UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JUMLAH DAYA LISTRIK DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan oleh: HAFNIDA 060501107 EKONOMI PEMBANGUNAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Medan 2009 Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI Nama
: HAFNIDA
NIM
: 060501107
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi
: Perencanaan Pembangunan
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan Tanggal, Pembimbing Skripsi
(Dra.Raina Linda Sari, MSi) NIP. 19630907 198803 2 002
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN BERITA ACARA UJIAN Hari
:
Tanggal
:
Nama
: HAFNIDA
NIM
: 060501107
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi
: Perencanaan Pembangunan
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan Ketua Departemen
(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec) NIP. 132 206 574
Penguji I
(Ilyda Sudardjat, SSi, MSi) NIP. 19730325 200801 2 007
Pembimbing skripsi
(Dra.Raina linda Sari, MSi) NIP. 19630907 198803 2 002
Penguji II
(Syarief Fauzi, SE, M.Acc, Ak) NIP. 19750909 200801 1 012
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK Nama
: HAFNIDA
NIM
: 060501107
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi
: Perencanaan Pembangunan
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan Tanggal, Ketua Departemen
(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec) NIP 132 206 574 Tanggal, Dekan
(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP 131 285 985
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan”. Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 45 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan timbal balik (saling mempengaruhi satu sama lain), hubungan satu arah atau tidak ada hubungan sama sekali antara jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah terhadap permintaan jumlah daya listrik di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan model analisa regresi liner. Data yang ada diproses dengan menggunakan perangkat lunak Eviews 5. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah maka semakin tinggi pula permintaan jumlah daya listrik. Dengan mengetahui hubungan diantara variabel-variabel, kaedah OLS digunakan untuk melakukan estimasi. Hasil estimasi menunjukkan jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah berpengaruh signifikan terhadap permintaan jumlah daya listrik. Kata-kata kunci: Permintaan, jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga, luas bangunan rumah.
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
ABSTRACT The title of this research is “Factors That Affected the Amount of Electrical Power Demand in Medan City”. This observation uses 45 respondents. The aim of this research is to know whether there are two ways relationship (influence each other), one way relationship or no relationship at all between the number of electrical appliances, number of families, and the house building area to the electrical power demand in Medan city. This research uses linier regression analysis model. The presence data were processed by Eviews 5 software using. Hypothesis results shown that when the number of electrical appliances, number of families, and the house building area are increase, the electrical power demand increases also. By knowing the relationship between these variables, the OLS method is used to conduct the estimation. The estimation result shown that the number of electrical appliances, number of families, and the house building area influence significantly to electrical power demand. Keywords: Demand, number of electrical appliances, number of families, house building area.
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
KATA PENGANTAR Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihakdan pada ksempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Raina Linda Sari, MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan bimbingan, saran, masukan, kritikan dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Ilyda Sudardjat SSi, MSi selaku dosen penguji I yang telah banyak memberikan petunjuk, saran dan kritik yang membangun pada penulis. 5. Bapak Syarief Fauzi, SE, M.Acc, Ak selaku dosen penguji I yang telah banyak memberikan petunjuk, saran dan kritik yang membangun pada penulis. 6. Ibu Dra.T. Diana Bakti, MSi selaku dosen wali yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan. 7. Seluruh staf pengajar dan karyawan pada Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara yang telah mengajarkan ilmu dan memberikan dukungan selama mengikuti perkuliahan. Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
8. Pimpinan dan seluruh Staf Administrasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dan PT PLN (Persero) Cabang Medan atas bimbingan dan kerjasamanya mengijinkan, memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dalam melaksanakan riset skripsi ini. 9. Orang tua tercinta yaitu Bapak H. Ir Syafruddin Hasan, MT dan Ibunda
Hj.
Chairani br Sirait, BSc yang telah mendidik, mengasihi dan mendukung di dalam moriil maupun spiritual dan finansial serta kasih sayang mereka yang tak pernah terputus. Saudara kandung penulis Teteh Tia dan Adik Taufik, yang selalu memberi semangat dan doa. 10. Kawan-kawan dekat Citra, Rini, Eny, Nova, Erlina, Lily, Devi, Vera, Reni, Opi, Ela untuk kehadiran kalian sebagai teman-teman terbaik di setiap harinya yang begitu berkesan bagi penulis. 11. Teman-teman di Departemen Ekonomi Pembangunan, khususnya angkatan 06 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan warna dan kebersamaan pada setiap hari yang kita lewati bersama. 12. Kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya.
Medan, Desember 2009 Penulis,
HAFNIDA Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
DAFTAR ISI
ABSTRACT ..................................................................................................................... i ABSTRAK ....................................................................................................................... ii KATA PENGANTAR....................................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 7 1.3 Hipotesis .................................................................................................. 8 1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8 1.5 Manfaat .................................................................................................... 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 10 2.1 Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan ................................ 10 2.1.1 Sumber Daya Energi......................................................................... 10 2.1.2 Jenis Sumber Daya Energi ................................................................ 11
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
2.1.3 Kelangkaan Sumber Daya Energi ..................................................... 11 2.1.4 Peranan Energi dalam Pembangunan di Indonesia ............................ 12 2.1.5 Listrik Sebagai Sumber Energi ......................................................... 13 2.1.6 Peranan Tenaga Listrik Dalam Pembangunan ................................... 14 2.1 Landasan Teori.......................................................................................... 15 2.2.1 Pengertian Permintaan ...................................................................... 15 2.2.2 Fungsi Permintaan ............................................................................ 15 2.2.3 Hukum Permintaan ........................................................................... 16 2.2.4 Elastisitas Permintaan ....................................................................... 18 2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Permintaan .............. 21 2.2.6 Rumah Tangga Sebagai Konsumen................................................... 25 2.3 Riset Terdahulu ......................................................................................... 27
BAB III
METODE PENELITIAN ................................................................................ 29 3.1 Lokasi Penelitian ...................................................................................... 29 3.2 Responden ............................................................................................... 29 3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 29 3.4 Penentuan Populasi dan Sampel ............................................................... 29 3.5 Pengolahan Data ....................................................................................... 30 3.6 Model Analisis Data ................................................................................. 30 3.7 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) .................................................. 31
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
3.7.1 Koefisien Determinasi (R-Square). ................................................... 31 3.7.2 Uji t-Statistik .................................................................................... 32 3.7.3 Uji F-Statistik ................................................................................... 33 3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ............................................................. 35 3.8.1 Multikolinearitas. ............................................................................. 35 3.8.2 Heteroskedastisitas ........................................................................... 36 3.8.3 Uji Linieritas .................................................................................... 37 3.8.3 Uji Normalitas .................................................................................. 37 3.9 Defenisi Operasional ................................................................................. 38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 39 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ...................................................................... 39 4.1.1 Kondisi Geografis Pemerintahan Kota Medan .................................. 39 4.1.2 Perkembangan Penduduk .................................................................. 39 4.2 Gambaran Umum PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara .................. 40 4.2.1 Sejarah Berdirinya PLN Wilayah II Sumatera Utara ......................... 40 4.2.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ..................................................... 43 4.2.3 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ....... 44 4.3 Tarif Dasar Listrik ..................................................................................... 48 4.4 Analisis Hasil Penelitian............................................................................ 50 4.4.1 Karakteristik Responden ................................................................... 50
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
4.4.2 Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik(X1) .................................... 51 4.4.3 Jumlah Tanggungan Keluarga (X2) ................................................... 51 4.4.4 Luas Bangunan Rumah (X3). ............................................................ 52 4.5 Analisis Hasil Regresi ............................................................................... 52 4.5.1 Hasil Regresi .................................................................................... 52 4.5.2 Koefisien Determinasi (R2) ............................................................... 53 4.5.3 Pengujian t-Statistik .......................................................................... 53 4.5.4 Pengujian F-Statistik......................................................................... 57 4.6 Pengujian Asumsi Klasik .......................................................................... 58 4.6.1 Multikolinearitas. ............................................................................. 58 4.6.2 Heteroskedastisitas ........................................................................... 59 4.6.3 Uji Normalitas .................................................................................. 60 4.6.4 Uji Linearitas .................................................................................... 61 4.7 Interpretasi Hasil Regresi .......................................................................... 61 4.7.1 Konstanta dan Intercept .................................................................... 62 4.7.2 Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik (X1) ................................... 62 4.7.3 Jumlah Tanggungan Keluarga (X2) ................................................... 62 4.7.4 Luas Bangunan Rumah (X3).............................................................. 63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 64 5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 64
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
5.2 Saran ........................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 67 LAMPIRAN ..................................................................................................................... 68
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
DAFTAR TABEL No.Tabel
Judul
1.1
Perkembangan Jumlah Pelanggan di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan (Orang)
1.2
Perkembangan Jumlah kVA Daya Tersambung di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan (kVA)
1.3
Perkembangan Jumlah GWh yang Dijual di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan (GWh)
4.1
Tarif Dasar Listrik
4.2
Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik
4.3
Jumlah Tanggungan Keluarga
4.4
Luas Bangunan Rumah
4.5
Hasil Uji t-Statistik
4.6
Hasil Pengujian Multikolinearitas
4.7
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
4.8
Hasil Pengujian Linearitas
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
DAFTAR GAMBAR No.Gambar
Judul
2.1
Pengaruh Perubahan Harga Barang X Terhadap Jumlah Barang X Yang Diminta
3.1
Kurva Uji t-Statistik
3.2
Kurva Uji F-Statistik
3.3
Kurva Uji t Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik
3.4
Kurva Uji t Jumlah Tanggungan Keluarga
3.5
Kurva Uji t Luas Bangunan Rumah
3.6
Kurva Pengujian F-Statistik
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Data Variabel Regresi
Lampiran 2
Hasil Regresi
Lampiran 3
Uji Multikolinearitas
Lampiran 4
Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 5
Uji Linearitas
Lampiran 6
Uji Normalitas
Lampiran 7
Questioner Penelitian
Lampiran 8
Surat Izin Riset
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang terus-menerus dilaksanakan melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala aspek, yang mana untuk mewujudkan kondisi yang lebih baik secara materiil maupun spirituil. Salah satu aspek yang amat penting dalam pembangunan tersebut adalah pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi itu pada dasarnya meliputi usaha masyarakat keseluruhan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakat. Pembangunan nasional dengan pendayagunaan sumber daya alam yang tersedia sebagai pokok-pokok
kemakmuran
rakyat
dilaksanakan
secara
terencana
rasional,
optimal,
bertanggungjawab dan berpedoman pada tata ruang nasional yang berwawasan nusantara serta tetap memperhatikan kelestarian fungsi-fungsi lingkungan hidup sesuai dengan asas pembangunan. Karena itu sumber daya alam yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang dimanfaatkan untuk pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945. Proses pembangunan itu sendiri pastinya tidak berjalan dengan sendirinya, akan tetapi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi jalannya roda pembangunan tersebut adalah tenaga listrik. Dalam upaya memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, tenaga listrik sebagai bagian dari cabang produksi penting bagi negara dan sangat menunjang upaya tersebut. Sebagai salah satu hasil pemanfaatan Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
kekayaan alam yang menguasai hidup orang banyak, tenaga listrik digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Tenaga listrik merupakan sarana produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Sebagai sarana produksi, tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang baik serta harga yang terjangkau merupakan penggerak utama dan dapat mendorong laju pembangunan di sektor lain. Pembangunan di berbagai sektor ini sangat penting bagi tercapainya tujuan pembangunan seperti menciptakan lapangan kerja meningkatkan pendapatan nasional, mengubah struktur ekonomi yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan tenaga listrik lagi. Di samping itu tersedianya tenaga listrik yang merata dan dipergunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan lapangan masyarakat. Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap oleh konsumen (energi final), tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk mencapai sasaran pembangunan nasional. Dengan demikian, pembangunan ketenagalistrikan akan memperoleh prioritas yang tinggi merupakan bagian terpadu dari pembangunan nasional, sehingga diusahakan serasi, selaras, dan serempak dengan tahapan pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sasaran pembangunan ketenagalistrikan harus selalu menunjang setiap tahapan pembangunan nasional baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun dalam peningkatan ekonomi. Di samping itu, listrik merupakan tulang punggung bagi awal dan kelanjutan pengembangan industri dan tingkat hidup masyarakat. Hal ini dikarenakan energi listrik merupakan bahan bakar bagi industri tersedianya tenaga listrik akan memudahkan perkembangan industri sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu adanya penerangan listrik Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
memungkinkan masyarakat melakukan aktivitas di malam hari yang akan dapat menambah penghasilan. Listrik juga merupakan komoditi yang mempunyai kekhususan yaitu karena kevitalannya sehingga merupakan jasa publik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak dan karena sifatnya yang merupakan natural monopoli di mana distribusi dan transmisinya yang tidak dapat dilakukan oleh banyak perusahaan. Tidak dapat dibayangkan apabila setiap perusahaan pembangkit listrik membangun sendiri jaringan distribusi dan transmisinya, maka udara akan dipenuhi oleh kabel-kabel listrik. Oleh karena itu meskipun terdapat perusahaan pembangkit listrik swasta namun yang berhadapan langsung dengan konsumen listrik merupakan sebagian besar masyarakat Indonesia adalah PLN (Pembangkit Listrik Negara). Adanya monopoli listrik oleh PLN ini bertujuan agar kesejahteraan masyarakat dapat diutamakan karena pemerintah memberikan harga yang baik daripada bila pendistribusian listrik dilakukan oleh perusahaan swasta. Untuk Indonesia, kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh PLN Pusat, sedangkan untuk Sumatera Utara kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh PLN Wilayah Sumatera Utara, dan untuk Kota Medan kebutuhan listrik masyarakatnya dipenuhi oleh PLN Cabang Medan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 mengenai jumlah pelanggan, tabel 1.2 mengenai jumlah daya tersambung dan tabel 1.3 jumlah energi listrik yang dijual.
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Tabel 1.1 Perkembangan jumlah pelanggan di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan (Orang) Tahun
Jumlah pelanggan Indonesia
Sumatera Utara
Medan
2003
32151416
1985225
383147
2004
33366446
2051642
395380
2005
34559353
2129471
412296
2006
35751224
2218729
427702
Sumber : PLN Wilayah Sumatera Utara Dari tabel 1.1 diatas dapat dilihat perkembangan permintaan listrik di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan selama tahun 2003 sampai tahun 2006. Selama 4 tahun tersebut jumlah pelanggan listrik terus meningkat baik di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan. Di Indonesia, pada tahun 2003 jumlah pelanggan 32.151.416 bertambah menjadi 35.751.224 pada tahun 2006. Untuk Sumatera Utara, jumlah pelanggan 1.985.225 pada tahun 2003 dan meningkat menjadi 2.218.729 pada tahun 2006. Sedangkan di Kota Medan, terjadi peningkatan sebesar 44.555 selama tahun 2003-2006. Meningkatnya jumlah pelanggan ini dikarenakan banyak didirikan perumahan-perumahan baru baik oleh perorangan maupun oleh pengembang juga semakin banyaknya jumlah rumah tangga yang semula tidak menggunakan listrik sekarang mulai menggunakan listrik. Selain itu perkembangan sektor industri dan komersial sebagai dampak dilaksanakannya pembangunan ekonomi di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan telah meningkatkan jumlah pelanggan listrik. Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Peningkatan jumlah pelanggan listrik diiringi dengan meningkatnya jumlah daya yang tersambung. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2 Perkembangan jumlah kVA daya tersambung di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan (kVA) Tahun
Jumlah daya tersambung (kVA) Indonesia
Sumatera Utara
Medan
2003
45590660
2285189
892908
2004
47852340
2409714
966387
2005
50717380
2525864
1012276
2006
53317530
2685590
1077407
Sumber : PLN Wilayah Sumatera Utara Untuk Indonesia, terjadi peningkatan sebesar 7.726.870 selama periode 2003-2006. Di Sumatera Utara, jumlah daya tersambung juga mengalami peningkatan dari 2.285.189 pada tahun 2003 menjadi 2.685.590 pada tahun 2006. Sedangkan Kota Medan sendiri jumlah daya tersambung bertambah sebanyak 184.499 selama tahun 2003-2006. Di samping itu, jumlah GWh yang dijual juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini:
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Tabel 1.3 Perkembangan jumlah GWh yang di jual di Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan (GWh) Tahun
Jumlah energi yang dijual (GWh) Indonesia
Sumatera Utara
Medan
2003
90440,95
4150,4
1872,8
2004
100097,47
4440,0
2038,4
2005
107032,83
4613,4
2137,8
2006
112609,83
4940,9
2284,8
Sumber : PLN Wilayah Sumatera Utara Di Indonesia, pada tahun 2003 jumlah GWh yang dijual 87088,74 meningkat menjadi 112609,83 pada tahun 2006. Sedangkan Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar 790,5 pada tahun 2003-2006, dan di Kota Medan jumlah GWh yang dijual bertambah sebanyak 412 untuk kurun waktu 2003-2006. Melihat pertumbuhan permintaan listrik yang tumbuh lebih cepat dari jumlah pelanggan listrik. Hal ini berarti permintaan listrik bukan hanya disebabkan meningkatnya penggunaan listrik oleh pelanggan. Perkembangan teknologi juga mendorong munculnya produk-produk baru yang menggunakan tenaga listrik. Di sisi lain pendapatan masyarakat yang meningkat akan menambah kemampuan masyarakat untuk pendapatan akan diikuti dengan meningkatnya permintaan.
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Pengamatan tersebut menunjukkan pemasangan sambungan listrik di Indonesia, khususnya di Kota Medan terus mengalami peningkatan yang banyak dipengaruhi berbagai faktor-faktor yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen. Hal ini terlihat semakin banyaknya lahan-lahan persawahan yang sekarang dijadikan sebagai pemukiman. Dengan bertambahnya pemukiman baru maka akan dapat mempengaruhi berubahnya permintaan jumlah daya listrik. Bertambahnya penduduk yang tinggal di Kota Medan juga menyebabkan semakin padatnya setiap daerah, sehingga menambah jumlah rumah tangga yang ada. Dimana pada umumnya, rumah tangga melakukan permintaan yaitu membeli barang dan jasa denga tujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan rumah tangga yang dapat dipenuhi dengan adanya listrik. Misalnya untuk penerangan rumah dan untuk menghidupkan peralatanperalatan rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang sangat kompleks. Dengan demikian permintaan jumlah daya listrik yang diminta oleh rumah tangga mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik mengangkat masalah ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan.” 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh jumlah alat yang menggunakan listrik terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
2. Bagaimana pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan 3. Bagaimana pengaruh luas bangunan rumah terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan 1.3 Hipotesis Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada yang masih perlu dikaji kebenarannya melalui data-data yang terkumpul. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesanya adalah sebagai berikut: 1. Jumlah alat yang menggunakan listrik berpengaruh positif terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan 2. Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan 3. Luas bangunan rumah berpengaruh positif terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah alat yang menggunakan listrik terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan.
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh luas bangunan rumah terhadap jumlah daya listrik di Kota Medan.
1.5 Manfaat penelitian 1. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemasangan sambungan listrik di kota Medan. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak PT PLN (Persero) dalam mengambil keputusan. 3. Untuk menambah, melengkapi sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada yang menyangkut topik yang sama. 4. Sebagai bahan masukan bagi kalangan akademis dan peneliti yang tertarik membahas masalah ketenagalistrikan.
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Alam dan energi dalam pembangunan 2.1.1 Sumber daya energi Sumber daya adalah segala sesuatu yang berguna dan membangun nilai didalam kondisi dimana kita menemukannya. Girma (1989) mendefinisikan sumber daya sebagai aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Selain itu Rees (1990) lebih jauh mengatakan bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai sumber daya harus memiliki 2 kriteria, yaitu: Harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk memanfaatkannya. Harus ada permintaan (demand) terhadap sember daya tersebut.(Akhmad Fauzi, 2004) Sumber daya alam dan energi bisa meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang hidup maupun benda mati, berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan pengusahaannya memenuhi kriteria-kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan. Sumber daya energi di sisi lain merupakan sumber daya yang digunakan untuk kebutuhan menggerakkan energi melalui proses transformasi panas maupun transformasi energi lainnya.
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Sumber daya energi terdiri dari sumber daya alam non-hayati mineral patra, yaitu minyak bumi dan gas bumi, mineral seperti batubara dan uranium. Sumber daya energi di luar air dan minyak/gas bumi, seperti panas bumi, surya, angin, arus laut, pasang surut, panas laut serta sumber daya alam hayati seperti kayu bakar. Energi itu sendiri dapat berupa energi kimiawi, listrik, gelombang, nuklir, mekanis, dan panas. 2.1.2 Jenis sumber daya energi Menurut Sukanto Reksohadiprojo (1994), jenis-jenis sumber daya energi dapat dibedakan atas 2 yaitu: a. Sumber daya energi yang dapat diperbaharui Sumber daya energi yang dapat diperbaharui atau dapat diisi kembali atau tidak terhabiskan (renewable) adalah sumber daya energi yang bisa dihasilkan kembali baik secara alami maupun dengan bantuan manusia. b. Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya energi yang habis sekali pakai. Misalnya: minyak bumi, gas bumi, dan batu bara. 2.1.3 Kelangkaan sumber daya energi Makin menipisnya sumber daya energi menimbulkan kekhawatiran tidak lancarnya perekonomian. Usaha manusia untuk menghindari semakin langkanya sumber daya energi telah banyak dilakukan. Usaha tersebut diwujudkan antara lain dalam bentuk substitusi dalam produksi, substitusi dalam konsumsi, dan inovasi teknologi hemat sumber daya energi. Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Substitusi dalam produksi dapat dilakukan dengan mengubah kombinasi masukan maupun penggantian masukan dengan substitusinya. Substitusi dalam konsumsi dilakukan antara lain dengan mengganti barang-barang konsumsi tanpa mengubah kualitas/kegunaan konsumsi. Inovasi teknologi untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya energi tersebar nampaknya terus mengalami kemajuan. Akan tetapi meskipun usaha-usaha mengatasi kelangkaan ternyata masih menjadi momok bagi masyarakat. Perbedaan kondisi tersedianya sumber daya energi akan membatasi pertumbuhan potensial suatu perekonomian sebab kelangkaan sumber daya energi dalam segala bentuknya akan sangat mempengaruhi ruang gerak dalam berproduksi. 2.1.4 Peranan Energi dalam Pembangunan di Indonesia Energi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi tercapainya sasaran pembangunan. Peranan energi untuk pembangunan di Indonesia mencakup dua hal yaitu sebagai sumber dana pembangunan (penerimaan pemerintah) yang berasal dari devisa (ekspor) dan yang utama untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang dibutuhkan dalam pembangunan. a. Peranan energi sebagai sumber penerimaan negara Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (penerimaan migas), memberikan sumbangan yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Walaupun peranan minyak dan gas bumi dalam penerimaan negara relatif semakin menurun, namun dalam jangka waktu lima tahun terakhir (1996/97-1999/2000) rata-rata penerimaan minyak dan gas bumi dibandingkan dengan jumlah penerimaan dalam negeri masih mencakup yaitu sekitar 30%.
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Penerimaan minyak dan gas bumi dipengaruhi antara lain oleh besarnya tingkat produksi minyak mentah dan kondesat, volume ekspor LNG dan LPG, harga minyak mentah dan biaya produksi. Unsur lain yang juga penting dan mempengaruhi besarnya penerimaan minyak dan gas adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Selain sebagai sumber penerimaan negara minyak dan gas bumi juga berperan sebagai sumber penerimaan devisa.
b. Peranan energi untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri Dalam hal ini terlihat bahwa hubungan perekonomian dengan energi sedemikian kuat, peningkatan kegiatan ekonomi biasanya diikuti dengan meningkatnya konsumsi energi. Di Indonesia tercermin dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun mengakibatkan pertumbuhan konsumsi energi meningkat sebesar 10%. Hubungan tersebut dikenal dengan “elastisitas energi” terhadap kegiatan energi, atau dapat didefinisikan sebagai perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan kegiatan ekonomi. 2.1.5 Listrik sebagai Sumber Daya Energi Tenaga listrik merupakan sarana produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Sebagai sarana produksi, tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang baik serta harga yang terjangkau merupakan penggerak utama dan sangat mendorong laju pembangunan di berbagai sektor lain. Pembangunan di berbagai sektor ini sangat penting bagi tercapainya tujuan pembangunan seperti menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
mengubah struktur ekonomi, yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan tenaga listrik. Di samping itu, tersedianya tenaga listrik yang merata dan dipergunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Minyak bumi, gas bumi dan batu bara merupakan sumber daya energi yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi listrik. Pemanfaatan minyak bumi, gas bumi dan batu bara sebagai pemasok untuk memproduksi listrik di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keterbatasan cadangan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri menyebabkan pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk melakukan diversifikasi energi untuk sektor Pembangkit Listrik Negara (PLN) bentuk diversifikasi ini telah dapat dirasakan dengan berdirinya pusat-pusat pembangkit listrik tenaga air, tenaga gas, maupun panas bumi. Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap dipergunakan oleh konsumen, tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk mencapai sasaran pembangunan, sehingga perlu diusahakan serasi, selaras, dan serempak dengan tahap pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sasaran pembangunan ketenagalistrikan harus selalu menunjang setiap tahap pembangunan nasional baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun dalam mendorong peningkatan ekonomi. 2.1.6 Peranan Tenaga Listrik dalam Pembangunan Listrik membawa peranan penting dalam pembangunan, bahkan tingkat pemakaian listrik telah menjadi salah satu ukuran bagi perkembangan dan kemajuan suatu negara. Aspek-aspek kehidupan manusia telah banyak dikuasai oleh listrik mulai dari kehidupan yang paling kecil sampai kepada yang besar sekalipun.
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Bagaimana pentingnya peranan listrik dapat ditinjau dari penggunaannya untuk beberapa bidang antara lain: bidang produksi dan pabrik, bidang penelitian dan riset, bidang pertahanan dan keamanan, bidang komunikasi dan mass media, bidang rumah tangga, dan lain sebagainya. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peranan listrik dalam pembangunan, demikian pula halnya untuk perbaikan kesehatan, pendidikan, dan sebagainya, peranan listrik ini sangat menentukan. Ini mengandung arti bahwa dalam pelaksanaan program pembangunan penyediaan tenaga listrik harus diutamakan, sehingga dengan demikian dapat membantu bidang-bidang lainnya. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian Permintaan Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan atas kebutuhan saja atau manusia mempunyai kebutuhan sehingga disebut permintaan absolute atau potensial. Dengan kebutuhan ini manusia atau individu mempunyai permintaan akan barang. Banyaknya penduduk suatu negara menunjukkan pula besarnya permintaan masyarakat negara tersebut akan suatu barang. Di dalam dunia nyata, suatu barang itu mempunyai harga di pasar. Oleh karena itu permintaan baru akan mempunyai arti pendukung oleh tenaga beli dari yang meminta barang tersebut. Permintaan yang didukung oleh kekuatan daya beli seseorang tergantung dari pendapatan yang dapat dibelanjakan dan harga barang. Secara matematis dapat dijelaskan bagaimana perubahan harga dan pendapatan secara bersama-sama mempengaruhi terhadap jumlah barang yang diminta. Supaya dapat dianalisis Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
dengan jelas tingkah laku konsumen yang dinyatakan dalam hukum permintaan. Artinya bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaannya membeli barang yang bersangkutan, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor yang lain dianggap konstan) (Sadono, 2003). 2.2.2 Fungsi permintaan Apabila permintaan digunakan dalam persamaan matematika maka persamaan tersebut merupakan fungsi permintaan. Menurut Ida Nuraini (2001) fungsi permintaan pada dasarnya menunjukkan perkaitan secara matematis antara harga dan jumlah barang yang diminta. Dalam prakteknya, hal-hal yang dianggap tetap atau cateris paribus justru yang mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap jumlah barang yang diminta. Oleh karena itu dapat dituliskan perluasan fungsi permintaan tersebut menjadi: Qx = f (Px, Py, I, T, A, N, P, R) Di mana: Qx
=
jumlah barang yang diminta
Px
=
harga barang x
Py
=
harga barang y (barang subsitusi, barang komplementer)
I
=
pendapatan masyarakat
T
=
selera masyarakat
A
=
promosi perusahaan
N
=
kondisi alam
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
P
=
jumlah penduduk
R
=
ramalan dimasa mendatang
2.2.3 Hukum Permintaan Teori konsumen menjelaskan bagaimana tingkah laku atau kegiatan konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsinya. Tingkah laku atau kegiatan tersebut dapat dijumpai kalau kita melihat bagaimana reaksi kosumen didalam bersangkutan, terhadap berubahnya selera yang dimiliki. Hukum permintaan menyatakan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah yang diminta akan barang tersebut turun. Dan jika harga suatu barang turun, maka jumlah yang diminta barang tersebut naik cateris paribus” (Sadono, 2003). Hukum permintaan menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta akan suatu barang dengan harga barang tersebut. Hukum permintaan pada hakikatnya menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah yang diminta akan barang tersebut. Hakikat hukum permintaan dapat ditulis sebagai berikut: 1. Kenaikan harga barang menyebabkan para konsumen mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti barang yang mengalami kenaikan harga. 2.
Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumen berkurang sehingga memaksa para konsumen untuk mengurangi pembelian berbagai jenis barang terutama yang mengalami kenaikan harga.
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Di dalam analisis permintaan perlu dibedakan antara dua istilah yaitu permintaan dan jumlah barang yang diminta. Dikatakan permintaan jika yang dimaksudkan adalah keseluruhan hubungan antara harga dan jumlah yang diminta maksudnya adalah banyak permintaan pada suatu tingkat harga tertentu (Sadono, 2003). Namun demikian, terdapat beberapa perkecualian sehingga hukum permintaan ini tidak berlaku, yaitu (Tati Suhartati dan Joerson, 2003) : 1. Kasus barang giffen Barang giffen adalah barang inferior, tetapi perlu dicatat bahwa tidak semua barang inferior adalah barang giffen. Dalam kasus ini ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat harga menyebabkan permintaan terhadap barang ini menunjukkan angka yang semakin meningkat. Oleh karena itu barang giffen dikatakan sebagai barang yang mempunyai slope kurva permintaan positif. 2. Kasus pengaruh harapan dinamis Dalam hal ini, perubahan jumlah yang diminta dipengaruhi oleh perubahan harga yang terkait dengan harapan konsumen. Artinya kenaikan harga suatu barang hari ini akan diikuti kenaikan permintaan terhadap barang tersebut, karena terselip adanya harapan bahwa barang tersebut akan terus mengalami kenaikan, contoh: valas. 3. Kasus barang prestise Pada kasus ini memasukkan kepuasan konsumen dalam pembelian suatu barang. Semakin tinggi harga suatu barang semakin tinggi kepuasan konsumen sehingga
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
meningkatkan unsure prestise, akibatnya semakin tinggi pula kesediaan konsumen untuk membayar harga barang tersebut, contoh: permata. 2.2.4 Elastisitas Permintaan Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan.
a. Koefisien elastisitas permintaan harga Adalah suatu angka penunjuk yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah barang yang diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas permintaan dihitung dengan menggunakan rumus:
Ed =
Presentase perubahan jumlah barang yang diminta Presentase perubahan harga
Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang. Yang terpenting adalah: (Sadono, 2003) •
Banyaknya barang pengganti yang tersedia
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Sekiranya sesuatu barang yang mempunyai banyak barang pengganti, permintaannya cenderung untuk bersifat elastis. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan dan sebaliknya. Permintaan barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena (i) jika kalau harga naik para pembelinya sukar memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak berkurang, dan (ii) kalau harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Dari uraian di atas dapat dirumuskan, semakin banyak jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastis sifat permintaannya.
•
Persentase pendapatan yang dibelanjakan Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
•
Jangka waktu analisis Semakin lama jangka waktu dimana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat permintaan bersifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang harus terjadi dalam pasar belum diketahui oleh para pembeli. Dalam jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap suatu barang. b. Elastisitas permintaan silang Adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain. Besarnya elastisitas silang dapat dihitung berdasarkan rumus:
Ec =
Presentase perubahan jumlah barang X yang diminta Presentase perubahan harga barang Y
Nilai elastisitas silang berkisar di antara tak terhingga yang negatif kepada tak terhingga yang positif. Barang-barang penggenap elastisitas silangnya bernilai negatif, jumlah barang X yang diminta berubah kearah yang bertentangan dengan perubahan harga barang Y. Nilai elastisitas silang untuk barang-barang pengganti dalah positif, yaitu permintaan terhadap suatu barang berubah kearah yang bersamaan dengan harga barang penggantinya. c. Elastisitas permintaan pendapatan Adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan pembeli. Besarnya elastisitas pendapatan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Ey =
Presentase perubahan jumlah barang yang diminta Presentase perubahan pendapatan
Elastisitas pendapatan dikatakan tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya adalah kurang dari satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang kecil saja Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dikatakan elastis apabila perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan permintaan yang lebih besar daripada perubahan pendapatan (Sadono, 2003). 2.2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Permintaan Permintaan akan suatu barang mengalami perubahan karena disebabkan oleh faktorfaktor selain harga tersebut antara lain: 1. Tingkat harga barang lain Tingkat harga barang lain yang mempengaruhi perubahan permintaan yaitu sebagai berikut (Sadono, 2003): a. Barang pengganti Apabila harga barang pengganti harganya bertambah murah maka barang yang digantikan permintaannya akan mengalami pengurangan. b. Barang pelengkap Apabila permintaan akan suatu barang meningkat maka permintaan terhadap barang pelengkapnya juga akan bertambah. 2. Harga Barang Itu Sendiri Suatu hipotesis ekonomi dasar adalah bahwa harga suatu komoditi dan kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif, dengan faktor lain tetapi sama dengan kata lain,
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
semakin rendah harga suatu komoditi itu akan semakin besar, dan semakin tinggi harga, semakin rendah jumlah yang diminta (Lipsey, 1995). Kurva permintaan digambarkan dengan asumsi bahwa setiap faktor, kecuali harga komoditi itu sendiri, dipertahankan konstan. Perubahan pada setiap variabel yang sebelumnya dipertahankan konstan akan menggeser kurva permintaan itu ke posisi yang baru (Lipsey, 1995). P
P2
P1 D Q2
Q1
Q
Gambar 2.1 Pengaruh perubahan harga barang X terhadap jumlah barang X yang diminta Harga digambarkan pada sumbu vertikal dan jumlah barang yang diminta konsumen pada sumbu horizontal. Bila harga barang X naik dari P1 menjadi P2 maka jumlah barang yang diminta akan turun dari Q1 menjadi Q2. Sebaliknya, jika harga barang X turun dari P2 menjadi P1, maka jumlah barang yang diminta akan naik dari Q2 menjadi Q1. 3. Pendapatan
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Pendapatan seseorang merupakan faktor yang sangat penting didalam menentukan corak permintaan atas berbagai macam barang, berdasarkan pada sifat perubahan permintaan yang berlaku. Apabila pendapatan berubah maka jenis barang dapat dibedakan sebagai berikut (Sadono, 2003) : a. Barang inferior Barang inferior yaitu barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Apabila pendapatan bertambah maka permintaan akan barang-barang inferior akan digantikan oleh barang-barang yang lebih baik mutunya. b. Barang essential Barang essential adalah barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang biasanya terdiri dari kebutuhan pokok masyarakat seperti makanan dan pakaian.
c. Barang normal Barang normal yaitu barang dimana permintaan atas barang akibat kenaikan pendapatan yang disebabkan oleh 2 faktor, yaitu: •
Pertambahan pendapatan menambah kemampuan untuk membeli lebih banyak barang.
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
•
Pertambahan pendapatan memungkinkan seseorang menukar konsumsi mereka dari barang yang kurang baik mutunya ke barang yang lebih baik mutunya.
d. Barang mewah Jenis-jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan mereka sudah relatif tinggi dan biasanya barang-barang tersebut baru dibeli masyarakat setelah dapat memenuhi kebutuhan yang pokok seperti makanan, pakaian dan perumahan. 4. Distribusi Pendapatan Sejumlah pendapatan masyarakat tertentu besarnya akan dapat menimbulkan corak permintaan yang berbeda apabila pendapatan tersebut berubah distribusinya. Sebagai contoh, apabila ada kenaikan pajak atas orang-orang kaya dan hasil pajak tersebut digunakan untuk menaikkan pendapatan pekerja yang bergaji rendah, maka corak permintaan atas berbagai barang mengalami perubahan. Barang-barang yang digunakan oleh orang kaya permintaannya berkurang, sedangkan permintaan atas barang-barang yang digunakan oleh orang yang baru meningkat pendapatannya akan bertambah.
5. Selera Perubahan selera yang lebih menyenangi suatu barang yang akan mendorong peningkatan permintaan atas barang tersebut. 6. Jumlah penduduk Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Secara tidak langsung pertambahan penduduk diikuti dengan perkembangan dalam kesempatan kerja sehingga akan menambah daya beli dalam masyarakat, selanjutnya akan menambah permintaan. Dalam lingkup rumah tangga, jumlah anggota keluarga yang dependen terhadap penerima penghasilan menentukan sedikitnya permintaan rumah tangga tersebut, misalnya anak yang belum bekerja. 7. Ekspektasi Ekspektasi akan terjadi kenaikkan harga dan kelangkaan barang di pasar akan mendorong seseorang membeli barang-barang pada saat sekarang untuk menghindari kemungkinan harus membayar lebih tinggi dari masa depan. Dari faktor-faktor lain yang berpengaruh pada permintaan suatu barang. 2.2.6 Rumah Tangga Sebagai Konsumen Konsumen adalah semua anggota masyarakat yang menerima uang dan kemudian membelanjakan untuk pembelanjaan barang dan jasa. Dalam perekonomian konsumen bertindak sebagai pemakai barang dan jasa untuk dikonsumsi. Konsumen pada umumnya terdiri dari individu atau perorangan dalam masyarakat dalam kenyataannya sebagian besar terkumpul dalam suatu rumah tangga. Menurut Lipsey sebuah rumah tangga didefinisikan sebagai semua orang yang bertempat tinggal dalam satu atap dan memuat keputusan keuangan bagi mereka. Sedangkan pengertian rumah tangga menurut Sadono Sukirno adalah pemilik dari berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Menurut Lipsey rumah tangga dapat dirumuskan sebagai berikut: Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
1. Rumah tangga mengambil keputusan yang konsisten seperti rumah tangga itu terdiri dari satu orang, sehingga dapat dikatakan bahwa rumah tangga merupakan titik pusat perilaku konsumen. 2. Rumah tangga secara konsisten berusaha memperoleh keputusan maksimal atau utilitas dalam batas sumber daya yang tersedia. 3. Rumah tangga merupakan pemilik utama faktor produksi yang dijual pada perusahaan dan menerima penghasilan sebagai imbalannya. Menurut Sadono Sukirno, pada umumnya rumah tangga menggunakan penghasilannya untuk 2 macam tujuan, yaitu: 1. Membeli berbagai macam barang atau jasa yang diperlukan memungkinkan rumah tangga menjadi konsumen. Pada perekonomian yang rendah taraf perkembangannya sebagian besar pendapatan dibelanjakan untuk keperluan sehari-hari yang paling pokok (makan dan pakaian). 2. Disimpan atau ditabung Penabung ini dikatakan untuk memperoleh bunga atau deviden dan sebagai dana untuk menghadapi berbagai kemungkinan kesusahan di masa depan atau untuk berjaga-jaga. 2.3 Riset Terdahulu Dalam hal ini memuat berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain, dan permasalahan yang diangkat juga pernah dilakukan oleh beberapa peneliti lain, baik itu melalui
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
penelitian biasa, tesis, dan skripsi. Yang mana berbagai penelitian ini mendasari pemikiran penulis dalam penyusunan skripsi, seperti oleh beberapa penelitian di bawah ini: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriana Hayati tahun 2003 tentang “ Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Listrik Pada Rumah Tangga”. Penelitian ini dilakukan di Dusun Nambongan, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap listrik didapatkan hasil: a. Bahwa faktor pendapatan keluarga berpengaruh positif dan signifikan. Sehingga apabila pendapatan keluarga tinggi maka akan menaikkan permintaan listrik, dan sebaliknya. b. Bahwa faktor pengeluaran energi (minyak tanah, kayu bakar, gas, dan premium/solar) berpengaruh negatif dan signifikan. Sehingga apabila pengeluaran energi tinggi maka akan menurunkan permintaan listrik, dan sebaliknya. c. Bahwa faktor jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan. Sehingga apabila jumlah tanggungan bertambah maka akan menaikkan permintaan listrik, dan sebaliknya. d. Bahwa faktor luas bangunan rumah berpengaruh positif dan signifikan. Sehingga apabila luas bangunan rumah bertambah maka akan menaikkan permintaan listrik, dan sebaliknya. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Zulhamsyah Dedy Wibisono tahun 2004 tentang “ FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Permintaan Konsumen Terhadap Listrik”. Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Penelitian ini dilakukan di Desa Sidoarum, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap listrik didapatkan hasil: a. Bahwa faktor pendapatan keluarga berpengaruh positif dan signifikan. Sehingga apabila pendapatan keluarga tinggi maka akan menaikkan permintaan listrik, dan sebaliknya. b. Bahwa faktor kepemilikan barang-barang elektronik berpengaruh secara positif dan signifikan. Hal ini mengakibatkan apabila suatu keluarga memiliki lebih banyak barangbarang elektronik maka akan menaikkan permintaan listrik. c. Bahwa tarif dasar listrik berpengaruh secara positif dan signifikan. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa tarif dasar listrik berpengaruh secara negatif dan signifikan. Semua ini dikarenakan permintaan listri pada daya yang lebih besar cenderung tidak terkontrol dan boros mengingat fasilitas-fasilitas yang dimiliki yang menggunakan listrik jauh lebih lengkap daripada konsumen yang menggunakan daya yang lebih rendah.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang. Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
3.2 Responden Yang menjadi responden adalah konsumen rumah tangga, di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang. 3.3 Jenis dan Sumber Data a. Data Primer, diperoleh dari wawancara langsung kepada responden/kosumen rumah tangga pengguna listrik Tarif R1/Daya 450VA, 900VA, 1300VA,2200VA melalui daftar pertanyaan atau kuesioner yang disediakan. b. Data Sekunder, merupakan data tambahan yang menjadi data pendukung data primer. Diperoleh dari pihak berwenang PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, PT.PLN Cabang Medan, juga dari bulletin, informasi, buku, majalah, yang berkaitan dengan penelitian. 3.4 Penentuan Populasi dan Sampel Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran baik kuantitatif tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Sedangkan sampel adalah bagian populasi sebagai wakil yang hendak diselidiki. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan non probability sampling, yaitu Quota Sampling. Quota Sampling adalah suatu metode yang lebih mementingkan tujuan penelitian dalam menentukan sampling penelitian. Quota Sampling digunakan hanya untuk menentukan unit populasi yang akan dijadikan sampel penelitian, dimana sampel tersebut diberi questioner (Burhan Bungin, 2005). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 rumah tangga yang menjadi
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
pelanggan di Keluruhan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang yang menggunakan daya 450VA, 900VA, 1300VA, 2200VA tarif R1. 3.5 Pengolahan data Penulis menggunakan Program computer E.Views 5 untuk mengolah data skripsi. 3.6 Model Analisis Data Model analisis yang digunakan dalam menganalisa adalah model ekonometrika, sedangkan metode yang dipakai adalah metode OLS (Ordinary of Least Squares) atau Metode Kuadrat Terkecil Biasa. Data yang digunakan di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistika yaitu persamaan linier berganda. Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = f (X1, X2, X3)…………………………………….(1) Dengan spesifikasi model sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + μ……………………..(2) Dimana: Y
=
jumlah daya listrik (VA)
α
=
intercept/konstanta
β1,β2,β3
=
koefisien regresi
X1
=
jumlah alat yang menggunakan listrik (unit)
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
X2
=
jumlah tanggungan keluarga (orang)
X3
=
luas bangunan rumah (m2)
μ
=
kesalahan pengganggu/terms error
Secara sistematis bentuk hipotesanya adalah sebagai berikut:
> 0, artinya jika X1 (jumlah alat yang menggunakan listrik) meningkat, maka Y (jumlah daya listrik) akan mengalami kenaikan, cateris paribus.
> 0 artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (jumlah tanggungan keluarga), maka Y (jumlah daya listrik) mengalami kenaikan, ceteris paribus.
> 0 artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (luas bangunan rumah), maka Y (jumlah daya listrik) mengalami kenaikan, ceteris paribus.
3.7 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) 3.7.1 Koefisien determinasi (R-square) Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersamaan mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen. 3.7.2 Uji t-statistik Uji t-statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, dengan Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
menganggap variabel dependen lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho : bi = b Ha : bi ≠ b Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-I nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y. Bila nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:
Dimana: bi
=
koefisien variabel ke-i
b
=
nilai hipotesis nol
Sbi
=
simpang baku dari variabel independen ke-i
Kriteria pengambilan keputusan:
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Ho: β= 0 Ho diterima (t-hitung < t-tabel) artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Ha: β= 0
Ha diterima (t-hitung > t-tabel) artinya variabel independen secara parsial
berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ho ditolak
Ho ditolak H0 : diterima
Gambar 3.1 Kurva Uji T-Statistik
3.7.3 Uji F-statistik Uji F-statistik adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya sec ara bersama-sama ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel maka Ho ditolak yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:
Dimana: R2
=
Koefisien determinasi
K
=
Jumlah variabel independen ditambah intercept dari model persamaan
n
=
Jumlah sampel
Ha diterima Ho diterima
0
Gambar 3.2 Kurva Uji F Statistik
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
3.8 Uji Penyimpangan asumsi klasik 3.8.1 Multikolinearitas Merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel lainnya. Hubungan yang terjadi bisa sempurna, bisa juga tidak sempurna. Multikolinearitas dapat
dideteksi dengan melihat
R2
yang tinggi.
Multikolinearitas menjadi masalah jika derajat multikolinearitasnya tinggi, jika derajat multikolinearitasnya rendah maka tidak menjadi masalah yang berarti. Dengan metode Klein derajat multikolinearitas dapat dilihat melalui koefisien determinasi parsial dari regresi antara variabel dependen yang digunakan dalam model penelitian. Jika r2 Xi, Xj ≤ R 2 Y, X1, X2…….Xk maka tingkat multikolinearitas yang akan terjadi cukup rendah dan tidak menjadi masalah. Satu asumsi model regresi klasik adalah bahwa tidak terdapat multikolinearitas diantara variabel yang menjelaskan termasuk dalam model. Multikolineritas berarti adanya hubungan linier yang “sempurna” atau pasti, di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Masalah multikolinearitas bisa timbul karena berbagai sebab, pertama sifat-sifat yang terkandung dalam kebanyakan variabel ekonomi berubah bersama-sama sepanjang waktu. Besaran-besaran ekonomi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama. Oleh karena itu, sekali faktor-faktor yang mempengaruhi itu menjadi operatif, maka seluruh variabel akan cenderung berubah dalam satu arah. Kedua, penggunaan nilai lag (lagged value) dari variabel-variabel bebas tertentu dalam model regresi. Pengujian terhadap gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien determinasi parsial, (r2) dengan koefisien determinasi majemuk (R2) regresi awal atau yang disebut dengan metode Klein rule of Thumbs. Jika r2 < R2 maka tidak ada multikolinearitas (Gujarati, 2003). Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
3.8.2 Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan salah satu asumsi Ordinary Least Square (OLS) jika varians residualnya dilakukan dengan white test yaitu dengan cara meregres logaritma residual kuadrat terhadap variabel penjelas. Pada white test terdapat beberapa tahap, antara lain: Membuat regresi persamaan dan membuat residualnya Uji dengan Chi-square tabel (χ2) χ2 = n R2 Keterangan: n
=
jumlah observasi
R2
=
koefisien determinasi
Keputusan ada tidaknya heteroskedastisitas ditentukan jika: -
χ2 hitung > χ2 tabel, maka ada heteroskedastisitas
-
χ2 hitung < χ2 tabel, maka tidak ada heteroskedastisitas Ada beberapa metode yang telah dikemukakan untuk menguji kehadiran situasi
heterokedastisitas dalam varian erroe terms suatu model regresi. Adapun metode-metode itu antara lain: (1) Metode Park; (2) Metode Glejser; (3) Metode Goldfeld-Quandt; (4) Metode Spearman Rank Correlation. Sedangkan cara-cara untuk mengatasi heterokedastisitas yaitu: pertama, melakukan transformasi dalam bentuk membagi model regresi asal dengan salah satu variabel bebas yang digunakan dalam model ini, kedua yaitu dengan melakukan transformasi log (Sritua Arief, 2006).
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
3.8.3 Uji Linieritas Uji digunakan untuk dapat melihat apakah spesifikasi model yang akan digunakan sudah benar atau tidak. Dengan menggunakan uji ini akan dapat mengetahui bentuk model empiris dan menguji variabel yang relevan untuk dimasukkan ke dalam model empiris. Salah satu uji yang digunakan untuk menguji linieritas adalah Uji Ramsey (Ramsey Reset Test). Uji ini dikembangkan oleh Ramsey pada tahun 1969. Ramsey menggunakan suatu uji yang disebut general test of specification error (Wahyu Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007).
3.8.4 Uji Normalitas Untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu, maka perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Jarque-Bera Test (J-B test). Cara lain utuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan menggunakan J-B test ini adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka probability > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka probability < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Wahyu Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007).
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
3.9 Definisi Operasional 1. Jumlah daya listrik (Y) adalah besarnya jumlah permintaan daya yang dilakukan pada sebuah rumah tangga (VA). 2. Jumlah alat yang menggunakan listrik (X1) adalah banyaknya alat yang menggunakan listrik yang dipakai dalam satu rumah tangga pengguna tenaga listrik (unit). 3. Jumlah tanggungan keluarga (X2) adalah banyaknya orang yang terdapat dalam suatu keluarga (orang). 4. Luas bangunan rumah (X3) adalah besarnya luas bangunan rumah yang dihuni oleh suatu keluarga (m2).
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi daerah penelitian 4.1.1 Kondisi geografis pemerintahan Kota Medan Pemerintahan Kota Medan merupakan salah satu daerah tingkat II (Dati II) yang terdapat di provinsi Sumatera Utara dan sekaligus menjadi ibukota provinsi tersebut. Luas wilayah pemerintahan Kota Medan adalah 263 km2. Di sebelah utara berbatasan dengan selat Sumatera, sebelah barat dengan Kecamatan Sunggal (Kabupaten Deli Serdang), dan di sebelah timur dengan Kecamatan Percut Sei Tuan (Kabupaten Deli Serdang). Secara administratif pemerintahan Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Potensi lahan yang dimiliki Kota Medan sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan industri dan pertanian. Pemerintahan Kota Medan terletak pada ketinggian 2,5-37,5 m dari permukaan laut dengan kemiringan 0-2% (datar) seluas 245,31 km2 atau 97,57% dan kemiringan 2-51% (bergelombang) seluas 19,69 km2 atau 7,43% dari luas seluruh wilayah. Kedalaman 30-60 cm seluas 124,60 km2 atau 47,02% dan kedalaman 60-90 cm seluas 140,40 km2 atau 52,98% dari luas seluruh wilayah dan tidak bererosi. Pemerintahan Kota Medan memiliki iklim tropis, dengan temperatur rata-rata tahunan adalah 260C. 4.1.2 Perkembangan penduduk
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Pada umunya keberadaan penduduk dalam jumlah yang besar dengan pertumbuhan yang tinggi dianggap sebagai penghambat dalam pembangunan karena jumlah penduduk yang besar akan memperkecil pendapatan dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan, tetapi hal ini tergantung dari kapasitas penduauk tersebut. Pada tahun 2006, diproyeksikan penduduk Kota Medan mencapai 2.067.288 jiwa. Dibanding hasil sensus penduduk 2000, terjadi pertambahan penduduk sebesar 163.015 jiwa (0,92%) dengan luas wilayah mencapai 265,10 km2, kepadatan penduduk mencapai 7798 jiwa/km. 4.2 Gambaran Umum PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara 4.2.1 Sejarah berdirinya PLN Wilayah II Sumatera Utara Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah merupakan hal yang baru. Kalau listrik mulai ada di Indonesia pada tahun 1893 di Batavia (Jakarta), maka sekitar 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jalan Listrik No.12, dibangun oleh NV NIGEN/OGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan pembagkit tenaga listrik di Tanjung Pura dan Pangkalan Berandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM), Berastagi dan Tarutung (1929), Tanjung Balai (1931), milik Gementee – Kotapraja, Labuhan Bilik (1936), dan Tanjung Tiram (1930). Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih Perusahaan Listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan tentara Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah kemudian membuktikan bahwa dalam suasana yang semakin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, pada tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No.163 yang memuat ketentuan nasionalisasi perusahaan listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) Undang – Undang Dasar 1945. Setelah aksi pengambilalihan itu, sejak tahun 1955 berdirilah Perusahaan Listrik Negara distribusi cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang dikepalai oleh R. Sukarno (merangkap Kepala di Aceh), dan pada tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah Badan Pekerjaan Umum (BPU) Perusahaan Listrik
Negara berdiri dengan Surat
Keputusan Menteri Pekerjan Umum Tinggi No.16/1/20 tanggal 20 Mei 1961 maka organisasi pembangkit tenaga listrik di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau diubah menjadi PLN Eksploitasi I. Pada tahun1965, BPU Perusahaan Listrik Negara dibubarkan dengan Peraturan Menteri Perusahaan Umum Tenaga Listrik No.9/PRT/64 dan Peraturan Umum Menteri Perusahaan
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Umum Tenaga Listrik No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN yang menjadi kesatuan daerah eksploitasi Sumatera Utara tetap sebagai Eksploitasi I.
Dari Eksploitasi I Menjadi Eksploitasi II Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No.KPTS/009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi 6 cabang dan sektor yaitu
cabang Medan, Binjai, Sibolga,
Pematang Siantar, Rantau Parapat dan Padang Sidempuan. Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan, mendistribusikan tenaga listrik keseluruh Wilayah Negara RI. Dalam Surat Keputusan Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara. Ekploitasi II Menjadi Wilayah II Kemudian menyusul Peraturan Menteri Perusahan Umum Tenaga Listrik No.013/PRT/75 yang berubah dari PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Dari PERUM Menjadi PERSERO Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.23/1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini. Pada abad ke21, PLN harus mampu menggunakan tolak ukur internasional, dan harus mampu berswadaya Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
tinggi, dengan manajemen yag berani, transparan, terbuka, desentralisasi, pusat laba (profit center) dan pusat kas (cost center). Perkembangan pembangkit tenaga listrik di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelangan, perkembangan fasilitas pembangkit tenaga listrik, kemampuan pasokan pembangkit tenaga listrik
dan indikasi – indikasi pertumbuhan lainnya.
Untuk
mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan pembangkit tenaga listrik Sumatera Utara dimasa yang akan datang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa pembangkit tenaga listrik, maka berdasarkan Surat Keputusan Menteri No.078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru di bidang jasa pelayanan pembangkit tenaga listrik yaitu PT PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan organisasi PT PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PLN Wilayah Sumatera Utara, maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PLN Wilayah Sumatera Utara berpisah tanggung jawab ke PLN Pembangkit dan Penyalur Sumatera Bagian Utara. Sementara itu, PLN Wilayah Sumatera Utara berkonsentrasi pada distribusi dan penyaluran tenaga listrik. 4.2.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan 1.Visi Perusahaan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dalam mengusahakan pembangkit tenaga listrik memiliki visi untuk meningkatkan kualitas perusahaan yaitu berusaha untuk terus
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
mempertahankan diri sebagai pemimpin pasar atau market leader, menjadi perusahaan kelas dunia, memiliki sumberdaya manusia bertaraf professional dan produktif. 2.Misi Perusahaan Misi perusahaan yang ditetapkan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yaitu menyediakan tenaga listrik yang memadai, aman, dan handal sekaligus meraih keuntungan berdsarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
Selain itu juga fungsi sosial sebagai perintis
pembangunan terutama untuk perusahaan, dalam melaksanakan usaha pembangkit tenaga listrik sesuai kaedah ekonomi yang sehat, memuaskan masyarakat sebagai pelanggan tenaga listrik, menjaga kegiatan yang berwawasan lingkungan serta memperhatikan kepentingan stake holder. 3.Tujuan Perusahaan Tujuan didirikan PT PLN (Persero) yaitu untuk menyelenggarakan usaha penyediaa tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memperoleh keuntungan maksimal. Selain itu juga untuk melaksanakan penugasan pemerintah di bidang pembangkit tenaga listrik, serta pengembangan teknologi yang menunjang penyediaan tenaga listrik. 4.2.3 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Struktur organisasi yang ditetapkan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah organisai garis dan staf yang merupakan kombinasi antara tipe organisasi garis tipe organisasi fungsional. Struktur organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yaitu :
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
1. General Manager Tugasnya adalah memimpin, mengurus, dan mengolah perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan.
2. Unsur Pembantu Pimpinan (Wakil General Manager) Tugasnya adalah membantu pimpinan dalam melaksanakan tugas dan menangani masalah – masalah yang bersifat strategis yaitu pembangunan sarana – sarana penyediaan tenaga listrik. 3. Unsur Pengawasan. Tugasnya adalah mengawasi jalannnya perusahaan baik yang di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. 4. Unsur Pelaksana Tugasnya adalah melaksanakan tugas – tugas yang diberikan pemimpin untuk dilaksanakan dengan baik. General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara langsung bertanggung jawab kepada PLN Pusat. General manager ini memiliki wewenang untuk membawahi lima Manager bidang dan satu Kepala Kontrol Intern, yang tugas pokoknya adalah membantu general manager dalam mengadakan pemeriksaan dan penilaian atas sistem pengendalian manajemen wilayah dan pelaksanaannya serta memberikan laporan dan saran perbaikan. Setiap Manager bidang membawahi satu bagian penting masing – masing di kepalai oleh Kepala Bagian. Tugas,
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
tanggung jawab, dan wewenang yang wajib dilaksanakan oleh tiap Manager bidang berbeda – beda. Manager bidang tersebut adalah sebagai berikut : 1. Manager Bidang Perencanaan. Tugasnya adalah merumuskan rencana yang akan dilakukan, pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik, kebutuhan investasi, dan mengevaluasi kinerja karyawan. Bidang Perencanaan ini terdiri dari : -
Sub Bidang Perencanaan Korporat
-
Sub Bidang Perencanaan Sistem
-
Sub Bidang Sistem Informasi
Dalam Bidang Sistem Informasi dibagi lagi dalam 3 kelompok yaitu: -
Sub-Sub Bidang Operasi Aplikasi Teknologi Informasi
-
Sub-Sub Bidang Operasi Jaringan Dan Multimedia
-
Sub-Sub Bidang Layanan Database
2. Manager Bidang Teknik Tugasnya adalah mengelola pembangunan dan penyediaan sarana dan pendistribusian tenaga listrik. Bidang Teknik ini terdiri dari : -
Sub Bidang Konstruksi
-
Sub Bidang Distribusi
3. Manager Bidang Niaga Tugasnya adalah merencanakan, mengendalikan, dan membina pengoperasian serta memelihara sarana penyediaan tenaga kerja. Bidang Niaga ini terdiri dari : -
Sub Bidang Pemasaran
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
-
Sub Bidang Komersial
-
Sub Bidang Pengembangan Usaha
4. Manager Bidang Keuangan Tugasnya adalah menyusun dan memantau anggaran pendapatan dan belanja, mengelola keuangan dan akuntansi perusahaan serta menyusun laporan keuangan. Bidang Keuangan ini terdiri dari:
-
Sub Bidang Anggaran Dan Pendanaan
-
Sub Bidang Keuangan
-
Sub Bidang Akuntansi
Dalam Bidang Sistem Keuangan dibagi lagi dalam 2 kelompok yaitu: -
Sub-Sub Bidang Pengendalian Keuangan
-
Sub-Sub Bidang Administrasi Keuangan
Dalam Bidang Akuntansi dibagi lagi dalam 2 kelompok yaitu: -
Sub-Sub Bidang Akuntansi Tetap Dan PDP & Persediaan
-
Sub-Sub Bidang Akuntansi Umum
5. Manager Bidang SDM & Administrasi Tugasnya adalah melaksanakan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, administrasi umum, dan hubungan dengan masyarakat. Bidang Sumber Daya Manusia dan Administrasi ini terdiri dari : -
Sub Bidang Perencanaan Organisasi & SDM
-
Sub Bidang Administrasi SDM
-
Sub Bidang Komunikasi
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
-
Sub Bidang ADM Kesekretariatan
Dalam Bidang Administrasi SDM dibagi lagi dalam 2 kelompok yaitu: -
Sub-Sub Bidang Administrasi SDM
-
Sub-Sub Bidang Kesejahteraan SDM
Dalam Bidang ADM Kesekretariatan dibagi lagi dalam 2 kelompok yaitu: -
Sub-Sub Bidang Sekretariat
-
Sub-Sub Bidang Pelayanan Kantor
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara juga membawahi tujuh cabang yaitu : 1. Cabang Medan, terdiri dari 4 Rayon dan 4 Ranting 2. Cabang Binjai, terdiri dari 3 Rayon dan 10 Ranting 3. Cabang Pematang Siantar, terdiri dari 1 Rayon dan 10 Ranting 4. Cabang Sibolga, terdiri dari 1 Rayon dan 8 Ranting 5. Cabang Padang Sidempuan, terdiri dari 6 Ranting 6. Cabang Rantau Parapat, terdiri dari 1 Rayon dan 6 Ranting 7. Cabang Lubuk Pakam (menjadi cabang pada tahun 2003), terdiri dari 8 Ranting 8. Cabang Nias (pada tahun 2009), terdiri dari 2 Ranting
4.3 Tarif Dasar Listrik Teori dasar listrik dibedakan dalam berbagai macam klasifikasi atau kelas sesuai dengan penggunaan listrik. Hal ini dilakukan oleh PLN supaya dapat membedakan besarnya tarif listrik yang dikenakan antara rumah tangga, industri, sosial dan usaha. Tabel 4.1 ini akan menggambarkan besarya tarif dasar listrik yang berupa biaya beban dan biaya pemakaian dalam berbagai daya yang masuk dalam golongan rumah tangga. Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Tabel 4.1 Tarif Dasar Listrik Golongan
Batas Daya
Abonemen
Beban biaya
Biaya Pemakaian
R1/Rumah tangga 1
450 VA
Blok I : 0-30 KWh
11.000
169
R1/Rumah tangga 1
R1/Rumah tangga 1
R1/Rumah tangga 1
900 VA
1300 VA
2200 VA
Blok II: > 30-60 KWh
360
Blok III: > 60 KWh
495
Blok I : 0-20 KWh
20.000
275
Blok II: > 20-60 KWh
445
Blok III: > 60 KWh
495
Blok I : 0-20 KWh
30.100
385
Blok II: > 20-60 KWh
445
Blok III: > 60 KWh
495
Blok I : 0-20 KWh
30.200
390
Blok II: > 20-60 KWh
445
Blok III: > 60 KWh
495
Sumber : PLN Cabang Medan
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tarif dasar listrik yang dikenakan tiap-tiap rumah tangga berbeda-beda tergantung pada besarnya dayan yang digunakan dan pemakaiannya. Sehingga semakin besar listrik (KWh) digunakan maka semakin besar pula persentase pengendali dari tarif listrik tersebut.
4.4 Analisis Hasil Penelitian 4.4.1 Karakteristik Responden Penulis melakukan survey ke lapangan untuk memperoleh berbagai informasi. Dari hasil survey tersebut penulis mendapatkan berbagai macam ciri-ciri responden, jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah yang dimiliki dengan jumlah responden sebanyak 45 orang. 4.4.2 Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik (X1) Indikator pada jumlah alat yang menggunakan listrik (unit) ini dapat dilihat dari tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik (Unit)
Responden
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Persentase
4-6
13
28,89
7-10
23
51,11
11-16
9
20
Jumlah
45
100
Sumber : Kuesioner,2009 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui dari 45 responden pada rumah tangga, sebanyak 28,89 % responden mempunyai jumlah alat yang menggunakan listrik antara 4-6 unit, 51,11 % responden mempunyai jumlah alat yang menggunakan listrik antara 7-10 unit dan 20 % responden mempunyai jumlah alat yang menggunakan listrik antara 11-16 unit. Secara umum rata-rata jumlah alat yang menggunakan listrik pada rumah tangga adalah 7-10 unit. 4.4.3 Jumlah Tanggungan Keluarga (X2) Indikator pada jumlah tanggungan keluarga (orang) ini dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Tanggungan Keluarga (Orang)
Responden
Persentase
1-2
23
51,11
3-4
17
37,78
5-7
5
11,11
Jumlah
45
Sumber : Kuesioner,2009
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
100
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa jumlah tanggungan keluarga antara 1-2 orang sebanyak 51,11 % responden, jumlah tanggungan keluarga antara 3-4 orang sebanyak 37,78 % responden, dan jumlah tanggungan keluarga antara 5-7 orang sebanyak 11,11 % responden. Secara rata-rata jumlah tanggungan keluarga responden pada rumah tangga antara 1-2 orang.
4.4.3 Luas Bangunan Rumah (X3) Indikator pada luas bangunan rumah (m2) ini dapat dilihat dari tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Luas Bangunan Rumah Luas Bangunan Rumah (m2)
Responden
Persentase
50-180
32
71,11
190-300
7
15,56
>300
6
13,33
Jumlah
45
Sumber : Kuesioner,2009
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
100
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa luas bangunan rumah responden pada rumah tangga antara 50-180 m2 sebanyak 71,11 % responden, luas bangunan rumah antara 190-300 m2 sebanyak 15,56 % responden, dan 13,33 % responden mempunyai luas bangunan rumah yang lebih dari 300 m2. Secara umum rata-rata luas bangunan rumah responden antara 50-180 m2.
4.5 Analisis Hasil Regresi 4.5.1 Hasil Regresi Hasil regresi ini menggunakan bantu yaitu program komputer Eviews 5. Hasil regresi liniear berganda yang di dapat adalah sebagai berikut:
Y
=
-518,9592 + 118,9406 X1 + 94,73930 X2 + 0,916075 X3
t-hitung
=
(-3,126986)
R2
=
0,689332
Adjusted R2
=
0,666600
DW Statistik =
1,341616
F-Statistik
30,3245
=
(7,284622)
(3,003292)
4.5.2 Koefisien Determinasi (R2)
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
(2,117518)
Perhitungan yang dilakukan untuk mengukur proporsi dari variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh model regresi. R2 dalam regresi sebesar 0,689332. Ini berarti variabel jumlah daya listrik pada rumah tangga dapat dijelaskan
oleh jumlah alat yang
menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah, sebesar 68,93 % dan sisanya 31,07 % dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 4.5.3 Pengujian t-statistik Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji parameter secara individual (parsial) dengan tingkat kepercayaan tertentu dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika t-hitung > t-tabel berarti Ho ditolak atau variabel Xi berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika t-hitung < t-tabel berarti Ho diterima atau variabel Xi tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 4.5 Hasil Uji t-statistik Variabel
t-hitung
t-tabel
Keterangan
X1
7,284622
2,702
Signifikan
X2
3,003292
2,702
Signifikan
X3
2,117518
2,019
Signifikan
Sumber : Data diolah dengan Eviews (lampiran) 1. Uji t-statistik Variabel Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik (X1)
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Hipotesis pengaruh variabel jumlah alat yang menggunakan listrik terhadap variabel permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga yang digunakan adalah: Ho : β1 ≤ 0, berarti variabel jumlah alat yang menggunakan listrik tidak
berpengaruh terhadap variabel permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga. Ha : β1 > 0, berarti variabel jumlah alat yang menggunakan listrik berpengaruh
terhadap variabel permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga. Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X1 = 7,284622 sedangkan t-tabel = 2,702 (df (n-k-1) = 41, α = 0,01), sehingga t-hitung > t-tabel (7,284622 > 2,702). Perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel yang menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel, Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah alat yang menggunakan listrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga.
Ho ditolak
Ho ditolak Ho diterima
Ha diterima
-2.702
2.702
H0 : accept
Gambar 3.3 Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
2.64
4.401
7.285
Kurva Uji t jumlah alat yang menggunakan listrik 2. Uji t-statistik Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga (X2) Hipotesis pengaruh variabel jumlah tanggungan keluarga terhadap variabel permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga yang digunakan adalah:
Ho : β2 ≤ 0, berarti variabel jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap variabel permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga.
Ha : β2 > 0, berarti variabel tanggungan keluarga berpengaruh terhadap variabel permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga. Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X2 = 3,003292 sedangkan t-tabel = 2,702
(df (n-k-1) = 41, α = 0,01), sehingga t-hitung > t-tabel (3,003292 > 2,702). Perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel yang menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel, Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga.
Ho ditolak
Ho ditolak Ho diterima
-2.702
2.702 Gambar 3.4
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
3.003
Kurva Uji t jumlah tanggungan keluarga 3. Uji t-statistik Variabel Luas Bangunan Rumah (X3) Hipotesis pengaruh variabel luas bangunan rumah terhadap variabel permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga yang digunakan adalah:
Ho : β3 ≤ 0, berarti variabel luas bangunan rumah tidak berpengaruh terhadap variabel permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga.
Ha : β3 > 0, berarti variabel luas bangunan rumah berpengaruh terhadap variabel permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga. Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X3 = 2,117518 sedangkan t-tabel = 2,019
(df (n-k-1) = 41, α = 0,05), sehingga t-hitung > t-tabel (2,117518 > 2,019). Perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel yang menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel, Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel luas bangunan rumah berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga.
Ho ditolak
Ho ditolak Ho diterima
-2.019
2.019 Gambar 3.5
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
2.12
Kurva Uji t luas bangunan rumah 4.5.4 Pengujian F-Statistik Uji F digunakan untuk mengetahui proporsi variabel dependen yang dijelaskan variabel independen secara serempak. Tujuan F-test statistik ini adalah untuk menguji apakah variabelvariabel independen yang diambil mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama atau tidak. Jika F-hitung > F-tabel berarti Ho ditolak atau variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika F-hitung < F-tabel berarti Ho diterima atau variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan yang didapat adalah F-hitung = 30,3245 sedangkan F-tabel = 7,287 (df (n-k) = 42, α = 0,01), sehingga F-hitung > F-kritis (30,3245 > 7,287) yang berarti bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sehingga variabel jumlah alat yang menggunakan listrik (X1), jumlah tanggungan keluarga (X2), dan luas bangunan rumah (X3) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap permintaan listrik pada rumah tangga.
Ha diterima Ho diterima Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
0
7,29
30,32
Gambar 3.6 Kurva Pengujian F-Statistik
4.6 Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik
ini meliputi 4
macam pengujian,
yaitu
pengujian
multikolinearitas, heteroskedastisitas, normalitas dan linearitas. 4.6.1 Multikolinearitas Adalah hubungan yang terjadi diantara variabel-variabel independen, pengujian terhadap gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien determinasi parsial, (r2) dengan koefisien determinasi majemuk (R2) regresi awal atau yang disebut dengan metode Klein rule of Thumbs. Jika r2 < R2 maka tidak ada multikolinearitas.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Multikolinearitas Variabel
r2
R2
Keterangan
X1 dengan X2, X3
0,645788
0,689332
Tidak ada multikolinearitas
X2 dengan X1, X3
0,191457
0,689332
Tidak ada multikolinearitas
X3 dengan X1, X2
0,271951
0,689332
Tidak ada multikolinearitas
Sumber : Data diolah dengan Eviews (lampiran) Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Hasil Uji Klien diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat multikolineartias karena nilai r2 lebih kecil dari R2. 4.6.2 Heteroskedastisitas Adalah salah satu asumsi Ordinary Least Square (OLS) jika varians residualnya dilakukan dengan white test yaitu dengan cara meregres logaritma residual kuadrat terhadap variabel penjelas. Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji White (White’s General Heteroscedasticity Test). Tabel 4.7 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
2.211465 16.31314
Probability Probability
0.045131 0.060623
Sumber : Data diolah dengan Eviews (lampiran) Nilai probability chi-squarenya memang lebih besar dai 5%, namun untuk pengujian tingkat signifikansi 10%, maka hasil estimasi tidak lepas dari heteroskedastisitas. Untuk masalah heteroskedastisitas tersebut dapat diobati dengan menggunakan metode kuadrat terkecil tertimbang (Weighted Least Squares = WLS) yaitu dengan melihat nilai dari Sum of Squares Residual = RSS dibagi dengan jumlah variabel penjelas. Hasil yang diperoleh yaitu RSS awal yang didapat adalah 2.49E+11, kemudian setelah diobati RSS yang diperoleh adalah 3.27E-06. Hal ini berarti bahwa apabila nilai sum squared resid cenderung menurun, maka dapat dikatakan bahwa model yang diestimasi lolos dari
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
masalah heteroskedastisitas. Hasil estimasi tersebut menunjukkan bahwa nilai RSS yang semakin kecil. 4.6.3 Uji Normalitas Uji normalitas adalah suatu asumsi untuk menguji normal atau tidaknya faktor penggangu dalam suatu penelitian, uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan Jarque-Bera Test (J-B test). Dari tampilan tersebut ditemukan bahwa besarnya nilai Jarque Berra normality test statistics adalah 0,649724. Kemudian dibandingkan dengan nilai χ2 tabel (0,05) degree of freedom (derajat kebebasan) =3 maka diperoleh nilai 7,81, maka μt (faktor pengganggu) adalah berdistribusi normal. Cara lain untuk melihat data tersebut telah berdistribusi normal dengan menggunakan JBtest ini adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka probability > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan sebaliknya. Dari data diatas dapat dilihat nilai probability yang didapat adalah 0,722627 > 0,05 yang berarti bahwa model tersebut telah berdistribusi normal. (Sumber : Data diolah dengan Eviews (lampiran)
4.6.4 Uji Linearitas Uji linearitas adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah model yang digunakan telah benar atau tidak. Uji yang dipakai adalah uji Ramsey (Ramsey RESET Test). Tabel 4.8 Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Hasil Pengujian Linearitas Ramsey RESET Test: F-statistic Log likelihood ratio
4.207509 12.90647
Probability Probability
0.011526 0.004843
Sumber : Data diolah dengan Eviews (lampiran)
Hasil pengujian dengan Ramsey RESET test diperoleh nilai F-statistik yang kecil yakni 4,207509 dengan nilai probabilitasnya yang juga kecil (0.011526). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model persamaan di atas linier, artinya spesifikasi model yang digunakan dalam penelitian ini sudah benar.
4.7 Interpretasi Hasil Regresi Hasil analisis dari persamaan regresi: Y
=
-518,9592 + 118,9406 X1 + 94,73930 X2 + 0,916075 X3
Hasil estimasi dan pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan ternyata hasil estimasi permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga tidak terdapat multikolinearitas, heteroskedastisitas, normalitas dan linearitas sehingga hasil dari pengujian tersebut dapat diaplikasikan lebih lanjut. 4.7.1 Konstanta dan intercept Berdasarkan hasil estimasi data dalam model regresi tersebut terdapat nilai konstanta sebesar -518,9592. Nilai konstanta bertanda negatif menggambarkan tingkat nilai rata-rata perkembangan permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga cenderung turun ketika Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
variabel penjelas tetap. Interpretasi hasil penyesuaian variabel perkembangan jumlah daya listrik pada rumah tangga terhadap variabel-variabel penjelasnya dengan menggunakan model regresi linear akan dijelaskan di bawah ini. 4.7.2 Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik (X1) Variabel jumlah alat yang menggunakan listrik (X1) secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah daya listrik pada rumah tangga sebesar 118,9406 berarti sesuai dengan hipotesa awal. Artinya setiap penambahan jumlah alat yang menggunakan listrik 1 persen mengakibatkan kenaikan permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga sebesar 118,9406 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan jumlah alat yang menggunakan listrik maka akan mengakibatkan adanya kenaikan terhadap permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga. 4.7.3 Jumlah Tanggungan Keluarga (X2) Berdasarkan hasil estimasi di atas dapat dilihat bahwa variabel jumlah tanggungan keluarga (X2) memiliki tanda koefisien regresi yang positif sebesar 94,73930 terhadap permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga. Hal ini menunjukkan apabila jumlah tanggungan keluarga mengalami peningkatan sebesar 1 persen, ceteris paribus, maka akan terjadi kenaikan jumlah daya listrik sebesar 94,73930 persen. Dengan demikian tanda koefisien yang positif telah sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara jumlah tanggungan keluarga dengan permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga, ceteris paribus. 4.7.4 Luas Bangunan Rumah (X3) Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Variabel luas bangunan rumah (X3) secara statistik berpengaruh positif dan signifikan sesuai dengan hipotesa awal, hal tersebut menunjukkan bahwa luas bangunan rumah berpengaruh terhadap permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga sebesar 0,916075. Artinya setiap penambahan luas bangunan rumah 1 persen mengakibatkan kenaikan permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga sebesar 0,916075 persen. Hal ini menunjukkan bahwa luas bangunan rumah yang luas juga akan meningkatkan permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga. Karena dengan luas bangunan rumah yang semakin luas akan lebih membutuhkan banyak listrik yang digunakan untuk menerangi setiap ruangan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jumlah daya listrik di kota Medan telah mengungkapkan pengaruh dari jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah, maka dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil regresi yang telah dilakukan digunakan model regresi linier berganda, yang mana model ini dipakai dan ditetapkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jumlah daya listrik di Kota Medan. Ini terbukti dengan nilai R square yakni 0,689332 yang berarti secara keseluruhan variabel bebas yang ada dalam persamaan tersebut cukup mampu menjelaskan variasi perkembangan jumlah permintaan daya listrik sebesar 68,93 % dan sisanya 31,07 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat pada persamaan tersebut. 2. Jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah, secara keseluruhan mempengaruhi permintaan jumlah daya listrik di Kota Medan. Hal ini terlihat dari pengujian serentak yang telah dilakukan yaitu nilai f statistik > f tabel, dimana F statistik sebesar 30,3245 yang lebih besar dari nilai F tabel yaitu 7,287 pada level 1 %. 3. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel jumlah alat yang menggunakan listrik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap permintaan jumlah daya listrik di Kota Medan, dimana koefisiennya menunjukkan sebesar 118,9406 dengan tingkat kepercayaan 99 %. 4. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap permintaan jumlah daya Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
listrik di Kota Medan, dimana koefisiennya menunjukkan sebesar 94,73930 dengan tingkat kepercayaan 99 %. 5. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel luas bangunan rumah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap permintaan jumlah daya listrik di Kota Medan, dimana koefisiennya menunjukkan sebesar 0,916075 dengan tingkat kepercayaan 95 %. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Hendaknya PT PLN (Persero) cabang Medan memperhatikan faktor jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah dalam memprediksi tingkat permintaan listrik. Karena faktor-faktor tersebut terbukti berpengaruh terhadap permintaan jumlah daya listrik pada rumah tangga di Kota Medan. 2. Karena permintaan listrik dari tahun ke tahun semakin meningkat, sebaiknya PT PLN (Persero) cabang Medan juga meningkatkan pelayanan yang lebih baik dan tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata-mata yang akan menyebabkan beban bagi masyarakat lebih berat. Sebaiknya masyarakat dalam menggunakan listrik dapat seefisien mungkin agar dapat menekan biaya. 3. PT PLN (Persero) cabang Medan hendaknya berupaya bekerjasama denga instansi lain untuk mengembangkan potensi tenaga angin, tenaga matahari dan lain-lain untuk memproduksi listrik guna memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Medan.
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Sritua. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: UI Press
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya), Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Teori dan Aplikasi). Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama Gujarati, Damodar. 2003. Econometric. Jakarta: Erlangga Nuraini, Ida. 2001. Pengantar Ekonomi Mikro. Malang: UMM Press Pratomo, Wahyu dan Hidayat. 2007. Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. Medan: USU Press PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, 2008, Informasi Kelistrikan dan Panduan Pelayanan, Medan PT.PLN (Persero) Cabang Medan, 2006, Statistik Kelistrikan, Medan Reksohadiprojo, Sukanto. 1994. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Energi. Yogyakarta: BPFE UGM Richard, Lipsey . 1995. Pengantar Ekonomi Mikro (Terjemahan). Jakarta: Binarupa Aksara Suhartati, Tati dan Joerson. 2003. Teori Ekonomi Mikro (Dilengkapi Beberapa Bentuk Fungsi Produksi), Edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi, Edisi Ketiga. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
DATA VARIABEL REGRESI Y
X1
X2
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
X3
450 450 450 450 450 450 450 450 450 450 450 450 450 450 450 450 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 900 1300 1300 1300 1300 1300 1300 2200 2200 2200
4 8 8 6 5 7 9 7 6 7 8 5 6 6 7 8 6 10 9 9 6 7 8 6 10 5 8 8 8 7 8 9 9 5 6 11 16 13 14 9 12 12 15 13
4 4 4 2 2 1 3 2 2 4 4 2 2 2 2 1 5 3 2 2 3 2 1 4 2 6 5 5 3 4 1 2 3 3 3 2 1 2 2 3 1 4 7 2
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
80 114,5 150 70 300 72 100 90 60 70 50 69 150 180 195 315 90 108 200 50 160 70 140 117 390 100 120 133 470 150 120 150 180 90 60 120 264 200 100 300 320 340 300 500
2200
15
3
KETERANGAN: Y
=
Jumlah Daya Listrik (VA)
X1
=
Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik (unit)
X2
=
Jumlah Tanggungan Keluarga (orang)
X3
=
Luas Bangunan Rumah (m2)
HASIL REGRESI LINEAR Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
130
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 10/20/09 Time: 21:32 Sample: 1 45 Included observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X1 X2 X3
-518.9592 118.9406 94.73930 0.916075
165.9615 16.32763 31.54516 0.432617
-3.126986 7.284622 3.003292 2.117518
0.0032 0.0000 0.0045 0.0403
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.689332 0.666600 288.1318 3403818. -316.6115 1.341616
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
908.8889 499.0091 14.24940 14.40999 30.32454 0.000000
HASIL REGRESI UNTUK MENDETEKSI MULTIKOLINEARITAS Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Dependent Variable: X1 Method: Least Squares Date: 10/20/09 Time: 21:47 Sample: 1 45 Included observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Y X2 X3
5.408777 0.004743 -0.478662 0.000585
0.804207 0.000651 0.206937 0.002876
6.725599 7.284622 -2.313077 0.203278
0.0000 0.0000 0.0258 0.8399
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.645788 0.619870 1.819502 135.7341 -88.69303 1.832972
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
8.466667 2.951117 4.119690 4.280282 24.91662 0.000000
Dependent Variable: X2 Method: Least Squares Date: 10/20/09 Time: 21:48 Sample: 1 45 Included observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
Y C X1 X3
0.001903 3.587528 -0.241157 -0.002707
0.000634 0.609441 0.104258 0.001998
3.003292 5.886584 -2.313077 -1.354888
0.0045 0.0000 0.0258 0.1829
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.191457 0.132295 1.291480 68.38477 -73.26821 1.536565
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
2.822222 1.386442 3.434142 3.594735 3.236166 0.031830
Dependent Variable: X3 Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
Method: Least Squares Date: 10/20/09 Time: 21:49 Sample: 1 45 Included observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C Y X1 X2
99.78495 0.107613 1.722210 -15.82964
61.35427 0.050820 8.472181 11.68336
1.626374 2.117518 0.203278 -1.354888
0.1115 0.0403 0.8399 0.1829
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.271951 0.218679 98.75485 399853.3 -268.4265 1.960755
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
167.5000 111.7233 12.10785 12.26844 5.104960 0.004292
HASIL UJI WHITE UNTUK MENDETEKSI HETEROSKEDASTISITAS Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
2.211465 16.31314
Probability Probability
0.045131 0.060623
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 10/20/09 Time: 21:58 Sample: 1 45 Included observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X1 X1^2 X1*X2 X1*X3 X2 X2^2 X2*X3 X3 X3^2
-32309.21 -23329.86 532.0652 4579.783 78.60038 121189.0 -18472.35 -184.4788 -350.7943 0.375042
159809.8 32293.68 1463.990 4495.292 53.77037 41984.65 6263.741 168.5291 676.0563 1.070470
-0.202173 -0.722428 0.363435 1.018796 1.461779 2.886508 -2.949092 -1.094641 -0.518883 0.350352
0.8410 0.4748 0.7185 0.3153 0.1527 0.0066 0.0056 0.2812 0.6071 0.7282
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.362514 0.198589 84283.77 2.49E+11 -568.5852 2.099424
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
75640.40 94149.14 25.71490 26.11638 2.211465 0.045131
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
HASIL HETEROSKEDASTISITAS SETELAH DIOBATI Dependent Variable: WY Method: Least Squares Date: 10/20/09 Time: 22:25 Sample: 1 45 Included observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C WX1 WX2 WX3
-0.000457 118.9406 94.73930 0.916075
0.000146 16.32763 31.54516 0.432617
-3.126986 7.284622 3.003292 2.117518
0.0032 0.0000 0.0045 0.0403
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.689332 0.666600 0.000254 2.64E-06 310.7693 1.341616
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
0.000801 0.000440 -13.63419 -13.47360 30.32454 0.000000
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
UJI LINIERITAS Ramsey RESET Test: F-statistic Log likelihood ratio
4.207509 12.90647
Probability Probability
0.011526 0.004843
Test Equation: Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 10/20/09 Time: 22:17 Sample: 1 45 Included observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X1 X2 X3 FITTED^2 FITTED^3 FITTED^4
-3838.471 703.3069 600.9118 5.524989 -0.009792 6.90E-06 -1.55E-09
3402.081 535.9218 430.3254 4.167793 0.006481 3.78E-06 7.62E-10
-1.128272 1.312331 1.396413 1.325639 -1.510729 1.825154 -2.039479
0.2663 0.1973 0.1707 0.1929 0.1391 0.0758 0.0484
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.766796 0.729974 259.3052 2555089. -310.1583 1.171752
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
908.8889 499.0091 14.09592 14.37696 20.82455 0.000000
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
UJI NORMALITAS
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
QUESTIONER PENELITIAN Saya mengucapkan terima kasih untuk waktu yang telah disediakan oleh Bapak/Ibu. Pengisian kuesioner ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemasangan sambungan listrik. Semua data akan digunakan untuk menyusun skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemasangan Sambungan Listrik Di Kota Medan”.
A. IDENTITAS Nama
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
Jumlah Tanggungan Keluarga
:
Pedapatan per bulan
:
Pendapatan Tetap
:
Pendapatan Sampingan
:
Jumlah Pendapatan
:
Pengeluaran per bulan
:
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
B. IDENTITAS TEMPAT TINGGAL Luas lahan/tanah
:
Luas Rumah
:
Kepemilikan Rumah
:
o Rumah Sendiri o Rumah sewa Type Rumah
:
o Permanen o ½ permanen Jumlah Ruangan/Kamar
:
Jumlah titik lampu
:
Jumlah alat yang menggunakan listrik
:
o Televisi/VCD o Tape recorder o Alat seterika o Mesin cuci o Komputer/Laptop o Lemari Es o Rice Cooker o AC o Kipas angin o Dispenser o dll
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
C. IDENTITAS PELANGGAN No.Pelanggan
:
Daya (VA)
:
Pemakaian rata-rata per KWh
:
Blok I
:
Blok II
:
Blok III
:
Jumlah Keseluruhan
:
Pemakaian rata-rata per bulan (Rp)
:
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: HAFNIDA
NIM
: 060501107
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
adalah benar telah membuat skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan”, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya. Medan, Desember 2009
HAFNIDA
Hafnida : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik Di Kota Medan, 2010.