PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS WINDOWS MOVIE MAKER TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS SEJARAH SISWA KELAS X IPA SEMESTER GENAP DI SMA MUHAMMADIYAH 1 METRO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Evi Ernasari Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Email:
[email protected]
Kian Amboro Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro
Email:
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran audio visual berbasis windows movie maker terhadap kemampuan menganalisis sejarah siswa di kelas X IPA SMA Muhammadiyah 1 Metro semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment) dengan tipe Nonequivalent control group design. sampel dipilih dengan menggunakan cluster random sampling (pengambilan kelas secara acak). Kegiatan penelitian ini menggunakan media audio visual berbasis windows movie maker dimana hasil kemampuan menganalisis sejarah siswa yang menggunakan media pembelajaran audio visual berbasis windows movie maker lebih tinggi dibandingkan yang menggunakan media power point. Hal ini dapat dibuktikan mealui perolehan nilai rata-rata post-test antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Bahwa hasil rata-rata kemampuan menganalisis sejarah kelas eksperimen sebesar 78,47 dan kelas kontrol mendapatkan 72,55 berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh bahwa nilai ratarata kelas eksperimen lebih besar 5,92 dari kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh penggunaan Media Pembelajaran audio visual berbasis windows movie maker terhadap Kemampuan Menganalisis Sejarah Siswa Kelas X IPA Semester Genap di SMA Muhammadiyah 1 Metro Tahun Pelajaran 2016/2017. Kata kunci: Audio Visual, Windows Movie Maker, Kemampuan Menganalisis Sejarah ABSTRACT The purpose of this study to determine the effect of the use of audio-visual learning media windows movie maker based on the ability to analyze the history of science students in class X SMA Muhammadiyah 1 Metro second semester of the school year 2016/2017. This research uses quasi-experimental research (quasi exsperiment) with type Nonequivalent control group design. the sample was selected using random cluster sampling (taking classes at random). This research activity using audiovisual media based on windows movie maker where the ability to analyze historical results of students using audio-visual media-based learning windows movie maker is higher than the use of media power point. This can be evidenced mealui the acquisition value of the average post-test between the experimental class students and students of the control class. That the average yield of the ability to analyze the history of the experimental class and the control class earn 78.47 72.55 based on the average value obtained that the average value of 5.92 experimental class larger than the control class. Based on these calculations it can be concluded that the experimental class learning higher than the control class. The conclusion of this study is no influence of the use of audio-visual learning media windows movie maker based on the ability to analyze History Class X Science Semester at SMA Muhammadiyah 1 Metro in the academic year 2016/2017. Keywords: Audio Visual, Windows Movie Maker, Ability Analyzing History
77
PENDAHULUAN
siswa di SMA Muhammadiyah hal ini
Kemampuan menganalisis sejarah
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam
upaya
Tabel 1. Data hasil pra survei ulangan
meningkatkan
harian Sejarah semester ganjil kelas X
kemampuan berfikir siswa dalam dunia
IPA SMA Muhammadiyah 1 Metro tahun
pendidikan. Dalam usaha meningkatkan
pelajaran 2016/2017.
kemampuan menganalisis dapat melalui lembaga
pendidikan.
menganalisis
Berdasarkan
Kemampuan
data
pra
survai
terlihat bahwa banyak siswa yang belum
Menurut Nana Sudjana
Berdasarkan
kutipan
di
kemampuan
yang
harus
Kriteria
Jumlah
Persentase
<70
Tidak Tuntas
60
65%
92
100%
kemampuan
menganalisis
siswa, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebesar 65% yang berjumlah 60 dari 92 siswa. Dari hasil tersebut
dapat
terlihat bahwa masih banyak siswa yang belum
tuntas
terhadap
kemampuan
menganalisis sejarah.
untuk mudah untuk memiliki kemampuan
Sebagian guru masih masih belum
meningkatkan
menggunakan media yang sesuai dengan
kemampuan tersebut. rendah
2
sebesar 35 % yang berjumlah 32 dari 92
sangat
hal tersebut siswa akan lebih mudah
Semakin
35%
siswa yang mencapai ketuntasan belajar
suatu materi pembelajaran maka dengan
dan
32
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa
atas
mengingat, memahami dan menerapkan
menganalisis
Tuntas
sejarahnya dalam pembelajaran sejarah.
agar siswa dapat memiliki kemampuan siswa
≥70
tuntas
penting yang harus dimiliki setiap siswa, menganalisis
1
Jumlah
bahwasannya kemampuan menganalisis merupakan
Nilai
Suatu kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari tiga aspek sebelumnya. Dengan menganalisis seseorang diharapkan mampu mempunyai pemahaman yang komperhensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu untuk beberapa hal lain memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara kerjanya, untuk hal lain memahami sistematikanya.
No
(2012:27) merupakan :
materi dan melakukan sesuai dengan kriteria pembuatan media menggunakan
kemampuan
komputer. Media yang ditampilkan dari
menganalisis sejarah siswa maka semakin
hasil pra survei berupa power point. Hal
rendah pula hasil belajar yang diperoleh
ini yang kemudian membuat siswa kurang 78
menarik
dan
pasif
terhadap
teknik yang digunakan dalam rangka
pembelajaran sejarah kerena mereka
untuk lebih mengefektifkan komunikasi
menganggap bahwa pelajaran sejarah
dan interaksi antara guru dan murid
adalah pelajaran yang membosankan
dalam proses pendidikan dan pengajaran
sehingga sulit dipahami dan ditelaah oleh
di sekolah.
siswa secara mendalam. Hal ini yang
Berdasarkan para ahli di atas dapat
kemudian berdampak terhadap kurang pahamnya
siswa
terhadap
diartikan media pembelajaran adalah
materi
sebagai seperangkat alat bantu atau
sehingga siswa tidak dapat menelaah materi
dengan
baik
yang
pelengkap yang digunakan oleh guru atau
kemudian
pendidik dalam rangka berkomunikasi
berdampak langsung terhadap rendahnya
dengan siswa atau peserta didik. Salah
kemampuan menganalisis sejarah siswa. Berdasarkan
satu media pembelajaran yang sesuai
permasalahan-
yaitu adalah media yang dapat membuat
permasalahan tersebut, perlu dilakukan
siswa tertarik, aktif dan lebih berminat
cara untuk merangsang keaktifan siswa
terhadap pembelajaran sejarah sehingga
secara keseluruhan. Adapun cara yang
dapat membuat siswa termotivasi untuk
dapat
belajar sejarah adalah media audio
dilakukan
untuk
merangsang
keaktifan siswa tersebut, yaitu dengan menggunakan
media
yang
visual berbasis windows movie maker.
dapat
Hal
mengubah gaya belajar siswa dari siswa yang
belajar
pasif
menjadi
ini
pembelajaran
aktif,
dikarenakan audio
visual
media memiliki
manfaat yang dapat membuat siswa lebih
menyenangkan dan menantang, maka
aktif dalam kegiatan pembelajaran hal
perlu suatu media pembelajaran.
ini dikarenakan siswa dapat melihat
Menurut Gagne dan Briggs (dalam Arsyad
bukti-bukti sejarah melalui media ketika
2011:4-5) menyatakan bahwa:
kondisi siswa tidak mendukung untuk
Media pembelajaran adalah meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film slide. Dengan kata lain media merupakan sumber bejar atau wahana fisik yang mendorong materi instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
terjun langsung ke lapangan. Sadiman
dimaksud
dengan
menyatakan
media pembelajaran memiliki beberapa manfaat praktis antara lain : a. Pembelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit b. Media pembelajaran dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu c. Media pembelajaran dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
Menurut Oemar Hamalik (1989:12) yang
(2010:18)
media
pembelajaran adalah alat atau metode, 79
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesan yang mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri siswa
dan manfaat khusus. Manfaat umum media adalah sebagai sarana interaksi antara
guru,
dan
siswa
dalam
khusus
yaitu
pembelajaran. Sadiman
(2010:18)
Penggunaan Sedangkan
media pembelajaran audio visual diam
manfaat
pembelajaran lebih konkrit, menarik,
tersebut memiliki beberapa kelebihan
interaktif, efektif dan efisien sehingga
dan manfaat antara lain :
dapat memberikan kesan yang mendalam a. Gambar mudah dibuat oleh guru b. Pesan-pesan teks dapat disesuaikan dengan bahan ajar c. Tampilan gambar dan teks dapat disesuaikan dengan kemauan guru yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran
baik guru maupun siswa. Dengan adanya media audio visual berbasis windows movie maker siswa lebih
mudah
untuk
meningkatkan
kemampuan menganalisis sejarah siswa. Windows menurut
movie
Duwi
maker
Priyatno,
sendiri
Karena
dengan
menggunakan
media
(2010:11)
audio visual berbasis windows movie
windows movie maker adalah program
maker ini yang kemudian akan membuat
gratis yang digunakan untuk men-capture
siswa lebih berpikir kritis dan mudah
gambar atau video dengan kamera dan
memahami materi pembelajaran sejarah
untuk keperluan editing video. Program
karena
ini dibuat oleh Microsoft dan telah
mendengarkan penjelasan saja tapi juga
terintegrasi
dapat melihat gambar yang berupa fakta
dengan
sistem
oprasi
mereka
tidak
hanya
dapat
Windows Me, XP, dan Vist. Dengan
pada
windows movie maker dapat mengedit
Sehingga mereka lebih termotivasi dan
video-video yang dihasilkan dari divicam,
lebih
kamera
atau
kemampuan menganalisis terhadap suatu
windows
materi yang disampaikan sehingga siswa
perangkat movie
digital,
handphone,
lainnya. meker
Melalui ini
juga
dapat
materi mudah
dapat
menggabungkan video dengan gambar,
pembelajaran untuk
meningkatkan
sejarah.
meningkatkan
kemampuan
menganalisis sejarah siswa.
musik dan narasi. Program windows
Berdasarkan latar belakang di atas,
movie maker ini bukan ditunjukan untuk
yang menjadi pokok masalah adalah
kalangan
lebih
masih
pemula
tuntas
digunakan
profesional, untuk
tetapi
pengguna
maupun menengah.
banyaknya
siswa
terhadap
menganalisis sejarah
yang
belum
kemampuan kelas X IPA SMA
Muhammadiyah 1 Metro tahun pelajaran
Berdasarkan uraian di atas, media
2016/2017.
pembelajaran memiliki manfaat umum 80
Berdasarkan
permasalahan
penelitian
ini
adalah
Nonequivalent
tersebut, maka rumusan masalah dalam
control group design. Desain ini tidak
penelitian ini adalah:
dipilih secara random. Desain hampir
Adakah
pengaruh
pembelajaran windows
audio
movie
media
visual
sama seperti Pre-test-post-test group
berbasis
maker
design.
terhadap
Pre-test
untuk
mengetahui
keadaan awal adakah perbedaan antara
kemampuan menganalisis sejarah siswa
kelompok eksperimen
kelas X IPA semester Genap di SMA
kontrol. Hasil Pre-test yang baik bila
Muhammadiyah 1 Metro tahun pelajaran
nilai kelompok eksperimen tidak berbeda
2016/2017?.
secara signifikan (Sugiyono 2015:116).
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah,
maka
Adapun
tujuan
mengetahui
pembelajaran windows
pengaruh
audio
movie
visual
(2015:116) yaitu sebagai berikut :
media berbasis
maker
Nonequivalent
control group design menurut Sugiyono
penelitian yang ingin dicapai adalah : Untuk
skema
dan kelompok
O1
O2
X
terhadap
kemampuan menganalisis sejarah siswa
O3
O4
kelas X IPA Semester Genap di SMA Gambar 1. Design Nonequivalent O3 O4 design control group
Muhammadiyah 1 Metro tahun pelajaran 2016/2017.
Keterangan: O1O2:Pemberian Pretest O3O4:Pemberian Posttest X :Perlakuan
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
eksperimen
exsperiment),
yaitu
semu
(quasi
penelitian
yang
Populasi
dilakukan terhadap sejumlah variabel dengan atau
memberikan
suatu
pengkondisian
adalah
perlakuan
terhadap
ini
pengaruh
Media
yang
diteliti
sejarah
kemampuan siswa
kelas
IPA
audio
kelas X IPA2
penelitian
yang
rancangan digunakan
SMA
berjumlah 36 siswa dan
kelas X IPA3 berjumlah 22 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
SMA
penelitian ini yaitu dengan instrumen tes
Muhammadiyah 1 Metro. Adapun
IPA
dengan kelas X IPA1 berjumlah 34 siswa,
menganalisis X
X
dengan jumlah siswa sebanyak 92 siswa,
visual berbasis windows movie maker terhadap
kelas
ini
2016/2017, yang terdiri dari 3 kelas
adalah
pembelajaran
seluruh
penelitian
Muhammadiyah 1 Metro tahun pelajaran
sampel
penelitian. (Sugiyono, 2015: 116) Dalam penelitian
dalam
yang diberikan kepada siswa berupa 50 (desain)
butir soal di kelas uji coba setelah
dalam
intrumen diberikan dikelas uji coba 81
untuk mengetahui validitas soal ternyata
relatif tidak berubah walaupun diteskan
dari 50 butir soal yang valid ada 37 butir
pada situasi yang berbeda-beda.
soal
hal
ini
dapat
dilihat
dalam
Untuk uji reliabilitas, semua item
persentase validitas soal yang telah
yang valid dimasukkan sedangkan yang
diujicobakan di kelas luar sampel, yaitu
tidak valid tidak dimasukkan dalam uji
sebagai berikut :
reliabilitas. Dari 50 butir soal yang valid 37
Persentase Validitas Instrumen
butir
soal
sehingga
37
yang
dimasukkan dalam uji reliabilitas. Dari hitungan SPSS dapat dianalisis
26%
bahwa hasil Output case processing
74% ≥0,30 Valid
summary dapat dilihat bahwa data case
<0,30 tidak valid
Berdasarkan hasil persentase di Gambar 2. Persentase Validitas Instrumen atas, dari 50 butir soal yang memiliki
yang
nilai korelasi ≥ 0,30 sebesar 74 % yang
dikeluarkan (exclide) dengan total data
berjumlah 37 butir soal dan yang < 0,30
37.
sebesar 26% berjumlah 13 butir soal Butir
statistics ini sebagai hasil dari analisis
soal yang tidak valid tersebut dibuang
dengan
atau tidak digunakan. 37 butir soal
Berdasarkan pernyataan di atas sesuai
memiliki variabel valid, dan 37 butir soal
dengan kriteria reliabilitas kurang dari
tersebut
0,4 - 0,6 adalah rendah , sedangkan 0,6-
layak
diujikan
di
kelas
pengukuran bila
pengukuran
dapat
atau
reliability
Cronbach’s
Alpha.
disimpulkan
bahwa
penelitian
yang
reliabilitas
dengan
instrumen
digunakan tingkatan
memiliki sangat
tinggi.
yang
Setelah melakukan uji validitas dan
dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan
reliabilitas maka selanjutnya peneliti
secara berulang. Reliabilitas
teknik
output
Karena nilai lebih dari 0,6-0,8 maka
Menurut
serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi
Sedangkan
nilai Cronbach Alpha adalah 0, 931.
Sugiyono (2015:183) Reliabilitas adalah serangkaian
dengan
sangat tinggi. Dapat diketahui bahwa
dikelas luar sampel kemudian peneliti reliabilitas
37
0,8 adalah tinggi dan 0,8-1,0 adalah
Setelah melakukan uji validitas uji
berjumlah
persentase 100% dan tidak ada data yang
eksperimen dan kelas kontrol.
melakukan
valid
tes
adalah
menghitung indek kesukaran dan daya
tingkat
pembeda
keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni
instrumen.
Adapun
indeks
kesukaran instrumen yang telah dihitung
sejauh mana suatu tes dapat dipercaya
menggunakan ANATES 402 yaitu sebagai
untuk menghasilkan skor yang ajeg,
berikut: 82
Tabel 2. Rekapitulasi Indeks Kesukaran
dengan kriteria baik dengan indeks DP. 50,00 - 66,67 dan 6 soal dengan indeks
Berdasarkan tabel di atas dari Instrumen sejarah
kemampuan
siswa
dihitung
DP 83,34 dengan kriteria sangat baik Hal
menganalisis
ini menunjukkan bahwa instrumen tes
menggunakan
yang digunakan memiliki daya pembeda
ANATES versi 402. Dari pelaksanaan uji
cukup, baik, dan sangat baik.
indeks kesukaran yang peneliti peroleh tingkat
Setelah uji menghitung validitas,
kesukaran 23,81 – 28,57 sebanyak 2 soal,
Reliabilitas, Indeks Kesukaran soal dan
sedangkan soal dengan tingkat sedang
daya pembeda tahap selanjutnya yaitu
dengan tingkat kesukaran 38,10 – 66,67
melakukan uji prasyarat analisis data
sebanyak 34 soal, dan soal dengan
dalam penelitian ini yang akan digunakan
tingkat kesukaran mudah dengan tingkat
dalam menganalisis data tersebut adalah
kesukaran 71,43 sebanyak 1 soal. Hal ini
meliputi uji normalitas, uji homogenitas.
terdapat
soal
sukar
dengan
menunjukkan bahwa instrumen memiliki
Uji
normalitas
perlu
dilakukan
tingkat kesukaran soal sukar, sedang,
untuk
mudah,
penelitian berasal dari populasi yang
untuk
diujikan
di
kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
sampel
data yang diperoleh dari hasil rata-rata
Keterangan
1
23,81– 28,57
2
2
38,10– 66,67
34
3
71,43
1
Jumlah
37
No
402 yaitu sebagai berikut :
Tingkat kesukaran
setelah dihitung menggunakan ANATES
Keterangan
Tabel 3. Rekapitulasi Daya Pembeda
Indeks DP
apakah
berdistribusi normal atau tidak, maka
Kemudian daya pembeda instrumen
No
mengetahui
1
33,33
1
untuk
2
50,00 - 66,67
30
normalitasnya menggunakan SPSS 16
3
83,34
6
Melalui
Jumlah
37
eksplorasi.
setiap Uji
Menurut
sampel Lilifors
akan atau
Priyatno
diuji analisis
(2012:40)
menyatakan bahwa analisis eksplorasi
Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil perhitungan menggunakan ANATES di
digunakan
atas terdapat 1 soal dengan kriteria
statistik data yang lebih luas dan untuk
cukup dengan indeks 33,33, 30 soal
melakukan uji normalitas. 83
untuk
menggambarkan
Dari pernyataan tersebut dapat
siswa kelas eksperimen lebih rendah
diartikan bahwa metode uji Lilifors atau
atau
analisis eksplorasi untuk mencari data
kemampuan
penelitian berdistribusi normal.
siswa kelas kontrol)
Hasil
hitung
dikonsultasikan
tertsebut dengan
pengujian menurut
sama
menganalisis sejarah
menganalisis sejarah sejarah siswa
kriteria
kelas
Priyatno (2012:37)
eksperimen
dibanding
maka
H0
lebih
rata-rata
menganalisis >0,05
rata-rata
2. 𝐻1 : 𝜇1 > 𝜇2 : (rata-rata kemampuan
akan
sebagai berikut : Jika signifikansi diterima.
dengan
tinggi
kemampuan
sejarah
siswa
kelas
kontrol). HASIL DAN PEMBAHASAN
Jika signifikansi <0,05, maka H0 ditolak.
Setelah melakukan penelitian di
Uji homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dari beberapa
kelas
kelompok data penelitian memiliki varian
peneliti memberikan pre-test dan post-
yang sama atau tidak. Teknik pengujian
tes, berikut ini hasil dari pre-test siswa
homogenitas ini peneliti menggunakan
kelas
aplikasi SPSS 16 dengan metode uji One
dituangkan dalam bentuk Chart Column.
Way Anova digunakan sebagai bahan
Hasil dari pre-test maupun post-tes
acuan untuk mengetahui varian dari
kemudian disesuaikan dengan KKM yang
beberapa populasi sama atau tidak.
berjumlah 70. Siswa yang mendapat nilai
dikonsultasikan
dengan
eksperimen
dan
dan
kelas
kontrol
kelas
kontrol
≥ 70 lulus dan siswa yang mendapatkan
Hasil hitungan SPSS 16 tersebut akan
eksperimen
nilai <70 tidak lulus.
kriteria
Dibawah ini gambaran hasil pre-
pengujian menurut Priyatno (2012:56)
test yang dituangkan dalam bentuk Chart
sebagai berikut: Kriteria pengujian
Column :
Jika signifikansi >0,05, maka varian kelompok sama 16
Jika signifikansi <0,05, maka varian kelompok tidak sama Setelah
melakukan
uji
12
prasyarat
8
melakukan teknik analisis data dengan
6
menggunakan
4
Hipotesis
9
10
analisis data untuk selanjutnya yaitu uji
14
14
dengan
klasifikasi
3
:
kemampuan
menganalisis
(rata-rata
2
1
2
1. 𝐻0 ∶ 𝜇1 ≤ 𝜇2
3
0 43-49
sejarah
50-56
57-63
64-70
71-77
Nilai Instrumen Pre-Test Kelas X
84
16 14 12 10
IPA1
15
7
78-84
mean sebesar 24,56, median sebesar 25,00 dan Std. Deviaton sebesar 3, 151.
Gambar 3. Chart column rekapitulasi hasil Pre-test siswa kelas X IPA1
Setelah diketahui hasil pre-test kemudian peneliti melakukan sebuah perlakuan dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa pemberian suatu media yaitu media audio visual berbasis windows
movie
maker
di
kelas
eksperimen sedangkan di kelas kontrol diberikan
perlakuan
dengan
menggunakan media power point Setelah
kegiatan
pembelajaran
selesai dilaksanakan peneliti melakukan Gambar 4. Chart column rekapitulasi hasil Pre-test siswa kelas X IPA2
post-test di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini hasil post-test kelas eksperimen
Berdasarkan data di atas dengan Pre-test kelas X IPA menunjukkan bahwa telah
mencapai
KKM
berjumlah 7 siswa atau sekitar 22 % dan siswa yang memiliki nilai dibawah KKM berjumlah 25 siswa atau 78%. Kemudian untuk
Pre-test
kelas
X
IPS2
mencapai KKM terdapat siswa 31%
kontrol
yang
16
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
1
yang
kelas
dituangkan dalam chart column :
KKM sebesar 70 dapat dilihat dari hasil siswa
dan
10
59-65
yang
3
1
2
66-72
73-79
80-86
87-93
Nilai Instrumen Kelas X IPA2
10 atau
dan siswa yang memiliki nilai
dibawah KKM berjumlah 22 siswa
atau
69%.
Gambar 5. Chart column Rekapitulasi hasil Post-test kelas eksperimen IPA1 Pada
data
Pre-test
kelas
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
eksperimen dan kelas kontrol terdapat mean, median, Std. Deviation. Pada kelas eksperimen mean sebesar, 23,91, median 24,50, dan Std. Deviaton sebesar 2,966. Sedangkan pada kelas kontrol
16 14 10
1 38-45
85
2
46-53
2
54-61
62-67
68-75
76-83
Nilai Instrumen Post-Test Kelas X IPA1
0,05
Simpulan
0,90
Kondisi
Sig
X IPA1
𝜶
Pre-test
parametrik) melalui SPSS 16 dengan
>𝛼
Distribusi
metode uji Lillifors Hasil dari uji normalitas yaitu sebagai berikut:
Normal X IPA2
0,52
0,05
>𝛼
Tabel 4.Rangkuman hasil analisis Uji
Distribusi
Normalitas
Normal Berdasarkan data di atas pre-test kelas X IPA1 didapatkan sig 0,90 (>0,05) dan X IPA 2 sebesar 0,52 (>0,05) dengan hasil yang didapatkan tersebut dapat disimpulkan Gambar 6. Chart column Rekapitulasi hasil Post-test kelas eksperimen IPA1
sampel
berasal
dari
populasi
yang
berdistribusi normal. Kemudian tahap
testdari kelas Ekperimen IPA1 bahwa
selanjutnya
terdapat 30 siswa telah mencapai KKM
menghitung
homogenitas
menggunakan SPSS 16. melalui metode
atau 94% dan siswa yang memiliki nilai di
uji One Way Anova mendapatkan hasil
bawah KKM terdapat 2 siswa atau 6%. pada
yang
diterima dan H1 ditolak dengan kata lain
sebesar 70 dapat dilihat dari hasil Post-
Post-test
data
diperoleh lebih dari sig. > 0,05 dan H0
Berdasarkan data di atas KKM
Kemudian
bahwasannya
sig. 0,991
kelas
Berdasarkan uraian di atas
dapat dilihat dari hasil sig. Pada test of
Kontrol IPA2 terdapat 25 atau 76% siswa
homogeneity
yang dan siswa yang memiliki nilai di
of
variances
dengan
menggunakan rumus One Way ANOVA
bawah KKM terdapat 8 siswa atau 24%.
bahwa taraf signifikansi > 0,05, (5%)
Pada data Pre-test kelas eksperimen dan
dengan demikian H0 diterima
kelas kontrol terdapat mean, median,
dan H1
ditolak, dengan kata lain kedua populasi
Std. Deviation. Pada kelas eksperimen
memiliki
mean sebesar, 78,47, median 78.00 dan
varian
yang
sama
atau
homogen.
Std. Deviaton sebesar 6, 750 Sedangkan Dari perhitungan uji hipotesis pada
pada kelas kontrol mean sebesar 72,55, median sebesar 78,00 dan Std. Deviaton
kesamaan
sebesar 8,441.
menggunakan Independent
Setelah melakukan penelitian dan dengan
uji
normalitas
SPSS
dua
rata-rata
dengan
Samples
T
metode Test
mendapatkan hasil Sig (0,03) karena 0,03
kemudian peneliti melakukan analisis data
uji
<0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
(uji
dengan kata lain dapat disimpulkan 86
bahwa
ada
perbedaan
rata-rata
kemampuan menganalisis sejarah kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah
diketahui
ada
perbedaan
selanjutnya dihitung uji perbedaan dua rata-rata menggunakan SPSS 16 dengan metode Independent Samples T Tests mendapatkan
hasil
rata-rata
pembelajaran kelas eksperimen sebesar 78,47 dan kelas kontrol mendaparkan 72,55 Berdasarkan hasil nilai rata-rata tersebut
dapat
diketahui
kelas
eksperimen lebih besar 5,92dari kelas kontrol. Dibawah ini kurva dan plot berdistribusi normal kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu sebagai berikut :
Gambar 8. Kurva dan Plot kelas Kontrol berdistribusi normal X IPA 2 Gambar
kurva
antara
kelas
eksperimen dan kelas kontrol di atas menerangkan kurva yang tegak lurus dan menyerupai lonceng maka kurva tersebut berdistribusi normal dan plot dari kelas eksperimen dan kontrol di atas sebaran titik-titik yang terletak disekitar garis dan titik-titik tersebut tidak jauh dari garis lurus
yang diagonal maka plot
tersebut juga distribusi normal. Berdasarkan
gambar
dan
keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa data yang diperoleh berdistribusi Gambar 7. Kurva dan Plot kelas Eksperimen berdistribusi normalX IPA
normal. 1
87
Kemudian
tahap
selanjutnya
populasi memiliki varian yang sama atau
menghitung homogenitas menggunakan
homogen.
SPSS 16. melalui metode uji One Way
Setelah diketahui bahwa sampel
Anova yeng mendapatkan hasil sebagai
berdistribusi
berikut :
dengan
Tabel 5. Rangkuman hasil analisis Uji Homogenitas
normal
SPSS
16
dan
homogen
maka
melakukan
uji
mengetahui
perbedaan
selanjutnya
hipotesis
untuk
kemampuan
Simpulan
Kondisi
𝜶
Sig
Pre-test
menganalisis Sejarah antara kelas X IPA1 yang sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA2
yang sebagai kelas kontrol
maupun
X
untuk
mengetahui
pengaruh
pembelajaran yang menggunakan media 1
IPA
& X
0,991
0,05
Bersifat
>𝛼
pembelajaran
Homogen
audio
visual
berbasis
windows movie maker melalui SPSS 16.
2
IPA
Langah
awal
dalam
perhitungan
uji
hipotesis yaitu menhitung uji persamaan Hasil tersebut akan dikonsultasikan dengan
kriteria
pengujian
dua
menurut
rata-rata
dengan
hasil
sebagai
Rangkuman
hasil
analisis
berikut :
Priyatno (2012:56) sebagai berikut:
Tabel
Kriteria pengujian
kesamaan uji dua rata-rata
6.
Berdasarkan
uji
homogenitas
X IPA1
0,003
2
0,003
X IPA
menggunakan One Way ANOVA dari tabel
0,05
<𝛼
Varian
<𝛼
kelompok tidak
diatas dapat dijelaskan bahwa levene hasil
sig.
sama
(terdapat
statistic 0,000 dengan df1 1 df2 62 dan mendapatkan
Simpulan
kelompok tidak sama.
Kondisi
Jika signifikansi <0,05, maka varian
𝜶
kelompok sama.
Sig
Postest
Jika signifikansi >0,05, maka varian
perbedaan)
0,991
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat dari hasil sig. Pada test of homogeneity
Berdasarkan
of variances dengan menggunakan rumus One
Way
ANOVA
bahwa
karena
taraf
kesamaan
hasil dua
perhitungan rata-rata
mendapatkan Sig (0,03) <0,05 maka H0
signifikansi.
ditolak dan H1 diterima. dengan kata lain
> 0,05, (5%) dengan demikian terima
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
H0dan H1 ditolak, dengan kata lain kedua
rata-rata 88
kemampuan
menganalisis
kelas
eksperimen
dan
kelas
Tabel 7. Rangkuman hasil analisis uji
kesamaan dua rata-rata melalui SPSS 16 dengan metode Independent Samples T
Kondisi
Postest
Setelah dihitung menggunakan uji
Simpulan
perbedaan dua rata-rata
Rata-rata
kontrol
Nilai
sejarah
Tests ternyata ada perbedaan antara 1
Rata-rata
2
kelas X IPA dan kelas X IPA . Data yang
kemampuan
dihitung menggunakan SPSS 16 bersifat
X
78,4
parametrik, sehingga menghitung uji
IPA1
7
menganalisis sejarah
siswa
perbedaan dua rata-rata menggunakan
kelas
metode Independent Samples T Tests.
eksperimen
Fungsi uji perbedaan dua rata-rata
𝜇1 > 𝜇2
untuk mengetahui rata-rata kemampuan menganalisis
sejarah
antara
kelas
eksperimen lebih rendah atau sama dengan
rata-rata
X
72,5
IPA2
5
lebih
tinggi
dibanding rata-rata kemampuan
kemampuan
menganalisis
menganalisis sejarah siswa kelas kontrol
sejarah
melalui SPSS 16 dengan metode uji
kelas kontrol
siswa
Independent Samples T Tests. Dengan Berdasarkan tabel di atas nilai
hasil sebagai berikut :
rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol
disesuaikan
dengan
kriteria
pengujian yaitu sebagai berikut: 𝐻0 ∶ 𝜇1 ≤ 𝜇2 : (Rata-rata kemampuan menganalisis
sejarah
siswa
kelas
eksperimen lebih rendah atau sama dengan
rata-rata
kemampuan
menganalisis sejarah siswa kelas kontrol) 𝐻1
∶
𝜇1 > 𝜇2
∶
(Rata-rata
kemampuan menganalisis sejarah siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding rata-rata
kemampuan
sejarah siswa kelas kontrol)
89
menganalisis
Berdasarkan tabel rangkuman dari
Muhammadiyah 1 Metro tahun pelajaran
uji perbedaan dua rata-rata. Nilai rata-
2016/2017.
rata Post-test eksperimen terdapat 78.47
Kemudian
sedangkan mean Post-test kontrol 72.55.
uji
hipotesis
yang
dihitung menggunakan SPSS 16 hasil rata-
Berdasarkan hasil nilai rata-rata tersebut
rata
dapat diketahui kelas eksperimen lebih
pembelajaran
kelas
eksperimen
78,47 dan untuk kelas kontrol 72.55,
besar 5,92 dari kelas kontrol.
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
Berdasarkan tabel di atas dapat
pembelajaran kelas eksperimen lebih
diketahui bahwa rata-rata nilai hasil
tinggi 5.92 dibandingkan kelas kontrol.
kemampuan menganalisis sejarah, kelas
Dengan demikian H0 ditolak dan terima
eksperimen lebih tinggi dibandingkan
H1
kelas kontrol dengan kata lain H0 ditolak
penggunaan media pembelajaran audio
dan H1
visual berbasis windows movie maker
bahwa
terima. Hal ini dapat diartikan pengaruh
artinya
ada
pengaruh
dalam
terhadap kemampuan menganalisis kelas
menggunakan media pembelajaran audio
X IPA di SMA Muhammadiyah 1 Metro
visual berbasis windows movie maker.
semester
Dalam penelitian yang peneliti lakukan di
2016/2017
SMA
adanya
yang
Muhammadiyah
bahwasannya pembelajaran windows
1
Metro
penggunaan
media
audio
movie
visual
maker
tahun
pelajaran
Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa media pembelajaran
berbasis
audio visual berbasis windows movie
memberikan
maker memberikan pengaruh yang positif
pengaruh yang positif dan signifikan
bagi siswa dan dapat meningkatkan
terhadap suatu kelas yang diberikan
kemampuan berpikir keritis siswa dalam
perlakuan dengan menggunakan media
kegiatan pembelajaran.
tersebut hal ini dapat dilihat dari hasil
Selain itu dengan adanya media
Post-test kelas eksperimen bahwasannya
pembelajaran
nilai rata-rata dari kelas ekperimen lebih
audio
visual
berbasis
windows movie maker ini membuat siswa
besar dibandingkan dengan kelas kontrol
aktif,
(kelas yang tidak diberi perlakuan berupa
semangat
dan
tidak
bosan
terhadap materi yang disampaikan dalam
media). Dengan
genap
kegiatan pembelajaran dengan adanya kata
lain
bahwasannya
gambar serta keterangan dalam media
penggunaan media audio visual berbasis
tersebut
windows movie maker dapat memberikan
mempermudah
memahami
yang positif secara signifikan kepada
materi
siswa
sehingga
untuk dapat
meningkatkan kemampuan menganalisis
siswa kelas X IPA semester genap di SMA
sejarah siswa. 90
Dalam media
penelitian
menggunakan
pembelajaran
berbasis
windows
terdapat
audio
movie
kesamaan
visual
maker
dengan
sedangkan kelas kontrol menggunakan power point.
ini
Berdasakan kegiatan pembelajaran
kajian
yang
telah
dilakukan
oleh
peneliti
relevan yang digunakan oleh peneliti
terdahulu
bahwasannya
salah satunya yaitu. Hasil penelitian yang
pembelajaran
yang
dilakukan oleh Shella Saputri, dengan
membuat
siswa
hasil
media
kegiatan
pembelajaran
maker
dengan kelas yang menggunakan media
penelitian
penggunaan
pembelajaran
windows
berpengaruh
positif
belajar
siswa
movie terhadap
pada
hasil
media
digunakan
termotivasi
lebih dalam
dibandikan
power point.
pembelajaran
Hal tersebut terdapat kesamaan
Geografi kelas X SMA Al-Kautsar Bandar
dengan peneliti yang sekarang telah
Lampung.
melakukan
Bahwasannya
media
audio
penelitian
Muhammadiyah
positif terhadap hasil belajar.
penggunaan media audio visual berbasis
Saputri,
yang
digunakan
yang diukur oleh peneliti bukan motivasi belajar namun kemampuan menganalisis
sama-sama
sejarah, dimana hasil dari kemampuan
memberikan pengaruh yang positif dan
menganalisis
signifikan terhadap hasil post-test siswa setelah
diadakannya
penelitian
rata-rata
ini
mennggunakan
2
kelas
yaitu
yang
juga
kesamaan
berbasis
windows
movie
dalam
telah
namun yaitu
melakukan
memiliki
media
audio
satu visual
berbasisis windows movie maker yang digunakan oleh peneliti sebagai media
diberikan perlakuan berupa penggunaan audio
sekarang
penelitian
kelas
kelas eksperimen merupakan kelas yang pembelajaran
yang
antara peneliti terdahulu dan peneliti
ekperimen dan kelas kontrol yang mana
media
kontrol
Walaupun ada perbedaan variabel
yang terdahulu telah dilakukan oleh Alief bahwasannya
kelas
power point.
perbedaannya dengan hasil penelitian (2010)
eksperimen
kegiatan pembelajarannya menggunakan
juga
mengalami kesamaan namun ada juga
Suciati
kelas
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
Selain dengan peneliti terdahulu Saputri,
siswa
yang menggunakan media movie maker
treatment
menggunakan media tersebut. Shella
mana
terhadap kelas eksperimen. Namun disini
yaitu
bahwasannya media pembelajaran movie maker
yang
windows movie maker juga berpengaruh
Kesamaaan peneliti dengan peneliti Shella
Metro
SMA
visual dapat memberikan pengaruh yang
terdahulu
1
di
yang digunakan di kelas eksperimen
visual
memberikan
maker
91
pengaruh
positif
dalam
kegiatan pembelajaran di kelas yang
Muhamamdiyah 1 Metro pada semester
diteliti.
genap tahun pelajaran 2016/2017.
Dan dalam penelitian yang peneliti PENUTUP
lakukan di SMA Muhammadiyah 1 Metro bahwasannya pembelajaran
penggunaan audio
visual
Kesimpulan dan Saran
media
Berdasarkan
berbasis
hasil
analisis
yang
memberikan
peneliti lakukan dalam kelas X IPA di SMA
pengaruh yang positif dan signifikan
Muhammadiyah 1 Metro pada semester
terhadap suatu kelas yang diberikan
genap menggunaan media pembelajaran
perlakuan dengan menggunakan media
audio visual berbasis windows movie
tersebut hal ini dapat dilihat dari hasil
maker
Post-test kelas eksperimen bahwasannya
menganalisis sejarah siswa yang telah
nilai rata-rata dari kelas ekperimen lebih
diperoleh,
besar dibandingkan dengan kelas kontrol
media
(kelas yang tidak diberi perlakuan berupa
memberikan pengaruh yang positif dan
media). Dengan kata lain bahwasannya
signifikan
penggunaan media audio visual berbasis
menganalisis sejarah siswa. Hal ini dapat
windows movie maker dapat memberikan
ditunjukkan
yang positif secara signifikan kepada
hipotesis yaitu sebagai berikut :
siswa kelas X IPA semester Genap di SMA
1.
windows
movie
maker
terhadap maka
disimpulkan
pembelajaran
Ada
kemampuan
yang
terhadap pada
digunakan kemampuan
temuan
perbedaan
hasil
rata-rata
hasil
belajar
2016/2017.
menggunakan media pembelajaran audio
visual
siswa
uji
Muhammadiyah 1 Metro tahun pelajaran Dengan adanya media audio visual
Sejarah
bahwa
berbasis
yang
windows
berbasis windows movie maker konsep
movie maker ( 𝑥̅1 = 78.47) lebih
lama yang melekat pada mata pelajaran
besar dengan nilai rentang 5,92
sejarah yang membosankan hilang dari
dari rata-rata yang menggunakan
benak
media power point 𝑥̅2 = 72.55).
siswa,
semangat
dalam
pembelajaran, ternyata
siswa
benar
menjadi
mengikuti
dalam
lebih
penelitian
penggunaan
2.
proses
Rata-rata
hasil
kemampuan
ini
menganalisis Sejarah siswa yang
media
menggunakan media pembelajaran
pembelajaran dapat membantu kegiatan
audio
pembelajaran lebih efektif dan efesien
movie maker
sehingga membantu siswa untuk aktif
besar dengan nilai rentang 5,92
dan lebih mudah dalam meningkatkan
dari rata-rata yang menggunakan
kemampuan menganalisis sejarah secara
media power point 𝑥̅2 = 72.55).
signifikan pada siswa kelas X IPA SMA 92
visual
berbasis
windows
( 𝑥̅1 = 78.47) lebih
Dengan
demikian
dapat
berjalan secara efektif dan efisien
disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan
maka
menganalisis
memperhatikan penggunaan waktu
Sejarah
siswa
kelas
peneliti
dan
pembelajaran
menciptakan suasana yang aktif
windows
movie
visual
maker
berbasis
lebih
tinggi
dan
siswa
dapat
eksperimen yang menggunakan media audio
kondisi
harus
kondusif
agar
dalam
dapat
kegiatan
dibandingkan kelas kontrol. Hal ini dapat
pembelajaran
diartikan bahwa adanya pengaruh dalam
meningkatkan
menggunakan media pembelajaran audio
menganalisis sejarah siswa secara
visual berbasis windows movie maker
optimal.
terhadap
Selain itu dalam penelitian ini
sejarah
kemampuan siswa
kelas
menganalisis di
kemampuan
memiliki keterbatasan penelitian dimana
Muhammadiyah 1 Metro Tahun pelajaran
dalam penggunaan media audio visual ini
2016/2017.
harus
diperoleh
IPA
dapat
SMA
Berdasarkan
X
sehingga
kesimpulan
sarana
dan
prasarana yang ada di sekolah.
melaksanakan
Hal ini dikarenakan sarana dan
penelitian dan hasil pengamatan dalam
prasarana sangat berpengaruh terhadap
pelaksanaan penelitian, maka penulis
media yang akan digunakan di dalam
mengemukakan saran sebagai berikut :
kelas. Apabila sarana dan prasarana yang
1.
selama
yang
memperhatikan
Agar lebih mudah meningkatkan
digunakan
kemampuan
siswa
sarana pendukung penggunaan media
hendaknya
pembelajaran yang ada di dalam kelas,
maka
menganalisis guru
bervariatif
yaitu
windows movie maker ini tidak dapat
dengan menggunakan media audio
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
berbasis
satunya windows
dalam mudah
kegiatan
Arsyad, Azhar. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
meningkatkan
Hamalik, Oemar. (1989). Pendidikan.Bandung: Aditya Bakti
kemampuan menganalisis sejarah. Bagi yang
calon
peneliti
selanjutnya
berminat
movie
visual maker
berbasis agar
Media Ciputra
Piyatno, Duwi. (2010). Belajar Cepat olah Video dengan Movie Maker & Ulead. Yogyakarta: Penerbit Multicom.
terhadap
penggunaan media pembelajaran audio
berbasis
DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran sehingga siswa dapat lebih
visual
movie
maker yang dapat membuat siswa tertarik
audio
sebagai
maka
salah
media
memadai
menggunakan media yang lebih
visual
2.
kurang
windows penelitian 93
Piyatno, Duwi. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Sadiman, Arief S, dkk (2010). Media pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers Sudjana, Nana. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitati, dan R&D. Bandung:Alfabeta Saputri, Shela., (2015). Pengaruh Media Windowsmovie Maker Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Geografi. Bandar Lampung Unila. http://jurnal.fkip.unila.ac d/index.php/JPG/article/view/993 0. Diakses pada 10 April 2016. Pukul 17:19 WIB Suciati, Alief. (2010). Pengaruh penggunaan media pembelajaran video dengan windows movie maker terhadap motivasi belajar matematika siswa (kuasi eksperimen di SD Negeri Kuta Jaya 1. Tanggerang). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.http://repository.ui njkt.ac.id/dspace/handle/123456 789/21580.diakses pada 12 April. Pukul 19:30 WIB
94