Tugas Kelompok Ekonomi Moneter
Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET)
Created by : Umrah Sitti Nur Jannah Liliyani Ridwan Yudi Pratama
A31110019 A31110289 A11110010 A11110257
Fakultas ekonomi dan bisnis Universitas hasanuddin Makassar Created By Group 1
Tugas Kelompok Ekonomi Moneter
2011
Created By Group 1
Tugas Kelompok Ekonomi Moneter
”Capital adequacy ratio ” Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Bank Indonesia menggunakan CAR untuk mengelompokkan tingkat kesehatan bank, I
ndikator yang digunakan untuk menilai kinerja bank adalah rasio keuangan yang
terdiri dari rasio rentabilitas, rasio likuiditas dan tingkat kecukupan modalnya. Rasio rentabilitas terdiri dari Return On Asset dan Return On Equity, dan rasio likuiditas adalah Loan to Deposit Ratio sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependennya adalah tingkat kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) dibiayai dari modal sendiri, disamping dana-dana dari sumber-sumber diluar bank.
CAR =
x 100 %
Dimana ATMR = Aktiva tertimbang menurut resiko
H01
Kinerja keuangan bank devisa setiap tahunnya tidak berbeda signifikan.
H02
Kinerja keuangan bank non devisa setiap tahunnya tidak berbeda signifikan.
H03
Kinerja keuangan bank devisa dengan bank non devisa tidak berbeda signifikan.
H04
Kinerja bank devisa dan bank non devisa tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modalnya.
Created By Group 1
Tugas Kelompok Ekonomi Moneter
Tabel 4. Uji Beda CAR Bank Devisa b Tes t Statis tics
Z A sy mp. Sig. (2-tailed)
CAR2005 CAR2006 -1.308a .191
CAR2004 CAR2005 -1.142a .254
a. Based on pos itiv e ranks. b. Wilc oxon Signed Ranks Test
Pada tabel 4 nilai t hitung untuk CAR 2005 dengan 2006 adalah sebesar -1,308 yang berarti lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya 0,191 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA ditolak, atau dengan kata lain CAR bank devisa tahun 2005 tidak berbeda signifikan dengan CAR tahun 2006. Begitu juga untuk CAR 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah sebesar 1,142 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya 0,254 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA ditolak, atau dengan kata lain CAR bank devisa tahun 2004 tidak berbeda signifikan dengan CAR tahun 2005. Apabila kita merujuk tidak adanya perbedaan antara CAR 2004 sampai dengan tahun 2006, maka dapat dikatakan bahwa penumpukkan aset bank cenderung bukan dalam aset operasional mereka akan tetapi lebih kepada penambahan aktiva tetapnya. Penambahan aktiva tetap menyebabkan porsi tambahan aset operasional berkurang, sehingga bank tidak dapat mengoptimalkan kinerjanya.
Tabel 8. Uji Beda CAR Bank Non Devisa b Tes t Statis tics
Z A sy mp. Sig. (2-tailed)
CAR2005 CAR2006 -2.520a .012
CAR2004 CAR2005 -.072 a .943
a. Based on pos itiv e ranks. b. Wilc oxon Signed Ranks Test
Pada tabel 8 nilai t hitung untuk CAR 2005 dengan 2006 adalah sebesar -2,520 yang berarti lebih kecil dari t tabel (lihat tabel tabel t) sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya 0,012 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA diterima, atau dengan kata lain CAR bank non devisa tahun 2005 berbeda signifikan dengan CAR tahun 2006. Sedangkan untuk CAR 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah sebesar 0,072 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya 0,943 lebih besar
Created By Group 1
Tugas Kelompok Ekonomi Moneter
dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA ditolak, atau dengan kata lain CAR bank non devisa tahun 2004 tidak berbeda signifikan dengan CAR tahun 2005. Apabila kita lihat dari perubahan CAR dari tahun 2005 ke 2006 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, menunjukkan bahwa adanya usaha bank non devisa untuk memperbaiki kinerjanya dengan melakukan penambahan aset beresikonya. Tujuan dari penambahan aset ini adalah untuk meningkatkan kinerja bank non devisa itu sendiri. Nilai t hitung untuk CAR Bank Devisa dengan CAR Bank Non Devisa adalah 0,1244 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA ditolak, atau dengan kata lain CAR bank devisa tidak berbeda signifikan dengan bank non devisa.
Capital adequacy ratio bank Mandiri Mandiri set menargetkan CAR sebesar 14% untuk 2011 Jakarta (ANTARA News) - Bank Mandiri, Indonesia `s pemberi pinjaman dengan aset terbesar, bertujuan untuk meningkatkan capital adequacy ratio (CAR) dengan lebih dari 14 persen akhir 2011, dibantu oleh rights issue yang direncanakan akhir tahun ini. Masalah hak diharapkan untuk meningkatkan CAR - ukuran kunci kekuatan keuangan bank `dengan 2-3 persen, Pahala Mansyuri N., bank` s keuangan dan direktur strategi, mengatakan pada hari Selasa. "Pada 2011, CAR mungkin lebih rendah dari 12 persen Mengingat rights issue yang direncanakan itu dapat dipertahankan di atas 14 persen.. Pada akhir tahun ini CAR diperkirakan akan mencapai 13 persen," katanya. Dia mengatakan dana yang dikumpulkan melalui rights issue akan digunakan seluruhnya untuk ekspansi kredit sehingga bank `s loan-to-deposit ratio (LDR) akan berkisar antara 72 persen dan 74 persen pada akhir 2011. Bank `s pertumbuhan kredit berdiri pada 20 persen di tahun hingga Juni 2010. "Jika kondisi ekonomi makro tahun depan ekspansi kredit tetap baik kita dalam waktu lima tahun` akan mencapai 20 persen. "
Created By Group 1
Tugas Kelompok Ekonomi Moneter
Dia mengatakan bank akan fokus pada memberikan kredit ke sektor produktif, yang pada kuartal kedua 2010 tumbuh 21 persen, tertinggi di antara jenis-jenis kredit yang disalurkan selama periode tersebut. "Pertumbuhan ini didorong oleh kredit investasi yang mencapai 28,23 persen tahun-ke-tahun," katanya. (T.E014/Uu.S012/H-NG/O001/P003)
CAR Bank Mandiri catatan di 16 Persen Jakarta (ANTARA News) - Bank Mandiri, Indonesia `s pemberi pinjaman dengan aset terbesar, melihat capital adequacy ratio (CAR) jatuh ke 16 persen dari 18 persen sebelumnya. "CAR saat ini berdiri di 16 persen, turun dari 18 persen sebelumnya," kata Bank Mandiri Zulkifli Zaini Direktur Utama pada hari Kamis. Dia mengatakan CAR sekali naik hingga 18 persen ketika bank yang diperoleh Rp11.6 triliun dana dari rights issue tersebut. Namun CAR jatuh karena ekspansi kredit bank `s. Bank selalu akan mencoba untuk mempertahankan CAR tersebut pada tingkat di atas 13 persen, katanya. "Kami akan selalu mempertahankan itu pada tingkat 13 persen. Karena itu, ketika mencapai tingkat 13 persen beberapa waktu lalu kami segera melakukan rights issue untuk meningkatkan ke 18 persen. Mari` s menunggu ketika itu mencapai hingga 13 persen atau mendekati 13 persen kita akan mencoba lagi untuk menambah modal dengan cara rights issue atau metode lainnya, "katanya. Pada kuartal kedua tahun 2011 aset Bank Mandiri `total naik 18,1 persen menjadi Rp474.9 triliun dari periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini antara lain didorong oleh pertumbuhan kredit tahunan yang naik sebesar 26,9 persen menjadi Rp276.7 triliun dari Rp217.9 triliun. Bank mencatat laba bersih sebesar Rp6.3 triliun pada semester pertama tahun 2011, meningkat 56,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu ketika sosok itu Rp 2,3 triliun. (*)
Pengaruh Kinerja Bank Devisa terhadap Kecukupan Modal Nilai koefisien dalam tabel 10 menunjukkan bahwa secara parsial hanya nilai t hitung untuk ROA yang lebih besar dari t tabel 1,699. Hal ini didukung dengan nilai signifikansinya yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA diterima, artinya bahwa ROA Bank Devisa berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modalnya yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).
Created By Group 1
Tugas Kelompok Ekonomi Moneter
Tabel 10. Nilai Koefisien Coe fficientsa
Model 1
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 4.814 3.459 5.503 .662 -.307 .048 .020 .025
(Cons tant) ROA ROE LDR
Standardized Coef f icients Beta 1.562 -1.212 .083
t 1.392 8.307 -6.443 .806
Sig. .176 .000 .000 .428
a. Dependent Variable: CAR
Nilai anova dalam tabel 11 menunjukkan bahwa secara simultan ROA, ROE dan LDR berpengaruh signifikan terhadap CAR, hal ini dapat kita lihat dari nilai F hitung 23,331 > dari F tabel 4,2 dan nilai signifikansi 0,000 < tingkat signifikansi 0,05. Artinya bahwa kinerja Bank Devisa berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modalnya. Tabel 11. Anova ANOV Ab Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 1055.625 392.123 1447.748
df 3 26 29
Mean Square 351.875 15.082
F 23.331
Sig. .000 a
a. Predictors: (Constant), LDR, ROA , ROE b. Dependent Variable: CA R
Persamaannya regresinya adalah sebagai berikut : CAR = 4,814 + 5,503 ROA – 0,307 ROE + 0,020 LDR + ε Tanpa adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya tingkat kecukupan modalnya (CAR) adalah 4,814. Dengan adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya tingkat kecukupan modalnya (CAR) adalah 4,814 dan setiap kenaikan CAR sebesar 1 dipengaruhi oleh kenaikan ROA sebesar 5,503 dan LDR sebesar 0,020 serta penurunan ROE sebesar 0,307. Besarnya pengaruh ROA, ROE dan LDR Bank Devisa terhadap tingkat kesehatan banknya (CAR) adalah 0,729 (lihat tabel 12) atau sebesar 72,9% dan sebesar 7,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Tabel 12. Model Summary Model Sum m ary Model 1
R .854 a
R Square .729
Adjusted R Square .698
Std. Error of the Estimate 3.88351
a. Predictors: (Constant), LDR, ROA, ROE
Pengaruh Kinerja Bank Non Devisa terhadap Kecukupan Modal
Created By Group 1
Tugas Kelompok Ekonomi Moneter
Nilai koefisien dalam tabel 13 menunjukkan bahwa hanya nilai t hitung untuk konstanta dan ROA yang lebih besar dari t tabel 1,699. Hal ini didukung dengan nilai signifikansinya yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA diterima, artinya bahwa ROA Bank Non Devisa berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modalnya yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). Tabel 13. Nilai Koefisien Coe fficientsa
Model 1
(Cons tant) ROA ROE LDR
Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 18.620 4.775 7.292 .499 -1.092 .094 -.024 .036
Standardized Coef f icients Beta 1.845 -1.410 -.045
t 3.900 14.615 -11.570 -.673
Sig. .001 .000 .000 .507
a. Dependent Variable: CA R
Nilai anova dalam tabel 14 menunjukkan bahwa secara simultan ROA, ROE dan LDR berpengaruh signifikan terhadap CAR, hal ini dapat kita lihat dari nilai F hitung 82,674 > dari F tabel 4,2 dan nilai signifikansi 0,000 < tingkat signifikansi 0,05. Artinya bahwa kinerja Bank Non Devisa berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modalnya. Tabel 14. Anova ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 2039.482 213.796 2253.278
df 3 26 29
Mean Square 679.827 8.223
F 82.674
Sig. .000 a
a. Predictors: (Constant), LDR, ROE, ROA b. Dependent Variable: CAR
Persamaannya regresinya adalah sebagai berikut : CAR = 18,620 + 7,292 ROA – 1,092 ROE - 0,024 LDR + ε Tanpa adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya tingkat kecukupan modalnya (CAR) adalah 18,620. Dengan adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya tingkat kecukupan modalnya (CAR) adalah 18,620 dan setiap kenaikan CAR sebesar 1 dipengaruhi oleh kenaikan ROA sebesar 7,292 serta penurunan ROE sebesar 1,092 dan LDR sebesar 0,024. Besarnya pengaruh ROA, ROE dan LDR Bank Non Devisa terhadap tingkat kesehatan banknya (CAR) adalah 0,905 (lihat tabel 15) atau sebesar 90,5% dan sebesar 9,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Tabel 15. Model Summary
Created By Group 1
Tugas Kelompok Ekonomi Moneter
Model Summ ary Model 1
Adjusted R Square .894
R R Square .951 a .905
Std. Error of the Estimate 2.86757
a. Predictors: (Constant), LDR, ROE, ROA
Pengaruh Kinerja Bank terhadap Kecukupan Modal Nilai koefisien dalam tabel 16 menunjukkan bahwa hanya nilai t hitung untuk konstanta dan ROA yang lebih besar dari t tabel 1,699. Hal ini didukung dengan nilai signifikansinya yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA diterima, artinya bahwa ROA Bank Devisa dan Bank Non Devisa berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modalnya yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). Tabel 16. Nilai Koefisien Coe fficientsa
Model 1
(Cons tant) ROA ROE LDR
Unstandardiz ed Coefficients B Std. Error 14.489 4.175 3.884 .532 -.354 .043 -.026 .030
Standardized Coefficients Beta .902 -.995 -.086
t 3.471 7.302 -8.287 -.858
Sig. .002 .000 .000 .399
a. Dependent Variable: CAR
Nilai anova dalam tabel 17 menunjukkan bahwa secara simultan ROA, ROE dan LDR berpengaruh signifikan terhadap CAR, hal ini dapat kita lihat dari nilai F hitung 27,418 > dari F tabel 4,2 dan nilai signifikansi 0,000 < tingkat signifikansi 0,05. Artinya bahwa kinerja Bank berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modalnya. Tabel 17. Anova ANOV Ab Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 618.078 195.370 813.448
df 3 26 29
Mean Square 206.026 7.514
F 27.418
Sig. .000 a
a. Predictors: (Constant), LDR, ROE, ROA b. Dependent Variable: CA R
Persamaannya regresinya adalah sebagai berikut : CAR = 14,489 + 3,884 ROA – 0,354 ROE – 0,026 LDR + ε Tanpa adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya tingkat kecukupan modalnya (CAR) adalah 14,489. Dengan adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya tingkat kecukupan modalnya (CAR) adalah 14,489 dan setiap kenaikan CAR sebesar 1 dipengaruhi oleh kenaikan ROA sebesar 3,884 serta penurunan LDR sebesar 0,354 serta penurunan ROE sebesar 0,026.
Created By Group 1
Tugas Kelompok Ekonomi Moneter
Besarnya pengaruh ROA dan LDR Bank terhadap tingkat kesehatan banknya (CAR) adalah 0,760 (lihat tabel 18) atau sebesar 76% dan sebesar 24% dipengaruhi oleh faktor lain. Tabel 18. Model Summary Model Summ ary Model 1
R R Square .872 a .760
Adjusted R Square .732
Std. Error of the Estimate 2.74121
a. Predictors: (Constant), LDR, ROE, ROA
Merujuk pada standar CAR sebesar 8%, tingginya nilai konstanta untuk CAR bank devisa maupun bank non devisa yang sebesar 14,489% menunjukkan bahwa kurang optimalnya kinerja kedua jenis bank tersebut. Bank tidak dapat memanfaatkan kelebihan aset yang dimilikinya untuk mengoptimalkan perolehan labanya.
Created By Group 1
Tugas Kelompok Ekonomi Moneter
”non performing loan” Non Performing Loan (NPL) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur. Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, NPL diukur dari perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit.
NPL = Kredit Bermasalah x 100% Total Kredit
Tingkat kelangsungan usaha bank berkaitan erat dengan aktiva produktif yang dimilikinya, oleh karena itu manajemen bank dituntut untuk senantiasa dapat memantau dan menganalisis kualitas aktiva produktif yang dimilikinya. Kualitas aktiva produktif menunjukkan kualitas aset sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi oleh bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank. Aktiva produktif yang dinilai kualitasnya meliputi penanaman dana baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing, dalam bentuk kredit dan surat berharga (Siamat, 2005). Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan menentukan tingkat kolektibilitasnya. Kolektibilitas dapat 25 diartikan sebagai keadaan pembayaran kembali pokok, angsuran pokok atau bunga kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterima kembali dana yang ditanamkan dalam surat berharga atau penanaman lainnya. Sedangkan tingkat kolektibilitas dapat dibedakan menjadi empat
Created By Group 1
Tugas Kelompok Ekonomi Moneter
tingkat, yaitu apakah lancar, kurang lancar, diragukan, atau macet. Pembedaan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya suatu kerugian yang diakibatkan oleh adanya kredit yang tidak terbayarkan atau kredit bermasalah. Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur. Oleh karena itu kemampuan pengelolaan kredit sangat diperlukan oleh bank yang bersangkutan (Sinungan, 2000). Dalam penelitian ini digunakan rasio NPL dalam menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan bank tersebut. Non Performing Loan (NPL) dijadikan variabel independen yang mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Rasio NPL digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Risiko kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari ketidakpastian dalam pengembaliannya atau yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur, (Hasibuan, 2007). Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, NPL diukur dari rasio perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total 26 kredit yang diberikan. NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank (Kasmir, 2004). Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk
Created By Group 1
Tugas Kelompok Ekonomi Moneter
kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya NPL yang baik adalah di bawah 5%
”credit macet” Loan to the Deposit Rasio (LDR) digunakan untuk mengukur kemampuan bank tersebut mampu membayar hutang-hutangnya dan membayar kembali kepada deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan. Atau dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, LDR diukur dari perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga.
LDR = Jumlah Diberikan Yang Kredit Jumlah x 100% Jumlah Dana Pihak ke tiga
Created By Group 1