perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
EFEKTIVITAS PARKIR PASAR TRADISIONAL UTAMA DI KOTA SURAKARTA
Disusun Oleh : SULUH KARTIKA MINARTI I 0608077
Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2013 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Traditional markets in Surakarta faced with the problem parking provision and services. One of them is the difficulty of parking provision in accordance with the demands or needs of the visitors of the actual market. The effectiveness of provision and parking services can be achieved if the level of parking provision and services that exist today have been able to accommodate all the needs of visitors to the market. The study was conducted to determine the effectiveness of service provision and the existing parking lot and continues to this day. To achieve the goals and objectives of this study, the analysis technique used is the qualitative and quantitative analysis. Qualitative analysis is descriptive to describe the quality of service provision and observations in the field, while the quantitative analysis used in calculating the results of the questionnaire the perceptions of visitors by way of weighting. Based on the analysis that has been made known that the parking provision and services that have been there all along in traditional markets or not yet effective. this was due to lack of parking space allocation so that not all needs can be met pengunjung. Besides his ministry was still less effective, due to changes in the function of the parking area into the second market and a parking space is not effective in accordance with the standards and facilities for pedestrians turned into the parking lot for motorcycles.
Keywords: Traditional Market, parking and parking Effectiveness in Traditional Markets
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Pasar tradisional di Kota Surakarta dihadapkan pada masalah penyediaan dan pelayanan parkir. Salah satu diantaranya adalah kesulitan untuk pengadaan fasilitas parkir yang sesuai dengan tingkat permintaan atau kebutuhan para pengunjung pasar
yang
sebenarnya. Efektivitas penyediaan dan pelayanan parkir dapat dicapai jika tingkat penyediaan dan pelayanan parkir yang telah ada saat ini sudah dapat menampung seluruh kebutuhan pengunjung pasar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektivan penyediaan dan pelayanan parkir yang telah ada dan berlangsung sampai saat ini. Untuk mencapai tujuan dan sasaran penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif yang digunakan adalah deskriptif untuk menjelaskan kualitas penyediaan dan pelayanan dari hasil pengamatan di lapangan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan dalam menghitung hasil kuesioner persepsi pengunjung dengan cara pembobotan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa penyediaan dan pelayanan parkir yang telah ada selama ini di pasar tradisional belum atau tidak efektif. Hal ini disebabkan karena kurangnya alokasi lahan parkir sehingga kebutuhan pengunjung tidak semuanya bisa terpenuhi. Selain itu pelayanannya pun masih kurang efektif, karena terjadi perubahan fungsi area parkir menjadi pasar kedua dan ruang parkir efektif tidak sesuai dengan standar serta fasilitas pejalan kaki berubah fungsi menjadi tempat parkir kendaraan roda dua.
Kata Kunci: Pasar, Parkir dan Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji dan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman, Islam, rahmat, dan hidayah yang tiada henti dilimpahkan-Nya kepada penulis. Atas izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul Efektivitas Parkir Pasar Tradisional Utama di Kota Surakarta, Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai syarat menempuh jenjang Strata-1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud untuk mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT karena atas segala limpahan rahmatnya penelitian ini data terselesaikan 2. Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. 3. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret. 4. Ir.Galing Yudana, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret. 5. Ir. Hardiyati, MT selaku dosen pembimbing akademik selama penulis menempuh pendidikan Strata-1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP dan Murtanti Jani Rahayu, ST, MT selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Seminar dan Tugas Akhir yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dan kitik selama penyusunan Tugas Akhir hingga selesai. 7. Ir.Galing Yudana, MT dan Ir. Soedwiwahjono, MT sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 8. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mecurahkan kasih sayangnya dan memberikan berbagai bentuk dukungan kepada penulis.
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
9. Lolita,
digilib.uns.ac.id
, Didit, Gian, Adit, Ramdhan, Alfi, Zoe, Amos dan Rika, terima
kasih buat kalian yang telah membantu penulis baik pada seminar, proses penelitian, sampai proses akhir penyusunan Laporan Tugas Akhir ini 10. Teman-teman PWK 2008 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih untuk kerja sama selama ini. 11. Bappeda, DPP dan UPTD Perparkiran Kota Surakarta, serta pihak pengelola Pasar Gede, Klewer dan Legi yang telah membantu dan memberikan kemudahan dalam memperoleh data. 12. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan kerja praktik dan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan sehingga jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis, serta menambah wawasan dan menjadi inspirasi pembaca.
Surakarta,
Januari 2013
Penulis
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................... ABSTRACT................................................................................................................... ABSTRAK.................................................................................................................... KATA PENGANTAR................................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................................. DAFTAR TABEL.......................................................................................................... DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... DAFTAR PETA............................................................................................................
i ii iii iv v vii ix x xi
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................ 1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian............................................................... 1.3.1 Tujuan Penelitian......................................................................... 1.3.2 Sasaran Penelitian........................................................................ 1.4 Manfaat Penelitian................................................................................. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian..................................................................... 1.5.1 Lingkup Pembahasan................................................................... 1.5.2 Lingkup Wilayah.......................................................................... 1.6 Alur Penelitian....................................................................................... 1.7 Sistematika Penulisan............................................................................
1 1 3 4 4 4 4 4 4 5 7 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PASAR TRADISIONAL DAN PARKIR............ 2.1 Pasar Tradisional................................................................................... 2.1.1 Pengertian Pasar Tradisional 2.1.2 Karakteristik Pasar Tradisional.................................................... 2.1.3 Pengguna Pasar Tradisional......................................................... 2.2 Parkir............................................................................... 2.2.1 2.2.2 Fasilitas Parkir 2.2.3 Konsep Parkir............................................................................... 2.2.4 2.2.5 Parkir di Kawasan perdagangan................................................... 2.2.5.1 Kawasan Perdagangan...................................................... 2.2.5.2 Dimensi Ruang Parkir di Kawasan Perdagangan............. 2.2.6 Tingkat Pelayanan Parkir............................................................. 2.2.7 Efektivitas 2.2.8 Pengendalian Parkir..................................................................... 2.3 Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional.................................................. 2.3.1.1 Persepsi dan Kepuasan Pengunjung Pasar terhadap
9 9 9 10 11 12 12 13 14 14 17 17 17 18 20 22 22
2.3.1.2
commit to user
22 23 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 3 METODE PENELITIAN................................................................................ 3.1 Pendekatan Penelitian............................................................................ 3.2 Jenis Penelitian...................................................................................... 3.3 3.4 Tolok Ukur Penelitian........................................................................... 3.5 Metode Pengambilan Sampel................................................................ 3.6 Metode Pengumpulan Data................................................................... 3.6.1 Kebutuhan Data............................................................................ 3.6.2 Teknik Pengumpulan Data........................................................... 3.7 Metode Analisis Data............................................................................ BAB 4 HASIL PENELITIAN PARKIR di PASAR TRADISIONAL UTAMA KOTA SURAKARTA..................................................................................... 4.1. 4.1.1 4.1.2 4.2. 4.2.1 4.2.2 4.2.3 Pelayanan Parkir dilihat Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar 4.3. Efektivitas Parkir din Pasar Tradisional BAB 5 EFEKTIVITAS PARKIR di PASAR TRADISIONAL UTAMA KOTA SURAKARTA.................................................................................................. 5.1 Analisis Kebutuhan Parkir berdasarkan Ragam Aktivitas Pengunjung Pasar....................................................................................................... 5.2 Analisis Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional................................... 5.2.1 Efektivitas Penyediaan Parkir di Pasar 5.2.2 Efektivitas Pelayanan Parkir di Pasar Tradisional...................... BAB 6 PENUTUP........................................................................................................ 6.1 Kesimpulan............................................................................... 6.2 Rekomendasi.............................................................................
27 27 27 28 28 29 31 31 32 33
41 41 41 44 44 44 45 53
66 66 68 68 69 74 74 74
DAFTAR PUSTAKA
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12
Keputusan Dirjen Hubda Tentang Satuan Ruang Parkir Jenis Kendaraan................................................................................................... Kebutuhan Ruang Gerak Kendaraan.......................................................... Kebutuhan SRP di Pusat Perbelanjaan....................................................... Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas................................................................ Perumusan Tolok Ukur Penelitian.............................................................. Jumlah Pedagang dan Jumlah Sampel Pengunjung Pasar.......................... Kebutuhan Data.......................................................................................... Kriteria dan Interval Nilai Dalam Penilaian Keefektivan Pelayanan Parkir Dilihat dari Kebutuhan Pengunjung Pasar Kriteria dan Interval Nilai dalam Penilaian Keefektivan Penyediaan Parkir Diliha Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar ...................................... Tingkat Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional.......................................... Jumlah Petak Parkir Resmi di Pasar Tradisional........................................ Aktivitas Responden di Pasar Tradisional.................................................. Jenis Kendaraan Yang Digunakan Oleh Para Responden.......................... Alasan Pengunjung Pasar Memilih Tempat Parkir..................................... Tingkat Efektivitas Penyediaan Parkir di Pasar Tradisional Berdasarkan Kebutuhan Pengunjung Pasar..................................................................... Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Lokasi Area Parkir Saat Ini Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keamanan Parkir Saat Ini................................................................................................................ Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keandalan Parkir Saat Ini................................................................................................................ Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kenyamanan Parkir Saat Ini................................................................................................................ Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Fasilitas Penunjang Parkir Saat Ini................................................................................................... Tingkat Efektivitas Pelayanan Parkir Dilihat Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar.................................................................................................. Analisis Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional
17 18 18 20 29 31 31 37 39 39 42 45 46 47 52 54 54 55 60 61 63 64
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9
Alur Penelitian....................................................................................... Kerangka Pikir Penelitian..................................................................... Kerangka Analisis Penelitian................................................................. Besaran dan Keadaan Eksisting Fasilitas Parkir di Pasar Gede, Klewer dan Legi..................................................................................... Grafik Aktivitas Responden Berdasarkan Tujuan/ Keperluan di Pasar Grafik Perbandingan Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenisnya............ Grafik Alasan Memilih Tempat Parkir.................................................. Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kualitas Lokasi Parkir Pasar Tradisional.................................................................................... Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keamanan Parkir Saat Ini........................................................... Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keandalan Parkir Saat Ini......................................................................................... Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Tradisional Terhadap Kemudahan dalam Melakukan Manuver Kendaraan................................................. Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Tradisional Terhadap Kualitas
7 26 40 43 45 46 48 54 55 56 60 61
Gambar 4.10
Kondisi Fasilitas Pedestrian dan Peneduh di Area Parkir Pasar Tradisional.............................................................................................
62
commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PETA
Peta 1.1 Peta 4.1 Peta 4.2 Peta 4.3 Peta 4.4 Peta 4.5 Peta 4.6
Lingkup Wilayah Penelitian..................................................................... Peta Lokasi Sebaran Parkir di Pasar Gede............................................... Peta Lokasi Sebaran Parkir di Pasar Klewer............................................ Peta Lokasi Sebaran Parkir di Pasar Legi............................................... Peta Kondisi dan Permasalahan Parkir di Pasar Gede.............................. Peta Kondisi dan Permasalahan Parkir di Pasar Klewer.......................... Peta Kondisi dan Permasalahan Parkir di Pasar Legi...............................
6 49 50 51 57 58 59
commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga masalah ini layak untuk dijadikan sebagai bahan penelitian tugas akhir. Selain latar belakang masalah, bab ini juga menyajikan tujuan, sasaran, manfaat, batasan penelitian dan sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang Surakarta merupakan salah satu kota besar di Indonesia, dimana di dalam kota ini banyak sekali terdapat ragam aktivitas. Dari sekian banyak ragam aktivitas yang terdapat di Kota Surakarta ada salah satu aktivitas atau kegiatan yang menjadi sektor unggulan dan menyumbangkan 23% pendapatannya untuk peningkatan PRDB Kota Surakarta pada tahun 2005 (Surakarta Dalam Angka, 2005) dan aktivitas atau kegiatan yang dimaksud adalah Ritel atau perdagangan1. Bentuk kegiatan ritel skala besar di Indonesia dapat di kategorikan menjadi dua format yaitu ritel modern dan ritel tradisional. Bentuk ritel modern antara lain mall dan trade center, sedangkan ritel tradisional biasanya berbentuk pasar tradisional atau rakyat. Pasar terdiri dari kios-kios yang berada dibagian dalam dan toko-toko di bagian luarnya yang menghadap ke jalan. Dalam suatu pasar tersedia berbagai gerai dengan segala macam produk yang diperlukan masyarakat, dari barang kebutuhan sehari-hari hingga produk tahan lama
. Dengan tersedianya berbagai barang kebutuhan sehari-hari di
pasar dan harganyapun murah hal ini lah yang menarik minat para masyarakat kota Surakarta maupun sekitarnya untuk datang dan berbelanja di pasar tradisional Kota Surakarta. Dalam kegiatan ritel, lokasi adalah salah satu faktor yang terpenting. Lokasi suatu fasilitas ritel akan mempengaruhi kesuksesan dari usaha tersebut. Luas dan kepadatan wilayah yang dilayani, kelas sosial ekonomi penduduk, luas dari pusat perbelanjaan, kondisi lalu lintas dan ketersediaan sarana angkutan umum merupakan beberapa faktor lokasi yang mempengaruhi banyaknya pengunjung. Pada kasus yang terjadi di negara berkembang termasuk di Surakarta, penempatan lokasi suatu fasilitas yang menumpuk di suatu kawasan, termasuk dalam fasilitas ritel skala besar/ pusat perbelanjaan. Fenomena yang terjadi seiring dengan tumbuh dan berkembangnya ritel tradisional di Kota Surakarta adalah semakin meningkatnya perpindahan penduduk dari luar Kota Surakarta. Dengan jumlah penduduk Kota Surakarta yang meningkat setiap tahunnya menyebabkan timbulnya masalah perkotaan salah satunya adalah masalah transportasi. Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk permintaan akan kendaraan pribadi juga
commit to user
1
Ritel merupakan usaha menjual barang dan jasa secara eceran maupun grosir kepada masyarakat
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
semakin meningkat. Peningkatan jumlah permintaan kendaraan mengakibatkan masalah baru yaitu masalah parkir. Masalah parkir muncul dikarenakan jumlah kendaraan yang semakin meningkat setiap tahunnya tetapi tidak diimbangi dengan penambahan area atau lahan parkir baru di sekitar area perdagangan tradisional. Apalagi diketahui ada perbedaan penyediaan lahan parkir di ritel modern dan ritel tradisional, untuk ritel modern pada saat perencanaannya memang sudah disediakan area khusus bagi pengunjung dan pengguna mall atau trade center, tetapi lain halnya dengan pasar tradisional, sejak rencana pembangunannya dahulu memang tidak disediakan area atau lahan parkir khusus bagi pengunjung pasar karena pada waktu dulu volume kendaraan tidak sebanyak sekarang. Karena sejak pembangunannya memang tidak tersedia lahan parkir, maka saat ini kendaraan yang datang ke pasar tradisional akan di parkirkan di tepi jalan, dan bila pada jam-jam puncak yaitu antara pukul 11:00 sampai pukul 14:00 terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar pasar hal ini disebabkan kurangnya alokasi lahan parkir sehingga tidak dapat menampung kendaraan pengunjung pasar yang datang dan mengakibatkan kendaraan para pengunjung pasar di parkirkan sampai ke badan jalan dan penataan parkir di badan jalan ini juga tidak sempurna atau semerawut, yang mengakibatkan sirkulasi jalan di depan pasar dan sekitarnya menjadi terganggu dan menyebabkan kemacetan. Dari 44 pasar tradisional yang tersebar di seluruh Kota Surakarta ada beberapa pasar yang memiliki persamaan dalam permasalahan parkir, yaitu Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi (Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta, 2012). Ketiga pasar ini merupakan pasarpasar besar dan utama di Kota Surakarta, kenapa utama karena kegiatan ekonomi atau jual beli yang terjadi bukan hanya melayani masyarakat di Kota Surakarta saja tetapi masyarakat dari luar Kota Surakarta juga banyak yang membeli barang dagangan yang ada di pasar-pasar tersebut, bukan hanya itu saja bahkan banyak turis asing yang datang dan membeli serta mengimpor barang-barang dari ketiga pasar tersebut. Selain itu ketiga pasar ini merupakan wajah atau ikonnya Kota Surakarta jadi banyak tersimpan sejarah dan budaya di dalamanya. Serta pasar ini merupakan pasar khusus karena menjual hanya barang-barang satu tipe saja, seperti Pasar Klewer yang menjual barang jenis tekstil, pasar Gede yang menjual dalam skala besar barang-barang kebutuhan sehari-hari dan pasar legi yang menjual barang berupa hasil bumi seperti beras. Dan lokasi pasar-pasar ini ini juga sangat strategis karena berada di tengah Kota Surakarta dan mudah dilalui moda transportasi apapun. Aktivitas pengunjung di Pasar Gede, Klewer dan Legi yang semakin padat menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan akan area parkir, tetapi karena terbatasnya lahan saat ini sangat sulit sekali untuk mencari tempat parkir yang dekat pasar dan nyaman tempatnya. Terbukti di Pasar Gede dan Klewer kendaraan para pengunjung pasar diparkirkan
commit to user
di badan jalan, ada pula yang diletakkan di trotoar atau area pejalan kaki, hal ini dikarenakan 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak mampunya pengelola pasar untuk menampung seluruh kendaraan pengunjung yang datang ke pasar tradisional, akibatnya masih ditemukan beberapa pengunjung yang parkir jauh dari pasar, tetapi ada pula yang nekad untuk parkir didekat pasar tanpa memikirkan akibat yang akan muncul nantinya. Sebaliknya untuk Pasar Legi area parkirnya berada di dalam kompleks pasar tetapi masih saja ditemukan pengunjung yang parkir di luar pasar hal ini dikarenakan penataan parkir di dalam pasar yang belum berjalan baik dimana kendaraan antara roda 2 dan roda 4 penempatannya masih menumpuk atau bercampur menjadi satu dan belum ada pembagian yang jelas oleh para pengelola pasar. Selain masalah diatas ada masalah lain mengapa parkir di ketiga pasar ini bermasalah dan berhak untuk diteliti, yaitu adanya alih fungsi area parkir menjadi tempat jualan oleh para pemiliki kios didalam pasar dan pedagang oprokan, hal ini menjadi penyebab utama banyak pengunjung pasar yang harus memarkirkan kendaraan mereka jauh dari pasar dan masuk sampai ke badan jalan dan akhirnya menyebabkan kemacetan lalu lintas disekitar Pasar Gede, Klewer dan Legi. Idealnya suatu kawasan dapat meyediakan area parkir yang dapat menampung semua kendaraan para penguunjung pasar dan dengan penataan kendaraan yang parkir lebih baik lagi dapat mengurangi tingkat kesemerawutan yang sangat menganggu aktivitas lalu lintas disekitar pasar, sehingga para pengunjung pasar dapat merasa aman dan nyaman untuk parkir di area tersebut. Sampai saat ini belum ada yang menilai apakah penyediaan dan pelayanan parkir di yang ada di pasar tradisional saat ini sudah efektif atau belum. Berdasarkan permasalahan inilah alasan saya mengangkat tema ini untuk diteliti lebih lanjut, agar kesemerawutan parkir dapat di kurangi. 1.2. Rumusan Masalah Adanya fenomena dari perkembangan dari kegiatan perdagangan di pasar tradisional di Kota Surakarta dan masalah dengan area parkir yang ada saat ini menjadi suatu pekerjaan rumah bagi pemerintah Kota Surakarta. Oleh karena itu masalah penyediaan alokasi parkir dan pelayanan yang diberikan kepada pengunjung pasar membutuhkan penanganan yang serius sehingga permasalahn yang ada saat ini timbul tidak semakin parah ke depannya atau menimbulkan permasalahan-permasalahan lain yang lebih kompleks. Maka pertanyaan penelitian (research question) dalam penelitian ini adalah: Sudah efektifkah penyediaan dan pelayanan parkir yang ada saat ini di pasar tradisional utama Kota Surakarta?
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.3. Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui keefektifan aktivitas perparkiran di pasar tradisional utama Kota Surakarta saat ini di lihat dari penyediaan fasilitas dan pelayanan parkir yang diberikan. 1.3.2 Sasaran Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka sasaran dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Identifikasi aktivitas pengunjung pasar tradisional menurut keperluan yang akan dilakukan di pasar tradisional tersebut, 2). Identifikasi penyediaan dan pelayanan fasilitas parkir di pasar tradisional saat ini, 3). Identifikasi pendapat pengunjung pasar tradisional terhadap pelayanan dan penyediaan parkir saat ini, 4). Analisis efektivitas penyediaan dan pelayanan parkir dilihat dari kebutuhan pengunjung pasar, 5). Analisis efektivitas parkir di pasar tradisional utama. 1.4. Manfaat Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang berguna bagi pemangku kepentingan (perencana, pengelola, dan pembuat kebijakan) Kota Surakarta pada khususnya dalam rangka mengatasi permasalahan trasportasi yang ditimbulkan akibat kurangnya alokasi lahan parkir di pasar tradisional Kota Surakarta pada saat ini maupun pada masa yang akan datang, selain itu juga dapat memberikan masukan bagi pemerintah dan pihak-pihak yang terkait pada umumnya dalam menyusun dan mengubah peraturan yang dapat merencanakan, mengatur dan mangawasi segala bentuk kegiatan perparkiran baik di pusat-pusat perdagangan maupun pusat kegiatan lainnya yang membutuuhkan area parkir khusus pengunjung. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian 1.5.1. Lingkup Pembahasan Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini akan dibatasi pada kajian sebagai berikut: 1). Aktivitas pegunjung pasar tradisional
commit to user
2). Sebaran Lokasi area parkir pengunjung pasar tradisional 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3). Efektivitas penyediaan lahan parkir di lihat dari kebutuhan pengunjung pasar 4). Efektivitas pelayanan parkir di pasar tradisional meliputi kondisi area parkir, keamanan, keandalan, kenyamanan dan fasilitas penunjang atau pendukung parkir di pasar tradisional utama di Kota Surakarta. 5). Bentuk pengendalian yang tepat terhadap masalah parkir yang terjadi saat ini di pasar tradisional. 1.5.2. Lingkup Wilayah Wilayah yang menjadi objek penelitian ini adalah tiga pasar tradisional utama yang ada di Kota Surakarta yaitu Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi dengan luas masingmasing area sebagai berikut: untuk Pasar Gede memiliki luas 10.421 m2, Pasar Klewer dengan luas area 12.950 m2, dan Pasar Legi dengan luas 16.640 m 2 dan jangkauan pelayanan ketiga pasar ini sama yaitu sudah sampai mengekspor ke luar negeri. Dalam penelitian ini batas wilayah yang akan diteliti adalah area parkir yang ada disekitar pasar serta jaraknya 60 meter dari dinding terluar pasar (Keputusan Menteri Pekerjan Umum No: 468/ KPTS/ 1998), untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
commit to user 16
digilib.uns.ac.id 17
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.6. Alur Penelitian Proses penelitian ini dapat dilihat dalam gambar alur prose penelitian dibawah ini: Latar Belakang Fenomena perkembangan pasar tradisional saat ini menyebabkan semakin tingginya mobilitas penduduk, dan jumlah kendaraan di perkotaan. Hal ini mengakibatkan ketersediaan lahan parkir di pasar tradisional tidak dapat menampung seluruh kendaraan pengunjung yang dating dan mengakibatkan kendaraan meluap sampai ke badan jalan dan akhirnya mengganggu sirkulali lalu lintas disekitarnya.
Rumusan Masalah Sudah efektifkah penyediaan dan pelayanan parkir yang ada saat ini di pasar tradisional Kota Surakarta?
Tujuan Penelitian
Teknik Analisis
Mengetahui sudah efektifkah aktivitas perparkiran di pasar tradisional Kota Surakarta saat ini pelayanan parkir yang diberikan.
Analisis Kebutuhan Parkir berdasarkan Ragam Aktivitas Pengunjung Pasar Analisis Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional Parkir
Variabel Penelitian Kebutuhan Parkir Pengunjung Pasar Fasilitas Parkir Pasar (Kapasitas dan Pelayanan Parkir)
Fasilitas parkir Konsep parkir Parkir di kawasan perdagangan Tingkat pelayanan parkir Efektivitas Pasar Pasar tradisional Pengguna pasar tradisional Efektivitas Parkir di PasarTradisional
Kesimpulan Dan Saran
Gambar 1.1 Alur Penelitian Sumber: hasil analisis 2012
commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.7. Sistematika Penulisan Penulisan laporan dari penelitian ini akan dibagi menjadi dalam beberapa bab, yang secara garis besar diuraikan sebagai berikut : BAB I, Pendahuluan berisi proposal penelitian dari kajian penyediaan dan pelayanan parkir di pasar tradisional. Dalam bagian ini terdiri dari latar belakang yang merupakan dasar pemikiran dari penelitian ini, tujuan, sasaran, manfaat, dan lingkup pembahasan yang menjadi acuan dalam kegiatan penelitian ini, kerangka pikir penelitian, serta sistematika penyajian laporan penelitian. BAB II, Tinjauan literatur dalam penelitian ini terdiri dari teori-teori mengenai parkir yang meliputi pengertian fasilitas parkir dan macam bentuk/ tipe fasilitas parkir, parkir di kawasan perdagangan, pasar tradisional, pengguna pasar tradisional serta efektivitas . Tinjauan teori ini memberikan kerangka pemikiran mengenai apa yang akan dibahas dalam penelitian ini. Berdasarkan tinjauan teori tersebut, maka ditentukan variabel penelitian yang menjadi pokok bahasan serta batasan dalam penelitian ini. BAB III, Metode penelitian merupakan teknis pelaksanaan penelitian ini. Dalam metode penelitian ini meliputi jenis penelitian yang digunakan, penentuan variabel, tahapan analisis yang didalamnya meliputi proses dan teknis analisis yang digunakan untuk menjawab sasaran penelitian, metode pengumpulan data, serta populasi dan metode pengambilan sampel. BAB IV, Bagian ini merupakan kajian kondisi dari objek penelitian atau kompilasi data. Data yang telah diperoleh disajikan dalam dua bagian besar, yaitu gambaran fasilitas parkir di pasar dan aktivitas pengunjung pasar untuk melihat kebutuhan parkir mereka. Dari dua bagian besar tersebut masing-masing didalamnya akan berisi mengenai gambaran umum fasilitas parkir, kondisi area parkir saat ini, tatanan aktivitas pengguna di dalam pasar, persepsi pengguna terkait dengan kualitas pelayanan parkir yang diterima dan kebutuhan ruang parkir pengunjung pasar. Selanjutnya dari data yang disajikan tersebut akan digunakan dalam proses analisis data. BAB V, merupakan bab pembahasan yang berisi mengenai pembahasan/analisis dari temuan lapangan berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir penelitian sehingga diharapkan mampu menjawab rumusan masalah dan mendukung tujuan sasaran dari penelitian yang telah ditentukan. BAB VI, merupakan bab kesimpulan dan rekomendasi yang berisi mengenai kesimpulan penelitian termasuk hasil-hasil temuan penelitian, rekomendasi yang berkaitan dengan hasil temuan penelitian, serta rekomendasi. Bagian yang terakhir berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PASAR TRADISIONAL DAN PARKIR
Dalam melakukan penelitian mengenai efektivitas parkir di Pasar Gede, Klewer dan Legi Surakarta, maka diperlukan pemahaman terlebih dahulu mengenai teori yang berkaitan dengan penelitian yang meliputi tinjauan terhadap pasar, parkir dan efektivitas. Berikut hasil dari tinjauan teori terkait. 2.1. Pasar Tradisional 2.1.1 Pengertian Pasar Tradisional Utama Pasar secara harfiah berarti berkumpul untuk tukar menukar barang atau jual beli sekali dalam 5 hari Jawa. Pasar diduga dari bahasa Sanskerta Pancawara. Pasar dalam konsep urban jawa adalah kejadian yang berulang secara ritmik dimana transaksi sendiri tidak sentral, yang sentral dalam kegiatan pasaran adalah interaksi sosial dan ekonomi dalam satu peristiwa. Berkumpul dalam arti saling ketemu muka dan berjual beli pada hari pasaran menjadi semacam panggilan sosial perodik, dengan kata lain dari pasar adalah peken yang kata kerjanya mapeken artinya berkumpul (Wiryomartono, 1995). Pasar merupakan ruang sosial di samping ruang ekonomi. Faktor yang menyebabkan pasar tradisional masih tetap diminati adalah karakter/budaya konsumen. Meskipun informasi tentang gaya hidup modern dengan mudah diperoleh, tetapi tampaknya masyarakat masih memiliki budaya untuk tetap berkunjung dan berbelanja ke pasar tradisional. Terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara pasar tradisional dan pasar modern. Perbedaan itulah adalah di pasar tradisional masih terjadi proses tawar-menawar harga, sedangkan di pasar modern harga sudah pasti ditandai dengan label harga. Dalam proses tawar-menawar terjalin kedekatan personal dan emosional antara penjual dan pembeli yang tidak mungkin didapatkan ketika berbelanja di modern (Mukhlas, 2007). Berdasarkan pendapat para ahli tentang pasar tradisional, maka dapat diambil kesimpulan pasar tradisional utama adalah tempat yang merupakan pusat pengumpulan, penjualan, penyimpanan barang untuk disalurkan kepada grosir dan pusat pembelian yang lebih kecil dan jangkauan pelayanannya pun tidak hanya melayani lingkup regional saja tetapi sampai ke mancanegara.
commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.1.2 Karakteristik Pasar Tradisional Secara garis besar, pasar dapat dikelompokkan menjadi enam macam, yaitu: pasar menurut jenis barang yang diperdagangkan, waktu bertemunya penjual dan pembeli, luas kegiatan distribusi, fisik pasar serta menurut bentuk dan strukturnya (Suryadarma, dkk. 2007). Berikut ini akan kita bahas macam-macam pasar tersebut: 1) Pasar menurut jenis barang yang diperdagangkan Pasar menurut barang yang diperjual belikan dibedakan menjadi dua, yaitu pasar barang konsumsi dan pasar faktor produksi. Pasar barang konsumsi adalah pasar yang memperjualbelikan barang-barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Barang yang diperjualbelikan pada pasar barang konsumsi dapat langsung digunakan oleh konsumen. Contoh pasar barang konsumsi yaitu pasar beras, pasar tekstil, pasar sayur-mayur, pasar buah-buahan, dan pasar kelontong. Sedangkan pasar faktor produksi adalah pasar yang memperjualbelikan beberapa faktor produksi yang berguna bagi kelancaran proses produksi, seperti tembakau, beras, kopi, minyak bumi, tembaga, balai latihan kerja, mesin cetak, mesin tekstil, dan bursa efek. Pada pasar ini, para pemilik usaha (pengusaha) berperan sebagai pembeli, sedangkan penjualnya adalah pemilik factor produksi. Berdasarkan pemilikan faktor produksi, pasar barang produksi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pasar faktor produksi alam, pasar faktor produksi tenaga kerja, dan pasar faktor produksi modal. 2) Pasar menurut waktu bertemunya penjual dan pembeli Pasar menurut waktu bertemunya penjual dan pembeli dibedakan menjadi lima macam (Esther dan Dikdik, 2003), yaitu pertama pasar kaget, adalah pasar sesaat yang terjadi ketika terdapat sebuah keramaian atau perayaan. Contoh pasar kaget antara lain pada saat merayakan ulang tahun suatu daerah terdapat pasar malam, dan sebagainya. Kedua pasar harian, adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang berlangsung setiap hari dan barang-barang yang diperjualbelikan merupakan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Contoh pasar sayur-mayur, pasar beras, pasar buah, dan pasar daging. Ketiga pasar mingguan, adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang berlangsung seminggu sekali. Contoh pasar mingguan yaitu pasar kliwon, pasar pon, pasar wage, pasar pahing, dan pasar legi, keempat adalah pasar bulanan yaitu pasar yang diselenggarakan satu kali dalam satu bulan dan biasanya menjual barang-barang tertentu. Pasar jenis ini sudah jarang ditemukan. Meskipun ada itu hanya terdapat pada daerah tertentu saja. Contoh: pasar hewan, dan sebagainya, dan yang kelima Pasar tahunan adalah pasar yang diselenggarakan satu kali dalam satu tahun, dan biasanya bertujuan untuk memperkenalkan produk baru. Biasanya pasar ini dilakukan pada saat menjelang hari-hari besar. Contoh pasar tahunan: Pekan Raya Jakarta,
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pasar Malam Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta dan Pekan Semalam dilaksanakan setiap bulan Syawal. 3) Pasar menurut luas kegiatan distribusi Pasar menurut luas kegiatan distribusinya terbagi menjadi empat kategori yaitu: pasar lokal atau setempat, pasar daerah, pasar nasional dan pasar internasional. 4) Pasar menurut bentuk dan strukturnya Menurut bentuk dan strukturnya pasar terbagi menjadi dua yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. 2.1.3 Pengguna Pasar Tradisional Menurut Drs. Damsar, MA tahun 1997, pengguna pasar dibedakan menjadi dua yaitu penjual dan pembeli. Untuk karakteristik pembeli secara umum terbagi menjadi tiga yaitu): 1)
Pengunjung, yaitu mereka yang datang ke pasar tanpa mempunyai tujuan untuk melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa, mereka adalah orang-orang yang menghabiskan waktu luangnya di pasar.
2)
Pembeli, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untuk membeli sesuatu barang atau jasa, tetapi tidak mempunyai tujuan ke (di) mana akan membeli.
3)
Pelanggan, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untukmembeli sesuatu barang atau jasa, dan mempunyai tujuan yang pasti ke (di )mana akan membeli. Seseorang menjadi pembeli tetap dari seorang penjual tidak terjadi secara kebetulan, tetapi melalui proses interaksi sosial. Dalam aktivitas perdagangan, pedagang adalah orang atau institusi yang memperjual
belikan produk atau barang, kepada konsumen baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam ekonomi, pedagang dibedakan menurut jalur distribusi yang dilakukan dapat dibedakan menjadi : pedagang distributor (tunggal), pedagang (partai) besar dan pedagang eceran. Sedangkan dari pandangan sosiologi ekonomi menurut Drs. Damsar, MA membedakan pedagang berdasarkan penggunaan dan pengolahan pendapatan yang didapatkan dari hasil perdagangan dan hubungannya dengan ekonomi keluarga. Berdasarkan penggunaan dan pengolahan pendapatan yang diperoleh dari hasil perdagangan, pedagang dapat dikelompokkan menjadi: 1)
Pedagang profesional, yaitu pedagang yang menggunakan aktivitasperdagangan merupakan pendapatan / sumber utama dan satu-satunya bagi ekonomi keluarga.
2)
Pedagang semi profesional, yaitu pedagang yang mengakui aktivitas perdagangan untuk memperoleh uang tetapi pendapatan dari hasil perdagangan merupakan sumber
commit to user tambahan bagi ekonomi keluarga. 22
perpustakaan.uns.ac.id
3)
digilib.uns.ac.id
Pedagang subsistensi, yaitu pedagang yang menjual produk atau barang dari hasil aktivitas atas subsistensi untuk memenuhi ekonomi keluarga. Pada daerahpertanian, pedagang ini adalah seorang petani yang menjual produk pertanian ke pasar desa atau kecamatan.
4)
Pedagang semu, yaitu orang yang melakukan kegiatan perdagangan karena hobi atau untuk mendapatkan suasana baru atau untuk mengisi waktu luang. Pedagang jenis ini tidak mengharapkan kegiatan perdagangan sebagai sarana untuk memperoleh pendapatan, malahan mungkin saja sebaliknya ia (akan)memperoleh kerugian dalam berdagang.
2.2. Parkir Fasilitas parkir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem transportasi. Lalu-lintas biasanya timbul demi kepentingan pergerakan. Kendaraan berjalan menuju tempat tujuan dan setelah mencapai tempat tersebut kendaraan harus diparkir. Di daerah perkotaan, banyaknya pemilikan kendaraan menimbulkan masalah parkir yang serius. Di kawasan permukiman, setiap ruang kosong yang tersedia selalu diisi kendaraan yang diparkir sepanjang siang maupun malam hari. Begitu pula di dekat pusat perdagangan, sering terjadi kemacetan jalan yang cukup serius, karena makin banyaknya orang yang memilih pergi ke kota dengan kendaraan pribadi daripada menggunakan sarana angkutan umum. Di antara penyebab seriusnya kondisi ini adalah bahwa parkir telah merupakan " urusan setiap orang ". Tanggung jawab penyelenggaraan dan pengaturannya kerap kali dibagibagi di antara pemilik gedung, pedagang, investor, perencana, otorita terminal dan transit, dan jawatan pemerintah lainnya. Sebagai tambahan, tanggung jawab penetapan ruang yang tersedia untuk para pemakai, penetapan biaya, dan kebijaksanaan pengaturannya biasanya antara lain dilakukan oleh dewan kota, polisi, insinyur lalu-lintas, dan pengadilan. Kreasi jawatan yang terutama berhubungan dengan parkir umumnya mengusulkan cara untuk memecahkan dilema yang berkelanjutan ini. Parkir menurut kamus bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai tempat pemberhentian kendaraan beberapa saat. Sedangkan menurut Undang-undang lalu lintas No. 14/1992, parkir adalah tempat pemberhentian kendaran atau bongkar muat barang dalam jangka waktu yang lama atau sebentar tergantung keadaan dan kebutuhannya. 2.2.1 Parkir Bagian dari Elemen Perancangan Kota Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimanahalnya dengan keberadaan sistem
commit to user
transportasi dari jalan publik, pedestrian ways, dan tempat-tempat transit yang saling 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berhubungan akan membentuk pergerakan (suatu kegiatan). Sirkulasi di dalam kota merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat membentuk, mengarahkan, dan mengendalikan pola aktivitas dalam suatu kota. Selain itu sirkulasi dapat membentuk karakter suatu daerah, tempat aktivitas dan lain sebagainya. Tempat parkir mempunyai pengaruh langsung pada suatu lingkungan yaitu pada kegiatan komersial di daerah perkotaan dan mempunyai pengaruh visual pada beberapa daerah perkotaan. Penyediaan ruang parkir yang paling sedikit member efek visual yang merupakan suatu usaha yang sukses dalam perancangan kota. Elemen ruang parkir memiliki dua efek langsung pada kualitas lingkungan, yaitu: a. Kelangsungan aktivitas komersial b. Pengaruh visual yang penting pada bentuk fisik dan susunan kota
Dalam merencanakan tempat parkir yang benar, hendaknya memenuhi persyaratan: a. Keberadaan strukturnyaa tidak mengganggu aktivitas di sekitar kawasan b. Pendekatan program penggunaan berganda c. Tempat parkir khusus d. Tempat parkir di pinggiran kota.
Dalam perencanaan untuk jaringan sirkulasi dan parkir selalu memperhatikan: a. Jaringan jalan harus merupakan ruang terbuka yang mendukung citra kawasan dan
aktivitas pada kawasan b. Jaringan jalan harus memberikan orientasi pada penggunaan dan membuat lingkungan
yang legible c. Kerjasama dari sektor kepemilikan dan privat dan publik dalam mewujudkan tujuan dari
kawasan. 2.2.2 Fasilitas Parkir Sebuah kota membutuhkan bermacam
macam fasilitas yang dapat digunakan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kamus tata ruang, fasilitas dapat diartikan sebagai: Bangunan atau ruang terbuka Istilah umum yang dipakai untuk menunjukan pada suatu unsur penting dalam aset pemerintahan atau pemberian pelayanan jasa pada umumnya Jaringan atau bangunan yang memberikan pelayanan dengan fungsi tertentu kepada masyarakat maupun perorangan berupa kemudahan kehidupan masyarakat dan pemerintah
commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menunjang kebutuhan masyarakat. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada kurun waktu tertentu (PP No.43, 1993). Pusat kota sebagai kawasan penarik perjalanan, telah menimbulkan banyak permasalahan di bidang lalu lintas, antara lain tingkat penggunaan fasilitas parkir yang tidak merata dan keterbatasan penyediaan lokasiparkir di pusat kota. Fasilitas parkir sebagai salah satu elemen penting dalam sistem transportasi perkotaan saat ini, perlu pengaturan dalam penggunaannya. Fasilitas parkir yang efisien dapat menciptakan lalu lintas di kawasan tersebut menjadi lebih tertib dan lancar. Pemilihan lokasi parkir terkait dengan tingkat kepuasan yang didapatkan oleh para pengguna parkir dalam memilih lokasi parkir,antara lain disebabkan oleh tarif, jarak berjalan menuju tempat tujuan, kenyamanan dan keamanan, dan kemudahan mendapat lokasi parkir. Meningkatnya tingkat perekonomian masyarakat, menyebabkantumbuhnya tempattempat usaha baru yang umumnya terletak di pinggir jalandengan volume lalu lintas padat, tempat-tempat usaha tersebut umumnya tidakmenyediakan lahan parkir yang cukup sehingga menyebabkan pengunjungmemarkir kendaraan pada badan jalan. Hal tersebut dapat menyebabkan lebarefektif jalan berkurang. 2.2.3 Konsep Parkir Dalam penanganan parkir perlu dilakukan pendekatan sistematis pada dua aspek utama yaitu: kajian terhadap permintaan parkir/ kebutuhan ruang parkir dan kajian terhadap besar penyediaan fasilitas parkir. Besarnya permintaan parkir pada suatu kawasan ruas jalan sangat dipengaruhi oleh pola tata guna lahan di kawasan yang bersangkutan, sehingga di dalam penanganan parkir harus diikuti dengan pengaturan pola tata guna lahan yang disesuaikan dengan Rencana Detail Tata Ruang di setiap kota. Selain itu mengingat besarnya permintaan parkir sehingga memunculkan banyak bangkitan parkir di ruas badan jalan, oleh sebab itu persyaratan penyediaan fasilitas parkir minimal pada pusat kegiatan yang ada atau pusat kegiatan baru yang dapat dituangkan sebagai persyaratan dalam pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). 2.2.4 Tipe Parkir Tipe parkir dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Menurut Penempatannya Menurut cara penempatannya terdapat dua cara penataan parkir (Joseph de Chiara & Lee Koppelman,1975) yaitu:
commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Parkir di tepi jalan (on street parking) Parkir di tepi jalan ini mengambil tempat di sepanjang jalan, dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk fasilitas parkir. Parkir dengan sistem ini dapat ditemui di kawasan perumahan maupun di pusat kegiatan, dan juga kawasan lama yang pada umumnya tidak siap menampung perkembangan jumlah kendaraan. Parkir di tepi ini menguntungkan bagi pengunjung yang menginginkan dekat dengan tempat yang dituju. Tetapi idealnya parkir sistem ini harus dihindari, dengan alasan: Mengurangi kapasitas jalan Menimbulkan kemacetan dan kebingungan pengemudi Memperpanjang waktu tempuh dan memperbesar kecelakaan Meskipun begitu, beberapa parkir di jalan masih diperlukan dan bila keadaan jalan masih memungkinkan, yaitu pada jalan-jalan yang arusnya tidak melebihi 400 kendaraan/jam; atau pada lalu lintas searah dengan arus kurang dari 600 kendaraan/jam, parkir pada salah satu sisi masih diperbolehkan jika tempat pejalan kaki yang berdekatan dengannya tidak telalu ramai dan terdapat sedikit pejalan kaki yang menyebrang jalan.Bila dari posisi parkir dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: Parkir sejajar dengan sumbu jalan (bersudut 180°) Parkir bersudut 30°, 45°, dan 60° dengan sumbu jalan Parkir tegak lurus sumbu jalan (bersudut 90°) Parkir dengan sudut tegak lurus sumbu jalan mampu menampung kendaraan lebih banyak dari pada posisi parkir lainnya, tetapi lebihbanyak mengurangi fungsi dari lebar jalan. 2) Parkir di luar jalan (off street parking) Cara ini menempati pelataran parkir tententu di luar badan jalan baik halaman terbuka atau di dalam bangunan khusus untuk parkir dan mempunyai pintu pelayanan masuk untuk tempat mengambil karcis parkir dan pintu pelayanan keluar untuk menyerahkan karcis parkir sehingga dapat diketahui secara pasti jumlah kendaraan yang parkir dan jangka waktu kendaraan parkir. Yang termasuk off street parking antara lain: Parking Lot / Surface Car Parks, adapun fasilitas parkir berupa suatu lahan yang terbuka di atas permukaan tanah. Fasilitas ini memerlukan lahan yang luas. Multi Storey Car Parks, adalah fasilitas parkir di ruangan tertutup yang berupa garasi bertingkat. Fasilitas ini cukup efektif pada saat ketersediaan lahan terbatas.
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mechanical Car Parks, adalah fasilitas parkir yang sama dengan mechanical storey car parks hanya dilengkapi dengan lift/elevator yang berfungsi mengangkut kendaraan ke lantai yang dituju. Under-ground Car Park, adalah fasilitas parkir yang dibangun pada basement multi storey atau di bawah suatu ruangan terbuka. b. Menurut Statusnya Menurut statusnya parkir dapat dibedakan menjadi: 1) Parkir umum, parkir umum adalah peparkiran yang menggunakan tanah-tanah, jalan-jalan atau lapangan-lapangan yang dimiliki/dikuasai dan pengelolaannya diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. 2) Parkir khusus, parkir khusus adalah peparkiran yang menggunakan tanah-tanah dan pengelolaannya diselenggarakan oleh pihak ketiga. 3) Parkir darurat, parkir darurat adalah peparkiran di tempat-tempat umum, baik menggunakan tanah, jalan ataupun lapangan milik atau penguasaan Pemerintah Daerah atau swasta karena kegiatan insidentil. 4) Taman parkir, taman parkir adalah suatu areal bangunan peperkiran yang dilengkapi dengan fasilitas sarana peparkiran yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. 5) Gedung parkir, gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir kendaraan yang penyelenggaraannya oleh Pemerintah Daerah atau pihak yangmendapat ijin dari Pemerintah Daerah. c. Menurut Jenis Kendaraan Kendaraan yang diparkir dibedakan menurut tenaga penggeraknya, yaitu: 1) Kendaraan Bermotor Kendaraan Pribadi, beroda empat dan beroda dua (motor). Kendaraan Umum, bis kota, angkutan kota non bis, truck barang. 2) Kendaraan Tidak Bermotor Kendaraan Pribadi, sepeda. Kendaraan Umum, becak, gerobak, dokar. d. Menurut Tujuan Parkir Menurut jenis tujuan parkir dapat digolongkan menjadi: 1) Parkir penumpang, yaitu parkir yang menaikkan dan menurunkan penumpang. 2) Parkir barang, yaitu parkir untuk bongkar muat barang.Keduanya sengaja dipisahkan agar satu sama lain masing-masing kegiatan tidak commit tosaling user mengganggu. 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Menurut Jenis Pemilikan dan Pengelolaannya Menurut jenis kepemilikan dan pengoperasian parkir dapat digolongkan menjadi: 1) Parkir yang dimiliki dan dikelola oleh swasta. 2) Parkir yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah tetapi pengelolaannya oleh pihak swasta. 3) Parkir yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah 2.2.5 Parkir di Kawasan Perdagangan 2.2.5.1. Kawasan Perdagangan Perdagangan merupakan suatu aktivitas perekonomian dimana terjadi transaksi antara produsen yang merupakan penghasil ataupun jasa dengan konsumen yang merupakan pemakai barang ataupun jasa tersebut. Dalam proses transaksi ini dapat terjadi suatu langsung ataupun dengan menggunakan perantara. Beberapa penulis mengungkapkan arti kawasan perdagangan ini secara berbeda-beda, tetapi pada dasarnya memeiliki maksud yang sama yaitu : Kawasan perdagangan merupakan suatu kawasan dimana menjadi tempat berlangsungnya berbagai aktivitas perdagangan seperti penjual pakaian, sepatu, buku, radio, restoran dan lain-lainnya dengan dilengkapi bioskop dan tempat hiburan (Joseph de Chiara & Lee Koppelman, 1975). 2.2.5.2. Dimensi Ruang Parkir di Kawasan Perdagangan lah tempat untuk satu kendaraan Dimensi ruang parkir menurut Dirjen Perhubungan Darat dipengaruhi oleh: 1)
Lebar total kendaraan
2)
Panjang total kendaraan
3)
Jarak bebas
4)
Jarak bebas area lateral
Penentuan SRP untuk mobil penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.1 Keputusan Dirjen Hubda tentang Satuan Ruang Parkir Jenis Kendaraan Jenis Kendaraan
Satuan Ruang Parkir (SRP)
Mobil penumpang golongan I
2,30 m x 5,00 m
Mobil penumpang golongan II
2,50 m x 5,00 m
Mobil penumpang golongan III
3,00 m x 5,00 m
Mobil bus/ truk
3,40 m x 12,5 m
Sepeda motor
0,75 m x 2,00 m
Sumber: Keputusan Dirjen Hubda No: 272/HK.105/DRJD/96
Berikut pengguna kendaraan yang telahcommit digolongkan kedalam satuan ruang parkir, yaitu: to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Golongan I: karyawan/pekerja, tamu/pengunjung pusat kegiatan perkantoran, perdagangan, pemerintahan, universitas. Golongan II : pengunjung temapat olah raga, pusat hiburan/rekreasi, hotel,pusat perdagangan eceran/swalayan, rumah sakit, bioskop. Golongan III : orang cacat a.
Kebutuhan ruang gerak Kebutuhan ruang gerak kendaraan parkir dipengaruhi oleh: sudut parkir, lebar
panjang parkir, ruang efektif parkir, ruang manuver dan lebar pengurangan manuver (2,5 m). Standar kebutuhan gerak yang disarankan oleh Direktorat Perhubungan Daratdapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.2 Kebutuhan Ruang Gerak Kendaraan Sudut
Parkir
Lebar Ruang Parkir
Ruang
( n)
(m)
efektif (m)
(m)
0
2,3
2,3
3,0
30
2,5
4,5
2,9
45
2,5
5,1
3,7
60
2,5
5,3
4,6
90
2,5
5,0
5,8
00 0
parkir
Ruang manuver
Sumber: Keputusan Dirjen Hubda No: 272/HK.105/DRJD/96
b.
Standar kebutuhan ruang parkir di kawasan pasar tradisional Standar kebutuhan ruang parkir akan berbeda-beda untuk tiap jenis tempat kegiatan.
Hal ini disebabkan anatara lain karena perbedaan tipe pelayanan, tarip yang dikenakan, ketersediaan ruang parkir, tingkat kepemilikan kendaraan bermotor, dan tingkat pendapatan masyarakat. Dari hasil studi Direktorat Jendaral Perhubungan Darat, standar kebutuhan ruang parkir untuk pusat perdagangan dapat disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 2.3 Kebutuhan SRP di Pusat Perdagangan Luas Areal Total (100m2) 10 20 50 100
500
1000 1500 2000
Kebutuhan (SRP)
415
777
59 67 88 125
1140 1502
Sumber: Keputusan Dirjen Hubda No: 272/HK.105/DRJD/96
2.2.6 Tingkat Pelayanan Parkir Untuk menjabarkan pengertian mengenai tingkat pelayanan (level of service),(Vuchic, 1981) menyatakan bahwa tingkat pelayanan merupakan ukuran karakteristik pelayanan secara keseluruhan yang mempengaruhi pengguna jasa (user). Tingkatpelayanan merupakan elemen
commit to user
dasar terhadap penampilan komponen-komponen transportasi tanpa terkecuali fasilitas parkir, 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga pelaku perjalanan tertarik untuk menggunakan suatu produk jasa parkir. Faktor utama yang dibandingkan tingkat pelayanan parkir dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu : 1) Unjuk kerja elemen-elemen yang mempengaruhi pengguna jasa, seperti : kecepatan operasi, kepercayaan, keamanan dan faslitas pendukung lainnya; 2) Kualitas pelayanan, mencakup elemen-elemen kualitatif pelayanan, seperti: Kenyamanan, kemudahan seseorang dalam menggunakan suatu fasilitas tanpa adanya suatu hambatan apapun Perilaku , karakteristik seseorang dalam penggunaan suatu fasilitas dan pelayanan Keandalan, kemampuan suatu sarana dalam mengatur dan menjaga kendaraan yang masuk sehingga pengguna parkir merasa percaya dan puas meletakkan kendaraan mereka bawa pada area tersebut. 3) Harga yang harus dibayar pengguna jasa untuk mendapatkan pelayanan Selain tiga kelompok di atas pelayanan parkir juga melihat sisi jarak atau akses yang dapat ditempuh oleh pengunjung pasar dari area parkir menuju pasar, berikut penjelasan singkat tentang aksesibilitas. a.
Aksesibilitas Aksesibiltas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan
secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan
yang sangat subjektif dan kualitatif. Mudah bagi seseorang tapi belum tentu mudah bagi orang lain, begitu pula dengan pernyataan susah. Oleh karena itu, diperlukan kinerja kuantitatif (terukur) yang dapat menyatakan aksesibilitas atau kemudahan. Ada yang menyatakan aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak. Jika suatu tempat berdekatan dengan tempat lainnya, dikatakan aksesibilitasnyaantara kedua tempat tersebut tinggi. Sebaliknya, jika kedua tempat itu sangat berjauhan maka aksesibilitasnya rendah. Jadi, tata guna lahan yang berbeda pasti mempunyai aksesibilitas yang berbeda pula karena aktivitas tata guna lahan tersebut tersebar dalam ruang secara tidak merata (heterogen). Beberapa jenis tata guna lahan mungkin tersebar secara meluas dan jenis lainnya mungkin berkelompok. Bberpa jenis tata guna lahan mungkin ada di satu atau dua lokasi saja dalam suatu kota seperti rumah sakit dan bandara. Dari sisi jaringan trasnportasi pasti juga berbeda-beda, sistem jaringan transportasi, kualitas pelayanan trasportasi juga berbeda-beda,
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sistem jaringan transportasi di suatu daerah mungkin lebih baik dibandingkan dengan daerah lain., baik dari segi kuantitas dan kualitas. Tabel 2.4 Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas Jarak
Jauh
Aksesibilitas rendah
Aksesibilitas menengah
Dekat
Aksesibilitas menengah
Aksesibilitas tinggi
Sangat jelek
Sangat baik
Kondisi prasarana
Sumber: Black 1981(dikutip oleh Tamin, 2003 dalam buku Perencanaan dan Permodelan Transportasi)
Skema sederhana yang memperlihatkan kaitan antara berbagai hal yang diterangkan mengenai aksesibilitas dapat dilihat pada tabel diatas. Apabila tata guna lahan saling berdekatan dan hubungan transportasi antar tata guna lahan tersebut mempunyai kondisi baik, maka aksesibilitas tinggi. Sebaliknya jika aktivitas tersebut saling terpisah jauh dan hubungan transportasinya jelek, maka aksesibilitas rendah. Beberapa kombinasi diantaranya mempunyai aksesibilitas menengah. Jarak maksimum bagi para pengunjung pasar atau kawasan perdagangan yang tidak mendapatkan tempat parkir kendaraan yang dekat dengan bangunan pasar dan harus sedikit lebih jauh memarkirkan kendaraan kendaraan yang mereka bawa adalah 60 meter. Jika tempat parkir tidak terhubun langsung dengan bangunan, misalnya pada parkir taman dan tempat terbuka lainnya, maka tempat parkir harus diletakkan sedekat mungkin dengan jalur pedestrian. Jarak minimal naik turun penumpang dan pengguna kendaraan dari jalan atau jalur lalu lintas sibuk adalah 360 cm dan dengan panjang minimal 600 cm. (Keputusan Menteri Pekerjan Umum No: 468/ KPTS/ 1998) 2.2.7 Efektivitas Parkir Efektivitas adalah menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya. Hal ini berarti, bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki.Pandangan yang sama menurut pendapat Peter F. Drucker yang dikutip H.A.S. Moenir dalam bukunya Manajemen Umum di Indonesia yang mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: Effectivennes, on the other hand, is the ability to choose appropriate objectives. An effective
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kemampuan untuk memilih sasaran hasil sesuai. Seorang manajer efektif adalah satu yang memilih kebenaran untuk melaksanakan) (dalam Moenir, 2006).
Memperhatikan pendapat para ahli di atas, bahwa konsep efektivitas merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional, artinya dalam mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang dimiliki walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian tujuan. Kata efektif sering dicampuradukkan dengan kata efisien walaupun artinya tidak sama, sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif. Menurut pendapat Markus Zahnd dalam bukunya Perancangan Kota Secara Terpadu mendefinisikan efektivitas dan efisiensi, sebagai berikut: berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa efektivitas lebih memfokuskan pada akibat atau pengaruh sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan mengenai sumber daya, yaitu mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu. Mengacu pada penjelasan diatas, maka untuk mencapai tujuan efektivitas parkir perlu adanya harmonisasi kemampuan sumberdaya dalam hal ini penyediaa dan pelayanan dengan kebutuhan penggunanya sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi jelas. Pencapaian sasaran tersebut dapat dikatakan efektif apabila adanya keharmonisan. a. Ukuran Efektivitas Keluaran atau output yang dihasilkan lebih banyak bersifat keluaran yang tidak berwujud atau intangible yang tidak mudah untuk dikuantifikasikan, maka pengukuran efektivitas sering menghadapi kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran efektivitas tersebut karena pencapaian hasil atau outcome seringkali tidak dapat diketahui dalam jangka pendek, akan tetapi dalam jangka panjang setelah program berhasil, sehingga ukuran efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif atau berdasarkan pada mutu dalam bentuk pernyataan saja (judgement), artinya apabila mutu yang dihasilkan baik, maka efektivitasnya baik pula. Menurut pendapat David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey dalam bukunya Individual and Sosiety yang dikutip Sudarwan Danim dalam bukunya Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok menyebutkan ukuran efektivitas, sebagai berikut: 1) Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output). 2) Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif
commit to user (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu). 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan. 4) Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi (dalam Danim, 2004) Berdasarkan uraian di atas, bahwa ukuran daripada efektifitas harus adanya suatu perbandingan antara masukan dan keluaran, ukuran daripada efektifitas harus adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran daripada efektivitas adanya keaadan rasa saling memiliki dengan tingkatan yang tinggi. Ukuran efektivitas parkir merupakan suatu standar akan terpenuhinya penyediaan dan pelayanan parkir sesuai dengan sasaran dan tujuan yang akan dicapai. 2.2.8 Pengendalian Parkir Bila permintaan parkir telah melampaui penyediaan ruang parkir, yang ditandai dari banyaknya pelanggaran terhadap ketentuan parkir ditempat yang seharusnya dilarang untuk parkir. Atau banyaknya parkir berlapis (ganda). Untuk itu perlu diambil kebijakan pengendalian parkir. Pengendalian parkir dapat dilakukan dengan jalan pengendalian ruang, waktu dan pengendalian biaya parkir. Pengendalian ini juga bisa dikaitkan dengan keseimbangan antara penawaran dan permintaan tempat parkir. Karena keterbatasan ruang terutama dipusat kota, maka untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran parkir, maka yang dilakukan adalah bukan memperbesar penawaran, namun mengendalikan permintaan dengan cara menekan permintaan parkir baik dari sisi ruang dan waktu. Pembatasn ruang dan waktu parkir yang dikombinasikan dengan biaya parkir progresiv persatuan waktu akan dapat menekan penggunaan ruang parkir (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1995). 2.3. Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional 2.3.1.1 Persepsi dan Kepuasan Pengunjung Pasar terhadap Fasilitas Parkir Manusia dibekali pencipta-Nya indera untuk memberikan penilaian (termasuk membandingkan) terhadap apa yang dilihatnya atau yang dirasakannya. Manusia pun pada dasarnya dibekali kemampuan untuk memaknai obyek yang tertangkap oleh inderanya dan memprosesnya sesuai kebutuhan, itulah persepsi. Porteous (1977) menjelaskan bahwa persepsi adalah suatu gambaran, pengertian serta interpretasi seseorang mengenai suatu obyek, terutama bagaimana orang tersebut menghubungkan informasi itu dengan dirinya dan
commit to user
lingkungan dimana ia berada. 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Grilick dalam Porteous (1977), semakin tinggi pendidikan seseorang maka persepsinya akan semakin baik. Suatu persepsi seseorang akan ruang tergantung kepada ukuran usia dan latar belakang budaya, suasana pikiran, pengalaman-pengalaman masa lalu, dan pengharapan-pengharapannya (Todd, 1987). Sedangkan menurut Brockman dan Merriem (1979), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu : 1) jenis kelamin dan umur; 2) latar belakang kebudayaan; 3) pendidikan; 4) pekerjaan; 5) asal/ tempat tinggal; 6) status ekonomi; 7) waktu luang; dan 8) kemampuan fisik dan intelektual. Setiap manusia menginderakan objek di lingkungannya. Ia memproses hasil penginderannya dan timbul makna atau persepsi tentang objek tersebut pada diri manusia bersangkutan. Jika persepsi itu berada dalam batas-batas optimal, maka individu berada dalam keadaan seimbang dan akan memberikan perasaan-perasaan yang menyenangkan. Sebaliknya, jika objek dipersepsikan di luar batas-batas optimal, maka individu akan mengalami stres (Sarwono, 1992). Kepuasan pengunjung dapat dilihat secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif dapat terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang ke kawasan tersebut dan melalui penyediaan dan pemeliharaan fasilitas dengan baik. Secara kualitatif, kepuasan pengunjung dapat diperoleh dengan manajemen yang baik melalui pengoperasian dan pelayanan parkir yang diberikan kepada pengunjung pasar dengan menggunakan standar setinggi mungkin (Sternloff, 1984). 2.3.1.2 Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional Pada dasarnya efektivitas merupakan pencerminan hubungan fasilitas yang telah disediakan dan manfaat yang dicapai dari penyediaan fasilitas tersebut. Efektivitas dikaitkan dengan pencapaian tujuan dan sasaran, dimana tujuan adalah kondisi atau keadaan yang ingin dicapai. Efektivitas menyatakan tingkat keberhasilan dalam usaha mencapai tujuan. Hal ini menyangkut pengertian yang luas karena pencapaian tujuan melibatkan seluruh komponen. Sejak awal, pembangunan pasar tradisional memang tidak menyediakan adanya sebuah lahan atau area khusus bagi para pengguna pasar untuk memarkirkan kendaraan yang mereka bawa. Tetapi dengan seiring perkembangan zaman dan meningkatnya jumlah penduduk kota, hal ini juga berpengaruh pada semakin tingginya jumlah kendaraan di perkotaan dan menyebabkan timbulnya masalah trasportasi yaitu salah satunya masalah parkir, salah atunya di area perdagangan termasuk di pasar tradisional. Karena sejak dari awal tidak tersedia lahan parkir khusus, maka kendaraan para pengguna pasar di letakkan di badan jalan, hal ini otomatis mengganggu aktivitas pergerakan yang ada. Selain itu penggunaan lahan parkir yang ada saat ini juga bercampur dengan aktivitas lain di sekitar pasar tradisional
commit to user
seperti pertokoaan, kantor dll, aktivitas-aktivitas seperti ini sedikit banyak mempengaruhi 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kebutuhan ruang parkir bagi pasar tradisional, baik di jam-jam biasa maupun di jam-jam puncak. Jadi, Efektivitas Parkir di pasar tradisional adalah ukuran keberhasilan ruang publik dalam pemenuhan dan penyediaan kebutuhan ruang parkir bagi pasar tradisional maupun lingkungan di sekitarnya. Tetapi dalam penelitian kali ini lebih ditekankan pada efektivitas kebutuhan dan penyediaan lahan parkir untuk pasar tradisional serta pelayanan parkir yang diberikan, sedangkan untuk kebutuhan ruang parkir untuk lingkungan disekitarnya tidak dihitung, karena lingkungan hanya sebagai pendukung dari penilaian efektivitas dari penyediaan fasilitas parkir bagi pasar tradisional. Jika kendaraan bukan pengguna pasar banyak yang parkir di lahan parkir pasar tradisional maka itu mempengaruhi kebutuhan penyediaan ruang parkir jika tidak ada maka tidak mempengaruhi sama sekali. Keberhasilan ruang publik dalam penyediaan kebutuhan ruang parkir bagi pasar tradisional dapat diukur dengan menggunakan beberapa variabel yaitu: 1) Kebutuhan ruang parkir Adalah area parkir yang dibutuhkan untuk dapat menampung seluruh kendaraan yang digunakan oleh para pengguna pasar baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Kebutuhan ruang parkir dapat diukur dengan indikator antara lain: a. Jenis kendaraan, kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang digunakan oleh para pengguna pasar untuk menuju ke pasar. b. Jumlah kendaraan, total kendaraan yang digunakan dan diparkirkan para pengguna pasar di area parkir yang tersedia.
c. Waktu
parkir, lamanya suatu kendaraan parkir di area yang telah disediakan dalam
kurun waktu tertentu. (Warpani, 1990) 2) Fasilitas parkir Adalah kapasitas atau daya tampung maksimum suatu lokasi yang digunakan untuk menampung kebutuhan ruang parkir kendaraan para pengguna pasar, serta kualitas pelayanan parkir yang diberikan harus baik agar pengguna merasa mudah, aman dan nyaman serta terus memarkirkan kendaraan yang mereka bawa jika mereka kembali ke pasar. Fasilitas parkir dapat diukur dengan indikator antara lain: a. Kapasitas ruang parkir, kemampuan atau daya tampung maksimum suatu ruang parkir untuk menampung kendaraan yang parkir. b. Pelayanan Parkir , Adalah kualitas pelayanan parkir yang diberikan secara optimal kepada para penguna maupun calon pengguna jasa parkir di pasar tradisional agar tertarik dan terus memarkirkan kendaraan yang mereka bawa di tempat tersebut.
commit to user
Tingkat pelayanan parkir dapat diukur dengan: 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lokasi parkir, tempat yang digunakan oleh para penguna pasar untuk memarkirkan kendaraan yang mereka bawa, dan jarak yang mereka tempuh lari lokasi parkir ke bangunan pasar maksimal sejauh 60 meter. Keamanan, situasi dimana area parkir dan lingkungan sekitarnya aman dari kecelakan, tindak pencurian dan gangguan fisik maupun pengerusakan kerakan akibat tindakan yang disengaja maupun tidak. Keandalan, kemampuan area parkir dalam mengatur kendaraan yang parkir dan area parkir yang ada sekarang tidak berubah fungsi sebagai tempat jualan, pangkalan angkutan umum. Kenyamanan, kendaraan yang masuk dan keluar area masuk area parkir dapat bergerak bebas dan lancar tanpa mengganggu aktivitas lain disekitarnya Fasilitas penunjang, sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa atau pelayanan dapat ditawarkan kepada konsumen, misalnya fasilitas peneduh, area pejalan kaki (Keputusan Dirjen Hubda No. 272/ HK.105/DRJD/96, Keputusan Menteri Pekerjan Umum No: 468/ KPTS/ 1998, Vuchic, 1981) Selain faktor-faktor diatas ada faktor lain yang merupakan faktor perantara penentuan efektivitas parkir di pasar tradisional yaitu faktor pengunjung pasar. Faktor ini muncul karena dilapangan saat ini penggunaan area parkir dipengaruhi oleh keperluan yang akan dilakukan oleh pengunjung pasar. Maka dari itu sedikit banyak lingkungan juga mempengaruhi efektivitas parkir di pasar tradisional.
commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jenis Kendaraan
Kebutuhan Ruang Parkir
Jumlah Kendaraan
Waktu Parkir
Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional
Pengunjung Pasar
Kapasitas Ruang Parkir
Luas area parkir yang ada
Fasilitas Parkir Lokasi Parkir
Pelayanan Parkir
Keamanan
Keandalan
Keterangan:
Kenyamanan Variabel Bebas Variabel Perantara
Fasilitas penunjang
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Sumber: analisis peneliti,2012
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu kesatuan sistem dalam penelitian yang menjadi pedoman pelaksanaan penelitian, sehingga proses penelitian berjalan secara jelas dan terstruktur. Dalam suatu metode penelitian terdiri dari prosedur dan teknik yang perlu dilaksanakan dalam suatu penelitian. Prosedur ini yang memberikan kepada peneliti mengenai urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, sedangkan teknik penelitian memberikan cara-cara yang diperlukan dalam melakukan suatu penelitian. Metode penelitian antara lain akan berisi penjelasan mengenai jenis penelitian, penentuan variabel penelitian, tahapan analisis dan teknik yang digunakan yang digunakan identifikasi data beserta metode pengumpulannya, serta teknik pengambilan dan penentuan jumlah sampel. 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara atau sudut pandang. Menurut pendekatan analisisnya penelitian dibagi atas dua macam, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif (Dharminto, 2007). Dengan memperhatikan analisis-analisis yang akan dilakukan untuk menjawab rumusan permasalahan, maka kajian mengenai penelitian kualitatif.
Oleh karena itu, dalam
penelitian ini sebagian besar analisis data dilakukan secara deskriptif dan data tersebut tersebut sebagian besar berasal dari catatan hasil pengamatan dan wawancara. Berbeda dengan penelitian kuantitatif dimana pemecahan masalah didominasi oleh perhitungan statistik, dalam penelitian kualitatif penjelasan kondisi objek penelitian dan pemecahan permasalahan yang terjadi cenderung dilakukan secara empiris (Masyhuri dan Zainuddin, 2008). 3.2. Jenis Penelitian Menurut The Liong Gie dalam Sumaatmadja, 1988
de adalah studi mengenai
asas-asas dasar dari penyelidikan, seringkali melibatkan masalah-masalah tentang logika, penggolongan dan asumsimetode survey yaitu metode penelitian yang mengambil sampel dari salah satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai salah satu alat pengumpulan data yang utama atau pokok. Metode penelitian survey yang digunakan lebih bersifat deskriptif kualitatif, sehingga sesuatu digambarkan apa adanya pada saat penelitian dilakukan pengujian hipotesis. Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis commit to dan userdeskriptif) adalah penelitian yang tidak 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif. Penelitian kualitatif mencakup berbagai pendekatan yang berbeda satu sama lain tetapi memiliki karakteristik dan tujuan yang sama. Berbagai pendekatan tersebut dapat dikenal melalui berbagai istilah seperti: penelitian kualitatif, penelitian lapangan, penelitian naturalistik, dan studi kasus. Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti transkrip quesioner terbuka, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan artefak lainnya. Data tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian teks yang memaknainya. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial dan institusional. Sehingga pendekatan kualitatif umumnya bersifat induktif. 3.3. Wilayah Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah pasar-pasar utama yang ada di Kota Surakarta. Pemilihan ini mengacu pada data mengenai luas wilayah pasar, jumlah pedagang yang berjualan di pasar dan jangkauan wilayah pelayanan pasar pada tahun 2012. Kemudian dari data-data ini diurutkan pasar-pasar mana saja yang memiliki luas paling besar, pedagang paling banyak dan jangkauan pelayanan paling luas, kemudian diambil data yang ada diurutan paling atas dan diperoleh pasar-pasar utama yang digunakan sebagai sampel wilayah penelitian dan juga dapat mewakili seluruh pasar yang ada di Kota Surakarta, dan pasar-pasar ini adalah Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi. Ketiga pasar ini juga memiliki kemiripan dalam hal masalah parkir, yaitu area parkir yang ada saat ini menganggu sirkulasi lalu lintas yang terjadi disekitar pasar tradisional ini. Selain itu area parkir di ketiga pasar ini juga beralih fungsi menjadi tempat berjualan para pedagang yang tidak memiliki kios di dalam pasar dan penyediaan dan pelayanan parkir yang sudah ada saat ini belum mampu untuk menampung seluruh kebutuhan para pengunjung pasar yang dating, terbukti dngan masih banyaknya pengunjung yang parkir tidak diarea yang telah tersedia. 3.4. Tolok Ukur Penelitian Variabel merupakan konsep yang memiliki nilai yang selalu berubah-ubah atau tidak
commit to user
tetap. Berdasarkan pengertian tersebut, maka kriteria variabel ditentukan berdasarkan tujuan 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan sasaran yang telah dirumuskan dari penelitian ini. Penetapan kriteria dilakukan melalui pengkajian terhadap teori yang digunakan, maka variabel yang ditentukan adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Perumusan Tolok Ukur Penelitian No. 1.
Variabel Kebutuhan ruang parkir
Indikator Jenis kendaraan yang digunakan pengunjung pasar Jumlah kendaraan pengunjung pasar dalam sehari waktu parkir kendaraan
2.
Fasilitas parkir
Kapasitas ruang parkir saat ini
Lokasi area parkir yang ada saat ini
Keamanan di area parkir
Keandalan di area parkir
Kenyamanan di area parkir
Fasilitas penunjang yang ada di area parkir
Tolok Ukur Luas ruang parker untuk kendaraan roda empat 12,5 m2 dan kendaraan roda dua 1,5 m2 Jumlah kendaraan yang dapat tertampung sejumlah petak parkir yang tersedia Lamanya suatu kendaraan dalm memarkirkan kendaraannya dalam jangka waktu tertentu minimal kurang dari 1 jam Luas bangunan pasar 10000 m 2 harusmemiliki minimal petak parkir sebanyak 125 petak Lokasi parkir dekat dengan pasar dan dapat menampung seluruh kendaraan pengunjung dalam jarak 60 meter Tidak pernah terjadi tindak pencurian dan pengerusakan kendaraan pengunjung di dalam area parkir Tidak ada perubahan fungsi tempat parkir menjadi pasar kedua dan kendaraan tertata rapi sehingga tidak mengganggu lalu lintas disekitarnya dan penempatan jenis kendaraannya terbagi dengan jelas Kendaraan mudah dalam melakukan manuver karena ruang parkir efektifnya yang ada saat ini sudah sebesar 5,1 m 2 Tersedia atap peneduh dan pedestrian dimana fungsinya sebagai tempat untuk pengunjung yang berjalan kaki
Sumber : Hasil Analisis, 2012
3.5. Metode Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi, dimana pengambilan yang dilakukan harus mewakili populasi atau harus representatif (Sugiyono dalam Octora : 1999). Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, maka individu yang membentuk populasi yang diteliti tidak memungkinkan untuk dikenai secara keseluruhan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan terhadap sejumlah sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, objek sampel yang diambil meliputi populasi pengunjung Pasar. pengunjung pasar disini adalah para pembeli yang datang ke
commit to user
pasar tradisional, baik yang hanya melihat-lihat maupun yang akan membeli. Dalam 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penelitian ini pedagang tidak dimasukan padahal pedangang juga bagian dari pasar dan pengguna parkir, tetapi dalam penelitian ini area parkir pedagang dan pembeli tidak bergabung menjadi satu, jadi penelitian ini hanya melihat kebutuhan ruang parkir yang dibutuhkan oleh para pengunjung pasar. Teknik sampling dan jumlah sampel yang digunakan untuk obyek dalam penelitian ini adalah dengan accidental sampling. Menurut Masyhuri dan Zainudin (2008), Metode accidental sampling adalah metode pengambilan sampel tanpa perencanaan secara seksama, responden yang dimintai informasi diperoleh/ditemui secara kebetulan tanpa pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini pengunjung yang dapat di jadikan sampel harus memiliki ciriciri sebagai berikut: Mereka yang datang kepasar tanpa ada tujuan melakukan pembelian suatu barang, mereka hanya menghabiskan waktu luangnya dan biasanya orang yang tidak membawa kantong belanjaan saat sedang berada di dalam pasar. Meraka yang datang ke pasar dengan maksud membeli barang, tetapi belum mempunyai tujuan akan membeli dimana, dan biasanya orang atau responden yang dapat diambil adalah orang yang sedang membawa kantong belanjaan yang besar. Mereka yang datang ke pasar dengan maksud membeli barang untuk dijual kembali, dan telah memiliki tujuan dimana akan membelinya, responden yang dapat diambil aadalah orang dengan kuli panggul dibelakangnya dimana kuli ini membawa karung belanjaan yang sangat besar. Karena jumlah populasi yang tidak diketahui maka penentuan jumlah sampelnya menggunakan metode Quota Sampling. Berdasarkan sampling kemudahan ini, peneliti menseleksi dengan menyaring kuesioner yang ada, maka jumlah sampel untuk pengunjung yang datang pasar Gede, Klewer dan Legi adalah :
Sumber: Wibisono, 2003 Dalam penentuan jumlah sampel ini peneliti menggunakan standar devisiasi sebesar 0,5 dan tingkat ketidaktelitian karena kesalahan (e) sebesar 5% dan tingkat kepercayaannya sebesar 95%, jadi menurut rumusan diatas maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar: e
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan demikian peneliti yakin dengan tingkat kepercayaan 95% bahwa sampel random berukuran 384,16 = 384, akan memberikan selisih estimasi x dengan µ kurang dari 0,05, jadi sampel yang diambil sebesar 385 orang, hal ini agar lebih memudahkan dalam perolehan dan perumusan datanya kelak. Karena lokasi penelitian mengambil di 3 pasar maka dari 385 responden ini akan dibagi lagi sesuai dengan jumlah pedagang yang ada di masingmasing pasar tersebut baik itu pedagang kios, los maupun pelataran, kenapa jumlah pedagang sebagai pembandingnya? karena dari jumlah pedagang pasaryang ada saat ini bisa terlihat seberapa besar luas kegiatan perekonomian yang sedang berlangsung, semakin banyak jumlah pedagang berarti semakin banyak pembeli yang datang ke pasar tersebut. Berikut pembagian sampel di masing-masing pasar berdasarkan jumlah pedagang yaitu: Tabel 3.2 Jumlah Pedagang dan Jumlah Sampel Pengunjung Pasar No. Lokasi Pasar Jumlah Pedagang Sampel 1.
Pasar Gede
981
62
2.
Pasar Klewer
2810
176
3.
Pasar Legi
2341
147
6132
385
Total
Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar dan Hasil Perhitungan, 2012
3.6. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua) yaitu identifikasi kebutuhan data dan teknik pengumpulan data. 3.5.1 Kebutuhan Data Tabel 3.3 Kebutuhan Data No.
Variabel
Indikator
Kebutuhan Data
Sumber Data
1.
Kebutuhan Ruang Parkir
a. Jenis Kendaraan
Kendaraan pribadi pengguna pasar baik roda 2 (motor) maupun roda 4(mobil)
Kuesioner
b. Jumlah Kendaraan
Jumlah kendaraan yang digunakan dan diparkirkan di area parkir yang ada Lamanya pengunjung berada di dalam pasar Jumlah petak parkir yang tersedia saat ini
c. Durasi Parkir 2.
Fasiltas Parkir
a.
Kapasitas Ruang Parkir
b.
Tingkat Pelayana n Parkir
Lokasi Parkir
Keamanan commit
to
Lokasi Sebaran area parkir pasar tradisional Jarak lokasi dengan bangunan pasar Kondisi area parkir saat ini Tindak kriminalitas user
Observasi lapangan dan studi dokumentasi Observasi lapangan dan kuesioner
Kuesioner & studi dokumentasi
42
perpustakaan.uns.ac.id
No.
Variabel
digilib.uns.ac.id
Indikator
Kebutuhan Data Keandalan
Kenyamanan
Fasilitas Penunjang 3.
Lingkungan
Ragam pengguna aktivitas
Penataan parkir Alih fungsi lahan parkir menjadi tempat jualan, dsb Bercampurnya lahan parkir kendaraan roda 2 dan roda 4 Ukuran ruang gerak kendaraan Manuver kendaraan Fasilitas peneduh Pedestrian Keperluan pengunjung pasar
Sumber Data Observasi lapangan dan kuesioner
Observasi lapangan, kuesioner dan studi dokumentasi Observasi lapangan, kuesioner Kuesioner
Sumber : Hasil Analisis, 2012
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan baik untuk pengumpulan data primer maupun data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1). Studi literatur (studi dokumenter), dilakukan dengan meneliti bahan dokumen dari badan atau lembaga yang terkait (data sekunder) yang mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan melalui teknik ini meliputi peraturan daerah, dokumen rencana, serta data tingkat pelayanan yang terdapat di area parkir pasar tradisional utama Kota Surakarta (keamanandan fasilas penunjang) 2). Observasi lapangan, yaitu kegiatan pengamatan langsung terhadap wilayah dan objek kajian terhadap fenomena, gejala dengan cara mengamati dan mencatat kebutuhan data. Untuk mendokumentasikan kondisi lapangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu fotografi (untuk memperoleh gambaran suasana).Data yang dikumpulkan dengan teknik ini meliputi data sebaran lokasi parkir di Pasar Gede, klewer dan Legi, kondisi area parkir saat ini, tipe parkir yang digunakan, aksesibilitas dan fasilitas penunjang yang ada di pasar tradisional utama di Kota Surakarta. 3). Kusioner akan dilakukan secara langsung kepada para responden untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam tentang kebutuhan, harapan/ keinginan pengguna parkir dan kualitas pelayanan yang diterima. Pelaksanaan wawancara responden ini adalah dengan cara pada setiap pintu masuk pasar terdapat dua surveyor yang bertugas memberikan pertanyaan kepada setiap pengunjung yang datang, mereka bisa masuk kedalam pasar untuk mencari rensponden dari pihak pedagang dan apabila saat proses wawancara dengan pedagang ada pembeli yang datang, daftar pertanyaan yang ada juga bisa ditanyakan langsung kepada pembeli tersebut. Pernyataan yang ada dalam daftar pertanyaan tersebut menggunakan skala Linkert. Penelitian dengan skala Linkert 1-5 dengan alasan sebagai berikut (Umar, 1999): Untuk mendapatkan data yang bersifat universal commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
analisis selama responden tidak memberikan alasannya. Untuk menghindari kategori tidak tahu Dalam skala likert, angka 1 (satu) menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan yang Tidak Baik (TB) terhadap pertanyaan atau pernyataan yang diajukan, sedangkan angka 4 (empat) menunjukkan Baik (B) untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai sebagai berikut : Sangat Tidak Baik (TB) 1
Baik (B) 2
3
4
Sedangkan, untuk mengklarifikasi alasan responden dalam menjawab angket yang tertutup tersebut, kuesioner dilengkapi dengan pertanyaan/pernyataan terbuka yang bertujuan untuk mendapatkan jawaban yang bersifat individu sesuai dengan perasaan, pengalaman dan pendapat responden tentang sesuatu keadaan. Hasil kuesioner mendalam ini akan dijadikan data analisis mendalam terhadap persepi pengguna atas kebutuhan ruang parkir dan layanan parkir yang diterima, untuk menguatkan penegasan hasil petanyaan yang telah diberikan. Kuesioner akan menggali informasi tentang kriteria-kriteria efektivitas pelayanan parkir di pasar tradisional yang meliputi kebutuhan ruang parkir dan fasilitas parkir. 3.7. Metode Analisis Data Analisis adalah proses yang membawa bagaimana data diatur, mengorganisasikan data yang ada ke dalam sebuah pola, kategori, dan unit deskripsi dasar (Patton, 2006). Setelah dilakukan pengumpulan data, tahap selanjutnya adalah penganalisisan data yang akan dilakukan menggunakan beberapa teknik analisis. Teknik analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai upaya untuk mencapai sasaran dan tujuan penelitian adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Berikut ini merupakan tahap-tahap analisis dalam penelitian ini: 1). Analisis Kebutuhan Parkir Berdasarkan Ragam Aktivitas Pengunjung Pasar Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apa saja aktivitas yang dilakukan pengunjung pasar sehingga memerlukan waktu parkir yang cukup lama. Jika pengunjung yang datan ke pasar tanpa ada tujuan membeli pastinya tidak akan terlalu lama menggunakan lahan parkir yang ada, berbeda dengan pengunjung yang datang dan masing mencari tempat dimana barang yang diinginkan akan dibeli pasti membutuhkan waktu lebih lama untuk parkir. Keragaman aktivitas ini lah yang mempengaruhi kebutuhan ruang parkir yang ada saat ini.
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Teknik analisis yang digunakan dalam tahapan ini adalah analisis deskriptif kualitatif untuk mencari karakteristik dengan berdasarkan pada teori yang telah ada. Metode deskriptif ini digunakan untuk melakukan analisis secara sistematis mengenai fakta-fakta yang terjadi dilapangan dan sudut pandang secara teoritis. 2). Analisis Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional Tahap analisis ini digunakan atau bertujuan untuk mengetahui apakah penyediaan dan pelayanan parkir yang ada saat ini di pasar tradisional Kota Surakarta efektif atau tidak efektif. Tahapan awal proses analisis ini adalah dengan menentukan dan memberi penjelasan mengenai efektivitas parkir di pasar tradisional utama Kota Surakarta, yang di dalamnya meliputi efektivitas penyediaan dilihat dari kebutuhan parkir pengunjung pasar, dan analisis efektivitas pelayanan parkir yang membandingkan kebutuhan para pengunjung pasar dengan kenyataan di lapangan dan beberapa data terkait dengan pasar tradisional dari beberapa instansi yang kemudian dicocokkan dengan teri-teori yang diperoleh sebelumnya tentang efektivitas parkir. Proses yang perlu dilakukan sebelum tahapan analisis ini adalah menjelaskan kondisi fasilitas parkir baik dari segi penyediaaannya dan pelayanannya dan kemudian melakukan pengolahan terhadap hasil persepsi pengunjung pasar dengan teknik pembobotan. Berikut penjelasan dari kedua proses tersebut: a. Efektivitas parkir di pasar tradisional berdasarkan hasil pengamatan Pada tahap ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui penyediaan dan pelayanan parkir di pasar tradisional bagi pengunjung pasar sudah tepat sasaran atau belum. Dan apakah ketersediaannya sudah dapat menampung seluruh kebutuhan para pengunjung pasar dan fungsinya sudah sesuai atau belum. Hasil dari tahapan ini yang akan dijadikan sebagai masukan dalam penentuan efektivitas parkir di pasar tradisional. b. Efektivitas parkir di pasar tradisional berdasarkan persepsi pengunjung pasar Pembobotan ini berdasarkan pada persepsi pengunjung dari indikator yang telah ditentukan untuk mengukur efektivitas parkir di pasar tradisional. Responden diharuskan untuk memilih salah satu dari sejumlah katagori jawaban yang tersedia kemudian masingmasing jawaban diberi skor (bobot nilai) dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang dengan fenomena sosial (Sugiyono, 2007). Setiap jawaban dari instrumen yang menggunakan skala Likert memiliki gradasi penilaian dari sangat positif hingga sangat negatif. Dalam Skala Likert digunakan 4 katagori penilaian yang masing-masing katagori tersebut akan dikualifikasikan dengan member katagori bobot penilaiaan, sehingga jawaban-jawaban yang
commit to user
berupa kata-kata tersebut dikonversikan dalam skor antara 1-4. Sedangkan dalam penelitian 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ini skor penilaiaan responden terhadap efektivitas parkir di pasar tradisional, setiap pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner akan menggunakan skor penilaian efektif (4), cukup (3), kurang (2) dan tidak efektif (1). Selanjutnya jawaban dari hasil kuesioner tersebut diuraikan secara rinci dan kemudian dikelompokkan dalam satu kategori skor dengan menggunakan rentang skala. Perhitungan rentang skala dapat dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini (Husein, 1996):
RS = Keterangan:
RS
= rentang skala n
= jumlah sampel
m
= jumlah jawaban (pilihan) dalam setiap pertanyaan
Dengan menggunakan rumus di atas, maka range penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Rentang Skala Jumlah sampel: 385 responden Jumlah jawaban dalam setiap pertanyaan: 4 RS = =
= 289
Skala terendah = jml responden x nilai terendah = 385x1 = 385 Skala tertinggi = jml responden x nilai tertinggi = 385×4 = 1540 Range Penilaian Berdasarkan pada perhitungan di atas, maka dapat diketahui range penilaian yang juga merupakan tolok ukur penilaian kualitas pelayanan parkir. Range penilaian tersebut adalah sebagai berikut: Tidak efektif
:385-674
Kurang efektif
:675-963
Cukup efektif
:964-1252
Efektif
:1253-1540
Berikut ini kriteria dalam penilaian efektivitas pelayanan parkir dilihat dari kebutuhan para pengunjung pasar yang commit juga digunakan to user dalam penyusunan kuesioner: 46
Jenis Kendaraan
Pelayanan
commit to user
Jumlah Kendaraan
Keamanan konstruksi area parkir harus memenuhi persyaratan keselamatan dengan dilakukan pemadatan lantai dasarnya dan selanjutnya dipasang lapisan permukaannya ( Nilai = 4 ) Sering terjadi tindak pencurian dan pengerusakan kendaraan pengunjung di dalam area parkir ( Nilai = 1 )
Terdapat petak parkir untuk kendaraan roda 2 dan kendaraan roda 4 ( Nilai = 4 )
Lokasi parkir jauh dari pasar dan tidak dapat menmpung seluruh kendaraan pengunjung pasar dalam jarak 60 m ( Nilai = 1 )
Keamanan kontruksi area parkir sudah memenuhi syarat keselamatan tetapi belum dilakukan perkerasan pada permukaannya ( Nilai = 3 )
Keamanan kontruksi area parkir tidak memenuhi syarat keselamatan dan tidak dilakukan pemadatan lantai dasarnya serta tidak dipasang lapisan permukaannya ( Nilai = 1 ) Keamanan kontruksi area parkir belum memnuhi standar keselamatan karena baru sampai tahap pemadatan lantai dasar ( Nilai = 2 )
Keamanan
Hanya terdapat petak parkir untuk kendaraan roda 4 saja ( Nilai = 3 )
Hanya terdapat petak parkir untuk kendaraan roda 2 saja ( Nilai = 2 )
Tidak terdapat petak parkir untuk kendaraan roda 2 dan roda 4 ( Nilai = 1 )
Lokasi Parkir
Terdapat kendaraan yang terpaksa parkir diluar area parkir yang tersedia saat ini karena area parkir dijadikan sebagai pasar kedua ( Nilai = 1 )
Penataan kendaraan jelas antara roda 2 dan roda 4 tidak bercampur ( Nilai = 4 )
Penataan kendaraan jelas tetapi tetap saja antara roda 2 dan roda 4 bercampur ( Nilai = 3 )
Penataan kendaraan tidak jelas tetapi antara kendaraan roda 2 dan tidak bercampur ( Nilai = 2 )
Penataan kendaraan tidak jelas antara roda 2 dan roda 4 bercampur karena kurangnya alokasi lahan parkir ( Nilai = 1 )
Keandalan
Kendaraan sangat sulit dalam melakukan manuver karena ruang parkir efektifnya yang ada saat ini tidak sebesar 5,1 m ( Nilai = 1 )
Satuan ruang parkir efektif untuk kendaraan roda empat sangat kurang dari 12,5 m2 , sedangkan untuk kendaraan roda 2 ruang efektifnya juga kurang dari 1,5 m2 ( Nilai = 1 ) Satuan ruang parkir efektif untuk kendaraan roda empat kurang dari 12,5 m2 tetapi untuk kendaraan roda 2 ruang efektifnya sudah seluas 1,5 m2 ( Nilai = 2 ) Satuan ruang parkir efektif untuk kendaraan roda empat seluas 12,5 m2 Sedangkan untuk kendaraan roda 2 ruang efektifnya belum mencapai 1,5 m2 ( Nilai = 3 ) Satuan ruang parkir efektif untuk kendaraan roda empat 12,5 m2 Sedangkan untuk kendaraan roda 2 ruang efektifnya 1,5 m2 ( Nilai = 4 )
Kenyamanan
Kriteria dan Interval Nilai Dalam Penilaian Keefektivan Pelayanan Parkir Dilihat dari Kebutuhan Pengunjung Pasar
Table 3.4
47
Seluruh kendaraan pengunjung tidak dapat terlindungi oleh atap peneduh dan fungsi pedestrian berubah menjadi tempat parkir kendaraan
Didalam pergerakan manusia berjalan di pedestrian tidak bisa berpapasan Meskipun dimensi/ukuran lebar pedestrian minimal sudah mencapai lebar 1,50 m ( Nilai = 2 ) Didalam pergerakan manusia berjalan di pedestrian minimal bisa berpapasan tetapi dimensi/ukuran lebar pedestrian minimal dengan tdak mencapai lebar 1,50 m ( Nilai = 3 ) Didalam pergerakan manusia berjalan di pedestrian minimal bisa berpapasan sehingga dimensi/ukuran lebar pedestrian minimal dengan lebar 1,50 m ( Nilai = 4 )
Didalam pergerakan manusia berjalan di pedestrian tidak bisa berpapasan ( Nilai = 1 )
Fasilitas Peneduh dan Pedestrian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pelayanan
commit to user
Waktu Parkir
Terjadi perubahan fungsi dan pemanfaatan area parkir sebagai tempat berjualan bukan sebagai tempat penitipan kendaraan dalam jangka waktu tertentu karena disebabkan munculnya pasar kedua di area parkir ( Nilai = 1 ) Terjadi perubahan fungsi area parkir meskipun bukan disebabkan karena menjadi tempat berdagang ( Nilai = 2 ) Tetap sebagai tempat parkir kendaraan dan juga sebagai
Jarang terjadi tindak pencurian dan pengerusakan kendaraan pengunjung di dalam area parkir ( Nilai = 3 ) Tidak pernah terjadi tindak pencurian dan pengerusakan kendaraan pengunjung di dalam area parkir ( Nilai = 4 ) Penggunaan bahan tempat parkir tidak menggunakan bahan yang bisa menyerap air dan sering terjadi genangan. ( Nilai = 1 )
Penggunaan bahan tempat parkir menggunakan bahan yang bisa menyerap air tetapi masih sering terjadi genangan ( Nilai = 2 ) Penggunaan bahan tempat parkir tidak menggunakan
Lokasi jauh dari pasar tetapi dapat menmpung seluruh kendaraan pengunjung pasar ( Nilai = 3 )
Lokasi parkir dekat dengan pasar dan dapat menampung seluruh kendaraan pengunjung dalam jarak 60 meter ( Nilai = 4 )
Pada waktu biasa dan jam puncak parkir area parkir tidak dapat menampung seluruh kendaraan dan mengganggu sirkulasi lalu lintas di sekitar pasar. ( Nilai = 1 )
Pada waktu biasa dan jam puncak parkir area parkir tetap dapat menampung seluruh kendaraan tetapi mengganggu sirkulasi lalu lintas di sekitar pasar. ( Nilai = 2 ) Pada waktu biasa dan jam puncak parkir area parkir tidak
Terdapat kendaraan yang terpaksa parkir diluar area parkir yang tersedia saat ini bukan karena area parkir dijadikan sebagai pasar kedua ( Nilai = 2 ) Tidak terdapat kendaraan yang terpaksa parkir diluar area parkir yang tersedia saat ini karena area parkir dijadikan sebagai pasar kedua ( Nilai = 3 ) Tidak terdapat kendaraan yang terpaksa parkir diluar area parkir yang tersedia saat ini karena area parkir tidak dijadikan sebagai pasar kedua ( Nilai = 4 )
Keandalan
Cukup sering terjadi tindak pencurian dan pengerusakan kendaraan pengunjung di dalam area parkir ( Nilai = 2 )
Keamanan
Lokasi parkir dekat dengan pasar tetapi tidak dapat menmpung seluruh kendaraan pengunjung ( Nilai = 2 )
Lokasi Parkir
Kendaraan bisa berpapasan meskipun lebarnya tidak
Ukurannya lebar jalur minimal sudah 5 m tetapi kendaraan tetapi tidak bisa berpapasan ( Nilai = 2 )
Ukuran akses kendaraan tidak bisa berpapasan (dua jalur) ( Nilai = 1 )
Kendaraan sulit dalam melakukan manuver karena ruang parkir efektifnya yang ada saat ini tidak sebesar 5,1 m ( Nilai = 2 ) Kendaraan cukup sulit dalam melakukan manuver karena ruang parkir efektifnya yang ada saat ini tidak sebesar 5,1 m ( Nilai = 3 ) Kendaraan mudah dalam melakukan manuver karena ruang parkir efektifnya yang ada saat ini sudah sebesar 5,1 m ( Nilai = 4 )
Kenyamanan
48
Waktu penggunaan pada siang hari tidak ada keteduhan , dan
Waktu penggunaan pada siang hari adanya keteduhan , dan pada waktu malam hari tidak ada cahaya penerangan ( Nilai = 2 )
Waktu penggunaan pada siang hari tidak ada keteduhan , dan pada waktu malam hari tidak ada cahaya penerangan ( Nilai = 1 )
( Nilai = 1 ) Seluruh kendaraan pengunjung tidak dapat terlindungi oleh atap peneduh dan fungsi pedestrian tetap sebagai area pejalan kaki ( Nilai = 2 ) Seluruh kendaraan pengunjung dapat terlindungi oleh atap peneduh dan fungsi pedestrian berubah menjadi tempat parkir kendaraan ( Nilai = 3 ) Seluruh kendaraan pengunjung dapat terlindungi oleh atap peneduh dan fungsi pedestrian tetap sebagai area pejalan kaki ( Nilai = 4 )
Fasilitas Peneduh dan Pedestrian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dapat menampung seluruh kendaraan tetapi tidak mengganggu sirkulasi lalu lintas di sekitar pasar. ( Nilai = 3 ) Pada waktu biasa dan jam puncak parkir area parkir tetap dapat menampung seluruh kendaraan dan tidak mengganggu sirkulasi lalu lintas di sekitar pasar. ( Nilai = 4 )
Sumber: diolah dari berbagai sumber, 2012
Pelayanan
Lokasi Parkir
tempat berdagang para pedagang pasar dan oprokan ( Nilai = 3 ) Kegunaan dan pemanfaatan adalah sebagai pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama atau sebentar untuk pencapaian ke kawasan ( Nilai = 4 )
Penggunaan bahan tempat parkir digunakan bahan pada lapisan permukaan yang bisa menyerap air ( Nilai = 4 )
Keandalan
bahan yang bisa menyerap air tetapi jarang sekali terjadi genangan ( Nilai = 3 )
Keamanan
Ukuran akses kendaraan minimal kendaraan bisa berpapasan (dua jalur) dengan lebar minimal 5.00 m ( Nilai = 4 )
sampai 5,00 m ( Nilai = 3 )
Kenyamanan
49
Waktu penggunaan pada siang hari adanya keteduhan , dan pada waktu malam hari adanya cahaya penerangan ( Nilai = 4 )
pada waktu malam hari adanya cahaya penerangan ( Nilai = 3 )
Fasilitas Peneduh dan Pedestrian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.5 Kriteria dan Interval Nilai Dalam Penilaian Keefektivan Penyediaan Parkir Dilihat Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar
No.
Kriteria Efektivitas Penyediaan Parkir
1.
Jumlah petak parkir yang harus ada minimal 31 petak
Interval
Tingkat
Nilai
Keefektivan
dan dapat menampung 20% kendaraan roda 4 dan 5 % 0-25%
Tidak Efektif
kendaraan roda 2 2.
Jumlah petak parkir yang harus ada minimal 63 petak dan dapat menampung 40% kendaraan roda 4 dan 10 26-50%
Kurang Efektif
% kendaraan roda 2 3.
Jumlah petak parkir yang harus ada minimal 94 petak dan dapat menampung 60% kendaraan roda 4 dan 15 51-75%
Cukup Efektif
% kendaraan roda 2 4.
Jumlah petak parkir yang harus ada minimal 125 petak dan dapat menampung 80% kendaraan roda 4 dan 20 76-100%
Efektif
% kendaraan roda 2 Sumber : Hasil Analisis, 2012, Keputusan Dirjen Hubda No. 272/ HK.105/DRJD/96
Setelah diperoleh efektivitas parkir di pasar tradisional berdasarkan hasil observasi dan persepsi pengunjung pasar, maka tahapan selanjutnya adalah membandingkan hasil keduanya dengan menggunakan matriks. Matriks tersebut di dalamnya menjelaskan kondisi dari masing-masing indikator (penyediaan dan pelayanan) berdasarkan perbandingan dari hasil observasi dan persepsi pengunjung pasar. Dari perbandingan antara hasil observasi dan persepsi pengunjung maka akan diketahui penyediaan dan pelayanan parkir di pasar tradisional berada pada tingkatan berapa. Berikut tabel tingkatan efektivitas parkir di pasar tradidional: Tabel 3.6 Tingkat Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional 0-25% Belum Efektif 26-50% Kurang Efektif 51-75% Cukup Efektif 76-100% Efektif Sumber : Hasil Analisis, 2012
commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
INPUT
Aktivitas pengunjung pasar tradisional
Kebutuhan ruang parkir: Jumlah kendaraan Waktu parkir Kapasitas ruang parkir yang tersedia saat ini
digilib.uns.ac.id
PROSES
An. Kebutuhan Parkir Berdasarkan Ragam Aktivitas Pengunjung Pasar
An. Efektivitas Parkir Di Pasar Tradisonal
OUTPUT
Kebutuhan Parkir Pengunjung Pasar
Efektivitas parkir di pasar tradisional dilihat dari kebutuhan ruang parkir, ketersediaan fasilitasnya dan pelayanan yang diberikan
Tingkat pelayanan parkir: Kondisi dan aksesibilitas fasilitas parkir Keamanan fasilitas parkir Keandalan fasilitas parkir Kenyamanan fasilitas parkir Fasilitas penunjang
Gambar 3.1; Kerangka Analisis Penelitian Sumber: hasil analisis peneliti 2012
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 4 HASIL PENELITIAN PARKIR di PASAR TRADISIONAL UTAMA KOTA SURAKARTA
Pada bagian ini akan dijelakan mengenai kondisi dari area parkir yang ada di Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi. Penjelasan yang akan disampaikan anatara lain terkait dengan kemampuan fsilitas parkir yang digunakan sekarang dalam menampung semua kebutuhan para pengunjung pasar, hasil pengamatan di lapangan terkait dengan kondisi fisik dan pelayanan parkir, serta hasil kuesioner yang dibagikan kepada pengguna pasar dengan teknik sampling yang telah ditentukan. 4.1
Penyediaan dan Pelayanan Parkir di Pasar Saat Ini
4.1.1 Fasilitas Parkir yang Ada Saat Ini Pasar tradisional mempunyai pengaruh besar terhadap taraf dan mutu kehidupan masyarakat, pola pertumbuhan dan kemajuan perkembangan ekonomi masyarakat dan wilayah Kota Surakarta. Pasar tradisional bukan hanya berperan sebagai lembaga ekonomi tetapi pasar juga bisa berperan sebagai wadah interaksi sosial diantara pengguna pasar. Pada tahun 2010 terdapat 44 buah pasar yang tersebar di seluruh Kota Surakarta, meskipun saat ini di Kota Surakarta banyak bermunculan pasar-pasar modern yang menyediakan barang lebih bagus, tempat yang menarik dan fasilitas parkir yang tersedia sangat luas, tetapi pasar tradisional tidak kehilangan pamornya. Berikut hasil temuan lapangan tentang fasilitas parkir di Pasar Gede, Klewer dan Legi. a. Besaran Fasilitas Parkir Saat Ini Pasar Gede, Klewer dan Legi merupakan pasar-pasar utama yang ada di Kota Surakarta, dengan luas area lebih dari 10000 m 2 pasar-pasar tradisional ini tidak memiliki lahan parkir yang cukup untuk menampung seluruh kebutuhan para pengunjung pasar. Dari teori yang ada diketahui jika sebuah pasar memiliki luas area minimal 10000 m2 maka jumlah petak petak parkir yang harus tersedia untuk pengunjung pasar sebanyak 125 buah, tetapi kenyataannya di lapangan petak parkir untuk para pengunjung pasar tidak sesuai jumlahnya. Berikut jumlah parkir yang ada dimasing-masing lokasi pasar:
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.
Tabel 4.1 Jumlah Petak Parkir Resmi di Pasar Tradisional Luas Pasar Jumlah Petak Lokasi (m2) Parkir Resmi 2 Pasar Gede 10. 421 m 110
2.
Pasar Klewer
No.
3.
Pasar Legi
12. 950 m2
60
2
130
16. 640 m
Jumlah Petak Parkir
340
Sumber hasil observasi lapangan, 2012
Pada tabel 4.1 terlihat jelas bahwa jumlah petak parkir untuk Pasar Gede dan Klewer jumlahnya sangat jauh dari jumlah minimal petak parkir yang telah ditentukan, hanya Pasar Legi yang telah menyediakan atau memiliki petak parkir sesuai dengan peraturan. Tetapi jumlah petak parkir ini hanya disediakan untuk kendaraan roda empat, sedangkan untuk kendaraan roda dua keberadaannya masih menyatu atau bercampur dengan roda empat, maksudnya disini, untuk para pengunjung pasar yang datang ke pasar dan membawa kendaraan seperti motor dan sepeda pihak pengelola pasar belum mampu menyediakan lahan parkir khusus bagi moda transportasi jenis ini, jadi di lapangan saat ini parkir untuk motor dan sepeda masih menggunakan sebagian petak parkir untuk kendaraan roda empat atau mobil. Dari hasil pengamatan di lapangan juga diketahui bahwa lahan parkir yang tersedia saat ini masih belum mampu untuk menampung seluruh kendaraan para pengunjung pasar, hal ini terbukti dengan masih banyaknya pengunjung Pasar Gede, Klewer dan Legi yang parkir di luar area parkir yang telah tersediakan oleh pihak pengelola pasar. Meskipun dari ketiga pasar, hanya Pasar Legi yang sudah memiliki area parkir sesuai dengan ketentuan yang berlaku tetapi pasar fasilitas parkir di pasar ini juga belum mampu untuk menampung seluruh kendaraan para pengunjung pasar, terbukti masih banyak pengunjung yang parkir di jalan di depan pasar, hal ini disebabkan karena area parkir Pasar Legi juga menjadi tempat transit angkutan umum atau terminal angkutan kota dan kendaraan para pedagang pasar juga diparkirkan disitu juga, karena ada beberapa kios milik pedagang pasar yang berada dekat dengan area parkir, jadi banyak pengunjung pasar yang lebih memilih parkir diluar pasar karena di dalam pasar mereka sulit untuk mendapatkan tempat parkir. Masalah ini bukan hanya terjadi di Pasar Legi saja tetapi di Pasar Gede dan Klewer juga mengalami masalah yang sama, tetapi untuk kedua pasar ini masalahnya sangat nyata yaitu alokasi lahan untuk parkir yang tidak ada dan adapun letaknya berada di badan jalan, selain itu keberadaan area parkir ini juga terdesak oleh para pedagang oprokan yang sengaja menggelar dagangan mereka di area parkir, otomatis kendaraan para pengunjung pasar yang parkir mengganggu
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sirkulasi lalu lintas yang sedang berlangsung disekitar pasar dan akhirnya kemacetanpun sering terjadi. Untuk lebih jelasnya mengenai besaran dan keadaan eksisting fasilitas parkir di Pasar Gede, Klewer dan Legi disajikan dalam gambar berikut ini:
Keadaan pasar tradisional utama di Kota Surakarta cukup memprihatinkan karena banyaknya pedagang oprokan yang berada mengelilingi Pasar Gede, Klewer dan Legi, sehingga terkesan kumuh. Kurangnya lahan parkir, menyebabkan semakin kecilnya jalan menuju Pasar Gede, Klewer dan Legi dan terlihat semerawut.
Keberadaan kendaraan roda tiga atau becak yang berparkir ditengah tengah jalan, mejadikan Pasar Gede, Klewer dan Legi semakin semerawut dan menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Gambar 4.1 Besaran Dan Keadaan Eksisting Fasilitas Parkir di Pasar Gede, Klewer dan Legi Sumber: hasil observasi lapangan, 2012
b. Tipe Fasilitas Parkir Saat Ini Pasar Gede, Klewer dan Legi merupakan pasar-pasar utama di Kota Surakarta, dimana ketiga pasar ini menjual komoditas barang yang berbeda-beda. Diketahui ketiga pasar ini pernah mengalami renovasi, tetapi renovasi ini hanya dilakukan pada bagian bangunannya saja, untuk fasilitas parkir belum terjadi perubahan dan penambahan sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Belum adanya perubahan pada fasilitas parkir di masing-masing pasar ini disebabkan karena tidak adanya lagi lahan kosong disekitar pasar. Berdasarkan keterangan dalam besaran parkir di pasar tradisional diatas diketahui untuk Pasar Gede dan Klewer area parkir untuk para pengunjung pasar berada di badan jalan, jadi dapat disimpulkan jenis atau tipe fasilitas parkir dilihat dari segi penempatannya untuk Pasar Gede dan Klewer masuk dalam jenis On Street Parking. Sedangkan untuk Pasar Legi karena area parkirnya berada di
commit to user
dalam lokasi pasar maka jenis atau tipe parkirnya masuk dalam jenis Off Street Parking.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.1.2 Pelayanan Parkir di Pasar Saat Ini Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kondisi pelayanan parkir yang ada di Pasar Gede, Klewer dan Legi saat ini, terlihat bahwa kondisi lokasi area parkir yang terletak di badan jalan sangat menganggu sirkulasi disekitar pasar. Hal ini disebabkan karena kurangnya alokasi lahan dan jumlah kebutuhan akan area parkir semakin meningkat. Meskipun diketahui letak parkir berada di dekat pasar tetapi karena alokasi lahan yang kurang dan letaknya di badan jalan hal ini yang menyebabkan beberapa pengunjung pasar tidak dapat memarkirkan kendaraan yang mereka bawa tempat parkir terdekat dengan pasar. Pelayanan parkir bukan dilihat dari segi lokasinya saja tetapi ada keamanan, keandalan, kenyamanan dan fasilitas penunjang. Untuk keamanan di area parkir Pasar Gede, Klewer dan Legi jarang sekali terjadi tindak kriminalitas berat seperti pencurian kendaraan, tetapi masalah kerusakan kendaraan sering terjadi seperti cat mobil yang terkelupas. Hal ini disebabkan karena ruang parkir setiap petak parkir tidak sesuai. Diketahui untuk ruang manuver kendaraan di ketiga pasar tidak ada yang efektif, jadi petak parkir yang tersedia diketiga pasar hanya memuat luas untuk satu jenis golongan kendaraan beserta lebar buka tutup pintu mobil, tetapi untuk manuver kendaraan tidak diikut sertakan, lagi-lagi hal ini disebabkan karena kurangnya alokasi lahan. Selain itu diketiga pasar tidak terdapat fasilitas peneduh berupa atap, hanya terdapat kardus untuk menutup kaca depan mobil dan jok motor saja, dan area pejalan kaki yang tersia didepan pasar malah dijadikan empat untuk parkir kendaraan roda dua dan tiga, meskipun ada tanda dilarang parkir di area paejlan kaki tetap saja area tersebut digunakan sebagai tempat parkir. Kurangnya alokasi lahan juga menimbulkan masalah lain yaitu munculnya pasar kedua di area parkir. Sebagai contoh terlihat dengan jelas di Pasar Klewer banyak pedagang baik oprokan maupun yang sudah memiliki kios didalam pasar memilih jualan di tempat parkir, karena mereka beranggapan akan lebih mudah menjaring para pembeli jika mereka berada disitu, akibat adanya hal ini kendaraan pengunjung harus parkir jauh dari pasar dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas juga. 4.2
Kebutuhan Parkir Pengunjung Pasar
4.2.1 Profil Pengunjung Pasar Responden dalam penelitian ini adalah para pengunjung pasar tradisional di Kota Surakarta tepatnya pengunjung yang datang ke Pasar Gede, Klewer dan Legi dalam kurun waktu satu hari. Responden dalam dalam penelitian ini dapat dikategorikan dalam beberapa aktivitas responden yaitu responden yang sengaja datang ke pasar tetapi tidak memiliki tujuan
commit userdengan tujuan membeli tetapi belum untuk membeli, responden yang datang ke to pasar 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempunyai tujuan akan membeli di kios/ los yang mana, serta responden yang datang kepasar dan telah memiliki tujuan akan membeli barang di kios/ los yang ada di pasar. Jumlah kuesioner yang dikumpulkan sebanyak 385 kuesioner, dengan total responden dalam penelitian ini ada 385 pengunjung yang terbagi di 3 pasar. Data karakteristik responden berdasarkan tujuan/ keperluan di Pasar, dapat di lihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Aktivitas Responden di Pasar Tradisional Membeli Sekedar Belanja/ Barang Untuk Keperluan Berkunjung Membeli Dijual Lagi/ Pasar Barang Berlangganan Pasar Gede 7 42 13 Pasar Klewer 53 91 32 Pasar Legi 16 89 42 Jumlah Keperluan 76 222 87 Persentase 20% 58% 23% Sumber: hasil olah data, 2012
Jumlah Responden 62 176 147 385 100%
Berikut ini grafik yang menunjukan perbandingan tujuan pengunjung pasar datang ke pasar tradisional, dari tujuan ini lah nantinya bisa diketahui berapa waktu yang dibutuhkan masing-masing karakteristik responden ini dalam memarkirkan kendaraan yang mereka bawa. Grafik Aktivitas Responden berdasarkan Tujuan/ Keperluan di Pasar Sekedar Berkunjung 22%
20% Belanja/ Membeli Barang Membeli Barang untuk Dijual Lagi/ Berlangganan
58%
Gambar 4.2 Grafik Aktivitas Responden Berdasarkan Tujuan/ Keperluan di Pasar Sumber: hasil olah data, 2012
Dari grafik di atas terlihat jelas bahwa tujuan terbesar pengunjung datang ke pasar tradisional adalah untuk membeli barang tetapi belum tahu atau belum memiliki tujuan akan membeli di kios atau pedagang yang mana, mereka masih mencari-cari kios mana yang menyediakan barang yang mereka perlukan dan harganya pun terjangkau. 4.2.2 Penyediaan Parkir Dilihat Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar Berdasarkan hasil kuesioner terkait dengan tanggapan pengunjung pasar terhadap
commit to user
penyediaan fasilitas parkir akan dijelaskan secara rinci di bawah ini, yaitu berdasarkan aspek 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
atau variabel kebutuhan ruang parkir oleh para pengunjung pasar tradisional. Berikut ini jawaban atau tanggapan para pengunjung pasar terhadap penyediaan fasilitas parkir di Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi, yang terbagi dalam beberapa indikator dari variabel kebutuhan ruang parkir: a.
Jenis dan Jumlah Kendaraan yang Dibawa oleh Pengunjung Pasar Dari daftar pertanyaan yang diberikan kebeberapa sampel pengunjung yang datang
ke Pasar Gede, Klewer dan Legi diketahui jenis kendaraan yang banyak digunakan oleh para responden adalah jenis kendaraan roda 2/ motor/ sepeda, sedangkan untuk kendaraan roda 4/ mobil jumlahnya juga hampir sama dengan kendaraan roda 2/ motor tetapi terlihat dalam dalam tabel 4.3 jumlah kendaraan roda dua hampir lima kali lipat jumlahnya dari kendaraan roda empat. Berikut tabel jenis kendaraan yang digunakan oleh para responden: Tabel 4.3 Jenis Kendaraan Yang Digunakan Oleh Para Responden Jenis Kendaraan No. Lokasi Pasar Roda 2/ Motor Roda 4/ Mobil 1 Pasar Gede 47 15 2 Pasar Klewer 157 19 3 Pasar Legi 112 35 Jumlah Kendaraan 316 69 Persentase 82% Sumber: hasil hasil olah data, 2012
18%
Berikut grafik perbandingan jumlah kendaraan berdasarkan jenisnya yang dibawa oleh pengunjung ke pasar. Perbandingan jenis kendaraan ini nantinya akan berpengaruh pada kebutuhan ruang parkir pasar tradisional. Grafik Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenisnya
18% Roda 2 82%
Roda 4
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenisnya Sumber: hasil olah data, 2012
b.
Waktu Parkir Para Pengunjung Pasar Dari tabel dan gambar aktivitas responden berdasarkan tujuan/ keperluan di pasar
commit to user terlihat bahwa, sebanyak 58% pengunjung yang datang ke pasar tradisional untuk belanja 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rata-rata mereka membutuhkan waktu untuk berada di dalam pasar selama 1 sampai 2 jam. Sedangkan pengunjung yang datang ke pasar dengan tujuan belanja dan sudah tahu akan membelinya di pedagang atau kios yang mana, mereka tidak memerlukan waktu yang lama untuk berada di dalam pasar, rata-rata responden dengan keperluan ini memerlukan waktu kurang dari satu jam untuk memarkirkan kendaraan yang mereka bawa. Untuk pengunjung yang hanya sekedar berkunjung, waktu yang diperlukan untuk parkir tidaklah menentu, karena mereka bisa saja menghabiskan waktu lebih lama di dalam pasar tetapi bisa juga sangat sebentar di dalam pasar. Lamanya pengunjung berada di dalam pasar sangat mempengaruhi kebutuhan ruang parkir, karena kebutuhan ruang parkir yang ada saat ini dipengaruhi oleh jumlah pengunjung yang datang dan lamanya mereka menggunakan area parkir yang ada saat ini. Berdasarkan pengamatan lapangan dan tanggapan dari para responden jam-jam puncak parkir terjadi antara pukul 11:00 sampai pukul 14:00. Pada jam-jam itulah tempat parkir yang tersedia disekitar pasar sangat penuh dan menimbulkan kemacetan di sekitarnya, hal ini di karenakan pengaturan atau penataannya belum sempurna dan tempat yang tersedia untuk parkir didekat pasar sangat kurang, jadi mereka yang datang ke pasar pada jam-jam tersebut lebih memilih memarkirkan kendaraan mereka di tepi-tepi atau badan jalan dimana lokasinya paling dekat dengan pasar, hal inilah yang menyebabkan kesemerawutan lalu lintas disekitar pasar pada pukul tersebut. Kurangnya lahan parkir dan penataan yang tidak sempurna juga mengakibatkan beberapa pengunjung harus rela parkir jauh dari area parkir yang ada saat ini. Berikut tabel yang menunjukan alasan para pengunjung pasar memilih tempat parkir yang digunakan pada saat itu:
No. 1. 2. 3.
Tabel 4.4 Alasan Pengunjung Pasar Memilih Tempat Parkir Dekat Dengan Mudah Lokasi Aman Pasar Manuver Pasar Gede 47 6 1 Pasar Klewer 125 21 0 Pasar Legi 98 20 6 Total 270 47 7 Prosentase 70% 12% 2% Sumber: hasil olah data, 2012
>60 M (Terpaksa) 8 30 23 61 16%
Perbandingan alasan responden dalam memilih tempat parkir dapat terlihat dari grafik di bawah ini:
commit to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Grafik Alasan Memilih Tempat Parkir
2%
16%
Dekat dengan Pasar Aman
12%
Mudah Manuver 70%
> 60 m (Terpaksa)
Gambar 4.4 Grafik Alasan Memilih Tempat Parkir Sumber: hasil olah data, 2012
Dengan masih kurangnya lahan parkir yang ada saat ini kemudian didukung dengan penataan kendaraan yang tidak sempurna di dalam area parkir serta masih ditemukan banyak pengunjung pasar yang parkir lebih jauh dari area parkir yang telah disediakan dan dari semua hal ini menimbulkan masalah yaitu kemacetan lalu lintas di sekitar pasar.
commit to user 59
digilib.uns.ac.id 52
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
digilib.uns.ac.id 53
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
digilib.uns.ac.id 54
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Efektivitas penyediaan parkir di pasar tradisional dapat di lihat dan dihitung dengan cara membandingkan kapasitas area parkir yang ada saat ini di masing-masing pasar tradisional dengan kebutuhan parkir pengunjungnya itu sendiri. Berikut tabel nilai keefektivan penyediaan parkir di Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi: Tabel 4.5 Tingkat Efektivitas Penyediaan Parkir di Pasar Tradisional Berdasarkan Kebutuhan Pengunjung Pasar No.
1. 2.
3.
Kriteria Efektivitas Penyediaan Parkir Kapasitas Kendaraan Roda 4
Kendaraan Roda 2
Efektivitas Penyediaan Parkir 125 petak parkir 80% dari seluruh petak parkir yang ada 20% dari seluruh petak parkir yang ada
Interval Nilai Tingkat Efektivitas
Hasil Penilaian Pasar Klewer
Pasar Gede
Pasar Legi
Supply
Kebutuhan
Supply
Kebutuhan
Supply
Kebutuhan
110
~
60
~
130
~
88
15 (14%)
48
19 (32%)
104
35 (27%)
22
16 (15%)
12
52 (87%)
26
37 (28%)
3 Cukup Efektif
1 Tidak Efektif
4 Efektif
Sumber: hasil analisis peneliti,2012 Keterangan: ~ (tidak diketahui)
Dari ketiga pasar yang telah dilakukan penilaian terhadap keefektivan penyediaan parkir berdasarkan kebutuhan pengunjung pasar maka diperoleh untuk Pasar Gede dengan tingkatan efektivitas masuk dalam interval nilai ketiga yaitu cukup efektif, hal ini terlihat pada tabel 4.5 kapasitas parkir yang sudah ada saat hanya berjumlah 110 petak tetapi untuk kebutuhan parkir roda dua dan empatnya masih dapat tertampung tetapi berbeda jika pada saat waktu-waktu sibuk biasanya kendaraan pengunjung yang parkir masuk sampai ke badan jalan dan mengganggu sirkulasi lalu lintas di sekitar pasar. Begitu pula dengan Pasar Klewer terlihat dalam tabel ketersediaan petak parkir pengunjung hanya ada 60 petak dan kebutuhan parkir kendaraan roda dua pengunjung sangat tinggi bila dibandingkan dengan ketersediaan petak parkir saat ini. Dan untuk Pasar Legi kapasitas parkir yang ada saat ini sudah memenuhi ketentuan yang ada dan kebutuhan parkir kendaraan roda empat juga masih bisa tertampung tetapi kebutuhan parkir kendaraan roda dua belum bisa seluruhnya tertampung di tempat parkir di dalam pasar. Jadi dapat diketahui dari ketiga pasar hanya ada satu yang sudah masuk dalam katagori efektif dan secara keseluruhan penyediaan parkir di pasar tradisional menurut
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perhitungan 1 efektif / jumlah pasar = 1/3 * 100% = 33,3% dan masuk dalam tingkatan keefektivan nomor 2 yaitu Tidak/ Belum Efektif. 4.2.3 Pelayanan Parkir Dilihat Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar Berdasarkan hasil tinjauan pustaka serta diperkuat dengan peninjauan langsung di lapangan (dokumentasi) dan kriteria-kriteria yang menjadi instrumen wawancara pada formulir wawancara, maka diperoleh tanggapan dari para responden yaitu pengunjung pasar tentang kondisi dan situasi lokasi parkir yang tersedia dan mereka gunakan saat itu. Kesimpulan dari tanggapan responden tentang fasilitas parkir dilihat dari tingkat pelayanannya adalah sebagai berikut: 1. Kualitas Lokasi Fasilitas Parkir Dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, banyak pengunjung yang datang ke Pasar Gede, Klewer dan Legi lebih banyak memilih memarkirkan kendaraan yang mereka bawa saat itu di dekat pintu-pintu masuk pasar dan kios-kios yang akan mereka tuju. Menurut mereka jika mereka parkir di dekat pasar akses yang mereka tempuh cepat dan mudah, selain itu mereka dapat mengawasi kendaraan yang mereka bawa, bukan hanya itu saja jika mereka parkir dekat dengan pasar, mereka akan lebih mudah memasukan belanjaan yang dibeli ke kendaraan yang mereka bawa karena jaraknya tidak terlalu jauh. Dengan tingginya keinginan para pengunjung pasar untuk memarkirkan kendaraan mereka di area terdekat dengan pasar tetapi kenyataannya di lapangan area parkir yang digunakan terletak di pinggir jalan dan pada saat jam-jam puncak pengunjung, parkir ini akan meluas masuk sampai ke badan jalan dan hal ini sangat menganggu kenyamanan pengguna jalan yang lain. Memang kenyataan di lapangan banyak responden yang memilih memarkirkan kendaraan yang mereka bawa saat itu di dekat pasar, tetapi ada beberapa responden yang harus memarkirkan kendaraan mereka jauh dari pasar atau jaraknya lebih dari 60 meter dari dinding terluar pasar, hal ini dikarenakan rata-rata pengunjung ini ingin memarkirkan kendaraan mereka didekat pasar tapi apa daya area parkir yang terdekat dengan pasar dan masuk dalam area ideal yaitu <60 m sudah penuh atau tidak dapat lagi menampung kendaraan yang masuk, hal ini lah yang menyebabkab kebutuhan ruang parkir pengunjung tidak dapat terpenuhi. Berikut tabel yang menunjukan tanggapan para pengunjung pasar tentang kualitas lokasi fasilitas parkir yang ada saat ini:
commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6 Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Lokasi Parkir Saat Ini Value Kebutuhan Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Waktu Parkir Jumlah Pendapat Persentase
Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik 0 54 148 183 7 47 61 270 186 89 60 50 193 190 269 503 17% 16% 23% 44% Sumber: hasil olah data, 2012
Jumlah Jawaban 385 385 385 1155 100%
Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Lokasi Parkir
17%
44%
16% 23%
Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik
Gambar 4.5 Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kualitas Lokasi Parkir Pasar Tradisional Sumber: hasil olah data, 2012
2. Kualitas Keamanan di Fasilitas Parkir Dari segi keamanan menurut pendapat para responden yang datang ke Pasar Gede, Klewer dan Legi mereka jarang sekali mengalami yang namanya tindak pencurian kendaraan, karena petugas parkir yang ada benar-benar menjaga keamanan kendaraan para pengguna pasar dan daerah sekitarnya. Tindak pencurian memang jarang terjadi tetapi tingkat kerusakan kendaraan yang dialami oleh responden cukup tinggi, hal ini karena penataan parkir yang belum sempurna dan sempitnya lahan parkir yang ada saat, jadi banyak kendaraan yang di parkirkan mepet tidak sesuai dengan petak parkir menurut standar yang ada. Berikut tabel data tanggapan para pengunjung pasar tentang keamanan di area parkir: Tabel 4.7 Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keamanan Parkir Saat Ini Value Tidak Kurang Cukup Kebutuhan Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Waktu Parkir Jumlah Pendapat Persentase
Baik
Baik Baik Baik 0 10 125 250 0 27 216 142 5 280 100 0 5 317 441 392 0% 27% 38% 34% commit to user Sumber: hasil olah data, 2012
Jumlah Jawaban 385 385 385 1155 100% 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keamanan Parkir 0%
28%
34%
Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik
38%
Gambar 4.6 Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kualitas Keamanan Parkir Pasar Tradisional Sumber: hasil olah data, 2012
3. Kualitas Keandalan Fasilitas Parkir Untuk data hasil mengenai keandalan kami membaginya dalam dua kelompok yaitu tentang alih fungsi fasilitas parkir dan penataan kendaraan di dalam fasilitas parkir di pasar tradisional. Berikut hasil pendapat para pengunjung pasar tentang hal apa yang dirasakan dan dilihat tentang perubahan fungsi fasilitas parkir dan penataan kendaraan parker di pasar tradisional saat ini: Tabel 4.8 Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keandalan Parkir Saat Ini Value Tidak Kurang Jumlah Kebutuhan Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Waktu Parkir Jumlah Pendapat Persentase
Baik
Baik Cukup Baik 54 148 183 67 73 147 0 164 145 121 385 475 10% 33% 41% Sumber: hasil olah data, 2012
Baik 0 98 76 174 15%
Jawaban 385 385 385 1155 100%
commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keandalan Parkir
15%
11% Tidak Baik Kurang Baik 33%
Cukup Baik Baik
41%
Gambar 4.7 Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Keandalan Fasilitas Parkir Saat Ini Sumber: hasil olah data, 2012
Dari tabel dan grafik tanggapan para responden tentang kualitas keandalan fasilitas parkir maka dapat disimpulkan para pengunjung yang datang ke pasar tradisional merasa sangat terganggu dengan adanya perubahan fungsi fasilitas parkir atau area parkir menjadi tempat jualan para pedagang oprokan, hal ini mengakibatkan hak para pengunjung pasar yang membawa kendaraan dan ingin memarkirkan kendaraan meraka di area parkir terdekat dengan pasar menjadi tidak terlakasana, karena tempat parkir terdekat sudah penuh dengan kendaraan pengunjung yang datang duluan dan kapasitasnya pun tidak dapat menampung lagi kendaraan yang masuk serta juga dipengaruhi oleh adanya pedagang oprokan yang tidak memiliki tempat jualan di dalam pasar sehingga memilih menggelar dagangannya di area parkir. Berikut ini kami sajikan gambar-gambar yang menunjukan perubahan fungsi lahan parkir dan penataan yang tidak sempurna di Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi:
commit to user 56
digilib.uns.ac.id 52
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
digilib.uns.ac.id 53
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
digilib.uns.ac.id 54
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Kualitas Kenyamanan Fasilitas Parkir Sempitnya lahan parkir serta penataan kendaraan yang tidak sempurna sedangkan kebutuhan ruang parkir kendaraan semakin meningkat, mengakibatkan kendaraan yang dibawa oleh para pengguna pasar sulit untuk melakukan manuver kendaraan, hal ini sangat di eluhkan oleh para pengguna parkir apalagi pada saat jam-jam ramainya pengunjung, mereka sangat susah untuk mengeluarkan kendaraan yang mereka bawa dari area parkir yang mereka gunakan saat itu. Penyebab dari susahnya para pengguna parkir pasar mengelurkan kendaaraan yang mereka bawa dari area parkir tersebut karena petak parkir yang ada saat ini ukuran petak parkirnya belum sesuai dengan standar serta tugas para petugas parkir belum maksimal dalam penataan kendaraan yang parkir. Berikut tabel yang menunjukan pendapat para responden tentang kualitas kenyamanan area parker saat ini: Tabel 4.9 Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kenyamanan Parkir Saat Ini Value Kebutuhan Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Waktu Parkir Jumlah Kolom Persentase
Tidak Kurang Cukup Baik Baik Baik Baik Jumlah Jawaban 80 106 157 42 385 0 99 231 55 385 0 98 233 54 385 80 303 621 151 1155 7% 26% 54% 13% 100% Sumber: hasil olah data, 2012
Berikut grafik yang menggambarkan pendapat para pengunjung tentang kenyamanan dalam melakukan manuver atau mengeluar masukkan kendaraan di dan ke area parkir maupun petak parkir yang ada dan tersedia di pasar tradisional saat ini: Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Kenyaman Parkir 13% 7%
Tidak Baik 26%
Kurang Baik Cukup Baik Baik
54%
Gambar 4.8 Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Tradisional Terhadap Kemudahan dalam Melakukan Manuver Kendaraan Sumber: hasil olah data, 2012
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Fasilitas Penunjang yang terdapat di Area Parkir Saat Ini Ketiga lokasi pasar tradisional ini dapat mewakili keadaan fasilitas penunjang parkir di seluruh pasar tradisional di Kota Surakarta. Fasilitas penunjang untuk para penyandang cacat dan para pejalan kaki yang datang ke pasar tidak tersedia, ada pun fungsinya berubah menjadi lahan parkir dadakan oleh pedagang oprokan yang tidak memiliki kios di dalam pasar. hal ini juga dieluhkan oleh beberapa responden terutama oleh para pengguna parkir pasar yang harus memarkirkan kendaraan jauh dari pasar, karena area parkir di sekitar pasar sangat penuh. Jika pada siang hari cuaca sangat panas dan pada bulan-bulan tertentu juga hujan sering turun tetapi fasilitas seperti pelindung/ terpal juga tidak tersedia, hal ini juga di eluhkan pembeli dan pedagang yang datang ke pasar gede, klewer dan legi. Berikut table yang menunjukan kualitas fasilitas penunjang parker menurut pendapat para responden: Tabel 4.10 Data Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Fasilitas Penunjang Parkir Saat Ini Value Tidak Kurang Cukup Jumlah Kebutuhan Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Waktu Parkir Jumlah Pendapat Persentase
Baik Baik Baik 193 178 14 191 181 13 190 182 13 574 541 40 50% 47% 3% Sumber: hasil olah data, 2012
Baik 0 0 0 0 0%
Jawaban 385 385 385 1155 100%
Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Terhadap Fasilitas Penunjang Parkir 3% 0%
Tidak Baik 50%
Kurang Baik Cukup Baik
47%
Baik
Gambar 4.9 Grafik Pendapat Pengunjung Pasar Tradisional Terhadap Kualitas Fasilitas Penunjang Parkir di Pasar Tradisional Sumber: hasil olah data, 2012
commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berikut gambar-gambar yang ada di lapangan terkait dengan fasilitas penunjang suatu area parkir di pasar tradisional: Meskipun terdapat pedestrian tetapi fungsinya bukan untuk pejalan kaki, tetapi digunakan sebagai tempat parker dan jualan pedagang oprokan
Belum terdapat atap peneduh di area parkir di Pasar Gede, Klewer dan Legi
Gambar 4.10 Kondisi Fasilitas Pedestrian dan Peneduh di Area Parkir Pasar Tradisional Sumber: hasil observasi lapangan, 2012
Dari hasil perolehan data terhadap faktor-faktor pembentuk efektivitas pelayanan parkir di pasar tradisional berdasarkan kebutuhan para pengunjung pasar sebagai responden dalam penelitian ini dapat diketahui bagaimanakah system pelayanan parkir yang sudah dirasakan oleh para pengunjung selama ini. Tetapi penelitian ini tidak semata-mata berhenti sampai disini, karena penelitian ini bukan meneliti sebatas persepsi pengunjung pasar saja tetapi penentuan efektivitas ini haruslah berdasarkan teori-teori tentang efektivitas pelayanan parkir yang kemudian juga dibandingkan dengan kebutuhan para pengunjung pasar. Berikut ini table penilaian efektivitas pelayanan parkir di pasar tradisional dimana penilaiaannya membandingkana antara teori dan standar yang ada dengan kebutuhan para pengunjung pasar akan pelayanan parkir saat ini:
commit to user 54
47
61
270
385
54
148
183
385
Kurang Efektif
Cukup Efektif
Efektif
Total Responden
385
50
60
89
186
L+W
385
250
125
10
0
KA+JN
385
142
216
27
0
KA+JM
385
0
100
280
5
385
0
183
148
54
KN+JN
385
98
147
73
67
KN+JM
385
76
145
164
0
KN+W
385
42
157
106
80
KY+JN
Pelayanan + Kebutuhan Pengunjung KA+W
385
55
231
99
0
KY+JM
385
54
233
98
0
KY+W
385
0
14
178
193
FP+JN
385
0
13
181
191
FP+JM
385
0
13
182
190
FP+W
Skor Efektivitas Pelayanan Parkir di Pasar Tradisional Saat Ini:
Sumber: hasil analisis peneliti, 2012 Keterangan singkatan: JN (Jenis Kendaraan), JM (Jumlah Kendaraan), W (Waktu Parkir), L (Lokasi Parkir), KA (Keamanan), KN (Keandalan), KY (Kenyamanan), FP (Fasilitas Pnunjang)
7
L+JM
0
L+JN
Tidak Efektif
Value
Kebutuhan
Tabel 4.11 Tingkat Efektivitas Pelayanan Parkir dilihat Dari Kebutuhan Pengunjung Pasar
5775
1220
1846
1736
973
Total Jawaban
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari hasil perhitungan terhadap pendapat responden tentang kualitas pelayanan parkir saat ini di pasar tradisional maka diperoleh skor efektivitas pelayanan parkir saat ini adalah 990,8, dan jika dilihat dalam tabel tingkatan efektivitas pelayanan parkir menurut kebutuhan pengunjung pasar berada pada tingkatan ketiga yaitu cukup efektif. Dari hasil pengolahan data berupa pembobotan terhadap efektivitas penyediaan dan pelayanan parkir berdasarkan kebutuhan pengunjung pasar maka diperoleh skor untuk penyediaan adalah 33% dan pelayanan adalah 990,8. Tetapi disini peneliaan keduanya belum setara karena untuk pelayanan belum dalam persenan (%), maka dari itu untuk mengetahui tingkat efektivitas parkir di pasar tradisional maka pelayanan parkirnya terlebih dahulu harus dipersenkan. Berikut perhitungan persentase pelayanan parkir berdasarkan kebutuhan pengunjung pasar:
Dari perhitungan diatas maka diperoleh nilai pelayanan parkir 64 persen dan tetap pada tingkatan efektivitas ketiga. Dengan nilai yang sudah setara saat ini maka efektivitas parkir di pasar tradisional saat ini memperoleh nilai:
Setelah dilakukan perhitungan maka efektivitas parkir berdasarkan kebutuhan para pengunjung pasar tradisional saat ini berada pada tingkatan kedua (2), karena memperoleh skor 48,65 % dan dapat dikatakan penyediaan dan pelayanan yang telah ada saat ini kurang efektif. 4.3
Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional Penilaian efektivitas parkir di pasar tradisional pada penelitian ini dilakukan
berdasarkan pada hasil pengamatan peneliti dan hasil persepsi dari pengunjung pasar tradisional. Hasil persepsi pengunjung pasar diperoleh dari kuesioner dan telah dilakukan pembobotan/ perhitungan skor. Dari hasil pengamatan dan penilaian di lapangan dan hasil perhitungan terhadap persepsi pengunjung pasar, selanjutnya dilakukan perbandingan terhadap keduanya dan akan diketahui seberapa efektifkah parkir di Pasar Gede, Klewer dan Legi saat ini. Secara lebih rinci analisis yang dilakukan dapat dilihat dibawah ini: Tabel 4.12 Analisis Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional Surakarta
Variabel Penyediaan Parkir
Hasil Pengamatan Persepsi Pengunjung Kurang Efektif Alokasi fasilitas parkir kurang dan Skor penilaian: 33,3% mengakibatkan Tolok ukur kurang seluruh kebutuhan efektif: 26%-50% pengunjung pasar commit to user tidak dapat
Hasil Perbandingan Secara keseluruhan penyediaan parkir di pasar tradisional masih kurang efektif, kareana belum mampu untuk 53
perpustakaan.uns.ac.id
Variabel
Pelayanan Parkir
digilib.uns.ac.id
Hasil Pengamatan tertampung Belum tersedianya petak khusus parkir untuk kendaraan roda 2 Pada saat jam puncak parkir, kendaraan pengunjung masuk ke badan jalan dan menganggu sirkulasi lalu lintas
Persepsi Pengunjung
Terjadi alih fungsi fasilitas parkir menjadi pasar kedua Masih banyak ditemukan pengunjung yang parkir jauh dari pasar, karena tidak dapat tempat parkir Pengunjung sulit dalam melakukan manuver kendaraan Ruang efektif parkir tidak sesuai standar akibatnya banyak kendaraan yang tergores Tidak adanya fasilitas peneduh dan pedestrian berubah fungsi jadi tempat parkir kendaraan roda 2
Cukup Efektif Skor Penilaian: 64% Tolok Ukur cukup efektif: 51%-75%
Hasil Perbandingan menampung seluruh kendaraan pengunjung pasar baik itu di jam-jam biasa maupun di jamjam puncak parkir hal ini disebabkan karena tidak ada lahan lagi di dalam area pasar maupun sekitarnya untuk penambahan fasilitas parkir yang lebih baik lagi. Kondisi atau tingkat pelayanan parkir saat ini bisa dikatakan belum atau tidak efektif. hal ini dikarenakan dari lima indikator pelayanan hanya ada satu yang sudah masuk dalam katagori efektif, tetapi untuk keempat lainnya masih jauh dari efektif. Kondisi ini disebabkan karena belum terkolalaya dengan baik fasilitas parkir yang ada, dan belum ada rencana penambahan dan perbaikan tempat parkir di pasar tradisional
Sumber: hasil analisis peneliti, 2012
Dari analisis di atas, dapat diketahui bahwa parkir yang ada di pasar tradisional saat ini belum atau tidak efektif baik itu dari segi penyediaannya maupun pelayanan yang diberikan, meskipun ada bebrapa indikator yang sudah masuk dalam katagori atau bernilai baik tetapi karena sebagian besar indikator menunjukan hasil penilaian yang kurang efektif atau baik hal ini mengakibatkan beberapa indikator yang baik tidak berguna dan tidak dapat menutupi kekurangan yang ada. BAB 5
commit to user EFEKTIVITAS PARKIR DI PASAR TRADISIONAL UTAMA 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KOTA SURAKARTA
Dalam bab ini, diberikan pembahasan terhadap hasil penelitian data yang telah diperoleh dari lapangan sebelumnya dan di sesuaikan dengan metode yang telah ditentukan. Pembahasan ini mencakup uraian dari analisis ragam aktivitas dan analisis efektivitas parkir di pasar tradisional, dimana keluaran dari analisis ini dapat menjawab rumusan masalah dari penelitian serta dapat digunakan sebagai masukan agar masalah parkir yang sedang terjad di pasar-pasar tradisional saat ini tidak semakin meluas dan membentuk masalah-masalah lainnya serta segera teratasi. 5.1
Analisis Kebutuhan Parkir Berdasarkan Ragam Aktivitas Pengunjung Pasar Dalam penelitian ini, jenis pengunjung dibagi berdasarkan maksud kunjungannya ke
pasar yang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu pertama, pengunjung yang datang ke pasar tetapi tidak memiliki tujuan untuk membeli atau lebih tepatnya hanya sekedar berkunjung dan berjalanjalan di dalam pasar, kemudian kedua, pengunjung yang datang ke pasar dengan tujuan untuk membeli suatu barang tetapi belum memiliki tujuan akan membeli barang di kios atau los yang ada di dalam pasar, dan jenis yang ketiga, adalah pengunjung yang datang ke pasar dengan tujuan membeli barang dalam jumlah besar dan untuk dijual kembali di tempat lain dan jenis ini telah memiliki kios tujuan untuk membeli barang yang dibutuhkannya. Dari kuesioner yang disebar kepada beberapa pengunjung pasar terlihat bahwa pengunjung yang datang ke pasar ratarata datang ke pasar dengan maksud dan tujuan untuk membeli barang tetapi mereka belum tahu akan membeli di kios yang mana, biasanya pengunjung jenis ini akan berputar-putar dahulu di dalam pasar untuk mencari barang yang dicari dengan kisaran harga yang sesuai dengan keinginan mereka. Setiap kelompok pengunjung ini memiliki jenis aktivitas utama yang berbeda yang mereka lakukan di dalam pasar. Setiap pengunjung pasar yang datang pasti menggunakan fasilitas parkir, dengan aktivitas yang beragam di masing-masing kelompok tidak menutup kemungkinan penggunaan fasilitas parkir dalam jangka waktu tertentu juga mengganggu keefektivan dalam ketersediaan fasilitas parkir yang ada. Pasar tradisional dan parkir merupakan bagian dari ruang publik, sehingga tidak ada batasan penggunaannya, karena pada dasarnya rung publik dapat diakses oleh siapapun/ umum dan setiap saat. Pengunjung pasar sebagai pelaku kegiatan didalam pasar tradisional, memiliki kegiatan utama yaitu berbelanja dan melakukan kegitan transaksi lainnya di dalam pasar. sesuai dengan lokasinya, maka pengunjung Pasar Gede, Klewer dan Legi adalah masyrakat Kota Surakarta dan daerah sekitarnya tetapi tidak menutupi
commit to user pasar-pasar ini dan penguunjung inilah kemungkinan para wisatawan juga menjadi pengunjung 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang menjadi target utama untuk perkembangan suatu pasar.Berikut ini kami sajikan tabel anailis skema kegiatan pengunjung pasar, yang sudah berdasarkan pada karakteristik pada bab data sebelumnya. Untuk kelompok pengunjung pertama, yakni pengunjung yang datang ke pasar tanpa tujuan untuk membeli barang, aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh kelompok pertama ini adalah aktivitas pasif. Sebagian besar dari mereka datang ke pasar tradisional baik itu ke Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi hanya untuk sekedar melihat-lihat barang-barang yang diperdagangkan disana dan menikmati bangunan sejarah dan budaya Kota Surakarta. Untuk aktivitas aktif dari kelompok pertama ini banyak melakukan kegiatan berkeliling dan mengumpulkan gambar berupa foto yang menarik dari masing-masing pasar tersebut. Dari kegitan seperti ini pengunjung yang datang dapat terpuaskan karena mengetahui sejarah dan budaya yang terkandung dalam bangunan pasar tradisional tersebut. Untuk jenis kelompok pengunjung ini rata-rata waktu yang digunakan untuk memarkin kendaraan yang mereka bawa tidak menentu, kalau untuk sekedar melihat dan berjalan-jalan saja mereka tidak memerlukan waktu yang lama untuk parkir tetapi jika mereka wiasatawan biasanya mereka dapat menghabiskan waktu lebih lama sekitar lebih dari satu jam berada di dalam pasar. Untuk kelompok kedua yakni, pengunjung yang datang ke pasar dengan tujuan membeli barang tetapi belum tahu akan membeli dimana. Jenis aktivitas yang dilakukan pengunjung ini tidak terlalu jauh berbeda dengan kelompok pengunjung pertama yang hanya sekedar melihatlihat tanpa membeli apapun di dalam pasar. kelompok ini juga lebih banyak melakukan kegiatan pasif terutama pada saat mencari-cari barang yang diinginkan. Bila dibandingkan dengan semua jenis pengunjung, maka kegiatan berjalan-jalan di pasar lebih banyak dilakukan oleh kelompok ini dan kelompok ini juga yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk memarkirkan kendaraan mereka, rata-rata waktu yang digunakan oleh pengunjung jenis ini adalah lebih dari dua jam di dalam pasar. selain bejalan-jalan dan membeli barang terjadi interaksi sosial antara penjual dan pembeli pada kegiatan tawar-menawar barang. Biasanya kegiatan interaksi sosial ini bukan hanya terjadi di satu tempat saja tetapi di beberapa tempat di dalam pasar dan oleh orangorang yang berbeda, jadi wawasan pengunjung tentang pasar dan barang yang diperjual belikan menjadi bertambah. Pada kelompok pengunjung yang ketiga yakni, pengunjung yang datang ke pasar dengan tujuan untuk membeli barang dan sudah memiliki tempat yang akan dituju kelompok ini lebih aktif dan tidak terlalu lama dalam menghabiskan waktu di pasar dan memarkirkan kendaraannya. Kegiatan interaksi sosial juga dilakukan oleh kelompok ini tetapi tidak terlalu luas karena proses tersebut hanya terjadi sebentar dan di satu tempat saja.
commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari grafik dan penjelasan di atas rata-rata orang yang datang ke pasar untuk membeli barang tetapi sebelum membeli barang dia masih berputar-putar dulu di dalam pasar untuk mecarai barang yang diinginkannya dan dapat kita lihat skema kegiatannya, peluang pengunjung pasar dengan kegiatan atau aktivitas seperti ini cenderung lebih lama dalam memarkirkan kendaraan yang mereka bawa dibandingkan yang hanya sekedar berjalan-jalan dan membeli barang di toko langganan. Jadi dapat di simpulkan orang yang berbelanja tapi belum tahu akan membeli dimana menggunakan waktu lebih lama dan banyak dalam memarkirkan kendaraan yang mereka bawa. 5.2
Analisis Efektivitas Parkir di Pasar Tradisional Efektivitas parkir di pasar tradisional ini berisi tentang uraiaan terhadap hasil
perhitungan dari tanggapan pengunjung pasar terhadap penyediaan dan pelayanan parkir yang dirasakan selama ini serta uraiaan dari hasil analisis terhadap penyediaan dan pelayanan parkir sesuai dengan standar dan teori-teori tentang efektivitas yang kemudian dibandingkan dengan kebutuhan para pengunjung pasar. berikut hasil uraiaan dari efekivitas penyediaan dan pelayanan parkir di pasar tradisional: 5.2.1 Efektivitas Penyediaan Parkir di Pasar Tradisional Dari hasil analisis terhadap kapasitas parkir di pasar tradisional yang dibandingkan dengan kebutuhan para pengunjung pasar diperoleh tingkatan parkir untuk ketiga pasar dalam segi penyediaan parkir untuk saat ini masih dalam katagori atau tingkat belum efektif. Memang dari ketiga pasar tidak semuanya menunjukan nilai yang belum efektif dari segi penyediaan parkir untuk saat ini, contohnya Pasar Legi dimana dalam perhitungan atau penilaian secara sendiri-sendiri memperoleh tingkatan yang sudah masuk tingkat efektif, karena lahan parkir atau petak parkir resmi yang ada disana sudah lebih lebih dari standar yang harus tersedia. Penyediaan fasilitas parkir di pasar tradisional saat ini yang belum masuk dalam tingkat efektif salah satu penyebabnya adalah sempitnya lahan yang digunakan sebagai tempat penitipan sementara kendaraan para pengunjung pasar. Sempitnya lahan ini disebabkan pula karena kurangnya alokasi lahan utuk area parkir karena sejak pembangunan awalnya dahulu, pihakpihak yang terkait dengan pembangunan pasar tidak memperhatikan perkembangan penduduk dan moda kendaraan. Akibat perkembangan penduduk kota yang setiap tahunnya selalu meningkat juga menyebabkan perkembangan lahan dan kepemilikan kendaraan. Perkembangan lahan disini terlihat jelas dari semakin padatnya bangunan yang ada disekitar pasar baik itu bangunan pertokoan maupun permukiman masyarakat. Dengan semakin padatnya bangunanbangunan tersebut mengakibatkan sulitnya pemerintah daerah untuk membangun atau
commit to user pasar, selain itu sempitnya lahan ini menambah area khusus untuk parkir para pengunjung
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengakibatkan pula area parkir yang ada saat ini harus diletakkan di pinggir-pinggir badan jalan di sekitar pasar. Penempatan ini jika pada jam-jam biasa dan hari-hari biasa memang tidak mengganggu aktivitas lalu lintas yang ada disekitar pasar tetapi jika sudah masuk pada jam-jam puncak orang berbelanja ke pasar, parkiran kendaraan pengunjung ini akan meluber sampai ke badan jalan dan secara tidak langsung akibat adanya kegiatan parkir ini sirkulasi kendaraan yang lewat disekitar pasar-pasar ini pun terhambat atau bisa dibilang muncul kemacetan akibat kegiatan parkir ini. Untuk Pasar Legi yang telah dikatakan efektif penyediaannya tidak luput dari masalah seperti ini. Meskipun petak parkir yang dimilikinya sudah melebihi standar tetapi masih banyak ditemukan para pengunjung pasar yang parkir di luar area parkir yang tersedia.
Hal ini
dikarenakan mereka merasa aman dan mudah dalam melakukan manuver jika parkir diluar area yang telah disediaakan oleh pihak pasar, tetapi ada pula yang terpaksa harus parkir jauh dari area parkir terdekat dengan pintu masuk pasar karena area parkir terdekat sudah penuh dengan kendaraan dan sudah masuk sampai ke badan jalan jika dia memaksa meletakkan kendaraan yang mereka bawa untuk parkir di dekat pasar maka kerusakan kendaraan seperti tergores dengan kendaraan yang lewat peluangnya semakin besar. Hal ini juga bukan hanya muncul karena keterbatasan lahan parkir, dari pengamatan dilapangan tidak ditemukan area parkir atau petak parkir khusus untuk kendaraan roda 2, jadi petak parkir yang ada saat ini di khususkan untuk kendaraan roda 4. Hal ini juga menjadi penyebab dalam ketidakefektivan dalam penyediaan fasilitas parkir, karena masih banyak ditemukan para pengunjung pasar yang membawa kendaraan roda 2 harus memarkirkan kendaraan yang mereka bawa diantara atau selasela kendaraan roda 4. Jadi kebutuhan parkir pengunjung yang membawa kendaraan jenis roda 2 kebutuhannya saat ini masih belum dapat terpenuhi dari fasilitas parkir yang tersedia dan akibat dari semua masalah ini adalah kesemerawutan lalu lintas yang akhirnya mengganggu kelancaran lau lintas dan menimbulkan kemacetan pula. Selain itu citra pasar tradisional sebagai ikon sejarah Kota Surakarta juga semakin tidak terlihat karena terlihat kumuh dengan tumpukkan kendaraan yang tidak tertata rapi.
5.2.2 Efektivitas Pelayanan Parkir di Pasar Tradisional Dari hasil penilaian terhadap pelayanan parkir di pasar tradisional yang dibandingkan dengan kebutuhan para pengunjung pasar sebelumnya diperoleh tingkatan parkir kurang efektif dengan nilai 579 dan masuk dalam interval nilai keefektifan kedua (2). Perolehan ini disebabkan karena ada beberapa faktor penilaian efektivitas pelayanan parkir yang sangat kurang dalam pelayanan yang diberikan kepada pengunjung sampai saat ini contohnya faktor keandaalan
to yaitu user alih fungsi fasilitas parkir dan penataan dimana penilaiannya terbagi menjadi duacommit indikator 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
area parkir. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam penyediaan fasilitas parkir belum dapat menampung seluruh kebutuhan para pengunjung hal ini disebabkan karena masih kurangnya alokasi lahan untuk area parkir dan menyebabkan kendaraan para pengunjung pasar diparkirkan berdempetan satu sama lain hampir tidak ada jarak yang memisahkan kendaraan satu dengan yang lainnya, hal inilah yang terjadi baik itu di Pasar Gede, Pasar Klewer maupun Pasar Legi. Untuk Pasar Gede dan Pasar Klewer dimana letak parkirnya yang berada di pinggir jalan sedangkan Pasar Legi yang letak parkirnya berada di dalam area pasar tetapi untuk penataan parkirny hampir sama yiatu belum sempurna contohnya saja masih banyak ditemukan kendaraan roda empat (4) dan roda dua (2) yang bercampur menjadi satu. Hal ini terlihat sangat semerawut dan ternyata samapai saat ini area parkir ntuk kendraan roda dua belum tersedia secara khusus dan memang benar penggunaan lahan parkirnya sengaja bersatu atau di tempatkan disela-sela ruang parkir untuk kendaraan roda empat. Begitu juga halnya dengan indikator alih fungsi lahan parkir baik di Pasar Gede, Pasar Klewer dan Pasar Legi area parkir yang ada saat ini selain penggunaannya sebagai tempat penitipan sementara kendaraan para pengunjung pasar ternyata area parkir ini juga beralih fungsi menjadi pasar kedua leh para pedagang pasar. Para pedagang ini kebanyakan adalah pedagang oprokan yang tidak memiliki kios maupun los di dalam pasar, tetapi adapula para pedagang yang memiliki kios di dalam pasar tetapi memilih menggelar barang dagangan mereka di tempat parkir, karena mereka berpikir jika mereka bejualan di tempat parkir mereka lebih bisa menjaring lebih banyak pengunjung untuk membeli barang yang mereka jual. Dengan banyaknya pedagang yang berjualan di area parkir bahkan masuk sampai ke badan jalan seperti terlihat dalam gambargambar di bab sebelumnya, menyebabkan kemacetan lalu lintas dan sangat mengganngu pengguna jalan yang lain dan hal ini pula bila dibiarkan terus menerus dapat menimbulkan kecemburuan antar peagang dan dapat pula menimbulkan masalah baru yang lebih sulit untuk di atasi. Untuk faktor kenyamanan pun pengunjung merasa belum cukup puas dengan pelayanan yang diberikan saat ini, hal ini terbukti dengan sangat susahnya kita melakukan manuver kendaraan yang kita bawa untuk masuk dan keluar area parkir. Di lapangan saat ini sudut yang digunakan untuk parkir adalah sudut 45o dimana menurut standar Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 1998 satu petak parkir harus memiliki lebar ruang parkir 2,5 m, dan ruang untuk manuver kendaraan adalah 3,7 m dan jika ditotalkan ruang prkir efektik untuk penggunaan sudut parkir 45o adalah 5,1 m. Tetapi kenyataannya di lapangan lebar ruang efektif satu petak parkir kendaraan tidak mencapai 5,1 m. Hal ini lagi-lagi disebabkan karena karena kurangnya aloksi lahan untuk parkir kendaraan pengunjung.
commit to user 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain dua faktor diatas ada salah satu faktor lagi penyebab ketidak efektifan yaitu tentang ketersediaan fasilitas penuh dan pederstrian. Pasar Gede, Klewer dan Legi sampai saat ini tidak terdapat fasilitas berupa atap peneduh, karena letaknya yang berada di pinggir jalan. Meskipun tidak terdapat atap peneduh tetapi di area parkir saat ini jika pengunjung yang parkir akan diberi peneduh kendaraan berupa kardus yang nantinya akan ditaruh diatas jok motor dan kaca depan mobil. Tetapi penutup seperti ini juga tidak banyak fungsinya tetap saja jika hujan kendaraan para pengunjung bsah dan jika cuaca sedang terik tetap saja kendaraan akan kepanasan. Untuk area pejalan kaki sebenarnya disetiappsar tersedia tetapi
lagi-lagi fungsnya
berubah yaitu saat ini digunakan menjadi area parkir kendaraan karena kurangnya lhan. Otomatis jika area pedestrian digunakan alahan parkir meskipun jels-jelas ada tanda larangan tidak boleh parkir, hal ini mengakibatkan para pengunjung yang parkir agak jauh dan seharusnya dia berjalan di trotoar tetapi harus mengalah dengan kendaraan dan harus menanggung resiko jika dia harus terserempet dengan kendaraan lainnya. Hal ini sangat berbahaya tentunya bagi para pengunjung. Untuk faktor lokasi parkir dan keamanan memang sepenuhnya dari hasil penilaiaan belum menunjukan nilai yang efektif tapi dari kelima faktor yang sudah dikatakan cukup efektif pelayanannya adalah dua faktor ini meskipun tidak ada cactnya untuk masing-masing faktor ini. lokasi parkir jika dihitung memperoleh nilai 59% dan masuk dalam tingkatan ketiga (3) yaitu kurang efektif. Meskipun rata-rata letak parkirnya berada di dekat pasar lebih tepatnya biasaya berada di depan dekat pintu masuk pasar tetapi indikator ini saja belum cukup menunjakan bahwa pelayanan faktor ini sudah efektif masih ada bebrapa indikator lagi didalammnya yang juga dinilai yaitu: tipe parkirnya berdasarkan penempatannya termasuk dalam jenis atau tipe parkir off street parking atau parkir di pinggir jalan. Seperti dijelaskan di atas bahwa karena alokasi lahan yang kurang untuk pengadaan area parkir maka sampai sekarang parkir kendaraan pengunjung memang di letakkan di pinggir jalan, tetapi untuk Pasar Legi karena memilik area yang cukup luas maka fsilitas parkirnya berada di dalam lingkup pasar. Tetapi dengan semakin banyaknya jumlah penduduk kota mengakibatkan kebutuhan parkir juga meningkat. Meningkatnya jumlah kebutuhan parkir menyebabkan area parkir yang sekarang ada tidak dapat menampung seluruh kendaraan dan akhirnya area parkir meluas dan menyebar letaknya. Untuk indikator kedua yaitu kondisi area parkir, karena letaknya yang berada di pinggir jalan kondisinya sangat memprihatinkan. Karena letaknya di pinggir jalan hal ini sangat berbahaya bagi para pengunjung yang baru turun dari kendaraannya karena mereka dapat terserempet kendaraan yang sedang melaju di dekat mereka, jika mereka tidak hati-hati hal itu
userdiperparah dengn munculnya pedagang bisa saja terjadi. Kondisi lahan parkircommit sat ini to juga 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oprokan maupun PKL yang berjualan di samping-samping kendaraan yang parkir, hal ini bukan hanya saja mengganggu pengunjung yang akan parkir tetapi juga membuat citra ketiga pasar tradisional sebagai ikon Kota Surakarta terlihat hilang dan semerawut dan juga terkesan kumuh. Untuk indikator yang terakhir yaitu jarak, meskipun area parkir Pasar Gede, Klewer dan Legi letak parkirnya sudah masuk dalam jarak yang ideal yaitu 60 m dari dinding terluar pasar,tetapi karena keterbatasan lahan ada beberapa pengunjung yang parkir di luar area tersebut. Hal ini bukan tanpa alasan yang jelas, ada beberapa pengunjung yang parkir jauh diluar area yang telah disediakan karena mereka merasa aman memarkirkan kendaraan yang mereka bawa jauh diluar pasar, ada pula yang mencari tempat yang digin dan terlintung dari terik matahari dan air hujan dan ada pula yang memilih parkir jauh di luar area yang tersedia karena parkir yang dekat dengan pasar sudah sangat penuh dan jika dia memaksa unuk parkir disitu dia sangat sulit untuk mengeluarkan kendaraannya, jadi dia lebih memilih di luar. Selain itu akses dari area parkir menuju ke bangunan pasar sebenarnya sangat mudah di capai jika parkirnya dekat dengan pasar tetapi jika parkir jauh dari area parkir yang tersedia aksesnya sangat sulit karena untuk mencapai pasar kita perlu berjalan agak jauh dn harus berdampingan dengan kendaraan yang sedang lewat karena pedestrian yang ada digunakan sebagai tempat untuk parkir kendaraan. Sedangkan untuk faktor keamanan pelayanannya saat ini sudah cukup aman, maksudnya aman disini jarang sekali terjadi tindak kejahatan berat seperti pencurian kendaraan, permapokan pengunjun pasar, penjambretan sampai pembunuhan. Tetapi tingkat pelaporan kerusakan kendaraan seperti tergores cukip sering terdengar dan terjadi, hal ini karena kurangnya alokasi lahan parkir, dn jarak antara kendaraan yang satu dengan kendaraan yang lain sangat dekat dan hal inilah yang memungkinkan tingkat kerusakan kendaraan pengunjung di dalam area parkir sangat tinggi. Selain itu penataan kendaraan yang parkir tidak sempurna juga bisa menjadi penyebab banyaknya laporan kerusakan kendaraan pengunjung.selain itu letak parkir juga menjadi salah satu penyebab kerusakan karena badan jalan juga digunakan sebagai tempat parkir dan jika pada jam-jam puncak kemungkinan kendaraan yang sedang lewat menyenggol kendaraan yang sedang parkir sangat besar peluangnya. Dari hasil analisis dan pembahasan diatas diketahui tingkat penyediaan dan pelayanan parkir yang telah ada selama ini di pasar tradisional bisa dikatakan kurang efektif, hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan antara penilaian lapangan dengan hasil pembobotan persepsi pengunjung pasar dan fasilitas parkir di pasar tradisional dinyatakan tidak dalam kondisi yang baik atau efektif, hal ini dikarenakan: 1.
Tingkat penyediaan fasilitas parkir yang tidak baik, karena karena kurangnya alokasi lahan dalam hal berikut ini:
commit to userpasar apa lagi pada saat jam-jam puncak, a. Pemenuhan kebutuhan parkir bagi pengunjung 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Tidak adanya pemisah antara jenis kendaraan roda dua dan roda empat 2.
Tingkat pelayanan fasilitas parkir yang masih jauh dari harapan, disebabkan oleh: a. Tidak adanya fasilitas peneduh berupa atap yang nyaman dan dapat melindungi kendaraan dari terik matahari dan hujan b. Alih fungsi area parkir menjadi tempat berjualan para pedagang oprokan c. Sudut dan ruang efektif yang tidak ada sehingga kendaraan akan masuk dan keluar sulit melakukan manuver
commit to user 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 6 PENUTUP
Penutup berisi kesimpulan dan rekomendasi yang dirumuskan berdasarkan pada hasil temuan lapangan maupun hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya. Adapun ringkasan dari hasil analisis dan pembahasan tersebut adalah sebagai berikut: 6.1. Kesimpulan Setelah melalui berbagai tahapan dalam proses penyelesaian penelitian tentang efektivitas parkir di pasar tradisional utama, maka dengan demikian dapat disimpulkan: Secara keseluruhan efektivitas penyediaan dan pelayanan parkir yang sudah ada saat ini masih kurang Efektif. Hal ini disebabkan karena fasilitas parkir yang telah ada saat ini di pasar tradisional utama belum mampu untuk menampung seluruh kebutuhan parkir pengunjung pasar, sehingga kendaraan pengunjung yang parkir harus masuk sampai ke badan jalan. Kemudian terjadi alih fungsi fasilitas parkir menjadi tempat berjualan atau pasar kedua dan ruang parkir efektif tidak mencapai 5,1 m mengakibatkan pengunjung sulit melakukan manuver kendaraan serta tidak terdapat atap peneduh kendaraan yang parkir untuk terlindung dari hujan dan panas matahari dan yang terakhir area pejalan kaki yang juga berubah fungsi jadi tempat parkir kendaraan roda 2. 6.2. Rekomendasi Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan
sebelumnya,
maka
peneliti
merekomendasikan bebrapa hal berikut ini: a. Pihak pengelola pasar dan Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Dinas Pengelola Pasar dan UPTD Perparkiran sebaiknya dapat memisahkan tempat parkir menurut jenis kendaraannya yaitu antara kendaraan beroda dua dan beroda 4 serta tempat parkir antara pengunjung dan pembeli sebaiknya juga terpisah. b. Pengaturan parkir lebih ditingkatkan lagi terutama pada jam-jam sibuk agar kendaraam tidak menutupi atau menghambat sirkulasi kendaraan yang lain. c. Hasil dari perhitungan standar kebutuhan parkir dapat dijadikan acuan untuk memperkirakan kebutuhan parkir pada pasar tradisional dan pusat-pusat perbelanjaan lainnya di Kota Surakarta dan juga dapat digunakan sebagai acuan oleh pemerintah Kota Surakarta untuk membuat sebuah peraturan pengendalian parkir. d. Menyediakan pos pengaduan akibat rasa tidak aman di dalam area parkir.
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Pelebaran luas tiap petak parkir sesuai dengan jenis golongan kendaraan, sudut parkir yang sesuai, lebar buka dan tutup pintu kendaraan dan jarak antara petak parkir dengan badan jalan.
commit to user 64