PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK UTARA Oleh: ASRI DWI RAHAYU NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email:
[email protected]
Abstrak Program pemberian ASI eksklusif belum terlaksana dengan baik dikarenakan belum maksimalnya penggunaan ruang laktasi dan masyarakat kurang memahami pentingnya ASI eksklusif. Selain itu, ibu yang sedang menyusui tidak diarahkan ke ruang laktasi dan masih ada bayi tidak lulus ASI eksklusif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektivitas program pemberian air susu ibu eksklusif di Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara. Teori yang digunakan peneliti adalah teori menurut Emitai Etzioni (Subkhi, 2013:252) yakni aspek adaptasi, integrasi, motivasi anggota, dan produksi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dilihat dari aspek adaptasi, kurangnya prasarana seperti tempat duduk menyebabkan tidak semua ibu dapat menyusui anaknya di ruang laktasi saat kegiatan imunisasi. Kemudian, integrasi yang dilakukan belum maksimal karena masih ada ibu yang memberikan susu formula saat berpergian dan beberapa organisasi yang terlibat kurang berperan. Selain itu, kurangnya motivasi petugas UPTD untuk mengarahkan ibu yang sedang menyusui anaknya ke ruang laktasi. Kemampuan produksi juga kurang maksimal karena kurangnya jumlah konselor ASI. Peneliti menyarankan sebaiknya pihak UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara menambah prasarana yang kurang, mensosialisasikan cara memerah dan menyimpan ASI, menyuruh ibu menyusui anaknya di ruang laktasi, dan menambah konselor ASI. Kata-kata kunci: Efektivitas Program, Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, Unit Pelaksana Teknis Daerah, Kecamatan Pontianak Utara.
Abstract Program of giving exclusive ASI is not realize well because not maximal use of lactation room and the public lack of understanding the importance of exclusive ASI. In addition, mothers who breastfeeding are not directed to the lactation room and there are some babies not pass period of exclusive ASI. The purpose of this research is to analyze the program effectiveness of giving exclusive breast milk in the Regional Technical Implementation Unit of health center of North Pontianak. The theory used by researcher is the theory according Emitai Etzioni (Subkhi, 2013: 252) that is the aspects of adaptation, integration, member motivation, and production. The method of this research used is descriptive qualitative. The results of the study indicate that viewed from aspects of adaptation, the lack of infrastructure such as the seat cause not all mother can breastfeed their child in the lactation room when immunization activities. Then, the integration is not maximized because there are still mothers give the formula milk when traveling and several organizations that involved are less in participacy. In addition, the lack of motivation the employee’s UPTD to aim some mothers who breastfeeding their child to the lactation room. The production capability is also less than the maximum because the lack of ASI counselor. The researcher suggest UPTD of health center of North Pontianak should increase the minimum infrastructure, socialize how to flush and store ASI, emphasize mothers to breastfeed their child in the lactation room, and increase the number of ASI counselor. Keywords: Program Effectiveness, Giving Exclusive Breast Milk, Regional Technical Implementation Unit, North Pontianak.
1 ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pasal 5 ayat 1 berbunyi “Setiap ibu yang
A. PENDAHULUAN
melahirkan
wajib
memberikan
ASI
Kesehatan merupakan hak asasi yang
eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya
tercantum dalam Undang-Undang Dasar
selama 6 bulan”. Dengan demikian, semua
1945 pasal 28 H ayat 1, sehingga perlu
bayi yang baru lahir sampai usia 6 bulan
diupayakan,
akan
diperjuangkan,
dan
memperoleh
untuk
eksklusif.
Dalam
ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh
mendapatkan
seluruh komponen bangsa agar dapat
peraturan tersebut juga disebutkan bahwa
menikmati hidup sehat. Oleh karena itu,
setiap penyelenggara fasilitas pelayanan
upaya yang dilakukan untuk menangani
kesehatan wajib memberikan informasi dan
masalah kesehatan terutama bagi bayi yaitu
edukasi
melaksanakan program pemberian Air
kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk
Susu
Program
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
merupakan
serta wajib menyediakan ruang laktasi
program pemberian ASI saja pada bayi
dalam mendukung program pemberian ASI
sejak dilahirkan sampai usia 6 (enam)
eksklusif.
Ibu
pemberian
(ASI) ASI
eksklusif. eksklusif
bulan tanpa menambahkan makanan atau minuman
lain.
Susu
eksklusif,
memberikan
Cakupan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Siantan Hilir yang sekarang
merupakan asupan yang terbaik bagi bayi
menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah
karena ASI memiliki berbagai kandungan
(UPTD) Puskesmas Kecamatan Pontianak
yang sesuai dengan pencernaan si bayi,
Utara pada tahun 2014 sebesar 45,81 %.
meningkatkan daya tahan tubuh bayi,
Persentase tersebut belum mencapai target
mengurangi alergi, dan mengurangi tingkat
yang ditetapkan yaitu sebesar 62 %.
kematian
Permasalahan dalam pelaksanaan program
berisi
Ibu
ASI
(ASI)
karena
Air
ASI
haknya
berbagai
zat
kekebalan yang melindungi bayi dari
pemberian
berbagai penyakit. Manfaat memberikan
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara
ASI
yang
yaitu belum maksimalnya penggunaan
memberikan ASI secara eksklusif yaitu
ruang laktasi dan masyarakat kurang
dapat menunda haid dan kehamilan serta si
memahami
ibu tidak perlu mengeluarkan biaya mahal
Kemudian, ibu yang sedang menyusui
untuk membeli susu formula.
anaknya tidak disuruh ke ruang laktasi dan
juga
dirasakan
Peraturan
bagi
Walikota
ibu
Pontianak
ASI
eksklusif
pentingnya
ASI
di
UPTD
eksklusif.
masih ada bayi tidak lulus ASI eksklusif.
Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pemberian
Jumlah bayi
lulus ASI eksklusif pada
Air Susu Ibu eksklusif di Kota Pontianak
tahun 2014 sebanyak 93 bayi dan jumlah 2
ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
bayi tidak lulus ASI eksklusif sebanyak
B. TEORI
110 bayi. Berdasarkan
yang
Teori yang digunakan oleh peneliti
peneliti paparkan, maka fokus penelitian
untuk menganalisis efektivitas program
ini
pemberian
ialah
permasalahan
pada
efektivitas
program
ASI
eksklusif
di
UPTD
pemberian air susu ibu eksklusif di Unit
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara
Pelaksana
Puskesmas
ialah teori menurut Emitai Etzioni (Subkhi,
Kecamatan Pontianak Utara. Rumusan
2013:252) yang mencakup empat aspek
permasalahan dalam penelitian ini yaitu
yaitu:
bagaimana efektivitas program pemberian
1. Adaptasi
air susu ibu eksklusif di Unit Pelaksana
Adaptasi
Teknis Daerah Puskesmas Kecamatan
organisasi untuk menyesuaikan diri
Pontianak Utara?. Adapun tujuan dari
dengan
penelitian ini ialah untuk mengetahui dan
penyelenggara fasilitas kesehatan seperti
menganalisis
program
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
pemberian air susu ibu eksklusif di Unit
Utara wajib menyediakan sarana dan
Pelaksana
prasarana
Teknis
Daerah
efektivitas
Teknis
Daerah
Puskesmas
adalah
kemampuan
suatu
lingkungannya.
pendukung
Setiap
program
Kecamatan Pontianak Utara ditinjau dari
pemberian ASI eksklusif. Oleh karena
aspek adaptasi, integrasi, motivasi anggota,
itu,
dan produksi.
adaptasi yaitu sarana dan prasarana
Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
peneliti
menggunakan
kriteria
(Wismanawati, 2013:3). 2. Integrasi
Ilmu Administrasi Negara pada kajian
Integrasi yaitu pengukuran terhadap
Manajemen Publik dan menjadi masukan
tingkat kemampuan suatu organisasi
bagi peneliti lain dalam memahami teori
untuk
efektivitas. Manfaat praktis dari penelitian
komunikasi dengan berbagai macam
ini
memberikan
organisasi lainnya. Peneliti meneliti
sumbangan informasi bagi peneliti lain,
kemampuan petugas UPTD Puskesmas
masyarakat, dan instansi terkait khususnya
Kecamatan
mengenai efektivitas pelaksanaan program
melakukan
pemberian air susu ibu eksklusif.
pemberian ASI eksklusif dan bagaimana
diharapkan
dapat
mengadakan
komunikasi
Pontianak
sosialisasi
Utara
sosialisasi
antara
pihak
dan
dalam program
UPTD
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara dengan berbagai organisasi yang terlibat 3 ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dalam pelaksanaan program pemberian
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian
ASI eksklusif. Oleh karena itu, peneliti menggunakan kriteria integrasi yaitu
Peraturan Walikota Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif di Kota Pontianak
proses sosialisasi dan komunikasi. 3. Motivasi Anggota Motivasi anggota ialah pengukuran mengenai keterikatan dan hubungan antara
pelaku
organisasi
dengan
Permasalahan 1. Belum maksimalnya penggunaan ruang laktasi 2. Masyarakat kurang memahami pentingnya ASI eksklusif 3. Ibu yang sedang menyusui tidak diarahkan ke ruang laktasi 4. Masih ada bayi tidak lulus ASI eksklusif
organisasinya dan kelengkapan sarana bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi. Peneliti menggunakan
Fokus Penelitian Efektivitas Program Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif di Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara
kriteria motivasi yaitu sifat pekerja meliputi
sikap
petugas
kesehatan
(Danim, 2004:34) dan kelengkapan sarana bagi pelaksanaan tugas. 4. Produksi
Teori Pengukuran efektivitas menurut Emitai Etzioni (Subkhi, 2013:252) mencakup aspek: 1. Adaptasi 2. Integrasi 3. Motivasi Anggota 4. Produksi
Produksi ialah pengukuran efektivitas yang dihubungkan dengan jumlah dan mutu keluaran. Produksi (Ratminto dan
Hasil yang diharapkan Efektifnya program pemberian ASI eksklusif di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara ditinjau dari aspek adaptasi, integrasi, motivasi anggota, dan produksi
Atik Septi Winarsih, 2013:177) adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan organisasi untuk menghasilkan keluaran yang
dibutuhkan
oleh
lingkungan.
Kriteria produksi yang peneliti gunakan yaitu
kuantitas
SDM
menyangkut
jumlah SDM dan kualitas SDM berupa kemampuan bekerja (Tohardi, 2002:15).
C. METODE PENELITIAN Jenis penelitian dalam
penelitian
kualitatif.
ini
Peneliti
yang
digunakan
ialah
deskriptif
menggambarkan
keadaan yang relevan sesuai permasalahan yang diteliti dengan didukung fakta-fakta dan data yang ditemukan di lapangan untuk mendeskripsikan
efektivitas
pemberian
eksklusif
ASI
program di
UPTD
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara. Langkah-langkah
penelitian
yang 4
ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dilakukan
oleh
dari
peneliti menguji keabsahan data dalam
penelitian kepustakaan (library research)
penelitian ini menggunakan triangulasi
dan penelitian lapangan (field research).
sumber
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan
2007:331) dengan beberapa langkah yaitu:
Februari 2015 hingga Januari 2016. Subjek
membandingkan data hasil pengamatan
dalam penelitian ini diambil melalui 2
dan data hasil wawancara. Kemudian,
teknik yaitu subjek diambil melalui teknik
membandingkan data hasil wawancara dan
purposive sampling terdiri dari Kepala
isi suatu dokumen yang berkaitan dengan
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
pelaksanaan
Utara
eksklusif di UPTD Puskesmas Kecamatan
dan
peneliti
petugas
terdiri
kesehatan
UPTD
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara
menurut
Patton
program
(Moleong,
pemberian
ASI
Pontianak Utara.
yang menjadi konselor ASI. Kemudian, subjek
yang
diambil
melalui
teknik
accidental sampling terdiri dari kader posyandu
di
wilayah
kerja
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
UPTD
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara
Peneliti
menganalisis
efektivitas
dan ibu yang memiliki bayi usia antara 0-6
program pemberian ASI eksklusif di Unit
bulan.
Pelaksana
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
ialah teknik observasi,
Teknis
Daerah
(UPTD)
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara dengan menggunakan teori menurut Emitai
wawancara, dan dokumentasi. Instrumen
Etzioni
(Subkhi,
2013:252)
yang
pengumpulan data dalam penelitian ini
mencakup beberapa aspek di bawah ini:
ialah peneliti sebagai instrumen utama dengan bantuan pedoman observasi berupa daftar pengecek (check list), pedoman
1. Adaptasi Pada kriteria adaptasi dipersoalkan
wawancara berupa daftar pertanyaan, dan
kemampuan
suatu
organisasi
untuk
pedoman dokumentasi berupa arsip-arsip
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
tentang program pemberian ASI eksklusif,
Berdasarkan Peraturan Walikota Pontianak
buku catatan, kamera, dan handphone yang
Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pemberian
ada aplikasi perekaman. Teknik analisis
Air Susu Ibu Eksklusif di Kota Pontianak,
data dalam penelitian ini dikemukan oleh
maka pihak UPTD Puskesmas Kecamatan
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014:91)
Pontianak Utara sebagai penyelenggara
terdiri dari reduksi data, penyajian data,
fasilitas kesehatan wajib menyediakan
kesimpulan dan verifikasi. Kemudian,
ruang laktasi untuk mendukung program 5
ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pemberian ASI eksklusif. Ruang laktasi
digunakan dengan maksimal karena masih
adalah ruangan yang digunakan untuk
banyak tumpukan kardus dan belum ada
kegiatan
dan
kipas anginnya. Mulai awal tahun 2016
menyimpan ASI yang dilengkapi dengan
ruang laktasi ini menjadi ruangan yang
sarana dan prasarana minimal meliputi
nyaman digunakan oleh ibu menyusui.
meja dan kursi, tempat cuci tangan dan
Kalau saat imunisasi tidak cukup semua
tempat menyimpan ASI perah. Hasil
ibu menyusui dibawa masuk ke dalam
pengamatan
UPTD
ruang laktasi karena banyak ibu yang
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara
menyusui dan kursi yang tersedia di ruang
sudah menyediakan sarana seperti ruang
laktasi kurang. Jadi, mereka menyusui di
laktasi dan prasarana pendukung program
luar saja kecuali jika ibu yang menyusui
pemberian ASI eksklusif seperti meja dan
sedikit ya disuruh masuk”.
menyusui,
memerah,
peneliti
bahwa
kursi, alat peraga berupa boneka dan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
phantom payudara, alat memerah ASI,
wawancara yang dilakukan oleh peneliti
tempat cuci tangan, dan pamflet.
bahwa belum maksimal adaptasi yang
Mengenai pendukung
sarana
program
dan
prasarana
pemberian
ASI
dilakukan oleh pihak UPTD Puskesmas Kecamatan
Pontianak
Utara.
Sarana
eksklusif di UPTD Puskesmas Kecamatan
pendukung seperti ruang laktasi memang
Pontianak Utara,
sudah tersedia dan pada awal tahun 2016
Kepala
UPTD
Pontianak
Ibu
Dayang selaku
Puskesmas
Utara
Kecamatan bahwa:
tersebut mengalami perubahan di mana ibu
“Sarana seperti ruang laktasi untuk ibu
dapat menyusui dengan suasana yang
menyusui sudah tersedia. Kalau masalah
nyaman
prasarana ya kita berupaya melengkapi
dibandingkan tahun sebelumnya ruang
yang kurang tetapi dana dari pemerintah
laktasi belum dapat digunakan dengan
kan juga terbatas”.
maksimal
Kemudian,
mengatakan
kondisi ruang laktasi yang ada di UPTD
kondisi
dikarenakan
kipas
masih
angin
banyak
dan
tumpukan kardus dan prasarana seperti
prasarana yang ada di UPTD Puskesmas
kipas angin belum tersedia. Meskipun
Kecamatan
juga
demikian, prasarana pendukung program
disampaikan oleh Ibu Dewi selaku petugas
pemberian ASI eksklusif seperti tempat
kesehatan berikut ini:“Ruang laktasi yang
duduk yang tersedia belum memadai
merupakan sarana pendukung program
mengingat banyaknya ibu yang sedang
pemberian ASI eksklusif sudah tersedia.
menyusui anaknya pada saat kegiatan
Sebelumnya
imunisasi.
Pontianak
ruang
ini
sarana
dilengkapi
Utara
belum
dapat
6 ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
anaknya. Kemudian, dari pra kehamilan sampai proses persalinan dan pasca
2. Integrasi Integrasi terhadap
merupakan
tingkat
pengukuran
kemampuan
persalinan serta masalah nifas itu tetap
suatu
dilakukan konseling sebelum bayi pulang
organisasi untuk mengadakan sosialisasi
dari sini. Kalau ada indikasi Berat Bayi
dan komunikasi dengan berbagai macam
Lahir Rendah (BBLR) harus dilarikan ke
organisasi
rumah
lainnya.
UPTD
Puskesmas
sakit
untuk
mendapatkan
Kecamatan Pontianak Utara merupakan
penanganan yang lebih lanjut. Kita tetap
salah
fasilitas
melakukan konseling yang melibatkan
wajib
keluarga karena biasanya memberi makan
memberikan informasi dan edukasi ASI
pada bayi itu lebih sering diinterfensi oleh
eksklusif kepada masyarakat paling sedikit
keluarga seperti memberikan susu formula
mengenai keuntungan dan keunggulan
pada
pemberian ASI, gizi ibu, persiapan dan
diberikan
mempertahan menyusui, akibat negatif dari
sosialisasi secara berkala dilakukan pada
pemberian makanan botol secara parsial
saat
terhadap
kesulitan
permasalahan yang ada di posyandu
tidak
tersebut. Kalau ternyata banyak yang
Inisisasi
memberikan ASI eksklsuif paling kita
kegiatan
hanya mengingatkan sekali-kali”.
satu
penyelenggara
pelayanan
kesehatan
yang
pemberian
mengubah
keputusan
memberikan Menyusu
ASI,
ASI
Dini
posyandu.
untuk
eksklusif,
(IMD),
Pemberian
dan
padahal pada
posyandu
belum
usianya.
dengan
saatnya
Kemudian,
menyesuaikan
dan
Berkaitan dengan sosialisasi program
edukasi mengenai ASI eksklusif dapat
pemberian ASI eksklusif, Ibu Dewi selaku
dilakukan melalui penyuluhan, konseling,
petugas
dan pendampingan.
Kecamatan
Mengenai
informasi
bayi
UPTD
Pontianak
Puskesmas
Utara
juga
program
mengatakan bahwa: “Sosialisasi program
pemberian ASI eksklusif diungkapkan oleh
pemberian ASI eksklusif dilakukan melalui
Ibu
UPTD
penyuluhan dengan bantuan media berupa
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara
pamflet dan alat peraga. Kita mengadakan
berikut
eksklusif
penyuluhan cuma tidak terlalu fokus ASI
diberikan kepada ibu sejak hamil. Pada
terus karena Walikota Pontianak sudah
proses
menyediakan
Dayang
ini:
sosialisasi
kesehatan
selaku
Kepala
“Edukasi
persalinan
ASI
diberikan
Inisiasi
tema
setiap
bulannya.
Menyusui Dini (IMD) yang merupakan
Petugas kesehatan di sini menyesuaikan
salah satu bentuk upaya kita supaya ibu itu
dengan tema apa yang harus disampaikan
mau
setiap bulannya tetapi saat turun kita
memberi
ASI
eksklusif
kepada
7 ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
bertanya kepada mereka apakah bayinya
lurah, tokoh masyarakat, dan camat.
diberikan
Mereka
ASI
atau
susu
formula.
juga
diberi
kesempatan
Kemudian, kita berikan konseling ke
menyampaikan ASI eksklusif tetapi peran
pasiennya”.
lintas
Berdasarkan peneliti
hasil
terkait
wawancara
sosialisasi
program
sektor
mendukung
belum
program
optimal
dalam
pemberian
ASI
eksklusif”.
pemberian ASI eksklusif, pihak UPTD
Hal yang sama mengenai hubungan
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara
komunikasi pihak UPTD dengan organisasi
sudah
lainnya
melakukan
sosialisasi
program
eksklusif
melalui
pemberian
ASI
penyuluhan
dengan
Sumartiani
diungkapkan
selaku
oleh
petugas
Ibu
kesehatan
media
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
sosialisasi seperti pamflet dan alat peraga.
Utara berikut ini: “Lintas sektor dari
Inisiasi
turut
PMKB, kader posyandu, lurah dan camat
penyuluhan
juga terlibat dalam pelaksanaan program
mengenai informasi program pemberian
ini, cuma kader posyandu yang lebih
ASI eksklusif tidak disampaikan kepada
banyak
masyarakat setiap bulan.
kelurahan dan kecamatan. Sebulan sekali
Menyusui
dilakukan.
Akan
bantuan
juga
Dini tetapi,
juga
Selain itu, pihak UPTD Puskesmas
kader
berperan
posyandu
Kecamatan Pontianak Utara juga menjalin
puskesmas”.
komunikasi dengan berbagai organisasi
Kader
lainnya
dalam
pemberian
ASI
pelaksanaan eksklusif.
program Hal
itu
dibandingkan
ada
pihak
pertemuan
posyandu
lebih
di
banyak
berperan daripada organisasi lainnya yang terlibat
dalam
pelaksanaan
program
diungkapkan oleh Ibu Dayang selaku
pemberian ASI eksklusif. Oleh karena itu,
Kepala
Kecamatan
peneliti juga melakukan wawancara kepada
Pontianak Utara berikut ini: ”Kalau di luar
kader posyandu di wilayah kerja UPTD
gedung UPTD Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara.
Pontianak Utara, kita melibatkan kader
Ibu D selaku kader posyandu mengatakan
posyandu untuk membantu menyampaikan
bahwa:
informasi mengenai ASI eksklusif. Ada
sosialisasi ASI eksklusif dua bulan sekali.
kelompok pendamping ASI eksklusif itu
ASI itu kan penting untuk kecerdasan anak,
kader-kader posyandu. Ada penyuluhan
kepandaian anak, pertumbuhan anak, dan
secara face to face dan penyuluhan
kekebalan
kelompok di posyandu. Kemudian, kita
mengenai ASI eksklusif, kita juga memberi
juga melibatkan lintas sektor melalui
penyuluhan tentang apa saja seperti
UPTD
Puskesmas
“Ya,
kita
tubuh.
juga
Selain
mengadakan
sosialisasi
8 ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
vitamin A. Setiap bulan dari pihak
pemberian ASI eksklusif baik melalui
puskesmas membekali informasi apa yang
penyuluhan
harus kiia sampaikan kepada masyarakat.
tetapi,
Itu pun sebatas yang kita tau, kalau kita
menyampaikan informasi ASI eksklusif
tidak mampu baru perawat atau bidan
setiap bulan padahal ibu menyusui itu perlu
yang bantu. Kemudian, kita tanya ibunya
diberitahukan terus-menerus agar dapat
dikasi ASI atau tidak kemudian si ibu
memahami pentingnya ASI eksklusif baik
jawab ya, kita tulis ya tapi kita kan tidak
bagi kesehatan bayi maupun ibu dari bayi
tahu apakah diberikan air putih atau
tersebut. Pada saat melakukan wawancara,
makanan lain di rumahnya”.
peneliti
maupun
pihak
UPTD
menemukan
konseling.
Akan
tersebut
tidak
masyarakat
yang
Sosialisasi program pemberian ASI
belum mengetahui ASI eksklusif dan yang
eksklusif sudah dilakukan oleh pihak
sudah mengetahui pun masih memberikan
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
susu formula pada saat berpergian dengan
Utara tetapi masih ada warga yang tidak
berbagai alasan yang tidak ada kaitannya
memahami pentingnya memberikan ASI
dengan kondisi fisik si ibu. Kemudian,
kepada bayi dari usia 0-6 bulan. Berikut ini
berbagai organisasi yang terlibat kurang
pernyataan yang diungkapkan oleh ibu A
berperan dan hanya kader posyandu di
memiliki bayi usia 1 bulan: “Kalau saya
wilayah
lagi di pasar ya anak saya dikasi susu
Kecamatan Pontianak Utara yang banyak
formula tetapi kalau di rumah dikasi ASI.
berperan untuk menyampaikan informasi
Terkait informasi ASI eksklusif saya tidak
ASI eksklusif.
kerja
UPTD
Puskesmas
pernah dengar”. Kemudian, Ibu Ma yang memiliki
3. Motivasi Anggota
bayi usia 1 bulan juga mengatakan bahwa:
Pada
aspek
motivasi
“ASI eksklusif belum pernah dengar. Saya
dilakukan
baru sekali bawa anak saya ke puskesmas
keterikatan dan hubungan antara pelaku
tetapi tidak ada diberitahu.Ya, kalau
organisasi
mamaknya lagi keluar, anak saya dikasi
kelengkapan sarana bagi pelaksanaan tugas
susu formula kan praktis. Jadi, saya tidak
pokok dan fungsi organisasi. Selama ini,
perlu menunggu mamaknya datang baru
pihak
dikasi ASI gitu”.
Pontianak Utara berusaha menyampaikan
Memang pihak UPTD Puskesmas Kecamatan mengadakan
Pontianak sosialisasi
Utara
telah program
pengukuran
anggota
dengan
UPTD
mengenai
organisasinya
Puskesmas
dan
Kecamatan
informasi tentang ASI eksklusif. Hal itu diungkapkan oleh Ibu Dayang selaku Kepala
UPTD
Puskesmas
Kecamatan 9
ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Pontianak Utara berikut ini: “Pengetahuan
berusaha menyampaikan informasi ASI
dan
tentang
eksklusif kepada masyarakat terutama ibu
manfaat ASI eksklusif itu kan masih belum
yang memiliki bayi usia antara 0-6 bulan.
optimal. Jadi, mereka perlu edukasi terus,
Kesediaan ibu untuk mau memberikan ASI
kita
untuk
eksklusif kepada bayinya dengan didukung
menyampaikan informasi ASI eksklusif
oleh petugas kesehatan UPTD Puskesmas
karena merubah pandangan sikap perilaku
Kecamatan Pontianak Utara dan pihak
masyarakat tidak gampang dan perlu
keluarga
proses cukup lama”.
pelaksanaan
pemahaman
tidak
masyarakat
boleh
capek
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Ibu
Sumartiani
penting
program
dalam
pemberian
ASI
eksklusif.
petugas
Sikap yang positif juga ditunjukkan
kesehatan UPTD Puskesmas Kecamatan
oleh kader posyandu di wilayah kerja
Pontianak Utara yang mengatakan bahwa:
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
“Kalau ada ibu yang tidak memberikan
Utara ketika ada ibu yang mengeluh
ASI ya Ibunya tetap dimotivasi untuk
tentang masalah menyusui. Ibu D selaku
menggunakan ASI. Memang kadang ada
kader posyandu di wilayah kerja UPTD
ibu yang tidak memberikan ASI karena ASI
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara
nya tidak keluar. Nah kalau selesai
mengatakan
persalinan
yang
masyarakat yang mengeluh dengan alasan
mengatakan ASI nya tidak keluar itu kita
ASI nya tidak keluar, nah itu kita suruh
beritahukan
mereka makan sayur. ASI eksklusif kan
kadang
kalau
selaku
menjadi
ada
ASI
ibu
akan
keluar
ada
lebih
persalinan. Mulai dari ibu hamil sampai
eksklusif ya anak bisa cerdas, tidak
selesai melahirkan itu tetap diberikan
penyakitan,
motivasi untuk memberikan ASI kepada
keluarga”. Selain
Kalau
“Biasanya
beberapa hari kemudian setelah proses
bayinya kecuali si ibu memiliki penyakit
bagus
bahwa:
dan
itu,
memberikan
mengurangi
ekonomi
kelengkapan
program
ASI
pemberian
sarana
yang memang tidak boleh memberikan
pendukung
ASI
ASI”.
eksklusif dapat menunjang kerja pihak Tingginya motivasi pihak UPTD
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara
Utara dalam pelaksanaan program tersebut.
dalam pelaksanaan program pemberian
Hal itu disampaikan oleh Ibu Dewi selaku
ASI eksklusif dilihat dari sikap positif
petugas
pihak
Kecamatan
UPTD
Pontianak
Puskesmas
Utara
petugas
Kecamatan yang
mau
kesehatan
UPTD
Pontianak
Puskesmas
Utara
yang
mengatakan bahwa: “Sarana yang ada 10
ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
sangat menunjang. Kalau dulu kan ruang
bayinya untuk masuk ke dalam ruang
laktasi tidak bisa digunakan dengan
laktasi.
maksimal,
diperlukan agar apa yang menjadi tujuan
sekarang
sudah
nyaman
kondisinya dan tidak terlalu sempit”.
tetapi
peneliti
tidak
yang
tinggi
sangat
atau harapan dari setiap organisasi dapat
Sarana ruang laktasi memang sudah tersedia
Motivasi
tercapai.
melihat
petugas kesehatan menyuruh ibu yang sedang menyusui di ruang tunggu UPTD
4. Produksi Produksi
adalah
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara
efektivitas
untuk masuk ke dalam ruang laktasi pada
jumlah dan mutu keluaran. Jumlah bayi
saat kegiatan imunisasi. Berikut ini hasil
yang lulus ASI eksklusif pada tahun 2014
wawancara peneliti kepada Ibu A yang
sebanyak 93 bayi dari 203 bayi dan bayi
memiliki
yang
yang lulus ASI eksklusif pada tahun 2015
mengatakan bahwa:“Saya tidak tahu ruang
sebanyak 66 bayi dari 102 bayi yang
laktasi itu dek. Biasanya saya menyusui
terdata di UPTD Puskesmas Kecamatan
anak saya di puskesmas tetapi tidak dalam
Pontianak
ruangan. Petugasnya tidak ada menyuruh
menunjukkan bahwa masih ada bayi tidak
masuk ke ruang khusus gitu”.
lulus ASI eksklusif. Bayi yang lulus ASI
bayi
usia
1
bulan
yang
pengukuran
dihubungkan
Utara.
Data
dengan
tersebut
Ibu H yang memiliki bayi usia 4
eksklusif berarti bayi yang diberikan ASI
bulan juga mengatakan bahwa: “Saya tidak
saja mulai dari sejak lahir sampai usia 6
pernah dengar ruang laktasi. Kalau anak
bulan tanpa menambahkan makanan dan
saya mau nyusu di puskesmas langsung
minuman lain.
saya kasi. Ya memang kayaknya senyap jak
Berbagai kendala yang menyebabkan
kalau menyusui dalam ruangan tetapi
masih adanya bayi tidak lulus ASI
petugasnya hanya melihat gitu jak tidak
eksklusif disampaikan oleh Ibu Dayang
ada yang memberitahu dan menyuruh ke
selaku
ruangan khusus padahal ada juga dokter
Kecamatan
yang lewat di depan saya”.
mengatakan bahwa: “Ibu-ibu itu masih ada
Berdasarkan
pernyataan
Kepala
UPTD
Pontianak
Puskesmas Utara
yang
tersebut,
yang beranggapan ASI tidak cukup untuk
kurangnya motivasi petugas kesehatan
memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6
ditunjukkan dari sikap petugas kesehatan
bulan. Hambatan kita SDM juga. Program
yang tidak memberitahukan keberadaan
pemberian ASI eksklusif tidak hanya fokus
dan fungsi ruang laktasi serta petugas tidak
dikerjakan oleh tenaga gizi. Program
menyuruh ibu yang sedang menyusui
tersebut bisa juga dikerjakan oleh bidan, 11
ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dokter, atau kepala puskesmas. Akan
Selain itu, kader posyandu di wilayah
tetapi, orang yang bisa menyampaikan
kerja
penyuluhan
Pontianak
ASI
eksklusif
itu
yang
UPTD
Puskesmas
Utara
Kecamatan
juga
profesional sebagai konselor yang dilatih
pembekalan
khusus”.
sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu
Mengenai hal yang sama, Ibu Dewi selaku
petugas
kesehatan
UPTD
tentang
diberikan
ASI
eksklusif
Dewi selaku petugas kesehatan UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara
Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara
bahwa:“Pihak
juga mengungkapkan bahwa: “Tenaga
mengadakan
khusus untuk mengadakan sosialisasi itu
perwakilan dari setiap kader posyandu
kan tidak ada karena semua tenaga yang
agar mereka mendapatkan pengetahuan
ada
di
sini
juga
pertemuan
kepada
tugas
yang
mengenai ASI eksklusif tetapi tidak semua
kesehatan
yang
kader posyandu hadir dikarenakan aula
menjadi konselor ASI hanya ada 2 orang
tidak cukup dan butuh dana juga. Jadi, kita
yang terdiri dari 1 (satu) orang tenaga gizi
harus menyesuaikan dengan keadaan lagi,
dan 1 (satu) orang bidan. Mereka juga
harapannya sih semua kader diundang”.
merangkap.
memiliki
puskesmas
Petugas
memiliki tugas lainnya disamping sebagai konselor ASI”. Berdasarkan
Berkaitan
dengan
pembekalan
tentang ASI eksklusif, Ibu D sebagai kader hasil
wawancara
posyandu
di
wilayah
kerja
UPTD
tersebut, anggapan masyarakat yang salah
Puskesmas juga mengungkapkan bahwa:
tentang ASI dan kurangnya konselor ASI
“Pihak puskesmas pernah mengadakan
menjadi
pelaksanaan
pertemuan untuk membahas ASI eksklusif.
program pemberian ASI eksklusif. Petugas
Pihak puskesmas mendatangkan kader-
kesehatan yang menjadi konselor ASI tidak
kader posyandu tetapi kalau di puskesmas
hanya
sebagai
waktunya terbatas. Saya ikut hadir kalau
konselor ASI saja tetapi mereka juga harus
ada pertemuannya, malah kadang kita
harus
gabung
kendala
dalam
melaksanakan
melaksanakan
tugas
tugas
lainnya.
dengan
posyandu
lain
yang
Konselor ASI ialah orang yang yang dilatih
berdekatan lokasinya di rumah salah satu
khusus
kader
untuk
mendukung
program
pemberian ASI eksklusif dan memiliki
setelah
beberapa
minggu
pelaksanaan kegiatan posyandu”.
tugas untuk memberikan layanan tentang
Kuantitas dan kualitas SDM menjadi
ilmu seputar menyusui dan memberikan
penting untuk diperhatikan mengingat
penyelesaian masalah atau saran baik
masih ada bayi tidak lulus ASI eksklusif.
melalui telepon maupun tatap muka.
Berdasarkan
kuantitas
SDM,
petugas 12
ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kesehatan yang menjadi konselor ASI
2. Kemampuan integrasi yang dilakukan
masih kurang. Kemudian, dilihat dari
oleh
kualitas SDM, kemampuan bekerja yang
Kecamatan Pontianak Utara belum
dimiliki oleh petugas kesehatan belum
maksimal dibuktikan dengan masih
maksimal karena masih ada bayi tidak
adanya ibu yang memberikan susu
lulus ASI eksklusif. Kondisi tempat yang
formula saat berpergian. Masyarakat
tidak memadai dan dana yang kurang juga
kurang
menjadi
program pemberian ASI eksklusif dan
kendala
untuk
mengadakan
pihak
UPTD
paham
Puskesmas
tentang
organisasi
informasi
pembekalan ASI eksklusif sehingga tidak
beberapa
yang
terlibat
semua kader posyandu di wilayah kerja
kurang berperan dalam pelaksanaan
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak
program.
Utara mendapatkan berbagai informasi
3. Petugas kesehatan sudah menunjukkan
yang mencakup dalam program pemberian
sikap positif untuk terus berupaya
ASI eksklusif.
menyampaikan
informasi
ASI
eksklusif. Namun, motivasi petugas kesehatan masih kurang dikarenakan petugas tersebut tidak memberitahukan
E. KESIMPULAN
informasi ruang laktasi dan tidak Simpulan dari hasil penelitian yang
menyuruh ibu yang sedang menyusui
telah dipaparkan sebelumnya yaitu sebagai
anaknya di ruang tunggu untuk masuk
berikut:
ke dalam ruang laktasi. Kemudian,
1. Kemampuan adaptasi yang dilakukan
ketersediaan ruang laktasi dan alat
oleh
pihak
UPTD
Puskesmas
Kecamatan Pontianak Utara belum maksimal
program pemberian ASI eksklusif.
dengan
4. Kemampuan produksi pihak UPTD
kurangnya prasarana seperti tempat
Puskesmas Kecamatan Utara masih
duduk di ruang laktasi menyebabkan
kurang
maksimal
tidak
menyusui
dengan
kurangnya
anaknya di ruang laktasi. Suasana
seperti
konselor
ruang
dan
memahami program pemberian ASI
dilengkapi kipas angin juga baru
eksklusif. Kemudian, kualitas SDM
mengalami perubahan pada awal tahun
juga masih kurang dibuktikan dengan
2016.
masih adanya bayi tidak lulus ASI
semua
laktasi
dibuktikan
peraga sangat menunjang pelaksanaan
ibu
dapat
yang
nyaman
yang
dibuktikan
kuantitas ASI
yang
SDM lebih
eksklusif. 13 ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
F. SARAN
Adapun
saran
peneliti
dalam
Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju.
penelitian ini ialah pihak UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Utara sebaiknya menambah
prasarana
mensosialisasikan
yang
kurang,
informasi
yang
mencakup dalam program pemberian ASI eksklusif seperti cara memerah ASI dan menyimpan
ASI
yang
baik
serta
mempererat hubungan dengan berbagai organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan program. Selain itu, pihak UPTD tersebut
2.
Jurnal
Wismanawati, Riski Tri. 2013. Efektivitas Sanksi Administratif Keterlambatan Pengembalian Bahan Pustaka Terhadap Kedisiplinan Pemustaka di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Halaman 1-9. Diambil pada tanggal 15 Mei 2015 dari http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jip.
menyuruh ibu menyusui anaknya di ruang laktasi dan menambah konselor ASI.
3.
Peraturan
Peraturan Walikota Pontianak Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif di Kota Pontianak. G. DAFTAR PUSTAKA
1.
Buku-Buku:
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2013. Manajemen Pelayanan (Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Subkhi, Akhmad dan Mohammad Jauhar. 2013. Pengantar Teori & Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. 14 ASRI DWI RAHAYU, NIM. E01111018 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PENGELOLA
TINGGI
JURNAL MAHASISW A
Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
Kotak Pos 78124
LEMBAR PERNYAT AAN PERSETUJUAN UNGGAH / PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM I Periode lulus Tanggal Lulus Fakultasl Jurusan Program Studi E-mail addresl HP demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratif keluiusan mahasiswa (S 1), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa .. J!#.(i:q *) pada Program I\mu MmiflittnAsI /VQ.oafGl Fakul Ilm ial d Ilm P li 'k U' . T . Stu di ;,;)...... tas u SOSI an u 0 Itt nrversitas anjungpura, Hak B eb as Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul**) :
..~~.~~.~~.~~\~~~ ..~.~~(;;~~~~ji.~.~.'~J~~~~:".'~~.'~'~~: . ..~~ ~~~~ .~.~:~ . ~~.~ ~~~~~~~.~~ ~~~~::~. beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/ format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkani mempublikasikannya di Internet atau media lain):
c=J Secarafulltex ~
content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku.
untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai pen~lisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Dibuat di Pada tanggal
Pontianak l2> MQ.i lolb
~ A~fl
Ow;
~u
NiM.··.·~~R~.\~;:~\~::~:::~:.: ..~..::. Catatan : *tulis nama jurnal sesuai prodi masing-masing (publikaIGovernanceIAspirasiISociodev/Sosio!ogique) Sete1ah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini hams di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)