ennya disebelah kiri kanan. cioe cien cien duduk disisi Toa Hujien sedang cioe ih Boen duduk disisi Jie Hujien ditambah Lam Kong Pak delapan orang nyonya muda duduk berdempetan disebelah belakang dan kebetulan pemuda she-Lam Kong duduk tepat dibelakang cioe cien cien. sejak kecil Lam Kong Pak hidup ditengah gunung yang sunyi. belum pernah ia menonton permainan musik macam begini. sudah tentu saat ini hatinya dibuat kegirangan. Diatas panggung permainanpun dibagi jadi pokok acara. Acara pertama berjudul Cah Go acara kedua Cian chee Pauw acara yang ketiga Hong Ih Teng, Dua orang busu berusia setengah baya dengan perawakan tinggi besar, sinar mata memancarkan cahaya tajam sedang bermain diatas panggung jelas kedua orang itu memiliki dasar tenaga lweekang yang luar biasa. Agaknya Cioe Ci Kang sangat memperhatikan kedua orang Bu-su tersebut, tapi Lam Kong Pak yang ada dibelakang tak berhasil mengetahui bagaimanakah perubahan wajahnya pada saat ini. Pada wakta itu mendadak Cioe Cung-cu membisikkan sesuatu kepada Toa Hujien yang diikuti nyonya besar ini alihkan sinar matanyaa keatas panggung lalu mengangguk memberikan reaksinya. Cioe Cien cien yang bersandar dalam pangkuan ibunya segera bertanya dengan suara lirih, "Maa. . .tadi Tia membicarakan apa dengan dirimu ?" "Tia-mu bilang kedua orang Boe-su ini pasti bukan, rombongan pemain musik. kemungkinan besar mereka punya asal usul yang mencurigakan" apapun pembicaraan itu dilakukan dengan suara rendah, tapi Lam Kong Pak yang ada dibelakangnya dapat mendengar perkataan tersebut dengan, sangat jelas sekali. "Maksud Tia diantara pemain musik itu sudah terselundup orang2 yang mengadung maksud tidak baik terhadap keselamatan perkampungan kita. . . .?" tanya gadis itu kembali. "Jikalau memang benar demikian. maka ini berarti kunang2 menubruk api mental mati berdiri sendiri tapi kejadian itupun bukannya tidak mungkin" "Perkampungan Toa Loo san-cung angker bagaikan sarang naga gua macan, siapa yang berani mencabut kumis harimau?" "Kau anggap dikolong langit saat ini selain si majikan Pegadaian Bu-lim tak ada yang memiliki kepandaian silat diatas ilmu mencengkeram Boe Khek Hek Hong cau ayahmu?" "Didepah mata masih ada seorang " "siapa ?" "Ilmu sakti Long Thian it ce siang lik mama bukankah jauh lebih hebat satu tingkat daripada ilmu mencengkeram Boe Khek Hek Hong cau dari Tia?" seru Cioe Cien cien manja. "Lebih tinggi sih lebih tinggi, tapi dikolong langit banyak terdapat jago iihay, siapa yang berani mengatakan dirinya sebagai jago nomor satu dari Bu-lim" "Jikalau kita berhasil mempelajari ilmu silat yang tertera diatas payung sangkala, apakah kita berhasil merajai seluruh Bu-lim tampa tandingan ?" "Mungkin hampir mendekati. . ." "Aku dengar katanya Payung sangkala disimpan oleh Mama, apa benar?" "Budak apa maksudmu menanyakan persoalan ini?" seru Toa Hujien dengan hati tergetar keras.
"Maaa. . . aku mau" kembali Cioe Cien cien berseru manya sambil jatuhkan diri kepangkuan ibunya. "sudah demikian besar setelah menemukan orang yang cocok mungkin sebentar lagi bakal kawin. kenapa sifatmu masih seperti bocah cilik saja. . . ." cioe cien cien memeluk ibunya semakin kencang, tangannya dengan seperti tidak sengaya meraba sekitar badannya. "Ayoh duduk dulu yang baik. biar aku beritahu kepadamu" semangat Cioe Cien cien segera berkobar ia duduk dengan tenang dan perhatikan ibunya dengan seksama, "Barang pusaka ini sudah tentu aku yang simpan" kata Toa Hujien dengan ilmu menyampaikan suara, "Tapi dalam urusan ini kecuali kau seorang siapapun tidak tahu bahkan ayahmu serta Jie Niopun tidak tahu" "Pusaka tersebut luar biasa hebatnya, lebih baik jangan Mama bawa disaku. . . ." "Bocak bodoh. barang pusaka ini tak mungkin bisa dimasukkan kedalam saku. mana bisa dibawa dalam badan?" Mendadak suara gembrengan bergema memecahkan kesunyian, kiranya acara 'sam Cah Go' sudah selesai. kedua orang boe-su itu setelah berjumpalitan beberapa kali melirik sekejap kearah Cioe Ci Kang, kemudian baru mengundurkan diri masuk kedalam panggung Cioe Ci Kang agak tertegun, tapi sebentar kemudian suatu senyuman yang menyeramkan berkelebat diatas wajahnya. suara gerabrengan yang gencar kembali berbunyi memekakan telinga, acara kedua 'Kiem chee Pauw' telah dimulai. Dari balik horden panggung muncul seorang lelaki berkulit macan tutul, wajah persegi mata memancarkan cahaya hijau dengan sepasang garpu besar tertancap dipunggung muncul diatas panggung. SETELAH suara tepukan riuh bergema memenuhi angkasa. si Kiem Chee Pauw melirik sekejap kearah cioe Kang. suasana diatas panggung maupun bahwa panggung mulai diliputi ketegangan, karena acara 'Kiem Chee Pauw' ini cukup ramai ditonton, semua orang baik Boen maupun Boe sama2 pusatkan seluruh perhatiannya ketengah panggung. Ditengah suasana yang tegang, menyesakkan napas. suatu senyuman dingin yang menyeramkan berkelebat diatas wajak Cioe Kang sambil memperhatikan perubahan acara diatas panggung ia berdiam tak goyang. Kembali suara tambur serta gembrengan seraya membetot hati berkumandang pecahkan kesunyian, pintu horden terbuka disusul munculnya si Kauw Toh Thian dengan membawa toya emasnya, begitu ia berkelebat keluar keatas panggung suasana disekitar Sana samakin sunyi lagi, bagaikan napas semua orang ikut berhenti. Pada saat munculnya lakon Kauw Teh Thian itulah si Kiem Chee Pauw yang sudah ada dipanggung menggerakKan sepasang garpu bajanya lalu disambit kearah sang kera sakti, sedang yang sebuah lagi sambil dipegang kencang ditangan tiba2 ia putar badan dan dilemparkan kearah dada Cioe Ci Kang itu cung-cu dari perkampungan Toa loo san cung dengan menimbulkan suara yang menulikan telinga. Perubahan yang terjadi secara mendadak ini seketika membuat suasana berubah gaduh, para tetamu yang sedang
menonton pertunjukkan pada meninggalkan tempat duduk dan bubar kebelakang. Ketika senjata garpu baja tadi mencapai kurang lebih lima depa dari depan dada, mendadak dengan menimbulkan suara keras memecah diri jadi tiga bagian secara terpisah mengancam jalan darah 'sian Kie' diatas tubuh kedua orang hujien serta yang tengah menghajar tubuh Cioe Ci Kang. "Aaaaah. . . senjata garpu Cu Bo Lie Hun cha" Tak kuasa lagi Cioe Ci Kang meloncat bangun siap melancarkan tangkisan untuk menangkap datangnya serangan. tapi belum sempat ia melakukan suaru gerakan, mendadak Kauw Teh Thian yang ada diatas panggung sudah berseru berat kepada Kiem Chee Pauw: "Hidangan senjata" Bila dibicarakan rada terlambat tapi waktu itu keadaan berubah sangat cepat sekali, Kiem Chee Pauw angkat tangannya ketika batang senjata garcu tadi dengan menimbulkan suara keras merapat menjadi satu dan meiuncur balik ketangan orang itu Dengan gaya ikan gabus meletik ia mencelat ketengah udara, senjata garpunya sekali lagi disambit keluar mengarah wajah si Kauw Teh Thian. Melihat kejadian itu para penonton dibawah panggung jadi melengak dibuatnya, mereka tidak tahu permainan apa yang sedang berlangsung bahkan sampai Cioe Ci Kang sendiripun berdiri tertegun dibuatnya. si Kauw Teh Thian tidak berkelit maupun menghindar, mulutnya dipentangkan lebar2 sepasang tangan ber-sama2 menangkap gagang senjata itu lalu digigitnya ujung senjata garpu tersebut sehingga menimbulkan suara gemerincingan yang sangat keras, suara tepuk tangan riuh meledak memenuhi angkasa, diiringi pujian para penonton Kiem Chee Pauw menyudahi permainannya, Tapi kedua orang itu tidak langsung masuk kebelakang panggung, mereka sama2 berjalan kedepan panggung dan merangkap tangannya menjura kearah Cioe Ci Kango "Cung-cu berkepandaian sangat tinggi, kecerdikanpun melebihi orang. dalam merayakan ulang tahun Cung-cu kali ini hamba sekalian tiada malu telah unjukkan sedikit permainan jelek harap Cung cu tidak mentertawakan. semoga saja usia Cung-cu bisa panjang bagaikan gunung Lam-san, Hok kie bagaikan Lautan timur " Habis berkata kembali mereka menjura lalu ber-sama2 mengundurkan diri dari atas panggung. sekali lagi cioe ci Kang dibuat tertegun, tapi sebentar kemudian ia sudah tertawa ter-bahak2. para tetamu pun ber-sama2 sorak sorai sehingga membuat suasana jadi amat ramai. Pada saat ini acara ketiga sudah dimulai seorang dara cantik berbaju keraton dengan gaya yang sangat menggiurkan berjalan keluar dari balik panggung. "ooooouw. . . sungguh cantik gadis ini" tidak terasa lagi cioe cien cien berseru memuji. "Jika dugaan ibumu tidak salah, kepandaian silat yang dimiliki gadis ini jauh diatas kepandaian si Kiem Che Pauw serta Kauw Teh Thian tadi." kata Toa Hujien lirih. "Hmmmm tapi jikalau mereka ada maksud menciptakan kekacauan ditengah perkampungan Toa Loo san-cung masih terpaut sangatjauh." Permainan diatas panggung sudah mencapai puncak ketegangannya, seluruh perhatian para tamu telah terhisap semua ketengah panggung.
Tiba2 cioe ci Kang menoleh dan tersenyum kearah Toa hujien, bisiknya lirih "Lihat saja permainan bagus masih ada dibelakang " Lam Kong Pak yang selama ini menonton jalannya perobahan dengan hati tenang lantas bila Cioe Ci Kang benar2 seorang yang berwatak licik dan banyak akal. Ia bisa mengucapkan kata2 tersebut berarti pula sipemain perempuan itu benar2 mempunyai asal usul yang sangat besar. Cioe Cien cien yang ada disisi ibunya. sehabis mendengar perkataan itu lantas pura2 menunjukkan rasa kejutnya yang bukan main. "Maaaaa. . .jika pemain perempuan itu mengandung maksud yang tidak baik, kita harus mengadakan persiapan2. " Berbicara sampai disitu ia lantas tempel bibirnya kesamping telinga Toa Hujien dan ujarnya kembali: "Payung sangkala tersebut apakah aman berada dalam kamarmu ?" "Kamarku sudah diperlengkapi oleh alat2 rahasia yang sangat berbahaya. sekalipun mereka bisa masuk belum tentu bisa temukan jalan menuju keruangan rahasia, dan sekalipun mereka bisa masuk kedalam ruang rahasia belum tentu bisa keluar lagi " sekilas senyuman kegirangan berkelebat diatas wajah Cioe Cien cien, ia adalah seorang gadis yang teliti, walaupun pada hari2 biasa sewaktu Toa Hujien membuka ruang rahasianya selalu menggunakan waktu tak ada orang tapi sering kali ia mecuri lihat, maka dari itu terhadap ruang rahasia tersebut ia sudah paham delapan sembilan bagian. Tidak jeri harimau melahirkan tiga ekor anak. justru yang ditakuti manusia berhati cabang. Toa Hujien sama sekali tidak menduga kalau puterinya sendiri bisa turun tangan mengkhianati dirinya. Permainan 'Hong Hi Teng' diatas panggung sudah mencapai puncaknya, si Lie Poh serta Tong cuo sama2 mengundurkan diri dari Istana dan karena pembicaraan tidak cocok Lie Poh gusar lantas lemparkan senjatanya kearah Tong cuo, suasana dibawah panggung sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun, mereka sama2 .dibuat ikut tegang mengikuti jalannya cerita. Tong cuo diatas panggung ketakutan dan buru2 melarikan diri kesamping, senjata tersebut dengan diiringi suara desiran tajam langsung menghajar kearah cioe ci Kang. "Hmmm kembali permainan lama" walaupun para penonton dibawah panggung mempunyai cara berpikir demikian tapi air muka sang cung cu, Cioe Ci Kang berubah sangat hebat. Dalam waktu yang sangat kritis itulah senjata tadi sudah meluncur datang mengancam badannya. "Braaaks” diiringi suara ledakan keras senjata tersebut meleduk dengan sendirinya dan berubah jadi be-ratus2 batang lempengan besi memancar keempat penjuru bagaikan hujan deras, Cioe Ci Kang membentak keras, ilmu cengkeraman Boe Khek Hek Hong cau-nya laksana kilat dikerahkan keluar, kedua orang hujien yang berada disisinya pun sama2 menggunakan ilmu kepandaiannya mengirim dua gulung hawa dahsyat menghajar desiran2 lempengan besi itu, Ketika angin serangan memancar keempat penjuru menyambut datangnya sambitan lempengan besi tadi. ketujuh orang nyonya muda yang berada dibelakang cioe Ci
Kang tanpa mengulurkan sedikit suarapun ber-sama2 menyalurkan hawa murninya mengirim satu pukulan dahsyat kearah Cioe Ci Kang beserta kedua orang hujiennya. Nama besar sang Toa Lao Cung-cu cioe Ci Kang betul2 bukan nama kosong belaka angin pukulan yang berada dibelakangnya belum tiba ia sudah merasa urusan tidak beres segera bentaknya keras "Hati. . . .hati. . . bajingan dirumah sendiri" setelah serangannya berhasil pentalkan desiran lempengan besi, tangan kiri dibalik kebelakang mengirim satu pukulan Boe Khek Hek Hong cau. Kedua orang Hujien itupun sama2 putar badan mengirim pukulan gencar, ditengah suara dengusan bergema memenuhi angkasa. kiranya dua orang itu sudah kena dihantam remuk dadanya oleh serangan Tong Thian it coe siang dari Toa Hujien sehingga mati seketika itu juga. Dalam sekejap mata suara bentakan keras bergema saling susul menyusul, bayangan manusia menyambar lewat silih berganti. pemain2 sandiwara yang berada diatas panggung tidak sempat ganti pakaian lagi sama2 menerjang kebawah dengan ganasnya. Para tetamu yang kebanyakan tidak ingin melibatkan diri dalam peristiwa ini, menggunakan kesempatan tersebut buru2 mengundurkan diri dari perkampungan Toa Loo sancung. Dengan demikian jumlah kekuatan kedua pihak seimbang, walaupun jumlah pasukan dalam perkampungan Toa Loo san-cung ada ratusan orang, tapi dikarenakan sedemikian besar harus tinggal menjaga keamanan kampung maka jago2 yang ikut terjun dalam kancah pertarungan terbatas. Karena inilah dalam waktu singkat mereka tidak berhasil menguasai serangan tiba2 dari pihak lawanCioe cien cien yang melihat peristiwa itu jadi serba salah dibuatnya, walaupun pada hari2 biasa ia merasa sangat tidak puas dengan perbuatan ayah serta engkohnya tapi bagaimanapun mereka adalah ayah serta engkohnya. setelah diserang oleh pihak musuh seharusnya ia tidak boleh berpeluk tangan belaka. Tapi ia pernah menyanggupi Lam Kong Pak hendak bantu dia mendapatkan puyung sangkala, jika mau turun tangan ia merasa inilah suatu kesempatan yang sangat bagus baginya. Hatinya merasa sangat cemas, pikiranpun bingung. apa yang seharusnya ia lakukan dalam keadaan seperti ini. Suara jeritan ngeri, bentakan keras berkumandang tiada berhenti, mayat sesosok demi sesosok roboh menggeletak keatas tanah. darah segar muncrat memenuhi permukaan tanah, suasana berubah sangat menyeramkanAgaknya kepandaian silat yang dimiliki si lelaki yang main sebagai Lie Poh serta sang gadis itu luar biasa. mereka yang saling bergebrak melawan cioe Ci Kang serta Toa Hujien untuk beberapa saat belum berhasil ditentukan siapa menang siapa kalah. "Ayoh cepat kita pergi" seru Lam Kong pak tiba2 sambil menarik tangan Cioe Cien Cien- "Jika sekarang tidak pergi. lain hari tak bakal bisa mendapatkan kesempatan sebaik ini lagi." sinar mata gadis she Cioe itu sewaktu bentrok dengan mata pemuda yang jeli membual hatinya membeku, ia mengangguk lantas berkelebat menuju keperkampungan sebelah belakang. Lam Kong Pak tidak berani berlaku ayal lagi iapun mengikuti kencang2 dari belakang, siapa nyana sewaktu telah berjalan dua buah halaman ia
telah kehilangan bayangan Cioe Cien cien, sedang suara pertarungan makin lama semakin mendekat. tak kuasa lagi saking cepatnya ia depakkan kakinya keatas tanah. Mendadak.... Suara tertawa seram yang menggidikkan hati berkumandang datang dari belakang punggungnya, dengan hati kaget Lam Kong pak buru2 putar badan. tapi Sebentar kemudian ia sudah dibuat berdiri tertegun dengan kehilangan semangat. Kiranya Toa Loo cung-cu cioe ci Kang tahu2 sudah berada dibelakang tubuhnya. Lam Kong Pak pernah merasakan bagaimanakah hebatnya ilmu "coe Khek Hek Hong cau" dari cioe cien cien, ia mengerti dirinya bukan tandingan musuh. mungkin hanya didalam satu jurus serangan dari cioe ci Kang pun ia tak bakal sanggup menerima. Tapi pada saat ini ia masih menyaru sebagai nyonya muda bahkan tidak tahu apakah cioe ci Kang mengetahui penyaruannya atau tidak. karena itu pura2 tenangkan hatinya ia menjura memberi hormat. "Menantu menghunjuk hormat." Terhadap tindak tanduk cioe ci Kang sudah lama sang pemuda ini merasa tidak puas oleh sebab itu kata2 Tia tak sanggup diucapkan keluar. walaupun dalam penyaruan iapun tidak rela. Air muka cioe cung cu berubah pucat pasi dan kaku bagaikan es. tiba2 bentaknya berat, "Kau berasal darimana? mengapa menyaru sebagai menantu untuk menyelundup masuk kedalam perkampungan ?" Lam Kong Pak menjerit kaget dan mundur tiga langkah kebelakang, sekarang urusan sudah terbukti dan tak mungkln dikelabuhi lagi, selagi siap2 ingin putar badan melarikan diri siapa sangka Cioe Ci Kang yang telah diliputi rasa membunuh tidak memberi kesempatan lagi baginya untuk meloloskan diri. Baru saja Lam Kong Pak gerakkan badannya, pandangan mata terus ber-kunang2 tahu2 urat nadinya sudah tercengkeram, Diam2 Lam Kong Pak salurkan hawa murninya coba meronta, tapi bukannya berhasil lolos sebaliknya aliran darah malah mengalir keatas, delapan buah urat nadinya sakit mau pecah tidak terasa lagi ia menghela napas panjang, "Aaaaah. . .habislah sudah...." Tiba2 suara bentakan berkumandang datang dari luar tembok berkelebat datang sesosok bayangan manusia yang bergerak cepat laksaana kilat, belum sempat Lam Kong Pak melihat jelas wajahnya orang itu sudah tiba kurang lebih tiga langkah dari Cioe Ci Kang. sang Cung-cu dari perkampungan Toa Loo sao-cung ini tidak berani berlaku ayal. buru2 ia lepas tangan dan berdiri saling berhadapan dengan orang itu. Ketika Lam Kong Pak meneliti orang itu lebih jelas lagi, maka dapat dilihat ia bukan lain adalah si dara Cantik yang mainkan peranan dalam sandiwara panggung tadi. saat ini dengan sepasang biji matanya yang jeli sedang memandang kearahnya dengan tajam. "Jikalau saudarapun datang kemari dengan membawa tujuan, lebih baik cepat2 mengundurkan diri dari perkampungan Toa Loo san-cung " Nada suara dari gadis ini terasa punya suatu daya pengaruh yang amat besar membuat orang susah untuk menolak. tapi dasar watak Lam Kong Pak memang keras dan tidak suka mendengar perintah seorang gadis, segera sahutnya berat, "Apa maksud nona berkata demikian ?" "Suruh kau pergi ya pergi, dengan andaikan sedikit
kepandaianmu sekalipun ditambahi dua orang juga percuma bukan tandingan dari iblis tua ini. ..." Lam Kong Pak semakin tidak senang lagi, darah panas serasa bergolak dirongga dadanya. "sekalipun cayhe mati berceceran darah dalam perkampungan Toa Loo san cung nona pun tidak usah menaruh rasa kuatir." Bukannya pergi sebaliknya dengan busungkan dada ia malah maju kedepan siap melancarkan serangan. sepasang biji mata gadis tersebut dengan jeli melirik sekejap keatas wajah pemuda itu, akhirnya ia tertawa hambar. "semangat jantan sih bolah juga, hanya otaknya sama sekali tumpul dan tak berisi, singkirkan soal dendammu. aku tak takut susah payah kawanmu itu pun bakal sia-sia belaka?" "siapa?" "Kau pikirlah sendiri temanmu yang menempuh bahaya mencarikan barang pusaka untukmu." Mendengar perkataan itu Lam Kong Pak baru merasakan hatinya tergetar sangat keras ia tidak menyangka perempuan ini bisa mengetahui asal usulnya bahkan jika didengar dari nada ucapannya seperti telah mengetahui pula hubungannya dengan cioe Cien cien bagaikan melihat jari tangan sendiri. Diam2 ia menghela napas panjang, pikirnya " Hampir saja karena mengikuti golakan napsu telah me-nyia2kan jerih payah Cien- moay,jikalau perempuan ini sudah tahu asal usulku tentunya bukan manusja biasa. jika saat ini aku tidak pergi mau menunggu sampai kapan iagi ?" Buru2 ia rangkap tangannya menjura dan berkata dengan nada serius "Nona bisa menunjukkan jalan kebenaran untukku, cayhe merasa sangat berterima kasih sekali, kita berpisah dulu sampai disini." "Kemana kau hendak pergi?"Bentak Cioe Ci Kang gusar. "Cepat pergi." kembali gadis itu berseru sambil melirik sekejap kearah pemuda tersebut dengan pandangan aneh. Tubuhnya sedikit bergerak ia sudah mencegat jalan maju dari Cioe Ci Kang dan saling bertUkar satupukulan dahsyat ditengah udara. Walaupun tubuh gadis tadi kena digetar muudur selangkah kebelakang tapi sama sekali tidak kelihatan terluka. "Kau orang apakah manusia dari si pegadaian Bu-lim?" mendadak Cioe Ci Kang membentak keras. Gadis itu mendengus dingin, mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa sedang sepasang telapak tiba2 disilangkan didepan dada kemudian per-lahan2 didorong kekiri kanan dengan gerakan yang aneh. Melihat gerakan telapak yang sangat aneh itu Cioe Ci Kang merasa sangat terperanjat sekali, sembari mengumpulkan delapan bagian hawa murninya untuk melancarkan serangan satu pukulan dengan gerakan Boe Khek Hek Hong cau teriaknya "oooouw...kiranya kau berasal dari Benteng Hwe Him Poo...." Seketika itu juga hawa hitam bergelombang memenuhi angkasa, suara desiran tajam saling menyambar tiada hentinya, "Hraaaaa" diiringi suara bentrokan yang keras pasir dan debu beterbangan memenuhi angkasa kedua orang itu bersama2 mengundurkan diri tiga langkah kebelakang. tapi belum berhasil menentukan siapa menang siapa kalah. Ketika sang gadis tersebut melihat Lam Kong Pak masih berdiri disana sambil memandang kearahnya dengan melongo2,
kembali ia tersenyum. "Kau sudah lupa dengan perkataanku??" tanyanya halus. "Aaaaaah. . ." kontan Lam Kong pak merasakan hatinya tergetar keras. "Cayhe mohon diri terlebih dahulu." Badannya segera berkelebat mennju kebelakang dan melayang turun disebuah halaman yang luas. tempat ini berbeda dengan tempat ia datang, keadaan jauh lebih sunyi dan menyeramkan. "Apakah tempat inilah merupakan tempat tinggal dari Toa Hujien?. . .." tanyanya dalam hati. Ketika ia mendongak. dari tempat kejauhan kelihatan api mengepul membakar bangunan2 perkampungan dengan ganas. suara bentakan2 serta jeritan kesakitan bergema datang silih berganti, ia tidak berani berlaku ayal lagi buru2 badannya berkelebat masuk kedalam ruangan. Tiba2.... segulung bau harum menyambar lewat, Lam Kong pak langsung merasakan urat nadinya kaku dan pergelangan tangannya sudah dicengkeram seseorang kencang2. suasana dalam ruangan gelap gulita susah melihat jelas keadaan disana, ia hanya melihat adanya sesosok bayangan manusia berdiri dihadapannya. Tak kuasa lagipemuda itu manghela napas panjang pikirnya. "Kali ini mungkin aku susah untuk meloloskan diri dari kematian." "Kau adalah engkoh Pak?" tiba2 terdengar suara jeritan seseorang. Mendengar suara orang itu adalah Cioe Cien cien, pemuda she- Lam Kong inipun jadi kegirangan. "Benar." sahutnya cepat. "Cepat ikut aku walaupun siauw-moay mengerti sedikit keadaan alat rahasia dalam kamar ibuku tapi sudah setengah harian kucari belum juga kujumpai payung sangkala tersebut, mari kita periksa sekali lagi" MEREKA berdua sama2 masuk kedalam ruang dalam, dengan teliti Cioe Cien2 melakukan pemeriksaan sekali lagi. lama sekali ia berpikir akhirnya gadis itu melangkah kearah rak buku dan menarik sejilid kitab yang tebal kemuka. Dengan menimbulkan suara kareretakkan tiba2 rak buku yang amat besar tadi meluncur naik keatas. Melihat hasil perbuatan itu mereka berdua ber-sama2 sorak kegirangan, tampak dibelakang rak muka itu muncul sebuah ruang kecil yang letaknya sangat rahasia. dalam ruangan penuh dengan jamrud maupun intan permata yang tak ternilai harganya, tapi tidak kelihatan juga adanya payung sangkala diletakkan disana. Mendadak Cioe Cien cien menuding sebuah peti besar yang memancarkan cahaya keemas-emasan berada diantara tumpukan permata. "Mungkin dalam peti ini.. . ." teriaknya cepat. Tapi tidak ada kuncipun percuma saja, mereka berdua kembali melakukan pencarian disekeliling ruanganakhirnya hasil tetap nihil. TidaK sabaran lagi Cioe Cien cien kerahkan tenaga menggencet hancur gembokan emas tersebut sehingga patah jadi dua bagian. Dengan tangan gemetar lantas dibukanya penutup peti itu, dalam sekejap itulah hati mereka berdua merasa sangat tegang susah dilukiskan, terutama sekali Cioe Cien cienDemi Lam Kong pak ia tidak sayang untuk bentrok dengan orang tua sendiri walaupun selama ini terhadap tindak-tanduk ayah serta engkohnya tidak puas tapi ibunya sangat sayang kepadanya. Pikirannya saat ini sangt bingung, ia berharap dalam peti
itu berisikan Payung sangkala sehingga maksud kekasihnya terkabul. disamping itu iapun berharap isi peti itu bukan Payung sangkala karena jika benda pusaka ini sampai lenyap maka ibunya tentu sangat menderita. "Aaaaaah...." Kedua orang itu ber-sama2 menjerit kaget pikiran pun jadi mendingin bebarapa bagian. Kiranya isi peti itu adalah kosong melompong. cioe Cien cien benar2 merasa amat kecewa, memang pikiran perempuan paling susah diraba. Mendadak suara ujang baju tersampok angin berkumandang datang dari luar halaman, Gadis she Cioe itu merasa terperanjat, Ia kirim tanda agar Lam Kong Pak suka cepat2 menerobos masuk ka dalam peti itu, Tanpa pikir panjang lagi Lam Kong Pak menurut, ia tahu asalkan tindak tanduk mereka itu diketahui oleh Cioe Ci Kang suami isteri maka selembar nyawanya tentu bakal melayang, bukan begitu saja bahkan keselamatan cioe Cien cien pun bakal terancam. setelah menerobos masuk kedalam peti, Cioe Cien cien tutup kembali peti itu dan dicarikan sebuah gembokan emas untuk mengunci peti tadi. setelah itu tangannya membuat lubang kecil diatas peti sebagai lubang pernapasan. meloncat keluar dari ruang rahasia mendorong rak buku itu balik ketempat asal dan meloncat keluar dari ruangan, Lam Kong Pak yang berada dalam peti hanya mendengar suara bentakan keras dari Cioe Cien cien berkumandang tiada hentinya jelas ia sedang bergebrak dengan seseorang. PADA waktu itulah dari jendela sebelah belakang muncul sesosok bayangan tubuh yang kurus kering melayang masuk kedalam ruangan. orang itu berwajah kurus kering bagaikan monyet, usianya kira2 empat puluh tahunan, gerak geriknya lincah dan gesit. setelah masuk kedalam rumah ia perhatikan sekejap suasana disekeliling tempat itu kemudian masuk lebih kedalam. Agaknya ia merasa sangat hapal dengan keadaan disana, begitu masuk kedalam ruangan sepasang matanya menyapu tajam rak buku tersebut, tangannya langsung mencabut sejilid kitab tipis yang ada disana. sreeeeeeet. . .sreeeeeet....ber-puluh2 lembar senjata rahasia Kiem chee Piauw dengan memancarkan cahaya kebiru2an meluncur kemuka mengurung seluruh tubuhnya. siorang tua kurus itu jadi terperanjat, badannya buru2 meloncat naik ketengah udara dan melayang keatas atap. sraeeet...weeeeet.... ber-puluh2 lembar senjata Kiem chee Piauw tersebut langsung menghajar tembok keras2. "SUNGGUH berbahaya...." seru orang tua kurus itu tertahan. Badannya melayang kembali keatas tanah. setelah diperhitungkan sebentar suasana disana akhirnya ia meraba keatas sejilid kitab yang paling besar. Tiba2. .... segulung angin dingin meluncur datang langsung menghajar benaknya, serangan tersebut membawa hawa dingin yang menggidikkan hati. Dengan ter-gesa ia putar badan sambil mempersiapkaa diri, tapi sebentar kemudian sudah menjerit tertahan. "Aduuuuah celaka. . ." Pada wakta itulah dari antara rak buku mendadak muncul sebuah tangan hitam yang besar bagaikan kipas menghajar datang. setiap jari tangannya besar bagaikan cawan, pada telapak serta ujung jarinya penuh bertaburan duri2 baja yang tajamnya luar biasa mecengkeram kaki siorang tua itu.
Agaknya sikakek tua itu adalah seorang jago kenamaan dari Bu-lim, melihat dari belakang muncul desiran angin dingin yang tidak diketahui berasal darimana, dalam hati mengerti inilah yang dinamakan siasat serang kanan suara disebelah kiri, Ketika ia menoleh untuk kedua kalinya tangan raksasa itu sudah tiba disisi kaki kirinya. Dalam keadaan kritis, buru2 kaki kirinya digetarkan, dengan jurus Thio Hwie Pian Che atau Thio Hwie mengobrak abrik pasukan ia meloloskan diri dari datangnya serangan. siapa nyana ketika itulah segulung angin serangan laksana kilat kembali menyambar datang. sebelum kaki kiri siorang tua itu melepaskan diri dari atas lantai, dari dinding sebelah kanan kembali muncul sebuah lengan raksasa yang langsung melancarkan cengkeraman laksana sambaran kilat, sekalipun ia memiliki kepandaian silat yang luar biasa. dalam keadaan seperti ini tidak berhasil juga menghindarkan diri dari datangnya ketiga buah serangan aneh itu. Dalam keadaan terperanjat, pikiran cerdik berkelebat dalam benaknya, ia langsung menekan kearah tangan raksasa yang meluncur datang dari balik rak buku itu. Menggunakan tenaga pantulan kaki kanannya menjejak tanah dan sekali lagi berkelebat ketengah udara. "sreeeet...." dengan menimbulkan suara yang sangat keras kaki kanan orang tua itu kena tersambar sehingga celananya robek kedasar paha pun kena tergurat serentetan luka yang amat panjang. Menanti tubuhnya telah mencapai jendela, kedua buah tangan raksasa itu pun lenyap dari pandangan"sungguh lihai...." diam2 teriak orang tua itu. Tanpa memeriksa keadaan lukanya lagi ia balik kedepan rak buku dan berpikir keras untuk mencari jalan keluar. Mendadak sinar matanya terbentur dengan sejilid kitab yang tertebal diantara tumpukan buku itu. ditariknya perlahan sedang ia sendiri buru2 mengudurkan diri kebelakang. Ruk buku per-lahan2 bergeser keatas dan muncullah sebuah pintu rahasia. Intan permata memancarkan cahayanya menyilaukan mata membuat orang merasa hatinya ber-debar2 keras. Tapi agaknya ia sama sekali tidak tertarik oleh intan permata itu, sepasang matanya dengan tajam memperhatikan seluruh isi ruangan dan akhirnya berhenti diatas peti besar yang memancarkan cahaya ke-emas2an itu sepintas lalu rasa girang berkelebat diatas wajahnya. "Mungkin dalam peti ini. . ." gumamnya seorang diri "Jikalau aku Cioe Ci Kang membiarkan kalian hidup2 meninggalkan perkampungan Toa Loo san-cung. . ." tiba2 dari luar halaman berkumandang datang suara bentakan keras. Baru saja perkataan diucapkan setengah jalan telah diputuskan oleh datangnya serangan angin pukulan desiran angin tajam men-deru2 serasa membetot hati semua orang. Siorang tua itu tidak ada waktu unluk memerjksa keadaan peti itu lagi, sambil mengepit benda tersebut ia berkelebat keluar dari ruang rahasia, menutup kembali rak buku ketempat semula dan berkelebat lewat dari jendela sebelah belakang. Pada waktu itu suasana dalam perkampungan Toa Loo san-cung amat kacau, dipelbagai tempat api berkobar sangat besar, sedangkan suara bentrakan senjata tajam serta
bentakan bentakan keras berkumandang memenuhi empat penjuru. Agaknya siorang tua kurus itu sangat paham dengan daerah sekitarsana, ia sengaja memilih tempat sunyi yang jarang dilalui orang untuk meninggalkan perkampungan Toa Loo san cung dan berangkat menuju kearah sebelah barat. siapa sangka kucing menubruk tikus, ada anjing menunggu dibelakang. pada waktu itu seorang siucay berdandan tidak karuan dengan baju yang kumal dan kotor mengintai terus jejak siorang tua itu dalam jarak sepuluh tombak. sembari mengintai terdengar sang siucay bergumam tiada hentinya: "Kau sipencuri sakti "ciat Cuang sin Tau" Pek Lie Gong menggunakan kesempatan sewaktu perkampungan Toa Loo san-cung kacau balau berjalan keluar dengan membawa sebuah peti besar yang memancarkan cahaya keemas2an. jelas berisikan barang pusaka. sebaliknya aku sin so Cuang Yen- sudah peras otak habis2an untuk mendapatkan pusaka ini bahkan keselamatan pak jie yang menyelundup masuk kedalam perkampungan pun masih belum diketahui. kau siorang tua tidak bakal semudah ini memperoleh hasil diair keruh. . ." Kurang lebih setengah jam kemudian siorang tua itu sudah memasuki sebuah bukit dan menuju kesebuah rumah gubuk ditengah hutan. dari ruangan rumah itu secara samar2 memancarkan cahaya lampu yang redup, sebelum sipencuri sakti itu membuka pintu pekarangan, pintu rumah sudah terbuka dan muncul selembar wajah yang amat cantik melongok keluar. "Tia kau sudah kembali barang apa yang kau bawa itu?" terdengar ia menegur. sipencuri sakti langsung menerobos masuk kedalam ruangan dan menutup kembali pintunya rapat2. sambil meletakkan peti besar yang memancarkan cahaya ke-emas2an itu sang pencuri sakti tertawa tergelak. "siang jie coba kauterka barang apakah yang terdapat didalam peti tersebut?" "Hmmm tidak akan lebih emas perak intan permata" "Haaaaaa...haaaaa. . .haaaa...dugaanmu kali ini salah besar." seru sang pencuri sakti sambil mengelus jenggot kambingnya. "siangjie. aku sebagai sipencuri sakti yang telah menggemparkan seluruh dunia kangouw, belum pernah merasa bingung dan pusing karena emas perak intan permata. karena itu penghidupan kita tetep miskin dengan makanan yang kasar pakaian yang kasar. tapi perjalanan ayahmu keperkampungan Toa Loo san-cung kali ini telah menempuh suatu perjalanan yang sangat berbahaya sekali." Waktu itu si sin so Cuang Yen- sang Hong Tie yang bersembunyi diluar jendela diam2 merasa kagum, banyak orang Bu-lim yang membenci diri sipencuri sakti. tidak dinyana sebenarnya siorang tua ini adalah seorang pencuri budiman yang patut dikagumi. Tapi satu ingatan lain kembali berkelebat didalam benaknya, kawan karibnya Siauw Yauw sianseng telah menemui bencana. jikalau tidak memperoleh payung sangkala ini maka dendamnya tak akan terbalas. karena urusan inilah ia tidak sayang2nya mencari salah dengan orang2 Toa Loo san cung. diam2 membinasakan Cioe It Tong dan memerintahkan Lam Kong Pak menyelundup masuk kedalam perkampungan tersebut. siapa nyana usahanya ini sia2 belaka, pusaka tersebut kena didahului oleh sipencuri sakti. Pada waktu itu terdengar sang gadis kembali berkata^
"Tia sebenarnya benda apakah yang terdapat dalam peti ini?" "siang-jle. itulah semacam benda berharga" kembali sipencuri sakti menunjukkan senyuman misteriusnya. "Pusaka apa ?" "Pusaka hidup aku sedang merasa risau karena kau kawin tidak punya barang pesangon-tapi setelah memiliki pusaka ini kitapun tak usah merisaukannya kembali." Pada waktu itu sin so Cuang Yen- yang berada diluar jendela sudah ambil keputusan dihatinya. "Demi membalas dendam berdarah kawanku, terpaksa satu kali ini aku harus berbuat sebagai manusia rendah" pikirnya. Ia lantas tertawa lantang dan berseru keras. "Eeeei...orang tua she Pek Li kau keluarlah sebentar. aku orang she sang punya urusan yang hendak dirundingkan dengan dirimu." Mendengar suara seseorang muncul secara tiba2 dari luar jendela, Pek Lie Gong ayah beranak merasakan hatinya tergetar. si pencuri sakti itu segera matikan lampu lentera sehingga suasana dalam ruangan gelap gulita. "siang-jie, hati2 menjaga peti ini. Tia akan keluar sebentar" bisik sipencuri sakti lirih. Habis berkata ia langsung meluncur keluar dari rumah. sesampainya diluar rumah dan melihat siapa kah orang yang berdiri disana, untuk kedua kalinya sipencuri sakti merasakan hatinya tergetar keras. "Aku kira siapa tidak tahunya si pentolan tiga manusia miskin sin so Cuang Yen- sang Hong Tie. Eeeeei...kau sisetan miskin selamanya berbuat jujur dan mulia kenapa malam ini mengintai diri loohu terus menerus. . .? apa maksudmu?" "orang tua she-Pek Lie. kau kenal dengen siauw Yauw siansang ?" "Loohu hanya tahu dia berwatak jujur, kepandajannya diantara kepandaian tiga manusia miskin empat manusia kaya, sedang dalam soal hubungan sih tidak ada sama sekali." sin so Cuang Yen merandek, lau sambungnya lagi: "Kedatangan aku orang she-sang malam ini adalah ingin menanyakan satu urusan kepadamu." "setan miskin, sudah tidak usah bolak balik lagi bicaralah terus terang tanpa tedeng aling2 kecuali barang yang ada dalam peti serta batok kepala loohu mungkin tak ada barang lain lagi yang kau arah, bukan begitu ?" sipencuri sakti merasa sangat bersedih hati tapi urusan sudah jadi begini tidak bicarapun tidak sanggup, dengan nada serius ujarnya kemudian "Kedatangan aku orang she-sang memang bertujuan atas barang yang berada dalam peti itu." Hampir2 saja si pencuri sakti meloncat saking kagetnya. "sang Hong Tie" teriaknya keras. "Jika kau bisa menangkan loohu, maka barang yang berada dalam peti sudah tentu jadi milikmu, jikalau tidak. . .heeeee... heceeee. . ." "Pencuri tua kau jangan gelisah dulu" buru2 si sin so Cuang Yen ulapkan tangannya. "Dahulu aku orang she-sang sama sekali tidak kenal dengan watakmu, tapi setelah mendengar pembicaraanmu pada malam ini dengan putrimu. aku baru merasa kagum atas kebersihan hatimu." "setan miskin- ada baiknya kau jangan menggunakan permainan macam begini untuk menghadapi lohu." "Coba kau dengarkan dulu karena ingin membalas
dendam kawanku yang dibunuh orang, aku orang she-sang bagaimanapun juga harus mendapatkan payung sangkala itu, terus terang aku beritahu padamu. siauw Cung cu Cioe It Tong dari perkampungan Toa Loo san-cung adalah mati ditanganku. setelah itu aku telah menyuruh murid kawanku itu untuk menyaru sebagai gundik dari Cioe It Tong menyelundup masuk kedalam perkampungan, kini jejaknya tidak diketahui sedang Payung sangkala itupun berhasil terjatuh ketanganmu, kedatangan aku orang she-sang pada hari ini sama sekali bukan bermaksud untuk merebut, tapi ingin ajak kau berunding mungkinkah untuk sementara waktu boleh aku pinjam." "Tutup mulut" teriak sipencuri sakti sambil tertawa dingin tiada hentinya. "sang Hong Tie kau hanya tahu untuk membalaskan dendam berdarah kawanmu, tahukah kau apa maksud loohu berusaha keras untuk mendapatkan barang pusaka ini?" "Bukankah kau ingin mempelajari ilmu yang tertera diatas payung sangkala tersebut untuk digunakan merajai seluruh dunia persilatan?" "jikalau aku punya maksud jahat yang tidak senonoh ini sejak dahulu sudah mati dan dikubur diatas tanah. selama hidup lohu selalu suka berpesiar pantang cari kekayaan, asalkan sehari tiga suap nasi sudah cukup." "Jikalau memang begitu tiada halangan bukan jika payung sangkala tersebut kau pinjamkan beberapa waktu untuk aku orang she sang? bukan saja tindakanmu ini akan membuat aku merasa sangat berterima kasih sekali. bahkan siauw Yauw sianseng Lee Ih Beng yang ada dialam bakapun merasa sangat berterima kasih kepadamu bukankah perbuatan ini sangat mulia sekali ?" "Tunggu sebentar, perkataan loohu belum selesai diucapkan- walaupun loohu tidak punya maksud untuk merajai seluruh dunia kangouw tapi orang lain tetap tak akan melepaskan diriku " "siapa?" "Pentolan dari empat manusia kaya, Cioe Kang itu cungcu dari perkumpulan Toa Loo san-cung " "Kau sipencuri tua jangan sembarangan ambil menuduh," tiba2 sin so Cuang Yen tertawa dingin tiada hentinya. "Antara kau dengan dirinya sama sekali tidak terikat hati bagaikan air sumur tidak mengganggu air sungai. jikalau mengatakan ia tidak suka melepaskan dirimu. maka sekalipun mati aku orang she-sang juga tak akan percaya," "Hmmm apa yang kau ketahui?" seru sipencuri sakti sambil tertawa dinginpula. "Batok kepalaku sudah ia gadaikan kepada pegadaian Bu-lim"^ "Apa gunanya ia menggadaikan batok kepalamu?" tanya sin so Cuang Yen melengak, "Heeeeee. . .heeeee. . .hereee. . .bukankah karena ia takut aku mengganggu payung sangkalanya." "Berapa besar ia gadaikan kepalamu?" "satu laksa lima ribu tahil" "Tidak kusangka batok kepala kau sipencuri tua bisa laku sebegitu besarnya." "Ia tidak suka melepaskan diri sudah tentu aku harus turun tangan terlebih dahulu aku harus melatih ilmuku sehingga benar2 berhasil percaya si majikan pegadaian Bulim tak bakal bisa meng-utik2 loohu setelah kepandaian tersebut berhasil aku miliki." sin so Cuang Yen merasa serba susah, sebenarnya dia adalah seorarg lelaki sejati tapi demi berhasil membalas
dendam sakit hati kawan karibnya ia tak bisa berpeluk tangan sampai disitu saja. Apa lagi karena urusan ini ia sudah mulai mencari siasat susun rencana satu tahun yang lalu, jikalau harus pergi dengan tangan hampa bukankah sama saja usahanya sia2 belaka. Ia mengerti watak sipencuri tua itu keras jikalau tidak berhasil menundukkan hatinya jangan harap bisa berhasil mendapatkan barang tersebut. Berpikir sampai disitu dengan suara berat segera ujarnya^ "Aku mengincar barang pusaka ini terlebih dahulu, jika kau tidak suka menjual muka kepadaku. terpaksa aku orang she-sang harus menyalahkan dirimu." " Jadi kau hendak merebut dengan kekerasan?" "sedikitpun tidak salah. walaupun tindakan aku ini rada tidak cemerlang. tapi demi terbalasnya dendam kawan karibku terpaksa aku harus menggunakan cara ini." Walaupun sipencuri sakti tahu bahwa dia bukan tandingan, tapi sudah tentu iapun tidak ingin barang pusaka yang baru saja diperoleh diserahkan kepada orang lain dengan begitu saja. apabila batok kepalanya sudah digadaikan- jikalau dalam waktu singkat tak berhasil melatih serangkaian ilmu silat yang lihay ia pasti akan menemui ajalnya ditangan simajikan pegadaian Bu-lim. "sang Hong Tie" bentaknya kemudian keras. "selama ini loohu selalu menghormati dirimu sebagai seorang lelaki sejati, tapi bukan berarti aku takut kepadamu. jika kau tidak ingin memperdulikan kedudukan sendiri maka terpaksa loohu pun harus adu jiwa denganmu." Begitu ucapan selesai diucapkan ilmu pukulan san Tiem Cap sam sin- yang selama ini diandalkanpun dilancarkan keluar dengan gerakan yang maha dahsyat, sipencuri sakti bisa angkat namanya sejajar dengan nama tiga manusia miskin, sudah tentu bukan manusia sembarangan- terutama sekali ketiga belas jurus ilmu pukulan sambaran petirnya kebanyakan merupakan jurus2 serangan yang mengutamakan kelincahan badan membuat orang susah menduga arah yang sebetulnya. Tapi si sin so Cung Yen- sang Hong Tie yang bisa angkat namanya diatas kedua orang manusia miskin lainnya dan sedikit dibawah empat manusia kaya, sudah tentu tak akan anggap sipencuri tua dalam hatinya. Pada saat ini dia sama sekali tidak berkelit maupun menghindar, dengan ilmu telapak Lian Tiong sam Yen- ia sambut datangnya serangan2 tersebut. "Braaak. . , braaak...braaak." beruntun terjadi tiga kali bentrokan keras yang memekikan telinga, seketika itu juga sipencuri tua kena tergetar mundur sebanyak tiga langkah kebelakang. ia merasa pukulan pihak lawan semakin dahsyat diras akan dalam badan. menanti serangan ketiga Meluncur datang, agaknya tenaga lweekang pun bartambah satu kali lipat "Hingga kini aku orang she sang ingin mengutarakan lagi bahwa maksudku sama sekali tidak membawa maksud jahat. jikalau kau kuka meminjamkan payung sangkala tersebut untuk sementara waktu. maka aku orang she sang..." "Rubuhkan dulu loohu baru barang kau bawa pergi." potong sipencuri sakti diiringi suara bentakan keras, tubuhnya sekali lagi menubruk kearah depan. Kedua orang itupun segera terjadi suatu pertarungan sengit diluar pekarangan, walaupun kepandaian silat yang dimiliki sang Hong Tie jauh lebih tinggi satu tingkat dari pada kepandaian Pek Lie Gong tapi untuk menguasai
dirinya dalam waktu singkat masih bukan termasuk suatu pekerjaan yang gampang. Apa lagi gerak gerik sipencuri tua itu sangat gesit dan lincah, ia mengerti tenaga lweekangnya tidak memadai pihak lawan. maka dari itu selama dalam pertarungan ini selalu menggunakan gerakan2 yang gesit untuk meloloskan diri dari setiap ancaman bahaya maut. Pek Lie siang yang waktu itu berada dalam rumah merasa sangat gelisah sekali. ia tahu kalau ayahnya bukan tandingan dari sin su Cuang Yen- cepat atau lambat akhirnya bakal menderita kalah juga. satu pikiran segera berkelebat dalam benaknya. "Kenapa aku tidak membuka peti ini untuk menyembunyikan dahulu barang pusaka yang ada didalamnya, kemudian baru keluar membantu Tia?" pikirnya dihati. setelah ambil keputusan iapun menggerakkan tangannya memutuskan gembokan emas pada peti tersebut. Pada saat ini hatinya merasa amat tegang ia percaya isi dari peti ini tentu barang pusaka, kalau tidak si sin so Cuang Yen tak akan menggunakan kekerasan untuk merampasnya. DENGAN sangat ber-hati2 ia membuka penutup peti. Pada saat itulah dari dalam peti melayang keluar sesosok bayangan besar yang langsung melancarkan satu pukulan dahsyat kearah Pek Lie siang sewaktu tubuhnya masih berada ditengah udara. Pek Lie siang sama sekali tidak menduga kalau isi peti itu adalah seorang manusia, dalam keadaan tidak bersiap sedia ia mendengus berat. dadanya kena terhantam satu kali sehingga tubuhnya mencelat sejauh satu kaki kemudian roboh menggeletak keatas tanah, Lam Kong Pak yang bersembunyi dalam peti hampir mendekati satu jam, walaupun di dasar peti ada lubang untuk pernapasan, tapi lama kelamaan merasa sumpek juga. saking kesalnya hampir saja dadanya mau meledak. apa lagi teringat dendam perguruan belum terbalas ia sudah kena disiksa. hawa gusar semakin memuncak lagi dalam benaknya. Karena itu tanpa melihatjelas lagi siapa kah orang itu ia langsung melancarkan satu serangan mematikan. sudah tentu ia tahu orang yang membuka peti itu pasti bukan cioe Cien cien, karena sewaktu berada dalam perkampungan Toa Loo san-cung. sekeluarnya gadis shecioe itu dari ruangan ia telah bergebrak melawan orang dan peti ini kena dibawa pergi oleh seseorang. Apalagi pembicaraan antara si pencuri sakti serta puterinya setelah tiba dirumah gubuk itupun secara lapat2 dapat didengar Lam Kong Pak. hal ini semakin meyakinkan hatinya bila orang2 itu bukannya orang2 dari perkampungan Toa Loo san-cung. setelah serangan yang pertama berhasil pukul mencelat badan Pek Lie siang sejauh satu tombak, hawa amarahnya belum sirep. badannya menubruk kembali kedepan sekali lagi melancarkan satu pukulan dahsyat kearah pundak gadis tersebut. Kembali suara dengusan berat bergema keluar, tubuh Pek Lie sang bagaikan tumpukan tanah lumpur ambruk kebawah, darah segar muncrat membasahi lantai dan gadis itu sendiri jatuh tidak sadarkan diri Pada saat itulah Lam Kong Pak baru berhasil melihat jelas wajah Pek Lie siang, rasa menyesal muncul dari dasar hatinya. sekali lagi ia berjalan mendekati gadis tersebut dan memperhatikan lebih teliti lagi. dilihatnya badan gadis itu kecil mungil dengan alis indah. kecantikan wajahnya tidak
berada dibawah kecantikan wajah cioe cien cienTapi sewaktu teringat pembicaraan ayah beranak tadi, agaknya seperti merekalah yang mencuri peti ini dari perkampungan Toa Loo san-cung kembali ia mendengus dingin" Ayah harimau anak tentu harimau. inilah hasil yang harus dipetik karena keserakahan kalian-" Ia putar badan langsung berjalan keluar dari ruangan tersebut. Mendadak tubuh Pek Lie siang rada gerak kemudian merintih perlahanLam Kong Pak menoleh, dilihatnya gadis itu sedang membuka matanya dengan wajah menahan kesakitan yang hebat. keadaannya sangat mengenaskan sekali. Ia jadi tertegun, secara lapat2 ia merasa gadis ini tidak mirip seorang manusia yang jelek kelakuannya, Tapi karena penghidupannya diatas gunung sejak kecil. terpeliharalah watak dingin dan kaku pada diripemuda tersebut, walaupun melihat gadis itu merintih sedikit rasa iba pun tak tampak diatas wajahnja. Ia gemas Pek Lie siang ayah beranak banyak urusan sehingga merusak rencara besarnya. kembali ia mendengus dingin lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut. Tiba2 Pek Lie siang mendesis dan sekali lagi muntahkan darah segar. "siiii. . .siapa....siapa kau ?" "Lam Kong Pak" "see. . .secara. . .baaa. . .bagaimana kau.., bisa..., bisa sembunyikan dalam pee...peti itu ?" "Ini urusan pribadiku, lebih baik kau jangan ikut campur." Dengan pandangan mendelong gadis she Pek Lie itu memperhatikan wajah Lam Kong pak kemudian menghela napas panjang, "siii.., .silahkan...kau , , . kau menambahi aku...deeee...dengan sebuah pukulan lagi," Mengapa?" "Baaa . , bagaimana pun..siauw..siauw-moay taak..tak bisa hidup..laa..lagi." kata Pek Lie siang dengan air mata mengucur keluar membasahi pipinya. "siauw..siauw-moay bisa mati diii. . .ditanganmu... jauh. . lebih nyaman." "Cayhe sama sekali tiada ikatan dendam dengan dirimu, maaf permintaanmu itu tak dapat kupenuhi" seru pemuda tersebut dengan hati tergetar keras. "KoKo. . .bimbinglah aku...engkohku yang baik. . .baa. . .bangunkan diriku" kembali Pek siang merengek. "Hmmm siapa yang sudi jadi engkohmu" Walaupun nadanya ketus, tetapi setelah melukai seorang dara cantik yang tidak memberikan perlawanan sang hati pun merasa rada menyesal, sehingga akhirnya ia menurut juga untuk bimbing gadis itu bangun terduduk. Luka dalam yang diderita Pek Li siang amatparah, dengan badan lemah gemulai ia jatuhkan diri kedalam pelukan Lam Kong Pak. "Aduuuuh kali ini rada repot...." diam2 pikir pemuda itu sambil kerutkan alisnya. Dari dalam saku ia ambil keluar sebutir pil lantas dijejalkan kedalam mulut gadis she Pek Lie itu setelah menelan pil tadi. Pek Lie siang pun membuka matanya kembali memperhatikana wajah Lam Kong Pak yang tampan, kembali serunya dengan nada manja "siauwmoay,.. siauw moay bii. . bisa mati dalam pe. . .pelukan koko . .sudah cukup mem. . .membuat hatiku bangga...koko..kau... kau. . .bersembunyi dalam peti itu...tenn..tentu saang , . .sangat menderita bukan" Menghadapi sikap Nyolu yang ditunjukkan gadis
tersebut kepadanya, semakin membuat Lam Kong Pak jadi menyesal. Waktu itu bukan saja gadis tersebut sudah dipukul sampai menderita luka dalam tanpa menggerutu, sebaliknya setiap saat turut memikirkan keselamatannya, kendati watak Lam Kong Pak ketus dan dingin pun ia masih merupakan seorang manusia yang terdiri dari darah dan daging, sudah tentu hatipun ikut merasa terharu. Tapi ia tidak ingin menunjukkan keterharuannya itu. "oooouwww . , .sudah tentu sangat menderita" sahutnya dingin. "Koko...kau..kau pergilah" kembali Pek Lie siang berseru sembari melingkarkan tangannya ketubuh pemuda itu dan me-raba2 dada Lam Kong Pak. "siauw-moay bernama Pek Lie siang, kau bisa ingat terus nama siauw-moay hatiku sudah Cukup merasa puas" Lam Kong Pak bungkam dalam seribu bahasa, pikirannya mulai kalut dan kacau oleh berbagai persoalan. "Koko cepatlah pergi" kembali gadis she Pek Lie itu mendesak. Lam Kong Pak adalah seorang pemuda berwatak keras, suruh ia pergi justru ia sengaja tidak mau pergi. "Kenapa aku harus pergi?" baiik tanyanya ketus. "Koko..siauw-moay...siauw-moay tahu kau adalah seorang pemuda berwatak ketus, walaupun siauw-moay tidak tahu asal usulmu tapi aku percaya kau adalah seorang lelaki sejati tapi diatas wajahmu kelihatan sangat murung mungkin ada suatu urusan yang maha berat mengganjal dihatimu." Begitu mendengar ucapan ini langsung Lam Kong Pak santrap jadi marah. ia lupa kalau Pek Lie siang yang ada dalam pelukannya sedang menderita luka dalam yang amat parah kontan tangannya dorong kemuka melemparkan gadis tadi keatas tanah. Tanpa mendengus atau menjerit lagi, Pek Lie siang roboh tidak sadarkan diri Tapi sejenak kemudian pemuda she Lam Kong ini merasakan jantungnya berdebar keras. ia berjalan mendekati gadis itu lantas menjejalkan sebutir pil lagi kedalam mulutnya. selagi ia siap membimbing dia bangun, tiba2 satu ingatan berkelebat dalam benaknya. "Asal usulku tidak jelas dendam sakit hati gurukupun belum terbalas mana boleh terjirat oleh api asmara, Heeei biarlah ia berbaring saja disana" pikirnya dihati. setelah ambil keputusan iapun melirik sekejap kearah gadis tersebut kemudian berlalu darisana dengan langkah lebar. "Koko jangan lewat sana ada orang mau rampas dirimu." "Ada orang mau merampas diriku?" tak kuasa Lam Kong Pak rada tertegun dibuatnya. . Dengan paksakan diri Pek Lie siang coba meronta bangun, sambil bersandar diatas dinding kembali serunya terputus "Aaa..ada. , . ada seorang jagoan lihay sedang bergebrak mati2an melawan ayahku kesemuanya ini karena kau." Jikalau waktu itu Lam Kong Pak menanyakan siapa kah yang hendak merampas dirinya mungkin urusan tak bakal terjadi semakin membesar dan Lam Kong pak pun tak bakal mengalami berbagai macam kejadian aneh lainnya lagi. sewaktu Lam Kong Pak berdiri tertegun- tiba2 dari luar halaman berkumandang suara bentrokan keras disusul suara jeritan ngeri seorang bergema datang. Tak kuasa lagi Pek Lie siang menjerit kaget. "Ceeee. . .cepat bersem.., .bersembunyi dalam pee....peti, jagoan lihay ini sa...sangat lihay sampai ayahkupun bukan
tandingannya cepat." "Aku tidak takut" "Uuuuwoooo" tidak tahan Pek Lie siang muntah darah segar, serunya lebih lanjut dengan suara yang lemas "Jika kau tidak suka mendengarkan perkataan siauw-moay aku segera akan bunuh diri dihadapanmu...." sekali lagi Lam Kong Pak merasa terperanjat, ia melihat seluruh dada Pek Lie siang sudah basah kuyup oleh darah segar. wajahnya pucat pasi bagaikan majat. sembari kertak gigi ia paksakan diri bangun berdiri lantas menatapkan kepalanya keatas tembok. "Jangan berbuat demikian" teriak Lam Kong Pak sangat kaget dengan cepat ia berkelebat kedepan mencengkeram pundaknya, "Baiklah. aku suka mengikuti perkataanmu." sambil membopong Peti besar ia letakkan benda itu keatas pembaringan. Waktu itu dari tempat luaran kembali berkumandang datang suara dengusan berat disusul munculnya suara sipencuri sakti "Kepandaianku tidak memadahi kepandaianmu, banyak bicarapun percuma saja. barang itu ada dalam rumah. kau pergi dan ambillah sendiri tapi loohu peringatkan dirimu, jika kau berani mengganggu puteriku, sekalipun jadi setan loohu tak akan melepaskan kau" Terdengar seseorang mendengus dingin lantas berjalan masuk kedalam ruangan rumah itu. Lam Kong Pak tidak ingin mengingkari permintaan Pek Lie siang, ia tahu gadis tersebut bermaksud baik kepadanya apalagi orang itu pun memiliki kepandaian silat yang sangat lihay, ia tidak berani menempuh bahaya mencari gara2 secara gegabah. Tanpa berpikir panjang lagi, pemuda itu membuka penutup peti lantas menerobos masuk kedalam. sewaktu orang tadi sedang melangkah masuk kedalam ruangan itulah. dari luar halaman berkumandang datang beberapa kali suara bentakan yang amat keras disusul suara bentakan seorang gadis: "Eeeei. . .pencuri tua, kau sudah mencuri keluar sebuah peti dari perkampungan Toa Loo san-cung kami?" suara gadis itu amat keras, sekalipun Lam Kong Pak yang berada dalam peti pun bisa mendengarnya dengan sangat jelas . Tak kuasa lagi hatinya terasa bergetar keras, karena ia dapat mengenali suara itu berasal dari cioe cien ciensewaktu ia siap berteriak, tahu2 peti tadi sudah kena terkunci lantas dikempit seseorang dan dibawa lari melalui jendela belakang. Lam Kong Pak tahu orang yang mengempit peti tersebut saat ini bukan lain adalah simanusia yang melukai ayah Pek Lie siang, hanya ia tak tahu kawan atau musuhkah orang itu. karenanya selama ini mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa. "Tidak kusangka aku harus merasakan siksaan lagi didalam peti sialan ini" pikirnya dihati, Dengan mengempit peti tersebut orang itu berlari sangat cepat, secara lapat2 pemuda she- Lam Kong dapat merasakan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki oraag ini jauh berada diatas kepandaian dari ayah si Pek Lie siang, KURANG lebih setengah jam kemudian agaknya mereka sudah memasuki sebuah gunung yang lebat dan sunyi, secara samar2 pemuda kita yang ada dalam peti dapat menangkap suara desiran pohon siong tertiup anginTiba2 serentetan suara tertawa aneh berkumandang menjulang ketengah angkasa disusul suara jengekan dingin
memecahkan kesunyian. "HEEEEE...heeee. . .heeeeee tidak kusangka rejeki, aku Hiat so Cay sin- atau sidewa harta bertangan telengas tidak jelek. malam ini kembali menemui suatu jual beli yang sangat menarik hati...." orang yang mengempit peti tadi agaknya dibuat tergetar seluruh tubuhnya sehabis mendengar jengekan tersebut, badannya kontan berhenti. "Hmmm Walaupun nama besar saudara tercantum diantara 'Empat manusia kaya' tapi aku orang she-sang masih belum pandang kau dalam hati" sahutnya ketus. Lam Kong Pak yang dengar nada suara orang ini, sang hatipun ikut tergetar. pikirnya: "Bukankah nada suara ini berasal dari si 'sin so Cuang Yen' sang Loo-cianpwee ?" "Heeeee. . .heee. . .heeee. . sudah tentu." Kembali suara seram dari Hiat so Cay sin berkumandang memenuhi seluruh angkasa. "Dengan andalkan nama besar sin so Cuang Yen- sudah tentu kau orang she sang tak bakal takuti siapapun juga. Cuma. . .heee. . heeeee. . .kaupun harus tahu selamanya aku Hiat so Cay sin belum pernah melakukan jual beli dengan sia2" "Apa yang kau inginkan ?" "Dengan membawa sebuah peti yang memancarkan cahaya ke-emas2an melakukan perjalanan ter-buru2. jelas benda yang berada dalam peti itu adalah semacam benda berharga yang tak ternilai harganya. jikalau kau orang tahu diri ada baiknya perlihatkan sejenak benda apa yang ada dalam peti itu. jikalau barang berharga biasa saja. aku si Cay sin-ya tak bakal tertarik" "Kau dugaaku orang she-sang bisa mengabulkan permintaanmu itu?" Teriak sin so Cuang Yen teramat gusar. "Heeeee. .heee. . .heee. . .sekali pun tidak setuju juga harus setuju" "Apa yang kau andalkan ?" "Aku akan mengandalkan Hiat so Cay sin, merek emasku ini " "Hmnm sedikit permainan cakar ayammu belum tentu betul2 sangat lihay" Hiat so Cay sin kembali tertawa seram. "Lihay atau tidak bukankah akan kau ketahui sendiri selelah dicoba? eeei, manusia she-sang letakkan peti itu keatas tanah. bagaimana kalau kita lemaskan otot2 serta tulang2 kita yang sudah mulai kaku?" "Soal itu sih tidak perlu Aku orang she-sang masih bisa bergebrak sambil mengempit peti ini bukankah sama saja." "Heeee. . .heeee. . .heeee...manusia she-sang jangan terlalu pandang tinggi kepandaianmu sendiri pertarungan ini bukan main2 belaka Hmmm coba kau tengok kurang lebih lima tombak dibelakangmu adalah mulut gunung berapi. heeeeee. . .perduli seberapa berharganya barang yang berada dalam peti itu tetap termasuk barang sampingan,jangan disebabkan sedikit benda tadi harus mengorbankan selembar jiwa tuamu. wooouw...tak berharga, tak berharga." sin so Cuang Yen membentak keras, ia tahu setelah berjumpa dengan iblis tua macam begini banyak bicara pun tak guna. Karena itu tanpa banyak cincong lagi ber-turut2 ia melancarkan beberapa jurus serangan Lian Tiong sam Yendengan kecepatan laksana sambaran kilat. "Braaaaaakk...." diiringi suara bentrokan keras, tubuh sin so Cuang Yen terpukul mundur dua Langkah kebelakang. "Heeeee. . .heee...manusia she-sang, lebih baik jangan
tak tahu diri." sekali lagi sin so Cuang Yen membentak keras, tubuhnya menubruk maju kedepan dan dengan cepat diantara mereka berdua melangsungkan suatu pertarungan yang maha sengit. Waktu itu Lam Kong Pek yang berada dalam peti mulai merasa menyesal dan memaki diri sendiri mengapa tidak berteriak sejak tadi. Ia tahu nama besar Hiat so Cay sin- tertera diantara deretan empat manusia kaya tenaga dalam yang dimiliki sedikit berada dibawah kepandaian dari Cioe Ci Kang itu Cung-cu dari perkampungan Toa Loo san-cung serta kedua orang jago muda lihay dari Benteng "Hwie Him Poo." Apa lagi saat ini sin so Cuang Yen harus bergebrak. sambil mengempit sebuah peti yang berat, kepandaiannya semakin berada satu tingkat dibawah orang2 itu. Kendati begitu dalam keadaan seperti ini Lam Kang Pakpun tidak berani buka suara ia takut karena suaranya bakal memecahkan perhatian Sang Lo-cianpwee dan kena diringkus oleh Hiat so Cay Sin Ratusan jurus berlalu dengan cepatnya, makin lama Sin So cuang Yen terdesak semakin kebelakang dan Lam Kong Pak yang berada dalam peti pun secara lapat2 mulai merasa kepanasan asap tebal mulai menerobos masuk kedalam ruangan peti melalui lubang2 kecil didasar peti tersebut. Tiba2 angin pukulan men-deru2, diiringi suara bentakan keras beruntun Hiat So cay Sin melancarkan tiga buah serangan dahsyat kemuka. Sin So cuang Yen sebagai seorang jago yang kepandaiannya sedikit berada dibawah kepandaian pihak lawan, setelah bergebrak ratusan jurus melawan si percuri sakti itu, lantas harus melakukan perjalanan jauh sambil mengempit peti berat, hawa murninya sudah banyak berkurang. Walaupun saat ini iapun tahu situasinya jauh lebih banyak bahaya daripada beruntung tapi ia tidak rela menyerahkan barang pusaka Bu-lim itu kepada orang lainDengan kumpulkan seluruh tenaga Iweekang yang dimilikinya sekali lagi ia melancarkan satu pukulan dengan jurus "cuang Yen ci Ti atau mahasiswa Lulus Ujian jurus terakhir dari ilmu telapak "Lian Tiong Sam Yen"." Braaaaak. . . Bluuuum. . . Beruntun Hiat So cay Sin kena dipukul mundur tiga langkah lebar sedangkan Sin So cuang Yen sempoyongan sejauh tujuh, delapan langkah lebih, Hiat So cay Sin tertawa seram, laksana sambaran kilat ia mendesak maju lebih kedepan. "Bagaimana?" jengeknya keras. Satu tombak dibelakangmu adalah mulut gunung berapi, apakah kau. . . ." "Aku orang she-sang akan adu jiwa dengan kau." mendadak sin so Cuang Yen membentak keras. Kembali satu pertarungan sengit berkobar disisi mulut gunung berapi dengan nekatnya sang Hong Tie hendak mengadu jiwa sedang sidewa harta bertangan telengas pun tidak berani bersikap gegabah. Lam Kong-pak yang berada dalam peti mulai merasa cemas, keringat mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya, ia merasa kepanasan terkurung dalam suatu ruangan demikian sempitnya. Beberapa kali pemuda ini ada maksud teriak tapi akhirnya ditahan juga maksud hatinya itu, ia tahu asalkan sang Cia npwe mendengar suara teriakannya maka ia pasti tertegun dan bakal menemui bencana di tangan pihak lawan-
Mendadak. .... "Braaaaak " diiringi suara hantaman keras. Lam Kong Pak merasakan badannya seperti terbang ditengah awang2, jelas peti tersebut kena dipukul lepas oleh Hiat so Cay sin. Dua rentetan suara jeritan kaget berkumandang memenuhi angkasa, Lam Kong Pak merasakan daya luncuran dari peti tersebut tidak lemah setelah bergelindingan beberapa kali akhirnya berhenti, Bersamaan itu pula hawa kobaran api sangat panas membuat badannya kering susah bernapas. keringat mengucur keluar hampir membasahi seluruh tubuhnya. Ia tidak berani berayal lagi. mendadak teriaknya keras"Sang cianpwee Sang Cianpwee aku adalah Lam Kong Pak, aku adalah Lam Kong Pak " "Aaaah " suara jeritan kaget kembali berkumandang memenuhi angkasa, tapi sin so Cuang Yen sama sekali tidak mendengar jelas siapa nama yang diteriakkan itu, karena dimana peti tersebut berada pada saat ini sangat dekat sekali dengan mulut gunung berapi, hawa panas yang berkobar membuat orang susah mendekati tempat itu. Tapi sin so Cuang Yen masih sempat mendengar jelas teriakan 'sang Loocianpwee' beberapa patah kata ia merasa nada suara orang itu sangat dikenal. "suara yang berada dalam peti itu?" bentaknya keras. Lam Kong Pak yang berada dalam peti mulai merasa tidak tahan terhadap hawa panas yang menyerang datang semakin menghebat, segera sahutnya keras- "Boanpwee adalah Lam Kong Pak"^ Mendengar disebutnya nama itu seluruh tubuh sin so Cuang Yen tergetar sangat keras, tanpa perduli hawa panas yang menyengat badan lagi ia menubruk kearah sisi mulut gunung berapi itu Dengan watak Hiat so cay sin yang kejam dan telengas, setelah mengetahui isi peti tersebut bukan pusaka melainkan manusia, ia tidak mau kerja tanggung2 lagi, diiringi tertawa seram yang mendirikan bulu roma dari tempat kejauhan kembali mengirim satu pukulan dahsyat kearah muka. Bersamaan dengan menyambar datangnya segulung angin pukulan dahsyat, suara bentakan nyaring berkumandang pula memecahkan kesunyian. "Bajingan tua kau berani. . . ." Walaupun Lam Kong Pak dapat menangkap suara bentakan tadi sepertinya berasal dari Cioe Cien Cien, tapi waktu sudah terlambat tenaga pukulan yang maha dahsyat dari Hiat so Cay sin sudah menghajar datang. Pemuda kita cuma merasakan sang peti bergetar keras melayang jatuh kebawah. Begitu peti tadi mencelat lebih ketengah,jilatan api segera membakar benda itu dengan dahsyatnya, tapi berhubung daya luncur peti tadi kebawah sangat tinggi maka oleh hawa tekanan yang besar kobaran api tadi kontan tertiup padam. Hawa panas pun berkurang dan akhirnya Lam Kong Pak merasa hawa segar mulai menyelimuti seluruh bagian peti tadi. "Byuuuur. . ." suara air serta gadis2 muda berkumandang datang diikuti getaran keras dan masuknya air kedalam peti melalui celah lubang kecil. Lam Kong Pak jadi sangat kaget, dengan sekuat tenaga didorongnya penutup peti siapa nyana usahanya tidak mendatangkan hasil, sedang air pun sudah mulai memenuhi seluruh ruangan peti.
Dengan demikian ia tak dapat mendengar suara diluar lagi dan lama kelamaan ia bakal mati kesesakan napas. Mendadak peti itu diangkat keluar dari dalam air diiringi suara tawaan merdu serta pembicaraan beberapa orang gadis dengan gembira. Terdengar salah satu diantara gadis2 itu berkata : "Ayoh kita buka dan kita lihat barang apa yang berada dalam peti ini " "Aaaah jangan, lebih baik kita angkat dan serahkan kepada sian-cu " "Tapi lihat dulu baru diserahkan kepada sian-cu bukankah sama saja?" ujar gadis pertama lagi, untuk beberapa saat suara2 dengan barbagai macam pendapat bergema sangat ramainya. "Jika kalian tidak barani buka, biarlah aku yang buka." mendadak gadis pertama itu berseru. Waktu itu kebetulan Lam Kong Pak sedang kerahkan seluruh tenaganya mendorong keatas. "Kraaaak" penutup peti terpental lebar2 disusul badannya mencelat ketengah angkasa lalu mengirim satu pukulan kebawah. Dua kali jeritan kaget berkumandang memenuhi angkasa, dua orang gadis telanjang yang menerjang paling dekat sudah terkena hajaran sehingga sepasang teteknya yang montok kena terpukul hancur, darah segar muncrat keluar bercampur dengan air sungai. Waktu itu Lam Kong Pak baru bisa melihat jelas keadaan disekeliling tempat itu. Kiranya ia berada disebuah tebing terjal, diatas tebing tadi adalah mulut gunung berapi, disisi tebing merupakan sebuah sungai kecil yang melingkar jauh keujung tebing. DISISI sungai terdapat sebuah perkampungan yang sangat aneh, pagoda, loteng maupun bangunan rumahnya terbuat dari semacam bahan yang berwarna putih bersih bagaikan susu. Begitu Lam Kong Pak membinasakan dua orang gadis telanjang bulat tadi, beberapa orang gadis telanjang lainnya jadi gempar. suara teriakan2 keras bergema saling susul menyusul. Sedang hawa murni pemuda kita begitu buyar.badan pun meluncur turun lagi kedalam sungai. seketika itu juga ber-puluh2 orang gadis cantik yang telanjang bulat sehingga kelihatan bukit venusnya yang tinggi menonjol serta lekukan badan bagian bawahnya yang menggairahkan ber-sama2 mengerubut datang dari empat penjuru. Lam Kong Pak kapan pernah menemui pemandangan indah semacam ini?? tubuh sang gadis yang begitu bersih, begitu montok dan menggairahkan terkampar begitu jelas didepan mata apalagi sepuluh orang gadis telanjang sekaligus berada disana, bagaimana pun pemuda kita merasakan juga jantungnya berdebar keras. Dengan air muka merah jengah pikir pemuda she- Lam Kong ini diam2: "Mungkin gadis ini adalah perempuan siluman yang tidak tahu malu, kalau tidak mengapa mereka pada telanjang bulat dialam terbuka." "Aaaaah " Tak kuasa lagi ia menjerit tertahan, karena ia temukan seluruh badan sang gadis yang telanjang bulat tadi penuh dengan bulu2 putih sepanjang satu coen, oleh sebab diatas badan mereka ada airnya maka bulu2 putih tadi susah ditemukan dalam sekali pandang. Dengan penemuan ini maka Lam Kong-pak pun semakin yakin dugaannya bila ia sudah berjumpa dengan
perempuan siluman, diiringi suara bentakan keras dengan jurus 'Hang sauw Lak Hoo' atau Menyapu runtuh Enam benteng dari ilmu Thian suo so menghajar kemuka, Ber-puluh2 gadis itu sama sekali tidak menyangka pemuda yang berada dihadapannya bila melancarkan serangan secara mendadak. diiringi suara jeritan kaget kembali dua orang mengeletak mati. Dua kali Lam Kong Pak turun tangan membinasakan empat orang gadis telanjang kontan menimbulkan rasa gusar bagi gadis2 lainnya, ada diantara mereka meloncat dari ketinggian beberapa tombak langsung menubruk kebawah dan ada pula yang menyelam dalam air untuk menggencet pemuda kita . Dengan adanya serangan ini urusan jadi semakin serius, apalagi harus bergebrak dalam air semakin tidak leluasa lagi baginya. Mula2 ia mengirim dua serangan dulu ketengah udara, lalu siap menghadapi serangan dari bawah, siapa nyana ketika itulah celananya tiba2 ditarik orang membuat pakaian bagian bawahnya jadi tertarik robek kelihatanlah kejantanannya. Gadis2 telanjang itu pada menjerit kaget ber-puluh2 pasang mata ber-sama2 dialih ketubuh bagian bawah dari Lam Kong dan memandang kejantanan pemuda itu dengan terpesona. Lam Kong Pak yang tubuhnya berada ditengah udara melihat sikap gadis2 itu begitu tidak tahu malu, hawa gusarnya semakin memuncak lagi. Padahal ia mana tahu kalau gadis2 ini sudah jauh terpisah dari pergaulan dunia. sejak dilahirkan belum pernah berjumpa dengan lawan jenisnya. Hawa membunuh berkobar memenuhi seluruh wajah, melihat peti besar tadi kebetulan sedang terbawa arus menuju kearah depan ketiga orang gadis itu, dengan sekuat tenaga ia melancarkan satu serangan dahsyat kedepan. Walaupun peti itu terbuat dari bahan papan yang bagus, tapi disebabkan baru saja terjatuh ratusan tombak dari atas mulut gunung berapi, saat ini sudah pada mengendur. sudah tentu tak bakal kuat menahan satu serangan dahsyat dari jagoan lihay lagi. "Kraaaaak. . . ." hancuran papan beterbangan keempat penjuru disusul berkumandang datangnya tiga kali jeritan ngeri. Ketiga orang gadis canlik yang sedang memandang Kejantanan- pemuda itu dengan terpesona sama sekali tidak menyangka akan datangnya serangan begitu dahsyat, untuk menghindar tidak sempat lagi. Padahal jika berada dalam keadaan biasa perduli siapa pun diantara gadis itu sudah cukup membuat pemuda kita jadi kerepotanKetika Lam Kong Pak melayang turun lagi keatas air dan melihat kematian ketiga gadis itu dalam keadaan mengerikan, hatinya mulai merasa tidak tega. Waktu itu berdiri tertegun itulah, kakinya terasa mengejang dan tahu2 sudah dicengkeram orang disusul jalan darah Jong sian Hia-nya jadi kaku. seluruh kekuatan lenyap dan badan pun roboh kedalam air. Ia tahu secara beruntun ia telah melukai enam tujuh orang perempuan siluman setelah ditangkap susah baginya untuk meloloskan diri dari kematian. Diikuti badannya diseret naik ketepi sungai lalu dibawa lari kearah perkampungan berwarna putih bersih itu "Braaak" badannya dibanting keatas tanah membuat pemuda she- Lam Kong tersadar kembali dari lamunannya,
Ketika ia membuka mata kembali, hatinya mulai diliputi rasa kaget serta tercengang yang bukan alang kepalang. Tampak seluruh bangunan rumah itu terbuat dari batuan warna putih salju. seluruh perabot berwarna putih bersih pula bahkan sampai kain seprei. horden maupun kelambu juga berwarna putih. " Lapor sian-cu, perkampungan kita telah kedatangan seorang mata2, harap sian- cu menjatuhi hukuman" Laporan itu begitu diutarakan, dari balik ruangan berkumandang datang suara langkah kaki yang ringan dan diiringi suara ting tang ting tang yang ramai dari gelang yang beraduanWALAUPUN Lam Kong Pak tak dapat bergerak tapi kesadarannya sama sekali belum hilang, ia segera alihkan sinar matanya kearah berasalnya suara langkah kaki tadi. Dari balik horden muncul dua orang gadis cantik berbulu putih yang memakai pakaian model keraton dengan berjalan berdampinganTiba2 mereka memancar kedua belah samping sembari menyingkap horden itu semakin lebar, lalu disusul muncul kembali seorang gadis berpakaian keratan warna putih yang memakai kain kerudung pada wajahnya dengan gerak-gerik yang mengiurkanBau harum yang sangat aneh msnyiar keluar secara lapat2 membuat orang terasa jadi mabok. . Walaupun Lam Kong Pak tidak tahu bagaimanakah raut muka gadis itu, tapi ditinjau dari lekukan badannya yang mengiurkan serta tingkah lakunya yang amat mempesonakan cukup dapat kita raba bila dia adalah seorang gadis yang amat cantik. Gadis telanjang berbulu putih yang menyeret pemuda she- Lam Kong masuk kedalam ruangan tadi segera memberi hormat kepada gadis berkerudung itu ujarnya "Lapor siancu mata2 ini sudah membinasakan lima orang Cap sah Moay perkampungan kita" Lalu diceritakannya secara bagaimana ia temukan ada peti yang jatuh dari atas mulut gunug berapi lalu muncul Lam Kong Pak yang beruntun membinasakan beberapa orang anggota mereka. Dengan mulut mambungkam gadis berkerudung itu memperhatikan Lam Kong Pak beberapa saat, akhirnya kepada sigadis telanjang berbulu putih itu ujarnya. "Pergilah disini sudah tak ada urusanmu lagi" sepeninggalnya gadis itu kembali dara berkerudung itu berkata lagi "Bebaskan jalan darahnya" Nada suara gadis ini merdu bagaikan genta membuat hati orang terpesona, tapi dibalik nada yang merdu memancarkan daya pengaruh yang sangat besar. "orang ini masuk kedalam perkampungan kita melalui mulut gunung berapi, bahkan beruntun membinasakan lima orang diantara Cap sah Moay pelindung hukum kita. jelas kepandaian silatnya sangat lihay. siancu." seru kedua orang dayang itu berbareng sehabis mendengar perintah dari Cungcunya. "sudah, tidak usah banyak cerewet, kalian suka mendengarkan perkataanku tidak?" Kedua orang dayang itu tidak be