EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHATANI PADI BERAS MERAH DI LAHAN KERING KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI Ida purwanti, Mohd Harisudin, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457 Email
[email protected] Telp.087728446993 Abstract : This research aimed to find out the farming analysis, influential production factors, technical efficiency, price and economy, optimization of production input use combination in Segreng variety red rice farming in Pracimantoro Subdistrict of Wonogiri Regency. The research location was selected purposively based on the largest harvest width and productivity of dry field rice in Wonogiri Regency. The analysis method used in this research was farming analysis, Cobb-Douglass production function regression, technical, price/allocative and economic efficiency analyses, and analysis on the optimization of input use with Least Cost Combination (LCC). The result of research showed that the cost of red rice farming was IDR 4,850,241.63/Ha, the mean revenue was IDR 6,459,745.5 and the mean income was IDR 1,609,518.3/Ha. The production factors partially affected significantly the production yield was land width and labor, while the ones not affecting were seed, manure, urea and other fertilizers, and pesticide. The result of efficiency analysis showed that the use of production input in red rice farming had not achieved technical, price and economic efficiencies. The optimum combination of input use in red rice production with 0.63 Ha land width required 16.549 HKP labor. Keywords: Technical Efficiency, Price/Allocative Efficiency, Economic Efficiency, Red Rice, Production. Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis usahatani, faktor-faktor produksi yang berpengaruh, mengetahui tingkat efisiensi tenis, harga dan ekonomi, optimalisasi kombinasi penggunaan input produksi pada usahatani padi beras merah Varietas Segreng di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive berdasarkan luas panen dan jumlah produksi padi ladang terbesar di Kabupaten Wonogiri. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis usahatani, analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglass, analisis efisiensi teknis, harga/allocative dan ekonomi dan analisis optimasi penggunaan input dengan pendekatan Least Cost Combination (LCC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya mengusahakan usahatani padi beras merah sebesar Rp.4.850.241,63/Ha, ratarata penerimaan sebesar Rp.6.459.745,5 dan rata-rata pendapatan sebesar Rp.1.609.518,3/Ha. Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap hasil produksi secara individual adalah luas lahan dan tenaga kerja sedangkan faktor yang tidak berpengaruh terhadap hasil produksi adalah benih, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk lainnya dan pastisida. Hasil analisis efisiensi menunjukkan bahwa penggunaan input produksi pada usahatani padi beras merah belum mencapai efisiensi teknis, harga dan ekonomi. Tingkat optimum kombinasi penggunan input pada produksi padi beras merah dengan luas lahan sebesar 0,63 Ha yaitu membutuhkan 16,549 HKP tenaga kerja. Kata kunci : Efisiensi Teknis, Efisiensi Harga/allocative, Efisiensi Ekonomi, Padi Beras Merah, Produksi
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki daratan yang sangat luas sehingga mata pencaharian penduduk sebagian besar berada pada sektor pertanian. Oleh karena itu Indonesia dikenal sebagi negara agraris, yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber mata pencarian maupun sebagai penopang pembangunan. Salah satu provinsi yang potensial di bidang pengembangan sektor pertanian adalah Jawa Tengah Komoditas strategis yang banyak dibudidayakan adalah padi. Umumnya pengembangannya tanaman padi memerlukan pemeliharaan yang teliti dan insentif guna memperoleh hasil yang tinggi. Padi dapat tumbuh di lahan sawah maupun lahan kering yang biasa disebut padi ladang. Kabupaten Wonogiri menghasilkan produksi padi ladang terbesar di Jawa Tengah yang produksinya mencapai 54.123 ton dengan luas panen 14.416 hektar. Kecamatan Pracimantoro merupakan daerah dengan produksi padi ladang terbesar di Kabupaten Wonogiri yaitu 150.920 kw dan luas panen terbesar yaitu 3.309 Ha. Menurut keterangan BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Pracimantoro, 95% padi ladang yang dihasilkan di Kecamatan Pracimantoro merupakan padi jenis beras merah Varietas Segreng. Oleh karena itu pengembangan padi beras merah di Kecamatan Pracimantoro merupakan salah satu kebijakan strategis pemerintah daerah untuk mewujudkan wilayah ini sebagai lumbung pangan. Namun dengan berbagai keterbatasan daya dukung lahan dan teknologi ditingkat petani, seperti banyaknya petani yang melakukan aktivitas kegiatan usahatani berdasarkan kebiasaan semata sehingga rasionalitas sering terabaikan yang berimplikasi pada penurunan produktivitas, hal ini mempengaruhi petani di dalam mengambil keputusan. Maka perlu dilakukan
penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja petani didalam berusahatani padi beras merah sehingga diperoleh gambaran tingkat efisiensi mengenai penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani padi beras merah. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Kecamatan Pracimantoro dipilih dengan pertimbangan Kecamatan tersebut memiliki luas panen padi ladang terbesar di Kabupaten Wonogiri. Ukuran sampel pada penelitian ini adalah 60 orang yang diambil dnegan metode accidental sampling. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan bersih usahatani dalam penelitian ini digunakan analisis usahatani dengan konsep biaya mengusahakan, yang dapat dirumuskan sebagai berikut : PD = TR-TC...........................................(1) dimana, PD = Pendapatan Usahatani; TR = Total Revenue (Penerimaan); TC = Total Cost (Total Biaya). (Soekartawi, 1995). Untuk mengetahui pengaruh input terhadap hasil produksi padi beras merah yaitu analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglass yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut: Y = b0 X1 b1 X2 b2 X3 b3 X4 b4X5X6X7......(2) Fungsi produksi tersebut diubah menjadi bentuk fungsi linear berganda dengan cara mentransformasikan persamaan tersebut ke dalam logaritma natural (ln). Bentuk persamaan fungsi produksi menjadi (Gaspersz, 1991): LnY = lnb0 + b1lnX1 +b2lnX2 + b3lnX3 + b4lnX4 + b5lnX5 + b6lnX6 + b7lnX7...(3) dimana, Y = Produksi padi beras merah; X1 = Luas lahan; X2 = Benih; X3 = Tenaga kerja; X4 = Pupuk kandang (Kg); X5 = Pupuk urea; X6 = Pupuk lainnya; X7 = Pestisida.
Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan input pada usahatani padi beras merah digunakan pendekatan analisis efisiensi teknis, efisiensi harga/allocative dan efisiensi ekonomi. Efisiensi teknis digunakan pendekatan elastisitas produksi. Efisiensi harga/allocative dan efisiensi ekonomi menurut Soekartawi (2003)a secara matematis sebagai berikut : NPM = Px......................................(4) bYPy/ X = Px .………..............…(5) dimana, b = elastisitas produksi; Y = produksi; Py = harga produksi; X = jumlah faktor produksi X; NPM = Nilai Produk Marginal; Px = harga input X. EE = ET. EH.................................(6) dimana, EE = Efisiensi ekonomi; ET = Efisiensi Teknis; EH = Efisiensi Harga. (Soekartawi. 2003)b. Untuk mengetahui tingkat optimasi penggunaan input pada usahatani padi beras merah digunakan analisis Least Cost Combination (LCC), menurut Cramer, G. L, Clarence W.J, Douglas D.S. (1997) Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : ..................................(7) dimana, bi = koefisien regresi input pembatas; bj = koefisien regresi input ke-j; xi = penggunaan input pembatas; xj = penggunaan input ke-j; Pxi = harga input pembatas; Pxj = harga input ke-j. HASIL DAN PEMBAHASAN
Biaya mengusahakan yaitu biaya yang dikeluarkan dalam usahatani padi beras merah, meliputi biaya alat-alat luar (terdiri dari biaya saprodi, biaya tenaga kerja luar dan biaya lain-lain berupa pajak (PBB), iuran air, selamatan dan penyusutan alat-alat) dan biaya tenaga kerja keluarga. Tenaga yang digunakan dalam usahatani padi beras merah terdiri dari tenaga dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja ini dialokasikan untuk kegiatan pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan yang meliputi penyiangan,pemupukan dan pengendalian hama penyakit, pemanenan dan penjemuran. Sarana usahatani yang digunakan dalam usahatani padi beras merah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri antara lain yaitu benih padi beras merah, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk phonska, pupuk SP36, pupuk organik, pupuk NPK dan pestisida. Biaya lain-lain yang harus dikeluarkan oleh petani antara lain yaitu biaya pajak tanah, biaya selamatan, biaya sewa tanah, biaya sewa alat pertanian dan biaya transportasi. Biaya penyusutan terdiri dari cangkul, “pecok”, sabit, sprayer, alat perontok padi, “kering” dan “garuk”. Penerimaan usahatani padi beras merah diperoleh dari perkalian antara hasil usahatani dengan harga per satuan. Rata-
Biaya, penerimaan dan Pendapatan pada Usahatani Padi Beras Merah Biaya usahatani padi beras merah dalam penelitian ini menggunakan konsep biaya mengusahakan (Tabel 1). Tabel 1. Rata-Raya Biaya Mengusahakan pada Usahatani Padi Beras Merah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun 2014 No 1 2 3 4 5
Biaya Tenaga kerja Keluarga Tenaga Kerja Luar Sarana produksi Lain-lain Penyusutan Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer
Biaya/0,63Ha (Rp) 885.580,00
Biaya/Ha(Rp) 1.398.578,65
% 28,84
907.916,00 897.393,00 296.544,00 83.740,00 3.071.173,00
1.433.853,44 1.417.234,68 468.325,96 132.248,89 4.850.241,63
29,56 29,22 9,66 2,73 100
rata penerimaan pada usahatani padi beras merah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-Rata Penerimaan pada Usahatani Padi Beras Merah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun 2014 Luas lahan
Per 0,63 ha 1 Ha
Produksi GKP (kg)
Harga (Rp)
Penerimaan
4.485 911,8 4.089.573,00 1.440,30 4.485 6.459.745,50
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa total rata-rata penerimaan pada usahatani padi beras merah adalah sebesar Rp.6.459.745,5/Ha. Rata-rata total produksi sebesar 1.440,30Kg/Ha. Rata-rata harga jual gabah kering panen yaitu sebesar Rp.4.485/Kg. Harga gabah kering panen padi beras merah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga gabah kering panen padi putih biasa yang hanya mencapai sekitar Rp.4.000,00/Kg. Pendapatan bersih usahatani, menurut Soekartawi (1995), diperoleh dari selisih antara penerimaan dan total biaya dalam suatu proses produksi. Rata-rata pendapatan pada usahatani padi beras merah dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-Rata Pendapatan pada Usahatani Padi Beras Merah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun 2014 Keterangan
Per 0,63 Ha
Per Hektar
Penerimaan Biaya mengusahkan Pendapatan
4.089.573,00
6.459.745,5
3.071.173,00 1.018.400,00
4.850.241,6 1.609.503,9
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan bersih yang diterima petani padi beras
merah adalah sebesar Rp.1.609.503,9/Ha. Pendapatan yang diterima petani ini cukup rendah, hal ini dikarenakan petani dalam menjalankan usahataninya hanya untuk bertahan hidup. Analisis pengaruh input produksi Penelitian ini menggunakan fungsi regresi Cobb-Douglas. Input yang dimasukan dalam model regresi terdiri dari luas lahan, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk lainnya dan pestisida. Model fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan regresi non-linear berganda. Agar dapat dianalisis harus di transformasikan kedalam bentuk persamaan linear yaitu degan logaritma natural. Model regresi fungsi produksi padi beras merah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri adalah sebagai berikut : Y=2,575 X10,175 X20,124 X30,337 X40,067 X50,041 X60,058 X70,025......................(8) Persamaan di atas menunjukan hubungan antara faktor produksi luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk lainnya dan pestisida dengan hasil prouksi padi beras merah. Ketujuh variabel independent tersebut menunjukan hubungan positif, yang berarti bahwa ketujuh variabel independen memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil produksi padi beras merah. Berdasarkan hasil regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,551 atau 55,1 %, yang artinya bahwa variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model regresi yaitu variabel luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk lainnya dan pestisida, dapat menjelaskan hubungannya dengan hasil produksi padi beras merah sebesar 55,1%. Sedangkan sisanya sebesar 44,9% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model antara lain yaitu karakteristik petani, umur petani, tingkat pendidikan petani dan sebagainya. R2 dari penelitian ini relatif rendah karena input produksi yang digunakan dalam model hanya mampu menjelaskan 55,1% saja, namun demikian hal ini masih bisa diterima karena penelitian ini merupakan penelitian cross-section dimana menurut Winarno (2007) pada analisis cross-section, nilai R2 cenderung rendah sedangkan dalam analisis runtut waktu nilai R2 cenderung tinggi. Berdasarkan hasil analisis uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 9,123 lebih besar dari F Tabel 4,027 dan F sign sebesar 0,000 < α 0,001. sehingga dapat diketahui bahwa variabel bebas yang meliputi luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk lainnya dan pestisida secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi beras merah pada taraf kepercayaan 99%. Pengaruh masing-masing input terhadap hasil produksi padi beras merah dapat diketahui menggunakan uji secara
parsial atau uji t (t-test). Hasil analisis uji t dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa input luas lahan memiliki t hitung sebesar 2,087 lebih besar dari pada t tabel yaitu 2,0066 dan nilai t sign sebesar 0,042 lebih kecil dari α 0,05. Hal ini berarti bahwa input luas lahan secara individu berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi beras merah pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Olfie (2011) pada komoditas padi sawah di Desa Mopuya utara Kecamatan Dumoga Utara Kabupaten Bolaang Mongondow yang menyatakan bahwa faktor produksi lahan berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah di Desa Mopuya Utara pada α 5%. Input produksi yang berupa benih memiliki nilai t hitung sebesar 1,060 lebih kecil dari nilai t tabel yaitu 2,0066 dan t sign sebesar 0,294 lebih besar dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa input berupa benih secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi beras merah pada taraf kepercayaan 95%. Hal demikian juga terjadi pada penelitian yang
Tabel 4. Analisis Uji Parsial (Uji t) Penggunaan Input pada Usahatani Padi beras merah diKecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri No 1 2 3 4 5 6 7
Variabel Luas lahan Benih Tenaga kerja Pupuk kandang Pupuk urea Pupuk lainnya Pestisida
Koefisien regresi (bi) 0,175 0,124 0,337 0,067 0,041 0,058 0,025
t-hitung 2,087** 1,060ns 2,396** 0,757ns 0,376ns 0,507ns 0,360ns
Sumber : Analisis Data Primer Keterangan : ** = berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% ns = tidak bepengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%
t-Tabel
Sig.
2,0066 2,0066 2,0066 2,0066 2,0066 2,0066 2,0066
0,042 0,294 0,020 0,452 0,709 0,614 0,721
dilakukan oleh Sahara (2005) dengan komoditas padi sawah di lahan sawah irigasi teknis Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe yang menyatakan bahwa secara individu faktor produksi benih tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Input produksi berupa tenaga kerja memiliki t hitung sebesar 2,396 lebih besar dari t tabel yaitu 2,0066 dan nilai t sign sebesar 0,020 lebih kecil dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa input berupa tenaga kerja secara individu berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi beras merah pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusnandi et al. (2011) dengan komoditas padi di beberapa sentra produksi padi di Indonesia yang menyatakan bahwa faktor produksi tenaga kerja secara individu berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi sawah di beberapa sentra produksi padi di Indonesia. Input produksi yang berupa pupuk kandang memiliki nilai t hitung sebesar 0,757 lebih kecil dari nilai t tabel yaitu 2,0066 dan t sign sebesar 0,452 lebih besar dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa input berupa pupuk kandang secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi beras merah pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusnandi et al. (2011) dengan komoditas padi di sentra produksi padi di Indonesia yang menyatakan bahwa faktor produksi pupuk kandang secara individu berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi sawah. Input produksi yang berupa pupuk urea memiliki nilai t hitung sebesar 0,376 lebih kecil dari nilai t tabel yaitu 2,0066 dan t sign sebesar 0,709 lebih besar dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa input
berupa pupuk urea secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi beras merah pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sahara (2005) dengan komoditas padi sawah di lahan sawah irigasi teknis Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe yang menyatakan bahwa secara individu faktor produksi pupuk urea tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Input produksi yang berupa pupuk lainnya memiliki nilai t hitung sebesar 0,507 lebih kecil dari nilai t tabel yaitu 2,0066 dan t sign sebesar 0,614 lebih besar dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa input berupa pupuk lainnya secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi beras merah pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sahara (2005) dengan komoditas padi sawah di lahan sawah irigasi teknis Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe yang menyatakan bahwa secara individu faktor produksi pupuk lainnya seperti KCL dan SP36 tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Input produksi yang berupa pestisida memiliki nilai t hitung sebesar 0,360 lebih kecil dari nilai t tabel yaitu 2,0066 dan t sign sebesar 0,721 lebih besar dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa input berupa pestisida secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi beras merah pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhyidin (2010) dengan komoditas padi di Kecamatan Pekalongan yang menyatakan bahwa variabel pestisida berpengaruh nyata secara individu. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa input yang berpengaruh
nyata terhadap hasil produksi padi beras merah pada tingkat kepercayaan 95%, yaitu luas lahan dan tenaga kerja. Sedangkan input berupa benih, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk lainnya dan pestisida secara individu, tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi padi beras merah di Kecamatan Pracimantoro. Luas lahan mempunyai hubungan positif terhadap hasil produksi padi beras merah. Nilai koefisien regresi sebesar 0,175. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan luas lahan pada produksi padi beras merah sebesar 1 m2 maka akan meningkatkan hasil produksi sebesar 0,175%. Hal ini dikarenakan luas lahan sangat menentukan hasil produksi nya. Jika lahan diperluas maka kesempatan memiliki tambahan hasil produksi menjadi semakin meningkat. Tenaga kerja mempunyai hubungan positif terhadap hasil produksi padi bras merah, nilai koefisien regresi sebesar 0,337. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan tenaga kerja dalam produksi padi beras merah sebesar 1 HKP maka akan meningkatkan hasil produksi sebesar 0,337%. Tenaga kerja dalam produksi padi beras merah dialokasikan untuk kegiatan pengolahan tanah, penanaman, penyiangan, pemupukan pengendalian hama dan penyakit, pemanenan dan penjemuran. Benih yang digunakan dalam budidaya padi beras merah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi. Hal ini disebabkan petani di Kecamatan Pracimatoro menggunakan benih hasil pembenihan sendiri atau benih hasil panen sebelumnya. Benih ini telah dipakai turun temurun dari keturunan sebelumnya sehingga terjadi segregasi yang akan menyebabkan menurunkan kualitas. Pupuk kandang, pupuk urea dan pupuk lainnya yang digunakan dalam budidaya padi beras merah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi.
Hal ini disebabkan pemberian pupuk harus dibarengi dengan pemberian air sehingga unsur-unsur nutrisi yang terdapat pada pupuk tersebut dapat langsung diserap oleh tanaman, tetapi kondisi lahan di Kecamatan Pracimantoro merupakan lahan kering tadah hujan yang hanya mengandalkan air hujan dalam budidayanya. Sehingga sulit untuk memberikan pupuk bersamaan dengan pemberian air. Pestisida yang digunakan dalam budidaya padi beras merah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi. Pestisida yang digunakan berupa insektisida. Insektisida ini digunakan untuk mengandalikan hama serangga yang sering menyerang tanaman yaitu semut dan uret. Tetapi kerugian yang disebabkan oleh hama ini masih berada dibawah ambang batas ekonomi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linear antar variabel yang terdapat dalam model. Nilai kolerasi antar semua variabel bebas atau Pearson Correlation < 0,8, nilai VIF semua variabel < 10 dan nilai tolarance semua variabel diatas 0,10. Sehingga dapat diartikan bahwa didalam model tidak terjadi multikolinearitas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat pola tertentu yang terbentuk pada hasil scatterplot. Pada grafik scatterplot tidak ada pola tertentu yang terbentuk maka dapat diartikan tidak terjadi heteroketastisitas. Analisis Efisiensi Penggunaan Input Produksi Efisiensi teknis adalah perbandingan output fisik yang dihasilkan dengan input fisik yang digunakan. Efisiensi teknis dihitung dengan pendekatan elastisitas produksi. Dalam model regresi, koefisien regresi dari masing-masing variabel menunjukkan elastisitas produksi. Nilai efisiensi teknis penggunaan input pada
produski padi beras merah dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Analisis Efisiensi Teknis Penggunaan Input pada Usahatani Padi Beras Merah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun 2014 No
Input
1 2 3 4 5 6 7
Luas lahan Benih Tenaga kerja Pupuk kandang Pupuk urea Pupuk lainnya Pestisida Efisiensi teknis
Koefisien regresi (bi) 0,175 0,124 0,337 0,067 0,041 0,058 0,025 0,827
Pada keadaan tersebut akan diperoleh keuntungan maksimum. Dengan melihat harga input produksi maka diperoleh tingkat efisiensi masing-masing input produksi. NPM = PM . Px Input yang digunakan dalam menjalankan usahatani padi beras merah adalah luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk lainnya, pestisida. Hasil analisis efisiensi harga pada produksi padi beras merah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai NPMx/Px luas lahan yaitu 2,426 lebih dari 1,00 yang artinya penggunaan luas lahan belum efisien sehingga harus ditambah. Nilai produk marginal benih yaitu 3,08 melebihi 1,00 yang artinya penggunaan benih belum efisien sehingga harus ditambah. Nilai NPMx/Px tenaga kerja yaitu 0,77 kurang dari 1,00 artinya penggunaan tenaga kerja tidak efisien sehingga harus di kurangi, nilai NPMx/Px pupuk kandang yaitu 0,96 kurang dari 1,00 artinya penggunaan pupuk kandang tidak efisien sehingga harus di kurangi, nilai NPMx/Px pupuk urea yaitu 0,96 kurang dari 1,00 artinya penggunaan pupuk urea tidak efisien sehingga harus di kurangi. Nilai NPMx/Px pupuk lainnya yaitu 2,1 lebih dari 1,00 artinya penggunaan pupuk lainnya belum efisien
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai efisiensi teknis adalah sebesar 0,827. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan usahatani padi beras merah berada pada daerah III irasional dimana penambahan input menyebabkan pengurangan produksi. Nilai efisiensi teksnis tersebut tidak sama dengan 1,00 sehingga dapat diartikan bahwa secara teknis penggunaan input pada usahatani padi beras merah tidak efisien. Suatu penggunaan input dikatakan efisien alokatif atau efisien harga apabila mempunyai nilai produk marginal (NPM) yang sama dengan harga input produksi. Tabel 6. Analisis efisiensi harga/allocative penggunaan input pada usahatani Padi Beras Berah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun 2014 No 1 2 3 4 5 6 7
Input Luas Lahan Benih Tenaga Kerja Pupuk Kandang Pupuk Urea Pupuk Lainnya Pestisida Jumlah Rata-rata
Sumber : Analisis Data Primer NPMx = nilai produk marginal Px = harga input X
NPMx/Px 2,426 3,085 0,769 0,957 0,958 2,102 0,0003 10,298 1,471
Keterangan Belum efisien Belum efisien Tidak efisien Tidak efisien Tidak efisien Belum efisien Tidak efisien Belum efisien Belum efisien
sehingga harus di ditambah, nilai NPMx/Px pestisida yaitu 0,0003 kurang dari 1,00 artinya penggunaan pestisida tidak efisien sehingga harus di dikurangi. Nilai NPMx/Px untuk input luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk lainnya dan pestisida menunjukkan tidak sama dengan 1,00, sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan input tersebut belum mencapai efisiensi harga/allocative . Rata-rata efisiensi harga/allocative adalah sebesar 1,12 nilai ini lebih dari 1 maka dapat diartikan bahwa penggunaan input produksi belum efisien. Hal ini menunjukkan bahwa petani padi beras merah belum mencapai pendapatan maksimum. Menurut Soekartawi (2003), efisiensi ekonomi dapat dicapai bila efisiensi teknis dan efisiensi harga juga efisien. Efisiensi ekonomi merupakan hasil kali antara seluruh efisiensi harga/alokatif dari seluruh faktor input. Tingkat efisiensi ekonomi dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Input pada Usahatani Padi Beras Merah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun 2014 Efisiensi Teknis Harga Ekonomi
Nilai efisiensi 0,827 1,471 1,216
Keterangan Tidak efisien Belum efisien Belum efisien
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai efisiensi ekonomi penggunaan input pada usahatani padi beras merah adalah sebesar 1,216. Nilai
tersebut lebih dari 1 yang dapat diartikan bahwa penggunaan input pada usahatani padi beras merah belum efisien. Keadaan ini menjadikan petani belum mendapatkan pendapatan yang maksimal, sehingga perlu dilakukan analisis untuk mengetahui penggunaan input pada produski padi beras merah yang optimal agar petani padi beras merah mendapatkan pendapatan yang maksimal. Optimasi Penggunaan Input Produksi Penggunaan input produksi berupa luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk lainnya dan pestisida di Kecamatan Pracimantoro ternyata tidak efisien secara teknis dan belum mencapai efisiensi harga/allocative dan efisensi ekonomi. Oleh sebab itu perlu diketahui kombinasi penggunaan input yang optimum pada usahatani padi beras merah. Kombinasi optimum penggunaan input produksi digunakan pendekatan Least Cost Combinatin (LCC) dengan menentukan salah satu input dijadikan sebagai input pembatas (xi). Input yang dijadikan pembatas adalah luas lahan karena ketersediaannya terbatas. Analisis penggunaan input produksi kondisi existing dan kondisi optimal dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8 Dapat diketahui untuk mendapatkan kombinasi yang optimum dari penggunaan input produksi padi beras merah. Pada kondisi existing penggunaan input produksi pada luas lahan 0,6332 ha adalah 51,9 HKP tenaga kerja. Pada kondisi optimal penggunaan input produksi pada luas lahan
Tabel 8 Rata-Rata Penggunaan Input Kondisi Existing dan Optimal dengan Masukan Pembatas Luas Lahan pada Usahatani Padi Beras Merah di Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun 201 No
Input
Satuan
1 2
Luas Lahan Tenaga Kerja
Ha HKP
Sumber : Analisis Data Primer
Existing 0,6332 51,9
Kondisi Optimum 0,6332 16,459
0,6332 ha adalah 16,549 HKP tenaga kerja. Unruk mencapai posisi optimum atau keuntungan maksimum, maka dalil Least Cost Combinatin (LCC)harus terpenuhi. Tetapi sebaliknya, bila dalil Least Cost Combinatin (LCC) terpenuhi, maka tidak berarti bahwa petani pasti telah mencapai keuntungan maksimum. Terpenuhinya dalil Least Cost Combinatin (LCC) hanya menunjukkan bahwa petani telah mencapai posisi ongkos minimum untuk suatu tingkat output tertentu.
yang efisien.Pendapatan maksimum dapat diperoleh petani dengan menggunakan kombinasi input produksi yang optimal yaitu mengurangi tenaga kerja yang digunakan pada usahatani padi beras merah. Faktor musim atau cuaca dalam usaha tani padi beras merah adalah suatu kendala yang cukup kuat pengaruhnya dalam hal pemupukan. Namun pengaruh itu dapat dikurangi jika petani mengadakan penyesuaian waktu pengaplikasian pupuk. DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa rata-rata biaya mengusahakan usahatani padi beras merah sebesar Rp.4.850.241,63/Ha, rata-rata penerimaan sebesar Rp.6.459.745,5/Ha dan rata-rata pendapatan sebesar Rp.1.609.503,9/Ha.Faktor produksi luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk lainnya dan pestisida secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi padi beras merah. Secara individual, menunjukkan bahwa faktor produksi luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi padi beras merah, sedangkan faktor produksi benih, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk lainnya dan pestisida secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi beras merah.Penggunaan input produksi pada usahatani padi beras merah tidak mencapai efisiensi teknis dan belum mencapai efisiensi harga/allocative dan ekonomi.Kombinasi penggunaan input produksi pada kondisi optimal penggunaan input produksi pada luas lahan 0,6332 ha adalah 16,549 HKP tenaga kerja.Usahatani padi beras merah yang dilakukan di Kecamatan Pracimantoro, tidak efisien secara teknis serta belum mencapai efisiensi harga/allocative dan ekonomi, sehingga diperlukan penyuluhan rutin bagi petani padi beras merah terhadap kemajuan budidaya padi beras merah sehingga petani tidak ketinggalan informasi dan dapat menggunakan input produksi secara tepat sehingga dapat mencapai tingkat produksi
Cramer, G. L, Clarence W.J, Douglas D.S. 1997. Agricultural Economics and Agribusiness. John Wiley & Sons, Inc. Singapura. Gaspersz, V. 1991. Ekonometrika Terapan. Tarsito. Grafindo. Bandung. Kusnandi, Nunung, Netti Tinaprillia, Sri Hery Susilowati, Adreng Purwoto .2011. Analisis Efisiensi Usahatani Padi di Beberaoa Sentra Produksi Padi di Indonesia. Jurnal agro Ekonomi, Volume 29 (1) :25-48. Muhyidin, A . 2010. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor – Faktor Produksi pada Usaha Tani Padi Di Kecamatan Pekalongan Selatan. Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Olfie, Benu L, Suzana, Joachim N.k, Dumais Sudarti. 2011. Analisis efisiensi penggunaan faktor produksi pada usahtani padi sawah di desa mopuya utara Kecamatan dumoga utara Kabupaten Bolaang Mongodow. ASE Vol 7 (1): 38-47. Sahara, Dewi dan Idris (2005). Efisiensi Produksi Sistem Usahatani Padi pada Lahan Sawah Irigasi Teknis. Laporan Hasil Pengkajian/ Penelitian BPTP Sulawesi Tenggara.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI press. Jakarta. . 2003a, Agribisnis, Teori dan Aplikasi. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta. . 2003b. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglass. Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.