Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring Panduan Berstandar Penyusunan Materi Pembelajaran Daring untuk Pendidikan dan Pelatihan
UU No 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Fungsi dan Sifat hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak Terkait Pasal 49 1. Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar pertunjukannya. Sanksi Pelanggaran Pasal 72 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
ii
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring Panduan Berstandar Penyusunan Materi Pembelajaran Daring untuk Pendidikan dan Pelatihan
Yusuf Bilfaqih M. Nur Qomarudin
iii
Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581 Telp/Faks: (0274) 4533427 Website: www.deepublish.co.id www.penerbitdeepublish.com E-mail: deepublish@ymail.com Katalog Dalam Terbitan (KDT) BILFAQIH, Yusuf Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring/oleh Yusuf Bilfaqih dan M. Nur Qomarudin.--Ed.1, Cet. 1--Yogyakarta: Deepublish, Oktober 2015. xii, 102 hlm.; Uk:17.5x25 cm ISBN 978-Nomor ISBN 1. Kegiatan Belajar Mengajar
I. Judul 371.3
Desain cover : Herlambang Rahmadhani Penata letak : Ika Fatria Iriyanti
PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA) Anggota IKAPI (076/DIY/2012) Copyright © 2015 by Deepublish Publisher All Right Reserved Isi diluar tanggung jawab percetakan Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. iv
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, penulis sangat bersyukur dapat menyelesaikan buku ini. Semoga apa yang dimuat di dalam buku ini bermanfaat untuk digunakan dalam menyusun materi pembelajaran, khususnya pembelajaran daring. Terlebih lagi, menjadi lebih bermanfaat bila materi pembelajaran yang dihasilkan mampu membangun ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam diri para peserta didik. Membangun ilmu pengetahuan, demikian, ilmu pengetahuan bukanlah dipindahkan, melainkan dibangun. Proses belajar maknanya membangun ilmu pengetahuan. Peserta didik harus membangun ilmu pengetahuannya sendiri, guru atau dosen hanya membantu melalui pendekatan dan strategi yang tepat serta memberi motivasi. Guru atau dosen bukan lagi sumber belajar yang utama. Pada era ini, teknologi sangat memanjakan manusia, sumber belajar melimpah untuk dinikmati kapan saja dan dimana saja. Teknologi juga memanjakan kita dalam belajar sehingga kita mendapatkan “materi yang tepat, pada saat yang tepat, menggunakan perangkat yang tepat.” Dinikmati, begitulah seharusnya belajar. Sepatutnya kita yang malas belajar malu mendengar kisah seorang bocah berusia 15 tahun kelahiran Ulan Bator, Mongolia. Ia bernama Battushig, bocah yang belum lulus SMA ini mengikuti kelas Circuits and Electronics yang diselenggarakan secara daring oleh MIT. Battushig mendapat nilai sempurna, apa rahasianya? Battushig menganggap belajar elektronik tidak ada batasnya (mendorongnya belajar dan terus belajar), belajar elektronik seperti bermain dengan mainan yang sangat mengasyikkan. Alangkah baiknya, apabila pendidik dan peserta didik dapat menikmati proses belajar mengajarnya. Pendidik menyiapkan materi yang bermutu dan menyenangkan dengan penuh semangat dan ketulusan. Peserta didik belajar, latihan dan mengukur hasil belajarnya dengan perasaan senang, tanpa beban dan penuh harapan ilmu yang dipelajari akan diamalkan dan memberi manfaat untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
v
Penulis berharap, panduan yang disediakan disini dapat memberikan manfaat dalam penyusunan materi bagi guru, dosen, instruktur pelatihan, sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan lembagalembaga pendidikan dan pelatihan. Dengan demikian, kita semua dapat memberikan kontribusi dalam membangun ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dan memberdayakan anak didik kita. Semoga bermanfaat.
Surabaya, 11 September 2015
vi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................... V DAFTAR ISI ................................................................................................. VII DAFTAR GAMBAR ........................................................................................XI 1
2
3
4
5
PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1
Mengapa Perlu Berstandar? ................................................... 1
1.2
Apa itu Objek Pembelajaran? ................................................. 6
1.3
Bagaimana Cara Membuat Objek Pembelajaran ................... 9
MODEL MATERI BERBASIS OBJEK PEMBELAJARAN .........................14 2.1
Standar Isi Materi Pembelajaran Daring .............................. 14
2.2
Ruang Lingkup Materi........................................................... 15
2.3
Taksonomi Objek Pembelajaran ........................................... 16
2.4
Model Desain Mata Kuliah/Pelajaran ................................... 19
2.5
Model Agregasi Materi ......................................................... 21
2.6
Anatomi Objek Pembelajaran............................................... 26
2.7
Siklus Belajar Dalam Objek Pembelajaran ............................ 28
2.8
Spesifikasi Struktural Objek Pembelajaran ........................... 29
METADATA OBJEK PEMBELAJARAN .................................................31 3.1
Konsep Metadata Objek Pembelajaran ................................ 31
3.2
Model Informasi Metadata Objek Pembelajaran ................. 32
MEMBUAT OBJEK PEMBELAJARAN..................................................35 4.1
Bagian Pengantar.................................................................. 35
4.2
Bagian Ringkasan .................................................................. 42
4.3
Membuat Objek Informasi ................................................... 45
MENYUSUN MATERI UNTUK BELAJAR .............................................46 5.1
Membuat OI Konsep ............................................................. 47
5.2
Fakta ..................................................................................... 52 vii
6
5.3
Prosedur................................................................................ 57
5.4
Proses.................................................................................... 63
5.5
Prinsip ................................................................................... 69
MENYUSUN MATERI UNTUK LATIHAN............................................ 72 6.1
Item Latihan OI Konsep ........................................................ 73
6.2
Item Latihan OI Fakta............................................................ 74
6.3
Item Latihan OI Prosedur ...................................................... 75
6.4
Item Latihan OI Proses .......................................................... 77
6.5
Item Latihan OI Prinsip ......................................................... 78
7
MENYUSUN MATERI UNTUK ASESMEN .......................................... 79
8
MENYUSUN OBJEK PEMBELAJARAN ............................................... 80 8.1
Struktur Kompetensi ............................................................. 80
8.2
Struktur Dasar Sekuen Obyek Pembelajaran........................ 83
8.3
Model Penyampaian Instruksional ....................................... 84
8.4
Model Instruksional Berdasar Teori Pembelajaran .............. 86
8.5
Model Instruksional Berdasar Bentuk Pengetahuan ............ 87
8.6
Model
Instruksional
Berdasar
Arsitektur
Pembelajaran ........................................................................ 89 9
10
MENAMBAHKAN FITUR PENDUKUNG ............................................ 92 9.1
Remediasi dan Umpan-balik ................................................. 92
9.2
Interaksi dan Tinjauan .......................................................... 93
9.3
Konvensi Penamaan Item Materi OI ..................................... 94
9.4
Panduan Format Penulisan ................................................... 95
MENGEMAS PAKET MATERI............................................................ 97 10.1 Pengantar.............................................................................. 97 10.2 Membuat Paket Materi ...................................................... 102 10.3 Membuka RELOAD dan Setup Workspace ......................... 103 10.4 Menambahkan Referensi ke Metadata .............................. 105 viii
10.5 Menampilkan Paket Materi ................................................ 110 10.6 Merapikan/Mengatur Paket Materi ................................... 111 10.7 Membuat Multi-Organisasi ................................................ 112 10.8 Menyimpan (Save) Paket Materi ........................................ 113 10.9 Menyimpan Sebagai (Save As) Paket Materi ...................... 114 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................115 DAFTAR ISTILAH .......................................................................................117 LAMPIRAN 1 .............................................................................................121 LAMPIRAN 2 .............................................................................................133
ix
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 1-1 Klasifikasi Standar [Ehlers, 2006] ......................................... 2 Gambar 1-2 Run-Time Environment ........................................................ 5 Gambar 1-3 Model Pengembangan Materi Berbasis OP ....................... 11 Gambar 2-1 Ruang Lingkup Materi ........................................................ 16 Gambar 2-2 Capaian Pembelajaran yang Dicakup Materi ..................... 16 Gambar 2-3 Struktur Berhirarki Tujuan Pembelajaran .......................... 19 Gambar 2-4 Model Desain Mata Kuliah/Pelajaran ................................ 20 Gambar 2-5 Representasi Konseptual Aktivitas Belajar......................... 22 Gambar 2-6 Ilustrasi Konseptual Organisasi Materi .............................. 23 Gambar 2-7 Ilustrasi Konseptual Agregasi Materi ................................. 24 Gambar 2-8 Diagram Konseptual Paket Materi ..................................... 25 Gambar 2-9 Anatomi Objek Pembelajaran Fundamental...................... 27 Gambar 2-10 Siklus Pembelajaran pada Objek Pembelajaran ................ 28 Gambar 3-1 Metadata untuk Mendukung Program Berbagi Materi ..... 32 Gambar 8-1 Struktur Kompetensi: (a) Hirarkikal, (b) Prosedural, (c) Pengelompokan, dan (d) Kombinasi .................................. 81 Gambar 8-2 Struktur Objek Pembelajaran ............................................ 82 Gambar 8-3 Struktur Dasar Sekuen dan Navigasi objek pembelajaran: (a) Struktur Serial, (b) Struktur Paralel, (c) Struktur Kondisional, dan (d) Struktur Perulangan............................................... 84 Gambar 8-4 Single Source - Multi Deliveri ............................................. 85 Gambar 8-5 Single Source - Multi Profil Peserta didik ........................... 85 Gambar 8-6 Struktur Objek Pembelajaran Berdasar Arsitektur Pembelajaran ..................................................................... 91
xi
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1 Struktur dan Hirarki Mata Kuliah / Pelajaran ............................... 17 Tabel 2 Taksonomi Objek Pembelajaran untuk Materi ............................ 18 Tabel 3 Struktur Objek Pembelajaran Mata Kuliah/ Pelajaran ................. 29 Tabel 4 Model Informasi Metadata Objek Pembelajaran ........................ 33 Tabel 5 Kategori Materi Pembelajaran ..................................................... 87 Tabel 6 Struktur Objek Pembelajaran Untuk Declarative Knowledge ...... 87 Tabel 7 Struktur Objek Pembelajaran Untuk Procedural Knowledge ....... 88 Tabel 8 Struktur Objek Pembelajaran Untuk Situated Knowledge ........... 89 Tabel 9 Arsitektur Pembelajaran .............................................................. 90
xiii
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Materi pada sistem pembelajaran daring disajikan secara sistematis dan terstruktur mengikuti kerangka dasar dan struktur kurikulum. Beban belajar Materi pada sistem pembelajaran daring memuat informasi beban belajar tiap peserta didik. Sistem pembelajaran daring hendaknya menginformasikan kemajuan belajar peserta didik atau sisa dari beban belajar. Kurikulum tingkat satuan pendidikan Materi pada sistem pembelajaran daring berisi kurikulum yang terdiri atas beberapa Kelompok Mata Kuliah/Pelajaran, tiap Kelompok Mata Kuliah/Pelajaran terdiri atas beberapa Mata Kuliah/Pelajaran sesuai dengan standar isi tiap satuan pendidikan. Kalender pendidikan Materi pada sistem pembelajaran daring dapat dideliverikan sesuai dengan kalender pendidikan. Pada sistem pembelajaran daring, beban belajar dapat didistribusikan dengan mendeliverikan materi yang bersesuaian dan dijadwalkan mengikuti kalender pendidikan. 2.2
Ruang Lingkup Materi
Berdasarkan teori pembelajaran behavioristik, tujuan pembelajaran atau kompetensi perlu ditampilkan. Pada saat peserta didik belajar sebaiknya selalu mempunyai orientasi terhadap tujuan pembelajaran, bahkan peserta didik perlu untuk dapat mengukur pencapaian hasil belajarnya. Untuk itu, materi sebagai sebuah unit pembelajaran harus disusun secara bermakna untuk mencapai tujuan atau kompetensi tertentu. Materi pembelajaran daring sebaiknya mencakup satu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai satu kesatuan yang utuh untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan (SKL-SP). Materi pada level KTSP terdiri atas materi pada level yang lebih yaitu Kelompok Mata Kuliah yang merupakan unit pembelajaran untuk mencapai SKL Kelompok Mata Kuliah/Pelajaran. Demikian seterusnya, pada level yang lebih rendah Kelompok Mata 15
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Kuliah/ Pelajaran dibangun beberapa Mata Kuliah/Pelajaran, Mata Kuliah/ Pelajaran merupakan kumpulan bermakna dari Pokokbahasan, sedangkan Pokokbahasan merupakan kumpulan yang bermakna dari Subpokokbahasan. Masing-masing unit pembelajaran tersebut disusun secara bermakna untuk mencapai kompetensinya masing-masing. Struktur dan hirarki unit pembelajaran dan kompetensi yang diwakilinya ini diilustrasikan pada Gambar 2-1 dan Gambar 2-2. Kelompok Mata Kuliah / Pelajaran
Kurikulum
Kelompok Mata Kuliah / Pelajaran
Mata kuliah
Pokokbahasan
Subpokokbahasan
Mata kuliah
Pokokbahasan
Subpokokbahasan
…
…
…
CP Pokokbahasan
CP SubPB
CP Pokokbahasan
CP SubPB
…
…
…
Gambar 2-1 Ruang Lingkup Materi
Profil Lulusan Prodi
Visi Misi
Profil Lulusan Prodi
CP Mata Kuliah / Pelajaran CP Mata Kuliah / Pelajaran
… …
Gambar 2-2 Capaian Pembelajaran yang Dicakup Materi 2.3
Taksonomi Objek Pembelajaran
Strategi objek pembelajaran telah diadopsi terlebih dahulu oleh Autodesk, Inc dan Cisco System (Hodgins, 2002 dan Cisco, 2003). Berdasarkan model konten Autodesk, Cisco telah mengembangkan framework e-learning-nya beserta panduan authoring-nya, serta mendeskripsikan desain modular dari konten e-learning dalam format berhirarki. Suatu cara untuk memahami struktur materi berhirarki dari Mata Kuliah / Pelajaran daring adalah dengan memperhatikan bagaimana 16
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
sebuah buku teks diorganisasikan. Umumnya, sebuah buku teks terdiri atas beberapa bab, tiap bab terdiri atas beberapa seksi, dan tiap seksi berisi teks yang dilengkapi dengan gambar, foto atau diagram. Dengan cara yang sama, kita dapat merancang Mata Kuliah / Pelajaran untuk sistem pembelajaran daring (selanjutnya kita sebut sebagai Mata Kuliah / Pelajaran) dalam beberapa Pokokbahasan, tiap Pokokbahasan mempunyai beberapa Subpokokbahasan, dan kita dapat menyajikan tiap Subpokokbahasan dengan multimedia seperti teks, gambar, animasi, simulasi, audio, dan video. Struktur berhirarki objek pembelajaran ini diperlihatkan pada Tabel 1. Konseptualisasi hirarki materi Mata Kuliah/Pelajaran sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1 memudahkan untuk memahami bahwa terdapat perbedaan level dari objek pembelajaran, seperti halnya objek pembelajaran level Mata Kuliah/Pelajaran, objek pembelajaran level Pokokbahasan atau objek pembelajaran level Subpokokbahasan. Sekali lagi, yang demikian itu didasari fakta bahwa terdapat beberapa level tujuan pembelajaran atau kompetensi sedangkan objek pembelajaran dibangun untuk digunakan mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tersebut. Perbedaan level objek pembelajaran ini selanjutnya kita definisikan sebagai taksonomi objek pembelajaran yang digunakan di dalam model materi, hal ini diberikan pada Tabel 2. Tabel 1 Struktur dan Hirarki Mata Kuliah / Pelajaran Buku Teks (BSE) • •
•
•
Pendahuluan Bab 1 • Pendahuluan • Subbab 1.1 • Subbab 1.2 • Subbab 1.3 • Ringkasan • Latihan Bab 2 • Pendahuluan • Subbab 2.1 • Subbab 2.2 • … …
Mata Kuliah / Pelajaran • •
•
•
Pengantar Pokokbahasan 1 • Pengantar • Subpokokbahasan 1.1 • Subpokokbahasan 1.2 • Subpokokbahasan 1.3 • Ringkasan • Asesmen Pokokbahasan 2 • Pengantar • Subpokokbahasan 2.1 • Subpokokbahasan 2.2 • … …
17
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Tabel 2 Taksonomi Objek Pembelajaran untuk Materi Materi / Unit Pembelajaran Aset Digital
No 1 2
Objek Informasi
3
Subpokokbahasan
4
Pokokbahasan
6
7
Objek Pembelajaran
5
Mata Kuliah/ Pelajaran
Kelompok Mata Kuliah/Pelajaran
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Keterangan aset merupakan media digital yang berupa teks, grafik, audio, video, animasi dan sebagainya. objek yang sangat kecil, tanpa struktur logika yang kompleks, yang menggabungkan media digital (teks, gambar, video) ke dalam unit didaktik tertentu, dapat berupa pengantar, fakta, konsep, prinsip, prosedur, proses dan ringkasan. merupakan objek pembelajaran fundamental yang merupakan kumpulan objek informasi sebagai sebuah unit pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar. merupakan kumpulan atau agregat dari objek pembelajaran Subpokokbahasan sebagai sebuah unit pembelajaran untuk mencapai Standar Kompetensi. merupakan kumpulan atau agregat dari objek pembelajaran Pokokbahasan sebagai sebuah unit pembelajaran untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Mata Kuliah/ Pelajaran. merupakan kumpulan atau agregat dari objek pembelajaran Mata Kuliah/Pelajaran sebagai sebuah unit pembelajaran untuk mencapai SKL Kelompok Mata Kuliah/Pelajaran. merupakan kumpulan atau agregat dari objek pembelajaran Kelompok Mata Kuliah/Pelajaran sebagai sebuah unit pembelajaran untuk mencapai SKL Satuan Pendidikan.
Apabila Mata Kuliah/Pelajaran didefinisikan sebagai sebuah unit pembelajaran yang utuh, tujuan pada level Mata Kuliah/Pelajaran ini disebut sebagai tujuan akhir, dan tujuan prasyaratnya diturunkan dari serangkaian Pokokbahasan yang dikenal sebagai tujuan subordinat (Dick, Carey, dan Carey, 2005). Perlu diperhatikan, bahwa dimungkinkan juga untuk menuliskan tujuan pembelajaran untuk tiap Subpokokbahasan yang merupakan bagian dari suatu Pokokbahasan. Sebagai contoh, pada Gambar 2-3 diperlihatkan ilustrasi visual dari analisis materi sederhana, menunjukkan tiga level tujuan, level Mata Kuliah/Pelajaran, level 18
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Pokokbahasan dan level Subpokokbahasan. Tiap kotak yang disajikan pada gambar merepresentasikan objek pembelajaran; jadi, terdapat objek pembelajaran level Mata Kuliah/Pelajaran, level Pokokbahasan dan level Subpokokbahasan. Demikian, pengembang materi harus memperhatikan dimana istilah objek pembelajaran digunakan, istilah tersebut dapat merujuk pada objek pembelajaran dengan level yang berbeda di dalam hirarki materi pembelajaran. Mata Kuliah / Pelajaran (tujuan akhir)
Pokokbahasan 1 (tujuan subordinat 1)
Pokokbahasan 2
Pokokbahasan 3
(tujuan subordinat 2)
(tujuan subordinat 3)
Subpokokbahasan 1.1 (tujuan level SPB 1.1)
Subpokokbahasan 2.1 (tujuan level SPB 2.1)
Subpokokbahasan 3.1 (tujuan level SPB 3.1)
Subpokokbahasan 1.2 (tujuan level SPB 1.2)
Subpokokbahasan 2.2 (tujuan level SPB 2.2)
Subpokokbahasan 3.2 (tujuan level SPB 3.2)
Subpokokbahasan 3.3 (tujuan level SPB 3.3)
Gambar 2-3 Struktur Berhirarki Tujuan Pembelajaran
2.4
Model Desain Mata Kuliah/Pelajaran
Dengan mengacu pada taksonomi objek pembelajaran (OP) tersebut di atas, struktur dan hirarki objek pembelajaran dalam sebuah Mata Kuliah/ Pelajaran dapat disusun dalam model building block seperti diilustrasikan pada Gambar 2-4.
19
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Prinsip keberbutiran (granularity) diterapkan dalam desain Mata Kuliah/Pelajaran, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 2-4, hal ini memungkinkan butiran objek pembelajaran dirangkai, dilepas dan dirangkai kembali dengan cara yang berbeda dalam konteks yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Teorinya, objek pembelajaran pada setiap level dapat di-reuse; jadi penyusun objek pembelajaran harus merencanakan dan membuat setiap objek pembelajaran, objek informasi, dan aset digital sebagai objek sharable dan reusable.
OP Mata Kuliah/Pelajaran OP Pokokbahasan
OP Pokokbahasan
OP Fundamental
OP Fundamental
Aset Digital
Obyek Informasi Aset Digital
Aset Digital
Obyek Informasi Aset Digital
Aset Digital
Obyek Informasi
Aset Digital
Aset Digital
Aset Digital
Obyek Informasi
Gambar 2-4 Model Desain Mata Kuliah/Pelajaran Terlihat, sebuah Mata Kuliah/Pelajaran merupakan kumpulan Pokokbahasan, sedangkan Pokokbahasan merupakan kumpulan dari Subpokokbahasan, dan seterusnya sampai elemen terkecil berupa aset digital sebagai penyusun Mata Kuliah/Pelajaran. Hal ini digunakan sebagai strategi pengembangan materi pembelajaran. Seorang pengembang materi harus dapat mendekomposisi sebuah Mata Kuliah/Pelajaran ke dalam bentuk beberapa Pokokbahasan. Tiap-tiap Pokokbahasan kemudian didekomposisi ke dalam beberapa 20
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Subpokokbahasan dan seterusnya sampai terdefinisi objek pembelajaran fundamental yang dibangun oleh aset-aset digital yang dibutuhkan dalam satu Mata Kuliah/Pelajaran. Proses dekomposisi ini harus memperhatikan prinsip sharability dan reusability, di mana setiap objek pembelajaran yang terbentuk pada setiap level hendaknya menjadi objek sharable dan reusable dalam kaitannya dengan Mata Kuliah/Pelajaran lain dalam satu kurikulum ataupun kurikulum yang berbeda. Sebuah objek pembelajaran fundamental adalah sekumpulan aset-aset digital yang disusun dalam cara yang bermakna dan ditujukan untuk tujuan pembelajaran (objektif). Aset-aset digital dalam sebuah objek pembelajaran dapat berupa dokumen, gambar, simulasi, film, musik dan lain sebagainya. Menyusun ini semuanya dalam suatu cara yang bermakna menunjukkan bahwa aset–aset saling berhubungan dan diatur dalam susunan yang logis. Tetapi tanpa tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur, kumpulan aset-aset tersebut tidaklah berarti. 2.5
Model Agregasi Materi
SCORM menyusun spesifikasi untuk desain dan pengembangan materi ke dalam bentuk model konseptual yang disebut sebagai Content Aggregation Model. Berikut ini deskripsi model tersebut dan istilah serta pengertian-pengertian yang membangun model tersebut. 2.5.1
Aset Digital
Aset digital merupakan elemen dasar dari suatu unit pembelajaran. Aset merupakan representasi elektronik dari media, seperti teks, gambar, video dan lainnya. Sebuah aset dapat dideskripsikan menggunakan metadata untuk memungkinkan pencarian dan penemuan aset di dalam repository. Metadata ini juga memungkinkan untuk me-reuse aset digital dan mempermudah pemeliharaannya. 2.5.2
Objek Pembelajaran
Objek pembelajaran merupakan koleksi dari beberapa aset yang merepresentasikan unit pembelajaran tunggal yang menggunakan RTE untuk berkomunikasi dengan LMS. Setiap objek pembelajaran mendukung satu siklus aktivitas pembelajaran untuk mencapai objektif tertentu. 21
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
2.5.3
Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar dapat diartikan sebagai unit instruksional yang bermakna. Hal ini secara konseptual merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses belajar. Sebuah aktivitas belajar artinya menyediakan sumber daya pembelajaran (aset atau objek pembelajaran) kepada peserta didik. Ilustrasi dari aktivitas belajar diperlihatkan pada Gambar 2-5.
Aktivitas
-
-
-
Gambar 2-5 Representasi Konseptual Aktivitas Belajar 2.5.4
Organisasi Materi
Organisasi materi merupakan peta atau representasi yang mendefinisikan penggunaan materi lewat unit instruksi yang terstruktur (aktivitas). Organisasi materi dideskripsikan menggunakan metadata, yang memungkinkan peluang untuk reuse dan memfasilitasi pemeliharaan. Pada Gambar 2-6 ditampilkan ilustrasi konseptual organisasi materi.
22
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Organisasi Materi
-
Gambar 2-6 Ilustrasi Konseptual Organisasi Materi
2.5.5
Agregasi Materi
Agregasi materi dapat dipergunakan baik sebagai sebuah aksi atau sebuah cara mendeskripsikan entitas secara konseptual. Agregasi materi dapat dipergunakan untuk mendeskripsikan aksi atau proses yang terdiri sejumlah objek pembelajaran yang terkait secara fungsional sehingga dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Perhatikan Gambar 2-7 sebagai ilustrasi secara konseptual agregasi materi.
23
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Organisasi Materi
Aktivitas
-
Aset Digital OP Teks OP OP Audio
Gambar 2-7 Ilustrasi Konseptual Agregasi Materi
24
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
2.5.6
Paket Materi
Paket Materi merupakan kumpulan aset digital yang dikemas dalam satu paket file .zip, paket materi terdiri atas: Manifest, yaitu dokumen XML yang mendeskripsikan struktur materi dan resource yang terkait dalam paket. Aset, file yang membentuk paket materi.
PAKET MATERI Manifest (imsmanifest.xml) Metadata Organisasi Resource
(sub)Manifest Materi (Materi/aset yang sebenarnya, Media, slideshow dll) Gambar 2-8 Diagram Konseptual Paket Materi Manifest dari paket materi meliputi: <Metadata>: data yang menggambarkan paket materi secara keseluruhan. : berisi struktur atau organisasi materi dari resource pembelajaran. : menjelaskan berkas resource pembelajaran pada paket materi. <(sub)Manifest(s)>: menguraikan setiap unit intruksi logika yang bersarang (dapat diperlakukan sebagai unit tersendiri).
25
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Sebuah paket materi merepresentasikan sebuah unit pembelajaran. Unit pembelajaran tersebut dapat berupa suatu Pokokbahasan atau merepresentasikan sebuah Mata Kuliah/Pelajaran atau merupakan kelompok Mata Kuliah/Pelajaran. Sebuah paket dapat diagregasi (dirangkai) atau sebaliknya di-disagregasi (dilepas). Sebuah paket harus dapat berdiri sendiri atau dengan kata lain lengkap, sehingga harus memuat semua informasi yang diperlukan untuk belajar. 2.6
Anatomi Objek Pembelajaran
Untuk mendukung proses pembelajaran dalam mencapai objektif tertentu, setiap objek pembelajaran sebaiknya menyediakan modulmodul untuk belajar, latihan dan asesmen sebagai media untuk melaksanakan satu siklus pembelajaran. Pada Gambar 2-9 diilustrasikan anatomi objek pembelajaran fundamental, di mana metadata merupakan deskripsi dari objek pembelajaran yang dituliskan dalam bahasa XML. Model ini menyertakan pengantar dan ringkasan ke dalam objek pembelajaran ibaratnya sebagai pembungkus. Bagian awal atau pengantar mempersiapkan peserta didik untuk memperoleh pengetahuan baru, dan bagian akhir atau ringkasan membantu peserta didik merefleksikan pelajaran yang baru saja mereka selesaikan. Dengan asumsi objek pembelajaran fundamental berada pada level Subpokokbahasan, objek pembelajaran Subpokokbahasan inilah yang benar-benar dibangun oleh objek informasi dan aset digital, sedangkan objek pembelajaran pada level yang tinggi hanyalah sebuah kumpulan objek yang dibungkus dengan pengantar dan ringkasan, bila perlu ditambahkan latihan dan asesmen.
26
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Asesmen
Prinsip Konsep
Fakta Proses Ikhtisar
Latihan
Ringkasa Prosedur
objektif
Belajar
metadata
Gambar 2-9 Anatomi Objek Pembelajaran Fundamental Untuk mendesain objek pembelajaran pada level Pokokbahasan dapat menggunakan formula berikut ini: Pokokbahasan = Pengantar + Beberapa Subpokokbahasan + Ringkasan +Latihan + Asesmen Latihan atau soal seringkali sudah disertakan di dalam Subpokokbahasan yang terkait, sehingga formula tersebut dapat ditulis kembali menjadi: Pokokbahasan = Pengantar + Beberapa Subpokokbahasan dengan Latihan + Ringkasan + Asesmen Demikian juga, kita dapat mengkombinasikan asesmen pada level Pokokbahasan dan menyajikannya di dalam asesmen di akhir Mata Kuliah /Pelajaran. Sehingga, formula untuk objek pembelajaran pada level Pokokbahasan adalah sebagai berikut: Pokokbahasan = Pengantar + Subpokokbahasan dengan Latihan + Ringkasan 27
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Pada objek pembelajaran fundamental, materi untuk belajar diklasifikasikan ke dalam lima tipe objek informasi di luar pengantar dan ringkasan. Pengklasifikasian ini penting karena tipe-tipe informasi ini menyediakan metodologi untuk memfasilitasi pembelajarannya. 2.7
Siklus Belajar Dalam Objek Pembelajaran
Objek pembelajaran merupakan koleksi dari satu atau lebih Aset yang merepresentasikan resource pembelajaran tunggal yang menggunakan Run Time Environment untuk berkomunikasi dengan LMS. Setiap objek pembelajaran mendukung satu siklus aktivitas pembelajaran untuk mencapai sasaran belajar, seperti diillustrasikan pada Gambar 2-10 berikut ini. Asesmen yang tersedia dalam objek pembelajaran dapat digunakan sebagai pretes untuk mengetahui kondisi awal peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan mempelajari materi yang disajikan beserta latihannya dan diakhiri dengan postes untuk mengetahui pencapaian hasil belajarnya. Obyek Pembelajaran Sharable & Reusable
pra
pasca Asesmen
Gambar 2-10 Siklus Pembelajaran pada Objek Pembelajaran
28
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
2.8
Spesifikasi Struktural Objek Pembelajaran
Strategi OP menyediakan tiga level hirarki OP untuk menjamin konsistensi struktur lintas mata kuliah/pelajaran. Ketiga level ini adalah: Mata Kuliah/Pelajaran Pokokbahasan Subpokokbahasan Tabel 3 menunjukkan spesifikasi struktural untuk level materi yang berbeda dalam mata kuliah/pelajaran. Panduan untuk tiap level dibahas pada bagian berikutnya. Tabel 3 Struktur Objek Pembelajaran Mata Kuliah/ Pelajaran Level Mata Kuliah / Pelajaran
Pengenalan Mata Kuliah / Pelajaran
Pengantar Mata Kuliah / Pelajaran Pokokbahasan
Pengantar Pokokbahasan
Ringkasan Pokokbahasan Subpokokbahasan (OP Fundamental)
Pengantar Subpokokbahasan
Struktur Pengenalan (k) Pokokbahasan (p) Subpokokbahasan (k) Latihan (p) * Asesmen (p) * Pengantar (k) Prasyarat (k) Petunjuk Penggunaan (k) Peta Konsep (k) Daftar Notasi dan Simbol (k) Evaluasi (k) Tujuan dan Sasaran Pembelajaran (k) Kerangka Pembahasan (k) Pengantar (k) Subpokokbahasan (k) Ringkasan (p) Latihan (p) * Asesmen (p) * Pengenalan (k) Tujuan Pembelajaran (k) Kerangkan Pembahasan (k) Poin-poin Utama (k) Pengantar (k) Objek Informasi (k) Ringkasan (k) Latihan (p) * Asesmen (p) * Pengantar (k) Kepentingan (k)
29
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring Level
Struktur Tujuan Pembelajaran (k) Prasyarat (k) Skenario (p) Kerangka Pembahasan (k) Ringkasan Tinjauan (k) Subpokokbahasan Tindak Lanjut (p) Sumber Belajar Tambahan (p) OI Konsep Pengenalan (k) Fakta (p) Definisi (k) Contoh (k), Bukan Contoh (p) Analogi (p) Latihan (p) * Asesmen (p) * OI Fakta Pengenalan (k) Fakta (k) Catatan Penulis (p) Latihan (p) * Asesmen (p) * OI Prosedur Pengenalan (k) Fakta (p) Tabel Prosedur (s), Tabel Keputusan (s), Tabel Kombinasi (s) Demonstrasi (p) Latihan (p) * Asesmen (p) * OI Proses Pengenalan (k) Fakta (p) Tabel Bertahap (s), Diagram Blok (s), Diagram Siklus (s) Catatan Penulis (p) Latihan (p)* Asesmen (p)* OI Prinsip Pengenalan (k) Fakta (p) Pernyataan Prinsip (p) Petunjuk (k) Contoh (k), Bukan Contoh (p) Latihan (p)* Asesmen (p)* (k) = kebutuhan, (p) = pilihan, (s) = salah satu * Item latihan dan asesmen untuk topik tertentu dapat dikelompokkan dalam aktivitas level subpokokbahasan, pokokbahasan atau level mata kuliah / pelajaran.
30
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
4
Membuat Objek Pembelajaran
Pada bagian berikut akan dibahas spesifikasi struktural untuk tiap tipe objek pembelajaran, panduan dan contoh untuk mengklasifikasikan tipe materi yang berbeda. Pada bagian ini juga diberikan petunjuk praktis dalam hal bagaimana dan kapan untuk menuliskan tipe materi yang beragam yang terdiri atas materi untuk belajar, materi untuk latihan dan materi untuk asesmen. Apa yang dimaksud dengan Tujuan Pembelajaran?
Struktur OP
Tujuan pembelajaran menyatakan apa yang seharusnya diketahui atau dapat dilakukan oleh peserta didik setelah menyelesaikan modul instruksional. Tujuan pembelajaran utama (terminal) dikembangkan untuk tiap OP, dan tujuan pembelajaran pendukung (enabling) dikembangkan untuk tiap OI. Semua tujuan pembelajaran OI seharusnya terpadu untuk mencapai tujuan pembelajaran utama OP. Setiap OP terdiri atas: Pengantar Materi Pelajaran (fakta, konsep, prinsip, prosedur, proses) Materi Latihan Materi Asesmen (pretes dan postes) Ringkasan
Berikut ini panduan untuk membuat bagian Pengantar & Ringkasan dari objek pembelajaran. 4.1
Bagian Pengantar
Bagian Pengantar merupakan bagian yang mempersiapkan peserta didik untuk mempelajari materi secara terorganisasi yang berisi item-item sebagai berikut:
Pengenalan Kepentingan Kompetensi
35
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
4.1.1
Prasyarat Skenario belajar Kerangka pembahasan Pengenalan
Tujuan dari item Pengenalan adalah untuk menjelaskan kegunaan dari objek pembelajaran. Kebutuhan Pilihan Contoh
Tidak mengulangi informasi yang ada di bagian lain. Dapat berisi multimedia Bab 6 Alat-Alat Hidrolik Sebagai akibat dari tabrakan, bodi kendaraan bisa dimungkinkan ada bagian kendaraan yang rusak, mengkerut, mulur, bengkok dan lain sebagainya. Untuk perbaikan bodi yang rusak tersebut, kadang tidak bisa dilakukan bagian per bagian, akan tetapi bersama-sama. Hal ini memerlukan beberapa peralatan yang dapat bekerja secara kompak dan bersama-sama. Khusus pada bab ini, akan dijelaskan beberapa perlatan hidrolik yang digunakanuntuk memperbaiki kerusakan bodi kendaraan. Proses perbaikan pada kendaraan maupun lama waktu perbaikan bodi tergantung dari jenis kerusakan.
Sumber: Gunadi, 2009, Teknik Bodi Otomotif, Jilid 1
36
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Bukan Contoh
Bab 3 Menggambar Teknik Menggambar teknik tidak bisa dilepaskan dalam teknik bodi otomotif. Bodi kendaraan dari mulai dirancang oleh desainer bodi kendaraan sampai dengan perbaikan bodi oleh teknisi pun tetap menggunakan teknik menggambar.
4.1.2
Kepentingan
Tujuan dari item Kepentingan adalah untuk menginformasikan kepada peserta didik mengapa mereka perlu mempelajari materi dalam OP tersebut dengan menyajikan relevansi dan hal-hal yang dapat menimbulkan ketertarikan. Kebutuhan
Pilihan Contoh
Menyatakan kepentingan tujuan pembelajaran atau kompetensi dalam kehidupan sehari-hari atau di dalam dunia kerja/industri. Tidak mengulangi informasi yang ada di bagian lain. Dapat berisi multimedia Bab 1 Penelitian dalam Biologi Pertanian Pernahkah kalian melakukan suatu penelitian ilmiah? Apa saja yang harus kalian lakukan selama proses penelitian berlangsung? Penelitian hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki sikap ilmiah. Rasa ingin tahu yang tinggi merupakan sikap ilmiah yang mendorong seseorang untuk melakukan penelitian. Sikap ilmiah akan menuntun seseorang untuk melalui tahapan-tahapan terencana dan sesuai prosedur dalam melakukan percobaan (penelitian). Penelitian itu sendiri digunakan untuk memperoleh konsepkonsep suatu ilmu. Biologi, fisika, dan kimia merupakan contoh ilmu pengetahuan alam.
Sumber: Siregar, A. Z., dkk, 2009, Biologi Pertanian Jilid 1
37
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Bukan Contoh
Bab 1 Akuntansi dan Operasi Bisnis Perkembangan perekonomian yang semakin pesat inilah yang menuntut para pelaku ekonomi untuk lebih memahami data akuntansi yang dapat memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam pengambilan keputusan ekonomi.
4.1.3
Kompetensi
Tujuan dari item Kompetensi adalah untuk menyampaikan kepada peserta didik hasil yang ingin dicapai dari OP dengan menyatakan apa yang akan mampu mereka lakukan. Kebutuhan
Pilihan Contoh
Menyatakan tujuan pembelajaran(kompetensi) OP, bukan tujuan pembelajaran OI Dimulai dengan pernyataan berikut: “Setelah menyelesaikan pelajaran ini, Anda akan mampu …” Dapat berisi multimedia. Bab 11 Aplikasi Basis Data Berbasis Microsoft Access Setelah mempelajari bab ini diharapkan pembaca akan mampu: o Menjelaskan menu-menu umum aplikasi basis data. o Membuat Tabel. o Membuat dan menerapkan View / Query. o Membuat Form. o Membuat Report.
Sumber: Mulyarto, Aunur R., 2009, Rekayasa Perangkat Lunak, Jilid 3
38
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Bukan Contoh
Aplikasi Basis Data Berbasis Microsoft Access Dengan selesainya pelajaran ini, Anda akan mampu untuk mengerjakan hal-hal sebagai berikut: o Menjelaskan menu-menu umum aplikasi basis data. o Membuat Tabel. o Membuat dan menerapkan View / Query. o Membuat Form. o Membuat Report.
4.1.4
Prasyarat
Tujuan dari item Prasyarat sebuah OP adalah untuk menyampaikan kepada peserta didik mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan OP tersebut. Kebutuhan Fokus pada audiens utama dari OP dan menggunakan pengetahuan dan keahlian yang telah teridentifikasi dalam fase desain yang mengacu pada Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar). Apabila terdapat prasyarat, gunakan pernyataan seperti berikut: “Sebelum memulai pelajaran ini, Anda seharusnya memiliki dasar pemahaman subjek berikut” Apabila tidak terdapat prasyarat untuk pelajaran tersebut, gunakan pernyataan seperti berikut: “Tidak ada prasyarat untuk pelajaran ini” Buat daftar item dalam format bullet, berikan satu baris spasi antara pernyataan prasyarat dengan bullet item yang pertama. Pilihan Dapat berisi multimedia.
39
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Contoh Bab 11 Aplikasi Basis Data Berbasis Microsoft Access Sebelum mempelajari kompetensi ini ingatlah kembali tentang prinsip pemecahan masalah, sistem operasi, dan dasar-dasar basis data, pada bab-bab sebelumnya.
Sumber: Mulyarto, Aunur R., 2009, Rekayasa Perangkat Lunak, Jilid 3 Bukan Contoh
Bab 3 Elektronika dan Sistem Komputer Sebelum mempelajari kompetensi ini ingatlah kembali tentang teknik elektronika dasar dan materi-materi pendukung dari mata pelajaran matematika.
4.1.5
Skenario Pembelajaran
Tujuan dari item Skenario Pembelajaran untuk memotivasi peserta didik dan menarik perhatian mereka dengan menghubungkan pada tugas/fungsi di dunia kerja atau industri. Kebutuhan Menghubungkan subjek OP dan kompetensi. Skenario ini harus disimpulkan dalam bagian Ringkasan OP sebagai penutup. Perhatikan tingkat pemahaman dari audiens utama OP. Pilihan Anda dapat menggunakan situasi fiktif atau mengemukakan masalah untuk membantu menjelaskan tujuan dari OP. Dapat berisi multimedia.
40
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Contoh Bab 3 Gerak Melingkar Perhatikan Gambar di samping. Tiga orang pembalap melintasi sirkuit berupa jalan melingkar. Pembalap tersebut dikatakan melakukan gerak melingkar karena lintasan yang ditempuh berupa lingkaran. Mengapa pembalap tersebut memiringkan motornya saat melaju di jalanyang menikung? Besaran-besaran apa yang terkait dengan gerak melingkar? Bab 3 ini akan membahas konsep tentang gerak melingkar dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber: Siswanto dan Sukaryadi, 2009, Kompetensi Fisika untuk SMA/MA Kelas X, Pusat Perbukuan Bukan Contoh
Bab 3 Gerak Melingkar Beraturan Sebuah kincir raksasa yang sedang bergerak, lintasannya berbentuk lingkaran karena benda ini bergerak melingkar. Coba carilah benda apalagi yang lintasannya berbentuk lingkaran!
4.1.6
Kerangka Pembahasan
Tujuan dari item Kerangka Pembahasan adalah untuk menyajikan daftar topik yang dibahas dalam suatu OP. Contoh Bab 6 Imbas Elektromagnetik Bagaimanakah prinsip dari imbas elektromagnetik? Bagaimana kerja trafo dan generator itu? Apa contoh alat-alat yang lain?
Sumber: Handayani, S., Damari, A., 2009, Fisika untuk SMA dan MA Kelas XII, Pusat Perbukuan
41
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Bukan Contoh
Imbas Elektromagnetik Bagaimana penjelasan dari hal-hal berikut ini: Prinsip imbas elektromagnetik. Kerja trafo dan generator. Contoh alat-alat yang lain.
4.2
Bagian Ringkasan
Bagian Ringkasan merupakan bagian yang mengakhiri pelajaran dengan meninjau ulang apa yang telah dipelajari dan menyimpulkan skenario yang dinyatakan pada bagian Pengantar. Bagian Ringkasan berisi item-item sebagai berikut: 4.2.1
Tinjauan Tindak lanjut Sumber belajar yang lain. Tinjauan
Tujuan dari item Tinjauan adalah untuk mengumpulkan poin-poin penting dari pelajaran yang disajikan pada semua OI di dalam OP. Kebutuhan Menyajikan poin-poin utama yang disajikan dalam OI. Menyatakan kembali Tujuan dan Kepentingan dari OP. Menyimpulkan skenario yang dinyatakan dalam Pengantar. Pilihan Tidak lebih dari 100 (seratus) kata. Dapat berisi multimedia.
42
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Contoh
Sumber: Doddy, Achmad, dkk., 2009, Developing English Competencies for Senior High School (SMA/MA) Grade XII, Chapter 1 Can You Tell Me The Story?, Pusat Perbukuan 4.2.2
Tindak Lanjut
Tujuan dari item Tindak Lanjut adalah untuk mengarahkan peserta didik menuju langkah selanjutnya untuk meningkatkan pengetahuannya pada subjek yang disajikan dalam OP. Kebutuhan
Menyajikan daftar subjek pelajaran seputar yang dibahas dalam OP Bukan menyebutkan nama dari OP atau OI Gunakan terminologi berikut: “Pelajari juga subjek pelajaran yang diberikan dalam daftar berikut untuk meningkatkan pemahaman atas pelajaran ini” Buat daftar dalam format bullet, berikan spasi baris antar bullet.
43
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Contoh Bab 2 Bumi dan Tata Surya Pelajari juga subjek pelajaran berikut untuk meningkatkan pemahaman atas pelajaran ini: Benua Amerika, dan Benua Afrika. Carilah artikel tentang keduanya. Diskusikan dengan kelompok belajar Anda tentang bukti-bukti bahwa dahulu Benua Amerika dan Benua Afrika merupakan suatu kesatuan benua. Presentasikan hasil diskusi Anda di depan kelas, dan mintalah tanggapan dari teman dan guru Anda.
Sumber: Endarto, dkk, 2009, Geografi untuk SMA/MA Kelas X, Pusat Perbukuan Bukan Contoh
Pelajaran yang terkait adalah sebagai berikut: Benua Amerika, dan Benua Afrika.
4.2.3
Sumber Belajar Tambahan
Tujuan dari item Sumber Belajar Tambahan untuk menyediakan informasi tambahan seputar pengetahuan dan keahlian yang dibahas dalam OP. Kebutuhan Menyediakan daftar buku, modul, artikel, URL, file PDF, dan dokumen sumber belajar lainnya yang menyediakan informasi tambahan pada subjek pembahasan OP. Gunakan terminologi berikut: ”Berikut ini sumber belajar lain yang menyediakan informasi tambahan pada subjek pembahasan dalam pelajaran ini.” Buat daftar dalam format bullet, berikan spasi baris antar bullet.
44
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Contoh
Chapter 1 Can You Tell me The Story?
Chapter 5 Let’s Have a Debate
Sumber: Doddy, Achmad, dkk., 2009, Developing English Competencies for Senior High School (SMA/MA) Grade XII, Pusat Perbukuan Bukan Contoh
4.3
Lihat topik berikut sebagai sumber belajar tambahan www.englishclub.com dan www.peta.org
Membuat Objek Informasi
Apa yang dimaksud dengan Objek Informasi?
Stuktur OI
Objek Informasi, atau OI, adalah penggalan yang utuh dari informasi yang membangun untuk mencapai sebuah sasaran/objektif pembelajaran tunggal. OI merupakan materi instruksional yang berada di dalam sebuah paket OP. OI dikombinasikan untuk membentuk materi ajar dari OP. Tiap OI mempunyai komponen yang saling terkait sebagai berikut: Pretes Pelajaran Latihan Asesmen
45
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
DAFTAR PUSTAKA Advanced Distributed Learning. (2015, 8 11). SCORM Users Guide for Instructional Designers. Retrieved from Intelligent Automation, Inc: http://www.i-a-i.com/ Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of educational objectives: The classification of educational goals (Handbook I: Cognitive domain). New York. Carnegie Mellon University. (2015, 8 11). SCORM Best Practices Guide for Content Developers. Retrieved from College of Education and Human Development: http://faculty.coehd.utsa.edu/ Cisco Systems. (2001). Model of an E-Learning Solution Architecture for the Enterprise. Clark, R. C. (2002). Designing instruction that supports cognitive learning processes. Journal of Athletic Training, 152-159. Clark, R. C., & Mayer, R. E. (2002). E-Learning and the Science of Instruction Proven Guidelines for Consumers and Designers of Multimedia Learning. Jossey-Bass Pfeiffer. David McKay Company, I. C. (2003). Reusable learning object authoring guidelines: How to build modules, lessons, and topics. Dick, W. L. (2005). The systematic design of instruction. Boston. Ehlers, U. D., & Pawlowski, J. M. (2006). Handbook on Quality and Standardisation in E-Learning. Berlin: Springer. Fattah, A. H., Saleh, M., & Davidsen, P. (n.d.). Modeling E-Material Supply Chain. Khan, B. H. (2004). The People-Process-Product Continuum in E-Learning: The E-Learning P3 Model. Educational Technology, 33-40. Naval Education and Training Professional Development and Training Center. (February 2003). Navy Reusable Learning Object (RLO) Development Process. Pensacola. RELOAD Editor Introductory Manual. (July 2004). MIT Open Source License. 115
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
116
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
DAFTAR ISTILAH ISTILAH
PENGERTIAN
Accessibility
kemampuan untuk mencari dan mengakses komponen instruksional dari suatu lokasi remote & mengirimkannya ke banyak lokasi lain.
Adaptability
kemampuan untuk menyesuaikan instruksi kepada kebutuhan personal dan organisasi.
Affordability
kemampuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas dengan mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam pengiriman instruksi.
Asesmen
proses yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan atau keahlian peserta didik dibandingkan terhadap pengetahuan atau keahlian yang diharapkan untuk dicapai
Butir Asesmen
sebuah pertanyaan atau aktivitas yang dapat diukur yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah menguasai sasaran belajar.
Durability
kemampuan bertahan dari perkembangan dan perubahan teknologi tanpa banyak mengeluarkan biaya untuk mendesain, mengkonfigurasi serta penyimpanan ulang
Elemen
grafik individual, blok dari teks, atau inetraksi yang disimpan di dalam database objek pembelajaran yang dapat dikombinasikan dalam cara yang bermakna untuk membentuk konteks dari objek informasi dan objek pembelajaran.
Evaluasi
upaya untuk menentukan harga (nilai) terhadap hasil yang dicapai peserta didik setelah menyelesaikan tugas-tugas belajar
117
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
perwujudan yang unik dari sesuatu; Fakta
segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya
Granularity
keberbutiran, menunjukkan seberapa detail pemecahan materi ke dalam bentuk objek lepasan yang lebih kecil.
Interoperability
kemampuan untuk mengambil komponen-komponen instruksional yang dikembangkan pada suatu lokasi dengan kelengkapan tool atau platformnya dan menggunakannya di tempat lain dengan tool atau platform yang berbeda.
Kompetensi
kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau dapat diartikan sebagai memiliki ketrampilan & kecakapan yang diisyaratkan. kumpulan objek atau ide yang berbagi fitur-fitur yang penting bersama sementara masing-masing juga memiliki perbedaan;
Konsep
segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya.
Konten
konten merupakan bahan-bahan yang mengisi situs web. Konten dapat bersifat tekstual, visual atau aural dalam bentuk: teks, gambar, suara, video dan animasi.
KTSP
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
Kurikulum
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
118
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Latihan
aktivitas penguatan yang memberi kesempatan bagi peserta didik untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuannya.
Materi Pembelajaran
bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Metadata
informasi tentang sesuatu, seperti halnya orang, tempat, objek, elemen, grafik dan sebagainya. Metadata terdiri atas dua bagian, item (nama, tanggal, tipe, judul) dan nilainya (Ahmad, 20 oktober 2010, Fakta, “Kimia Atom”).
Monolitik
sudah di satukan dalam satu kesatuan, tidak ada bagian-bagian yang lebih kecil atau tidak ada modulmodulnya.
Pelatihan
keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. (UU 13/2003)
Pembelajaran
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU 20/2003)
Pendidikan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU 20/2003)
Penilaian
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
119
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
kumpulan aturan yang harus menyelesaikan sebuah tugas; Prinsip
diikuti
dalam
berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting , meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. serangkaian instruksi langkah demi langkah untuk menyelesaikan sebuah tugas;
Prosedur
meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
Proses
rangkaian kejadian atau aksi untuk menyelesaikan suatu aktivitas atau siklus.
Repurpose
memodifikasi untuk tujuan yang berbeda sebelum digunakan kembali
Reusability
kemudahan menggabungkan komponen-komponen instruksional dalam aplikasi-aplikasi dan kontekskonteks yang bertingkat.
Reuse
menggunakan kembali
Sharability
kemampuan/kemudahan untuk berbagi objek pembelajaran dalam beberapa konteks pembelajaran atau multi-aplikasi.
Ujian
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
Ulangan
proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
120
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Lampiran 1 Pada bagian ini disampaikan contoh praktik yang direkomendasikan dalam pengembangan materi pembelajaran daring berorientasi objek pembelajaran. Contoh ini untuk memberikan gambaran apa yang hendaknya dilakukan dalam siklus pengembangan materi yang mencakup tiga tahap yang pertama: analisa, perancangan dan pengembangan. Pada contoh ini disampaikan pengembangan materi untuk topik Reaksi Redoks dan Elektrokimia dalam matapelajaran Kimia kelas XII Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah. Tahap Analisa Pada tahap ini dianalisis penyebab dari permasalahan berkaitan dengan pembelajaran dan mencari penyelesaian yang dapat berupa media atau alat belajar, substansi materi, strategi pembelajaran, peningkatan motivasi, dan manajemen pembelajaran. Untuk topik Reaksi Redoks dan Elektrokimia didapatkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) dari Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 (lampiran, halaman 465) sebagai berikut: Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari Menerapkan konsep reaksi oksidasireduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan kegunaannya dalam mencegah korosi dan dalam industri
Menjelaskan reaksi oksidasireduksi dalam sel elektrolisis
Menerapkan hukum Faraday untuk elektrolisis larutan elektrolit
Dari SK-KD tersebut di atas dapat disusun berupa Peta Kompetensi sebagai berikut:
121
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
SK
KD
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
3. Menerapkan hukum Faraday untuk elektrolisis larutan elektrolit
2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis
1. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik & kegunaannya dalam mencegah korosi & di industri
Berdasar hasil analisis terhadap SK-KD dan Peta Kompetensi yang diperlihatkan di atas, perlu dilakukan rekontruksi SK-KD dan Peta Kompetensi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran Reaksi Redoks dan Elektrokimia. Hasil Rekonstruksi Peta Kompetensi Standar Kompetensi
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari.
2. Menerapkan konsep oksidasireduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar 1. Menyetarakan reaksi oksidasi-reduksi
Kemudian, berdasarkan peta kompetensi di atas dapat disusun organisasi materi Reaksi Redoks dan Elektrokimia.
122
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring Organisasi Materi Jadi, untuk pembahasan topik ini diwujudkan ke dalam 2 (dua) bab berikut: 1.
Reaksi Oksidasi-Reduksi
2.
Elektrokimia
Reaksi Redoks dan Elektrokimia
Elektrokimia
Reaksi Oksidasi-Reduksi
Tahap Perancangan Berdasarkan hasil analisis pembelajaran, telah diperoleh organisasi materi yang tidak lain merepresentasikan objek pembelajaran pada level SK-KD. Selanjutnya, tiap OP didekomposisi ke dalam bentuk OP pada level yang lebih rendah hingga pada level OP fundamental. Selengkapnya, hasil penjabaran OP ini merepresentasikan sebagai rancangan materi yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Rancangan Materi
Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Reaksi Reduksi-Oksidasi 1.2 Penyetaraan Reaksi Redoks
2.1 Sel Volta/Galvani
2.2 Sel Elektrolisis
2.3 Korosi
2.3.3 Aplikasi Pencegahan Korosi
2.3.2 Pencegahan Korosi
2.3.1 Penyebab Korosi
2.2.2 Aplikasi Sel Elektrolisis
2.2.1 Hukum Faraday
2.1.4 Aplikasi Sel Volta
2.1.3 Reaksi Sel
2.1.2 Potensial Sel
2.1.1 Anode/katode
1.2.2 Metode Setengah Reaksi
1.2.1 Metode Bilangan Oksidasi
1.1 Definisi Reaksi Redoks
2. Elektrokimia
Pada Gambar di atas telah diperlihatkan rancangan materi yang dibangun oleh
123
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring OP pada berbagai level secara lengkap. Tiap OP dirancang terdiri atas materi untuk belajar, latihan dan asesmen. Materi untuk belajar diklasifikasikan berdasarkan bentuk pengetahuannya: fakta, konsep, prinsip, proses dan prosedur dan direpresentasikan sebagai objek informasi (OI) untuk memudahkan pemilihan bentuk multimedia atau aset digital yang dibutuhkan. Pada tahapan ini kemudian dirancang OI yang membangun tiap OP dan menentukan aset-aset digital yang membangun tiap OI. Selengkapnya, hal ini di rancang dalam bentuk tabel seperti diberikan contohnya di bawah ini. Rancangan Objek Pembelajaran Objek Pembelajaran Pokokbahasan Reaksi OksidasiReduksi
SubPB Definisi Reaksi Redoks
Penyetaraan Reaksi Redoks
Elektrokimia
Sel Volta / Galvani
Sub2PB -
Korosi
124
Aset Digital
Fakta
Gambar, Video
Konsep
Teks, Reaksi
Prinsip
Teks
Metode Bilangan Oksidasi
Prinsip
Tabel
Prosedur
Simulator
Metode Setengah Reaksi
Prinsip
Tabel
Prosedur
Simulator
Anode/katode
Fakta
Ilustrasi
Konsep
Teks, Reaksi
Fakta
Ilustrasi
Konsep
Teks, Reaksi, Tabel
Reaksi Sel
Konsep
Teks, Reaksi
Aplikasi Sel Volta
Fakta
Ilustrasi
Proses
Demonstrasi
Prinsip
Pernyataan
Prosedur
Diagram, Tabel
Aplikasi Sel Elektrolisis
Fakta
Demonstrasi
Penyebab Korosi
Fakta
Ilustrasi
Konsep
Teks, Reaksi
Potensial Sel
Sel Elektrolisis
Objek Informasi
Hukum Faraday
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring Pencegahan Korosi
Aplikasi Pencegahan Korosi
Fakta
Ilustrasi
Konsep
Teks, Reaksi
Fakta
Demonstrasi Video
Rancangan materi ini kemudian dilengkapi pula dengan rancangan metadata untuk tiap OP, OI, dan aset digital menggunakan salah satu tool yang disebutkan pada Lampiran 2.
Tahap Pengembangan Pengembangan materi berdasarkan hasil perancangan sebagaimana diuraikan di atas. Tiap bagian dibungkus dengan pengantar dan ringkasan dan direalisasikan dalam bentuk materi untuk belajar, latihan dan asesmen. Untuk selengkapnya mengacu pada Tabel 1 Spesifikasi Struktural OP pada Mata Pelajaran. Struktur Mata Pelajaran/Kuliah Matapelajaran
Pengenalan (k)
Pengantar (k)
Capaian Pembelajaran (k) Kerangka Pembahasan (k)
Prasyarat (k) Petunjuk Penggunaan (k) Peta Konsep (k) Daftar Notasi & Simbol (k) Evaluasi (k) Pokokbahasan (p)
Pengantar (k)
Pengenalan (k) Tujuan Pembelajaran (k) Kerangkan Pembahasan (k)
Subpokokbahasan (k) Ringkasan (p)
Poin-poin Utama (k)
Latihan (p) * Asesmen (p) * Subpokok-bahasan (k)
Pengantar (k)
Pengantar (k) Kepentingan (k) Tujuan Pembelajaran (k) Prasyarat (k)
125
Esensi Penyusunan Materi Pembelajaran Daring
Lampiran 2 Perangkat Lunak Untuk Membuat Materi mengikuti Standar SCORM Opensource Exe
http://exelearning.org/
ScenariChain
http://scenari-platform.org/projects/scenari/en/
Xerte
http://www.nottingham.ac.uk/xerte/
Freeware Reload
http://www.reload.ac.uk/
Content Shaper
http://www.c-shaper.com/
CourseLab
http://www.courselab.com/
iSpring
http://free.ispringsolutions.com/
MyUdutu
http://www.udutu.com/
Commercial ActivePresenter
http://atomisystems.com/
Articulate
http://www.articulate.com/
Camtasia
http://www.techsmith.com/products.asp
Captivate
http://www.adobe.com/products/captivate/
Composica
http://www.composica.com/features/
Learning Essentials for MS Office
http://www.microsoft.com/downloads/details.aspx? FamilyID=e5f4f9c7-1a6a-484b-99fdc231442deaa4&displaylang=en
Microsoft LCDS
http://www.microsoft.com/learning/tools/lcds/
133