EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin Abstrak Possessivpronomen dalam bahasa Jerman memiliki empat kasus, yaitu Nominativ, Akkusativ, Dativ dan Genitiv. Oleh karena itu tidak sedikit siswa SMA mengalami kesulitan dalam memahaminya. Hal tersebut dipengaruhi antara lain kurang menariknya cara pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan flip chart dalam pembelajaran Possessivpronomen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Cimalaka kelas XI dan sampel yang digunakan adalah kelas XI IPA 4 tahun ajaran 2012/2013. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment) yang berpola one group pretest-posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan flip chart dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai Possessivpronomen. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata pretest sebesar 53,15 sedangkan nilai posttest meningkat menjadi 72. Dari hasil pengujian dengan uji-t diperoleh T hitung > T tabel (2,44 > 1,71). Berdasarkan dari hasil penelitian di atas, disarankan bahwa guru dalam proses pembelajaran bahasa Jerman khususnya mengenai materi Possessivpronomen dapat menggunakan flip chart sebagai salah satu alternatif. Kata kunci: Media flip chart, Possessivpronomen, quasi eksperimen
Pendahuluan Latar Belakang Salah satu bahasa asing yang diajarkan di SMA di Indonesia adalah bahasa Jerman. Dalam proses pembelajarannya, siswa diarahkan untuk dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Jerman dengan baik dan benar. Ada empat keterampilan yang perlu dikuasai oleh siswa dalam mempelajari bahasa Jerman. Keterampilan tersebut meliputi, berbicara, menyimak, membaca dan menulis. Untuk menunjang keempat keterampilan tersebut, pembelajar bahasa Jerman diharapkan dapat memahami tata bahasa dengan benar, karena akan memperbaiki kemampuan bahasa Jerman yang dikuasainya. Bahasa Jerman memiliki struktur tata bahasa yang khas apabila dibandingkan dengan bahasa lainnya, diantaranya memiliki artiket pada setiap nomina seperti die Tafel, ‘papantulis’, der Stuhl ‘kursi’, das Buch ‘buku’, dll. Dalam bahasa Jerman pun terdapat kesamaan struktur bahasa seperti dalam bahasa lainnya yakni terdapat pronomina posesif. Pronomina posesif (Possessivpronomen) dalam bahasa Jerman berbeda dengan bahasa lainnya karena memiliki 4 kasus Nominativ, Akkusativ, Dativ, Genitiv dan pada setiap akhirannya terdapat perbedaan karena mengalami perubahan sesuai kasusnya. Faktor lain yang menjadikan hambatan bagi siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru yaitu penggunaan media pembelajaran yang kurang
menarik dan kurang tepat terhadap materi yang disampaikan. Masalah tersebut dapat teratasi apabila guru dapat memilih strategi dan media pembelajaran yang tepat. Saat ini, media flip chart merupakan media yang sudah dikenali oleh banyak orang karena banyak digunakan dalam pekerjaan dan dapat digunakan juga dalam proses pembelajaran, karena flip chart merupakan salah satu media grafis yang dapat menyajikan pesan atau materi secara bertahap. Dengan denikian penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah flip chart efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai Possessivpronomen (pronomina posesif). Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penelitian mengenai pemahaman Possessivpronomen menggunakan media flip chart ini setidaknya memiliki tiga tujuan, yakni (1) untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai Possessivpronomen sebelum menggunakan flip chart, (2) untuk mengetahui cara penggunaan flip chart dalam pembelajaran bahasa Jerman khususnya mengenai Possessivpronomen, dan (3) mengetahui apakah penggunaan flip chart dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai Possessivpronomen. Landasan Teori Arsyad (1997: 24-25) mengemukakan bahwa melalui media pembelajaran kegiatan belajar mengajar di kelas akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Selain itu, bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. Siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran karena tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Media pembelajaran terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya yang dipakai dalam penelitian ini media visual, yakni flip chart. Flip chart atau yang sering disebut sebagai bagan balik adalah kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran. Pendapat lain diungkapkan dalam situs (http://ebookbrowse.com) yaitu flip chart dalam pengertian sederhana adalah lembaran-lembaran kertas yang menyerupai album atau kalender berukuran 50 x 75 cm atau ukuran yang lebih kecil 21 x 28 cm yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Penerapan flip chart dalam pembelajaran bertujuan untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran khususnya Possessivpronomen (pronomina posesif), karena hal tersebut berbeda struktur dengan bahasa lainnya. Pronomina posesif dalam bahasa Jerman selalu memiliki akhiran yang berbeda pada setiap kasusnya. Pemahaman tentang pronomina posesif secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran bahasa Jerman atau pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasainya. Tetapi tidak sedikit siswa masih kesulitan memahami materi ini. Hal ini dikarenakan pronomina posesif dalam bahasa
Jerman memiliki ciri khas tersendiri. Berbeda halnya dengan bahasa Indonesia, penggunaan pronomina posesif dalam bahasa Jerman mengalami perubahan dalam setiap kasusnya. Faktor lain yang diduga menjadi penghambat siswa dalam memahami pronomina posesif dalam bahasa Jerman adalah cara pengajaran yang kurang menarik. Pada umumnya cara pengajaran yang digunakan oleh guru dalam mendeklinasikan kata ganti kepunyaan adalah dengan membuat kalimat sederhana di papan tulis lalu meminta siswa menganalisis perubahan akhiran pronomina posesif pada kalimat tersebut. Cara pengajaran ini kurang efektif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dicari cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam hal ini peneliti memilih media flip chart yang bertujuan untuk membantu pemahaman siswa dalam memahami kata ganti kepunyaan. Alasan peneliti menerapkan media ini agar semua siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh pengajar. Pada akhir pembelajaran, diharapkan siswa dapat mengalami peningkatan dalam memahami materi ini dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai dengan baik. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk melihat keefektifan penggunaan flip chart dalam pembelajaran Possessivpronomen (pronomina posesif). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir) pada satu kelas eksperimen.
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Cimalaka tahun ajaran 2012/2013. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Cimalaka kelas XI dan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes bahasa Jerman mengenai Possessivpronomen yang diambil dari buku Kontakte Deutsch 2 dan Possessivpronomen Arbeitsbuch. Tes tersebut berupa seperangkat pertanyaan yang mengukur kemampuan siswa. Setelah data dari masing-masing kelompok terkumpul, kemudian dilakukan serangkaian pengujian statistik dalam rangka mengukur efektivitas. Serangkaian pengujian statistik tersebut dilakukan dengan bantuan beberapa software komputer seperti Microsoft Excel. Uji-uji yang dilakukan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, yang merupakan salah satu syarat dalam analisis kuantitatif. Kemudian dilakukan uji-t yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil rata-rata tes awal dan tes akhir. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan penghitungan hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebelum dilakukan treatment, nilai rata-rata siswa mengenai Possessivpronomen adalah 53,15 (kurang baik) dan setelah dilakukan treatment meningkat menjadi 72 (baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai posttest yang dilakukan setelah menggunakan flip chart lebih baik daripada hasil pretest sebelum menggunakan flip chart. Peningkatan yang jauh lebih baik terlihat setelah
pelaksanaan posttest. Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan uji-t yang menunjukkan bahwa T hitung > T tabel (2,44 > 1,71). Dengan demikian hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa penggunaan flip chart dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai Possessivpronomen telah terbukti. Simpulan dan Saran Terjadi peningkatan pemahaman yang dimiliki oleh siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan flip chart. Kemampuan awal siswa sebelum mendapatkan perlakuan berada pada kategori kurang baik, dan setelah diberi perlakuan, pemahaman siswa mengenai pronomina posesif meningkat menjadi baik. Mengingat penelitian ini menghasilkan sesuatu yang positif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, maka disarankan bagi seorang pengajar mengadakan inovasi-inovasi dalam pengajaran agar siswa tidak merasa jenuh atau bosen dengan pengajaran seperti biasanya. Daftar Pustaka Arsyad, Azhar. (1997). Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Neubold, Joachim. (2011). Pons: Gramatika Ringkas Bahasa Jerman, Jakarta: Katalis. Permana, Pepen. (2012). Allemania: Jurnal Bahasa dan Sastra Jerman, Bandung: FPBS UPI http://ebookbrowse.com/pengertian-media-flipchart.