HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PEMBERIAN MP-ASI YANG TERLALU DINI DI DESA BLANG KANDIS KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2014 FACTORS THAT RELATED TO THE PROVISION OF MP-ASI TOO EARLY IN THE BLANG KANDIS VILLAGE BANDAR PUSAKA DISTRICT ACEH TAMIANG YEAR 2014 Lina*, Nuswatul Khaira*, Emilda AS* Prodi D III Keperawatan Banda Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh Email:
[email protected] Abstrak: Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI yang terlalu dini. Jenis penelitian ini adalah bersifat studi korelasi dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi umur 0-12 bulan yang terdapat di Desa Blang Kandis Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang yang berjumlah 42 responden dengan alat ukur kuesioner. Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden memberikan MP-ASI yang terlalu dini yaitu sebanyak 27 responden (64,3%), mayoritas responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak 33 responden (78,6%) dan minoritas responden berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 2 responden (4,8%), mayoritas responden mempunyai sikap positif yaitu sebanyak 40 responden (95,2%). Dari hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pemberian MP-ASI yang terlalu dini dengan pengetahuan dengan P Value 0,530 (P > 0,05) dan tidak ada hubungan antara pemberian MP-ASI yang terlalu dini dengan sikap dengan P Value 0,530 (P>0,05). Hal ini dikarenakan kurang lancarnya pengeluaran ASI ibu, selain itu anjuran dari ibu atau mertua mereka seperti memberikan pisang yang dilumatkan. Pemberian makanan tambahan selain ASI sudah mulai diberikan pada bayi sejak berumur 3 bulan. Hal ini sangat disayangkan, karena seharusnya anak yang berusia 0-6 bulan mendapatkan ASI eksklusif Kata Kunci :
MP-ASI, ASI, MP-ASI Dini
Abstract: Starting at age 6 months, babies got Complementary feeding (MP-ASI) nutritious accordance with the growth needs. The purpose of this study was to determine the factors associated with the provision of complementary feeding too early. This type of research is the study of the correlation is the cross-sectional design. The population in this study were all mothers with infants aged 0-12 months who are in the village of Blang Kandis Heritage District of Bandar Aceh Tamiang totaling 42 respondents to the questionnaire measuring instruments. The results showed the majority of respondents gave the MP-ASI is too early as many as 27 respondents (64.3%), the majority of respondents either knowledgeable as many as 33 respondents (78.6%) and minority respondents are less knowledgeable as many as 2 respondents (4.8 %), the majority of respondents have a positive attitude as many as 40 respondents (95.2%). The results showed no association between the provision of complementary feeding too early with knowledge of the P Value 0.530 (P> 0.05) and there was no relationship between the provision of complementary feeding too early with the attitude with P Value 0.530 (P>0, 05). This is because the milk is less smooth expenditure, other than that the suggestion of the mother or in-laws as they provide a distraction crushed bananas breastfeeding. Addition to breast milk feeding has begun to be given to infants from the age of 3 months. This is unfortunate, because it is supposed children aged 0-6 months exclusively breastfed. Keyword:
MP-ASI, ASI, Early complementary feeding
176
177 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 176-188
memegang peranan dalam menghasil
PENDAHULUAN Usia 0-24 bulan merupakan masa
kan manusia yang berkualitas. Dengan
pertumbuhan dan perkembangan yang
bertambahnya usia bayi, bertambah pula
pesat,
diistilahkan
kebutuhan akan zat-zat gizi. Oleh
sebagai periode emas sekaligus periode
karena itu mulai umur 6 bulan, selain
kritis. Periode emas dapat diwujudkan
ASI bayi perlu diberi makanan lain.
apabila pada masa ini bayi dan anak
Makanan
sehingga
kerap
memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Untuk
ini
disebut
Makanan 2
Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian
ASI
merupakan
dalam Global Strategy for Infant and
kewajiban seorang ibu yang mengasuh
Young Child Feeding, World Health
anaknya. Pemberian makanan tambahan
Organization
United
berarti memberi makanan lain selain
Children's
ASI. Pemberian makanan tambahan
Emergency Fund (UNICEF) mereko-
yang terlalu dini berbahaya karena
mendasikan empat hal penting yang
seorang
harus
makanan
Nations
dan
International
dilakukan
yaitu;
pertama
bayi
alami
bayi
mencapai tumbuh kembang optimal, di
(WHO)
proses
pada
belum
tambahan
sebagai
memerlukan
saat
ini
dan
memberikan air susu ibu kepada bayi
makanan tersebut dapat menggantikan
segera dalam waktu 30 menit setelah
ASI lebih sedikit, menyebabkan risiko
bayi lahir, kedua memberikan hanya air
terjadi infeksi pada bayi meningkat,
susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI
selain itu tidak ditemukan bukti bahwa
secara eksklusif sejak lahir sampai bayi
pemberian makanan tambahan pada usia
berusia 6 bulan, ketiga memberikan
empat
makanan pendamping air susu ibu (MP-
menguntungkan, bahkan
ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai
dampak negatif untuk kesehatan bayi. 3
atau
lima
bulan
lebih
mempunyai
24 bulan, dan keempat meneruskan
Cara pemberian makanan pada
pemberian ASI sampai anak berusia 24
bayi yang baik dan benar adalah
bulan atau lebih.1
menyusui bayi secara eksklusif sejak
Air
Susu
Ibu
(ASI)
adalah
lahir sampai dengan umur 6 bulan dan
yang
meneruskan menyusui anak sampai
nilainya tidak bisa digantikan oleh
umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan,
apapun
bayi mendapat Makanan Pendamping
makanan terbaik untuk bayi
juga. Pemberian ASI ikut
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI … 178
ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai
miskin. Pemberian MP-ASI kepada
dengan
keluarga
kebutuhan
tumbuh
4.
kembangnya
miskin
memiliki
karena
mereka
keterbatasan
dalam
ASI adalah makanan bayi ciptaan
penyediaan pangan di rumah tangga.
Tuhan sehingga tidak dapat digantikan
Penentuan keluarga miskin dilakukan
dengan makanan dan minuman yang
oleh daerah sesuai dengan kriteria
lain. ASI merupakan makanan bayi
setempat.
yang terbaik dan setiap bayi berhak mendapatkan
ASI,
dan
untuk
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan oleh Fithriatul Muthmainnah3
mempromosikan pemberian ASI, maka
dengan
Kementerian
Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu
Kesehatan
telah
judul
Faktor-faktor
menerbitkan surat keputusan Menteri
Dalam
Kesehatan
Pendamping Air Susu Ibu di Puskesmas
nomor:
450/Menkes/SK/-
Memberikan
Yang
makanan
IV/2004 tentang Pemberian ASI secara
Pamulang,
eksklusif pada bayi di Indonesia. Pada
variabel
tahun 2012 telah dikeluarkan Peraturan
pengetahuan ibu dalam memberikan
Pemerintah (PP) nomor 33 tentang
MP-ASI
Pemberian ASI Eksklusif dan telah
sedangkan
diikuti dengan dikeluarkannya 2 (dua)
berhubungan dengan pengetahuan ibu
Peraturan Menteri Kesehatan yaitu :
dalam memberikan MP-ASI adalah
Permenkes Nomor 15 Tahun 2013
variabel
tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas
(0,265), sosial ekonomi (0,246) dan
Khusus Menyusui Dan Memerah Air
sumber informasi (0,871).
Susu Ibu dan Permenkes Nomor
39
Tahun 2013 tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya Berdasarkan
1
didapatkan yang
hasil
bahwa
berhubungan
dengan
adalah
pekerjaan
variabel
umur
Berdasarkan
(0,041),
yang
(0,189),
tidak
pendidikan
penelitian
yang
5
dilakukan oleh Asdani Padang dengan judul Faktor-faktor Yang Mempenga-
Umum
ruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI di
Pemberian Makanan Pendamping Air
Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli
Susu
Tengah tahun 2007, di dapatkan hasil
Ibu
Republik
Pedoman
Departemen Indonesia
Kesehatan
Tahun
2006,
bahwa
variabel
sikap
mempunyai
sasaran MP-ASI adalah seluruh bayi
pengaruh secara signifikan (0,048).
dan anak usia 6-24 bulan dari keluarga
Variabel pendukung yang mempunyai
179 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 176-188
pengaruh terhadap pemberian MP-ASI
ASI yang diberikan berupa pisang,
adalah keterpapa-ran media (0,038),
bubur instant dan bubur yang dibuat
variabel pendorong yang mempunyai
sendiri.
pengaruh terhadap pemberian MP-ASI
Penelitian
di
menunjukkan
dan kebiasaan memberikan MP-ASI di
makanan pendamping ASI pada usia 4
masyarakat< 6 bulan (0,036).
bulan, dan hampir semua ibu-ibu sudah mulai
bayi
Lanka
dini adalah dukungan keluarga (0,019),
Penelitian lain yang dilakukan
23%
Sri
memberikan
menerima
makanan
padat
oleh Ni Made DwiMariastuti (2010)
seperti nasi tim, biskuit, dan tanpa saran
dengan
dari medis. Total dari 410 bayi, terdapat
judul
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi Ibu dalam Pemberian
34%
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
pendamping ASI sebelum usia 6 bulan6
Pada Bayi Umur 3-6 Bulan di UPT.
bayi
diberikan
Berdasarkan
makanan
Monitoring
Puskesmas Abiansemal I Kecamatan
Evaluasi
Abiansemal
Bandung,
Pelayanan Minimal Kesehatan Tahun
didapatkan hasil bahwa dari 30 ibu, 27
2010, cakupan pemberian MP‐ASI pada
ibu sudah memberikan MP-ASI kepada
anak usia 6‐24 bulan keluarga miskin di
bayinya saat berumur < 6 bulan, dan 3
Indonesia tahun2010 sebesar 32,07%
ibu memberikan saat bayi berumur 6
yang berarti belum mencapai target
bulan. Faktor-faktor yang mempenga-
sebesar
100%.
ruhi ibu dalam memberikan MP-ASI
Provinsi
Aceh
pada bayi saat berumur < 6 bulan adalah
MP‐ASI pada anak usia 6‐24 bulan
bayi yang terus menangis dan dalam
keluarga miskin tahun 2010 adalah
pikiran ibu dianggap lapar sementara
sebesar 32,07%
ASI tidak cukup, ibu yang bekerja
Data
Kabupaten
Data/Indikator
Dan
dari
Standar
Sedangkan cakupan
Profil
untuk
pemberian
Kesehatan
sehingga tidak sempat memberi ASI,
Provinsi Aceh (2012) menunjukkan
anjuran orang lain (keluarga), bidan atau
bahwa Cakupan pemberian Makanan
rumah sakit tempat ibu melahirkan
Pendamping ASI pada usia 6-23 bulan
sudah memberikan susu formula sejak
untuk keluarga miskin di Provinsi Aceh
lahir, sosial budaya (upacara 1 bulan 7
tahun 2012 sebesar 50.57%, sementara
hari dan 3 bulanan) sebagai simbol
target
pemberian makanan pertama. Jenis MP-
persentase
SPM
100%.
bayi
Sementara
yang
diberi
itu ASI
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI … 180
eksklusif tahun 2012 baru mencapai
diberikan makanan tambahan. Dari data
27%. Rendahnya cakupan ini banyak
di Puskesmas Bandar Pusaka tahun
dipengaruhi oleh budaya memberikan
2013 bahwa ibu yang memberikan
makanan dan minuman terlalu dini
makanan tambahan terlalu dini pada
kepada bayi baru lahir, akibat dari
bayinya yaitu mencapai 65%.
pengetahuan keluarga tentang ASI yang masih sangat minim. Disamping itu
METODE PENELITIAN
gencarnya propaganda susu formula
Penelitian ini dilakukan untuk
terutama di perkotaan dan prilaku ibu
mengetahui hubungan pengetahuan dan
terhadap pemberian ASI.
sikap ibu terhadap pemberian MP-ASI
Berdasarkan
laporan
Dinas
yang terlalu dini di Desa Blang Kandis
Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang
Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten
tahun 2013, dari 5.639 bayi lahir hanya
Aceh Tamiang tahun 2014.
28,57% yang mendapat ASI Eksklusif
Menurut Notoatmodjo7, Kerangka
dari ibunya (Dinkes Aceh Tamiang,
konsep penelitian pada dasarnya adalah
2014).
kerangka
hubungan
antara
konsep-
Berdasarkan hasil pendataan di
konsep yang ingin diamati atau diukur
Desa Blang Kandis Kecamatan Bandar
melalui penelitian yang akan dilakukan,
Pusaka
maka kerangka konsep dalam penelitian
Kabupaten
menunjukkan
Aceh
bahwa
Tamiang
bayi
yang
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
diberikan ASI Eksklusif pada bulan
Jenis penelitian ini adalah bersifat
Januari sampai dengan bulan Mei rata-
studi korelasi dengan rancangan cross
rata
167
sectional yaitu suatu penelitian untuk
bayidan57,4 % cenderung diberi susu
mempelajari variabel dependent dan
formula
variabel independent secara bersamaan
sebesar
dan
71
(42,5%)dari
makanan
tambahan
(Puskesmas Bandar Pusaka, 2014).
untuk
mengetahui
hubungan
Dari data di atas dapat diketahui
pengetahuan dan sikap ibu terhadap
bahwa ibu kurang memberikan ASI
pemberian MP-ASI yang terlalu dini di
Eksklusif pada bayinya dan sebagai
Desa Blang Kandis Kecamatan Bandar
penggantinya para ibu memberikan
Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang tahun
makanan tambahan terlalu dini, dimana
2014.
belum berusia enam bulan tetapi sudah
181 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 176-188
Populasi
dalam
penelitian
ini
mempunyai bayi umur 0-12 bulan yang
adalah seluruh ibu yang mempunyai
terdapat
bayi umur 0-12 bulan yang terdapat di
Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten
Desa Blang Kandis Kecamatan Bandar
Aceh Tamiang dari tanggal 5 sampai 25
Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang yang
Juni
berjumlah
faktor
42
orang.
Teknik
di
Desa
Blang
Kandis
2014 untuk mengetahui faktoryang
berhubungan
pengambilan sampel dalam penelitian
pemberian
ini
didapatkan hasil sebagai berikut :
adalah
total
populasi.
seluruh
populasi dijadikan sampel penelitian sebanyak 42 orang.
MP-ASI
dengan
terlalu
dini
Hasil Penelitian didapat bahwa mayoritas ibu memberikan MP-ASI
Hasil wawancara atau angket yang
yang terlalu dini kepada bayi umur 0-12
diperoleh atau dikumpulkan melalui
bulan yaitu sebanyak 27 responden
kuesioner perlu disunting (edit) terlebih
(64,3%).
dahulu. Kalau ternyata masih ada data
Menurut Kemenkes RI (2012),
atau informasi yang tidak lengkap, dan
cara pemberian makanan pada bayi yang
tidak mungkin dilakukan wawancara
baik dan benar adalah menyusui bayi
ulang,
tersebut
secara eksklusif sejak lahir sampai
Instrumen
dengan umur 6 bulan dan meneruskan
berupa kolom-kolom untuk merekam
menyusui anak sampai umur 24 bulan.
data secara manual. Lembaran atau
Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat
kartu kode berisi nomor responden, dan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
nomor-nomor
yang bergizi sesuai dengan kebutuhan
maka
dikeluarkan
kuesioner
(drop
out).
pertanyaan.
Mengisi
kolom-kolom atau kotak-kotak lembar
tumbuh kembangnya.
kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban
masing-masing
pertanyaan.
Berdasarkan
Pedoman
Umum
Pemberian Makanan Pendamping Air
Dan Membuat tabel-tabel data, sesuai
Susu
Ibu
Departemen
dengan tujuan penelitian atau yang
Republik
diinginkan oleh peneliti.
sasaran MP-ASI adalah seluruh bayi
Indonesia
Kesehatan
Tahun
2006,
dan anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin. Pemberian MP-ASI kepada
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari dilakukan
hasil terhadap
penelitian 42
ibu
yang
keluarga
yang
memiliki
miskin
karena
keterbatasan
mereka dalam
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI … 182
penyediaan pangan di rumah tangga.
Ada
dua
kerugian
utama
Penentuan keluarga miskin dilakukan
memperkenalkan
makanan
padat
oleh daerah sesuai dengan kriteria
sebelum
setempat.
meningkatnya resiko diare dan infeksi
usia
6
bulan
yaitu
Hasil penelitian ini sesuai dengan
lainnya. Juga jumlah ASI yang diterima
penelitian yang dilakukan oleh Ni Made
bayi akan menurun, karena ASI lebih
Dwi Mariastuti (2010), dengan judul
bergizi dibandingkan dengan makanan
Faktor-faktor yang Mempengaru-hi Ibu
padat,
dalam Pemberian Makanan Pendamping
terganggu (Ramaiah, 2007).8
pertumbuhan
bayi
mungkin
ASI (MP-ASI) Pada Bayi Umur 3-6
Menurut Krisnatuti dan Yenrina,9
Bulan di UPT. Puskesmas Abiansemal I
tahun (2008), bayi belum siap menerima
Kecamatan
Kabupaten
makanan semi padat sebelum berusia 6
Bandung, didapatkan hasil bahwa 27 ibu
bulan, selain itu makanan tersebut
sudah memberikan MP-ASI kepada
belum diperlukan sepanjang bayi tetap
bayinya saat berumur < 6 bulan, dan 3
mendapatkan ASI, kecuali pada keadaan
ibu memberikan saat bayi berumur 6
tertentu. Banyak resiko yang ditemukan
bulan.
pada jangka pendek maupun panjang
Abiansemal
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi ibu dalam memberikan
jika
MP-ASI pada bayisaat berumur < 6
pendamping terlalu dini.
bulan adalah bayi yang terus menangis
bayi
diberikan
makanan
Menurut asumsi penelitian bahwa
dan dalam pikiran ibudianggap lapar
pada
penelitian
sementara ASI tidak cukup, ibu yang
memberikan
bekerja sehingga tidak sempatmemberi
kepada bayi umur 0-12 bulan lebih
ASI, anjuran orang lain (keluarga),
banyak dibandingkan dengan ibu yang
bidan atau rumah sakit tempat ibu
tidak memberikan MP-ASI terlalu dini
melahirkan sud ah memberikan susu
kepada bayi umur 0-12 bulan, hasil ini
formula sejak lahir, sosial budaya
berdasarkan wawancara dan kuesioner
(upacara 1bulan 7 hari dan 3 bulanan)
yang
sebagai simbul pemberian makanan
kurang lancarnya pengeluaran ASI ibu,
pertama. Jenis MPASI yang diberikan
selain itu anjuran dari ibu atau mertua
berupa pisang, bubur instant dan bubur
mereka seperti memberikan pisang yang
yang dibuat sendiri.
dilumatkan sebagai selingan pemberian
telah
ini
MP-ASI
dibagikan
ibu
yang
terlalu
dini
dikarenakan
183 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 176-188
ASI. Pemberian makanan tambahan
pada bayi umur 0-12 bulan mayoritas
selain ASI sudah mulai diberikan pada
berpengetahuan baik yaitu sebanyak 20
bayi sejak berumur 3 bulan. Hal ini
responden (60,6%). Hasil penelitian ini
sangat disayangkan, karena seharusnya
menunjukkan
anak
hubungan antara pemberian MP-ASI
yang
berusia
0-6
bulan
mendapatkan ASI eksklusif.
bahwa
tidak
ada
yang terlalu dini dengan pengetahuan. Menurut Notoatmodjo,7 pengeta-
Hubungan Antara Pemberian MP-
huan merupakan hasil dari tahu dan
ASI
terjadi
Yang
Terlalu
Dini
Dengan
orang
melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek
Pengetahuan Ibu memberikan MP-ASI terlalu dini pada bayi
setelah
tertentu. Penginderaan terjadi melalui
umur 0-12 bulan
panca indra manusia yakni melalui indra
mayoritas berpengetahuan baik yaitu
penglihatan, penciuman, pendengaran,
sebanyak 20 responden (60,6%), lebih
perasa dan peraba. Pengetahuan atau
besar
kognitif
dibandingkan
dengan
yang
merupakan
domain
sangat
berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 5
penting dalam membentuk tindakan
responden (71,4%) dan berpengetahuan
seseorang.
kurang yaitu sebanyak 2 responden
ingatan yang dipelajari dan disimpan
(100,0).
dalam ingatan, hal tersebut meliputi
Hasil uji chi-square (Person Chi-
Pengetahuan
mencakup
fakta, kaidah, dan prinsip serta metode
Square) pada derajat kepercayaan 95%
yang
menghasilkan P Value 0,482 (P>0,05)
disimpan dalam ingatan akan digali
dimana Ha ditolak dan Ho diterima. Hal
pada saat yang dibutuhkan melalui
ini menunjukkan bahwa secara statistik
bentuk
tidak ada hubungan antara pemberian
kembali.
MP-ASI yang terlalu dini dengan pengetahuan.
diketahui.
Pengetahuan
mengingat
atau
yang
mengenal
Pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman dari berbagai sumber,
Hasil analisa bivariat dari tabel
misalnya:
media
4.4 didapat bahwa dari 27 ibu di Desa
elektronik,
buku
Blang
Bandar
kesehatan, media poster, kerabat dekat,
Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang yang
dan sebagainya. Pengetahuan sangat
memberikan MP-ASI yang terlalu dini
berhubungan
Kandis
Kecamatan
masa,
media
petunjuk,
petugas
dengan
pendidikan,
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI … 184
sedangkan pendidikan merupakan salah
memberikan MP-ASI yang terlalu dini
satu kebutuhan dasar manusia yang
dikarenakan
sangat dibutuhkan untuk mengembang-
pemberian MP-ASI dipengaruhui oleh
kan diri. Semakin tinggi pendidikan,
kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam
semakin
pemberian
mudah
mengembangkan
menerima
serta
pengetahuan
dan
tekhnologi.7
perilaku
makanan
ibu
dalam
kepada
anak
dibawah 6 bulan yang sudah mengakar secara
turun
menurun,
selain
itu
Penelitian ini tidak sejalan dengan
dikarenakan kurangnya produksi ASI
penelitian yang dilakukan oleh Iin
dari sebagian ibu-ibu di Desa Blang
Indriyawati dengan judul Faktor-Faktor
Kandis
Ibu
mereka akan ASI belum tercukupi.
yang
Berhubungan
dengan
sementara
kebutuhan
bayi
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dini Pada Bayi Usia < 6
Hubungan Antara Pemberian MP-
Bulan.
ASI Yang Terlalu Dini Dengan Sikap
Hasil
penelitian
didapatkan
bahwa tidak ada hubungan antara status
Memberikan MP-ASI yang terlalu
pekerjaan ibu dan pengetahuan ibu
dini pada bayi
terhadap pemberian ASI eksklusif 6
mayoritas
bulan dengan pemberian MP-ASI dini.
sebanyak 25 responden (62,5%) dan
Menurut Yenrina
9
, masyarakat
yang pengetahuannya kurang mengenai
minoritas
umur 0-12 bulan
bersikap
bersikap
positif
negatif
yaitu
yaitu
sebanyak 2 responden (100,0%).
kuat
Hasil uji chi-square (Person Chi-
yang
Square) pada derajat kepercayaan 95%
berhubungan dengan pemberian MP-
menghasilkan P Value 0,530 (P>0,05)
ASI.
pengetahuan
dimana Ha ditolak dan Ho diterima. Hal
meningkatkan
ini menunjukkan bahwa secara statistik
MP-ASI,
akan
mempertahankan
lebih tradisi-tradisi
Pemberian
diharapkan
dapat
kesadaran
masyarakat
dan
dapat
mengubah pola fikir masyarakat agar
tidak ada hubungan antara pemberian MP-ASI yang terlalu dini dengan sikap.
setiap bayi yang berusia kurang dari 6
Menurut
Notoatmodjo7,
sikap
bulan tidak diberikan makanan selain
merupakan reaksi atau respon yang
ASI.
masih tertutup dari seseorang terhadap Menurut asumsi penelitian bahwa
pada penelitian ini banyak ibu yang
suatu
stimulus
atau
objek.
Sikap
merupakan kesediaan dan kesiapan
185 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 176-188
untuk bertindak dan bukan merupakan
cenderung mengikuti orang tuanya,
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum
karena orang tua sebagai orang yang
merupakan
penting dalam kehidupannya.
aktivitas,
suatu akan
tindakan tetapi
atau
merupakan
Hasil penelitian ini tidak sejalan
predisposisi tindakan suatu perilaku.
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sikap
untuk
Asdani Padang (2007),5 dengan judul
bereaksi terhadap objek di lingkungan
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu
tertentu
sebagai
Dalam
terhadap
objek.
merupakan
kesiapan
suatu
penghayatan
MP-ASI
di
seseorang
Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli
mengetahui stimulus atau objek, proses
Tengah tahun 2007, didapatkan hasil
selanjutnya akan menilai atau bersikap
bahwa
terhadap stimulus atau objek kesehatan
pengaruh secara signifikan (0,048).
tersebut.
Variabel pendukung yang mempunyai
Banyak
Setelah
Pemberian
faktor-faktor
variabel
sikap
mempunyai
yang
pengaruh terhadap pemberian MP-ASI
Azwar10,
adalah keterpaparan media (0,038),
faktor-faktor
variabel pendorong yang mempunyai
yang mempengaruhi pembentukan sikap
pengaruh terhadap pemberian MP-ASI
adalah pengalaman pribadi, kebudayaan,
dini adalah dukungan keluarga (0,019),
orang lain yang dianggap penting,
dan kebiasaan memberikan MP-ASI di
media massa, institusi atau lembaga
masyarakat < 6 bulan (0,036).
mempengaruhi menyimpulkan
sikap. bahwa
pendidikan dan lembaga agama, serta
Perbedaan
ini
mungkin
faktor emosi dalam diri individu. Pada
disebabkan oleh berbedanya tempat
umumnya, individu cenderung untuk
penelitian. Tempat yang berbeda tentu
memiliki sikap yang konformis atau
akan
searah
yang
masing. Kecamatan Pandan Kabupaten
dianggapnya penting. Kecenderungan
Tapanuli Tengah umumnya mempunyai
ini antara lain dimotivasi oleh keinginan
tradisi masyarakat batak dan pesisir
untuk berafiliasi dan keinginan untuk
sedangkan
menghindari konflik dengan orang yang
Kecamatan Bandar Pusaka umumnya
dianggap penting tersebut. Dalam hal ini
mempunyai tradisi masyarakat Jawa dan
pengaruh
orang
Melayu.
terhadap
menantu
dengan
sikap
tua
orang
atau
atau
mertua
anak.Anak
membedakan
di
Desa
tradisi
Blang
masing-
Kandis
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI … 186
Menurut asumsi peneliti, masih ada dijumpai ibu-ibu yang mempunyai
presponden dengan nilai P value = 0,530 (P>0,05).
bayi 0-12 bulan yang bersikap positif memberikan MP-ASI terlalu dini, ibu
SARAN
yang memberikan MP-ASI terlalu dini
1.
Kepada peneliti selanjutnya, untuk
dikarenakan adanya pengaruh yang
mengkaji dan melakukan penelitian
lebih kuat, yaitu anjuran orang tua dan
lebih
kebutuhan bayi akan ASI yang banyak.
dengan penelitian yang dilakukan
lanjut
yang
berhubungan
penulis dan memperluas kajian ini dari sisi lainnya, seperti tradisi,
KESIMPULAN Berdasarkan pada analisa hasil
sosial budaya, pendidikan orang tua
penelitian serta pembahasan maka dapat
dan lain sebagainya. Kepada Dinas
diperoleh kesimpulan tentang Faktor-
Kesehatan dan Petugas Kesehatan
Faktor
khususnya Provinsi Aceh Tamiang
Yang
Berhubungan
Dengan
Pemberian MP-ASI Yang Terlalu Dini
untuk
Di Desa Blang Kandis Kecamatan
mengenai
Bandar
seminar-seminar
Pusaka
Kabupaten
Aceh
membuat
program
penyuluhan
kerja
ataupun mengenai
Tamiang Tahun 2014, yaitu: Penelitian
pentingnya
ini menemukan mayoritas responden
ekslusif dan pemberian MP-ASI.
memberikan MP-ASI yang terlalu dini
Kepada ibu-ibu yang mempunyai
yaitu sebanyak 27 responden (64,3%),
bayi usia 0-12 bulan agar dapat
Penelitian ini menemukan mayoritas
meningkatkan
responden berpengetahuan baik yaitu
mengenai cara pemberian MP-ASI
sebanyak 33 responden (78,6%) dan
yang
minoritas
berpengetahuan
dengan petugas kesehatan tentang
kurang yaitu sebanyak 2 responden
perencaan pemberian MP ASI yang
(4,8%). Tidak ada hubungan antara
baik kepada bayi
responden
pemberian MP-ASI yang terlalu dini dengan pengetahuan responden dengan nilai P value = 0,482 (P>0,05). Tidak ada hubungan antara pemberian MPASI yang terlalu dini dengan sika
benar
memberikan
ASI
pengetahuan
dengan
konsultasi
187 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 176-188
DAFTAR PUSTAKA 1
2
3
4
5
6
Depkes RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah Air Susu Ibu. Hindah, M. (2008). Makanan Pendamping Asi untuk Bayi Mulai Usia 6 Bulan. Jakarta: Gramedia Muthmainah, Fithriatul. (2010). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Dalam Memberikan makanan Pendamping Air Susu Ibu di Puskesmas Pamulang. Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Prodi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kemenkes RI. (2012). Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi Tahun 2011. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak Direktorat Bina Gizi. Padang, Asdani. (2007). Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemberian MP-ASI di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana USU Medan. Astuti, IkaWidi. (2012). Pengalaman Ibu Usia Remaja Dalam Menjalani IMD (Inisiasi Menyusu Dini) Dan Memberikan ASI Eksklusif di Kota Denpasar. Tesis. Fakultas
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Ilmu Keperawatan Prodi Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Maternitas Universitas Indonesia. Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu Dan Seni. Pendidikan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Ramaiah, Savitri. (2007). ASI dan Menyusui. Jakarta: Buana Ilmu Populer. Yenrina. (2008). Menyiapkan Makanan Pendamping. Jakarta: Puspa Swara. Azwar, S. (2007). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar. Muhammad, Iman. (2013). Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan. Bandung: Citapustaka Media Perintis Arisman.(2009). Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta: EGC. Depkes RI. (2006). Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) Lokal. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Depkes RI. (2008). Pelatihan Konseling Menyusui. Jakarta: Depkes RI. El-jauza Salwa Salsabila. (2009). Cara Merawat bayi. Jogjakarta: Luna Publisher. Gibney, M. J. (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI … 188
17
18
19
20
21
22
Machfoedz, I. (2007). Statistika Deskriptif: Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan (Bio Statistik). Yogyakarta: Fitramaya. Mariastuti, Ni Made Dwi. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi Umur 3-6 Bulan di UPT. Puskesmas Abiansemal I Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Skripsi. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Martini.(2009). Hubungan Pengetahuan ibu dengan ketepatan waktu pemberian makanan pendamping ASI di wilayah kerja Puskesmas tawang mangu kabupaten Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah STIKes Karang Anyar.
[email protected] Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. RinekaCipta. ______________(2010). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsepdan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: EGC.
23
24
25
26
Pratiwi, Atika. (2009). Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Tentang Pemberian MP-ASI Pada BalitaUsia 6-24 Bulan Di Posyandu Dusun Tlangu Desa Bulan Kec. Wonosari Klaten. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret . Setiawan, A. (2009). Pemberian MPASI Dini dan Hubungannya dengan Kejadian Infeksi pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesamas Cipayung, Kota Depok Tahun 2009. Skripsi FKM UI. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian. CV. Alfabeta, Bandung. Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.