FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN DI PT. SUMBER ALAM SEJAHTERA BEHAVIORAL FACTORS ASSOCIATED WITH THE USE OF PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE) ON WORKERS BUILDING CONSTRUCTION PROJECT FACULTY OF MEDICINE IN PT. SUMBER ALAM SEJAHTERA Oktaviani Pieters*, V. D. Doda*, Wulan P.J Kaunang* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado
ABSTRAK Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga, serta dapat menyebabkan cedera terhadap tenaga kerja yang mengalaminya. Data dari Internasional Labour Organization (ILO) juga mencatat, setiap hari terjadi sekitar 6.000 kecelakaan kerja fatal di dunia. Di Indonesia, kasus kecelakaan yang terjadi setiap hari, sepertiganya berasal dari sektor kontruksi. Penyebeb utama kecelakaan kerja masih sama, rendahnya kesadaran akan pentingnya penerapan K3 di kalangan industri dan masyarakat. Adapun hierarki pengendalian yang dapat dilakukan berurutan sampai dengan tingkat resiko / bahaya berkurang menuju titik yang aman. Hirarki pengendalian tersebut antara lain ialah eliminasi, substitusi, perancangan, administrasi dan alat pelindung diri (APD). Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel penelitian 70 pekerja. Sampel yang digunakan adalah total populasi yang memenuhi kriteria inklusi ekslusif yang telah ditentukan sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Variabel penelitian yaitu pengetahuan, pelatihan, pengawasan dan penggunaan APD. Analisis bivariat menggunakan uji chi square. Presentasi untuk pengetahuan kurang 8 orang (11,4%) dan untuk pengetahuan baik 62 orang (88,6%). Pelatihan kurang 55 orang (78,6%) dan pelatihan baik 15 orang (21,4%). Pengawasan kurang 39 orang (55,7%) pengawasan baik 31 orang (44,3%). Untuk penggunaan APD yang tidak menggunakan sebanyak 43 orang (61,4%) dan yang menggunakan APD sebanyak 27 orang (38,6%). Hasil uji chi-square untuk pengetahuan dengan penggunaan APD nilai p=1,000, untuk pelatihan dengan penggunaan APD nilai p=0,000 dan pengawasan dengan penggunaan APD nilai p=0,000. Kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan APD, sedangkan pelatihan dan pengawasan terdapat hubungan dengan penggunaan APD. Kata Kunci : Pengetahuan, Pelatihan, Pengawasan, Penggunaan APD ABSTRACT Occupational accidents are an undesirable occurrence, happened suddenly and unexpectedly, and may cause injury to the worker who have it. Data from the International Labor Organization (ILO) also record, every day there are about 6,000 fatal occupationnal accidents in the world. In Indonesia, cases of accidents that occur every day, a third comes from the construction sector. The main contributor to occupational accidents is still the same, the lack awareness of the importance of OSH application in industry and society. The control hierarchy can be done sequentially until the level of risk / danger is reduced to a safe point. The hierarchy of control is among others elimination, substitution, design, administration and personal protective equipment (PPE). This research is an observational analytic research with cross sectional study, with sample of 70 workers. The sample used is the total population that meets the criteria of exclusive inclusions that have been determined previously. Data collection was done by using questionnaire. The research variables are knowledge, training, supervision and use of PPE. Bivariate analysis using chi square test. Presentation for less knowledge 8 people (11,4%) and for good knowledge 62 people (88,6%). Training less 55 people (78,6%) and good training 15 people (21,4%). Supervision less 39 people (55,7%) good supervision 31 people (44,3%). For the use of PPE that does not use as many as 43 people (61.4%) and who use PPE as much as 27 people (38.6%). Results of chi-square test for knowledge with use of PPE p value = 1,000, for training with use of PPE p value = 0,000
1
and for supervision with use of PPE p value = 0,000. The conclusion is there was no relationship between knowledge with the use of PPE , while training and supervision has arelationship with the use of PPE Keywords : Knowledge, Training, Supervision, The use of PPE
hari ada 5 orang yang meninggal karena
PENDAHULUAN Tumbuh
kembangnya
dan
kecelakaan, 3 orang meninggal dalam
industrialisasi
kecelakaan lalu lintas, dan dua orang
adalah syarat multak bagi kemajuan
dari sektor pekerja. Dari sektor pekerja,
Indonesia.
menghadapi
kecelakaan paling banyak terjadi di
kemungkinan terjadinya dampak negatif
sektor jasa kontruksi kurang lebih 1.500
dari proses industrialisasi sangat tepat
per tahun menurut Maruli selaku Plt
apabila kita senantiasa mempersiapkan
Dirjen
diri dan benar-benar siap agar tidak
Ketenagakerjaan
terulang
Kesehatan Kerja (K3) Kementerian
keberhasilan
program
Dalam
industri
kesalahan-kesalahan
sebagaimana pernah dialami oleh negara lain.
Jika
segala
Pembinaan,
Pengawasan
dan
Keselamatan
Tenaga Kerja (okezone.com).
sesuatunya
Data dari Internasional Labour
direncanakan dengan baik termasuk
Organization
(ILO)
melaksanakan hiperkes dan keselamatan
setiap
terjadi
kerja maka kemungkinan timbulnya
kecelakaan kerja fatal di dunia. Di
malapetaka industri pasti dapat dihindari
Indonesia, kasus kecelakaan yang terjadi
(Suma’mur, 2014 ).
setiap hari, sepertiganya berasal dari
Kecelakaan kerja adalah suatu
hari
sektor
kontruksi.
juga
mencatat,
sekitar
Penyebeb
6.000
utama
kejadian yang tidak diinginkan, terjadi
kecelakaan kerja masih sama, rendahnya
secara tiba-tiba dan tidak terduga, serta
kesadaran akan pentingnya penerapan
dapat menyebabkan cedera terhadap
K3 di kalangan industri dan masyarakat.
tenaga kerja yang mengalaminya. Dalam
Selama ini penerapan K3 seringkali
hal suatu kecelakaan kerja menyebabkan
dianggap sebagai beban biaya bukan
cedera kepada tenaga kerja, tenaga kerja
sebagai
yang telah memperoleh perawatan dan
terjadinya kecelakaan kerja.
investasi
untuk
mencegah
pengobatan dapat berlanjut menjadi
Lokasi proyek merupakan salah
sembuh total tanpa cacat, sembuh
satu lingkungan kerja yang mengandung
dengan cacat atau meninggal dunia
risiko yang cukup besar. Ada banyak
(Suma’mur, 2014 ).
kemungkinan
penyebab
terjadinya
Angka kecelakaan kerja di sektor
kecelakaan
kerja
dalam
proyek
kontruksi tertinggi dibanding dengan
konstruksi,
salah
satunya
adalah
kecelakaan kerja di bidang lainnya. Tiap
karakter dari proyek itu sendiri. Proyek
2
konstruksi mempunyai konotasi yang
belum menggunakan alat pelindung diri
kurang baik jika ditinjau dari aspek
pada saat bekerja, disebabkan oleh tidak
kebersihan
tersedianya
dan
kerapiannya,
lebih
anggaran
pada
saat
tepatnya dapat disebut semrawut karena
pelelangan kontrak kerja dengan pihak
padat alat, pekerja, material. Faktor lain
pemerintah. Namun dari pihak PT.
penyebab timbulnya kecelakaan kerja
Sumber Alam Sejahtera sebenarnya
adalah fakor pekerja konstruksi yang
sudah menyediakan APD walaupun
cenderung
hanya helm dan sepatu safety.
kurang
mengindahkan
ketentuan standar keselamatan kerja,
Berdasarkan uraian diatas, maka
pemilihan metode kerja yang kurang
penulis
tepat, perubahan tempat kerja. Tim
faktor-faktor perilaku yang berhubungan
manajemen
dengan penggunaan alat pelindung diri
sebagai
bertanggungjawab pembangunan
pihak selama
yang proses
berlangsung
mendukung
dan
(APD)
harus
mengupayakan
tidak
untuk
pada
pembangunan
pekerja
proyek
gedung
Fakultas
Sejahtera.
terjadi/meminimalkan
kecelakaan kerja atau tindakan-tindakan
METODE PENELITIAN
pencegahannya (Ervianto, 2005).
Penelitian
Upaya kecelakaan
mengetahui
Kedokteran oleh PT. Sumber Alam
program-program yang dapat menjamin agar
tertarik
untuk kerja
mengendalikan
mencegah
adalah
atau
ini
observasional
dengan
pendekatan
adalah
penelitian
analitik
dengan
cross-sectional
study
menghilangkan
(potong lintang). Adapun tempat dan
resiko. Adapun hierarki pengendalian
waktu penelitian adalah di proyek
yang dapat dilakukan berurutan sampai
pembangunan
dengan
Kedokteran
tingkat
resiko
/
bahaya
gedung di
Sumber
Sejahtera
Hierarki pengendalian tersebut antara
Desember
lain
substitusi,
penelitian ini adalah seluruh pekerja di
dan
PT. Sumber Alam Sejahtera yang
perancangan,
eliminasi, administrasi
alat
pelindung diri (APD). PT.
Sumber
bulan
Alam
berkurang menuju titik yang aman.
ialah
pada
PT.
Fakultas
2016.
September–
Populasi
dalam
berjumlah 70 orang. Sementara sampel Sejahtera
dalam penelitian ini adalah bagian dari
adalah perusahaan yang bergerak di
populasi yang diambil secara Total
bidang konstruksi yang menyediakan
Sampling yaitu seluruh pekerja di PT.
jasa
survey
Sumber Alam Sejahtera. Pengumpulan
dilapangan ditemui kasus pekerja yang
data dilakukan dengan cara menjalankan
kontraktor.
Alam
Pada
saat
3
kuesioner yang berisi pertanyaan tentang
11-15 tahun yang berjumlah 5 orang
Alat Pelindung Diri. Pengolahan data
dengan persentase (7,1 %).
dilakukan dengan menggunakan aplikasi komputer.
Data
selanjutnya
yang
telah
dianalisis
diolah
Pengetahuan
dengan
Berdasarkan hasil penelitian, responden
menggunakan uji chi-square dengan α =
yang mempunyai pengetahuan baik
0.05, untuk mengetahui faktor-faktor
dengan persentase (88,6 %) berjumlah
perilaku
dengan
62 orang sedangkan responden yang
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
mempunyai pengetahuan kurang dengan
yang
berhubungan
persentase (11,4 %) yaitu berjumlah 8 orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
Hasil penelitian ini menunjukkan
dilakukan proyek pembangunan gedung
bahwa pada penelitian ini pengetahuan
Fakultas
menunjukkan
yang dimiliki oleh pekerja sebagai
bahwa responden berdasarkan umur
responden penelitian ini sudah baik.
paling banyak ada di kelompok umur 20
Sesuai dengan observasi dan wawancara
– 31 tahun berjumlah 38 orang dengan
dengan
persentase (54,3%) sedangkan yang
pengetahuan responden tentang APD
paling sedikit responden yang berumur
oleh karena responden yang menjawab
≤ 19 tahun dan berumur ≥ 44 tahun
sudah banyak mengetahui apa itu APD,
masing-masing
orang
fungsi dan kegunaan dari APD karena
dengan persentase (10,0%). Responden
banyaknya informasi yang didapat di
berdasarkan pendidikan terakhir yang
media massa maupun hanya informasi
paling banyak adalah tamatan SMP dan
dari
SMA yaitu masing-masing berjumlah 34
diperoleh
orang dengan persentase (48,6 %)
responden tentang APD tinggi walaupun
sedangkan yang paling sedikit adalah
tidak pernah mendapatkan penjelasan
tamat SD dan tamat Perguruan Tinggi
atau penyuluhan tentang APD oleh
masing-masing
pihak-pihak yang berkompeten.
Kedokteran,
sebanyak
berjumlah
7
1
orang
teman
responden
sehingga ternyata
tingginya
hasil
yang
pengetahuan
dengan persentase (1,4 %). Berdasarkan
Pengetahuan adalah hasil dari
hasil menunjukkan bahwa responden
tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
dengan masa kerja ≤ 5 tahun lebih tinggi
melakukan penginderaan terhadap suatu
yaitu
objek tertentu. Penginderaan terjadi
berjumlah
persentase
(44,3
31 %)
orang
dengan
dibandingkan
melalui
dengan responden dengan masa kerja
indera
penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
4
Namun kenyataannya sebagian besar
ketika bekerja di PT. Sumber Alam
pengetahuan manusia diperoleh melalui
Sejahtera.
indera penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo,
2012).
Menurut Hadipoetro (2014) tujuan
Pengetahuan
pelatihan keselamatan kerja bagi pekerja
dapat diperoleh dari pendidikan formal
yang baru penting
maupun
misi tujuan perusahaan dan peranan
informal
seperti
pelatihan,
untuk memahami
penyuluhan, pengalaman atau informasi
dalam
mengamankan
dan
pada
lainnya (Notoatmodjo, 2010).
gilirannya akan meningkatkan produksi oleh sebab itu harus mengenal bahaya
Pelatihan
yang berpotensi dapat menimbulkan
Hasil penelitian pada pekerja proyek
kecelakaan,
pembangunan
pengendaliannya.
gedung
Fakultas
dan
mengenal
cara
Sedangkan
untuk
Kedokteran dengan jumlah responden
pekerja lama pelatihan keselamatan
sebanyak 70 orang menunjukkan bahwa
kerja
responden
pelatihan
penyegaran kembali terhadap pelatihan
kurang berjumlah lebih banyak yaitu 55
keselamtan kerja yang lalu. Hal ini
orang
%
penting sebab dengan bertambahnya
dibandingkan yang memiliki pelatihan
pengalaman dan jam terbang mereka
baik yaitu 15 orang dengan persentase
sering kali menganggap bahwa pekerja
21,4 %.
lama memiliki cara kerja yang lebih
yang
dengan
memiliki
persentase
78,6
ini
diperuntukkan
untuk
Hasil diatas menunjukkan bahwa
praktis dan lebih nyaman dengan cara
pekerja yang memiliki pelatihan kurang
memotong prosedur (short-cut) padahal
lebih
cara ini mengandung risiko tinggi.
tinggi
dibandingkan
dengan
pekerja yang memiliki pelatihan baik. Dalam
peneliti
Pengawasan
mendapatkan informasi dari responden
Berdasarkan
bahwa pihak perusahaan belum pernah
dilakukan
mengadakan pelatihan ataupun briefing
menurut informasi yang didapatkan oleh
sebelum bekerja tentang APD sehingga
peneliti bahwa tidak ada seorang ahli K3
sesuai
peneliti
ataupun
kurang,
pembangunan ini, walaupun ada hanya
peroleh
penelitian
dengan bahwa
hasil
ini
yang
pelatihan
supervisor
dari
sudah
pengawasan
mengikuti
pelatihan
namun tidak dilaksanakan atau didapat
penelitian
mengenai
walaupun ada beberapa responden yang pernah
hasil
kontraktor hanya
yang
pengawasan,
dalam
sehingga diawasi
proyek
dalam cara
kerjanya dan capaian target kerja, seharusnya ada seorang supervisor yang
5
mengawasi para pekerja mengingatkan
pekerja yang tidak menggunakan APD
untuk
lebih
berhati-hati
dalam
bekerja,
banyak
dibandingkan
dengan
menggunakan APD ketika bekerja dan
pekerja yang menggunakan APD. Hal
selalu mengutamakan keselamatan kerja
ini sejalan dengan hasil pengambilan
agar pekerja terhindar dari bahaya
data awal bahwa ditemui kasus pekerja
kecelakaan kerja. Hasil yang diperoleh
yang
sesuai dengan pembahasan diatas bahwa
pelindung
wajar jika pengawasan kurang
disebabkan
yaitu
belum
menggunakan
diri
pada
oleh
saat
tidak
alat
bekerja,
tersedianya
berjumlah 39 orang dengan persentase
anggaran pada saat pelelangan kontrak
55,7 % lebih tinggi jika dibandingkan
kerja dengan pihak pemerintah. Namun
dengan pengawasan baik berjumlah 31
dari pihak perusahaan sebenarnya sudah
orang dengan persentase 44,3 %.
menyediakan APD walaupun hanya
Menurut ILO (2013), pengawasan
helm dan sepatu safety.
lingkungan kerja adalah kegiatan dalam
Dasar hukum dari alat pelindung
pengawasan dari semua tindakan yang
diri ini adalah Undang- Undang Nomor
dilakukan
pengawas
1 Tahun 1970 Bab IX Pasal 13 tentang
pemenuhan
Kewajiban Bila Memasuki Tempat kerja
oleh
pegawai
ketenagakerjaan peraturan
atas
perundang-undangan
atas
yang
berbunyi
“Barangsiapa
objek pengawasan lingkungan kerja.
memasuki
Lingkungan kerja adalah istilah generik
diwajibkan mentaati semua petunjuk
yang mencakup identifikasi dan evaluasi
keselamatan kerja dan memakai alat-alat
faktor-faktor
perlindungan diri yang diwajibkan”.
lingkungan
yang
sesuatu
tempat
akan kerja,
memberikan dampak pada kesehatan
Notoatmodjo (2010) suatu sikap yang
tenaga kerja.
baik belum tentu akan terwujud, melalui suatu tindakan dalam perwujudan sikap
Penggunaan Alat Pelindung Diri
menjadi suatu perbuatan nyata maka
Penelitian
diperlukan
yang
dilakukan
terhadap
faktor
pendukung
atau
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
kondisi yang memungkinkan, antara lain
pada
pembangunan
fasilitas, disamping itu juga diperlukan
gedung Fakultas Kedokteran dengan
faktor dukungan dari pihak lain. Dari
jumlah responden 70 orang yang tidak
pernyataan
menggunakan APD dengan persentase
disimpulkan bahwa selain penggunaan
61,4% berjumlah 43 orang sedangkan
APD perlu adanya pelatihan dan juga
yang
pengawasan
pekerja
proyek
menggunakan
APD
dengan
persentase 38,6% berjumlah 27 orang. Hasil
diatas
menunjukkan
diatas
dari
dapat
pihak
perusahaan
terhadap para pekerja yang ada.
bahwa 6
juga
Hubungan Antara Pelatihan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tabel 1. Hubungan Antara Pelatihan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Penggunaan APD Tidak Menggunakan Menggunakan n % n % 41 74,5 14 25,5 2 13,3 13 86,7 43 61,4 27 38,6
Pelatihan Kurang Baik Total
Total n 55 15 70
p value % 100 100 100
0,000
Hasil penelitian ini sejalan dengan Berdasarkan
hasil
penelitian yang dilakukan oleh Candra
pengolahan data dari faktor pemungkin
(2015) bahwa terdapat hubungan antara
yaitu pelatihan dengan penggunaan alat
pelatihan dengan kepatuhan penggunaan
pelindung telinga diperoleh responden
alat pelindung telinga diperoleh hasil
yang memiliki pelatihan kurang dan
dengan menggunakan uji chi square dan
tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
fisher exact test yaitu 0,007 maka p
yaitu
%
value < 0,05. Akan tetapi penelitian ini
memiliki
tidak sejalan dengan penelitian yang
pelatihan kurang dan menggunakan Alat
dilakukan oleh Arianto (2010) bahwa
Pelindung Diri dengan persentase 25,5
tidak terdapat hubungan antara pelatihan
%.
dengan
dengan
sedangkan
tabel
persentase
pekerja
Pada
1
yang
pekerja
yang
74,5
memiliki
perilaku
penggunaan
alat
pelatihan baik dan tidak menggunakan
pelindung diri dengan nilai p value
Alat Pelindung Diri dengan persentase
0,938 maka p value > 0,05. Menurut
13,3
Peraturan Pemerintahan R.I Nomor 71
%,
memiliki
sedangkan
pekerja
yang
pelatihan
baik
dan
Tahun
Diri
pelatihan
menggunakan dengan
Alat
persentase
pengolahan
data
Pelindung 86,7
%.
menggunakan
Hasil
1991
(Pelatihan
keseluruhan
uji
dikemukakan
bahwa
kerja)
adalah
kegiatan
memberikan,
untuk memperoleh
statistik chi square dengan bantuan
meningkatkan
serta
program Statistical Program for Social
keterampilan,
produktivitas,
Sciences (SPSS) didapatkan p value
sikap kerja dan etos kerja pada tingkat
sebesar 0,000 dengan nilai α = 0,05 (<
keterampilan tertentu yang pelasanaanya
0,05) jadi nilai p value lebih kecil
lebih mengutamakan praktek darpada
dibandingkan dengan nilai α, maka
teori.
terdapat
Glossary
hubungan
antara
pelatihan
dengan penggunaan alat pelindung diri.
Departement of
mengembangkan
of
disiplin,
Employment,
Training dalam Pater
Bramley (1991) pelatihan adalah upaya pengembangan
sistimatik
sikap/pengetahuan/keterampilan/
7
atau
pembentukan perilaku yang diperlukan
pekerjaan yang tepat (Tim Pengembang
oleh
Ilmu perilaku, 2009).
seseorang
kemampuan
untuk
melakukan
memiliki tugas
atau
Hubungan Antara Pengawasan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tabel 2. Hubungan Antara Pengawasan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pengawasan Kurang Baik Total
Penggunaan APD Tidak Menggunakan n % 35 89,7 8 25,8 43 61,4
Total
Menggunakan n 4 23 27
% 10,3 74,2 38,6
p value
n 39 31 70
% 100 100 100
0,000
Berdasarkan tabel 2 hasil pengolahan
dengan penggunaan alat pelindung diri
data
pada pekerja.
dari
faktor
penguat
yaitu
pengawasan dengan penggunaan alat
Hasil penelitian ini sejalan dengan
pelindung diri diperoleh responden yang
penelitian yang dilakukan oleh Arianto
memiliki pengawasan kurang dan tidak
(2010) bahwa ada hubungan antara
menggunakan Alat Pelindung Diri yaitu
pengawasan dengan penggunaan alat
dengan persentase 89,7 % dan pekerja
pelindung diri dengan nilai p value
yang memiliki pelatihan kurang dan
0,000 maka p value < 0,05. Akan tetapi
menggunakan
berbeda
Alat
Pelindung
Diri
dengan
penelitian
yang
dengan persentase 10,3 %. Pada pekerja
dilakukan oleh Ruhyandi dan Evi (2008)
yang memiliki pengawasan baik dan
bahwa tidak terdapat hubungan antara
tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
pengawasan dengan perilaku kepatuhan
dengan persentase 25,8 % sedangkan
penggunaan APD diperoleh hasil dengan
pekerja yang memiliki pengawasan baik
menggunakan uji chi square yaitu 0,255
dan menggunakan Alat Pelindung Diri
maka p value > 0,05. Menurut ILO
dengan
Hasil
(2013), pengawasan lingkungan kerja
uji
adalah kegiatan dalam pengawasan dari
statistik chi square dengan bantuan
semua tindakan yang dilakukan oleh
program Statistical Program for Social
pegawai pengawas ketenagakerjaan atas
Sciences (SPSS) didapatkan p value
pemenuhan
sebesar 0,000 dengan nilai α = 0,05 (<
undangan
0,05) jadi nilai p value lebih kecil
lingkungan kerja.
persentase
pengolahan
data
74,2
%.
menggunakan
dibandingkan dengan nilai α, maka terdapat hubungan antara pengawasan
8
peraturan atas
objek
perundangpengawasan
Lingkungan kerja adalah istilah
memberikan dampak pada kesehatan
generik yang mencakup identifikasi dan
tenaga kerja.
evaluasi faktor-faktor lingkungan yang Hubungan Antara Pengetahuan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tabel 3. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Penggunaan APD Tidak Menggunakan n % 5 62,5 38 61,3 43 61,4
Pengetahuan Kurang Baik Total
Total
Menggunakan N 3 24 27
% 37,5 38,7 38,6
p value
n 8 62 70
% 100 100 100
1,000
hasil
sebesar 1,000 dengan nilai α = 0,05 (>
factor
0,05) jadi nilai p value lebih besar
predisposisi yaitu pengetahuan dengan
dibandingkan dengan nilai α, maka tidak
penggunaan
diri
terdapat hubungan antara pengetahuan
diperoleh responden yang memiliki
dengan penggunaan Alat Pelindung Diri.
Berdasarkan pengolahan
tabel
data
untuk
alat
pengetahuan
pelindung
kurang
menggunakan
3
Alat
dan
Pelindung
tidak
Berdasarkan hasil yang ada bahwa
Diri
tidak
terdapat
hubungan
antara
dengan persentase 62,5 % sedangkan
pengetahuan dengan penggunaan APD
pekerja yang memiliki pengetahuan
maka sesuai dengan hasil observasi dan
kurang
wawancara
dan
menggunakan
Alat
yang dilakukan
peneliti
pengetahuan
tentang
Pelindung Diri dengan persentase 37,5
walaupun
%.
penggunaan APD sudah baik namun
Pada
pekerja
pengetahuan
yang dan
tidak
Pelindung
Diri
kelengkapan APD yang cukup ketika
dengan persentase 61,3 % sedangkan
bekerja oleh karena pada saat pelelangan
pekerja yang memiliki pengetahuan baik
kontrak pihak pemerintah tidak bersedia
dan menggunakan Alat Pelindung Diri
menyediakan anggaran untuk APD dan
dengan
pihak
menggunakan
baik
memiliki
Alat
persentase
pengolahan
data
38,7
%.
menggunakan
para
Hasil
pekerja
tidak
perusahaan
mendapatkan
pun
hanya
uji
menyediakan helm dan safety shoes
statistik chi square dengan bantuan
itupun ketersediaannya terbatas dan
program Statistical Program for Social
tidak sesuai dengan jumlah pekerja yang
Sciences (SPSS) didapatkan p value
ada. Kendala juga
9
ditemui
karena
walaupun sudah ada helm dan safety
oleh intensitas perhatian dan persepsi
shoes menurut pekerja mereka tidak
terhadap proyek (Fitriani S, 2011).
nyaman menggunakan APD pada saat bekerja.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Berdasarkan
hasil
penelitian
penelitian yang dilakukan oleh Yuli,
disimpulkan sebagai berikut :
Margo, dan Trixie (2011) bahwa tidak
1. Tidak
ada
hubungan
antara
ada
hubungan
dapat
antara
pengetahuan
pengetahuan dengan penggunaan
dengan praktik pemakaian APD pada
alat pelindung diri pada pekerja
radiografer dengan menggunakan uji chi
proyek
square yaitu 1,000 maka p value > 0,05.
Fakultas Kedokteran.
Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan
2. Ada
pembangunan
hubungan
antara
gedung
pelatihan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
dengan penggunaan alat pelindung
Ruhyandi
bahwa
diri
dengan
pembangunan
dan
pengetahuan
Evi
(2008)
berhubungan
perilaku kepatuhan penggunaan APD
pada
pekerja
proyek
gedung
Fakultas
Kedokteran.
diperoleh hasil dengan menggunakan uji
3. Ada hubungan antara pengawasan
chi square yaitu 0,000 maka p value <
dengan penggunaan alat pelindung
0,05. Pengetahuan juga merupakan hasil
diri
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
pembangunan
mrelakukan
Kedokteran
suatu
penginderaan
objek
tertentu.
terhadap
pada
pekerja
proyek
gedung
Fakultas
penginderaan
terjadi melalui pancaindra manusia,
SARAN
yakni indra penglihatan, pendengaran,
Saran yang dapat dianjurkan berkaitan
penciuman, rasa dan raba, sebagian
dengan penelitian ini yaitu:
besar pengetahuan manusia diperoleh
1. Pihak perusahaan PT. Sumber Alam
melalui mata dan telinga. Pengetahuan
Sejahtera harus lebih meningkatkan
atau ranah kognitif merupakan dominan
pengetahuan para pekerja khususnya
yang sangat penting dalam membentuk
pengetahuan tentang penggunaan
tindakan
alat pelindung diri agar terhindar
2012).
seseorang Pengetahuan
(Notoatmodjo, merupakan
dari resiko kecelakaan akibat kerja.
penginderaan manusia, terhadap objek yang
dimilikinya.
penginderaan
sampai
Pada
2. Pihak perusahaan harus mengadakan
waktu
pelatihan tentang APD terhadap
menghasilkan
para
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
pekerja
karna
peneliti
mendapatkan informasi dari para
10
pekerja melalui
kuesioner
yang
Kerja. Jakarta. Yayasan Patra
dijalankan bahwa pihak perusahaan
Tarbiyyah Nusantara.
belum pernah mengadakan pelatihan
International
Labour
Organization.
untuk para pekerja yang bekerja di
2013. Data Statistik Pekerja.
proyek
(www.ilo.org>document>wcms).
pembangunan
gedung
Fakultas Kedokteran, walaupun ada pekerja
yang
sudah
Kementrian
pernah
Ketenagakerjaan.
Himpunan
2011.
Peraturan
mengikuti pelatihan tetapi tidak
Perundang-Undangan
dilaksanakan atau tidak didapat oleh
Keselamatan
pekerja
Kerja. Jakarta. Katindo Megah
ketika
bekerja
di
PT.
Sumber Alam Sejahtera melainkan
Notoatmodjo
3. Pihak PT. Sumber Alam Sejahtera lebih
Kesehatan
Utama.
dari luar perusahaan.
harus
dan
S.
2010.
Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi.
meningkatkan
PT. Rineka Cipta. Jakarta.
pengawasan terhadap para pekerja,
Notoatmodjo
S.
2012.
Metodologi
jika perlu ditambah juga seorang
Penelitian Kesehatan. Jakarta.
supervisor
PT. Rineka Cipta.
yang
mempunyai
keahlian di bidang Keselamatan dan
Ruhyandi, Candra E. 2008. Faktor-
Kesehatan Kerja yaitu seorang Ahli
Faktor
Yang
K3.
Dengan
Perilaku
Penggunaan DAFTAR PUSTAKA
Kepatuhan
APD
pada
Karyawan Bagian Press Shop di
Anonim. 2016. Kecelakaan Kerja Sektor Kontruksi
Berhubungan
Paling
PT. Almasindo II Kabupaten
Tinggi.
Bandung Barat Tahun 2008.
(https://beritagar.id/artikel/berita
(http://stikesayani.ac.id/publikas
/kecelakaan-kerja-sektor-
i/e-
konstruksi-paling-tinggi, diakses
journal/filesx/2009/200904/200
16 maret 2017).
904-004.pdf, diakses 28 februari
Ervianto, W. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi
(Edisi
2017).
Revisi).
Suma’mur. 2014. Higiene Perusahaan
Yogyakarta. CV. ANDI.
dan
Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan Edisi
Pertama.
S.
2014.
Komprehensif
Kerja
(HIPERKES). Jakarta. Sagung
Yogyakarta.
Seto.
Graham Ilmu. Hadipoetro,
Kesehatan
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan. Manajemen
2009.
Keselamatan 11
Ilmu
dan
Aplikasi
Pendidikan. Jakarta. Imperial Bahkti Utama. Wibowo A. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan
Alat
Pelindung
Diri Di Areal Pertambangan PT. ANTAM Tbk, Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2010. (http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/fil e_digital/Arianto%20Wibowo.p df, diakses 29 agustus 2016).
12