JURNAL ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO Vol. 3, No.1, Januari 2017, 001-011 ISSNONLINE 2443-3578/ISSN PRINTED 2443-1850
EVALUASI TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI DIKI DI KABUPATEN SIGI VIVI AFRIANTI SULAIMAN MIRU SYAMSUDDIN Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Tadulako Email :
[email protected]
ABSTRACT This study aims to identify and analyze the effectiveness and efficiency of the facility layout on the mill Diki rice in the district Sigi. The type of this research is a case study that is conducted intensive research, detailed and in-depth to an object of organisms, institutions or certain symptoms studied. The analytical method used is travel charts methods and effectiveness layouts analysis, the results of by using the effectiveness layout analysis is about 1267 which show that the layout of the factory facilities at the Diki rice mill was effective, because the facilities have a heavy flow of products placed close together. And the efficiency of the processing time by 62% shows the working time on Diki rice mill is efficient because time out of work is smaller than at work 38%. Keywords: Layout Plant Facilities, Travel Chart Methods, Analysis of the effectiveness of the layout
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektifitas dan efisiensi tata letak fasilitas pabrik pada penggilingan padi Diki di kabupaten Sigi. Jenis penelitian ini merupakan studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu objek organisme, lembaga atau gejala-gejala tertentu yang diteliti. Metode analisis yang digunakan yaitu metode travel chart dan analisis efektifitas layout, Hasil penelitian dengan menggunakan analisis efektifitas layout yaitu sebesar 1.267 yang menunjukkan bahwa tata letak fasilitas pabrik pada penggilingan padi Diki sudah dapat dikatakn efektif, karena fasilitas yang mempunyai aliran produk yang berat diletakkan berdekatan. Dan tingkat efisiensi dari waktu pengerjaan sebesar 62% menunjukkan waktu kerja pada penggilingan padi Diki sudah efisien karena waktu mengganggur lebih kecil dari pada waktu kerja yaitu sebesar 38%. Kata kunci :Tata Letak Fasilitas Pabrik, Metode Travel Chart, Analisis efektifitas layout 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan usaha yang sangat cepat, menuntut perusahaan untuk melakukan perbaikanperbaikan manajemen disegala bidang, termasuk di bidang produksi. Manajemen yang di kembangkan harus bersifat dinamis serta mampu menyesuaikan sistem yang ada sejalan dengan perkembangan ekonomi/ perkembangan pasar. Berhasil tidaknya suatu perusahaan ditentukan tidak hanya aspek pemasaran dan keuangan saja, tetapi juga oleh aspek produksi dengan kedudukan peran yang sejajar dan berdampingan. Seperti yang dikemukakan oleh Render dan Heizer (2010:272) tata letak merupakan salah satu keputusan yang menentukan efesiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang, tata letak memiliki berbagai implikasi strategi karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya serta mutu kehidupan kerja Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan di dalam proses produksi. Tata letak peralatan pabrik mulai dari proses pengolahan bahan baku sampai produk tersebut dalam hal ini beras siap untuk diditribusikan. Jenis layout fasilitas produksi yang digunakan oleh perusahan /
Afrianti V. pabrik penggilinga padi Diki adalah jenis layout produk karena fasilitas produksi disusun berdasarkan urutan proses produksi mulai dari tahap penjemuran sampai produk ditimbang sebelum diserahkan kepada pemiliknya. Secara skematis prose produksi pada Perusahaan / pabrik penggilingan padi Diki di kabupaten Sigi adalah sebagai berikut : Penjemuran
Bahan Baku
2.
Penimbangan
Penggilingan
Pengepakan
Penjahitan karung
Gambar 1.1 Bagan Proses Produksi Penggilingan Padi Diki Sumber : Data diolah kembali
Susunan tata letak peralatan pabrik harus didesain untuk memungkinkan terjadinya aliran bahan yang ekonomis selama proses produksi. Jarak pemindahan bahan dalam proses produksi harus diusahakan sedekat mungkin dengan tidak mengurangi kelancaran proses produksi dan aktivitas tenaga kerja dalam pabrik. Hal tersebut berlaku bagi semua jenis perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi, termaksud penggilingan padi Diki. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini adalah : 1. 2.
Apakah pengaturan tata letak fasilitas pabrik pada penggilingan padi Diki sudah efektif ? Apakah waktu produksi pada penggilingan padi Diki sudah efisien ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis efektifitas tata letak (layout) fasilitas pabrik pada penggilingan padi Diki. 2. Untuk mengetahui efisiensi waktu produksi pada penggilingan padi Diki. 1.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ini, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk berbagai pihak terkait sebagai berikut : 1. Untuk memberi sumbangan pemikiran dan diharapkan dapat menjadi acuan dasar bagi peneliti
selanjutnya sebagai bentuk pengembangan wawasan keilmuan tentang manajemen operasi. 2. Memberi gagasan dan ide bagi para pengusaha, terutama manajer Operasional untuk bisa mengetahui bagaimana tata letak yang baik dan efisien. Dalam membuka suatu usaha harus mempertimbangkan layout pabrik yang efisien, sehingga dapat menunjang kegiatan operasional perusahaan secara terus menerus. 3. Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi pada Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako.
JURNAL ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO Vol. 3, No.1, Januari 2017, 001-011 ISSNONLINE 2443-3578/ISSN PRINTED 2443-1850
2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Manajemen Produksi
Produksi adalah suatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik bentuk barang maupun jasa dalam suatu periode waktu yang selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan. Manajemen Produksi/Operasi (Assauri 2008:17) produksi merupakan sebagai suatu proses atau kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran. Jadi dalam pengertian produksi dan operasi tercakup setiap proses yang mengubah masukan - masukan dan menggunakan sumber – sumber daya untuk menghasilkan keluaran – keluaran. Proses Produksi/Operasi Menurut Agus Ahyari (2000:66) produksi dalam perusahaan pada umumnya akan dipisahkan menurut beberapa segi, yaitu menurut ujud proses, menurut arus proses, menurut keutamaan proses dan menurut penyelesaian proses dalam perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan menurut Pangestu Subagyo (2000:8) proses produksi dibagi menjadi dua macam yang sifatnya ekstrim, yaitu proses produksi continous atau terus-menerus dan proses produksi intermittent atau terputus-putus. Pengertian Evaluasi Menurut Tisnawati dan Saefullah (2005:10)Pengendalian dan pengasawan controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang telah diharapkan sekalipun sebagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis. Tata Letak Fasilitas Produksi Menurut Render dan Heizer (2010:272) tata letak merupakan salah satu keputusan yang menentukan efesiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang, tata letak memiliki berbagai implikasi strategi karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya serta mutu kehidupan kerja Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan di dalam proses produksi. Kriteria Tata Letak 1. Jarak angkut yang minimum 2. Aliran material yang baik 3. Penggunaan ruangan yang efektif
4. Keselamatan barang-barang yang diangkut. 5. Kemungkinan-kemungkinan perluasan di masa depan. 6. Biaya efektifitas yang maksimum faktor-faktor di atas perlu diusahakan dengan biaya yang rendah. Jenis-Jenis Tata Letak Pada dasarnya kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh setiap perusahaan tidak sama. Jenis layout yang digunakan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain berbeda. Ada berbagai macam jenis tata letak yang ada dalam teori manajemen produksi ada yang membagi dua macam yakni layout garis dan fungsional, dan ada juga membagi menjadi tiga macam. Menurut Pangestu (2000) layout dibagi dalam empat macam, yakni layout fungsional, layout garis, layout kelompok, dan layout dengan posisi tetap. Tujuan Perencanaan Tata Letak Menurut Russell dan Taylor, Chase, Dervitsiotis dalam Murdifin Haming (2014 : 392) tujuan tata letak adalah meminimumkan material handling costs, meningkatkan efisiensi utilisasi ruangan, meningkatkan efisiensi utilisasi tenaga kerja pabrik, mengurangi kendala proses, dan memudahkan komunikasi dan interaksi antara para pekerja, pekerja dengan supervisinya, dan atau antara
pekerja dengan para pelanggan perusahaan.
Afrianti V. Efesiensi dan Efektivitas Efisiensi dan efektifitas adalah dua konsep manajemen yang digunakan untuk mengukur performance manajemen. Menurut Handoko (1998 : 7) Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Ini merupakan konsep matematika atau merupakan perhitungan ratio antara keluaran (output) dengan masukan (input). Sedangkan efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Material Handing Menurut Herjanto (1999 : 43) materi handling yaitu bukan hanya menangani material (bahan), tetapi menyangkut aspek lain, seperti penanganan, penyimpangan, transportasi, dan pengendalian material, oleh karena itu harus disusun sedemikian rupa agar sejalan dengan perencanaan, manufaktur, distribusi dan sistem informasi manajemen. Reksohadiprodjo (1995 :147) mengemukakan bahwa tujuan material handling yaitu mencapai pemindahan bahan – bahan secara terarur, sehingga menjamin kelancaran proses produksi dalam perusahaan. Dan lebih penting lagi adalah bahwa penanganan bahan dapat dilakukan dengan biaya minimum. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
PENGGILINGAN
LAYOUT
PRODUK
WAKTU PRODUKSI
JUMLAH OUTPUT
EFISIEN
LINE LAYOUT
JARAK PEMINDAHAN BARANG
JUMLAH BEBAN
EFEKTIF
JURNAL ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO Vol. 3, No.1, Januari 2017, 001-011 ISSNONLINE 2443-3578/ISSN PRINTED 2443-1850
3. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus. Menurut Arikunto, (2002 :115) studi kasusu yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap objek suatu organisme, lembaga atau gejala-gejala tertentu yang diteliti. Jenis dan Sumber Data Jenis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda untuk menguji pengaruh struktur modal dan ukuran perusahaan terhdap nilai perusahaan. 1. Data kuantitatif 2. Data Kualitatif Sumber Data Data penelitian ini membutuhkan data-data yang relevan untuk bisa memformulasikan masalah dan menyelesaikan masalah yang diteliti, sumber data yang dibutuhkan antara lain: 1. Data primer 2. Data sekunder Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut : 1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi Metode Analisis Metode Kualitatif Metode kualitatif merupakan metode non statistik dengan pemberian interprestasi berdasarkan teori – teori tata letak dalam upaya memecahkan masalah yang ada. Metode Kuantitatif penulis menggunakan beberapa metode tentang tata letak (layout) yaitu : 1. Travel chart, dengan dilakukan grafik sederhana menurut Reksohadiprodjo (1995 :259), dapat dilakukan dengan proses coba – coba (trial and error) dan berusaha meminimumkan aliran bahan yang tidak berdekatan. Di buat terlebih dahulu bagian perjalanan untuk menunjukkan gerakan antar bagian dan identifikasi bagian yang aktif. Penyelesaian dapat diupayakan dengan menggunakan lingkaran-lingkaran yang menunjukkan garis kerja dan garis penghubung yang menunjukkan beban yang diangkut tiap waktu. Metode tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar sebagai berikut :
INPUT X A
X B
C
OUTPUT
X Gambar 3.2 Ilustrasi Penerapan Metode Travel Chart (Sumber : Reksohadiprodjo (1995 :259))
Afrianti V.
INPUT
X A
B
X
X C
OUTPUT
Gambar 3.3 Ilustrasi Penerapan Metode Travel chart (Sumber : Reksohadiprodjo (1995 :260)) Jika dianggap A, B dan C adalah bagian tempat kerja (mesin) yang digunakan dalam proses produksi dalam suatu perusahaan dan X adalah merupakan beban yang dipindahkan dari bagian 1 ke bagian berikutnya. Maka gambar A menunjukan adanya perjalanan bahan dalam proses yang tidak berdekatan yaitu dari mesin A ke C. Dengan memindahkan mesin C (melakukan relayout) sebagaimana yang terlihat pada gambar 3.2 terlihat tidak ada lagi perjalanan bahan dalam proses yang tidak berdekatan. Dengan demikian maka keadaan tersebut pada Gambar 4 telah mencapai layout yang optimal. Selain itu juga perlu ditentukan cycle time (waktu yang diperuntukkan bagi setiap stasiun kerja untuk menyelesaikan bagian pekerjaan tertentu) dengan menggunakan rumus : Ct : Selanjutnya dihitung jumlah work station atau pekerjaan yang diperuntukan dalam lini, yaitu : N : Sedangkan untuk menentukan tingkat efisiensi dihitung dengan membagi dari waktu semua aktifitas(T) dengan aktual work station(N) dan waktu siklus(C). Dapat dilihat dengan rumus sebagai berikut : E : Dimana : E = derajat efisiensi T = jumlah waktu dari keseluruhan pekerjaan N = stasiun kerja Ct = Cycle time Waktu menganggur lini pengerjaan diperoleh melalui operasi :100 % – E, di mana E = derajat efisiensi. 2. Analisis efektifitas layout Reksohadiprojo mengemukakan bahwa, efektifitas layout fasilitas produksi adalah kemampuan layout fasilitas produksi mencapai standar produksi yang telah ditetapkan baik menyangkut kuantitas dan kualitas produk maupun tujuan yang diinginkan. Dalam proses perpindahan membutuhkan biaya. Formulasi yang digunakan adalah menurut Reksohadiprojo (1995 :265) sebagai berikut : E=∑ Dimana : E = Efektifitas Layout
JURNAL ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO Vol. 3, No.1, Januari 2017, 001-011 ISSNONLINE 2443-3578/ISSN PRINTED 2443-1850
Lij = Jumlah beban yang dipindahkan dari i ke j Dij = Jarak antara bagian (i) kebagian (j) Dari rumusan di atas jarak antara bagian (Lij) yang dimaksudkan adalah unit kerja antar bagian. Sehubungan dengan hal ini, maka i dan j dalam objek penelitian ini terdiri atas : Bahan baku ( gudang ) 1. Tempat jemur 2. Mesin penggiling 3. Tempat pengepakan 4. Tempat penimbangan 5. Tempat penjahitan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti maka peneliti mempunyai gambaran layout fasilitas pabrik penggilingan padi Diki sebelum dievaluasi lebih dalam.
3 5
2
4
1
Gambar 4.1 Desain layout penggilingan padi Diki Metode Travel Chart Dalam metode travel chart ini terlebih dahulu kita menentukan jumlah pekerjaan dan waktu pelaksanaan dari masing-masing pekerjaan tersebut. kemudian dibuat grafik bagian perjalanan untuk menunjukkan gerakan antar bagian dan identifikasi bagian yang aktif. Penyelesaian dapat diupayakan dengan menggunakan lingkaran-lingkaran yang menunjukkan garis kerja dan garis penghubung yang menunjukkan beban yang diangkut tiap waktu. Adapun jenis-jenis kegiatan/pekerjaan yang merupakan komponen dalam proses produksi penggilingan padi pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki: Dibuat terlebih dahulu bagian perjalanan untuk menunjukkan gerakan antara bagian dan identifikasi bagian yang aktif. Maka dibuatlah gambar penerapan metode travel chart gambar 5.1, sebagai berikut :
15 A
8
6 B
C
4
1 D
Gambar 4.2 Penerapan metode travel chart
E
Afrianti V. Gambar diatas menunjukkan alur atau proses perjalan produksi pada penggilingan padi Diki, dimana prosesnya tampak jelas selain pekerjaan A, semua pekerjaan dikerjakan dengan mempunyai pekerjaan pendahulunya dengan waktu masing-masing pekerjaan. Berdasarkan Gambar 5.2 maka dibuatlah Tabel 5.1 agar memperjelas hasil dari setiap komponen yang terdapat pada Gambar 5.2, sebagai berikut :
Tabel 4.1 Komponen pekerjaan, waktu pelaksanaan dan pekerjaan yang mendahului Pekerjaan Penjemuran Penggilingan Pengepakan Penimbangan Penjahitan
Kode
Pekerjaan yang mendahului
Waktu pelaksanaan (menit)
A
-
15
B C D E
A B C D
8 6 4 1 110.58
Total Sumber : Perusahaan penggilingan padi Diki
Dari tabel diatas tampak bahwa untuk pekerjaan A dengan jenis pekerjaan penjemuran tidak ada kegiatan pendahulunya dengan waktu pelaksanaan 15 menit. Pekerjaan B dengan jenis pekerjaan Penggilingan, dengan waktu pelaksanaan 8 menit dan pekerjaan A sebagai pekerjaan pendahulunya. Sedangkan pekerjaan C dengan jenis pekerjaan pengepakan dikerjakan dengan waktu pelaksanaan 6 menit dengan pekerjaan B sebagai pendahulunya. Kegiatan D dengan jenis pekerjaan penimbangan dikerjakan dengan waktu pelaksanaan 4 menit dengan pekerjaan C sebagai pendahulunya dan pekerjaan E dengan jenis kegiatan penjahitan dengan waktu 1 menit dan pekerjaan D sebagai pendahulunya. Pada penggilingan padi Diki memiliki jam kerja efektif perhari 9 jam. Pemilik menargetkan per hari dihasilkan 10 karung beras. Menurut tabel di atas bahwa T = 34. Berdasarkan data tersebut maka akan dihitung cycle time yaitu sebagai berikut : Ct :
Ct =
=
= 54 menit / karung
Jadi, waktu yang diperuntukkan bagi setiap stasiun kerja untuk menyelesaikan bagian pekerjaannya yaitu 54 menit/karung. Jadi setiap memproduksi 1 karung beras dibutuhkan waktu selama 54 menit. Selanjutnya dihitung jumlah work station atau pekerjaan yang diperlukan dalam lini, yaitu sebagai berikut : N : N=
= 0,6 ( dibulatkan menjadi 1 stasiun)
Dapat dilihat diatas, hasil perhitungan antara jumlah waktu produktif dan hasil dari cycle time maka dihasilkan 1 work station pada penggilingan padi Diki yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
JURNAL ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO Vol. 3, No.1, Januari 2017, 001-011 ISSNONLINE 2443-3578/ISSN PRINTED 2443-1850
Stasiun kerja
Tabel 2 Matriks Stasiun Kerja Waktu Kode tugas (menit)
Pekerjaan Penjemuran
Penggilingan Pengepakan Penimbangan Penjahitan Sumber : data diolah kembali 1
Waktu tersisa
Pekerjaan yang dapat dialokasikan
A
15
39
B
B C D E
8 6 4 1
31 25 21 20 (idle time)
C D E
Berdasarkan perhitungan stasiun kerja di atas, jumlah stasiun kerja ada 1 (satu) bagian dengan waku menganggur selama 20 menit. Dengan demikian dapat diketahui tingkat efisiensi adalah : E : Efisiensi =
=
x % = 0.62 atau 62 %
Fasilitas akan menganggur sekitar 100% - 62% = 38 % Jadi, berdasarkan hasil perhitungan diatas maka nilai efisiensi dari waktu produksi pada penggilingan padi Diki yaitu sebesar 62%. Dimana nilai tersebut menunjukkan efisiennya waktu kerja karena waktu menggangur lebih kecil yaitu mencapai 38%. Desain Lay Out Perusahaan/pabrik Penggilingan Padi Diki sesudah di evaluasi. Layout fasilitas produksi merupakan permasalahan yang sering dihadapi oleh setiap perusahaan dalam hubungannya dengan proses produksi. Luas bangunan pabrik yakni 9x12 m, luas tanah yang digunakan untuk tempat penjemuran 25x30 m. Untuk memahami dengan jelas layout fasilitas produksi perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki dapat dilihat pada gambar berikut :
5 3 4 2
1
Gambar 6 Desain lay out fasilitas pabrik penggilingan padi Diki Sumber : Perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki
Afrianti V. Keterangan : = Aliran bahan 1 = Tempat penjemuran bahan baku 1 = Corong mesin penggiling 2 = Tempat pengepakan 3 = Tempat penimbangan beras 4 = Tempat penjahitan karung Dari gambar 5.3 diatas dapat diketahui bahwa layout fasilitas produksi perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki adalah layout produk, dimana proses produksi dimulai dari tempat penyimpanan bahan baku kemudian dipindahkan ketempat penjemuran. Setelah itu dimasukkan ke dalam pabrik yaitu ketempat penggilingan, kemudian ketempat penimbangan dan kemudian dilakukan pengepakan atau penjahitan karung.
Dalam proses produksi beras pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki memperlihatkan jalur proses tidak langsung. Jalur tidak langsung adalah jalur yang melewati fasilitas lainnya untuk mencapai suatu fasilitas yang dituju, dimana jalur tersebut cukup panjang. Dalam kaidah layout fasilitas produksi menunjukkan bahwa adanya jalur yang tidak berdekatan (tidak langsung) menunjukkan ketidak efektifan tata letak (layout) fasilitas produksi yang digunakan. Mengidentifikasi perpindahan bahan dan jarak antara fasilitas, maka dapat dihitung tingkat efektifitas layout fasilitas produksi perusahan/pabrik penggilingan padi Diki dengan menggunakan metode travel chart. Dalam metode travel chart ada dua faktor kuantitatif yang dipertimbangkan yaitu jarak antara fasilitas dan beban yang dipindahkan antara satu fasilitas ke fasilitas lainnya. Hasil pengukuran rata-rata perpindahan bahan baku dan jarak antara fasilitas produksi pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Jarak Antara Fasilitas Produksi dan Rata – Rata Perpindahan Bahan No
Dari
Jarak (m)
Ke
1. Gudang Tempat jemuran 9 2. Tempat jemuran Mesin penggiling 16 3. Mesin penggiling Tempat pengepakan 1 4. Tempat pengepakan Tempat penimbangan 1 5. Tempat penimbangan Tempat penjahitan 1 Sumber : Hasil pengukuran pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki
Beban (Kg) 53 40 50 50 50
Dari hasil pengukuran beban perpindahan bahan dan jarak perpindahan antara fasilitas produksi bahwa jalur-jalur proses produksi secara jelas yaitu jalur , maka dapat dihitung tingkat efektifitas lay out fasilitas produksi perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki sebagai berikut : Tabel 4.3 Perhitungan efektifitas Lay Out fasilitas produksi pada perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki Dari Gudang Tempat jemuran Mesin penggiling Tempat pengepakan Tempat penimbangan
Ke Tempat jemuran Mesin penggiling Tempat pengepakan Tempat penimbangan Tempat penjahitan
Dij
Lij
Dij.Lij
9 16 1 1 1
53 40 50 50 50
477 640 50 50 50
Efektifitas (Dij.Lij)
Sumber : Hasil pengukuran (diolah kembali)
1.267
JURNAL ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS TADULAKO Vol. 3, No.1, Januari 2017, 001-011 ISSNONLINE 2443-3578/ISSN PRINTED 2443-1850
Keterangan : Lij = Jumlah beban yang dipindahkan antara fasilitas Dij = Jarak antara fasilitas Dij dan Lij = Dari fasilitas i ke fasilitas j Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui efektifitas lay out peralatan pabrik perusahaan penggilingan padi Diki yaitu sebesar 1.267 beban aliran bahan. Semakin tinggi nilai tersebut menunjukkan semakin rendahnya efisiensi layout fasilitas produksi. Berdasarkan hasil perkalian antara beban perpindahan bahan dan jarak perpindahan bahan sehingga layout tersebut dapat dikatakan sudah efektif . Menurut Handoko (1998 : 113) untuk mencapai tingkat efisiensi tata letak fasilitas produksi dengan metode travel chart maka antara fasilitas yang mempunyai aliran produk yang berat diusahakan untuk meletakkan fasilitas tersebut secara berdekatan. 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan menghitung tingkat efisiensi dari waktu produktif pekerjaan maka hasil dari perhitungan tersebut yaitu sebesar 62%, dimana nilai tersebut menunjukkan efisiennya waktu kerja karena waktu mengganggur lebih kecil dari pada waktu kerja yaitu sebesare 38%. 2. Tingkat efektifitas beban aliran bahan pada layout peralatan pabrik yang digunakan oleh perusahaan/pabrik penggilingan padi Diki adalah sebesar 1.267 beban aliran bahan. Penggilingan padi Diki memperlihatkan semua aliran bahan dalam proses tidak langsung, tetapi layout penggilingan padi Diki dapat dikatakan sudah efektif. Karena aliran produk yang berat diletakkan berdekatan dengan fasilitas yang dituju. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat disarankan kepada pabrik penggilingan padi Diki yaitu : 1. Peneliti menyarankan agar pemilik penggilingan padi Diki mempertimbangkan untuk mempertahankan nilai efisiensi dari waktu kerja. 2. Bila ingin menambah fasilitas lagi, diharapkan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu penempatan yang baik untuk fasilitas tersebut agar mendapatkan nilai yang efektif mengingat fasilitas yang ada sekarang sudah mencapai nilai yang efektif. 6. REFERENSI Ahyari, Agus (1996). Manajemen produksi perencanaan sistem produksi. Apple J.M. tata letak pemindahan bahan. BPFE – Yogyakarta Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktek. PT. Rineka cipta. Jakarta. Haming, Murdifin (2014). Manajemen Produksi Modern (operasi manufaktur dan jasa) edisi 3. Penerbit PT. Bumi aksara Handoko, T. Hani (1998). Dasar – dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Penerbit BPFE – Yogyakarta. Heizer, Jay dan Render, Barry. (2010). Manajemen Operasi. Edisi Kesembilan Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Herjanto, Eddy. (1999). Manajemen produksi dan operasi, Edisi kedua. PT Grafindo, jakarta Reksohadiprodjo, Sukanto. (1995). Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1 cetakan pertama, UGM, Yogyakarta. Sofyan, Assauri. (2008). Manajemen Produksi dan operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta. Subagyo, Pangestu. (2000). Manajemen Operasi. Edisi Pertama. BPFE – Yogyakarta. Tisnawati, Ernie, Sule dan Saefullah (2005). Pengantar manajemen. Prenada, yogyakarta.