EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA
JURNAL
Disusun Oleh SIDROTUL KHASANAH 202009117
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA STRATA 1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013
i
27 Mei 2013
ii
28 Juni 2013
iii
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA Sidrotul Khasanah (202009117) Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia. e_mail:
[email protected]
Abstract Problems in this study were students think that mathematics is difficult and scary, so make students lazy and less active in following the teaching and learning process. In order to improve the perception of students toward mathematics, mathematics learning should appeal to students one using cooperative learning model Make A Match. The purpose to determine the effectiveness of cooperative learning model Make A Match on learning outcomes math class VII student of SMP Negeri 7 Salatiga. Types of research used in this study is quasi-experimental. Data analysis using the t test, t is the value of the results obtained with significance 0.047 <0.05. In addition, the results showed that the learning outcomes of students who are taught with cooperative learning model Make A Match is higher than with conventional learning models. This case, the average is 71.34 and 79.75. Difference in learning outcomes indicated by N Gain between students taught with cooperative learning model Make A Match with conventional learning models. This, indicated by N Gain of 0.46 to 0.23 with the medium category and the low category. It can be concluded that cooperative learning model Make A Match effective mathematics learning outcomes. Keywords: Effectiveness, Make A Match, Result of study. A. PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu cara untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Tujuan pendidikan nasional yaitu menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas untuk mencapai cita-cita yang di harapkan.
1
Belajar menurut Miarso (Warsita, 2008: 550) adalah suatu yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Keberhasilan belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan siswa itu sendiri, melainkan berasal dari lingkungannya. Selain itu, dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Ketepatan seorang guru dalam menggunakan model pembelajaran juga dapat membangkitkan semangat belajar siswa terhadap materi pelajaran, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Siswa akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru apabila model pembelajaran yang digunakan tepat sehingga siswa dapat ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar, memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran, dan mempengaruhi hasil belajar. Proses belajar mengajar matematika, guru tidak hanya dituntut menguasai materi, akan tetapi dalam proses belajar mengajar guru diharapkan dapat menggunakan beberapa model pembelajaran. Hal ini bertujuan agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Hasil belajar matematika pada siswa SMP Negeri 7 Salatiga khususnya siswa kelas 7 tergolong rendah. Hal tersebut terlihat dari persentase hasil belajar siswa yaitu 14,81% yang lebih dari 70 dan 85,19% yang kurang dari 70 dengan rata-rata 62 sedangkan KKM yang ditentukan oleh sekolah adalah 70. Berdasarkan observasi di SMP Negeri 7 Salatiga pada mata pelajaran matematika pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah pendekatan pembelajaran konvensional (ceramah) dan pemberian tugas. Penggunaan pendekatan pembelajaran konvensional mengakibatkan proses belajar mengajar tidak menarik bagi siswa, siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar dan siswa suka mengelompok. Siswa juga beranggapan bahwa pelajaran matematika itu menakutkan dan membosankan. Akibatnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru dituntut untuk mempunyai inovasi dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai harapan, sehingga kesulitan tersebut dapat teratasi. Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakannya penelitian tentang “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap
2
Hasil Belajar Matematika”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan hasil belajar untuk mata pelajaran matematika yang akan diajarkan di kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga.
2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas adapun rumusan masalah yang ada adalah adakah Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga?
3.
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga.
B. KAJIAN TEORITIS 1.
Deskripsi Teori a.
Hasil Belajar Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang biasanya disebut tes hasil belajar, sedangkan hasil belajar matematika yang dikemukakan oleh Hudoyo (1990: 139) dalam Zainal adalah tingkat keberhasilan atau penguasaan seorang siswa terhadap bidang studi matematika setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil belajarnya. Dimyati dan Mudjiono (2009: 3), menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar merupakan berakhirnya proses belajar dan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Model
3
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match atau mencari pasangan (Isjoni, 2011: 112) adalah model pembelajaran kooperatif dengan cara mencari pasangan soal atau jawaban yang tepat dan siswa yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan diberi poin. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe Make A Match (Isjoni : 2011) adalah guru menyiapkan kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review; setiap siswa mendapatkan satu buah kartu yang berisi soal atau jawaban; setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya; siswa bisa juga bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang memegang kartu yang berhubungan; setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu, maka akan diberi hadiah atau poin; penutup.
2.
Hipotesis Berdasarkan permasalahan yang dihadapi penulis maka hipotesis yang digunakan adalah ada efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga.
C. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental (eksperimen semu). Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua siswa kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga semester II tahun ajaran 2012/2013 yang terbagi menjadi delapan kelas dengan jumlah siswa 236 0rang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster Sampling. Pengambilan kelas yang akan digunakan sebagai sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan populasi SMP Negeri 7 Salatiga, sampel yang digunakan hanya 2 kelas yaitu kelas VII G dan VII H SMP Negeri 7 Salatiga tahun ajaran
4
2012/2013. Jumlah siswa kelas VII G terdapat 27 siswa dan VII H terdapat 27 siswa. Jadi, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 54 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pilihan ganda. Soal pretest setelah selesai disusun, kemudian diuji cobakan kepada siswa diluar kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu kelas VII G dan VII H SMP Negeri 7 Salatiga Semester Genap Tahun ajaran 2012/2013. Data hasil penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Hasil uji coba yang diperoleh kemudian dianalisis, yaitu meliputi uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda. Analisis ini digunakan untuk menentukan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Data hasil penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar menggunakan uji t (independent sampel t-test) dengan bantuan SPSS 16.00 for windows. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H0:
: tidak ada efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga.
H1:
: ada efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga.
D. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian dapat diketahui dengan cara menganalisis data yang telah diperoleh selama penelitian. Data yang diperoleh berupa hasil pretest dan posttes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 1.
Hasil Pretest Penelitian pada tahap awal ini, diperoleh data dari uji pretest. Uji pretest diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol guna mempeloleh data awal. Pretest dilakukan untuk mengetahui keadaan awal siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji pretest pada kelompok eksperimen dan kelompk kontrol dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2013.
5
Hasil uji pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Rata-rata Nilai Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No 1 2
Kelompok Eksperimen Kontrol
Rata-rata 62,47 62,94
Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan bahwa rata-rata untuk kelompok eksperimen diperoleh sebesar 62,47 dan untuk kelompok kontrol sebesar 62,94. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Berdasarkan uji normalitas terlihat bahwa data baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol memiliki nilai signifikansi lebih besar dari nilai
yaitu diperoleh 0,144 untuk
kelompok eksperimen dan 0,087 untuk kelompok kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogen atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Berdasarkan uji homogenitas diketahui bahwa taraf signifikansi lebih dari tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 0,549 > 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen. Tahap uji kesamaan dua rata-rata pretest ini digunakan untuk melihat apakah kedua kelompok berbeda atau tidak. Uji t ini menggunakan Uji Independent t-test diperoleh nilai F hitung sebesar 0,364 dengan probabilitas 0,549 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan demikian uji t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Berdasarkan Tabel 17 terlihat bahwa nilai t adalah -0,132 dengan sig. 0,895 > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan rata-rata.
6
2.
Hasil Posttest Penelitian pada tahap akhir ini, diperoleh data dari uji posttest. Uji posttest diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol guna mempeloleh data akhir. Posttest dilakukan untuk mengeahui keadaan akhir siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji Posttest pada kelompok eksperimen dan kelompk kontrol dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2012. Tabel 2 Rata-rata Nilai Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No 1 2
Kelompok Eksperimen Kontrol
Rata-rata 79,75 71,34
Berdasarkan Tabel 2, terlihat jelas perbandingan siswa setelah diberi perlakuan dalam pembelajaran. Kelompok eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 79,78, sedangkan untuk kelompok kontol hanya 71,34. Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan terlihat bahwa kedua kelompok memiliki nilai signifikansi lebih besar dari nilai yaitu diperoleh nilai signifikansi yang sama untuk kedua kelompok yaitu 0,200. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Berdasarkan uji homogenitas diketahui bahwa taraf signifikansi > tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 0,562 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen. Pengambilan keputusan dan penarikan kesimpulan terhadap uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data yaitu uji t. Jenis data yang akan diuji adalah data hasil belajar matematika. Uji t ini digunakan untuk melihat perbedaan dua rerata yang berupa data interval atau rasio. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 3.
7
Tabel 3 t-test Hasil Belajar Posttest Hasil Belajar Equal variances Equal variances assumed not assumed .225 .637
Levene's Test for Equality of Variances
F Sig.
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Low Up
2.035 52 .047 .81593
2.035 51.985 .047 .81593
.01144 1.62041
.01143 1.62042
Berdasarkan pada Tabel 3 dapat dilihat nilai F hitung sebesar 0,225 dengan probabilitas 0,637 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan demikian uji t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Berdasarkan Tabel 23 terlihat bahwa nilai t adalah 2,035 dengan sig. 0,047 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan model pembelajaran konvensional.
3.
Uji N Gain N gain digunakan untuk mengetahui selisih hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji N Gain dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil Analisis Rata-Rata Pretest dan Posttest No
Kelas
1 2
Eksperimen Kontrol
Rata – rata Pretest Posttest 62,47 79,75 62,96 71,34
8
Gain 17,28 8,38
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa rata-rata pretest dan posttest diperoleh peningkatan 17,28 untuk kelompok eksperimen dan 8,38 untuk kelompok kontrol. Berdasarkan rata-rata pretest dan posttest, selanjutnya dilakukan uji N Gain untuk melihat selisih hasil belajar. Hasil uji N Gain dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil Uji N Gain Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No 1 2
Kelas Eksperimen Kontrol
N Gain 0,46 0,23
Katagori Sedang Rendah
Hasil analisis data uji N Gain diperoleh nilai N Gain untuk kelompok eksperimen sebesar 0,46 (sedang), sedangkan untuk kelompok kontrol sebesar 0,23 (rendah).
E. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Mach efektif terhadap hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa, diketahui bahwa terdapat perbedaan efektivitas antara model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan model pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig. pada uji t sebesar 0,047 < 0,05, artinya ada perbedaan rerata antara 2 sampel yang dibandingkan. Perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dengan model pembelajaran konvensional yaitu 79,75 dan 71,34. Ini berarti rata-rata hasil belajar model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih tinggi dibanding dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat dari uji N Gain yaitu diperoleh selisih hasil belajar sebesar 0,46 dengan kategori sedang dan 0,23 dengan kategori rendah. Hasil ini didukung dengan kondisi awal yang sama atau kedua kelas yang diteliti
9
memiliki kemampuan yang hampir sama (homogen). Ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 7 SMP Negeri 7 Salatiga. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astika, dan Ayu (2012) tentang Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Peneliti melihat bahwa selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match membuat siswa mudah memahami materi himpunan dibandingkan kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, menjadikan siswa aktif, dan mudah memahami materi. Berikut foto yang menunjukkan siswa aktif dalam pembelajaran pada Gambar 4.7. Berbeda dengan model pembelajaran konvensional, guru menyampaikan materi dan memberikan comtoh soal. Setelah itu siswa disuruh mengerjakan latihan soal sesuai dengan contoh soal yang diberikan oleh guru. Perbedaan hasil belajar disebabkan adanya model pembelajaran yang mendorong siswa aktif, mengalami secara langsung, dan kecepatan siswa dalam menyelesaikan masalah. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match juga mengajarkan siswa arti tanggung jawab, dan percaya diri. Berbeda dengan kelas yang diajar dengan menggunakan
model
pembelajaran
konvensional,
yang
berperan
dalam
pembelajaran guru bukan siswa. Guru yang menjadi pelaku utama dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa kurang mampu mengungkapkan pendapatnya. Berdasarkan pembahasan tersebut, menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match efektif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga.
F. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match efektif dalam meningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga. Hal ini ditunjukkan
10
oleh adanya perbedaan hasil belajar yaitu dilihat dari uji t. Hasil uji t diperoleh nilai t sebesar 2,035 dengan signifikan 0,047 < 0,05. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih baik dari model pembelajaran konvensional yang ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar yaitu 79,75 dan 71,34. Selisih hasil belajar ditunjukkan dengan N Gain antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. Uji N Gain diperoleh sebesar 0,46 dengan kategori sedang dan 0,23 dengan kategori rendah. Sehingga diperoleh bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match efektif terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 7 Salatiga.
DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri.W., dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. Arifin, Zaenal. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. 2002. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Docstoc. 2009. Uji N Gain. http://www.docstoc.com/docs/68059517/n gain. Diunduh: senin, 29 April 2013. Hermawan, B. 2011. Efektivitas Metode Cooperrative Learning Tipe Make A Match Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Materi Globalisasi Di Kelas IV SD Negeri Kaligangsa Kulon 01. Skripsi. Semarang: UNNES. Diunduh: 26 Januari 2013. Huda, M. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjon. 2011. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mahmud. 2012. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda. http://mahmud09kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/06/tingkat-kesukaran-dan-dayabeda.html. Diunduh: 15 Februari 2013. Nurgiyantoro, B., dkk. 2009. Statistika Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. -----------. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. -----------. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & B. Bandung: Alfabeta. Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syafaruddin, dan Irwan. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: PT. Jakarta Press. Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Zainal, M. www.MasBied.com/2012/02/21/pengertian-hasil-belajar-menurut-para-ahli. diunduh hari Senin, 21 Januari 2013 pukul 13.00.
11