FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PESERTA KB AKTIF DI DESA JATI KULON KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS
1, 2 Program
Endah Susilowati 1, Eko Prasetyo 2 Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Cendekia Utama Kudus
Jl. Lingkar Raya Kudus – Pati Km. 5 jepang Kec. Mejobo Kudus
[email protected]
ABSTRAK
Proses menstruasi dapat menimbulkan potensi masalah kesehatan reproduksi wanita berhubungan dengan fertilitas yaitu pola menstruasi. Faktor faktor yang berhubungan dengan gangguan siklus menstruasi adalah jenis kontrasepsi suntik, kepatuhan dalam suntikan ulang, lama penggunaan, dan penyakit penyerta. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan siklus menstruasi peserta KB aktif yang menggunakan alat kontrasepsi suntik. Jenis penelitian corelational study dengan rancangan Cross Sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dilakukan pada populasi responden yaitu akseptor suntik di Dukuh Kulon Kali Desa Jati Kulon kecamatan Jati Kabupaten Kudus pada bulan Agustus 2012 dengan sampel 105 responden dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 35-48 tahun, pekerjaan responden mayoritas sebagai buruh pabrik, jumlah anak mayoritas mempunyai 1 anak, sebagian besar responden memakai jenis kontrasepsi suntik DMPA, responden lebih banyak tidak patuh dalam suntikan ulang, lama penggunaan alat kontrasepsi suntik 1 tahun, mempunyai penyakit penyerta, dan sebagian besar responden terjadi gangguan siklus menstruasi. dari hasil uji analisa menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kontrasepsi sunti dengan siklus menstruasi (p value = 0,000), ada hubungan antara kepatuhan dalam suntikan ulang dengan siklus menstruasi (p value = 0,001), ada hubungan antara lama penggunaan dengan siklus menstruasi (p value = 0,004), ada hubungan antara penyakit penyerta dengan siklus menstruasi (p value = 0,014). Kata Kunci
: Kontrasepsi, Gangguan Haid, KB Suntik
ABSTRACT
Endah Susilowati 1, Eko Prasetyo 2
The process of menstruation can give rise to potential female reproductive health problems associated with fertilitas that is a pattem of menstruating. Factors associated with a disorder of the menstrual cycle is the type of contraception injection compliance in an injection reexamined, long use and comorbidities such. The aim of this research is well aware of the factors that deals with the menstrual cycle active KB participants who uses a tool for contraception syringe. The kind of research corelational study to a draft cross sectional. Collecting data using a questionnaire that is performed in a population of respondents, acceptors injection in Jati Kulon village Kecamatan Jati Kabupaten Kudus in august 2012 with a sample of 105 respondents by using a test of chi square.
JIKK VOL. 6 NO. 1 JANUARI 2015 79-96
79
The result showed that most of the respondents was 35-48 years, work respondents majority as labor factory the children had the majority 1 child, mostly respondents wear type contraceptive syringe DMPA, respondents more disobedient in an injection, rearranged long use a contraceptive syringe greater than a year, have comorbidities such, and most respondents occurring disorder the menstrual cycle. From the test analysis shows that there is a relationship between the contraception injection with the menstrual cycle ( p value = 0,000 ), there is a relationship compliance in repeated injections with the menstrual cycle ( p value = 0,001 ), there is a relationship between old the use of to the menstrual cycle ( p value = 0,004 ), there is a relationship between comorbidities such with the menstrual cycle ( p value = 0.014 ). Keywords: Contraception, Menstrual Disorders, KB Syringe
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Siklus Menstruasi.... Endah Susilowati, Eko Prasetyo
80
PENDAHULUAN
pemakaian
Metode kontrasepsi mengalami perkembangan
dengan
segala
kontrasepsi
suntik.
Keuntungan suatu metode kontrasepsi dapat mempengaruhi akseptor dalam
keuntungan dan kerugian dari masing-
pemakaian
metode
masing metode. Metode kontrasepsi
Fenomena yang timbul dari pemberian
dapat dibagi menjadi dua yaitu metode
kontrasepsi suntik adalah banyaknya
kontrasepsi jangka panjang (Longterm
keluhan
Contraceptive Method), yang termasuk
terjadinya perubahan menstruasi yang
metode ini adalah IUD (Intra Uterine
tidak teratur, spoting, dan berat badan
Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi
naik (BKKBN, 2005).
dari
kontrasepsi.
akseptor
tentang
Dalam Rahim), Implant, Vasektomi
Efek samping suatu metode
dan Tubektomi. Sedangkan metode
kontrasepsi merupakan suatu faktor
bukan
yang perlu dipertimbangkan dalam
jangka
panjang
(Non-Long
Contraceptive Method), yang termasuk
menentukan
metode
kelangsungan
ini
kontrasepsi
adalah vagina,
suntik,
terhadap
pemakaian
metode
kondom.
kontrasepsi. Metode kontrasepsi suntik
Selain itu ada juga metode KB alami
memiliki efek samping yang dapat
yang
mempengaruhi
mengikuti
dan
pil,
keputusan
siklus
kehamilan
(Anggraeni, 2009).
akseptor
dalam
menentukan kelangsungan keinginan
Angka pengguna kontrasepsi di
pemakaian.
Penerimaan
Indonesia sudah mencapai 62%. Jenis
kontinuitas
kontrasepsi yang digunakan antara
ketidakpuasan
lain suntik (27,8 %), pil (13,2 %), Intra
kontrasepsi
Uterine Devices (IUD) (6,2 %), implant
dengan kontrasepsi suntik berasal dari
(4,3 %), tubektomi (3,7 %), metode
gangguan
kalender (1,6 %), metode senggama
ditimbulkannya. Amenore yang lama
terputus (1,5 %), kondom (0,9 %), dan
dan perdarahan yang lama merupakan
vasektomi (0,4 %) (BKKBN, 2008).
sebab
Beberapa akseptor kontrasepsi
akseptor. menyebabkan
siklus
menghentikan
perdarahan Kelainan sebab
dan
sedikit-sedikit menstruasi
utama
dari
terjadi (spoting).
merupakan penghentian
JIKK VOL. 6 NO. 1 JANUARI 2015 79-96
menimbulkan
pada suntik.
pola
utama
suntik sering mengalami perubahan menstruasi
dapat
dan
dari
metode
Ketidakpuasan
haid
yang
ketidakpuasan
Perdarahan
ireguler
20–25%
akseptor suntikannya
(Anggraeni, 2009). Menstruasi
merupakan
perdarahan periodik sebagai bagian 81
integral dari fungsional biologis wanita
diketahui ada 15 responden akseptor
sepanjang
kehidupannya.
suntik yang mengeluh pada pola siklus
Proses menstruasi dapat menimbulkan
menstruasinya. Hal ini sesuai dengan
potensi masalah kesehatan reproduksi
teori bahwa dalam pemakaian alat
wanita berhubungan dengan fertilitas
kontrasepsi Suntik terjadi perubahan
yaitu
dalam
siklus
pola
menstruasi.
menstruasi
dapat
Gangguan
terjadi
pola
perdarahan
haid,
pada
perdarahan/tak beraturan awal pada
sebagian wanita dari negara industri
sebagian besar wanita (Handayani,
maupun
2010).
negara
berkembang.
Gangguan-gangguan menstruasi
seperti
proses lamanya
siklus
Berdasarkan
peneliti
tertarik
data tersebut,
untuk
melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang
menstruasi dapat menimbulkan resiko
berhubungan
penyakit kronis (Kusmiran, 2011).
menstruasi peserta KB aktif yang
Menurut Kabupaten
Dinas
Kudus,
Kesehatan
jumlah
PUS
(Pasangan Usia Subur) di Kabupaten Kudus
pada
136.981.
tahun 2011 sebesar
Peserta
KB
aktif
di
Kabupaten Kudus berjumlah 112.669
dengan
menggunakan alat kontrasepsi suntik di Desa Jati Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Tujuan khusus penelitian adalah untuk: a. Mendeskripsikan jenis kontrasepsi
(82,3%) dengan pengguna kontrasepsi
suntik
suntik aktif sebanyak 63.334 (56,2%).
menggunakan
Puskesmas Jati memiliki jumlah PUS
suntik.
8.884, peserta KB aktif di wilayah Puskesmas (78,39%)
Jati
sedangkan
kontrasepsi suntik aktif
tahun
sebesar
6.965
pengguna
pada peserta KB
2011 sebanyak
4.657
siklus
peserta
KB alat
aktif
yang
kontrasepsi
b. Mendeskripsikan kepatuhan dalam suntikan ulang peserta KB aktif yang
menggunakan
alat
kontrasepsi suntik. c. Mendeskripsikan
lama
(66,86). Di Desa Jati Kulon, memiliki
penggunaan peserta KB aktif yang
PUS 1.418. Peserta KB Aktif sebesar
menggunakan
1.128 (79.5%) dengan akseptor suntik
suntik.
sebanyak 622 (55,14%).
d. Mendeskripsikan
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan
wawancara
pada
peneliti 22
alat
dengan responden
kontrasepsi
penyakit
penyerta peserta KB aktif yang menggunakan
alat
kontrasepsi
suntik.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Siklus Menstruasi.... Endah Susilowati, Eko Prasetyo
82
e. Mendeskripsikan siklus menstruasi peserta
KB
menggunakan
f.
aktif alat
yang
dengan
kontrasepsi
Rancangan dalam
Mengetahui hubungan antara jenis
lintang
kontrasepsi
melakukan
suntik
dengan
siklus
peserta
menstruasi
KB
menggunakan
aktif alat
yang
hubungan
yang
digunakan
penelitian ini adalah belah (Cross
Sectional)
pengukuran
karena variabel-
waktu sesaat atau sama. Populasi dalam penelitian ini adalah
g. Mengetahui
terikat
variabel penelitian ini dalam kurun
kontrasepsi
suntik.
variabel
(Notoatmojo,2010).
suntik.
gangguan
peserta
KB
aktif
yang
antara
menggunakan alat kontrasepsi suntik
kepatuhan dalam suntikan ulang
di Dukuh Kulon Kali Desa Jati Kulon
dengan
Kecamatan Jati Kabupaten
gangguan
siklus
menstruasi peserta KB aktif yang menggunakan
alat
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang akan diteliti
h. Mengetahui hubungan antara lama penggunaan
dengan
gangguan
siklus menstruasi peserta KB aktif yang
Kudus
yang berjumlah 144 akseptor.
kontrasepsi
suntik.
menggunakan
alat
Mengetahui
hubungan
penyakit
penyerta
gangguan
siklus
peserta
dianggap
mewakili
seluruh
populasi (Notoatmojo, 2010). Untuk
menentukan
jumlah
sampel, digunakan rumus sebagai
antara
aktif alat
=
dengan menstruasi
KB
menggunakan
dan
berikut (Notoatmodjo, 2005):
kontrasepsi suntik. i.
bebas
yang
kontrasepsi
1+
(
)
Keterangan : = Jumlah sampel = Total populasi =Tingkat kepercayaan /
suntik.
ketepatan yang diinginkan METODOLOGI jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian
(correlational
study)
studi
Berdasarkan hitungan tersebut
korelasi
diperoleh jumlah sampel sebesar 105
suatu
Akseptor. Teknik pengambilan sampel
artinya
penelitian hubungan antara variabel
dilakukan
dengan
simple
random
sampling yaitu dengan menuliskan JIKK VOL. 6 NO. 1 JANUARI 2015 79-96
83
seluruh nama anggota sampel yang memenuhi kriteria, dalam kertas kecil lalu dilipat dan diundi keluar sebanyak sampel yang dibutuhkan yakni 105 responden.
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
f 13
% 12,4
Wiraswasta
9
8,6
Buruh Pabrik
62
59
PNS
21
20
Total
105
100
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji statistik tertentu. Analisa bivariat ini dilakukan
3. Jumlah Anak Tabel 3
dengan menggunakan uji korelasi Chi
Distribusi Frekuensi Responden
Square.
Berdasarkan jumlah anak di Desa Jati Kulon Kecamatan Jati
HASIL PENELITIAN
Kabupaten Kudus Karakteristik Responden Jumlah Anak
1. Umur Tabel 1
f
%
Belum punya anak 9
8,6
1 Anak
67
63,8
2 Anak
17
16,2
>2 Anak
12
11,4
Total
105 100
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Akseptor di Desa Jati Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus Umur Akseptor 21-34 tahun
f 51
% 48,6
35-48 tahun
54
51,4
Total
105
100 Analisa Univariat
2. Pekerjaan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden
1. Jenis Kontrasepsi Suntik
Berdasarkan Pekerjaan Ibu
Tabel 4
di Desa Jati Kulon Kecamatan Jati
Distribusi Frekuensi Responden
Kabupaten Kudus
Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Suntik
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Siklus Menstruasi.... Endah Susilowati, Eko Prasetyo
84
di Desa Jati Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
Jenis Kontrasepsi
f
%
83
79
Total
105
100
4. Penyakit Penyerta
Suntik
Tabel 7
Net-En
8
7,6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penyakit Penyerta di
DMPA
97
92,4
Desa Jati Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
Total
105
100 Penyakit Penyerta
2. Kepatuhan dalam Suntikan Ulang
Tidak Mempunyai
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden
Penyakit Penyerta
Berdasarkan Kepatuhan dalam Suntikan Ulang di Desa Jati Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus Kepatuhan dalam
f
%
Mempunyai Penyakit
f
%
28
26,7
77
73,3
105
100
Penyerta Total
5. Siklus Menstruasi Tabel 8
Suntikan Ulang Teratur
10
9,5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Siklus Menstruasi di
Tidak teratur
95
90,5
Desa Jati Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
Total
105 100
3. Lama Penggunaan
Siklus menstruasi
f
%
Tidak Berubah
7
6,7
Berubah
98
93,3
Total
105 100
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Penggunaan di Desa Jati Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus Lama Penggunaan
f
%
<1
22
21
JIKK VOL. 6 NO. 1 JANUARI 2015 79-96
85
Siklus Menstruasi
Analisa Bivariat
Tidak
1. Hubungan
antara
Total Berubah
Suntikan
jenis
Berubah Ulang
kontrasepsi suntik dengan siklus menstruasi
Tabel 9 Hubungan antara jenis kontrasepsi suntik dengan siklus menstruasi di Desa Jati Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
F
%
f
%
f
%
Teratur
4
40
6
60
10
100
Tidak
3
3,2
92
98
95
100
teratur
X² = 19,737 p value = 0,001 Siklus Menstruasi Tidak
Berubah
3. Hubungan
Total
Jenis
lama
penggunaan dengan siklus
Berubah Kontrasepsi F
%
F
%
F
%
Net-En
4
50
4
50
8
100
DMPA
3
3,1
94
96,9
97
100
menstruasi
Tabel 11 Hubungan antara lama penggunaan dengan siklus menstruasi
X² = 26,134 p value = 0,000
2. Hubungan
di Desa Jati Kulon
antara
Kecamatan Jati Kabupaten
kepatuhan dalam suntikan ulang
antara
dengan
Kudus
siklus
Siklus Menstruasi
menstruasi
Tabel 10 Hubungan antara kepatuhan dalam suntikan dengan siklus menstruasi di Desa Jati Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus
Lama
Tidak
Penggunaan
Berubah
Berubah
Total
f
%
F
%
f %
< 1 Tahun
5
22, 7
1 7
77,3
1 100 9
1 Tahun
2
2,4
8 1
97,6
8 100 6
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Siklus Menstruasi.... Endah Susilowati, Eko Prasetyo
86
X² = 11,538 p value = 0,004
1. Jenis Kontrasepsi Suntik
Sebagian
4. Hubungan antara penyakit penyerta
dengan
siklus
kontrasepsi
besar
jenis
suntik
yang
digunakan responden berjenis
menstruasi
DMPA
(Depo
Progesteron
Tabel 12 Hubungan antara penyakit
sebesar
Medroksi
Asetat)
92,4%
yaitu
responden,
penyerta dengan siklus
yang terkecil jenis kontrasepsi
menstruasi di Desa Jati
suntik
berjenis
Net-En
yaitu
sebesar 7,6% responden.
Kulon Kecamatan Jati
Dari pengamatan peneliti
Kabupaten Kudus
melalui wawancara, responden lebih memilih alat kontrasepsi
Siklus Menstruasi Penyaki t Penyert a
Tidak eruba h
Berubahh Total hh
f %
F
suntik
Tidak Mempun yai 17, 5 23 Penyakit 9 Penyert a Mempun yai Penyakit 2 2,6 75 Penyert a
f
%
DMPA
karena
jangka waktu penyuntikan lebih lama
%
jenis
yaitu
3
dibandingkan
bulan
sekali
dengan
jenis
kontrasepsi suntik berjenis NetEn dengan jangka waktu yang 82,1
2 8
10 0
lebih singkat yaitu 2 atau 1 kali dalam 3 bulan. Disamping itu, faktor biaya juga menjadi alasan bagi akseptor dalam memilih
97,4
7 7
10 0
alat
kontrasepsi
digunakan.
Jenis
yang alat
kontrasepsi suntik DMPA lebih murah X² = 7,684 p value = 0,014
dibandingkan
dengan jenis kontrasepsi suntik berjenis pergaulan
PEMBAHASAN
bila
Net-En. ibu-ibu
Faktor juga
mempengaruhi akseptor dalam memilih jenis kontrasepsi yang
A. Univariat JIKK VOL. 6 NO. 1 JANUARI 2015 79-96
digunakan. Jika merasa saran 87
dari akseptor lain tentang jenis
takut lupa. Kontrasepsi suntik
kontrasepsi yang di utarakan
memiliki efektifitas yang tinggi
baik, akseptor akan termotivasi
bila penyuntikannya dilakukan
untuk memilih alat kontrasespsi
secara
tersebut.
jadwal yang telah ditentukan.
teratur
dan
sesuai
Kontrasepsi suntik terdiri
Ketepatan waktu untuk suntik
dari kontrasepsi suntik 3 bulan
kembali merupakan kepatuhan
dan kontrasepsi suntik 1 bulan.
akseptor karena bila tidak tepat
Masalah
dapat
yang sering
timbul
mengurangi
efektifitas
disebabkan kontrasepsi suntik 3
kontrasepsi tersebut. Kegagalan
bulanan yaitu
dari metode kontrasepsi suntik
amenore 60%,
oligomenore
20%,
dan
disebabkan
karena
polimenore 20 %, sedangkan
keterlambatan akseptor untuk
kontrasepsi suntik 1 bulanan 85
melakukan penyuntikan ulang.
%
dari
akseptor
KB
tidak
Dari pengamatan peneliti
mengalami
masalah
atau
melalui buku saku responden,
gangguan
siklus
haid
banyak responden yang tidak
(Lesmana, 2012)
teratur
dalam
melaksanakan
suntikan ulang karena banyak 2. Kepatuhan dalam Suntikan Ulang
responden
yang
menunda
dikarenakan aktivitas pekerjaan
Sebagian responden
besar
terutama pada ibu yang bekerja.
melaksanakan
suntikan
ulang
secara
teratur
sebanyak
tidak
3. Lama Penggunaan
90,5%
Sebagian
besar
responden, dan melaksanakan
responden menggunakan alat
suntikan ulang secara teratur
kontrasepsi suntik 1 tahun
sebesar 9,5% responden.
yaitu
Saifuddin menyatakan umumnya memilih
sebanyak
81,9%
(2003)
responden, dan hanya 18,1%
bahwa
pada
responden yang menggunakan
akseptor
lebih
alat kontrasepsi suntik < 1
metode
kontrasepsi
Tahun.
suntik karena alasan praktis
banyak
Hal
ini
dikarenakan
responden
yang
yaitu sederhana dan tidak perlu Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Siklus Menstruasi.... Endah Susilowati, Eko Prasetyo
88
menggunakan alat kontrasepsi
penggunaan
setelah
anak
kejadian
berlanjut pada
akseptor
mempunyai
pertama dan
bulan-bulan berikutnya. Pada
lama
menjadi
maka
menstruasi
DMPA
memendek
penggunaan
DMPA
semakin
bahkan tidak
sampai
menstruasi.
jangka panjang dapat sedikit
Perubahan
menurunkan kepadatan tulang
tersebut disebabkan komponen
(densitas). Pada penggunaan
gestagen yang terkandung di
jangka
dapat
dalam DMPA. Perubahan ini
menimbulkan kekeringan pada
sejalan dengan berkurangnya
vagina,
darah menstruasi pada akseptor
panjang menurunkan
libido,
gangguan emosi (jarang), sakit
lama
menstruasi
DMPA.
kepala, jerawat. Dalam
penelitian
4. Penyakit Penyerta
Agustiana (2011), Penggunaan kontrasepsi
suntik
sering
Sebagian responden
menimbulkan perubahan pada
penyerta
siklus
Pola
responden,
pada
responden
menstruasi.
menstruasi
tergantung
lamanya
penggunaan
kontrasepsi
suntik.
memiliki
penyakit
sebanyak dan tidak
89,5% 10,5%
mempunyai
penyerta.
Dalam
Desa
penelitian ini penyakit penyerta
Kecamatan
seperti pada diabetes mellitus,
Ungaran Barat menurut hasil
hipotiroid, hipertiroid, penyakit
wawancara dari 10 akseptor
radang panggul, dan hipertensi.
yang menggunakan kontrasepsi
Menurut
suntik 3 bulan didapat bahwa
responden, penyakit penyerta
mengalami
tersebut baru dapat diketahui
Langensari
sebanyak
Di
penyakit
besar
amenorhea 7
orang
(70%)
keterangan
dari
setelah terjadi keluhan pada
setelah >1 tahun sebanyak 40%
saat
dan ≤ sebanyak 30% dan 1
menstruasi.tetapi ada beberapa
orang
yang
(10%)
mengalami
gangguan
siklus
mengatakan
tidak
spotting dan yang mengalami
mempunyai penyakit penyerta
kenaikan berat badan 2 orang
dikarenakan belum
(20%).
ke pelayanan kesehatan dan
Semakin
JIKK VOL. 6 NO. 1 JANUARI 2015 79-96
lama
mengecek
89
ada
juga
yang
mengatakan
takut jika memeriksa ke dokter. Adanya penyakit
penyakit-
endokrin
Ketidakteraturan
waktu
menstruasi
dan
makin
berkurangnya
jumlah
cairan
seperti
haid biasanya berhubungan erat
serta
dengan makin dekatnya masa
hipertiroid yang berhubungan
menopause. Ini karena masa
dengan menstruasi. Prevalensi
haid erat pula hubungannya
amenorrhea
dengan hormone seks wanita
diabetes,
hipotiroid,
dan
oligomenorrhea pada
lebih
pasien
tinggi
(Takasihaeng, 2000).
diabetes
(Kusmiran, 2011)
B. Bivariat 1. Hubungan
5. Siklus Menstruasi
kontrasepsi
Sebagian
besar
responden
mengalami
gangguan
antara
dalam
siklus
jenis
suntik
dengan
siklus menstruasi di Desa Jati Kulon
Kecamatan
Jati
Kabupaten Kudus
menstruasinya sebanyak 93,3% responden, responden
dan tidak
gangguan
6,7%
mempunyai
dalam
menstruasi.
siklus
Gangguan-
Dari
hasil
penelitian
didapatkan hasil korelasi antara jenis kontrasepsi suntik dengan siklus
menstruasi
dengan
gangguan tersebut diantaranya
menggunakan uji korelasi chi
yaitu menerangkan banyaknya
square didapatkan hasil nilai X²
darah
haid
yang
keluar
(hipermenorea,hipomenorea), kelainan perdarahan
dalam
lamanya
(Menoragia:
>6
hari., Brakimenorea: <3 hari), Menerangkan ritme (irama) haid (Polymenorrhea, Oligomenorrhea.
hitung = 26,134 > 3,481 dan p value = 0,000 < 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada
hubungan
kontrasepsi
antara
suntik
jenis
dengan
siklus menstruasi di Desa Jati Kulon
Kecamatan
Jati
Kabupaten Kudus. Dari
hasil
penelitian
tersebut menunjukkan bahwa Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Siklus Menstruasi.... Endah Susilowati, Eko Prasetyo
90
adanya gangguan dalam siklus
amenore, berkurangnya darah
haid
haid sebenarnya memberikan
pada
akseptor dengan
jenis kontrasepsi suntik DMPA.
efek
yang
Hal
berkurangnya
ini
diperkuat
dalam
yakni
penelitian
Lesmana
(2012)
anemia.
bahwa
akseptor
yang
menguntungkan insidens
Hasil penelitian Lesmana
menggunakan alat kointrasepsi
(2012)
suntik 3 bulan berpeluang 2,78
sebanyak
kali
untuk
yang
siklus
siklus haid dan terdapat jumlah
akseptor
pemakaian kontrasepsi suntik 3
lebih
mengalami haid
tinggi gangguan
dibandingkan
yang
menggunakan
alat
kontrasepsi 1 bulan. Responden
responden
mengalami
gangguan
bulan yaitu 75,3% responden, sedangkan responden dengan kontrasepsi
perubahan
pada
adalah
menstruasinya
yaitu
responden.
sebagian besar terdapat pada DMPA
sebanyak
responden.
Pada
kontrasepsi terjadi
ada
36,0%
yang
mengalami siklus
menemukan
suntik
I
sebanyak
bulan 24,7%
Semakin
lama
90,5%
penggunaan suntik 3 bulan,
jenis
maka kejadian lama menstruasi
suntik
Net-En
perubahan
siklus
tidak menstruasi sama sekali.
7,5%
Perubahan
menstruasi
sebanyak
responden
menjadi
lama
berubah
menstruasi
responden. Menurut handayani
tersebut disebabkan komponen
(2010)
jika
menggunakan
gestagen yang terkandung di
DMPA,
50%
wanita
akan
dalam DMPA. Perubahan ini
berhenti mengalami perdarahan
sejalan dengan berkurangnya
apapun
darah
pada
akhir
tahun
pertama pemakaiannya. DMPA
responden
lebih
gangguan
sering
menyebabkan
menstruasi DMPA. siklus
pada Kejadian pada
perdarahan, perdarahan bercak
pemakaian suntik 3 bulan yaitu
dan
amenorea
amenore
pada
DMPA
berubah
menjadi
tampaknya lebih sering terjadi
keadaan tidak haid sama sekali
pada akseptor dengan berat
setelah pemakaian kontrasepsi.
badan
Gangguan menstruasi berupa
tinggi.
Bila
JIKK VOL. 6 NO. 1 JANUARI 2015 79-96
terjadi
91
amenorea disebabkan karena
antara
progesteron dalam komponen
suntikan ulang dengan siklus
DMPA menekan LH sehingga
menstruasi
endometrium
suntik
menjadi
lebih
kepatuhan
pada
di
Desa
dangkal dan atropis dengan
Kecamatan
kelenjar-kelenjar
Kudus.
yang
aktif.
tidak
Amenorea
dalam
Dari
akseptor Jati
Kulon
Jati
Kabupaten
hasil
penelitian
berkepanjangan
pada
tersebut menunjukkan bahwa
pemberian
tidak
adanya gangguan dalam siklus
progesteron
diketahui membahayakan, dan
haid
banyak wanita dapat menerima
secara
dengan baik. Pada beberapa
penyuntikan
wanita perubahan menstruasi
jadwal yang telah ditetapkan
merupakan alasan utama untuk
sesuai
menghentikan
Apabila
penggunaan
DMPA (Glasier, 2006).
apabila
akseptor
teratur
dalam
ulang
dengan
buku
responden
memperhatikan
tidak
jadwal
sesuai
saku. kurang maka
terjadi gangguan dalam siklus 2. Hubungan antara kepatuhan dalam suntikan ulang dengan
menstruasinya. Penggunaan
siklus menstruasi di Desa Jati
kontrasepsi
Kulon
menuntut akseptornya untuk
Kecamatan
Jati
Kabupaten Kudus
suntik
DMPA
rutin melakukan pemeriksaan sesuai jadwal dan melakukan
Dari
hasil
didapatkan
penelitian antara
periode
berikutnya.
suntikan
rutinnya
dalam
hubungan
kepatuhan
dalam
kunjungan ulang untuk suntik Tidak
melakukan
ulang dengan siklus menstruasi
kunjungan ulang suntik akan
dengan
mengakibatkan
perdarahan
korelasi chi square didapatkan
saluran
yang
hasil nilai X² hitung = 19,737 >
terdiagnosis (Fitriyah, 2011).
menggunakan
uji
genital
tidak
3,481 dan p value 0,001 < 0,05 artinya
Ho
ditolak
dan
Ha
diterima, berarti ada hubungan
3. Hubungan penggunaan
antara
lama
dengan siklus
menstruasi di Desa Jati Kulon Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Siklus Menstruasi.... Endah Susilowati, Eko Prasetyo
92
Kecamatan
Jati
Kabupaten
Kudus
Dalam
penelitian
Agustiana (2011), menunjukkan bahwa
kejadian
Dari
hasil
penelitian
pada
didapatkan
hasil
hubungan
menggunakan
amenorhea
akseptor
lama
penggunaan
dengan
suntik
3
siklus
menstruasi
dengan
(40,9%)
yang kontrasepsi
bulan
≤
1
lebih
tahun rendah
menggunakan uji korelasi chi
dibandingkan dengan akseptor
square didapatkan hasil nilai X²
yang menggunakan kontrasepsi
hitung = 11,538 > 3,481 dan p
suntik 3 bulan > 1 tahun 78,8 %.
value 0,004 < 0,05 artinya Ho
Hal ini diperkuat pada penelitian
ditolak dan Ha diterima, berarti
Ratnawati (2005), Berdasarkan
ada
hasil
hubungan
penggunaan
dengan
menstruasi suntik
antara
pada
di
Desa
lama siklus
akseptor Jati
Kulon
penelitian
kesimpulan
diperoleh
bahwa
lama
penggunaan KB suntik 32% responden
<
1
th,
51%
Jati
Kabupaten
responden 1-3 th dan 17%
Hasil
tersebut
responden > 3 th. Dari 59
menunjukkan penggunaan alat
responden tersebut didapatkan
kontrasepsi suntik > 1 tahun
41%
lebih banyak terjadi gangguan
perubahan
pada
dan 59% responden mengalami
Kecamatan Kudus.
siklus
menstruasi
dibandingkan penggunaan
dengan alat
tergantung
pada
pola
pada
antara
haid
penyerta
dengan
lama
menstruasi di Desa Jati Kulon
menstrual
Kudus
dan
perdarahan
berkurang waktu,
menstruasi
4. Hubungan
Kecamatan
jalannya
siklus
perubahan siklus menstruasi.
pemakaian. Perdarahan inter-
bercak
mengalami
kontrasepsi
suntik < 1 tahun. Efek
tidak
Jati
penyakit siklus
Kabupaten
dengan sedangkan
Setelah pengolahan data
kejadian amenore bertambah
didapatkan hasil korelasi lama
besar (Hartanto, 2002)
penggunaan
JIKK VOL. 6 NO. 1 JANUARI 2015 79-96
dengan
siklus
93
menstruasi
dengan
waktu
1
tahun
bagi
tiga
menggunakan uji korelasi chi
perempat
square didapatkan hasil nilai X²
Kesuburan mungkin saja belum
hitung = 7,684 > 3,841 dan p
kembali seperti semula sampai
value 0,014 < 0,05 artinya Ho
satu
ditolak dan Ha diterima, berarti
dihentikan.
ada hubungan antara penyakit
penyakit
penyerta
siklus
hipotiroid, serta hipertiroid yang
akseptor
berhubungan dengan gangguan
dengan
menstruasi suntik
di
pada Desa
Kecamatan
Jati
Jati
Kulon
Kabupaten
wanita
tahun
setelah Adanya
menstruasi
Progestin
mengganggu
injeksi penyakit-
seperti
diabetes,
prevalensi
amenorrhea
dan
oligomenorrhea
Kudus.
lainnya.
pada
lebih
pasien
tinggi
diabetes.
menstruasi.
Sekitar
Hipertiroid berhubungan dengan
wanita
yang
oligomenorhea dan lebih lanjut
menggunakan kontrasepsi ini
menjadi amenorrhea. Hipotiroid
tidak
berhubungan
siklus sepertiga
mengalami
menstruasi
dengan
selama 3 bulan setelah injeksi
polymenorhea dan menorraghia
pertama. Sedangkan sepertiga
(Kusmiran, 2011).
lainnya mengalami perdarahan tidak teratur dan bercak selama lebih
dari
11
hari
setiap
bulannya. Setelah kontrasepsi
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
ini digunakan selama beberapa
Berdasarkan hasil penelitian,
waktu, perdarahan yang tidak
dapat disimpulkan sebagai berikut:
teratur semakin jarang terjadi. 1. Sebagian Setelah sebanyak akan sama
2
tahun,
70% wanita
mengalami sekali.
tidak
perdarahan
Ketika
injeksi
kontrasepsi
besar yang
jenis digunakan
akseptor yaitu jenis kontrasepsi suntik DMPA (92,4%). 2. Sebagian
besar
kepatuhan
dihentikan, menstruasi kembali
akseptor dalam suntikan ulang
teratur dalam waktu 6 bulan
adalah tidak teratur (90,5%).
pada separuh wanita dan dalam Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Siklus Menstruasi.... Endah Susilowati, Eko Prasetyo
94
3. Sebagian
besar
penggunaan
lama
alat kontrasepsi
1. Bagi instansi kesehatan
suntik 1 tahun (81,9%). 4. Sebagian
besar
B. Saran
responden
Disarankan
kepada
mempunyai penyakit penyerta
BKKBN
(89,5%).
meningkatakan
5. Sebagian
besar
mengalami
responden
gangguan
pada
siklus menstruasinya (93,3%). 6. Ada hubungan antara pemilihan
dengan
agar
Instansi
PLKB,
perlu
kerjasama
pihak
Puskesmas,
Kecamatan,
Kelurahan
Lembaga
Non
dan formal
(Organisasi Masyarakat) untuk
jenis kontrasepsi suntik dengan
memeberiksan
siklus menstruasi di Desa Jati
kepada
Kulon
Jati
perlunya kepedulaian periksa
Kabupaten Kudus (p value =
dini dengan efek samping pada
0,000 < 0,05).
akseptor KB.
7. Ada
Kecamatan
hubungan
kepatuhan
antara
akseptor
dalam
penyuluhan
masyarakat
tentang
2. Bagi responden a. Diharapkan
kepada
suntika ulang dengan siklus
responden
menstruasi di Desa Jati Kulon
waspada terhadap segala
Kecamatan
gangguan
Jati
Kabupaten
Kudus (p value = 0,001 < 0,05). 8. Ada hubungan antara Lama penggunaan
alat kontrasepsi
dengan siklus menstruasi di Desa Jati Kulon Kecamatan Jati
agar jika gejala
bidan
dengan
siklus menstruasi di Desa Jati
terdapat suatu penyakit
dapat
b. Diharapkan responden lebih
0,004 < 0,05).
akseptor
dialami
segera diobati.
sering
penyerta
yang
selalu
mengenai siklus menstruasi
Kabupaten Kudus (p value =
9. Ada hubungan antara penyakit
agar
konsultasi desa
atau
pelayanan
kepada tempat
kesehatan
mengenai masalah dalam reproduksi.
Jati
c. Diharapkan responden lebih
Kabupaten Kudus (p value =
memperhatikan lebih lanjut
0,014 < 0,05).
tentang kepatuhan dalam
Kulon
Kecamatan
suntikan JIKK VOL. 6 NO. 1 JANUARI 2015 79-96
ulang
sesuai 95
jadwal
yang
sudah
ditentukan. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, M.D, Hartati. 2009. Analisis Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Pola Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Sokaraja I Purwokerto. Jurusan Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2003. Data Hasil Kegiatan Program KB Nasional Kota Purwokerto sampai dengan Bulan Desember 2005.
Fitriyah, A. 2011. Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (Dmpa) Dengan Kejadian Metroragia Pada Akseptor KB Suntik DMPA di Puskesmas Kartasuro Kabupaten Sukoharjo. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diambil pada tanggal 18 September 2012
Glasier, Anna, Ailsa Gebbie. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta; EGC. Hartanto, H. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Lesmana, V. 2012. Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Kb Suntik dengan Gangguan Siklus Haid di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. Jurnal Dunia Kesmas. Diambil pada tanggal 18 September 2012. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Saifudin, A.B. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Takasihaeng, J. 2000. Hidup Sehat Bagi Wanita. Jakarta: Kompa
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Siklus Menstruasi.... Endah Susilowati, Eko Prasetyo
96