Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI IPA-2 SMAN 1 JOMBANG MELALUI PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI TERMOKIMIA IMPROVING LEARNING OUTCOMES OF THE STUDENTS OF XI IPA-2 SMAN 1 JOMBANG THROUGH IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION IN CHEMISTRY ON THERMOCHEMICAL MATERIALS Endah Purwani dan Martini SMA Negeri 1 Jombang Prodi Pendidikan Sains FMIPA Universitas Negeri Surabaya Email:
[email protected] dan
[email protected]
Abstrak. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilatarbelakangi kualitas dan hasil belajar kimia yang rendah, serta karakter peserta didik yang mulai menurun. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar dan karakter peserta didik kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Jombang. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa karakter peserta didik yang meliputi jujur, tanggung jawab, rasa ingin tahu dan menghargai karya orang lain menunjukkan peningkatan. Karakter jujur pada siklus 1, untuk nilai >50 % sebanyak 17 orang, siklus 2 sebanyak 19 orang, dan siklus 3 sebanyak 30 orang; untuk tanggung jawab dalam mengerjakan tugas, berturut-turut 20 orang, 23 orang, dan 30 orang; karakter rasa ingin tahu berturut-turut 24 orang, 30 orang, dan 32 orang; menghargai karya orang lain berturut-turut 19 orang, 28 orang, dan 30 orang. Untuk tes hasil belajar ditunjukkan bahwa 21 orang tuntas pada siklus 1, sebanyak 22 orang pada siklus 2, dan 25 orang pada siklus 3. Secara umum penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas belajar dan karakter peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Kata kunci: pendidikan karakter, hasil belajar. Abstract. This study is a class action research with the background quality and Chemistry learning result which is low, and the behavior of students which decreases. The aim of this study is to improve the learning result and the behavior of the students of XI IPA-2 SMA Negeri 1 Jombang. The result shows that: the students behavior has improved. Honesty in cycle 1, for score > 50% is 17, in cycle 2 is 19, and in cycle 3 is 30 students; responsibility to do tasks, in the three cycles are 20, 23, and 30 students; curiosity character in the three cycles are 24, 30, and 32; and the character of respecting the others creation in the three cycles are 19, 28, and 30 students. To test the result of study shows that, in cycle 1 there are 21 students, in cycle 2 there are 22 students, and in cycle 3 there are 25 students who pass the KKM. In conclusion, the character education in the learning could improve the learning quality and behavior of the students. Keywords: character education, learning outcomes.
C-1
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peran sangat penting dalam pembentukan sumber daya manusia. Di samping pembentukan intelektual, pembentukkan karakter peserta didik sangatlah penting dalam pendidikan, karena karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan Negara. Pendidikan karakter perlu untuk diintegrasikan dalam pembelajaran sehingga lulusan yang dihasilkan memiliki karakter yang diharapkan. Walaupun di sekolah, pendidikan karakter telah dilaksanakan, tetapi belum dilakukan penilaian secara optimal, sehingga karakter peserta didik cenderung menurun, seperti misalnya tugas yang tidak dikumpulkan tepat waktu, penyelesaian tugas/ulangan tidak dilakukan dengan jujur, rendahnya keingintahuan peserta didik yang diketahui dari minat baca yang rendah, dan sebagainya. Penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Dari latar belakang tersebut, peneliti menganggap perlu melakukan inovasi pembelajaran di sekolah dengan judul “Meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA-2 SMAN 1 Jombang melalui penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran kimia pada materi termokimia”.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan: (1) bagaimana peningkatan nilai karakter peserta didik pada setiap siklus? (2) bagaimana hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran penerapan pendidikan karakter? Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Secara akademik, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baikburuk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikkan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Dalam kontek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia, diyakini bahwa nilai dan karakter yang secara legal – formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan pendidikan nasional, harus dimiliki peserta didik agar mampu menghadapi tantangan hidup saat ini dan di masa mendatang. Secara mikro pengembangan nilai/karakter dapat dibagi dalam 4 pilar, yakni kegiatan belajar mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya sekolah (school culture); kegiatan kokurikuler dan/atau ekstrakurikuler, serta kegiatan keseharian di rumah, dan dalam masyarakat. Dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas pengembangan nilai/karakter dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran (embeded aprroach) Pembelajaran Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa menggunakan pendekatan proses belajar peserta didik belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Di kelas dilaksanakan melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang dirancang khusus. Setiap kegiatan belajar mengembangkan
C-2
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu tidak selalu diperlukan kegiatan belajar khusus untuk mengembangkan nilai-nilai pada pendidikan budaya dan karakter bangsa. Meskipun demikian, untuk pengembangan nilai-nilai tertentu seperti kerja keras, jujur, toleransi, disiplin, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, gemar membaca dapat dikembangkan melalui kegiatan belajar yang dilakukan guru. Untuk pengembangan beberapa nilai lain seperti peduli sosial, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan kreatif memerlukan upaya pengkondisian sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku yang mewujudkan nilai tersebut. Jenis – jenis nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada peserta didik di kelas antara lain; - Nilai Karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri: jujur, bertanggung jawab, hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, ingin tahu, dan cinta ilmu - Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama: sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, dan demokratis. - Nilai kebangsaan: nasionalis dan menghargai keberagaman. - Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan: peduli sosial dan lingkungan. - Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan: religius dan taqwa
B. Variabel-variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah nilai-nilai karakter, meliputi: jujur, tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan menghargai karya orang lain yang diamati/dievaluasi secara periodik pada setiap pembelajaran kimia. Definisi operasioanl dari setiap nilai karakter adalah sebagai berikut: 1. Jujur Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan 2. Tanggung jawab Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanankan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri. 3. Rasa ingin tahu Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar 4. Menghargai karya orang lain Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain C. Sumber data Sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA 2 SMAN 1 Jombang sebanyak 36 peserta didik.
METODE A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, karena bertujuan mendeskripsikan nilai-nilai karakter, meliputi: jujur, tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan menghargai karya orang lain, juga hasil belajar (nilai kognitif) peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Nilai-nilai karakter dan nilai kognitif dianalisis dengan menggunakan persentase.
D. Rancangan Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.
C-3
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 Minggu
Kegiatan tinggi
Pengamatan/Evaluasi
Tabel 1. Langkah Penelitian Minggu 1
2
3
4 5
Kegiatan 1. Mengorientasi kan peserta didik pada tugas 1 yaitu menjawab pertanyaan dari guru, kemudian membuat pertanyaan untuk dijawab teman lain dan ditempel pada papan tempel. 2. Mengatur peserta didik dalam kelompok 3. Melaksanakan tugas yang diberikan yaitu menjawab pertanyaan yang telah dibuat dan ditempel pada papan tempel 1. Umpan balik (menginformasik an hasil pengamatan/evalu asi guru) 2. Mengorientasikan peserta didik pada tugas 2 (membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan topik 2 dan ditempel pada papan tempel) 3. Peserta didik melakukan penilaian pada dirinya sendiri dan temannya 1. Umpan balik (menginformasik an hasil pengamatan/evalu asi guru) 2. Mengorientasikan peserta didik pada tugas 3 (membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan topik 3 dan ditempel pada papan tempel) 3. Peserta didik melakukan penilaian pada dirinya sendiri dan temannya 1. Memberikan tes hasil belajar 1. Memberikan reward pada peserta didik yang mempunyai nilai karakter
E. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, digunakan intrumen penilaian karakter yang meliputi : (1) penilaian terhadap diri sendiri, dan (2) penilaian terhadap teman. Instrumen penelitian ditunjukkan pada Tabel 2a dan 2b berikut.
Pengamatan/Evaluasi 1. Menghitung jumlah peserta didik yang melaksanakan tugas. 2. Menilai kualitas tugas.
Tabel 2a. Instrumen penilaian terhadap diri sendiri No
Pertanyaan/pernyataan
1
Apakah anda memahami tugas yang diberikan guru Apakah anda melaksanakan tugas membuat pertanyaan Apakah anda membuat pertanyaan dengan: a. membaca buku lebih dahulu b. tanpa membaca buku c. minta bantuan teman d. mencontoh pekerjaan teman Apakah anda melaksanakan tugas menjawab pertanyaan tersebut Apakah anda menjawab pertanyaan dengan: a. membaca buku lebih dahulu b. mengerjakan sendiri c. minta bantuan teman d. mencontoh pekerjaan teman Apakah anda menggunakan sumber lain selain buku wajib. Apakah anda mengerjakan tugas dengan memperhatikan a. jenis tugas a. tingkat kesulitan b. desain
2
3 1. Menghitung jumlah peserta didik yang melaksanakan tugas. 2. Menilai kualitas tugas. 3. Menganalisis hasil penilaian peserta didik
4
5.
6 1. Menghitung jumlah peserta didik yang melaksanakan tugas 2. Menilai kualitas tugas. 3. Menganalisis hasil penilaian peserta didik
7
Penilaian Ya Tidak
Tabel 2b. Instrumen penilaian terhadap teman Kelompok yang dinilai : ....................
Siswa Jumlah pertanyaan M Sd Sl Kesesuaian B jawaban S Jumlah pendapat di luar kelompok Kesesuaian B Kualitas pertanyaan 1. Menilai tes hasil belajar
C-4
1
2
3
4
5
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 jawaban Publikasi
4. Nilai karakter Menghargai Karya Orang Lain, diperoleh dari hasil penilaian pendapat teman tentang publikasi yang disesuaikan dengan pengamatan guru. Diberikan skor 1 bilamana hasil penilaian teman sesuai dengan hasil pengamatan guru, diberikan skor 0 bilamana hasil penilaian teman tidak sesuai dengan hasil pengamatan guru. Skor maksimum adalah 2 Nilai karakter menghargai karya orang lain diperoleh dari : (Skor siswa/skor maksimum) x 100 Hasil belajar peserta didik diperoleh dari penilaian terhadap teman dan penilaian.
S K C B
F. Analisis Data Data yang diperoleh dari Instrumen Penilaian Diri Sendiri, dianalisis sebagai berikut: 1. Nilai karakter Jujur, diperoleh dari pertanyaan 1-7. Jawaban siswa dipasangkan dengan tes lisan. Diberikan skor 1 bilamana jawaban siswa sesuai dengan jawaban pada tes lesan. Diberikan skor 0 bilamana jawaban siswa tidak sesuai dengan jawaban pada tes lesan. Nilai karakter Jujur diperoleh dari : (Skor siswa/skor maksimum) x 100
5. Hasil belajar peserta didik diperoleh dari penilaian terhadap teman dan penilaian oleh guru (tes hasil belajar).
2. Nilai karakter Tanggung Jawab, diperoleh dari pertanyaan 2 dan 4. Diberikan skor 1 bilamana sesuai dengan hasil penilaian oleh teman Diberikan skor 0 bilamana tidak sesuai dengan hasil penilaian oleh teman Skor maksimum adalah 2 Nilai karakter tanggung jawab diperoleh dari : (Skor siswa/skor maksimum) x 100.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian meliputi: 1) Nilai Pendidikan Karakter yang terdiri atas karakter Jujur, Tanggung Jawab, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Karya orang lain, dan 2) Tes Hasil belajar peserta didik. Secara ringkas, hasil penelitian dapat ditunjukkan sebagai berikut.
3. Nilai karakter Rasa Ingin Tahu, diperoleh dari pertanyaan 3, 5, 6, dan 7 Untuk pertanyaan nomor 3 dan 5, skor 1 jika jawaban ”Ya” untuk pilihan a,b,c dan skor 0 untuk pilihan d . Untuk pertanyaan nomor 6 dan 7, diberikan skor 1 bilamana jawaban siswa sesuai dengan jawaban pada tes lesan, dan skor 0 bilamana jawaban siswa tidak sesuai dengan jawaban pada tes lesan. Skor maksimum adalah 8 Nilai karakter rasa ingin tahu diperoleh dari : (Skor siswa/skor maksimum) x 100
Tabel 3 Nilai karakter pada setiap siklus Siklus
Jujur
Tanggung Jawab
Rasa Ingin Tahu
Menghargai Hasil Karya Orang Lain
1 2 3
82,97 76,80 79,51
47,22 81,25 91,66
71,62 60,88 65,53
54,17 63,89 83,33
Tabel 4 Hasil belajar pada setiap siklus Siklus 1 2 3
% ketuntasan 58,0 61,0 69,4
nilai > 50 21 22 25
Pembahasan Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Jombang, Jl Diponegoro no 8 Jombang dengan peserta didik kelas XI
C-5
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 IPA-2 sebanyak 36 orang. Penelitian ini mengunakan penelitian tindakan kelas melalui 3 siklus, dimana masing-masing siklus meliputi 4 langkah yaitu rencana – tindakan – observasi – refleksi. Setiap selesai melakukan satu siklus selalu dilakukan revisi untuk perbaikan pelaksanaan siklus berikutnya. Pada siklus 1, Tahap perencanaan dilakukan guru dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 dengan memperhatikan Standart Kompentensi yang ditetapkan Kurikulum, instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data. Setelah semua perangkat selesai diujicobakan pada kelas uji coba untuk menetapkan kelayakan dari instrumen yang telah dibuat. Dalam tahap pelaksanaan pembelajaran, sebelumnya guru telah memberikan Lembar kerja Siswa yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik dengan batas waktu 3 hari. Jawaban peserta didik yang telah selesai ditempel di papan yang sudah disiapkan guru. Peserta didik /kelompok yang lain mengoreksi dan memberi komentar. Pada waktu yang sudah ditetapkan guru mengambil jawaban peserta didik. Berdasarkan hasil penilaian diri sendiri menunjukkan semua peserta didik jujur, dari yang tingkat kejujurannya rendah dan 24 peserta didik yang tingkat kejujurannya di atas 50 %. Jika dilihat dari publikasi hanya sekitar 22 peserta didik yang mengumpulkan tugas, 5 orang peserta didik jawaban nya tidak sesuai dengan perintah guru, padahal pada penilaian diri sendiri jawaban “mengerti perintah guru”, hal ini menunjukkan bahwa peserta didik kurang bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan guru atau nilai karakter tanggung jawab 0, juga peserta didik kurang jujur karena dalam penilaian diri sendiri peserta didik memilih mengerti perintah guru tetapi kenyataannya tidak mengerjakan tugas. Hal lain untuk yang mengerjakan pada saat diminta guru untuk menjelaskan jawabannya juga tidak dapat, padahal pada penilaian diri sendiri mereka menjawab tugas yang diberikan guru dikerjakan sendiri. Demikian juga untuk rasa ingin tahu mereka juga kurang karena pada umumnya hanya 1 buku yang mereka baca
bahkan ada peserta didik yang sama sekali tidak mempunyai buku penunjang. Hal ini dapat dilihat dari cara mereka saat diminta untuk memberi komentar. Hal ini disebabkan karena kebiasaan yang secara tidak langsung dilakukan guru kepada peserta didiknya yaitu cenderung mengampuni apabila mengumpulkan tugas tidak tepat waktu. Kebiasaan seperti ini yang membuat peserta didik cenderung kurang tanggung jawab. Dari 17 peserta didik yang mengumpulkan banyak jawaban yang sama, dan setelah diminta untuk menjelaskan jawaban yang telah ditulis ada 5 peserta didik yang tidak dapat menjawab, sehingga hanya 12 orang peserta didik yang mengerjakan tugas sesuai perintah dan jawabannya benar. Penilaian diri sendiri untuk karakter rasa ingin tahu, sebanyak 26 orang peserta didik mendapatkan nilai dibawah 50 % dan hanya 9 orang peserta didik yang nilai karakter rasa ingin tahu di atas 50 %. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan peserta didik untuk mau maju dengan banyak membaca buku masih kurang artinya bahwa peserta didik cenderung menggantungkan semua ilmu berasal dari guru. Sehingga pembelajaran berpusat pada guru bukan pada peserta didik, mereka hanya duduk mendengarkan dan menulis penjelaskan guru. Demikian juga apabila diminta untuk mengomertari pekerjaan teman untuk menentukan nilai karakter menghargai karya orang lain masih kurang. Mereka takut mengomentari pekerjaan teman, hal ini dapat dilihat dari pertanyaan yang diajukan umumnya tingkat rendah atau dapat dibilang mudah. Berdasarkan pengamatan guru hanya sebanyak 17 peserta didik yang dapat mengerjakan soal tetapi kebanyakan masih dengan bantuan teman. Tes hasil belajar dinilai dari a) tugas peserta didik menjawab pertanyaan guru dan b) tes tulis. Dari tugas yang diberikan guru, hanya 17 peserta didik yang menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan jawabannya pada umumnya benar, sedangkan dari tes tulis yang diajukan guru dengan jumlah soal sebanyak 10, jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 21 orang dengan nilai diatas KKM.
C-6
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 Dengan demikian ada 7 peserta didik yang tidak mengumpulkan tugas tetapi dapat mengerjakan tes hasil belajar. Secara klasikal, soal nomor 2, 4, 7, 9, dan 10 tidak tuntas. Hal ini disebabkan karena kebiasaan peserta didik yang cenderung diberi materi sehingga kurang tanggung jawab. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus 1 karakter peserta didik utamanya karakter jujur, tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan menghargai orang lain masih kurang. Dengan dasar data dari siklus 1, guru mempelajari kekuranganya dalam pembelajaran yang telah dilakukan yang digunakan untuk menyusun instrumen pada siklus 2. Perangkat yang telah diperbaiki dengan memperhatikan kekurangan pada siklus 1 dilaksanakan pada pembelajaran pada siklus 2 dengan mengubah sedikit skenario, yaitu peserta didik diminta untuk membuat pertanyaan dan jawabannya dengan materi “macam-macam entalpi”. Jumlah soal yang dibuat tidak dibatasi, karena dengan semakin banyak soal yang dibuat akan menunjukan rasa ingin tahunya tinggi. Batas waktu pengumpulan tugas peserta didik 3 hari, tugas yang telah selesai ditempel di papan tempel, kelompok lain memberi komentar atas soal dan jawaban yang telah ditulis temannya. Sedangkan tugas ke dua melanjutkan membuat pertanyaan dengan jawabannya dengan materi “ menghitung entalpi dengan kalorimeter. Berdasarkan penilaian diri sendiri, pada siklus kedua, nilai karakter jujur 50 % ke atas sebanyak 24 orang. Dari data penilaian diri sendiri menunjukkan bahwa peserta didik SMA Negeri 1 Jombang lebih banyak yang telah menunjukkan sikap jujur. Jumlah peserta didik yang menjawab pertanyaan nomor 2 dan 4 sebanyak 36 orang, sedangkan berdasarkan pengamatan guru peserta didik yang mengerjakan tugas 1 (satu) untuk dipublikasikan sebanyak 30 orang, sedangkan yang mengerjakan sesuai dengan perintah sebanyak 23 orang. Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai karakter tanggung jawab peserta didik SMAN 1 Jombang masih kurang. Hal ini disebabkan kebiasaan peserta didik
menunda pekerjaan, tidak tepat waktu dan mengharapkan toleransi guru. Pada tugas ke 2 (dua) jumlah peserta didik yang mengerjakan tugas sebanyak 33 orang, sedangkan yang menjawab benar sebanyak 29 orang. Berdasarkan data dari tugas 1 dan 2 tersebut menunjukkan bahwa tingkat tanggung jawab telah meningkat dibanding tugas yang 1, kebiasaan tidak mengumpulkan tugas sudah berkurang, hal ini disebabkan guru pada kegiatan sebelumnya menepati janjinya yaitu tidak mau menerima pekerjaan peserta didik yang terlambat mengumpulkan, dan bagi peserta didik yang terlambat mengumpulkan pekerjaannya tidak akan mendapatkan nilai. Sebanyak 30 orang peserta didik mendapatkan nilai karakter rasa ingin tahu di atas 50 % dan hanya 6 orang peserta didik yang nilai karakter rasa ingin tahu di bawah 50 %. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan peserta didik untuk mau maju dengan banyak membaca buku mulai meningkat, artinya tugas yang dikerjakan diperoleh dengan membaca buku bukan dari teman, walaupun buku yang dibaca masih terbatas yaitu buku paket. Sedangkan menurut pengamatan guru, peserta didik masih ingin belajar sebanyak 22 orang. Untuk karakter menghargai karya orang lain sudah menunjukkan kemajuan yang berarti, yaitu pada tugas 1 sebanyak 23 orang peserta didik yang publikasinya dinilai sesuai antara guru dengan teman, sedangkan pada tugas 2 hasil publikasi yang sesuai sebanyak 28 orang. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa peserta didik sudah mulai mau dan tidak merasa takut dengan teman jika hasilnya diberi komentar, juga guru hanya sedikit memberi penjelasan karena mereka diharapkan dapat belajar sendiri. Tes hasil belajar dinilai dari a) tugas membuat pertanyaan, 23 orang membuat pertanyaan cenderung mudah pada tugas 1, sedangkan pada tugas 2 sebanyak 13 orang siswa membuat pertanyaan dengan kriteria mudah, 16 orang peserta didik telah membuat pertanyaan dengan kriteria sedang dan tinggi. Sedangkan dari hasil tes belajar
C-7
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 sebanyak 22 orang peserta didik yang telah tuntas dengan nilai > 50. Kalau dibandingkan dengan hasil tes 1 ada penurunan jumlah peserta didik yang tuntas. Berarti ada peserta didik yang belum menguasai materi ini karena sudah mulai dengan melibatkan matematika, sedangkan soal nomor 2,5, 7, 8, dan 10 secara klasikal tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan siswa tentang macam-macam entalpi masih kurang. Dengan demikian refleksi yang diberikan guru yaitu memberi latihan karena terlihat dari pengamatan rasa ingin tahu peserta didik masih kurang. Dengan dasar data pada siklus 2, guru memperbaiki perangkat yang akan digunakan pada siklus 3. Pada siklus 3, guru dalam pembelajaran menggunakan instrumen yang telah diperbaiki yaitu peserta didik diminta untuk membuat pertanyaan dan jawabannya dengan materi “Hukum Hess”, dan batas waktu pengumpulan hasil tugas yang diberikan guru 1 minggu. Nilai karakter jujur yang diperoleh dari instrumen penilaian diri sendiri 50 % ke atas sebanyak 36 orang. Jumlah peserta didik yang menjawab pertanyaan nomor 2 dan 4 sebanyak 36 orang, sedangkan berdasarkan data yang mengerjakan tugas untuk dipublikasikan sebanyak 30 orang, berarti tetap masih ada peserta didik yang tidak jujur dan kurang bertanggung jawab pada tugas yang diberikan guru, karena hasil penilaian diri sendiri tidak sesuai dengan jumlah peserta didik yang mengerjakan tugas yang diberikan guru. Mereka telah menilai diri sendiri dengan tidak jujur. Dari penilaian diri sendiri menunjukkan rasa ingin tahu sudah bertambah karena jumlah buku yang dibaca bukan hanya buku paket, hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan yang dipublikasikan soal yang ditulis bervariasi. Selain itu pada pertemuan ini beberapa peserta didik juga berani jujur menilai diri sendiri tentang tugas yang diberikan guru bahwa pekerjaannya tidak murni dikerjakan sendiri dengan mencari dari buku melainkan dengan bertanya pada teman. Sebanyak 4 orang yang menyatakan tidak membaca buku tapi
minta bantuan teman. Dari data tersebut juga dapat dikatakan tingkat kejujurannya peserta didik meningkat. Untuk karakter menghargai karya orang lain sebanyak 30 orang peserta didik yang mau dan berani bertanya dan menjawab juga membetulkan jawaban temannya. Hal tersebut menunjukkan kemajuan yang sangat baik, karena dari tidak mau dan takut berkomentar menjadi mau dan berani membetulkan jawaban temannya. Sedangkan berdasarkan data Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dikelas menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan Rencana yang telah disusun. Kesulitan guru selama kegiatan di kelas adalah mengaktifkan siswa mau untuk belajar mencari pertanyaan sendiri dan dijawab sendiri. Hal ini disebabkan kebiasaan yang telah dilakukan mereka adalah menunggu perintah guru dalam setiap pembelajaran. Tes hasil belajar dinilai dari tugas membuat pertanyaan dan sebanyak 30 orang membuat pertanyaan dengan kriteria sulit, sedangkan dari hasil tes belajar sebanyak 25 orang peserta didik yang telah tuntas dengan nilai > 50. Dari data hasil tes meskipun jumlah peserta didik yang tuntas hanya sedikit bertambah, bukan berarti pembelajaran tersebut tidak berhasil, karena ketidak tuntasan peserta didik pada dasarnya disebabkan minimnya kemampuan matematika mereka. Dari jumlah soal sebanyak 7 secara klasikal yang tidak tuntas sebanyak 2 yaitu soal nomor 6 dan 7. Bila dilihat hanya dari Tes Hasil belajar, menunjukkan peningkatan yang kecil karena pada siklus 1 secara klasikal yang tuntas sebanyak 58 %, siklus 2 sebanyak 61 %, sedangkan siklus 3 sebanyak 69,4 %. Hal ini disebabkan karena materi yang dipelajari semakin sulit dan perlu penalaran yang lebih tinggi. Tetapi ketuntasan hasil belajar peserta didik tidak hanya dinilai dari hasil tes belajar saja melainkan dari tugas mandiri yang dikerjakan, karena dari siklus 1 sampai siklus 3 kriteria tugas yang dibuat meningkat tingkat kesulitannya,
C-8
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN : 978-602-0951-00-3 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 20 September 2014 Bila ditinjau ketuntasan pada setiap indikator pada Tes Hasil belajar 1 yang belum tuntas adalah indikator nomor 2, 4, 7, 9, 10. Tes hasil belajar 2 indikator yang belum tuntas nomor 2, 5, 7, 8, 10. Tes hasil belajar 3 indikator yang belum tuntas nomor 6, 7. Dari data tersebut menunjukkan bahwa peserta didik sudah mulai bisa memahami pembelajaran yang diterapkan guru yaitu untuk mau belajar mandiri, tanggung jawab, jujur, dan mau menghargai karya teman, sehingga akan memperoleh hasil yang maksimum. Refleksi yang dilakukan guru yaitu membuat laporan penelitian dengan menuliskan kekurangan dan kelebihan menggunakan metode yang telah diterapkan.
2) Guru perlu menambah wawasan tentang teori belajar dan metodemetode pembelajaran yang inovatif, sehingga guru diharapkan mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk menerapkan pendidikan karakter dalam pembelajaran. 3) Agar pendidikan karakter dapat terintegrasi dengan baik dalam pembelajaran, maka guru perlu mempersiapkan dengan benar perangkat yang akan digunakan dalam pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. USA: McGrawHill Companies, Inc ________. 1996. Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdikbud. Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama.Jakarta Kardi, S. 1997. Meningkatkan Keterampilan Mengajar melalui Penelitian Tindakan dan Penelitian Kelas. Makalah. Surabaya: IKIP
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian dengan”Tema Pendidikan Karakter” pada materi “ Termokimia” dapat disimpulkan sebagai berikut. Simpulan Pendidikan karakter perlu dilatihkan pada peserta didik sesuai dengan karakter bangsa. Dari penelitian ini ditunjukkan bahwa pendidikan karakter jujur, tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan menghargai karya orang lain meningkat dari siklus ke siklus. Dari hasil tes belajar pada siklus 1 siswa yang mendapat nilai > 50 sebanyak 25 orang, siklus 2 sebanyak 22 orang, sedangkan siklus 3 sebanyak 21 orang.
Purba, M.1998. Ilmu kimia kelas 2. Jakarta : Penerbit Erlangga Sudarmo, U.2006. Kimia Surakarta: PHiβETA
Kelas
2.
Suryabrata., S. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rja Grafindo Persada. Thomson, M, et al.1995. Chemistry Science: Teacher Wrapround Edition. New York: Glencoe Mc Graw-Hill.
Saran 1) Pembelajaran dengan pendekatan karakter dapat membuat peserta didik lebih jujur, tanggung jawab, mempunyai rasa ingin tahu tinggi, dan menghargai karya orang lain, guru diharapkan memasukkan pendidikan karakter dalam setiap pembelajaran.
Tuckman, B.W. 1978. Conducting Educational Research. New York: Harcourt Brace Javanovich.
C-9