EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MARATUA, KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU, KALTIM Sebuah Inisiatif Pengelolaan Usaha bersama Masyarakat Pulau Maratua, Kab. Berau
LATAR BELAKANG Wilayah kelautan Berau sudah dikenal sebagai destinasi wisata kelas dunia. Wisatawan nasional dan mancanegara memberikan kesan yang luar biasa atas kombinasi keindahan panorama dan kekayaan alam bawah laut dan industri pariwisata menawarkan ragam produk-produk ekowisata dengan kualitas yang sangat tinggi. Kemunculan pariwisata bahari di Berau dimulai pada awal 1990-an dan diperkuat dengan kerjasama Regional ASEAN BIMP-EAGA untuk sektor pariwisata dengan tanpa kejelasan panduan kebijakan, Sejatinya masyarakat tempatan memiliki pola dan perencanaan, sementara dokumen peluang yang besar untuk mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat dengan RIPPDA baru dipublikasikan pada 2003 dan perspektif pemahaman yang utuh. Kondisi implementasinya belum optimal. Walauan dasar yang dimilikinya adalah (1) sebagai demikian, visi/misi Kabupaten Berau masyarakat pulau (tempatan), (2) memiliki menunjukkan perhatian yang khusus ruang (hidup) kelola dan inter-relasi tradisional dengan sumberdaya alamnya (natural assets), terhadap pariwisata dalam satu dekade (3) kekuatan sumberdaya manusia, dan (4) terakhir. Dalam lima tahun terakhir, industri keunggulan sumberdaya sosial (asset sosial) pariwisata bahari Kabupaten Berau dan sosio-kapital. Gabungan assets tersebut sudah dapat dijadikan modal untuk memulai menunjukkan kemajuan yang berarti usaha ekowisata berbasis masyarakat. dengan ditandai masuknya investasi dari luar untuk pengembangan resort-resort di Kepulauan Derawan dan sekaligus menjadi pemicu pengusaha lokal untuk berinvestasi di sektor ini. Pengalaman dan pembelajaran dari perjalanan pariwisata bahari yang diperoleh adalah (1) arah kebijakan belum konsisten untuk perencanaan, pengembangan, pengelolaan dan promosi pemasaran, sehingga mengharuskan kita untuk melakukan kaji-ulang kebijakan, perencanaan, implementasi dan konsultasi para pihak, (2) kepemilikan bisnis ekowisata sebagian besar dikuasai pihak swasta asing dan hanya sebagian kecil saja dari pengusaha lokal yang terlibat dalam
MENGGAGAS EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN BERAU, KALTIM
bisnis ini karena berbagai alasan, termasuk perspektif berpikir yang memandang bahwa usaha pariwisata bukan bisnis yang prospektus, kurang paham ataupun ketidakmampuan dalam bersaing, dan dukungan insentif serta akses kebijakan dan finansial yang tidak memadai. Sementara masyarakat lokal menjadi buruh pariwisata - padahal sejatinya mereka adalah pemilik usaha ekowisata oleh karena keberpihakan belum terjadi dan ketidakadilan terus berlangsung, (3) ukuran konservasi bagi pengelolaan ekowisata belum ada kesepakatan sehingga agak susah untuk mengukur keberhasilan suatu Dari aspek ekonomi, peraih usaha ekowisata secara menyeluruh, dan (4) keuntungan terbesar adalah konflik-konflik horizontal antara pengusaha pemilik modal, sementara dengan masyarakat masih terus berlangsung hanya segelintir masyarakat tempatan yang mendapat karena tumpang-tindih kepentingan dan keuntungan pariwisata dari kompetisi ruang-ruang pemanfaatan serta (5) menjual jasa tenaga kerja. Lebih parah lagi, karena Ketidakjelasan kebijakan dan kewenangan investasi asing, sebagian besar antara pusat - daerah tentang investasi keuntungan yang diraih dari pariwisata sehingga sering terjadi disharmoni usaha ini justru berpulang kembali ke negara asalnya. dalam pengambilan kebijakan. Perspektif pemahaman dan definisi ekowisata sangat beragam bahkan cenderung salahguna. Banyak operator wisata massal memainkan citra untuk menangkap peluang ekowisata dan wisata berlabel hijau (green tourism) yang diterapkan pada produkproduk ataupun paket-paket wisata yang ditawarkannya dengan harapan akan mendokrak proyeksi keuntungan bisnis. Sehingga, kita perlu melakukan re-definisi atas ekowisata dan membangun standar ekowisata Berau. BAGAIMANA PERAN MASYARAKAT ? Beberapa kebijakan dan panduan yang dikeluarkan dunia internasional dan nasional tentang ekowisata nampak kental keberpihakan pada penanam modal, sementara posisi masyarakat ditempatkan sebagai mitra atau ada keharusan berpartisipasi dalam mengembangkan ekowisata di daerahnya. Pertanyaannya adalah apakah mereka harus menjadi buruh ekowisata di kampungnya? Apakah mereka hanya diposisikan mitra kerja yang memasok kebutuhan-kebutuhan ekowisata? Apakah mereka tidak bisa menjadi bagian dari pemilik bisnis? Apakah mereka tidak punya hak untuk membangun usaha ekowisata milik sendiri di kampungnya? Kita harus menggali pengalaman dan informasi seluas-luasnya dari
MENGGAGAS EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN BERAU, KALTIM
wisata berkelanjutan dan ekowisata, lalu menarik pembelajaran dan menempatkan secara proporsional ketika kita akan memulai bisnis ekowisata. Berkaitan dengan kondisi di atas, sejatinya masyarakat di kepulauan Derawan memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat dengan perspektif pemahaman yang utuh. Kondisi dasar yang dimilikinya adalah (1) sebagai masyarakat pulau (tempatan), (2) memiliki ruang (hidup) kelola dan interrelasi tradisional dengan sumberdaya alamnya (natural assets), Ekowisata berbasis masyarakat perlu (3) kekuatan sumberdaya manusia, dan (4) keunggulan dukungan dalam sumberdaya sosial (asset sosial) dan sosio-kapital. peningkatan kapasitas, Gabungan assets tersebut sudah dapat memulai usaha kebijakan dan penguatan kelembagaan serta ekowisata, namun demikian mereka perlu dukungan kemudahan akses dalam peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan terhadap skema finansial serta kemudahan akses terhadap skema finansial sebagai sebagai start-up business atau modal kerja. start-up business atau modal kerja. Ekowisata berbasis masyarakat adalah usaha jasa lingkungan milik masyarakat dan dikelola oleh masyarakat tempatan dengan mengedepankan tiga pilar ECO secara berimbang, yaitu Ecology, Economy, dan ECO = Evaluating Community Opinion1 dalam mengelola sumberdaya masing-masing wilayah secara berkeadilan dan berkelanjutan. Sudah tentu, pendekatan yang diterapkan berdimensi luas (broad-based approach) mencakup kesatuan ideofactsociofact-artefact2. Kebijakan dan pengaturan usaha (business policies and arrangement) diputuskan berdasarkan kesepakatan, termasuk didalamnya adalah pengaturan kepemilikan saham, pengelolaan saham dan mekanisme pembagian keuntungan. Usaha milik masyarakat ini dapat memilih status badan hukum sesuai dengan undang-undang niaga dan jasa yang berlaku. Bisa jadi, usaha masyarakat ini
ECO = Evaluating Community Opinion adalah refleksi dari opini masyarakat tempatan atas hak kelola ruang hidupnya melalui upaya-upaya dalam membangun inter-relasi harmonis antara manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan). Singkatan ini disitir dan dipinjam dari definisi ekowisata menurut masyarakat di beberapa desa yang bergabung dalam Jaringan Ekowisata Desa di Bali. 1
Kesatuan ideofact-sociofact-artefact dijabarkan sebagai berikut; ideofact (prinsip,nilai dan kepercayaan), sociofact (pengejewantahan atas prinsip, nilai dan kepercayaan dalam menjalankan kehidupan, dan artefact (pembuktian material ataupun fisik dalam upaya menjalankan prinsip, nilai, dan kepercayaan). 2
MENGGAGAS EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN BERAU, KALTIM
dapat dikembangkan menjadi badan usaha mengakselerasi proses menuju desa mandiri.
milik
kampung
(BUMK)
untuk
Inisiatif mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat telah dimulai sejak 2002, lalu ditindaklanjuti dengan serangkaian kegiatan 20042007 dimana Bestari memfasilitasi dan memberikan dukungan teknik bagi masyarakat di Pulau Maratua untuk membangun kepercayaan diri menuju kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya kelautan secara berkeadilan dan berkelanjutan. Hasil pengkajian dan penggalian diri atas prinsip, nilai dan keyakinan yang dimiliki, masyarakat telah menyepakati untuk membangun rencana kelola ekowisata berbasis masyarakat sebagai sebuah program yang dinilai sangat strategis Rencana Kelola Ekowisata Berbasis Masyarakat kepulauan Derawan 20082013 berisikan visi dan definisi ekowisata berbasis masyarakat yang telah dipahami dan disepakati oleh masyarakat. Rencana kelola ini menyajikan kerangka kerja untuk paruh waktu 5 (lima) tahun ke depan yang menjadi panduan dalam implementasi. Rencana kelola ini dilengkapi programprogram strategis yang komplementer. Setiap program strategis dijabarkan dalam tujuan kunci dan rencana aksi. Fokus dan prioritas diberikan pada upaya-upaya untuk peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan pengelola ekowisata dan membangun jejaring yang akan mendukung fasilitas dan pendanaan. Dimana rencana tersebut didasarkan pada pada hasil-hasil seri diskusi panjang antara Bestari dan masyarakat, kompilasi dokumen prosiding pendampingan masyarakat dan rencana tindak lanjut. Kecamatan Maratua dipilih sebagai titik masuk dalam pengembangan ekowisata bahari berbasis masyarakat di Berau melalui beragam pertimbangan penting, diantaranya adalah (1) aspek ekologi, (2) aspek ekonomi, (3) sosial-budaya, dan (4) aspek geopolitik
MENGGAGAS EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN BERAU, KALTIM
karena Maratua merupakan salah satu Pulau Terdepan di Indonesia dan berbatasan langsung dengan Malaysia dan Filipina.
YANG TELAH DILAKUKAN...? Untuk mewujudkan gagasan, diatas Yayasan Bestari bersama masyarakat di Pulau Maratua sejak tahun 2007 hingga tahun 2009 ini telah melakukan serangkaian kegiatan antara lain : 1. Melakukan Seminar dan Lokakaraya Semiloka ”inisiatif pengembagan ekowisata berbasis penyu di Kabupaten Berau” dengan narasumber Suhartini Sekartjakrarini pakar ekowisata dari IdeA, Bogor. Seminar Input Rencana Pengelolaan ”Menggagas Ekowisata berbasis Masyarakat di Kab. Berau” Februari tahun 2008 dengan Narasumber dari Pusat Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada (UGM) dan Wayan Dirgayusa dari Jaringan Ekowisata Desa, Bali.
Seminar Input Rencana Pengelolaan Ekowisata Berau
Lokalatih Pengenalan Ekowisata Berbasis Masyarakat bagi Masyarakat Pulau Maratua 2. Peningkatan Sumberdaya Manusia melalui Pelatihan untuk mendukung ekowisata Berbasis Masyarakat. Pelatihan Kerajinan dari Bahan Limbah Kelapa, Kerang dan Kayu, tahun 2006 dan 2007 dengan Fasilitator dari Deprindakop Berau dan Bpk Subur dan Wayan D.
Suasana Pelatihan Kerajinan
Exchange Learning ke Jaringan Ekowisata Desa (JED), Provinsi Bali tahun 2007.
MENGGAGAS EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN BERAU, KALTIM
Pengenalan Dasar Akomodasi dan Perhotelan untuk homestay (rumah penduduk), tahun 2008. Pelatihan Dasar Eco-guide (Pemandu Ekowisata), tahun 2008. Pelatihan ini di Pandu oleh I Gde Wirata dan I Wayan D dari Jaringan Ekowisata Desa (JED), Bali.
Pelatihan Dasar Pemandu Ekowisata
Pelatihan Dasar Food and Baverage (F&B) dengan menggali makanan khas lokal suku Bajau, tahun 2008 Pelatihan ini didukung oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) – Berau.
Pelatihan F&B Makanan Lokal Bajau
Pelatihan Dasar Selam (Diving) bagi masyarakat pesisir dan pulau kecil, Mei 2009 di Fasilitasi oleh Joint Program Kelautan TNC-WWF dan JAMAN Berau dalam rangka Peningkatan Kapasitas Masyarakat di KKL – Berau. Pelatihan Selam (Dasar dan Advance) bagi kelompok Guide Ekowisata berbasis Masyarakat , Kerjasama Bestari – POSSI yang di ikuti 10 peserta, tahun 2010 3. Melaksanakan Managemen Plan (Rencana Pengelolaan) Ekowisata Berbasis Masyarakat Pulau Maratua. 4. Membangun Jaringan dengan Jaringan Ekowisata Desa (JED) Bali, Indonesian Ecotourism Network (Indecon) dan Pusat Studi Pariwisata UGM Jogjakarta serta Lembaga lainnya yang diharapkan mendukung Program ini. 5. Mengikuti Launching JED, Bali tahun 2007 dan Pertemuan Nasional Pariwisata Berbasis Masyarakat di Jogjakarta tahun 2008 dan di Pangkep, Sulsel tahu 2009 Capaian : Telah ada kelompok Homestay dengan anggota 50 rumah/Kepala Keluarga dengan kapasitas 75 kamar yang layak dan nyaman tersebar di Kampung Payung – Payung, Bohe Bukut dan Bohe Silian. Telah ada kelompok Guide yang mempunyai kemampuan dasar memandu tamu sebanyak 20 orang dan 12 orang telah mempunyai sertifikat selam tingkat dasar dan Advance dari ADS Internasional dan POSSI.
MENGGAGAS EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN BERAU, KALTIM
Telah ada Kelompok Food and Beverage (F & B) sekitar 70 orang yang terdiri kelompok Ibu-Ibu tersebar di Kampung Payung – Payung, Bohesilian dan Bohe Bukut . Telah ada kelompok kerajinan dan cendramata di Kampung Bohe bukut dan Teluk Alulu. Telah ada Sarana Transportasi penunjang wisata seperti speedboat, glassbottom boat dan Kapal yang dimiliki oleh masyarakat dan kelompok ekowisata. Mendapat Penghargaan Cipta Pesona Wisata (CIPTA AWARD) dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI katagori Kelompok Masyarakat/LSM dalam upaya mempromosikan Daya Tarik Wisata Penyu, 4 November 2010 Telah ada tamu yang mulai memakai jasa ekowisata berbasis masyarakat diantaranya Artis Nicolas Saputra, Mira Lesmana, Riri Reza, Majalah National Geographic Indonesia, sutradara film Amerika Anke Thomen, dll. Telah ada dukungan dari berbagai pihak dalam pengembangan kapasitas, pendanaan, promosi dll.
Rencana Ke Depan : 1. Membangun Jaringan pemasaran dengan berbagai pihak yang terkait dengan pariwisata berbasis masyarakat baik di tingkat Nasional maupun Internasional. 2. Melakukan Identifikasi dan Reflikasi Program di Kampung yang mempunyai potensi wisata yang dapat di kembangkan oleh Masyarakat Kampung di Kabupaten Berau. Diharapkan ada 10 kampung wisata di Kabupaten Berau yang terbangun sampai tahun 2015. 3. Menyiapkan/memfasilitasi infrastruktur pendukung dan dukungan sumberdaya (permodalan dan peningkatan kapasitas)bagi kelompok ekowisata di tiap kampung. 4. Membangun unit usaha yang dikelola dan dimiliki oleh Masyarakat Lokal. 5. Membangun Pusat Informasi wisata berbasis masyarakat di Tanjung Redeb. 6. Menginisiasi berdirinya ”BERAU ECOTOURISM ASSOSIATION”, sebuah lembaga yang anggotanya adalah kampung – kampung yang mempunyai potensi wisata dan mereka yang peduli dengan ekowisata berbasis masyarakat. Wadah ini berfungsi sebagai pusat pemasaran, pendidikan, pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi anggotanya. Penutup. Demikian gagasan ini disampaikan, harapan kami dukungan berbagai pihak dapat membantu terlaksananya gagasan ini. ☺
Informasi lebih lanjut : Yayasan Berau Lestari (Bestari) Jl. Mangga III No. 14 Kelurahan Gayam, Tanjung Redeb Email :
[email protected] Website : www.maratuaecoturism.wordpress.com Fb : bestari ecotours` kontak : Juhriansyah (081350812513) Iriani (081347228197)
☺
Kelompok Ekowisata Dakkayu Akkal Maratua Kontak : Ahmad Yani (081350276397) Tarmi (081331619979) Email :
[email protected]
MENGGAGAS EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN BERAU, KALTIM