1
Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Keunggulan Wilayah untuk Pengembangan Tanaman Padi Sawah (Oriza Sativa) di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Alfian Yunus, Nurdin, dan Wawan Pembengo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kelas kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman padi sawah (Oriza Sativa) di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara, (2) mengetahui factor pembatas untuk pengembangan tanaman padiii sawah (Oriza Sativa) di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara, (3) mengetahui luas lahan yang sesuai dengan pengembangan tanaman padi sawah (Oriza Sativa) di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara, (4) mengetahui keunggulan komperatif komoditi padi sawah di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan bulan Juli 2013. Lokasi penelitian bertempat di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode survei pada tingkat semi detail. Pengolahan data serta pembuatan peta dilakukan dengan menggunakan software Arc Gis 9.1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kelas kesesuaian lahan tanaman padi sawah (Oriza Sativa) di kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara yaitu S1 (Sangat sesuai) dengan luas 57,87 ha atau 45,71% dari total luas daerah penelitian, kemudian S2 (cukup Sesuai) dengan luas lahan 59,36 ha atau 46,88% dari total luas daerah penelitian, sedangkan S3 (sesuai marginal) dengan luas 15 ha atau 7,41% dari total luas daerah penelitian. Desa Bulalo menjadi basis atau pusat pengembangan tanaman padi sawah. Kesesuaian lahan tersebut memiliki faktor pembatas yaitu kelas lereng, curah hujan, tekstur dan retensi hara. Kata Kunci : Kesesuaian lahan, aktual, potensial, , SIG, Padi Sawah PENDAHULUAN Padi merupakan sumber bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, termasuk penduduk Kabupaten Gorontalo Utara. Kabupaten ini memiliki luas wilayah sebesar 1.777,03 km2 atau 177.703 ha. Dari luas wilayah tersebut, luas lahan sawah di Kabupaten ini mencapai 5.142 ha, jenis irigasi terbanyak yang mengairi sawah tersebut adalah irigasi setengah teknis. Luas areal sawah yang dialiri irigasi setengah teknis mencapai 1.798 ha, dan yang dialiri irigasi teknis mencapai 1.795 ha, sedangkan yang dialiri irigasi sederhana mencapai 133 ha, dengan demikian luas lahan potensial yang dapat dikembangkan untuk komoditas pertanian khususnya padi sawah masih cukup luas (Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo Utara 2011). Padi merupakan salah satu bahan makanan yang mudah diolah, mudah disajikan, enak dan nilai energi yang terkandung di dalamnya cukup tinggi sehingga berpengaruh besar terhadap kesehatan, selain itu padi memiliki nilai ekonomi tinggi untuk diusahatanikan, (BPS) Gorontalo Utara pada tahun 2011 memperlihatkan bahwa sekitar 22% pengeluaran rata-rata penduduk Kabupaten Gorontalo Utara selama sebulan adalah mengkonsumsi makanan yang berbahan baku padi. Laju peningkatan penduduk rata-rata sebesar 2% per tahun membutuhkan ketersediaan pangan yang cukup. Saat ini, pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara masih terus mengupayakan penambahan luas areal persawahan yang di tunjang dengan beberapa program pemerintah seperti, percetakan lahan sawah yang baru, Optimalisasi lahan sawah, dan menyediakan sarana dan prasarana pertanian yang memadai. Guna memenuhi kebutuhan penduduk tersebut perlu adanya peningkatan produksi pertanian dalam meningkatkan produksi padi sawah. Dengan mengoptimalkan sumberdaya lahan.
2
Produksi pertanian yang optimal, maka penggunaan lahan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kesesusaian lahannya (Sitorus, 1989). Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahannya dan tanpa adannya pengelolaan tanaman yang kurang tepat akan menyebabkan berkurangnya kemampuan lahan tersebut dalam produksi lahan pertanian dan mendorong timbulnya lahan kritis. Kesesuaian lahan merupakan gambaran tingkat kesesuaian lahan untuk suatu penggunaan lahan tertentu (FAO, 1976). Melalui evaluasi kesesuaian lahan diperoleh informasi tentang wilayah-wilayah yang potensial untuk pengembangan komoditas ini serta faktor-faktor pembatasnya. Menyikapi hal di atas, tentang usaha pemerintah untuk melakukan perluasan areal sawah, maka perlu adanya penelitian tentang evaluasi kesesuaian lahan dan keunggulan wilayah untuk pengembangan padi sawah di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui kelas kesesuain lahan untuk pengembangan padi sawah, (2) mengetahui faktor pembatas untuk pengembangan padi sawah, (3) mengetahui luas lahan yang sesuai dengan pengembangan padi sawah, dan (4) mengetahui keunggulan komparatif komoditi padi sawah di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di sebagian wilayah kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Sementara itu untuk pengelolaan data dilakukan di Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UNG. Pelaksanaan penelitian ini kurang lebih 1 bulan yang dimulai bulan April sampai dengan bulan Mei tahun 2013. Alat penelitian meliputi: Altimeter, Alat Tulis Menulis, Clinometer, Compas, Parang, Kalkulator, GPS (Global Positioning Ststem) Komputer PC dan Perangkat Lunak SIG (Sofware Are View 9.1). sementara bahan penelitian terdiri dari: Peta Topografi Skala 1 : 250.000 (JICA, 2000), Peta Geologi Skala 1 : 250.000, Peta Penggunaan Lahan Skala 1 : 10.000 (JICA, 2000), Peta Iklim Skala 1 : 1.000.000, Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 50.000, Data tanah, diperoleh dari survei tanah di lapangan, Data iklim, yang diperoleh dari stasiun klimatologi dan stasiun iklim yang ada di sekitar daerah penelitian, dan Data Kabupaten Gorontalo Utara dalam angka 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei pada tingkat semi detail dengan skala peta 1 : 50.000. Teknik penentuan kelas kesesuaian lahan menggunakan faktor pembatas (limiting factors). Penentuan rekomendasi pengelolaan lahan dilakukan dengan mengkombinasikan dua aspek penilaian, yaitu: kesesuaian lahan dan keunggulan wilayah. Pada bagian akhir disajikan waktu tanam padi sawah. Secara rinci tahapan penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1. Persiapan Pada tahap ini dilakukan studi literatur dan pengumpulan alat maupun bahan yang diperlukan, serta pengurusan perijinan dan administrasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini, disamping itu juga dilakukan orientasi medan untuk mengetahui gambaran daerah penelitian secara umum. 2. Pengumpulan Data Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data yang terdiri atas : a. Data tanah, yang diperoleh dari hasil survei tanah di lapangan. b. Data iklim, yang diperoleh dari stasiun klimatologi dan stasiun iklim yang ada disekitar daerah penelitian. c. Data Sosial Ekonomi, terdiri atas : 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara langsung dari petani kunci (1 atau 2 petani ) yang tinggal didaerah penelitian berupa data produksi, biaya dan pendapatan.
3
2.
Data Sekunder, yang diperoleh dari kantor camat/desa serta instansi terkait seperti BPS, berupa data kependudukan di daerah penelitian.
Analisis Data Kegiatan pada tahap analisis data terdiri dari dua tahapan yaitu: analisis data lapangan dan analisis system informasi geografis. Tahap analisis data lapangan diawali dengan melakukan identifikasi data-data tanah dan data iklim di daerah penelitian, selanjutnya penyeragaman skala peta sebelum dibuat peta satuan lahan berdasarkan peta topografi, peta jenis tanah, peta penggunaan lahan daerah kabupaten Gorontalo Utara yang telah disesuaikan dengan peta rupa bumi Indonesia, yang belum sama skala petanya, selanjutnya peta-peta tersebut ditumpang tindihkan (overlay) dan dilakukan digitasi peta, untuk memperoleh peta unit lahan. Kemudian data lapangan setiap unit lahan itu dicocokkan (matching) dengan persyaratan penggunaan lahan setiap tipe pemanfaatan lahan dalam hal ini padi sawah, sehingga di peroleh kelas-kelas kesesuain lahan untuk tipe pemanfaatan lahan dalam bentuk peta kesesuain lahan. Selanjutnya tahap analisis Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk evaluasi kesuaian lahan menggunakan software Arcview GIS 9.1. Hal ini dilakukan bertujuan untuk menyempurnakan/merevisi data sesuai dengan data yang di peroleh saat pengamatan dilapangan. Pengumpulan data spasial dan data atribut serta persiapan pemasukan data menempati posisi kunci, dalam pekerjaan ini dipengaruhi kualitas data juga dan ditentukan oleh kombinasi serta analisis dalam perangkat lunak/keras dengan kemampuan menggunakan operator GIS. Untuk memulai penggunaan Software Are View, yang diawali dengan program dari star menu : 1. Klik star 2. Pilih program Pilih Esri pemilihan pembuatan proyek baru akan membuka Are View dengan isi proyek, isi proyek ini terdiri dari view, table, grafik, layout, dan script. Kemudian klik view yang berfungsi untuk mempersiapkan data spasial dari peta yang akan di buat atau di olah, dari view ini dapat dilakukan input data digitasi atau pengolahan (editing) data spasial. 3. Table (table) merupakan data atribut dari data spasial, data atribut ini digunakan sebagai dasar analisis dari data spasial tersebut. 4. Grafik (chart) merupakan alat penyaji data yang efektif, dengan menggunakan grafik ini, Are View dapat digunakan sebagai alat analisis yang baik terhadap penomena. 5. Layout (layout) merupakan tempat untuk mengatur tata letakan dan rancangan dari peta akhir penambahan berbagai simbol, label, dan atribut peta lainnya dapat dilakukan pada layout. 6. Script (script) adalah makro dalam Are View dengan makro ini kemampuan Are View dapat diperluas untuk membuat program aplikasi yang nantinya dapat di add pada Are View. Are View dapat menerima berbagai macam sumber data yang selanjutnya akan di olah sumber-sumber data lain adalah data yang berasal dari : Citra satelit dengan format BSQ, BIL, BIP Data raster dengan format BMP, JPG, TIIF Data cerdas Data tabular dari info acr, info dbase 7. Input data spasial sering disebut dengan digitasi, untuk memulai digitasi harus dibuat sebuah theme baru, hendaklah di isi dengan converage titik seperti kota, gunung, dan lain-lain dipilih tipe fiture point. 8. Overlay (Overlay) merupakan proses penggabungan peta-peta dalam are view, teknik overley dimulai dengan new view pada jendela are view kemudian dilanjutkan dengan add theme (peta) yang akan dioverley, misalnya dalam membuat peta suatu lahan
4
suatu wilayah, dibutuhkan peta landform, peta topografi, dan peta penggunaan lahan suatu wilayah dapat dimulai overley pada program are view dengan cara : Klik file Klik ekstantions Tandai geoprocessing wizard Klik view dan klik geoprocessing wizard Klik intersect two themes Klik next Pilih peta yang akan dioverley misalnya peta lereng dan bentuk lahan Klik finish Analisa data sosial ekonomi a.
Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial Sebelum penentuan kelas kesesuain lahan setiap tipe pemanfaatan lahan diperoleh, diawali dengan pendeskripsian situasi yang ada (present situation) yang berkaitan dengan tipe pemanfaatan lahan seperti kondisi fisik, lingkungan, keadaan penduduk, sistem pertanian yang ada, ukuran pertanian dan pendapatan dari bidang pertanian. Kemudian setelah diperoleh kelas kesesuaian lahan dilanjutkan dengan pendeskripsian setiap tipe pemanfaatan lahan yang ada dan yang direkomendasikan. Selanjutnya setiap tipe pemanfaatan lahan dilakukan analisa usaha tani, dimana analisa usaha tani yang digunakan adalah analisa parsial. Komponenkomponen usaha tani menurut Soekartawi (1995) yaitu : 1) Biaya usaha tani merupakan total pengeluaran yang diperlukan dalam suatu usaha tani. Biaya itu sendiri terdiri atas biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang relatif tetap jumlahnya karena tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi, contohnya sewa tanah, pajakiuran irigasi dan biaya tidak tetap (variable cost) yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi, contohnya biaya sarana produksi. Biaya total (total cost) dapat dihitung dengan persamaan : TC =FC + VC Dimana TC adalah total cost; FC adalah fixed cost; VC adalah variable cost. 2) Penerimaan usaha tani merupakan perkalihan antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Total penerimaan (total revenue) dapat dihitung dengan persamaan : TR = Yi. Py Dimana TR adalah Total revenue, Y adalah produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani ke-i, Py adalah harga Y. 3) Laba kotor usaha tani merupakan hasil pengurangan antara total penerimaan (total revenue) dengan biaya tidak tetap (variable cost). Laba kotor (gross margin) dapat dihitung dengan persamaan: GM = TR-VC Dimana GM adalah gross margin. 4) Pendapatan bersih merupakan hasil pengurangan antara laba kotor (gross margin) dengan biaya tetap (fised cost) pendapatan bersih petani (net farm income) dapat dihitung dengan persamaan: NFI = GM – FC Dimana NFI adalah net farm income. Untuk melihat apakah usaha ini menguntungkan atau merugikan, maka digunakan analias R/C ratio secara finasial. Persamaannya sebagai berikut: a = R/C Dimana R = Py. Y, C = FC + VC, Jika nilai R/C>1.10 maka usaha tani itu menguntungkan nilai R/C = 1.10 maka usaha tani itu tidak untung dan juga tidak rugi, sedangkan R/C<1.10 maka usaha tani itu
5
b.
merugi. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk peta kelas kesesuaian lahan bersama informasi sosial ekonomi untuk setiap tipe pemanfaatan lahan tanaman musiman. Analisis Keunggulan Komparatif berdasarkan Sektor Basis 1) LQ (location quotient analysis) merupakan suatu teknik analisis yang digunakan untuk menunjukkan lokasi pemusatan/basis (aktifitas) pertanian. Model matematiknya, yaitu :
LQ
IJ
X /X X /X IJ
I.
.J
..
Dimana: Xij : derajat aktifitas ke-j di wilayah ke-i; Xi. : total aktifitas di wilayah ke-i; X.j : total aktifitas ke-j di semua wilayah; dan X.. : derajat aktifitas total wilayah 2) LI (Localization Index) merupakan salah satu index yang menggambarkan pemusatan relatif suatu aktifitas dibandingkan dengan kecenderungan total di dalam wilayah. Secara umum analisis ini digunakan untuk menentukan wilayah mana yang potensial untuk mengembangkan aktifitas tertentu. Persamaan LI ini bisa dikatakan sebagai bagian dari persamaan LQ. Model matematiknya, yaitu :
LI
J
1
2
X X n
I 1
IJ
.J
X X
I. ..
Aturan untuk menginterpretasikan hasil analisis LI tersebut adalah: Jika nilainya mendekati 0 berarti perkembangan suatu aktifitas cenderung memiliki tingkat yang sama dengan perkembangan wilayah dalam cakupan lebih luas. Tingkat perkembangan aktifitas akan relatif indifferent di seluruh lokasi. Artinya aktifitas tersebut mempunyai peluang tingkat perkembangan relatif sama di seluruh lokasi. Jika nilainya mendekati 1 berarti aktifitas yang diamati akan cenderung berkembang memusat di suatu lokasi. Artinya aktifitas yang diamati akan berkembang lebih baik jika dilakukan di lokasi-lokasi tertentu. 3) SI (Specialization Index) merupakan salah index yang menggambarkan pembagian wilayah berdasarkan aktifitas-aktifitas yang ada. Lokasi tertentu menjadi pusat bagi aktifitas yang dilakukan. Persamaan SI ini bisa pula dikatakan sebagai bagian dari persamaan LQ. Model matematiknya, yaitu : P 1 X IJ X . J SI I 2 J 1 X X .. I. Jika nilainya mendekati 0 berarti tidak ada kekhasan. Artinya sub wilayah yang diamati tidak memiliki aktifitas khas yang relatif menonjol perkembangannya dibandingkan dengan di sub wilayah lain. Jika nilainya mendekati 1 berarti terdapat kekhasan. Artinya sub wilayah yang diamati memiliki aktifitas khas yang perkembangannya relatif menonjol dibandingkan dengan di sub wilayah lain.
6
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kesesuain Lahan Tanaman Padi Sawah Satuan Lahan Daerah penelitian memiliki 5 satuan lahan yang tersebar di Kecamatan Kwandang. Satuan lahan masih termasuk kawasan hutan. Tekstur tanah yang dominan di daerah penelitian adalah liat (21 satuan lahan). Sisanya tekstur tanahnya adalah lempung berdebu, lempung liat berpasir, dan lempung berliat. Selanjutnya, derajat kemasaman tanah (pH) bervariasi mulai dari agak masam (5,60) sampai netral (pH 6,57). Namun, umumnya derajat kemasaman tanah adalah netral. Kadar C-organik, K2O, P2O5 dan Na relatif tinggi. Sisanya, meliputi N total, dan K dd relatif rendah. hal ini akan mempengaruhi nilai KTK tanah, sehingga kategorinya sedang.
Gambar 8. Peta satuan Lahan Kecamatan Kwandang Kesesuain Lahan Aktual Padi Sawah a. b. -
Kelas Tidak Sesuai (N) Sub Kelas Ns Sub kelas Ns ini tedapat pada satuan lahan 9 dengan faktor pembatas kelas lereng. Luas lahan pada sub kelas Kelas Sesuai (S) Sub Kelas S2sr Sub kelas ini terdapat pada satuan lahan 12 dan 15 dengan faktor pembatas curah hujan dan tekstur Sub Kelas S3f Sub kelas ini tedapat pada satuan lahan 1 dengan faktor pembatas retensi hara.
7
-
Sub Kelas S3r Sub kelas ini terdapat pada satuan lahan no 1 dengan faktor pembatas tekstur Sub Kelas S3s Sub kelas S3s ini tedapat pada satuan lahan No 9 dengan faktor pembatas kelas lereng. Sub Kelas S3sf Sub kelas ini terdapat pada satuan lahan no 1 dengan faktor pembatas lereng dan retensi hara. Hasil Analisis Kesesuain Lahan Aktual Padi Sawah
Kesesuaian lahan Sub Kelas Kelas S1 (sangat Sesuai) S1 S2 (Cukup Sesuai) S2sr S3f S3 N (Tidak Sesuai)
S3r S3s S3sf Ns
Faktor Pembatas
Luas
Satuan Lahan
Ha
%
25
8,28
6,54
12 dan 15
49,59
39,167
1 5 9 1
0,001 23,77 10,34 25,25
0,0008 18,77 8,17 19,94
15
9,38
7,41
126,611
100
curah hujan dan tekstur retensi hara.
tekstur Kelas Lereng Lereng dan Retensi Hara Lereng Total
Gambar 9. Peta Kesesuain Lahan Aktual Padi Sawah di Kecamatan Kwandang
8
Kesesuain Lahan Potensial Kesesuain lahan potensial dinilai berdasarkan pengelolaan sedang, dengan kondisi finansial atau pendapatan petani. Artinya pengelolaan hanya dapat dilakukan oleh petani menengah dengan modal menengah serta teknik pertanian sedang. Hasil Analisis Kesesuaian Lahan Potensial Padi Sawah Luas
Sub Kelas
Faktor Pembatas
Satuan Lahan
Potensial
S1
-
25
Ha
%
S1
8,28
6,54
S2sr
curah hujan dan tekstur
12 dan 15
S1
49,59
39,17
S3f
retensi hara.
1
S2
0,001
0,0008
S3r
tekstur
5
S2
23,77
18,77
9
S2
10,34
8,17
25,25
19,94
9,38
7,41
126,611
100
S3s S3sf Ns
Kelas Lereng Lereng dan Retensi Hara Lereng Total
1 15
S2 S3
Kecamatan Kwandang sangat sesuai untuk dibudidayakan tanamn padi sawah. Ini dibuktikan dengan sebagian besar daerah di kecamatan Kwandang potensial atau sesuai untuk dibudidayakannya tanaman padi sawah. Dapat di jelaskan luas wilayah di kecamatan Kwandang yang S1 (Sangat sesuai) yaitu pada satuan lahan 12, 15 dan 25 dengan luas keseluruhan 57,87 ha atau 45,71 % dari total luas kecamatan Kwandang. Kemudian untuk S2 (cukup Sesuai) yaitu pada satuan lahan 1, 5, dan 9 dengan luas lahan 59,36 ha atau 46,88 % dari total sedangkan yang sesuai margina (S3) yaitu pada satuan lahan 15 dengan luas lahan 15 ha atau 7,41 % dari total luas lahan.
Gambar 10. Kesesuai Lahan Potensial Tanaman Padi di Kecamatan Kwandang
9
Analisis Keunggulan Komparatif Komoditi Padi Sawah di Kabupaten Gorontalo Utara Analisis Finansial Tanaman padi (Oriza sativa L) merupakan tanaman semusim (annual croppings) yang umum diusahatanikan oleh petani kecamatan kwandang. Oleh karena itu, perlu adannya analisis finansial unutk melihat keunggulan komperatif setiap desa di kecamatan Kwandang. Hasil analisis usahatani padi di Kecamatan Kwandang per tahun 2013 menunjukkan bahwa semua desa di Kecamatan Kwandang menguntungkan sebab (R/C rasio > 1). Hal ini sejalan dengan pernyataan Soekartawi (1995) bahwa usahatani suatu komoditi dianggap menguntungkan apabila nilai R/C rasio > 1 secara finansial. Hal ini ditunjukkan oleh pendapatan bersih petani (net farm income) yang paling tinggi mencapai Rp. 4.535.000,00 di Desa Cisadane. Sementara Kecamatan sisa tetap menguntungkan dengan angka cukup variatif. Performance Usahatani Padi Sawah setiap Desa Terpilih di Kecamatan Kwandang Tahun 2013 Pembiayaan Variable Cost/Biaya tidak tetap Fix Cost/Biaya Tetap Total Cost/Biaya Total Revenue/Total Penerimaan Gross Margine/Laba Kotor Net Farm Income/Pend Bersih R/C Ratio
Bulalo 3.670.000,00 114.000,00 3.784.000,00 7.700.000,00 4.030.000,00 3.916.000,00 2,10
Titidu 1.570.000,00 7.500,00 1.577.500,00 3.500.000,00 1.930.000,00 1.922.500,00 2,23
Biaya (Rp) Molingkapoto 1.568.000,00 7.500,00 1.575.500,00 4.200.000,00 2.632.000,00 2.624.500,00 2,68
Cisadane 3.835.000,00 30.000,00 3.865.000,00 8.400.000,00 4.565.000,00 4.535.000,00 2,19
Posso 8.640.000,00 22.500,00 8.662.500,00 6.300.000,00 -2.340.000,00 -2.362.500,00 0,84
Analisis Basis Wilayah Komoditi Secara kewilayahan, maka Tanaman padi merupakan komoditi basis untuk Desa Bulalo dan Cisadane berdasarkan analisis location quoetiont (LQ >1). Namun, diantara ke dua tersebut tersebut, maka desa Bulalo merupakan basis utama komoditi kacang tanah di Kabupaten Gorontalo Utara. Jadi bisa di katakan bahwa tanama padi potensial dikembangkan di Bulalo (LI ≈ 1) dan menjadi komoditi yang khas (special) di Desa ini (SI ≈ 1). Performance Basis Wilayah Komoditi Padi Sawah setiap Desa Terpilih di Kecamatan Kwandang Tahun 2013 Location Index Specialization Location Desa (LI) Index (SI) Quotient (LQ) Molingkapoto 0,462531 -0,083858 -0,317817 Bulalo 1,442685 0,305642 0,261769 Posso 0,539422 -0,150795 -0,272350 Titidu 0,252826 -0,174573 -0,441820 Cisadane 1,418366 0,103585 0,247388 Koefisien 0,349234 0,5687586 0,4055923 Kalender Tanam Tanaman padi di Kecamatan Kwandang berdasarkan hasil analisis neraca air bulanbulan untuk penanaman yaitu pada bulan Januari sampai mei, kemudian november dan Desember. Ini di sebabkan karena rata-rata curah hujan efektif yang terjadi pada bulan-bulan tersebut memenuhi kebutuhan air khususnya tanaman padi sawah. Pada analisis neraca air pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei, November dan Desember mengalami surplus sehingga pada bulan-bulan tersebut air cukup tersedia untuk
10
tanaman khususnya tanaman padi sawah. Sebaliknya untuk bulan juni sampai bulan Oktober mrngalami defisit air sehingga air tdak cukup tersedia untuk tanaman. KESIMPULAN DAN SARAN a. b. c. d.
KESIMPULAN Kelas kesesuaian lahan tanaman padi sawah di kecamatan kwandang yaitu Ns yang tersebar pada satuan lahan 9, S2sr tersebar pada satuan lahan 12 dan 15, S3f yaitu pada satuan lahan 9, S3sr pada satuan lahan I. Faktor yang membatasi pengembangan padi sawah di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara adalah kelas lereng, curah hujan, tekstur dan retensi hara. Luas lahan yang sesuai untuk pengembangan padi sawah adalah (Sangat sesuai) dengan luas 57,87 ha atau 45,71% dari total luas Kecamatan Kwandang . Kemudian untuk S2 (cukup sesuai) dengan luas lahan 59,36 ha atau 7,41% dari total luas lahan. Desa Bulalo Menjadi basis atau pusat pengembangan tanaman padi sawah adalah di Kecamatan Kwandang. DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2011. Kabupaten Gorontalo Utara dalam Angka Tahun 2011. Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo Utara, Kwandang Djunaedi, 1997,“http://wanagama1.wordpress.com/2009/10/22/rehabilitasi-lahandimanabagaimana/” WWW. GOOGLE.COM, Hari : Jum’at Tanggal 18 Januari 2013, Pukul 23:20 Wita. FAO. 1976. Framevorad Of Land Evalution. Food aad Agriculture Organization, Rome Sril Bultetin No.32:12-16 Kantor Pertanahan Kabupaten Gorontalo Utara 2011, “http://gerbangemasgorontaloutara.blog spot.com/010_04_01_archive.html” WWW. GOOGLE.COM, Hari : Jum’at Tanggal 18 Januari 2013, Pukul 23:20 Wita. Nurdin, 2011. Teknologi dan Perkembangan Agribisnis Cabai Di Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo. J, Litbang pertanian. 30 (2). 2011 Purwowidodo. 1983. Teknologi Mulsa. Dewa Ruci Press, Jakarta Rayes, M.L.2007. Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan. CV. Ardi Offiet, Yogyakarta SEO dan Ho Seong, 2004. “http://id.search.yahoo.com/search?fr=mkg 030&p=lahan+ yang+b aik”, WWW. GOOGLE.COM, Hari : Jum’at Tanggal 18 Januari 2013, Pukul 23:05 Wita. Sitorus, SR, P. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan, Tarsito, Bandung Situmorang R, Sudadi U, Indriyati LT. 2004. Sifat, Ciri, dan Pengelolaan Tanah Sawah. Diktat Kuliah. Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah. Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Soekartawi, 1995, Analisis Usaha Tani, UI-Press, Jakarta Tim Pustlinak. 1994, Laporan Survei dan Pemetaan Sumberdaya Lahan untuk pengembangan rehabilitas Lahan dan Konservasi Tanah. Bagian Proyek Pengembangan Sumberdaya Tanah-Puslittanak-Bogor Warintek, Padi (Oriza sativa), 2006, http://warintek.progressio.or.id/pertanian/ padi.htm
11
UU No 41 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Tahun 2009, ”http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_wrapper&view=wrap per&Iemid=155,WWW. GOOGLE.COM, Hari : Kamis Tanggal 24 Januari 2013, Pukul 24:00 Wita.