Haryanti et al. / Effect of Family Income, Education, Occupation
Effect of Family Income, Education, Occupation, and Birth Weight on Child Growth at Aisyiyah III Kindergarten, in Kadipiro, Indonesia Rusiana Sri Haryanti 1), Bhisma Murti 2), Eti Poncorini 3) 1)
School of Health and Sciences, STIKes PKU Muhammadiyah, Surakarta, Indonesia 2), 3) Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta
ABSTRACT Background: Children under five years old are the future generation. Stages of child development during the golden period require stimulation to increase the potential of healthy children. As such the growth and development of children under five need serious attention. This study aimed to analyze the effect of family income, education, maternal occupation, and birth weight, on the development of children under five. Subjects and Methods: The study was observational analytic using cross sectional design. The study was conducted in Kindergarten of Aisyiyah III Kadipiro in May-June 2016. A total sample of 50 subjects was selected for this study. The independent variables were family income, education, maternal occupation, and birth weight. The dependent variable was child development. The data were analyzed using a multivariate linear regression model. Results: Family income had a negative relationship with child development, but was not statistically significant (OR = 0:13; 95%CI; 0.003-5.02; p = 0274). Maternal education (OR = 22.22; 95% CI; 1.35- 365.07; p = 0.030), occupation (OR = 96.18; 95% CI; 1.69-5644.84; p = 0.027), and birth weight (OR = 32.21; 95% CI; 1.76-588.84; p = 0.019), had positive and statistically significant relationship with child development. Conclusion: Maternal education, maternal occupation, and birth weight have positive effect on child development. Keywords: family income, education, occupation, birth weight Correspondence: Rusiana Sri Haryanti School of Health, STIKes PKU Muhammadiyah, Surakarta, Indonesia
[email protected]
LATAR BELAKANG Kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius. Anak balita perlu mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan kualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes, 2006).
Usia lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulang lagi, sehingga masa balita disebut sebagai “masa keemasan” (golden period), “jendela kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” (critical period). Untuk itu pada usia lima tahun
1
Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(1): 1-8
memerlukan rangsangan/ stimulasi perkembangan (Depkes, 2006). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak sangat banyak yaitu: faktor genetik, lingkungan, budaya, ekonomi, pendidikan, sosial, iklim/cuaca, nutrisi dan lain-lain. Faktor genetik sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita, dalam faktor genetik termasuk di dalamnya yaitu jenis kelamin, ras, suku bangsa sampai pada kecepatan pertumbuhan sel (Hidayat, 2008). Selain itu pertumbuhan dan perkembangan balita dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan, yang mencakup lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial (Mansur, 2009). Di Indonesia, pengukuran perkembangan balita umumnya menggunakan KPSP yang merupakan rekomendasi dari Departemen Kesehatan RI. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan salah satu alat skrining yang diwajibkan oleh Depkes untuk digunakan di tingkat pelayanan kesehatan primer . KPSP sangat mudah digunakan baik oleh petugas kesehatan bahkan bagi guru TK (Taman Kanak-kanak), guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), maupun orangtua untuk mendeteksi dini adanya kelainan perkembangan anak sejak usia 3 bulan sehingga dengan cepat dapat dilakukan intervensi dini . Tujuan Penelitian ini yaitu: 1) Menganalisis Pengaruh Pendapatan Keluarga terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di TK Aisyiyah III Kadipiro 2) nganalisis pengaruh pendidikan terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di TK Aisyiyah III Kadipiro 3) menganalisis pengaruh pekerjaan terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di TK Aisyiyah III Kadipiro 4) menganalisi pengaruh berat badan lahir terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di TK Aisyiyah III Kadipiro 5) 2
menganalisis pengaruh Pendapatan Keluarga, Pendidikan, Pekerjaan Ibu dan Berat Badan Lahir terhadap Perkembangan Anak Prasekolah di TK Aisyiyah III Kadipiro. Pendapatan Keluarga adalah jumlah pendapatan tetap dan sampingan dari kepala keluarga, ibu, dan anggota keluarga lain dalam 1 bulan dibagi jumlah seluruh anggota keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per kapita perbulan (Ernawati, 2006). Pendidikan formal menurut Undangundang RI No. 20 tahun 2003 yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan masyarakat yang terjadi secara alamiah, sedangkan pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, terdiri dari lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat. Pendidikan pemberdayaan perempuan dan sebagaianya (Ahmadi, 2014). Pekerjaan atau profesi merupakan sesuatu yang dilakukan manusia sehingga mendapat upah atau imbalan untuk mengembangkan potensi atau kemampuan yang ada pada dirinya dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup. Namun ada juga pekerjaan yang dilakukan untuk kepentingan bersama dan tidak menghasilkan uang seperti ibu rumah tangga yang bekerja mengurus rumah dan mengatur keperluan keluarga (Widiantoro, et al. 2007). Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (3742 minggu) dengan berat badan lahir 25004000 gram (Saifuddin, 2002). Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
Haryanti et al. / Effect of Family Income, Education, Occupation
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh (Depkes, 2006). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensasi sel–sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing–masing dapat memenuhi fungsinya termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan (Ngastiyah, 2005). Salah satu cara untuk mengukur perkembangan anak dengan KPSP. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun. Bagi tiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh anak. Untuk memudahkan,selanjutnya Kuesioner Pra Skrining Perkembangan disebut KPSP.
sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 50 anak prasekolah. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Alat mengumpulkan data pada saat penelitian adalah lembar koesioner dan buku KIA. Analisis data yang digunakan univariat, bivariat dengan menggunakan chi square dan multivariat dengan menggunakan regresi linear ganda.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan tabel 1 terlihat jumlah responden sebanyak 50. Jumlah responden yang mempunyai penghasilan tinggi yaitu 30(60%), berpendidikan tinggi sebjumlah 43(86%), mayoritas ibu bekerja sejumlah 36(72%) dan memiliki anak dengan berat badan lahir normal sejumlah 42(84%).
Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian dilaksanakan di TK Aisyiyah III Kadipiro dengan waktu pengambilan data pada bulan Mei-Juni 2016. Teknik sampling yang digunakan adalah total
HASIL PENELITIAN Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden Tabel 1 karakteristik responden di TK Aisyiyah III Kadipiro Variabel N % Pendapatan keluarga Tinggi 30 60 Rendah 20 40 Pendidikan Tinggi 43 86 Rendah 7 14 Pekerjaan Bekerja 36 72 Tidak bekerja 14 28 Berat badan lahir Berat Normal 42 84 BBLR 8 16 Perkembangan anak Sesuai 42 84 Tidak sesuai 8 16 Sumber: Data Primer 2016
3
Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(1): 1-8
Analisis Bivariat 1. Hubungan pendapatan keluarga dengan perkembangan anak prasekolah Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan keluarga dengan pendapatan tinggi kemungkinan mempunyai anak dengan perkembangan yang sesuai dengan umurnya dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai penghasilan rendah. Analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan perkembangana anak prasekolah, dengan nilai p=0.027. 2. Hubungan pendidikan dengan perkembangan anak prasekolah Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan pendidikan tinggi kemungkinan memiliki anak dengan perkembangan sesuai dengan tahap umurnya dibandingkan pada ibu dengan pendidikan rendah. Analisis statistik menjunjukkan ada hubungan antara
pendidikan ibu dengan perkembangan anak prasekolah, dengan nilai p=0.001. 3. Hubungan pekerjaan ibu dengan perkembangan anak prasekolah Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang bekerja kemungkinan lebih besar memiliki anak dengan perkembangan sesuai tahap umurnya dibandingkan pada ibu yang tidak bekerja. Analisis statistik menjunjukkan adanya hubungan pekerjaan ibu dengan perkembangan anak prasekolah, dengan nilai p=0.001. 4. Hubungan berat badan lahir dengan perkembangan anak prasekolah. Hasil penelitian menunjukkan berat bayi lahir normal mempunyai kemungkinan lebih besar menjadikan perkembangan anak sesuai tahapan umur dibandingkan degan berat badan lahir yang tidak normal. Analisis statistik menunjukkan ada hubungan berat badan lahir dengan perkembangan anak prsekolah, dengan nilai p=0.004.
Tabel 2. analisis regresi logistik pengaruh antara pendapatan keluarga, pendidikan, pekerjaan ibu dan berat badan lahir terhadap perkembangan anak prasekolah CI 95% Variabel OR Batas Batas bawah atas Penghasilan keluarga 0.13 0.003 5.02 Berat Badan Lahir normal 32.21 1.76 588.84 Pendidikan ibu (SMA & PT) 22.22 1.35 365.07 Pekerjaan ibu (Bekerja) 96.18 1.69 5466.84 N observasi 50 -2 log likelihood 22.05 2 Nagelkerke R 60.7 %
4
p 0.274 0.019 0.030 0.027
Haryanti et al. / Effect of Family Income, Education, Occupation
Berdasarkan tabel 2, seteah dilakukan analisis multivariat didapatkan hasil ada hubungan yang signifikan antara pendidikan, pekerjaan ibu dan berat badan lahir dengan perkembangan anak prasekolah. Hasil análisis menunjukkan bahwa pendidikan ibu sebesar 22.22 berarti bahwa ibu dengan pendidikan tinggi (SMA dan PT) mempunyai kemungkinan 22.22 kali lebih besar untuk memiliki anak dengan perkembangan sesuai tahapan umur daripada ibu dengan pendidikan rendah ( SD dan SMP). Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang positif antara pendidikan ibu dengan perkembangan anak dan secara statistik signifikan (OR= 22.22; CI=95%; 1.35 hingga 365.07; p = 0.030). Hasil analisis menunjukkan pekerjaan sebesar 96.18 berarti bahwa ibu dengan profesi bekerja mempunyai kemungkinan 96.18 kali lebih besar memiliki anak dengan perkembangan sesuai tahapan umur dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan pekerjaan dengan perkembangan anak dan secara statistik signifikan (OR= 96.18; CI=95%; 1.69 hingga 5644.84; p = 0.027). Nilai Odd Ratio variabel penghasilan keluarga sebesar 0.13 berarti bahwa ibu dengan penghasilan keluarga yang rendah mempunyai kemungkinan 0.13 kali lebih besar memiliki anak dengan perkembangan sesuai tahapan umur dibandingkan ibu dengan penghasilan keluarga yang tinggi. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan penghasilan keluarga dengan perkembangan anak dan secara statistik tidak signifikan (OR= 0.13; CI=95%; 0.003 hingga 5.02; p = 0.274). Nilai Odd Ratio variabel BBL sebesar 32.21 berarti bahwa anak dengan berat lahir normal mempunyai kemungkinan 32.21 kali lebih besar memiliki anak dengan perkembangan
sesuai tahapan umur dibandingkan anak dengan BBL tidak normal. Hasil uji Wald menunjukkan adanya hubungan BBL dengan perkembangan anak dan secara statistik signifikan (OR= 32.21; CI=95%; 1.76 hingga 588.84; p = 0.019). Nilai Negelkerke R2 sebesar 60.7% berarti bahwa keempat variabel bebas (pendidikan ibu, pekerjaan ibu, BBL, dan penghasilan keluarga) mampu menjelaskan perkembangan anak sesuai tahap umur 60.7% dan sisanya yaitu sebesar 39.30% dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian. PEMBAHASAN 1. Pengaruh pendapatan keluarga terhadap perkembangan anak prasekolah Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif antara pendapatan keluarga dengan perkembangan anak dan secara statistik tidak signifikan. Berarti bahwa semakin baik pendapatan keluarga maka tidak selalu akan semakin meningkatkan dalam perkembangan anak. Hal ini dikarenakan jika dalam pembelanjaan setiap hari tidak sesuai dengan gizi yang dibutuhkan anak maka akan menyebabkan perkembangan anak tidak sesuai dengan umurnya. Hal ini didukung penelitian dari Raffalovich, Monnat, & Tsao (2009), bahwa pendapatan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pendapatan keluarga yang rendah selalu dikaitkan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu pendapatan yang kurang maka daya beli juga menurun termasuk daya beli kebutuhan belanja makanan baik segi kualitas maupun kuantitas yang berakibat pada kebutuhan 1
Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(1): 1-8
gizi dalam keluarga. Pengaruh pendidikan terhadap perkembangan anak prasekolah Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pendidikan ibu dengan perkembangan anak dan secara statistik signifikan p 0.030, dimana semakin tinggi pendidikan ibu maka akan semakin mempunyai banyak informasi tentang cara mendidik anak sehingga perkembangan anak sesuai dengan umurnya. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Ali (2009), Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan memiliki kemampuan yang semakin tinggi diikuti oleh pengetahuan yang bertambah serta berbagai ketrampilan yang belum tentu dimiliki oleh orang lain. Peran ibu dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sangat besar. Ibu bertanggungjawab penuh untuk mengasuh anak dan menstimulasi perkembangannya. Oleh karena itu pendidikan ibu sangat berkaitan dengan perkembangan anak (Lestari, 2012). Pendidikan ibu berkaitan erat dengan pengetahuan ibu. Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi akan lebih berupaya untuk mencari informasi guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, terutama dalam mengasuh anak. Orangtua dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah untuk menagkap pengetahuan/ informasi. 2. Pengaruh pekerjaan terhadap perkembangan anak prasekolah Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa ibu yang bekerja dapat memenuhi kebutuhan hidup, meningkatkan pendapatan, dan memperoleh kehidupan yang layak dan kesejahteraan keluarganya akan meningkat. Apabila kesejahtraan keluarga tercapai maka hidupnya akan tentram dan nyaman sehingga dalam perkembangan anak juga akan terlihat dampaknya sesuai dengan umurnya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suhardjo (2010), bahwa ibu 2
yang bekerja akan melengkapi informasi, terutama informasi tentang cara menstimulasi perkembangan anaknya. 3. Pengaruh berat badan lahir terhadap perkembangan anak prasekolah Hasil penelitian menunjukkan semakin normal berat bayi pada waktu lahir maka semakin meningkatkan perkembangan anak. Hal ini didukung oleh Muscari (2005) bahwa pada bayi dengan berat lahir normal terjadi proses diferensiasi dari selsel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing- masing dapat memenuhi fungsinya. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: Terdapat hubungan yang positif antara pendidikan ibu dengan perkembangan anak dan secara statistik signifikan (OR= 22.22; CI=95%; 1.35 hingga 365.07; p = 0.030). Terdapat hubungan yang positif antara pekerjaan ibu dengan perkembangan anak dan secara statistik signifikan (OR= 96.18; CI=95%; 1.69 hingga 5644.84; p = 0.027). Terdapat hubungan yang negatif antara penghasilan keluarga dengan perkembangan anak dan secara statistik tidak signifikan (OR= 0.13; CI=95%; 0.003 hingga 5.02; p = 0.274). Terdapat hubungan yang positif antara BBL dengan perkembangan anak dan secara statistik signifikan (OR= 32.21; CI=95%; 1.76 hingga 588.84; p = 0.019). DAFTAR PUSTAKA Adriana D.(2011). Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak. Jakarta: Salemba Medika. Ahmadi R.(2014). Pengantar pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media Ali M.(2009). Pendidikan untuk Pembangunan Nasional: menuju
Haryanti et al. / Effect of Family Income, Education, Occupation
bangsa Indonesia yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Jakarta: Grasindo Ariani dan Yosoprawoto M.(2012). Usia anak dan pendidikan ibu sebagai faktor risiko gangguan perkembangan anak. Jurnal Kedoteran Brawijaya 27 (2) 89-90. Ariwibowo AA.(2012). Jumlah balita Indonesia mencapai 31,8 juta jiwa.http://www.antaranews.com/ber ita/332282/jumlah-balita-indonesiamencapai-318-juta-jiwa diakses pada tanggal 20 November 2015 Baradja A.(2005). Psikologi perkembangan, tahapan-tahapan dan aspek-aspeknya dari 0 tahun sampai akhil baliq. Jakarta : Studia press BKKBN.(2014). Kependudukan Indonesia Alami Triple Burden. http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=1030. Diakses pada tanggal 21 November 2015. Depkes RI.(2006). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Depkes RI Depkes RI.(2010). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar.Depkes RI Depkes RI.(2012). Profil kesehatan indonesia. kementrian kesehatan republik Indonesia: Jakarta Ernawati A.(2006). Hubungan faktor sosial ekonomi, higiene sanitasi lingkungan, tingkat konsumsi dan infeksi dengan status gizi anak usia 2-5 tahun di kabupaten Semarang Tahun 2003.Tesis. Program pascasarjana, Universitas Diponegoro : Semarang Hastuti.(2010). Nilai anak, stimulasi psikososial dan perkembangan
kognitif anak usia 2-3 tahun pada keluarga rawan pangan di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Institusi Pertanian Bogor. Jurnal Ilmu Keluarga & Konseling, 3 ( 1), hlm 2734, ISSN: 1907-6037 Hidayat A A.(2005). Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Jakarta: Salemba Medika Kosim.(2012). Buku ajar neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta:EGC Mansur H.(2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Mc. Gregor SG, Cheung YB, Cueto S, Glewwe P, Richter L, Strupp B. Developmental potential in the first 5 years for children in developing countries. Lancet, 2007; 369 (9555):60-70 Murti B (2013). Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif di bidang kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Palasari W dan Purnomo D I S H. (2012). Keterampilan ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang terhadap tumbuh kembang bayi. Jurnal STIKES. 5( 1) Juli 2012 Potter P A & Perry A G.(2009).Fudamental keperawatan(Edisi7).Jakarta: Salemba Medika. Raffalovich L.E., Monnat, S.M., &Tsao, H. (2009). Family Income at the bottom and at the top: income sources and family characteristics. Res Soc Stratif Mobil. 2009 December 1; 27 (4): 301309.doi:10.1016/j.rssm.09.001. Saifuddin A. (2010). Tes prestasi, fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
3
Haryanti et al. / Effect of Family Income, Education, Occupation
Suharjo (2010). Pemberian makanan pada bayi dan anak. Yogyakarta: Kanisius Sulisnadewi N L K. (2011). Efektivitas pendidikan kesehatan keluarga terhadap peningkatan kemampuan ibu dalam merawat anak diare di
RSUP Sanglah dan RSUD Wangaya Denpasar. Tesis Supriasa.(2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Widiantoro.(2007). Pengetahuan sosial. Bogor: Quadra.
1