uppsala University Department of Business Studies, Swedia Sufiyati dan Naim, A. 1998. Pengaruh Leverage Operasi dan Leverage Finansial Terhadap Resiko Sistematik Saham (studi pada perusahaan public di Indonesia). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 13, No. 3, Juli, hal. 57-69. Yustita, V. Achmad T, 2012. Analisis Risiko
Prediksi
Potensi
Fraudulent
Financial
Statement Melalui Fraud Score Model. Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 1 Nomor 1. Hal.1-20.
Vol.13 No.2
April 2014
40