Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 28-37
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN MEDIA POWER POIN PADA MATERI LINGKARAN DAN BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK Suminto Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email:
[email protected] Abstract The students’ math achievement in the second grade of the SMP Negeri 3 Pringsewu is not effective, even though, in learning process, the teacher has involved the students actively and give broad chance to students to gain more knowledge. From those condition, alternative learning is needed by using the open ended learning model with the power point presentation. This research used descriptive research. Researcher used observation sheet they were teacher’s ability sheet, activity’s student sheet, respond’s student sheet, then to get students’ learning achievement were used essay. Based on the data analysis of open ended learning process with power point presentation toward the subject of circle, square, and rectangle. It can be concluded that the result was effective. It can be seen in the teacher’s ability was 83%, students’ activity was 77,4%, students’ response was 84,2% and the number of the students achieves the effective learning about 79,48%.
Keywods: open ended learning model, effectiveness in learning diajarkan disekolah karena matematika
1. PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai
peran
matematika penting
menyiapkan siswa menjadi pemikir dan
dalam
penemu, matematika menyiapkan siswa
memajukan daya pikir seseorang dan
menjadi warga negara yang hemat,
mempertinggi kualitas
cermat dan efisien dan matematika
sumberdaya
manusia yang mampu menguasai ilmu
membantu
pengetahuan dan teknologi. Pentingnya
karakternya. Pendapat yang lain adalah
matematika
pendapat Stanic (Hamzah, 2001: 8)
diberikan, dimaksudkan
untuk membekali peserta didik
siswa
mengembangkan
agar
menegaskan bahwa tujuan pembelajaran
memiliki kemampuan berfikir logis,
matematika disekolah adalah untuk
sistematis, kritis, dan kreatif
meningkatkan
guna
kemampuan
berfikir
menghadapi tantangan kehidupan di
siswa, peningkatan sifat kreativitas dan
masa
kritis.
mendatang.
Menurut
Sujono
(Hamzah, 2001:8) matematika perlu Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
28
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 28-37
Peningkatan kualitas pendidikan dapat
diwujudkan
pengembangan
melalui
dan
perbaikan
perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan
psikomotor
(2009:
diberlakukannya
bahwa
Tingkat
seimbang.
Selanjutnya menurut Wina Sanjaya
kurikulum. Salah satunya adalah dengan Kurikulum
secara
135-137).
Mengemukakan
kegiatan pembelajaran
Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum
akan melibatkan siswa mempelajari
Tingkat Satuan Pendidikan
menuntut
sesuatu dengan cara efektif dan efisien.
setiap siswa untuk bersikap aktif, kreatif
Pembelajaran sebagai proses belajar
dan inovatif dalam membangun makna
yang
dan memahami ilmu pengetahuan yang
mengembangkan
dipelajarinya.
proses
yang dapat meningkatkan kemampuan
dituntut untuk
berfikir siswa, serta dapat meningkatkan
Dalam
pembelajaran guru
dibangun
mengaktifkan siswa didalam menggali
kemampuan
atau
pengetahuan
mencari
informasi
berkenaan
guru
untuk
kreatifitas
berfikir
mengkonstruksi baru
sebagai
upaya
dengan materi pokok yang dibahas dari
meningkatkan pengusaan yang baik
berbagai macam sumber, dan guru
terhadap materi pelajaran.
berperan sebagai fasilitator, mediator,
Pembelajaran
pembimbing,
pemimpin,
serta
mengarahkan siswa dalam belajar. Pembelajaran
pada
menciptakan
adalah
iklim
dan
upaya pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat,
dasarnya
bakat
dan
kebutuhan
siswa
yang
adalah proses penambahan informasi
beragam agar terjadi interaksi optimal
dan kemampuan baru Wina Sanjaya
antara guru dengan siswa serta antara
(2009:129). Menurut Muhaimin (dalam
siswa dengan siswa. (Suyitno, 2004: 2).
Yatim
Riyanto,
2009
“Pembelajaran
adalah
:131) upaya
Pergeseran
paradigma
proses pembelajaran dari
dalam orientasi
membelajarkan siswa untuk belajar”.
pembelajaran yang berpusat pada guru
Dalam
(teacher
standar
pembelajaran
proses
pendidikan,
didesain
untuk
centered)
menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa
membelajarkan siswa. Artinya sistem
(student centered).
pembelajaran
siswa
partisipasi siswa lebih tinggi. Dalam
sebagai subjek belajar atau dengan kata
proses pembelajaran, tidak semestinya
lain pembelajaran berorientasi pada
siswa
aktivitas siswa secara optimal untuk
kosong yang hanya menerima kucuran
memperoleh
informasi atau ilmu pengetahuan dari
menempatkan
hasil
belajar
berupa
diperlakukan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Yang menuntut
seperti
bejana
29
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 28-37
guru, namun siswa diberi peran lebih
melakukan beragam aktivitas dalam
dalam
kreatifitas,
menjawab masalah yang diberikan; (2)
menantang,
banyak siswa yang belum berpartisipasi
menyediakan
aktif dalam mengekspresikan idenya,
pengalaman belajar yang beragam, serta
(3) masih banyak siswa yang belum
belajar melalui berbuat.
memanfaatkan
mengembangkan
kontekstual, menyenangkan,
dan
Dari hasil observasi di
SMP
kesempatan
mengeksplorasi
dalam
pengetahuan
Negeri 3 Pringsewu. Kurikulum yang
ketrampilan
digunakan di sekolah ini yaitu KTSP,
komprehensif; (4) masih banyak siswa
dalam
yang
proses
matematika
pembelajaran pada
materi
guru pokok
matematika
dan
belum
permasalahan
secara
dapat dengan
merespon cara
mereka
lingkaran dan bangun ruang, guru
sendiri; (5) masih banyak siswa secara
cenderung menerapkan paradigma baru
intrinsik
dimana siswa dilibatkan secara aktif
memberikan bukti atau penjelasan; serta
dalam
(6) masih banyak siswa yang enggan
proses
pembelajaran
serta
belum
termotivasi
memberikan kesempatan seluas-luasnya
membuat
kepada siswa untuk menggali ilmu
penemuan yang mereka lakukan.
pengetahuan
dari
berbagai
rangkuman
untuk
dari
proses
macam
Dari hasil wawancara dengan
sumber. Namun demikian hasil belajar
siswa juga diperoleh keterangan bahwa
di SMP Negeri 3 Pringsewu khususnya
masih banyak siswa merasa jenuh,
kelas VIII. 1 belum efektif,
bosan bahkan ada yang mengatakan
dari 39
siswa yang memperoleh nilai dibawah
takut
Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM)
pembelajaran matematika. Untuk itu
sebanyak
perlu
14
siswa
(35,89%)
dalam
solusi
setiap
mengikuti
dalam
menciptakan
dikategorikan belum tuntas, dan 25
pembelajaran yang efektif
siswa (64,11%) dikategorikan tuntas
inovatif,
pada materi pokok Lingkaran dan
menyenangkan
dalam
Bangun Ruang.
pembelajaran,
yakni
Belum efektifnya hasil belajar matematika
pada
materi
pokok
aktif,
dan lebih
kreatif,
dan proses dengan
menerapkan model pembelajaran yang lebih
inovatif,
yakni
pembelajaran
Lingkaran dan Bangun Ruang tersebut
dengan model open ended disertai
disebabkan
faktor
media power point, yang diduga dapat
diantaranya karena (1) tidak tersedianya
membuat siswa aktif, kreatif, inovatif,
waktu yang cukup
dan menyenangkan dalam pelaksanaan
oleh
banyak
bagi siswa untuk
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
30
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 28-37
proses
pembelajaran,
gilirannya
dapat
dan
pada
mencapai
tujuan
berpengaruh
pada
hasil
matematika siswa. Langkah – langkah pendekatan
pembelajaran yang efektif. Model pembelajaran open-ended
open ended menurut Suherman (2003:
menurut Suyatno (2009: 62) adalah
115) adalah sebagai berikut :
“pembelajaran yang menyajikan suatu
1)
permasalahan
dengan
belajar
pemecahan
Pendekatan open ended dimulai dengan memberikan soal terbuka
berbagai cara dan solusinya juga bisa
kepada
beragam atau penyelesaiannya lebih dari
tersebut
satu”. Sedangkan menurut Suherman
diselesaikan peserta didik dengan
(2003:
adalah
banyak cara dan mungkin juga
“pembelajaran yang menyajikan suatu
dengan banyak jawaban sehingga
permasalahan yang memiliki metode
memacu potensi intelektual dan
atau penyelesaian lebih dari satu”.
pengalaman peserta didik dalam
Pembelajaran
proses menemukan pengetahuan
113)
kesempatan
open
ended
ini
memberikan
kepada
siswa
untuk
memperoleh pengetahuan, pengalaman menemukan,
mengenali,
2)
mengembangkan dan melalui
pola
kreatif
3)
solving
4)
Peserta didik melakukan beragam
Berikan waktu yang cukup kepada
Peserta didik membuat rangkuman dari proses penemuan yang mereka
secara
simultan. Dengan kata lain siswa yang
mampu
peserta didik untuk mengeksplorasi
pikir matematis siswa
problem
diperkirakan
yang diberikan.
membantu
kegiatan
problem
aktivitas untuk menjawab masalah
memecahkan masalah dengan beberapa
ended adalah untuk
didik,
yang baru.
dan
strategi. Tujuan dari pembelajaran open
peserta
lakukan. 5)
Diskusi kelas mengenai strategi dan
dihadapkan dengan open-ended, tujuan
pemecahan
utamanya bukan untuk mendapatkan
penyimpulan
jawaban tetapi lebih menekankan pada
guru.
cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian diharapkan siswa lebih termotivasi
masalah dengan
serta
bimbingan
Model pembelajaran open ended memiliki kelebihan antara lain adalah:
dalam proses
1) Siswa berpartisipasi lebih aktif
belajar yang tentunya hal ini akan
dalam pembelajaran dan sering
membawa keberhasilan siswa dalam
mengekspresikan idenya.
belajar
matematika
sehingga
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
31
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 28-37
2) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak
dalam
pengetahuan
memanfaatkan
dan
ketrampilan
matematika secara komprehensif. 3) Siswa
dengan
kemampuan
Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan,
microsoft
power
point
dipakai oleh guru sebagai media untuk menyampaikan
bahan
peserta
Beberapa
didik.
ajar
kepada
hal
yang
matematika rendah dapat merespon
menjadikan power point ini menarik
permasalahan dengan cara mereka
untuk
sendiri.
kemampuan pengolahan teks, warna,
4) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk
memberikan
bukti
atau
penjelasan. 5) Siswa
digunakan
adalah
berbagai
dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas. Dengan power point ini siswa akan
memiliki
pengalaman
lebih tertarik dan perhatiannya terfokus,
banyak untuk menemukan sesuatu
sehingga akan berimbas pada hasil
dalam menjawab permasalahan.
belajar yang efektif.
Disamping memiliki kelebihan,
Menurut
Sudjana dan Rivai
model pembelajaran Open-Ended juga
(2005: 2) manfaat media pembelajaran
memiliki kelemahan diantaranya adalah:
dalam proses belajar siswa, yaitu :
1) Membuat dan menyiapkan masalah
(1) Pengajaran akan lebih menarik
matematika yang bermakna bagi
perhatian siswa sehingga dapat
siswa bukanlah pekerjaan mudah.
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Mengemukakan
masalah
yang
(2) Bahan pengajaran akan lebih jelas
langsung dapat dipahami siswa
maknanya sehingga dapat lebih
sangat sulit sehingga banyak siswa
dipahami oleh para siswa, dan
yang
memungkinkan siswa menguasai
mengalami
kesulitan
bagaimana merespon permasalahan yang dipikirkan.
(3) Metode
3) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa
merasa
tujuan pengajaran lebih baik.
ragu
atau
mencemaskan jawaban mereka. 4) Mungkin ada sebagian siswa yang
mengajar
bervariasi, komunikasi
akan
tidak
lebih
semata-mata
verbal
melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan
merasa bahwa kegiatan belajar
guru
tidak
kehabisan
mereka tidak menyenangkan karena
apalagi bila guru mengajar untuk
kesulitan yang mereka hadapi.
setiap jam pelajaran.
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
tenaga,
32
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 28-37
(4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
aktivitas
lain
mengamati,
interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya. Hal ini senada dengan pendapat
seperti
Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad
melakukan,
(2006: 24), mengemukakan manfaat
mendemonstrasikan dan lain-lain.
media
pembelajaran
dalam
proses
belajar siswa yaitu: Sedangkan menurut Azhar Arsyad
1) Pembelajaran akan lebih menarik
(2002: 26-27) bahwa beberapa manfaat
perhatian
praktis
menumbuhkan motivasi belajar.
dari
penggunaan
media
pembelajaran didalam proses belajar mengajar sebagai berikut: (1) Media
siswa
dapat
dapat
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya
pembelajaran
sehingga
sehingga
dipahami
oleh
dapat
lebih
siswa
dan
memperjelas penyajian pesan dan
memungkinkannya menguasai dan
informasi
mencapai tujuan pembelajarannya.
sehingga
dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. (2) Media
3) Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
pengajaran
dapat
melalui penuturan kata-kata oleh
meningkatkan dan mengarahkan
guru, sehingga siswa tidak bosan dan
perhatian
dapat
guru tidak kehabisan tenaga, apalagi
belajar,
kalau guru mengajar oada setiap jam
anak
menimbulkan
sehingga motivasi
interaksi langsung antara siswa dan
pelajaran.
lingkungannya, dan kemungkinan
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan
siswa untuk belajar sendiri-sendiri
kegiatan belajar sebab tidak hanya
sesuai dengan kemampuan dan
mendengarkan uraian guru, tetapi
minatnya.
juga aktivitas lain seperti mengamati,
(3) Media pengajaran dapat mengatasi
melakukan,
mendemonstrasikan,
keterbatasan indera, ruang, dan
memerankan, dan lain-lain. Hal ini
waktu.
senada dengan pendapat E. Mulyasa
(4) Media
pengajaran
dapat
(2009:218)
bahwa
kualitas
memberikan kesamaan pengalaman
pembelajaran dapat dilihat dari segi
kepada siswa tentang peristiwa-
proses dan segi hasil. Dari segi
peristiwa
proses,
pembelajaran
berhasil
dan
serta
dilingkungan
kemungkinan
mereka, terjadinya
berkualitas
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
dikatakan apabila 33
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 28-37
seluruhnya atau setidaknya sebagian
Respon siswa yang dimaksud dalam
besar (75%) peserta didik terlibat
penelitian ini adalah penilaian respon
secara
mental
siswa
proses
pembelajaran efektif bila mencapai
disamping
minimal 75 %. Sedangkan hasil belajar
menunjukan kegairahan belajar yang
matematika yang dimaksud adalah hasil
tinggi, semangat belajar yang besar,
belajar siswa yang optimal, secara
dan rasa percaya diri. Sedangkan dari
individual jumlah siswa yang telah
segi
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
aktif,
maupun
baik
sosial
fisik, dalam
pembelajaran,
hasil,
proses
pembelajaran
terhadap
dikatakan berhasil apabila terjadi
(KKM)
perubahan perilaku yang positif pada
mengikuti
diri peserta didik
menggunakan
seluruhnya atau
setidaknya sebagian besar (75%).
pelaksanaan
minimal
75%. Setelah
proses
pembelajaran
model
open
ended
disertai media power point pada materi lingkaran, bangun ruang kubus, dan
2. METODE PENELITIAN
balok.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
yaitu
penelitian
yang
menunjukan dugaan tentang nilai suatu variabel
mandiri,
tidak
membuat
perbandingan atau hubungan. Penelitian ini hanya melibatkan 4 variabel yaitu kemampuan
guru
mengelola
pembelajaran, aktivitas siswa, respon siswa, dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII di SMP N 3 Pringsewu tahun
pelajaran
Kemampuan adalah melaksanakan
guru
2013-2014. yang
kemampuan proses
dimaksud dalam
pembelajaran
efektif bila mencapai minimal 75%. Aktifitas siswa yang dimaksud adalah aktifitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas efektif bila mencapai minimal 75 %.
Tahap dimulai
pelaksanaan
dengan:
(1)
penelitian Perencanaan,
beberapa hal yang dilakukan pada tahap perencanaan rencana
adalah
menyiapkan
pembelajaran,
lembar
observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara, daftar kelompok belajar, dan soal – soal yang akan dikerjakan siswa;
(2)
Tahap
pelaksanaan,
pelaksanaan penelitian dimulai dengan (a)
Melakukan
observasi
dan
wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP N 3 Pringsewu, dan siswa yang akan dijadikan subjek penelitian.
(b)
melakukan
analisis
materi, analisis SKKD, analisis siswa, analisis media pembelajaran, merancang perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, LKS,
kisi-
kisi,
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
instrument. 34
(c)
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 28-37
Melakukan validasi instrument, (d)
pearson
melaksanakan uji coba instrument, (e)
dilanjutkan dengan uji reliabilitas.
melaksanakan
perlakuan
product
moment,
dan
yaitu
Analisis data dalam penelitian ini
melaksanakan pembelajaran pada kelas
adalah analisis deskriptif, dilakukan
VIII dengan model pembelajaran open
terhadap
ended disertai media power point pada
mengelola pembelajaran, data aktivitas
materi lingkaran, bangun ruang kubus,
siswa, data respon siswa dan data hasil
dan balok,
(f) Pada saat proses
belajar. Untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran dilakukan penilaian untuk
aktivitas siswa, respon siswa, dan
pengambilan data tentang kemampuan
kemampuan guru, maka dilakukan uji
guru dalam mengelola kelas, aktifitas
pengamatan oleh guru mitra dengan
siswa, dan respon siswa oleh observer
mengunakan
(guru mitra), (g) melakukan tes akhir
Sedangkan analisis data hasil belajar
(posttest), untuk pengambilan data hasil
dalam penelitian ini adalah mencari
belajar matematika siswa pada materi
prosentase dari jumlah siswa yang
lingkaran, bangun ruang kubus, dan
memperoleh hasil belajar mencapai
balok.
KKM.
data
kemampuan
lembar
guru
pengamatan.
Untuk memperoleh data tentang kemampuan guru dalam mengelola kelas, aktifitas siswa, dan respon siswa dalam pembelajaran, digunakan lembar pengamatan. Sedang untuk memperolah data
tentang
hasil
belajar
siswa,
digunakan tes bentuk uraian yang berjumlah 4 butir soal. Instrument digunakan untuk
pengambilan data
penelitian terlebih dahulu dilakukan validasi
ahli.
Bertujuan
untuk
memeriksa validitas isi semua dokumen yang disusun peneliti. Butir-butir soal tes
uraian
mengetahui
yang data
digunakan
untuk
hasil
belajar
matematika dilakukan validasi isi dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari
hasil
analisis
instrument diperoleh thitung > t
validitas tabel,
maka
dapat disimpulkan keempat item soal atau instrument yang digunakan valid. Dari uji reliabilitas tes dengan rumus Alpha Cronbach diperoleh r11 = 0,773 dibandingkan dengan nilai tabel r product moment dengan dk = 9 dengan taraf signifikan 5% maka diperoleh rtabel = 0,666. Karna nilai r11> r
tabel
maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen bersifat reliabel. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu:
dan validitas item dengan menggunakan Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
35
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 28-37
(1) Data hasil pengamatan kemampuan
2% siswa merespon pada saat
guru dalam pembelajaran.
mengikuti
Dari hasil penilaian guru mitra
menggunakan model open ended
bahwa kemampuan
disertai media power point pada
pembelajaran
guru dalam
dikatakan
pembelajaran
dengan
efektif
materi lingkaran, bangun ruang
ditinjau dari ketepatan waktu dalam
kubus, dan balok. Dengan demikian
proses
dapat disimpulkan bahwa respon
pembelajaran
keterlaksanaan
yaitu rencana
pembelajaran yang melebihi 75%, yakni 83%
siswa dalam pembelajaran efektif (4) Hasil belajar siswa Hasil belajar matematika siswa pada materi pokok lingkaran dan bangun ruang kubus dan balok
(2) Data pengamatan aktifitas siswa
menggunakan model open ended
oleh guru mitra,
disertai media power point secara
Dari pengamatan guru mitra, didapat
keseluruhan efektif. Berdasarkan
presentase aktivitas siswa mengikuti
hasil
proses pembelajaran sebesar 77, 4%
jumlah siswa
dengan katagori baik karena lebih
telah mencapai Kriteria Ketuntasan
dari 75% siswa aktif mengikuti
Minimum sejumlah 31 siswa dari
proses
dengan
jumlah sampel sebanyak 39 siswa (
menggunakan model pembelajaran
jumlah siswa yang mencapai KKM
open ended disertai media power
≥
point pada materi lingkaran, bangun
demikian dapat disimpulkan bahwa
ruang kubus, dan balok.
hasil
pembelajaran
Dengan
tes
setelah
pembelajaran,
secara individual
75%) yakni 79,48%. Dengan
belajar
siswa
dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
menggunakan model pembelajaran
aktivitas siswa dalam penelitian ini
open ended disertai media power
efektif.
point
(3) Data
respon
siswa
terhadap
pembelajaran.
pada
materi
lingkaran,
bangun ruang kubus, dan balok dapat disimpulkan efektif.
Berdasarkan dari pengamatan guru
Hal ini merujuk pendapat E.
mitra dan perhitungan menunjukan
Mulyasa (2009:218) bahwa kualitas
persentasi respon siswa terhadap
pembelajaran dapat dilihat dari segi
proses
sudah
proses dan segi hasil. Dari segi proses,
mencapai lebih dari 75%, yakni 84,
pembelajaran dikatakan berhasil dan
pembelajaran
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
36
Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 28-37
berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%) peserta
Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.
didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukan kegairahan
belajar
yang
tinggi,
semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif
pada
diri
peserta
didik
seluruhnya atau setidaknya sebagian
Erman Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI. Hamzah. 2001. Pembelajaran Matematika Menurut Teori Pembelajaran Konstruktivisme. (online). www.depdiknas.go.id. diakses 11 Januari 2007. Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. . Jakarta: Bumi Aksara.
besar (75%). 4. KESIMPULAN Hasil belajar matematika siswa pada
materi
bangun
pokok
ruang
menggunakan
lingkaran
kubus model
dan
dan
balok
open
ended
disertai media power point
tes setelah pembelajaran, jumlah siswa individual
telah
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan ProsesPembelajaran Matematika I. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES.
secara
keseluruhan efektif. Berdasarkan hasil
secara
Sujana, Nana dan Ahmad Rivai. 2005. Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru Algesindo.
mencapai
Wina
Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Kriteria Ketuntasan Minimum sejumlah 31 siswa dari jumlah sampel sebanyak 39 siswa ( jumlah siswa yang mencapai
Yatim Riyanto. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
KKM ≥ 75%) yakni 79,48%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar
siswa
dengan
menggunakan model pembelajaran open ended disertai media power point pada materi lingkaran, bangun ruang kubus, dan balok dapat disimpulkan efektif. 5. DAFTAR PUSTAKA Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
37