perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN
TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika
OLEH : NGATMAN S851102026
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI TESIS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa: 1. Tesis yang berjudul: “EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN ini adalah karya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunaan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan (Permendiknas, No. 17 Tahun 2010). 2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Program Studi Matematika PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Matematika PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan yang Maha Pemurah, yang telah melimpahkan segala kenikmatan kepada penulis, sehingga penulisan tesis yang berjudul
“EVALUASI
PROSES
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN “ ini dapat terselesaikan dengan baik. Berbagai pihak telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS., Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan kesempatan belajar yang seluas-luasnya untuk menyelesaikan tesis ini. 2. Prof. Dr. Okid Parama Astirin, M.S., Asisten Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan kesempatan belajar yang seluas-luasnya untuk menyelesaikan tesis ini. 3. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., Ketua Program Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu memberi dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini. 4. Dr. Mardiyana, M.Si., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan secara ikhlas dan sabar sehingga tesis ini tersusun dengan baik. 5. Dra. Mania Roswitha, M.Si., Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan secara ikhlas dan sabar sehingga tesis ini tersusun dengan baik. 6. Sahri,S.Pd., Kepala Penyelenggara Kejar Paket C yang telah memberikan informasi awal dan mengijinkan untuk melakukan penelitian selanjutnya. 7. Nurhadi, SE, Guru matematika Kejar Paket C yang telah memberikan informasi dan berbagai bantuan sehingga tesis ini dapat tersusun. 8. Bapak Ngatimin pemilik rumah sebagai tempat untuk pembelajaran Kejar commit to Kabupaten user Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Sragen.
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Kusmiyati, S.Pd istriku tercinta yang dengan setia mendampingi untuk pengumpulan data demi tersusunnya tesis ini. 10. Nanda Firda Salsabila anakku tersayang yang membantu mendokumentasikan atau merekam wawancara dengan berbagai informan. 11. Seluruh warga belajar Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong yang dengan ikhlas memberikan informasi sesuai dengan keadaan di lapangan. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan kemajuan ilmu pendidikan pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Data Pendidik dan siswa kelas X Kejar Paket C …………….
Lampiran 2.
Pedoman
wawancara
untuk
Kepala
Sekolah
dalam
pelakasanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan .................... Lampiran 3.
Pedoman
wawancara
untuk
siswa
dalam
Pedoman
wawancara
untuk
guru
dalam
81
Pedoman supervisi Kepala Sekolah pada pelaksanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan ..........................................
Lampiran 7.
79
proses
pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. Lampiran 6.
78
proses
pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. Lampiran 5.
77
Pedoman wawancara untuk guru atau tutor dalampelaksanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan .........................................
Lampiran 4.
74
83
Pedoman observasi kelas terhadap guru atau tutor dalam proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan
........................
85
Lampiran 8.
Pedoman daftar nilai Kejar Paket C .........................................
89
Lampiran 9.
Transkrip
hasil
wawancara
untuk
Kepala
Sekolah
dalam pelakasanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan .......... Lampiran 10. Transkrip
hasil
wawancara
untuk
guru
dalam
pelakasanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan ..................... Lampiran 11. Transkrip hasil
wawancara
90
93
untuk siswa ke-1 dalam
proses pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan …...
95
Lampiran 12. Transkrip hasil wawancara untuk siswa ke-2 dalam proses pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan …………..
97
Lampiran 13. Transkrip hasil wawancara untuk siswa ke-3 dalam proses pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan …………..
99
Lampiran 14. Transkrip hasil wawancara untuk guru dalam proses pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ……..........
101
Lampiran 15. Transkrip hasil observasi kelas ke-1 terhadap guru atau tutor dalam proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan commit to user
vii
.............
104
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 16. Transkrip hasil observasi kelas ke-2 terhadap guru atau tutor dalam proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan
.............
108
Lampiran 17. Transkrip hasil observasi kelas ke-3 terhadap guru atau tutor dalam proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan
............. 112
Lampiran 18. Transkrip hasil supervisi kepala sekolah dalam pelaksanaan kurikulum Harapan
dalam proses pembelajaran Kejar Paket C .................................................................................
116
Lampiran 19. Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Matematika Kejar Paket C Harapan
..........................................................
118
Lampiran 20. Struktur Kurikulum Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong.................................................................................. 133 Lampiran 21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika (RPP) ke -1 Kejar Paket C Harapan
.........................................................
134
Lampiran 22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika (RPP) ke-2 Kejar Paket C Harapan
.......................................................... 136
Lampiran 23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika (RPP) ke-3 Kejar Paket C Harapan
.......................................................... 140.
Lampiran 24. Perijinan Penelitian ………………………………………….. 142 Lampiran 25. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian ……………... 143 Lampiran 26. Foto-foto proses pembelajaran …………………
commit to user
viii
144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ngatman. 2012. S851102026. Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika Kelompok Belajar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen, Pembimbing I: Dr. Mardiyana, M.Si, Pembimbing II: Dra. Mania Roswitha, M.Si. Program Studi Matematika, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mendiskripsikan 1) Proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, 2) Pelaksanaan kurikulum di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, 3) Kendala-kendala dalam proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, 4) Untuk memberikan rekomendasi solusi terhadap kendala yang muncul pada proses pembelajaran matematika Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan pendekatan deskritif kualitatif. Sumber informasi dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, siswa atau warga belajar, guru atau tutor Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi kelas dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik alur yang meliputi pengumpulan data, penyajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: 1) proses pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong belum berlangsung kondusif, guru atau tutor menggunakan metode yang monoton sehingga siswa merasa jenuh, 2) pelaksanaan kurikulum di Kejar Paket C Harapan telah sesuai dengan ketentuan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan, 3) kendalakendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran antara lain kebanyakan siswa membawa anak-anak mereka ke dalam kelas, guru jarang mengikuti workshop model pembelajaran, tidak tersedia buku pegangan siswa. Rekomendasi atas kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran adalah: 1) menganjurkan siswa agar tidak membawa anak-anak ke dalam kelas, 2) mengikutkan guru dalam workshop model pembelajaran, 3) pengadaan buku pegangan siswa secara bertahap.
Kata kunci : Evaluasi Proses, kelompok belajar Paket C, pembelajaran matematika
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ngatman. 2012. S851102026. Evaluation Process of Mathematics Learning CPackage Learning Group Harapan in the district of Gemolong Sragen, Supervisor I: Dr. Mardiyana, M.Si, Supervisor II: Dra. Mania Roswitha, M.Sc. Mathematical Studies Program, Graduate School of the Sebelas Maret University Surakarta. ABSTRACT
This study aims to evaluate and describe 1) The mathematics learning process in C-Package learning Group (C- Package L.G) PKBM Harapan in the district of Gemolong, 2) The implementation of the curriculum in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong, 3) The constraints in the process of mathematics learning in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong, 4) To provide recommendation of solutions of problems that arise in the process of mathematics learning in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong. The study was an evaluative research by description qualitative. The sources of information in this study are the Head of School, students, a teacher or tutor in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong . The techniques use of data collections are interviews, classroom observation and documentation. The data analysis technique is a technique that includes data flow, the presentation of data, data reduction and drawing conclusions. From the analysis of data we can conclude that: 1) the process of mathematics learning in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong is not conducive, teacher or tutor use methods that are tedious so that students feel bored, 2) the implementation of curriculum in in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong has satisfied with the Curriculum of Education Equalize, 3) the constraints encountered in the process of learning, among others, most students bring their children in the classroom, teachers are rarely follow the workshop of teaching models, there is no student handbook. Recommendations on the obstacles encountered in the learning process are: 1) encourage the students for not bringing their children in the classroom, 2) 2) to include teachers in the workshop of learning model, 3) the procurement of student handbook gradually. Key words: Evaluation Process, C-Package C learning groups, learning mathematics
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………
i
HALAMAN PERNYATAAN … …………………………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN …........………………………………………… iii HALAMAN PERSETUJUAN ……………….………………………………. iv KATA PENGANTAR ………………………………………………………...
v
DAFTAR LAMPIRAN ………………...……………………………………. vii ABSTRAK …………………………………...……………………………….
ix
ABSTRACT …………………………………………………………………...
x
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………
7
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………….
7
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………...
8
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Evaluasi Program ……………………………………...
9
2. Pengertian Belajar ……………………………………………….. 10 3. Pendidikan Kesetaraan …………………………………………... 12 4. Proses Pembelajaran Matematika di Kejar Paket C ……………... 14 5. Indikator dan Komponen Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika Kejar Paket C …………............................………………….…… 21 6. Langkah Pemberian Rekomendasi Hambatan Yang Dihadapi …. 24 B. Penelitian Yang Relevan …………………………………………….. 25 C. Kerangka Pemikiran …………………………………………………. 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………………………………………………………. 29 B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………….. 30 commit to user C. Sumber Informasi ……………………………………………………. 31
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Subyek Penelitian ……………………………………………………. 32 E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………... 33 F. Teknik Analisis Data …………………………………………………. 37 G. Uji Keabsahan Data …………………………………………………… 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Obyek Penelitian ……………………………………………. 39 B. Diskripsi Hasil Penelitian …………………………………………….. 40 C. Pembahasan …………………………………………………………... 59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………………… 69 B. Implikasi ………………………………………………………….…... 71 C. Saran ……………………………………………………………….…. 72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan bangsa. Pendidikan mengandung makna yang esensial sebagai proses memanusiakan manusia sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan memiliki keterkaitan dengan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara utuh. Usaha pendidikan diwujudkan dalam kegiatan pengembangan seluruh potensi manusia kearah yang lebih dewasa dan fungsional sehingga secara aktif dan kreatif dapat melahirkan sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan jaman dalam kehidupan. Kebodohan seringkali disebut-sebut sebagai penyumbang terbesar terjadinya kemiskinan dan keterbelakangan bangsa ini. Memang tidak dipungkiri bahwa kurangnya pengetahuan seseorang yang diakibatkan oleh kurangnya pendidikan menjadikan mereka tidak bisa menerima perkembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat sesuai dengan perkembangan tuntutan tugas kehidupannya, dan perkembangan masyarakat yang semakin luas, semakin global bahkan semakin kompleks. Oleh karena itu setiap individu harus memiliki kemampuan belajar sepanjang hayat untuk dapat menerima dan mengikuti setiap perkembangan limu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan sepanjang hayat harus selalu dilakukan secara terus menerus sehingga dapat meningkatkan kecakapan hidupnya. Menurut Thannasis Karalis and Dimitris Vergidis (2004) bahwa : “For the purposes of this law, the term ‘Lifelong Education’ refers to educational programmes of all kinds and duration, addressed to holders of higher education degrees or persons over 25 years old, holders of secondary education certificates, aiming at broadening their educational and pro-fessional choices, providing training and contributing to the enrichment,renewal and modernization of their knowledge and skills. Lifelong may provide commitEducationProgrammes to user supplementary education.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
(Untuk tujuan UU ini, 'Pendidikan seumur hidup' istilah mengacu pada program pendidikan dari segala jenis dan durasi, ditujukan kepada pemegang pendidikan derajat tinggi atau orang lebih dari 25 tahun, pemegang sertifikat pendidikan sekunder, dengan tujuan memperluas pendidikan mereka dan pilihan profesional, memberikan pelatihan dan memberikan kontribusi bagi pengayaan, pembaharuan dan modernisasi pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan seumur hidup memberikan pendidikan tambahan). Pendidikan merupakan
sebuah proses
yang dilakukan secara
bertanggung jawab untuk membimbing paserta didik dari semula tidak tahu menjadi tahu, dari semula tidak mengerti menjadi mengerti, hingga mencapai tingkat kedewasaan berpikir. Sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sehingga diharapkan
dengan
pendidikan
mampu
menguasai ilmu pengetahuan dan
menghasilkan
manusia
yang
terampil, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian kuat, berakhlak mulia, disiplin, kerja keras, aktif dan kreatif, mandiri, dan mampu menghadapi serta menyelesaikan segala permasalahan hidup. Pendidikan
merupakan
proses
pembelajaran
yang
interaktif
komunikatif antara peserta didik dan pengajar untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dari sisi kognitif keberhasilan proses pembelajaran pada umumnya dapat dilihat dan diamati serta diukur dari prestasi belajar peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Dari sisi afektif dapat pula dilihat dari perilaku peserta didik, seberapa banyak ilmu yang telah diterima diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Sedangkan dari sisi psikomotor keberhasilan proses pembelajaran itu dapat dilihat keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah yang diberikan sebagai evaluasi. Menurut Yana Wardhana (2007:14), hingga saat ini sektor pendidikan di Indonesia masih menghadapi masalah mutu atau kualitas pendidikan yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya mutu lulusan di hampir semua jenjang pendidikan formal. Beberapa indikator yang sering disebut, misalnya : (1) rendahnya nilai rata-rata yang dicapai dalan UN, (2) rendahnya daya serap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
peserta didik dalam memahami bahan ajar yang diberikan, (3) rendahnya tingkat keterkaitan dan kesesuaian antara lulusan yang ada dengan kebutuhan akan tenaga kerja dalam masyarakat. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pendidikan mengakibatkan semakin meningkatnya angka kemiskinan dan kebodohan. Tidak jarang masyarakat yang mengalami buta huruf sebagai konsekuensi dari kurangnya pendidikan bagi mereka. Untuk mengurangi masalah tersebut perlu adanya layanan pendidikan yang dapat menyentuh masyarakat hingga lapisan bawah, dimana pendidikan tidak hanya memusatkan pada jalur pendidikan formal saja, melainkan melalui jalur pendidikan lain yaitu pendidikan non formal dan pendidikan informal. Berbagai wahana untuk meningkatkan kemapuan belajar peserta didik telah dilakukan oleh pemerintah sebagai pemegang otoritas kebijakan pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh di berbagai lembaga formal, non formal dan informal. Pendidikan melalui lembaga formal telah dibentangkan secara luas oleh pemerintah, bahkan pemerintah mengeluarkan kebijakan wajib belajar 9 tahun sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan bangsa Indonesia. Dengan kebijakan ini diharapkan setiap warga negara Indonesia memiliki pendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan bekal pendidikan SMP ini diharapkan setiap warga negara Indonesia mampu menghadapi tantangan jaman yang semakin global . Melalu pendidikan non formal pemerintah menggulirkan program Pendidikan Luar Sekolah sehingga sekarang banyak dijumpai kelompok-kelompok belajar (Kejar) Paket A setara dengan Sekolah Dasar (SD), Kejar paket B setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Kejar Paket C setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Melalui pendidikan informal semakin menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan keterampilan, kursus-kursus berbagai bidang sehingga warga Negara dapat memilih dan menikmati pendidikan secara layak sesuai dengan kondisi masing-masing. Setiap jalur pendidikan baik formal, non formal maupun informal pada dasarnya memiliki tugas dancommit fungsinya masing-masing dengan satu muara to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun demikian masing-masing jalur tersebut memiliki tugas dan ciri khas tertentu. Pada jalur Pendidikan Luar Sekolah, dianut prinsip belajar sepanjang hayat yang berarti setiap warga masyarakat dirangsang untuk terus belajar walaupun dengan cara, waktu, tempat dan tingkat yang berbeda-beda, keleluasaan untuk memilih sangat terbuka sesuai keadaan masyarakat sendiri. Kennet R. Howe, 1992, mengemukakan bahwa : “The principle of equal educational opportunity serves to justify demanding of public education something short of full equality: it demands only equality of opportunities, which it is then the responsibility of school children or their parents to act on. In this way, the concept of freedom is built into the concept of equal educational opportunity” (Prinsip kesempatan pendidikan
kesetaraan berfungsi untuk memberikan
kesempatan yang merupakan tuntutan dari suatu pendidikan masyarakat yang singkat dari persamaan yang penuh, itu hanya menuntut kesetaraan kesempatan, yang kemudian menjadi tanggung jawab sekolah anak-anak atau orang tua mereka untuk bertindak. Dengan cara ini, konsep kebebasan dibangun ke dalam konsep kesempatan pendidikan kesetaraan). Kejar Paket C dirancang untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi warga masyarakat yang telah menuntaskan belajar Paket B, Kejar Paket C ini tidak mempertimbangkan usia warga belajar, dengan titik berat pendidikan ditekankan pada penguasaan keterampilan yang dapat diandalkan sebagai bekal untuk mencari nafkah, walaupun paradigma baru sekarang ini Kejar Paket C diperuntukkan bagi peserta didik yang tidak lulus UN dan akan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi (PT). Melihat kondisi di lapangan, bahwa pada kenyataannya program kelas kejar paket C masih dipandang sebagai pendidikan kelas dua oleh masyarakat, sehingga banyak peserta didik yang merasa rendah diri, terutama bila peserta didik akan melanjutkan pendidikan ke sekolah formal , sekolah tersebut tidak mau menerima lulusan dari kejar paket C ini. Dikancah persaingan tenaga kerja pun lulusan Kejar Paket ini belum mendapatkan tempat sesuai dengan commit to user yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT), tak terkecuali pada Kejar Paket C. Pada dasarnya pendidikan matematika bertujuan untuk melatih siswa agar mampu berpikir logis, kritis, teliti dan cermat. Dengan mempelajari matematika diharapkan kemampuan peserta didik dapat terasah nalarnya, tidak gampang terpengaruh oleh suasana yang kurang baik. Tetapi mereka dapat menerima informasi dengan baik, menganalisa informasi itu dan akhirnya dapat mengambil kesimpulan terhadap masalah yang terjadi. Namun sayangnya matematika hingga saat ini masih menjadi mata pelajaran yang menakutkan bagi peserta didik, sehingga timbul permasalahan baru dalam pendidikan matematika antara lain banyak peserta didik yang kurang senang dan takut untuk belajar matematika dan bahkan ingin menjauh untuk menghindar dari pelajaran matematika. Hal ini tidak hanya terjadi pada sekolah formal saja bahkan di Kejar Paket C mengalami hal yang sama. E. Baker, B. McGraw, & P. Peterson (2003), mengemukakan bahwa : “The implemented curriculum concerns both what mathematics is taught and how mathematics is taught. One of the ideas about the implemented curriculum acknowledges that what teachers teach may or may not be consistent with what is intended in the curriculum. The implemented curriculum then can be evaluated in terms of what teachers actually do in the classroom with respect to the curriculum. Evaluating the implemented curriculum includes examining the congruity between the instruction to students and the goals also called fidelity of implementation”. (Kurikulum yang dilaksanakan menyangkut matematika apa yang diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Salah satu ide tentang kurikulum diimplementasikan mengakui bahwa guru mengajarkan apa yang mungkin atau tidak mungkin konsisten dengan apa yang dimaksud dengan kurikulum. Kurikulum yang dilaksanakan kemudian dapat dievaluasi dalam hal apa yang sebenarnya oleh para guru dalam kelas dengan mengacu kepada kurikulum. diajarkan dan bagaimana matematika yang diajarkan. Salah satu ide tentang kurikulum diimplementasikan mengakui bahwa guru mengajarkan apa yang mungkin atau mungkin tidak konsisten dengan apa yang dimaksudkan dalam commit to user kurikulum. Mengevaluasi kurikulum yang dilaksanakan termasuk memeriksa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
kesesuaian diantara instruksi kepada para siswa dan tujuan disebut juga kesetiaan terhadap implementasi). Peserta didik di Kejar Paket C sangat sulit memahami dan menguasai konsep matematika dengan baik, hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan dan ketidakmandirian mereka dalam mengerjakan soal-soal matematika yang diberikan oleh guru. Kesulitan tersebut menjadi terus bertambah karena kurangnya motivasi peserta didik, keluarga dan lingkungan sekitar, sehingga pembelajaran matematika di Kejar Paket C kurang optimal. Beragam motivasi untuk mengikuti Kejar paket C juga mengakibatkan beragam karakterikstik siswa, siswa dengan motivasi mencari ijazah untuk bekerja tentu akan berbeda dengan siswa yang motivasinya untuk melanjutkan pendidikan. Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluh kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung bagi terciptanya pembelajaran matematika yang lebih baik. Hal ini terlihat dari sarana kelas yang apa adanya, bahkan kelas Kejar Paket C PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Harapan Kecamatan Gemolong sering meminjam di rumah– rumah penduduk untuk proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran matematika guru memegang peranan yang sentral. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada bagaimana guru dapat melakukan inovasi dan kreatifitas sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan peserta didik. Perbedaan intelektual dan penguasaan materi peserta didik dari sekolah formal dan non formal juga harus diperhatikan, kurikulum yang digunakan pun berbeda, proses pembelajaran juag harus berbeda. Dengan demikian pada Kejar Paket C ini dibutuhkan guru yang profesional dalam bidangnya dalam mengajarkan konsep-konsep matematika pada peserta didik, karena memang peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda dengan siswa di sekolah formal.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut : to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
1. Bagaimanakah proses pembelajaran matematika Kejar Paket C setara SMA di PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ? 2. Bagaimanakah pelaksanaan kurikulum
Kejar Paket C setara SMA di
PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ? 3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pembalajaran matematika di Kejar Paket C setara SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ? 4. Solusi apa saja yang telah dilakukan oleh penyelenggara Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong. 2. Untuk melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong. 3. Untuk
mengetahui
kendala-kendala
dalam
proses
pembelajaran
matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong. 4. Untuk memberikan rekomendasi solusi terhadap kendala yang muncul pada proses pembelajaran matematika Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingaa peserta didik dapat meningkat pemahaman terhadap materi yang disampaikan. 2. Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik khususnya di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong. 3. Dapat meningkatkan kesadaran adanya Kejar Paket C setara SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
4. Dapat memberikan umpan balik kepada para guru dalam proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong. 5. Dapat memberikan sumbangan yang positif dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dikemukakan mengenai kajian teori, kerangka berpikir. Kajian teori yang akan dipaparkan mengenai pengertian belajar, pendidikan kesetaraan, program kejar Paket C di PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, teori evaluasi proses pembelajaran matematika di pendidikan nonformal. Kerangka berpikir berisi konsep yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang akan diteliti, disusun berdasarkan teoritis dan kajian hasil penelitian yang telah dikemukakan.
A. Kajian Teori 1. Pengertian Evaluasi Program Evaluasi program sering disalah artikan, dianggap sebagai kegiatan untuk mencari kesalahan dan kelemahan program, seseorang atau kelompok yang melaksanakan program (Djuju Sudjana:2006). Evaluasi program diadakan bukan untuk menetapkan baik-buruknya suatu program karena kegiatan tersebut termasuk dalam kategori keputusan. Syamsu Mappa dalam Duju Sudjana (2006) mendefinisikan evaluasi program pendidikan luar sekolah sebagai kegiatan yang dilakukan untuk menetapkan keberhasilan dan kegagalan suatu program pendidikan. Sejalan dengan pengertian diatas, Mugiadi (1980) menjelaskan bahwa evaluasi program adalah upaya untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu program, kegiatan, atau proyek. Informasi tersebut berguna bagi pengambilan keputusa,
antara lain untuk
memperbaiki program,
menyempurnakan program lanjutan, menghentikan suatu program, atau menyebarluaskan gagasan yang mendasarisuatu program atau kegiatan. Berdasarkan berbagai pengertian sebagaimana dikemukakan di atas maka evaluasi program dapat didefinisikan sebagai kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data commit to user sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Dalam pengertian ini data
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah fakta, keterangan, atau informasi yang darinya dapat ditarik generalisasi. Pengertian evaluasi program sebagaimana disampaikan di atas menunjukkan adanya keterkaitan dengan penelitian. Artinya bahwa evaluasi program dan penelitian memliki hubungan erat antara keduanya. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian pelaksanaan program perlu dilakukan penelitian evaluasi pelaksanaan program kurikulum, begitu pula untuk mengetahui ketercapaian tujuan proses pembelajaran matematika pada Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong.
2. Pengertian Belajar Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard dalam Wina Sanjaya (2006:110) mengungkapkan : “ learning is the process by which an activity originates or changed through training prosedurs ( wether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not atributable to training.” Bagi Hilgrad belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Djamarah
(2002:13)
menyimpulkan
bahwa
belajar
adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. Wina Sanjaya (2006:105) mengemukakan belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan mengemukakan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri (self regulated ). commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Manusia hidup dan bekerja menurut apa yang telah dipelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Belajar merupakan hal yang kompleks. Dari segi warga belajar dialami sebagai suatu proses. Warga belajar mengalami proses mental dalam menghadapi bahan ajar. Belajar merupakan proses internal yang kompleks, yaitu seluruh mental meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku manusia yang terjadi secara sadar dan disengaja oleh setiap manusia. Perubahan tingkah laku ini secara permanen dan bukan hasil dari kematangan dan keadaan sementara. Belajar itu adalah suatu proses yang sangat komplek, dimana siswa atau warga belajar menjalani pengalaman edukatif. Pengalaman edukatif dan perubahan tingkah laku tersebut secara optimal. Belajar adalah usaha mengubah tingkah laku. Berdasarkan beberapa pengertian belajar sebagaimana dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian proses dasar dari perkembangan hidup manusia untuk mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan. Bertolak dari pengertian belajar tersebut di atas, maka penulis akan menelaah mengenai Kejar Paket C yang merupakan bagian dari program pemerintah untuk menyukseskan program pendidikan dasar 12 tahun yang akan berjalan, yang juga merupakan wujud nyata dari pelaksanaan UUD 1945 yang tercantum dalam alinea ke - 4 yang berbunyi “Mencerdaskan kehidupan bangsa” dalam arti memberantas kebodohan menuju keluarga sejahtera lahir dan batin. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
3. Pendidikan Kesetaraan a. Pengertian Pendidikan Kesetaraan Definisi mengenai setara adalah sepadan dalam civil effect, ukuran, pengaruh, fungsi, dan kedudukan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 26 ayat (3) dan penjelasannya bahwa pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA yang mencakup program Paket A, Paket B dan Paket C. Pendidikan kesetaraan meliputi Program Paket A setara SD, Paket B stara SMP dan Paket C setara SMA ditujukan bagi peserta didik yang berasal dari masyarakat yang kurang beruntung, tidak pernah sekolah, putus sekolah, serta usia produktif yang ingin meningkatkan pengetahuan dan kecakapan hidup. Oleh karena itu pendidikan non formal memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Mehmet Bilir (2007) mengemukakan bahwa : Non-formal education covers the education-training system that provides life occupation opportunities to those who have never taken formal education, or to those who are at any level of formal education or have left formal education. (Pendidikan non formal meliputi sistem pendidikan-pelatihan yang memberikan kedudukan kehidupan kesempatan kepada mereka yang tidak pernah mengambil pendidikan formal, atau mereka yang pada setiap tingkat pendidikan formal atau telah meninggalkan pendidikan formal). b. Kelompok Belajar (Kejar ) Paket Kejar Paket adalah sistem pembelajaran yang digunakan untuk belajar jarak jauh untuk mengatasi kebodohan. Suatu contoh adalah warga belajar harus menamatkan pendidikan SMA untuk meneruskan commit to user karir pekerjaaan misalnya perawat, pegawai negeri, instansi-instansi
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemerintah atau swasta yang meminimalkan pendidikan SMA bahkan bagi anak-anak yang masih remaja dan dewasa yang dulu putus sekolah atau belum mencapai tingkat SMA karena suatu kendala baik fisik, demografi, maupun ekonomi melalui Kejar Paket C ini mereka berhak memperoleh pengajaran dan pendidikan yang layak untuk meneruskan jenjang yang lebih tinggi, seperti tercantum dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Bertumpu pada contoh tersebut berarti pendidikan SMA dan setara sungguh sangat diharapkan oleh negara guna menyukseskan program
pemerintah
“Mencerdaskan
kehidupan
bangsa”.
Ini
merupakan manajemen pendidikan nasional. Sistem pembelajaran ini biasanya berlangsung di daerah-daerah yang utamanya warga masyarakat yang jauh dari pusat pendidikan, sehingga dengan sulitnya pusat pendidikan tersebut, maka warga cukup dibekali pendidikan sekolah dasar saja, jadi jika mereka mencari pekerjaan mendapatkan kendala karena hanya berbekal pendidikan sekolah dasar dan menengah saja. Untuk mengatasi kendala-kendala yang tidak diingikan yang karena tidak mempunyai ijazah SMA, maka Kejar Paket C ini muncul dan berusaha mengatasi kendala-kendala yang terjadi. Dalam
penyelenggaraan
sistem
pembelajaran
yang
telah
diberikan kewenangannya kepada daerah yang kemudian dipantau dari pusat, tentu akan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah tersebut. Pada dasarnya daerah mempunyai tanggung jawab penuh kepadanya yaitu daerah itu sendiri, maka tepatlah pemerintah membuka paket belajar agar warga masyarakat mendapat kesempatan belajar. Dengan demikian adanya Kejar Paket C bukan untuk kecurangan -kecurangan dalam mencari status pendidikan SMA, banyak yang dibicarakan bahwa Kejar Paket C hanyalah sebuah kursus dan ada pula commitCtohanyalah user yang mengira Kejar Paket jual beli ijazah SMA yang
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tinggal bayar lalu dapat ijazah tanpa adanya pembelajaran. Itu semua adalah anggapan yang salah dalam dunia pendidikan, Kejar Paket C adalah program pemerintah. Kejar Paket C akan memberikan nilai lebih bagi perkembangan dunia pendidikan, guna mencerdaskan kehidupan bangsa. Calon siswa atau warga belajar yang mengikuti Kejar Paket C juga harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, jika tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan calon siswa atau warga belajar tersebut tidak dapat diterima. 4. Proses Pembelajaran Matematika di Kejar Paket C Matematika timbul oleh pola pikir manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Matematika terdiri atas empat kawasan. yaitu: aritmatika, aljabar, geometri dan analisis. Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubunganhubungan kuantitatis dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Belajar matematika dapat membantu serta melatih siswa untuk mengasah fungsi otak kiri. Mengasah fungsi otak kiri, yaitu bahwa dengan belajar matematika dapat melatih siswa berpikir logis, analitis, kritis, detail, runtut, runtun, sistematis, serta memahami adanya kemungkinan terjadi dan menilai sesuatu bukti. Matematika
adalah
alat
yang
dapat
memperjelas
dan
menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah. Hal inilah sehingga menjadikan matematika, paling tidak membantu manusia secara individu melaksanakan studi dibanyak bidang dan berhasil memecahkan permasalahan kehidupan. Matematika yang abstrak dikuasai sejak SD agar siswa sudah terlatih untuk berpikir sistematik seperti yang terdapat dalam matematika. Menurut Wina Sanjaya (2006:133) pembelajaran harus berorientasi pada aktivitas siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan hanya commit user mencakup seluruh potensi yang mengembangkan intelektual saja,totetapi
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dimiliki peserta didik.
5. Pelaksanaan Program Paket C Setara SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong Dalam pelaksanaan penyelenggaraan program Kejar Paket C, perlu memperhatikan aspek-aspek atau komponen yang menjadi penentu keberhasilan program paket C, komponen yang dimaksud adalah: warga belajar, pengajar / pendidik, penyelenggara, kurikulum, sarana belajar, proses belajar, tempat belajar, evaluasi, dana belajar, dan hasil belajar. Komponen-komponen tersebut dideskripsikan dibawah ini: 1) Siswa / Warga Belajar Warga belajar program paket C adalah warga masyarakat yang memenuhi persyaratan : a) Lulus Paket B setara SLTP. b) Lulus SLTP (SMP dan MTs). c) Putus SLTA (SMA dan Madrasah Aliyah). Warga belajar program paket C mempunyai hak untuk : a) Mengikuti kegiatan belajar. b) Mendapatkan bahan belajar. c) Melaksanakan
kegiatan
belajar
mandiri,
tutorial
secara
berkelompok dan klasikal. d) Memperoleh bimbingan ketrampilan. e) Memperoleh bimbingan untuk usaha mandiri baik secara pribadi maupun secara berkelompok. f) Mengikuti evaluasi, penilaian hasil belajar dan pengujian. g) Memperoleh kesempatan mengikuti ujian persamaan SMA, memperoleh ijazah kesetaraan bagi yang telah lulus, dan memperoleh penghargaan untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memperoleh penghargaan (civil effect) setara SMA dalam pekerjaan. commit to secara user hukum dalam melaksanakan h) Memperoleh perlindungan
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
haknya
sebagai
warga
negara
yang
berhak
mendapatkan
pendidikan sebagai hak asasinya. Disamping hak-haknya sebagai warga belajar yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak yang terkait dalam penyelenggaraan program paket C, warga belajar mempunyai kewajiban yang perlu dipenuhi. Kewajiban itu diantaranya: (1) Memenuhi persyaratan sebagai warga belajar. (2) Mengikuti kegiatan belajar yang telah ditentukan dan disepakati bersama. (3) Membiayai kegiatan pendidikan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan. (4) Mentaati ketentuan yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar, evaluasi, dan pengujian baik untuk pelajaran pada kurikulum SMA maupun pelajaran keterampilan. (5) Saling belajar membelajarkan sesama warga belajar untuk tujuan mencapai keberhasilan bersama. 2) Guru/Tutor/Pendidik ( Pengajar / Pelatih / Instruktur) Dalam penyelenggaraan Program Kejar Paket C harus tersedia tenaga pendidik yaitu pengajar untuk mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum
SMA,
pelatih
instruktur
untuk
kegiatan
belajar/keterampilan dan kegiatan usaha. Untuk tenaga pengajar, persyaratannya adalah : a) Guru SMA atau Madrasah Aliyah (diutamakan). b) Guru SLTP (SMP dan Madrasah Tsanawiyah) yang memenuhi syarat. c) Bukan sebagai guru tetapi memiliki latar belakang pendidikan setingkat DIII/S I pada bidang studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan diberikan dan mempunyai Akta IV. d) Bukan sebagai guru tetapi memiliki latar pendidikan S1/S2 pada bidang studi dengan mata pelajaran yang akan diberikan tetapi commit to user mempunyai Akta IV.
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Persyaratan bagi pelatih/instruktur keterampilan dan usaha adalah : a) Ahli dalam bidangnya. b) Pekerja atau pengusaha dalam bidangnya. c) Pelatih / instruktur pada perusahaan / bengkel kerja. d) Pelatih / instruktur pada lembaga kursus / pelatihan. Dalam upaya pengadaan tenaga pendidik dalam hal ini pengajar atau pelatih/instruktur, kompetensinya, pembinaan,
perlu sistem
pemberian
ditetapkan rekrutmen,
standar
pendidikan
pendidikan
penghargaan,
pengenaan
dan
dan
pelatihan,
sanksi,
dan
pengawasannya. 3) Kepala Sekolah/Kepala Penyelenggara Penyelenggaraan program Kejar Paket C sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan dalam spektrum pendidikan untuk semua, maka prinsip “dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat” sangat perlu untuk dikedepankan. Tidak saja menjadi moto, tetapi menjadi suatu kondisi obyektif yang dinamis sebagai wujud dari kesadaran kolektif bahwa, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama, antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Dasar pemikiran inilah yang membuat ruang yang luas bagi masyarakat untuk mengambil peran aktif sebagai penyelenggara Program Kejar Paket C. Peran pemerintah lebih menempatkan diri sebagai fasilitator dan pengayom. Namun demikian pemerintah tetap mempunyai kewajiban untuk menjamin terselenggaranya, program Kejar Paket C, dan menjamin mutu penyelenggaraan Kejar Paket C. Masyarakat yang dimaksud dan yang bisa menyelenggarakan program paket C adalah : a) Lembaga Swadaya Masyarakat. b) Lembaga kursus. c) Pondok pesantren. d) Yayasan, badan hukum dan badan usaha. commit to sosial user dan profesi. e) Organisnsi kemasyarakatan,
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
f) Lembaga kemasyarakatan, lembaga pendidikan. g) Sanggar Kegiatan Belajar. h) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. 4) Kurikulum Kurikulum dikembangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan meliputi : 1. Kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia. 2. Kelompok mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan kepribadian. 3. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 4. Kelompok mata pelajaramn Etika. 5. Kelompok mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Isi kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi 10 mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Kesepuluh mata pelajaran tersebut meliputi : 1. Pendidikan Agama. 2. Pendidikan Kewarganegaraan. 3. Bahasa. 4. Matematika. 5. Ilmu Pengetahuan Alam. 6. Ilmu Pengetahuan Sosial. 7. Seni dan Budaya. 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. 9. Keterampilan. 10. Muatan Lokal. Kurikulum kesetaraan mengembangkan kecakapan hidup yang terdiri atas : kecakapan pribadi, kecakapan intelektual, kecakapan sosial dan kecakapan vokasional. commit to user 5) Sarana Belajar
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
Dalam penyelenggaraan program Paket C, perlu disediakan saran belajar yang cukup. Sarana belajar yang dimaksud adalah : a) Juknis Kurikulum. b) Buku pegangan guru/tutor/pengajar/nara sumber teknis. c) Buku-buku pelajaran SMA. d) Modul pelajaran Paket C. e) Buku/Modul keterampilan. f) Bahan dan peralatan untuk belajar keterampilan. g) Sarana, belajar penunjang baik cetak maupun non cetak. 6) Evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Kegiatan evaluasi pada penyelenggaraan program Paket C mengikuti kegiatan evaluasi yang dilaksanakan di SMA. Kegiatan evaluasi yang perlu dilakukan adalah : a) Evaluasi harian oleh pengajar. b) Evaluasi Semesteran. c) Evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas. d) Evaluasi hasil belajar tahap akhir untuk menentukan lulusan. e) Ujian keterampilan. 7) Tempat Belajar Tersedianya tempat belajar sangat diperlukan untuk menjamin kelancaran dan ketenagaan kegiatan belajar-mengajar
pada setiap
tempat belajar perlu memiliki ruang kelas untuk kegiatan belajar, ruang untuk belajar keterampilan, ruang praktek, dan raung lain yang mendukung terselenggaranya proses belajar - mengajar. Tempat belajar dapat diusahakan menggunakan gedung sekolah, gedung kursus, dan bangunan lain milik penyelenggara atau milik masyarakat. 8) Dana Belajar Dana penyelenggaraan program paket C, bersumber dari pemerintah dan dari masyarakat termasuk swadaya warga belajar. Pemerintah commit to user perlu mempertimbangkan untuk menyediakan dana, penyelenggaraan
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
program Paket C, seperti yang selama ini disediakan untuk penyelenggaraan Paket B. Setidak-tidaknya pemerintah menyediakan dana stimulan untuk menarik dana swadaya masyarakat. Beberapa komponen pendanaan yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat adalah keperluan : a) Pengadaan sarana belajar (buku modul). b) Pelatihan tenaga pendidik. c) Pengadaan dana belajar. d) Honorarium tenaga pengajar/ dan pelatih. e) Honorarium penyelenggara. f) Pengadaan bahan dan peralatan keterampilan. g) Evaluasi dan ujian. h) Monitoring dan evaluasi program. 9) Hasil Belajar Hasil belajar yang akan dicapai dari penyelenggara program Paket C adalah warga belajar yang telah menyelesaikan Paket C, memiliki pengetahuan yang luas, memiliki keterampilan, memiliki sikap yang baik. Sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang /tingkat yang lebih tinggi. Bukti keberhasilan yang menjadi fokus perhatian dari penyelenggaraan program Paket C adalah siswa atau warga belajar yang telah menyelesaikan program Paket C dengan dimilikinya ijazah Kejar Paket C. Warga belajar yang menyelesaikan Paket C memperoleh ijazah yang memiliki kedudukan yang sama dengan ijazah SMA, dan dapat digunakan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, serta dapat mendaftar sebagai CPNS atau bekerja di instansiinstansi baik negeri maupun swasta. Dengan penyelenggaran program paket C yang dikelola dengan baik, diharapkan memberi makna, nilai tambah bagi meningkatnya minat dan gairah belajar masyarakat untuk meningkatkan mutu to user peran serta, masyarakat untuk kehidupannya, serta commit meningkatnya
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyelenggarakan pendidikan sebagai wujud nyata, mencerdaskan kehidupan bangsa. 5. Komponen Evaluasi Proses pembelajaran Matematika Kejar Paket C Evaluasi proses pembelajaran matematika pada Kejar Paket C dilakukan dengan cara melakukan pengamatan, wawancara dan angket. Adapun komponen yang diteliti adalah sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran meliputi : Pelaksanaan pembelajaran
merupakan implementasi
dari RPP,
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. a. Pembelajaran Tatap Muka 1) Kegiatan pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik: i) menyiapkan kondisi pembelajaran agar peserta didik terlibat baik secara psikis maupun fisik sehingga siap mengikuti proses pembelajaran, ii) mencatat kehadiran peserta didik, iii) menyampaikan tujuan pembelajaran atau SK dan KD yang akan dicapai, iv) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus, v) mengajukan pertanyaan berkenaan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik untuk mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. 2) Kegiatan inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang,
memotivasi
peserta
didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan inti commit user menggunakan metode yang to disesuaikan dengan karakteristik peserta
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. a) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, pendidik: i) membimbing
peserta
didik
untuk
mendemonstrasikan
pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan topik/tema yang akan dipelajari, ii) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan mendalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dari berbagai sumber belajar dengan memanfaatkan alam dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, iii) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain, iv) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, v) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, vi) memfasilitasi
peserta
didik
melakukan
percobaan
di
laboratorium, studio, atau lapangan. 2) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, pendidik: a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna, b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, c) memberi
kesempatan
untuk
berpikir,
menganalisis,
memecahkan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut, d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif commit to user dan kolaboratif,
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar, f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok, g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok, h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan. 3) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, pendidik: a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, b) memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, c. Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup, pendidik: 1) bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/ kesimpulan pelajaran, 2) bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, 3) melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, 4) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, commit to userkegiatan tindak lanjut melalui 5) melakukan perencanaan
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran remedial, program
pengayaan, layanan
konseling, atau memberikan tugas terstruktur baik secara individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, 6) memotivasi
peserta
didik
untuk
mendalami
materi
pembelajaran melalui kegiatan belajar mandiri, 7) menyampaikan
rencana
pembelajaran
pada
pertemuan
berikutnya. 2. Aktivitas penyelenggara Komponen dan indikator keberhasilan yang diteliti berkaitan dengan aktivitas penyelenggara adalah : a. Memiliki struktur kurikulum paket C untuk mata pelajaran matematika. b. Kurikulum mata pelajaran
matematika dikembangkan sesuai
dengan Standar Isi Kesetaraan. c. Memiliki silabus mata pelajaran matematika pada program paket C setara SMA. d. Silabus mata pelajaran matematika disusun oleh tim pengembang kurikulum. e. Silabus mata pelajaran matematika telah didokumentasikan . f. Penyelenggara melaksanakana evaluasi pelaksanaan kurikulum pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan. 6. Langkah pemberian rekomendasi atas hambatan yang dihadapi. Untuk memberikan rekomendasi solusi atas kendala yang dihadapi atau ditemukan dalam proses pembelajaran matematika kelompok belajar Paket C harapan dilakukan dengan langkah-langkah : a. Mengidentifikasi masalah yang ditemukan. b. Menganalisis masalah yang ditemukan. c. Mengusulkan alternatif pemecahan masalah yang ditemukan kepada penyelenggara kelompok belajar paket C Harapan Kecamatan commit to user Gemolong.
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Penelitian Yang Relevan Berikut ini disampaikan beberapa peneltian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh E. Baker, B. McGraw, & P. Peterson (2003) dengan judul “Evaluation of Mathematics Education Programs” disimpulkan bahwa : Evaluating mathematics education programs can be discussed and conducted in three levels, the evaluation process in each level should reflect the ultimate goal, to improve and maximize students’ learning. Put another way, students’ learning of important mathematics should be an important source of information when evaluating a mathematics education program. (Mengevaluasi program pendidikan matematika dapat didiskusikan dan dilakukan di tiga tingkatan, proses evaluasi di setiap tingkat harus mencerminkan tujuan utama, untuk meningkatkan dan memaksimalkan belajar siswa. Dengan kata lain, pembelajaran siswa dari pentingnya matematika harus menjadi sumber informasi yang penting ketika mengevaluasi program pendidikan matematika). Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah keduanya menganalisa
atau
mengevaluasi
program
pendidikan
matematika.
Perbedaannya adalah penulis akan mengevaluasi proses pembelajaran matematika pada Kejar Paket C. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Xin Liang dan Qiong Zhou (2009) dengan judul “Students’ Experiences of Mathematics Learning in Technology Integrated Classrooms” disimpulkan bahwa : The results indicated that the feature of learning by playing encouraged student self-exploration. The diverse communication channels interacted with students in a much more direct and private manner. The repeated instruction and immediate assessment promoted students’ autonomy, encouraged student engagement and nurtured self-directed learning. commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(Hasil penelitian menunjukkan bahwa mendatang pembelajaran dengan siswa bermain, mendorong eksplorasi diri. Beragam saluran komunikasi untuk berinteraksi dengan siswa dalam jarak yang lebih jauh dapat langsung dan secara pribadi. Instruksi ulang dan penilaian segera dipromosikan merupakan otonomi siswa, mendorong siawa terlibat dan memlihara belajar mandiri). Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah keduanya menganalisa pembelajaran matematika. Perbedaannya adalah penulis akan mengevaluasi apakah pada proses pembelajaran Kejar Paket C telah dilakukan kegiatan untuk mengekplorasi kemampuan siswa. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Bagus Nugroho (2010) dengan judul “Analisis Perubahan Kurikulum SMA Mata Pelajaran Matematika di Kabupaten Karanganyar“diperoleh hasil bahwa SMA di Kabupatan Karanganyar belum siap menerima perubahan kurikulum mata pelajaran matematika, sehingga pembelajaran matematika tidak dapat berjalan dengan maksimal. Solusi yang direkomendasikan adalah melakukan sosialisasi lebih intensif ke sekolah-sekolah. Kesamaan dengan penelitian yang
akan
penulis
lakukan
adalah
keduanya
menganalisa
atau
mengevaluasi proses pembelajaran matematika. Perbedaannya adalah penulis akan menggali lebih dalam apakah di kelompok belajar paket C ini telah diterapkan kurikulum sesuai dengan kurikulum pendidikan kesetaraan yang ditetapkan oleh pemerintah. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Malik Ibrahim (2006) yang berjudul “ Evaluasi Program Fasilitator Desa Intensif di Kabupaten Kendal” disimpulkan bahwa masing-masing desa intensif telah melaksanakan 3 jenis progam PNF Yaitu Kejar Paket B, Kejar Paket C dan PAUD, Pelaksanaan program fasilitator di desa intensif Kabupaten Kendal apabila dikaitkan dengan indikator keberhasilan program, pada umumnya dapat dikatan berhasil. Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah keduanya menganalisa atau mengevaluasi program di Pendidikan commit user akan menggali lebih dalam di Non Formal. Perbedaannya adalahto penulis
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
kelompok belajar paket C tentang proses pembelajaran matematika dan pelaksanaan kurikulum pendidikan kesetaraan. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Hasbi (2006) dengan judul “ Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Dalam Bidang Pendidikan Luar Sekolah” disimpulkan bahwa tingkat kebutuhan masyarakat terhadap program PBKH cukup tinggi, dukungan terhadap penyelenggaraan program PBKH cukup memadai, Peserta didik telah mencapai kecakapan hidup yang baik dari aspek social skills dan vocational skills. Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah keduanya menganalisa atau mengevaluasi program di Pendidikan Non Formal. Perbedaannya adalah penulis akan menggali lebih dalam di kelompok belajar paket C tentang proses pembelajaran matematika dan pelaksanaan kurikulum pendidikan kesetaraan. C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada penemuan sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka pemikiran berguna untuk mewakili teori-teori yang terlepas satu dengan yang lain sehingga menjadi suatu rangkaian utuh mengarah pada penemuan jawaban sementara. Kerangka pemikiran dalam teori ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Proses belajar merupakan proses interaksi antara tutor dengan warga belajar dalam mencapai tujuan belajar. Belajar matematika adalah belajar mengikuti struktur yang ada sehingga dapat berpikir secara logis dan dapat mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika. Kelompok belajar Paket C merupakan program pemerintah untuk menyukseskan pendidikan sehingga dicapai masyarakat yang bebas tiga buta dan meningkat satu tingkatan sehingga modal pikir dan daya pikir sudah lebih maju. Pelaksanaan proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C menuntut perubahan terhadap berbagai aspek pendidikan terutama guru, siswa dan commitpelaksanaannya to user proses belajar mengajar. Dalam yang menuntut banyak
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perubahan tersebut menimbulkan kendala yang dihadapi siswa maupun guru dalam pelaksanan Kurikulum, serta usaha-usaha yang dilakukan dalam mencapai tujuan Kurikulum. Kesiapan warga belajar dan guru dalam pelaksanaan Kurikulum juga menjadi kendala utama dalam proses pembelajaran matematika yang mengacu pada kurikulum. Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C terbagi menjadi tiga bagian penting. Bagian pertama pendahuluan, pada bagian ini guru melakukan kegiatan apersepsi, orientasi dan motivasi. Pada bagian kedua kegiatan inti, yang meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Bagian ketiga penutup, pada bagian ini guru melakukan kegiatan merangkum bersama siswa, refleksi dan tindak lanjut. 2. Pelaksanaan kurikulum di Kejar Paket C harus sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan. Maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika di Kelompok Belajar Paket C Setara SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, selanjutnya melakukan evaluasi proses pembelajaran matematika di tempat tersebut. Secara sistematis paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Peran Guru
Guru
Siswa/Warga Belajar
Proses Pembelajaran Matematika
Peran Siswa
Kurikulum
Sarana Prasarana commit to userPenelitian Gambar 2.1 Paradigma
Peran penyelenggara penyelenggara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. Uraian mengenai pertanggungjawaban metode - metode yang digunakan melibatkan pembahasan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, prosedur penelitian. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif itu adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Sugiyono dalam Andi Prastowo (2011:178) menjelaskan pada umumnya alasan yang dipakai ketika peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu karena masalah kompleks, holistic (utuh), dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dan dikumpulkan jenis penelitian lainnya. Sementara Bogman dan Taylor (2011:179) mengungkapkan bahwa dasar pertimbangan yang bisa dijadikan argumen untuk menggunakan metode penilitian kualitatif adalah sebagai berikut : (1) masalah yang diteliti mengarah kepada keadaan-keadaan dari individu secara holistic (utuh), (2) penelitan bertujuan untuk memahami masyarakat secara personal dan memandang mereka sebagaimana mereka sendiri mengungkapkan pandangan dunianya, (3) penelitian bertujuan untuk membuat dan menyusun konsep-konsep yang hakiki, seperti indah, menderita, keyakinan, penderitaan, frustasi, harapan, cinta, dan lain sebagainya. Bungin dalam Andi Prastowo (2011:178) mengemukakan penelitian yang akan dilaksanakan karena alasan-alasan berikut : (1) wilayah penelitian pada ruang yang sempit, (2) variabel sederhana, namun rumit dalam tataran konten (isi), (3) berada di kedalaman, (4) penelitian mempersoalkan makna, commit to user (5) mempertanyakan fokus fenomena, (6) jika dilakukan pengukuran akan
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sangat rumit, (7) sebagai alat ukur adalah peneliti sendiri, (8) perekaman (pengumpul) datanya peneliti dapat menggunakan alat atau tanpa alat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Belajar Paket C setara SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong tahun pelajaran 2011/2012. Alasan pemilihan tempat tersebut adalah pertama Paket C PKBM Harapan telah melakukan pembelajaran dari kelas X, XI dan XII dan tidak hanya ujian saja sehingga peneliti dapat meneliti proses pembelajaran matematika khususnya kelas X tahun pelajaran 2011/2012, kedua pertimbangan latar belakang tempat yang dekat dengan pusat kota sehingga tidak menimbulkan kesulitan dalam melakukan penelitian. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap. Adapun tahaptahap penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal, tinjauan lapangan ditempat yang bersangkutan, permohonan ijin, serta penyusunan instrumen. Pada tahap persiapan ini pula dilaksanakan seminar proposal, revisi proposal dan pembuatan makalah kualifikasi. Jangka waktu yang dibutuhkan mulai minggu pertama bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Maret 2012. b. Tahap pelaksanaan, yaitu kegiatan berlangsung di lapangan meliputi pengambilan data dengan menggunakan instrumen, pengumpulan data, analisis data dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2012. Pada tahap pelaksanaan ini data yang diperoleh melalui wawancara maupun observasi dicatat secara teliti untuk persiapan dilakukan analisis data.. c. Tahap akhir, analisis data penyusunan laporan dilaksanakan bulan Juni dan Juli 2012. commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel .3.1 Rincian Waktu Penelitian Tahun 2012 No
Jadwal kegiatan
1
Bulan Pelaksanaan Januari Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Tahap awal - Penyusunan proposal - Seminar proposal
V V
- Penuyusunan
V
instrument penelitian 2
3
Tahap Pelaksanaan -
Pengambilan data
V
-
Analisis data
V
-
Verifikasi data
V
Tahap - Pengambilan kesimpulan - Pembuatan laporan
V V
C. Sumber Informasi Menurut Andi Prastowo (2011:205)
sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata yang merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan terhadap masalah yang telah dirumuskan dan pada tujuan yang telah ditetapkan. Narasumber, objek, atau lokasi mana yang dipilih sebagai sumber informasi ditentukan oleh tujuan dan corak permasalannya (Andi Prastowo, 2011:206). Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancari merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman dan pengambilan foto. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber informasi utama antara lain : Kepala commit to user Sekolah, guru/tutor dan siswa/warga belajar.
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel .3.2. Sumber data dan jenis data penelitian No 1
Sumber data Kepala Sekolah
Jenis data 1. Transkrip hasil wawancara 2. Data siswa 3. Dokumen silabus dan RPP
2
Guru atau tutor
1. Transkrip hasil wawancara 2. Transkrip hasil observasi 3. Dokumen silabus dan RPP
3
Siswa atau warga belajar
1. Transkrip hasil wawancara 2. Transkrip hasil observasi
D. Subyek Penelitian Menurut Sugiyono dalam Andi Prastowo (2011:195) menerangkan bahwa dalam penelitian kualitatif, tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi (bukan mengeneralisasikan), tetapi ditransfer ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang diselidiki. Secara spesifik Moleong dalam Andi Prastowo (2011: 195) menjelaskan subyek penelitian adalah informan. Informan adalah “orang dalam” pada latar penelitian. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar (lokasi atau tempat) penelitian. Subyek penelitian dalam hal ini adalah guru/tutor dan siswa/warga, belajar Kejar Paket C Setara SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, Kepala penyelenggara. Adapun teknik yang digunakan untuk menentukan informan dalam penelitian ini yaitu dengan jalan peneliti memasuki Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong, melakukan observasi dan wawancara kepada Kepala Sekolah, guru/ tutor dan peserta didik secara purposive sampling, yaitu suatu cara yang dilakukan dengan memilih informan dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Andi Prastowo, 2011:197). commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
adalah
cara
yang
dipakai
untuk
mengumpulkan informasi atau fakta-fakta di lapangan (Pohan dalam Andi Prastowo, 2011:208). Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menentukan cara mengukur variabel penelitian dan alat pengumpulan data. Untuk mengukur variabel penelitian maka diperlukan instrumen, dari instrumen ini dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data dibuat dan dikembangkan berdasarkan kedalaman materi atau hal-hal yang didiskripsikan sesuai dengan kepentingan penelitian dimaksud. Dalam penelitian ini ada 3 macam metode, yaitu metode observasi partisipatif, wawancara mendalam , dan dokumentasi. 1. Metode observasi partisipatif Sutrisno Hadi dalam Andi Prastowo (2011:220) menerangkan bahwa pengamatan atau observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian. Sementara observasi partisipatif adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan, serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan. Jadi metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenal fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis kemudian dilakukan pencatatan. Metode observasi mendapatkan gambaran secara langsung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran matematika. Metode observasi digunakan untuk meneliti proses pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas dengan subyek penelitian guru dan siswa. Pada saat melakukan observasi pembelajaran matematika peneliti mengamati dengan seksama kejadian-kejadian baik yang telah sesuai maupun yang belum sesuai dengan indikator.
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel .3.3. Komponen dan indikator evaluasi No 1
Komponen yang dinilai
Indikator
Proses pembelajaran 1. Tindak mengajar a. Membahas PR
PR selalu dibahas
b.Memotivasi siswa
Guru selalu memotivasi siswa
c. Penyampaian materi ajar
Jelas dan benar
d.Penggunaan
media Tepat dan benar
pembelajaran e. Mengadakan
variasi Memiliki variasi pembelajaran
pembelajaran f. Menciptakan
suasana Siswa terlibat secara aktif
siswa terlibat secara aktif g.Materi penguatan
Selalu memberi pengauatan
h.Latihan terkontrol
Selalu memberi latihan
i. Latihan mandiri
Selalu memberi PR
j. Rangkuman
Selalu membuat rangkuman
k.Tindak lanjut
Selalu memberi tindak lanjut
2. Tindak belajar a. Perhatian
Perhatian siswa selalu serius
b.Keaktifan
Siswa selalu terlibat aktif
c. Kemandirian
Siswa mandiri
mengerjakan
tugas 2.
Pelaksanaan Kurikulum 1. Struktur Kurikulum
1. Struktur kurikulum tertulis dengan rinci 2. Struktur dikembangkan
kurikulum mengacu
pada Standar Isi Kesetaraan, commit to user
Standar
Kompetensi
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lulusan
dan
Panduan
Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP). 2. Silabus
1. Memiliki
silabus
untuk
setiap mata pelajaran 2. Acuaan
yang
untuk
menyusun
adalah
digunakan silabus
Kurikulum
mengacu
yang Standar
Kompetensi
Lulusan,
Kurikulum yang mengacu Standar Kompetensi Kerja Nasional 3. Silabus pendidik,
disusun
oleh
penyelenggara
program, Dinas Pendidikan Kabupaten, tim pengembang kurikulum
2. Wawancara Mendalam Menurut Andi Prastowo (2011: 212) teknik wawancara mendalam pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan teknik wawancara lainnya. Hanya saja peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan, dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Kaidah-kaidah yang menjadi acuan dalam menetapkan dan menggunakan wawancara mendalam dalam penelitian kualitatif (Andi Prastowo, 2011) : (1) terkait dengan kita sebagai pewawancara, maka harus bisa mengendalikan wawancara, melakukan peliputan terhadap semua proses wawancara, (terkait dengan tujuan wawancara, segala upaya yang dilakukan harus bertumpu pada tujuan wawancara, jangan sampai commit to user pewawancara terlibat dalam hubungan emosional dan pribadi, (3) terkait
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan peran informan, pewawancara harus bisa menjaga agar peran informan dapat berfungsi secara optimal. Dalam penelitian ini peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas tanpa terstruktur oleh pertanyaan penulis. Hal ini dilakukan agar wawancara berjalan secara luwes dengan arah yang lebih terbuka. Teknik wawancara dan dokumentasi juga digunakan dalam penelitian ini. Teknik wawancara ditujukan kepada siswa guna mengetahui kebiasaankebiasaan belajar yang dilakukan siswa di kelas, di rumah dan dilingkungan masyarakat. Kepada guru guna memperoleh informasi tentang proses belajar, karakteristik dan tujuan pembelajaran berdasarkan Kurikulum yang digunakan. Kepada Kepala Penyelenggara guna memperoleh
informasi
tentang
kesiapan
sekolah
tersebut
dalam
mengembangkan kembali kegiatan pembelajaran di Kejar Paket C PKBM Harapan. Metode wawancara ditujukan untuk guru dan siswa guna meneliti metode yang digunakan guru dalam mengajar dan kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran yang diberikan guru. Dalam pengumpulan data melalui metode wawancara bisa terjadi bias penelitian. Posisi peneliti seperti yang diilustrasikan di atas, dapat menimbulkan bias kepentingan maupun bias nilai. Oleh karena itu, agar tetap bisa menghasilkan penelitian yang akurat, maka dijaga dari kemungkinan makna yang tidak sesuai dengan realitas sebenarnya. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara pengumpulan data atau informasi yang didapatkan dari dokumen, yakni peninggalan tertulis, arsip-arsip, akta ijazah, rapor, peraturan perundangan, buku harian, surat-surat pribadi, catatan biografi dan lain-lain yang memiliki keterkaian dengan masalah yang diteliti (Andi Prastowo, 2011: 226). Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu (Andi Prastowo, 2011: 226). Jadi dokumentasi adalah cara untuk mengetahui data dengan melihat catatan-catatan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan orang yang to user ini, peneliti gunakan untuk diselidik. Adapun modelcommit dokumentasi
perpustakaan.uns.ac.id
37 digilib.uns.ac.id
memperoleh data sekolah berupa identitas siswa, seperti namanarna siswa dan nomor induk. Metode dokumentasi digunakan untuk menambah data data dari hasil observasi dan wawancara sebagai bukti bahwa pembelajaran di Paket C benar benar berlangsung dan peneliti benar benar melakukan penelitian di Paket C tersebut. F. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan menurut cara Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dengan model interaktif (Nusa Putra, 2011: 204). Pengumpulan data diperoleh dari berberbagai sumber yaitu kepala sekolah, guru atau tutor dan siswa. Data yang diperoleh melalui wawancara baik kepala sekolah, guru maupun siswa ditunjukkan dengan adanya transkrip hasil wawancara. Data yang diperoleh dengan cara observasi langsung di kelas pembelajaran matematika terhadap guru yang mengajar dengan mengamati tindak mengajar dan tindak belajar yang ditunjukkan transkrip lembar pengamatan atau observasi. Data yang diperoleh dari beberapa sumber dan metode tersebut, kemudian disajikan dalam bentuk diskripsi dan narasi. Data tersebut mencakup diskripsi tentang pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong, tentang pelaksanaan kurikulum serta kondisi nyata saat pembelajaran matematika di kelas tersebut. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap tindakan dilaksanakan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman tentang sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Penyajian data dirancang sedemikian rupa sehingga analisis terhadap data tersebut dapat dilakukan dengan baik. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Dengan demikian langkah analisis data dalam penelitian ini sudah to user selain itu penarikan kesimpulan dilakukan semenjak tindakancommit dilaksanakan,
perpustakaan.uns.ac.id
38 digilib.uns.ac.id
diambil dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi hasil belajar. G. Uji Keabsahan Data Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Andi Prastowo (2011:269) menjelaskan bahwa triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut. Dalam penelitian ini, uji keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber dan triangulasi dengan teknik Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang bekerja (Andi Prastowo, 2011: 269). Triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber yang telah ditentukan yaitu Kepala Sekolah, guru atau tutor dan siswa atau warga belajar. Apabila terjadi perbedaan informasi dari beberapa sumber tersebut maka informasi yang dipakai adalah informasi dari Kepala Sekolah jika menyangkut pelaksanaan Kurikulun, sedangkan jika menyangkut pelaksanaan pembelajaran matematika adalah informasi dari siswa atau warga belajar. Hal ini dipilih karena siswa yang merasakan bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung. Triangulasi dengan metode, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa metode yang berbeda (Andi Prastowo, 2011: 270). Triangulasi dengan metode, digunakan untuk mengecek hasil penemuan dari peneliti melalui observasi dan wawancara dari informan satu ke beberapa informan yang lain dengan menggunakan metode yang berbeda. Apabila terjadi perbedaan informasi dari beberapa metode tersebut, jika menyangkut pelaksanaan kurikulum maka metode yang dipakai adalah metode wawancara, sedangkan jika menyangkut pelaksanaan pembelajaran matematika maka metode yang dipakai adalah metode observasi. Hal ini dipilih karena pada metode observasi peneliti terlibat secara langsung bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Belajar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Lokasinya terletak di desa. Ngembat
Padas,
Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ini terdiri dari 6 ruang kelas dan 1 ruang kantor. Sekolah ini menempati bekas Sekolah Dasar (SD) Ngembat Padas 2 yang digabung karena kekurangan murid pada saat itu. Sekolah ini cukup strategis karena disekitarnya terdapat beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
antara lain SMK Sukawati Gemolong,
SMK Muhammadiyah 3 Gemolong dan SMK Muhammadiyah 6 Gemolong. Keadaan lingkungan fisik sekolah cukup bagus karena memang sekolah ini adalah bekas SD yang sudah tidak terpakai. Ruang-ruang kerja guru, ruang kelas, halaman sekolah, perpustakaan tertata dengan baik. Kebersihan dan kerapian diperhatikan dengan baik, sirkulasi udara yang cukup membuat suasana kelas nyaman untuk proses pembelajaran. Halaman sekolah yang cukup luas dengan pepohonan yang rindang ditambah di depan sekolah terdapat lapangan sepak bola menambah kesejukan lingkungan sekolah. Perpustakaan
sekolah
disediakan
dalam
satu
ruangan
sehingga
memungkinkan warga belajar dapat meminjam buku-buku bacaan untuk menambah wawasan mereka. Disamping itu buku-buku pegangan siswa dipinjami dari perpustakaan sekolah sehingga mereka tidak perlu membeli buku-buku tersebut, karena kurikulum Kejar Paket C ini tidak berbeda dengan kurikulum sekolah formal sehingga bukunya pun berbeda. Secara khusus penelitian ini dilakukan di Kelompok Belajar Paket C Harapan titik IV kelas X semester genap, yang berlokasi di desa Muteran Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Tempat belajar ini tidak berada di sekolah namun jarak dari sekolah sekitar 7 km dari sekolah. Kegiatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
pembelajaran dilaksanakan di rumah Bapak Ngatimin. Ruangan yang dipakai menyatu dengan ruang utama rumah Bapak Ngatimin tersebut. Sarana dan prasarana pembelajaran meja dan kursi memanfaatkan meja kursi milik perkumpulan RT setempat. Pembelajaran dilaksanakan malam hari dimulai pukul 19.30 sampai dengan pukul 21.00. Lampu untuk penerangan cukup bagus namun suasana pembelajaran kurang mendukung karena kebanyakan warga belajar adalah ibu rumah tangga yang membawa anak sehingga suasana agak gaduh. Kondisi yang demikian tidak menyurutkan semangat dan motivasi warga belajar untuk belajar karena sebagain besar mereka merupakan lulusan Kejar Paket B di tempat yang sama. Sebagaimana umumnya di masyarakat pedesaan setelah mereka selesai mengikuti pembelajaran, di berikan makanan seadanya secara sukarela mereka membawa secara bergiliran. Sifat kebersamaan masih sangat terasa di kelompok belajar ini. B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Proses Pembelajaran Matematika Kejar Paket C Pada penelitian ini data diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam terhadap siswa atau warga belajar, wawancara terhadap guru atau tutor dan observasi terhadap tutor dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas dan dokumentasi terhadap hasil pembelajaran. a. Wawancara 1) Wawancara terhadap siswa atau warga belajar (Lampiran 11, 12, dan 13 halaman 96-100) Wawancara yang dilakukan terhadap siswa atau warga belajar bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang pelaksanaan proses pembelajaran matematika
di kelas Kejar Paket C Harapan
Kecamatan Gemolong. Adapun subyek yang peneliti ambil adalah 3 siswa atau warga belajar kelas X Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong titik IV. Adapaun hasil wawancara dari ketiga informan tersebut dapat dirangkum sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
i) Persiapan a) Siswa jarang mempelajari terlebih dahulu materi yang akan disampaikan oleh tutor dengan berbagai versi jawaban antara lain mereka tidak mempunyai waktu yang cukup untuk belajar terlebih dahulu karena kesibukan orang desa di sawah apalagi kalau musim panen, untuk materi yang
menarik kadang-
kadang mereka juga membaca terlebih dahulu misalnya berkaitan dengan jual beli. b) Cara siswa belajar di sekolah dengan memperhatikan keterangan guru atau tutor, mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru, sedangkan cara belajar di rumah dengan mengerjakan soal-soal PR atau tugas yang diberikan oleh guru secara mandiri. c) Sebagian besar siswa atau warga belajar tidak mempunyai metode tersendiri yang dilakukan dalam mempelajari pokokpokok bahasan tertentu. d) Siswa atau warga belajar, mereka akan belajar matematika jika ada jadwal pelajaran matematika, itupun jika ada pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru, jika tidak ada pekerjaan rumah maka mereka tidak belajar. e) Lama waktu siswa belajar matematika bervariasi, jika ada PR yang agak sulit bisa memakan waktu 1 jam , jika soalnya agak mudah setengah jam saja. Tidak setiap hari mereka belajar matematika sehingga intensitas belajar mereka sangat kurang. ii) Pengembangan a) Guru selalu melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar
dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan
selama kegiatan pembelajaran baik secara lisan maupun tertulis. Kebanyakan mereka menjawab soal-soal secara lisan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
dengan spontan tetapi mereka enggan mengungkapkan pendapatnya ke depan kelas. b) Guru jarang membiasakan siswa untuk memecahkan soal matematika dengan memahami, menyusun rencana dan memeriksa kembali, namun siswa sangat susah untuk diajak berfikir lebih rumit dan mereka cenderung pasif dan hanya memperhatikan guru memecahkan masalah tersebut. c) Guru sering mengaitkan matematika dengan lingkungan sekitar agar matematika lebih mudah dimengerti oleh siswa, namun demikian tidak semua materi dapat dikaitkan dengan masalah sehari-hari. a) Dalam mengajar guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya
terhadap suatu
masalah yang sedang dibicarakan, namun jarang sekali siswa yang secara aktif menyampaikan pendapatnya. b) Guru sering melatih siswa mengetahui proses menemukan matematika dan membuktikannya, dengan cara memberikan keterangan-keterangan yang mudah dimengerti oleh siswa ayau warga belajar. c) Guru sering memberikan tugas baik mandiri dalam bentuk pekerjaan rumah dengan memberikan beberapa soal tentang materi yang baru saja dibahas pada pertemuan tertentu. Sedangkan untuk tugas kelompok guru jarang memberikannya dengan alasan siswa repot dengan pekerjaannya masingmasing. iii) Penerapan a) Siswa dalam
mengerjakan PR dari sekolah yang sering
dilakukan adalah dengan mengerjakan mandiri di rumah dengan bertanya kepada anaknya, suaminya. Bila mereka tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
bisa, bertanya kepada teman-temannya setelah sampai di kelompok belajar baru terakhir bertanya kepada guru atau tutor pada saat membahas pekerjaan rumah tersebut. b) Siswa atau warga belajar jarang
melakukan diskusi atau
kerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas dari guru di luar jam pelajaran mengingat kesibukan masing-masing. Mereka hanya bisa mengerjakan bersama sebelum guru datang di tempat pembelajaran. c) Guru jarang menugaskan siswa untuk mencari pengetahuan matematika di luar lingkungan sekolah, kebanyakan tugas yang diberikan guru hanya tugas untuk mengerjakan soal-soal secara mandiri. iv) Evaluasi a) Menurut siswa atau warga belajar matematika sangat dibutuhkan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Mereka
menggunakan matematika dalam kegiatan transaksi jual beli dalam kehidupan sehari-hari, mereka lebih mudah untuk berhitung dan tidak mudah pusing dalam menghadapi soal yang agak rumit. b) Siswa sangat merasakan manfaat belajar matematika untuk kehidupan sehari-hari sebagaimana telah dikemukakan di atas. Setelah peneliti melakukan wawancara terhadap tiga informan sesuai teknik yang digunakan maka peneliti menemukan kesamaan jawaban pada ketiga informan dimana mereka sangat membutuhkan pelajaran matematika seperti orang lain yang bersekolah di sekolah formal, dan mereka berhak mendapatkan pengajaran yang layak pula untuk mengembangkan pendidikannya. Pada pembelajaran matematika ini kedisplinan, kemandirian dan motivasi siswa atau warga belajar sangat dibutuhkan. Untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
mewujudkan kesadaran dalam belajar maka siswa atau warga belajar sangat membutuhkan motivasi dari guru. Sebelum guru memulai pembelajaran materi-materi yang akan disampaikan belum dipelajarai terlebih dahulu oleh siswa. Maka guru perlu memberikan motivasi awal untuk masuk pada materi yang akan diajarkan dengan cara mengulang sebentar materi yang telah diberikan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan. Selanjutnya guru menerangkan materi-materi pokok, kemudian siswa banyak diberikan soal-soal latihan baik mandiri mapun kelompok. Dalam pembahasan PR dan menyelesaikan soal-soal latihan biasanya
siswa
dituntut
untuk
aktif
dalam
mengemukakan
pendapatnya maupun mengerjakan soal-soal di depan kelas. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang telah dikemukakan di atas ternyata keaktifan siswa masih sangat rendah, mereka aktif pada materi-materi yang relatif mudah, sedang untuk materi-materi rumit mereka lebih banyak pasif. Dalam penyampaian materi guru atau tutor sering mengajak siswa untuk mengetahui proses menemukan dan cara membuktikannya. Selain itu guru juga mengaitkan materi yang sedang dibahas dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih paham dan mengerti dengan materi yang disampaikan. Kemudian setelah pembelajaran berlangsung
siswa
diajak
untuk
menyampaikan
pendapatnya
sedangkan teman yang lain untuk meberikan sanggahan atas jawaban temannya. Pada akhir pembelajaran siswa diajak untuk mengambil kesimpulan terhadap materi yang disampaikan. 2) Wawancara terhadap guru atau tutor (Lampiran 14 halaman 102) Wawancara yang dilakukan terhadap guru atau tutor bertujuan untuk menggali data yang lebih banyak tentang proses pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Wawancara dilakukan terhadap guru matematika yaitu bapak Nurhadi, SE. Yang bersangkutan saat ini baru menempuh pendidikan matematika di UNWIDHA semester VIII. Adapun hasil wawancara tersebut dapat dirangkum sebagai berikut : a. Persiapan yang dilakukan sebelum mengajarkan materi pelajaran kepada siswa adalah membuat persiapan pembelajaran dan materi yang
diajarkan
dengan
membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyiapkan soal-soal untuk latihan siswa, menetukan metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, menyiapkan tugas-tugas untuk siswa, jika diperlukan menyiapkan alat peraga sesuai dengan materi yang akan diajarkan . b. Pengguanaan alat peraga dimaksudkan untuk mempermudah dalam memahamkan kepada siswa jarang sekali digunakan mengingat materi yang diajarkan dan waktu pembelajaran yang singkat. c. Terdapat
banyak
perbedaan
dalam
proses
pembelajaran
matematika pada Kelompok Belajar Paket C dengan sekolah regular, hal ini terjadi karena motivasi siswa yang berbeda. Pada sekolah reguler memang suasana dan kondisi siswa datang untuk sekolah formal, tetapi pada sekolah non formal Kejar Paket C mereka datang untuk belajar kelompok walaupun pada saat berlangsung pembelajaran mereka juga tampak antusias. d. Siswa
atau
warga
belajar
kurang
kreatif,
aktif
dalam
mengemukakan pendapat pada saat diberikan soal
dan
kemandirian siswa cukup baik dalam proses pembelajaran matematika. e. Cara guru dalam memberikan motivasi siswa agar senang dalam menerima pelajaran matematika yaitu dengan mengaitkan materi pembelajaran yang sedang dibahas dengan kehidupan sehari-hari,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
dikaitkan dengan hal-hal yang sederhana di sekitar mereka dan memberikan penjelasan manfaat mempelajari materi tersebut. f. Usaha yang dilakukan guru atau tutor dalam meningkatkan mutu pembelajaran matematika adalah dengan jalan memberikan soalsoal pengayaan, memberikan berbagai variasi pembelajaran. g. Sarana dan prasarana kurang memadai untuk melaksanakan pembelajaran
matematika
dikarenakan
lokasi
atau
tempat
pembelajaran di rumah penduduk sehingga suasana tidak seperti bila pembelajaran dilakukan di dalam kelas yang ideal. h. Dalam proses pembelajaran matematika siswa kurang terlibat secara aktif hal ini ditunjukkan dengan kurang keberanian mereka mengemukakan pendapat secara lisan walaupun masih banyak yang tidak mau mengemukakan pendapatnya di depan kelas. i. Pada akhir pembelajaran guru atau tutor selalu memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah secara mandiri, dan jarang memberikan tugas secara kelompok. j. Cara guru mengontrol rutinitas belajar siswa pada saat di rumah adalah dengan memberikan soal-soal untuk pekerjaan rumah, kemudian pada pertemuan berikutnya pekerjaan itu diperiksa satu per satu oleh guru siswa mana yang sudah mengerkan dan siswa mana yang belum mengerjakan, sehingga dengan cara ini guru dapat mengontrol rutinitas belajar siswa. k. Hasil belajar matematika siswa atau warga belajar setelah menerima materi pelajaran matematika sesuai dengan pengalaman guru atau tutor yaitu dapat meningkat, yang tadinya tidak mengerti sama sekali dengan pembelajaran matematika sekarang menjadi mengerti. l. Teknik penilaian yang digunakan oleh guru atau tutor untuk mengetahui hasil belajar siswa
commit to user
tidak berbeda dengan teknik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
penilaian pada sekolah formal. Acuan yang dipakai adalah penialaian berdasarkan Patokan Acuan Normal dan penilaian berdasarkan norma. m. Cara guru untuk
mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan ulangan harian, tugas-tugas mandiri, ulangan tengah semester dan ulangan semester. n. Siswa sering mengalami kesulitan dalam menerima matematika yang diajarkan oleh guru, karena kemampuan siswa yang kurang, intensitas waktu belajar yang sedikit dan pikiran mereka telah terpecah untuk berbagai urusan yauitu urusan keluarga, pekerjaan. Hal ini membuat siswa sering mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran matematika yang diajarkan oleh guru, namun guru dapat mengatasi dengan bimbingan tutorial bagi yang tidak mengerti. o. Kendala
yang
sering
dialami
siswa
dalam
pembelajaran
matematika antara lain siswa sulit memahami materi yang sedang diajarkan, karena kebanyakan materi yang disampaikan menurut mereka materi-materi yang baru, kurangnya konsentrasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. p. Cara guru dalam mengatasi kendala-kendala dalam pembelajaran matematika adalah dengan menyampaikan materi pembelajaran dengan asyik, menarik agar siswa tidak jenuh, sesekali diselingi dengan
humor-humor,
kemudian
siswa
diajak
kembali
memperhatikan materi yang sedang dibahas untuk meningkatkan konsentrasi mereka. q. Terdapat langkah-langkah khusus untuk menangani siswa yang prestasinya kurang yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada siswa atau warga belajar yang ringan dahulu sehingga jika siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
tersebut mampu menjawab dengan benar baru ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi atau rumit. Dari hasil wawancara dengan guru atau tutor tersebut di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan proses pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket C sudah baik. Menurut guru kendala-kendala tersebut meliputi : kurang efektifnya waktu pembelajaran karena pembelajaran dilaksanakan pada malam hari dalam suasana letih habis kerja, sarana prasarana yang tidak memadai karena pembelajaran dilaksanakan di rumah penduduk, belum semua siswa memiliki alat pembelajaran yang lengkap. b. Observasi terhadap guru ( Lampiran 15, 16, 17 halaman 105-115) Selama penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi sebanyak 3 kali. Observasi kelas dilakukan cara mengamati tutor yang bernama Nurhadi, SE dalam memberikan pembelajaran suatu materi tertentu. Observasi dilakukan pada malam hari karena pembelajaran di Kelompok Belajar Paket C Harapan ini memang masuknya
pukul 19.30 sampai
dengan 21.00 WIB. Adapun observasi kelas yang peneliti lakukan sebagai berikut : Tabel 4.1. Jadwal observasi kelas No 1
Hari. Tanggal
Materi yang diberikan
Sabtu, 26 Mei 2012
Memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau negasinya
2
Selasa, 29 Mei 2012
Menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan
majemuk
dan
pernyataan
berkuantor 3
Kamis, 2 Juni 2011
Merumuskan dengan
pernyataan
pernyataan
yang
setara
majemuk
atau
pernyataan berkuantor yang diberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Pelaksanaan observasi kelas pada kegiatan pembelajaran matematika secara lengkap disajikan sebagai berikut : a. Observasi I 1) Tindak mengajar Pada tahap awal atau tahap pendahuluan guru atau tutor membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan memberikan informasi tentang materi yang akan dibahas atau dipelajari pada tatap muka tersebut. Adapun materi yang akan dipelajari pada tatap muka tersebut adalah memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau negasinya. Pada tahap ini guru atau tutor juga menerangkan atau memberikan motivasi kepada warga belajar tentang pentingnya mempelajari memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran atau negasinya. Sebelum pembelajaran dilanjutkan pada tahap ini pula guru atau tutor membahas soal yang diberikan sebagai pekerjaan rumah. Kemudian pekerjaan siswa atau warga belajar dicocokkan dengan jawaban yang ada di papan tulis yang dikerjakan oleh siswa. Setelah selesai membahas pekerjaan rumah guru atau tutor memberikan penguatan atau mengingatkan lagi materi terdahulu yang penting untuk digunakan dalam pembahasan materi yang akan dipelajari sekarang. Pada
tahapan
penyampaian
materi
guru
atau
tutor
menyampaikan materi dengan benar tidak ada yang materi menyimpang karena guru menggunakan buku acuan atau buku pegangan. Penyampaian materi dilakukan dengan lancar, tidak tersendat-sendat dengan bahasa yang jelas, namun sulit dipahami oleh siswa atau warga belajar yang mayoritas adalah ibu rumah tangga. Penyampaian materi diberikan dengan sistematis dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
diberikan contoh-contoh yang sesuai dengan topik yang sedang dipelajari. Dalam menyampaikan materi guru jarang sekali bahkan tidak menggunakan alat peraga atau media pembelajaran sehingga pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, variasi model pembelajaran yang dilakukan guru kurang sehingga terkesan monoton, guru berbicara sopan terhadap siswa atau warga belajar, menghindari perbuatan yang dapat menggangu perasaan warga belajar, menunjukkan sikap adil terhadap semua siswa dan menghargai setiap perbedaan pendapat siswa. Disamping itu pada saat pembelajaran berlangsung yang sering dilakukan oleh oleh guru antara lain membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, mendorong siswa menumbuhkan rasa percaya diri. Pada proses pembelajaran sering sekali guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang sedang dibicarakan, mendorong siswa untuk mengemukakan idenya, mendorong siswa untuk tukar pendapat dengan teman tentang suatu pertanyaan yang diberikan oleh guru. Untuk materi penguatan guru jarang memberikan, karena biasanya pada pembelajaran matematika di kelas tersebut siswa masih banyak yang mengalami kesulitan jika hanya diterangkan sekali. Pada tahap penerapan siswa mendapatkan tugas-tugas dari guru atau tutor baik yang bersifat terkontrol maupun yang bersifat mandiri. Tugas yang diberikan secara terkontrol guru memberikan tugas dengan arahan yang jelas, siswa dibimbing guru dalam menyelesaikan tugas, dituntut tanggung jawab setiap pribadi siswa, dan agar inisiatif siswa dalam belajar dapat tumbuh dan berkembang. Latihan mandiri bertujuan untuk mendorong siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
untuk banyak berkreasi dalam belajar sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Pada tahap penutup guru menyampaikan rangkuman materi yang dipelajari namun kebanyakan siswa tidak menulis rangkuman tersebut, sehingga siswa tida terlibat secara aktif dalam membuat rangkuman. Disamping itu guru juga menyarankan agar materi yang telah dipelajari di kelompok belajar tersebut dipelajari kembali di rumah masing-masing. Selanjutnya guru memberikan satu soal untuk latihan di rumah, dan pelajaran diakhiri dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan. 2) Tindak Belajar Suasana kelas pada saat awal pembelajaran masih sangat gaduh karena hampir semua warga belajar membawa anak mereka yang masih kecil. Guru menerapkan metode tanya jawab dan ceramah untuk mengajak siswa belajar secara aktif dalam menyelesaikan soal yang diberikan, namun siswa kurang aktif. Pada saat siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru, siswa bekerja sama dengan teman semejanya, mereka didorong untuk bisa mengungkapkan pendapatnya dalam menyelesaikan soal tersebut. Bagi siswa yang sudah mendapatkan jawaban agar menuliskan jawaban di papan tulis sehingga teman yang lain dapat mengetahui hasil jawabannya. b. Observasi II 1) Tindak mengajar Pada tahap awal atau tahap pendahuluan guru atau tutor membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan memberikan informasi tentang materi yang akan dibahas atau dipelajari pada tatap muka tersebut. Adapun materi yang akan dipelajari pada tatap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
muka tersebut adalah merumuskan pernyataan yang setara dengan pernyataan majemuk atau pernyataan berkuantor. Pada tahap ini guru atau tutor juga menerangkan atau memberikan motivasi kepada warga belajar tentang pentingnya mempelajari merumuskan pernyataan yang setara dengan pernyataan majemuk atau pernyataan berkuantor. Disamping itu guru atau tutor memberikan
gambaran
umum
tentang
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan . Sebelum pembelajaran dilanjutkan pada tahap ini pula guru atau tutor membahas soal yang diberikan sebagai pekerjaan rumah. Kemudian pekerjaan siswa atau warga belajar dicocokkan dengan jawaban yang ada di papan tulis yang dikerjakan oleh siswa. Setelah selesai membahas pekerjaan rumah guru atau tutor memberikan penguatan atau mengingatkan lagi materi terdahulu yang penting untuk digunakan dalam pembahasan materi yang akan dipelajari sekarang. Pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu guru atau tutor menguraikan materi pelajaran yang telah disampaikan pada pendahuluan. Pada tahapan penyampaian materi guru atau tutor menyampaikan materi dengan benar tidak ada yang materi menyimpang karena guru menggunakan buku acuan atau buku pegangan yang diterbitkan oleh pemerintah. Penyampaian materi dilakukan dengan lancar, tidak tersendat-sendat dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa atau warga belajar yang mayoritas adalah ibu rumah tangga. Penyampaian materi diberikan dengan sistematis dan diberikan contoh-contoh yang sesuai dengan topik yang sedang dipelajari. Dalam menyampaikan materi guru jarang sekali bahkan tidak menggunakan alat peraga atau media pembelajaran sehingga pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, variasi model
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
pembelajaran yang dilakukan guru kurang sehingga terkesan monoton, guru berbicara sopan terhadap siswa atau warga belajar, menghindari perbuatan yang dapat menggangu perasaan warga belajar, menunjukkan sikap adil terhadap semua siswa dan menghargai setiap perbedaan pendapat siswa. Disamping itu pada saat pembelajaran berlangsung yang sering dilakukan oleh oleh guru antara lain membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, mendorong siswa menumbuhkan rasa percaya diri. Pada proses pembelajaran sering sekali guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang sedang dibicarakan, mendorong siswa untuk mengemukakan idenya, mendorong siswa untuk tukar pendapat dengan sesama teman tentang suatu pertanyaan yang diberikan oleh guru, namun sebagaian besar siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Untuk materi penguatan guru jarang memberikan, karena biasanya pada pembelajaran matematika di kelas tersebut siswa masih banyak yang mengalami kesulitan jika hanya diterangkan sekali. Pada tahap penerapan siswa mendapatkan tugas-tugas dari guru atau tutor baik yang bersifat terkontrol maupun yang bersifat mandiri. Tugas yang diberikan secara terkontrol guru memberikan tugas dengan arahan yang jelas, siswa dibimbing guru dalam menyelesaikan tugas, dituntut tanggung jawab setiap pribadi siswa, dan agar inisiatif siswa dalam belajar dapat tumbuh dan berkembang. Latihan mandiri bertujuan untuk mendorong siswa untuk banyak berkreasi dalam belajar sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Pada tahap penutup guru menyampaikan rangkuman materi yang dipelajari namun kebanyakan siswa tidak menulis rangkuman tersebut, sehingga siswa tidak terlibat secara aktif dalam membuat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
rangkuman. Guru juga menyarankan agar materi yang telah dipelajari di kelompok belajar tersebut dipelajari kembali di rumah masing-masing. Selanjutnya guru memberikan satu soal untuk latihan di rumah, dan pelajaran diakhiri dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan. 2) Tindak Belajar Suasana kelas pada saat awal pembelajaran berlangsung cukup gaduh. Hal ini terjadi karena siswa membawa anak-anak ke tempat belajar. Pada saat siswa mengerjakan soal-soal latihan
yang
diberikan guru, siswa bekerja sama dengan teman semejanya, mereka didorong untuk bisa mengungkapkan pendapatnya dalam menyelesaikan soal tersebut. Bagi siswa yang sudah mendapatkan jawaban agar menuliskan jawaban di papan tulis sehingga teman yang lain dapat mengetahui hasil jawabannya. Keaktifan siswa belum nampak, karena kebanyakan yang maju ditunjuk oleh guru. c. Observasi III 1) Tindak mengajar Pada tahap awal atau tahap pendahuluan guru atau tutor membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan memberikan informasi tentang materi yang akan dibahas atau dipelajari pada tatap muka tersebut. Adapun materi yang akan dipelajari pada tatap muka tersebut adalah merumuskan pernyataan yang setara dengan pernyataan majemuk atau pernyataan berkuantor yang diberikan. Pada tahap ini guru atau tutor juga menerangkan atau memberikan motivasi kepada warga belajar tentang pentingnya mempelajari merumuskan pernyataan yang setara dengan pernyataan majemuk atau pernyataan berkuantor yang diberikan. Disamping itu guru atau tutor memberikan gambaran umum tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Sebelum pembelajaran dilanjutkan pada tahap ini pula guru atau tutor membahas soal yang diberikan sebagai pekerjaan rumah. Kemudian pekerjaan siswa atau warga belajar dicocokkan dengan jawaban yang ada di papan tulis yang dikerjakan oleh siswa. Setelah selesai membahas pekerjaan rumah guru atau tutor memberikan penguatan atau mengingatkan lagi materi terdahulu yang penting untuk digunakan dalam pembahasan materi yang akan dipelajari sekarang. Materi yang perlu diingat lagi adalah logika matematika. Pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu guru atau tutor menguraikan materi pelajaran yang telah disampaikan pada pendahuluan yaitu tentang logika matematika. Pada tahapan penyampaian materi guru atau tutor menyampaikan materi dengan benar tidak ada yang materi menyimpang karena guru menggunakan buku acuan atau buku pegangan. Penyampaian materi dilakukan dengan lancar, tidak tersendat-sendat. namun masih sulit dipahami oleh siswa atau warga belajar yang mayoritas adalah ibu rumah tangga. Penyampaian materi diberikan dengan sistematis dan diberikan contoh-contoh yang sesuai dengan topik yang sedang dipelajari. Dalam menyampaikan materi guru jarang sekali bahkan tidak menggunakan alat peraga atau media pembelajaran sehingga pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, variasi model pembelajaran yang dilakukan guru kurang sehingga terkesan monoton, guru berbicara sopan terhadap siswa atau warga belajar, menghindari perbuatan yang dapat menggangu perasaan warga belajar, menunjukkan sikap adil terhadap semua siswa dan menghargai setiap perbedaan pendapat siswa. Disamping itu pada saat pembelajaran berlangsung yang sering dilakukan oleh oleh guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
antara lain membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar, mendorong siswa menumbuhkan rasa percaya diri. Pada tahap penerapan siswa mendapatkan tugas-tugas dari guru atau tutor baik yang bersifat terkontrol maupun yang bersifat mandiri. Tugas yang diberikan secara terkontrol guru memberikan tugas dengan arahan yang jelas, siswa dibimbing guru dalam menyelesaikan tugas, dituntut tanggung jawab setiap pribadi siswa, dan agar inisiatif siswa dalam belajar dapat tumbuh dan berkembang. Latihan mandiri bertujuan untuk mendorong siswa untuk banyak berkreasi dalam belajar sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Pada tahap penutup guru menyampaikan rangkuman materi yang dipelajari namun kebanyakan siswa tidak menulis rangkuman tersebut, sehingga siswa tidak terlibat secara aktif dalam membuat rangkuman. Disamping itu guru juga menyarankan agar materi yang telah dipelajari di kelompok belajar tersebut dipelajari kembali di rumah masing-masing. Selanjutnya guru memberikan satu soal untuk latihan di rumah, dan pelajaran diakhiri dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan. 2) Tindak Belajar Suasana kelas pada saat awal pembelajaran masih sangat gaduh karena hampir semua warga belajar membawa anak mereka yang masih kecil. Pada saat siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru, siswa bekerja sama dengan teman semejanya, mereka didorong untuk bisa mengungkapkan pendapatnya dalam menyelesaikan soal tersebut. Bagi siswa yang sudah mendapatkan jawaban agar menuliskan jawaban di papan tulis sehingga teman yang lain dapat mengetahui hasil jawabannya. Kebanyakan siswa yang maju untuk mengerjakan soal latihan ke depan ditunjuk oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
guru, sehingga belum nampak keaktifan siswa dalam menyelesaikan soal latihan. 2. Pelaksanaan Kurikulum Pembelajaran Matematika Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong 1) Wawancara terhadap Kepala Sekolah (Lampiran 9 halaman 91) Wawancara yang peneliti lakukan terhadap pengelola Kejar Paket C Harapan
Kecamatan
gambaran
secara
Gemolong
jelas
bertujuan
mengenai
untuk
penerapan
memperoleh
kurikulum
dan
pengembangan silabus untuk mata pelajaran matematika. Berikut ini penulis sampaikan rangkuman hasil
wawancara peneliti dengan
Kepala Sekolah : i) Struktur Kurikulum a) Struktur kurikulum program paket C sudah sesuai dengan kurikulum kesetaraan, karena memang Kurikulum pada program Kejar Paket C diambil sepenuhnya dari kurikulum kesetaraan yang diterbitkan oleh pemerintah. b) Kurikulum program Kejar Paket C telah dikembangkan dengan mengacu pada Standar Isi Kesetaraan, Standar Kompetensi Lulusan, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Namun demikian pengembangan itu belum sepenuhnya dilakukan oleh guru atau tutor. ii) Silabus a) Silabus untuk mata pelajaran matematika pada program Paket C tersedia dan lengkap seperti yang diterbikan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan (KTSP). b) Acuan yang digunakan untuk menyusun silabus untuk mata pelajaran matematika pada program paket C adalah Kurikulum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
yang mengacu pada Standar Isi Kesetaraan, Kurikulum yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. c) Yang menyusun silabus untuk mata pelajaran matematika pada program paket C adalah guru atau tutor mata pelajaran matematika, kepala sekolah sebagai penyelenggara, tim pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang
dibentuk oleh penyelenggara, dan dinae pendidikan kabupaten sebagai fasilitator. d) Silabus mata pelajaran matematika sudah didokumentasikan dengan baik, ada silabus yang dibawa untuk pegangan guru, ada pula silabus yang disimpan di sekolah sebagai dokumentasi sekolah. 2) Wawancara terhadap guru ( Lampiran 10 halaman 94) i) Struktur Kurikulum a) Struktur kurikulum program paket C sudah sesuai dengan kurikulum kesetaraan, karena memang Kurikulum pada program Kejar Paket C diambil sepenuhnya dari kurikulum kesetaraan yang diterbitkan oleh pemerintah. b). Kurikulum program Kejar Paket C telah dikembangkan dengan mengacu pada Standar Isi Kesetaraan, Standar Kompetensi Lulusan, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Namun demikian pengembangan itu belum sepenuhnya dilakukan oleh guru atau tutor. iii) Silabus c). Silabus untuk mata pelajaran matematika pada program Paket C tersedia dan lengkap seperti yang diterbikan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan (KTSP).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
d). Acuan yang digunakan untuk menyusun silabus untuk mata pelajaran matematika pada program paket C adalah Kurikulum yang mengacu pada Standar Isi Kesetaraan, Kurikulum yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. e). Yang menyusun silabus untuk mata pelajaran matematika pada program paket C adalah guru atau tutor mata pelajaran matematika, kepala sekolah sebagai penyelenggara, tim pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang
dibentuk oleh penyelenggara, dan dinae pendidikan kabupaten sebagai fasilitator. f). Silabus mata pelajaran matematika sudah didokumentasikan dengan baik, ada silabus yang dibawa untuk pegangan guru, ada pula silabus yang disimpan di sekolah sebagai dokumentasi sekolah. c. Dokumentasi hasil belajar Data yang diperoleh dari dokumentasi pada penelitian ini berupa foto-foto kegiatan pembelajaran matematika di Kelompok Belajar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong titik V, daftar nama-nama siswa atau warga belajar
kelas X
semester 2, transkrip wawancara terhadap
Kepala Sekolah, transkrip wawancara terhadap guru atau tutor dan transkrip wawancara terhadap siswa atau warga belajar. Selain itu peneliti juga mendapatkan data tentang Kurikulum Pendidikan Luar Sekolah dari jurnal, buku-buku pegangan serta instrumen akreditasi Program Paket C yang diterbitkan oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal (BANPNF). C.
Pembahasan 1. Proses Pembelajaran di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kegiatan pembelajaran di program Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong merupakan penanaman konsep belajar sepanjang hayat bagi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
peserta didik. Salah satu upaya yang dilakukan pada pembelajaran Kejar Paket C diharapkan siswa atau warga belajar mempunyai kesadaran yang baik untuk belajar. Siswa atau warga belajar dalam mengikuti pembelajaran harus bersifat lebih aktif, mandiri, kreatif, bertanggungjawab atas apa yang dilakukan dan mampu bekerja sama dengan baik. Dari hasil analisis data di atas menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang, hal ini dapat dilihat dari kurangnya keberanian mereka untuk mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Untuk mewujudkan tujuan itu peranan guru atau tutor sangatlah penting untuk menanamkan konsep yang diberikan atau materi yang sedang diajarkan. Namun tidak menutup kemungkinan justru kesadaran yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri memegang peranan yang lebih penting. Kesadaran siswa atau warga belajar akan terbentuk seiring dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan baik ketika berada di dalam kelas atau di tempat belajar maupun ketika mereka kembali ke masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap beberapa informan yang peneliti lakukan dalam kegiatan pembelajaran matematika diperoleh bahwa, dalam kegiatan pembelajaran
matematika metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru atau tutor telah sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Pendidikan Luas Sekolah. Metode yang digunakan guru antara lain metode ceramah, tanya jawab, pemberian soal latihan, diskusi dan pemberian tugas. Sedangkan model pembelajaran yang digunakan adalah model tutorial maksudnya bahwa guru memberikan penjelasan satu per satu kepada siswa atau warga belajar dengan berkeliling sampai siswa itu mengerti tetang materi yang sedang dibahas. Kegiatan pembelajaran terbagi dalam tiga tahapan yaitu tahap pendahuluan, inti dan penutup. Pada tahap pendahuluan guru atau tutor memulai
kegiatan
pembelajaran
dengan
mengucapkan
salam
dan
menanyakan pekerjaan rumah yang telah diberikan sebelumnya. Kemudian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
guru mengajak siswa untuk menyiapkan PR dan menanyakan apakah ada kesulitan mengerjakan soal-soal tersebut. Sering kali walaupun tidak ada yang mengajukan pertanyaan soal-soal tersebut dibahas oleh guru dengan menyuruh salah satu siswa untuk maju sambil mengecek hasil pekerjaan mereka. Setelah selesai membahas PR guru atau tutor melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan materi yang baru. Sebelum menjelaskan materi tersebut guru memberikan penjelasan mengenai tujuan dan pentingnya mempelajari materi tersebut. Selanjutnya dengan metode caramah yang diselingi dengan tanya jawab guru menjelaskan secara terperinci materi yang dibahas pada pertemuan tersebut. Setelah menjelaskan materi guru memberikan contoh-contoh soal dan penyelesaiannya, dengan tekun guru membimbing siswa atau warga belajar agar mengetahui bagaiman cara mengerjakannya. Sesekali guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum jelas, bila ada yang belum jelas guru memberikan penjelasan dengan lebih pelan. Setelah tidak ada siswa yang bertanya maka guru memberikan soal-soal untuk latihan, mereka diperbolehkan diskusi dengan teman disekitarnya dengan harapan siswa dapat belajar bersama dan bekerja sama untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Penggunaan metode ceramah dan tanya jawab kurang dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Evaluasi terhadap proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong ini menurut hasil observasi dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Suasana kelas pada saat proses pembelajaran masih gaduh, hal ini disebabkan oleh banyaknya anak-anak warga belajar yang ikut. b. Tidak tersedia buku pegangan siswa. c. Guru belum menggunakan variasi model pembelajaran sehingga belum bisa memotivasi siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
d. RPP yang dibuat oleh guru belum menunjukkan secara tegas kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. e. RPP yang dibuat oleh guru masih banyak yang kurang, misalnya penulisan sumber belajar, penulisan kegiatan penutup, belum tegas melakukan refleksi. Proses pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket C berbeda dengan proses pembelajaran matematika di sekolah formal. Perbedaan yang sangat tampak adalah sebagian besar siswa kelas Kejar Paket C pasif, sedang siswa di kelas formal terlihat lebih aktif. Apabila terdapat siswa yang aktif itu hanya beberapa saja dan itupun beberapa siswa yang sama. Disamping itu dalam pembelajaran matematika Kejar Paket C guru atau tutor jarang membawa alat peraga, itupun jika membawa seadanya saja pada prinsipnya siswa dapat memahami materi yang sedang dibahas. Dalam penyampaian materi guru harus memberikan gambaran yang lebih mudah dipahami tentang materi pokok yang akan diajarkan. Selanjutnya guru memberikan arahan kepada siswa atau warga belajar tentang kegiatan yang harus dilakukan, sehingga dari kegiatan ini siswa diharapkan mampu menyimpulkan inti materi yang sedang dibahas. Ketika guru mengajar mereka berkonsentrasi pada materi yang diajarkan, walaupun terkadang suasana itu pecah oleh mereka yang tertawa karena sesekali guru memberikan lelucon atau humor yang sesuai dengan bahasa atau kebiasaan mereka di kampung. Ketika guru meminta siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas ada siswa yang bersedia maju tanpa harus ditunjuk oleh guru. Dalam pembelajaran Paket C siswa atau warga belajar diharapkan kreatif dan mandiri. Kreatifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari keterlibatan mereka dalam memberikan pendapat terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru, juga dalam memberikan contohcontoh. Kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket C ini sudah nampak, hak ini dapat diketahuai dari terselesaikannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
tugas-tugas mandiri yang diberikan oleh guru. Walaupun mungkin hasil pekerjaan mereka masih banyak terdapat kesalahan tetapi kebanyakan mereka sudah mengerjakannya. Keberhasilan dalam belajar tidak lepas dari bagaimana kebiasaan belajar siswa ketika mereka belajar di rumah. Motivasi, dukungan dari orang-orang disekitar mereka mempengaruhi perkembangan jiwa mereka. Dari penelitian ini dapat diperoleh hal-hal berikut yaitu banyaknya pekerjaan sehari-hari sebagai petani menyita perhatian mereka untuk dapat belajar dengan baik. Keletihan setelah seharian bekerja juga membuat mereka malas belajar dan ingin cepat istirahat. Bahkan tidak jarang dari mereka yang tidak memikirkan belajar di rumah sama sekali, mereka menganggap belajar di sekolah atau di tempat belajar saja. Kebiasaan belajar siswa juga dapat dilihat dari intensitas belajar mereka di rumah. Intensitas yang dimaksud di sini adalah frekuensi belajar. Frekuensi belajar diukur dengan banyaknya waktu belajar yang mereka gunakan di luar waktu pembelajaran. Padahal intensitas belajar ini sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa atau warga belajar terhadap materi yang telah diajarkan. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa siswa Kejar Paket C Harapan ini rata-rata waktu belajar di rumah dalam satu hari kurang lebih 1-2 jam. Untuk pelajaran matematika sebagian besar mereka belajar jika hanya ada pelajaran matematika dan tugas dari guru saja. Kemandirian belajar siswa atau warga belajar ketika di rumah menunjukkan hasil yang sukup baik. Hal ini dapat diketahui dari kebiasaan mereka
mengerjakan
soal-soal
pekerjaan
rumah,
beberapa
siswa
mempelajari atau menyiapkan materi yang akan dipelajari. Sebagian besar siswa telah menyadari akan pentingnya menyiapkan materi pembelajaran yang akan diberikan oleh guru. Menurut mereka mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diberikan guru akan membantu mereka memahami materi yang akan diajarkan oleh guru. Para siswa juga banyak yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guruyang sifatnya mandiri, sehingga sebagian siswa terlibat secara aktif dalam pembahasan PR di kelas pada pertemuan berikutnya. Pola kerjasama siswa atau warga belajar ketika mereka belajar di rumah belum nampak. Apabila di rumah siswa lebih sering belajar dengan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru secara mandiri. Hal ini terjadi karena kesibukan mereka di rumah masing-masing, walaupun secara geografis rumah mereka tidak terlalu jauh jaraknya satu sam lain, sehingga mereka merasa enggan utnuk belajar secara kelompok. Mereka belajar kelompok ketika berada di temapt belajar ketika sambil menunggu gurunya datang. Dalam pembelajaran Paket C ini keberhasilan siswa tidak hanya diukur dari kemampuan kognitifnya saja, tetapi siswa juga harus bisa mengembangkan kemampuan sosialnya. Sebagaian besar siswa telah mengenal pendidikan sampai ke tingkat lanjutan. Sehingga dengan lingkungan tersebut dapat mendorong siswa untuk terus belajar atau bersekolah sampai tingkat lanjutan atas walaupun harus di Kejar Paket C. Sehingga ketika mengalami kesulitan dapat bantuan kepada tetangga sekitar yang lebih tahu. Dari situlah akan timbul interaksi yang baik antara siswa atau warga belajar dengan masyarakat yang akhirnya akan mempengaruhi kebiasaan belajar mereka. Para siswa atau warga belajar telah menyadari betapa pentingnya mempelajari matematika dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun kebanyakan para siswa hanya memperoleh pengetahuan dari kelompok belajar saja dan tidak banyak yang memperoleh pengetahuan tambahan dari luar sekolah tempat belajar. Selain itu, masih banyak siswa yang belum menyukai pelajaran matematika dengan alasan pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit, sehingga mereka tidak berminat untuk belajar matematika. Jika mereka mengalami kesulitan dalam belajar misalnya mengerjakan soal-soal latihan maka mereka akan bertanya kepada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
anak-anak mereka, teman atau tetangga terdekat. Atau setidaknya jika masih terjadi kesulitan maka akan mereka tanyakan kepada guru atau tutor pada pertemuan berikutnya. 2.
Pelaksanaan
Kurikulum
Kejar
Paket
C
Harapan
Kecanatam
Gemolong Dengan memperhatikan hasil wawancara dan dokumentasi perangkat kurikulum di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong maka dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut : a). Struktur kurikulum program paket C sudah sesuai dengan kurikulum kesetaraan, karena memang Kurikulum pada program Kejar Paket C diambil sepenuhnya dari kurikulum kesetaraan yang diterbitkan oleh pemerintah. b). Kurikulum program Kejar Paket C telah dikembangkan dengan mengacu pada Standar Isi Kesetaraan, Standar Kompetensi Lulusan, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Namun demikian
pengembangan itu belum sepenuhnya dilakukan oleh guru atau tutor. c). Silabus untuk mata pelajaran matematika pada program Paket C tersedia dan lengkap seperti yang diterbikan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan (KTSP). d). Acuan yang digunakan untuk menyusun silabus untuk mata pelajaran matematika pada program paket C adalah Kurikulum yang mengacu pada Standar Isi Kesetaraan, Kurikulum yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. e). Yang menyusun Silabus untuk mata pelajaran matematika pada program paket C adalah tim pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dibentuk oleh penyelenggara program namun tidak dapat berjalan sesuai yang diharapkan karena keterbatasan kemampuan, sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
silabus yang digunakan adalah silabus yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. f). Silabus mata pelajaran matematika sudah didokumentasikan dengan baik, ada silabus yang dibawa untuk pegangan guru, ada pula silabus yang disimpan di sekolah sebagai dokumentasi sekolah. 3.
Kendala-kendala
yang
dihadapi
dalam
proses
pembelajaran
matematika di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran di kelas Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong berasal dari beberapa faktor, dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Faktor lingkungan belajar Faktor
lingkungan
yang
dimaksud
adalah
suasana
proses
pembelajaran yang kurang kondusif. Suasana pembelajaran masih gaduh karena kebanyakan peserta didik mengajak anak-anak mereka ke tempat belajar. b. Faktor sarana dan prasarana Sarana dan prasarana pendukung dalam proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong ini masih kurang memadai. Tidak tersedia buku pegangan siswa cukup menyulitkan guru dalam proses pembelajaran. c. Faktor guru atau tutor Pembelajaran di Kejar Paket C merupakan program khusus yang dirancang guna mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperuntukan bagi warga Negara yang tidak atau belum mengenyam pendidikan formal. Sebagai
sekolah
yang
dianggap
asing,
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran matematika berusaha dijalankan oleh guru atau tutor dalam tahap awal. Variasi model pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih kurang sehingga terkesan pembelajaran berjalan secara monoton dan membosankan, sehingga siswa belum terlibat secara aktif dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
proses pembelajaran. Guru belum menyusun RPP yang digunakan untuk acuan proses pembelajaran dengan benar. 4. Rekomendasi solusi terhadap kendala yang muncul pada proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Berdasarkan pembahasan dengan berbagai kendala tersebut maka peneliti memberikan rekomendasi usulan solusi atas kendala yang muncul tersebut sebagai berikut: a. Suasana kelas dalam proses pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong yang kondusif memungkinkan siswa merasa nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran. Solusi yang penulis sampaikan yaitu agar warga belajar tidak membawa anak-anak ikut masuk ke dalam kelas sehingga tidak membuat suasan menjadi gaduh. b. Bahan belajar untuk proses pembelajaran di kelas Kejar Paket C Harapan adalah buku pegangan siswa. Tidak tersedianya buku pegangan siswa sangat menganggu proses pembelajaran. Solusi yang penulis sampaikan adalah mengusulkan lewat kepala sekolah kepada pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen untuk dapat membantu pengadaan buku pegangan siswa. c. Mengikutsertakan guru atau tutor dalam kegiatan bintek atau workshop yang berkaitan dengan metode dan variasi pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi guru yang bersangkutan. d. Mengikutsertakan guru atau tutor dalam kegiatan bintek atau workshop yang berkaitan dengan penyusunan RPP untuk meningkatkan kompetensi guru yang bersangkutan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian dimuka dan data-data dari hasil penelitian di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses Pembelajaran di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong .
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika di Kejar Paket C
terutama suasana pembelajaran berlangsung kurang kondusif, hal ini terjadi karena
kebanyakan
siswa
membawa
anak-anak
ke
dalam
tempat
pembelajaran. Guru menggunakan metode yang monoton sehingga terkesan siswa merasa jenuh. Metode yang digunakan oleh guru hanya metode ceramah dan tanya jawab sehingga kurang memancing motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran di Kejar Paket C merupakan program khusus yang dirancang guna mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperuntukkan bagi warga Negara yang tidak atau belum mengenyam pendidikan formal. Sebagai sekolah yang dianggap asing, pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika berusaha dijalankan oleh guru atau tutor dalam tahap awal. Variasi model pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih kurang sehingga terkesan pembelajaran berjalan secara monoton dan membosankan. Guru belum secara khusus menggunakan metode yang dapat menggali kompetensi siswa, hal ini dipengaruhi oleh terbatasnya waktu untuk pelaksanaan pembelajaran. 2. Pelaksanaan Kurikulum Kejar Paket C Harapan Kecanatam Gemolong Pengelola Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen telah melaksanakan kurikulum pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong telah sesuai dengan petunjuk dan panduan Pedoman Penyelenggaraan Program Paket C Umum sebagaimana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan. Hal ini dapat diketahui dari hasil supervisi kepala sekolah terhadap pelaksanaan proses pembelajaran matematika. 3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong adalah : 1. Suasana kelas pada saat pembelajaran masih kurang kondusif. 2. Sarana dan prasrana kurang memadai terutama buku pegangan siswa. 3. Variasi model pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih kurang. 4. RPP yang dibuat oleh guru kurang lengkap. 4. Rekomendasi solusi terhadap kendala yang muncul pada proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Berdasarkan pembahasan dengan berbagai kendala tersebut maka peneliti memberikan rekomendasi usulan solusi atas kendala yang muncul tersebut sebagai berikut: 1. Menganjurkan kepada warga belajar tidak membawa anak-anak ikut masuk ke dalam kelas sehingga tidak membuat suasan menjadi gaduh. 2. Menyediakan buku pegangan siswa untuk proses pembelajaran di kelas Kejar Paket C Harapan, sehingga setiap mendapatkan satu buku. 3. Mengikutsertakan guru atau tutor dalam kegiatan bintek atau workshop yang berkaitan dengan metode dan variasi pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi guru yang bersangkutan. 4. Mengikutsertakan guru atau tutor dalam kegiatan bintek atau workshop yang berkaitan dengan pembuatan RPP untuk meningkatkan kompetensi guru yang bersangkutan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diharapkan mempunyai makna bagi setiap peneliti sebagai acuan bagi penelitian berikutnya. Adapun penelitian yang telah dilakukan ini mempunyai implikasi antara lain : 1. Implikasi Teoritis a. Pembelajaran baik di sekolah maupun di masyarakat mempunyai peranan yang penting terhadap keberhasilan peserta didik. Kebiasaan belajar siswa tercermin dari intensitas belajar baik di rumah maupun di sekolah atau tempat belajar, keaktifan, kreatifitas dan kemandirian yang akhirnya akan membentuk pola belajar pserta didik. b. Dengan metode ceramah, tanya jawab, latihan soal dan diskusi yang akan membentuk pola kerjasama antar siswa sehingga siswa akan menghargai perbedaan individu. 2. Implikasi Praktis a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru atau tutor untuk memahami karakteristik peserta didik pada Kejar Paket C, disamping itu akan memberikan kesadaran yang tinggi kepada guru atau tutor bahwa di Indonesia terdapat 3 jalur pendidikan yaitu informal, formal dan non formal. Kejar Paket C termasuk dalam pendidikan non formal sehingga tugas guru tidak hanya mendidik generasi penerus yang sekolah di pendidikan formal saja tetapi masih ada generasi penerus bangsa yang sekolah di pendidikan non formal yang juga membutuhkan pendidikan untuk meraih masa depannya. b. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan kepada orang tua dalam mengarahkan dan membimbing anak-anaknya dalam meningkatkan prestasi belajar matematika. Mengenalkan Kejar Paket C bukan sekedar kelompok belajar atau kursus tetapi di dalamnya terdapat pembelajaran sama dengan sekolah formal lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan kepada pemerintah dan instansi terkait bahwa Kejar Paket C lahir dari pemerintah seperti sekolahsekolah formal lainnya dan mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga perlu dipikirkan juga tentang sarana dan prasarananya. Sarana dan prasarana yang memadai akan mempengaruhi berlangsungnya pembelajaran matematika dengan baik. C. Saran/ Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, maka dapat dikemukakan berbagai saran demi perbaikan hasil selanjutnya. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut : 1. Untuk pemerintah Agar pemerintah memberikan dana operasional pada Kejar Paket C Harapan agar secara khusus digunakan untuk penyediaan buku pegangan siswa. 2. Untuk Penyelenggara Hendaknya selalu memberikan sosialisasi dan motivasi kepada warga belajar akan pentingnya sekolah walaupun di tempuh pada pendidikan non formal, untuk mengurangi banyaknya siswa yang membawa anak ke tempat belajar.. 3. Untuk Guru Guru atau tutor hendaknya selalu meningkatkan kemampuan dengan mengikuti workshop dan bintek tentang model-model pembelajaran dan pembuatan RPP. 4. Untuk siswa Hendaknya siswa atau warga belajar harus mampu menanamkan prinsip belajar sepanjang hayat, sehingga akan meningkatkan kemauan dan kemampuan dalam pembelajaran matematika.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000 . Undang-Undang Dasar 1945. Andi Prastowo. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta : Ar-ruzz Media. Bagus Nugroho. 2010. Analisis Perubahan Kurikulum SMA Mata Pelajaran Matematika di Kabupaten Karanganyar. Tesis. Djamarah. 2002 . Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Djuju Sudjana. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT. ROSDA E. Baker, B. McGraw, & P. Peterson. 2003. Evaluation of mathematics education programs. International encyclopedia of education, 3rd Edition. Elsevier. Howe Kenneth R. 1992 . Liberal Democracy, Equal Educational Opportunity, and the Challenge of Multiculturalism. American Educational Research Journal Fall 1992, Vol. 29, No. 3, PP. 455-470 Karalis Thanassis and Dimitris Vergidis. 2004. Lifelong education in Greece: recent developments and current trends. Int. J. of Lifelong Education, Vol. 23, No. 2 (March–April 2004), 179–189 Malik Ibrahim. (2006). Evaluasi Program Fasilitator Desa Intensif di Kabupaten Kendal. Jurnal Ilmiah Visi PTK-PNF, Vol 1. No. 2. 82-88 Mehmet Bilir. 2007. Non-formal education implementations in Turkey: issues and latest challenges. Int. J. of Lifelong Education, Vol. 26, No. 6 (November-December 2007), 621–633 Mendiknas. 2003. UU Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional. Mendiknas. 2005. Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional. Mendiknas. 2008 . Peraturan Pemerintahm No. 3 Tahun2008 tentang Standar proses Pendidikan Kesetaraan Paket A, Paket B dan Paket C. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional Muhammad Hasbi. (2006). Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Dalam Bidang Pendidikan Luar Sekolah. Jurnal commit user2. 89-95 Ilmiah Visi PTK-PNF, Vol 1.toNo.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nusa Putra. 2011. Penelitian Kualitatif Proses dan Aplikasi. Jakarta : PT. Indeks. Sudjana S. 2001. Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production. Tim Dirdik Kesetaraan, 2006. Pendidikan Kesetaraan Mencerdaskan Anak Bangsa. Jakarta: Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal. Tim Dirdik Kesetaraan, 2009. Petunjuk Teknis Bantuan Sosial Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Paket A, B dan C berbasis Komunitas. Jakarta: Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal. Tim PLSOR, 2007. Panduan Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional. Semarang : Dinas Pendidikan Prop. Jateng. Tim Penulisan Tesis UNS, 2011. Panduan Penulisan Tesis, Surakarta : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret . Tjetjep Rohendi Rohidi, 2009. Analisis Data Kualitatif. Jakarta UI-Press. Wahyudin, 2008. Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta : CV. Ipa Abong. Wina Sanjaya, 2006. Startegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media. Yana Wardana, 2007. Manajemen Pendidikan Untuk Peningkatan Daya Saing. Bandung : PT Pribumi Mekar. Jakarta : Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Dirjen PLS. Yatim Riyanto, 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC. Xin Liang, & Qiong Zhou, 2009. Students experiences of mathematics learning in technology integrated Classrooms. Int. J. of Technology in Teaching and Learning. 5(1), 62-74
commit to user