ELEKTRONIKA dan INSTRUMENTASI Resume Seminar Robotic for Bioproduction System and Agriculture
DISUSUN OLEH : Yosua
125100601111007
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
Dr. Mirwan Ushada, Kansei Engineering.
Rakayasa Kansei atau Kansei Engineering merupakan suatu teknologi dalam bidang Ergonomi yang berorientasi pada pelanggan untuk pengembangan produk. Istilah Kansei berasal dari bahasa Jepang yang bisa didefinisikan sebagai perasaan psikologis manusia. Kansei dalam bahasa Jepang dapat diartikan sebagai penerjemahan dari perasaan atau selera pelanggan terhadap suatu produk. Dalam konasep Kansei Engineering barang atau produk baru dibuat berdasarkan pada perasaan dan permintaan pelanggan.
Istilah Kansei kemudian diterjemahkan dalam sebuah metode keteknikan bernama Kansei Engineering. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Mitsuo Nagamachi (Dean of Hiroshima International University) sebagai sebuah metode keteknikan yang baru dalam desain dan pengembangan produk industri yang berorientasi perasaan manusia. Kansei engineering dapat didefinisikan sebagai metode keteknikan untuk menerjemahkan perasaan psikologis menjadi parameter desain sebuah produk. Parameter desain produk ini sebagai acuan bagi industri untuk memproduksi produk berkualitas dengan ukuran kuantitatif proses produksi yang tepat.
Mirwan juga menjelaskan saat ini produk-produk yang berkembang sudah tidak bersifat hanya fungsional
tetapi sudah
menjadi produk yang mengedepankan kenyamanan
konsumen. Hal ini diterpakan oleh desain produk Apple. Contoh lain adalah produk insulin untuk penderita diabetes. “Produk untuk menyuntik insulin ini di desain seperti pena sehingga penggunanya tidak merasa malu saat menggunakannya,” ungkap dosen Universitas Gajah Mada itu.
Produk-produk lain yang dicontohkan adalah Renault Zoe mobil yang menyesuaikan dengan mood konsumen dengan mendeteksi wajah dan pakaian konsumen. Mirwan mencoba meneliti tentang lumut yang bisa diproduksi untuk atap rumah. Namun konsumen Indonesia masih banyak yang belum menyadari produk ini.
Sehingga menurut survey yang dilakukan konsumen jepang hanya memperhatikan empat atribut sedangkan Indonesia 14 atribut, hal ini disebabkan karena masyrakat Indonesia belum banyak mengenal teknologi.
Penelitian tentang kansai ini bisa dijadikan solusi untuk meningkatkan penggunaan pupuk organik di kalangan petani, sehingga pemakaian pupuk organik itu tidak repot dan tidak gengsi karena kotor.
Didalam sebuah industri, parameter Kansei merupakan hal yang sangat krusial untuk mendesain produk. Sehebat apapun produk yang didesain, tes dan ciptakan, tidak akan berguna, jika produk tersebut tersebut tidak disukai oleh konsumen atau tidak laku dijual. Disamping itu konsumen mengalami kesulitan untuk mengekspresikan keinginannya. Sebagai contoh sederhana untuk produk kue tart ulang tahun. Untuk mengambil keputusan membeli sebuah kue tart, konsumen secara sederhana akan mengekspresikan perasaan psikologisnya. Ekspresi ini bisa dalam ungkapan kata2 verbal seperti “Lezat juga nih kuenya”, atau “Wah harum nih kuenya”. Selain itu mungkin juga sebagai non-verbal yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata seperti apakah pengaruhnya jika konsumen berada dalam kondisi bad mood pada saat dia ingin membeli kue tart tersebut?
Penjelasan sederhana untuk kue tart ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman tentang Kansei engineering. Dengan menggunakan Kansei Engineering, industri menyadari bahwa kelezatan kue misalnya mungkin tergantung pada komposisi tepung terigu yang digunakan atau mood seorang konsumen kue tart sangat dipengaruhi warna hiasan kue, dan tingkat
keharuman dipengaruhi oleh kadar essence buah dalam pembuatan kue. Merupakan sebuah kenyataan bahwa semua parameter ini akan menjadi berbeda untuk setiap kasus produk industri. Hal ini juga didukung oleh perasaan psikologis manusia akan persepsi kualitas produk yang selalu dinamis bergerak sepanjang waktu.
Desain produk yang berkualitas selalu menjadi persoalan klasik dalam sebuah industri. Disatu sisi, industri selalu mendesain sebuah produk dalam berbagai macam parameter kualitas yang komplek sedangkan disisi lain, konsumen memahami kualitas produk tersebut sebagai suatu sederhana, yang dia anggap berkualitas hanya jika itu memuaskan dirinya. Permasalahan ini menyebabkan industri sangat presisi dan tepat dalam menciptakan parameter proses produksi namun menjadi kurang presisi dalam menangkap perasaan psikologis konsumen akan produk tersebut. Dengan menggunakan perasaan psikologis manusia pada konsumen, maka industri akan memperoleh acuan yang sangat presisi dalam mendesain sebuah produk. Oleh karena itu Konsep Kansei Engineering mempunyai kemanfaatan yang sangat besar dalam menyatukan industri dan konsumen dalam sudut pandang yang sama.
Konsep Kansei ini tidak hanya dapat diterapkan dalam desain produk untuk konsumen tapi juga untuk desain alat-alat kerja di lingkungan intern industri itu sendiri sampai dengan perancangan keseluruhan sistem kerja agar seluruh sistem kerja sesuai dengan kebutuhan pekerja sehingga kerja bisa menjadi semakin optimal (fitting the job to the man).
Dalam beberapa riset, berbagai macam model telah dikembangkan seperti model Kansei engineering untuk desain produk otomotif (Nagamachi, 1995), desain produk Wrist Watch (Ishihara et al., 1995), hingga pengembangannya di bidang teknologi informasi menggunakan software psikologi dengan pendekatan kepintaran buatan (Ujita and Murase, 2006), dan aplikasi produk industri pertanian menggunakan hybrid image pattern recognition dan kepintaran buatan (Ushada et al., 2007; Ushada and Murase, 2008). Harapan akan datang Krisis finasial global akhir-akhir ini telah menjadi sinyal yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tetap berpegang pada kekuatan ekonomi nasional yang sebagian besar bertumpu pada pertanian. Begitu banyak hasil penelitian di bidang industri pertanian yang telah dilakukan, sedang berjalan dan akan terus ada penelitian-penelitian lain di masa depan, di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu aplikasi Kansei engineering membuka peluang kerjasama inter-disiplin hasil2 penelitian ilmu dari Psikologi, Teknik Industri, Ilmu Hayati, Ilmu Sosial dan bidang lainnya untuk membangun desain-desain produk yang dapat memuaskan perasaan
psikologis konsumen. Dengan demikian secara tidak langsung Kansei engineering sangat berpotensi untuk berkontribusi meningkatkan penjualan produk, pendapatan industri pertanian dan menggerakkan perekonomian nasional
Profesor Noshi Kondo, Robotic for Bioproduction and Plant Factory in Japan.
Pada era industrialisasi yang serba modern ini, semua kegiatan yang berhubungan dengan manusia telah bertransformasi dari yang tradisional mulai beralih secara bertahap kearah yang modern. Transformasi tersebut bisa dilihal dari perkembangan teknologi yang semakin cepat dan setiap pencapain suatu kegiatan ditentukan oleh teknologi. Adapun contoh perkembangan teknologi yaitu perkembangan teknologi Robot. Pada tahun 1956 mulai tercipta suatu perusahaan robot pertama yang didirikan oleh Georde Devil dan Joseph Engelberger. Kemudian pada tahun 1961, robot mulai terlihat perkembangannya dengan dimanfaatkan dalam industri otomotif oleh General Motor. Setelah itu, pada tahun 1980 robot modern lahir dan digunakan oleh beberapa industri lain seperti industri pangan, elekronik dan komputer.
Mesin robot yang semakin pesat perkembangannya pada dasarnya membantu manusia dalam beraktifitas sehari-hari. Penggunaan robot dapat membantu kegiatan atau pekerjaan manusia agar efisien dalam waktu penyelesaian, serta mengurangi tingkat resiko kecelakaan kerja. Beberapa pekerjaan manusia yang sering menggunakan bantuan mesin robot masuk kategori pekerjaan yang sukar, berbahaya dan membosankan karena membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Saat ini, robot telah digunakan sebagai mesin yang memiliki otomatisasi tinggi, mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia untuk digunkan dalam pekerjaan yang dirasa sangat penting. Maka dari itu, banyak perusahaan menciptakan serta menngunakan robot dalam segala hal. Beberapa robot diciptakan dengan berbagai spesifikasi berdasarkan kebutuhan. Kebutuhan tersebut bisa meliputi kebutuhan produksi, rumah tangga, industri, militer, pertanian, kelautan.
Dengan adanya teknologi robot, maka tidak lagi dibutuhkan traktor besar, cukup robot-robot berukuran kecil untuk melakukan kegiatan pertanian. Tetapi keberadaan robot ini diakui tidak berarti akan mengganti tenaga kerja manusia.
Walaupun begitu, robot itu sendiri tetap saja masih membutuhkan interaksi manusia dalam operasinya. Dari hal tersebut, munculah suatu paradigma baru tentang bagaimana mendesain suatu sistem interaksi antara manusia dengan robot yang ergonomis. Menurut Karwowski (1990), sistem interaksi antara manusia dengan robot sangat ditentukan oleh aspek manusia dalam mencapai keberhasilannya. Keberhasilan dari sistem tersebut yaitu tercitanya sistem yang efisien dalam produktifitasnya serta safety dalam sistem tersebut. Maka dari itu, setiap perancangan sistem interaksi antara manusia dengan mesin robot perlu mempertimbangkan aspek manusia. Beberapa bukti bahwa industri manufaktur kurang mempertimbangkan aspek manusia dalam desain pengoperasian mesin terutama robot, mengakibatkan kurangnya efisiensi waktu proses dan tingkat produktivitas menjadi berkurang. Dari bukti tersebut, jelas bahwa pertimbangan aspek manusia dalam desain suatu sistem manusia-mesin yang terintegrasi akan meningkatkan kinerja manusia dalam pekerjaannya.
Selain itu, interaksi antara manusia dengan mesin mempunyai peranan dalam terciptanya mesin robot yang membantu pekerjaan layanan dalam kehidupan sehari-hari, misanya terciptanya robot sebagai asisten rumah tangga yang mampu mengantikan pekerjaan manusia sehari-hari. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dikatakan perkembangan robot semakin tahun mulai berkembang pesat.
Salah satu aplikasi bidang robotik pada pertanian adalah pada plant factoty. Plant factory adalah fasilitas yang memungkinkan produksi sepanjang tahun sayuran dan produk lain melalui kontrol yang tepat dari lingkungan tumbuh dan pemantauan ketat dari kondisi budidaya dan pengembangan tanaman. Implementasi praktis dari fasilitas tersebut terkait
dengan stabil dan aman pasokan makanan dan penciptaan industri baru. Dengan demikian, penelitian di bidang ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penyelesaian tantangan masa kini yang berhubungan dengan lingkungan, pasokan makanan, dan sumber daya energi dan, akibatnya, kegiatan ini diposisikan sebagai bagian dari strategi nasional untuk pertumbuhan ekonomi.
Dr. Mohd. Saberi Mohamad, Cell Factory and Intelligent System.
Cell factory adalah model untuk desain tempat kerja , dan telah menjadi bagian integral dari sistem lean manufacturing. Cell factory didasarkan pada prinsip-prinsip Technology Group, yang berusaha untuk mengambil keuntungan penuh dari kesamaan antara bagian, melalui standarisasi dan pengolahan umum. Dalam Manufaktur Fungsional mesin sejenis ditempatkan berdekatan ( misalnya mesin bubut, pabrik, bor dll ). Dalam sistem Cellular Manufacturing mesin dikelompokkan bersama sesuai dengan keluarga bagian yang dihasilkan. Keuntungan utama adalah bahwa aliran material secara signifikan meningkat, yang mengurangi jarak yang ditempuh oleh bahan, persediaan dan lead time kumulatif. Cell factory dapat mereduksi proses setup dan dapat mendukungn operasi beberapa proses, dan multifungsi, memiliki peningkatan kualitas, pengurangan limbah, dan pemeliharaan mesin menjadi sederhana. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memproduksi produk berkualitas tinggi dengan biaya rendah, tepat waktu, dan dengan cara yang fleksibel.
Tujuan dari lean manufacturing adalah meminimalisir limbah dan untuk mencapai efisiensi maksimum pada sumber daya. Cell factory, kadang-kadang disebut produksi sel atau sel, mengatur kerja pabrik menjadi tim semi-otonom dan multi-terampil, yang memproduksi produk lengkap atau komponen kompleks. Cell factory dilaksanakan lebih fleksibel dan responsif dari pada cara produksi massal tradisional, dan dapat mengelola proses, cacat, penjadwalan, pemeliharaan peralatan, dan masalah manufaktur lain yang lebih efisien.
Cell factory adalah penerapan prinsip-prinsip Technology Group di bidang manufaktur. Technology Group dicetuskan oleh Flanders pada tahun 1925 dan diadopsi di Rusia oleh Mitrofanov pada tahun 1933 (meskipun pekerjaan tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1966). Technology Group adalah strategi manajemen dengan tujuan jangka panjang dalam bisnis, tumbuh, dan membuat keuntungan. Perusahaan berada di bawah tekanan tanpa henti untuk mengurangi biaya sementara memenuhi harapan kualitas tinggi pelanggan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Berhasil menerapkan cell factory memungkinkan perusahaan untuk mencapai penghematan biaya dan peningkatan kualitas, terutama bila dikombinasikan dengan aspek-aspek lain dari lean manufacturing.
Pembagian seluruh proses produksi menjadi segmen diskrit, dan penugasan dari setiap segmen ke sel kerja, memperkenalkan modularitas proses. Jika ada segmen proses yang perlu diubah, hanya sel tertentu akan terpengaruh, bukan seluruh lini produksi. Sebagai contoh, jika komponen tertentu yang rentan terhadap cacat, dan ini dapat diselesaikan dengan upgrade peralatan, sel kerja baru bisa dirancang dan disiapkan, sedangkan sel usang melanjutkan produksi. Setelah sel baru diuji dan siap untuk produksi, bagian-bagian masuk dan bagian keluar dari sel tua hanya akan dialihkan ke sel baru tanpa harus mengganggu seluruh lini produksi. Dengan cara ini, kerja sel memungkinkan fleksibilitas untuk meningkatkan proses dan membuat variasi produk dengan permintaan pelanggan lebih sesuai sementara sebagian besar mengurangi atau menghilangkan biaya penghentian.
Ada banyak manfaat dari manufaktur selular untuk sebuah perusahaan jika diterapkan dengan benar. Salah satunya yaitu proses menjadi lebih seimbang dan meningkatkan produktivitas karena lantai manufaktur telah direorganisasi dan merapikan. Cell factory, dalam kombinasi dengan lean manufacturing dan proses just-in-time, juga membantu menghilangkan kelebihan beban dengan hanya memproduksi barang-barang ketika mereka dibutuhkan. Hasilnya adalah penghematan biaya dan kontrol yang lebih baik dari operasi.
Ada beberapa biaya pelaksanaan cell factory, bagaimanapun, di samping set-up biaya peralatan dan penghentian cara lama. Terkadang sel kerja yang berbeda dapat memerlukan mesin yang sama dan alat-alat, mungkin mengakibatkan duplikasi menyebabkan investasi yang lebih tinggi dari peralatan dan menurunkan utilisasi mesin. Namun, ini adalah masalah optimasi dan dapat diatasi melalui desain proses.