EFFECT OF COMMUNICATION BETWEEN PRIVATE AND STUDENT ACHIEVEMENT MOTIVATION TO LEARN CASE STUDY OF SMK NEGERI YOGYAKARTA 7 Rika Subardiyani, Dr. Luluk Kholisoh, Helly Septi W.,S.E.,MM.
ABSTRACT Research thesis entitled The Effect of Inter Personal Communication and Student Motivation Student Achievement Against SMK N 7 Yogyakarta, Jl. South Gowongan Jt. III/416 Yogyakarta, carried out from January to March 2010 with the respondent student of SMK Negeri 7 Yogyakarta. This thesis research aims to determine whether the Inter Personal Communication and Motivation Achievement Student Learning affect SMK N 7 Yogyakarta. Data collection method used in this research is data collection and dissemination of a questionnaire. While the methods of data analysis used in this research is descriptive analysis method and quantitative measurement method which can be expressed with numbers. Based on the analysis of multiple linear regression equation premises t test results can be seen that the interpersonal communication variables affect student achievement by t test bigger than t table (2.753> 1.994) and learning motivation variables influencing student achievement with the t test bigger than t table (2.197 > 1.994). In Fcount test can also be seen that the variable of interpersonal communication and motivation to study jointly affect student achievement with value F count is greater than F table (4.607> 3.129). Among the variables tested was variable Inter-Personal Communication has the highest value (dominant) that is equal to 2.753 compared with the variables affecting Achievement Motivation in Student Learning with a beta coefficient of 0.278 larger than the variable with a value of 0.135 Learning Motivation. Student achievement is significantly influenced by the Inter Personal Communication and Motivation Learning with a value of 0.345 or 34.5% while the remaining 0.655 or equal to 65.5% influenced by other variables not included in this study. Keywords: learning motivation, communication, achievement.
PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA STUDI KASUS PADA SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA Rika Subardiyani, Dr. Luluk Kholisoh, Helly Septi W.,S.E.,MM.
INTISARI Penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta, Jl. Gowongan Kidul Jt. III/416 Yogyakarta yang dilaksanakan mulai bulan Januari sampai bulan Maret 2010 dengan responden siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dan penyebaran kuisioner. Sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif yaitu dengan metode pengukurannya dapat dinyatakan dengan angka-angka. Berdasarkan analisis persamaan regresi linier berganda denga hasil uji t dapat dilihat bahwa variabel komunikasi antar pribadi mempengaruhi prestasi siswa dengan t hitung lebih besar dari t hitung
tabel
(2,753 > 1,994) dan variabel motivasi belajar mempengaruhi prestasi siswa dengan t
lebih besar dari t
tabel
(2,197 > 1,994). Pada uji Fhitung juga dapat dilihat bahwa variabel
komunikasi antar pribadi dan motivasi belajar secara bersama-sama mempengaruhi prestasi siswa dengan nilai F hitung lebih besar dari F tabel (4,607 > 3,129). Diantara variabel yang diujikan ternyata variabel Komunikasi Antar Pribadi memiliki nilai paling tinggi (dominan) yaitu sebesar 2,753 dibanding dengan variabel Motivasi Belajar dalam mempengaruhi Prestasi Siswa dengan koefisien beta 0,278 lebih besar dibandingkan dengan variabel Motivasi Belajar dengan nilai 0,135. Prestasi Siswa secara signifikan dipengaruhi oleh Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Belajar dengan nilai 0,345 atau sebesar 34,5 % sedangkan sisanya 0,655 atau sebesar 65,5% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Kata Kunci
: Motivasi belajar, komunikasi, prestasi.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas siswa menjadi masalah yang cukup serius dibicarakan dalam wacana pendidikan di Indonesia saat ini. Rendahnya nilai akademik merupakan salah satu indikator bahwa siswa saat ini banyak yang mengikuti kegiatan belajar dengan asal-asalan dan berpedoman pada sebuah kata yaitu: bisa lulus. Tidak sedikit dari mereka yang tidak tahu apa-apa ketika ditanya pengetahuan apa yang didapat selama mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Masalah ini sangat riskan sekali karena maju atau tidaknya bangsa ini dimasa mendatang, tergantung kepada mereka semua. Dalam era globalisasi saat ini, pendidikan berperan penting dan menjadi tolak ukur bagi kemajuan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa SMK yang siap menjadi tenaga kerja tingkat menengah guna memenuhi tuntutan lapangan kerja. Prestasi siswa merupakan suatu hal yang harus ditingkatkan oleh sebuah sekolah. Hal ini terbukti dari besarnya manfaat yang didapat oleh siswa itu sendiri, sekolah maupun masyarakat luas. Bagi siswa sendiri, memungkinkan untuk diterima bekerja di perusahaan swasta maupun instansi pemerintah. Sekolah juga akan memperoleh predikat yang baik karena siswanya berkualitas sehingga dapat terus berkembang dan akan menjadi sebuah sekolah besar yang terkenal karena mayoritas siswanya berkualitas. Dengan demikian masyarakat akan menikmati hasil kerja dan prestasi siswa tersebut yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan umum dan tingkat pendapatan nasional. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan seorang siswa dalam menyelesaikan studinya di sebuah sekolah. Motivasi belajar siswa dapat diartikan sebagai kondisi psikologis yang berupa dorongan atau stimulus yang mendorong seseorang untuk belajar (Hardjana, 1994). Selain motivasi belajar, perilaku komunikasi antar siswa yang satu dengan yang lainnya juga merupakan hal yang perlu diperhatikan, karena siswa didalam sekolahnya membutuhkan lingkungan yang dapat memberi rasa aman dan bebas dari ancaman siswa lainnya, mereka juga ingin berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya, sehingga dapat diterima oleh orang disekitarnya. Hal tersebut akan
membantu mereka dalam meraih prestasi. Karena dalam setiap langkah kehidupan, orang menyadari betapa pentingnya berbicara dan belajar dari orang lain yang telah lebih dulu melalui pengalaman yang sama. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Yogyakarta merupakan unit satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atas dasar Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0559/6/1984 tanggal 20 April 1984 dan berkedudukan di bawah pembinaan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Tugas pokok Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Yogyakarta adalah menyelenggarakan pendidikan dan latihan bagi siswanya dalam rangka menyiapkan tenaga tingkat menengah guna memenuhi tuntutan lapangan kerja. Kualitas lulusan siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta belum menunjukkan peningkatan hasil yang memuaskan. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelusuran lulusannya, belum memuaskan. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa penelusuran lulusan selama enam tahun terakhir juga ada kesulitan karena banyak lulusan siswa apabila sudah lulus tidak memberi tahu keberadaannya sehingga sulit penelusurannya. Penelusuran lulusan SMK Negeri 7 Yogyakarta selama enam tahun yaitu tahu pelajaran 2003/2004 sampai dengan 2008/2009 dapat dilihat pada tabel I.1. Tabel I.1. Daftar Penelusuran Kelulusan Siswa TAHUN
LULUS
MELANJUTKAN
BEKERJA
LAIN-LAIN
2003-2004
260
42
53
159
2004-2005
253
26
51
183
2005-2006
264
56
38
166
2006-2007
259
56
44
154
2007-2008
251
38
96
126
2008-2009
250
30
70
153
JUMLAH
1537
248
352
841
RATA-RATA
256
41
59
157
Hal ini merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian terhadap masalah ini. Mengingat besarnya pengaruh komunikasi antar sesama siswa dan juga pentingnya motivasi belajar bagi keberhasilan siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta dalam meraih prestasi akademik maka peneliti mengadakan penelitian dengan
mengangkat judul “Pengaruh komunikasi antar pribadi dan motivasi belajar terhadap prestasi siswa“ studi kasus siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan pokok masalah yang telah diuraikan maka penulis mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas dan diteliti sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh komunikasi antar pribadi terhadap prestasi siswa? 2. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi siswa? 3. Bagaimana pengaruh komunikasi antar pribadi dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi siswa?
C. Batasan Masalah Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan dalam penelitian berupa konsep dalam variabel penelitian. Operasional variabel adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria yang dapat diuji secara khusus. Variabel independen dalam penelitian ini dibatasi pada komunikasi antar pribadi dan motivasi belajar sedangkan variabel dependen dibatasi pada prestasi siswa. Adapun 3 variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu: 1. Komunikasi antar pribadi, yaitu upaya membangun hubungan antar pribadi untuk mencapai tujuan bersama (Yayasan Penabur, 2003), komuniasi antar pribadi disini dibatasi pada hubungan antar pribadi siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010. 2. Motivasi belajar, yaitu kondisi psikologis yang berupa dorongan yang mendorong seorang siswa untuk belajar (Hardjana, 1994), motivasi belajar dibatasi pada seberapa jauh dorongan yang timbul pada siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010. 3. Prestasi, yaitu kesuksesan mencapai suatu tujuan yang didahului sebuah usaha (TV Rao, 1986), prestasi dibatasi pada kesuksesan akademik yang dicapai oleh siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010.
D. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui : 1.
Ada tidaknya pengaruh komunikasi antar pribadi terhadap prestasi siswa?
2.
Ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi siswa?
3.
Ada tidaknya pegaruh komunikasi antar pribadi siswa dan motivasi belajar
secara
bersama-sama terhadap prestasi siswa?
E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai media untuk pendalaman dan penerapan materi manajemen sumber daya manusia khususnya studi tentang komunikasi antar pribadi dan motivasi belajar yang berpengaruh terhadap prestasi siswa. 2. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat digunakan oleh Sekolah untuk mengetahui dan mempelajari faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar dan menjalin hubungan dengan sesame siswa disekolah guna meraih prestasi yang diinginkan. 3. Bagi Pembaca Memberikan sedikit informasi dan pengetahuan mengenai pengaruh komunikasi antar pribadi dan motivasi belajar terhadap prestasi siswa.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang yang menjadi alasan untuk penulis menyusun topik penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II :
Landasan Teori
Membahas mengenai teori-teori yang digunakan dalam membantu penulisan dan mencmukan jawaban atas rumusan masalah.
BAB III :
Metodologi Penelitian
Membahas mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek penelitian, sumber dan pengumpulan data, serta teknik yang digunakan dalam menganalisa data.
BAB IV :
Gambaran Umum Sekolah
Membahas mengenai sejarah umum sekolah, visi dan misi, struktur organisasi, deskripsi jabatan, produk yang dihasilkan sekolah. BAB V :
Analisis Data
Membahas mengenai pengolahan data, presentasi hasil pengolahan, dan pembahasan. BAB VI :
Kesimpulan dan saran
Menguraikan kesimpulan yang ditarik dari penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan penulis pada sekolah. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Berisi kuesioner, hasil pengujian instrument penelitian, hasil olah data, tabel-tabel statistik yang digunakan dalam penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Gage dan Berliner (1984) mengungkapkan, tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Jadi, seorang siswa yang menaruh minat terhadap materi pelajaran, biasanya perhatiannya akan lebih intensif dan kemudian timbul motivasi dalam dirinya untuk mempelajari materi pelajaran tersebut. Di sini, motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai usaha-usaha seseorang (siswa) untuk menyediakan segala daya (kondisi-kondisi) untuk belajar sehingga ia mau atau ingin melakukan proses pembelajaran. Dengan demikian, motivasi belajar dapat berasal dari diri pribadi siswa itu sendiri (motivasi intrinsik/motivasi internal) dan/atau berasal dari luar diri pribadi siswa (motivasi ekstrinsik/motivasi eksternal). Kedua jenis motivasi ini jalin-menjalin atau kait mengait menjadi satu membentuk satu sistem motivasi yang menggerakkan siswa untuk belajar. Jelaslah sudah pentingnya motivasi belajar bagi siswa. Ibarat seseorang menjalani hidup dan kehidupannya, tanpa dilandasi motivasi maka hanya kehampaanlah yang diterimanya dari hari ke hari. Tapi dengan adanya motivasi yang tumbuh kuat dalam diri seseorang maka hal itu akan merupakan modal penggerak utama dalam melakoni dunia ini. Begitu pula dengan siswa, selama ia menjadi pelajar selama itu pula membutuhkan motivasi belajar guna keberhasilan proses pembelajarannya.
2. Teori Motivasi Motivasi sangat kuat pengaruhnya untuk berhasil. Motivasi merupakan faktor yang merupakan banyaknya usaha yang dicurahkan untuk tugas tertentu. Motivasi memperoleh kekuatan dan daya pendorongnya dari dalam diri kita sendiri, sedangkan arah kegiatannya ditentukan oleh tujuan, aspirasi dan nilai yang kita hayati. Maka motivasi dapat berbeda-beda kekuatan dan arahnya. Usaha rupanya tergantung dari kerasnya kemauan atau niat. Sayang niat untuk bekerja keras saja biasanya belumlah
cukup. Untuk meingkatkan hasil kerja, lebih baik mengurangi gangguan-gangguan yang ada disekitar kita, daripada menguatkan niat untuk bekerja lebih giat. Walaupun tidak mudah menguasai kekuatan dan arah motivasi kita. Motivasi merupakan hal yang sederhana karena orang-orang pada dasarya termotivasi atau terdorong untuk berperilaku dalam cara tertentu yang dirasakan memiliki kemampuan untuk memperoleh ganjaran. Untuk memotivasi orang-orang, tidaklah cukup dengan menawarkan mereka dengan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya yang penting. Alasannya bahwa agar mereka termotivasi, mereka harus merasa yakin bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memperoleh ganjaran. Sebagai contoh dengan memberitahu siswa akan diberi nilai A oleh Guru, apabila ia dapat mempelajari buku mata pelajaran tertentu yang berisi 400 halaman dalam waktu 3 hari mungkin tidak akan memotivasinya apabila ia tahu bahwa tugas itu sebenarnya tidak mungkin dilaksanakan. Sedangkan motivasi menurut Hidayat adalah suatu usaha yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan atas perbuatan tersebut. Maslow berasumsi bahwa perilaku termotivasi kearah pada pemenuhan kebutuhan pribadi. Setiap orang mempunyai motif bawaan yang selalu diperjuangkan untuk dipenuhi yang bergerak dari motif yang paling sederhana yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman kebutuhan sosial, kebutuhan ego, sampai kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ego ditafsirkan Douglas Mc Gregor sebagai: 1. Kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan kehormatan diri seseorang sampai kebutuhan akan rasa yakin atas dirinya sendiri, kemandirian, keberhasilan, pengetahuan 2. Kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan reputasi seseorang sampai kebutuhan akan status, pengakuan, penghargaan, atau penghormatan dari orang lain. Frederick Herzberg mengembangkan model dua faktor. Dijelaskan bahwa ada dua faktor yang terpisah, yaitu hygiene factor dan satisfier factor, yang mempengaruhi motivasi (Stephen P. Robbins, 2002). Higiene factor adalah faktor apabila tidak ada dalam kondisi belajar akan menimbulkan rasa ketidakpuasan, namun keberadaannya hanya menimbulkan rasa netral. Satisfier factor adalah faktor yang keberadaannya sangat membangkitkan motivasi tapi jarang mengakibatkan rasa kecewa pada siswa.
Cara yang tepat memotivasi seorang siswa menurut Herzberg, adalah mengatur pekerjaan sedemikian rupa sehingga orang itu memperoleh rasa keberhasilan dengan melakukan pekerjaan itu (Stephen Robbins,2002). Selanjutnya, dengan melaksanakan pekerjaan itu, orang tersebut termotivasi untuk terus memenuhi keinginannya dalam rangka upaya pemuasan kebutuhan tingkat yang lebih tinggi seperti keberhasilan dan pengakuan. Herzberg mengatakan bahwa faktor-faktor isi pelajaran atau memotivator seperti kesempatan berprestasi, pengakuan, tanggung jawab dan pelajaran-pelajaran yang lebih menantang dapat memotivasi siswa (Tim Yayasan Cipta Loka Caraka,1991). Faktor-faktor itu dapat memotivasi siswa karena dapat memenuhi kebutuhan tingkat tinggi siswa untuk mencapai keberhasilan dan kehormatan diri. Inilah kebutuhan yang tidak pernah terpenuhi seluruhnya dan untuk mana orang-orang memiliki idaman tanpa batas. Dengan demikian cara terbaik memotivasi siswa adalah dengan memasukkan unsure tantangan dan kesepakatan untuk mencapai keberhasilan kedalam kegiatan belajar mereka.
3. Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik Menurut Brian Clegg, secara tradisional motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a. Motivasi Intrinsik Adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan, tanpa rangsangan ataupun bantuan orang lain, seperti sistem nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita, dan aspek lain yang secara internal melekat pada seseorang. b. Motivasi Ekstrinsik Adalah motivasi yang timbul karena rangsangan dari luar dalam proses belajar disekolah, salah satu faktor yang penting bagi motivasi ekstrinsik adalah faktor lingkungan yang berkaitan dengan perilaku komunikasi antar sesama siswa di sekolah, seperti kondisi lingkungan kelas-sekolah, adanya ganjaran berupa hadiah (reward) bahkan karena merasa takut oleh hukuman (punishment) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi)
B. Komunikasi Antar Pribadi 1. Pengertian Perilaku Secara umum perilaku dijelaskan sebagai segala aspek dari kegiatan dan organisme, termasuk pemikiran, perasaan dan aktifitas phisik. Dalam konteks pendidikan, Bloom mengemukakan taksonomi perilaku dalam wujud kognitif, efektif dan psikomotorik. Untuk maksud yang sama Dewantoro menggunakan istilah cipta, rasa dan karsa sementara dimasyarakat saat ini popular istilah penalaran, pengamalan dan penghayatan. Untuk memperjelas konsep perilaku ada baiknya dicermati wujud aktifitas sebagai berikut : Tidak tahu
kognitif
= cipta = penalaran
Tidak suka
efektif
= rasa = penghayatan
Tidak bisa
sensorik = karsa = pengamalan Motorik
Tidak mau
Konatif
Dari uraian diatas dapat ditegaskan bahwa perilaku adalah aktifitas manusia yang berupa penalaran, penalaran, pengamalah dan penghayatan dalam merespon lingkungan.
2. Pengertian Komunikasi Pribadi Komunikasi adalah pengoperan dan penerimaan lambang ataupun keinginan untuk mengubah pendapat orang lain, juga merupakan usaha untuk mengadakan hubungan social (social relationship). Hubungan sosial ini diinginkan karena seseorang merasa harga diri ataupun rasa amannya akan bertambah dengan menjadi anggota, artinya diakui oleh kelompok yang dikaguminya menjadi anggota dan karenanya ia ingin selalu berusaha untuk berkomunikasi dengan kelompok keingginannya. Hubungan antara pribadi adalah hubungan yang langsung. Keuntungannya adalah bahwa reaksi arus balik bisa diperoleh secara segera, reaksi ini dapat berupa reaksi positif maupun negative dan dapat dikirimkan secara langsung. Arus balik ini akhirnya dapat mempengaruhi komunikator lagi sehingga ia akan menyesuaikan diri dengan situasi dari komunikan dengan harapan bagwa dengan penyesuaian akan ada arus balik positif.
Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu pemindahan makna atau pemahaman dari pengirim kepada penerima, didalamnya tercakup 3 bagian penting dari komunikasi yang efektif yaitu sang pengirim, sang penerima dan keberhasilan pengiriman makna. Hakikat dari komunikasi adalah saling mengakrabkan. Komunikasi antar pribadi didefinisikan sebagai pengiriman pesan diantara dua individu atau lebih. Komunikasi antar pribadi yang efektif meliputi banyak unsur tetapi yang terpenting adalah hubungan antara pribadi. Hubungan antar pribadi terdiri atas 3 faktor yaitu saling percaya, sikap suportif dan sikap terbuka. Hal-hal yang cukup menonjol dalam komunikan antar pribadi adalah persepsi diri, rasa empati, simpati, harga diri, citra diri. Berdasarkan uraian diatas yang dimaksud dengan perilaku komunikasi antar pribadi dalam penelitian ini adalah kegiatan komunikasi (pengoperan, penerimaan lambang, pengalaman dan penghayatan) yang dilakukan oleh siswa yang satu dengan dengan yang lainnya dengan menggunakan media antar pribadi seperti keterbukaan, citra diri, harga diri, percaya, simpati, empati, upaya penyesuaian dan pengakraban untuk membangun dan memelihara hubungan antar pribadi antar satu siswa dengan siswa lain dilingkungan sekolah.
C. Prestasi 1. Pengertian Prestasi Achievement atau prestasi diartikan sebagai kesuksesan setelah didahului oleh suatu usaha (TV RAO, 1986). Prestasi menurut Lefton merupakan dorongan untuk mengatasi kendala, melaksanakan kekuasaan, berjuang untuk melakukan sesuatu yang sulit sebaik dan secepat mungkin (Ima Herlianti, 2001). Prestasi ditandai dengan keberhasilan dalam meraih tujuan yang diinginkan. Seorang siswa dalam mencapai sebuah prestasi tergantung pada kemampuan siswa itu sendiri dan persepsinya tentang pelajaran dan kegiatan dikampungnya. Prestasi akademik yang diraih siswa didalam sekolah juga ditentukan oleh kekuatan motif apakah yang mendorong dirinya melakukan sesuatu. 2. Teori Prestasi Menurut Baron dalam penelitiannya mendapati bahwa prestasi yang dihasilkan oleh individu yang mempunyai kepribadian tipe A dan B menunjukkan perbedaan signifikan
(Ima Herlianti,2001). Ia menyatakan bahwa jika suatu tugas mudah diberikan individu berkepribadian tipe B akan menunjukan prestasi yang lebih tinggi, daripada yang memiliki kepribadian tipe A. Sebaiknya dalam melaksanakan tugas yang kompleks, individu yang mempunyai tipe B menunjukkan prestasi yang lebih rendah daripada individu yang mempunyai kepribadian tipe A. Artinya jika mendapat stress yang tinggi, individu yang mempunyai kepribadian tipe A akan menunjukkan prestasi yang tinggi dan sebaliknya individu yang mempunyai kepribadian tipe B akan menunjukkan prestasi yang rendah jika mendapat stres yang tinggi. Friedman dan Roserman mendapati ciri-ciri kepribadian tipe A dalam bekerja ada kecenderungan lebih mementingkan prestasi seperti suka bersaing, berorientasi pada prestasi, agresif, cepat/tangkas, mudah gelisah, selalu tanggap, suka beban kerja yang berlebihan. Sebaliknya kepribadian tipe B bertentangan dengan individu berkepribadian tipe A (Ima Herlianti,2001). 3. Penelitian Prestasi Sebuah prestasi akan dapat diraih jika seseorang menghargai bakat-bakat yang dimiliki, mengembangkan kemampuannya dan menggunakannya secara cepat (TV RAO, 1986). Sebuah gambaran tentang pencapaian prestasi adalah dimana para siswa mampu melaksanakan bermacam-macam tugas yang berkaitan dengan peran/kedudukan mereka. Beberapa diantara tugas-tugas itu mungkin ditentukan, dimengerti dengan baik dan direncanakan dengan baik, sedangkan beberapa lainnya mungkin sama sekali tidak begitu jelas dan para siswa sendiri mungkin yang harus mengenalinya.
D. Kerangka Pemikiran 1. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi siswa Karakteristik motivasi belajar adalah adanya dorongan atau keinginan dan tujuan yang akan dicapai, adanya tanggung jawab, kesediaan untuk bersaing, juga berhubungan dengan tingkah laku dan tipe kepribadian seseorang. Sedangkan prestasi menekankan pada dorongan untuk mengatasi kendala, melaksanakan kekuasaan, berjuang untuk melakukan sesuatu yang sulit sebaik dan secepat mungkin. Prestasi merupakan kesuksesan setelah didahului oleh usaha. Hal ini menunjukkan bahwa diantara dua hal ini terdapat pertautan secara teoritis.
Banyak ahli berpendapat bahwa seorang individu dalam mencapai tujuan yaitu prestasi ditentukan oleh kekuatan: motif apakah yang mendorong dirinya melakukan sesuatu. Motivasi secara tidak langsung juga berhubungan dengan tipe kepribadian seseorang. Tipe krepribadian tersebut dibagi dalam dua ketegori yaitu tipe kepribadian A dan tipe kepribadian B. Seperti hasil penelitian dari Baron bahwa prestasi yang dihasilkan oleh individu yang mempunyai kepribadian tipe A dan B menunjukkan perbedaan signifikan (Ima Herlianti,2001). Bahwa jika suatu tugas mudah diberikan individu berkepribadian tipe B akan menunjukan prestasi yang lebih tinggi, daripada yang memiliki kepribadian tipe A. Sebaiknya dalam melaksanakan tugas yang kompleks, individu dengan tipe B menunjukkan prestasi yang lebih rendah daripada individu yang mempunyai kepribadian tipe A. Artinya jika mendapat stres yang tinggi, individu yang mempunyai kepribadian tipe A akan menunjukkan prestasi yang tinggi dan sebaliknya individu yang mempunyai kepribadian tipe B akan menunjukkan prestasi yang rendah. Dari uraian diatas menunjukkan bahwa salah satu faktor dari pencapaian prestasi siswa adalah motivasi untuk belajar dari dalam diri masing-masing siswa. Artinya makin tinggi motivasi belajar maka makin tinggi prestasi yang dicapai. 2. Pengaruh komunikasi antar pribadi terhadap prestasi siswa Komunikasi antar pribadi siswa menekankan pada upaya membangun hubungan antar pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Sementara prestasi menekankan pada kesuksesan mencapai suatu tujuan yang didahului suatu usaha. Sedangkan prestasi dapat dicapai oleh seseorang apabila kebutuhannya terpenuhi, seperti pada teori hirarki kebutuhan Maslow yang dibagi dalam 5 tahap yaitu : fisik, keamanan, sosial dan harga diri serta aktualisasi diri (Garry Dessler, 1997). Dalam penelitian ini menyangkut kebutuhan individu tahap 2 dan 3 yaitu: kebutuhan akan keamanan dan sosial. Siswa selain menginginkan rasa aman juga ingin dapat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya sehingga dapat diterima oleh orang disekitarnya dan ia dapat berprestasi. Karena dalam setiap langkah kehidupan orang menyadari manfaat berbicara dan belajar dari orang lain yang telah melalui pengalaman yang sama. Uraian diatas mengindikasikan adanya pertautan secara teoritis, sehingga
terdapat pengaruh positif dari komunikasi antar pribadi terhadap prestasi siswa. Dengan kata lain semakin baik komunikasi antar pribadi maka semakin baik prestasi yang dicapai. 3. Pengaruh motivasi belajar dan komunikasi antar pribadi secara bersama-sama terhadap prestasi siswa Motivasi berpengaruh terhadap pencapain prestasi. Pencapaian prestasi selalu melibatkan sebuah usaha untuk meraih sukses, dorongan untuk mengatasi kendala, juga berjuang untuk melakukan sesuatu yang sulit sebaik mungkin. Seorang siswa dapat meraih prestasi jika memiliki keinginan yang mendorong dia untuk belajar. Bila siswa selalu diberi motivasi belajar maka ia akan terdorong untuk belajar dengan baik sehingga meraih prestasi. Sebaliknya jika siswa tidak memiliki motivasi maka ia tidak akan memiliki semangat untuk belajar sehingga prestasinya rendah. Siswa sebaiknya tidak malu untuk bertanya kepada temannya jika menemui kesulitan dalam memahami pelajaran yang diberika guru. Faktor pendukung pokok prestasi siswa dalah taraf pengertian dan penerimaan seseorang individu atas tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi seseorang juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya: a. Jenis Kelamin b. Usia c. Karakteristik d. Ketrampilan khusus (kecepatan reaksi, pandangan, daya ingat) e. Minat f. Kondisi g. Kedisiplinan, kejujuran, tingkat emosi Menurut Richard M. Steer (Depdiknas,2001), secara sederhana prestasi individu merupakan fungsi gabungan dari 3 faktor penting yaitu: a. Kemampuan, perangai dan minat seseorang b. Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan seseorang c. Tingkat motivasi Motivasi belajar bisa timbul bila didukung oleh lingkungan sekolah yang membuat mereka merasa aman dan bebas dari ancaman karena ia dapat berinterkasi dan diterima oleh orang disekitarnya. Perasaan aman yang muncul karena interaksi yang baik dengan
sesama siswa akan menimbulkan dorongan dan semangat untuk belajar. Misalnya seorang siswa memiliki hubungan yang baik dengan orang disekitar sekolahnya tentu ia akan merasa nyaman selama berada ditempat tersebut sehingga dapat mengikuti proses belajar dengan baik dan juga bisa saling bertukar pikiran dalam segala hal bermasuk materi pelajaran yang akan membawa mereka pada kesuksesan yang diinginkan. Dari uraian diatas tampak bahwa antara variabel motivasi belajar, variabel komunikasi antar pribadi dan variabel prestasi bukan merupakan variabel yang berdiri sendiri. Terdapat pengaruh positif secara bersama-sama dari motivasi belajar dan komunikasi antar pribadi terhadap prestasi siswa. Artinya makin tinggi motivasi belajar, makin baik komunikasi antar pribadi maka makin tinggi prestasinya. H1 (+)
Komunikasi antar pribadi ( X1)
H3 (+)
Prestasi (Y)
Motivasi (X2) H2 (+)
Gambar II.1. Diagram pengaruh variabel komunikasi antar pribadi dan motivasi belajar terhadap prestasi siswa. Sumber : Suad Husnan,1990:199 Beberapa penelitian yang mendukung peran komunikasi antar pribadi dan motivasi belajar terhadap prestasi siswa adalah: 1)
Bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara komunikasi antar pribadi dan motivasi belajar terhadap prestasi mahasiswa fakultas ekonomi Atmajaya tahun ajaran 2003/2004 dengan populasi 630 orang mahasiswa dan diambil sampel 63 orang mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa apabila mahasiswa mempunyai hubungan yang baik dengan mahasiswa lain tetapi tidak mempunyai motivasi belajar maka tidak akan berpenaruh terhadap peningkatan prestasi, sebaliknya bila
mahasiswa mempunyai motivasi belajar tetapi hubungan dengan sesama mahasiswa tidak terjalin dengan baik maka akan mempersulit sesorang mahasiswa untuk meraih prestasi (Debie Setiawati, 2005). 2)
Penelitian yang dilakukan di SMP N 13 Semarang dengan populasi 308 siswa kelas VII dan sampel 75 orang siswa tahun ajaran 2006/2007, mengatakan bahwa motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa ( Setyowati, 2007).
E. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran, penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh positif antara komunikasi antar pribadi dengan prestasi siswa. Artinya semakin baik komunikasi antar pribadi siswa makin tinggi pula prestasinya. 2. Terdapat pengaruh positif antara motivasi belajar terhadap prestasi siswa. Artinya semakin tinggi motivasi belajar siswa makin tinggi pula prestasinya. 3. Terdapat pengaruh positif secara bersama-sama antara komunikasi antar pribadi, motivasi belajar terhadap prestasi siswa. Artinya semakin baik komunikasi antar pribadi yang berlangsung bersama-sama, semakin tinggi motivasi belajar siswa, semakin tinggi pula prestasinya.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 7 Yogyakarta, Jl. Gowongan Kidul Jt. III/416 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari s.d. Maret 2010 pada siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta. B. Data dan Sumber Data Data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Adapun data primer adalah data yang diperoleh dari survei dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder yaitu data yang sudah ada di SMK Negeri 7 Yogyakarta yang akan diteliti digunakan sebagai data tambahan. C. Metode Penambilan Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:108). Pengertian lain menyatakan populasi adalah seluruh penduduk atau individu yang diselidiki. Populasi dibatasi sebagai jumlah individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 2000: 220). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang paling sedikit mempunyai satu karakteristik atau sifat yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMK Negeri 7 Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi (Suharsimi Arikunto, 2002:109). Menurut Suaharsimi Arikunto (2002:112) memberikan pedoman jika subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 2025% atau lebih, setidak-tidaknya tergantung dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana. b. Sempit luasnya wilayah pengaatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana. c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk hasil yang resikonya besar, tentunya jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Dalam penelitian ini, SMK Negeri 7 Yogyakarta memiliki kelas XII sebanyak 7 kelas dan diambil secara random sebagai sampel kelas XII Administrasi Perkantoran 1 dan XII Administrasi Perkantoran 2 dengan jumlah 71 siswa. D. Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian Penulis menggunakan instrument dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini digunakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu menggunakan kuesioner. Metode kuesioner merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi (Soeratno dan Lincolin Arsyad, 2003:95). Untuk jawaban responden dalam pengisian kuesioner akan dianalisis dengan cara pengukuran skala, dimana skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan lima kategori (Atmaja,1997). Kategori bobot kemungkinan jawaban responden adalah sebagai berikut : a. Sangat Tidak Setuju
bobot 1
b. Tidak Setuju
bobot 2
c. Kurang Setuju
bobot 3
d. Setuju
bobot 4
e. Sangat Setuju
bobot 5
Untuk pertanyaan yang diberi kode (R/Reserve) bobot dari jawabannya kebalikan dari bobot jawaban diatas. E. Metode Pengujian Instrumen Teknik yang digunakan dalam pengujian instrumen adalah sebagai berikut: 1. Pengujian Validitas Uji validitas (uji kesahihan butir) adalah alat untuk menguji apakah tiap-tiap butir telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin diselidiki. Semakin tinggi validitas
suatu alat ukur, semakin tepat alat ukur tersebut mengenai sasaran. Pengujian validitas memakai teknik korelasi produk momen (Hadi,1991:23) rxy =
{N ∑ x
N ∑ x. y − ∑ x.∑ y 2
}{
− (∑ x ) . N ∑ y 2 − (∑ y ) 2
2
}
Keterangan: rxy
= koefisien korelasi
x
= skor butir dalam faktor
y
= jumlah skor semua butir dalam faktor
N
= jumlah sampel atau responden
Taraf nyata : 5% 2. Pengujian Reliabilitas Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah kuesioner yang dibagikan kepada siswa benar-benar dapat diandalkan sebagai alat pengukur. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas item digunakan rumus alpha cronbach’s, dimana rumus ini dipergunakan utnuk menguji reliabilitas berdasarkan atas uraian atau angket atau kuesioner. Rumus koefisien alpha cronbach’s secara umum (Hadi,1991:56): ⎡ M ⎤ ⎡ Vx ⎤ rtt = ⎢ ⎥ ⎥ ⎢t − ⎣ M − 1⎦ ⎣ V y ⎦
Keterangan : M
= jumlah butir
Vx
= variasi butir
Vy
= variasi total
F. Metode Analisis Data 1. Analisis Regresi Linier Berganda Tujuan dari anasisis ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen. Rumus regresi berganda sebagai berikut (Atmaja, 1997:341): Y = a + b1X1 + b2X2
Menerangkan mengenai besarnya pengaruh koefisien regresi variabel bebas (X1, X2) (komunikasi antara pribadi dan motivasi belajar) terhadap variabel tergantung (Y) ( prestasi siswa). Keterangan : Y
= prestasi siswa
a
= intersep (bilangan konstanta yang menunjukkan perpotongan antara garis regresi dengan sumbu y)
b1,2
= koefisien regresi
X1
= komunikasi antar pribadi
X2
= motivasi belajar
2. Analisis Regresi Parsial Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Rumus regresi parsial sebagai berikut (Atmaja, 1997:340). Y = a + b(1, 2) + X(1,2) Menerangkan mengenai besarnya pengaruh komunikasi antar pribadi dan motivasi belajar secara individual terhadap prestasi siswa. Keterangan: Y
= prestasi siswa
a
= intersep (bilangan konstanta yang menunjukkan perpotongan antara garis regresi dengan sumbu y)
b(1,2) = koefisien regresi X1
= komunikasi antar pribadi
X2
= motivasi belajar
3. Uji koefisien Regresi secara keseluruhan dan serentak Untuk menguji apakah koefisien regresi secara keseluruhan dan serentak signifikan atau tidak menentukan variabel dependen, maka digunakan statistic uji F (Atmaja,1997:341). Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut : a. Menentukan Ho dan Ha Ho = ß1 = 0, variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha = ß1 ≠ 0, variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dengan mencari nilai F table dengan tingkat kepercayaan 0,5 dan tingkat derajat pembilang k dan derajat penyebut n-k-1, dimana n adalah jumlah sampel data dan k adalah variabel independen. Terima Ho Tolak Ho
Tolak Ho
Titik Kritis
Titik Kristis
c. Menghitung nilai F hitung R2 / k −1 Fhitung = (1 − R 2 ) /(n − k )
d. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel Ho diterima bila Fhitung < Ftabel Ha diterima bila Fhitung > Ftabel e. Kesimpulan Ho diterima. Keadaan ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama dan serentak terhadap variabel dependen. Ha diterima. Keadaan ini menunjukkan adanya pengaruh yang siginifikan antara variabel independen secara bersama-sama dan serentak terhadap variabel dependen. 4. Uji Koefisien Regresi secara individual
Untuk membuktikan bahwa koefisien regresi suatu model regresi signifikan atau tidak, digunakan statistik uji t (Atmaja, 1997: 342). Langkah-langkah uji t adalah sebagai berikut: a. Menentukan Ho dan Ha Ho = ß1 = 0, variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha = ß1 ≠ 0, variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. b.Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dengan cara mencari nilai ttabel, dengan tingkat kepercayaan 0,05 dan derajat kebebasan n-2, dimana n adalah jumlah sampel data.
Terima Ho Tolak Ho
Tolak Ho Titik Kritis
Titik Kristis
c. Menghitung nilai t dengan menggunakan rumus: t=
bi − β i S bt
d. Membandingkan nilai thitung dengan ttabel Ho diterima bila thitung < ttabel Ha diterima bila thitung > ttabel e. Kesimpulan Ho diterima. Keadaan ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Ha diterima. Keadaan ini menunjukkan adanya pengaruh yang siginifikan antara variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Sejarah Berdirinya Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Yogyakarta merupakan unit satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atas dasar Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0559/6/1984
tanggal 20 April 1984 dan berkedudukan di bawah
pembinaan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Tugas pokok Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
7 Yogyakarta adalah
menyelenggarakan pendidikan dan latihan bagi siswanya dalam rangka menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah guna memenuhi tuntutan lapangan kerja. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
7 Yogyakarta adalah Sekolah yang
mempunyai Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen dengan Program Keahlian: 1. Akuntansi dengan nilai akreditasi
A
2. Adminiatrasi Perkantoran dengan nilai akreditasi
A
3. Pemasaran dengan nilai akreditasi
A
4. Usaha Perjalanan Wisata dengan nilai akreditasi
A
5. Multimedia dengan nilai akreditasi
A
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Yogyakarta mempunyai fungsi : a.
Melaksanakan proses belajar mengajar.
b.
Merencanakan program pendidikan dan pelatihan.
c.
Melaksanakan pembinaan kesiswaan.
d.
Melakanakan analisis kurikulum dan sinkronisasi pembalajaran
e.
Menjalin hubungan masyarakat dan kerjasama industri.
f.
Mengelola tenaga kependidikan.
g.
Mengelola fasilitas atau sarana dan prasarana.
h.
Mengelola keuangan.
i.
Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pendidikan dan pelatihan.
j.
Melakukan upaya-upaya dan pengelolaan sumber daya sekolah guna tujuan sekolah
mencapai
B. Visi dan Misi VISI : Menjadi SMK yang bertaraf Internasional yang dilandasi Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Esa.
MISI: 1. Melaksanakan pembelajaran yang berorientasi kepada kompetensi Standar Nasional maupun Internasional. 2. Mengembangkan hubungan dengan Dunia Usaha/Dunia Industri yang bertaraf Nasional maupun Internasional. 3. Menerapkan manajemen ISO 9001 tahun 2000. 4. Menumbuhkan penghayatan terhadap agama yang dianut dan budaya bangsa.
C. Struktur Organisasi SMK Negeri 7 Yogyakarta Struktur Organisasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Yogyakarta dapat dilihat pada gambar IV.1 halaman 34. D. Deskripsi Jabatan Kepala Sekolah dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah yaitu : 1. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum 2. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan 3. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana Prasarana 4. Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat Masing-masing program keahlian dikoordinir oleh Ketua Program Keahlian yang terdiri dari: 1. Ketua Program Keahlian Akuntansi 2. Ketua Program Keahlian Administrasi Perkantoran 3. Ketua Program Keahlian Pemasaran 4. Ketua Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata 5. Ketua Program Keahlian Multimedia
Ketua-ketua
Program
Keahlian
melaksanakan
tugas
dalam
meningkatkan
pembelajaran di jurusannya dibantu oleh wali-wali kelas yang langsung mengelola kelas setiap harinya. Untuk memperlancar tugas-tugas sekolah, Kepala Sekolah dibantu oleh tatausaha. Uraian tugas jabatan SMK Negeri 7 Yogyakarta adalah sebagai berikut 1. Kepala Sekolah a. Merencanakan RIPS Program Kerja Tahunan dan RAPBS b. Memelihara dan mengembangkan organisasi dan manajemen sekolah c. Merencana dan membina pengembangan profesi, karier guru dan staf d. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan program kerja sekolah e. Membuat DP3 guru dan staf f. Membina penyelenggaraan administrasi sekolah di bidang keuangan, ketenagaan, kesiswaan, perlengkapan dan kurikulum. g. Membina Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), tes formatif, tes sumatif/tes kejuruan/uji profesi, UAS/UAN. h. Membina dan mengawasi pelaksanaan Pendidikan Sistim Ganda. i. Membina kegiatan kerjasama sekolah dengan dunia usaha/dunia industri j. Membina dan mengawasi pelaksanaan unit produksi dan koperasi sekolah k. Membina bursa kerja sekolah l. Mempromosikan sekolah dan tamatan m. Membina pelaksanaan 7 K 2. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum a. Menyusun Program Pengajaran (mingguan, bulanan, semesteran, tahunan) b. Mengkoordinir kegiatan belajar mengajar termasuk pembagian tugas guru, jadwal pelajaran, evaluasi belajar dan sebagainya c. Menganalisis ketercapaian target kurikulum dan daya serap. d. Mengkoordinir kegiatan penyesuaian kurikulum dan program pendidikan sistem ganda bersama dengan Wakil Kepala Sekolah hubungan industri dan Kepala Sekolah. e. Menyusun laporan berkala dan insidentil tentang kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler.
f. Mendokumentasikan kurikulum, penyesuaian kurikulum dan bahan ajar yang telah baku. g. Mengkoordinir KBM dan membagi tugas guru. h. Mengkoordinir pelaksanaan evaluasi belajar. i. Mengkoordinasikan menyusun jadwal pelajaran j. Bersama Kaprodi menangani Pokja kurikulum. k. Membuat laporan berkala dan insidentil kepada kepala sekolah 3. Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan a. Menyusun program kerja pembinaan siswa (bulanan, semesteran, tahunan) b. Menyusun progran kerja 7 K dan mengkoordinir pelaksanaannya c. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan luar sekolah/ekstra kurikuler. d. Membina kepengurusan OSIS, pramuka, paskibraka, PMR dan lain-lain e. Membimbing dan mengawasi pengembangan hubungan siswa dengan siswa sekolah lain melalui organisasi yang ada. f. Mengkoordinir kegiatan upacara-upacara di sekolah g. Membuat laporan berkala dan insidentil kepada kepala sekolah 4. Wakil Kepala Sekolah bidang sarana prasarana a. Menyusun program kerja pemanfaatan, pemeliharaan dan perawatan sarana prasarana (bulanan, semesteran, tahunan) b. Mengkoorsinasikan penyusunan kebutuhan sarana dan prasarana c. Mengkoordinasikan pengadaan bahan praktek serta perlengkapan sekolah d. Mengkoordinasikan pemeliharaan, perbaikan, pengembangan dan penghapusan sarana e. Mengkoordinir pengawasan penggunaan sarana prasarana f. Membuat laporan berkala/insidentil kepada kepala sekolah
5. Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat a. Merencanakan penempatan PSG pada dunia usaha/industri dengan sekolah. b. Mengkoordinasikan dengan para ketua program keahlian Pokja PSG tentang pelaksanaan praktek industri. c. Mengkoordinasikan pembuatan peta DU/DI yang relevan baik ditingkat kota, kabupaten dan wilayah. d. Mengupayakan jalinan kerjasama antara dunia usaha/dunia industri dengan sekolah e. Mengupayakan kerja sama dengan asosiasi-asosiasi perusahaan/industri terkait (Kadin, Apindo, Asita, Depnaker) f. Merencanakan/memberikan training khusus yang berkaitan dengan motivasi, produksi kerja, etika kerja perusahaan dan lain-lain g. Merencanakan/melaksanakan program uji profesi dan sertifikasi bersama dunia usaha serta dunia industri. h. Membuat laporan kepada kepala sekolah. 6. Penelitian dan Pengembangan Umum. a. Menyusun program kerja pengembangan sekolah b. Bersama Waka merencanakan pengembangan sekolah secara umum c. Pemahaman terhdadap arah kebijaksanaan Derektorat
Pendidikan Menengah
Kejuruan. d. Peningkatan kenerja sekolah e. Menampung aspirasi eksternal maupun internal sekolah tentang pengembangan sekolah secara positif f. Memberikan pertimbangan pengambilan keputusan kebijaksanaan sekolah 7. Penelitian dan pengembangan eksternal a. Bersama Waka Humas merencanakan pengembangan kerja sama dengan DU/DI. b. Bersama Waka Humas dan BKK mengadakan promosi sekolah dan kerja sama dengan DU/DI maupun instansi terkait. c. Bersama dengan BKK dan BP mengadakan penelusuran tamatan.
8. Kepala Tatausaha a. Menyusun program kerja tatausaha sekolah b. Mengkoordinir pengelolaan keuangan sekolah c. Mengurus kebutuhan fasilitas TUS d. Mengatur pengurusan kepegawaian e. Membina dan mengembangkan karier tenaga tatausaha sekolah f. Menyiapkan dan menyajikan data statistik sekolah g. Mengatur administrasi hasil proses kegiatan belajar sekolah h. Mengatur administrasi inventaris sekolah: peralatan, perabot dan ATK i. Mengatur administrasi kesiswaan j. Membantu kepala sekolah dalam menyusun RIPS dan RAPBS 9. Urusan Kesejahteraan Sosial a. Mengelola dana kesejahteraan sosial b. Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kesejahteraan sosial guru maupun karyawan SMK N 7 Yogyakarta. c. Mengadministrasikan dengan tertib penggunaan dana kesejahteraan dan sosial. d. Mempertanggungjawabkan dana kesejahteraan dan sosial guru dan karyawan. e. Membuat laporan berkala dan insidentil kepada kepala sekolah. 10. Urusan bimbingan dan penyuluhan (Bimbingan Konseling) a. Menyusun program kegiatan tahunan tetap bimbingan dan penyuluhan. b. Memberikan penjelasan kepada calon siswa tentang macam-macam program studi, kemampuan dan lapangan kerja yang dimasuki. c. Mengkoordinasi pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan kejuruan. d. Melaksanakan bimbingan kepada siswa secara individual atau kelompok berkaitan dengan hambatan hidup, latar belakang sosial, pengaruh lingkungan, kesukaran belajar dan sebagainya. e. Memberikan informasi dan wawasan tentang karier kejuruan kepada siswa.
f. Memberikan dorongan kepada siswa secara klasikal maupun individual untuk mencintai kerja melalui kunjungan ke dunia kerja. g. Membuat laporan berkala dan insidentil kepada kepala sekolah. 11. Urusan Perpustakaan a. Membuat rencana program tahunan yang berhubungan dengan perpustakaan. b. Menginventarisasi buku-buku yang ada. c. Merencanakan kebutuhan penambahan buku-buku referensi, literature, pegangan bacaaan dan lain-lain. d. Melaksanakan administrasi perpustakaan dengan baik. e. Membuat laporan berkala dan insidentil kepada kepala sekolah. 12. Ketua Program Keahlian a. Menyusun program pembinaan dan pengembangan jurusan b. Peningkatan prestasi dalam jurusan yang bersangkutan. c. Observasi dan evaluasi kemajuan dan kemampuan siswa dalam jurusan yang bersangkutan. d. Koordinasi dengan guru-guru bidang studi dalam jurusannya e. Penyusunan laporan perkembangan jurusan. f. Inventarisasi pencapaian target kurikulum. g. Menyusun job sheet dan lampiran kegiatan praktek h. Menyusun pola kegiatan pengkayaan materi i. Pengamatan daya serap siswa j. Menjalin usaha kerjasama dengan kantor tertentu yang berhubungan dengan pengembangan jurusan. k. Mengamati,
menganalisa
hasil
tes
harian,
semester,
UAN/UAS
dan
menyimpulkan keunggulan dan kekurangan l. Membimbing dan membekali siswa dalam persiapan PSG. m. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dengan cara mendatangkan tenaga ahli
untuk
berceramah,
seminar,
pemerintah/swasta/perusahaan dan lain-lain )
lokakarya
(instansi
n. Melaporkan kegiatan secara periode kepada kepala sekolah. 13. Urusan Koperasi dan pertokoan a. Membuat rencana program tahunan tentang pengembangan koperasi/pertokoan. b. Membuat jadwal praktek bagi siswa yang praktek pertokoan. c. Membimbing, mengarahkan, menilai siswa yang melaksanakan praktek pertokoan. d. Melaksanakan administrasi pertokoan. e. Melaksanakan pembukuan pertokoan. f. Melaporkan kegiatan kepada kepala sekolah. 14. Koordinator bidang praktek kejuruan a. Membuat program kerja tahunan yang berkaitan dengan kegiatan praktek. b. Menyusun instrument praktek kejuruan. c. Menyusun jadwal praktek kejuruan d. Menyusun catatan kemajuan praktek siswa e. Membuat laporan berkala dan insidentil kepada sekolah. 15. Koordinator ekstra kurikuler a. Membuat rencana program tahunan b. Merencanakan kegiatan ekstra kurikuler yang akan diadakan c. Membuat formulir isian kegiatan ekstra kurikuler yang akan dipilih siswa. d. Selalu mengkomunikasikan program kegiatan kepada Pembina ektrakurukuler. e. Mengumpulkan nilai ekstra pada akhir semester f. Menyusun laporan berkala kepada kepala sekolah 16. Pelatihan ekstra kurikuler a. Membina kegiatan ekstra kurikuler b. Menilai kegiatan siswa secara periode
c. Bersama dengan koordinator ekstrakurikuler mencari bibit siswa yang berbakat dan berprestasi untuk diikutkan dalam event kejuaraan tertentu. d. Mengkoordinasikan setiap kegiatan dengan koordinator ekstra 17. Wali Kelas a. Menyusun program walikelas. b. Mengatur tempat duduk siswa di kelas dan membuat lay out kelas c. Menjalin hubungan dengan orang tua siswa d. Membantu bendahara sekolah dalam pengumpulan SPP dan sumbangan lainnya e. Mengumpulkan nilai dari para guru dan memasukan ke dalam daftar kumpulan nilai. f. Mengisi dan membagi raport g. Membantu siswa dalam memecahkan masalahnya. h. Memotivasi siswa dalam memecahkan masalahnya i. Memotivasi siswa dalam pelaksanaan 5K-7K j. Mengurusi dan memberi paraf setiap minggu pada prestasi kelas dan buku pengamatan k. Mengupayakan perlengkapan kelas seperti struktur kelas, regu kelas, jadwal, dan lain-lain. l. Membuat laporan berkala dan insidentil. 18. Urusan unit kesehatan sekolah a. Membuat rencana program kerja sekolah b. Merencanakan dan mengupayakan pengadaan obat-obatan P3K c. Mengadakan buku inventaris dan buku data pasien d. Menangani siswa yang sedang sakit e. Membuat laporan berkala dan insidentil kepada kepala sekolah
E. PRODUK YANG DIHASILKAN SEKOLAH 1. Program Keahlian Akuntansi Tujuan Program Keahlian: Menghasilkan tamatan yang memiliki keterampilan dan nilai serta sikap integrasi dan kecakapan kerja dalam bidang Akuntansi dengan menerapkan kewiraswastaan serta mampu mengadaptasi perkembangan masyarakat yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat memenuhi tuntutan dunia kerja dan masa yang akan datang. Bidang pekerjaan: Pemegang buku, kasir teller, juru penggajian, operator komputer, administrasi gudang, menyusun laporan keuangan. 2. Program Keahlian Administrasi Perkantoran Tujuan program keahlian: Menyiapkan tenaga pelaksana dibidang administrasi perkantoran/sekretaris yang memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap sebagai manusia yang bertanggung jawab dan mencintai profesi pekerjaan. Bidang pekerjaan: Jenis Tata Usaha Kantor, Sekretaris Muda (Yunior Secretary), Juru Tik, Resepsionis, Juru Steno, Operator Komputer, Operator Telepon-Fax-Teleks, Arsiparis/Agendaris, Petugas Humas/Keprotokolan. 3. Program Keahlian Pemasaran Tujuan program keahlian: menyiapkan tenaga pelaksana yang professional dalam bidang bisnis retail, serta mengembangkan sikap kewirausahaan. Bidang Pekerjaan: Pramuniaga, Tenaga Pemasaran, Tenaga Pembelian, Pengelola Gudang, Kasir, Tenaga Administrasi Penjualan dan Pembelian, Perantara Dagang. 4. Program Keahlian Usaha Perjalanan Wisata Tujuan program keahlian: menyiapkan tamatan yang siap memasuki lapangan kerja, dapat mengembangkan sikap professional dalam lingkungan Usaha Perjalanan Wisata, mampu memikirkan karir, mampu berkompetensi, mengembangkan diri dalam lingkup keahlian Usaha Perjalanan Wisata. Bidang pekerjaan: Pemandu Wisata, Tenaga Administrasi Tour&Travel
5. Program Keahlian Multimedia Tujuan program keahliah: menghasilkan tamatan yang bertaqwa kepada Tuhan Tang Maha Esa, sopan dan berbudaya, mampu berkompetisi dan berprestasi di bidang multimedia, mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, siap bekerja di bidang multimedia, menjaga nama baik Almamater. Berkompeten dibidang pekerjaan: pembuatan dan pengelolaan web design, pembuatan video klip dan penyuntingan video, pembuatan animasi dan bekerja di bidang periklanan, pembuatan CD interaktif.
BAB V ANALISIS DATA Analisis data yang disajikan dalam bab ini adalah analisis deskriptif dengan variabelvariabel penelitian dan analisis kualitatif untuk melakukan pengujian terhadap kebenaran hipotesis penelitian. Analisis regresi korelasi berganda dan analisis korelasi berganda merupakan alat pengujian terhadap kebenaran hipotesis penelitian yang diajukan penulis. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 71 responden yaitu siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta, Jl. Gowongan Kidul Jt. III/416 Yogyakarta dengan waktu penelitian pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2010. A. Karakteristik Responden Kondisi demografis atau karakteristik responden merupakan sifat yang melekat pada diri responden sebagai subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta, Jl. Gowongan Kidul Jt. III/416 Yogyakarta. Dilihat dari jenis kelamin bahwa responden siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta ini semua berjenis kelamin perempuan sebanyak 71 orang, dengan demikian yang menjadi responden adalah sebanyak 71 siswa.
B. Analisis Variabel Penelitian Dalam bagian ini disajikan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian, deskripsi terhadap variabel-variabel tersebut dalam hal ini dilakukan pada pengelompokan jawaban responden untuk variabel yang bersangkutan ke dalam kategori Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju, (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) yang selanjutnya dari pengelompokan ini akan diperoleh distribusi jawaban responden. 1. Variabel Prestasi Siswa Nilai dari variabel Prestasi Siswa (Y) diperoleh dengan cara menjumlahkan skor pada masing-masing pernyataan untuk variabel tersebut. pernyataan pada variabel ini terdiri dari 7 (tujuh) pernyataan dengan penilaian bahwa apabila jawaban yang diberikan responden Sangat Setuju (SS) akan diberikan nilai 5 (lima), Setuju (S) akan diberikan nilai 4 (empat), Kurang Setuju (KS) akan diberikan nilai 3 (tiga), Tidak Setuju (TS) akan diberikan nilai 2 (dua) dan Sangat Tidak Setuju (STS) akan diberikan nilai 1 (satu). Pada 7 (tujuh) pernyataan yang diberikan oleh responden yang terdiri dari nilai yang diperoleh selama ini baik, masalah pelajaran dapat diatasi dengan baik, prestasi selama ini didukung oleh motivasi belajar, komunikasi antar pribadi mendukung prestasi belajar, semua tugas-tugas selalu dikerjakan dengan baik. Dari 71 responden menunjukkan nilai sebesar 1.953.(Dapat dilihat pada lampiran skor jawaban responden) 2. Variabel Komunikasi antar Pribadi Nilai dari variabel Komunikasi antar Pribadi (X1) diperoleh dengan cara menjumlahkan skor pada masing-masing pernyataan untuk variabel tersebut. pernyataan pada variabel ini terdiri dari 7 (tujuh) pernyataan dengan penilaian bahwa apabila jawaban yang diberikan responden Sangat Setuju (SS) akan diberikan nilai 5 (lima), Setuju (S) akan diberikan nilai 4 (tiga), Kurang Setuju (KS) akan diberikan nilai 3 (tiga), Tidak Setuju (TS) akan diberikan nilai 2 (dua) dan Sangat Tidak Setuju (STS) akan diberikan nilai 1 (satu). Pada pernyataan materi pelajaran selama ini selalu dipelajari, prestasi yang diperoleh selama ini didukung dengan belajar rajin dari total 71 responden menunjukkan nilai sebesar 2.113.(Dapat dilihat pada lampiran skor jawaban responden) 3. Variabel Motivasi Nilai dari Motivasi (X2) diperoleh dengan cara menjumlahkan skor pada masingmasing pernyataan untuk variabel tersebut. pernyataan pada variabel ini terdiri dari 7 (tujuh) pernyataan dengan penilaian bahwa apabila jawaban yang diberikan responden Sangat Setuju (SS) akan diberikan nilai 5 (lima), Setuju (S) akan diberikan nilai 4
(empat), Kurang Setuju (KS) akan diberikan nilai 3 (tiga), Tidak Setuju (TS) akan diberikan nilai 2 (dua) dan Sangat Tidak Setuju (STS) akan diberikan nilai 1 (satu). Pada pernyataan hubungan dengan teman-teman sekelas cukup baik dan harmonis, mendapat dukungan dengan teman-teman sekolah, prestasi diperoleh dengan motivasi dan hubungan komunikasi dengan teman sekelas, dari total 71 responden menunjukkan nilai sebesar 2.106. (Dapat dilihat pada lampiran skor jawaban responden)
C. Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Validitas Uji validitas (uji kesahihan butir) adalah alat untuk menguji apakah tiap-tiap butir telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin diselidiki. Semakin tinggi validitas suatu alat ukur, semakin tepat alat ukur tersebut mengenai sasaran. Apabila hasil dari uji ini bernilai positif maka dapat dikatakan valid dan apabila hasil dari uji ini bernilai negatif maka dapat dikatakan instrumen data tersebut tidak valid. Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel
reability utir
Status
coefficient
pernyat aan
hitung
standar Valid
.6537
.600
Valid Valid
Prestasi Siswa
.6054
.600
Valid Valid
.6385
.600
Valid Valid
.6372
.600
.7652
.600
.8104
.600
.8233
.600 Valid
.8065
.600
Valid Valid
Komunikasi
.7717
.600
Valid Valid
antar Pribadi .7972
.600
Valid Valid
.7772
.600
.8425
.600
.7809
.600
.7803
.600 Valid
.6192
.600
Valid Valid
Motivasi
.6784
.600
Valid Valid
.8350
.600
Valid Valid
.8463
.600
.6180
.600
.7934
.600
.8753
.600
Berdasarkan bantuan komputer Program SPSS Ver.12.0 dapat diketahui bahwa hasil uji validitas instrumen dari 21 butir pernyataan yang terdiri dari masing-masing variabel prestasi siswa, komunikasi antar pribadi dan motivasi, dari masing-masing variabel pernyataan secara keseluruhan butir pernyataan dinyatakan valid karena memiliki nilai reliability coefficient yang lebih besar dari reliability coefficient standar yaitu sebesar 0,600. 2. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabel dinyatakan reliabel jika memiliki koefisien korelasi alpha cronbach melebihi 0,60 (Sugiyono, 2003 : 382). Uji reliabilitas ini dilakukan untuk keterandalan instrumen data penelitian. Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa variabel bebas yang dimiliki koefisien reabilitas (alpha cronbach) lebih besar dari 0,60 seperti yang terlihat dalam tabel V.2. di bawah ini. Dengan demikian instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel. Tabel V.2 Hasil Uji Reliabel Instrumen Alpha
Alpha
Status
Variabel
Chronbach
disyaratkan
Komunikasi antar pribadi
0.8192
0.60
Reliabel
Motivasi
0.8018
0.60
Reliabel
Prestasi siswa
0.8265
0.60
Reliabel
Berdasarkan tabel V.2 hasil pengujian dapat diketahui bahwa variabel independen yang diuji memiliki koefisien reliabel alpha cronbach lebih besar dari 0.60. Komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi sebesar 0.8192, motivasi sebesar 0.8018 dan
prestasi siswa sebesar 0.8265 dengan demikian insturmen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel. Diketahui dari hasil uji butir-butir pernyataan yang diajukan sebagai data penelitian dinyatakan valid dan masing-masing variabel instrumen reliabel maka semua instrumen dapat digunakan untuk diambil sebagai sampel penelitian.
D. Analisis Data Analisis data diawali dengan analisis diskriptif tentang tanggapan responden dari hasil kuisioner dan dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji t dan uji F. 1. Analisis Diskriptif Analisis ini digunakan untuk menganalisa data berdasarkan hasil kuisioner dari responden yang diperoleh secara deskriptif. Dalam analisis ini peneliti akan menguraikan berbagai hal yang ditemukan dalam penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekwensi. Adapun penentuan indeks sikap responden digunakan skala likert yaitu bobot tertinggi 5 dikurangi dengan bobot terendah 1 dibagi dengan kategori sikap (5-1) / 4 = 1 dengan demikian jawaban dari responden dapat dikukur sebagai berikut: 5.00
Sangat Setuju
(SS)
4.00
Setuju
(S)
3.00
Kurang Setuju
(KS)
2.00
Tidak Setuju
(TS)
1.00
Sangat Tidak Setuju (STS)
Jika dilihat skala pengukuran nilai dari jawaban kuisioner responden dapat ketahui bahwa nilai 5,00 adalah jawaban Sangat Setuju (SS), nilai 4,00 adalah jawaban Setuju (S), nilai 3,00 adalah jawaban Kurang Setuju (KS) dan nilai 2,00 adalah jawaban Tidak Setuju (TS), nilai 1,00 adalah jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). 2. Analisis Kuantitatif Analisis ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan. Adapun alat-alat hipotesis yang digunakan meliputi : a. Analisis Regresi
Analisis regresi linier adalah analisis yang menghubungkan lebih dari dua variabel. Untuk mengetahui besarnya prestasi siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Yogyakarta dinilai dari variabel independen yaitu : komunikasi antar pribadi (X1), motivasi (X2). Dalam bentuk matematika hubungan tersebut dapat digambarkan dengan rumus : Y = a + blX1 + b2X2 + ε Keterangan: Y
= Prestasi Siswa
a
= Konstanta
bl, b2
= Koefisien regresi
X1
= Komunikasi antar pribadi
X2
= Motivasi
ε
= Standar error
Berdasarkan hasil tanggapan responden melalui kuisioner kemudian data tersebut diolah dengan bantuan komputer program SPSS Ver 12.0, dan mendapatkan hasil sebagai berikut : Tabel V.3 Coefficients Komunikasi antar Pribadi, Motivasi Coefficientsa
Model 1
(Constant) Komunikasi antar Pribadi Motivasi
Unstandardized Coefficients B Std. Error 15,231 4,437 ,278 ,101 ,135 ,113
Standardized Coefficients Beta ,313 ,136
t 3,433 2,753 2,197
Sig. ,001 ,008 ,235
a. Dependent Variable: Prestasi Siswa
Berdasarkan tabel V.3 Coefficient merupakan hasil dari proses pengolahan data dengan program SPSS Ver. 12.0 maka dapat diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut: Y = 15,231 + 0,278 (X1) + 0,135 (X2) + ε Dari persamaan regresi di atas, menunjukkan nilai konstanta (a) sebesar 15,231 berarti apabila variabel komunikasi antar pribadi (X1), motivasi dianggap tetap, maka prestasi siswa sebesar 15,231.
Untuk koefisien regresi dari persamaan regresi di atas dapat diartikan bahwa Prestasi siswa terhadap Komunikasi antar pribadi (X1) meningkatkan Prestasi siswa sebesar 0,278 dengan anggapan variabel motivasi (X2) dianggap tetap. Jika variabel Komunikasi antar pribadi diangap tetap maka akan meningkatkan variabel Motivasi (X2) sebesar 0.135 terhadap Prestasi siswa. Jika komunikasi antar pribadi dan motivasi dianggap tetap maka nilai prestasi siswa sebesar 15,231. b. Analisis Determinasi Merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui berapa persen (%) variabelvariabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Berdasarkan analisis Program SPSS Ver. 12.0 didapat diketahui, sebagai berikut: Tabel V.4 Model Summary
Model 1
R ,345a
R Square ,119
Adjusted R Square ,093
Std. Error of the Estimate 2,26393
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Komunikasi antar Pribadi
Nilai koefisien determinan (R2) adalah 0,345 nilai ini terletak diantara 0 (nol) dan 1 (satu) atau (0 ≤ R2 ≤ 1). Karena nilai 0,345 terletak diantara 0 (nol) dan 1 (satu) berarti variabel Komunikasi antar pribadi (X1), Motivasi (X2) mampu menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi terhadap prestasi siswa. Kriteria dari nilai R2 adalah (0 ≤ R2 ≤ 1) dan nilai 0,345 memenuhi kriteria berarti variabel Komunikasi antar pribadi (X1), Motivasi
(X2) berpengaruh sempurna
terhadap Prestasi siswa pada SMK Negeri 7 Yogyakarta. c. Analisis Koefisien Korelasi Koefisien korelasi adalah cara utama yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara Komunikasi antar pribadi (X1), Motivasi (X2) terhadap Prestasi siswa (Y), hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
b 1 Σx 1 y + b 2 Σx 2 y + b 3 Σx 3 y + b 4 Σx 4 y
Rumus: R2 =
Σy 2
Dengan melihat Tabel V.8 Model Summary diperoleh R2 sebesar 0,345 dimana Prestasi siswa (Y) dipengaruhi oleh variabel Komunikasi antar pribadi (X1), Motivasi (X2) diperoleh dari persentase R2 (0,345) dan untuk sisanya yaitu 0,655 ini dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini dari perhitungan di atas dapat diartikan bahwa, Prestasi siswa (Y) sangat dipengaruhi oleh variabel Komunikasi antar pribadi (X1), Motivasi (X2). d. Uji Signifikan Untuk menguji apakah memiliki hubungan secara signifikan antara variabel Komunikasi antar pribadi (X1), Motivasi (X2) terhadap Prestasi siswa dapat dipergunakan test of significant yaitu: df = -1,α = 0.05, dimana data tersebut berdasarkan analisis yang diolah dengan menggunakan SPSS Ver. 12.0 dan mendapatkan hasil seperti yang terdapat pada tabel V.3. coefficients. Untuk melakukan uji signifikan penulis berlandaskan pada asumsi hipotesis dibawah ini : Dengan asumsi nilai t hitung > t tabel maka : Ho ditolak
: jika t hitung < t tabel yang berarti tidak terdapat hubungan antara variabel Komunikasi antar pribadi (X1), Motivasi (X2) terhadap Prestasi siswa (Y).
Ho
diterima
: jika t
hitung
> t
tabel
yang berarti terdapat hubungan antara variabel
variabel Komunikasi antar pribadi (X1), Motivasi (X2) terhadap Prestasi siswa (Y). Untuk mencari uji signifikan, terlihat hasil uji signifikasi pada variabel Komunikasi antar pribadi (X1), Motivasi belajar (X2) memang berpengaruh terhadap Prestasi siswa (Y) karena semua variabel yang diteliti memiliki nilai signifikasi lebih kecil dari 0.05.
Dengan demikian variabel Komunikasi antar pribadi (X1) dan
Motivasi Belajar (X2) memiliki hubungan yang signifikan terhadap Prestasi siswa (Y).
e. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel variabel Komunikasi antar pribadi (X1), Motivasi (X2) terhadap Prestasi siswa (Y) secara parsial. Berdasarkan dugaan sementara terhadap hipotesis penelitian yang menyatakan hipotesis diterima atau ditolak. Untuk melaksanakan pengujian ini penulis menggunakan uji t dengan ketentuan bahwa tarif signifikansi alpha 5% (0,05) dan tingkat kepercayaan 95% pada derajat kebebasan dk = n-k-1 yaitu sebesar 69 (71-1-1). Dengan derajat kebebasan sebesar 69 dapat diketahui t tabel adalah 1,99.
Langkah-langkah Pengujian Hipotesis 1)
Pengaruh variabel Komunikasi antar pribadi (X1) terhadap Prestasi siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta. Hipotesis yang diajukan: Ho diterima : Jika t
hitung
< t
tabel
yang berarti tidak terdapat hubungan antara
variabel Komunikasi antar pribadi (X1), terhadap variabel Prestasi siswa (Y). Ho ditolak
: Jika t
hitung
> t
tabel
berarti terdapat hubungan antara variabel
Komunikasi antar pribadi (X1), terhadap variabel Prestasi siswa (Y). Uji dilakukan dua sisi pada taraf signifikan alpha 5% atau tingkat kepercayaan 95% pada derajat kebebasan (dk) n-k-1 yaitu 71-1-1 = 69 diketahui t 1,99 sementara t
hitung
adalah 2,753 dengan demikian t
hitung
tabel
sebesar
lebih besar dari t
tabel
(2,753 > 1,99) maka Ho ditolak dan menerima Ha dengan demikian komunikasi antar pribadi mempengaruhi prestasi siswa. Jika digambarkan dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut: Gambar V.1 Kurva Ho variabel Komunikasi antar pribadi
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak -1.99
1.99
2.75
2)
Pengaruh Motivasi (X2) terhadap Prestasi siswa Hipotesis yang diajukan : Ho tolak
: Jika t
hitung
< ttabel yang berarti tidak terdapat hubungan antara
variabel Motivasi (X2) terhadap variabel Prestasi siswa (Y). Ho terima
: Jika t
hitung
> t
tabel
berarti terdapat hubungan antara variabel
Motivasi (X2) terhadap variabel Prestasi siswa (Y). Uji dilakukan dua sisi pada taraf signifikan alpha 5% atau tingkat kepercayaan 95% pada derajat kebebasan (dk) n-k-1 yaitu 71-1-1 = 69 diketahui t 1,99 sementara t
hitung
adalah 2,197 dengan demikian t
hitung
tabel
sebesar
lebih besar dari t
tabel
(2,19 > 1,99) maka Ho ditolak dan menerima Ha dengan demikian motivasi berpangaruh terdapat prestasi siswa. Jika digambarkan dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut :
Gambar V.2 Kurva Ho Motivasi Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak -1.99
1.99
2.19
f. Uji F (Pengujian Secara Serempak) Uji F dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel Komunikasi antar pribadi (X1), Motivasi (X2) secara bersama-sama (serempak) mempengaruhi terhadap variabel Prestasi siswa (Y). Uji F digunakan sebagai uji signifikansi model dengan formulasi rumus : Fh = R 2 /k (1 - R 2 ) (n − k − 1)
Dimana Fh
= F hitung
R2
= Nilai dari koefisien determinasi
k
= Kebanyakan variabel bebas
n
= Banyaknya observasi
Langkah-langkah pengujian hipotesis Ho diterima
: Jika Fhitung ≤ Ftabel tidak terdapat pengaruh secara serempak antara variabel Komunikasi antar pribadi (X1), Motivasi (X2) terhadap Prestasi siswa (Y).
Ho ditolak
: Jika Fhitung > Ftabel terdapat pengaruh secara serempak antara variabel Komunikasi antar pribadi (X1), Motivasi (X2) terhadap Prestasi siswa (Y).
Uji F ini dilakukan pada taraf signifikan alpha 5% atau tingkat kepercayaan 95% pada derajat penyebut (dk) n-k-1 yaitu 71-1-1 = 69 dan derajat kebebasan 2. Program SPSS Ver. 12.0 menunjukkan hasil uji F adalah pada tabel V.5 berikut ini : Tabel V.5 Anova ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 47,222 348,524 395,746
df 2 68 70
Mean Square 23,611 5,125
F 4,607
Sig. ,013a
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Komunikasi antar Pribadi b. Dependent Variable: Prestasi Siswa
Berdasarkan tabel V.5 Anova diketahui F
hitung
sebesar 4,607 lebih besar dari F
tabel
3,12 (4,607 > 3,12) dengan demikian Ho ditolak dan akan menerima Ha, sehingga variabel penelitian secara bersama sama mempengaruhi Prestasi siswa. Secara grafis daerah penerimaan dan penolakan dapat digambarkan dalam bentuk kurva.
F
Gambar V.3
Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho 3,12
4,607
Kurva Uji F
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang penulis lakukan terhadap siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010 waktu penelitian mulai bulan Januari sampai bulan Maret 2010 dengan jumlah responden sebanyak 71 siswa menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada variabel Komunikasi antar Pribadi Siswa terdapat pengaruh terhadap Prestasi Siswa dengan nilai t
hitung
2,753 lebih besar dari t
tabel
1,99 sehingga hipotesis yang diajukan
terbukti dengan nilai sebesar 0,278 yang artinya bahwa Prestasi Siswa rata-rata SMK Negeri 7 Yogyakarta dipengaruhi oleh Komunikasi antar Pribadi Siswa dengan nilai sebesar 2,78. 2. Pada variabel Motivasi Belajar Siswa terdapat pengaruh terhadap Prestasi Siswa dengan nilai t
hitung
2,197 lebih besar dari t
tabel
1,99 sehingga hipotesis yang diajukan terbukti,
nilai sebesar 0,135 yang artinya bahwa Motivasi Siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta memberikan prestasi siswa rata-rata sebesar 0,135. 3. Variabel Komunikasi antar Pribadi Siswa dan Motivasi Siswa secara bersama-sama mempengaruhi Prestasi Siswa SMK Negeri 7 Yogyakarta dengan nilai F besar dari F F tabel.
tabel
hitung
4,67 lebih
3,12. Dengan demikian hipotesis terbukti bahwa F hitung lebih besar dari
B. Saran 1. Walaupun variabel Komunikasi antar Pribadi Siswa dan variabel Motivasi Siswa secara bersama-sama mempengaruhi Prestasi Siswa akan tetapi memiliki nilai agak rendah, hal ini dikarenakan penelitian ini hanya meneliti dua variabel bebas (komunikasi antar pribadi dan motivasi). 2. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Prestasi Siswa untuk lebih memperhatikan jumlah variabel yang akan diteliti. Hal ini sangat berpengaruh terhadap signifikansi dan korelasi pada hubungan variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas). 3. Bagi siswa Adanya belajar kelompok dapat meningkatkan hubungan yang baik antar siswa,dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan dalam materi pelajaran karena dapat didiskusikan dengan teman sehingga kesulitan dalam materi pelajaran dapat teratasi dengan baik. Dari dalam siswa apabila tidak ada keinginan untuk belajar, meraih sebuah prestasi, menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan baik, maka tidak akan timbul motivasi untuk belajar sehingga prestasi tidak dapat diraih.Didalam mencari tempat kos atau tempat tinggal hendaknya yang bida menuntuhkan motivasi dan mendukung belajar misalnya suasana yang tenang didalam kos, anak-anak kos yang rajin belajar dan memiliki prestasi bagus sehingga memotivasi siswa untuk belajar. 4. Lingkungan sekolah juga berperan dalam motivasi belajar siswa, Guru diharapkan dapat membantu memotivasi siswa agar rajin belajar,mempunyai hubungan yang baik dengan sesama siswa, sehingga siswa dapat meraih prestasi untuk mempersiapkan diri dalam memasuki persaingan dunia kerja,dan sekolah mampu menghasilkan sumber daya yang benar-benar berkualitas dan berkompeten.