EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG Oleh:
Kurnia Dewi Putri Mahasiswa program studi BK STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT This research is motivated there are some guidance and counseling teachers who do not utilize yet the results of AUM effectively. This study aimed to describe the effectiveness of utilization of Public AUM’s results by guidance and counseling teachers of national junior school and privates junior school northern Padang district, 2) the effectiveness of the utilization of AUM PTSDL by guidance and counseling teacher of national junior school and privates junior school northern Padang district. This type of research is a qualitative, This study took six teachers guidance and counseling in Junior High School and a private in the District of North Padang. As research informants they were: SMP BUNDA, KORPRI, 25 and MTsN Padang. Data were collected through interviews and documentation of the effectiveness of utilization of Public AUM’s and AUM PTSDL by guidance and counseling teachers. From the analysis of interviews revealed that guidance and counseling teachers have already used the results of AUM in activities such as guidance and counseling services, but it is still found that some schools have not utilized it optimally. Based on the results of the study guidance and counseling teachers are recommended to effectively utilize the results AUM, from processing, giving service and follow-up of the services’ results that have been provided. Keyword: the effectiveness of utilization of AUM.
PENDAHULUAN Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal. Di lingkungan pendidikan diperlukan kerjasama sejumlah orang dalam mencapai suatu tujuan untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Guru memiliki peran sentral dalam proses pembelajaran termasuk guru bimbingan dan konseling (BK). Nurihsan (2009:30) menyatakan bahwa guru BK adalah guru yang memiliki kemampuan dan kualitas kepribadian yang baik, memiliki pengetahua dan keahlian professional tentang pelayanan BK, psikologi pendidikan yang sesuai dengan tugas dan profesinya. SK Menpan No. 84/1993 menegaskan bahwa tugas pokok guru BK adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, mengevaluasi program bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak
lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Guru BK dalam hal ini bertugas memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta didik guna membantu dalam pengentasan permasalahan dan upaya pengembangan potensi peserta didik. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada peserta didik banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan alat bantu yang disebut instrumen. Menurut Sukardi (2008:79) “aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling adalah kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik (klien/konseli), keterangan tentang lingkungan peserta didik (konseli) dan lingkungan yang lebih luas”.
Tujuan aplikasi instrumentasi secara umum adalah supaya diperolehnya data tentang kondisi tertentu atau diri klien atau peserta didik. Data yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Dengan data tersebut, penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling khususnya di sekolah akan lebih efektif dan efesien. Menurut Prayitno dkk (1997:2) “Alat Ungkap Masalah (AUM) adalah alat yang digunakan untuk mengungkap permasalahan yang dirasakan seseorang/ peserta didik”. Prayitno mengembangkan dua jenis alat ungkap masalah yaitu: 1) alat untuk mengungkap masalah-masalah umum yang dikenal dengan AUM Umum, dan 2) alat untuk mengungkap masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan upaya dan penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar yang dikenal dengan AUM PTSDL yang bertujuan untuk memperoleh data tentang kondisi diri klien atau peserta didik yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling, dengan data tersebut penyelenggaraan pelayanan yang diberikan oleh guru BK akan lebih efektif. Namun untuk mewujudkan pelayanan yang efektif tentu diperlukan usaha yang efektif pula termasuk dalam penggunaan AUM haruslah efektif. Menurut Mulyasa (2011:93) efektivitas berkaitan erat dengan tujuan yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan. Efektivitas AUM merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh keberhasilan suatu usaha telah tercapai. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan pada tanggal 3 Juli 2013 sudah ada AUM yang digunakan oleh guru BK untuk mengetahui akan kebutuhan peserta didik. Sedangkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan bahwa masih ada guru BK yang memberikan AUM kepada siswa namun tidak langsung diolah, pemanfaatan hasil AUM yang belum optimal seperti siswa yang memiliki masalah tidak semuanya diberikan layanan oleh guru BK, masih ada guru BK yang belum menyelenggarakan kegiatan pendukung seperti kunjungan rumah padahal
permasalahan yang terjadi pada siswa sangat membutuhkan penyelesaian, kegiatan evaluasi dan pelaporan masih tidak dilakukan. Fokus Penelitian yaitu mengingat banyaknya permasalahan yang akan dikaji, maka peneliti membatasi permasalahan penelitian yaitu (1) efektivitas pemanfaatan hasil AUM Umum oleh guru BK (2) efektivitas pemanfaatan hasil AUM PTSDL oleh guru BK. Tujuan Penelitian yaitu untuk mendeskripsikan (1) pemanfaatan hasil AUM Umum oleh guru BK (2) pemanfaatan hasil AUM PTSDL oleh guru BK. METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka dapat ditentukan bahwa penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Peneliti menggambarkan efektivitas pemanfaatan hasil AUM oleh guru BK di SMP Negeri dan Swasta di Kecamatan Padang Utara kota Padang. Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan informan dalam penelitian, agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini, yaitu:
NO 1 2 3 4
Nama Sekolah SMP Bunda Kec. Padang Utara SMP KORPRI UNP Kec. Padang Utara SMPN 25 Kec. Padang Utara MTSN Model Kec. Padang Utara Jumlah keseluruhan
Guru BK 1 3 1 1 6 orang
Sumber Data: wawancara langsung dengan informan penelitian. Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah enam orang guru BK yang ada di SMP Negeri dan Swasta di Kecamatan Padang Utara kota Padang, peserta didik sebagai informan tambahan. Agar memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa alat pengumpulan data berupa wawancara dan
studi dokumentasi. Menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara yaitu; kepercayaan (Credebility), keteralihan (Transferability) dan dapat dipercaya (Depenability). Data yang telah dikumpulkan seterusnya dianalisis, untuk penelitian kualitatif ada 3 tahapan analisis, yaitu: reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Display Data) dan penarikan kesimpulan (Verifikasi). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terungkap bahwa: guru BK sudah memanfaatkan hasil AUM Umum dan AUM PTSDL namun masih ada guru BK yang belum menanfaatkan hasil AUM tersebut dengan optimal. 1. Pemanfaatan hasil AUM Umum Pemanfaatan hasil Aum Umum yang dilakukan oleh guru BK semestinya sesuai dengan prosedur pemanfaatan hasil AUM standar, jika hal ini dilakukan dengan efektif maka akan memiliki dampak positif bagi peserta didik dan sebagai acuan oleh guru BK dalam membuat program agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sebagaimana Prayitno (2012:299) menyatakan bahwa hasil AUM yang telah diperoleh dari pengadministrasian instrumen hendaklah dimanfaatkan jangan sampai hasil tersebut sia-sia saja. Lebih lanjut penggunaan hasil instrumentasi merupakan tugas dan tanggung jawab guru BK, hal ini dikemukakan Prayitno (2012: 230) sesuai tugas dan tanggung jawab guru BK sangat berkepentingan dengan penggunaan hasil-hasil instrumentasi, mulai dari (1) perencanaan program kegiatan konseling, dalam (2) penyelenggaraan layanan sampai kepada (3) evaluasi hasil dan proses layanan konseling. Konselor mengintegrasikan penggunaan instrumen dan hasil-hasilnya dalam ketiga kegiatan pokok itu. Selama ini yang terjadi masih ada sebagian guru BK dalam pemanfaatan hasil AUM belum memenuhi prosedur yang dimulai dengan prosedur perencanaan program kegiatan konseling, penyelenggaraan layanan, dan evaluasi hasil layanan konseling.
Hal ini berdampak terhadap belum maksimal terentasnya masalah siswa. Dampak-dampak yang ditimbulkan tergantung bagaimana guru BK tersebut dalam memanfaatkan hasil AUM secara efektif. Adapun hal-hal positif dan negatif seperti: a. Hal positif Guru BK memebrikan AUM kepada peserta didik dan mengolah AUM serta memberikan layanan selanjutnya menindak lanjuti dalam program yang akan datang misalnya: (1) perencanaan program kegiatan konseling, (2) penyelenggaraan layanan sampai kepada, (3) evaluasi hasil dan proses layanan konseling. b. Hal negatif Masih ada guru BK mengolah AUM hanya sebagian dan belum memanfaatkan hasil AUM secara optimal hal ini tergambar dari kegiatan layanan yang diberikan seperti: (1) setelah AUM diberikan kepada peserta didik, guru BK tidak langsung mengolahnya, (2) tidak semua layanan diberikan oleh guru BK sesuai permasalahan yang ada pada hasil AUM, dan (3) tidak semua permasalahan dari hasil AUM yang terentaskan oleh guru BK. 2. Pemanfaatan Hasil AUM PTSDL Pemanfaatan hasil AUM PTSDL terlihat dari kegiatan layanan yang diberikan seperti kelompok masalah prasyarat penguasaan materi pelajaran, sarana belajar, dan lingkungan belajar dan sosio-emosional belum terlaksana dalam pemanfaatan hasil AUM terhadap pemberian layanan pada peserta didik. Hal ini disebabkan karena pengolahan AUM PTSDL yang lama dan tenaga guru BK yang kurang memadai serta alokasi untuk jam BK hanya sedikit sehingga belum semua masalah peserta didik terentaskan. Menurut Komalasari (2011:24) hasil pelaksanaan assesmen menggambarkan potensi, tugas perkembangan, dan masalah peserta didik serta menggambarkan potensi dan kondisi lingkungan pendidikan, masyarakat maupun pekerjaan di mana peserta didik berada. Oleh karena itu hasil assesmen merupakan dasar untuk
merancang program bimbingan dan konseling yang berbasis kebutuhan. Adapun layanan yang dilakukan oleh guru BK terhadap hasil AUM PTSDL yaitu: a. Keterampilan belajar Adapun layanan yang telah diberikan oleh guru BK yaitu layanan penguasaan konten tentang membagi dan menyusun waktu belajar yang baik serta membuat mind maping. Untuk tampilan kepustakaan teknik membaca efektif dan trik belajar sukses. b. Sarana belajar Adapun layanan yang telah diberikan oleh guru BK yaitu konsultasi kepada kepala sekolah tentang penyediaan buku paket belajar untuk peserta didik. c. Diri pribadi Adapun layanan yang telah diberikan oleh guru BK yaitu layanan informasi tentang gaya belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kiat belajar efektif, dan waktu efektif untuk belajar. Kemudian untuk tampilan kepustakaan trik cara belajar sukses. d. Lingkungan belajar dan sosioemosional Adapun layanan yang telah diberikan oleh guru BK yaitu layanan orientasi tentang jadwal pelajaran harian peserta didik. Layanan penempatan dan penyaluran yaitu penempatan peserta didik dalam tempat duduk di kelas. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Efektivitas pemanfaatan hasil AUM Umum dilakukan belum terlaksana dengan optimal. Hal ini terlihat dari kegiatan-kegiatan layanan yang belum tuntas pada penyelesaian masalah siswa, masih ada guru BK yang belum memanfaatkan hasil AUM Umum dalam kelompok masalah ekonomi dan keuangan, karir dan pekerjaan, keadaan dan hubungan dalam kelurga, serta waktu senggang dalam pemberian layanan kepada peserta didik. 2. Efektivitas pemanfaatan hasil AUM PTSDL yang dilakukan oleh guru BK belum terlaksana dengan optimal. Hal
ini terlihat dari kegiatan layanan yang diberikan masih ada guru BK yang belum memanfaatkan hasil AUM PTSDL dalam kelompok masalah prasyarat penguasaan materi pelajaran, sarana belajar, dan lingkungan belajar dan sosio-emosional. Hal ini disebabkan karena pengolahan AUM PTSDL yang lama dan tenaga guru BK yang kurang memadai serta alokasi untuk jam BK hanya sedikit sehingga belum semua masalah peserta didik dapat terentaskan. SARAN 1. Guru BK lebih memahami dan mengoptimalkan pemanfaatan dari hasil AUM yang ada. 2. Kepala Sekolah, diharapkan dapat memahami dan menyediakan sarana seperti: alat pengumpul data, alat penyimpan data, kelengkapan penunjang kelas, dan perlengkapan administrasi sementara prasarana BK seperti: ruang tamu, ruang konseling perorangan, ruang bimbingan kelompok, ruang konseling kelompok, ruang sumber bimbingan dan konseling, serta penambahan waktu pelayanan BK secara klasikal. 3. Kepada peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian lanjutan bagaimana efektivitas pemanfaatan hasil AUM dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dengan melihat pada aspek-aspek lain. KEPUSTAKAAN E. Mulyasa. 2011. “Manajemen Pendidikan Karakter”. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2012. “Bimbingan dan Penyuluhan”. Bandung: CV Pustaka Mandiri. Komalasari, Gantina. 2011. “Asesmen Teknik Nontes dalam Perspektif BK Konprehensif”. Jakarta: PT Indeks. Nurihsan, Achmad Juntika. 2009. Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Refika Aditama.
Prayitno, dkk. 1997. “AUM (Alat Ungkap Masalah) Seri Umum Format 2: SLTA. Prayitno. 2012. “Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling”. Padang: UNP.