nr.t
a-^\
zt"f-r, \ I\ J\\,,2i= l "'u/'(-- f ' ra=--l \ / r, / \ \*_--__/
Uurnol lfkunlansi t
Fakultas Ekonomi lJniversitas Tarumanagara
TH.V/01/Mei
ISSN:1410-3591
12001 iliiriiltiriiii
f ririiiif
Daftar lsi Konsep Dan PosfulateDalam TeoriAkuntansi Versus Kontribusi Pemikiran Sterling
E\
BudiManggala
Analisis Rasio Dalam Menganalisis Tujuan Akuisisi Suatu Perusahaan
Ea
Hendro Lukman
Technology Acceptance Model ( TAM) Dan Theory Of Planned Behavior (TPB), Aplikasinya Dalam Penggunaaan Software Audit Oleh Auditor
Ea Juniarti Perkemban gan Dan mpl ikasi Compute I
r
Assrsfed Audit Tech niq ues (CAA
Is)
Terhadap Pekerjaan Akunting I Audit Yang Efisien Dan Efektif
h
Agustin Ekadjaja
Hubungan Laba bersih Dan Arus Kas Operasi Dengan Dividen
GJ
Rosmlfa Rasyid
,l
Analisis Studi "Key" Dan "Han & Wang": Biaya Politik Dan Pengelolaan Laba
6a Snarta Profesi Penyidikan Dan Pemeriksaan Terhadap Tindak Pidana Di Bidang Akuntansi
Ga u.s.
Tumanggor
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pengembangan Sistem Akuntansi Manajemen
6n
Herlin Tundjung Setijaningsihr .
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) Format Baru
Ea
Kery Soetjipto
Kandungan Informasi Dividen Yang Dibersihkan Dari Efek-Efek Pengganggu
fta
niniTri Hastuti
& Jogiyanto Hartono
IURNAL AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TARUMANAGARA TH.V/01 /Mei/2001
ISSN:1410-3591
STAF PENYUNTING ,]URNAL AKUNTANSI FAKUTTAS EKONOMI UNIVERSiTES TARUMANAGARA Pelindung
Rektor Universitas Tarumanagara Prof.Dr.Ir. Dali S.Naga, MMSI.
Penanggung Jawab
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs.Matias Zakaria,
Koordinator Penyunting
M.
Si,Ak.
Drs. Marnoso MardjokorM.M. rAk
Anggota Penyunting
1. Drs. Kery SoetjipLo,M. Si.,Ak. 2. Drs.H. Soedibyo SoemarmanrM. Kom. rAk 3 . Drs . Hein G. Suryaatmadj a, M. Si . , Ak . 4. Drs. Darmono Marsudi,Ak
Penyunting Kehormatan
L. Prof . DR.Toeti Soekamto 2. DR. Satyawati Hadi,M. Sc 3. Drs.Gusti Nyoman Putera,M. Si,Ak 4. Drs.Matias Zakaria, M. SirAk
Administrasi
- SukinorS.IP - Christina Catur
Widya
Terakreditasi berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor : 69lDIKTI /Kep/ 20Q0 Dikelola oleh FakuLtas Ekonomi Universitas Tarumanagara JL.Let.Jen.S.Parman No.L (Karnpus II), Jakarta 1"1"470 Tel . 5655508-1.0-14-15 Fax. 5655521
@F'AR fsr KONSEP DAN POSTULATE DALAM TEORI AKUNTANSI YERSUS KONTRIBUSI PEMIKIRAN STERL/NG Budi ManqqaLa 'tt""Io'-'_aaaaaaocaataaaataaaara!ta!atraaraataaaaaaaaattaaa.aaaaaaaraaI
ANALISIS RASIO DALAM MENGANALISIS TUJUAN AKUISISI SUATU PERUSAHAAN Hendro Lukman ltt'ltltl"!'alaaaatataaaataaataaaatataaaaattataaat.taataaattaaaaattaaa
TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL gAM DAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (TPB), APLIKASINYA DALAM PENGGUNAAN SOFTWARE AUDIT OLEH AUDITOR
Juniarti
aaaatattaatoaaaaatataotaaaaaaaaaaaaaraattaaaaaaaaraaaaataataaaattaaaraa
PERKEMBANGAN DAN IMPLIKASI COMPI-ITER ASSISTED AUDIT TECHNIQUES (CAATs) TERHADAP PEKERJAAN AKUNTING/ AUDIT YANG EFISIEN DAN EFEKTIF AgusEt_n EKadl a1a a(aaaataaarrrodrt-lltataaaataaaaaattaattaaaaaoataaaaa!aataataaaaaaataata
HUBUNGAN LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI DENGAN DIVIDEN
Rosmita Rasvid
"""t""""'aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaataaaaraaaraaa
ANALISIS STUDI ,'KEY,' DAN "HAN & WANG,,: BIAYA POLITIK DAN PENGELOLAAN LABA
Sparta """"tt.!aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaataaraaaaaaaaaraa
PROFESI PENYIDIKAN DAN PEMERIKSAAN TERHADAP TINDAK
PIDANA DI BIDANG AKUNTANSI
M q Tttma nnna r L vtLL4LtvVvL aaaaaaaaaaaaaJaaaaaaaaaarraaoaaaaaaaaataaaaaaaaaoaaaataaaaaaaaaaaaaa.aa
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN
Tundiunq Setijaninqsih HerLin a a a a a a a t a a r t oa r r a-r l a a a a a-a a a a a a-a a a a a a a a a a a o a a a a a a a a o a a a a a a a a a a a a a a a a a a a
a
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN) FORMAT BARU
Kerv Soeti ipto loeo-octaata-iaaaaattoataaoaeoaat9aaaeactaoogaaaaataaoaaoataatiataataaaaa
KANDUNGAN INFORMASI DIVIDEN YANG DIBERSIHKAN DARI EFEKEFEK FEI'JGGANGGU
Rini Tri Hastuti & Jagiyanto Hartono aaaaaaaaaaaaoaaataaaaaaataaaaaaaaaataaaaaaa
It
HUBUNGAN LABA BERSIH DAN ARUS KAS.. OPERASI DENGAN OrViOhrV Rosmita Rasyid-
Abstract Funds are important resources
for an enturprise. setting stocks is one way to corecl from investors. Inuestors L"y ,ro"i"-oid th"n .oy'gr'r"Ji;rarnd. This research intended to determine is rerationship ietween income, operating cash .the dividend' using descr.ip.tive, .net and flow design ond purporive non random sampring tu tust the hipothesis, the data oh^ined revritra rroitiere is a srrong rerariotnship
funds
between them.
A. Latar Belakang Masalah Dana merupakan sumberdaya yang sangat penting bagi setiap perusahaan. dimengerti karenasetiap kegiatan peru.uhuunL.ru"irfrr.*dana. Ini dapat
perusahaan senantiasa menghadapi permasalahun
r.ng.nui
sehubungan dengan itu bagairnana memperoreh dana,
ffiT.ffiHffir iil*TJfl:T,'*Tir ilL J.xi-#"o "r' o. Bursa Efek Jakarta (BEJ) t".upukun"i r
n
gun,i uti
tin
gkat
salah satu alternatif.perolehan dana yang makin lama makin b*tilitt:nakanot"ti f",uruhaan, seperri ierlihat di Indonesian Market Directory Igg5. padatahun Capital lg8g.terdapai ;;;;';;' o"rusahaan yang go_pubric di BEJ. pada tahun 1989 meningkat mdadi 43 p;r;;;;,l;" pada tahun 1995 meningkat lagi rnenjadi 224 perusahaan]Dari r.gi tupfturi.";ip*;;"luga- terjadi peningkatan dari Rp 482 milvar pada akhir tahun yaitu ?q8g'Ti"i"Ji[o o,rl triryun satu tahun dan pada akhir Mei 1995 menjadi kemudian np t tO,O trilyun.
dari BEr dengan cara menerbitkan dan menjuar ,"n".?;:::TLiillfflf,:ili'I:JareJah terjual' maka perusahaan
harus membr.ikun dividen k;t"d. ;;;estor atau pemegang Menurut Ross dkk (1994: a60J tJrminologi dividen mengacu pada distribusi laba' Dividen baru dapai diberrtun'ufuuira kas dari p.irrutuun-,ol,np..or.h raba. sangat jarang pemegans saham memperoreh manfaat dari perusah;;" Breda' 1992: 266)' lika distribusi diiakukan dari ,*[., ,.l"in raba tahun laba ditahan, maka lebih.sering aigu;atar.t".rinoiogi-oirirlurri. Namun beriaran dan telah-diterima dari iaba adalah oivioei aan dirtribrri ou.i ,oouriikenar
;;tJi;;; ffid."iiir"" *
:ff[1iffT.:iiil?rlfibusi
Bagi pemegang saham, pemberian^dividen penting selain pertumbuhan perusahaan. p",n.gungoreh perusahaan merupakan har yang r"h#' i; bersih vang diperoreh p.rrrahuun ru..nu perusahaan rersebut, dan bempa yang akan dibagikan ;;;;il-dividen kepada mereka. Di lain pihak pemberian dividen aitulrualun oteh p.rurutiun untuk menunjukkan bukti kepada pemegang saham, bahwa-pihat suatu n,unu;.n';;-;;;" perusahaan
.;r.e";.# ;.-d,il:l?:l*:t H"*ijll; bersungguh_
' J
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanasara A/tEU
ntar/Ih.V / Ot / 2OOI 53
sungguh berusaha untuk mensejahterakan pemegang saham, di samping untuk meri-perlihatkan kinerja perusahaan. Jadi, melalui pemberian dividen perusahaan dapat mentransfer kekayaannya kepada pemegang saham'
Keputusan untuk memberikan dividen kepada pemegang saham melibatkan dua pihak yang saling berbeda kepentingan yaitu perusahaan dan pemegang saham' Perusahaan ingin uguitaba yang dibagikan sebagai dividen dalam jumlah yang kecil sehingga sebagian be-sar iaba dapat ditahan dalam perusahaan, agar dana yang tersedia untuk investasi menjadi lebih besar. Namun di pihak lain pemegang saham ingin memperoleh dividen yang besar. Dalam melakukan investasi di pasar modal investor atau pemegang saham mengharapkan dividen yang diberikan perusahaan dapat tumbuh seiring dengan pertrimbuhan perusahaan. Untuk itu mereka membutuhkan indikator-indikator yang dapat bipakai untuk menjelaskan faktor-faktor apa yang mempengaruhi dividen. Ada banyak pertimbangan yang harus dilakukan perusahaan sebelum memutuskan pemberian dividen kepada pemegang saham. Pertimbangan itu adalah tersedianya kas, Lesempatan dan tujuan perusahaan dihubungkan dengan pertumbuhan modal dan ekspansi, serta kebijakan perusahaan mengenai pembiayaan eksternal atau kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari pihak luar (Hendriksen & Breda, 1992:271). Irianto (1995: 11-17) menyajikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dividen dengan mengacu pada pendapat dari berbagai penulis yaitu (1) peraruran/p"rundungun, (2) posisi likuiditas, (3) kebutuhan dana untuk melunasi hutang, (6) tingkat keuntungan, (7) i+; turungun perjanjian hutang, (5) tingkat ekspansi perusahaan, (9) perilaku kelompok pasar modal, staUititas peiusahaan, (8) kemampuan memasuki pengendali perusahaan, (10) posisi pemegang saham sebagai wajib pajak, (l l) pajak atas l"ritungun yang diakumulasikan secara salah dan (12) tingkat inflasi. Keputusan dividen itu diklasifikasi menjadi faktor internal perusahaan yang meliputi ketersediaan kas, tingkat perusahaan, serta keuntungan, dan kebijakan manajemen akan stabilitas dan pertumbuhan kreditur' larangan pajak, dan peraturan/perundangan, faktor eksternal yang meliputi kas yang dapat merupakan Kas yang tersedia dari hasil kegiatan operasi perusahaan membayar digunakan temUati untuk kegiatan investasi, membayar hutang dan atau yang diperoleh bersih laba oleh pertumbuhan modal perusahaan ditentukan AiiiOen. pemegang saham. perusahaan setelah dikurangi dengan dividen yang dibagikan kepada Laba bersih (net income) sering dinyatakan sebagai suatu indikasi kemampuan perusahaan membayar dividen (Hendriksen & Breda, 1992:271). Hal ini benar apabila tertentu manajemen mendasarkan pemberian dividen secara ketat atas porsi atau bagian dari laba bersih secara tetaP. di masa Salah satu kelemahin terbesar dari laba bersih sebagai prediktor dividen beban datang adalah sulitnya melakukan penandingan (matching) yang tepat antara yang atau arbitrer prosedur alokasi (expeise) dengan pendapatan (reverue) akibat sifat dari paling nyata u"ut r.6inggu tuUi bersih yang dihasilkan menjadi bias. Contoh yang p.nggunuun alokasi secara arbitrer ini adalah dalam hal penetapan penyusutan aktiva tetap.
Alternatif lain yang dapat digunakan sebagai prediktor dividen adalah dengan pengaruh menggunakan arus kis (iash flows). Penggunaan arus kas dapat menghindari baik. lebih dengan alokisi sehingga diharapkan prediksi atas dividen dapat dilakukan
JA/tE Untor/Ih.V/01 /2001
54
.-
Penggunaan arus kas historis juga memiliki kelemahan sebagai prediktor dividen di masa yang akan datang karena banyak arus kas termasuk dividen, yang saling tergantung
antara satu dengan yang lainnya (interdependent) (Hendriksen & *eda, lggi: Zllf. Misalkan kas yang tersedia atau penerimaan kas yang diharapkan dapat digunakan untuk
pengeluaran modal, atau membayar hutang atau membayar dividen. Arus kas yang digunakan untuk membayar dividen umumnya berasal dari arus kas operasi, karena arus kas inilah yang berasal dari kemampuan perusahaan sendiri. Arus kas operasi dapat digunakan untuk membayar dividen, membayarhutang atau untuk ekspansi. Arus kas yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas dari kegiatan operasi.
l.Identifikasi Masalah Berdasarkan hal di atas dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut: (l) Apakah terdapat hubungan positif antara raba bersih dengan dividen? (2) Apakah terdapat hubungan positifantara arus kas operasi dengan dividen? (3) Apakah laba bersih dan arus kas operasi dapat menjelaskan peiubahan dividen (4) Bagaimanakah pengaruh kebijakan manajemen terhadap dividen? (5) Bagaimanakah pengaruh hutang terhadap dividen? 2. Pembatasan
Penelitian ini dibatasi padabutir I dan2, yaitu apakah makin besar laba bersih dan makin besar arus kas mempengaruhi besarnya dividen. Data laba bersih dan arus kas dibatasi pada perusahaan manufaktur yang go public di BEJ sebelum terjadinya krisis moneter dengan tujuan untuk mengetahui hubungan laba bersih dan arul kas operasi
dengan dividen dalam kondisiyang normal.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka masalah dalam penelitian adalah: l. Apakah terdapat hubungan positif antara raba bersih dengan dividen? 2. Apakah terdapat hubungan positif antara arus kas operasi dengan dividen?
C. Tujuan dan Manfaat Penetitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan laba bersih dan arus kas operasi dengan dividen. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi investor dalam memilih saham perusahaan yang menguntungkan mereka dalam jangka panjang.
D. Kajian Pustaka Laba bersih Laba bersih atau net income/earnings adalah suatu ukuran kinerja perusahaan selama suatu periode tertentu. Earnings merupakan ukuran seberapa besar iarta yang 1.
tA/tE
Unlor/Th.V lOl /2001
55
yang keluar (beban dan kerugian) masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta (1985: 594) earnings ,-*tu p"iurahaan (Schroeder & Clark, 1995: 131). Menurut Wallace beban (dan kerugian) terhadap pendapatan (dan atav net income merupakan pengurangan lengkap karena tidak k.untungun) dari semua iu.t.t. Pengertian ini belum yang dikemukakan income ...p",ii*6angkan siapa yang menerima income. Pengertian sehari-hari yakni pendapatan' berbedajuga dengan penge*ian income yang digunakan pengertian inriri yang lebih lengkap dikemukakan oleh Hendriksen & Breda penerima income seperti (1992:338) yang mengklasifili-asikan konsep income berdasarkan yang terlihat dalam tabel 1.
Tabel 1, Konsep dan Penerimt Income
W-
tugue
Value-added
Enterprise net
income
lryclu,lu!
Income Recipients
Setling price of firm's product AU employees' owners less cost of goods and services creditors and goverments acEired bY transfer
ex t::;r!:i!:;:,bondhotders
r:;?::;;:,;: not include
fr";;:, #, Expenses
do
interest charges,
tqxes,true
income
Profitsharing
distributions. Net
income
holders to investors same as enterprise net income stockholdes and term debt of long but after deducting income taxes
Net income to shareholders Net income to residual equity
holders
Net income to investor less stockholders (preferred profit- and common) i nterest charges and sharing distributions Net income to shareholders
preferred
devidens
less current
and
potential
',i#I!'or,"r,t;""::;f:;; cannot be met.
(1992) Accounting theory. Boston: Sumber: Hendriksen, E.S & Michael F. van Breda Mc Graw Hill Book Co', P' 338)
dalam penelitian ini adalah net Dari ketiga defenisi di atas laba bersih yang dimaksudkan pemegang saham) ' Laba bersih inilah yang income to shareholders (laba bersih bagi dibagikan dalam bentuk dividen' diperuntukkan bagi pemegang saham yang akan
JA/FE Unlor/Th.V/01 /2001
2. Arus kas
Arus kas dari suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan arus kasnya. Laporan ini merupakan aliran dana masuk dan keluar dari suatu perusahaan (Fridson, tees: tO+;. Maksud utama dari penyajian laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas dalarn satu perusahaan selama satu periode (Kieso & Weygand, 1995:210). Arus kas secara umum terbagi atas tiga kategori aktivitas yaitu: operasi, investasi, dan keuangan (Schroeder dkk, 1995: 227). Arus kas dari kegiatan operasi secara umum adalah pengaruh kas dari transaksi yang termasuk dalam penentuan net income selain aktivitas investasi dan keuangan. Kas masuk dari kegiatan operasi adalah (l) penerimaan (kas) dari penjualan barang dan jasa dan penerimaan piutang dari pelanggan, (2) penerimaan bunga dan dividen, (3) semua penerimaan yang bukan dari hasil transaksi kegiatan keuangan dan investasi, seperti transaksi dari jumlah yang diterima akibat memenangkan perkara hukum. Kas keluar dari kegiatan operasi meliputi (l) pernbayaran kas untuk memperoleh bahan baku untuk produksi atau barang dagang, pembayaran hutang kepada kreditor, (2) pembayaran kas kepada suplier lain dan karyawan, (3) pembayaran kas kepada pemerintah seperti pajak, dan pembayaran lainnya, (4) pembayaran bunga kepada pemberi pinjaman dan kreditor, (5) semua pembayaran yang bukan hasil dari transaksi yang did#nisikan sebagai kegiatan investasi dan keuangan. Contohnya adalah pembayaran untuk perkara hukum. Arus kas dari kegiatan investasi meliputi pelaksanaan dan pengumpulan piutang (yang bukan piutang dagang), perolehan dan pelepasan debt atau eqitty securities perusahaan lain, perolehan dan pelepasan property, pabrik dan peralatan serta harta produktif lainnya. Contoh kas masuk dari kegiatan investasi adalah (l) penerimaan dari pengumpulan atau penjualan piutang (yang bukan piutang dagang) yang dilakukan kepada perusahaan lain, (2) penerimaan dari pengumpulan atau penjualan instrumen hutang perusahaan lain, (3) penerimaan dari penjualan instrumen ekuitas perusahaan lain, (4) penerimaan dari penjualan property. pabrik dan peralatan dan harta pioduktif lain.Contoh kas keluar dari kegiatan investasi adalah (l) pembayaran pinjarnan (hutang) yang dilakukan perusahaan kepada perusahaan lain, (2) pembayaran untuk memperoleh instrumen hutang perusahaan lain, (3) pembayaran untuk memperoleh instrumen ekuitas perusahaan lain, (4) pembayaran untuk memperoleh property, pabrik dan harta produktif lainnya. Arus kas dari kegiatan keuangan meliputi hasil dari perolehan sumber-sumber daya dari pemilik, pemberian pengembalian atas investasinya (ROI), rneminjam uang dan membayar pinjaman, perolehan dan pernbayaran sumber-sumber daya lain dari kreditor jangka panjang. Kas masuk dari kegiatan keuangan adalah hasil Qtroceeds) dari pengeluaran instrumen ekuitas dan hasil dari pengeluaran instrumen hutang atau pinjaman jangka pendek dan panjang. Kas keluar dari kegiatan keuangan adalah pembayaran dividen dan distribusi lain kepada pemilik dan pembayaran kembalijumlah yang dipinjam. Dari uraian mengenai arus kas di atas dapat diketahui bahwa pada laporan arus kas tercermin informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari kegiatan operasi, menjaga dan mengembangkan kapasitas operasinya, dan rnemenuhi kewajiban keuangan serta membayar dividen. Arus kas yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas dari kegiatan operasi. Alasannya adalah bahwa kegiatan yang J
A
/ FE
U
ntor lrh.v / Ol 1 2001
57
Hubungon Lobo Bersih don Arus Kos Operosi Dengon Dividen
menghasilkan kas ini yang dapat digunakan perusahaan untuk membayar dividen, ekspansi/investasi dan untuk membayar hutang. 3. Dividen
Tidak semua laba yang diperoleh perusahaan dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang ditahan di perusahaan disebut laba ditahan sedangkan laba yang dibagikan kepada pemegang saham disebut dividen. Ada beberapa jenis dividen yang dapat didistribusikan perusahaan yaitu deviden
tunai, dividen property (kekayaan), dividen script, dividen likuidasi dan dividen saham. Kebanyakan dividen dibayar dengan tunai namun kadang-kadang dibayar dalam bentuk saham, script atau dengan asset lainnya. Dividen yang dibayar dengan uang tunai dikenal sebagai dividen kas. Dividen kekayaan adalah dividen yang dibayar dengan aset selain kas yang dapat berupa barang dagang, real estate, investasi atau aset lainnya yang ditetapkan oleh dewan komisaris (Kieso & Weygand, 1995:776). Sc.ript dividen atau hutang dividen dalam bentuk script (lembaran) merupakan
bentuk khusus dari hutang wesel. Dividen bentuk ini dapat dibuat apabila perusahaan memiliki laba ditahan yang cukup namun kekurangan dalam kas. Penerima script dividen dapat menahannya sampai jatuh ternpo dan memperoleh dividen atau menjualnya untuk memperoleh kas segera, Beberapa perusahaan menggunakan paid-in capital (tarnbahan modal disetor) sebagai dasar membagi dividen, dan bukan dari laba ditahan, yang disebut sebagai dividen likuidasi. Jadi dividen likuidasi lebih mirip dengan pengembalian atas investasi pemegang saham daripada pembagian laba. Dividen saham adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk saham, dan tidak ada asset yang didistribusikan. Pemegang saham menerima dividen saham dalam proporsi yang sama de4gan kepentingannya dalarn perusahaan tersebut. (Dividen likuidasi tidak termasuk dalam pengertian dividen dalam penelitian ini). Bila telah diumumkan, dividen menjadi hutang perusahaan (SAK, 1999:21.6).
E. Kerangka Teori Distribusi sebagian laba yang diperoleh perusahaan kepada pemegang saham dikenal sebagai dividen. Menurut Kieso & Weygand (1995: 773) ada beberapa alasan utama pada perusahaan untuk tidak mernbagi semua laba sebagai dividen yaitu (1) perjanjian dengan kreditor tertentu untuk menahan semua atau sebagian laba dalam berrtuk asset, untuk meningkatkan tambahan proteksi terhadap kemungkinan kerugian, (2) beberapa peraturan (negara bagian di Amerika) menghendaki laba ekivalen dengan biaya saham treasuri yang dibatasi terhadap pengumuman dividen, (3) untuk membiayai pertumbuhan atau ekspansi, yang sering disebut sebagai pembiayaan internal, menginvestasikan kembali laba, (4)
keinginan untuk meratakan pembagian dividen dari tahun
ke
tahun dengan yang laba rendah pada pada dan menutupi yang suatu tahun tinggi laba mengakumulasikan penyangga kemungkinan terhadap tahun yang lain, dan (5) keinginan untuk membangun kerugian atau kesalahan dalam penghitungan laba. Apabila suatu perusahaan mempertimbangkan untuk mernbagi dividen, maka ada dua pertanyaan yang harus dijawab terlebih dahulu, yaitu (l) apakah dengan kondisi
JA/FE Unlor/Ih.v
/ 01 /
2001
58
tertentu
secara hukum dapat dilakukan pernbagian dividen dan (2) apakah pembagian dividen tersebut secara ekonomis dapat diben arkin? secara hukum, pembagian dividen hanya dapat dilakukan selama perusahaan tidak insolvent' Insolvensi adalah ketidakmampuan perusahaan untuk membayar hutang dalam kegiatan normal bisnis. Secara umum distribusi dalam bentuk dividen harus berasal dari laba ditahan atau dari laba tahun berjalan. Menurut Revised Model Business Co.rporotion Act (Kieso & Weyga nd, 1995:775) perusahaan yang membagikan dividen haruslah solvent dan iistribusi tidak boleh melebihi nilai wajar dari asset bersih' selain itu secara ekonomis sebelum mengumumkan dividen
,":ly,:
it':
f::,*n 3', y1i1hari'untuk f n.1i embayar hutani i "; tk; ;il;k ;;;;l'.;;h #;, e"iil,""p.,il;;;;;";;;;#;'i:;
5:3ll*.Y:_l:ll
m
11.11.
'",,.,buyu, di daram hutang jangra penaeh hurur,irr.iirir.rr.ur[ l"irr". Iili,ril|l,leyasu| dapat dilakukan dengan menlusun perkiraan
Har ini
kas. Dividen seharusnya tidak dibayar
sebelum posisi keuangan sekarang dan masa datang dapat menjarnin distribusi tersebut.
F. Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian Arifin (1993) mengenai perilaku dividen perusahaan-perusahaan di BEJ rnenunjukkan ada perbedaan perilaku dividen antara pasar modal yang sudah mapan (efisien) dengan perilaku dividen di BEJ yang belum rupun. perusahaan tidak mempertahankan dividen tahun sebelumnya. Faktor laba aibu cenderung dan dividen tahun sebelumnya memang merupakan faktor yang signifikan namun hanya menjelaskan sebagian kecil dari besarnya perubahan oan besinyu diuid.n. Efendri (1993) meneliti faktor-faktor yung dipertimbangkan dalarn kebijakan pembayaran dividen oleh perusahaan go public oitnoonesla. penelitian yang dilakukan pada 67 perusahaan yang go public ru*pii akhir tahun lggl menunjukkan bahwa faktor peningkatan dan penurunan laba tennaiu.k faktor yang sangat penting dipertimbangkan manajemen dalam kebijakan pembagian dividen t us. r-uno.]fakior rturtu ,urrun,,-aiuio.n yang stabil, stabilitas pendapatan, posisi Iikuiditas, bunga dan pajak, ting'kat pengimbalian investasi, preferensi investor serti ekspansi aktiva teimasuk penting. Aliran kas, biaya peningkatan pembiayaan, kekuatan keuangan, tingkat hutang, peningkatan substansi pembiayaan eksternal, hasil dividen, serta pembayaran a ,p"rtirbungin !pengendalian kembali hutang termasuk faktor-faktor tidak pentingi
Elizabeth (1997) meneliti lebih viriabel yang diteliti Efendri dengan .lanjut melakukan pengujian pendahuluan dengan spea.ma"n,s rho correlations yang
menghasilkan delapan variabel bebas. variabel tersebut adalah hasil dividen dan biaya peningkatan pembiayaan untuk melihat pembiayaan perusahaan, variabel tingkat
. pengembalian investasi dan harapan pengeluaran rnodal d'ikaitkan dengan teori dividen sisa' variabel stabilitas dividen uniuk melihat risiko penurunan dividen, variabel penyebaran kepernilikan.dan_ biaya keagenan atas hutang ultuk melihat peran dividen dalam mengurangi masalah keagenan d-an variabel varia-bilitas arus kas untuk melihat peran dividen dalam menandakan sesuatu. Data yang diolah dengan regresi ganda menunjukkan hasil bahwa kedelapan variabel tersebut tiiak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap rasio pembayaran dividen
J
A/
F
E
U
nlar lTh.v / 01 / 2OOl
59
Hubungon Loba Bersih don Arus Kos Operosi Dengon Dividen
G. Hipotesis Dari uraian di atas dapat disirnpulkan bahwa perusahaan harus memperoleh laba dan mernpunyai kas yang cukup agar dapat memberikan dividen, sehingga dapat disusun suatu hipotesis yaitu: (1). Antara laba bersih dengan dividen terdapat hubungan positil (2) Antara arus kas operasi dengan dividen terdapat hubungan positif.
H. Metodologi Penelitian penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif, yakni untuk meneliti dengan
1. Rancangan
cermat hubungan laba bersih dan arus kas operasi dengan dividen.
2. Populasi dan teknik pemilihan
sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 1992 sarnpai 1995, sebanyak 126 perusahaan. Dari jumlah tersebut diperoleh 30 perusahaan, dengan teknik pengambilan sampel dengan Purposive Non Random Sampling. Kriteria untuk menentukan sampelyang akan digunakan adalah: l) Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba bersih dalam tahun 1992 sampai 1995. 2) Membayar dividen dalam tahun 1992 sarnpai 1995. 3) Data perusahaan tersebut lengkap dengan variabelyang akan diteliti. Sumber data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory 1995 dan 1997, Laporan Keuangan Tahunan setiap emiten. dan penelitian-penelitian sebelumnya. 3. Definisi operasional variabel Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata laba bersih dan rata-rata arus.kas operasi dan variabel dependen adalah rata-rata dividen selama empat tahun dari tahun1992 - 1995. Laba bersih yang dirnaksudkan di sini adalah laba bersih setelah memenuhi kewajiban kepada semua stakeholder kecuali stockholders. Laba bersih ini dikenal dengan net income to stockholders.Laba bersih ini dihitung dari kelebihan pendapatan atas beban termasuk semua gains dan losses. Data laba bersih diperoleh dari Laporan Perhitungan Rugi - Laba perusahaan dari tahun 1992 sampai tahun 1995. Arus kas yang dimaksudkan di sini adalah arus kas dari hasil aktivitas/kegiatan operasi (arus kas operasi), yaitu arus kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi perusahaan selama satu periode. Data arus kas diperoleh dari Laporan Arus Kas perusahaan dari tahun 1992 sanpai 1995, Dividen adalah laba yang dibagikan kepada pemegang saham berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saharn (RUPS). Data dividen diperoleh Laporan Perubahan Laba Ditahan perusahaan daritahun 1992 sampai 1995.
Teknik analisis data Data penelitian diolah dengan menggunakan program Statistical Packnge for the Social Sciences Business Intelligent f.SP.lS B/). Hasil penelitian akan dipaparkan dalam bentuk statistik deskriptif, dan hasil korelasi Pearson (J. Supranto,1994:289). Koefisien korelasi yang diperoleh diujidengan menggunakan taraf signifikansi l%. 4.
JA/FE Untor/Th.V /O1 1200r
60
__
I. Hasil Penelitian Deskripsi subjek Hasil statistik deskriptif menunjukkan ada 30 perusahaan manufaktur yang diteliti sel'ama empat periode dari tahun 1992 sampai 1995. Rincian deskripsi statistik dari output SPSS dapat dilihat pada tabel sebagai berikur: 1.
Tabel 4.1. Deskripsi Statistik Minimum Dividen Laba Arus Kas
Maksimum .223,00
206,00
201
72r,00
370.885,00 518.516,50
-7 543.50
Rata-rata 17 .284,44 46.232,25 52.670
Deviasi Standar
N
38.261,576
30
83.286,387 I 04060.58
30 30
2. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa laba bersih maupun arus kas mempunyai hubungan yang positif dengan dividen. Flal ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi Pearson yang bernilai positif 0,,943 dengan p sebesar 0,000. Ini menunjukkan bahwa hubur,gan laba bersih dengan dividen sangat- signifikan. Koefisien determinasi adalah sebesar 88,93yo dengan p sebesar 0,000. Ini berarti bahwa gg,g3yovariasi dividen yang dapat dijelaskan oleh variasi laba bersih. Koefisien korelasi arus kas operasi dengan dividen adalah sebesar 0,961 dengan p sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan arus kas operasi dengan dividJn si'gnifikan. Koefisien determinasi adalah sebesar g2,35yo.Ini berarti bahwa 92,35 yo variasi dividen yang dapat dijelaskan oleh variasi arus kas operasi. 3. Pembahasan Pembahasan meliputi perbandingan hipotesis penelitian dengan hasil pengujian dan mengulas mengenai kemungkinan penyebabnya: Hipotesis pertama bahwa terdapat hubungan positif antara laba bersih dengan dividen
l'
sesuai dengan hasil pengujian yang diperoleh.
2'
Ini berarti
bahwa besaranlaba bersih
perusahaan manufaktur berhubungan secara positif dengan besaran dividen perusahaan tersebut.
Hipotesis kedua bahwa terdapat hubungan positif antara arus kas operasi dengan dividen sesuai dengan hasil pengujian yang diperoleh. Ini menunjukkan bahwa besaran arus kas operasi perusahaan manufaktur berhubungan secara positif dengan besaran dividen perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini mendukung teori yang ada, yakni bahwa perusahaan yang akan membagikan dividen secara umum harus mempertimbangkan laba bersih dan tersedianya kas. Bila dikaitkan dengan hasil penelitian Arifin (1993), Ian Efendri (1993), bahwa faktor laba merupakan faktor penting atau signifikan dalam menjelaskan perubahan dividen, hasil penelitian ini hampir menunjukkan kesamaan. Ditinjau dari faktor aliran kas yang menurut hasil penelitian Efendri (1993) menunjukkan hasil yang tidak signifikan, hasil lenelitian ini memberikan hasil yang berbeda. Hasil penelitian Elizabeth (lgg7) yung ,.n.liti lebih lanjut variabel yang diteliti Efendri, menunjukkan bahwa baik laba uersln riuupun arus kas J
A/
tE U nlar /lh.V
/ 01
/ 2001
@Arus
Kos Operosi Dengon Dividen
tidak relevan dalam menjelaskan perubahan dividen. Dibandingkan dengan hasil penelitian ini terlihat keduanya bertolak belakang. Perbedaan di atas mungkin terjadi karena dalam penelitian ini perusahaan yang terpilih hanya 30 dari 126 perusahaan berdasarkan kriteria yang merniliki laba bersih dan
arus kas operasi serta membayar dividen dari tahun 1992 sampai 1995. Untuk itu dibutuhkan penelitian-penelitian lanjutan.
J. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara laba bersih maupun arus kas operasi dengan dividen pada perusahaan manufaktur. Hal ini berarti bahlva besaran laba bersih suatu perusahaan manufaktur berhubungan secara positif dengan besaran dividen perusahan manufaktur tersebut, dan besaran arus kas operasi juga berhubungan secara positif dengan besaran dividen perusahaan tersebut. Hubungan laba bersih dengan dividen dan hubungan arus kas operasi dengan dividen sangat kuat, padahal hasil penelitian terdahulu menunjukkan hubungan laba bersih dengan dividen lebih kuat daripada hubungan arus kas operasi dengan dividen. Hal ini mungkin disebabkan karena perusahaan yang diteliti adalah yang membayar dividen, memiliki laba bersih dan arus kas operasi selama empat tahun yaitu sebanyak 30 perusahaan, dan variabel dividen, laba bersih dan dividen dirata-ratakan.
Daftar Pustaka Arifin, Zaenal (1993). Perilaku dividen
perusahaan-perusahaan Tesis Megisrer Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
di Bursa Efek Jakarta.
Efendri (1993). Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam kebijakan pembayaran dividen oleh perusahaan-perusahaan "go-public" di Indonesia. Tesis 52 - Program Pasca Sarj ana UGM, Yogyakarta
Elizabeth, Sugiarto Dermawan (1997). Faktor-faktor penentu kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Jakarta Tahun 1994. Tesis 52 - Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta. Fridson, Martin S. (1995). Financial statement analysis.2 nd ed. NewYork: John Wiley & Sons, Inc. Guntur Irianto, (1995). Mengestimasitarget dividend payout ratio dan speed of adjustment di Indonesia. Tesis 52 * Program Pasca Sarjana UI, Jakarta. Hendriksen, Eldon S. dan Michael F. Van Breda (1992). Accounting theory. 5th ed. Bostorr: Richard D. Irwin. Inc. Ikatan Akuntan Indonesia (1999). Standar akuntansi keuangan Indonesia, Jakarta: JA/FE Unfor/Th.v /01 /2001
IAI
Lobo Bersih don Arus Kas Operosi
Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygand (1995). Intermetliate accounting. gth ed. New York: John Wiley & Sons, Inc. Ross, Stephen A' dan Randolph W. Westerfield dan Jeffrey Jaffe (l 999). Corporate Finance.5th ed. Boston: Mc Graw-Hill Book Co. Schroeder, Richard G. dan Myrtle Clark (1995). Accounting theory - Text and reading. edition. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
5th
Supranto, J. (1994). Statistik. Jakarta: Erlangga
Wallace, Wanda Publishing
I A / t E U nlsr /Th.V / 01
A. (1985). Financial
/ 2001
accounting. 2nd ed. Cincinati: South Wesrern
63