Eksperimen Fisika Sebagai Alternatif Model Soal Ujian Nasional Moch Rizal Sahidinnur*, Widyaka Adinugraha, Yoga Dwi Prabowo, dan Rachmad Resmiyanto Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan Jalan Prof. Dr. Soepomo, SH. Janturan. Warungbot. Yogyakarta 55164,
[email protected] ABSTRAK Sekarang ini, Mata Pelajaran Fisika masih diujikan di UN. Kita menemukan ada banyak alternatif bentuk soal. Bentuk soal UN sampai sekarang adalah Pilihan Ganda. Kami memperkenalkan untuk menggunakan bentuk eksperimen di UN. Kata Kunci : Ujian Nasional, Eksperimen, Pendidikan, Fisika.
Experimental Physics as an Alternative Model of The National Exam Moch Rizal Sahidinnur*, Widyaka Adinugraha, Yoga Dwi Prabowo, dan Rachmad Resmiyanto Physic Education of Univercity Ahmad Dahlan Jalan Prof. Dr. Soepomo, SH. Janturan. Warungbot. Yogyakarta 55164,
[email protected] ABSTRAC Now days, physics subject is still examined in UN. We found there are many alternatives of question form. The question form of UN, until now, is multiple choice. We introduce to use experiment form in UN. Key Word : National Exam, Experiment, Education, Physics.
Pendahuluan Penjamin
1980. Mengalami perubahan kembali pada mutu
pendidikan
di
Indonesia adalah dengan melaksanakan Ujian Nasional, Ujian Nasional sampai saat ini masih tetap dilaksanakan walaupun seringkali mengalami perubahan seiring dengan perubahan kabinet. Pada tahun 1965 nama UN dikenal dengan Ujian Negara, tahun 1972 dikenal dengan Ujian Sekolah,
selanjutnya
Evaluasi
Belajar
tahun 2001 menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Pemerintah masih belum puas, pada tahun 2005 mengubah nama lagi yang sampai saat ini dikenal dengan nama Ujian Nasional atau sering disebut UN (Alie, 2014). Perubahan nama UN sepertinya bertujuan pendidikan,
ingin tapi
meningkatkan
mutu
apa
yang
sejatinya
diubah?.
Tahap Nasional (EBTANAS) pada tahun 1
UN
merupakan
menjamin
mutu
menerapkan konsisten
alat
pendidikan
standar (Asiah,
kelulusan 2011).
UN
untuk
mereka beranggapan bahwa UN lebih
dengan
penting dari pelajaran lain. Akibatnya
secara
sebagian besar sekolah hanya berupaya
juga
untuk mengantarkan siswanya mencapai
disebutkan sebagai alat evaluasi tahap
keberhasilan UN.
akhir pada lembaga pendidikan tingkat SD,
Karso
menyatakan
materi
UN
SMP, dan SMA yang diselenggarakan
hanya mencakup aspek intelektual, belum
Badan
mampu mengukur aspek pendidikan secara
Standar
Nasional
Pendidikan
(BSNP).
utuh.
Mardapi (2009), menulis dalam laporan
penelitiannya
Dampak
Ujian
Hal
ini
dianggap
sebagai
“malpraktik” dengan kesan penyempitan terhadap makna dan hakikat pendidikan
Nasional, bahwa tujuan UN adalah untuk
yang
melakukan
memberi
seharusnya UN sudah bukan menjadi
bantuan kepada satuan pendidikan guna
masalah untuk dibahas, tapi perlu dicarikan
meningkatkan mutu pendidikan. Karso,
solusi yang tepat supaya UN dapat
Lektor
UPI,
dijadikan standar penilaian yang memiliki
Undang-Undang
mutu bagus. Salah satu faktor yang
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bahwa UN
menunjang untuk peningkataan standar
adalah
mutu pendidikan melalui UN yaitu model
pembinaan
Kepala
menyimpulkan
alat
lembaga
dan
FPMIPA
dari
evaluasi
terhadap
pendidikan,
dan
siswa, program
utuh.
Dari
pendapat
tersebut
soal atau jenis soalnya yang digunakan.
pendidikan untuk memantau dan menilai dalam pencapaian standar pendidikan.
Landasan Teori
Menurutnya, pernyataan ini bertentangan
A. Kriteria Tes yang Baik Tes dikatakan baik jika memiliki
dengan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 8 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “Evaluasi
hasil
belajar
peserta
didik
dilakukan oleh pendidik untuk memantau proes, kemampuan, dan perbaikan hasil belajar
peserta
didik
secara
berkesinambungan”. Karena UN memiliki sifat nasional, maka UN didewa-dewakan,
kriteria,
yaitu:
validitas,
reliabilitas,
objektivitas, dan praktivilitas. Tes disebut valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur, tes haruslah memiliki sifat reliabilitas atau kepercayaan dimana
tes
tersebut
dikatakan
dapat
dipercaya jika hasil yang diberikan tidak berubah
atau
tetap
apabila
diteskan 2
berulang-ulang. Tes juga harus memiliki
betapa
sifat objektivitas, ini diartikan bahwa tidak
membimbing anak didiknya.
adanya
C. Tes Eksperimen Eksperimen
unsur
yang
mempengaruhi.
Selanjutnya tes haruslah praktikabilitas yang
memiliki
sifat
praktis,
mudah
mengadministrasikan (Arikunto, 2009: 57-
guru
dalam
dikatakan
suatu
percobaan untuk membuktikan pertanyaanpertanyaan dan hipotesis, eksperimen juga merupakan bagian dari pencarian ilmu dan
62). B. Soal Pilihan Ganda (Mutiple Choice Tes) Jenis tes ini seringkali dipergunakan untuk pengukuran dengan standar nasional. Soal-soal tes pilihan ganda cenderung untuk mengungkapkan hafalan saja dan sukar untuk mengukur proses
pentingnya
mental
yang
tinggi.
Dengan
demikian jalan spekulasi akan ditempuh, dan kerjasama antar siswa tidak bisa dihindarkan (Arikunto, 2009). C. Soal Bentuk Uraian Soal uraian adalah
pengembangan
pengetahuan
(Jumanto,
2013). Metode eksperimen dalam suatu pembelajaran adalah suatu cara dalam penyampaian ilmu yang memungkinkan siswa
melakukan
untuk
percobaan
membuktikan
individu,
sendiri
suatu
pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dalam model ini siswa akan dibebaskan untuk
mengalami
sendiri,
mengalami
sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan
soal
yang
menarik kesimpulan (Abimanyu, 2014).
jawabannya tidak terpatok dengan pilihan yang seperti pada soal pilihan ganda, soal ini menuntut siswa untuk mengembangkan dan mengeksplorasikan gagasannya dalam bentuk uraian atau tulisan (Artha, 2011). Soal dalam bentuk ini disamping mengukur jawaban yang terurai dan kemampuan siswa dalam hal menyajikan jawaban mereka
secara
bebas
akan
mengeksplorasikan atas kemampuan yang mereka miliki, disini akan ditemukan
Metode Penelitian Penulis pustaka
menggunakan
sebagai
metode
kajian untuk
pengumpulan bahan yang pantas dikaji dari bebarapa artikel, jurnal, makalah, dan dari babarap surat kabar. Hasil dan Pembahasan Teori-teori tentang tes terbaik telah dijelaskan oleh banyak pihak, tapi penulis belum pernah menemukan solusi tes terbaik untuk ujian nasional yang mungkin paper ini akan memberikan gagasan yang 3
dapat digunakan sebagai pengganti soal
menutup siswa untuk dapat mengeluarkan
ujian nasional yang sering digunakan.
pendapatnya, keadaan seperti ini masih
Marijan (2010) berpendapat, dalam
diperburuk oleh pemahaman materi atau
redaksi e-Newsletterdisdik, tentang soal
pendalaman materi yang berkisar pada
pilihan ganda. Pertama, siswa belum
hafalan.
merasa termotivasi dengan bentuk soal
Ketiga, siswa akan merasa mudah
pilihan ganda, mereka menghandalkan
untuk
hafalan tanpa memahami materi yang
mencontek atau terang-terangan meminta
secara penuh tapi hanya sekilas belaka.
jawaban temannya (file.upi.edu). Keempat,
Kedua, spekulasi akan menjadi suatu
siswa
kebiasaan siswa, karena jawaban alternatif
pendapat dengan kalimat yang betul.
telah tersedia dan siswa akan menebak
Ruang
jawaban dengan berbagai cara. Menurut
mencurahkan daya kreatif, imajinatif, dan
Danny (2012), dalam tulisannya yang
ketrampilan berkomunikasi justru dihapus
berjudul Tes Pilihan Ganda menghambat
begitu saja (file.upi.edu). Kelima, gurupun
kreativitas, menyebutkan bahwa pilihan
terimbas oleh bentuk soal multiple choice,
ganda tidak tepat untuk menguji tes atau
dalam memberikan penjelasan materi, guru
kompetensi yang dipelajari siswa, karena
terpaku pada materi-materi praktis yang
menghambat proses berfikir siswa dan
sering muncul dalam soal ulangan umum
kreativitas siswa. UN yang menggunakan
maupun
soal pilihan ganda menjadikan alur berfikir
memahirkan siswa dalam menebak soal-
siswa akan dikotakkan pada jawaban
soal
pilihan A, B, C, D, dan E. Oleh karena itu,
mengesampingkan
kadang ditemukan siswa mengisi jawaban
karena terjebak target materi yang sering
dengan cara menghitung “kancing baju”
muncul dalam soal UN. Dan biasanya guru
karena
menyiasati keadaan semacam itu biasanya
susahnya
kreativitas
dalam
berbentuk
mengembangkan diri
pilihan
mereka, ganda
soal sangat
melakukan
tidak
terdidik
yang
sekali
nasional.
akhirnya
seperti
mengemukakan
baik
ujian
UN,
kecurangan
Guru
guru
dalam
malah
ikut-ikutan
pemahaman
materi
siswa didril dengan soal-soal UN tahun sebelumnya.
Ujungnya
memungkinkan para siswa cenderung main
materi
asal
disampaikan. Ini sesuatu yang sebenarnya
menjawab
(file.upi.edu).
dan
Soal
untung-untungan
pilihan
ganda
ini
sering
konsep-konsep
terabaikan
untuk
tidak boleh terjadi. 4
Dalam evaluasi pendidikan yang
mengembangkan sikap dan perilaku kritis,
diuraikan dalm teori taksonomi bloom
tidak mudah percaya sebelum ada bukti-
(Arikunto, 2009), hendaknya suatu tes
bukti nyata. Analisis akan diberlakukan
mencakup
semua
ranah,
ranah
dalam soal eksperimen, karena untuk
kognitif,
afektif
dan
psikomotorik.
mengetahui makna data yang diperoleh dan
Sedangkan jika dilihat pelaksanaan UN
mengambil kesimpulan diperlukan analisis
dari sisi soalnya, selama ini soal yang
data. Aspek C4 dan C5 terpenuhi dalam
dimuat dalam bentuk soal objektif atau
soal eksperimen. Dari eksperimen nantinya
pilihan ganda dan soal tersebut hanya
akan
memenuhi
eksperimen identik dengan sikap ilmiah.
ranah
yaitu
kognitif
saja
(file.upi.edu). Mata
membentuk
sikap
jujur
karena
Karena untuk suatu hasil ilmiah haruslah pelajaran
IPA
khusunya
disampaikan walau hasil tersebut kurang
Fisika sangatlah baik untuk mengukur
sesuai,
kemampuan
dapat
terbentuk.
mengembangkan bentuk soalnya, karena
terpenuhi.
siswa
jika
guru
maka
sikap
Maka
kejujuran
ranah
akan
afektif
akan
dalam mata pelajaran IPA khusunya Fisika
Eksperimen akan memotivasi cara
segala aspek yang mencakup tiga ranah
belajar siswa untuk memahami bahan ajar,
yang ada dalam teori taksonomi bloom
siswa tidak akan lagi bermain spekulasi
dapat diukur melalui bentuk soalnya.
“olah tebak” karena tidak tersedianya
Aspek kognitif mencakup ingatan
alternatif jawaban, pastinya siswa akan
(C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3),
mencoba berimajinasi
analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi
bebas
(C6). Jika soal pilihan ganda dicermati
mereka yang tidak menuntut kemungkinan
cakupan yang bisa dicapai dalam ranah
teori baru dapat ditemukan oleh mereka.
kognitif hanya sampai C1, C2, dan C3 saja,
Dengan eksperimen juga akan mengurangi
karena untuk C4, C5 dan C6 tidak bisa
tindakan contek-mencotek hasil kerjaan
dikembangkan melalui soal pilihan ganda
teman,
melainkan
harus
eksperimen
akan
mengeksplorasikan
dan
siswa
angan-angan
akan
terdidik
pendapatnya
dengan
kasus.
Soal
mengungkapkan
menumbuhkan
cara
kalimat yang betul, karena daya kreatif,
berfikir rasional dan ilmiah (Abimanyu,
imajinatif dan keterampilan berkomunikasi
2014),
akan
soal
studi
dan mereka akan
eksperimen
juga
akan
tumbuh
melalui
bentuk
soal 5
eksperimen ini, ranah psikomotorik akan
diganti dengan soal eksperimen pada
terpenuhi. Dari hal tersebut guru tidak lagi
matapelajaran IPA Fisika, UN sekarang ini
mengajarkan
singkat
tidak bisa mengukur apa yang seharusnya
mengajarkan
diukur. Dengan eksperimen siswa dapat
konsep kepada siswa, membimbing, dan
mengembangkan dan mengeksplorasikan
pemahaman
suatu
pemahaman mereka. Ruang yang bebas
kewajiban yang harus diterapkan oleh guru
dengan bimbingan guru dan fasilitas dari
dan sekolah.
sekolah tidak menutup kemungkinan mutu
melainkan
teori akan
secara
terpacu
materi
Dengan
menjadi
eksperimen
akan
pendidikan kita akan jauh lebih baik.
mengembangkan atau meningkatkan mutu dan
fasilitas
pendidikan
di
sekolah,
contohnya laboratorium nantinya akan dimaksimalkan fungsinya, sekolah akan lebih memperhatikan keadaan laboratorium agar mutu sekolah dapat meningkat, dan alat-alat laboratorium dapat dimanfaatkan bukan
untuk
dipajang
saja.
Soal
eksperimen akan memberikan kesempatan kepada
siswa
supaya
mampu
menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh. Soal eksperimen juga dapat mengembangkan proses berpikir siswa,
mereka
akan
mampu
mengeksplorasikan imajinasi, kreativitas yang mungkin akan ada teori baru dari hasil pemikiran mereka, dan siswa akan lebih
percaya
diri
atas
kebenaran
kesimpulan. Kesimpulan Ujian
Nasional
tidak
perlu
dihapuskan melainkan metode/model soal
Pustaka Upaya Meningkatkan Kualitas Tes Pilihan Ganda. (2014). Dipetik Juni 9, 2014, dari file.upi.edu: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSI KOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/19 5911301987031YAYA_SUNARYA/BAHAN_EVALUAS I-ASESMEN/URAIAN.pdf Abimanyu. (2014). Strategi Pembelajaran Unit 7. Dipetik Juni 08, 2014, dari pjjpgsd.dikti.go.id: http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/reposito ry/dikti/Mata%20Kuliah%20Awal/Strategi %20Pembelajaran/BAC/strategi_pembelaj aran_unit_7.pdf Alie, M. (2014). Ujian Nasional dan Permasalahan Pendidikan Kita. Dipetik April 18, 2014, dari marzukialie.com: http://www.marzukialie.com/?show=tulisa n&id=41 Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Artha K, D. (2011). Modul Evaluasi Hasil Belajar Fisika. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan ISBN. 978-602-19895-7-0. Asiah, S., & Rofieq, A. (2011). Analisis Kebijakan Ujian Nasional Tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). edukasi, Vol, No. 1, 7592. Danny. (2012). Tes Pilihan Ganda Hambat Kreativitas Siswa. http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/17 /tes-pilihan-ganda-hambat-kreativitassiswa-465240.html.
6
Jumanto. (2013). Sebuah Kasus Eksperimen: Tinjau Filosofis. Dipetik Juni 9, 2014, dari jurnal.untagsmg.ac.id: http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/sa/a rticle/download/42/40 Karso. (2014). Pro Kontra Ujian Nasional. Dipetik Juni 09, 2014, dari file.upi.edu: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR. _PEND._MATEMATIKA/195509091980 021-KARSO/Ujian_Nasional.pdf Marijan. (2010). Fenomena Soal "Multiple Choice" Dalam Ujian Nasional. Yogyakarta: Redaksi e-Newletterdisdik. Supriyatin. (2014). Penerapan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Keterampilan Komunikasi Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak Lurus. Dipetik Juni 9, 2014, dari sainfisika2000.files.wordpress.com: http://sainfisika2000.files.wordpress.com/2 014/04/seminar-fisika-unpar-2014.docx
7