FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM PEDAGANG PASAR CIPUTAT
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah
Hafiz Juliansyah NIM. 107046 102043
JURUSAN PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
FACTORS AFFECTING THE APPLICATION OF ISLAMIC BUSINESS ETHICS CIPUTAT MARKET TRADERS
By: Hafiz Juliansyah
Abstract The purpose of this research was to analyze the factors that affect the application of Islamic business ethics Ciputat market traders. These factors consist of unity, equilibrium, free will, responsibility, and benevolence. This research used by the questionnaires. Questionnaires was distributed to the the merchant market Ciputat as much as 84 (eighty four) questionnaires. Number of questionnaires returned was 84 (eighty four) questionnaires. The methods of data analysis which used was factor analysis is to find a relationship (interrelationship) among a number of variables that mutually independent with each other so that it can be made one or a set of fewer variables than the number of initial variables. The results of this study indicate that there are two factors that are formed. The first factor consists of variables benevolence, equlibrium, and responsibility, which can explain 47.140% of the total diversity of research items. The second factor consisting of free will and unity may explain 20.095% of the total diversity of research items. Thus, the cumulative two form factors can account for 67.234% of the total diversity of the items. Key notes: business ethics of Islam, factor analysis, markets, unity, equlibrium, free will, responsibility, benevolence
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM PEDAGANG PASAR CIPUTAT
Oleh: Hafiz Juliansyah
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat. Faktor-faktor tersebut terdiri dari tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, dan ihsan. Penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada pedagang pasar Ciputat sebanyak 84 (delapan puluh empat) kuesioner. Kuesioner yang terkumpul sejumlah 84 (delapan puluh empat) kuesioner. Metode analisis data dilakukan dengan metode analisis faktor yaitu untuk menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang terbentuk. Faktor pertama terdiri dari variabel ihsan, keseimbangan, dan tanggung jawab, yang mampu menjelaskan 47.140 % dari keragaman total item-item penelitian. Faktor kedua yang terdiri dari kehendak bebas dan tauhid dapat menjelaskan 20.095 % dari keragaman total item-item penelitian. Jadi, kumulatif dua faktor terbentuk dapat menerangkan sebesar 67.234 % dari total keragaman item-item. Kata kunci: etika bisnis Islam, analisis faktor, pasar, tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, ihsan
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi: Nama
: Hafiz Juliansyah
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 20 Juli 1987
Alamat
: Jl. Dewi Masjid Al Khasiun No. 28 Rt. 002/002 Cipayung – Ciputat, Tangerang Selatan
Telpon
: 08998272734
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan: TK Aisiyah Ciputat
1993
SD Negeri Ciputat II
1994 – 2000
SMP IT Rafah Bogor
2000 – 2003
SMU IT Rafah Bogor
2004 – 2006
Pelatihan-Pelatihan: Kursus Bahasa Inggris di LIA Ciputat
2009 – 2010
Kursus Komputer di Nurul Fikri Ciputat
2009
iii
Pengalaman Organisasi: 1. Kepala Divisi Kajian dan Keilmuan HMI Komisariat Syariah Cabang Ciputat (Periode 2007 – 2008) 2. Kepala Divisi Kajian dan Keilmuan LKBHMI Cabang Ciputat (Periode 2008 – 2009) 3. Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas
(DPMU) Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Periode (2009 – 2010) 4. Bendahara Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Konsentrasi Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah (Periode 2009 – 2010) 5. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Konsentrasi Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah (Periode 2010 – 2011)
Data Orang Tua: Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, yaitu pasangan dari: Nama Ayah
: Fachruddin Noor
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama Ibu
: Sumiarsih
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jl. Dewi Masjid Al Khasiun No. 28 Rt. 002/002 Cipayung – Ciputat, Tangerang Selatan
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas berjuta-juta barokah yang selalu diberikan-Nya. Maka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam menempuh studi S1 untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada konsentrasi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari karya ini tidak terlepas dari bantuan dan doa, dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas bantuan dan do’a kepada: 1.
Ibunda Sumiarsih dan Ayahanda Fachruddin Noor tercinta yang senantiasa memberikan kasih, sayang, semangat, dan do’a.
2.
Nenekku yang tercinta, Hj. Munimah binti H. Mursyid yang selalu memberikan semangat dan doa’nya.
3.
Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta.
4.
Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta.
5.
Bapak Dr. Hasanudin, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing 1 yang dengan sabar memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat membantu bagi penulis. v
6.
Bapak Fahmi Ahmadi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing 2 yang dengan sabar telah menuntun dan mengarahkan penulis agar dapat menyelesaikan Skripsi.
7.
Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Jurusan Perbankan Syariah, terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada saya.
8.
Seluruh pihak Manajemen dan seluruh pedagang PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat atas partisipasinya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan baik.
9.
Keluarga Bpk. Drs. Suryanto dan Ibu Rismoyati, terima kasih atas semangat dan doa’nya.
10.
Eka Putri Pertiwi, SE, terima kasih selalu menemani dan membatu dalam proses penelitian ini I Love you Full.
11.
Kakak-kakakku tercinta, Wendy Fauzi beserta istri,
dan Winda Novianty
beserta suami, terima kasih atas do’a dan cintanya. 12.
Adik-adikku tercinta, Fachri Rahman Hakim, dan Chairul Aziz terima kasih atas do’a dan cintanya.
13.
Tante-tante dan om-omku tercinta, Zainul, Netty Herawati, Tengku Sri Suryani, dan Neutron Afriansyah.
14.
Kepala Sekolah SD Islam Al Khasiun, Bpk. Bachrudin yang telah memberikan kesempatan penulis dalam mengamalkan ilmu.
15.
Seluruh dewan guru SD Islam Al Khasiun, terima kasih atas doa dan semangatnya. vi
16.
Amias, Azka, dan Nadra serta keluarga, terima kasih atas doa’, dukungan, serta semangatnya.
17.
Teman-teman seperjuangan Trisakti, Arif Soleh (Joni) dan RM Dwima Rizki Rudjito, terima kasih juga untuk dukungan dan do’anya.
18.
Teman-teman kosan yang berada di Kertamukti, Hariri dan Ega, terima kasih atas doa dan dukungannya.
19.
Semua teman-teman Perbankan Syariah angkatan ’07.
20.
Seluruh pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Perbankan Syariah Periode 2010 – 2011, terima kasih atas dukungan dan doa’nya.
21.
Seluruh keluarga besar HMI Komisariat Fakultas Syari’ah dan Hukum terima kasih untuk semua dukungannya.
22.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu selesainya Skripsi ini. Selanjutnya dengan senang hati penulis menerima segala kritik dan saran-saran
yang sifatnya membangun dalam hubungannya dengan penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 15 Februari 2011 Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... iii KATA PENGANTAR ........................................................................................ v DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1 B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ...................................... 7 C. Perumusan Masalah ................................................................. 8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 9 E. Tinjauan Studi Terdahulu ....................................................... 10 F. Sistematika Penulisan ............................................................. 13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Etika Bisnis Islam ................................................................... 17 1. Definisi Etika Bisnis Islam ............................................... 17 2. Dasar Hukum Etika Bisnis Islam ...................................... 19 3. Aksioma Dasar Etika Bisnis Islam ................................... 23 a. Keesaan (Tauhid) ........................................................ 24 b. Keseimbangan (Equilibrium) ...................................... 25 c. Kehendak Bebas (Free Will) ....................................... 27 d. Tanggungj Jawab (Responsibility) ............................. 29 e. Kebajikan (ihsan) ........................................................ 30 B. Pasar ........................................................................................ 32 1. Pengertian Pasar ................................................................ 32 viii
2. Mekanisme Pasar .............................................................. 33 3. Etika Pemasaran ................................................................ 36 C. Kerangka Pemikiran................................................................ 39 D. Hipotesis ................................................................................. 40
BAB III
METODELOGI PENELITIAN A. Wilayah Penelitian .................................................................. 41 B. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 42 C. Teknik Penetuan Sempel......................................................... 42 D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 44 1.
Sumber Data .................................................................... 44
2.
Teknik Pengumpulan Data .............................................. 44
E. Metode Analisis Data .............................................................. 44 1.
Uji Kualitas Data ............................................................. 45
2.
Uji Analisis Faktor .......................................................... 46
F. Oprasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya............... 53
BAB IV
GAMBARAN UMUM PASAR CIPUTAT A. Latar Belakang Berdirinya Pasar Ciputat................................ 62 1.
Sejarah Pasar Ciputat ...................................................... 62
2.
Perkembangan Pasar Ciputat ........................................... 63
3.
Permasalahan Pasar Ciputat ............................................ 64
B. Landasan Hukum .................................................................... 68 C. Landasan Oprasional ............................................................... 69 D. Tugas Pokok dan Fungsi ......................................................... 70 E. Sasaran dan Tujuan PD Pasar Ciputat .................................... 71 F. Visi dan Misi PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat ... 72 G. Struktur Organisasi PD pasar ciputat ..................................... 73 ix
H. Daya Dukung dan Tampung PD Pasar Ciputat ....................... 73
BAB V
PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ......................................................... 80 B. Uji Kualitas Data..................................................................... 88 C. Uji Analisis Faktor .................................................................. 94 1.
Proses Analisis Faktor ..................................................... 94
2.
Pengujian Kelayakan Variabel ........................................ 96
3.
Proses Faktoring .............................................................. 97
D. Interpretasi Hasil Analisis Faktor ........................................... 105
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 108 B. Keterbatasan .......................................................................... 109 C. Implikasi ............................................................................... 109 D. Saran ..................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 112
LAMPIRAN....................................................................................................... 115
x
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Ukuran Ketetapan Kaiser Mayer Olkin ............................................. 49 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian........................................................... 58 Tabel 5.1 Karakteristik Data Kuesioner............................................................. 80 Tabel 5.2 Analisis Regresi ................................................................................. 83 Tabel 5.3 Koefisien ............................................................................................ 84 Tabel 5.4 Uji Validitas Tauhid........................................................................... 89 Tabel 5.5 Uji Realibilitas Tauhid ....................................................................... 89 Tabel 5.6 Uji Validitas Keseimbangan .............................................................. 90 Tabel 5.7 Uji Realibilitas Keseimbangan .......................................................... 90 Tabel 5.8 Uji Validitas Kehendak Bebas ........................................................... 91 Tabel 5.9 Uji Realibilitas Kehendak Bebas ....................................................... 92 Tabel 5.10 Uji Validitas Tanggung Jawab ......................................................... 92 Tabel 5.11 Uji Realibilitas Tanggung Jawab ..................................................... 93 Tabel 5.12 Uji Validitas Ihsan ........................................................................... 93 Tabel 5.13 Uji Realibilitas Ihsan........................................................................ 94 Tabel 5.14 KMO and Bartlett’s Test .................................................................. 96 Tabel 5.15 Communalities ................................................................................. 97 Tabel 5.16 Total Variance Explained ................................................................ 98 Tabel 5.17 Component Matrix ......................................................................... 101 Tabel 5.18 Rotated Component Matrix ............................................................ 103 Tabel 5.19 Component Transpormation Matrix .............................................. 104
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Identifikasi Masalah ......................................................................... 8 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 39 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pasar Ciputat .................................................. 73 Gambar 4.2 Ruang Dagang Pasar Ciputat ......................................................... 77 Gambar 4.3 Ruang Dagang Per Kios ................................................................. 77 Gambar 4.4 Ruang Dagang Per Los .................................................................. 78 Gambar 5.1 Jenis Kelamin Responden .............................................................. 81 Gambar 5.2 Usia Responden.............................................................................. 81 Gambar 5.3 Pendidikan Responden ................................................................... 83 Gambar 5.4 Suku Responden ............................................................................. 85 Gambar 5.5 Jenis Dagangan Responden ............................................................ 86 Gambar 5.6 Lama Berdagang Responden ......................................................... 87 Gambar 5.7 Screen Plot ................................................................................... 100
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Bisnis selalu memainkan peranan penting dalam kehidupan ekonomi dan sosial bagi semua orang di sepanjang abad dan semua lapisan masyarakat. Agama Islam sejak awal lahirnya, mengizinkan adanya bisnis, karena Rasulullah SAW sendiri pada awalnya juga berbisnis dalam jangka waktu yang cukup lama.1 Di dalam hal perdagangan atau bisnis, Rasulullah memberikan apresiasi yang lebih, seperti sabda beliau ”Perhatikan olehmu sekalian perdagangan, sesungguhnya di dunia ini perdagangan itu ada Sembilan dari sepuluh pintu rezeki”.2 Namun, Rasulullah tidak begitu saja meninggalkan tanpa aturan, kaidah, ataupun batasan yang harus diperhatikan dalam menjalankan perdagangan atau bisnis. Di antara nilai-nilai yang penting dalam perdagangan atau bisnis adalah sifat kasih sayang yang telah dijadikan Allah sebagai trade mark. Islam menghendaki perdagangan yang berlangsung bebas dan bebas dari distorsi pasar. Hal ini bertujuan untuk memelihara unsur keadilan semua pihak dan Islam mengatur agar kegiatan ekonomi di pasar berjalan secara adil.
1
Alwi Shihab, Islam Inklusif, (Bandung: Mizan, 1999), h.172
2
Achyar Eldine, Etika Bisnis Islam, Jurnal Khazanah, Vol 3 No 3, Edisi Oktober, 2007, h. 282
2
Pasar mendapatkan kedudukan yang penting dalam perekonomian Islam. Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar sebagai harga yang adil. Oleh Karena itu, Islam menekankan adanya moralitas seperti persaingan yang sehat, kejujuran, keterbukaan, dan keadilan. Implementasi nilai-nilai tersebut merupakan tanggung jawab bagi setiap pelaku pasar. Bagi seorang muslim, nilai-nilai ini ada sebagai refleksi dari keimanannya kepada Allah, bahkan Rasulullah memerankan dirinya sebagai muhtasib di pasar. Beliau menegur langsung transaksi perdagangan yang tidak mengindahkan moralitas. Dengan mengacu pada Al- Qur’an dan praktek kehidupan pasar pada masa Rasulullah dan para sahabatnya, Ibnu Taymiyyah menyatakan bahwa ciri khas kehidupan pasar yang Islami adalah : 1.
Orang harus bebas keluar masuk pasar. Memaksa orang untuk menjual barang dagangan tanpa ada kewajiban untuk menjual merupakan tindakan tidak adil dan ketidakadilan itu dilarang.
2.
Adanya informasi yang cukup mengenai kekuatan-kekuatan pasar dan barang-barang dagangan.
3.
Unsur-unsur monopilistik harus dilenyapkan dari pasar. Kolusi antar penjual dan pembeli harus dihilangkan. Pemerintah dibolehkan melakukan intervensi.
4.
Adanya kenaikan dan penurunan harga yang disebabkan oleh naik turunnya tingkat permintaan dan penawaran.
3
5.
Adanya homogenitas dan standarisasi produk agar terhindar dari pemalsuan produk, penipuan, dan kecurangan kualitas barang.
6.
Terhindar dari penyimpangan terhadap kebebasan ekonomi yang jujur, seperti sumpah palsu, kecurangan menakar, dan niat yang buruk dalam perdagangan. Pelaku pasar juga dilarang menjual barang-barang yang haram3. Akan tetapi kenyataan yang kita hadapi sekarang di masyarakat,
bahwasanya telah terjadi pergeseran etika dalam dagang atau bisnis. Salah satu contoh maraknya para pedang mengurangi timbangannya, dijualnya ayam bangkai (tiren) dan daging gelongongan4. Hal ini menandakan timbulnya gejala merosotnya rasa solidaritas, tangung jawab sosial dan tingkat kejujuran serta adanya persaingan yang tidak sehat dan berbagai masalah bisnis lainnya. Ketika terjadi pergeseran tersebut, maka terjadilah suatu penyimpangan-penyimpangan didalam hubungan bisnis. Pada masa rasulullah, nilai-nilai moralitas sangat diperhatikan dalam kehidupan pasar. Bahkan sampai pada masa awal kerasulannya, beliau adalah seorang pelaku pasar yang aktif, dan kemudian menjadi seorang pengawas pasar 3
Akhmad Mujahidin, Etika Bisnis Dalam Islam “Analisis Terhadap Aspek Moral Pelaku Bisnis”, Jurnal Hukum Islam, Vol IV No. 2, Desember 2005, h. 122 4 Gatra.com Saturday, 9 July 2005, diakses pada tanggal 9 November 2010
4
yang cermat sampai akhir hayatnya. Beliau telah memulai pengalaman dagangnya sejak usia 12 tahun,5 Dalam ekonomi Islam yang berlandasan ketuhanan, maka tujuan akhir pencapaiannya adalah ridho Allah SWT, dengan tetap memegang syariat Islam dalam segala akitivitasnya, begitu pula dengan aktivitas ekonomi yang tidak dapat pula dipisahkan dengan nilai-nilai keIslaman.6 Etika bisnis Islam bertujuan mengajarkan manusia untuk menjalin kerjasama, tolong menolong, dan menjauhkan diri dari sikap dengki dan dendam serta hal-hal yang tidak sesuai dengan syariah7. Etika bisnis dalam Islam juga berfungsi sebagai controlling (pengatur) terhadap akitifitas ekonomi pedang, karena secara filosofi etika mendasarkan diri pada nalar ilmu dan agama untuk menilai. Landasan penilaian ini dalam praktek kehidupan di masyarakat sering kita temukan bahwa secara agama terdapat nilai mengenai hal-hal baik, buruk atau jahat, seperti pihak yang mendzhalimi dan terdzhalimi.8 Dengan kenyataan di atas, maka prinsip pengetahuan akan etika bisnis Islam mutlak harus dimiliki oleh setiap individu yang melakukan kegiatan ekonomi baik itu seorang pebisnis atau pedagang dalam menjalankan aktivitas 5
Afzalurrahman, Muhammad Sebaga Pedagang, terj. Dewi Nurjulianti, (Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy,1997), h. 5 6 Yusuf Qordhowi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1993), h. 31 7 Qordhowi, Norma…………….., h. 5 8
Muslich, Etika Bisnis Islam, (Jakarta: EKONISIA, 2004), Cet 1, h. 29
5
ekonominya, untuk menghindarkan diri dari berbagai macam tindakan yang dilarang oleh Allah SWT. Dengan demikian setiap orang tidak boleh merugikan orang lain demi kepentingan diri sendiri (vested interest). Sebab , seolah-olah dia menghisap darahnya dan membuka jalan kehancuran untuk dirinya sendiri. Misalnya mencuri, menyuap, berjudi, menipu, mengaburkan, mengelabui, riba, pekerjaan lain yang diperoleh dengan jalan yang tidak dibenarkan. Tetapi apabila sebagian itu diperoleh atas dasar saling suka sama suka, maka persyaratan dalam perdagangan yang ditegaskan dalam al Qur’an telah dijalani.9 Ada bebarapa bentuk transaksi yang dapat dikategorikan terlarang, yaitu10: 1.
Tidak jelasnya takaran dan spesifikasi barang yang dijual.
2.
Tidak jelas bentuk barangnya.
3.
Informasi yang diterima tidak jelas sehingga pembentukan harga tidak berjalan dengan mekanisme yang sehat.
4.
Penjual dan pembeli tidak hadir di pasar sehingga perdagangan tidak berdasarkan harga pasar. Model-model transaksi di atas hendaknya menjadi perhatian serius dari
pelaku
pasar
muslim.
Penegakan
nilai-nilai
moral
dalam kehidupan
perdagangan di pasar harus disadari secara personal oleh setiap pelaku pasar. Artinya, nilai-nilai moralitas merupakan nilai yang sudah tertanam dalam diri 9
Yusuf Qordhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, Terjemahan Muamammal Hamidy ( Surabaya: Bina Ilmu, 1993), h. 38.
6
para pelaku pasar, karena ini merupakan refleksi dari keimanan kepada Allah. Dengan demikian seseorang boleh saja berdagang dengan tujuan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi dalam Islam, bukan sekedar mencari besarnya keuntungan melainkan dicari juga keberkahan. Keberkahan usaha merupakan kemantapan dari usaha itu dengan memperoleh keuntungan yang wajar dan diridai oleh Allah swt. Untuk memperoleh keberkahan dalam jualbeli, Islam mengajarkan prinsip-prinsip moral sebagai berikut11: 1.
Jujur dalam menakar dan menimbang.
2.
Menjual barang yang halal.
3.
Menjual barang yang baik mutunya.
4.
Tidak menyembunyikan cacat barang.
5.
Tidak melakukan sumpah palsu.
6.
Longgar dan murah hati.
7.
Tidak menyaingi penjual lain.
8.
Tidak melakukan riba.
9.
Mengeluarkan zakat bila telah sampai nisab dan haulnya. Permasalahannya,
apakah
faktor-faktor
etika
bisnis
Islam
telah
diperaktekan sesuai dengan al-qur’an dan sunnah nabi Muhammad oleh para pelaku ekonomi di era globalisas sekarang ini? 10
Mujahidin. Etika Bisnis…………., h. 120
11
Burhanudin Salam, Etika Sosial Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 23
7
Maka dengan melihat realitas yang ada di atas penulis sangat tertarik dan tergugah untuk mengangkat permasalahan tersebut kedalam penelitian skripsi dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Etika Bisnis Islam Pedagang di Pasar Ciputat”.
B.
Identifikasi Dan Pembatasan Masalah
Beberapa masalah yang dapat penulis identifikasikan adalah sebagai berikut: 1.
Apakah konsep tauhid mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
2.
Apakah konsep kesimbangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
3.
Apakah konsep kehendak bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
4.
Apakah konsep tanggung jawab yang dimiliki pedagang pasar Ciputat mempunyai pengaruh yang signifikan penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
5.
Apakah konsep ihsan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat? Dalam perdagangan atau bisnis terdapat etika dan norma-norma yang
harus berfungsi membatasi ruang gerak dari bisnis tersebut, sehingga tidak terjadi saling merugikan atau prilaku bisnis yang negatif. Etika bisnis dalam Islam adalah etika bisnis yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
8
Sebagai pedagang yang beragama Islam sudah seharusnya menjalankan etika bisnis Islam dalam kegiatan perdagangannya yang sesuai dengan tuntunan Muhammad SAW. Agar pembahasan skripsi ini terarah, maka penulis perlu memberikan batasan-batasan. Penulis hanya membatasi penelitian ini pada faktor-faktor mana saja dari etika bisnis Islam yang paling kuat pengaruhnya terhadap pedagang dalam penjalankan roda perniagaannya. Gambar 1.1 Identifikasi Masalah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika Bisnis Islam
Tauhid
C.
Keseimbangan
Kehendak Bebas
Tanggung
Ihsan
Jawab
Perumusan Masalah Masalah yang dapat penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana pengaruh variabel tauhid terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
2.
Bagaimana pengaruh variabel keseimbangan terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
3.
Bagaimana pengaruh variabel kehendak bebas terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
9
4.
Bagaimana pengaruh variabel tanggung jawab terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
5.
Bagaimana pengaruh variabel ihsan terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapat bukti empiris mengenai: a.
Pengaruh tingkat tauhid yang dimiliki pedagang pasar Ciputat terhadap penerapan etika bisnis Islam.
b.
Pengaruh tingkat keseimbangan pedagang pasar Ciputat mempunyai terhadap penerapan etika bisnis Islam.
c.
Pengaruh prinsip kehendak bebas yang dimiliki pedagang pasar Ciputat terhadap penerapan etika bisnis Islam.
d.
Pengaruh prinsip tanggung jawab yang dimiliki pedagang pasar Ciputat terhadap penerapan etika bisnis Islam.
e.
Pengaruh prinsip ihsan pedagang pasar Ciputat terhadap penerapan etika bisnis Islam.
2.
Dan penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut : a.
Bagi Penulis
10
Penelitian ini di samping memberikan dan menambah pengetahuan penulis tentang etika bisnis Islam, juga merupakan apresiasi tehadap teori–teori yang pernah penulis dapatkan selama menempuh pendidikan program strata satu di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. b.
Bagi Pedagang Memberikan dan menambah wawasan mereka tentang ekonomi Islam khususnya tentang etika bisnis Islam yang selalu Rasulullah junjung.
c.
Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat menjadi sumber dan menambah khazanah ilmu pengetauan
bagi
kalangan
akademisi
dalam
menunjang
akademisnya.
E.
Tinjauan Studi Terdahulu Etika bisnis Islam telah mendorong beberapa peneliti untuk mengadakan penelitian terhadap etika bisnis Islam pada pedagang. Namun, dalam beberapa penelitian terdahulu ini sangat sedikit sekali membahas tentang faktor-faktor etika dalam berdagang, yang
hanya penulis temukan mengenai tingkat
keagamaan dan prilaku pedagang. Penelitian tentang etika bisnis Islam telah
11
dilakukan oleh para peneliti diantaranya adalah Ahmad Faiz (2009), dan Erik Lesmana (2010). Penelitian yang dilakukan oleh Erik Lesmana Konsentrasi Perbankan Syari’ah. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010) adalah tentang Pemahaman Etika Bisnis Islam dan Tingkat Persaingan Usaha serta Perilaku Dagang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalaf analisis korelasi Rank Spearman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel independen (tingkat persaingan usaha) dan (pemahaman etika bisnis Islam) dengan variabel dependen (perilaku dagang muslim). Penelitian yang dilakukan terhadap para pedagang muslim di pasar Ciputat ini memberikan hasil bahwa tingkat persaingan usaha memiliki hubungan yang nyata dan searah dengan perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat. Begitu juga dengan variabel etika bisnis Islam yang memiliki hubungan yang nyata dan searah dengan perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat. Penalitian mengenai Pengaruh Tingkat Keagamaan Terhadap Prilaku Pedagang di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan dilakukan oleh Ahmad Faiz. Konsentrasi Perbankan Syari’ah. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009. Penelitian ini mengggunakan teknik survei dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan analisia regresi berganda. Dalam penelitian ini digunakan lima dimensi dari variabel agama yang dikembangkan oleh Djamaludin Ancok dari rumusan Glock dan Stark yang membagi keagamaan menjadi lima dimensi : dimensi akidah Islam, dimensi keperibadatan, dimensi akhlaq, dimensi ilmu,
12
dan dimensi penghayatan. Berdasarkan hasil uji statistikk dengan uji f mengindikasikan bahwa variabel dimensi akidah Islam, dimensi keperibadatan, dimensi ikhlaq, dimensi ilmu, dan dimensi penghayatan berpengaruh terhadap perilaku pedagang secara simultan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, hasil peneliti yang satu tidak sama dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan tingkat ekonomi, subjek penelitian, variabel penelitian, dan metode penelitian. Sehingga sampai saat ini masih tetap dilakukan penelitian mengenai etika bisnis Islam guna mengetahui secara pasti faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi etika bisnis Islam para pedagang beserta cara penerapannya. Untuk itu dalam penelitian ini, saya sebagai penulis mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pedagang dalam menjalankan etika bisnis Islam yaitu dengan membentuk faktor yang paling dominan mempengaruhi pedang pasar Ciputat dalam menjalankan etika bisnis Islam. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada variabel yang terdiri dari tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, dan ihsan sedangkan penelitian terdahulu hanya fokus pada variabel agama yang di bagi kedalam lima dimensi dalam melihat prilaku pedagang dan tempat penelitian. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan analisis faktor yaitu untuk mengelompokkan lima variabel etika bisnis Islam pedagang menjadi satu atau beberapa faktor, sedangkan teknik analisis pada penelitian
13
terdahulu pada umumnya untuk menganalisis pengaruh dan atau hubungan antar variabel.
F.
Sistematika Penulisan Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi pembahasan menjadi lima bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari sub bab. Untuk menjadikan pembahasan lebih terarah dan mudah dipahami, adapun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I
: PENDAHULUAN Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan studi terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II
: KAJIAN TEORITIS Dalam bab in terdiri dari empat sub bab. Sub bab yang pertama menjelaskan tentang etika bisnis Islam terlebih dahulu, dan di dalamnya terdapat penjabaran mengenai definisi, dasar hukum, aksioma dasar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku etis dalam Islam. Sub bab yang kedua menjelaskan tentang pasar yang di dalamnya juga terdapat pembahasan mengenai pengertian, mekanisme pasar,
14
dan etika pemasaran. Sub bab yang ketiga menjelaskan tentang kerangka pemikiran. Dan sub bab yang keempat menjelaskan tentang hipotesis penelitian. BAB III
: METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari enam sub bab. Sub bab yang pertama menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian. Sub bab yang kedua menjelaskan tentang keterbatasan penelitian. Sub bab yang ketiga menjelaskan tentang teknik penentuan sampel. Sub bab yang keempat menjelaskan tentang teknik pengumpulan data
di dalamnya terdapat penjelasan
mengenai sumber data dan teknik pengumpulan data. Sub bab yang kelima menjelaskan tentang metode analisis data di dalamnya terdapat penjabaran mengenai uji kualitas data dan uji analisis faktor. Sub bab yang keenam menjelaskan tentang operasionalisasi variabel. BAB IV
: GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Dalam bab ini dibahas gambaran umum dari objek penelitian penulis yaitu PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat. Bab ini terdiri dari delapan sub bab. Sub bab yang pertama menjelaskan tentang latar belakan berdirinya pasar Ciputat, di
dalamnya
terdapat
penjabaran
mengenai
sejarah
berdirinya, perkembangan pasar Ciputat, dan permasalahan
15
pasar Ciputat. Sub bab yang kedua menjelaskan tentang landasan hokum. Sub bab yang ketiga menjelaskan tentang landasan operasional. Sub bab yang keempat menjelaskan tentang tugas pokok dan fungsi. Sub bab yang kelima menjelaskan tentang sasaran dan tujuan. Sub bab yang keenam menjelaskan tentang visi dan misi. Sub bab yang ketujuh menjelaskan tentang struktur organisasi Dan sub bab yang kedelapan menjelaskan tentang daya dukung dan daya tamping pasar Ciputat. BAB V
: PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang hasil dari penganalisaan variabelvariabel yang diperoleh untuk mendapatkan perhitungan dan kesimpulan yang tepat terhadap penelitian. Bab ini terdiri dari tiga sub bab. Sub bab pertama menjelaskan tentang karakteristik responden. Sub bab kedua menjelaskan tentang hasil uji kualitas data. Dan sub bab ketiga menjelaskan tentang hasil uji analisis faktor.
BAB VI
: PENUTUP Bab ini merupakan bagian akhir yang terdiri dari empat sub bab. Sub bab pertama menjelaskan tentang kesimpulan. Sub bab kedua menjelaskan tentang keterbatasan penelitian. Sub bab ketiga menjelaskan tentang implikasi penelitian. Sub bab
16
keempat berisi saran. Bab ini juga disertai dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran penelitian yang dibutuhkan.
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Etika Bisnis Islam 1.
Definisi Etika Bisnis Islam Istilah etika, secara teoritis dapat dibedakan ke dalam dua pengertian. Pertama, etika berasal dari kata Yunani ethos yang artinya kebiasaan (custom) atau karakter (character). Dalam pengertian ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat yang diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. Kedua, secara terminologis etika merupakan studi sistematis tentang tabiat konsep nilai, baik, buruk, harus, benar, salah dan lain sebagainya dan prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikan atas apa saja. Di sini etika dapat dimaknai sebagai dasar moralitas seseorang dan di saat bersamaan juga sebagai filsufnya dalam berperilaku1. Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari baik buruknya perilaku manusia. Di Indonesia, studi tentang masalah etis dalam bidang ekonomi dan bisnis sudah akrab dengan nama “etika bisnis, sejalan
1
Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 4
18
dengan kebiasaan umum dalam istilah bahasa Inggris yaitu “Business Ethics”.2 Namun, pada dasarnya istilah tersebut menunjuk kepada studi tentang aspek-aspek moral dari kegiatan ekonomi dan bisnis yang akan dibahas dalam penelitian ini. Selanjutnya kita dapat mendefinisikan etika bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma di mana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat.3 Sedangkan titik sentral etika Islam adalah menentukan kebebasan manusia untuk bertindak dan bertanggung jawab karena kepercayaannya terhadap kemahakuasaan Tuhan. Hanya saja kebebasan manusia itu tidaklah mutlak, dalam arti, kebebasan yang terbatas. Dengan kebebasan tersebut manusia mampu memilih antara yang baik dan jahat, benar dan salah, halal dan haram.4 Islam, sebagai agama rahmat li al-‘alamin yang bersifat universal dan komprehensif, dalam arti, bila dikontekskan dengan taraf-taraf tersebut tidak akan pernah membedakan antara taraf yang satu dengan yang lain. Demi kemaslahatan semua kalangan, Islam mengajarkan 2
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam, (Malang: Penerbit UIN-Malang Press, 2007), h.9 3 Badroen, Etika Bisnis .........., h.70 4 Syed Nawab Haider Naqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, ter.M. Saiful Anam dan Muhammad Ufuqul Mubin (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h.35
19
manusia agar tetap menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam segala aktivitas kehidupan. Oleh karena itu, apabila etika dikaitkan dengan masalah bisnis, maka dapat digambarkan bahwa Etika Bisnis Islam adalah norma-norma etika yang berbasiskan al-Qur’an dan Hadis yang harus dijadikan pedoman oleh siapa pun dalam aktivitas bisnis. 2.
Dasar Hukum Etika Bisnis Islam Pada awalnya aturan mengenai perilaku ekonomi yang islami ditetapkan oleh Al Qur’an. Jadi, secara etik al Qur’an mengatur perilaku ekonomi dalam bidang produksi, konsumsi, distribusi dan sirkulasi. Hukum Allah dalam Al Qur’an terbagi dalam dua bagian yaitu yang terang (muhkam) dan yang mutasyabih (samar). Hukum mutasyabih yang ditemukan oleh ummat Islam di zaman Rasulallah telah dijelaskan lewat Sunnah. Setelah Al Qur’an, Sunnah merupakan aturan kedua yang mengatur perilaku manusia. Sunnah adalah praktek-praktek yang dicontohkan oleh Rasulallah saw, serta ucapan-ucapannya (hadist). Keterangan-keterangan dalam sunnah memiliki formasi yang lebih operasional yang merupakan bentuk praktek dari konsep-konsep Al Qur’an. Sunnah menguraikan bagaimana tata cara zakat, bentuk kerja sama ekonomi, perdagangan, pembelanjaan harta dan sebagainya. Dalam konteks waktu, sunnah menjelaskan perilaku ekonomi masa lampau.
20
Dengan kerangka hukum Islam yang dapat menjangkau semua dimensi waktu terdapat istilah-istilah ijma dan qiyas5. Pandangan al-Qur’an tentang bisnis dan etika bisnis dari sudut pandang isinya, lebih banyak membahas tema-tema tentang kehidupan manusia baik pada tataran individual maupun kolektivitas. Hal ini dibuktikan bahwa, tema pertama dan tema terakhir dalam al-Qur’an adalah mengenai perilaku manusia.6 Sebagai sumber nilai dan sumber ajaran, al-Qur’an pada umumnya memiliki sifat yang umum (tidak terperinci), karena itu diperlukan upaya dan kualifikasi tertentu agar dapat memahaminya. Adapun pandangan Al-Qur’an mengenai bisnis etika bisnis adalah terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain sebagai berikut7: a. Surat at-Taubah (9): 111 ditegaskan bahwa, ”Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin harta dan jiwa mereka... Siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) Allah maka bergembiralah dengan jual-beli yang kamu lakukan. Dan itulah kemenangan yang besar.
5
6
7
Muhammad, dan Lukman Fauroni, Visi al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2002), diakses melalui www.google.com pada 13 November 2010. Fazlur Rahman, Membangkitkan Kembali Visi al-Qur’an: Sebuah Catatan Otobiograif, Jurnal Hikmah, No. IV, Juli-Oktober, 1992 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis: Perspektif Al Qur’an, IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 4, No. 1, Muharram 1424 H/March 2003, h. 94
21
b. Bekerja juga dikaitkan dengan iman, pernyataan ini terdapat dalam surat Al-Furqan (25): 23 yang menegaskan bahwa “Amal-amal yang tidak disertai iman tidak akan berarti di sisiNya”. c. Di dalam al-Qur’an juga ada beberapa terma yang berkaitan dengan konsep bisnis. Diantaranya adalah kata : al Tijarah, al-bai’u, tadayantum, dan isytara. 1) Terma tijarah, yang bermakna berdagang, berniaga. Dalam alQur’an terma tijarah ditemui sebanyak delapan kali dan tijaratuhum sebanyak satu kali. Bentuk tijarah terdapat dalam surat al- Baqarah (2): 282, an-Nisa (4): 29, at-Taubah (9): 24, anNur (24): 37, Fatir (35): 29, as-Shaff (61): 10, pada surat al-Jum’ah (62): 11 (disebut dua kali). Ayat-ayat tersebut menjelaskan tentang petunjuk transaksi yang menguntungkan dan perniagaan yang bermanfaat, sehingga pelakunya akan mendapatkan keuntungan besar dan keberhasilan yang kekal. Perniagaan dimaksud adalah tetap dalam keimanan, keikhlasan amal kepada Allah dan berjihad dengan
jiwa
dan
harta
dengan
menyebarkn
agama
dan
meninggikan kalimat-Nya.8 2) Terma al-bai’u, yang bermakna menjual. Dalam al-Qur’an terma bai’ ditemui sebanyak dua kali yaitu pertama, terdapat dalam surat 8
Akhmad Nur Zaroni, Bisnis dalam Perspektif Islam (Telaah Aspek Keagamaan dalam Kehidupan Ekonomi), MAZAHIB, Vol. IV, No. 2, Desember 2007.
22
Al-Baqarah (2): 254 yang menyerukan agar membelanjakan serta mendayagunakan harta benda sesuai dengan keimanan dan bertujuan untuk mencari keuntungan sebagai bekal di hari kiamat. Kedua, surat Al-Baqarah (2): 275 memberikan pengertian tentang jual beli yang halal dan larangan untuk memperoleh atau mengembangkan harta benda dengan jalan riba.9 3) Terma tadayantum, yang disebutkan satu kali pada surat AlBaqarah (2): 282. Ayat ini digunakan dalam pengertian muamalah yakni jual beli, utang piutang, sewa menyewa dan lain sebagainya yang jika dilakukan tidak secara tunai hendaknya pencatatan dengan benar.10 4) Terma isytara, kata isytara dengan berbagai ragamnya terdapat sebanyak dua puluh lima kali. Secara umum kata isytara dan berbagai ragamnya lebih banyak mengandung makna transaksi antara manusia dengan Allah atau transaksi sesama manusia yang dilakukan karena dan untuk Allah, atau juga transaksi dengan tujuan keuntungan manusia walaupun dengan menjual ayat-ayat Allah.11
9
Zaroni, Bisnis………….. Vol. IV, No. 2 Zaroni, Bisnis………….. Vol. IV, No. 2 11 Zaroni, Bisnis………….. Vol. IV, No. 2 10
23
3.
Aksioma Dasar Etika Bisnis Islam Ajaran etika dalam Islam pada prinsipnya manusia dituntut untuk berbuat baik pada dirinya sendiri, kepada sesama manusia dan lingkungan alam disekitarnya, dan kepada Tuhan selaku penciptaNya. Oleh karena itu, untuk dapat berbuat baik pada semuanya itu, manusia di samping diberi kebebasan (free will), hendaknya ia memperhatikan keesaan Tuhan (tauhid), prinsip keseimbangan (tawazun = balance) dan keadilan (qist). Di samping tanggung jawab (responsibility) yang akan diberikan di hadapan Tuhan.12 Lima konsep inilah yang disebut dengan aksioma13 yang terdiri atas prinsip-prinsip umum yang terhimpun menjadi satu kesatuan yang terdiri atas konsep-konsep Keesaan (tauhid), Keseimbangan (equilibrium),
Kehendak
bebas
(free
will),
Tanggung
jawab
ekonomi
dalam
(responsibility), dan Kebajikan (ihsan).14 Untuk
menentukan
kaidah-kaidah
perilaku
masyarakat Islam, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membangun sistem aksioma dengan tepat agar mencerminkan pandangan Islam tentang etika. Pandangan ini dapat membentuk dasar generalisasi ilmiah tentang suatu ilmu ekonomi Islam. Untuk mengubahnya menjadi suatu alat operasional yang berupa analisis ilmiah, suatu filsafat etika 12
Djakfar, Etika Bisnis………., h.11 Aksioma adalah hal yang sudah menjadi umum dan jelas kebenarannya. Lihat. Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h.88 14 Haider Naqvi, Etika…………, h. 13 13
24
harus disusutkan menjadi sekumpulan aksioma yang kemudian dapat berlaku sebagai suatu titik mula pembuat kesimpulan logis mengenai kaidah-kaidah sosial dan perilaku ekonomi yang secara Islami absah.15 Perangkat aksioma menguatkan prinsip dasar etika Islam yang sasarannya menghasilkan suatu tatanan sosio-ekonomi yang padu, seimbang, dan realistis. Pandangan ini diikhtisarkan dengan tepat oleh kelima aksioma sebagai berikut: a. Keesaan (Tauhid) Konsep ini dimaksudkan bahwa sumber utama etika Islam adalah kepercayaan total dan murni terhadap keesaan Tuhan.16 Konsep tauhid merupakan dimensi vertikal Islam, ia memadukan berbagai aspek dalam kehidupan manusia yaitu politik, ekonomi, sosial, dan keagamaan (religius) serta menekankan gagasan mengenai konsistensi dan keteraturan.17 Hubungan vertical ini merupakan wujud penyerahan diri manusia secara penuh tanpa syarat di hadapan Tuhan, dengan menjadikan keinginan, ambisi, serta perbuatannya tunduk pada perintahNya.18 Dengan mengintegrasikan aspek religius dengan aspek-aspek lainnya, seperti ekonomi, akan menimbulkan perasaan dalam diri 15
Haider Naqvi, Etika…………, h. 74 Djakfar, Etika Bisnis………..., h. 12 17 Haider Naqvi, Etika…………, h. 78 18 Djakfar, Etika Bisnis………..., h. 12 16
25
manusia bahwa ia akan selalu merasa direkam segala aktivitas kehidupannya, termasuk dalam aktivitas berekonomi sehingga dalam melakukan segala aktivitas bisnis tidak akan mudah menyimpang dari segala ketentuanNya. Perhatian terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan etik dan dimotivasi oleh ketauhidan kepada Tuhan Yang Maha Esa akan meningkatkan kesadaran individu mengenai insting altruistiknya, baik terhadap sesama manusia maupun alam lingkungannya. Ini berarti, konsep tauhid akan memiliki pengaruh yang paling mendalam terhadap diri seorang muslim.19 b. Keseimbangan (Equilibrium) Keseimbangan atau ‘adl (keadilan) menggambarkan dimensi horizontal ajaran Islam, dan hubungan dengan harmoni segala sesuatu di alam semesta.20 Hukum dan keteraturan yang terlihat pada alam semesta mencerminkan keseimbangan harmonis. Tatanan ini pula yang dikenal dengan sunnatullah. Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil, tak terkecuali kepada pihak yang tidak disukai. Islam mengharuskan penganutnya untuk berlaku adil dan berbuat kebajiakan. Dan bahkan berlaku adil harus didahulukan dari kebajikan. dalam perniagaan, persyaratan adil yang paling 19 20
Rafik Issa Beekun, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 33 Beekun, Etika…………, h. 36
26
mendasar adalah agar pengusaha Muslim menyempurnakan takaran bila menakar dan menimbang dengan alat timbangan yang benar, karena hal itu merupakan perilaku terbaik yang akan mendekatkan pada ketaqwaan.21 Pada struktur ekonomi dan bisnis, agar kualitas keseimbangan dapat mengendalikan semua tindakan manusia, maka harus memenuhi beberapa persyaratan22, yaitu: 1) Hubungan-hubungan dasar antara konsumsi, distribusi, dan produksi harus berhenti pada suatu keseimbangan tertentu demi menghindari pemusatan kekuasaan ekonomi dan bisnis dalam wilayah kekuasaan segelintir pengusaha. 2) Keadaan perekonomian yang tidak konsisten dengan distribusi pendapatan dan kekayaan yang secara ekonomis merupakan pilihan yang terbaik untuk ditolak karena Islam menolak daur tertutup pendapatan kekayaan semakin menyempit. 3) Akibat dari pengaruh sikap egalitarian yang kuat, maka dalam ekonomi dan bisnis Islam tidak mengakui adanya, baik hak milik yang tak terbatas maupun sistem pasar yang bebas tak terkendali. Hal ini disebabkan oleh sistem tersebut tidak menciptakan
21 22
Badroen, Etika Bisnis………., h. 92 Syed Nawab Haider Naqvi, Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sintesis Islami, ter. Husin Anis dan Asep Hikmat, (Bandung: MIZAN, 1985), h. 101
27
keadilan sosial sedangkan Islam menhendaki penciptaan keadilan sosial Dengan demikian jelas bahwa keseimbangan merupakan landasan pikir kesadaran dalam pendayagunaan dan pengembangan harta benda agar harta benda tidak menyebabkan kebinasaan bagi manusia melainkan menjadi media menuju kesempurnaan jiwa manusia sebagai khalifah. c. Kehendak Bebas (Free will) Pada tingkat tertentu, manusia diberikan kehendak bebas untuk mengendalikan
kehidupannya
sendiri
manakala
Allah
SWT
menurunkannya ke bumi.23Dengan tanpa mengabaikan kenyataan bahwa ia sepenuhnya dituntun oleh hukum yang diciptakan Allah SWT, ia diberi kemampuan untuk berpikir dan membuat keputusan, memilih jalan hidup yang diinginkan, dan yang paling penting untuk bertindak berdasarkan aturan yang ia pilih.24 Konsep Islam memahami bahwa institusi ekonomi seperti pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan ekonomi. Manusia memiliki kecenderungan untuk berkompetisi dalam segala hal, tak terkecuali kebebasan melakukan kontrak di pasar. Oleh sebab itu, pasar seharusnya menjadi cerminan dari berlakunya hukum 23 24
Al-Baqarah (2): 30 Beekun, Etika………., h. 38
28
penawaran dan permintaan yang direpresentasikan oleh harga, pasar tidak
terdistorsi
oleh
tangan-tangan
yang
sengaja
mempermainkannya. Islam tidak memberikan ruang kepada intervensi dari pihak manapun untuk menentukan harga, kecuali adanya kondisi darurat. Pasar yang Islami juga harus bisa menjamin adanya kebebasan pada masuk atau keluarnya sebuah komoditas di pasar, berikut perangkat faktor-faktor produksinya. Hal ini dimaksud untuk menjamin adanya pendistribusian kekuatan ekonomi dalam sebuah mekanisme yang proporsional.25 Agar tercipta mekanisme pasar yang sehat, aktivitas ekonomi dalam konsep ini diarahkan untuk kebaikan setiap kepentingan seluruh komunitas Islam yaitu dengan adanya larangan-larangan mengenai monopoli, kecurangan, dan praktik riba. Seorang Muslim yang percaya pada kehendak Allah, akan senantiasa mengabaikan larangan-laranganNya.
Ia
merupakan
bagian
kolektif
dari
masyarakat dan mengakui bahwa Allah meliputi kehidupan individual dan sosial. Dengan demikian, kebebasan berkehendak berhubungan erat dengan kesatuan dan keseimbangan.
25
Badroen, Etika Bisnis………., h. 94-96
29
d. Tanggung Jawab (Responsibility) Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan
oleh
manusia
karena
tidak
menuntut
adanya
pertanggungjawaban. Untuk memenuhi tuntutan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggungjawabkan tindakannya.26 Secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan prinisp kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya.27 Al-Qur’an menegaskan, “Barangsiapa memberikan hasil yang baik, niscaya ia akan memperoleh bagian pahala. Dan barang siapa menimbulkan akibat yang buruk, niscaya ia akan memikul konsekuensinya.28 Dalam bidang ekonomi dan bisnis prinsip ini dijabarkan menjadi suatu pola perilaku tertentu. Ia mempunyai sifat berlapis ganda dan terfokus baik pada tingkat mikro (individual) maupun tingkat makro (organisasi dan sosial), yang kedua-duanya harus dilakukan secara bersama-sama.29 Perilaku konsumsi seseorang misalnya tidak sepenuhnya bergantung kepada penghasilannya sendiri; ia juga harus menyadari tingkat penghasilan dan konsumsi 26
Beekun, Etika………., h. 40 Badroen, Etika Bisnis………., h. 100 28 QS. An-Nisa (4): 85 29 Beekun, Etika………., h. 41 27
30
berbagai anggota masyarakat yang lain. Karena itu menurut Sayyid Qutub prinsip pertanggungjawaban Islam adalah pertanggungjawaban yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya. Antara jiwa dan raga, antara person dan keluarga, individu dan sosial antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Prinsip pertanggungjawaban ini secara mendasar akan mengubah perhitungan ekonomi dan bisnis karena segala sesuatunya harus mengacu pada keadilan. Hal ini diimplementasikan paling tidak pada tiga hal; pertama, dalam menghitung margin, keuntungan nilai upah harus dikaitkan dengan upah minimum yang secara sosial dapat diterima oleh masyarakat. Kedua, economic return bagi pemberi pinjaman modal harus dihitung berdasarkan pengertian yang tegas bahwa besarnya keuntungan tidak dapat diramalkan dengan probalitias kesalahan nol dan tak dapat lebih dahulu ditetapkan (seperti sistem bunga). Ketiga, Islam melarang semua transaksi alegotoris semisal gharar atau sistem ijon yang dikenal dalam masyarakat Indonesia.30 e. Kebajikan (Ihsan) Ihsan (kebajikan) artinya melaksanakan perbuatan baik yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain, tanpa adanya kewajiban tertentu yang mengharuskan perbuatan tersebut atau 30
Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 103
31
dengan kata lain beribadah dan berbuat baik seakan-akan melihat Allah, jika tidak mampu, maka yakinlah Allah melihat.31 Dalam sebuah kerajaan bisnis, terdapat sejumlah perbuatan yang dapat mensupport pelaksanaan aksioma ihsan dalam bisnis32, yaitu: 1) kemurahan hati (leniency) 2) motif pelayanan (service motives) 3) kesadaran akan adanya Allah dan aturan yang berkaitan dengan pelaksanaan yang menjadi prioritas (consciousness of Allah and of His prescrible priorities) Selain hal tersebut di atas, manusia juga diwajibkan untuk mengenal dan mengobservasi skala prioritas Qur’an, seperti33: 1) lebih
memilih
kepada
penghargaan
akhirat
ketimbang
penghargaan duniawi 2) lebih memilih kepada tindakan yang bermoral ketimbang yang tidak bermoral 3) lebih memilih halal ketimbang yang haram
31
Beekun, Etika………., h. 43 Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika, (Rajawali Press, 1995), Ed. III 33 Badroen, Etika Bisnis………., h. 103 32
32
B.
Pasar 1.
Pengertian Pasar Pasar tediri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu dalam melakukan pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan.34 Konsep pasar membawa kita kembali pada konsep pemasaran, dimana pemasaran merupakan dimensi pertama dan utama dari perusahaan. Definisi dari pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain.35 Ukuran suatu pasar tergantung pada jumlah pembeli yang berada dalam pasar tersebut. Pembeli potensial memiliki tiga karakteristik pokok, yaitu mempunyai minat, penghasilan dan akses. Berdasarkan ketiga karakteristik ini, ada lima level definisi pasar yaitu: a.
Pasar potensial (potential market), yaitu sekumpulan konsumen yang memiliki tingkat minat tertentu terhadap penawaran pasar tertentu.
b. Pasar yang tersedia (available market), yaitu sekumpulan konsumen yang memiliki minat, penghasilan, dan akses pada penawaran pasar tertentu. 34
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 1995), Edisi 8, h. 14. 35 Kotler, Manajemen Pemasaran……….., h. 15
33
c. Pasar tersedia yang memenuhi syarat (qualified available market), yaitu sekumpulan konsumen yang memiliki minat, penghasilan, akses, dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu. d. Pasar yang dilayani (served market atau target market), yaitu sebagian dari qualified available market yang ingin dimasuki perusahaan. e. Pasar penetrasi (penetration market), yaitu sekumpulan konsumen yang benar-benar telah membeli produk.36 2.
Mekanisme Pasar Dalam Islam, pasar merupakan wahana transaksi ekonomi yang ideal, karena secara teoretis maupun praktis, Islam menciptakan suatu keadaan pasar yang dibingkai oleh nilai-nilai shari’ah, meskipun tetap dalam suasana bersaing. Hal ini tentu saja bukan hanya kewajiban personal pelaku pasar tetapi juga membutuhkan intervensi pemerintah. Untuk itulah maka pemerintah mempunyai peranan yang penting dan besar dalam menciptakan pasar yang islami, sebagaimana ditunjukkan oleh adanya hisbah pada masa Rasulullah dan sesudahnya.37 Gambaran pasar yang islami adalah pasar yang di dalamnya terdapat persaingan sehat yang dibingkai dengan nilai dan moralitas Islam. Nilai dan moralitas Islam itu secara garis besar terbagi dua: Pertama, norma
36
Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy, Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2002), h. 64
37
Akhmad Mujahidin, Etika Bisnis dalam Islam (Analisis Terhadap Aspek Moralitas Pelaku Bisnis), Hukum Islam, Vol. IV No. 2, Desember 2005, h. 121
34
yang bersifat khas yaitu hanya berlaku untuk muslim. Kedua, Islam juga sangat memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat umum dan berlaku secara universal seperti persaingan sehat, kejujuran, keterbukaan, dan keadilan. Nilai-nilai ini sangat ditekankan dalam Islam bahkan selalu dikaitkan dengan keimanan kepada Allah. Keterikatan seorang muslim dengan norma-norma ini akan menjadi sistem pengendali yang bersifat otomatis bagi pelakunya dalam aktifitas pasar. 38 Dengan mengacu kepada Alquran dan praktek kehidupan pasar pada masa Rasulullah dan para sahabatnya, Ibn Taymiyyah menyatakan bahwa ciri khas kehidupan pasar yang islami adalah : a. Orang harus bebas untuk keluar dan masuk pasar. b. Adanya informasi yang cukup mengenai kekuatan-kekuatan pasar dan barang-barang dagangan. c. Unsur-unsur monopolistik harus dilenyapkan dari pasar. Kolusi antara penjual dan pembeli harus dihilangkan. d. Adanya kenaikan dan penurunan harga yang disebabkan naik turunya tingkat permintaan dan penawaran. e. Adanya homogenitas dan standarisasi produk agar terhindar dari pemalsuan produk, penipuan, dan kecurangan kualitas barang
38
Mujahidin, Etika Bisnis dalam Islam……………., h. 122
35
f. Terhindar dari penyimpangan terhadap kebebasan ekonomi yang jujur, seperti sumpah palsu, kecurangan dalam menakar, menimbang, dan mengukur, dan niat yang buruk dalam perdagangan. g. Pelaku pasar juga dilarang menjual barang-barang haram seperti minuman keras, alat perjudian dan pelacuran, dan lain-lain.39 Dengan memperhatikan kriteria pasar islami tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pasar islami itu dibangun atas dasar terjaminnya persaingan yang sehat yang dibingkai dalam nilai dan moralitas Islam. Untuk menjamin agar kriteria ini tetap terjaga dengan baik diperlukan seorang muhtasib yang memiliki peranan aktif dan permanen dalam menjaga mekanisme pasar yang islami sehingga dapat dijadikan model bagi peran pemerintah terhadap pasar. Pengawasan secara cermat terhadap mekanisme pasar harus dilakukan demi tegaknya kepentingan sosial dan nilai-nilai akhlak islami yang diinginkan semua pihak. Mekanisme pasar dibangun atas dasar kebebasan yaitu kebebasan individu untuk melakukan transaksi barang dan jasa sebagaimana yang ia sukai. Ibn Taymiyah menempatkan kebebasan pada tempat yang tinggi bagi individu dalam kegiatan ekonomi, walaupun beliau juga memberikan batasan-batasannya. Selain itu juga diperlukan kerjasama saling membantu antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain untuk 39
Ibn Taymiyah, Majmu’ Fatawa Shaykh al-Islam Ahmad Ibn Taymiyah (Riyad: Matba at al-Riyad, 1387 H), h. 78
36
mewujudkan kesejahteraan bersama. Segala sesuatu itu boleh dan sah dilakukan sampai ada larangan khusus yang bertentangan dengan shari’ah Islam, khususnya dalam hal penipuan dan hal-hal yang merugikan.40 3.
Etika Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain41. Dalam konteks etika pemasaran yang bernuansa Islami, dapat dicari pertimbangan dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an memberikan dua persyaratan
dalam
proses
bisnis
yakni
persyaratan
horizontal
(kemanusiaan) dan persyaratan vertikal (spritual). Surat Al-Baqarah menyebutkan ”Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada yang diragukan didalamnya. Menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”. Ayat ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam etika marketing42: a. Allah memberi jaminan terhadap kebenaran Al-Qur’an, sebagai reability product guarantee. b. Allah menjelaskan manfaat Al-Qur’an sebagai produk karyaNya, yakni menjadi hudan (petunjuk). c. Allah menjelaskan objek, sasaran, customer, sekaligus target penggunaan kitab suci tersebut, yakni orang-orang yang bertakwa. 40
Mujahidin, Etika Bisnis dalam Islam……………., h. 123 Kotler, Manajemen Pemasaran………., h. 8 42 Achyar Eldine, Etika Bisnis Islam, Khazanah, Vol. 3, No. 3, Oktober 2007. 41
37
Isyarat diatas sangat relevan dipedomani dalam melakukan proses marketing, sebab marketing merupakan bagian yang sangat penting dan menjadi mesin suatu perusahaan. Mengambil petunjuk dari kalimat ”jaminan” yang dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an, maka dalam rangka penjualan itupun kita harus dapat memberikan jaminan bagi produk yang kita miliki. Jaminan tersebut mencakup dua aspek43: a. Aspek material, yakni mutu bahan, mutu pengobatan, dan mutu penyajian. b. Aspek non material, mencakup; ke-Halalan, ke-Thaharahan (Higienis), dan ke-Islaman dalam penyajian. Urutan kedua yang dijelaskan Allah adalah manfaat dari apa yang dipasarkan. Jika ini dijadikan dasar dalam upaya marketing, maka yang perlu dilakukan adalah memberikan penjelasan mengenai manfaat produk (ingridients) atau manfaat proses produksi dijalankan. Adapun metode yang dapat digunakan petunjuk Allah: ”Beritahukanlah kepadaku (berdasarkan pengetahuan) jika kamu memang orang-orang yang benar”.44 Ayat tersebut mengajarkan kepada kita bahwa untuk meyakinkan seseorang terhadap kebaikan yang kita jelaskan haruslah berdasarkan ilmu pengetahuan, data dan fakta. Jadi dalam menjelaskan manfaat produk, nampaknya peranan data dan fakta sangat penting, 43 44
Eldine, Etika Bisnis Islam……………… QS. Al-An’am :143
38
bahkan seringkali data dan fakta jauh lebih berpengaruh disbanding penjelasan. Ketiga adalah penjelasan mengenai sasaran atau customer dari produk yang kita miliki. Dalam hal ini kita dapat menjelaskan bahwa makanan yang halal dan baik (halalan thoyyiban), yang akan menjadi darah dan daging manusia, akan membuat kita menjadi taat kepada Allah, sebab konsumsi yang dapat mengantarkan manusia kepada ketakwaan harus memenuhi tiga unsur45 : a. Materi yang halal b. Proses pengolahan yang bersih (Higienis) c. Penyajian yang Islami
45
Achyar Eldine, Etika Bisnis Islam……………..
39
C.
Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etika Bisnis Islam
Tauhid
Kehendak bebas
Prinsip keseimbangan
(free will)
(tawazun= equilibrium)
Tanggung Jawab (responsibility)
Kebajikan (ihsan)
Analisis Faktor
Faktor
Faktor
I
II
Keterangan: 1. Faktor Tauhid, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi, yaitu: keagamaan, dan aspek sosial46. 2. Faktor Kehendak bebas, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi, yaitu: persaingan sehat, larangan monopoli, dan larangan kecurangan47. 46
Beekun, Etika………., h. 33
40
3. Faktor Keseimbangan, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi, yaitu: larangan praktek riba48, menghargai hak orang lain49, dan kejujuran50. 4. Faktor tanggung jawab, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi, yaitu: penerapan administrasi, perilaku konsumsi, pengembalian pinjaman, dan menerima keluhan konsumen51. 5. Faktor Ihsan, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi, yaitu: kemurahan hati, dan motif pelayanan52.
D. Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah diduga faktor tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab dan ihsan mempengaruhi etika bisnis Islam.
47
Badroen, Etika Bisnis .........., h.96 Marpuji Ali, Etika Bisnis dalam Islam (Kritik Terhadap Kapitalisme), Jurnal Ekonomi Fakultas Agama Islam UMS, 2007, h. 11 49 Badroen, Etika Bisnis .........., h.94 50 Ali, Etika Bisnis…......., h. 14 51 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102 52 Badroen, Etika Bisnis .........., h. 102 48
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Wilayah Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, yang akan menjadi objek studi penelitian adalah pedagang pasar ciputat. Dengan sampel pedagang yang berada pada lingkungan PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat. Jenis penelitian yang di gunakan pada penelitian ini adalah kausalitas, yakni tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebabakibat antara dua variabel atau lebih1. Jenis ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh Tauhid, Keseimbangan, Tanggung Jawab, Kehendak Bebas, dan Ihsan terhadap Etika Bisnis Islam pedagang pasar Ciputat. Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang yang berdagang di pasar Ciputat. Adapun yang menjadi sasaran penelitian ini adalah pedagang yang menempati kios-kios dan los-los yang tersedia pada pasar Ciputat. Alasan peneliti tidak mengikutsertakan pedagang kaki lima (PKL) dalam penelitian ini karena adanya keterbatasan data yang diperoleh. Pasar Ciputat dipilih sebagai lokasi penelitian karena lokasi ini terletak di Kota Tangerang Selatan sebagai penyanggah ibu kota DKI Jakarta. Pedagang di pasar Ciputat bersifat heterogen
1
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 1999), Edisi Pertama, h. 27
42
yaitu terdiri dari berbagai suku bangsa, pendidikan dan komoditi yang diperdagangkan.
B.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian sampel yaitu hanya meneliti sebagian dari keseluruhan elemen (populasi). Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus yaitu penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen. Namun, karena sesuatu hal peneliti bisa tidak melakukan sensus, maka yang bisa dilakukannya adalah menggunakan teknik sampel. Adapun alasan peneliti tidak melakukan sensus adalah sebagai berikut:
C.
1.
keterbatasan waktu penelitian,
2.
keterbatasan biaya, dan
3.
keterbatasan sumber daya manusia,
Teknik Penentuan Sampel Teknik
penentuan
sampel
dalam
penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan probability sampling methode, yaitu metode pemilihan sampel secara acak sehingga setiap elemen populasi mempunyai probabilitas yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Probability sampling methode yang digunakan yaitu dengan pemilihan sampel acak sederhana (simple random sampling). Metode pemilihan sampel acak sederhana memberikan kesempatan yang sama yang bersifat tak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai
43
sampel. Metode ini relative sederhana karena hanya memerlukan satu tahap prosedur pemilihan sampel. Setiap elemen populasi secara independen mempunyai probabilitas dipilih satu kali (tanpa pengembalian). Metode ini juga memungkinkan terpilihnya sampel yang mempunyai bias paling sedikit dan tingkat generalisasi yang tinggi.2 Untuk menentukan ukuran sampel yang dijadikan objek dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin3 sebagai berikut: n =
N 1 + Nα²
Keterangan: n
= Ukuran sampel
N = Ukuran populasi α = Taraf signifikansi, yaitu sebesar 10% Pengoperasian rumus Slovin tersebut adalah sebagai berikut: n
=
540 1 + 540(0,1)² = 84,375
Berdasarkan hasil pengoperasian rumus Slovin tersebut, maka ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 84 sampel.
2 3
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi…………, h. 124 http://file.upi.edu/Direktori/D-FPMIPA/JUR.PEND.matematika/196412051990031-Bambang Avip Priatna M/MENENTUKAN UKURAN SAMPEL.pdf, diakses pada tanggal 6 Januari 2011
44
D.
Teknik Pengumpulan Data 1.
Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh berdasarkan wawancara jawaban kuesioner yang dibagikan kepada pedagang pasar Ciputat. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan sumber bacaan lain yang memiliki relevansi dengan objek yang diteliti. Untuk data sekunder, peneliti mengumpulkannya dengan studi kepustakaan dan literatur pada berbagai perpustakaan di dalam dan di luar kampus maupun pada toko-toko buku4.
2.
Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang dijadikan instrumen pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik personally administered questionnaires, yaitu kuesioner disampaikan dan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti.
E.
Metode Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan pada penilitian ini adalah metode analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS
4
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi…………, h. 147
45
versi 17.0. Sedangkan langkah-langkah yang digunakan untuk meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat adalah dengan uji kualitas data, dan uji analisis faktor. 1.
Uji Kualitas data Untuk melakukan uji kualias data atas data primer dalam penelitian ini, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.5 Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai Corrected item-Total Correlation dengan nilai r hitung dengan nilai patokan iA= 0.26 dan alpha =0,05. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Hasil uji reabilitas
5
Imam Ghozali , Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h. 49 6 Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h. 230
46
dengan bantuan SPSS akan menghasilkan Cronbach Alpha. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,60.7 2.
Uji Analisis Faktor 1) Konsep Dasar Analisis Faktor Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti dan menamakannya sebagai faktor. Analisis faktor digunakan untuk penelitian awal di mana faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel belum diidentifikasikan secara baik (explanatory research). Jadi, dapat saja dari 10 atribut tersebut dapat diringkas menjadi 3 faktor utama saja8. Proses
analisis
faktor
mencoba
menemukan
hubungan
(interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal9.
7 8
9
Ghozali , Aplikasi ........................, h. 42 Santoso Singgih dan Fandy, Riset Pemasaran: Konsep danAplikasi dengan SPSS, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2001), h. 244 Singgih dan Fandy, Riset Pemasaran……………., h. 246
47
Analisis faktor merupakan metode statistik yang digunakan untuk meringkas informasi dalam jumlah banyak yang dihasilkan dari proses pengukuran (berupa konsep-konsep) menjadi sebuah dimensi atau construct yang lebih kecil. Analisis faktor dapat digunakan untuk mengindentifikasi
faktor-faktor
yang
menjadi
penyebab
atau
mempunyai hubungan kausalitas antar variabel10. b. Tujuan Analisis Faktor Adapun tujuan analisis faktor adalah11 : 1) Data Summarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar variabel (dalam pengertian SSPS adalah ”kolom”), analisis tersebut dinamakan R Factor Analysis. Namun jika korelasi dilakukan antar responden atau sampel (dalam pengertian SSPS adalah ”baris”), analisis disebut Q Factor Analysis, yang juga populer disebut Cluster Analysis. 2) Data Reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu Analisis faktor pertama kali dilakukan oleh Charles Spearman, dengan tujuan utama analisis faktor adalah menjelaskan hubungan 10 11
Ghozali, Aplikasi ………….., h. 10 Ghozali, Aplikasi ………….., h. 301
48
diantara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor, faktor-faktor tersebut merupakan besaran acak (random quantities) yang dapat diamati atau diukur secara langsung. Kegunaan utama analisis faktor ialah melakukan pengurangan data atau dengan kata lain melakukan peringkasan sejumlah variabel yang akan menjadi kecil jumlahnya. Pengurangan dilakukan dengan melihat interdependensi beberapa variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut faktor. Sehingga ditemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau penting untuk dianalisis lebih lanjut. c. Model Analisis Faktor Pada dasarnya model analisis faktor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut12: 1) Exploratory Factor Analysis Exploratory Factor Analysis merupakan model dalam analisis faktor tujuannya untuk mencari pengelompokkan baru variabel asli menjadi variabel yang jumlahnya semakin sedikit. 2) Confirmatory Factor Analysis Confirmatory Factor Analysis digunakan untuk menguji atau mengkonfirmasi apakah suatu konstruk yang secara teori telah dibentuk dapat dikonfirmasi dengan data empirisnya.
12
Ghozali, Aplikasi ………….., h. 308
49
Penelitian ini menggunakan proses pada analisis faktor yaitu Exploratory Factor Analysis yaitu mencari pengelompokkan baru dari variabel asli yang mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat. d. Persyaratan Dalam Analisis Faktor Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis faktor, yaitu13 : 1) KMO dan Bartlett’s Test KMO (Kaiser-Mayer-Olkin) merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi observasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi parsial dari semua pasangan variabel lebih kecil dari pada jumlah kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu, yang menunjukkan kesesuaian penggunaan analisis faktor14. Tabel 3.1 Tabel Ukuran Ketepatan Kaiser – Mayer – Olkin Ukuran KMO Rekomendasi 0,9 Baik Sekali 0,8 Baik 0,7 Sedang/Agak Baik 0,6 Cukup 0,5 Kurang < 0,5 Ditolak Sumber: Santoso, h.14
13 14
Ghozali, Aplikasi ………….., h. 256
Santoso Singgih, Buku Latihan SPSS: Statistik Paramterik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2002), h. 212
50
2) Anti – Image Matrices Besarnya angka measure of sampling adequacy (MSA) berkisar antara 0 -1, dengan kriteria sebagai berikut15: a) Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain. b) Jika MSA > 0,05, maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut. c) Jika MSA < 0,05, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut, sehingga variabel harus dikeluarkan/dibuang. d. Proses Analisis Faktor Analisis faktor dapat dilakukan melaui langkah-langkah sebagai berikut16 : 1) Menguji variabel apa saja yang akan dianalisis. 2) Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan Bartlett Test of Sphericity dan MSA (Measure of Sampling Adequacy). 3) Melakukan proses inti analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya. 15
Singgih, Buku Latihan SPSS.................. h. 213
16
Singgih dan Fandy, Riset Pemasaran…………….,
h. 250
51
4) Melakukan proses factor rotation, atau rotasi terhadap faktor yang terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk kedalam faktor tertentu. Beberapa metode rotasi yaitu : a) ORTHOGONAL ROTATION Yakni, memutar sumbu 90 derajat. Orthogonal Rotation digunakan bila analisis bertujuan untuk mereduksi jumlah variabel tanpa mempertimbangkan seberapa berartinya faktor yang diekstraksi.Proses rotasi dengan metode orthogonal masih bisa dibedakan menjadi17 : i. Quartimax Metode ini bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi, dimana setiap variabel memberi bobot yang tinggi disatu faktor dan sekecil mungkin pada faktor lain. ii. Varimax Bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi, dimana dalam satu kolom, nilai yang ada sebanyak mungkin mendekati nol. Hal ini berarti didalam setiap faktor tercakup sedikit mungkin variabel. iii. Equimax 17
Ghozali, Aplikasi ………….., h. 254
52
Bertujuan untuk mengkobinasi metode quartimax dan varimax. Maka, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Varimax. b) OBLIQUE ROTATION Yakni, memutar sumbu kanan, namun tidak harus 90 derajat. Dengan rotasi ini, korelasi antar faktor masih diperhitungkan, karena sumbu faktor tidak saling tegak lurus satu dengan lainnya. Oblique Rotation digunakan untuk memperoleh sejumlah faktor yang secara teoritis cukup berarti. 5) Pemilihan Metode Ekstraksi dan Penentuan Jumlah Faktor. Ekstraksi faktor bertujuan untuk menghasilkan sejumlah faktor dari data yang ada. Terdapat dua pendekatan dalam mengekstraksi faktor, metode Analisis Utama (Principal Component Analysis) dan metode Analisis Faktor Umum (Common Factor Analysis). Dalam menentukan jumlah faktor yang diinginkan sebagai hasil ekstrak, terdapat lima kriteria, diantaranya yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kriteria Latent Root (Latent Root Criterion). Hanya faktor-faktor yang memiliki latent root (eigenvalue) minimum 1 yang akan dipertahankan. Ini dapat berarti bahwa sebuah faktor dapat dianggap sebagai faktor, bila paling sedikit dapat menjelaskan variansi satu variabel atau setiap variabel
53
menyumbangkan nilai satu pada total eigenvalue. maka, hanya faktor dengan eigenvalue > 1 yang dianggap signifikan.18 6) Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut. Interpretasi matrik faktor dilakukan dengan mengelompokkan variabel-variabel ke dalam faktor-faktor hasil. Dasar untuk memutuskan apakah suatu variabel dimasukkan pada faktor 1, faktor 2, atau faktor lainnya adalah faktor loadingnya. Sebelum dikelompokkan
faktor
loading
harus
memenuhi
kriteria
signifikansi praktis dan signifikansi statistic. Kriteria signifikansi signifikansi praktis adalah faktor loading lebih besar dari 0.5, karena
semakin
besar
faktor
loading
semakin
mudah
menginterpretasikan faktor tersebut.19 7) Melakukan validasi atau scores, langkah ini dilakukan untuk mendapatkan faktor atau konstruk yang sesuai dengan teori.
F.
Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) yaitu independensi, sedangkan yang menjadi variabel bebas (X) yaitu:
18 19
Singgih, Buku Latihan SPSS………………………, h. 215 Singgih, Buku Latihan SPSS………………………, h. 215
54
1.
Tauhid Konsep Tauhid berarti Allah sebagai Tuhan YME menetapkan batasbatas tertentu atas perilaku manusia sebagai khalifah, untuk memberikan manfaat pada individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya.20 Tauhid juga dapat dimaknakan sebagai integrasi antar semua bidang kehidupan, agama, ekonomi, dan sosial-politik-budaya. Kesatuan antara kegiatan bisnis dengan moralitas dan pencarian ridha Allah. Kekayaan (sebagai hasil bisnis) merupakan amanah Allah, oleh karena itu didalam kekayaan terkandung kewajiban sosial.21 Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval. Variabel ini digali dengan 12 indikator.
2.
Keseimbangan Keseimbangan
menggambarkan dimensi horizontal ajaran Islam,
sifat keseimbangan bukan hanya sekedar karakteristik alami melainkan merupakan karakteristik dinamis yang harus diperjuangkan setiap muslim dalam kehidupannya.22 Keseimbangan meliputi keadilan, kejujuran, dan keterbukaan. Keadilan merupakan kemampuan pelaku bisnis untuk men ciptakan keseimbangan/moderasi dalam transaksi (mengurangi timbangan) dan membebaskan penindasan, misalnya riba dan memonopoli usaha.
20
Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h.89 Marpuji Ali, Etika Bisnis dalam Islam (Kritik Terhadap Kapitalisme), Jurnal Ekonomi Fakultas Agama Islam UMS, 2007 22 Rafik Issa Beekun, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 36 21
55
Kejujuran meliputi Kejujuran pelaku bisnis untuk tidak mengambil keuntungan hanya untuk dirinya sendiri dengan cara menyuap, menimbun barang, berbuat curang dan menipu, tidak memanipulasi barang dari segi kualitas dan kuantitasnya. Sedangkan keterbukaan merupakan Kesediaan pelaku bisnis untuk meneri ma pendapat orang lain yang lebih baik dan lebih benar, serta menghidupkan potensi dan inisiatif yang konstruktif, kreatif dan positif. Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval. Variabel ini digali dengan 7 indikator. 3.
Kehendak Bebas Kehendak bebas adalah kemampuan bertindak pelaku bisnis tanpa paksaan dari luar, sesuai dengan parameter ciptaan Allah. Kehendak bebas juga merupakan kontribusi Islam yang paling orisinal dalam filsfat sosial tentang konsep manusia “bebas”.23 Aktivitas ekonomi dalam konsep kehendak bebas diarahkan kepada kebaikan setiap kepentingan untuk seluruh komunitas islam, baik sector pertanian, perindustrian, perdagangan maupun lainnya. Larangan adanya bentuk monopoli, kecurangan dan praktek riba adalah jaminan terhadap terciptanya suatu mekanisme pasar
23
Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis: Perspektif Al-Qur’an, IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 4, No. 1, Muharram 1424 H/March 2003.
56
yang sehat dan persamaan peluang untuk berusaha tanpa adanya keistimewaan-keistimewaan pada pihak-pihak tertentu.24 Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval. Variabel ini digali dengan 9 indikator. 4.
Tanggung Jawab Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban. Untuk memenuhi
tuntutan
keadilan
dan
kesatuan,
manusia
perlu
mempertanggungjawabkan tindakannya. Dalam bidang ekonomi dan bisnis prinsip ini dijabarkan menjadi suatu pola perilaku tertentu. Ia mempunyai sifat berlapis ganda dan terfokus baik pada tingkat mikro (individual) maupun tingkat makro (organisasi dan sosial), yang keduaduanya harus dilakukan secara bersama-sama. Perilaku konsumsi seseorang misalnya tidak sepenuhnya bergantung kepada penghasilannya sendiri; ia juga harus menyadari tingkat penghasilan dan konsumsi berbagai anggota masyarakat yang lain.25 Prinsip pertanggungjawaban ini secara mendasar akan mengubah perhitungan ekonomi dan bisnis karena segala sesuatunya harus mengacu pada keadilan. Hal ini diimplementasikan paling tidak pada tiga hal; pertama, dalam menghitung margin, keuntungan nilai upah harus 24 25
Badroen, Etika Bisnis .........., h. 96 Beekun, Etika…………, h. 40
57
dikaitkan dengan upah minimum yang secara sosial dapat diterima oleh masyarakat. Kedua, economic return bagi pemberi pinjaman modal harus dihitung berdasarkan pengertian yang tegas bahwa besarnya keuntungan tidak dapat diramalkan dengan probalitias kesalahan nol dan tak dapat lebih dahulu ditetapkan (seperti sistem bunga). Ketiga, Islam melarang semua transaksi alegotoris semisal gharar atau sistem ijon yang dikenal dalam masyarakat Indonesia.26 Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval. Variabel ini digali dengan 5 indikator. 5.
Ihsan Ihsan merupakan kesediaan pelaku bisnis untuk memberikan kebaikan kepada orang lain, misalnya memberi kelonggaran waktu kepada pihak terhutang dan jika perlu mengurangi beban utangnya, menerima pengembalian barang yang telah dibeli serta membayar utang sebelum waktu penagihan tiba.27 Termasuk ke dalam kebajikan dalam bisnis adalah sikap kesukarelaan dan keramahtamahan. Kesukarelaan dalam pengertian, sikap suka-rela antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi, kerja sama atau perjanjian bisnis. Hal ini ditekankan untuk menciptakan dan menjaga keharmonisan hubungan serta cinta mencintai antar mitra bisnis.
26 27
Fauroni, Rekonstruksi Etika,……….. Beekun, Etika…………, h. 43
58
Sedangkan keramahtamahan merupakan sikap ramah, toleran baik dalam menjual, membeli maupun menagih.28 Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval. Variabel ini digali dengan 5 indikator.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel
Dimensi
Sub Dimensi 1) Rukun Islam
a) b) c) d) e) f)
1. Tauhid
a. Keagamaan29
g) 2) Rukun Iman
28
Indikator Pengukuran Tidak melalaikan Skala Interval solat wajib Berusaha solat wajib tepat waktu Melaksanakan solat berjamaah Melaksanakan solat sunnah Melaksanakan puasa di bulan ramadhan Melaksanakan puasa sunnah Membayar zakat
a) Percaya kepada Skala Interval Allah b) Membaca Al Qur’an c) Berzikir dan doa d) Menyisihkan harta untuk menunaikan ibadah haji
Quraish Shihab, Etika Bisnis dalam Wawasan al-Qur’an, Jurnal Ulumul Qur’an, No. 3/VII. 1997, h. 8-9 29 Beekun, Etika…………, h. 33
59
Tidak berbuat diskriminatif di antara sesama pelaku bisnis atas dasar: • ras • warna kulit • jenis kelamin • kepercayaan • pendidikan a) Mencampur/ 1) Larangan mengoplos barang praktek b) Tidak mengurangi riba31 timbangan dan takaran c) Menjaga mutu barang d) Tidak menimbun barang 2) Menghargai Memberikan upah hak orang kepada buruh lain32 berdasarkan kualitas kerja a) Tidak berbohong akan kondisi barang b) Tidak menyembunyikan cacat barang 1) Persaingan a) Bebas keluar sehat masuk pasar (tidak memaksa pembeli dan penjual) b) Memperoleh informasi yang cukup mengenai harga dan kondisi barang c) Harga barang naik dan turun
1) Kesadaran kekerabatan b. Sosial30
a. Keadilan
2. Keseimbangan
b. Kejujuran33
3. Kehendak Bebas
30
a. Persaingan usaha34
Skala Interval
Skala Interval
Skala Interval Skala Interval
Skala Interval
Beekun, Etika…………, h. 35 Marpuji Ali, Etika Bisnis dalam Islam (Kritik Terhadap Kapitalisme), Jurnal Ekonomi Fakultas Agama Islam UMS, 2007, h. 11 32 Badroen, Etika Bisnis .........., h.94 33 Ali, Etika Bisnis…......., h. 14 34 Badroen, Etika Bisnis .........., h.96 31
60
d) 2) Larangan monopoli
a)
b)
3) Larangan Kecurangan
a) b) c)
a. Perilaku konsumsi35
4. Tanggung Jawab
b. Penerapan administrasi36
c. Pengembalian pinjaman37 d. Menerima keluhan pelanggan38
35
berdasarkan penawaran dan permintaan Tidak merekayasa harga Tidak melakukan kolusi terhadap pembeli terhadap harga barang Menjual barang dengan harga yang jauh lebih murah dari pedagang lain Mencuri barang dagangan pedagang lain Memberikan nota/bon kosong Merusak barang dagangan orang lain
Skala Interval
Tidak mengkonsumsi barang secara berlebihan a) Memberikan upah Skala sesuai dengan upah Interval minimum regional b) Melakukan pencatatanpencatatan atas transaksi Mengembalikan pinjaman
Skala Interval
Sikap dalam menerima Skala pengembalian barang Interval yang rusak
Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102 37 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102 38 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102 36
Skala Interval
61
5. Ihsan
a. Kemurahan hati39
b. Motif pelayanan40 Sumber: Data diolah
39 40
Badroen, Etika Bisnis .........., h. 102 Badroen, Etika Bisnis .........., h. 102
a) Memberikan kelonggaran waktu kepada pihak terhutang b) Mengurangi pinjaman untuk mengurangi beban pihak terhutang a) Ramah terhadap pembeli b) Berpakaian rapi c) Bersemangat dalam melayani pembeli
Skala Interval
Skala Interval
62
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN PD PASAR NIAGA KERTA RAHARJA
A.
Latar Belakang Berdirinya Pasar Ciputat 1.
Sejarah Pasar Ciputat Pasar Ciputat pertama kali dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang pada tahun 1992. Pendirian Pasar Ciputat didasarkan pada kebutuhan akan pusat perdagangan sebagai dampak dari perkembangan wilayah di mana Ciputat menjadi wilayah strategis dan pusat lalu lintas menuju Jakarta. Seiring dengan situasi dan kondisi perkembangan pembangunan yang ada di Kabupaten Tangerang pada tahun 1992, Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang melaksanakan Perjanjian Kerjasama dengan PT. Betania Multi Sarana dalam Pembangunan Pusat Perbelanjaan dan Peremajaan Pasar Serta Terminal Ciputat. Kerjasama ini didasarkan pada Perjanjian Kerjasama Bersyarat Nomor 551.22/1755-Um/1992 dan Nomor 004/BMS/VI/1992 tentang Kerjasama Pembangunan Pusat Perbelanjaan dalam Peremajaan Pasar serta Terminal Ciputat antara Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang dengan PT. Betania Multi Sarana.
63
2.
Perkembangan Pasar Ciputat Pasar Ciputat mengalami perkembangan lain terkait dengan penetapan klasifikasi pasar. Berdasarkan SuratKeputusan Bupati Tangerang
Nomor
Klasifikasi
Pasar
511.2/Kep.249-Huk/2004 Daerah
Kabupaten
tentang
Tangerang,
Penetapan
Pasar
Ciputat
dikategorikan sebagai Pasar Kelas I di mana sifat kegiatan yang dimiliki bercorak eceran dan waktu kegiatan yang dilakukan adalah siang dan atau malam. Berdasarkan Undang-Undang No.
51 Tahun
2008 tentang
Pembentukan Kota Tangerang Selatan, penyerahan asset dan dokumen kepada Pemerintah Kota tangerang Selatan dari kabupaten Tangerang dilakukan paling lambat lima tahun sejak pelantikan pejabat walikota. Pelantikan pejabat walikota Tangerang Selatan sendiri telah dilaksanakan pada tanggal 2004 Januari 2009 oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, berdasarkan Surat Keputusan Mendagri Nomor 131.36-883 tahun 2009. Berdasarkan Undang-Undang No. 51 tahun 2008 tersebut, Pasar Ciputat bisa dikategorikan sebagai asset milik Pemerintah Kota Tangerang Selatan karena dikelola oleh BUMD Kabupaten Tangerang yang kedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di Kota Tangerang Selatan. Dalam Undang-Undang tersebut telah diatur bahwa yang dimaksud asset dan dokumen meliputi:
64
a. Barang milik dan atau yang dikuasai baik barang bergerak maupun tidak bergerak dan atau yang dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang berada dalam wilayah Kota Tangerang selatan. b. BUMD Kabupaten Tangerang yang kedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di Kota Tangerang Selatan. c. Utang piutang Kabupaten Tangerang yang kegunaannya untuk Kota Tangerang Selatan. d. Dokumen dan arsip yang karena sifatnya diperlukan oleh Kota Tangerang Selatan. 3.
Permasalahan Pasar Ciputat Seiring dengan dinamika dan perkembangannya, Pasar Ciputat saat ini dihadapkan pada sejumlah persoalan krusial antara lain: a. Permasalahan Hukum Permasalahan hukum yang dialami Pasar Ciputat mencakup1: 1) Status Kepemilikan secara Hukum Pokok masalah dalam hal status kepemilikan adalah belum diserahkannya asset Pasar Ciputat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
1
Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.
65
2) Sengketa dengan PT. Betania Multi Sarana terkait pemenuhan hak pungut retribusi pasar dan paskir. Pokok masalah dalam sengketa atau konflik ini adalah belum terpenuhinya hak Pihak I (Pemda Kabupaten Tangerang)
dalam pemungutan retribusi pasar dan
parker sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerjasama Bersyarat Nomor 551.22/1755-Um/1992 dan Nomor 004/BMS/VI/1992 tentang
Kerjasama
Pembanguan
Pusat
Perbelanjaan
dan
Peremajaan Pasar serta Terminal Ciputat antara Pemda Kabupaten Tangerang dengan PT. Betania Multi Sarana. b. Permasalahan Sosial Lingkungan Keberadaan Pasar Ciputat menimbulkan persoalan lingkungan tersendiri antara lain seperti tumpukan sampah di area sekitar pasar. Menumpuknya sampah ini disebabkan karena belum tersedianya fasilitas tempat pembuangan sampah di Pasar Ciputat. Selain berdampak
pada
menurunnya
kualitas
sanitasi
lingkungan,
menumpuknya sampah juga menyebabkan menurunnya omzet penjualan para pedagang. Meskipun telah dioperasikan mesin penghancur sampah melalui Sipesat/ Sistem Pengelolaan dan Pengolahan Sampah Terpadu sejak Maret 2010 tetapi masalah penumpukkan sampah masih terjadi.2
2
Hasil wawancara dengan Kepala Pasar Ciputat, Dani Ardani, SE pada tanggal 29 Desember 2010
66
Selain persoalan penumpukkan sampah, keberadaan Pasar Ciputat juga menjadi salah satu titik rawan kemacetan di Kota Tangerang Selatan. Menjamurnya para pedagang kaki lima atau PKL di ekitar area pasar semakin menjadikan kawasan pasar tersebut tidak tertata dengan baik. Arus lalu lintas menjadi semakin macet karena belum tersedianya terminal sebagai tempat transit bus dan angkutan umum. c. Permasalahan sosial Ekonomi Permasalahan social ekonomi Pasar Ciputat mencakup: 1) Persaingan yang ketat dengan pusat perbelanjaan modern Pasar Ciputat mengalami persaingan ketat dengan sejumlah pusat perbelanjaan modern (mall) yang semakin menjamur seiring dengan pertumbuhan Kota Tangerang Selatan. Di wilayah Ciputat dan
sekitarnya,
setidaknya
telah
berdiri
sejumlah
pusat
perbelanjaan modern seperti Giant, Carefour, Ramayana, dan beberapa ritel modern lainnya. Keberadaan pusat perbelanjaan modern ini cenderung menyebabkan menurunnya omzet penjualan pedagang Pasar Ciputat khususnya selain padagang produknya segar.
67
2) Pergeseran pola hidup masyarakat kea rah selera dan tuntutan yang lebih modern yang umumnya disediakan oleh pusat perbelanjaan modern (mall). 3) Tuntutan konsumen terhadap kebutuhan keamanan dan ketertiban. 4) Pemahaman masyarakat konsumen dan pedagang pasar terhadap tata tertib pasar dan aturan-aturan lainnya semisal parkir, sampah, wilayah belanja dan dagang relatif masih rendah. 5) Hubungan yang kurang harmonis antara pengelola pasar dengan pedagang akibat intervensi pihak-pihak lain. d. Manajemen Permasalahan manajemen Pasar Ciputat mencakup beberapa hal yaitu3: 1) Hak Pengelolaan antara Pemerintah daerah Kabupaten Tangerang dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Dengan terbentuknya Kota Tangerang Selatan, maka seluruh asset dan dokumen yang kedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di Kota Tangerang Selatan seharusnya diserahkan kepada Pemerintah Kota Tangerang selatan paling lambat lima tahun sejak pelantikan pejabat walikota. Proses penyerahan asset yang belum selesai ini berdampak pada mengambangnya status hukum dari PD yang mengelola pasar.
3
Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.
68
2) hak Pengelolaan antara Pemerintah Daerang Kabupaten Tangerang dengan developer. Berdasarkan oerjanjian kerjasama bersyarat Nomor 551.22/1755-Um/1992 dan Nomor 004/BMS/VI/1992, telah ditegaskan bahwa hak pengelolaan pasar dan bangunan lainnya tetap menjadi milik Pemda Kabupaten Tangerang. Sementara itu, pihak developer hanya memiliki hak pemakaian selama masa perjanjian 30 tahun kecuali untuk pungutan pajak dan retribusi.
B.
Landasan Hukum Landasan hukum Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang antara lain adalah sebagai berikut4: 1.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2387); Jo Undang-undang Nomor 6 Tahun 1989;
2.
Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;
4
Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.
69
C.
Landasan Operasional Landasan operasional Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang antara lain adalah sebagai berikut5: 1.
Peraturan Daerah kabupaten Daerah Tingkat II tangerang Nomor 5 Tahun 1995 tentang pengurusan Pasar;
2.
Peraturan Bupati Tangerang Nomor 86 Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;
3.
Peraturan Bupati Tangerang Nomor 87 Tahun 2004 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian PD Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;
4.
Keputusan Bupati Tangerang Nomor
539/Kep.06-Huk/2005 Tanggal 3
Januari 2005 tentang Pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang; 5.
Keputusan Bupati Tangerang Nomor 539/Kep.12-Huk/2005 Tanggal 10 Januari 2005 tentang Persetujuan Terhadap Susunan Organisasi Tata Kerja Pasar di Lingkungan Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;
6.
Keputusan Bupati Tangerang Nomor
539/Kep.72-Huk/2005 Tanggal 8
Maret 2005 tentang Penunjukkan Pejabat Sementara Direksi Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;
5
Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.
70
7.
Keputusan Bupati Tangerang Nomor 030/Kep.175-Huk/2005 Tanggal 1 Juni 2005 tentang Penyerahan Aset Pemerintah Kabupaten Tangerang kepada Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;
8.
Keputusan Bupati Tangerang Nomor 539/Kep.412-Huk/2005 Tanggal 28 Desember 2005 tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;
9.
Keputusan Bupati Tangerang Nomor 821.2/Kep.418-Huk/2005 Tanggal 28 Desember 2005 tentang Penunjukkan Sementara Badan Pengawas Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;
10. Berita Acara Serah Terima Aset Pemerintah Kabupaten Tangerang kepada Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang Nomor 539/2793-Peng.As/2005 Tanggal 23 Juni 2005.
D.
Tugas Pokok dan Fungsi Adapun tugas pokok PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat antara lain6: 1.
Pelaksanaan pembinaan terhadap para pedagang/ pelaku usaha dan masyarakat pengguna pasar.
6
Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.
71
2.
Pemberian fasilitas dalam rangka penciptaan stabilitas harga dan kelancaran arus distribusi barang di pasar.
3.
Melaksanakan Pelayanan Umum dalam bidang perpasaran.
Sedangkan fungsi PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat antara lain: 1.
Melakukan perencanaan, pengembangan dan atau pembangunan pasar.
2.
Pemeliharaan dan pengawasan terhadap pasar.
3.
Meningkatkan nilai ekonomi dari Pasar Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
4.
Melakukan pengelolaan pasar dan fasilitas perpasaran lainnya.
5.
Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat melakukan kegiatan tersebut secara otonom dan mandiri termasuk dengan pihakpihak yang berkeinginan untuk kerjasama sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
E.
Sasaran dan Tujuan PD Pasar Ciputat 1.
Peningkatan kebersihan pasar dan renovasi bangunan untuk menciptakan pasar yang bersih, rapi, dan nyaman.
2.
Meningkatkan keamanan dan kenyamanan pasar untuk menciptakan iklim usaha yang sehat
3.
Meningkatkan sarana dan prasarana pasar dalam memberikan layanan tempat usaha dagang
72
F.
Visi dan Misi PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat 1.
Visi “Terwujudnya profesionalisme manajemen perpasaran yang berorientasi pada
efisiensi,
efektivitas
kegiatan
operasional
dalam
rangka
meningkatkan kinerja, sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap pembangunan ekonomi daerah dan peningkatan pendapatan masyarakat” 2.
Misi Untuk mewujudkan Visi tersebut maka ditentukan misi sebagai berikut: a. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, baik selaku Pegawai Perusahaan Daerah maupun masyarakat yang terlibat dengan masalah perpasaran. b. Legalitas kerangka dasar, yang mengandung filosofis, fundamental dan mengatur serta melegalisasikan setiap langkah-langkah atau aktifitas Perusahaan Daerah. c. Menggali dan atau memaksimalkan sumber-sumber yang dianggap dapat menjadi sumber pendapatan Perusahaan Daerah. d. Partisipasi aktif dan kooperatif para pedagang dan masyarakat yang terlibat dalam rangka mewujudkan pasar yang tertib, bersih dan sehat.
73
G.
Struktur Organisasi PD Pasar Ciputat Struktur organisasi PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat adalah sebagai berikut: Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pasar Ciputat
Kepala a Pasar Ciputat n SE Dani Ardani. SUBAG Administrasi dan Keuangan
Dedi Junaedi u Urusan Kebersihan Muktar
H.
Urusan Ketentraman Ketertiban dan Keamanan Cecep Nurahman
Daya Dukung dan Daya Tampung PD Pasar Ciputat Pasar ciputat terdiri dengan tiga lantai yaitu : Lantai basement, lantai dasar, dan lantai atas, tersebar atas dua bagian, yaitu pasar barat dan pasar timur. Dipadati oleh pedagang yang berasal dari berbagai wilayah yang mayoritas berasal dari ciputat dan sekitarnya. Selain itu terdapat juga pedagang yang berasal dari luar Jakarta, seperti padang, banten, jawa, dan lain-lain. Lantai besment pasar ciputat banyak diisi oleh pedagang sembako dan sayurr, lantai dasar diisi oleh pedagang baju, sepatu, dan toko kain. Sedangkan
74
pada lantai satu hamper sama dengan lantai dua yang kebanyakan pedagangnya penjual baju, sepatu, pakaian dalam, kain, dan kerudung. Di lantai atas pasar ini masih banyak kios-kioss kosong yang menunggu untuk ditempati. Di bawah pemisah bangunan pasar barat dan pasar timur terdapat pedagang kaki lima sampai sepanjang jalan H. Usman. Berbagai komoditi yang diperdagangkan antara lain, ikan basah, ayam, daging, sembako, dan komoditi non pangan lainnya seperti pakaian, sandal, maainan anak dan lain-lainnya. Daya dukung atau carrying capacity pasar ciputat, bisa dijelaskan sebagai sebuah bentuk pemanfaatan area oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhankebutuhannya dalam memperdagangkan hasil produksi makanan, non makanan, dan jasa-jasa lainnya. Sedangkan daya tampung, adalah kemampuan pasar ciputat untuk menyediakan fassilitas yang dibutuhkan masyarakat yang akan memanfaatkannya. Secara keseluruhan, bangunan pasar ciputat terdiri diatas tanah seluas tanah : 5670 m² dengan luas bangunan: 14.516 m², yang masing-masing terdiri dari: a.
Lantai Basement ± 4839 m²
b. Lantai Dasar ± 4839 m² c.
Lantai Atas ± 4839 m² Dari total luas tanah, diketahui bahwa luas bangunan telah memenuhi 85%
nya. Sedangkan sisanya digunakan untuk ruang terbuka, dan tempat
75
pembuangan sampah sementara. Tempat pembuangan sampah sementara terdapat 1 unit seluas 63 m² dan MCK sebanyak lima unit seluas 239 m². Sedangkan untuk lainnya terdapat beberapa fasilitas yang belum tercakup secara memadai, yaitu ; a. Lahan Parkir b. Ruang Terbuka Hijau c. Ruang terbuka non hijau d. Ruang sirkulasi orang dan barang e. Ruang untuk gudang Diantara bangunan terdapat lorong merupakan sebuah jalan pemisah antara pasar barat dengan pasar timur yang atapnya merupakan sambungan antara keduannya ruang ini merupakan sebuah sarana jalan lalulintas umum yang bahu-bahunya telah digunakan sebagai tempat berjualan oleh pedagang kaki lima (PKL). Ruang lainnya adalah Ruang Polycarbonet, merupakan ruang dagang yang berbentuk los-los. Begitu pula kavling sebagai ruang dagang bagi PKL dan pedagang los lainnya. Sedangkan sedangkan ruko dan plaza adalah ruang dagang komersil yang dikelola oleh perusahaan PT. BETANIA MULTI SARANA yang bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Tangerang.
76
Untuk menggambarkan daya dukung ruang dagang yang terdapat dalam bangunan pasar Ciputat seluas 14.516 m² tersebut, maka dapat dilihat pembagiannya sebagai berikut: a. Lantai Basement, terdiri dari: 1) Blok AK yang berisi kios-kios 2) Blok BK yang berisi kios-kios 3) Blok BL yang berisi los b. Lantai Dasar, terdiri dari: 1) Blok CK yang berisi kios-kios 2) Blok DK yang berisi kios-kios c. Lantai Atas, terdiri dari: 1) Blok EK yang berisi kios-kios 2) Blok FK yang berisi kios-kios 3) Blok GK yang berisi kios-kios
77
Gambar 4.2 Ruang Dagang Pasar Ciputat
u Ruang Dagang Kios
Los
1132
643
489 238
187
51 g Ruang Dagang Tersedia
Ruang Dagang Terisi
Ruang Dagang Tidak Terisi
Dari jumlah ruang dagang yang terbangun, terutama yang berbentuk Kios dan tidak semua telah dimanfaatkan. Menurut data PD Pasar, 2010, diketahui bahwa dari 1132 unit kios yang dibangun hanya 489 unit yang terpakai. Sedangkan untuk los, dari 238 yang dibangun hanya 51 unit yang terpakai. Gambar 4.3 Ruang Dagang Per Kios
Ruang Dagang Per P Blok Blok AK
Blok BK
Blok CK
Blok DK
Blok EK
Blok FK
Blokk Gk
212 165
136 99
95 57 24
a Buka Kios Yang
90
73 40 38 3
21
49
Kios Yang Tutup t
33
78
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa kios-kios yang tersedia di pasar Ciputat terbagi menjadi tujuh bagian yaitu blok AK, BK, CK, DK, EK, FK, dan GK. Dari gambar tersebut juga kita dapat melihat setiap blok-blok yang terisi maupun yang tidak terisi. Blok AK yang terisi 57 unit, yang tidak terisi 73 unit. Blok BK yang terisi 95 unit, yang tidak terisi 21 unit. Blok CK yang terisi 136 unit, yang tidak terisi 49. Blok DK yang tersisi 24 unit, yang tidak terisi 212 unit. Blok EK yang terisi 99 unit, yang tidak terisi 90 unit. Blok FK yang terisi 40 unit, yang tidak terisi 33 unit. Blok GK yang terisi 38 unit, yang tidak terisi 165 unit. Gambar 4.4 Ruang Dagang Per Los
Ruang Dagangg Per Los Los AL
Los BL
104
83
45 6 Los Yang Buka
LLos Yang Tutup
Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa los-los yang tersedia di pasar Ciputat terbagi menjadi dua bagian yaitu los AL dan BL. Dari gambar tersebut juga kita dapat melihat setiap los yang terisi maupun yang tidak terisi. Los AL
79
yang terisi 6 unit, yang tidak terisi 104 unit. Los BL yang terisi 45 unit, yang tidak terisi 83 unit.
80
BAB V PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Responden Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini, kuesioner yang dibagikan berjumlah 84 responden yaitu para pedagang di Pasar Ciputat. Adapun gambaran karakteristik data kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini: Tabel. 5.1 Karakteristik Data Kuesioner Identifikasi Sample Jumlah
Persentase
Total kuesioner yang disebar
84
100 %
Total kuesioner yang tidak direspon
0
0
Total kuesioner yang direspon
84
100 %
Total kuesioner yang tidak diisi lengkap
0
0
Total kuesioner yang dapat digunakan
84
100 %
Sumber: Data diolah Total kuesioner yang direspon dan dapat digunakan untuk mengolah data sebanyak 84 kuesioner yaitu 100 % dari total kuesioner yang disebar. Sedangkan deskriptif responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 5.1, berikut ini:
81
Gambar 5.1
Deskriptif Jenis Kelamin Responden Laki‐laki
51
Perempuan
33
Berdasarkan gambar 5.1 di atas dapat diketahui responden yang terjaring dalam sampel penelitian ini adalah responden yang berjenis kelamin pria berjumlah 51 orang (60.7 %) dan wanita 33 orang (39.3 %). Gambar 5.2
Deskriptif Usia Responden 19‐30 Tahun
31‐40 Tahun
51‐60 Tahun
60 Tahun Ke Atas
33
41‐50 Tahun
29 14 6
2
Berdasarkan gambar 5.2 di atas, diketahui usia responden. Untuk responden yang berdasarkan umur didapatkan bahwa responden yang berumur 19-30 tahun berjumlah 33 orang (39.4 %), untuk responden yang berumur 31-40
82
tahun berjumlah 29 orang (34.6 %), untuk responden yang berumur 41-50 tahun berjumlah 14 orang (11.3 %),untuk responden yang berumur 51-60 tahun berjumlah 6 orang (7.2 %), dan untuk yang berumur > 60 tahun berjumlah 2 orang (2.5 %). Gambar 5.3
Deskriptif Pendidikan Responden Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
D I ‐ D III
S1 ‐ S3
55
4
4
11
4
6
Berdasarkan gambar 5.3 di atas, diketahui pendidikan responden. Untuk responden yang Tidak Sekolah berjumlah 4 orang (4.8 %), untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan SD berjumlah 4 orang (4.8 %), untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan SMP berjumlah 11 orang (13.1 %), untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan SMA berjumlah 55 orang (65.5 %), untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan DI – DIII berjumlah 4 orang (4.8 %), dan untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan S1 – S2 berjumlah 6 orang ( 7.1%). Pada bagian deskriptif pendidikan responden peneliti melakukan uji analisis regresi dengan tujuan untuk menganalisa apakah pendidikan responden
83
berpengaruh secara nyata terhadap etika bisnis Islam? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut hasil analisa regresi yang telah dilakukan. Tabel 5.2 Model Summaryb
Model 1
R
R Square
.019a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.000
-.012
11.984
a. Predictors: (Constant), PENDIDIKAN TERAKHIR b. Dependent Variable: etika bisnis Islam
Penghitungan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis) untuk menilai keseluruhan model regresi apakah fit dengan data. Kita harus memperhatikan nilai koefisien korelasi (R), nilai koefisien determinasi, nilai F hitung dan nilai t hitung.1 Hasil output SPSS pada tabel 5.2 menunjukkan nilai koefisien korelasi berganda (R) variabel Pendididak pedagang adalah sebesar 0.019. Nilai (R) sebesar 0.019 menunjukkan bahwa variabel Pendidikan pedagang tidak memiliki hubungan yang kuat dengan Etika Bisnis Islam.2 Nilai koefisien determinasi (R Square) dalam penelitian ini adalah sebesar 0.000 dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R²) sebesar -0.012. Untuk model regresi berganda digunakan (Adjusted R²). Jadi,
1
Imam Ghozali , Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h. 87 2 Ghozali , Aplikasi ........................, h. 87
84
dalam penelitian ini -1.2% variabel dependen etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat dijelaskan oleh variabel independen Pendidikan pedagang. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai t dan p value (Sig.) yang dapat dideteksi dari output SPSS pada tabel coefficients.
Tabel 5.3 Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
145.921
5.045
.220
1.275
PENDIDIKAN TERAKHIR
Std. Error
Coefficients Beta
t
.019
Sig.
28.921
.000
.173
.863
a. Dependent Variable: etika bisnis Islam
Berdasarkan coefficients di atas dapat disimpulkan uji signifikansi dengan menggunakan uji t dengan penetapan alpha (taraf kesalahan) 10%
untuk
Pendidikan pedagang diperoleh t hitung 0.019 dengan signifikansi 0.863 dimana p = 0.863>0.01. Hal ini menunjukkan bahwa Pendidikan pedagang adalah tidak berpengaruh secara nyata terhadap Etika Bisnis Islam.
85
Gambar 5.4
Deskriptif Suku Responden Betawi
Sunda
Jawa
Padang
Madura
Lain‐lain
32 18 11
12 3
8
Berdasarkan gambar 5.4 di atas, diketahui suku responden. Untuk responden yang berasal dari suku Betawi berjumlah 11 orang (13.1 %), untuk responden yang berasal dari suku Sunda berjumlah 32 orang (38.1 %), untuk responden yang berasal dari suku Jawa berjumlah 18 orang (21.4 %), untuk responden yang berasal dari suku Padang berjumlah 12 orang (14.3 %), untuk responden yang berasal dari suku Madura berjumlah 3 orang (3.6 %), dan untuk responden yang berasal dari suku lain-lainnya berjumlah 8 orang (9.5 %). Dari gambar 5.4 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pedagang di Pasar Ciputat didominasi oleh suku Sunda. Artinya, pedagang di pasa Ciputat berkarakteristik heterogen.
86
Gambar 5.5
Deskriptif Jenis Dagangan Responden Pakaian
Kelontong
Perabot Rumah Tangga
Perlengkapan Bayi
Sepatu Dan Sandal
Warung Makan
Lain‐lain 26
12
11
7
8
8
12
Berdasarkan gambar 5.5 di atas, diketahui jenis dagangan responden. Untuk responden yang berdagang Pakaian berjumlah 26 orang (31 %), untuk responden yang berdagang Kelontong berjumlah 12 orang (14.3 %), untuk responden yang berdagang Perabot Rumah Tangga berjumlah 11 orang (13.1 %), untuk responden yang berdagang Perlengkapan Bayi berjumlah 7 orang (8.3 %), untuk responden yang berdagang Sepatu dan Sandal berjumlah 8 orang (9.5 %), untuk responden yang berdagang Makanan berjumlah 8 orang (9.5 %), dan lain-lainnya berjumlah 12 orang (14.3 %). Dari gambar 5.5 di atas dari sekian banyak jenis dagangan yang diperdagangkan di pasar Ciputat ternyata pedagang pakaian yang mendominasi pasar Ciputat.
87
Gambar 5.6
Deskriptif Lama Berdagang Responden 1‐5 Tahun
6‐10 Tahun
11‐15 Tahun
16‐20 Tahun
21‐25 Tahun
25 Tahun Ke Atas
31
25 12
7
6
3
Berdasarkan gambar 5.6 di atas, diketahui lama berdagang responden. Untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu 1 – 5 tahun berjumlah 31 orang (36.9 %), untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu 6 – 10 tahun berjumlah 25 orang (29.8 %), untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu 11 – 15 tahun berjumlah 12 orang (14.3 %), untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu 16 – 20 tahun berjumlah 7 orang (8.3 %), untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu 21 – 25 tahun berjumlah 6 orang (7.1 %), dan untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu lebih dari 25 tahun berjumlah 3 orang (3.6 %). Dari gambar 5.6 di atas, tampak jelas bahwa pedagang di pasar Ciputat sebagian besar didominasi oleh pedagang baru.
88
B.
Uji Kualitas Data Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.3 Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (Corrected Item-Total Correlation) dengan nilai patokan iA= 0.24, dengan kriteria sebagai berikut: ¾ Jika Nilai r hitung > nilai iA= 0.2 maka Item Valid ¾ Jika Nilai r hitung < nilai iA= 0.2 maka Item Tidak Valid Sedangkan Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Untuk Uji Reliabilitas, dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach’s, dengan kriteria sebagai berikut5 : ¾
Jika nilai Alpha Cronbach’s>0.6 maka suatu konstruk dikatakan reliabel.
¾
Jika nilai Alpha Cronbach’s<0.6 maka suatu konstruk dikatakan tidak reliabel.
3
Imam Ghozali , Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h. 49 4 Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h. 230 5 Ghozali , Aplikasi ........................, h. 42
89
1. Tauhid a) Uji Validitas Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan Software SPSS 17.0. Tabel 5.4 Uji Validitas Item Pertanyaan Corrected ItemiA=0.2 p Kriteria No. Total Correlation (r hitung) 0.242 0.2 0.000 Valid T1 0.405 0.2 0.000 Valid T2 0.385 0.2 0.000 Valid T3 0.266 0.2 0.000 Valid T4 0.349 0.2 0.000 Valid T5 0.232 0.2 0.001 Valid T6 0.402 0.2 0.000 Valid T7 0.240 0.2 0.003 Valid T8 0.205 0.2 0.000 Valid T9 0.376 0.2 0.000 Valid T10 0.378 0.2 0.000 Valid T11 Sumber: Data diolah Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan Tauhid, semua nilai r hitung lebih besar dari iA= 0.2, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Tauhid (T1, T2, T3, T4, T5, T6, T7, T8, T9, T10, T11) adalah valid. b) Uji Reliabilitas Tabel 5.5 Uji Reliabilitas Konstruk Jumlah Cronbach's Alpha Item 0.655 11 Sumber: Data diolah
90
Dari hasil output didapat nilai alpha 0.655>0.6, sehingga dapat disimpulkan untuk instrumen Tauhid adalah reliabel.
2. Keseimbangan a) Uji Validitas Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan Software SPSS 17.0. Tabel 5.6 Uji Validitas Item Pertanyaan Corrected ItemiA=0.2 No. Total Correlation p Kriteria (r hitung) 0.519 0.2 0.000 Valid K1 0.268 0.2 0.000 Valid K2 0.599 0.2 0.000 Valid K3 0.551 0.2 0.000 Valid K4 0.345 0.2 0.000 Valid K5 Sumber: Data diolah Dari
hasil
output
dapat
dilihat
untuk
butir
pertanyaan
Keseimbangan, semua nilai r hitung lebih besar dari iA= 0.2, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Keseimbangan (K1, K2, K3, K5, K7) adalah valid. b) Uji Reliabilitas Tabel 5.7 Uji Reliabilitas Konstruk Jumlah Cronbach's Alpha Item 0.676 5 Sumber: Data diolah
91
Dari hasil output didapat nilai alpha 0.676>0.6, sehingga dapat disimpulkan untuk instrumen Keseimbangan adalah reliabel.
3. Kehendak Bebas 1) Uji Validitas Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan Software SPSS 17.0. Tabel 5.8 Uji Validitas Item Pertanyaan Corrected ItemTotal iA=0.2 No. p Correlation (r hitung) 0.554 0.2 0.000 KB1 0.612 0.2 0.000 KB2 0.577 0.2 0.000 KB3 0.558 0.2 0.000 KB4 0.518 0.2 0.000 KB5 0.605 0.2 0.000 KB6 0.409 0.2 0.000 KB7 0.388 0.2 0.000 KB8 0.219 0.2 0.002 KB9 Sumber: Data diolah
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan Kehendak Bebas, semua nilai r hitung lebih besar dari
iA= 0.2, maka dapat
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Kehendak Bebas (KB1, KB2, KB3, KB4, KB5, KB7, KB8, KB9, KB10) adalah valid.
92
2) Uji Reliabilitas Tabel 5.9 Uji Reliabilitas Konstruk Jumlah Cronbach's Alpha Item 0.792 9 Sumber: Data diolah Dari hasil output didapat nilai alpha 0.792>0.6, sehingga dapat disimpulkan untuk instrumen Kehendak Bebas adalah reliabel.
4. Tanggung Jawab a) Uji Validitas Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan Software SPSS 17.0. Tabel 5.10 Uji Validitas Item Pertanyaan Corrected ItemiA=0.2 No. Total Correlation p (r hitung) 0.393 0.2 0.000 TJ1 0.543 0.2 0.000 TJ2 0.358 0.2 0.000 TJ3 0.303 0.2 0.000 TJ4 0.261 0.2 0.000 TJ5 Sumber: Data diolah
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan Tanggung Jawab, semua nilai r hitung lebih besar dari
iA= 0.2, maka dapat
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Tanggung Jawab (TJ2, TJ3, TJ4, TJ8, TJ9) adalah valid.
93
b) Uji Reliabilitas Tabel 5.11 Uji Reliabilitas Konstruk Jumlah Cronbach's Alpha Item 0.605 5 Sumber: Data diolah Dari hasil output didapat nilai alpha 0.605>0.6, sehingga dapat disimpulkan untuk instrumen Tanggung Jawab adalah reliable.
5. Ihsan a) Uji Validitas Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan Software SPSS 17.0. Tabel 5.12 Uji Validitas Item Pertanyaan Corrected ItemiA=0.2 No. Total Correlation p (r hitung) 0.239 0.2 0.000 I1 0.258 0.2 0.000 I2 0.516 0.2 0.000 I3 0.454 0.2 0.000 I4 0.565 0.2 0.000 I5 0.250 0.2 0.000 I6 0.383 0.2 0.000 I7 Sumber: Data diolah
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan Ihsan, semua nilai r hitung lebih besar dari
iA= 0.2, maka dapat
94
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Ihsan (I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7) adalah valid. b) Uji Reliabilitas Tabel 5.13 Uji Reliabilitas Konstruk Jumlah Cronbach's Alpha Item 0.625 7 Sumber: Data diolah Dari hasil output didapat nilai alpha 0.625>0.6, sehingga dapat disimpulkan untuk instrumen Ihsan adalah reliabel.
C.
Uji Analisis Faktor 1. Proses Analis Faktor Analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan Metode KaiserMeiyer-Olkin (KMO) yang nilainya harus lebih dari (0,5) dan metode pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA)6. Adapun proses seleksi variabel dalam penelitian ini adalah : 1) KMO dan Bartlett’s Test KMO (Kaiser-Mayer-Olkin) merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi observasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi parsial dari semua pasangan variabel lebih kecil dari pada jumlah kuadrat koefisien
6
Ghozali , Aplikasi ........................, h. 306
95
korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu, yang menunjukkan kesesuaian penggunaan analis faktor7. 2) Anti – Image Matrices Besarnya angka measure of sampling adequacy (MSA) berkisar antara 0 -1, dengan kriteria sebagai berikut:8 ¾ MSA = 1, menunjukkan variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain. ¾ MSA > 0.5, menunjukkan masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. ¾ MSA < 0.5, menunjukkan tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. 3) Eigen Value Eigen Value digunakan untuk menganalisis layak suatu faktor baru. Syarat layak menjadi suatu faktur baru adalah eigen value lebih besar atau sama dengan satu. Sedangkan apabila terdapat faktor yang memiliki eigen value kurang dari satu maka faktor tersebut akan dikeluarkan atau tidak digunakan9.
7
Santoso Singgih, Buku Latihan SPSS: Statistik Paramterik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2002), h. 212 8 Singgih, Buku Latihan SPSS.................. h. 213 9 Ghozali , Aplikasi ........................, h. 307
96
4) Kumulatif Varians Nilai
kumulatif
varians
menunjukkan
besarnya
tingkat
keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau semula. Syaratnya apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili faktor awal atau semula maka nilai kumulatif varians > 60%. 5) Nilai Loading Nilai loading bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu varians masuk ke dalam faktor baru. Nilai loading ini dapat dilihat dari eigen value, jika eigen value lebih dari 1 maka suatu varians layak masuk ke dalam faktor baru. 2. Pengujian Kelayakan Variabel Tabel 5.14 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square Df Sig.
Sumber : Data diolah Hipotesis untuk signifikasi adalah : H0 : Variabel belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut H1 : Variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut Kriteria untuk melihat probabilitas (signifikansi) : ¾
Jika probabilitas (sig) > 0.05 maka H0 diterima
.608 135.432 10 .000
97
¾
Jika probabilitas (sig) < 0.05 maka H0 ditolak
Berikut adalah hasil dari analisis metode di atas : Angka KMO dan Bartlett’s test adalah 0.608 dengan signifikansi 0.000. Oleh karena angka KMO dan Bartlett’s test lebih besar dari 0.5 (0.608 > 0.5) dan signifikansi lebih kecil dari pada 0.05 (0.000 < 0.05), maka variabel dan sampel yang ada sebenarnya sudah bisa dianalisis lebih lanjut. 3. Proses Faktoring Tabel 5.15 Communalities Initial
Extraction
TAUHID
1.000
.328
KESEIMBANGAN
1.000
.799
KEHENDAKBEBAS
1.000
.827
TANGGUNGJAWAB
1.000
.527
IHSAN
1.000
.880
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Communalities pada dasarnya adalah menunjukkan jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Berikut adalah penjelasannya : •
Untuk variabel Tauhid, angka 0.328, hal ini berarti sekitar 32.8% varians dari variabel Tauhid bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
•
Untuk variabel Keseimbangan, nilai sebesar 0.799 atau sekitar 79.9% varians dari variabel Keseimbangan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
98
•
Untuk variabel Kehendak Bebas, nilai sebesar 0.827 atau sekitar 82.7% varians dari variabel Kehendak Bebas dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
•
Untuk variabel Tanggung Jawab dengan nilai sebesar 0.527 atau sekitar 52.7% varians dari variabel Tanggung Jawab dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
•
Untuk variabel Ihsan, nilai sebesar 0.880 atau sekitar 88% varians dari variabel Ihsan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Tabel 5.16 Total Variance Explained Extraction Sums of Squared
Rotation Sums of Squared
Loadings
Loadings
Initial Eigenvalues Compone nt
Total
% of
Cumulative
Variance
%
Total
% of
Cumulative
Variance
%
Total
% of
Cumulative
Variance
%
2.357
47.140
47.140
2.357
47.140
47.140
2.247
44.938
44.938
1.005
20.095
67.234
1.005
20.095
67.234
1.115
22.296
67.234
.867
17.336
84.571
.627
12.540
97.111
.144
2.889
100.000
on Method: Principal Component Analysis.
Berdasarkan tabel 5.14 di atas terdapat 5 variabel (Component) yang dimasukkan dalam analisis faktor, yakni variabel Tauhid, Keseimbangan, Kehendak Bebas, Tanggung Jawab, dan Ihsan. Dengan masing-masing variabel mempunyai varians sebesar 1, maka total varians adalah 5 x 1 = 5.
99
Dengan batasan Eigenvalues sebesar 1, dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Eigen dari komponen 1 dan 2 berada di atas 1 dan setelahnya berada di bawah 1. Dengan demikian dari lima variabel yang ada akan direduksi menjadi dua faktor. Berikut adalah penjelasan rinciannya : •
Jika kelima variabel tersebut ‘diringkas’ menjadi satu faktor, dengan nilai eigen sebesar 2.357 maka varians yang bisa dijelaskan oleh satu . Artinya faktor 1
faktor tersebut adalah
mampu menjelaskan 47.140% dari seluruh total faktor yang akan mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat. •
Jika kelima variabel tersebut direduksi menjadi dua faktor, dengan nilai eigen sebesar 1.005 maka varians yang bias dijelaskan oleh faktor tersebut adalah
%. Artinya faktor 2 mampu
menjelaskan 20,095% dari seluruh total faktor yang akan mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat. •
Jika dikumulatifkan dengan faktor 1, maka total varians yang bisa dijelaskan dengan 2 faktor yang terbentuk adalah 47.14 % + 20.10 % = 67.24 %. Artinya kedua faktor
mampu menjelaskan 67.24% dari
seluruh total faktor yang akan mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.
100
Gambar 5.7
Dari Sceeter Plot terlihat bahwa dari satu ke dua faktor (garis dari sumbu Component Number = 1 ke 2), arah garis menurun dengan cukup tajam. Kemudian dari angka 2 ke 3, garis masih menurun. Demikian pula dari angka 3 ke angka 4, namun kini dengan slope yang lebih kecil. Juga perhatikan faktor 5 sudah di bawah angka 1 dari sumbu Y (Eigenvalues). Hal ini menunjukkan bahwa dua faktor adalah paling bagus untuk ‘meringkas’ kelima variabel tersebut.
101
Tabel 5.17 Component Matrixa Component 1
2
IHSAN
.917
-.215
KESEIMBANGAN
.880
-.188
TANGGUNGJAWAB
.722
.025
TAUHID
.441
.358
KEHENDAKBEBAS
.210
.891
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.
Setelah diketahui dua faktor adalah jumlah yang paling optimal untuk mereduksi seluruh variabel, maka tabel Component Matrix menunjukan distribusi kelima variabel tersebut pada dua faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah faktor loadings, yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor 1 atau faktor 2. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris. Berikut adalah penjelasannya : •
Untuk variabel Ihsan, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.917, dengan faktor 2 sebesar -0.215 (tanda negatif hanya menunjukkan arah). Karena korelasi terbesar ada pada faktor 1 yaitu sebesar 0.917, maka untuk variabel Ihsan masuk ke faktor 1.
102
•
Untuk variabel Keseimbangan, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.880, dengan faktor 2 sebesar -0.188 (tanda negatif hanya menunjukkan arah). Karena korelasi terbesar ada pada faktor 1 yaitu sebesar 0.880, maka untuk variabel Keseimbangan masuk ke faktor 1.
•
Untuk variabel Tanggung Jawab, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.722, dengan faktor 2 sebesar 0.025. Karena korelasi terbesar ada pada faktor 1 yaitu sebesar 0.722, maka untuk variabel Tanggung Jawab masuk ke faktor 1.
•
Untuk variabel Tauhid, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.441, dengan faktor 2 sebesar 0.358. Karena korelasi terbesar ada pada faktor 1 yaitu sebesar 0.441, maka untuk variabel Tauhid masuk ke faktor 1.
•
Untuk variabel Kehendak Bebas, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.210, dengan faktor 2 sebesar 0.891. Karena korelasi terbesar ada pada faktor 2 yaitu sebesar 0.891, maka untuk variabel Kehendak Bebas masuk ke faktor 2. Oleh karena masih ada variabel (Tauhid) yang belum jelas akan
dimasukan dalam faktor 1 atau 2 karena tidak ada perbedaan korelasi yang signifikan dari setiap faktor, maka perlu dilakukan proses rotasi (rotation), agar semakin jelas perbedaan sebuah variabel yang akan dimasukan pada faktor 1 atau 2. Dalam proses rotasi digunakan metode varimax.
103
Tabel 5.18 Rotated Component Matrixa Component 1
2
IHSAN
.941
.047
KESEIMBANGAN
.898
.062
TANGGUNGJAWAB
.687
.223
KEHENDAKBEBAS
-.045
.914
.325
.466
TAUHID
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations.
Component matrix hasil proses rotasi (Rotated Component Matrix) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Berikut adalah penjelasannya : •
Variabel Ihsan masuk faktor 1, karena faktor loading pada faktor 1 paling besar yaitu 0.941.
•
Variabel Keseimbangan masuk faktor 1, karena faktor loading pada faktor 1 paling besar yaitu 0.898.
•
Variabel Tanggung Jawab masuk faktor 1, karena faktor loading pada faktor 1 paling besar yaitu 0.687.
•
Variabel Kehendak Bebas masuk faktor 2, karena faktor loading pada faktor 2 paling besar yaitu 0.914.
104
•
Variabel Tauhid masuk faktor 2, karena faktor loading pada faktor 2 paling besar yaitu 0.466. Dengan demikian, dari kelima variabel awal telah direduksi menjadi
dua faktor yaitu : •
Faktor 1 terdiri atas variabel Ihsan, Keseimbangan, dan Tanggung Jawab.
•
Faktor 2 terdiri atas variabel Kehendak Bebas dan Tauhid. Tabel 5.19 Component Transformation Matrix Component
1
2
1
.961
.276
2
-.276
.961
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Dengan melihat angka-angka yang ada pada diagonal, antara Component 1 dengan 1 dan Component 2 dengan 2. Terlihat keempat angka jauh di atas 0.5 yaitu secara berurutan (0.961 dan 0.961). Hal ini menunjukkan bahwa keempat faktor (component) yang terbentuk sudah tepat, karena mempunyai korelasi yang sangat tinggi.
105
D.
INTERPRETASI HASIL ANALISIS FAKTOR Berdasarkan hasil analisis faktor diketahui bahwa dari lima variabel terbentuk menjadi dua faktor, yaitu: 1.
Faktor 1 yang terdiri dari Ihsan, Keseimbangan, dan Tanggung Jawab. Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban. Untuk memenuhi
tuntutan
keadilan
dan
kesatuan,
manusia
perlu
mempertanggungjawabkan tindakannya.10 Secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan prinsip kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya.11 Dalam bidang ekonomi dan bisnis prinsip ini dijabarkan menjadi suatu pola perilaku tertentu. Perilaku pedagang dalam berbisnis misalnya harus memperhatikan kenyaman konsumen, pedagang lain dan orang lainnya. Konsumen harus diberikan pelayanan yang baik. Selain itu, pedagang tidak hanya memperhatikan perilakunya dalam menarik minat konsumen akan tetapi pedagang harus pula memiliki kemurahan hati kepada orang lain misalnya memberikan keringanan terhadap pihak yang memiliki hutang. Itulah yang dinamakan dengan ihsan.
10 11
Beekun, Etika………., h. 40 Badroen, Etika Bisnis………., h. 100
106
Karena itu menurut Sayyid Qutub prinsip pertanggungjawaban Islam adalah pertanggung-jawaban yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya. Pentingnya Ihsan, Keseimbangan, dan Tanggung Jawab akan sangat mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat. 2.
Faktor 2 yang terdiri dari Kehendak Bebas dan Tauhid. Konsep ini dimaksudkan bahwa sumber utama etika Islam adalah kepercayaan total dan murni terhadap keesaan Tuhan.12 Dengan mengintegrasikan aspek religius dengan aspek-aspek lainnya, seperti ekonomi, akan menimbulkan perasaan dalam diri manusia bahwa ia akan selalu merasa direkam segala aktivitas kehidupannya, termasuk dalam aktivitas berekonomi sehingga dalam melakukan segala aktivitas bisnis tidak akan mudah menyimpang dari segala ketentuanNya. Tanpa mengabaikan kenyataan bahwa ia sepenuhnya dituntun oleh hukum yang diciptakan Allah SWT, ia diberi kemampuan untuk berpikir dan membuat keputusan, memilih jalan hidup yang diinginkan, dan yang paling penting untuk bertindak berdasarkan aturan yang ia pilih.13 Agar tercipta mekanisme pasar yang sehat, aktivitas ekonomi dalam konsep ini diarahkan untuk kebaikan setiap kepentingan seluruh komunitas Islam yaitu dengan adanya larangan-larangan mengenai monopoli, kecurangan, dan praktik riba. Seorang Muslim yang percaya pada kehendak Allah,
12 13
Djakfar, Etika Bisnis………..., h. 12 Beekun, Etika………., h. 38
107
akan senantiasa mengabaikan larangan-laranganNya. Ia merupakan bagian kolektif dari masyarakat dan mengakui bahwa Allah meliputi kehidupan individual dan sosial. Dengan demikian, kebebasan berkehendak berhubungan erat dengan kesatuan dan keseimbangan. Maka dengan adanya faktor 2 ini akan sangat berpengaruh terhadap etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat. Sehingga secara keseluruhan dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat adalah faktor 1 dan faktor 2. Interpretasi ini dilakukan dengan judgement. Karena sifatnya subjektif, hasil bisa berbeda kalau interpretasi dilakukan oleh orang lain.
108
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah ingin menganalisis pengaruh dari beberapa faktor terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain : (1) Tauhid , (2) Keseimbangan, (3) Kehendak Bebas, (4) Tanggung Jawab, (5) Ihsan. Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Faktor 1 dan faktor 2 merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat. b. Faktor 1 yang terdiri dari Ihsan, Keseimbangan, dan Tanggung Jawab dapat menjelaskan tentang penyebab pedagang pasar Ciputat berperilaku etis dalam menjalankan bisnis secara Islam sebesar 47.140% . c. Faktor 2 terdiri atas variabel Kehendak Bebas dan Tauhid dapat menjelaskan tentang penyebab penyebab pedagang pasar Ciputat berperilaku etis dalam menjalankan bisnis secara Islam sebesar 20,095%. d. Faktor 1 merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.
109
B. Keterbatasan Hasil penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu : 1. Kesulitan mendapatkan responden yang bersedia untuk mengisi kuesioner penelitian. 2. Proses analisis dalam penelitian ini dilakukan hanya sampai pada langkah menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk. Peneliti tidak melanjutkan pada langkah validasi atau scores.
C. Implikasi Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi, manajemen pasar Ciputat dan lembaga keuangan syariah pada umumnya serta pedagang pasar Ciputat khususnya untuk melakukan kegiatan ekonomi yang sesuai dengan etika bisnis islam yg sebagaimana telah dicontohkan rasulullah ketika menjalankan aktifitas ekonomi. Etika bisnis islam adalah norma-norma etika yang berbasiskan al-Qur’an dan Hadis yang harus dijadikan pedoman oleh siapa pun dalam aktivitas bisnis. Ketika seorang muslim menjalankan aktivitas ekonomi tidak berpegang teguh terhadap Al Qur’an dan Hadis maka akan terjadi kerusakan dalam aktivitas ekonomi, orang tidak akan peduli dengan halal dan haramnya sesuatu. Oleh karena itu, agar dapat menjalankan etika bisnis Islam yang berlandaskan pada Al Qur’an dan Hadis, pedagang di samping diberi kebebasan (free will), hendaknya ia memperhatikan keesaan Tuhan (tauhid), prinsip
110
keseimbangan (tawazun = balance) dan keadilan (qist). Di samping tanggung jawab (responsibility) yang akan diberikan di hadapan Tuhan. Lima konsep inilah yang disebut dengan aksioma yang terdiri atas prinsip-prinsip umum yang terhimpun menjadi satu kesatuan yang terdiri atas konsep-konsep Keesaan (tauhid), Keseimbangan (equilibrium), Kehendak bebas (free will), Tanggung jawab (responsibility), dan Kebajikan (ihsan).
D. Saran Atas dasar kesimpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas area penelitian, tidak hanya pada wilayah pasar Ciputat saja, sehingga lebih dapat digeneralisasikan. 2. Ketika membagi kuesioner kepada responden, sebaiknya peneliti memastikan bahwa responden mengerti maksud dari kuesioner yang akan diisi, misalnya dengan cara peneliti memberikan penjelasan secara langsung kepada responden agar data yang diperoleh nantinya tidak bias dan sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini. 3. Manajemen pasar Ciputat hendaknya tidak hanya menjadikan pedagang sebagai objek penghasilan akan tetapi harus menjaga dan memberikan pelayanan yang tepat bagi kenyamanan pedagang. Contohnya mengambil tindakan yang tegas terhadap lapak-lapak pedagang yang tidak resmi karena
111
hal tersebut mengganggu dan mengurangi penghasilan pedagang resmi dan masyarakat pengguna jalan.
112
DAFTAR PUSTAKA
Afzalurrahman. 1997. Muhammad Sebaga Pedagan., terj. Dewi Nurjulianti Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy. Ali, Marpuji. 2007. Etika Bisnis dalam Islam (Kritik Terhadap Kapitalisme). Jurnal Ekonomi Fakultas Agama Islam UMS. Badroen, Faisal. 2006. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Beekun, Rafik Issa. 2004. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djakfar, Muhammad. 2007. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Malang: Penerbit UIN-Malang Press. Eldine, Achyar. 2007. Etika Bisnis Islam. Jurnal Khazanah, Vol 3 No 3, Oktober. Faiz, Ahmad. 2009. Skripsi tentang Pengaruh Tingkat Keagamaan Terhadap Prilaku Pedagang di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. . Fauroni, Lukman. 2003. Rekonstruksi Etika Bisnis: Perspektif Al Qur’an. IQTISAD Journal of Islamic Economics. Vol. 4, No. 1. Muharram 1424 H/March. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. http://file.upi.edu/Direktori/DFPMIPA/JUR.PEND.matematika/196412051990031Bambang Avip Priatna M/MENENTUKAN UKURAN SAMPEL.pdf, diakses pada tanggal 6 Januari 2011 Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat. Lesmana, Erik. 2010. Skripsi tentang Pemahaman Etika Bisnis Islam dan Tingkat Persaingan Usaha serta Perilaku Dagang. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
113
Muhammad, dan Lukman Fauroni, 2002. Visi al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis. Jakarta: Salemba Diniyah. Diakses melalui www.google.com pada 13 November 2010. Mujahidin, Akhmad. Etika Bisnis Dalam Islam “Analisis Terhadap Aspek Moral Pelaku Bisnis.2005. Jurnal Hukum Islam, Vol. IV, No. 2, Desember. Muslich. 2004. Etika Bisnis Islam. Cetakan 1. Jakarta: EKONISIA, 2004. Naqvi, Syed Nawab Haider. 1985. Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sintesis Islami. ter. Husin Anis dan Asep Hikmat. Bandung: MIZAN. Naqvi, Syed Nawab Haider. 2003. Menggagas Ilmu Ekonomi Islam. Terjemahan M. Saiful Anam dan Muhammad Ufuqul Mubin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003. Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Nur Zaroni, Akhmad. 2007. Bisnis dalam Perspektif Islam (Telaah Aspek Keagamaan dalam Kehidupan Ekonomi). MAZAHIB. Vol. IV, No. 2. Desember. Qordhawi, Yusuf. 1993. Halal dan Haram Dalam Islam. Terjemahan Muamammal Hamidy. Surabaya: Bina Ilmu. Qordhowi, Yusuf. 1993. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press. Rahman, Fazlur. 1992. Membangkitkan Kembali Visi al-Qur’an: Sebuah Catatan Otobiograif. Jurnal Hikmah. No. IV. Juli-Oktober. Salam, Burhanudin. 1997. Etika Sosial Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Shihab, Alwi. 1999. Islam Inklusif. Bandung: Mizan. Shihab, Quraish. 1997. Etika Bisnis dalam Wawasan al-Qur’an. Jurnal Ulumul Qur’an. No. 3/VII. Singgih, Santoso dan Tjiptono Fandy. 2002. Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.
114
Singgih, Santoso. 2002. Buku Latihan SPSS: Statistik Paramterik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Taymiyah, Ibn. 1387 H. Majmu’ Fatawa Shaykh al-Islam Ahmad Ibn Taymiyah. Riyad: Matba at al-Riyad. www.gatra.com. Saturday, 9 July 2005, diakses pada tanggal 9 November 2010. Zubair, Achmad Charris. 1995. Kuliah Etika. Edisi III. Rajawali Press.
KUESIONER PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM PEDAGANG DI PASAR CIPUTAT
Peneliti: Hafiz Juliansyah NIM 107046102043
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1431 H 1
Kepada Responden, Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan hormat, Saya mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan penelitian dengan kepentingan penyusunan skripsi untuk memenuhi salah satu prasyarat memperoleh gelar sarjana (strata satu/ S-1) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Etika Bisnis Islam Pedagang di Pasar Ciputat. Maka dalam rangka pengumpulan data saya mohon Ibu/Bapak memberikan JAWABAN YANG SEBENARNYA DAN SEMUA JAWABAN IBU/BAPAK DIJAMIN KERAHASIAANNYA OLEH PENELITI. Terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb. Peneliti
Hafiz Juliansyah
DATA PERSONAL RESPONDEN NAMA USIA SUKU JENIS DAGANGAN LAMA BERDAGANG ALAMAT JENIS KELAMIN STATUS PERKAWINAN
PENDIDIKAN TERAKHIR
TEMPAT BERDAGANG
1. Laki-laki 2. Perempuan 1. Menikah 2. Belum Menikah 3. Cerai 1. Tidak sekolah/ tidak lulus SD 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. DI/ DIII 6. S1 – S3 Gedung, Blok: No:
2
A. KONSEP TAUHID Nomor
PERTANYAAN TENTANG KEAGAMAAN Nikmat maupun bencana yang terjadi karena Allah yang menghendaki. A01 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju A02
A03 A04
A05
A06
A07
A08
Apakah anda selalu tepat waktu dalam mengerjakan sholat? 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Selalu 2. Jarang 4. Sering Alasan apa yang membuat anda tidak tepat waktu dalam mengerjakan sholat? 1. Malas 2. Sibuk 3. Dalam perjalanan 4. Lupa 5 . Ketiduran Jika anda sedang sibuk dan waktu shalat tiba, apakah yang akan anda lakukan? 1. Tidak solat 2. Mencoba menyelasaikan pekerjaan dan shalat pada akhir waktu 3. Menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu kemudian shalat 4. Menunda pekerjaan untuk shalat saat itu juga. Berapa kali anda solat berjamaah? 1. Tidak pernah 3. Sebulan sekali 5. Setiap waktu solat 2. Hari-hari tertentu 4. Seminggu sekali Bersedekah/ berinfaq kepada faqir miskin yang anda temui? 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Selalu 2. Jarang 4. Sering Dalam sebulan, berapa kali anda mengikuti pengajian/ majlis ta’lim? 1. Tidak pernah 3. 2 kali 5. Lebih dari 4 kali 2. 1 kali 4. 3 kali Seberapa pentingkah zakat bagi pemberdayaan umat ? 1. Tidak penting 3. Biasa saja 2. Kurang penting 4. Penting.
5. Sangat penting
PERTANYAAN TENTANG ASPEK SOSIAL A09
Apakah anda keberatan bekerja sama dengan orang yang berbeda Agama? 1. Sangat keberatan 3. Biasa saja 5. Sangat tidak keberatan 2. Keberatan 4. Tidak keberatan
A10
Apakah anda keberatan bekerja sama dengan orang yang berbeda Suku? 1. Sangat keberatan 3. Biasa saja 5. Sangat tidak keberatan 2. Keberatan 4. Tidak keberatan
A11
Apakah anda keberatan bekerja sama dengan orang yang berbeda Jenis kelamin? 1. Sangat keberatan 3. Biasa saja 5. Sangat tidak keberatan 2. Keberatan 4. Tidak keberatan
3
B. KONSEP KESEIMBANGAN Nomor B01
PERTANYAAN TENTANG ASPEK KEADILAN Saya akan mengganti barang yang cacat dengan yang baru jika barang tersebut cacat akibat kesalahan penjual. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju
4. Setuju
B02
Apa yang anda lakukan jika ada pedagang lain yang mengurangi takaran dalam berdagang? 1. Membiarkannya karena hal tersebut adalah wajar dalam berdagang 2. Membiarkannya karena bukan urusan saya 3. Pura-pura tidak tahu 4. Menegurnya karena tidak baik 5. Menegurnya karena dilarang agama
B03
Saya menjelaskan kondisi barang apa adanya kepada pembeli. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju
B04
4. Setuju
Menurut anda wajarkah jika pedagang menyimpan barang kemudian menjualnya ketika harganya naik? 1. Sangat wajar 3. Tidak tahu 5. Sangat tidak wajar 2. Wajar 4. Tidak wajar
Menghargai hak orang lain B05
Apa yang menjadi dasar anda dalam memilih pegawai? 1. Kesamaan SARA (Suku, Ras, dan Agama) 2. Mengutamakan fisiknya 3. Karena memiliki hubungan keluarga 4. Kesamaan jenis kelamin 5. Kualitas kerjanya yang baik
C. KONSEP KEHENDAK BEBAS Nomor
PERTANYAAN TENTANG PERSAINGAN USAHA
C01
Saya menyusun barang dagangan saya secara baik sehingga terlihat lebih menarik. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju
C02
Apa yang anda lakukan jika pembeli tidak mau membeli walaupun anda sudah mempromosikan barang yang anda jual semaksimal mungkin? 1. Marah-marah 2. Terus meyakinkan pembeli walaupun harus berbohong 3. Memaksa pembeli karena anda sudah lelah mempromosikan barang
4
4. Menurunkan harga 5. Memberi hak kepada pembeli untuk memilih C03
Jika ada pedagang lain menjual barang dagangan yang sama, saya membiarkannya bersaing secara sehat. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju
C04
Apa yang anda lakukan jika ada pedagang lain yang ingin bekerja sama dalam berbisnis? 1. Menolak 3. Mempertimbangkan 5. Sangat menerima 2. Menghindar 4. Menerima
C05
Seberapa yakinkah anda bahwa persaingan usaha memicu terjadinya perang harga? 1. Sangat tidak yakin 3. Tidak tahu 5. Sangat yakin 2. Tidak yakin 4. Yakin
C06
Barang dagangan anda dirusak secara sengaja oleh pedagang lain. 1. Sangat sering 3. Kadang-kadang 5. Tidak pernah 2. Sering 4. Sangat jarang
C07
Barang dagangan anda dicuri oleh pedagang lain. 1. Sangat sering 3. Kadang-kadang 2. Sering 4. Sangat jarang
5. Tidak pernah
Berkelahi dengan pedagang lain karena berebut pembeli. 1. Sangat sering 3. Kadang-kadang 2. Sering 4. Sangat jarang
5. Tidak pernah
Memberikan nota/bon kosong kepada pembeli 1. Sangat sering 3. Kadang-kadang 2. Sering 4. Sangat jarang
5.Tidak pernah
C08
C09
D. KONSEP TANGGUNG JAWAB Nomor D01
D02
D03
D04
PERTANYAAN TENTANG TANGGUNG JAWAB Saya mencatat pendapatan dan pengeluaran. 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 2. Sangat jarang 4. Sering
5. Sangat sering
Saya mencatat jika ada hutang piutang. 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 2. Sangat jarang 4. Sering
5. Sangat sering
Pedagang lain sering menitipkan barang dagangan kepada saya. 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 2. Sangat jarang 4. Sering
5. Sangat sering
Saya memenuhi barang pesanan pembeli sesuai dengan kesepakatan. 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering
5
D05
Jika mempunyai hutang, tidak perlu segera menggantinya. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 2. Tidak setuju 4. Setuju
5. Sangat setuju
E. KONSEP IHSAN Nomor
PERTANYAAN TENTANG KESUKARELAAN
E01
Apa yang akan anda lakukan jika pihak terhutang terlambat membayar hutangnya? 1. Harus segera dilunasi sekarang juga 2. Mentolerir, harus dibayar dalam jangka waktu tertentu 3. Mentolerir dengan catatan 4. Mentolerir karena keluarga/ Kawan 5. Mentolerir karena kasihan
E02
Bagaimana sikap anda ketika pihak terhutang mengalami kesulitan? 1. Tidak mau tahu karena urusan yang bersangkutan 2. Menagih jika saya dalam keadaan kesulitan 3. Menagih jika yang bersangkutan punya uang 4. Mengurangi hutangnya 5. Tidak menagih
E03
E04
E05
E06
E07
Sikap pedagang agar menarik minat pembeli untuk membeli barang dagangan Saya senyum dan bersikap akrab dalam menghadapi pembeli 1. Tidak pernah 3. Terkadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering Agar menarik calon pembeli, saya berpakaian rapi 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak Setuju 4. Setuju Saya tenang, sopan dan ramah ketika menghadapi pembeli 1. Tidak pernah 3. Terkadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering Saya tidak memotong pembicaraan pembeli 1. Tidak pernah 3. Terkadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering Saya bersemangat ketika melayani pembeli 1. Tidak pernah 3. Terkadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA 6