X
ekonomi UANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami konsep dasar uang. 2. Memahami fungsi uang bagi masyarakat umum.
A. Definisi dan Syarat Uang Manusia tidak akan pernah lepas dari penggunaan uang dalam kehidupan seharihari. Ketika pergi ke pasar, kita membutuhkan uang untuk mendapatkan barang yang kita inginkan. Ketika kalian ke sekolah, uang juga digunakan untuk membayar ongkos transportasi dan membayar segala keperluan sekolah. Artinya, uang memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang setiap aktivitas kehidupan manusia. Uang dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang merupakan media pertukaran atau alat pembayaran yang diterima secara umum. Agar uang dapat diberlakukan sebagai alat tukar dalam perekonomian, uang harus memenuhi dua syarat, yaitu syarat psikologis dan syarat teknis. Syarat psikologis, yaitu syarat yang berkaitan dengan munculnya kepuasan penggunaan uang bagi siapa saja yang memilikinya. Sementara syarat teknis berkaitan dengan syarat yang berhubungan dengan penyediaan uang secara fisik. Dapat disimpulkan, syarat uang adalah sebagai berikut. 1.
Acceptability, artinya diterima oleh semua kalangan.
2.
Durability, artinya tahan lama yaitu tidak mudah rusak.
Kela s
K T SP
3.
Stability of value, artinya memiliki nilai tetap, maksudnya nilai uang pada masa kini memiliki nilai sama pada masa mendatang sehingga masyarakat percaya menyimpan uang tidak akan dirugikan.
4.
Kontinuitas, artinya adanya kelangsungan pemakaian.
5.
Portability, artinya uang itu bersifat fleksibel, praktis, dan mudah dibawa ke manamana sehingga ketika pemilik melakukan transaksi besar tidak mengalami kesulitan.
6.
Divisibility, artinya uang mudah untuk dibagi. Ketika melakukan transaksi sekecil apa pun, uang mempunyai pecahan dan nilainya tidak berkurang.
B. Sejarah Perkembangan Uang Sebelum kita mengenal adanya penggunaan uang kertas dan uang logam sebagai alat pembayaran masa kini, uang sebagai alat tukar telah mengalami perkembangan yang bertahap sesuai dengan zaman yang terjadi. Sejarah perkembangan uang dapat dibagi dalam fase sebagai berikut.
1. Tahap Sebelum Barter Tahap ketika masyarakat belum mengenal alat tukar sehingga yang diperolehnya saat itu digunakan hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
2. Tahap Barter Tahap ketika manusia melakukan kegiatan tukar-menukar barang. Sistem ini kemudian ditinggalkan karena memiliki berbagai kelemahan, yaitu kesulitan untuk menentukan nilai tukar yang adil dan sulitnya melakukan double coincidence of wants.
3. Tahap Uang Barang Masa ketika benda-benda yang dianggap berharga saat itu dijadikan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran adalah benda-benda yang diterima secara umum serta bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis). Sebagai contoh, garam oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Meskipun alat tukar sudah ada, hal ini masih memiliki banyak kelemahan, yaitu: a.
belum mempunyai pecahan;
b.
jenis alat tukar yang beredar hanya berlaku di masing-masing daerah;
c.
sulit untuk melakukan penyimpanan dan pengangkutan;
d.
mudah hancur dan tidak tahan lama.
2
4. Tahap Uang Logam Tahap ketika logam seperti emas dan perak, dipilih sebagai bahan uang. Penggunaan emas dan perak sebagai bahan uang dalam bentuk koin diciptakan oleh Croesus di Yunani antara tahun 560-546 SM. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, penyediaan logam yang langka saat itu akhirnya menimbulkan kendala tertentu sehingga uang logam semakin sulit dijadikan sebagai satu-satunya alat tukar.
5. Tahap Uang Kertas Tahap ketika uang yang beredar sudah menggunakan bahan selain logam (emas dan perak). Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti kepemilikan emas dan perak sebagai alat atau perantara untuk melakukan transaksi. Selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas dan perak secara langsung sebagai alat pertukaran, melainkan menggunakan kertas bukti tersebut sebagai alat tukar hingga berkembang menjadi uang kertas. Dalam sejarah pemakaian kertas sebagai bahan pembuat uang, Cina dianggap sebagai bangsa yang pertama menemukannya, yaitu sekitar abad pertama Masehi pada masa Dinasti Tang. Benjamin Franklin (Amerika Serikat) ditetapkan sebagai Bapak Uang Kertas karena ia dianggap pertama kali mencetak uang dolar dari bahan kertas yang semula digunakan untuk membiayai perang kemerdekaan Amerika Serikat.
6. Tahap Uang Kredit Tahap ketika masyarakat sudah menggunakan alat pembayaran lain selain uang kertas dan uang logam sebagai alat tukar atau transaksi, misalnya kartu kredit.
C. Teori Uang Dalam perkembangan ilmu ekonomi, banyak para ahli yang mengemukakan berbagai teori terkait dengan nilai uang. Secara garis besar, teori yang akan kita bahas kali ini dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut.
1. Teori Barang Teori barang, yaitu teori yang menyatakan suatu benda diterima sebagai uang karena benda tersebut terbuat dari bahan yang mempunyai nilai yang tinggi. Terdapat dua teori yang mendukung teori ini adalah sebagai berikut. a.
Teori logam (katalistik), menyatakan uang dapat diterima masyarakat karena bahannya terbuat dari logam yang bernilai tinggi, seperti emas dan perak. Teori ini dipelopori oleh Adam Smith.
b.
Teori nilai batas, menyatakan uang dapat diterima masyarakat karena adanya kepercayaan terhadap uang, seperti yang diungkapkan oleh pelopor teori ini, Carl Manger.
3
2. Teori Nominalisme Teori nominalisme, yaitu teori yang berpendapat suatu benda dapat diterima sebagai uang karena besarnya nominal yang tertera dalam benda tersebut. Nilai uang tidak ditentukan oleh besarnya nilai benda, tetapi nilai yang tertulis pada benda yang dianggap uang tersebut. Sejumlah teori pendukung dari teori nominalisme antara lain sebagai berikut. a.
Teori perjanjian (konvensi), menyatakan uang dapat diterima masyarakat karena adanya perjanjian untuk memakai suatu benda dalam pertukaran. Pelopor teori ini adalah Thomas Aquinas.
b.
Teori kebiasaan, menyatakan uang dapat diterima oleh masyarakat karena kebiasaan masyarakat menggunakan benda tertentu dalam pertukaran.
c.
Teori kenegaraan, menyatakan uang dapat diterima masyarakat karena adanya ketetapan pemerintah dalam undang-undang.
d.
Teori tuntutan (klaim), menyatakan uang dapat diterima karena adanya tuntutan terhadap barang-barang yang dihasilkan. Pelopor teori ini adalah J.S. Mill.
e.
Teori realisme (fungsi), menyatakan uang dapat diterima karena adanya penilaian terhadap uang yang dapat memudahkan pertukaran. Pelopor teori ini adalah David Hume.
D. Jenis dan Fungsi Uang Penggolongan jenis uang dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok sebagai berikut. 1.
Berdasarkan bahannya, yaitu uang kertas dan uang logam.
2.
Berdasarkan nilainya, yaitu uang penuh (full bodied money) dan uang tidak bernilai penuh (token money). Uang penuh adalah uang yang nilai nominalnya sama dengan nilai intrinsiknya, contohnya uang logam. Sementara, uang tidak bernilai penuh adalah uang yang nilai nominalnya lebih besar dari nilai intrinsiknya, contohnya uang kertas.
3.
Berdasarkan lembaga pembuatnya, yaitu uang kartal dan uang giral. Uang kartal diciptakan oleh Bank Indonesia, sementara uang giral diciptakan oleh bank konvensional. Perhatikan bagan berikut ini.
4
Uang Kartal
Uang logam (full bodied money) BANK INDONESIA Uang kertas (token money)
UANG Uang Giral (demand deposit money)
Bank Umum / Konvensional
Super "Solusi Quipper" Cara mudah untuk mengingat jenis uang berdasarkan lembaga pembuatnya. UKaLogTas BI: Uang kartal, logam, kertas dibuat oleh Bank Indonesia UGi BauK: Uang giral dibuat oleh bank umum/konvensional
Secara umum, fungsi uang dibagi menjadi dua, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan. Fungsi asli uang sebagai berikut. 1.
Alat tukar, artinya uang akan berfungsi apabila ditukarkan dengan barang atau jasa.
2.
Alat satuan hitung, artinya uang dapat berfungsi untuk menentukan nilai suatu barang. Sebagai contoh satu bungkus nasi goreng nilai atau harganya Rp10.000,00.
Sementara, fungsi turunan uang adalah sebagai berikut. 1.
Alat pembayaran, artinya uang berfungsi untuk membayar kewajiban-kewajiban tertentu. Sebagai contoh membayar uang sekolah, pajak, dan tagihan listrik.
2.
Alat penimbun kekayaan, artinya uang yang disimpan dapat membentuk atau menimbun kekayaan masyarakat. Sebagai contoh, uang ditabung yang nantinya digunakan untuk membeli rumah.
3.
Alat pemindah kekayaan, artinya fungsi uang yang dapat dipindahkan ke bentuk lain. Sebagai contoh, tanah di desa dapat dijual untuk membeli tanah yang ada di kota jika ada keluarga yang ingin pindah dari desa ke kota.
5