Analisis Sifat Optik Non-Linier pada Polimer poli (p-fenilen vinilen) dengan Menggunakan Metode Pariser-Parr-Pople (PPP) Studi kasus: Molekul Fenilen Vinilen Eka Suarso Abstrak: Bahan polimer merupakan bahan yang mempunyai potensi aplikasi sebagai bahan optik untuk teknologi komunikasi. Bahan tersebut memiliki sistem ikatan konjugasi yang mempunyai kontribusi penting terhadap sifat optik non-linier (ONL). Salah satu bahan polimer yang banyak dipakai sebagai bahan optik adalah poli (pfenilen vinilen) (PPV). Dalam studi ini sudah ditinjau secara teoritis mengenai sifat ONL dari polimer PPV, khususnya monomer fenilen vinilen. Sifat ONL tersebut ditunjukkan oleh nilai polarisabilitas order kedua dan ketiga dari molekul yang bersangkutan. Dengan menerapkan metode Pariser-Parr-Pople (PPP) dilakukan perhitungan polarisabilitas order kedua (β) dari molekul fenilen vinilen. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar nilai polarisabilitas order kedua (β) bergantung kepada energi foton (ћω) yang diberikan. Pada studi ini nilai β mencapai hasil maksimal sebesar 14,8 au jika diekspos dengan energi foton (ћω) sekitar 4,2 eV. Kata Kunci: Sifat optik non-linier (ONL), poli (p-fenilen vinilen) (PPV), polarisabilitas order kedua (β), metode Pariser-Parr-Pople (PPP)
PENDAHULUAN Poli (p-fenilen vinilen) (PPV)
Sifat
optik
nonlinier
merupakan salah satu polimer organik
didefinisikan
yang banyak dipakai sebagai bahan
disebabkan oleh pengaruh medan optik
optik dalam teknologi telekomunikasi
yang kuat terhadap suatu bahan5).
dan pemrosesan sinyal. Hal ini dise-
Untuk memahami sifat ONL kita harus
babkan karena PPV memiliki struktur
meletakkannya dalam kerangka polari-
ikatan elektron-π dan respon non-linier
sasi non-linier di dalam bahan akibat
1,2)
pengaruh medan elektromagnetik2,5).
terhadap cahaya
. Pengembangan
sebagai
(ONL)
Sifat
adanya
memodifikasi
kehadiran suseptibilitas yang bersifat
molekulnya melalui variasi panjang
non linier2,6). Dalam tingkat molekul,
ikatan, variasi rantai utama, variasi
suseptibilitas tersebut terkait dengan
rantai cabang, ataupun variasi donor-
polarisabilitas non-linier dari molekul
akseptor. Kondisi ini merupakan akibat
bersangkutan.
delokalisasi elektron-
sifat
yang cukup 3,4)
dominan di sepanjang rantai polimer
ONL
ini
ditandai
yang
sifat PPV dapat diupayakan karena kemungkinan
ONL
gejala
Secara
bahan
dengan
makroskopis
ditentukan
oleh
suseptibilitasnya, yaitu suatu besaran
.
Staf Pengajar PS Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru e-mail:
[email protected]
165
166
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8, No. 2, Agustus 2011 (165 – 174)
yang menentukan besarnya respon
dari
non-linier bahan terhadap medan yang
merupakan monomer dari polimer Poli
bekerja. Sedangkan secara micros-
(p-fenilen
kopis sifat ONL bahan dipengaruhi oleh
menggunakan
struktur
Pariser-Parr-Pople (PPP).
molekulnya
(untuk
bahan
molekul
fenilen
vinilen)
vinilen,
(PPV)
metode
yang
dengan
semiempiris
anorganik) dan keberadaan struktur elektronik yang terjadi sepanjang rantai
METODOLOGI PENELITIAN
polimer atau molekul (untuk bahan organik/polimer)
2,4,6)
studi
ONL
sifat
. Oleh sebab itu
sistem
elektron
total jamak
( Hˆ )
dari
merupakan
tingkat
penjumlahan dari Hamiltonian masing-
penting,
masing elektron dalam medan inti dan
khususnya yang terkait dengan nilai
medan elektron7,8). Menurut Hartree9),
polarisabilitasnya. Pada penelitian ini,
Hamiltonian total sistem elektron-π
akan
dalam satuan atom berbentuk:
monomernya
pada
Hamiltonian
dipandang
dilakukan
perhitungan
nilai
polarisabilitas non-linier order kedua (β)
)
h core 1 2 2 (
(1)
elektron9,10). Misalkan ψn merupakan
dengan: a
za r a
adalah
Hamiltonian teras dari elektron ke- , yang menunjukkan interaksi antara 1 elektron- dengan teras. adalah r energy potensial akibat pengaruh interaksi elektron ke- dan elektron ke- .
.....
)
(
z 1 1 Hˆ h core 1 2 1 2 2 a 1 2 r a r a r
sedangkan
1 r a
adalah energy
potensial akibat pengaruh interaksi elektron ke- dengan inti atom ke- a .
orbital molekul-orbital molekul yang membentuk set lengkap, dengan n menyatakan nomor orbital7,8,10), maka interaksi antar elektron yang muncul pada
Persamaan
bahwa permasalahan elektron jamak disederhanakan menjadi masalah satu
dapat
disederhanakan sebagai penjumlahan medan rata-rata yang dirasakan oleh masing-masing elektron. Oleh sebab itu
untuk
satu
elektron
berlaku
hubungan11):
F n n n .
Adapun z a menunjukkan muatan inti dari atom a . Sementara Fock menjelaskan
(1)
Untuk
dapat
Hartree-Fock,
…..(2)
merealisasikan C.C.J.
teori
Roothan12,13)
mengubah persamaan-persamaan di atas ke dalam bentuk matriks, dengan
Suarso, E., Analisis Sifat Optik ..............
cara
mengemukakan
aproksimasi
atau
memakai
data
yang
167 telah
dalam pembentukan orbital molekul.
ada10,13,14). Dengan menggabungkan
Dalam hal ini setiap orbital molekul
Persamaan (2) dan (3), lalu dilakukan
dinyatakan sebagai kombinasi linier
proses
dari orbital atom, yang dikenal dengan
seluruh Cnµ, maka akan diperoleh
Molecular Orbital-Linear Combination
persamaan sekuler yang berbentuk10): (
F
Dengan demikian:
n C n ,
….. (3)
energi
terhadap
n S C n 0 , ….(5) )
of Atomic Orbitals (MO-LCAO)7,8,9,10).
minimisasi
Persamaan ini dikenal sebagai persamaan
Hartree-Fock-Roothan
dengan adalah orbital atom ke-µ,
(HFR), yaitu sekumpulan persamaan
dan Cnµ merupakan koefisien LCAO
linier untuk menentukan energi orbital
bagi orbital atom ke-µ di dalam orbital
molekul
molekul ke-n.
koefisien
Orbital atom-orbital atom
harus dipilih secara tepat, sehingga membentuk
set
lengkap,
dimana
berlaku {ψn} sebagai fungsi gelombang
{n }
dengan
LCAO
koefisien-
{Cnµ}
yang
bersangkutan. Dalam hal ini Fμυ adalah matriks Fock, yaitu Hamiltonian efektif satu elektron. Penyelesaian Persamaan (5) dapat dilakukan dengan proses diagonalisasi matriks F melalui iterasi
ternormalisasi10):
elemen matrik kerapatan order ikatan.
n n C nC n ,
Cara
seperti
ini
dikenal
sebagai
metode Self-Consisten-Field(SCF)10,15).
dengan
1
jika µ = υ
S
jika µ υ
Pariser-Parr-Pople (PPP) mela...(4)
kukan penyempurnaan Persamaan (5) dengan menggunakan konsep dasar
Di sini Sμυ merupakan integral overlap
elektron- 8,16), sehingga Persamaan
yang dapat diperoleh dari perhitungan
(6) dapat ditulis dalam bentuk:
F I 12V P t 12V P 1 Berdasarkan konsep zero differential
aproksimasi
overlap
menjadi17,18):
(ZDO),
PPP
melakukan
F I 12V P
jika
F t 12V P
jika
dari
….. (7) Persamaan
(7)
…... (8)
168
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8, No. 2, Agustus 2011 (165 – 174)
dengan Fμυ menunjukkan Hamiltonian
q m n C nC n ,
efektif atau elemen matriks Fock, Iµ = 12,6 eV merupakan potensial ionisasi elektron-π pada atom ke-µ. tμυ adalah energi hoping elektron antara dua atom bertetangga
terdekat,
yang
mempresentasikan harga ikatan, yang besarnya -2,5 eV untuk ikatan rangkap dan –2,3 eV untuk ikatan tunggal dan δμυ adalah
delta
kronecker,
yang
jika
1 0
jika
Vμυ
,
merepresentasikan
potensial coulomb antara elektron ke-µ dan ke-υ yang besarnya bergantung atom.
Dalam
hal
ini
digunakan model Ohno16) yaitu:
V Parameter karbon didekati
jumlah elektron pada orbital molekul tersebut.
Sedangkan
1 0,584r 2
.
….(9)
berikatan
dengan
atom
langsung,
rumus
empiris
ke-µ,
yang
Dengan
nilainya
komputasi
menggunakan
Self
Consistent Field (SCF). Perumusan Polarisabilitas Order Kedua (Β) Pada Molekul Fenilen Vinilen Sifat optik non-linier order kedua untuk bahan organik pada tingkat
nilai polarisabilitas order kedua (β). ini
ditentukan
oleh
berbagai faktor, antara lain19): a. Kuat donor dan akseptor. b. Panjang ikatan konjugasi.
rantai molekul untuk molekul yang
atom karbon berkaitan erat dengan
aromatik.
bentuk:
yang
pendekatan
mengandung
yang
satu.
pendekatan-pendekatan
Menurut Coulson16) jarak antara dua
tersebut,
adalah
c. Jenis cincin yang ada di sepanjang
r 1,52 0,21q (Å) ….(10)
ikatan
dikenal
sebagai kerapatan elektron pada atom
Polarisabilitas
antara dua
Coulson, yaitu:
order
qµµ
mikroskopik dapat diungkapkan melalui
11,0
jarak
yang
molekul ke-n dan mn menunjukkan
perhitungan
potensial repulsif antar elektron atau
jarak
atom ke-µ dan ke-υ dalam orbital
Fock (Fμυ) dapat dilakukan melalui
Vµµ dikenal sebagai “on site potensial”,
pada
dengan qμυ adalah order ikatan antara
tersebut, penyelesaian elemen matriks
mempunyai nilai :
sedangkan
…..(11)
n
antara
kedua
diungkapkan
atom dalam
Mengacu
gugus
kepada
senyawa
persamaan
suseptibilitas order kedua berikut:
Suarso, E., Analisis Sifat Optik ..............
Persamaan 12 harga polarisabilitas
polimer
order kedua (β), disepanjang rantai
bentuk5,20):
dirumuskan
dalam
1 E ng
E mg
)
) (
1 1 nm gm E 2 E E E mg ng mg ng ) (
mn
gn
) (
..(12)
2
….. (13)
)
(
(
N
) (
xxx
)
(
ijk2
dapat
)
) (
) (
) (
) (
i j k i k k i gn nm mg gnj nm mg gnj nm mg * ng 2 p mg p ng p mg p ng p mg 2 p mn
) (
N 2
(
)
(
ijk2
169
gn g n .
Dalam hal ini ΔEng adalah selisih
.....(14)
antara energi keadaan tereksitasi ke-n dengan energi keadaan dasar, ΔEmg
Untuk
adalah selisih antara energi keadaan
mengandaikan
tereksitasi
energi
sumbu molekul terhadap mana medan
merupakan
listrik diarahkan, maka momen dipole
ke-m
dengan
keadaan dasar dan
suatu
molekul,
jika
sumbu-x
kita
sebagai
transisinya:
besarnya energi foton medan radiasi
x e x p ,
yang digunakan. Adapun m dan n
…..(15)
p
menandakan keadaan tereksitasi ke-n
di mana xp menyatakan posisi atom
dan ke-m, sedangkan g menunjukkan
karbon
keadaan dasar.
Selanjutnya,
Apabila radiasi elektromagnetik
ke-p
harus
sepanjang keadaan
dipandang
sumbu-x.
eksitasi
sebagai
n
eksitasi
diserap oleh suatu molekul, maka akan
elektron yang berlangsung dari orbital
terjadi transisi dari keadaan dasar ke
molekul ke-i ke orbital molekul ke-k,
keadaan tereksitasi yang melibatkan momen dipole transisi gn , yang
jadi
besarnya dapat dihitung dengan cara
diperoleh persamaan berikut:
n ik ,
oleh
sebab
itu
berdasarkan persamaan (14) dan (15)
19,21)
kuantum
gn e g
x p
p
ik e C ip C kq x p pq
…..(16)
pq
Dalam hal ini Cip dan Ckq adalah
keadaan tereksitasi ke-n dan ke-m,
koefisien
dihitung
kombinasi
linier.
Menurut
PPP momen dipol transisi antara dua fungsi keadaan eksitasi, yaitu dari
rumus
dengan
17,18,19)
:
menggunakan
170
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8, No. 2, Agustus 2011 (165 – 174)
nm e C ip C kq x p
if
i j k l
if
k l i j
p
nm e C ipC jq x p 1 2
p
Dengan
e
adalah
muatan
……(17)
Struktur elektronik dari molekul
elektron yang besarnya 1 dalam satuan
Fenilen
atom (a.u). Berdasarkan Persamaan
mencakup besaran-besaran berikut:
(16) dan (17), kita dapat menghitung
1. Order Ikatan
harga polarisabilitas order kedua (β)
Vinilen,
Dengan
yang
memasukkan
dihitung
jumlah
untuk molekul Fenilen Vinilen dengan
elektron pada orbital molekul Fenilen
terlebih dahulu menghitung besaran-
Vinilen yang ke-n (mn = 2) dan koefisien
besaran struktur elektronik keadaan
kombinasi linier {Cnυ} yang diperoleh
dasar pada molekul tersebut dengan
dari hasil diagonalisasi matriks Fμυ ke
menggunakan
dalam persamaan (11) maka diperoleh
metode
perhitungan
semiempiris PPP.
nilai-nilai order ikatan qμυ sebagai berikut: q12 = q21 = 0,9662
HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan polarisabilitas order ke-2 () dari molekul Fenilen Vinilen dilakukan
dengan
menggunakan
metode PPP secara komputasi. Dalam studi ini perhitungan dilakukan dalam dua tahap, yaitu
menghitung nilai
struktur elektronik dari molekul Fenilen Vinilen, kemudian dilanjutkan dengan menghitung harga polarisabilitas order kedua
()
berdasarkan
nilai-nilai
struktur elektroniknya. Perhitungan ini dilakukan
dengan
beberapa
parameter
menggunakan empiris
diperoleh dari hasil eksperimen.
yang
q23 = q32 = 0,2545 q34 = q43 = 0,5671 q45 = q54 = 0,7460 q56 = q65 = 0,5832 q67 = q76 = 0,7361 q78 = q87 = 0,5953 q83 = q38 = 0,7146 Hasil perhitungan menunjukan bahwa q12 merupakan order ikatan yang terbesar, sementara q23 adalah order ikatan yang paling kecil. Karena order
ikatan
berkaitan
dengan
besarnya energi ikat atau jarak antara dua atom maka energi ikat C1-C2 lebih besar dari yang lainnya dan energi ikat C2-C3 lebih kecil dari yang lainnya,
171
Suarso, E., Analisis Sifat Optik ..............
artinya semakin besar order ikatannya maka
semakin
besar
pula
energi
Berdasarkan
nilai-nilai
order
ikatan tersebut, maka dapat diperoleh
ikatnya.
harga r dari Persamaan (10) seperti
2. Jarak antara dua atom karbon (r)
yang tercantum dalam tabel 1.
Tabel 1. Nilai jarak antara 2 atom karbon pada molekul PV. Tunggal
Rangkap
Linier
1,47Å
1,32Å
Benzena
1,39 Å
1,37 Å
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa
Coulomb, energi hopping dan order
ikatan tunggal lebih panjang daripada
ikatan, diperoleh hasil sebagai berikut:
ikatan rangkap baik pada rantai linier maupun benzena. 3. Energi-energi eigen Energi
eigen
diperoleh
proses diagonalisasi matriks
dari Focks
1 17,197eV 2 14,115eV 3 12,087eV 4 11,298eV Dari
nilai-nilai
5 6 7 8 di
2,902eV 2,113eV 0,085eV 2,9978eV atas
diperoleh
yang diungkapkan oleh Persamaan (8).
susunan
Dengan mensubstitusi nilai potensial
Gambar 1 dan keadaan tereksitasinya
ionisasi (I) = 12,6 eV, potensial
dapat digambarkan seperti Gambar 2.
tingkatan
energi
seperti
Gambar 1. tingkatan energi MO (energi eigen)
ik 45
il 46
kj 35
lj 36
Gambar 2. tingkatan energi keadaan tereksitasi beserta fungsi keadaannya.
172
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8, No. 2, Agustus 2011 (165 – 174)
Dimana
besarnya
energi
yang
dibutuhkan untuk eksitasi berturut-turut:
R38 = R83 = 0,685 Å. Berdasarkan
nilai-nilai
tersebut,
diperoleh jarak x berturut-turut sebagai
E 45 5 4 8,396eV
E
5 3
5 3 9,185eV
E
6 4 6 3
6 4 9,185eV
x(1) = x(2) + R(1,2) = 4,8869 Å,
6 3 9,974eV
x(2) = x(3) + R(2,3) = 4,2283 Å,
E
berikut:
Untuk mempermudah perhitung-
x(3) = x(4) + (3,4) = 2,7624 Å,
an polarisabilitas non-linier order ke-2
x(4) = x(5) + (4,5) = 2,0625 Å,
( ), selanjutnya besaran-besaran yang
x(5) = R(5,6) = 0,6981 Å,
terkait harus diproyeksikan terhadap
x(6) = 0,
sumbu
x(7) = R(6,7) = 0,6833 Å,
x
sebagai
sumbu
molekul
(Gambar 3), sehingga diperoleh harga-
x(8) = x(7) + R(7,8) = 2,0769 Å.
harga sebagai berikut: Kemudian masukkan nilai x dan koefisien kombinasi linier {Cnυ} kedalam Persamaan (16) dan (17) maka didapatkan harga momen dipole berturut-turut : Gambar 3. Proyeksi jarak antara 2 atom karbon pada polimer PPV.
µ01 = 1,1132; µ02 = 0,6214; µ03 = 0,5482;
Pada Gambar 3 terlihat bahwa
µ04 = - 0,2054;
untuk r12, r34, r56, r67 dan r38 terproyeksi
µ12 = µ34 = 0,7595; dan
terhadap sb-x sebesar R = r cos
µ13 = µ24 = - 0,3128 .
(/3), sehingga diperoleh hasil lengkap untuk R proyeksi berturut-turut:
Selanjutnya dengan mensub-
R12 = R21 = 0,660 Å;
stitusi harga momen dipole dan selisih
R23 = R32 = 1,470 Å;
enegi keadaan ke dalam Persamaan
R34 = R43 = 0,695 Å;
(13), lalu memplotnya terhadap besar
R45 = R54 = 1,370 Å;
energi foton (ħω), diperoleh grafik
R56 = R65 = 0,695 Å;
hubungan antara
R67 = R76 = 0,685 Å;
terhadap energi eigen (ħω) seperti
R78 = R87 = 1,390 Å; dan
gambar berikut:
polarisabilitas xxx
Suarso, E., Analisis Sifat Optik ..............
173
Gambar 4. Grafik hubungan antara Polarisabilitas order ke-2 (Bxxx) terhadap Energi Foton (ħω) Dari grafik terlihat bahwa harga
karbon
bergantung pada nilai energi foton
panjang ikatan tunggal 1,47Å dan
(ħω),
panjang
yaitu
mencapai
harga
untuk
ikatan
rantai
linier
rangkapnya
untuk
1,32Å,
maksimal sebesar 14,8 a.u jika
sementara
diekspos dengan energi foton (ħω)
panjang ikatan tunggal 1,39Å dan
sekitar 4,2 eV.
panjang
ikatan
gugus
adalah
rangkapnya
benzena
1,37Å.
Dengan demikian berdasarkan struktur elektronik tersebut diperoleh nilai
KESIMPULAN Dalam paper ini telah dihitung
mencapai harga maksimal sebesar
polarisabilitas non-linier order ke-2 ()
14,8 a.u jika diekspos dengan energi
pada molekul fenilen vinilen dengan
foton (ħω)
menggunakan
menunjukkan
metode
semiempiris
sekitar 4,2 eV. Hasil ini bahwa
besar
PPP. Dari hasil perhitungan diperoleh
polarisabilitas non-linier order ke-2 ()
nilai
bergantung kepada energi foton yang
order
ikatan
berkisar
antara
0,2545 - 0,9662. Jarak antar atom
diberikan.
174
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8, No. 2, Agustus 2011 (165 – 174)
DAFTAR PUSTAKA 1)
Anthony Garito, Rui Fang Shi and Marvin Wu. Nonlinear Optics of Organics and Polymer Materials, Physics Today, 51, (May 1994).
2)
Paras N. Prasad and D. J. Williams, Introduction to nonlinier optical effects in molecules and polymers, John Willey and Sons, inc. New York, (1991).
3)
Camellia Panatarani dan R.E. Siregar, Sintesis PPV dan Karakteristiknya,, skripsi, 7, 12-13 Mei (1998).
4)
5)
6)
E. Suarso, F. Fitrilawati, K.M. Liu dan R. E. Siregar (2003), “Studi Sifat Optik Non Linier Molekul Fenilen Vinilen dengan Menggunakan Metode PariserParr-Pople (PPP)”, Simposium Polimer Nasional IV, Jakarta. Robert W. Boyd, Non Linear Optics, Acad. Press. Inc. Harcourt Brace Jovanovich, Publisher, (1992). Hamidillah Ajie dan R.E. Siregar, Perhitungan Efek Optik Nonliliner Order Ketiga pada Turunan Molekul Stilbene, Skripsi, 4, Februari (1998).
7)
Eyring, Walter and Kimball, Quantum Chemistry, John Willey and Sons.Inc. New York, (1994) bab XII dan XIII.
8)
Frank. L. Pilar, Elementary Quantum Chemistry, Second Edition, Mc Graw Hill, International Edition, (1990).
9)
A.K. Chandra, Introduction Quantum Chemistry, Tata Mc Graw-Hill, New Delhi, (1979).
10) Rustam E. Siregar, Metode Semiempiris Kimia Kuantum Aplikasi dalam Spektroskopi Molekul, Universitas Padjadjaran, (1989). 11) M. Kotani, Quantum Mechanics of Elektronic Structure of Simple Molecul, Handbuch Der Physics. S.Fluggeced, Vol. XXXVI/2, (1961). 12) C.C. J. Roothan, Rev.Mod.Phys, 23, 69, (1951). 13) C.C. J. Roothan, J.Chem.Phys, 19, 1445, (1951). 14) E. Clementi et.al, J.Chem.Phys, 38, 2686, (1963). 15) K.F. Freed, Acc.Chem.Res, 16, 1379, (1983). 16) H. Suzuki, Elektron Absorbtion Spectra and Geometry of Organics Molecules, Acad. Press, (1967). 17) J.A. Pople, Proc.Phys.Soc, (London) A 68, 81, (1955). 18) R.G. Parr, J.Chem.Phys, 1184, (1960).
23,
19) M.O. Tjia, Synthesis, Characterization and Application of Conjugated Chain Nonlinear Material, Laporan Hasil Penelitian Tahap I Program Hibah Tim Penelitian Pasca Sarjana/URGE, Jurusan Fisika ITB Bandung, 1997. 20) R. Holfmann, J.Chem.Phys, 39, 1397, (1963). 21) P.A. Franken, A.E. Hill, C.W. Peters, G. Weinreich, Phys.Rev.Lett. 7, 118, (1961).