Energi, Pengetahuan, dan Perilaku: Etnografi Komunitas Semesta Oleh
: Titin Nuraeni
Pembimbing
: Tony Rudyansjah
Skripsi ini mengaji tentang pandangan dunia Komunitas Semesta dan perilaku para pelakunya. Dasar pengetahuan komunitas ini adalah energi. Energi mampu menjadi motivasi bagi para pelaku untuk mewujudkan motif-motif masing-masing anggota. Di dalam komunitas Semesta juga terdapat pengetahuan yang berkenaan dengan pandangan kosmologis yang mereka yakini. Pengetahuan serta meditasi yang mereka lakukan mampu mempengaruhi perilaku anggota Komunitas Semesta. Masing-masing anggota mendapatkan kemampuan yang berbeda sesuai dengan minat, misalnya kesaktian, pengobatan dan spiritual. Sebenarnya mereka mendapatkan semua kemampuan itu namun biasanya anggota Semesta hanya condong pada bidang yang memang diminatinya atau dengan kata lain sesuai dengan jiwanya. Mendengar kata meditasi mungkin sudah cukup familiar bagi sebagian orang. Kata itu biasanya dikaitkan dengan kegiatan duduk diam. Bagi sebagian orang mungkin mempertanyakan mengapa seseorang sanggup duduk berjam-jam lamanya tanpa melakukan apapun. Apakah memang benar orang yang melakukan meditasi hanya duduk diam tanpa ada aktivitas apapun di dalamnya? Ataukah memang ada aktivitas yang berlangsung ketika duduk diam tersebut? Bagi orang yang tidak melakukan meditasi mungkin mempertanyakan pula tujuan serta motivasi para pelaku meditasi, sehingga tidak paham akan makna meditasi bagi setiap para pelakunya. Orang pada umumnya akan berpikiran bahwa lebih baik melakukan aktivitas yang berguna daripada hanya duduk diam saja. Pandangan demikian akan berbeda dengan orang yang melakoni meditasi. Para pelaku memiliki motivasi di dalamnya, sehingga mampu duduk diam lama. Mereka juga memaknai meditasi bukan hanya sekedar duduk diam saja. Pemaknaan meditasi bagi setiap orang tidaklah pasti sama karena pemaknaan mereka terhadap meditasi juga dipengaruhi dengan pengetahuan serta pengalaman. Saya di dalam tulisan ini akan membahas tentang komunitas yang mendasarkan diri mereka pada kegiatan meditasi. Komunitas itu menamakan diri mereka sebagai Komunitas Semesta. Di dalam Komunitas Semesta terdapat pengetahuan yang saling dibagikan antar satu anggota dengan anggota lainnya. Pengetahuan ini pula yang turut mempengaruhi pemaknaan para anggotanya atas kegiatan meditasi yang dilakukan. Pengetahuan ini pula menjadi pandangan dunia Komunitas Semesta.
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
Sebagian besar pengetahuan berasal dari Sang Guru, yang biasa dipanggil AA layaknya pemuda Sunda biasanya dipanggil. AA memang merupakan keturunan etnis Sunda. AA biasanya menyampaikan pengetahuan kepada para anggota Semesta yang mengunjunginya ataupun ketika ada acara bersama yang dibuat oleh para anggota Semesta. Biasanya pra anggota Semesta yang mengunjungi AA akan menyampaikan pengetahuan yang AA berikan. Gambaran Umum Komunitas Semesta Komunitas Semesta merupakan salah satu komunitas yang berlandaskan kegiatan meditasi. Sejak kemuculannya komunitas ini belum mengenakan nama Semesta. Sebelumnya mereka menyebutkan diri mereka sebagai „orang energi‟. Sejak tahun 2012 setelah acara di silaturahmi di Ragunan tepatnya bulan April, AA (sebutan guru) memberikan nama Semesta sebagai nama komunitas „orang energi‟. Sejak itulah Semessta menjadi identitas bagi „orang energi‟. Menurut AA bahwa alam semesta berada di dalam tubuh kita. Tubuh kita terdiri dari unsur alam semesta. Kita dapat memahami alam semesta dengan melakukan meditasi ke dalam diri. Kita akan menemukan semua jawaban atas segala pertanyaan kita tentang alam semesta ini. Dapat disimpulkan bahwa tubuh kita adalah sebagai makro kosmos dan alam semesta adalah mikro kosmosnya. AA juga mengungkapkan bahwa kegiatan meditasi merupakan kegiatan menarik alam ke dalam diri kita. Menilik dari apa yang diungkapkan oleh AA sudah dapat tergambar alasan AA memberikan nama Semesta kepada komunitas „orang energi‟. Lambang dari Komunitas Semesta adalah sebagai berikut:
Kemuculan komunitas ini ada di beberapa wilayah, yaitu Purwakarta, Tegal, Jakarta, dan Tangerang. Kemunculan pertama kali adalah di Purwakarta. AA merupakan orang Purwakarta sehingga kemunculan pertama adalah di wilayah Purwakarta. Menurut cerita Oh Sugi bahwa para pengikut di Purwakarta sebagian
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
besar adalah tetangga AA. Anggota Komunitas Semesta di Purwakarta tidak pernah mengikuti perkumpulan yang pernah diikuti oleh anggota Semesta di Tegal, Jakarta maupun Tangerang. Pengetahuan dan Pandangan Kosmologis Di dalam anggota Semesta memiliki pemahaman tentang energi. Pemahaman tentang energi di dalam komunitas berbeda-beda. Pemahaman energi pada umumnya adalah bahwa energi merupakan energi murni dari alam. Energi murni tersebut tercipta dari adanya gejala alam yang ada di sekitar. Contohnya adalah energi bulan purnama, energi angin laut, dan energi alam lainnya. Energi-energi seperti inilah yang mereka klaim sebagai energi yang mereka ambil di dalam meditasinya. Pemahaman energi ini akhirnya membawa pemikiran anggota bahwa energi murni mampu meningkatkan kekuatan pada diri mereka. Oleh karena itu bagi anggota yang masih terfokus dengan kesaktian maka akan sangat penting untuk melakukan meditasi terutama untuk meningkatkan energi yang ada dalam diri mereka. Semakin meningkatnya energi dalam tubuh maka akan semakin meningkat pula kekuatan yang dimiliki. Terdapat pula pemahaman bahwa energi merupakan sesuatu yang menggerakkan kehidupan, tanpa adanya energi kehidupan ini tidak akan berjalan. AA memberikan pengetahuan bahwa energi juga mampu digunakan untuk pengobatan, baik medis maupun non medis. Para anggota juga mengenal beberapa jenis energi yang setiap energi memiliki kegunaan yang berbeda. Contohnya adalah energi biru biasa digunakan untuk penyakit luar tubuh sedangkan energi hijau untuk penyakit di dalam tubuh. AA memberikan amanat kepada anggota agar dalam memberikan bantuan pengobatan tidak meminta pamrih. Ketika ada anggota yang melakukan pengobatan untuk mencari uang maka dianggap sebagai murid mbalelo (menyimpang). Pemahaman energi bagi anggota Komunitas Semesta merupakan pemahaman mendasar. Awal sebelum komunitas ini mengenakan nama Semesta sebagai identitas diri, para anggota mengidentifikasikan diri mereka sebagai „orang energi‟. Terdapat ritual pemberian energi kepada anggota baru. Adanya pemberian energi kepada anggota baru merupakan bukti sah bahwa anggota tersebut telah bergabung menjadi anggota komunitas. Pemahaman energi yang diberikan senior kepada juniorpun bermacam-macam, sesuia dengan orientasi masing-masing. Hal itu juga yang menyebabkan beragamnya pemahaman anggota akan energi.
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
Pengetahuan lainnya ikut menyusul setelah seseorang semakin mengenal Komunitas Semesta. Pengetahuan tersebut tidak terlepas dari pandangan dunia Komunitas Semesta. Pengetahuan yang saling dibagikan tersebut mencerminkan cara pandang komunitas melihat dunia ini. Pandangan dunia Komunitas Semesta juga terkait dengan kosmologi. Almalisa mengungkapkan bahwa kosmologi yaitu “hasil
pemikiran
manusia
tentang
alam
semesta
sehingga
menghasilkan
keselarasan dalam kehidupan antara manusia dengan alam”. Kosmologi ditinjau dengan pendekatan ilmu filsafat, memandang manusia dan alam sebagai bagian yang saling menyatu dan tidak dapat dipisahkan. Alam merupakan cerminan dari hakikat manusia, dan hakikat alam melingkupi manusia. Manusia selalu berusaha harmonis dengan alam didasari keinginan alami manusia untuk selalu berada dalam dunia yang teratur (Almalisa, 1998: 5). Geertz, mengungkapkan bahwa pandangan dunia merupakan segi-segi kognitif eksitensialnya. Pandangan dunia adalah gambaran mereka tentang kenyataan apa adanya, konsep mereka tentang alam, diri, masyarakat. Pandangan dunia mengandung gagasan-gagasan mereka yang paling komprehensif mengenai tatanan (Geertz, 1992: 51-52). Pandangan dunia komunitas mampu mempengaruhi cara pandang para anggota dalam melihat sesuatu. Tidak jarang pula pandangan dunia ini mereka terapkan dalam kehidupan riil sehari-hari anggota. Pandangan dunia Komunitas Semesta juga tidak terlepas atas pandangan para anggota dalam memandang AA sebagai guru. AA tidak hanya dianggap sebagai guru namun terdapat padangan bahwa AA merupakan salah satu utusan yang ada di muka bumi ini. Tugas dan peran para utusan adalah sebagai penyeimbang kehidupan. Maksudnya adalah karena di dunia ini banyak terjadi angkara murka sehingga dibutuhkan orang-orang suci agar mampu menyeimbangkan antara angkara murka dengan kebaikan. Tidak jarang pandangan para anggota Semesta terhadap sosok AA semakin menguatkan rasa keyakinan mereka untuk tetap bertahan dalam komunitas ini. Pandangan atas sosok AA yang dibagikan oleh para anggota komunitas senior kepada juniornya ataupun kepada orang yang belum menjadi anggota, mampu menarik keingintahuan untuk mau bahkan mempelajari lebih dalam. Hal ini juga yang terkadang menjadi salah satu daya tarik bagi orang untuk menjadi anggota komunitas. Mereka merasa yakin atau bahkan tertarik mendengar pandangan tentang sosok AA.
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
AA memberikan pengetahuan kepada para anggota bahwa alam semesta berada dalam diri kita. Oleh karena itu AA menekankan pandangan bahwa diri adalah makro kosmos sedangkan alam adalah mikro kosmos. Pandangan ini memang belum dapat dibuktikan, namun itulah pandangan yang mereka yakini. Pandangan demikian juga bertentangan dengan pandangan pada umumnya. AA pun mengatakan bahwa pandangan ini tidak sama dengan pandangan pada umumnya yang menyatakan bahwa alam adalah makro kosmos sedangkan diri kita adalah mikro kosmos. AA mengatakan bahwa pandangan atas meditasi pada umumnya merupakan kegiatan untuk merasakan menyatu dengan alam, namun menurut AA meditasi merupakan kegiatan menarik alam ke dalam diri. AA pun mengenalkan dua jenis meditasi, yaitu meditasi ke dalam diri dan ke luar diri. Meditasi ke luar diri merupakan kegiatan meditasi yang fokusnya adalah ke luar diri kita. AA juga menegaskan baha kegiatan meditasi ke luar diri merupakan aksesoris saja. Jadi segala kemampuan yang diperoleh dari kegiatan meditasi ke luar diri bukan merupakan hal utama karena itu hanya aksesoris saja. Meditasi ke dalam dirilah yang utama dari kegiatan meditasi. Kegiatan meditasi ke dalam diri merupakan kegiatan meditasi yang fokusnya adalah ke dalam diri. Tujuan utama meditasi ke dalam diri adalah agar mampu menembus hati nurani. Menurut AA lapisan hati terdiri dari tiga lapisan, yaitu: hati iblis, hati nafsu, dan hati nurani. Menembus hati nurani bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan karena harus mampu menembus hati iblis dan hati nafsu. AA menjelaskan bahwa energi memang dapat membantu untuk menembus hati iblis, namun untuk menembus hati nafsu memerlukan ketekunan dan usaha keras. Sebagian besar manusia masih bergelut dengan nafsu. Hati iblis masih berupa bisikan-bisikan iblis, namun ketika seseorang itu merespon bisikan menjadi keinginan bahkan mewujudkannya dalam sebuah tindakan maka orang tersebut sudah pada tahapan nafsu yang menguasai. Berbeda dengan kedua lapisan tersebut, ketika seseorang mampu masuk ke dalam hati nurani maka orang tersebut akan diselimuti dengan kebajikan. Hal ini karena hati nurani merupakan gudang kebajikan. Pada hakekatnya hati nurani adalah sebuah ketenangan. Ketika seseorang telah mencapai tahapan hati nurani maka hidup orang tersebut akan tenang. Ketika seseorang telah mampu memasuki hati nurani maka hati nuranilah yang akan lebih mendominasi daripada hati iblis dan hati nafsu. Hati nurani yang merupakan gudang kebajikan akan mengirimkan file kebajikan pada pikiran
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
manusia. Setelah proses itu terjadi maka pikiran akan mengolah file yang didapatkan. Ketika pikiran mengolahnya maka akan setiap tindakan yang dilakukan seseorang. Tindakan merupakan gambaran apa yang dipikirkan seseorang. Tindakan merupakan realisasi pikiran. Pikiran
Hati Nurani •Gudang kebajikan sehingga mentransferkan file kebaikan kepada memori .
•Mendapatkan file dari memori yang kemudian di olah dalam pikiran.
Tubuh •Setelah pikiran mengolah file kemudian terealisasi dalam tindakan seseorang.
Pengetahuan yang ada di dalam Komunitas Semesta juga berkaitan dengan penciptaan makhluk serta kedudukannya di dunia ini. Di dunia ini diciptakan manusia, makhluk gaib tumbuhan, hewan, dan makhluk lainnya adalah dengan peran dan visi yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan untuk menciptakan keseimbangan alam. Menurut Oh Sugi, yang merupakan salah satu senior di Tegal, mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang terdiri dari tubuh, jiwa dan, ruh atau dengan kata lain adalah raga, pikiran, dan hati. Manusia diciptakan dengan pikiran dan hati adalah agar manusia bisa menjalankan tugasnya di dunia ini. Manusia diciptakan Allah untuk taat, melakukan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Oleh karena itu manusia memilki tugas untuk melawan godaan iblis. Godaan iblis inilah yang akan membawa kesesatan. Hati nurani sebagai media untuk mengingatkan manusia pada jalan yang benar. Perlu diperhatikan bahwa rasa dan hati haruslah dibedakan seperti jiwa dan ruh. Ruh atau hati tidak pernah berubah karena merupakan Nur Allah. Ruh atau hati nurani merupakan gudangnya segala kebajikan. Ruh selalu bersih dan tidak dapat terkotori oleh apapun bahkan oleh tindakan jahat seperti apapun. Berbeda dengan ruh, jiwa atau rasa dapat berubah. Jiwa dapat terpengaruh dari faktor luar maupun faktor dalam dirinya. Jika seseorang sering melakukan perbuatan yang tidak baik maka jiwanya pun menjadi kotor. Pembahasan ini mengacu pada pembahasan mengenai pembersihan jiwa. Di dalam hidup kita harus mampu membersihkan jiwa dan menenangkan jiwa. Ketika kita telah mampu membersihkan jiwa maka akan membawa kita pada tahapan jiwa yang tenang.
Ketika kita telah mampu membersihkan jiwa, kita akan turut
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
memberikan kontribusi kepada orang lain di sekitar kita. Kita akan menjadi perantara kepada orang lain dalam memberitahukan proses membersihkan jiwa dan memperoleh jiwa yang tenang. Pendalaman jiwa dapat kita lakukan di dalam meditasi. Caranya adalah dengan mengenal diri. Melalui cara ini maka kita akan mengenal jiwa kita sendiri. Kita juga akan mengetahui siapa hakekat diri kita. Permulaan ketika mengenal diri adalah dengan menemukan kenyataan bahwa diri kita adalah ciptaan. Pengetahuan yang didapat Oh Sugi dari mengenal diri berujung pada ruh. Pembahasan ini tidak perlu dipusingkan karena ruh adalah urusan Allah. Hal yang perlu kita pikirkan adalah mengenali jiwa bukan ruh. Oh Sugi menjelaskan bahwa sudah menjadi hukum alam (sunatullah) bahwa adanya proses dimana orang yang jiwanya sama akan saling bertemu dan saling berinteraksi. Akan ada connect antara satu jiwa dengan jiwa lainnya. Itulah salah satu yang membuat komunitas ini ada, karena jiwa satu dengan lainnya memiliki kesamaan sehingga akan membuat mereka menjadi satu kelompok. Persamaan jiwa di antara merekalah yang membuat mereka tetap menjadi satu seperti sekarang, meskipun di dalamnya akan terbagi-bagi lagi ke dalam kelompok kecil lainnya. Di dalam komunitas ini akan saling menghubungkan jiwa yang sama, seperti spiritual, pengobatan ataupun makhluk gaib. AA pernah mengatakan bahwa sudah terdapat jalan masing-masing yang akan ditempuh oleh seseorang sesuai dengan jiwa orang tersebut. Jadi ketika ada pengelompokan di dalam komunitas maka bukanlah suatu bentuk perpecahan. Pada hakekatnya, setiap jiwa akan berinteraksi langsung dengan jiwa yang lainnya, meskipun kenal ataupun tidak.
Interaksi antara satu jiwa dengan jiwa
lainnya yang membuat roda kehidupan tetap berjalan. Jika tidak ada interaksi maka tidak ada kehidupan. Interaksi antara satu jiwa dengan jiwa lainnya seperti rantai besar. Antara satu ujung rantai dengan ujung lainnya memang tidak saling menempel, namun tetap satu rangkaian. Jadi satu jiwa dengan lainnya pada hakekatnya saling berhubungan. Karena adanya keterbatasan ruang dan waktu sehingga tidak dapat terlihat adanya kesinambungan. Jika dilihat secara spiritual maka pada hakekatnya hubungan antar jiwa tidak terbatas ruang dan waktu, semua berkesinambungan. Contohnya adalah kita bisa merasakan orang lain meskipun ada jarak di antaranya.
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
Setiap jiwa diciptakan dengan misi dan takdir masing-masing. Meskipun diciptakan berbeda-beda namun tetap ada kesinambungan antara satu dengan lainnya. Misi setiap jiwa akan selalu terkait dengan misi jiwa lainnya. Keterkaitan antar jiwa inilah yang mampu menciptakan roda kehidupan tetap berjalan, karena satu dengan lainnya berkesinambungan seperti rantai. Rantai besar tersebut membuat roda kehidupan tetap berputar. Anggota Semesta memiliki pandangan bahwa iblis dan jin tidaklah sama. Mereka berada di tingkatan yang berbeda. Iblis merupakan para malaikat yang mbalelo (menyimpang), karena tidak mau tunduk pada nabi Adam AS. Meskipun demikian, iblis merupakan makhluk yang sangat taat dalam menjalankan perintah Allah. Oleh karena itu sampai saat ini Iblis tetap taat dalam menjalankan tugas mereka, yaitu menggoda manusia. Berbeda dengan jin yang merupakan makhluk halus yang diciptakan oleh Allah. Jin juga bisa dikatakan sebagai anak-anak turunan iblis. Mereka juga mengenal istilah RI 1, yaitu raja iblis 1. Menurut pandangan mereka bahwa RI 1 merupakan pimpinan dari para iblis. RI 1 awalnya adalah pimpinan para malaikat, namun karena tidak mau tunduk dengan Nabi Adam AS sehingga menjadi iblis. Pada saat iblis tidak mau tunduk kepada Nabi Adam AS, iblis meminta kepada Allah agar diberikan tugas untuk selalu menggoda manusia sebagai keturunan Nabi Adam AS. RI 1 ini memimpin pasukan iblis. Menurut Oh Sugi sendiri bahwa iblis merupakan makhluk yang sangat taat atas perintah Allah. Ketaatan iblis terlihat dari pelaksanaan tugas untuk selalu menggoda manusia. Pandangan demikian membawa anggota Komunitas Semesta memusuhi makhluk gaib. Tidak jarang anggota Semesta melakukan meditasi di tempat angker untuk melakukan pembersihan dari makhluk gaib. Mereka juga tidak segan menghancurkan makhluk gaib yang mereka temukan menggunakan energi sapu jagad, energi yang dianggap mampu menghancurkan makhluk gaib. Di lain sisi memang anggota melakukan meditasi di tempat angker sebagai bentuk uji nyali dalam melawan makhluk gaib. Ketika mereka telah mampu mengalahkan rasa takut yang muncul dalam diri maka akan semakin menimbulkan keyakinan dalam diri. Salah satu pengetahuan yang ada di dalam komunitas adalah bahwa sekuatkuatnya makhluk gaib adalah selemah-lemahnya anggota Semesta. Pengetahuan demikian juga yang mampu meningkatkan keyakinan diri anggota.
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
Pengetahuan yang Ada di Dalam Komunitas Semesta Diterima Sebagai Kebenaran Universal oleh Anggota AA sebagai sosok yang paling berpengaruh di dalam Komunitas Semesta. AA menjadi acuan para anggota Semesta. Pengetahuan serta pandangan yang disampaikan AA mampu diterima oleh seluruh anggota Semesta. Padahal jika dilihat anggota Semesta terdiri dari orang yang latar belakangnya berbeda, entah itu dari agama, profesi maupun kehidupan sosialnya. Para anggota mampu menerima pengetahuan yang diberikan AA sebagai suatu kebenaran. Ketika suatu kebenaran mampu diterima oleh seluruh lapisan orang maka dapat dikatakan bahwa kebenaran tersebut bersifat universal. Jika apa yang dikatakan AA tidak diterima sebagai suatu kebenaran maka para anggota tidak akan mempercayai apalagi meyakini apa yang dikatakan AA. Salah satu alasan para anggota mampu menerima penjelasan AA sebagai suatu kebenaran adalah karena penyampaian AA yang sesuai porsinya. Dalam menyampaikan penjelasan AA tidak hanya menggambarkan dari satu sisi saja. Memang penjelasan AA sebagian besar mengacu pada ajaran Islam, namun AA mampu menyampaikannya dari segi nilai umumnya. Oh Sugi sendiri pernah mengatakan bahwa penjelasan AA jika dikaji pada seluruh agama ada. Oleh karena itu Oh Sugi sendiri menerima penjelasan AA sebagai sebuah kebenaran yang sifatnya universal. Penyampaian AA yang mudah diterima oleh para anggota juga merupakan poin penting bagi komunitas ini. Jika penjelasan AA saja tidak mampu diterima oleh para anggotanya maka tidak akan tercipta pandangan dunia yang sama di dalam komunitas. Pandangan dunia yang ada di dalam Komunitas Semesta sedikit atau banyak mempengaruhi tindakantindakan para pelakunya. Ketika pandangan dunia telah mampu mempengaruhi tindakan para pelakunya maka dapat dikatakan telah mampu menjadi bagian pandangan hidup seseorang. Meditasi dan Keteraturan Semesta Pandangan dunia yang demikian mampu termanifestasikan pada bentuk meditasi yang dilakukan oleh Komunita Semesta. Bentuk meditasi yang dilakukan oleh Komunitas Semesta bukan tanpa arti asal duduk diam saja. Di dalam bentuk meditasi yang dilakukan oleh para anggota Semesta juga memiliki pemahaman yang berkaitan dengan alam, diri, dan makhluk gaib. Terdapat beberapa bentuk meditasi yang saya anggap sebagai bentuk refleksi atas pandangan dunia yang ada.
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
Berikut ini adalah beberapa posisi meditasi yang dikenal di dalam komunitas Semesta:
Latihan Pembersihan Diri
Pengambilan Energi
Penyerapan Energi Inti Bumi
Penyerapan Energi Inti Langit dan Inti Bumi
Pengolahan Energi Panas
Pengolahan Energi Dingin
Penyerapan Energi Maksimum
Latihan Membuka Mata Batin 2
Latihan Menjadi Unsur Alam-Api
Latihan Mengenal Energi Bumi
Latihan Merasakan Unsur Udara
Latihan Membuka Mata Batin
Latihan Mencari Jati Diri
Latihan Memperbesar Kapasitas Volume Otak
Latihan Melatih Unsur Air
Latihan Menyatu dengan Alam
Gaung energi yang ada di dalam Komunitas Semesta bahwa energi mampu memberikan kesaktian dan merubah diri menjadi benar mampu menarik minat seseorang untuk menjadi anggota. Stimulus energi sangat kuat mempengaruhi para anggota untuk melakukan meditasi, karena di dalam meditasi maka para anggota akan mampu menambah dan mengelola energi. Geertz mendifinisikan motivasi sebagai suatu kecenderungan yang tahan lama, suatu kecondongan yang terus menerus muncul untuk menampilkan jenis-jenis
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
tindakan tertentu dan mengalami jenis-jenis perasaan tertentu dalam jenis-jenis situasi-situasi tertentu (Geertz, 1992:12). Pengertian motivasi yang diajukan oleh Geertz membuat saya berpikir bahwa energi itu sendiri merupakan suatu motivasi. Anggota Semesta memiliki motif masing-masing dalam melakukan meditasi. Motif yang berbeda ini membuat adanya perbedaan kumpulan jenis tindakan tertentu ataupun perasaan tertentu. Ketika seseorang anggota Semesta memiliki motif untuk menjadi benar maka dia akan menampilkan kumpulan jenis tindakan yang mengarah pada kebenaran. Begitupun ketika motifnya adalah untuk mendapatkan ketenangan maka akan menampilkan tindakan-tindakan yang mengarah pada ketenangan. Seorang anggota Semesta dikatakan sebagai orang yang lebih condong pada bidang pengobatan tidaklah sama dengan mengatakan bahwa anggota Semesta tersebut sekarang sedang mengobati pasien. Seseorang yang condong pada bidang pengobatan adalah memiliki kebiasaan untuk melakukan pengobatan terhadap pasien. Geertz menyatakan apa yang biasanya disebut sebagai “ciri-ciri mental”. Manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu terkadang karena adanya kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Para anggota memiliki pemahaman bahwa dengan masuk ke dalam komunitas maka mereka akan memenuhi kebutuhan. Taryanto yang mengikuti Scutz mengartikan kebutuhan (need) sebagai suatu keadaan atau kondisi dari individu, yang bilamana tidak terealisasikan akan menghasilkan suatu akibat yang tidak menyenangkan bagi individu yang bersangkutan (Taryanto, 1985:147). Menilik dari pendapat demikian menunjukan bahwa ketika seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan maka orang tersebut dalam kondisi tidak teratur. Kondisi tidak teratur karena kondisi seseorang menjadi tidak menyenangkan atau bahkan menimbulkan rasa gelisah. Jadi dapat dikatakan bahwa pemenuhan kebutuhan seseorang merupakan tindakan untuk menciptakan keteraturan yang ada di dalam dirinya. Hal ini pula yang dilakukan oleh para anggota Semesta. Tindakan mereka
melakukan
meditasi
merupakan
perwujudan
tindakan
pencapaian
keteraturan di dalam diri mereka. Ciri mental yang ada di dalam anggota Semesta menunjukkan karakter masingmasing anggota. Terbentuknya karakter-karakter pada masing-masing anggota terjadi karena adanya keteraturan yang berbeda. Seperti yang saja jelaskan di atas bahwa keteraturan di dalam diri masing-masing anggota adalah karena adanya pemenuhan terhadap kebutuhan yang dimilikinya. Ketika kebutuhan serta minat
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
yang dimiliki adalah berbeda maka hasil keteraturan yang terbentukpun akan berbeda. Jika anggota Semesta minat kepada masalah kesaktian maka karakter ataupun ciri mental yang terbentuk adalah kesaktian. Oleh karena itu biasanya para anggota Semesta akan condong pada satu bidang yang memang ditekuni dan menjadi minatnya. AA menjelaskan bahwa setiap orang memiliki jalannya masing-masing sesuai dengan takdirnya. Oh Sugi juga pernah menjelaskan bahwa perbedaan karakter anggota Komunitas Semesta terbentuk karena adanya perbedaan jiwa. Keduanya memiliki kesamaan pandangan bahwa perbedaan yang ada adalah karena takdir Allah. Allah menciptakan setiap makhluknya sesuai dengan visinya masing-masing di dunia ini. Perbedaan visi ini adalah agar roda kehidupan tetap berjalan. Kesinambungan
akan
terwujud
karena
adanya
perbedaan
yang
ada.
Kesinambungan ini terhubung oleh mata rantai metafisik yang tidak telihat kasad mata. Oleh karena itu AA mengungkapkan bahwa perbedaan yang ada di dalam Komunitas Semesta jangan dianggap sebagai wujud perpecahan. Oh Sugi menjelaskan bahwa sudah menjadi hukum alam (sunatullah) bahwa adanya proses dimana orang yang jiwanya sama akan saling bertemu dan saling berinteraksi. Akan ada connect antara satu jiwa dengan jiwa lainnya. Itulah salah satu yang membuat komunitas ini ada, karena jiwa satu dengan lainnya memiliki kesamaan sehingga akan membuat mereka menjadi satu kelompok. Persamaan jiwa di antara merekalah yang membuat mereka tetap menjadi satu seperti sekarang, meskipun di dalamnya akan terbagi-bagi lagi ke dalam kelompok kecil lainnya. Di dalam komunitas ini akan saling menghubungkan jiwa yang sama, seperti spiritual, pengobatan ataupun makhluk gaib. Setiap jiwa diciptakan dengan misi dan takdir masing-masing. Meskipun diciptakan berbeda-beda namun tetap ada kesinambungan antara satu dengan lainnya. Misi setiap jiwa akan selalu terkait dengan misi jiwa lainnya. Keterkaitan antar jiwa inilah yang mampu menciptakan roda kehidupan tetap berjalan, karena satu dengan lainnya berkesinambungan seperti rantai. Rantai membuat roda kehidupan tetap berputar. Keteraturan semesta terbentuk karena adanya perbedaan elemen semesta dan fungsi-fungsi
yang terkait pada elemen
pembentuk alam Semesta.
Allah
menciptakan semesta dengan segala keanekaragaman, baik dari bentuk juga
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
visinya. Contohnya adalah Iblis diciptakan oleh Allah dengan tugas untuk menggoda manusia, sedangkan manusia harus mampu menghadapi godaan iblis. Lovejoy juga menjelaskan mengenai keteraturan semesta. Di dalam bukunya Tony Rudyansjah yang mengikuti Lovejoy, menyimpulkan bahwa dunia nyata berisi segala tingkat ketidaksempurnaan, karena telah merupakan bagian yang hakiki dari segala keanekaragaman bentuk-bentuk kehidupan yang dihasilkan oleh Yang Maha Kuasa yang pada hakekatnya adalah menghasilkan keanekaragaman (diversitas) itu sendiri. Yang Ilahi mengisi segala sesuatu dari yang paling tinggi turun sampai kepada ampas terakhir dari segala yang ada itu. Tidak ada celah pemisah di antara ciptaanNya. Terdapat satu mata rantai raksaa dari segala yang ada mulai dari Ilahi turun ke ampas terakhir itu. Tidak terdapat ruang pemisah antara satu jenis keberadaan dengan satu jenis keberadaan lainnya (Rudyansjah, 2011: 17). Mengacu pendapat Lovejoy bahwa memang di dunia ini terisi dengan segala tingkat ketidaksempurnaan. Ketidaksempurnaan ini menyebabkan antar aspek saling melengkapi untuk terwujudnya kesinambungan. Itu pula fenomena yang ada di dalam Komunitas Semesta yang diisi oleh karakter dan kemampuan anggota yang berbeda. Perbedaan yang ada membuat satu karakter akan saling terlengkapi dengan karakter yang lain. Hal yang paling utama adalah bahwa meditasi yang dilakukan oleh para anggota dengan motif yang berbeda-beda namun memiliki satu kesamaan yaitu untuk mencapai keteraturan dalam dirinya sendiri. Pengalaman Meditasi Pengalaman meditasi setiap anggota Komunitas Semesta berbeda-beda. Ada yang memiliki pengalaman berhadapan dengan makhluk gaib di dalam meditasinya. Adapula yang seperti masuk ke dimensi lain. Ketika sedang meditasi pada malam hari namun di alam meditasi sedang berada pada kondisi siang hari. Adapula yang hanya mendapatkan gelap dan tenang. Tidak hanya itu, saya sendiri sebagai penulis pernah beberapa kali memiliki pengalaman mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan spiritualitas. Pengalaman setiap orang pasti akan berbeda-beda. Perbedaan pengalaman inilah yang akan membentuk masing-masing anggota. Perilaku dan Karakter Annggota Geertz menjelaskan bahwa etos merupakan sikap mendasar tentang diri mereka sendiri dan terhadap dunia mereka yang direfleksikan dalam kehidupan (1992:51). Mar‟at mengacu pada pendapat Cardno dalam memberikan pengertian sikap, yaitu:
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
“attitude aentails an existing predisposition to respond to social obc=jects which, in interaction with situational and other disposition variables, guides and direct the overt behavior of the individual”(Cardno, 1955 dalam Mar‟at, 1981:10). Dari definisi di atas dapat terlihat bahwa manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, akan tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Secara operasional pengertian sikap menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap kategori stimulus tertentu dan dalam penggunaan praktis, sikap seringkali dihadapkan dengan ransang sosial dan reaksi yang bersifat emosional. “The state of readness for motive arousal.” Motif tersebut menyebabkan terjadinya tindakan tertentu sehingga dapat dikatakan bahwa sikap adalah kesiapan, kesediaan untuk bertindak dan bukan sebagai pelaksana motif tertentu. Jika motif para anggota berbeda maka kumpulan tindakan yang ditampilkanpun akan berbeda. Contohnya adalah ketika motif anggota Semesta adalah pengobatan maka
tindakan-tindakan
yang
diperlihatkan
adalah
tindakan-tindakan
yang
berkenaan dengan pengobatan. Hal ini juga berlaku pada motif selain pengobatan. Kumpulan tindakan yang ditunjukkan ini menunjukkan ciri mental dari setiap anggota. Ciri mental ini akan berbeda-beda karena motif dan tindakan yang diperlihatkan pun berbeda. Ciri mental ini membentuk sebuah karakter tersendiri. Jadi karakter setiap anggota dapat berbeda. Saya melakukan penggolongan anggota Semesta menjadi sebagai berikut: Pemahaman Kehidupan Ke Dalam Diri
Spiritual
Ketenangan Sementara Hati Nurani Ketenangan Hakiki
Meditasi Kesaktian Ke Luar Diri
Energi Makhluk Gaib Makhluk Gaib
Pengobatan
Fisik Jiwa
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
Sejatine Kang Sejati
Karakter akan terlihat ketika anggota Semesta menampilkan kumpulan tindakan tertentu. Biasanya anggota Semesta akan condong pada satu bidang. Tindakantindakan yang diperlihatkan oleh anggota Semesta sesuai karakter masing-masing. Pembentukan
karakter
juga
karena
adanya
perbedaan
pengalaman
dan
pengetahuan yang dimiliki masing-masing anggota, seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Kesimpulan Komunitas Semesta memiliki pengetahuan yang saling dibagikan antar satu anggota dengan anggota lainnya. Sebagian besar pengetahuan bersumber dari AA. Terkadang para anggota juga mendapatkan pengetahuan di dalam meditasi. Pengetahuan yang mereka dapatkan biasanya didiskusikan maupun dibagikan dengan anggota lainnya. Pengetahuan ini menjadi pandangan dunia bagi Komunitas Semesta. Pengetahuan di dalamnya juga mengenai pandangan kosmologi, yaitu mengenai usur alam dan fungsinya. Pandangan kosmologi Komunitas Semesta juga membahas bagaimana pemahaman terhadap alam serta makhluk yang ada di dalamnya. Pandangan dunia yang ada di dalam Komunitas Semesta juga termanifestasikan kepada bentuk praktek meditasi yang dilakukan. Bentuk ptaktek meditasi di dalam komunitas ini lebih banyak membahas praktek meditasi kaitannya dengan alam dan diri. Praktek yang sama di dalam komunitas menghasilkan karakter yang berbedabeda. Beberapa faktor penyebabnya adalah karena jiwa dan minat yang berbedabeda. AA menjelaskan bahwa setiap orang memiliki takdir masing-masing dengan visi penciptaan yang berbeda-beda pula. Perbedaan ini juga yang membentuk karakter masing-masing orang. Motivasi setiap anggota dalam mengikuti komunitas Semesta berbeda-beda. Sebagian besar motivasi mereka adalah karena ingin bisa melihat makhluk gaib, memiliki kesaktian dalam melawan makhluk gaib, mengobati seseorang dan ingin menjadi lebih benar. Motivasi mereka yang berbeda-beda menunjukkan adanya kebutuhan yang berbeda-beda dari setiap anggota. Kebutuhan inilah yang ingin mereka penuhi. Mengetahui adanya gaung energi sakti, yaitu mampu memberikan kesaktian dan menjadi lebih benar, menjadikan stimulus bagi para anggota untuk masuk ke dalam komunitas Semesta. Ketika anggota telah mendapatkan apa yang dibutuhkan maka telah tercipta keteraturan di dalamnya. Tidak ada rasa tidak senang atau tidak puas. Keteraturan
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
tersebut mendorong anggota Semesta berlaku sesuai dengan perannya masingmasing, karena kemampuan yang dimiliki berbeda-beda. Terdapat beberapa kemampuan yang dimiliki oleh para anggota Semesta. Kemampuan pertama adalah melihat atau merasakan makhluk gaib. Kemampuan kedua adalah melakukan pengobatan, baik medis maupun non medis. Tindakan yang dilakukan oleh anggota Semesta terkadang juga sebagai tindakan untuk menjaga keteraturan. Salah satu contohnya adalah formasi untuk melawan pasukan iblis. Formasi ini dibentuk untuk tetatp menyeimbangkan dunia dari angkara murka. Ketika pasukan iblis semakin berkembang maka angkara murka akan merajalela. Jika hal itu terjadi maka ketidakteraturan akan tercipta Energi ditangkap sebagai moods dan motivasi bagi para anggota Semesta. Energi dianggap mampu menggerakkan tindakan anggota Semesta pada situasi tertentu. Energi juga menciptakan motif-motif bagi para anggota Semesta. Motifmotif ini merupakan kecenderungan untuk menampilkan kumpulan-kumpulan tindakan tertentu atau mempunyai kumpulan-kumpulan perasaan tertentu. Kumpulan tindakan-tindakan yang ditampilkan oleh anggota Semesta memperlihatkan karakter masing-masing anggotanya. Di dalam Komunitas Semesta terdiri dari tiga karakter yang menonjol. Karakter pertama adalah karakter anggota yang masih senang dengan kesaktian. Karakter ini biasanya diperlihatkan oleh orang yang masih ambisi dengan energi, dan makhluk halus. Tindakan-tindakan yang mereka perlihatkan lebih ke arah kesaktian. Karakter kedua adalah pengobatan. Karakter ini dimiliki oleh orang yang lebih fokus pada pengobatan. Kedua karakter ini dimiliki oleh orang yang masih fokus ke luar diri meditasinya. Karakter selanjutnya adalah karakter spiritual. Karakter orang yang masuk ke dalam kategori spiritual adalah orang yang suka membahas masalah kehidupan, meditasi masuk ke dalam diri, dan ingin memperbaiki laku agar lebih baik dan sejalan dengan pengertahuan yang dimilikinya. Tidak dipungkiri bahwa mungkin saja satu orang akan memiliki dua karakter yang saling tumpang tindih, namun biasanya kecondongan anggota hanya pada satu bidang. Menurut Oh Sugi bahwa semua anggota Semesta memiliki ketiga kemampuan, yaitu kesaktian, pengobatan, dan spiritual, namun mereka akan condong pada satu bidang yang memang menjadi minatnya. Hal ini juga dipengaruhi oleh jiwa seseorang. Oh Sugi mengungkapkan bahwa biasanya anggota yang memiliki jiwa yang sama maka akan berkelompok. Hal itu sudah hukum alam.
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
Perbedaan karakter di dalam komunitas jangalah dianggap sebagai perpecahan karena itu bukanlah suatu bentuk perpecahan. Adanya perbedaan ini pula yang membentuk keteraturan di dalam komunitas. Tanpa adanya perbedaan ini maka tidak kan terbentuk kesinambungan antar satu anggota dengan anggota lainnya. Oleh karena itu AA meminta kepada para anggota Semesta untuk tetap menjaga silaturahmi antar satu anggota dengan anggota lainnya, terutama dengan anggota yang tidak dekat. Silaturami ini akan memperkuat tali persaudaraan di antara anggota Semesta. Silaturahmi juga akan membantu pengambangan diri masing-masing anggota. Pengetahuan yang didapatkan di dalam meditaso berbeda-beda, oleh karena itu ketika sering bersilaturahmi dengan anggota lainnya maka pengetahuannya semakin bertambah. Ketika pengetahuan bertambah maka seseorang akan mampu mengembangkan dirinya. Perbedaan karakter di dalam anggota Semesta menciptakan keteraturan semesta. Masing-masing anggota memiliki perannya masing-masing. Peran yang berbeda inilah membentuk kesinambungan antar satu anggota dengan anggota lainnya. Peran satu orang akan terkait dengan peran orang lainnya sehingga akan terwujud mata rantai raksasa. Hal ini pula yang akan membentuk keteraturan semesta. Pandangan dunia yang mampu diterima oleh masing-masing anggota berubah menjadi
pandangan
hidup
anggota
tersebut.
Pandangan
dunia
ini
akan
mempengaruhi perilaku anggota Semesta. Pandangan dunia menjadi dorongan bagi anggota Semesta dan memotivasi untuk menampilkan tindakan yang kongkrit dalam kehidupan riil sehari-harinya.
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.
Tinjauan Pustaka Buku Geertz, Clifford 1992
Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Mar‟at 1981
Sikap Manusia, Perubahan, Serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia Indonesia.
Rudyansjah, Tony 2011
Alam, Kebudayaan & Yang Ilahi: Turunan, Percabangan, dan Pengingkaran dalam Teori-Teori Sosial Budaya. Depok: Titian Budaya.
Skripsi Almalisa, Ira Octavia 1998
Pengaruh Kosmologi Hindu-Bali Terhadap Tata Letak Meru di Dalam Pura (Studi Kasus: Meru di Pura Taman Ayun dan Pura Batur. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok.
Taryanto, Hilarius Swamin Taryanto 1985
Revitalisasi Pengikut Gerakan Karismatik Katolik: Studi Kasus di Paroki Mangga Besar; Keuskupan Agung Jakarta. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Depok.
Energi, pengetahuan..., Titin Niraeni, FISIP UI, 2013.