PERSEPSI DUKUNGAN ORANG TUA DAN PERSEPSI PERAN GURU TERHADAP KEMANDIRIAN MENYELESAIKAN PEKERJAAN RUMAH (PR) PADA SISWA SDIT ALAM NURUL ISLAM YOGYAKARTA Evianawati Universitas of Sarjanawiyata Tamansiswa Email:
[email protected] Abstract The purpose of this research is to understand the relationship perception of parents support and perception ofteachers’ roles in the independency of homework completion on pupils of SDIT- Alam Nurul Islam Yogyakarta. The Subjects are pupils of SDIT-Alam Nurul Islam Yogyakarta class IIIa, IIIb, and IIIc. The numbers of subjects are 73. The method being use are the Purposive sampling method and quantitative approach. Method of sampling was conducted using a scale which was previously tested to discover whether the scale had accountable validity and reliability. There are three scale, including scale of Independence Completing homework, Perception of Parents Support, and perception ofTeachers’ Roles. The analysis of data employed double regression analysis assisted by programme SPSS verion 17.0 for Windows. The results showed that (a) There was a positive relationship between perception of parents support in the independency of homework completion on pupils of SDIT Nurul Islam Yogykarta with r = 0,581: (b) There is a positive relationship between perception ofTeachers’ Rolesin the independency of homework completion on pupils of SDIT Nurul Islam Yogyakarta with r = 0,987; (C) There is a relationship between perception of parents support and perception ofTeachers’ Rolesin the independency of homework completion on pupils of SDIT Nurul Islam Yogyakarta with r2 = 97.5%. Keywords: Perception of Parents Support, perception of Teachers’ Roles, and independency of homework completion.
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Kemandirian (autonomy) merupakan salah satu proses dalam perkembangan siswa SD. Stainberg (dalam Vitrie 2013), mengemukakan bahwa siswa SD dihadapkan pada krisis psikososisal antara autonomy vs ashamed and doubt, artinya, jika siswa mendapat dukungan orang tua dan guru berperan sebagaimana mestinya diharapkan siswa memiliki pribadi yang mandiri dalam menyelesaikan tugasnya sebagai siswa sesuai dengan tahap perkembangannya.
Tetapi jika siswa justru memeroleh perlakuan yang sebaliknya dari lingkungan maka siswa cenderung menjadi individu yang pemalu dan dihantui rasa keragu-raguan. Afriansyah (2013) menyatakan bahwa Jika kondisi tidak positif ini terus berlangsung maka pada gilirannya siswa akan menjadi tidak mandiri, tidak bisa mengurus diri sendiri, dan proses pencapaian prestasinya sebagai siswa mendapatkan hambatan dari dalam dirinya sendiri.
SDIT berbeda dengan model pendidikan sekolah umum yang sangat dibatasi oleh waktu dan sekat-sekat ruang kelas. Sistem pendidikan SDIT-Alam Nurul Islam yang berlangsung sepanjang waktu secara terus-menerus dan tidak terpaku pada formalitas kelas, sebenarnya lebih menjanjikan harapan bagi orang tua dan masyarakat bahwa SDIT sangat dimungkinkan terjadinya komunikasi dengan para guru kelas yakni ustad dan ustadzah misalnya seperti: guru kelas, pendidik, dan temannya. Dalam intesitas yang lebih dari cukup jika sistem pendidikan klasikal dinilai oleh banyak kalangan melihat kekurangan karena siswa dan guru hanya bertemu secara formal yang terkait hanya dengan pelajaran di kelas maka sistem pendidikan SDIT-Alam menimbulkan kesempatan selebar-lebarnya bagi pemecahan berbagai masalah peserta didik dengan cara memberikan bimbingan langsung dan dialog kekeluargaan antara siswa dengan pendidik, teman, dan guru kelasnya. Disamping itu berbagai pelajaran yang belum tuntas dipecahkan dalam proses belajar mengajar di kelas seperti pemahaman pelajaran yang kurang utuh, dan sistem pendidikan SDIT-Alam dapat pula dipecahkan bersama dengan bantuan guru kelasnya langsung karena system pendidikan full day. Hal demikian dimungkinkan terjadi di SDIT oleh karena sistem ini memang menawarkan proses pendidikan dan pelajaran 10 jam setiap hari (Sumber: Weekly Planning Sheet SDIT). Dari hasil survei peneliti pada bulan Februari sampai Maret 2015.SDITAlam terasa sekali kekentalan hubungan dan interaksi yang hangat antara sesama siswa dengan pendidik, dan guru kelasnya.Para pendidik atau guru kelas menempatkan posisi siswa dalam konteks yang multidimensi. Selain peran sebagai penanggung jawab keberhasilan proses traspormasi ilmu pengetahuan, guru kelas juga memainkan peran sebagai wakil dan
penganti orang tua siswa (Inloco Parentis), kondisi tersebut menyebabkan pertemuan orang tua dengan siswa sangat minimal dibandingkan dengan guru kelas. Dalam konteks inilah SDIT-Alam memberikan konstribusi berharga dalam pengembangan kepribadian siswa.Sistem pendidikan SDIT-Alam memungkinkan terbinanya mental positif seperti mampu untuk mandiri, kreatif dan merdeka. Survei peneliti pada tanggal 12 Februari 2015 idealitas demikian ditunjang oleh kondisi objektif SDIT-Alam yang mengharuskan setiap siswa mampu menyelesaikan tugasnya sebagai siswa, kegiatan organisasi dan berbagai aktivitas lainnya seperti berinteraksi dengan alam dan melakukan permainan di lingkungan SDIT-Alam. Siswa sendirilah yang menyelesaikan segala yang dihadapinya dibawah bimbingan para ustad/ ustazah dan guru kelas yang ada di sekolah SDITAlam tersebut. Daryanto (2010) berpendapat bahwa kemandirian siswa dipengaruhi oleh persepsi siswa terhadap lingkungan berupa sejauhmana guru berperan dan dukungan orang tua pada individu tersebut. Dukungan orang tua yang tidak maksimal pada siswa yang pada akhirnya mengalami kegagalan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh ustazah dan ustaz. Dapat menghambat dalam menyelesaikan tugastugasnya sebagai siswa yang sedang berkembang. Dari kegagalan tersebut akan memunculkan masalah-masalah tidak tepat waktu menyerahkan tugas dan tidak maksimalnya dalam mencapai materi yang telah dijadikan standar dari pihak sekolah. Steinberg (dalam Vitrie, 2013) mengemukakan mandiri dari dua istilah yang pengertiannya sering disejajarkan silih berganti, yaitu “autonomy” dan ”independence”, karena perbedaan sangat tipis dari kedua istilah tersebut. Independence dalam arti kebebasan, secara umum menunjuk pada kemampuan individu melakukan sendiri
aktivitas hidup, tanpa menggantungkan orang lain.Masrun dkk., (1986) mengemukakan Kemandirian secara sosial psikologis dianggap penting karena seseorang berusaha untuk menyesuaikan diri secara aktif dengan lingkungan, tanpa kemandirian tersebut seseorang tak dapat dipengaruhi dan menguasai lingkungan, tetapi sebaliknya seseorang akan menerima pengaruh lingkungan dan dikuasai oleh lingkungan. Pada kenyataannya terdapat permasalahan yang berkaitan dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT-Alam Nurul Islam. Permasalahan yang berkaitan dengan kemandirian menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) pada siswa menurut salah satu siswa dengan inisial IC dalam wawancara yang dilakukan 09 Maret 2015 Pukul 15:30 WIB, menjelaskan bahwa beberapa kali IC mendapatkan hukuman dari guru kelasnya dengan membersihkan kaca jendela kelasnya, dan mencuci piring teman satu kelasnya karena tidak membawa PR serta tidak menyerahkan PR kepada guru kelasnya. Pernyataan diatas didukung dengan observasi peneliti melalui media sosial WhatsApp pada tanggal 02 Maret 2015 beberapa kali wali murid menyatakan permintaan maaf kepada guru kelas karena siswanya lupa membawa PR-nya ke-sekolah. Hasil wawancara peneliti pada tanggal 1 Maret 2015 dengan guru kelas IIIC Ustazah RN menyatakan, bahwa kemandirian siswa dalam menyelesaikan PR pada tiga bulan pertama cenderung bermasalah dengan banyaknya siswa tidak mengumpulkan PR. Pada tiga bulan kedua dilakukan evaluasi dengan mengadakan kesepakatan dengan para siswa, adanya pemberian reward dan punishment bagi siswa yang rajin mengerjakan PR dan menghukum siswa yang tidak mengerjakan PR. Penulis mengamati dan mendapat beberapa informasi serta data-data tentang siswa yang di SDIT dari wali
murid dan wali kelas, saat pertemuan rutin dewan kelas bersama guru kelas yang diadakan setiap bulan pada jum’at pertama di kelas, penulis mendengar komentar beberapa wali siswa yang menyatakan bahwa ada hubungan dukungan orang tua terhadap kemandirian penyelesaikan PR pada siswa di SDIT-Alam. Dari pengamatan penulis, siswa yang mendapatkan dukungan dari orangtua lebih rutin menyerahkan tugas tepat waktu ketimbang siswa yang tidak mendapat dukungan dari orang tuanya. Afriansyah (2013) mengemukakan bahwa Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dimiliki, agar individu dapat berinteraksi dengan lingkungan secara baik, terlebih dilakukan berbagai upaya untuk menimbulkan dan meningkatkan kemandirian sejak masa siswa-siswa baik yang dilakukan di dalam maupun di luar lingkungan keluarga. Kemandirian sebagai proses yang menyertai juga tidak terlepas dari pengaruh orang-orang di sekitar diantaranya dukungan dari orang terdekat. Thoits (dalam Aini, 2005) mengemukakan bahwa Dukungan orang tua dimaknai sebagai perasaan aman, perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima siswa dari lain, sumbersumber dukungan diperoleh dari orang terdekat lainnya. Dukungan orang tua merupakan pengalaman-pengalaman positif yang dipersepsi siswa dari lingkungan sosialnya seperti orang tua dan peran guru kelasnya dalam membantu kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam. Surya (1997) mengemukakan bahwa Faktor lain yang dapat menumbuhkan kemandirian siswa dalam menyelesaikan tugas siswa selain mendapatkan dukungan orang tua yang dipersepsi, persepsiperan guru sangatlah penting pada usia siswa. mengemukakan tentang persepsiperanan guru di SDIT
Alam Nurul Islam dalam menyelesaikan PR adalah sebagai perancang, pengelola, dan penilai hasil PR siswa. Sumarna (2014) mengemukakan tentang peranan guru di sekolah. Di sekolah, guru berperan sebagai Ing ngarsa sung tuladha , Ing madya mangun karsa , dan Tut wuri handayani. Guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan, mutlak memiliki konsep inovatif, dan dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada. Ki Hadjar Dewantara sebagai pahlawan telah mengajarkan konsep itu kepada guru sebagai pahlawan. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Dikatakan demikian, karena dipundaknya beban arah kemajuan bangsa diemban. Dibutuhkan komitmen yang kuat, kesadaran akan tanggung jawab, dan keikhlasan agar siswa yang didik menjadi pribadi yang mandiri dikemudian hari serta memiliki kesiapan dalam mengemban tugas perkembangannya. Ketidaksesuaian antara teori dengan realita yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Dukungan Orang Tua dan PersepsiPeran Guru Dalam Kemandirian Menyelesaikan Pekerjaan Rumah (PR) pada Siswa SDIT-Alam Nurul Islam Yogyakarta”.Penting untuk melakukan penelitian ini mengingat kemandirian menyelesaikan PR ditinjau dari dukungan orang tua dan peran guru pada siswa di SDIT-Alam Nurul Islam.Penting untuk melakukan penelitian ini mengingat kemandirian yang berkelanjutan dapat menyebabkan kenyamanan dalam menghadapi tahaf perkembangan sebagai generasi penerus bangsa yang berkarakter. Rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Adakah hubungan positif antara persepsi dukungan orang tua dengan kemandirian terhadap menyelesaikan PR pada siswa SDIT-Alam Nurul Islam? 2. Adakah hubungan positif antara persepsi peran guru terhadap
kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam? 3. Adakah hubungan secara simultan antara persepsi dukungan orang tua dan persepsiperan guru dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam? A. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ada hubungan positif antara persepsi dukungan orang tua dengan kemandirian dalam menyelesaikan PR pada siswa SDIT-Alam Nurul Islam. 2. Ada hubungan positif antara persepsiperan guru dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam. 3. Ada hubungan secara simultan antara persepsi dukungan orang tua dan persepsi peran guru dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam. B. Metode Penelitian 1. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini pengambilan sampeldilakukan dengan cara Purposive Sampling. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan bahwa Penelitian ini sampelnya adalah siswa-siswi kelas III SDIT dengan jumlah 73 Siswa. 2. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, metode ini dimaksudkan untuk memberi jawaban atas hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, untuk menjawab hipotesis, digunakan alat ukur berupa skala Penelitian ini mengunakan tiga macam skala yaitu skala Kemandirian menyelesaikan PR, Persepsi dukungan orang tua, dan Persepsi peran guru. Sebagaimana skala pada umumnya tiap butir pertanyaan akan bersifat favorable
dan unfavorable. Ada 4 alternatif jawaban atau tanggapan atas pertanyaanpertanyaan pada skala Kemandirian menyelesaikan PR, Persepsi dukungan orang tua, dan Persepsi peran guru. Subjek yang diteliti diminta untuk memilih satu dari 4 alternatif jawaban tersebut adalah: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). 3. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis statistik dalam menganalisis data yang terkumpul. Pemilihan model statistik yang akan digunakan haruslah disesuaikan dengan rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Hipotesis diuji dengan menggunakan Teknik korelasi Product Moment. Proses analisis mengunakan software SPSS. 17.0 Dipilihnya Regresi Berganda karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami hubungan antara variabeLvariabel independen baik secara terpisah maupun simultan. C. Hasil Penelitian 1. Data Diskriptif Tabel 1 Deskripsi Data Subjek Penelitian No. Kelas Jumlah 1 IIIA 25 2 IIIB 24 3 IIIC 24 Jumlah 73 Di bawah ini tersaji gambaran umum mengenai data penelitian variable persepsi dukungan orang tua, persepsiperan guru, dan kemandirian siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Mean Hipotetik dan Mean Empiris No
Variabel
1 2
Kemandirian Persepsi Dukungan Ortu PersepsiPeran Guru
3
Max 88 100
68
Skor Hipotetik Min Mean 22 50 25 12,5
SD 11 12,5
Max 86 83
Skor Empiris Min Mean 56 69.22 83 64.28
SD 8.241 6.464
17
8,5
66
44
6.324
85
53.40
Nilai maksimal hipotetik merupakan nilai maksimal yang diperoleh apabila subjek menjawab SS (Sangat Sesuai) secara keseluruhan untuk pernyataan favorable dan STS (Sangat Tidak Sesuai) secara keseluruhan untuk Unfavorable. Nilai minimal hipotetik merupakan skor yang diperoleh apabila subjek mengisi secara keseluruhan dengan jawaban STS untuk pernyataan Favourabel dan SS secara keseluruhan untuk pernyataan Unfavorable. Selanjutnya untuk mengetahui kategorisasi persepsi dukungan orang tua, persepsiperan guru, dan kemandirian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Kategorisasi Kemandirian, Persepsi Dukungan Orang Tua, dan PersepsiPeran Guru Kategori
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Total
Kemandirian
Persepsi Dukungan Orangtua F % 12 16,7
Skor x> 62
F 13
% 18
Skor x < 61
62 ≤x< 67 67 ≤x< 71 71 ≤x≤80 X > 80
14
19,5
16,6
18,1
17
23,6
19
26,3
17
23,7
13
18,1
61 ≤ x < 64,2 64,2 ≤ x < 68 68 ≤x ≤ 72,4 x > 72,4
12
13
14
72
100
Total
72
PersepsiPeran Guru Skor x< 46
f 11
% 15,3
17
23,6
3
4,2
36
50
19,4
46 ≤x< 52,2 52,2 ≤x< 54 54 ≤ x ≤ 62 x> 62
5
6,9
100
Total
72
100
Berdasarkan tabel 3 disimpulkan bahwa variable kemandirian ,persepsi dukungan orang tua, dan persepsiperan guru termasuk kategori tinggi. Subjek yang mendapatkan persepsi dukungan orang tua sebanyak 17 orang (23,7 %), PersepsiPeran guru sebanyak 36 orang (50 %), dan kemandirian sebanyak 19 orang (26,3 %). 2. Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis pertama dalam penelitian ada hubungan positif antara persepsi dukungan orangtua dengan kemandirian dalam menyelesaikan PR pada siswa SDIT-Alam Nurul Islam, hipotesis pertama diterima.Hipotesis kedua penelitian ini Ada hubungan positif persepsiperan guru dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam, hipotesis kedua diterima.Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah Ada
hubungan secara simultan antara persepsi dukungan orang tua danpersepsi peran guru dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam, hipotesis ketiga diterima. Dari hasil menunjukkan rx1y = 0,581 artinya, ada hubungan positif dan sangat signifikan antara persepsi dukungan orang tua dengan kemandirian siswa menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam. Hipotesis penelitian ini yang menyatakan ada hubungan positif antara persepsi dukungan orang tua dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT, diterima. Besarnya pengaruh dukungan orang tua terhadap kemandirian menyelesaikan PR pada siswa dapat dilihat dari nilai koefisiensi determinan yang didapat. Nilai koefisien determinan yang diperoleh adalah 0,338. Artinya nilai dukungan orang tua berpengaruh terhadap kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT-Alam Nurul Islam berpengaruh sebesar 33,8%. Hasil menunjukkan rx2y = 0,987 artinya ada hubungan yang positif dan sangat signifikan persepsiperan guru dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Hipotesis penelitian ini menyatakan ada hubungan positif yang menyatakan ada hubungan positif antara peran guru dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta, diterima. Besarnya pengaruh peran guru terhadap kemandirian dapat dilihat dari koefisien determinan yang didapat. Nilai koefisien determinasi yang didapat adalah 0,975 Artinya persepsi peran guru berpengaruh pada kemandirian siswa sebesar 97,5%. Hipotesis ketiga ini menyatakan bahwa ada hubungan secara simultan antara persepsi dukungan orang tua,
persepsiperan guru dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT dalam menyelesaikan PR, diterima. Hasil menunjukkan rx2y = 0,988 artinya ada hubungan yang positif dan sangat signifikan antara persepsi dukungan orang tua dan persepsiperan guru dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Besarnya pengaruh persepsi dukungan orang tua dan persepsiperan guru terhadap kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta dilihat dari nilai koefisien determinan yang didapat. Nilai koefisien determinan yang diperoleh adalah 0,975 Artinya persepsi dukungan orang tua dan penialaian peran guru berpengaruh terhadap kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam sebesar 97,5%. D. Pembahasan Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi dukungan orang tua dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT-Alam Nurul Islam Yogyakarta. Semakin tinggi persepsi dukungan orang tua siswa maka semakin tinggi kemandirian siswa dalam menyelesaikan PR. Terdapat hubungan yang positif antara persepsi dukungan orang tua dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta dapat dilihat dari nilai R yang didapat yaitu 0,581, dengan taraf signifikansi 0,000, p < 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Afriansyah (2013) Bahwa salah satu variabel yang dapat mendukung kemandirian siswa dan hasil belajar siswa SD adalah dukungan dari orang tua. Adanya dukungan orang tua yang diberikan kepada siswa usia Sekolah Dasar
pada tahaf perkembangan masa ini sangat dibutuhkan oleh siswa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dukungan orang tua yang baik sangat diperlukan untuk mewujudkan kemandirian siswa dalam menyelesaikan tugasnya sebagai pelajar. Artinya dukungan orang tua yang diberikan dari berbagai aspek emosional, persepsi, Informasai dan instrumen mampu menjadikan siswa mandiri dalam menyelaikan PR nya. Adanya dukungan orang tua kepada siswa dapat meningkatkan kemandirian pada tahap perkembangan usia 9-10 tahun. Afriansyah (2013) Menjelaskan bahwa dukungan yang bersumber dari lingkungan terdekat yakni orang tua dapat memberikan rasa aman kepada siswa. Adanya dukungan dari orang tua dapat memberikan motivasi kepada siswa dalam menyelesaikan tugas sebagai siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara penialaian peran guru dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Semakin tinggi persepsiperan guru maka semakin semakin tinggi kemandirian siswa dalam menyelesaika PR, sebaliknya semakin rendah peran guru maka akan semakin rendah kemandirian dalam menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogykarta. Terdapat hubungan yang positif antara penialian peran guru dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta dapat dilihat dari nilai R yang didapat yaitu 0,987 dengan taraf signifikansi 0,000, p < 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Arifin (2010) yang menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kemandirian siswa SD salah
satunya adalah peran guru sebagai pembimbing sangat efektif dalam meningkatkan kemandirian siswa SD. Faktor- faktor lainnya selain peran guru adalah bimbingan belajar Vitrie (2013). Peran guru didefinisikan oleh Daryanto (2010) sebagai seperangkat tingkah laku atau tugasyang harus atau dapat dilakukan oleh seseorang pada situasi tertentu yang sesuai dengan fungsi dan kedudukannya. Peran guru yang tinggi dapat memberikan motivasi kepada siswa dalam menyelesaikan tugas perkembangannya sebagai siswa. Semakin tinggi guru memberikan perannya kepada siswa didik diharapkan akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kemandiriannya dalam proses menyelesaikan tugasnya sebagai siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diketahui juga kondisi dukungan orang tua pada siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Dipahami bahwa dukungan orang tua, peran guru, dan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam berada dalam kategori tinggi. Dapat dipahami pada usia sekolah dasar siswa membutuhkan dukungan dan peran guru terhadap kemandirian, tingkat ketergantung siswa terhadap dukungan orang tua dan guru sangat tinggi, hal ini sependapat dengan pendapat Steinberg (dalam Vitrie, 2013) Kemampuan dalam mengelola diri sendiri ini ditandai oleh kemampuannya untuk bertindak tergantung secara emosional terhadap orang lain terutama orang tua, mampu mengambil keputusan secara mandiri dan konsekuen terhadap keputusan tersebut, serta kemampuan menggunakan (memiliki) seperangkat prinsif tentang benar dan salah serta penting
dan tidak penting. Hal tersebut tampak dari sebaran frekuensi subjek penelitian mengenai dukungan orang tua 23,7% yang menunjukkan bahwa dukungan orang tua kepada siswa berada dalam kategori tinggi. Peran guru sebesar 50% yang menunjukkan bahwa peran guru berada dalam kategori tinggi. Kemandirian sebesar 26,3% yang menunjukkan bahwa kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta juga dalam kategori tinggi. Besarnya peran guru yang didapat oleh siswa ketimbang dukungan orang tua dari penelitian ini karena metode pendidikan di SDIT-Alam Nurul Islam sebagai trend sekolah full day yang mengharuskan siswa dan guru kelas bertemu dan berkomunikasi lebih lama dengan rentang waktu 10 jam/hari di lingkungan sekolah, ketimbang bertemu dan berkomunikasi dengan orang tua siswa. Rentan waktu yang lama tersebut menjadikan guru merupakan figur yang lebih dekat secara fisik dan memiliki kesemptan memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan siswa SDIT Alam Nurul Islam. Disamping itu peran guru dengan memberikan reward dan punishment kepada siswa memberikan pengaruh yang baik terhadap kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Kondisi dukungan orang tua pada siswa yang dipersepsi tinggi dapat disebabkan karena keinginan untuk melakukan yang terbaik agar siswanya mendapatkan pengetahuan yang lebih, pemahaman yang baik terhadap materi pembelajaran yang sudah diberikan oleh guru, serta usaha yang maksimal dalam mencapai prestasi akademik. Dengan pencapaian materi yang telah dipelajari serta motivasi berprestasi
dalam akademik maka akan muncul rasa senang yang semakin besar. Tingkat peran guru yang dipersepsi tinggi dapat disebabkan karena pihak sekolah dominan menuntut setiap guru agar maksimal dalam pencapaian target kurikulum serta menerapkan disiplin dalam segala peraturan yang telah dibuat, disamping itu adanya kegiatan persepsi pada setiap kelas mendorong guru menjadi lebih baik dalam menjalankan perannya sebagai guru, tingginya penerapan standar dari sekolah tentunya mendorong para guru untuk tetap prima dalam berinteraksi dengan pada siswanya. Kemandirian yang tinggi menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam dapat disebabkan karena peran guru yang besar saat di kelas di samping itu adanya persepsi dan reward dan punishment dari guru kelas masing-masing. E. Kesimpulan Ada hubungan yang positif antara persepsi dukungan orang tua dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT. Semakin tinggi persepsi dukungan orang tua, maka akan semakin tinggi kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Sebaliknya, semakin rendah dukungan orang tua, maka semakin rendah kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara persepsin dukungan orang tua dengan kemandirian siswa dalam menyelesaikan PR. Sumbangan efektif persepsi dukungan orang tua terhadap kemandirian sebesar 33,8 %. Ada hubungan yang positif antara persepsiperan guru dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT. Semakin tinggi peran guru, maka akan semakin tinggi kemandirian menyelesaikan PR pada
siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Sebaliknya, semakin rendah persepsiperan guru, maka semakin rendah kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara persepsiperan guru dengan kemandirian siswa dalam menyelesaikan PR. Sumbangan efektif persepsiperan guru terhadap kemandirian sebesar 97,5 %. Ada hubungan secara simultan antara persepsi dukungan orang tua dan persepsiperan guru dengan kemandirian menyelesaikan PR pada siswa SDIT. Sumbangan efektif secara simultan persepsi dukungan orang tua dan penilain peran guru terhadap kemandirian sangat besar yakni 98,8 %. Artinya hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa 97,5 % kemandirian ditentukan oleh faktorfaktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain tersebut antara lain bimbingan belajar. F. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Bagi siswa SDIT-Alam Nurul Islam Yogyakarta hendaknya rajin, jangan menunda mengerjakan pekerjaan rumah (PR), agar membantu kesuksesan sebagai siswa yang berkualitas dikemudian hari. Karena dengan kemandirian seseorang akan memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya pada khususnya dan khalayak ramai pada umumnya. 2. Bagi Guru Bagi guru SDIT-Alam Nurul Islam Yogyakarta, agar tetap maksimal berperan dalam mendidik siswa dengan membekali diri siswa dengan berbagai nilai yang positif
untuk menunjang kesiapan siswa pada tahap perkembangan selanjutnya menjadi individu yang siap menghadapi segala rintangan dan mampu menjadi individu yang kuat. 3. Bagi Orang Tua Bagi orang tua siswa SDITAlam Nurul Islam Yogyakarta, agar selalu memprioritas kwalitas dukungan walau secara kwantitas hanya memiliki waktu beberapa jam dengan siswa, berperan aktif melakukan koordinasi dengan guru kelas siswa agar mengetahui secara detail kendala yang dihadapi oleh siswa saat di lingkungan SDITAlam Nurul Islam Yogyakarta. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini hanya bersifat menghubungkan antara variabel terikat (Kemandirian) dengan variabel bebas (dukungan orang tua dan peran guru). Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengunakan subjek penelitian yang lebih besar dengan mengunakan dan menambah variabel lain sehingga lebih kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Afriansyah, D. 2014. Hubungan antara dukungan orang tua dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas VI SD negeri 68 Kota Bengkulu. Skripsi .(Tidak diterbitkan). Bengkulu: Universitas Bengkulu Ahmadi, Fatah. 2015. Makalah Peran dan Fungsi Guru, (online), (http://edukasi.kompasiana.com/ 2015/02/27/, diakses 27 Februari 2015) Aini, Nur. (2005). Hubungan Religiusitas dan Dukungan Sosial Teman
Dengan Penyesuaian Diri.Thesis.(Tidak diterbitkan). Universitas Gadjah Mada. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. 2000. Penyusunan skala psikologi.Jakarta : Pustaka pelajar. Basori,
K., & Sugiyanto. 1996. Perbedaan Religiusitas dan Kemandirian Antara Siswa Belajar di Sekolah Dasar, Taman Pendidikan Al-qur’an, dan Pesantren. Yogyakarta: BPPS. UGM. 9 (IA): 49-61.
Daryanto,M. 2010.Administrasi Pendidikan.Jakarta:RinekaCipta. Djamarah. Desmita. 2005. Psikologi perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Djumhar dan Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling). Bandung : CV Ilmu. Hadi,
S. 2000. Statistik. Jilid Yogyakarta: Penerbit Andi.
2.
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara.
Isjoni.
Hurlock,
E. B. 2000. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Learning.
Julianto, A. P. 2010. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Kemandirian Siswa Usia Sekolah di SDN Panjang Wetan 01 Pekalongan Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Masrun, Martono, Haryanto, F.R, Harjito. P., Utami, M.S., Bawani, A., Aritonang, L.,H. 1986. Studi Mengenai Kemandirian Pada Penduduk di Tiga Suku Bangsa, (Jawa, Batak, Buqis) Kantor Menteri Negara. Monks, F.J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. 1991. Psikologi perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya (cetakan ke7). Yogya: Gajah Mada University Press. Vitrie, M. 2013. Perbedaan kemandirian siswa sekolah dasar ditinjau dari keikutsertaan dalam bimbingan belajar. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya. Usman.
Herlina. 2013. Hubungan Pola Asuh keluarga Dengan Kemandirian Perawatan diri siswa usia sekolah di kelurahan Cisalak pasar kecamatan Cimangis Kota Depok. Thesis. (Tidak diterbitkan). Fak. Ilmu Keperawatan. IU.
2009. Cooperative Bandung: Alfabeta.
2001. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Santrock, J.W. 2003. Life spandevelopment. Erlangga : Jakarta Sevilla, C.G., Ochave,
J.A., Punsalan, TG., Regala, B. P., Uriarte, G. G.Penerjemah. Sarafino, E.P., 1990. Health Psychology. Singgapore: John Willey and Sons, Inc. Stainberg Laurence. 2005. Adolescence. (edisi keenam) New York: McGraw Hill. Sumarna, M. D. 2014. Konsep Guru Dalam Pandangan Ki Hajar Dewantara Dilihat dari perspektik pendidikan Islam.Thesis. (Tidak diterbitkan) Universitas Pendidikan Indonesia. Syaifullah. 2010.Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:Usaha Nasional. Taylor. 2009. Health Psychology. seven edition. McGraw Hill Companies. Walgito, B., 1994. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Zaenal, Arifin. 2010. Guidance teacher character in independence formation passes class student Boy Scout movement activity VI SDN Pende 01 district Kersana regency Brebes school year 2009/2010. Thesis. (Tidak diterbitkan). University education science pancasakti Tegal.