Terapi cheilitis
Evaluasi dan eliminasi faktor predisposisi, serum FE, asam folat B12. Medikasi tergantung keparahan : Mild cases : topical protective emolient.(orabase) or topical anasteticum (benzocain). Severe case : corticosteroid topical Major : severe cases injeksi steroid intralesi, chlortetracyclin mouthwash or placed on lesions Daphsone and thalidomide Terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi hiposalivasi yang menyebabkan xerostomia tersebut dengan: Minum cairan dalam jumlah yang lebih banyak. Mengkonsumsi obat-obatan yang dapat merangsang produksi saliva. Memperhatikan dosis dan durasi dari terapi radiasi. Terapi untuk BMS akibat radioterapi: Mengkonsumsi makanan yang lebih bernutrisi, tambahan konsumsi suplemen
(vitamin B) dan mineral (zinc) Memperhatikan dosis dan durasi dari terapi radiasi.
Terapi untuk oral candidiasis: Sebenarnya terapi tergantung dari jenis oral candidiasis yang ada, namun yang paling umum terjadi adalah Candidiasis pseudomembran yang umumnya terdapat di mukosa bukal, palatal dan dorsal lidah. Medikasi yang dapat diberikan adalah: Anti jamur topical (suspense oral nystatin dan tablet hisap clotrimazol) Anti jamur sistemik (tablet ketokonazole, tablet flukonazole, tablet itrakonazole).
Stomatitis Aphtousa Rekuren (SAR) adalah lesi mukosa rongga mulut yang paling umum sering terjadi, ditandai dengan ulser yang timbul berulang di mukosa mulut pasien dengan tanpa adanya gejala dari penyakit lain. Saat ini SAR tidak lagi dianggap sebagai penyakit tunggal tetapi cenderung sebagai keadaan patologis dengan manifestasi klinis yang serupa. Gangguan immunologi, defisiensi nutrisi, alergi, trauma, kebiasaan (habit), hormonal dan keadaan psikologis memiliki keterkaitan dengan SAR. TERAPI
-
(Kasus ringan) dapat diaplikasikan obat topikal seperti orabase. Sebagai pereda rasa
-
sakit dapat diberikan topikal anestesi. (Kasus berat) dapat diaplikasikan
preparat
kortikosteroid
topikal,
seperti
triamcinolon atau fluorometholon (2-3 kali sehari setelah makan dan menjelang -
tidur). Tetrasiklin obat kumur dan gel dapat mempersingkat waktu penyembuhan ulser. Pada pasien ulser major atau multiple ulser minor yang parah yang tidak responsif
-
terhadap terapi topikal, diberikan terapi sistemik. Terapi ulser traumatik : membersihkan ulser dengan normal saline atau hydrogen peroksida dengan campuran air.
PENCEGAHAN -
Dengan mengetahui penyebabnya, kita diharapkan dapat menghindari terjadinya stomatitis (sariawan), diantaranya dengan menjaga kebersihan rongga mulut serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama pada makanan yang mengandung vitamin B12 dan zat besi. Selain itu dianjurkan untuk menghindari stress. Namun bila sariawan selalu hilang timbul, dapat mencoba dengan kumur-kumur air garam hangat dan berkonsultasi dengan dokter gigi dengan meminta obat yang tepat sariawannya. Ada beberapa usaha lain yang dilakukan untuk mencegah munculnya sariawan. Misalnya, menjaga kesehatan umum terutama kesehatan pada mulut, menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makanan, menghindari pasta gigi yang merangsang, menghindari kondisi stress, menghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, sering mengkonsumsi buah dan sayuran, terutama vitamin B, vitamin C, dan zat besi; serta menghindari makanan dan obat-obatan atau
-
zat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut. Traumatik Ulser Definisi Traumatik ulser adalah bentukan lesi ulseratif yang disebabkan oleh adanya trauma. Traumatik ulser dapat terjadi pada semua usia dan pada kedua jenis kelamin. Lokasinya biasanya pada mukosa pipi, mukosa bibir, palatum, dan tepi perifer lidah. Traumatik ulser disebabkan oleh trauma berupa bahan-bahan kimia, panas, listrik, atau gaya mekanik (Langlais & Miller, 2000).
Terapi dan Perawatan -
Terapi trumatik ulser berupa terapi kausatif dengan menghilangkan faktor etiologi atau penyebab (trauma).
-
Terapi simptomatik pasien dengan traumatik ulser yaitu dengan pemberian obat kumur antiseptik seperti khlorhexidin dengan analgesic dan bisa dengan topikla
-
anatesi. Terapi paliatif pada pasien ini dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik. Terapi suportif dapat berupa dengan mengkonsumsi makanan lunak. Jika lesi benarbenar trauma, maka ulser akan sembuh dalam waktu 7-10 hari. Pendapat lain mengatakan bahwa setelah pengaruh traumatik hilang, ulser akan sembuh dalam waktu 2 minggu, jika tidak maka penyebab lain harus dicurigai dan dilakukan biopsi. Setiap ulser yang menetap melebihi waktu ini, maka harus dibiopsi untuk menentukan apakah ulser tersebut merupakan karsinoma (Bengel et al., 1989; Lewis & Lamey , 1998; Langlais & Miller, 2000; Houston, 2009).
Infeksi yang disebabkan oleh Jamur Walaupun berbagai jamur dapat menimbulkan penyakit orofasial, sebagian besar kondisi tunggal disebabkan oleh spesies Candida. a
Kandidiasis Kandidiasis adalah suatu penyakit infeksi pada kulit dan mukosa yang disebabakan
oleh jamur kandida. Kandida adalah suatu spesies yang paling umum ditemukan di rongga mulut dan merupakan flora normal. Telah dilaporkan spesies kandida mencapai 40 – 60 % dari seluruh populasi mikroorganisme rongga mulut (Silverman,2001). Terdapat lima spesies kandida yaitu k.albikans, k. tropikalis, k. glabrata, k. krusei dan k. parapsilosis. Dari kelima spesies kandida tersebut k. albikans merupakan spesies yang paling umum menyebabakan infefksi di rongga mulut.(Nolte,1982) Kandidiasis pada rongga mulut umumnya ditanggulangi dengan menggunakan obat antijamur,dengan memperhatikan factor predisposisinya atau penyakit yang menyertainya,hal tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan atau penyembuhan.(Mc Cullough 2005,Silverman 2001) Obat-obat antijamur diklasifikasikan menjadi beberapa golongan yaitu: (Tripathi M.D 2001) 1. Antibiotik a. Polyenes :amfotericin B, Nystatin, Hamycin, Nalamycin
b. Heterocyclicbenzofuran : griseofulvin 2. Antimetabolite: Flucytosine (5 –Fe) 3. Azoles a. Imidazole (topical): clotrimazol, Econazol, miconazol (sistemik) : ketokonazole b. Triazoles (sistemik) : Flukonazole, Itrakonazole 4. Allylamine Terbinafine 5. Antijamur lainnya : tolnaftate, benzoic acid, sodiumtiosulfat. Dari beberapa golongan antijamur tersebut diatas, yang efektif untuk kasus kasus pada rongga mulut, sering digunakan antara lain amfotericine B, nystatin, miconazole, clotrimazole, kAmfoterisin B dihasilkan oleh Streptomyces nodusum, mekanisme kerja obat ini yaitu dengan cara merusak membran sel jamur. Efek samping terhadap ginjal seringkali menimbulkan nefrositik. Sediaan berupa lozenges (10 ml ) dapat digunakan sebanyak 4 kali /hari. Nystatin dihasilkan oleh streptomyces noursei,mekanisme kerja obat ini dengan cara merusak membran sel yaitu terjadi perubahan permeabilitas membran sel. Sediaan berupa suspensi oral 100.000 U / 5ml dan bentuk cream 100.000 U/g, digunakan untuk kasus denture stomatitis. Miconazole mekanisme kerjanya dengan cara menghambat enzim cytochrome P 450 sel jamur, lanosterol 14 demethylase sehingga terjadi kerusakan sintesa ergosterol dan selanjutnya terjadi ketidak normalan membrane sel. Sediaan dalam bentuk gel oral (20 mg/ml), digunakan 4 kali /hari setengah sendok makan, ditaruh diatas lidah kemudian dikumurkan dahulu sebelum ditelan. Clotrimazole, mekanisme kerja sama dengan miconazole, bentuk sediaannya berupa troche 10 mg, sehari 3 – 4 kali. Ketokonazole (ktz) adalah antijamur broad spectrum.Mekanisme kerjanya dengan cara menghambat cytochrome P450 sel jamur, sehingga terjadi perubahan permeabilitas membran sel, Obat ini dimetabolisme di hepar.Efek sampingnya berupa mual / muntah, sakit
kepala,parestesia dan rontok. Sediaan dalam bentuk tablet 200mg Dosis satu kali /hari dikonsumsi pada waktu makan. Itrakonazole, efektif untuk pengobatan kandidiasis penderita immunocompromised. Sediaan dalam bentuk tablet ,dosis 200mg/hari. selama 3 hari.,bentuk suspensi (100-200 mg) / hari,selama 2 minggu. (Greenberg, 2003) Efek samping obat berupa gatal-gatal,pusing, sakit kepala, sakit di bagian perut (abdomen),dan hypokalemi Flukonazole, dapat digunakan pada seluruh penderita kandidiasis termasuk pada penderita immunosupresiv Efek samping mual,sakit di bagian perut, sakit kepala,eritme pada kulit. Mekanisme kerjanya dengan cara mempengaruhi Cytochrome P 450 sel jamur, sehingga terjadi perubahan membran sel . Absorpsi tidak dipengaruhi oleh makanan. Sediaan dalam bentuk capsul 50,mg,100mg, 150mg dam 200mg Single dose dan intra vena. Kontra indikasi pada wanita hamil dan menyusui. etokonazole, itrakonazole dan flukonazole. (Mc cullough, 2005).
Penatalaksanaan BMS (Burning Mouth Sensation) Penatalaksanaannya:
Pengobatan pada mulanya harus mencakup memberi penjelasan kepada pasien tentang sifat masalah dan bahwa tidak ada gangguan serius terutama kanker mulut,
yang menyebabkan masalah tersebut. Pasien harus diberi vitamin B1 300 mg sekali sehari dan vitamin B 6 50 mg setiap 8
jam untuk waktu 1 bulan. Bila desain gigi tiruan tidak baik, harus dibuatkan gigi tiruan yang baru. Pasien harus dipanggil kembali untuk pengecekan setelah 4 minggu kemudian, pada saat mana tes hematologi dan mikrobiologi mungkin perlu dilakukan. Setiap
keabnormalan yang dijumpai harus dikoreksi dengan penatalaksanaan yang tepat. Terapi obat antidepresi trisiklik mempunyai peran pada penderita BMS yang tidak mempunyai faktor-faktor presipitasi lainnya.