EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 2013 PADA PELAJARAN AL-ISLAM DI SD MUHAMMADIYAH 5 JAKARTA Lismawati Dosen Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof.dr.Hamka Email :
[email protected] Abstract: Evaluation toward the Implementation of Curriculum 2013 : A Qualitative Study on Elementary School Muhammadiyah 5 Jakarta. Thesis. Research and Educational Evaluation Department, Graduate School of Muhammadiyah University of Prof. DR. HAMKA. January 2015. This Research aims to reveal the evaluation toward the Implementation of Curriculum 2013 by using CIPP (Context, Input, Process, Product) model : A Qualitative Study on Elementary School Muhammadiyah 5 Jakarta. The method used is Evaluation Research Method, that is a method which uses numbers, written statement, oral information and various facts to obtain data which relates to the problem of evaluation toward the implementation of Curriculum 2013. Data collection used documentation, interviews, and observation. Interviews were conducted at five Muhammadiyah Elementary School Principals, Curriculum Staffs and Classroom teachers Research result concludes that in terms of context, the implementation of Curriculum 2013 in Elementary School Muhammadiyah 5 is clear in its vision, mission and objective. But in term of input, the implementation of Curriculum 2013 is not controlled well yet. It is seen from the input of teachers and employees who are not in accordance with their profession. Some teachers are classroom teachers who did not graduate from PGSD but from one field of study. The process implementation of Curriculum 2013 is running well, it is in accordance with the procedures established by the government curriculum. There is no products in the implementation of Curriculum 2013 in Elementary School Muhammadiyah 5 yet, both in academic and non-academic terms. It is very expected for Institutions to pay more attention to the process of recruitment of teachers, therefore the skill of prospective teachers will be in accordance with their profession to gain an optimal learning process. Besides, the institutions is also expected to provide briefing and training to all teachers to
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
53
be able to master the implementation of curriculum in 2013 correctly and in accordance with the provisions that have been set by the government. Key Worrds : Evaluation, KTSP, Muhammadiyah 5 Islamic Highschool Abstrak: Evaluasi terhadap Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2013: Studi Kualitatif pada SD Muhammadiyah 5. Tesis. Program Studi Magister Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Januari 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan evaluasi terhadap implemantasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2013 dengan menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product): Studi Kualitatif pada SD Muhammadiyah 5. Metode yang digunakan adalah riset evaluasi
yaitu suatu metode yang
menggunakan angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan masalah evaluasi terhadap implementasi KTSP 2013. Pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi, wawancara, obeservasi. Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 5, Staf Kurikulum dan Guru kelas. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa konteks dalam implementasi KTSP 2013 di SD
Muhammadiyah 5 sudah jelas visi, misi dan tujuannya. Input dalam implementasi KTSP 2013 masih kurang terkontrol dengan baik, hal ini terlihat dari input guru dan karyawan masih banyak yang bekerja tidak sesuai dengan profesinya. Sebagian guru yang menjadi guru kelas tidak berasal dari lulusan PGSD melainkan berasal dari lulusan satu bidang studi. Proses Implementasi KTSP 2013 sudah baik karena sudah sesuai dengan prosedur Kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah. Produk dalam implementasi KTSP 2013 di SD Muhammadiyah masih belum ada, baik di bidang akademik maupun non akademik. Diharapkan bagi Institusi lebih memperhatikan dalam proses perekrutan guru agar calon guru yang akan dipakai benar-benar sesuai dengan keprofesiannya agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara maksimal. Disamping itu diharapkan institusi terus memberikan pembekalan dan pelatihan kepada semua guru agar dapat menerapkan kurikulum 2013 secara benar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Kata Kunci : Evaluasi, KTSP, SMA Muhammadiyah 5
54
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
3. Sejalan dengan diberlakukannya otonomi
PENDAHULUAN Pendidikan
adalah
usaha
sadar
manusia untuk meningkatkan kualitas dirinya, baik personal maupun kolektif. Pendidikan juga merupakan suatu upaya manusia untuk memanusiakan dirinya dan membedakannya dengan makhluk lain. Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana telah diamanatkan oleh Undang Undang Dasar 1945 adalah sebagai upaya mencerdaskan generasi-generasi bangsa yang
nantinya
akan
menjadi
penerus
perjuangan generasi terdahulu dalam mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia menuju bangsa yang berbudi luhur dan berkesejahteraan sosial. Namun demikian untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 di atas, bukanlah suatu hal yang mudah untuk diraih. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), dinyatakan bahwa ada tiga Tantangan besar dalam pendidikan di Indonesia, yaitu : 1. Mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. 2. Mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang kompeten dan mampu bersaing dalam pasar kerja global.
daerah Sistem Pendidikan Nasional dituntut untuk
melakukan
perubahan
dan
penyesuaian sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis, memerhatikan
keberagaman,
memerhatikan
kebutuhan
daerah
dan
peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.1 Tujuan pendidikan berfungsi bukan saja bersifat mengarahkan, tetapi juga menjadi dasar dalam menentukan isi pelajaran, metode dan prosedur pengajaran maupun penilaian, bahkan mendasari motivasi kerja murid dan guru
di
sekolah.
Melihat
fungsi
yang
sedemikian penting ini, maka jelaslah bahwa tujuan pendidikan merupakan dasar yang sangat penting dalam penyusunan kurikulum. Untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana
diuraikan
di
atas,
maka
diperlukan kerjasama yang baik dan saling pengertian
antara
ketiga
pendidikan
yaitu:
lingkungan
lingkungan
sekolah
lingkungan
dan
keluarga, lingkungan
masyarakat. Sekolah sebagai salah satu lingkungan
pendidikan
memperhatikan
harus
kedisiplinan
senantiasa
anak
dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan kerjasama antara kepala sekolah,
Hasbullah. 2007. Otonomi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada, hal.1
1
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
55
guru dan orang tua siswa dalam rangka
kerangka dasar kurikulum berisi landasan
menumbuhkan atau membina kedisiplinan
filosofis,
siswa, di mana ketiga komponen tersebut
yuridis sesuai dengan Standar Nasional
saling keterkaitan dan tidak bisa terpisahkan.
Pendidikan. Di dalam Pasal 77 B ayat 1
Kerjasama antara kepala sekolah, guru dan
menyatakan
orang
dan
merupakan pengorganisasian Kompetensi inti,
kedisiplinan
kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata
tua
sangat
mempengaruhi
membantu
terbentuknya
Dalam hal ini, penyelenggara Negara melalui Departemen Pendidikan Nasional melakukan
berbagai
usaha
guna
meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan merumuskan kurikulum pendidikan sebagai usaha menjawab tantangan di atas melalui proses panjang dan membutuhkan waktu yang lama pula, yang pada akhirnya melahirkan
sebuah
kurikulum
sebagai
penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya (KTSP 2006) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2013), yang melalui kurikulum
ini,
tidak
hanya
menuntut
keterampilan teknis dari pihak pengembang terhadap pengembangan berbagai komponen kurikulum,
tetapi
harus
pula
dipahami
berbagai komponen yang mempengaruhinya. Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah no 19 tahun
2005
tentang
Standar
Nasioanl
Pendidikan Bab XI A pasal 77A ayat 1 bahwa
56
psikopedagogis
bahwa
struktur
dan
kurikulum
pelajaran dan beban belajar pada setiap satuan
pada siswa.
terus
sosiologis,
pendidikan
dan
program
pendidikan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah di atas menegaskan
penerapan
Kurikulum
2013
diberlakukan di sekolah-sekolah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menegaskan perlu adanya perubahan dan pengembangan kurikulum KTSP 2013. Mendikbud mengungkapkan bahwa
perubahan
dan
pengembangan
kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting, karena kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman. KTSP 2013 didorong oleh beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta
didik
Internasional,
Indonesia Hasiil
dalam
kancah
survey “Trends
in
International Math and Science” tahun 2007, yang
dilakukan
oleh
Global
Institute,
menunjukkan hanya lima persen peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi, padahal peserta didik Korea dapat mencapai 71 persen. Sebaliknya, 78 persen peserta didik di
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
Indonesia dapat mengerjakan soal hafalan
pendidikan Islam dan bersesuaian pula dengan
berkatageri rendah, sementara siswa Korea 10
tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan
persen.2
anak dan kemampuan pelajar.
Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter. Dengan kreativitas,
anak-anak
bangsa
mampu
berinovasi secara produktif untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit dan kompleks. Meskipun demikian, keberhasilan kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif dan inovatif serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik serta partisipasi warga sekolah. Kurikulum 2013 sejalan dan mengarah pada kandungan Al-Quran surat Luqman ayat 12-19 yang berisi tentang Kurikulum 2013. Pendidikan
Islam
itu
merupakan
satu
komponen pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk mencapai
tujuan
pendidikan
diperlukan
adanya kurikulum yang sesuai dengan tujuan
Implementasi Kurukulum 2013 masih diwarnai minimnya sosialisasi dan persiapan guru. Sementara itu, fakta di lapangan yang peneliti peroleh sebagai gambaran awal dari penelitian ini masih banyak guru yang memiliki pemahaman yang berbeda-beda tentang Kurukulum 2013. Hal ini dikarenakan untuk diktat dan pelatihan hanya guru-guru tertentu saja yang mengikutinya, sehingga hanya sebagian guru saja yang memahami Kurikulum 2013 tersebut. Selain itu, banyak sekali guru senior yang menganggap bahwa Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan 2013 tersebut tidak ada bedanya dengan sistem pengajaran yang terdahulu.
Mereka
bertanya
bagaimana
mungkin Kurukulum 2013 berhasil diterapkan di sekolah jika para guru masih juga mengalami kebingungan dalam menangkap konsep, pelaksanaan
substansi, Kurukulum
dan
mekanisme
Tingkat
Satuan
Pendidikan 2013. Dalam konteks ini perlu dipahami bahwa pentingnya sebuah kesiapan yang harus dimiliki guru.
Mulyasa.2013.. 2006. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. hal 60 2
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
57
Kelompok melaksanakan
guru
biasanya
pembelajaran
berdasarkan
urutan bab dalam buku teks dan menggunakan
kinerja tim yang kompak dan transparan dari berbagai
pihak
yang
terlibat
dalam
pendidikan.”
buku teks sebagai satu-satunya acuan dalam
Semua hal yang diilustrasikan di atas
mengajar. Inilah yang sering membuat guru
akan bermuara pada hubungan yang harmonis
kelabakan dan sering kekurangan waktu
antara
mengajar karena buku teks biasanya dirancang
pelaksananya.
lebih dari target minimal kurikulum, sehingga
Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan
faham
kompetensi
konsep-konsep
mana
yang
bisa
kurikulum
dan
guru
sebagai
Keberhasilan harus
penerapan
melibatkan
semua
dikurangi bahkan abaikan. Kurikulum 2013
komponen (stakeholder), termasuk komponen-
diharapkan mampu memecahkan persoalan
komponen yang ada dalam sistem pendidikan
bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan
itu sendiri. Komponen-komponen tersebut
dengan mempersiapkan peserta didik, melalui
antara lain kurikulum, rencana pembelajaran,
perencanaan,
evaluasi
proses pembelajaran, mekanisme penilaian,
terhadap sistem pendidikan secara efektif dan
kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran,
efisien.
pengelolaan sekolah/madrasah, pelaksanaan
pelaksanaan
dan
Penerapan Kurikulum 2013 menuntut
pengembangan
diri
kerjasama yang optimal di antara para guru,
pemberdayaan
sarana
sehingga memerlukan pembelajaran berbentuk
pembiayaan serta etos kerja seluruh warga dan
tim, dan menuntut kerjasama yang kompak di
lingkungan sekolah/madrasah. Keberhasilan
antara para guru anggota tim. Kerjasama
kurikulum 2013 sangat tergantung kepada
antara para guru sangat penting dalam proses
kepala
pendidikan yang akhir-akhir ini mengalami
masyarakat
perubahan yang sangat pesat. Penerapan
melaksanakan Kurikulum 2013 tersebut. Oleh
Kurikulum 2013 menuntut kerjasama yang
karena itu dukungan dari semua pihak yang
optimal dari segenap komponen di sekolah,
terkait untuk terlaksananya Kurikulum 2013
3
ini sangat diharapkan agar Kurikulum Tingkat
pengembangan
Satuan Pendidikan 2013 dapat dipahami dan
seperti yang dikemukakan oleh Mulyasa, bahwa
:
“keberhasilan
kurikulum dan pembelajaran didukung oleh
3
sekolah,
peserta dan
guru,
dalam
siswa
didik, prasarana,
dan
menyikapi
juga dan
dilaksanakan secara efektif.
Mulyasa. Op.Cit. hal. 31.
58
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
Berdasarkan
penjelasan
di
atas
2.
Landasan pengembangan Kurikulum
dijelaskan betapa pentingnya kurikulum dalam
2013
sebuah pendidikan.
a.
maka peneliti tertarik
Landasan Filosofis4
untuk meneliti tentang kurikulum khususnya
Landasan filosofis dari kurikulum
meneliti Evaluasi terhadap Implementasi
2013
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pengembangan
(KTSP) 2013 Pada Mata Pelajaran Al-
peserta didik untuk menjadi manusia
Islam di SD Muhammadiyah 5 Jakarta
berkualitas sesuai dengan tujuan
dengan pertimbangan SD Muhammadiyah 5
pendidikan nasional.
Jakarta sekolah yang telah menerapkan
ini
menekankan seluruh
pada potensi
b. Landasan Psikologis
Kurikulum 2013.
Landasan
psikologis
berkaitan
dengan cara peserta didik belajar, dan faktor
PEMBAHASAN KTSP
(Kurikulum
Tingkat
menghambat
Satuan
saja
yang
kemauan
dapat belajar
mereka.
Pendidikan) 2013 1.
apa
Pengertian Kurukulum Tingkat Satuan
c.
Landasan sosiologis
Pendidikan (KTSP) 2013
Asas
“Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
penyampaian
merupakan kurikulum operasional yang
sosialisasi individu dan rekonstruksi
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masyarakat, landasan sosial budaya .
masing satuan pendidikan, pengembangan
ini
berkenaan kebudayaan,
dengan proses
d. Landasan organisatoris
KTSP jenjang pendidikan dasar dan
Asas ini berkenaan dengan organisasi
menengah
kurikulum.
mengacu
pada
Standar
Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan stuktur
Kurikulum
dan
e.
pedoman
Landasan Konseptual5 Kurikulum 2013 dikembangkan atas
implementasi kurikulum.
teori
“pendidikan
berdasarkan
standar” (standard-based education), dan Mulyasa.2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. hal 64 4
5
teori
kurikulum
berbasis
Ibid. hal 65
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
59
kompetensi f.
(competency-based
curriculum).
pelaksanaan yang tidak hanya bersifat
Landasan Yuridis6
langsung tapi juga pengaruh negatif dari
Landasan Yuridis merupakan landasan hukum
dalam
pengembangan
kurikulum 2013. 3.
Produk/hasil memperlihatkan pengaruh
kurikulum tersebut. A. Bahan dan Metode Metode Evaluasi
Tujuan pengembangan KTSP 2013
Evaluasi berpadanan dengan istilah
Pengembangan
2013
akan
riset evaluasi (evaluation research)
Indonesia
yang
atau evaluation. Dalam penelitian ini
produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui
data yang akan dikumpulkan dapat
penguatan
berupa
menghasilkan
KTSP insan
sikap,
keterampilan,
dan
angka-angka,
keterangan
tertulis, informasi lisan dan beragam
pengetahuan terintegrasi.
fakta
yang
berhubungan
Implementasi KTSP 2013
masalah
1.
Pengertian implementasi
implementasi KTSP. Dalam penelitian
Implementasi merupakan suatu proses
ini, peneliti dalam melakukan evaluasi
penerapan ide, konsep, kebijakan atau
ini dengan pendekatan kualitatif dan
inovasi dalam bentuk tindakan praktis
menggunakan
sehingga
pengumpulan
berupa
memberikan
dampak,
perubahan
baik
pengetahuan,
keterampilan maupun nilai dan sikap.
evaluasi
dengan terhadap
teknik data
yaitu
dalam analisis
dokumentasi, observasi, wawancara dan triangulasi.
2. Produk Implementasi KTSP 2013 Produk/ hasil dari implementasi KTSP bertujuan untuk sejauh
mana
Muhammadiyah
pada
khususnya termasuk sekolah yang telah
diimplementasikan tersebut telah dapat
menerapkan Kurikulum 2013 saat pemerintah
memenuhi kebutuhan kelompok yang
menetapkan beberapa sekolah pilihan untuk
mempergunakannya
tujuan
menerapkan kurikulum 2013. Muhammadiyah
dicanangkan.
menyambut baik kebijakan yang dibuat oleh
yang
kurikulum
Sekolah
yang
pendidikan
6
menentukan sampai
HASIL
serta telah
Ibid. hal 64
60
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
pemerintah Pimpinan
dan Pusat
berdasarkan
keputusan
Muhammadiyah,
maka
pelatihan tersebut dilakukan oleh Kasi, Pengawas, MGMP, sudin. Pihak sekolah
serentak seluruh sekolah Muhammadiyah juga
sangat
antusia
sekali
dengan
diadakan
ikut menerapkan kurikulum 2013.
pelatihan-pelatihan. Setiap pemerintah atau
Muhammadiyah
pihak luar mengadakan pelatihan, pihak
menyambut baik perubahan kurikulum dan
sekolah mengutus beberapa guru untuk
ikut mengimplementasikan Kurikulum 2013 di
menghadiri
SD
kurikulum 2013.
Kepala
SD
Muhammadiyah
5.
Kepemimpinan
dan
Proses
merupakan ruh yang menjadi pusat sumber
ikut
dalam
implementasi
pelatihan
KTSP
2013
gerak organisasi untuk mencapai tujuan.
dalam implementasi kurikulum, guru dituntut
Kepemimpinan yang berkaitan dengan kepala
untuk
sekolah dalam meningkatkan kesempatan
pembelajaran
untuk mengadakan pertemuan secara efektif
(menyenangkan),
dengan para guru dalam situasi yang kondusif.
pembelajaran,
Karena SD Muhammadiyah berada dalam
pembelajaran
Persyarikatan
putusan
prosedur pembelajaran dan pembentukan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah serentak
kompetensi secara efektif serta menetapkan
dalam mengapresiasikan pengimplementasian
kriteria keberhasilan.
Muhammadiyah,
kurikulum 2013.
professional efektif
para
bermakna
memilih yang
aktualisasi
tepat,
pendekatan menentukan
kurikulum kurikulum
2013 dalam
pembelajaran dan pembentukan kompetensi
menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan
serta karakter peserta didik. Hal tersebut
penuh pertimbangan terhadap para guru, baik
menuntut keaktifan guru dalam menciptakan
sebagai individu maupun sebagai kelompok.
dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai
Kepala SD Muhammadiyah merupakan sosok
dengan rencana yang telah diprogramkan.
yang
Guru harus dapat mengambil keputusan atas
bersahabat
guru
dan
dengan
sangat
kinerja
merupakan
merancang
mengorganisasikan
Implementasi
Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong
secara
terhadap
rekan
kerjanya (para guru dan karyawan).
dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik
Upaya yang dilakukan sekolah dalam
belum dapat membentuk kompetensi dasar,
implementasi Kurikulum 2013 yaitu dengan
apakah kegiatan pembelajaran dihentikan,
mengadakan
diubah metodenya atau mengulang dulu
pelatihan-pelatihan
yang
berkaitan dengan kurikulum 2013. Pelatihan-
pembelajaran yang lalu.
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
61
Guru harus menguasai prinsip-prinsip
b.
Peserta didik dimotivasi dengan
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan
bahan ajar yang menarik dan berguna
media
bagi kehidupan mereka
pembelajaran,
penggunaan keterampilan
pemilihan
metode menilai
dan
pembelajaran, hasil-hasil
c.
belajar
dan bernafsu untuk mengetahui hal-
peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi
atau
pendekatan
pembelajaran.
Peserta didik digerakkan agar tertarik hal yang baru.
2.
Eksplorasi
Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan
Eksplorasi
merupakan
tahapan
bagian integral bagi seorang guru sebagai
kegiatan
tenaga professional, yang hanya dapat dikuasai
mengenalkan bahan dan mengaitkannya
dengan baik melalui pengalaman praktik yang
dengan pengetahuan yang telah dimiliki
intensif.7
peserta didik. Hal tersebut dapat ditempuh
Pembelajaran menyenangkan, efektif
pembelajaran
untuk
dengan prosedur sebagai berikut :
dan bermakna dapat dirancang oleh setiap guru
a.
Perkenalkan
materi
standard
an
dengan prosedur sebagai berikut :
kompetensi dasar yang harus dimiliki
1.
oleh peserta didik
Pemanasan dan Apresiasi Pemanasan
dan
apresepsi
perlu
b.
Kaitkan
materi
standard
an
dilakukan untuk menjajaki pengetahuan
kompetensi dasar yang baru dengan
peserta didik, memotivasi peserta didik
pengetahuan dan kompetensi yang
dengan menyajikan materi yang menarik,
sudah dimiliki oleh peserta didik
dan mendorong mereka untuk mengetahui berbagai
hal
baru.
Pemanasan
c.
Pilihlah metode yang tepat, dan
dan
digunakan secara bervariasi untuk
apersepsi ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan penerimaan peserta
prosedur sebagai berikut :
didik terhadap materi standar dan
a.
kompetensi baru.
Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik
3.
Konsolidasi pembelajaran Konsolidasi
merupakan
kegiatan
untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kompetensi dan karakter, Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : Rosdakarya. hal 99 7
62
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
serta
menghubungkannya
b.
dengan
ppembelajaran
secara
kehidupan peserta didik. Konsolidasi
langsung agar peserta didik dapat
pembelajaran dapat dilakukan dengan
membangun sikap, kompetensi dan
cara :
karakter
a.
Libatkan peserta didik secara aktif
sehari-hari berdasarkan pengertian
dalam menafsirkan dan memahami
yang dipelajari. c.
materi dan kompetensi baru. b.
c.
dalam
kehidupan
Gunakan metode yang paling tepat agar
dalam proses pemecahan masalah
kompetensi dan karakter peserta didik
(problem solving) terutama dalam
yang nyata. 5.
terjadi
perubahan
sikap,
Penilaian formatif
Letakkan penekanan pada kaiatan
Penilaian formatif perlu dilakukan
structural, yaitu kaitan antara materi
untuk perbaikan, yang pelaksanaannya
standar dan kompetensi baru dengan
dapat dilakukan dengan cara :
berbagai
a.
aspek
kehidupan
kegiatan
dalam
dan
Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik
lingkungan b.
masyarakat. d.
baru
Libatkan peserta didik secara aktif
masalah-masalah actual
4.
Praktekkan
Gunakan hasil penilaian tersebut
Pilih metode yang paling tepat
untuk menganalisis kelemahan atau
sehingga
kekurangan
materi
standar
dapat
peserta
didik
dan
diproses menjadi kompetensi dan
masalah-masalah yang dihadapi guru
karakter peserta didik.
dalam
karakter
dan
kompetensi peserta didik
Pembentukan sikap, kompetensi dan c.
karakter
membentuk
Pilih metodologi yang paling tepat,
Pembentukan sikap, kompetensi dan
sesuai dengan kompetensi yang ingin
karakter peserta didik dapat dilakukan
dicapai.
dengan cara : a.
Dorong
peserta
didik
menerapkan
konsep,
kompetensi,
dan
dipelajarinya
pengertian,
karakter
dalam
untuk yang
kehidupan
sehari-hari
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
63
3.
KESIMPULAN 1.
Tingkat
Konteks dalam implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan
Pendidikan
di
Pendidikan
di
SD
Muhammadiyah 5 masih kurang control
di
SD
yang telah ditetapkan pemerintah baik dalam prosedur pengajaran maupun dalam
Input dalam implementasi Kurikulum Satuan
Pendidikan
sudah sesuai dengan prosedur Kurikulum
dan tujuannya. Tingkat
Satuan
Muhammadiyah 5 sudah baik karena
SD
Muhammadiyah 5 sudah jelas visi, Misi 2.
Proses dalam implementasi Kurikulum
prosedur pengadministrasian 4.
yang baik. Dilihat dari input guru dan karyawan masih banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan profesinya, begitupun input karyawannya belum
Produk dalam implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan
Pendidikan
di
SD
Muhammadiyah 5 masih belum ada baik di
bidang
akademik
maupun
non
akademik.
sesuai dengan profesi lulusannya.
DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar. 2009. Pokoknya Kualitatif. Jakarta : Pustaka Jaya Arikunto, Suharsimi. dan Safruddin Cepi. 2008. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Baraja, Abubakar. 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Studia Press Burhanuddin, Yusak. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia Danim, Sudarwan. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : ALFABETA Depdiknas. 2002. Panduan Monitoring dan Evaluasi; Buku 3. Jakarta: Depdiknas Dikdasmen Direktorat SLTP Depdiknas. 2006. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta Djaali,Pudji Mulyono dan Ramly. 2004. Pengukuran dala Bidang Pendidikan . Jakarta: PPs UNJ
64
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Gustafson, Fredic G Knirk L..
1998. Instructional Technology, A systematic Approach to
Educational. New York: Holt Rinehart and Winston Grounlund, Norman E and Robert L. Linn. 1990. Measurement and Evaluation inTeaching. New York: MacMilan Publishing Company Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung : Rosda Karya Hasbullah. 2007. Otonomi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Kusnandar. 2010. Guru Profesional, Implementasi KTSP, Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Rajawali Pres Majid. Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Rosda Karya Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya Muhibbinsyah. 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Karya Mulyasa E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Karya Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Rosda Karya Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta : Arruzz Media Mutaqin, Zaenal. 2006. Seminar Pelaksanaan KTSP di Sekolah. Bandung: Depdiknas Kota Bandung Oriondo , Leonard Layola and Eleanor M. Dallo Antonio. 1988. Evaluating Educational Outcomes. Manila: Rex Book Store Popham, W. James. 1981. Model Educational Evaluation . New Jersey: Practice Hall Inc Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016
65
Ramayulis. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Kalam Mulia. Rosyada , Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis, Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Rutman, Leonard. Evaluation Research Methode: A Basic Guide. California: Sage Publication Salahudin, Mahfudh. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya : Bina Ilmu. Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta . 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung : Alfabeta Sutomo. 1985. Teknik Penilaian Pendidikan. Surabaya: PT. Bina Ilmu Wirawan. 2011. Evaluasi teori, model, standar, aplikasi dan profesi. Jakarta: Rajawali Pers
66
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016