FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PILIHAN KERJA MAHASISWA AKUNTANSI SYARIAH
A. Tantangan Dunia Kerja Saat ini Indonesia belum dapat menyelesaikan masalah pengangguran, lembaga pendidikan formal maupun non-formal menambah jumlah lulusan yang tidak seimbang dengan jumlah sumber daya manusia yang diperlukan di lapangan kerja. Sampai saat ini belum ada solusi tepat yang dapat mewujudkan kestabilan dalam dunia kerja. Persoalan serupa juga dihadapi beberapa negara yang jika dibiarkan berkepanjangan akan memunculkan sejumlah persoalan baru. Masalah ini bukan masalah pemerintah namun merupakan masalah bersama yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seluruh elemen masyarakat. DEPNAKERTRANS dihadapkan pada problem yang menggunung dari dalam maupun luar negeri dan apabila tidak terselesaikan akan menjadi persoalan besar bagi bangsa kita pada masa mendatang. Persoalan tersebut diperparah dengan kehadiran tenaga kerja asing di Indonesia sehingga kompetisi dunia kerja semakin ketat. Kehadiran tenaga kerja asing bukan merupakan keniscayaan sebagai akibat globalisasi akan tetapi ketidaksiapan tenaga kerja Indonesia bersaing di luar negeri menjadi tantangan besar bagi seluruh elemen bangsa.Kepadatan penduduk di kota besar selalu diimbangi dengan meningkatnya tenaga kerja tak terpakai (pengangguran) bahkan terkadang memicu terjadinya tindak kriminal sebagai jalan pintas mencukupi kebutuhan hidup. Dampak sosial dan pshycologis juga terjadi akibat sempitnya lahan pekerjaan sehingga jumlah tuna wisma maupun pasien rumah sakit jiwa bertambah. Suatu keberuntungan yang dapat membantu mengurangi problem publik di mana sebagian masyarakat memilih wirausaha meskipun memerlukan modal, kemampuan, wawasan dan tekad. Setidaknya langkah tersebut menjadi
solusi ringan dan perlu terus dikembangkan agar
menjadi unit bisnis yang berkualitas dan bertahan dalam persaingan.
Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 1
B. Peran Perguruan Tinggi Perguruan tinggi Islam merupakan salah satu lembaga yang mendidik generasi penerus bangsa tidak sekedar membekali mahasiswa dengan materi perkuliahan namun juga berupaya membangun karakter dengan memberikan pendidikan intelektual dan pendidikan moral pada setiap anak didik (mahasiswa) agar menjadi generasi yang memiliki kecerdasan qalbiyah. Kecerdasan qalbiyah terdiri dari kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, kecerdasan moral, kecerdasan spiritual dan kecerdasan beragama.. Danah Zohar dan Ian Marshall (2000) menjelaskan bahwa kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang berhubungan dengan proses kognitif seperti berfikir, daya menghubungkan dan menilai atau mempertimbangkan sesuatu.Kecerdasan inteletual berhubungan dengan strategi pemecahan masalah menggunakan logika. Kecerdasan emosional menurut Cooper (1997) adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan moral dijelaskan oleh Robert Coles (2000) merupakan kemampuan yang tumbuh perlahan lahan untuk merenungkan mana yang benar dan mana yang salah dengan menggunakan sumber emosional dan intelektual pikiran manusia. Kecerdasan spiritual menurut Zohar and Marshall (2000) lebih merupakan konsep yang berhubungan dengan bagaimana seseorang “cerdas” dalam mengelola dan mendayagunakan
makna-makna,
nilai
nilai
dan
kualitas
kehidupan
spiritual.Kehidupan spiritual meliputi hasrat untuk hidup bermakna (the will to meaning) yang memotivasi kehidupan manusia untuk senantiasa mencari makna hidup (the meaning of live). Kecerdasan beragama merupakan kecerdasan kalbu yang berhubungan dengan kualitas beragama dan bertuhan yang aan mencapai puncak menghasilkan etakwaan berlandaskan kompetensi keimanan, keislaman dan keihsanan. Mencari ilmu menjadi kewajiban bagi setiap muslim tanpa batas usia maupun jenis kelamin, Islam telah mengajarkan bahwa sesungguhnya ilmu Allah sangat luas dan ilmu yang dipelajari manusia hanya sebagian kecil dari ilmu Allah. Setiap orang berhak memilih ilmu yang dipelajari dan juga memilih mekanisme Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 2
pembelajaran, saat ini banyak lembaga pendidikan yang menawarkan konsentrasi keilmuan salah satu diantaranya adalah bidang ekonomi Islam. Ekonomi Islam mempelajari apa yang terjadi pada manusia atau masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Definisi ekonomi Islam dikemukakan beberapa ahli sebagai berikut : 1. Hasanuz Zaman (1984) : “ Islamic economics is the knowledge and application of injunctions and rules of the Shari’ah that prevent injustice in the acquisition and disposal of material resources in order to provide satisfaction to human beings and enable them to perform their obligations to Allah and the society” 2. M.A.Mannan (1986) : “ Islamic economics is a social science which studies the economic problems of a people imbued with the values of Islam” Lembaga pendidikan tinggi Islam (negeri maupun swasta) menjadi salah satu tempat menggali berbagai bidang ilmu pengetahuan, salah satu diantaranya adalah bidang akuntansi syariah yang menggunakan landasan keislaman dalam pembelajaran. Akidah, syariat dan akhlak merupakan satu kesatuan dalam Islam , Allah mengibaratkan Islam dengan sebuah pohon dengan akar yang menghujam ke bumi sebagaimana dijelaskan dalam QS Ibrahim (14) : 24-25. Syariah atau syariat didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut : 1. Dr.Yusuf Qardhawi " syariat adalah apa saja ketentuan Allah SWT yang dapat dibuktikan melalui dalil-dalil Alqur'an maupun Sunnah atau juga melalui dalil-dalil ikutan lainnya seperti Ijma' dan Qiyas " 2. Dr.Syafi'i Antonio "syariat adalah bagian dari islam di mana Islam itu terbagi atas tiga hal pokok yaitu akidah, syariat dan akhlak" 3. Gusfahmi menyatakan bahwa syariat memiliki ciri , a) sumbernya adalah Alqur'an dan Hadist b) sanksinya bersifat duniawi dan ukhrawi
Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 3
c) universal yaitu berlaku umum artinya tidak hanya diperuntukkan bagi orang islam namun berlaku di setiap tempat dan di seluruh waktu dari dahulu hingga akhir zaman 4. komprehensif, mengatur seluruh aspek kehidupan, menyangkut hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta (hablum minallah) maupun hubungan antar manusia (hablum minannas). Beberapa perguruan tinggi telah membuka jurusan akuntansi syariah dengan demikian telah banyak lulusan yang dihasilkan dan jelas mereka akan segera memasuki dunia kerja. Fenomena dunia kerja yang berkembang saat ini adalah adanya kontradiksi antara realitas dengan idealisme, hal ini terjadi karena dunia pendidikan dan dunia kerja belum mampu sepenuhnya mengakomodir kebutuhan dan ketersediaan sumber daya yang ada. Lapangan kerja dengan calon pekerja merupakan interaksi antara demand dan supply sehingga keseimbangan akan terjadi tatkala kualifikasi lulusan sesuai dengan yang dibutuhkan dunia kerja dan hal ini merupakan suatu keniscayaan. Mahasiswa akuntansi syariah memiliki perbedaan dengan mahasiswa akuntansi konvensional karena pada jurusan akuntansi syariah diberikan mata kuliah kesyariahan yang menunjang mata kuliah umum, artinya kelak mahasiswa akuntansi syariah tidak hanya mengemban amanah mengamalkan ilmu secara umum namun juga nilai nilai Islam dalam setiap aspek kehidupan. Berikut mata kuliah yang diberikan pada jurusan akuntansi syariah :
Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 4
No
AKUNTANSI
AKUNTANSI SYARIAH
KONVENSIONAL 1
Auditing (Pemeriksaan Akuntan)
Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
2
Akuntansi Keuangan
Dasar Dasar Ekonomi Islam
3
Teori Akuntansi
Seminar Akuntansi Syariah
4
Perpajakan
Audit Organisasi Syariah
5
Akuntansi Perilaku
Metodologi
Penelitian
Ekonomi Islam 6
Akuntansi Biaya
Dasar Dasar Ekonomi Islam
7
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen
8
Akuntansi Pengantar
Akuntansi Pengantar
9
Akuntansi Internasional
Akuntansi Internasional
10
Analisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan
11
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Biaya
Dari muatan materi tersebut nampak bahwa muatan keislaman menjadi hal yang mutlak dalam jurusan maupun program studi akuntansi syariah karena unsur finansial bukan tujuan mutlak dalam kehidupan namun beberapa unsur yang lebih penting juga perlu dipertimbangkan. Mendidik dan mengajar menjadi satu rangkaian yang harus dilakukan setiap dosen pada mahasiswa, mengajar berarti tugas dosen adalah menyampaikan core content mata kuliah melalui berbagai metode pembelajaran sedangkan mendidik lebih berorientasi pada penyampaian nilai-nilai kehidupan seperti nilai moral, sosial, agama dan sebagai sehingga mahasiswa memiliki kemampuan mengintegrasikan nilai nilai tersebut dalam kehidupan. Lulusan akuntansi diharapkan memiliki ketrampilan, pengetahuan dan orientasi profesional yang kelak dalam bekerja mampu berpikir serta bertindak secara baik dan benar. Menurut Harahap (1997) Islam memandang bahwa seorang akuntan hendaknya memenuhi syarat berikut : a. harus mengetahui dan meyakini Islam sebagai cara hidupnya
Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 5
b. harus memiliki karakter yang baik, jujur dan terpercaya c. harus adil, efisien dan independen d. harus bertanggung jawab pada masyarakat dan negara
C. Menapaki Dunia Kerja Sebagian kalangan berpendapat bahwa wisuda sarjana merupakan senyuman terakhir, artinya mahasiswa merasakan sulitnya mencari pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Hal tersebut diperparah dengan dinamika perkembangan jaman yang semakin pesat sehingga setiap orang tidak sekedar dituntut memiliki kemampuan akademik namun juga non akademik semisal kecakapan, pengalaman, wawasan dan sebagainya. Entitas bisnis maupun lembaga pemerintah (swasta) mempunyai karyawan yang diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan secara teoritis namun juga praktis seperti mampu menganalisis dan mampu melakukan negosiasi. Salah satu penyebab banyaknya pengangguran terdidik adalah sarjana yang tidak siap pakai sementara lapangan kerja membutuhkan sarjana plus yang benar-benar siap dan mampu menapaki dunia kerja. Pemerintah sudah berupaya memberikan jalan keluar dengan membuat program seperti SM3T ( Sarjana Mengajar di daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal), sesuai nama program maka sarjana ditugaskan di daerah terpencil (daerah minus) untuk membantu warga bangkit dari keterbelakangan. Mahasiswa akuntansi (konvensional maupun syariah) merupakan sebagian di antara sekian banyak pencari kerja di negeri ini. Motivasi dan tujuan mereka mencari pekerjaan juga berbeda-beda sehingga faktor yang mendorong mereka memilih jenis pekerjaan juga berbeda-beda mulai dari birokrat, pengusaha, pendidik dan lain-lain. Paradigma yang berkembang di masyarakat adalah bahwa lulusan akuntansi memiliki lahan sebagai pemeriksa keuangan (auditor), yang terdiri dari akuntan publik, akuntan pemerintah maupun akuntan perusahaan, padahal ketiga profesi tersebut hanya sebagian kecil dari sekian banyak bidang pekerjaan yang dapat dilakukan oleh lulusan akuntansi. Pada prinsipnya lulusan akuntansi syariah dapat bekerja dimanapun tentunya dengan harapan ditempatkan pada bidang yang relevan dengan kompetensi yang dimiliki yaitu : Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 6
a. bidang perpajakan, mengidentifikasi komponen yang diperhitungkan dalam menentukan jumlah pajak yang harus dibayar
sesuai Undang Undang
Perpajakan yang berlaku pada saat itu b.bidang sistem informasi, bekerjasama dengan bagian sistem informasi untuk membuat desain / rancangan sistem informasi akuntansi dalam perusahaan sehingga sistem penjualan, sistem pembelian, sistem penggajian dan lain-lain menjadi sebuah sistem informasi yang terintegrasi. c. bidang produksi, menghitung komponen biaya produksi untuk menentukan besarnya harga pokok produk, harga transfer dan harga jual produk d. bidang keuangan, menyusun dan merencanakan tata kelola keuangan perusahaan secara keseluruhan, membuat rencana anggaran pembelian, penjualan , laba maupun rugi e. bidang kredit : mengevaluasi kelayakan pelanggan yang mengajukan pembelian secara kredit dengan menilai kemampuan membayar dari pelanggan tersebut Undang Undang Nomor 34 Tahun 1954 mensyaratkan bahwa gelar akuntan hanya berhak dimiliki oleh mereka yang telah selesai menempuh pendidikan dari perguruan tinggi dan telah terdaftar di Departemen Keuangan Republik Indonesia. Agar dapat menjalankan profesi sebagai akuntan publik seseorang harus lulus USAP atau Ujian Sertifikasi Akuntan Publik sebagai syarat utama untuk memperoleh izin praktek akuntan publik dari Departemen Keuangan. Pada Mei 2011 terbit Undang Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang profesi akuntan publik yang menjelaskan bahwa seluruh lulusan strata satu dari berbagai jurusan dapat menjadi akuntan publik setelah mengikuti ujian sertifikasi yang diselenggarakan pemerintah. Saat ini banyak gelar profesi yang dapat
diperoleh
lulusan
akuntansi
sebagai
pengakuan
yaitu
CPA
(Certified Public Accountant), CIA (Certified Internal Auditor), CGA (Certified General Accountant) dan CA (Chartered Accountant). Banyaknya persyaratan dan biaya yang harus dibayar mengakibatkan mereka yang berminat menjadi akuantan publik berpikir ulang dan memilih bidang pekerjaan lain dalam memenuhi tuntutan hidup.
Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 7
Persaingan dunia kerja dengan sekian banyak persoalan yang makin komplek menyebabkan banyak lulusan perguruan tinggi (termasuk lulusan akuntansi syariah) belum memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, misalnya menjadi SPG maupun guru play group (PAUD). Paper ini ditulis berawal dari sebuah penelitian tentang penilaian terhadap faktor-faktor yang menjadi alasan mengapa mahasiswa akuntansi mempunyai keinginan untuk menekuni profesi sebagai akuntan publik namun ada juga yang tidak tertarik menjadi akuntan publik. Langkah yang perlu ditempuh setiap orang untuk menjadi akuntan publik memang tidak mudah karena memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar. Pemerintah melalui peraturan maupun undang-undang telah menetapkan beberapa tahapan yang harus dilalui seseorang untuk memperoleh pengakuan profesional, mulai dari lawyer, dokter maupun akuntan. Berbagai peraturan dan undang-undang tersebut mengharuskan setiap calon pencari kerja (termasuk mahasiswa) berpikir ulang terhadap nasibnya kelak, dalam arti ketika mencari dan memilih pekerjaan.
D. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Kerja Pilihan seseorang terhadap jenis pekerjaan tidak lepas dari berbagai faktor yang dipertimbangkan, demikian juga halnya dengan lulusan akuntansi syariah. Saat ini terdapat beberapa perguruan tinggi yang membuka program studi akuntansi syariah baik negeri (IAIN Surakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) maupun swasta (STEI TAZKIA dan STEI SEBI). Mahasiswa akuntansi syariah merupakan sebagian dari ribuan calon pencari kerja sehingga mereka perlu berpikir bidang
dan
jenis
pekerjaan
apa
yang
diinginkan,
tentu
saja
dengan
mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki serta kapasitas bidang kerja yang tersedia. Menurut Yodhia Antariksa (2007) kompetensi merupakan kombinasi antara ketrampilan, (skill), atribut personal dan pengetahuan yang tercermin dari kinerja. Kompetensi seorang karyawan dapat dilihat dari soft competency dan hard competency yaitu :
Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 8
1. Soft Competency : a. Leadership, setiap karyawan pada dasarnya adalah pemimpin artinya memimpin diri sendiri agar dapat menjadi tauladan bagi karyawan yang lain b. Communication, kemampuan berkomunikasi vertical maupun horizontal perlu ada dalam diri setiap karyawan c. Interpersonal Relation, dalam team work hubungan yang baik antar personal semestinya kuat karena tim yang solid akan bekerja dengan baik dan benar 2. Hard Competency : a. Electrical engineering, banyak dan harus dimiliki para engineer di setiap perusahaan b. Marketing research, sangat membantu dalam melakukan segmentasi pasar dengan mempertimbangkan harga, kapasitas produksi, sumber daya maupun pesaing c. Financial analysis, analis keuangan dituntut untuk membuat rancangan anggaran (anggaran penjualan, anggaran pembelian, anggaran produksi, anggaran biaya) untuk mewujudkan cash flow yang seimbang d. Manpower planning, setiap karyawan tentu mampu menyusun perencanaan yang memadai untuk mendukung pencapaian tuyjuan perusahaan Dari pembelajaran yang diperoleh serta mempertimbangkan kompetensi yang dimiliki mahasiswa akuntansi syariah memiliki orientasi kerja yang berbedabeda sehingga mereka akan mempertimbangkan factor utama yang nenjadi dasar penentuan pilihan kerja. Faktor yang dimaksud adalah :
1. Penghargaan finansial salah satu tujuan setiap orang bekerja adalah memperoleh gaji, makin besar dan makin stabil tempat kerja makin besar tentunya gaji yang diperoleh. Semakin besar size perusahaan yang menggunakan jasa akuntan maka pendapatan yang diperoleh akan semakin tinggi. Menurut Rahayu (2003) penghasilan atau gaji merupakan hasil yang diperoleh sebagai kontra prestasi dari pekerjaan yang telah diyakini Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 9
secara mendasar bagi sebagian perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan pada karyawan, kompensasi finansial yang rasional menjadi kebutuhan mendasar bagi kepuasan kerja. Yendrawati (2007) menyebutkan bahwa besaran gaji yang diperoleh, kenaikan gaji serta jaminan masa depan menjadi pertimbangan. Gaji menjadi tolok ukur setiap karyawan sebagai imbalan atas tenaga yang diberikan pada perusahaan dan faktor yang mendorong seseorang untuk bekerja adalah memenuhi kebutuhan ekonomi. Hal ini wajar karena secara ekonomi manusia dituntut memenuhi kebutuhan yang beragam mulai dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier. Kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan tersebut juga beragam karena kemampuan finansial yang berbeda. Islam juga mengajarkan agar gaji dibayar secepatnya sebagaimana diriwayatkan dari Umar r.a, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda “ berikanlah upah buruh itu sebelum keringatnya kering”
2. Pengakuan profesional menurut Stole sebagaimana dikutip Setiyani (2005) bahwa pilihan profesi tidak hanya dilandasi faktor finansial namun juga keinginan untuk pengakuan berprestasi dan mengembangkan diri yang dinilai dari kesempatan untuk berkembang, pengakuan berprestasi, kesempatan kenaikan gaji dan penghargaan untuk keahlian tertentu. Pengakuan profesional diperoleh dari lembaga atau asosiasi yang terkait misalnya profesi dokter ada di bawah kendali Ikatan Dokter Indonesia, insinyur bernaung di bawah Persatuan Insinyur Indonesia, akuntan di bawah Ikatan Akuntan Indonesia. dengan demikian segala aktivitas yang berhubungan dengan profesi akan dipantau dan dikendalikan oleh organisasi yang terkait. Kriteria seseorang dikategorikan pekerja profesional tentunya memiliki kapabilitas dari berbagai sisi, mulai dari inteligensi, spiritual dan emotional. Apa yang dikerjakan, bagaimana cara bekerja serta apa yang dihasilkan dari pekerjaan tersebut tentu berbeda dengan hasil kerja seorang yang belum profesional. Pengakuan professional tidak mudah diperoleh karena kriteria bagi seseorang untuk dikategorikan professional harus memenuhi tolok ukur yang ditetapkan asosiasi profesi. Sebagai contoh seorang guru atau dosen berhak memperoleh sertifikat Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 10
professional setelah melalui tahapan uji kompetensi yang ditentukan. Demikian juga halnya akuntan dengan berbagai pilihan uji sertifikasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya baru memperoleh sertifikat dari IAI.
3. Nilai sosial menurut Sugiharto (1985) nilai sosial adalah aturan umum, tingkah yang ideal yang dapat dilakukan atau aturan khusus yang tidak dapat dilakukan. Yuniasari (2010) mengemukakan bahwa nilai sosial akuntan adalah norma atau aturan yang wajib dipatuhi dengan bersikap jujur, bisa dipercaya, beretika dan memiliki integritas dalam melakukan pekerjaan. Integritas dan kredibilitas merupakan unsur penting bagi akuntan , kejujuran merupakan modal utama karena tugas dan pekerjaan dalam mengelola keuangan. Wijayanti (2001) sebagaimana dikutip Aprilyan (2011) bahwa nilai sosial yang dipertimbangkan oleh mahasiswa akuntansi dalam memilih profesi akuntan adalah kesempatan berinteraksi, kepuasan pribadi, kesempatan menjalankan hobi serta perhatian perilaku pada setiap individu atau klien. Predikat KUHP (kasih uang habis perkara), salam tempel, uang pelicin dan lain-lain sering kita dengar sebagai gambaran mudahnya masyarakat menyelesaikan urusan dengan jalan pintas tanpa mempertimbangkan unsur dan adat ketimuran. Pada dasarnya bidang pekerjaan apapun memiliki celah bagi siapapun untuk berbuat curang, namun apabila system internal control didesain sedemikian komplek dapat meminimalisir kecurangan yang cenderung menimbulkan kerugian
4. Pertimbangan pasar kerja menurut Haddar (2013) pertimbangan pasar kerja berhubungan erat dengan pekerjaan yang dapat diakses pada masa yang akan datang. Pekerjaan yang memiliki pasar kerja yang lebih luas akan banyak diminati pencari kerja dibandingkan dengan pekerjaan yang pasar kerjanya sempit hal ini berkaitan dengan
peluang
pengembangan
maupun
imbalan
yang
kelak
diperoleh.Pertimbangan pasar kerja menjadi salah satu alasan bagi setiap pencari kerja, Wheeler sebagaimana dikutip Setiyani (2005) menjelaskan bahwa Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 11
pertimbangan
pasar kerja terdiri dari tersedianya lapangan pekerjaan dan
keamanan kerja. Saat ini lapangan kerja terkonsentrasi di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya sehingga kota tersebut menjadi semacam magnet bagi pemburu kerja dari daerah pinggiran (desa). Sebuah tantangan bagi pemerintah untuk dapat “menyulap” kota kota lain (yang memungkinkan tentunya) untuk menjadi daya tarik baru bagi calon tenaga kerja sehingga animo lulusan perguruan tinggi tidak hanya terfokus menjadi birokrat atau politikus dengan demand and supply yang jauh dari rasio ideal
5. Personalitas personalitas merupakan karakteristik psikologi dari dalam yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya. Menurut Gary Jones (1996) personality is the relatively stable set of psychological characteristics that influences the way an individual interacts with his or her environment. Gary Jones mengemukakan “ The Big Five Dimensions of Personality” yaitu : a. Extraversion, this is the extent to which a person is outgoing versus shy. High extraverts enjoy social situation, while those low on this dimension (introverts) avoid them b. Emotional stability, the degree to which a person has appropriate emotional control. People with high emotional stability are self-confident and have high self-esteem. Those with lower emotional stability tend toward self-doubtand depression c. Agreeableness, the extent to which a person is friendly and approachable. More agreeable people are warm and considerate. Less agreeable people tend to be cold and aloof d. Conscientiousness, the degree to which a person is responsible and achievement oriented. More conscientious people are dependable and positively motivated. Less conscientious people are unreliable e. Openness to experience,the extent to which a person thinks flexibly and is receptive to new ideas. More open people tend toward creativity and innovation. Less open people favor the status quo. Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 12
Personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap perilaku individu saat berhadapan dengan situasi atau kondisi tertentu, hal ini membuktikan bahwa personalitas mempengaruhi perilaku individu, personalitas berarti karakteristik psikologi dari dalam yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya. Personalitas juga berpengaruh terhadap seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesama, personalitas seseorang terbentuk dan dipengaruhi oleh keluarga maupun lingkungan.
6. Nilai intrinsik pekerjaan menurut Yuniasari (2010) nilai intrinsik disebut juga kemauan dalam diri akuntan untuk
mengelola
laporan
keuangan
agar
menjadi
laporan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan pada pihak manajemen. Nilai intrinsik merupakan suatu keinginan untuk melakukan tindakan atas kemauannya sendiri, hal ini dapat diartikan
bahwa
seorang
akuntan
dapat
mengembangkan
kemampuan
intelektualnya dalam menjalankan tugas mengaudit dan menyampaikan hasil audit atas kemauan dan kemampuan sendiri tanpa paksaan dari pihak manapun karena auditor harus bersikap independen. Dalam pekerjaan tersebut seorang akuntan harus taat pada etika profesi yaitu independensi, kehati-hatian professional, obyektivitas, kecermatan, tanggung jawab profesi. Seringkali dalam bekerja seseorang akan mempertanyakan apa yang akan diperoleh dari pekerjaan tersebut namun jarang yang mempertanyakan apa akan dia berikan pada pemberi kerja.
7. Ketaatan beragama : menurut Maman sebagaimana dikutip Muchammad Fauzi (2010) ketaatan beragama adalah memenuhi berbagai kewajiban agama, menginginkan untuk melaksanakan kewajiban yang belum tertunaikan, melaksanakan berbagai anjuran agama sekalipun tidak wajib. Glock dan Stark dalam Muchammad Fauzi (2010) dimensi keberagamaan ada lima yaitu pertama keyakinan, peribadatan, penghayatan, pengamalan dan pengetahuan. Seseorang yang taat melaksanakan ajaran agama cenderung bekerja dengan baik dan benar karena Allah telah menjanjikan imbalan bagi hambaNYA yang berbuat kebaikan maupun keburukan. Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 13
Tidak setiap orang menyadari bahwa pada dasarnya setiap manusia adalah khalifatullah fi ard yakni sebagai wakil Allah di muka bumi, artinya apapun tindakan manusia harus dilandasi iman dan taqwa. Dengan demikian setiap aktivitas manusia dilandasi niat beribadah dalam arti aktivitas tersebut (bekerja) tidak hanya mengejar tujuan dunia (materi) namun juga kepentingan akhirat (falah). E. Penutup Faktor-faktor yang dipertimbangkan mahasiswa akuntansi syariah dalam menyongsong dan menapaki dunia kerja sangat variatif dan beberapa hasil penelitian memang membuktikan pengaruh dari faktor tersebut. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan ada perbedaan apabila penelitian yang sama dilakukan pada masa yang akan datang mengingat dinamika perkembangan jaman bersifat kontinyu (terus menerus) sehingga asumsi-asumsi baru bermunculan seiring dengan adanya fenomena baru dalam dunia kerja. Oleh karena itu up-date informasi perlu terus dilakukan oleh calon tenaga kerja, sebagai contoh sejak beberapa tahun lalu pencari kerja diharuskan mengajukan lamaran secara on-line, hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi sebagian pencari kerja karena beberapa kendala yang dihadapi misalnya jaringan komunuikasi yang belum representative di lingkungan pencari kerja, kompetensi dalam bidang tehnologi informasi para pencari kerja yang belum memadai. Oleh karena itu identifikasi faktor yang dipertimbangkan calon pencari kerja (termasuk mahasiswa akuntansi) perlu terus dilakukan untuk mencari solusi apabila ada temuan baru. Pada prinsipnya minat kerja akan dipengaruhi oleh tujuh faktor tersebut dengan dominasi beberapa faktor utama yang menjadikan seseorang menentukan pilihan pekerjaan termasuk mahasiswa akuntansi syariah. Dengan berbagai wacana maupun fenomena yang berkembang mulai saat ini mahasiswa akuntansi syariah harus mulai berpikir jernih dalam menentukan pilihan pekerjaan kelak setelah menyelesaikan kuliah. Bukan hanya kesuksesan yang memakan dan memerlukan waktu namun demikian kegagalan dialami melalui proses yang panjang.
Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 14
Setidaknya segala upaya harus dilakukan untuk memperoleh yang lebih bermanfaat pada masa yang akan datang.
Meika Riba’ati, SE., M.Si.- halaman 15