EVALUASI KINERJA PELAYANAN PENYEDIA AIR BERSIH SISTEM PERPIPAAN DI KOTA KECIL (STUDI KASUS: KOTA SOREANG DAN BANJARAN)
TUGAS AKHIR
DYAH NASTITI PROBORINI 15402049
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007
ABSTRAK Air bersih merupakan salah satu elemen pelayanan publik yang penting. Namun hingga saat ini, ketersediaan akses air bersih masih menjadi masalah. Sekitar 21% rumah tangga di Indonesia tidak mendapatkan air bersih. Padahal pada hakikatnya air adalah hak. Permasalahan ketersediaan akses air bersih tidak hanya di kota besar. Demikian pula halnya di kota kecil. Namun selama ini penelitian mengenai penyediaan air bersih di kota kecil kurang diperhatikan. Padahal dalam perkembangan sistem perkotaan di Indonesia pada saat ini, fenomena perkembangan mega-city membawa konsekuensi pada daerah belakangnya, yaitu kota-kota kecil. Perkembangan kota kecil ini tentunya harus diakomodasi oleh pembangunan fasilitas dan utilitas perkotaan yang memadai, salah satunya adalah utilitas air bersih. Untuk menjamin air bersih sebagai hak, keberlanjutan proses penyediaan air bersih harus diperhatikan, salah satunya adalah melalui evaluasi kinerja penyedia air bersih. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap kinerja lembaga penyedia air bersih sistem perpipaan. Identifikasi dilakukan terhadap tiga aspek, yaitu operasional, tarif, dan administrasi. Ketiga aspek ini kemudian dijabarkan dalam sepuluh indikator penilaian. Lembaga penyedia air bersih perpipaan yang ada di Kota Soreang dan Banjaran, yaitu PDAM dan pengelola air bersih sistem komunal. Dari hasil analisis kinerja kedua lembaga penyedia air bersih ini, diketahui bahwa PDAM mampu memenuhi lima indikator. Sedangkan pengelola air bersih komunal mampu memenuhi enam indikator. Perbedaan kinerja di antara keduanya terutama tampak pada aspek operasional. Dalam aspek operasional, PDAM memiliki kinerja baik dalam kriteria kuantitas air, kualitas air, dan pengaduan tertangani. Adapun pengelola air sistem komunal memiliki kinerja baik dalam kriteria kuantitas air, kontinuitas air,
kecepatan penyambungan baru, dan
pengaduan tertangani. Dalam aspek tarif, baik PDAM maupun sistem komunal memiliki kinerja baik. Untuk aspek administrasi, kinerja PDAM dan sistem komunal masih buruk. Padahal aspek administrasi merupakan salah satu indikator yang penting dalam menjaga kelancaran proses operasional mengingat fungsinya sebagai panduan dan alat kontrol kinerja. Berdasarkan kelemahan dan keunggulan masing-masing penyedia air bersih perpipaan di Kota Soreang dan Banjaran tersebut, kemudian disusun saran untuk perbaikan peningkatan kinerja masing-masing penyedia air bersih perpipaan di kota kecil.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6
Latar Belakang Rumusan Persoalan Tujuan dan Sasaran Ruang lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah 1.4.2 Ruang Lingkup Materi Metodologi Studi 1.5.1 Metoda Pengumpulan Data 1.5.2 Metoda Analisis Sistematika Pembahasan
BAB 2 KONSEP PENYEDIAAN AIR BERSIH SEBAGAI HAK DI KOTA KECIL i) 2.2
2.3 2.4 2.5
Peran Kota Kecil dalam Konteks Kewilayahan 2.1.1 Definisi Kota dan Kawasan Perkotaan 2.1.2 Peran Kota Kecil dalam Pelayanan Infrastruktur Air Bersih Sebagai Hak 2.2.1 Definisi Air Bersih 2.2.2 Standar Pelayanan Air Bersih sebagai Implikasi Hak 2.2.3 Perubahan Pendekatan Sistem Penyediaan Air Bersih: Productionist ke Conservationist Sistem Penyediaan Air Bersih 2.3.1 Komposisi Penyediaan Air Bersih 2.3.2 Penyediaan Air Bersih Sistem Perpipaan Kajian Teoritis Teknik Evaluasi Kriteria dan Indikator Kinerja Penyedia Air Bersih Perpipaan
BAB 3 GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN SERTA KARAKTERISTIK PENYEDIA PELAYANAN AIR BERSIH SISTEM PERPIPAAN 3.1 3.2
Gambaran Umum Wilayah Penelitian 3.1.1 Kota Soreang 3.1.2 Kota Banjaran Identifikasi Penyedia Air Bersih Perpipaan di Wilayah Penelitian 3.2.1 Perusahaan Air Minum (PDAM) 3.2.2 Sistem Komunal
BAB 4 EVALUASI KINERJA PDAM DAN SISTEM KOMUNAL DI KOTA SOREANG DAN BANJARAN 4.1.1 Aspek Operasional 4.1.2 Cakupan Pelayanan 4.1.3 Kuantitas Air 4.1.4 Kualitas Air 4.1.5 Kontinuitas Pengaliran 4.1.6 Tingkat Kehilangan Air 4.1.7 Kecepatan Penyambungan Baru 4.1.8 Kemampuan Penanganan Pengaduan 4.1. Aspek Tarif 4.2.1 Sistem Penetapan Tarif 4.2.2 Dasar Penetapan Tarif 4.3 Aspek Administrasi 4.3.1 Kelengkapan Dokumen Dasar BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL 5.1 5.2 5.3
Kesimpulan Rekomendasi 5.2.1 PDAM 5.2.2 Sistem komunal Kelemahan Studi dan Saran Studi Lanjutan
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A: TRANSKRIP WAWANCARA LAMPIRAN B: KUESIONER
DAFTAR TABEL
TABEL I.1 TABEL II.1 TABEL II.2 TABEL II.3 TABEL II.4 TABEL II.5 TABEL II.6 TABEL III.1 TABEL III.2 TABEL III.3 TABEL III.4 TABEL III.5 TABEL III.6 TABEL III.7 TABEL III.8 TABEL III.9 TABEL III.10 TABEL III.11 TABEL III.12 TABEL IV.1 TABEL IV.2 TABEL IV.3 TABEL IV.4 TABEL IV.5 TABEL IV.6 TABEL IV.7 TABEL IV.8 TABEL IV.9 TABEL IV.10
DAFTAR RESPONDEN WAWANCARA HIRARKI KOTA-KOTA DI INDONESIA TAHUN 2004 BERDASARKAN PP NO. 47 TAHUN 1997 REKOMENDASI KEBUTUHAN DASAR AIR KEBUTUHAN AIR BERSIH PER ORANG PER HARI TIPE EVALUASI FORMAL PENETAPAN KRITERIA DAN TOLOK UKUR KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN KRITERIA DAN TOLOK UKUKINERJA LEMBAGA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN SISTEM KOTA-KOTA DALAM METROPOLITAN BANDUNG DEBIT MATA AIR YANG DIMANFAATKAN PENDUDUK DI KOTA BANJARAN TINGKAT PELAYANAN SISTEM PERPIPAAN DI INDONESIA DIBANDINGKAN NEGARA-NEGARA ASEAN BEBAN HUTANG DAN ASET YANG DITANGGUNG OLEH BEBERAPA PDAM DI INDONESIA PERSENTASE RUMAH TANGGA PER DESA YANG TERLAYANI PDAM DI SOREANG DAN BANJARAN TAHUN 2005 REKAPITULASI PRODUKSI, DISTRIBUSI, DAN KEHILANGAN AIR PDAM TIRTA RAHARJA BERDASARKAN KOTA PELAYANAN TAHUN 2004 DOKUMEN DASAR YANG HARUS DIMILIKI DAN DIPEDOMANI OLEH PDAM BANTUAN SARANA/ PRASARANA AIR BERSIH OLEH PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DI KOTA SOREANG DAN BANJARAN KARAKTERISTIK PELAYANAN BPABD KARAMAT MULYA KARAKTERISTIK PELAYANAN BPABD SOREANG KARAKTERISTIK PELAYANAN BPABD KAMASAN KARAKTERISTIK PELAYANAN BPABD SINDANGPANON KUANTITAS AIR YANG DIGUNAKAN OLEH MASYARAKAT DI KOTA SOREANG DAN BANJARAN KOMPOSISI SUMBER AIR UNTUK BERBAGAI JENIS PENGGUNAAN DI KOTA SOREANG DAN BANJARAN KINERJA LEMBAGA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DALAM KRITERIA KUALITAS AIR KINERJA LEMBAGA PENYEDIA AIR BERSIH DALAM KRITERIA KONTINUITAS PENGALIRAN KINERJA LEMBAGA PENYEDIA AIR BERSIH DALAM KRITERIA TINGKAT KEHILANGAN AIR KINERJA LEMBAGA PENYEDIA AIR BERSIH DALAM KRITERIA KECEPATAN PENYAMBUNGAN BARU KINERJA LEMBAGA PENYEDIA AIR BERSIH DALAM KRITERIA PENANGANAN PENGADUAN HUBUNGAN ANTARA PENGATURAN TARIF DENGAN ADA/ TIDAK ADANYA PELATIHAN DARI PEMERINTAH. KELENGKAPAN DOKUMEN DASAR PDAM PEMENUHAN TOLOK UKUR INDIKATOR KINERJA PDAM DAN PENGELOLA AIR BERSIH SISTEM KOMUNAL
TABEL IV.11 TABEL IV.12 TABEL IV.13 TABEL V.1
KESIMPULAN KINERJA PDAM DAN PENGELOLA AIR BERSIH SISTEM KOMUNAL DI KOTA SOREANG DAN BANJARAN KEUNGGULAN PDAM DAN PENGELOLA AIR BERSIH SISTEM KOMUNAL DI KOTA SOREANG DAN BANJARAN KELEMAHAN PDAM DAN PENGELOLA AIR BERSIH SISTEM KOMUNAL DI KOTA SOREANG DAN BANJARAN KEUNGGULAN PDAM DAN PENGELOLA AIR BERSIH SISTEM KOMUNAL DI KOTA KECIL
DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1.1 TAHAPAN WAWANCARA GAMBAR 1.2 METODA PENGAMBILAN SAMPEL KUESIONER GAMBAR 1.3 METODA ANALISIS PENELITIAN GAMBAR 1.4 KERANGKA PIKIR GAMBAR 1.5 PETA WILAYAH STUDI KOTA SOREANG GAMBAR 1.6 PETA WILAYAH STUDI KOTA BANJARAN GAMBAR 2.1 KLASIFIKASI PERMUKIMAN DI PERKOTAAN DAN PERDESAAN GAMBAR 2.3 KEHILANGAN AIR PADA SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH GAMBAR 2.4 SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH GAMBAR 2.5 ILUSTRASI SUMBER-SUMBER AIR BERSIH GAMBAR 3.1 JENIS PENGADUAN PELANGGAN PDAM TIRTA RAHARJA TAHUN 2005 GAMBAR 3.2 ILUSTRASI PROSEDUR PENETAPAN TARIF PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GAMBAR 3.3 LOKASI PENYEDIA AIR BERSIH KOMUNAL DI KOTA SOREANG GAMBAR 3.4 LOKASI PENYEDIA AIR BERSIH KOMUNAL DI KOTA BANJARAN GAMBAR 3.5 PERSENTASE MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA KARAMAT MULYA GAMBAR 3.6 STRUKTUR ORGANISASI BUMDES KARAMAT MULYA GAMBAR 3.7 PROSEDUR PEMASANGAN INSTALASI AIR BERSIH BPABD KARAMAT MULYA GAMBAR 3.8 KONDISI BPABD KARAMAT MULYA GAMBAR 3.9 PERSENTASE MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA SOREANG GAMBAR 3.10 KONDISI BPABD SOREANG GAMBAR 3.11 PERSENTASE MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA KAMASAN GAMBAR 3.12 KONDISI BPABD KAMASAN GAMBAR 3.13 PERSENTASE MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA SINDANGPANON GAMBAR 3.14 KONDISI BPABD SINDANGPANON GAMBAR 4.1 GRAFIK HUBUNGAN ANTARA PENYEDIA AIR BERSIH DAN PERSEPSI TERHADAP KECEPATAN PEMASANGAN INSTALASI SL DI KOTA SOREANG GAMBAR 4.2 GRAFIK HUBUNGAN ANTARA PENYEDIA AIR BERSIH DAN PERSEPSI TERHADAP KECEPATAN PEMASANGAN INSTALASI SL DI KOTA BANJARAN GAMBAR 4.3 GRAFIK HUBUNGAN ANTARA PENYEDIA AIR BERSIH DAN JENIS KELUHAN DI KOTA SOREANG GAMBAR 4.4 GRAFIK HUBUNGAN ANTARA PENYEDIA AIR BERSIH DAN JENIS KELUHAN DI KOTA BANJARAN GAMBAR 4.5 GRAFIK HUBUNGAN ANTARA PENYEDIA AIR BERSIH DAN FREKUENSI KELUHAN DI KOTA SOREANG GAMBAR 4.6 GRAFIK HUBUNGAN ANTARA PENYEDIA AIR BERSIH DAN FREKUENSI KELUHAN DI KOTA BANJARAN