PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENENTUAN TARIF SEWA BIS PARIWISATA Studi Kasus pada Perusahaan Jasa Transportasi Po BIMO dengan alamat JL. Berbah, Kadisono, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. . SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Cicilia Kadia Suci Trisnowati NIM: 021334096
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENENTUAN TARIF SEWA BIS PARIWISATA Studi Kasus pada Perusahaan Jasa Transportasi Po BIMO dengan alamat JL. Berbah, Kadisono, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. . SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: Cicilia Kadia Suci Trisnowati NIM: 021334096
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
”KETABAHAN” Ketika seluruh dunia semakin suram Dan semua tampak tidak begitu jelas, Ketika bayang-bayang tampak mulai menggantung Tuhan, tabahkanlah aku. Ketika segalanya telah dicoba Dan kelihatannya tidak ada jalan, Buatlah aku tetap ingat Kadang-kadang perjalanan memang lambat. Aku mungkin hanya perlu berhenti dan beristirahat Sepanjang lintasan yang kutempuh, Saatnya untuk mencoba mengerti Dan berbincang dengan Tuhan. Setelah kudapat kekuatan baru untuk lanjut Tanpa ragu atau takut, Bagaimanapun aku tahu masalah akan beres, Maka, tabahkanlah aku. By Anne Stortz
§
Skripsi ini kupersembahkan untuk: § Tuhan Yesus Kristus § Mama sama Bapak (alm) § Mba Atie, Mba Dede dan Arie Me and My Boyfriend (mas Adhie) ?
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 September 2007 Penulis
Cicilia Kadia Suci Trisnowati
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK EVALUASI PENENTUAN TARIF SEWA BIS PARIWISATA Studi Kasus pada Perusahaan Jasa Transportasi Po BIMO dengan alamat JL. Berbah, Kadisono, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Cicilia Kadia Suci Trisnowati Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata Po BIMO sudah tepat, dan (2) apakah penentuan besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO sudah tepat. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan pada Po BIMO yang berlokasi di Jl. Berbah, Kadisono, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada bulan November sampai dengan Desember 2006. Data dikumpulkan dengan metode: (1) wawancara, (2) observasi, dan (3) dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menyajikan prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata pada Po BIMO. Analisis komparatif digunakan untuk membandingkan prosedur dan hasil perhitunga n tarif sewa bis pariwisata antara perusahaan dengan teori yang menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata Po BIMO kurang tepat, dan (2) penentuan besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO sudah tepat.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT EVALUATION OF DETERMINING THE FARE COST OF TOURIST BUS A Case Study at Po BIMO Transport Enterprise Jalan Berbah, Kadisono, Berbah District, Sleman Regency, Yogyakarta.
Cicilia Kadia Suci Trisnowati Sanata Dharma University 2007
The purposes of this research are to know whether: (1) Po BIMO has already determined the procedure of determining the fare cost of tourist bus in appropriate way and, (2) whether the amount of the fare cost of tourist bus determined by Po BIMO has been in appropriate way. This research is a case study done at Po BIMO which lies on jalan Berbah, Kadisono, Berbah District, Sleman Regency Yogyakarta from November until December 2006. The techniques of data collection were: (1) interview, (2) observation, and (3) documentation. The techniques of analyzing the data were is descriptive and comparative. Descriptive analysis applied to present the procedure of determining the fare cost of tourist bus of Po BIMO, while comparative analysis used to compare the procedure and the result of calculation of the fare cost of tourist bus determined by the company and determined according to the theory. In comparing this case, cost plus pricing method was applied by using full cost approch. The results of this research show that: (1) the procedure of determining the fare cost of tourist bus done by Po BIMO hasn’t been in appropriate way and, (2) the amount of the fare cost of tourist bus determined by Po BIMO is appropriate.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan atas karunia dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul EVALUASI PENENTUAN TARIF SEWA BIS PARIWISATA. Penelitian dan penulisan skripsi ini bertujuan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, saran dan nasehat dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi penulis di dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Pendidikan Akuntansi dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan inspirasi, saran dan kritiknya. 4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya, memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, petunjuk dan saran dalam proses penyusunan skripsi hingga akhir.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Akuntansi Sanata Dharma yang telah mendidik dan ilmunya sangat berarti dalam penulisan skripsi ini. 7. Bapak Edy Suhandono selaku staf accounting dan administrasi dan para staf Po BIMO telah banyak memberikan waktu untuk penulis dalam mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. 8. Seluruh Staf Tata Usaha Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma, terima kasih pula atas bantuannya. 9. Seluruh Staf Perpustakaan Sanata Dharma, yang telah banyak membantu dalam meminjamkan buku-buku sebagai referensi pembuatan skripsi sehingga skripsi dapat terselesaikan. 10. Mama sama Bapak (alm) yang selalu memberikan semangat, doa, kasih sayang, perhatian dan dorongan serta bantuan materi dan moral, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan penuh perjalanan yang sangat panjang. 11. Untuk kedua kakak’u mba atie sama mba dede dan adik’u arie ………… Thanks for love and money 12. Mas Koe
?
……
cayankoeee(Adhie) terima kasih atas semua cinta dan
semangat yang telah diberikan selama ini for me (Uchie). 13. Keluarga besar di Godean city (mbah kakung, mbah putrie sama bule, pa’le dan para sepupuku matur thank’u atas doa sama nasehatnya.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Sahabat-sahabat’u Bunga (wah udah kerja nie), anak-anak kontrakan concat (Ige, kirun, bimo, danang, mbah, adhie sama ibu kosèwah kita wisuda bareng ? ). 15. Teman-teman angkatan Pak 2002 khususnya kelas C Ciayo!! ....anak” kos Arimbi aie,
nova,
5 (tietiek, lia, tieties, tasya, mita, neko,
winda,
ana,
diah,
weni)
Jogja
Poenya Ninja (akta, ibnu, deny) and king’s of Ninja thanks for everything. 16. Beserta semua pihak yeng telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga skripsi ini selesai dan semua pihak yang tidak bisa satu persatu disebutkan. ……….thanks a lot…………. Semoga Tuhan membalas kebaikan dan jasa-jasa yang telah diberikan selama penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena terbatasnya kemampuan serta pengetahuan yang ada. Untuk itu semua saran dan kritik sangat diharapkan untuk dapat membangun penulisan ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 15 September 2007 Penulis
Cicilia Kadia Suci Trisnowati
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.....................................................
v
ABSTRAK .................................................................................................
vi
ABSTRACT...............................................................................................
vii
KATA PENGANTAR................................................................................
viii
DAFTAR ISI..............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xv
DAFTAR TABEL......................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................
1
B. Identifikasi Masalah....................................................................
3
C. Rumusan Masalah.......................................................................
3
D. Tujuan Penelitian.........................................................................
4
E. Manfaat Penelitian.......................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................
6
A. Tarif dan Harga Jual....................................................................
6
1. Pengertian Tarif dan Harga Jual............................................
6
2. Prosedur-prosedur Penetapan Tarif .....................................
7
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Tujuan Penetapan Harga/Tarif ..............................................
10
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Harga/Tarif..
11
5. Metode- metode Penetapan Harga/Tarif ................................
14
6. Kebijaksanaan Penetapan Harga/Tarif ..................................
19
B. Biaya ............................................................................................
21
1. Pengertian Biaya ...................................................................
21
2. Penggolongan Biaya ..............................................................
21
3. Memanfaatkan informasi biaya penuh ..................................
23
C. Jasa...............................................................................................
24
1. Pengertian Jasa ......................................................................
24
2. Karakteristik Jasa ..................................................................
25
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................
26
A. Jenis Penelitian............................................................................
26
B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................
26
C. Subjek dan Objek Penelitian.......................................................
26
D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................
27
E. Teknik Analisis Data ...................................................................
28
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...................................
30
A. Sejarah Perkembangan Perusahaan.............................................
30
B. Lokasi Perusahaan.......................................................................
32
C. Struktur Organisasi Perusahaan .................................................
32
D. Pemasaran....................................................................................
35
E. Personalia ....................................................................................
36
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Bidang Usaha dan Operasional Perusahaan................................
38
G. Permodalan Perusahaan...............................................................
40
H. Data Biaya ...................................................................................
41
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................................
43
A. Prosedur Penentuan Tarif Sewa Bis Pariwisata .........................
43
1. Prosedur-prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata yang telah ditetapkan oleh Po BIMO Yogyakarta ................
43
2. Prosedur-prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata menurut teori dengan menggunakan metode cost plus pricing pendekatan full costing .............................................
44
3. Perbandingan prosedur-prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata yang berlaku di Po BIMO dengan penentuan tarif sewa bis pariwisata berdasarkan teori ...........................
46
B. Penentuan Besar Tarif Sewa Bis Pariwisata ..............................
51
1. Penentuan besar tarif sewa bis pariwisata menurut Po BIMO ....................................................................................
51
2. Penentuan besar tarif sewa bis pariwisata menurut teori ......
57
3. Perbandingan besar tarif sewa bis pariwisata yang berlaku di Po BIMO dengan besar tarif sewa bis pariwisata berdasarkan teori ...................................................................
63
C. Pembahasan ................................................................................
66
BAN VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................
70
A. Kesimpulan..................................................................................
70
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Keterbatasan Penelitian...............................................................
73
C. Saran............................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
75
LAMPIRAN ...............................................................................................
76
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan ...............................................................
77
Lampiran 2 Neraca Po BIMO Transport................................................
80
Lampiran 3 Rugi Laba dan Aliran Kas Po BIMO Transport .................
81
Lampiran 4 Perhitungan Aktiva per km.................................................
83
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ...............................................
84
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar Gambar 4.1
Halaman Struktur Organisasi Po BIMO……………………..
xv
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 3.1
Karyawan Po BIMO…………………….………………..
36
Tabel 5.1
Taksiran biaya-biaya pada Po BIMO…..…………………
51
Tabel 5.2
Taksiran biaya kantor dan armada……...………………...
53
Tabel 5.3
Penentuan Besar Tarif Sewa Bis Pariwisata Po BIMO pada bis besar……...……………………………………..
Tabel 5.4
55
Penentuan Besar Tarif Sewa Bis Pariwisata Po BIMO pada bis mikro……...………...…………………………..
55
Tabel 5.5
Tarif Sewa Bis Pariwisata Po BIMO…...………………...
56
Tabel 5.6
Taksiran biaya-biaya pada Po BIMO….....……………….
57
Tabel 5.7
Taksiran Biaya Produksi dan Non Produksi…...…………
59
Tabel 5.8
Perhitungan biaya penuh untuk setiap Jenis Bis….………
60
Tabel 5.9
Laba yang diharapkan Po BIMO….…...…………………
61
Tabel 5.10
Perhitungan % Mark-up…………….…...…………………
62
Tabel 5.11
Perhitungan Mark-up dalam satuan rupiah……………….
62
Tabel 5.12
Perhitungan tarif sewa bis pariwisata...…….…………….
63
Tabel 5.13
Besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO dengan teori…..
63
Tabel 5.14
Perbandingan tarif sewa bis pariwisata Po BIMO dengan teori.….………………………………..
xvi
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang bertujuan mencari laba dengan mempergunakan faktor-faktor produksi menghasilkan barang atau jasa untuk keperluan masyarakat (Wasis, 1978:16). Berdasarkan pengertian perusahaan ini, perusahaan dapat digolongkan berdasarkan produk yang dihasilkan menjadi dua macam yaitu perusahaan yang menghasilkan produk barang dan produk jasa. Perusahaan dapat juga ditinjau dari aspek jenis kegiatannya yaitu perusahaan dagang, perusahaan manufaktur, dan perusahaan jasa. Dalam perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur, output perusahaan berupa produk atau barang. Sedangkan perusahaan jasa, output perusahaan berupa jasa. Peranan sektor jasa semakin penting atau dalam perekonomian Indonesia dewasa ini. Membaiknya perekonomian bangsa kian memberi peluang bagi sektor jasa untuk terus berkembang. Salah satu industri jasa yang berkembang cukup pesat adalah industri pariwisata di Indonesia baik yang ada di Bali, Lombok dan Yogyakarta. Sejalan dengan perkembangan pariwisata yang ada di Yogyakarta, maka diperlukan infrastruktur yang menunjang. Salah satu infrastruktur tersebut adalah penyedia bis pariwisata. Ada banyak perusahaan yang bergelut di bidang jasa pariwisata. Karenanya setiap perusahaan perlu menyusun strategi dalam
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
bersaing. Salah satu strategi bersaing adalah penentuan tarif sewa bis pariwisata. Penentuan tarif seharusnya tidak hanya dilakukan berdasarkan perkiraan saja, tetapi dengan berdasarkan perhitungan tarif yang benar. Apabila tarif terlalu tinggi, maka berakibat pindahnya konsumen ke perusahaan lain yang lebih murah. Tetapi, apabila tarif yang ditetapkan terlalu rendah maka berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan menjadi rugi dan dalam jangka panjang akan tidak menguntungkan perusahaan. Maka dari itu, diperlukan manajemen yang dapat menentukan strategi dan kebijakan penetapan harga yang tepat. Standarisasi tarif yang berlaku pada masing- masing perusahaan mempunyai relevansi yang akan dapat membawa kemajuan perusahaan. Tarif yang telah disepakati oleh konsumen dan perusahaan akan membawa dampak yang cukup baik bagi kelancaraan perusahaan. Pada dasarnya dalam keadaan normal harga jual produk atau jasa harus dapat menutup biaya penuh perusahaan baik biaya langsung atau tidak langsung. Pengertian biaya penuh adalah total pengorbanan sumber ekonomi untuk menghasilkan produk atau jasa. Penelitian ini akan dilaksanakan di Po BIMO, di mana perusahaan tersebut bergerak di bidang jasa. Perusahaan itu memberikan jasa persewaan bis. Po BIMO adalah salah satu perusahaan otobis yang memiliki banyak armada dan banyak sekali perusahaan-perusahaan atau instansi- instansi yang memanfaatkan jasanya. Namun akhir-akhir ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
terjadi penurunan jumlah konsumen, hal ini menyebabkan banyak armada yang tidak dioperasikan. Hal tersebut disebabkan tarif perusahaan Po BIMO lebih tinggi dari yang lainnya. Penulis ingin menyelidiki apakah tarif yang tinggi tersebut disebabkan prosedur dan besar tarif sudah tepat atau belum. Oleh karena itu, penulis tertarik ingin mengetahui bagaimana penentuan tarif yang dibuat oleh Po BIMO apakah sesuai dengan penghitungan yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Berdasarkan uraian masalah di atas, serta adanya ketertarikan dan keinginan penulis untuk mendalami masalah tersebut, maka penulis mengambil judul penelitian EVALUASI PENENTUAN TARIF SEWA BIS PARIWISATA. Penelitian ini merupakan cara studi kasus di Po BIMO dengan alamat Jl. Berbah, Kadisono, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah Penelitian ini dibatasi pada penentuan tarif sewa bis pariwisata pada perusahaan jasa transportasi Po BIMO Yogyakarta dengan menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diajukan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
1. Apakah prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata pada Po BIMO Yogyakarta sudah tepat? 2. Apakah penentuan besar tarif sewa bis pariwisata pada Po BIMO Yogyakarta sudah tepat?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata pada Po BIMO Yogyakarta sudah tepat. 2. Untuk mengetahui apakah penentuan besar tarif sewa bis pariwisata pada Po BIMO Yogyakarta sudah tepat.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Dengan penelitian ini, penulis dapat memperluas pengetahuan tentang penentuan tarif dengan cara mempertemukan antara teori-teori yang ada dengan praktek yang sesungguhnya di perusahaan. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa USD serta bahan pertimbangan dan acuan untuk penelitian yang berkaitan dengan penentuan tarif sewa bis pariwisata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
3. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi pihak manajemen tentang penentuan tarif sewa bis pariwisata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tarif dan Harga Jual 1. Pengertian Tarif dan Harga Jual Pengertian tarif secara etimologis adalah harga (sewa, ongkos, dan sebagainya), sedangkan tarif wisata adalah tarif yang dikenakan kepada seseorang yang melakukan kunjungan singkat, biasanya kunjungan untuk bersenang-senang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:1011). Tarif menurut Kamus Ekonomi (Winardi, 1980:289) adalah suatu bea impor atau pajak, yang dikenakan terhadap bendabenda, bilamana benda-benda tersebut memasuki (atau meninggalkan) sebuah negara. Harga jual jasa atau lebih dikenal dengan tarif terdiri dari dua pengertian yaitu harga jual dan jasa. Kata harga sudah sering kita dengar sehari- hari dan dipahami secara mudah oleh masyarakat luas. Jika seseorang ingin membeli barang atau jasa maka ia harus mengorbankan sejumlah uang tertentu sebagai pengganti barang atau jasa tersebut. Maka pengertian harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayannya (Basu Swastha dan Irawan, 2005:241). Harga jual menurut (Supriyono, 1989:332) adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Sementara harga menurut (Alex S. Nitisemito, 1981:55) adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang di mana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Harga jual (sale price) adalah harga yang ditentukan untuk barang atau jasa yang akan dijual (Kamus Istilah Ekonomi, 1984:62). Sedangkan jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible dan tidak dapat menghasilkan kepemilikan sesuatu (Fandy Tjiptono, 1996:6). Dari pengertian harga jua l dan jasa tersebut dapat disimpulkan pengertian tarif adalah harga yang ditentukan untuk suatu tindakan atau perbuatan yang ditawarkan yang pada dasarnya bersifat intangible dan tidak dapat menghasilkan kepemilikan sesuatu.
2. Prosedur-prosedur Penetapa n Tarif. Penetapan tarif merupakan salah satu keputusan tersulit yang dihadapi oleh perusahaan, karena penetapan tarif merupakan hal yang cukup fatal di dalam kebijaksanaan manajemen. Jika manajemen salah dalam menentukan tarif maka kemungkinan besar yang terjadi adalah pangsa pasar perusahaan akan berkurang bahkan semakin menjauh. Oleh karena itu dibutuhkan ketepatan di dalam hal penetapan tarif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Prosedur-prosedur untuk menentukan tarif sewa bis pariwisata menurut metode pendekatan biaya dan pendekatan pasar sebagai berikut: a. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost Plus Pricing Method) dengan pendekatan full costing, yaitu: 1) Mempertimbangkan
harga
jual
atau
tarif
yang
sering
dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Perusahaan otobis tidak dapat menentukan harga tanpa melihat harga dari pesaing (Basu Swastha dan Irawan, 2005:244). 2) Membuat taksiran biaya-biaya yang akan terjadi dalam satu tahun. 3) Memisahkan taksiran biaya ke dalam biaya produksi dan non produksi, kemudian menghitung total biaya produksi dan non produksi untuk mendapatkan biaya penuh untuk setiap jenis bis. 4) Menentukan mark-up dengan cara: a) Menentukan laba yang diharapakan. b) Menghitung persentase mark-up yang diperoleh dari biaya non produksi ditambah dengan laba diharapkan dibagi dengan biaya produksi dan dikali 100%. Persentase Mark-up: Laba yang diharapkan + biaya non produksi ×100% biaya produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
c) Menghitung mark-up dalam rupiah dapat dihitung dengan mengalikan persentase mark-up
dengan
total
biaya
produksi. 5) Menentukan besar tarif menurut harga jual normal dengan cara menambahkan mark-up pada biaya produksi. Harga jual normal menurut pendekatan full costing per unit dirumuskan: Harga Jual (per unit) = biaya produksi (per unit) + % mark-up 6) Mempertimbangkan keadaan perekonomian. Apabila makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi (Basu Swastha, 2002:148). b. Penetapan Harga Mark-Up 1) Prosedur penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus. 2) Menghitung laba dengan mengurangkan jumlah pendapatan dengan jumlah biaya dalam suatu periode sama. c. Penetapan Harga Break-Even 1) Seluruh taksiran biaya dimasukkan ke dalam biaya variabel dan tetap. 2) Menetapkan harga perusahaan melihat pada permintaan pasar. 3) Jika perusahaan mendapatkan laba bilamana penjualan yang dicapai berada di atas titik break-even (titik pas-pasan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
4) Jika penjualan berada di bawah titik break-even, maka perusahaan akan menderita rugi. d. Penetapan Harga Pasar 1) Melihat harga dari pesaing untuk menentukan taksiran biaya yang telah dikeluarkan. 2) Menentukan harga dengan tingkat harga dari pesaing agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. 3) Laba yang diinginkan, yang merupakan sumber penghasilan.
3. Tujuan Penetapan Harga atau Tarif Sebelum harga itu ditetapkan, terlebih dahulu manajer harus menetapkan tujuan penetapan harga tersebut. Adapun tujuan penetapan harga menurut Basu Swastha ( 2002:148-149) yaitu: a. Mendapatkan laba maksimum. Dalam praktik, terjadinya harga memang ditentukan oleh penjual dan pembeli. Makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi yang ada. b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan. Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula untuk menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
dipakai untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaan, dan laba hanya bisa diperoleh bilamana harga jual lebih besar dari jumlah biaya seluruhnya. c. Mencegah atau mengurangi persaingan. Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual menawarkan barang dengan harga yang sama. Oleh karena itu
persaingan
hanya
mungkin
dilakukan
tanpa
melalui
kebijaksanaan harga, tetapi dengan servis lain. d. Mempertahankan atau memperbaiki market share. Hal ini dapat dilakukan apabila kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih terbuka luas. Dalam hal ini harga merupakan faktor yang paling penting. Biasanya harga digunakan untuk mempertahankan market share.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Harga atau Tarif Dalam
menetapkan
harga
banyak
sekali
faktor
yang
mempengaruhi, menurut (Basu Swastha dan Irawan, 2005:242-246) faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat harga adalah: a. Keadaan perekonomian. Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku, misal suatu periode di mana harga berada pada suatu tingkat yang lebih rendah. Pemerintah menetapkan $ 1,- Amerika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
dari Rp. 8.500,00 menjadi Rp. 9.500,00 terjadilah reaksi-reaksi di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat bisnis. b. Penawaran atau Permintaan. Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya, tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar. Penawaran merupakan kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya, harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar. c. Elastisitas Permintaan. Suatu sifat permintaan pasar yang mempengaruhi penentuan harga dan juga mempengaruhi volume yang dijual. Elastisitas permintaan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Inelastis Jika permintaan itu bersifat inelatis, maka perubahan harga yang mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada volume penjualannya. 2) Elastis Apabila permintaan itu bersifat elastis, maka perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
3) Unitary elasticity Apabila permintaan itu bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama. d. Persaingan Harga jual
atau tarif sering juga dipengaruhi oleh keadaan
persaingan yang ada. Perusahaan otobis tidak dapat menentukan harga tanpa melihat harga dari pesaing. Beberapa macam persaingan, yaitu: 1) Persaingan tidak sempurna Keadaan di mana barang yang dihasilkan dari pabrik dengan merk tertentu kadang-kadang mengalami kesulitan dalam pemasarannya. 2) Oligopoli Dalam keadaan oligopoli beberapa penjual menguasai pasar, sehingga harga yang ditetapkan dapat lebih tinggi daripada kalau dalam persaingan sempurna. 3) Monopoli Dalam keadaan monopoli jumlah penjual yang ada di pasar hanya satu, sehingga penentuan harga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: a) Permintaan barang yang bersangkutan. b) Harga barang-barang subsitusi atau pengganti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
c) Peraturan harga dari pemerintah. e. Biaya Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi, akan menghasilkan keuntungan. f. Tujuan Perusahaan Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan perusahaan lainnya. Tujuan-tujuan yang hendak dicapai tersebut antara lain: 1) Laba maksimum. 2) Volume penjualan tertentu. 3) Penguasaan pasar. 4) Kembalinya modal ya ng tertanam dalam jangka waktu tertentu. g. Pengawasan Pemerintah. Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan harga, karena pengawasan pemerintah tersebut dapat mencegah atau mendorong usaha-usaha ke arah monopoli.
5. Metode -Metode Penetapan Harga atau Tarif. Ada dua pendekatan pokok dalam penentuan harga jual, yaitu 1) pendekatan biaya (penetapan harga biaya plus, penetapan harga mark-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
up, dan penetapan harga break-even), serta 2) pendekatan pasar atau persaingan (Basu Swastha, 1982:188-193) yaitu: a. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost plus Pricing Method). Harga Jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada unit tersebut (disebut marjin). Dapat dihitung dengan rumus : Harga Jual = Biaya Total + Laba yang dikehendaki Ada 2 pendekatan unt uk menghitung taksiran biaya, yaitu: 1) Pendekatan Variable Costing. Pendekatan ini bila digunakan dalam penentuan harga pokok produksi, maka harga jual produksi harus dapat menutup biaya penuh
yang merupakan biaya variabel dan tetap. Harga jual
dapat dihitung dengan rumus: Persentase Mark-up: Biaya tetap Laba yang diharapkan Jumlah Biaya variabel Persentase mark-up
xx xx +
Perhitungan harga jual: Biaya variabel Mark-up (%*biaya variabel) Harga jual
xx xx : xx
xx xx + xx
Berikut ini langkah perhitungan harga jual dengan metode cost plus pricing berdasarkan pendekatan variable costing yang dilukiskan (Mulyadi, 1992:264) yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Biaya Variabel: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya Overhead Pabrik Variabel Total biaya produksi variabel Biaya adm dan umum variabel Biaya pemasaran variabel Total biaya variabel
xx xx xx + xx xx xx + xx
Biaya Tetap: Biaya overhead pabrik tetap Biaya adm dan umum tetap Biaya pemasaran tetap Total biaya tetap Taksiran total biaya penuh
xx xx xx + xx + xx
2). Pendekatan Full Costing. Pendekatan ini bila digunakan sebagai penentuan harga jual pokok produksi, maka harga jual harus dapat menutupi biaya penuh yang merupakan jumlah biaya produksi dan non produksi ditambah laba yang wajar. Harga jual dapat dihitung dengan rumus: Persentase Mark-up: Biaya non produksi Laba yang diharapkan Jumlah Biaya produksi Persentase mark-up Perhitungan harga jual: Biaya produksi Mark-up (%*biaya produksi) Harga jual
xx xx + xx xx : xx
xx xx + xx
Berikut ini langkah perhitungan harga jual dengan metode cost plus pricing berdasarkan pendekatan full costing yang dilukiskan (Mulyadi, 1992:263) yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Biaya Produksi: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik tetap Biaya overhead pabrik variabel Total biaya produksi Biaya Non Produksi: Biaya adm dan umum tetap Biaya pemasaran Total biaya non produksi Taksiran total biaya penuh
xx xx xx xx + xx
xx xx + xx + xx
b. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method). Penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus, hanya saja para pedagang atau perusahaan perdagangan lebih banyak menggunakan penetapan harga dengan sejumlah mark-up. Dapat dihitung dengan rumus: Harga Jual = Harga Beli + Mark-Up Laba adalah selisih jumlah pendapatan dengan jumlah biaya dalam suatu periode sama. Terdapat tiga pendekatan dan perencanaan tingkat pencapaian laba bersih menurut Supriyono (1989:522) yaitu: a.
Pencapaian tingkat laba bersih dari penjualan
Laba bersih × 100% penjualan b. Pencapaian tingkat laba bersih dari biaya variabel
Rumus:
Rumus:
Laba bersih × 100% Total biaya variabel
c. Pencapaian tingkat laba bersih dari total biaya Rumus:
Laba bersih ×100% Total biaya tetap + total biaya variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Unsur yang dipertimbangkan dalam menentukan laba yang diharapkan menurut Mulyadi (1992:264-265) yaitu: a. Cost of Capital ( Biaya Modal). Biaya yang dikeluarkan untuk investasi yang diharapkan, besarnya dipengaruhi oleh sumber aktiva yang ditanam dalam perusahaan. b. Risiko Bisnis. Semakin besar risiko bisnis yang dihadapi oleh perusahaan, maka semakin besar pula persentase yang ditanamkan pada cost of capital dalam perhitungan laba yang diharapkan. c. Besarnya Capital Employed. Semakin besar yang ditanamkan dalam memproduksi dan memasarkan produk atau jasa merupakan faktor yang menentukan besarnya laba yang diharapkan dalam perhitungan harga jual. c. Penetapan Harga Break-Even (Break-Even Pricing). Perusahaan akan memperoleh laba bila penjualan berada di atas titik break-even, apabila berada di bawah titik break-even perusahaan akan menderita rugi. Metode penetapan harga break-even ini dapat diterapkan dengan menggunakan beberapa anggapan tertentu, yaitu: 1) Seluruh biaya dapat digolongkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
2) Seluruh barang yang diproduksi akan terjual. 3) Biaya variabel per unitnya tetap. d. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar. Dalam hal ini, penentuan harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang menentukan biaya bagi perusahaan. Penjual atau perusahaan dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat bersaing atau dapat juga ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan.
6. Kebijaksanaan Penetapan Harga atau Tarif. Beberapa politik penetapan harga (Basu Swastha, 1982:193-195) dapat terbagi dalam: a. Penentuan Harga Psikhologis. Kebijaksanaan ini biasanya digunakan untuk penjualan barang pada tingkat pengecer. Dalam metode ini, hanya ditetapkan dengan angka yang ganjil atau janggal. b. Price Lining. Price lining banyak digunakan oleh pengecer dari pada pedagang besar atau produsen. Disini, penjual menentukan beberapa tingkat harga pada semua barang yang dijual, karena dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan bagi konsumen untuk membeli dengan harga yang sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
c. Potongan Harga atau discount. Potongan
harga
sering
disebut
juga
discount
merupakan
pengurangan dari harga yang ada. Adapun jenis-jenis potongan yang dapat diberikan oleh penjual yaitu: 1) Potongan kuantitas adalah potongan harga yang ditawarkan penjual agar konsumen membeli dalam jumlah yang besar. 2) Potongan dagang adalah potongan harga yang ditawarkan pada pembeli atas pembayaran untuk fungsi- fungsi pemasaran yang mereka lakukan. 3) Potongan tunai adalah potongan yang diberikan pada pembeli atas pembayaran rekeningnya pada satu periode dan melakukan pembayaran yang tepat waktunya. 4) Potongan musiman adalah potongan yang diberikan kepada pembeli yang melakukan pembelian di luar musim tertentu. d. Penetapan Harga Geografis. Penjual harus mempertimbangkan ongkos angkut atau ongkos kirim untuk barang-barang yang disampaikan kepada pembeli. Ongkos angkut ini dapat ditanggung seluruhnya oleh pembeli atau oleh penjual saja atau mereka menanggung sebagian. Salah satu penetapan harga geografis adalah free on board (F.O.B) yang dibedakan dua, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
1) F.O.B tempat asal (F.O.B shipping point) di mana seluruh ongkos angkut ditanggung oleh pembeli. 2) F.O.B tujuan (F.O.B destination) di mana seluruh angkut ditanggung oleh penjual termasuk keamanan dalam perjalanan.
B. Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya (Mulyadi, 1983:3) adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Penggolongan Biaya Penggolongan biaya diperlukan untuk pengembangan suatu data biaya yang berguna bagi manajemen, karenanya biaya digolongkan menjadi 5 menurut (Mulyadi, 1993:14-17) sebagai berikut: a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran. Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya objek pengeluarannya adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”. b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok ya itu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur biaya dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum. c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat digolongkan menjadi dua yaitu: 1) Biaya langsung (direct cost). Biaya ini adalah biaya ya ng penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. 2) Biaya tidak langsung (indirect cost) Biaya ini adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dalam volume kegiatan Biaya ini dapat digolongkan menjadi: 1) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap tidak berubah (constant) dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah biaya gaji direktur produksi. 2) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah bersamaan dengan berubahnya volume kegiatan, dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
perubahan tersebut searah dan proporsional. Contoh biaya variabel adala h biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. 3) Biaya semivariabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah bersamaan dengan berubahnya volume kegiatan dimana perubahan tersebut searah tetapi tidak proporsional. Contoh biaya semivariabel adalah biaya mengandung unsur biaya tetap dan variabel seperti biaya listrik dan telepon. e. Penggolongan biaya dalam hubungan dengan periode pembukuan. Dalam hubungannya dengan periode pembukuan, biaya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1) Pengeluaran modal (c apital expenditure) adalah pengeluaran biaya yang manfaatnya dapat dinikmati untuk lebih dari satu periode akuntansi. Contoh biaya perbaikan gedung. 2) Pengeluaran
penghasilan
(revenue
expenditure)
adalah
pengeluaran biaya yang manfaatnya hanya dinikmati pada periode bersangkutan, yaitu periode terjadinya biaya tersebut. Contoh biaya pemeliharaan bangunan dan biaya pemeliharaan mesin.
3. Manfaat informasi biaya penuh dalam keputusan penentuan harga jual. Dalam keadaan normal, harga jua l produk atau jasa harus dapat menutupi biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
menghasilkan laba yang dikehendaki. Biaya penuh adalah total pengorbanan sumber ekonomi untuk menghasilkan produk atau jasa sehingga semua pengorbanan ini harus dapat ditutup oleh pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa. Informasi biaya penuh memberi manfaat bagi manajer penentu harga jual dalam mengambil keputusan penentuan harga jual (Mulyadi,1992:260) yaitu: a. Biaya
penuh
merupakan
titik
awal
untuk
mengurangi
ketidakpastian yang dihadapi oleh pengambil keputusan. b. Biaya penuh memberi perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian. c. Biaya penuh memberi informasi yang memungkinkan manajer penentu harga jual melihat struktur biaya perusahan pesaing. d. Biaya penuh merupakan dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar.
C. Jasa 1. Pengertian jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Fandy Tjiptono, 1996:6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
2. Karakteristik Jasa Ada empat karakteristik jasa yang membedakan dengan produk (Fandy Tjiptono, 1996:15-18) yaitu: a. Tidak berwujud (intangibility). Konsep intangibility memiliki 2 pengertian, yaitu: 1) Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa. 2) Sesuatu yang tidak dapat dengan mudah didefinisikan, diformulasikan atau dipahami secara rohani. b. Tidak terpisahkan (inseparability). Umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi pada waktu bersamaan. Barang umumnya diproduksi. Kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa dilain pihak biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara simultan. c. Variabilitas (variability). Jasa bersifat sangat variabel, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. d. Tidak tahan lama (perishability) Jasa tidak dapat disimpan. Hal ini tidak menjadi masalah bila permintaannya tetap karena mudah menyiapkan pelayanan untuk permintaan sebelumnya bila permintaan berfluktuasi berbagai permasalahan timbul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil perusahaan yang telah ditentukan sebagai tempat penelitian sehingga kesimpulan yang ditarik hanya berlaku bagi perusahaan yang bersangkutan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan jasa transportasi Po BIMO di Jl. Berbah,
Kadisono,
Kecamatan
Berbah,
Kabupaten
Sleman,
Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember tahun 2006.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah manager, bagian keuangan, bagian administrasi dan bagian personalia.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
2. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah: a. Prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata pada Po BIMO. b. Penentuan besar tarif sewa bis pariwisata pada Po BIMO.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung oleh pihak-pihak yang terkait untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Pada teknik ini digunakan untuk mengetahui secara jelas tentang gambaran umum perusahaan. 2. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian untuk memperjelas wawancara serta untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan jasa transportasi Po BIMO. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat dan menyalin data atau catatan diperusahaan otobis sehingga dapat dijadikan sebagai pendukung untuk memecahkan permasalahan yang diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
E. Teknik Analisis Data Dalam proses menganalisis data, prosedur-prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Teknik analisis deskriptif Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menyajikan data hasil penelitian mengenai elemen-elemen yang berkaitan dengan penentuan tarif sewa bis pariwisata. 2. Teknik analisis komparatif Analisis komparatif dilakukan dengan cara memahami data dan membandingkan antara hasil temuan lapangan dengan teori yang ada. Prosedur-prosedur yang ditempuh, yaitu: a. Untuk menjawab masalah pertama 1) Mendeskripsikan prosedur-prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata yang telah diterapkan oleh Po BIMO Yogyakarta. 2) Mendeskripsikan prosedur-prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata menurut teori. Dalam hal ini menggunakan metode cost plus pricing pendekatan full costing. 3) Melakukan analisis kritis, yaitu melakukan perbandingan antara prosedur-prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan dengan prosedurprosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata sesuai dengan teori yang dilakukan oleh penulis kemudian ditarik kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
apakah dalam prosedur-prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata tersebut sudah tepat atau belum. b. Untuk menjawab masalah yang kedua. 1) Menyajikan data tarif sewa bis pariwisata berdasarkan perhitungan pihak perusahaan. 2) Menghitung tarif sewa bis pariwisata berdasarkan perhitungan peneliti dengan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing. 3) Melakukan analisis kritis, yaitu melakukan perbandingan antara penentuan besar tarif sewa bis pariwisata yang berlaku di Po BIMO, dengan penentuan besar tarif sewa bis pariwisata berdasarkan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing, kalau ada selisih maka dinyatakan dengan persentase, dengan rumus: % selisih tarif = Keterangan:
A -B × 100% B
A = Tarif sewa bis pariwisata menurut teori. B = Tarif sewa bis pariwisata menurut Po BIMO
Untuk menilai ketepatan tarif sewa bis pariwisata yang berlaku di perusahaan, peneliti menetapkan kriteria sebagai berikut: a) Kurang tepat, apabila selisih < -5 % atau selisih > 5 % b) Tepat, apabila selisih = -5 % atau selisih = 5 % Angka-angka tersebut diatas diambil berdasarkan batas-batas penyimpangan yang lazim dapat diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perkembangan Perusahaan Po BIMO adalah salah satu perusahaan bis di Daerah Istimewa Yogyakarta yang bergerak di bidang transportasi yang khusus melayani angkutan pariwisata. Po BIMO transport didirikan di Yogyakarta pada tanggal 12 Juni 1986 oleh Bapak Subagyo HS dengan NPWP 07.840.453.0-542.000 dengan nama Po BIMO. Dengan berjalannya waktu ada lima kali penggantian kepengurusan di Po BIMO yaitu yang pertama Bapak Masudiono, Ibu Sri, Bapak Sutrisno, Bapak Hanifudin, Ibu Anata, dan terakhir yang menjadi pengurus sekarang adalah Bapak Wibowo sebagai General Manager. Perusahaan mulai beroperasi pada tanggal 12 Juni 1986 yang awal mulanya berlokasi di Jl. Wonosari km 7,2 di Banguntapan Bantul Yogyakarta. Pemilihan tempat daerah Banguntapan sebagai tempat pendirian kantor perusahaan sekaligus sebagai garasi kendaraan. Di tempat tersebut menjadi keuntungan bagi pemilik Karena tempatnya strategis dan di pinggir jalan sehingga memudahkan dalam pengawasan. Po BIMO mempunyai visi dan misi, yaitu: 1. Visi a) Menyediakan sarana transportasi yang nyaman dan terpercaya.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
b) Memberikan pelayanan terbaik dalam menggunakan bis dari Po BIMO. c) Mensejahterakan karyawan. 2. Misi a) Mempererat hubungan kerjasama antara biro jasa lain. b) Melaksanakan tugas dalam bidang transportasi untuk menghasilkan perusahaan yang diminati oleh masyarakat. Pada awal mula pendirian usaha ini adalah angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) yang melayani jurusan Yogyakarta-Wonosari yang mulai dirintis tahun 1986. Tahun 1986 perusahaan memulai usahanya dengan membeli bis non AC sebanyak 5 unit. Pada tahun 1993 perusahaan mulai menekuni angkutan pariwisata yang pada saat itu membeli 2 unit bis AC, karena perkembangannya semakin bagus dari tahun ke tahun maka jumlah bisnya semakin tambah hingga pada akhir tahun 1999 jumlah bisnya adalah non AC 5 unit, bis AC 8 unit bis besar dan 2 unit mikro bis. Pada tahun 2000 karena dinilai tidak efisien bis non AC yang melayani angkutan Antar Kota Dalam Propinsi dijual, hasil penjualannya dibelikan bis AC sebanyak 3 unit. Pada tahun 2001 perusahaan menambah 4 unit bis kemudian pada tahun 2002 menambah lagi 2 unit bis. Pada tahun 2003 perusahaan menambah 10 unit bis sehingga total armada kita sebanyak 27 unit bis terdiri dari 25 bis besar dan 2 unit mikro bis. Untuk tahun 2004 menambah armada lagi sebanyak 5 unit sehingga total bis sampai saat ini sebanyak 30 bis besar dan 2 bis mikro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
B. Lokasi Perusahaan Sejak berdirinya pada tanggal 12 Juni 1986 sampai tahun 2005 Po BIMO memiliki kantor di Jl. Wonosari km 7,2 Banguntapan Bantul kemudian pindah ke tempat baru pada tanggal 15 April 2005 dengan alamat Jl. Berbah, Kadisono, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pemilihan lokasi kantor yang baru sudah menjadi pertimbangan karena di lokasi yang baru memiliki tempat yang lebih luas sekitar 3000 m dan tanahnya lebih murah sehingga kantor beserta armada dapat tertampung
semua karena di tempat yang lama armada tidak dapat
tertampung semua.
C. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi merupakan perwujudan yang menunjukkan hubungan diantara fungsi- fungsi dalam suatu organisasi serta wewenang dan tugas jabatan setiap anggota organisasi yang menjalankan tugasnya. Struktur organisasi yang digunakan oleh Po BIMO dapat dilihat pada gambar berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Gambar 1
Struktur Organisasi Po BIMO GENERAL MANAGER
Kepala Bengkel
Operasional
Marketing
Administrasi dan Keuangan
Kepala Transport
Kepala Supir/Kernet
Staff
Montir
Supir dan Kernet
Adapun tugas dan wewenang masing- masing bagian dalam organisasi Po BIMO sebagai berikut: 1. General Manager a. Bertanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan perusahaan. b. Mengelola perusahaan dan membuat keputusan serta kebijaksanaan penting lainnya. c. Bertanggung jawab atas seluruh keuntungan dan kerugian. d. Mengkoordinator perusahaan serta penilaian kinerja karyawan. 2. Marketing a. Memasarkan dan menjual jasa. b. Bertanggung jawab atas pemasaran secara total. 3. Administrasi dan keuangan a. Mencatat semua biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam setiap operasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
b. Mencatat semua pemasukan perusahaan. c. Membuat laporan keuangan dan neraca perusahaan. 4. Operasional Mengawasi kelancaran kegiatan perusahaan dilapangan. 5. Kepala bengkel Mengatur tugas-tugas dan kewajiban para montir. 6. Kepala Transport Melakukan pengelolaan dan tata usaha kendaraan serta mengendalikan dan memelihara sarana transportasi yang diperlukan sehingga operasional kendaraan dapat berjalan lancar. 7. Kepala Sopir atau Kernet. Mengatur tugas-tugas dan kewajiban para pengemudi dan kernet. 8. Montir Memperbaiki mesin- mesin kendaraan yang rusak. 9. Sopir a. Menjalankan kendaraan yang dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya. b. Menjaga keselamatan dan ketentraman penumpang serta kondisi kendaraan yang menjadi tanggung jawabnya. c. Melapor kepada pimpinan bila terjadi kerusakan pada kendaraan. 10. Kernet a. Bertanggung jawab atas keberhasilan operasional bis baik sebelum dan sesudah pemakaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
b. Membantu konsumen yang membutuhkan pertolongan atau pelayanan mendadak. c. Turut membantu sopir sebagai navigator dalam perjalanan. 11. Pembantu montir. Melaksanakan tugas yang berkaitan dengan perbengkelan untuk menunjang kegiatan operasional kendaraan.
D. Pemasaran Perusahaan otobis di Yogyakarta sekarang ini semakin banyak, maka setiap perusahaan otobis harus berusaha untuk mengatasi persaingan. Demikian juga ha lnya dengan Po BIMO. Usaha yang dilakukan oleh Po BIMO untuk mengatasi persaingan adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan
kepada
konsumen,
menjaga
kesepakatan
harga,
dan
melaksanakan promosi. Promosi yang dilakukan oleh Po BIMO melalui: 1. Yello Page. 2. Televisi. 3. Radio. 4. Menyebarkan brosur di kantor-kantor, Biro perjalanan, kampus, sekolah dan tempat-tempat umum. 5. Memasang spanduk yang besar di depan kantor. Dalam operasi sehari- hari, Po BIMO melayani berbagai kalangan yang membutuhkan mulai dari perorangan, instansi umum, artis, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
mahasiswa dan pelajar. Dalam luas jangkauan pasarnya Po BIMO meliputi daerah di pulau Jawa Bali dan Sumatera. Untuk daerah pulau Jawa dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Untuk Pulau Sumatera meliputi Jambi, Lampung dan pulau Bali. Untuk wilayah Jawa Tengah meliputi beberapa kota dari Tegal, Pekalongan, Semarang, Salatiga, Jepara, Rembang, Pati, Surakarta, Klaten, Magelang, Wonosobo, Purwokerto, Majenang, Cilacap dan Purworejo. Untuk wilayah Jawa Timur meliputi beberapa kota dari Surabaya, Malang, Kediri, Madiun, Ngawi dan Ponorogo.
E. Personalia Bagian personalia dalam perusahaan merupakan bagian yang sangat mutlak, karena bagian inilah yang menjalankan perusahaan. Po BIMO memiliki banyak karyawan atau pekerja untuk membantu dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya. Jumlah karyawan yang bekerja sampai sekarang sebanyak 21 orang karyawan tetap dan 74 karyawan tidak tetap dengan perincian: Nama Jabatan
Karyawan
General Manager
1
Operasional
1
Marketing
1
Administrasi dan Keuangan
1
Staff Kantor
2
Sopir
36
Kernet
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Mekanik
3
Satpam
9
Office boy
3 Jumlah
95
Untuk pembayaran gaji dan upah karyawan Po BIMO dipisahkan menjadi 2 bagian: 1. Karyawan tetap seperti General Manager, Operasional, Marketing, Administrasi dan Keuangan, Staff Kantor, mekanik, satpam dan office boy. Karyawan ini digaji secara bulanan yang dibayarkan setiap akhir bulan. 2. Karyawan tidak tetap seperti sopir dan kernet. Pembayaran upah karyawan ini dilaksanakan berdasarkan persentase pendapatan operasi yang diperoleh yaitu untuk sopir 10,5 % dan kernet 4,5 % dari penjualan bersih. Disamping itu pimpinan perusahaan telah menjalankan beberapa kebijakan tambahan demi terciptanya suasana kerja yang aman dan nyaman serta loyalitas karyawan yang tinggi. Kebijakan tersebut: 1. Mengasuransikan keselamatan jiwa setiap karyawan. 2. Memberikan tunjanga n pada hari raya. 3. Memberikan seragam kerja. 4. Memberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapat bagi para karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
5. Memberikan bantuan kepada karyawan bila ada keperluan keluarga misalnya pernikahan, kematian dan lain- lain. Adapun jumlah jam kerja yang berlaku di perusahaan ini dibagi menjadi dua kelompok: 1. Bagi karyawan tetap, jam kerja yang berlaku mulai dari jam 08.00 sampai 16.00 WIB. 2. Bagi karyawan tidak tetap, jam kerja yang berlaku berbeda dengan karyawan tetap. Karyawan ini bekerja berdasarkan ada tidaknya pesanan yang masuk. Jika ada pesanan, mereka akan bekerja sesuai dengan lamanya waktu yang telah disepakati antara perusahaan dengan konsumen. Selain itu perusahaan juga memberi keleluasaan bagi karyawan untuk tidak bekerja pada hari libur yaitu hari minggu dan hari libur nasional.
F. Bidang Usaha dan Operasional Perusahaan Po BIMO adalah suatu perusahaan jasa transportasi yang bergerak di bidang penyewaan bis. Kendaraan yang dimiliki perusahaan adalah Bis dengan seat 40-50 buah, mikro bis dengan seat 16-20 buah. Perusahaan ini melayani permintaan konsumen meliputi beberapa daerah di pulau Jawa-Bali dan Sumatera, tetapi tidak menutup kemungkinan melayani konsumen yang berniat mengadakan perjalanan keluar wilayah itu. Pengoperasian kendaraan tidak dapat ditetapkan waktunya setiap hari mengingat perusahaan hanya dapat beropersi kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
ada pesanan
yang masuk. Apabila tidak ada pesanan yang masuk,
kendaraan tidak beroperasi dan akan ada di bengkel. Untuk meningkatkan usahanya Po BIMO mengadakan kerjasama dengan biro perjalanan tour dan instansi seperti: 1. Kalangan akademisi meliputi: UGM, UII, UPN, UNY, UMY, ATMAJAYA, SANATA DHARMA, UTY, UST, STIE YKPN, STIE WIWAHA dan masih banyak yang lainnya. 2. Kalangan Perbankan meliputi: Bank BPD DIY, BPD Jateng, BNI 46, BCA dan Danamon. 3. Kalangan sekolah meliputi: Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Pertama di Jawa Tengah, Jawa timur maupun Daerah Istimewa Yogyakarta. 4. Kalangan Rumah Sakit meliputi: Rumah Sakit PKU, Rumah Sakit Sardjito. 5. Kalangan Pemerintahan maliputi PEMDA, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Pertanian, PDAM, Departemen Kehutanan, Kejaksaan DPRD. 6. Artis seperti JIKUSTIK. Mengingat selera konsumen terus meningkat dan persaingan yang ketat diantara sesama perusahaan jasa maka perusahaan dituntut agar dapat menerapkan konsep pemasaran dengan tepat. Keuntungan perusahaan dapat diperoleh hanya dengan memuaskan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, Po BIMO menjalankan beberapa kebijakan, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
1. Penyediaan kendaraan. a. Mengoperasikan kendaraan yang masih memenuhi syarat dan peraturan yang berlaku. b. Mengoperasikan kendaraan pada jam yang sesuai dengan permintaan konsumen. c. Bis AC, TV, DVD, TAPE, dan Karaoke. 2. Pelayanan crew pada konsumen. a. Pengemudi
yang
berpengalaman
dalam
pelayanan
seperti
menjalankan kendaraan dengan kecepatan yang teratur agar konsumen merasa aman dan nyaman. b. Memberikan pelayanan dan fasilitas yang baik pada konsumen.
G. Permodalan Perusahaan Po BIMO Yogyakarta merupakan perusahaan besar dan merupakan perusahaan keluarga. Kepemilikan perusahaan oleh Bapak Subagyo HS dan dalam bentuk perseorangan. Permodalan pada perusahaan ini terdiri atas modal sendiri dan pinjaman dari Bank. Jadi dalam pengembangan usaha Po BIMO tidak mengalami kesulitan keuangan atau dana yang dibutuhkan karena sebagian menggunakan modal sendiri. Modal sendiri menurut (Bambang Riyanto, 1995:240) adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
H. Data Biaya Biaya-biaya yang terjadi di Po BIMO terdiri dari: 1. Biaya Ban. 2. Biaya electrical. 3. Biaya STNK dan Jasa Raharja. 4. Biaya oli mesin. 5. Biaya sparepart mesin. 6. Biaya pemeliharaan AC. 7. Biaya perbaikan interior dan body repair. 8. Biaya pajak KIR. 9. Biaya sparepart understeel dan kampas rem. 10. Biaya air accu. 11. Biaya pemeliharaan mesin. 12. Biaya oli gardan. 13. Biaya Audio. 14. Biaya Solar. 15. Biaya Jasa. 16. Biaya penyusutan kendaraan bis. 17. Biaya penyusutan kendaraan kantor. 18. Biaya administrasi kantor. 19. Biaya telepon, listrik dan air. 20. Biaya gaji pegawai. 21. Biaya gaji awak bis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
22. Biaya penyusutan bangunan. 23. Biaya penyusutan inventaris. 24. Biaya penyusutan peralatan 25. Biaya porsneling. 26. Biaya operasional. 27. Biaya lain- lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab sebelumnya telah dikemukakan bahwa teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dan teknik komparatif. Teknik deskriptif adalah menyajikan data hasil penelitian mengenai elemenelemen yang berkaitan dengan penentua n tarif sewa bis pariwisata. Sedangkan teknik komparatif digunakan untuk memahami data dan membandingkan antara hasil temuan lapangan di perusahaan jasa transportasi Po BIMO dengan teori yang digunakan yaitu metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing.
A. Prosedur Penentuan Tarif Sewa Bis Pariwisata 1. Prosedur-prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata yang telah ditetapkan oleh Po BIMO Yogyakarta. a. Mempertimbangkan standar tarif sewa bis pariwisata pesaing agar tarif yang ditentukan tidak terlalu tinggi ataupun tidak terlalu rendah. b. Membuat taksiran biaya-biaya yang akan terjadi dalam satu tahun. c. Memisahkan taksiran biaya ke dalam biaya kantor dan armada. d. Menentukan laba yang diharapkan bagi perusahaan, yaitu sebesar 20 % dari total biaya yang ditaksir.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
e. Menentukan besar tarif sewa bis pariwisata dengan cara menjumlahkan seluruh taksiran biaya-biaya untuk setiap jenis bis ditambah laba yang diharapkan. f. Mempertimbangkan keadaan perekonomian dan kepariwisataan. Apabila daya beli konsumen tinggi maka perusahaan akan menaikkan tarif sewa bis pariwisata dan bila daya beli konsumen rendah maka perusahaan akan menurunkan tarif sewa bis pariwisata. 2. Prosedur-prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata menurut teori dengan menggunakan metode cost plus pricing pendekatan full costing. a. Mempertimbangkan harga jual atau tarif yang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Perusahaan otobis tidak dapat menentukan harga tanpa melihat harga dari pesaing (Basu Swastha dan Irawan, 2005:244). b. Membuat taksiran biaya-biaya yang akan terjadi dalam satu tahun. c. Memisahkan taksiran biaya ke dalam biaya produksi dan non produksi, kemudian menghitung total biaya produksi dan non produksi untuk mendapatkan biaya penuh untuk setiap jenis bis. d. Menentukan mark-up dengan cara: 1) Menentukan laba yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
2) Menghitung persentase mark-up yang diperoleh dari biaya non produksi ditambah dengan laba diharapkan dibagi dengan biaya produksi dan dikali 100%. Persentase Mark-up: Laba yang diharapkan + biaya non produksi ×100% biaya produksi
3) Menghitung mark-up dalam rupiah dapat dihitung dengan mengalikan persentase mark-up dengan total biaya produksi. e.
Menentukan besar tarif menurut harga jual normal dengan cara menambahkan mark-up pada biaya produksi. Harga jual normal menurut pendekatan full costing per unit dirumuskan:
Harga Jual (per unit) = Biaya Produksi (per unit) + mark-up (per unit) f.
Mempertimbangkan keadaan perekonomian. Apabila makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi (Basu Swastha, 2002:148).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
3. Perbandingan prosedur-prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata yang berlaku di Po BIMO dengan penentuan tarif sewa bis pariwisata berdasarkan teori yang diajukan adalah: Prosedur-prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata Prosedur-prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata menurut teori. menurut perusahaan. a. Mempertimbangkan harga jual atau tarif yang sering a. Mempertimbangkan standar tarif sewa bis pariwisata dipengaruhi
oleh
keadaan
persaingan
yang
ada.
Perusahaan otobis tidak dapat menentukan harga tanpa
pesaing agar tarif yang ditentukan tidak terlalu tinggi
Interpretasi
Tepat
ataupun tidak terlalu rendah.
melihat harga dari pesaing (Basu Swastha dan Irawan, 2005:244). b. Membuat taksiran biaya-biaya yang akan terjadi dalam satu tahun.
b. Membuat taksiran biaya-biaya yang akan terjadi dalam satu tahun.
c. Memisahkan taksiran biaya ke dalam biaya produksi dan c. Memisahkan taksiran biaya ke dalam biaya kantor dan non produksi, kemudian menghitung total biaya produksi dan non produksi untuk mendapatkan biaya penuh untuk setiap jenis bis.
armada.
Tepat Kurang Tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
d. Menentukan mark-up dengan cara: 1) Menentukan laba yang diharapkan.
d. Menentukan laba yang diharapkan bagi perusahaan, yaitu sebesar 20 % dari total biaya yang ditaksir.
Tepat
2) Menghitung persentase mark-up yang diperoleh dari biaya non produksi ditambah dengan laba diharapkan dibagi dengan biaya produksi dan dikali 100%. 3) Menghitung mark-up dalam rupiah dapat dihitung dengan mengalikan persentase mark-up dengan total biaya produksi. e. Menentukan besar tarif menurut harga jual normal e. Menentukan besar tarif sewa bis pariwisata menurut harga dengan cara menambahkan mark-up pada biaya produksi.
jual dengan cara menjumlahkan seluruh taksiran biaya-
Harga jual normal menurut pendekatan full costing per
biaya untuk setiap jenis bis ditambah laba yang
unit dirumuskan:
diharapkan.
Harga Jual (per unit) = Biaya Produksi (per unit)+ % mark-up
Tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
f.
Mempertimbangkan keadaan perekonomian. Apabila f. Mempertimbangkan
keadaan
perekonomian
dan
makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula
kepariwisataan. Apabila daya beli konsumen tinggi maka
kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat
perusahaan akan menaikkan tarif sewa bis pariwisata,
harga yang lebih tinggi (Basu Swastha, 2002:148).
dan bila daya beli konsumen rendah maka perusahaan akan menurunkan tarif sewa bis pariwisata.
Tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Berdasarkan data dari hasil penelitian pada Po BIMO dan di analisis menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing, dapat diambil kesimpulan bahwa prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata Po BIMO dapat diinterpretasikan kurang tepat dan tepat. Interpretasi kurang tepat menurut cost plus pricing dengan pendekatan full costing, karena perusahaan tidak memisahkan taksiran biaya-biaya ke dalam biaya produksi dan non produksi, tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi penentuan besar tarif sewa bis pariwisata yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu terdapat lima pernyataan yang mendukung interpretasi tepat pada prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata yang telah disimpulkan menurut perusahaan dan teori di bawah ini, yaitu: a. Pada
bagian
pertama
dapat
diinterpretasikan
tepat
dalam
mempertimbangkan harga jual, karena dalam hal ini menurut teori dan perusahaan mempertimbangkan harga jual yang dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada, karena perusahaan otobis tidak bisa menentukan harga tanpa melihat harga pesaing. b. Pada bagian kedua dapat diinterpretasikan tepat dalam membuat taksiran biaya, karena dalam hal ini menurut teori dan perusahaan membuat taksiran-taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk tarif sewa bis pariwisata dala m satu tahun. c. Pada bagian ketiga dapat diinterpretasikan tepat dalam menentukan laba, karena dalam hal ini menurut teori dan perusahaan menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
laba yang digunakan untuk menghitung tarif sewa bis pariwisata yang diinginkan konsumen. d. Pada bagian keempat dapat diinterpretasikan tepat dalam menentukan besar tarif, karena dalam hal ini menurut teori dan perusahaan menghitung tarif sewa bis pariwisata. Akan tetapi, terdapat sedikit perbedaan dalam menghitung tarif sewa bis pariwisata jika menurut perusahaan tarif dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh taksiran biaya-biaya untuk setiap jenis bis ditambah laba yang diharapkan namun menurut teori dengan cara menambahkan mark-up pada biaya produksi. e. Pada
bagian
kelima
dapat
diinterpretasikan
tepat
dalam
mempertimbangkan keadaan perekonomian karena dalam hal ini menurut teori dan perusahaan bila daya beli konsumen yang besar menentukan tingkat harga yang lebih tinggi akan berpengaruh pada kenaikan tarif sewa bis pariwisata begitu sebaliknya bila daya beli rendah akan menurunkan tarif sewa bis pariwisata. Walaupun
pada
praktiknya
perusahaan
sudah
melakukan
pengumpulan, pencatatan serta memisahkan taksiran biaya-biaya tersebut ke dalam biaya kantor dan armada, nyatanya pemisahan biaya tersebut masih belum bisa memberikan keterangan taksiran biaya mana saja yang berpengaruh langsung terhadap
biaya produksi dan non produksi.
Sebagian taksiran biaya-biaya yang berpengaruh untuk biaya armada oleh perusahaan dimasukan ke dalam biaya kantor. Hal tersebut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
menyulitkan perusahaan dalam menyusun laporan rugi laba, karena laporan
rugi
laba
yang
disusun
dengan
metode
full
costing
menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi- fungsi pokok yang ada dalam perusahaan. Karena perusahaan tidak memisahkan bukan biaya yang berpengaruh langsung dan yang tidak berpengaruh langsung pada produksinya, maka prosedur tersebut kurang tepat menurut teori. Sedangkan untuk prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata yang interpretasinya tepat menurut teori dapat membantu perusahaan agar lebih baik lagi dalam menetapkan prosedurprosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata. Jadi prosedur yang dijalankan oleh perusahaan dalam menentukan harga jualnya kurang tepat, karena perusahaan tidak memisahkan taksiran biaya-biaya ke dalam biaya produksi dan non produksi. Maka dapat disimpulkan prosedur penentuan tarif sewa bis
pariwisata yang
dilaksanakan oleh Po BIMO kurang tepat menurut teori.
B. Penentuan Besar Tarif Sewa Bis Pariwisata 1. Penentuan besar tarif sewa bis pariwisata menurut Po BIMO. a. Membuat taksiran biaya-biaya yang akan terjadi dalam satu tahun. Tabel 5.1. Taksiran biaya-biaya pada Po BIMO Yogyakarta Tahun 2005 Elemen Biaya Bi administrasi kantor
Bis Besar (40)/ km
Bis mikro (16-20)/ km
(Rp)
(Rp)
649,11
649,11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Bi peny. Inventaris
24,96
24,96
Bi BBM/solar
119,75
7,98
Bi gaji pegawai
72,54
72,54
Bi gaji awak bis
103,73
103,73
Bi telepon, air dan listrik
425,33
425,33
Bi operasional
940,91
940,91
Bi peny. kendaraan bis
545,72
87,30
Bi peny. kend. kantor
307,54
307,54
Bi peny. Bangunan
494,19
32,95
Bi peny. peralt. Bengkel
73,17
73,17
Bi lain-lain
100,00
100,00
Bi ban
122,82
42,16
Bi electrical
6,98
4,83
Biaya air accu
0,34
0,17
Bi STNK dan Jasa
27,23
12,62
Biaya oli mesin
19,97
7,08
Biaya oli gardan
2,52
0,57
Bi sparepart mesin
50,43
142,76
Bi sparepart understeel
23,41
23,58
1,23
1,31
10,64
87,65
Bi pemeliharaan AC
15,31
16,37
Bi pajak KIR
3,01
1,11
Bi pemeliharaan mesin
2,04
1,83
Bi Audio
16,07
1,87
Bi sparepart porsneling
1,08
0,54
Raharja
dan kampas rem Bi jasa Bi
perbaikan
interior
dan body repair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
b. Memisahkan taksiran biaya ke dalam biaya kantor dan armada. Taksiran biaya-biaya yang digunakan dalam penentuan tarif sewa bis pariwisata pada Po BIMO dipisahkan ke dalam biaya kantor dan armada oleh perusahaan, dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2. Taksiran biaya kantor dan armada (km) Tahun 2005 Elemen Biaya
Bis Besar (40)/ km
Bis mikro (16-20)/ km
(Rp)
(Rp)
Bi administrasi kantor
649,11
649,11
Bi peny. Inventaris
24,96
24,96
Bi BBM/solar
119,75
7,98
Bi gaji pegawai
72,54
72,54
Bi gaji awak bis
103,73
103,73
Bi telepon, air dan listrik
425,33
425,33
Bi operasional
940,91
940,91
Bi peny. kendaraan bis
545,72
87,30
Bi peny. kend. kantor
307,54
307,54
Bi peny. bangunan
494,19
32,95
Bi peny. peralt. bengkel
73,17
73,17
Bi lain-lain
100,00
100,00
122,82
42,16
Bi electrical
6,98
4,83
Bi air accu
0,34
0,17
Bi STNK dan Jasa
27,23
12,62
Biaya Kantor :
Biaya armada : Bi ban
Raharja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Bi oli mesin
19,97
7,08
Bi oli gardan
2,52
0,57
Bi sparepart mesin
50,43
142,76
Bi sparepart understeel
23,41
23,58
1,23
1,31
10,64
87,65
Bi pemeliharaan AC
15,31
16,37
Bi pajak KIR
3,01
1,11
Bi pemeliharaan mesin
2,04
1,83
Bi Audio
16,07
1,87
Bi sparepart porsneling
1,08
0,54
Total Biaya
4160,03
3169,97
dan kampas rem Bi jasa Bi
perbaikan
interior
dan body repair
c. Menentukan laba yang diharapkan bagi perusahaan, yaitu sebesar 20 % dari total biaya yang ditaksir. d. Menentukan besar tarif sewa bis pariwisata dengan cara menjumlahkan seluruh taksiran biaya-biaya untuk setiap jenis bis ditambah keuntungan dalam satuan km (kilometer), kemudian hasilnya dikalikan dengan standar km perusahaan yaitu 350 km. Perhitungan tarif sewa untuk kedua bis ini dapat dilihat di dalam tabel 5.3 dan 5.4. Tabel 5.3. Penentua n Besar Tarif Sewa Bis Pariwisata Po BIMO Pada Bis Besar (40)/ km Tahun 2006 Total biaya (taksiran)
= 4160,04
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Laba (20 %)
= 832,00 +
Harga Jual / tarif per km
= 4992,05
Standar km 1 hari = 350 km Tarif sewa 1 hari = 350 km x 4992,05 = Rp. 1.747.217,- dibulatkan menjadi Rp. 1.750.000,Maka tarif sewa bis besar (40)/ hari adalah Rp. 1.750.000,-
Tabel 5.4. Penentuan Besar Tarif Sewa Bis Pariwisata Po BIMO Pada Bis Mikro (16-20)/ km Tahun 2006 Total biaya (taksiran)
= 3169,97
Laba (20 %)
= 633,99 +
Harga Jual / tarif per km
= 3803,96
Standar km 1 hari = 350 km Tarif sewa 1 hari = 350 km x 3803,96 = Rp. 1.331.387,- dibulatkan menjadi Rp. 1.350.000,Maka tarif sewa bis mikro (16-20)/ hari adalah Rp. 1.350.000,-
Di dalam tabel tersebut telah dijabarkan bagaimana perhitungan penentuan besar tarif sewa bis pariwisata pada Po BIMO di mana perusahaan dalam menentukan tarif dengan cara menjumlahkan seluruh taksiran biaya-biaya ditambah keuntungan dalam satuan km (kilometer). Kemudian hasilnya dikalikan dengan standar km perusahaan, yaitu 350 km. Angka ini didasarkan rata-rata jarak tempuh yang dijalankan bis-bis dalam 1 harinya sebesar 350 km. Po BIMO menentukan tarif sewa bis pariwisata untuk tahun 2006 (netto) sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Tabel 5.5. Tarif Sewa Bis Pariwisata Po BIMO (netto) Bis 40 Seater AC
Bis 16-20 Seater AC
Full Day (12 hours)
Rp. 1.750.000,-
Rp. 1.350.000,-
Full Day (12 hours in town)
Rp. 1.150.000,-
Rp. 1.050.000,-
Extra Hours
Rp. 100.000,-
Rp.
Destination
50.000,-
Tarif yang ditampilkan di atas merupakan tarif sewa netto yang dibuat dan diterima oleh perusahaan. Po BIMO melaksanakan penyusunan tarif sewa bis pariwisata rata-rata setiap 1 tahun sekali. Namun hal ini juga tergantung kondisi atau keadaan yang berlangsung. Apabila dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil
maka
sewaktu-waktu
perusahaan
menaikkan
atau
menurunkan besar tarif sewa bis pariwisata. e. Mempertimbangkan keadaan perekonomian dan kepariwisataan. Apabila daya beli konsumen tinggi maka perusahaan akan menaikkan tarif sewa bis pariwisata, dan bila daya beli konsumen rendah maka perusahaan akan menurunkan tarif sewa bis pariwisata. f. Mempertimbangkan standar tarif sewa bis pariwisata pesaing agar tarif yang ditentukan tidak terlalu tinggi ataupun tidak terlalu rendah. 2. Penentuan besar tarif sewa bis pariwisata menurut teori. a. Membuat taksiran biaya-biaya yang akan terjadi dalam satu tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Taksiran biaya yang disajikan ini berdasarkan data taksiran yang dibuat perusahaan berdasarkan teori. Untuk lebih jelasnya akan dirinci pada tabel 5.6. Berikut ini taksiran biaya-biaya yang akan terjadi dalam satu tahun.
Tabel 5.6. Taksiran biaya-biaya pada Po BIMO Yogyakarta Tahun 2005 Elemen Biaya
Bis Besar (40)/ km
Bis mikro (16-20)/ km
(Rp)
(Rp)
Biadministrasi kantor
649,11
649,11
Bi peny. Inventaris
24,96
24,96
Bi BBM/solar
119,75
7,98
Bi gaji pegawai
72,54
72,54
Bi gaji awak bis
103,73
103,73
Bi telepon, air dan listrik
425,33
425,33
Bi operasional
940,91
940,91
Bi peny. kendaraan bis
545,72
87,30
Bi peny. kend. kantor
307,54
307,54
Bi peny. bangunan
494,19
32,95
Bi peny. peralt. bengkel
73,17
73,17
Bi lain-lain
100,00
100,00
Bi ban
122,82
42,16
Bi electrical
6,98
4,83
Bi air accu
0,34
0,17
27,23
12,62
19,97
7,08
Bi
STNK
dan
Jasa
Raharja Bi oli mesin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Bi oli gardan
2,52
0,57
Bi sparepart mesin
50,43
142,76
Bi sparepart understeel
23,41
23,58
Bi jasa
1,23
1,31
Bi perbaikan interior dan
10,64
87,65
Bi pemeliharaan AC
15,31
16,37
Bi pajak KIR
3,01
1,11
Bi pemeliharaan mesin
2,04
1,83
Bi Audio
16,07
1,87
Bi sparepart porsneling
1,08
0,54
dan kampas rem
body repair
b. Memisahkan taksiran biaya ke dalam biaya produksi dan non produksi, kemudian menghitung total biaya produksi dan non produksi untuk mendapatkan biaya penuh untuk setiap jenis bis. Darimana taksiran biaya-biaya tersebut penulis tidak dapat menjabarkannya, karena penulis hanya berdasarkan data yang telah disusun oleh perusahaan dan menuangkan biaya-biaya tersebut menurut teori. Tabel 5.7. Taksiran Biaya Produksi dan Non Produksi (km) Tahun 2006 Nama Biaya
Bis Besar (40)/ km
Bis mikro (16-20)/ km
(Rp)
(Rp)
Bi BBM/solar
119,75
7,98
Bi gaji awak bis
103,73
103,73
Biaya Produksi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Bi peny. kend. Bis
545,72
87,30
Bi ban
122,82
42,16
Bi electrical
6,98
4,83
Bi STNK dan Jasa
27,23
12,62
Bi oli mesin
19,97
7,08
Bi sparepart mesin
50,43
142,76
Bi pemeliharaan AC
15,31
16,37
Bi interior dan body
10,64
87,37
Bi pajak KIR
3,01
1,11
Bi sparepart understeel
23,41
23,58
Bi air accu
0,34
0,17
Bi pemeliharaan mesin
2,04
1,83
Bi oli garden
2,52
0,57
Bi sparepart porsneling
1,08
0,54
Bi audio
16,07
1,87
Bi jasa
1,23
1,31
Bi operasional
940,91
940,91
Bi peralatan bengkel
73,17
73,17
2086,36
1557,26
Bi peny. inventaris
24,96
24,96
Bi gaji pegawai
72,54
72,54
Bi telepon, listik dan air
425,33
425,33
Bi peny. kend. kantor
307,54
307,54
Bi peny. bangunan
494,19
32,95
Bi Adm kantor
649,11
649,11
Bi lain-lain
100,00
100,00
Raharja
repair
dan kampas rem
Total Biaya Produksi Biaya Non Produksi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
To. Biaya non
2073,67
1612,43
Produksi
Tabel 5.8. Perhitungan biaya penuh untuk setiap jenis bis Bi produksi
Bi non produksi
Bi penuh
per km
per km
per km
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1.Bis Besar (40)
2.086,36
2073,67
4160,04
2.Bis Mikro (16-20)
1.557,26
1612,43
2015,97
Jenis Bis
c.
Menentukan mark-up dengan cara: 1) Menentukan laba yang diharapkan. Persentase laba yang diharapkan dari laba bersih dibagi total aktiva perusahaan adalah sebesar 18%. Laba yang diharapkan dari masing- masing bis adalah sebagai berikut. Tabel 5.9. Laba yang diharapkan Po BIMO (km) 2006
No.
Jenis Bis
Aktiva
%
Laba yang
Penuh/km
Profit
diharapkan(Rp)
(Rp) 1.
Bis Besar (40)
4797,78
18%
863,60
2.
Bis Mikro (16-20)
4797,78
18%
863,60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Besarnya aktiva penuh (investasi) masing- masing bis diatas secara kasar dapat dilihat dari data jumlah aktiva yang tercantum dalam neraca 31 Desember 2005 yang merupakan neraca awal tahun anggaran (2006). Jumlah aktiva penuh (investasi) tersebut dialokasikan untuk tiap-tiap jenis bis. Neraca dan perhitungan aktiva penuh untuk tiap jenis bis dapat dilihat pada lampiran. 2) Menghitung persentase mark-up yang diperoleh dari biaya non produksi ditambah dengan laba diharapkan dibagi dengan biaya produksi dan dikali 100%. Persentase Mark-up: Laba yang diharapkan + biaya non produksi ×100% biaya produksi
Tabel 5.10. Perhitungan % Mark-up Laba yang diharapkan Jenis Bis
= 18% x aktiva penuh
* Mark-up (%)
(Rp) 1. Bis Besar (40)
863,60
140,78 %
2. Bis MIkro (16-20)
863,60
159,99%
3) Menghitung mark-up dalam rupiah dapat dihitung dengan mengalikan persentase mark-up dengan total biaya produksi. Tabel 5.11. Perhitungan mark-up dalam satuan rupiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Tipe Bis
Biaya produksi
* Mark-up
Mark-up
per km
(%)
(Rp)
(Rp)
• d.
1. Bis besar (40)
2.086,36
140,78 %
2937,17
2. Bis mikro (16-20)
1.557,26
159,99%
2491,46
Mark-up = Mark-up % x Biaya produksi
Menentukan besar tarif menurut harga jual normal dengan cara menambahkan mark-up pada biaya produksi. Harga jual normal menurut pendekatan full costing per unit dirumuskan:
Harga Jual (per unit) = Biaya Produksi (per unit) + mark-up (per unit) Sebelum menentukan tarif sewa maka terlebih dahulu menentukan persentase mark-up dapat dilihat pada tabel 5.10. Tarif Sewa bis pariwisata per hari untuk tahun 2006 dapat dilihat pada tabel 5.12. Tabel 5.12. Perhitungan tarif sewa bis pariwiasata Biaya produksi + mark-up
Km per hari
(Rp)
e.
Tarif sewa per hari (Rp)
5023,53
350
1.758.235
4048,72
350
1.417.052
Mempertimbangkan keadaan perekonomian. Apabila makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi (Basu Swastha, 2002:148).
f.
Mempertimbangkan harga jual atau tarif yang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Perusahaan otobis tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
menentukan harga tanpa melihat harga dari pesaing (Basu Swastha dan Irawan, 2005:244).
3. Perbandingan besar tarif sewa bis pariwisata yang berlaku di Po BIMO dengan besar tarif sewa bis pariwisata berdasarkan teori. Tabel 5.13. Besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO dengan teori Tahun 2006 Tipe Bis
Tarif menurut Po BIMO
Tarif cost plus Pricing
per km
per km
1. Bis Besar (40)
Rp 1.750.000
Rp 1.758.235
2. Bis Mikro (16-20)
Rp 1.350.000
Rp 1.417.052
Tarif sewa bis pariwisata menurut Po BIMO dengan tarif menurut teori dibandingkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan antara kedua tarif tersebut. Tabel 5.14. Perbandingan tarif sewa bis pariwisata Po BIMO dengan teori Tahun 2006 Tarif menurut
Tarif cost plus
perusahaan
pricing
Selisih
Selisih
per km
per km
(Rp)
(%)
1. Bis Besar (40)
Rp 1.750.000
Rp 1.758.235
8.235
0,46%
2. Bis Mikro (16-20)
Rp 1.350.000
Rp 1.417.052
67.052
4,73%
Tipe Bis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Perhitungan persentase selisih tarif sewa bis pariwisata menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing, dapat di hitung dengan cara: % selisih tarif =
A -B × 100% B
Keterangan A = Tarif sewa bis pariwisata menurut teori. B = Tarif sewa bis pariwisata menurut Po BIMO Po BIMO dalam menentukan besar tarif sewa bis pariwisata memperhitungkan semua taksiran biaya-biaya yang ada pada biaya kantor dan armada. Tetapi menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing pada perusahaan ada biaya-biaya yang termasuk biaya produksi dialokasikan kepada biaya non produksi atau biaya kantor seperti biaya BBM/solar, gaji awak bis, operasional, penyusutan kendaraan kantor dan penyusutan peralatan bangunan. Besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO ditetapkan berdasarkan seluruh taksiran biaya-biaya ditambah keuntungan dalam satuan km (kilometer), kemudian hasilnya dikalikan dengan standar km perusahaan yaitu 350 km. Sedangkan dalam metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing tarif berdasarkan mark-up ditambah dengan biaya produksi. Di mana besarnya mark-up dihitung dengan cara persentase mark-up dikalikan dengan total biaya produksi. Dari perbedaan di atas mengakibatkan tarif yang dihitung menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
dengan tarif yang ditentukan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing, ternyata tarif untuk masing- masing tarif sewa bis pariwisata lebih besar dibandingkan dengan yang ditetapkan oleh perusahaan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penentuan besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO untuk kedua jenis bis tepat menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Perbedaan antara tarif sewa bis pariwisata yang ditetapkan perusahaan dengan menurut teori 0,46% (untuk bis besar) dan 4,73% (untuk bis mikro), karena besar selisih perbedaan tersebut semuanya (<)5%. Besar tarif sewa bis pariwisata menurut teori juga lebih tinggi dari pada tarif sewa bis pariwisata menurut Po BIMO, karena dalam menentukan tarif Po BIMO tidak membebankan biaya langsung.
C. Pembahasan Dari hasil analisis data diketahui bahwa prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata Po BIMO kurang tepat menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing yang memisahkan taksiran biaya-biaya ke dalam biaya produksi dan non produksi, Po BIMO hanya memisahkan taksiran biaya-biaya ke dalam biaya kantor dan armada. Pemisahan biaya tersebut masih belum bisa memberikan keterangan taksiran biaya mana saja yang berpengaruh langsung terhadap biaya produksi dan non produksi, karena sebagian taksiran biaya-biaya yang berpengaruh untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
biaya armada oleh perusahaan dimasukan ke dalam biaya kantor. Sedangkan menurut teori taksiran biaya-biaya dipisahkan ke dalam biaya produksi dan non produksi. Perbedaan lain terletak pada prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata. Pada Po BIMO tarif sewa bis pariwisata ditentukan dengan cara menambahkan total biaya dengan laba yang diharapkan, sedang menurut teori tarif diperoleh dengan cara menambahkan biaya produksi per bis dengan mark-up. Prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata dari perusahaan merupakan dasar dari penilaian tarif menurut teori. Peneliti menyarankan sebaiknya Po BIMO menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing sebagai penentuan harga jual dengan tujuan agar harga jual dapat menutupi biaya penuh yang merupakan jumlah biaya produksi dan non produksi ditambah laba yang wajar, karena full costing mengadakan pemisahan antara biaya produksi dan non produksi sebagai berikut: 1. Biaya produksi adalah biaya yang dapat diidentifikasikan dengan produk yang dihasilkan, misal: biaya ban, BBM/solar, sparepart mesin, audio, pajak STNK dan jasa raharja dan sebagainya. 2. Biaya non produksi adalah biaya-biaya yang tidak ada hubungannya dengan produksi dan dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya, misal: biaya administrasi kantor, telepon dan listrik, penyusutan bangunan dan biaya lain- lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Dengan menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing dapat dengan mudah menyusun laporan rugi laba yang menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi- fungsi pokok yang ada dalam perusahaan. Dengan demikian metode full costing memudahkan dalam menggolongkan biayabiaya produksi dan non produksi. Dengan metode yang sekarang ini perusahaan akan mengalami kesulitan dalam pelaporan keuangannya terutama dalam laporan rugi laba karena dalam laporan tersebut tidak mengutamakan penyajian biaya-biaya menurut hubungan biaya yaitu biaya produksi dan non produksi, tetapi digolongkan menurut biaya kantor dan armada. Oleh karena itu harus ada pemisahan biaya yang berpengaruh langsung pada produksinya dan mana yang tidak berpengaruh langsung. Selanjutnya dari hasil analisis data diketahui bahwa penentuan besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO untuk kedua jenis bis sudah tepat menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Perbedaan antara tarif sewa bis pariwisata yang ditetapkan Po BIMO dengan menurut teori 0,46% (untuk bis besar) dan 4,73% (untuk bis mikro), karena besar selisih perbedaan tersebut semuanya (<)5%. Besar tarif sewa bis pariwisata menurut teori juga lebih tinggi dari pada tarif sewa bis pariwisata menurut Po BIMO, karena dalam menentukan tarif Po BIMO tidak membebankan biaya langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Penentuan besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO yang tepat dalam bentuk persentase telah ditentukan dalam tinjauan teori. Dari penentuan besar tarif sewa bis pariwisata yang ditawarkan oleh perusahaan, ketidak tepatan hanya terdapat dalam pemisahaan taksiran biaya dimana perusahaan tidak memisahkan taksiran biaya ke dalam biaya produksi dan non produksi. Lebih kecil biaya produksi dalam tarif sewa bis pariwisata maka persentase peyimpangan tarifnya akan semakin besar atau semakin tidak benar. Hal ini menyebabkan biaya yang harus dibebankan kepada penyewa semakin besar. Lebih besarnya jumlah biaya produksi maka akan semakin kecil persentase penyimpangan atau ketidaktepatan. Hal ini menyebabkan biaya yang dibebankan kepada penyewa semakin kecil menurut teori. Tarif yang baik adalah tarif yang dapat mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan serta dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Tarif yang terdapat pada Po BIMO merupakan tarif yang tepat karena memenuhi ketentuan dari teori yang ada. Untuk itu pihak perusahaan dapat mengembangkan mengesampingkan
mutu tarif
pelayanan yang
menjadi
terdapat
dalam
lebih
baik
tanpa
perusahaan.
Pihak
manajemen perusahaan dapat mengintensifkan promosi untuk menarik para konsumen. Pihak manajemen juga dapat menentukan pangsa pasar dengan lebih baik, sehingga persaingan dengan perusahaan lain bisa berjalan dengan baik dan menjadi perusahaan yang bonafit. Sehingga perusahaan bisa menerapkan penggunaan tarif secara tepat pada masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
masing aspek yang akan dilakukan oleh perusahaan, contohnya perusahaan melakukan promosi kemudian pengadaan suku cadang armada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Permasalahan dalam penelitian ini adalah prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata Po BIMO sudah tepat dan apakah penentuan besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO sudah tepat dan sesuai dengan teori dalam hal ini dengan menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Tujuannya untuk mengetahui prosedur penentuan tarif dan besar tarif sewa bis pariwisata yang ditentukan oleh Po BIMO sudah tepat dan sesuai dengan teori. Setelah membandingkan dan melakukan analisis permasalahan dan pembahasan terhadap prosedur dan besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO dengan teori, maka peneliti dapat melakukan suatu penilaian terhadap beberapa hal penting yang ditemukan dari prosedur dan besar tarif sewa bis pariwisata, yaitu: 1. Prosedur Penentuan Tarif Sewa Bis Pariwisata Secara prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata Po BIMO dapat diinterpretasikan kurang tepat dan tepat. Interpretasi kurang tepat menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing karena perusahaan tidak memisahkan taksiran biaya-biaya ke dalam biaya produksi dan non produksi.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Selain itu pernyataan yang mendukung interpretasi tepat ada lima pernyataan yang disimpulkan dibawah ini, yaitu: a. Pada
bagian
pertama
dapat
diinterpretasikan
tepat
dalam
mempertimbangkan harga jual, karena dalam hal ini menurut teori dan perusahaan mempertimbangkan harga jual yang dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada, karena perusahaan otobis tidak bisa menentukan harga tanpa melihat harga pesaing. b. Pada bagian kedua dapat diinterpretasikan tepat dalam membuat taksiran biaya, karena dalam hal ini menurut teori dan perusahaan membuat taksiran-taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk tarif sewa bis pariwisata dalam satu tahun. c. Pada bagian ketiga dapat diinterpretasikan tepat dalam menentukan laba, karena dalam hal ini menurut teori dan perusahaan menentukan laba yang digunakan untuk menghitung tarif sewa bis pariwisata yang diinginkan konsumen. d. Pada bagian keempat dapat diinterpretasikan tepat dalam menentukan besar tarif, karena dalam hal ini menurut teori dan perusahaan menghitung tarif sewa bis pariwisata. Akan tetapi, terdapat sedikit perbedaan dalam menghitung tarif sewa bis pariwisata jika menurut perusahaan tarif dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh taksiran biaya-biaya untuk setiap jenis bis ditambah laba yang diharapkan namun menurut teori dengan cara menambahkan mark-up pada biaya produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
e. Pada
bagian
kelima
dapat
diinterpretasikan
tepat
dalam
mempertimbangkan keadaan perekonomian karena dalam hal ini menurut teori dan perusahaan bila daya beli konsumen yang besar menentukan tingkat harga yang lebih tinggi akan berpengaruh pada kenaikan tarif sewa bis pariwisata begitu sebaliknya bila daya beli rendah akan menurunkan tarif sewa bis pariwisata. Perbedaan la in terletak pada prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata. Pada Po BIMO tarif sewa bis pariwisata ditentukan dengan cara menambahkan total biaya dengan laba yang diharapkan, sedang menurut teori tarif diperoleh dengan cara menambahkan biaya produksi per bis dengan mark-up. Setelah melihat hal- hal di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata dari Po BIMO kurang tepat dengan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing karena: 1. Po BIMO tidak memisahkan taksiran biaya-biaya ke dalam biaya produksi dan produksi. 2. Terdapatnya perbedaan prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata.
Po
BIMO
menentukan
tarifnya
dengan
cara
menambahkan total biaya dengan laba yang diharapkan. Sedang menurut teori tarif diperoleh dengan cara menambahkan biaya produksi per bis dengan mark-up.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
2 Penentuan Besar Tarif Sewa Bis Pariwisata Penentuan besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO untuk kedua jenis bis sudah tepat menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Perbedaan antara tarif sewa bis pariwisata yang ditetapkan perusahaan dengan menurut teori 0,46% (untuk bis besar) dan 4,73% (untuk bis mikro). Dalam penentuan besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO dapat dikatakan tepat dengan teori karena tidak melebihi (>)5% dengan tarif sesungguhnya.
B. Keterbatasan Penelitian Oleh karena adanya keterbatasan pokok bahasan, tenaga, pikiran dan kemampuan peneliti, maka dalam skripsi ini peneliti tidak menyajikan data secara lengkap dan tidak dapat melakukan pembahasan secara mendetail. Keterbatasan-keterbatasan dalam melakukan peneliti dan pembahasan skripsi ini adalah: 1. Peneliti tidak dapat melacak kebenaran data yang berhubungan dengan biaya. 2. Data yang diperoleh sebagian besar berasal dari wawancara secara langsung dengan manajer perusahaan dan beberapa karyawannya, terutama menyangkut biaya sehingga data-data biaya yang didapat sebagian besar merupakan hasil perkiraan dari mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan melakukan analisis, pembahasan serta kesimpulan maka peneliti dapat memberikan saran kepada Po BIMO sebagai berikut: 1. Po BIMO hendaknya memisahkan taksiran biaya-biaya ke dalam biaya produksi dan non produksi. 2. Po BIMO diharapkan menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing dalam menentukan tarif sewa bis pariwisata, karena kelebihan metode ini bahwa biaya langsung dan tidak langsung dapat dipisahkan secara tegas, disamping itu perusahaan juga akan memperoleh informasi mengenai biaya langsung dan tidak langsung. Namun peneliti menyarankan agar perusahaan menggunakan prosedurprosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Karena metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing terdapat pemisahan biaya antara biaya produksi dan non produksi, sehingga memudahkan dalam menggolongkan biaya-biaya yang langsung berhubungan dan yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan produksinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 DAFTAR PERTANYAAN
I. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Pendirian Perusahaan 1. Kapan perusahaan didirikan? Dimana? Dengan nama apa? Siapa pendirinya? 2. Kapan perusahaan memperoleh status badan usaha? 3. Siapa pemimpin yang pertama? Sudah berapa kali terjadi pergantian pengurus? Bagaimana susunannya? Siapa pemimpin sekarang? 4. Kapan perusahaan mulai beroperasi? 5. Apa tujuan, visi, dan misi perusahaan sampai saat ini? 6. Bagaimana perkembangan perusahaan sampai saat ini? B. Letak Perusahaan 1. Apa yang mendasari pemilihan letak biro perjalanan wisata? 2. Berapa luas lokasi yang ditempati perusahaan? 3. Apakah pernah ada perluasan? Kalau ya, apakah tujuannya? C. Bentuk Perusahaan 1. Apakah bentuk perusahaan? 2. Siapa yang bertanggungjawab? 3. Bidang apa saja yang dikelola perusahaan selain jasa sewa bis pariwisata?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Struktur Organisasi 1. Bagaimanakah bentuk struktur organisasi perusahaan? 2. Apa tugas, wewenang dan tanggungjawab masing- masing bagian dalam struktur organisasi tersebut? 3. Bagaimanakah perkembangan organisasi perusahaan? E. Permodalan 1. Bagaimanakah perusahaan memperoleh modal? 2. Apa saja sumber modal perusahaan? II. PERSONALIA A. Berapa jumlah karyawan secara keseluruhan? B. Bagaimana cara perusahaan merekrut tenaga kerja? C. Berapa jam kerja setiap hari? D. Adakah ada jam lembur? E. Bagaimana tarif penggajian diterapkan? F. Bagaimanakah usaha-usaha yang dilakukan dalam mengembangkan tenaga kerja? G. Bagaimana dengan kesejahteraan karyawan? III. PRODUKSI A. Ada berapa layanan yang ditawarkan perusahaan? B. Apakah fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh perusahaan? C. Jasa apa saja yang ditawarkan perusahaan selain jasa sewa bis pariwisata? IV. PEMASARAN A. Siapa saja konsumen yang dilayani?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Berapa kapasitas penumpang minimum? C. Apakah perusahaan melakukan fungsi promosi? D. Media apa saja yang digunakan untuk promosi? E. Bagaimana cara perusahaan mengatasi persaingan dengan perusahaan lain? V. AKUNTANSI A. Bagaimana struktur modal perusahaan? B. Bagaimana struktur kekayaan perusahaan? C. Komponen biaya apa saja yang terjadi pada perusahaan persewaan bis pariwisata? D. Berapa besar biaya untuk masing- masing komponen tersebut? E. Berapa persentase laba yang diharapkan? F. Bagaimana langkah- langkah/prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata pada Po BIMO? G. Berapa besar tarif sewa bis pariwisata pada tahun 2005?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 PO BIMO TRANSPORT- YOGYAKARTA NERACA Per 31 Desember 2005
AKTIVA
JUMLAH
PASIVA
(Rp)
JUMLAH (Rp)
Aktiva Lancar
Pasiva Lancar
Kas
76.065.850
Down Payment Sewa bis
Giro BCA
88.577.271
Hutang Dagang
141.228.700
Mandiri
32.006.306
HutangPemilik/Subagyo HS
340.500.000
Cek/BG
17.085.617
Hutang New Armada
Piutang Dagang Piutang Karyawan Piutang Lain-lain Persediaan
32.823.000 Hutang Jangka panjang -
663.142.604
Aktiva Tidak Lancar Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain To. Aktiva Tidak lancar
50.800.000
317.900.000
98.684.560
To. Aktiva Lancar
61.600.000
Hutang Kijang
45.810.850
Hutang Bank BPD II
2.501.769.747
Hutang BPD III
1.909.997.850
To. Hutang Jangka Panjang
4.457.578.447
Ekuitas 14.457.382.000 1.000.000.000 15.457.382.000
Modal sendiri
7.577.899.694
Laba Tahun lalu
2.638.327.094
Prive
(150.500.000)
Laba Bulan Berjalan Koreksi Laba & Penyusutan
2.942.471.417,99 (1.939.380.748,99) 11.068.817.457
Total Aktiva
16.120.524.604
Total Pasiva
16.120.524.604
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Po BIMO TRANSPORT-YOGYAKARTA LAPORAN PERHITUNGAN LABA (RUGI) DAN ALIRAN KAS Per 31 Desember 2005
KETERANGAN
JUMLAH (Rp)
LAPORAN LABA RUGI PENDAPATAN Penjualan Sewa Bis
8.504.235.000
Potongan Sewa Bis
(6.150.000)
Pendapatan Bunga Bank
19.721.894
Jumlah Pendapatan
8.517.806.894
PENGELUARAN BIAYA OPERASIONAL
(4.698.659.685)
Biaya Gaji
(191.950.000)
Biaya Premi/awak
(967.159.000)
Biaya Kantor
(290.329.200)
Biaya Armada
(1.085.157.435)
Biaya Operasional
(2.163.064.050)
SO.KEGIATAN USAHA KOTOR
3.819.147.209
Bunga Pinjaman BPD
(876.675.791)
Penyusutan LABA (RUGI) KEGIATAN USAHA BERSIH
2.942.471.418
LAP. ALIRAN KAS BULAN BERJALAN Saldo Kas Awal Tahun Saldo Kegiatan Usaha
386.640.644 2.942.471.418
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Piutang Dagang Piutang Karyawan
(250.235.000) (4.099.335)
Persediaan Part, Oli, Ban
-
Hutang Karyawan
-
Hutang Manager
-
Hutang Pemilik (Subagyo HS) Hutang Pihak III BPD Hutang New Armada Pendapatan Diterima Dimuka Prive/Setoran Pada Pemilik Akumulasi Peny. Aktiva Lain- lain
340.500.000 (2.825.281.495) (89.700.000) 61.600.000 (150.500.000) (191.661.188)
KEGIATAN INVESTASI §
Inventaris Kantor
§
Karoseri/overhaul/ganti Body AB 2742
(6.000.000) -
BB §
Pembelian/Angsuran Chasis Bis
§
Pembelian AC
§
Pembelian Peralatan Bengkel
§
Part, Perlengkapan dan Asessoris Bis
§
Kendaraan Kantor
§
Lain- lain SALDO AKHIR
213.735.044
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Perhitungan Aktiva Penuh/km Tahun 2006
Total Aktiva yang diperkirakan akan digunakan sebagai investasi untuk memproduksi dan memasarkan produk/jasa adalah Rp. 16.120.524.604,Total Aktiva tersebut dialokasikan ke tiap-tiap jenis Bis: No
Jenis Bis
Jumlah unit
Alokasi aktiva*
Km/tahun
Aktiva/km
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)=(3):(4)
1
Bis Besar (40)
30
15.112.991.181
105.000
143.933,25
2
Bis Mikro (16-20)
2
1.007.532.788
105.000
9.595,55
Jumlah Bis
32
*Perhitungan alokasi: •
Bis Besar
•
Bis Mikro = 2/32 x 16.120.524.604,- = 1.007.532.788
= 30/32 x 16.120.524.604,- = 15.112.991.181
Dengan mengetahui aktiva/km tiap-tiap jenis bis diatas, maka dapat diperkirakan aktiva/km yang diperlukan untuk 1 Bis, yaitu: Bis Besar =
143.933,25/km = 4.797,78 30
Bis Mikro =
9.595,55/k m = 4.797,78 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI