HUBUNGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DAN MOTIVASI SISWA MEMILIH JURUSAN TATA NIAGA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XI TATA NIAGA SMK N 1 KOTA JAMBI Ervina 1), Drs. H. Amin Saib, MM 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3) Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi Email:
[email protected] 2) Pembimbing Utama, Dosen Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi 3) Pembimbing Pendamping, Dosen Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi 1)
ABSTRAK Bagi siswa lulusan SMK, khususnya jurusan Tata Niaga dimana mereka telah dibekali pengetahuan dan keterampilan maka hendaknya mereka berani untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, misalnya membuka toko asesoris yang saat ini digemari oleh anak muda atau teman sekolahnya, atau menjual berbagai alat tulis unik, bahkan mencoba untuk bekerjasama dengan teman jurusan lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan hasil belajar mata diklat kewirausahaan dan motivasi siswa memilih jurusan tata niaga dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI Tata Niaga SMK N 1 Kota Jambi baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis korelasi dan regresi. Subjek penelitian berjumlah 54 orang siswa XI Tata Niaga yang aktif dan terdaftar sebagai siswa di SMK Negeri 1 Kota Jambi. Data penelitian ini dikumpulkan melalui angket dan dokumentasi. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara hasil belajar mata diklat kewirausahaan dan motivasi memilih jurusan dengan minat berwirausaha dengan (r) sebesar 0,413 dan 0,603. Selanjutnya, secara bersama-sama (X1 dan X2) terhadap minat berwirausaha (Y) diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,631. Berdasarkan penelitian ini disarankan kepada penelitian lanjutan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, sedangkan untuk siswa dan instansi sekolah (SMK) disarankan agar senantiasa mengelola dan meningkatkan hasil belajar siswa dan minat berwirausahanya. Selanjutnya, SMK dapat menyediakan fasilitas yang dapat menampung dan menyalurkan minat berwirausaha siswa dengan baik. Kata Kunci: Hasil Belajar Mata Diklat Kewirausahaan, Motivasi Siswa Memilih Jurusan Tata Niaga, dan Minat Berwirausaha Siswa PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk berakal mempunyai keinginan untuk selalu meningkatkan taraf hidup. Untuk dapat terealisasi diperlukan suatu usaha dan perjuangan yang keras dari masing-masing individu yang bersangkutan. Dalam menjamin dan meningkatkan taraf hidup manusia tidak bisa mengandalkan pemerintah saja, karena pemerintah tidak mungkin menampung seluruh generasi muda. Oleh sebab itu, dalam memasuki dunia kerja diperlukan adanya pengalaman dan kemampuan. Pengalaman dan kemampuan dapat diperoleh melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, karena pendidikan sudah menjadi kebutuhan primer dalam rangka membina dan membentuk watak serta kepribadian bangsa agar menjadi bangsa yang berbudaya dan beradab. Salah satu masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia adalah terbatasnya lapangan kerja. Terbatasnya lapangan pekerjaan dapat diatasi dengan membuka lapangan pekerjaan (berwirausaha). Bentuk jenjang pendidikan yang ada di Indonesia sebagai jembatan untuk membuka lapangan pekerjaan adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional yang terdiri dari berbagai macam jurusan. Pendidikan tingkat menengah, khususnya SMK memiliki karakter yang unik dalam menghasilkan lulusan yang siap kerja. Sesunguhnya potensi lulusan SMK bukan hanya siap kerja, namun memiliki peluang besar ikut mengembang-kan ekonomi melalui kewirausahaan. Siswa SMK yang sedang menempuh pendidikan harus dipersiapkan tidak hanya untuk mengisi peluang kerja sebagai pekerja pada dunia usaha dan industri, akan tetapi juga upaya pendidikan yang memberikan lulusan SMK memiliki jiwa dan perilaku atau karakteristik kewirausahaan. SMK Negeri 1 Kota Jambi, merupakan salah satu sekolah kejuruan yang membekali diri siswanya dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu termasuk ilmu kewirausahaan. Siswa diberikan pengajaran tentang kewirausahaan dan praktek langsung ke lapangan. Dari beberapa jurusan yang ada di SMK Negeri 1 Jambi, salah satu jurusan yang memberikan pengajaran ilmu kewirausaha-an adalah jurusan Tata Niaga. Dalam jurusan ini, siswa wajib mengikuti mata diklat kewirausahaan. Pada program mata diklat kewirausahaan membekali siswa untuk menjadi wirausahawan yang berarti orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan. Sehingga, diharapkan setelah mendapatkan program kewirausahaan minat siswa dalam berwirausaha dapat semakin meningkat. Menurut Suryana (2003) minat berwirausaha merupakan keinginan dan kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup, memecah-kan permasalahan hidup serta memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Kemampuan setiap siswa untuk menyerap ilmu kewirausahaan yang diajarkan dapat dilihat melalui hasil belajar yang diperolehnya selama ia mengikuti pembelajaran. Hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatannya yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu (Tirtonegoro, 2001:43). Dengan demikian, maka tingkat pemahaman untuk setiap siswa akan berbeda-beda. Sehingga dengan tingkat hasil belajar mata diklat Kewirausahaan yang dimiliki diharapkan mampu mengamalkan ilmu tersebut serta memiliki minat dan semangat yang tinggi untuk lebih memilih untuk membuka lapangan pekerjaan baru (berwirausaha) dibanding mencari pekerjaan. Selanjutnya, dalam hal memilih jurusan atau sekolah, siswa dihadapkan pada beberapa pilihan Para siswa memilih untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah kejuruan umumnya didasari dari adanya ketertarikan dan didorong oleh kebutuhan dan keinginan untuk memperoleh pendidikan serta keahlian, dengan harapan cepat mendapatkan pekerjaan atau membuka usaha baru. Dengan kata lain, belajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih terarah, khusus, dan fokus kepada pilihan yang di tentukan berbeda halnya dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), siswa masih harus mencari pilihan yang akan dikembangkan dan tentunya, setelah masuk ke Perguruan Tinggi, barulah ketemu pilihan ketrampilan yang ingin dikembangkan. Sehingga siswa lebih termotivasi memilih SMK dengan tujuan untuk membuka usaha.
KAJIAN PUSTAKA 1) Minat Berwirausaha Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:744) minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Sedangkan menurut purwanto (2006:56) minat adalah perbuatan yang mengarahkan kepada suatu tujuan dan merupakan suatu dorongan bagi perbuatan itu. Sementara Slameto (2010) menyatakan minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Winkel (2004:188) berpendapat bahwa minat diartikan sebagai kecen-derungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Sedang menurut Syah (2006:36) mengungkapkan bahwa minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Berdasar pengertian tersebut dapat diketahui bahwa minat merupakan sesuatu yang ada dalam diri individu yang senantiasa mengiringi setiap aktivitas seseorang tersebut dalam menekuni bidang yang diminati agar lebih mudah meraih keberhasilan dalam menggeluti bidang tersebut. Soemahamidjaja dalam Suryana (2013:10) bahwa kewirausahaan meliputi semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintah. Prawirokusumo dalam Suryana (2013:10) Wirausahaan adalah mereka yang melakukan usaha-usaha yang kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup. Peter F. Drucker (1994) mengemukakkan konsep kewirausahaan merujuk pada sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh (dalam Suryana, 2013:10). Daryanto (2013:3) mengungkapkan bahwa ”wirausaha” berasal dari wira dan usaha. ”wira” berarti berani, utama dan berdiri sendiri. ”usaha” berarti kegiatan untuk memenuhi kebutuhan. Maka istilah wirausaha dalam arti luas dimaksudkan ”keberanian dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri”. Seorang wirausahawan adalah seorang yang memiliki kemampuan menempuh usaha dengan segala resiko dan diambil atau dihadapi dalam perjuangan usahanya mencapai keberhasilan atau dinyatakan berprestasi. Dalam hal ini kemampuan seorang wirausahawan harus mampu berpikir kreatif dan inovatif serta memiliki semangat juang (motivasi berprestasi) yang tinggi, sehingga mampu menanggung resiko dalam setiap pengambilan keputusan. Dari pengertian minat dan wirausaha yang telah diungkap diatas, maka dapat diberikan pengertian dari minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha dengan berbuat atau beraktivitas yang mengarahkan kepada suatu pilihan bidang kerja wirausaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami. Sedang bidang kerja yang dimaksud adalah jenis pekerjaan atau usaha yang diciptakan sendiri dengan mengarahkan seluruh kemampuan yang dimilikinya yang disertai dengan sikap mental yang penuh keberanian, kesadaran dan tanggung jawab pada diri sendiri. Menurut Yanto (1996:24) minat wirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup, serta menyelesaikan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Adapun Daryanto (2013:23) mendefinisikan minat berwirausaha sebagai keinginan dan kemampuan untuk mem-beranikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup, memecahkan permasalahan
hidup serta memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Minat berwirausaha dapat digambarkan sebagai tingkah laku yang mencakup kesadaran seseorang tentang adanya gejala dalam bentuk nilai-nilai kewirausahaan, sehingga melalui kesadaran itu seseorang akan memberikan perhatian terhadap wirausaha. Dengan adanya perhatian tersebut seseorang mempunyai keinginan yang semakin besar untuk berhubungan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan wirausaha. Dalam kegiatan selanjutnya seorang diharapkan mencari dengan penuh perhatian tentang sesuatu yang berhubungan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan wirausaha tersebut. Ini berarti bila seseorang mempunyai minat wirausaha yang tinggi, maka diharapkan orang tersebut benarbenar menyukai dan bahkan ingin berwirausaha, sebagai alat untuk mencapai tujuan hidupnya. 2) Motivasi Siswa Memilih Jurusan Tata Niaga Menurut Winkel(2004), motif adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Jadi motivasi di artikan sebagai motif yang sudah menjadi aktif pada saat melakukan perbuatan. Sedangkan MC. Donald 1959 (dalam Hamalik, 2010:106) motivasi adalah perubahan energi diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan reaksi. Motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Motivasi merupakan hal yang melatar belakangi individu berbuat untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Robbins dalam Hurlock (1995) motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan berbagai upaya dalam memenuhi kebutuhankebutuhannya. Tata niaga atau biasa disebut pemasaran yang terdiri dari dua kata yaitu tata dan niaga adalah ilmu yang mempelajari mengenai cara-cara mengatur kegiatan perniagaan atau perdagangan. Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari perdagangan sebagai salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan setiap individu maupun kelompok sehingga ilmu mengenai perdagangan ini sangat penting untuk dipelajari. Didalam ilmu tata niaga ini dipelajari mengenai kegiatan perencanaan, produksi, sampai kegiatan distribusi produk yang telah selesai kepada konsumen atau pasar yang telah ditetapkan sebagai target di dalam perencanaan. Motivasi siswa dalam memilih jurusan hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan olah Heidjracman dalam Husnan (2001:197) bahwa motivasi merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Sedangkan menurut Reksohadiprodjo (1987:256) bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi sesorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dengan demikian peranan motivasi sangat penting bagi siswa dalam menentukan pilihan untuk memilih jurusan. Hutagaol (2009) Para siswa memilih jurusan yang ada di sekolah menengah kejuruan umumnya didasari dari adanya ketertarikan dan didorong oleh kebutuhan dan keinginan untuk memperoleh pendidikan serta keahlian, dengan harapan cepat mendapatkan pekerjaan. Bekerja setelah lulus sekolah merupakan hal yang wajar karena dengan bekerja dapat membantu diri sendiri maupun keluarga. Sebab itu, keberadaan sekolah kejuruan diharapkan mampu mendidik para siswanya dan melahirkan lulusan yang mempunyai SDM yang siap pakai serta mampu menerapkan keahliannya dalam dunia kerja nantinya untuk bersaing dalam menghadapi dunia kerja. Motivasi merupakan faktor penting pada siswa dalam menentukan jurusan yang mereka pilih. Arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan
mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Setiap siswa memiliki dorongan yang kuat dalam penentuan pemilihan jurusan yang akan mereka jalani, dapat di katakan bahwa semangat siswa dalam memilih suatu jurusan ditentukan oleh motivasi dari siswa tersebut, semangat siswa tidak akan tinggi jika mereka dipaksakan untuk memilih jurusan yang tidak mereka inginkan. 3) Hasil Belajar Mata Diklat Kewirausahaan Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah bel-ajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Kemudian Sudjana (2008:2) mengemukakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Dimyati dan Mudjiono (2006:3) mengemukakan hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberi tes hasil belajar pada setiap akhir pelajaran. Menurut Mulyasa (2008:94) bahwa hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang dan penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik (Sukmadinata dan Syaodih, 2007:5-6). Menurut Purwanto (2001:31) hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah siswa mengikuti unit pengajaran tertentu. Hasil belajar (prestasi belajar) siswa yang diharapkan adalah kemampuan yang utuh yang mencakup kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor, dan kemampuan afektif atau perilaku (Depdiknas, 2003:3). METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Deskriptif korelasional adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau lebih variable (Arikunto, 2006:247). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata diklat kewirausahaan (X1), motivasi siswa memilih jurusan tata niaga (X2) dan minat berwirausaha siswa (Y). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Tata Niaga SMK Negeri 1 Kota Jambi sebanyak 54 siswa. Menurut Sugiyono (2012:148) Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012:172). Untuk pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara menyebar angket kepada 30 orang siswa. Berdasarkan hasil uji coba angket yang dianalisis dengan bantuan program Microsoft Office EXEL 2007 maka dari 13 butir soal mengenai motivasi siswa memilih jurusan tata niaga diperoleh sebanyak 12 butir angket yang dinyatakan valid. Sementara untuk angket minat berwirausaha siswa yang berjumlah 21 butir angket dinyatakan valid sebanyak 19 butir angket. Adapun untuk angket yang tidak valid berdasarkan hasil konsultasi dengan tim TPSM maka soal tersebut dihilangkan dan tidak digunakan lagi karena masih ada soal yang valid yang dapat digunakan untuk mengukur indikator yang sama dengan butir angket yang tidak valid tersebut. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan, suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, maka pengertian reliabilitas tes menurut Arikunto (2006:100) berhubungan dengan masalah ketepatan hasil tes. Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha diperoleh
koefisien reliabilitas motivasi siswa memilih jurusan tata niaga sebesar 0,7778, minat berwirausaha siswa sebesar 0,8722 pada taraf 0,5 dengan n = 30 dengan rtabel sebesar 0,361. Karena koefisien reliabilitas tersebut lebih besar dari nilai rtabel, maka dapat dinyatakan bahwa angket tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. Uji normalitas yaitu uji yang digunakan untuk menguji sekelompok data yang berasal dari populasi yang berada di bawah frekuensi normal atau tidak. Menurut Sugiyono (2010:107) untuk melakukan uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus dengan taraf kesalahan 5%. Uji hipotesis berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dalam proses pengolahan data dilakukan dengan manual, dimana untuk mencari nilai r digunakan rumus Korelasi Product Moment untuk mencari hubungan antar variabel dan kemudian untuk mencari hubungan antara kedua variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat digunakan rumus Korelasi Berganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Belajar Mata Diklat Kewirausahaan (X1) Hasil belajar siswa dalam penelitian ini dilihat dari menggunakan nilai raport siswa pada mata diklat kewirausahaan semester I tahun 2013/2014. Selanjutnya, untuk hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah nilai akhir yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajarnya pada satu semester yang dinyatakan dengan angka dan huruf. sebanyak 14 orang atau 26% siswa memperoleh hasil belajar dalam kategori sangat baik sedangkan siswa yang memperoleh nilai kategori baik sebanyak 40 orang (74%). Adapun nilai rata-rata (mean) diperoleh 81.55 terletak pada rentang nilai 70 – 84, artinya hasil belajar pada mata diklat kewirusahaan siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kota Jambi termasuk dalam kategori baik. 2. Deskripsi Data Motivasi Siswa Memilih Jurusan Tata Niaga (X2) Data motivasi memilih jurusan tata niaga dalam penelitian ini dilakukan dengan angket yang meliputi: hasrat dan keinginan, kebutuhan belajar, harapan dan cita-cita masa depan. Setelah angket disebarkan dan dikumpulkan, maka dilakukan pengolahan data dimana diperoleh skor maksimum sebesar 60, skor minimum sebesar 20, range sebesar 40, dan mean sebesar 50,20. Diketahui skor motivasi memilih jurusan tata niaga ter-banyak pada interval 56 – 61 yaitu sebanyak 20 orang atau 37%, sebaliknya sebaran skor terkecil terdapat pada interval 20 – 25 sebanyak 4 orang (7%). Rata-rata (mean) skor motivasi siswa memilih jurusan tata niaga sebesar 50.20 terletak pada rentangan 48 – 60 yaitu termasuk ke dalam kategori sangat tinggi. 3. Deskripsi Data Minat Berwirausaha Siswa (Y) Dari perhitungan perolehan skor angket untuk minat berwirausaha yang telah diisi 54 responden, maka diperoleh skor tertinggi adalah 95, skor terendah adalah 38 dan nilai ratarata (mean) sebesar 76,50. Diketahui skor manajemen diri terbanyak pada interval 92 – 100 yaitu sebanyak 12 orang atau 22%, sebaliknya sebaran skor terendah terdapat pada interval 38 – 46 sebanyak 3 orang (6%). Rata-rata (mean) skor minat berwirausaha siswa sebesar 76,50 terletak pada rentang 96,3 – < 123,5 yaitu termasuk ke dalam kategori tinggi. Hasil uji normalitas data penelitian dilakukan secara manual menggunakan uji chi kuadrat berdasarkan taraf signifikan variabel hasil belajar mata diklat kewirausahaan sebesar 0,127, motivasi siswa memilih jurusan tata niaga sebesar 0,084 dan minat berwirausaha siswa sebesar 0,183. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel hasil belajar mata diklat
kewirausahaan (X1),motivasi siswa memilih jurusan tata niaga (X2) dan minat berwirausaha siswa (Y) berdistribusi normal. Uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi hasil belajar mata diklat kewirausahaan dengan minat berwirausaha, yaitu sebesar 0,413 dan berdasarkan uji-t pada taraf signifikan alpha 0,05 diperoleh hasil 3,271. Sehingga thitung ≥ ttabel atau 3,271 ≥ 2,00665, maka dapat dinyatakan signifikan maka Ha dapat diterima. Hubungan motivasi siswa memilih jurusan tata niaga dengan minat berwirausaha siswa, yaitu sebesar 0,603 dan berdasarkan uji-t pada taraf signifikan alpha 0,05 diperoleh hasil 5,451. Sehingga thitung ≥ ttabel atau 5,451 ≥ 2,00665, maka dapat dinyatakan signifikan maka Ha dapat diterima dan Hubungan hasil belajar mata diklat kewirausahaan dan motivasi siswa memilih jurusan tata niaga dengan minat berwirausaha siswa sebesar 0,631 dan berdasarkan uji F diperoleh 16,871. Hal ini berarti bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel (16,775 ≥ 5,06), artinya H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hasil belajar mata diklat kewirausahaan dan motivasi siswa memilih jurusan secara bersama-sama. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis deskriptif penelitian, diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas XI pada mata diklat kewirausahaan adalah sangat tinggi dengan skor rata-rata (mean) sebesar 81.55. Menurut Wirawan (2004:34) hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam usaha belajar yang dilakukan dalam periode tertentu. Hasil belajar dapat dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui materi pelajaran yang telah diajarkan atau dipelajari. Dalam penelitian ini hasil belajar secara keseluruhan atau rata-rata baik. Hasil belajar yang baik perlu dipertahankan dan ditingkatkan.Selain hasil belajar, motivasi siswa memilih jurusan tata niaga juga penting dalam menumbuhkan minat berwirausaha. Motivasi siswa dalam memilih jurusan tentu memiliki tujuan tertentu. Sama halnya dengan motivasi siswa memilih jurusan tata niaga, mereka mempunyai harapan agar setelah lulus dapat mengembangkan ilmunya mendirikan atau memiliki sebuah usaha. Minat berwirausaha adalah kemampuan seseorang untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup, serta menyelesaikan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri (Yanto, 1996:23-24). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, diperoleh hasil analisis korelasi X1 terhadap Y sebesar 0,24 dengan nilai signifikansi thitung (1,76) > ttabel (1,671) pada taraf kepercayaan (α) 0,05, artinya H0 ditolak dan Ha diterima atau terdapat hubungan positif yang signifikan antara hasil belajar (X1) dengan minat berwirausaha (Y) pada siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Kota Jambi. Hal ini didukung oleh penelitian Erwin Wahyu, 2007 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan hasil belajar program diklat kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada siswa program keahlian penjualan SMK Negeri 1 Malang secara langsung, dengan pengaruh sebesar 0,432 (http://digilib.unes diakses 22 februari 2014). Pengujian hipotesis selanjutnya adalah untuk menjawab rumusan masalah kedua yakni terdapat hubungan antara motivasi memilih jurusan tata niaga dengan minat berwirausaha. Dari hasil pengolahan yang dilakukan diperoleh nilai korelasi antar variabel sebesar 0,523, dengan nilai signifikansi thitung (4,38) > ttabel (1,671) pada taraf kepercayaan (α) 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi siswa (X2) dengan minat siswa (Y) bila dalam prestasi belajar yang sama. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang mengatakan bahwa Motivasi adalah sesuatu yang menjadi penggerak atau pendorong seseorang untuk mencapai apa yang diinginkannya. Menurut Hamalik (2010:105) bahwa tingkah laku manusia didorong oleh
motif-motif tertentu. Minat berwirausaha akan tinggi bila berdasarkan motivasi pada diri siswa. Mungkin dapat dipaksa untuk melakukan suatu perbuatan, tetapi tidak mungkin dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan sebagaimana mestinya. Sama hal nya dengan motivasi siswa dalam memilih jurusan yang tepat bagi dirinya. Jika motivasi siswa dalam memilih jurusan baik, maka ia akan termotivasi pula dalam berwirausaha yang sesuai bagi dirinya. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar dan motivasi memilih jurusan secara bersama-sama dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kota Jambi. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis korelasi berganda R = 0,630 dengan signifikansi Fhitung (16,775) > Ftabel (5,06) pada taraf kepercayaan (α) 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar (X1) dan motivasi siswa (X2) dengan minat siswa (Y) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi hasil belajar dan motivasi memilih jurusan tata niaga semakin tinggi pula minat berwirausaha siswa, begitu pula sebaliknya semakin rendah hasil belajar dan motivasi memilih jurusan semakin rendah pula perolehan minat berwirausaha siswa. Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat adanya korelasi yang kuat antara variabel. Nilai korelasi ini bahkan akan semakin kuat jika kedua variabel tersebut dimiliki siswa secara bersama-sama. Hal ini menandakan bahwa hasil belajar dan motivasi memilih jurusan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan minat berwirausaha siswa. Dengan pendidikan dan latihan kewirausahaan ini akan membekali siswa untuk menjadi wirausahawan yang berarti sikap mental, keberanian untuk mengambil resiko mandiri, memiliki nilai/prinsip hidup yang kuat untuk sukses, mampu menangkap dan mengelola peluang menjadi keuntungan, pemecah masalah kreatif dan inovatif, mampu mengelola seluruh sumber daya yang ada secara profesional, memiliki pandangan jauh kedepan, serta mampu mengembangkan jaringan kerja yang luas (Sudjatmoko, 2009:4). Penelitian oleh Atainah Hudayati (2009), mengatakan terdapat keterkaitan antara minat yang tumbuh terhadap suatu objek dengan pengetahuan dan motivasi terhadap objek tersebut. Dengan demikian hasil belajar mata diklat kewirausahaan dan motivasi siswa memilih jurusan dengan minat berwirausaha memiliki hubungan yang signifikan, dengan mempelajari mata diklat kewirausahaan dan memilih jurusan yang sesuai dengan keterampilan akan menumbuhkan minat berwirausaha. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa: 1. Terdapat hubungan yang sedang antara hasil belajar dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI Tata Niaga SMK Negeri 1 kota Jambi sebesar 0,413. 2. Terdapat hubungan yang kuat antara motivasi memilih jurusan tata niaga dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI Tata Niaga SMK Negeri 1 kota Jambi sebesar 0,603. 3. Terdapat hubungan yang kuat antara hasil belajar dan motivasi memilih jurusan tata niaga dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI Tata Niaga SMK Negeri 1 kota Jambi sebesar 0,631.
Saran Dalam penelitian ini hasil belajar dan motivasi memiliki hubungan yang signifikan dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI Tata Niaga SMK Negeri 1 kota Jambi. Oleh sebab itu, dengan berpedoman pada kesimpulan tersebut, penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1. Saran untuk penelitian lanjutan Meskipun dalam penelitian ini peneliti tidak memberikan penilaian yang negatif, untuk peningkatan kualitas pendidikan penulis berpendapat perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain yang turut berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Karena seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa ditemukan faktor lain yang turut berpengaruh terhadap minat berwira-usaha siswa. 2. Saran untuk sekolah Meskipun minat berwirausaha tersebut dikategorikan tinggi, akan tetapi siswa diharapkan dapat merealisasikan minat tersebut kedalam lingkungan masyarakat dan SMK sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan dapat mengembangkan dan berinovasi dengan program-program yang dapat menumbuhkan minat berwirausaha siswa. Selain itu, SMK dapat menyediakan fasilitas yang dapat menampung dan menyalurkan minat berwirausaha siswa dengan baik.
DAFTAR RUJUKAN Anonim, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Atainah Hudayati. 2009. Perilaku Mahasiswa dalam Meningkatkan Intensi Wirausaha. Bandung: Remaja Rosdakarya. Daryanto, dkk. 2013. Kewirausahaan (Penanaman Jiwa Kewirausahaan). Yogyakarta: Gava Media. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineke Cipta E. Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja RosdaKarya. http://digilib.unes diakses pada tanggal 22 februari 2014. Hurlock. 1995. Minat dan Motivasi. Jakarta: Alfabeta. Husnan, Suad. 2001. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE UGM Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2006. Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Oemar Hamalik. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Purwanto, M. 2001. Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjatmoko, Agung. 2009. Panduan Lengkap Wirausaha Cara Cerdas Menjadi Pengusaha. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta. Sukanto, Reksohadiprojo. 1987. Manajemen Proyek. Yogyakarta: BPFE UGM Suryana. 2003. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat. Suryana. 2013. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat. Tirtonegoro, Sutratinah. 2001. Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia. Wirawan, S.S. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Yanto. 1996. Peluang Kerja dan Minat Berwirausaha dikalangan Siswa Sekolah Teknologi Menengah Negeri Pembangunan Pekalongan (Laporan Penelitian). Semarang: IKIP Semarang. Yudicium, M.R. Hutagaol. 2009. Minat dan Motivasi Siswa Memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mendorong Peningkatan Mutu Pendidikan di Kabupaten Tapanuli Utara. USU.