EFEKTIVITAS CUCI TANGAN PAKAI SABUN TERHADAP PENURUNAN ANGKA KUMAN PENGUNJUNG DI BADAN PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Effectiveness Of Hand Wash To The Decrese In Number Of Germs On The Visitor Of Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Sri Sunarti, SKM, MPH Program Studi kesehatan Masyarakat, STIKES muhammadiyah Samarinda ABSTRAK Latar Belakang: Mencuci tangan dengan pakai sabun (CTPS) terbukti efektif menurunkan resiko penyakit diare sebesar 45% dan menurunkan hingga 25% jalur penularan infeksi saluran radang paru-paru. Mencuci tangan menggunakan sabun juga dapat menurunkan kejadian infeksi paru-paru (pneumonia) lebih dari 50 % pada balita. UNICEF menyebutkan setiap tahunnya lebih dari 3,5 juta anak tidak sampai merayakan ulang tahunnya yang kelima akibat diare dan infeksi paru-paru. (Planner’s Guide Global Hand washing Day, 2009). Tujuan: Untuk mengetahui Efektivitas cuci tangan pakai sabun terhadap penurunan angka kuman pengunjung Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre experiment dengan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest. Subjek penelitian adalah telapak tangan pengunjung perpustakaan. Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah bahwa mencuci tangan menggunakna sabun dapat menurunkan angka kuman pada telapak tangan pengunjung perpustakaan daerah. Besar penurunan sebesar 50%-100%. Dari hasil uji wilcoxon test didapatkan hasil bahwa p Value 0,019, hal ini berarti ada perbedaan antara sebelum dan sesudah perlakuan mencuci tangan menggunakan sabun. Kesimpulan: Cuci tangan menggunakan sabun efektif untuk menurunkan angka kuman pada telapak tangan sebesar 50%-100% pengunjung di Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Kata Kunci : cuci tangan, angka kuman,perpustakaan daerah ABSTRACT Background: Hand washing is one of the actions fingers sanitation by cleaning using water or may other liquid by humans for the purpose of the clean, as religion as rituals or the purpose antiseptic are chemicals by event the multiplication of microorganism on the surface of the body, by way of killing these microorganism to inhibit the growth and metabolic activities. Hand Sanitizer is an antiseptic that is often used alcohol. Soap is defined as the product of saponifications or neutralization of fots, oil, waxes, rosin with certain organic base or non organic. This study aims: To determine the effectiveness of hand soap and hand sanitizer to the decreased in the number of germs on hands. Methods: This research used pre-experiment with the type of study design one group pre test post test. Research subject are the palms of the library visitor. Result: The result of this study showed that treatment of hand washing with soap can reduce in the total number of germs higher with a mean decrease in the number of germs 50- 100 %. And there is a difference between pre-test and post-test in the treatment of handwashing with soap. Based on the result wilcoxon test obtained p value = 0,019 < α = 0,05, The result are diferrent of the total number before and after handwashing with soap. Conclusions: Average effectiveness hand soap reduce the number of germs 43,2%. Average effectiveness hand sanitizer reduce the number of germs 40,3%.. Hand soap is more effective than hand sanitizer to decrease in the number of germs on the palms of visitor of Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Keywords: Hand Wash, number of germs, Library
PENDAHULUAN Perilaku mencuci tangan bisa mencegah berbagai jenis penyakit menular. Salah satu strategi HCTPS sekaligus merupakan kampanye dalam rangka menggalakkan perilaku mencuci tangan dengan sabun oleh masyarakat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kematian balita dan pencegahan terhadap penyakit yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia. Mencuci tangan dengan pakai sabun (CTPS) terbukti efektif menurunkan resiko penyakit diare sebesar 45% dan menurunkan hingga 25% jalur penularan infeksi saluran radang paru-paru. Mencuci tangan menggunakan sabun juga dapat menurunkan kejadian infeksi paru-paru (pneumonia) lebih dari 50 % pada balita. UNICEF menyebutkan setiap tahunnya lebih dari 3,5 juta anak tidak sampai merayakan ulang tahunnya yang kelima akibat diare dan infeksi paru-paru. (Planner’s Guide Global Hand washing Day, 2009). CTPS setelah BAB 68,4%, CTPS setelah menceboki anak 38,7%, CTPS sebelum makan 71,6%, dan CTPS sebelum menyuapi anak 32,8% serta CTPS setelah BAB 68,4%. (Siti Hana, dalam Prof. Tjandra 2012). Mencuci tangan merupakan tindakan yang mudah, murah, dan efektif mencegah penyakit-penyakit tersebut. Bahkan menurut lembaga pusat pengendalian penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) (2009), Mencuci tangan adalah satu-satunya cara yang paling penting dalam pencegahan penularan penyakit. Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur merupakan perpustakaan terbesar yang ada di Kalimantan Timur selain itu juga memiliki koleksi buku terlengkap dari perpustakaan yang ada di Kalimantan Timur. Hal ini menjadikan Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur tujuan utama bagi pengunjung yang ingin mencari informasi, menambah wawasan atau sekedar membaca. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Efektivitas cuci tangan pakai sabun terhadap
penurunan angka kuman pengunjung Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur . Hasil penelitian Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan untuk memperoleh gambaran dari tiap-tiap variabel yang digunakan dalam penelitian dan data yang dianalisis merupakan data yang berasal dari hasil dan distribusi setiap variabel. Hasil ukur perhitungan untuk variabel cuci tangan pakai sabun Badan Perustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Angka kuman Sebelum cuci tangan di Badan Perustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 Angka kuman
Frekuensi
0 2 3 4 6 7 9 11 58
2 3 1 3 2 1 1 1 1
Total
Presentasi 13.3 20.0 6.7 20.0 13.3 6.7 6.7 6.7 6.7
15
100.0
Sumber : Data Primer Pada tabel 1 meununjukan bahwa jumlah angka kuman terbesar sebelum cuci tangan yaitu 58 walaupun hanya ada 1 responden, sedangkan jumlah ngan responden terbanyak deangka kuman sebesar 2 dan 4. Tabel 2 Distribusi Angka kuman Setelah cuci tangan di Badan Perustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 Angka Kuman setelah cuci tangan 0 1 2 3 12 15 Total
FreK (N)
(%)
7 1 2 3 1 1 15
46.7 6.7 13.3 20.0 6.7 6.7 100.0
Sumber : Data Primer
Pada tabel 2 menunjukan bahwa setelah melakukancuci tangan jumlah angka kuman terbesar yaitu 15 , sedangkan respnden
terbanyak dengan jumlah angka kuman sebesar 3.
Tabel 3 Distribusi Perbedaan Angka Kuman sebelum dan setelah cuci tangan pakai sabun di Badan Perustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Sebelum cuci tangan 3 4 4 58 6 4 7 6 2 0 2
Setelah cuci tangan 0 15 0 12 3 2 2 3 1 0 0
Selisih Angka Kuman 3 -11 4 46 3 2 5 3 1 0 2
Persentase (%) 100 -275 100 79,3 50 50 71,4 50 50 0 100
12
9
0
9
100
13 14 15 Total
2 0 11 118
0 0 3 41
2 0 8 79
100 0 72,7 43.2
No
Hasil uji statistik antara penggunaan cuci tangan memakai sabun dengan angka kuman yaitu sebagai berikut : Tabel 4 Hasil Uji Statistik cuci tangan pakai sabun dengan penurunan angka kuman di Badan Perustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015
Negative Ranks Positive Ranks Ties Total
N
Mean Ranks
Sum of Ranks
12 ͣ
6.58
79.00
1ᵇ
12.00
12.00
2ͨ
P Value
0.019
15
Sumber : Data Primer Dari hasil uji statistik menunjukan bahwa α = 0,05 diperoleh nilai P value = 0,019 < α = 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan angka kuman antara sebelum dan setelah cuci tangan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas mencuci tangan dalam rangka mengurangi jumlah kuman.
Beberapa faktor yang berpengaruh diantaranya adalah air dan sabun. (Madappa, 2012) Faktor Air merupakan pelarut yang universal, digunakan untuk membersihkan tangan dari kotoran maupun kontaminan. Air tidak dapat secara langsung menghilangkan bahan-bahan hidrofobik seperti lemak dan minyak yang sering terdapat pada tangan yang kurang bersih. Maka dari itu penggunaan air harus diikuti dengan sabun. (Madappa, 2012) Kualitas air juga sangat menentukan efektifitas dari mencuci tangan. Air dengan kontaminan yang tinggi terbukti kurang efektif jika digunakan dalam mencuci tangan. Faktor lain seperti suhu juga memiliki pengaruh dalam efektifitas mencMencuci tangan adalah perlakuan pada tangan menggunakan air yang bertujuan untuk mengurangi mikroorganisme pada kulit. Penggunaan sabun dan deterjen yang mengandung agen antiseptic dapat digunakan untuk membantu efektivitas mencuci tangan. (Madappa, 2012)uci tangan. (Madappa, 2012) Salah satu kandungan yang ada pada sabun adalah Triclosan. Triclosan merupakan
antiseptic yang efektif dan popular yang bisa ditemui dalam sabun, obat kumur, deodorant dan lain-lain. Triclosan mempunyai daya antimikroba dengan spectrum luas (dapat melawan berbagai macam kuman) dan mempunyai sifat toksisitas minim. Mekanisme kerja Triclosan adalah dengan menghambat biointesis lipid sehingga membrane mikroba kehilangan kekuatan dan fungsinya. Uji Efektivitas antiseptic 1% Triclosan terhadap S.aureus, E.coli, Entercocus faecalis dan pseudomonas aeruginosa menyatakan bahwa pemberian antiseptic larutan Triclosan 1% secara in vitroefektif terhadap S.aureus, E.coli dan Entercocus faecalis. Tetapi tidak efektif terhadap P.aeruginosa. (Utami, 2007) Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Minidian F (2010) menyatakan bahwa penggunaan antiseptic triclosan berpengaruh pada penurunan jumlah angka kuman antara sebelum dan sesudah cuci tangan pada telapak tangan perawat. Pada penelitian ini ada yang berbeda angka kuman yang muncul pada hasil pemeriksaan antara pre-test dan post-test bukan berkurang tetapi bertambah dari 4 menjadi 15 CFU/cm². Hal ini terjadi karena setelah mencuci tangan dengan hand soap responden tanpa sengaja memegang jaket yang digunakan bermaksud untuk mengeringkan tangannya. Air yang digunakan untuk membasuh tangan pada penilitian ini adalah air PDAM yang terdapat pada Badan Perpustakaan Daerah Kalimantan Timur dan tempat yang digunakan saat pengambilan sampel adalah didepan toilet sehingga bisa dikatakan tidak steril. Cara mencuci tangan yang direkomendasikan oleh WHO tahun 2009 antara lain: memulainya dengan membasahi tangan menggunakan air mengalir, kemudian memakai sabun (antiseptik) secukupnya hingga melapisi seluruh permukan tangan, menggosokkan kebagian telapak tangan hingga merata, kemudian ke selasela jari bagian depan dan belakang tangan kemudian belakang jari jemari kemudian lingkar ibu jari hingga kuku tiap jari tangan kemudian dibasuh menggunakan air mengalir.
Kesimpulan dan saran Bahwa mencuci tangan memakai efektif dalam menurunkan angka pada telapak tangan pengunjung Badan Perpustakaan Daerah Klaimantan Timur. Saran sebaiknya diberikan cuci tangan di Perpustakan Daaerah Klaimantan Timur sehingga pengunjung bis amencuci tangan sebelum dan sesuadah membaca. Daftar Pustaka Ansari, S.A. (1989). Skin pH and Skin Flora. In Handbook of Cosmetics Science and Technologi. Third edition. New York : Informa Healtcare USA. Pages 222-223. Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Benjamin, DT. 2010. introduction to handsanitizer. Boyce JM, Pittet D., 2002. Guide Line for Hand Hygiene In Health Carre Settings:recommendations of the HICPAC and HICPAC/SHEA/APIC/IDSA hand hygiene task force, MWWR Oct:51 (RR16):1-44. Center for Disease Control and Prevention. 2002. Vol.51 and 52. CDC. 2009. Hand Sanitizer ingredients. http;//www.hand-sanitizer-dispenser review.com ( 14 Maret 2015) Fukuzaki, S. 2006. Mechanisms of actions of sodium hypochlorite in cleaning and disinfection processes. Biocontrol Sci. 11: 147-157. Girou, E et al. 2002. Effeciacy of Handrubbing with an Alkohol Based Solution versus Standard Handwashing with Antiseptic Soap: randomized clinical trial. BMJ, 325. Hammond B, Ali Y, Fendler E, Dolan M, Donovan S. Effect of hand sanitizer use on elementary school absenteeism. Am J Infect Control. 2000; 28: 340–6. Hana, S. 2012. Peringatan hari cuci tangan pakai sabun sedunia (Global HandwashingDay). http; //www.gizi. depkes.go.id (14 Maret 2015) http:perpustakaan.kaltimprov.go.id. 2015. Profil Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
Samarinda. (18 Desember 2015) 2001. Mikrobiologi kedokteran. Salemba Medika. Jakarta. Jawetz, Melnick, and Adelberg’s, 2005, Mikrobiologi Kedokteran, Alih bahasa oleh Mudihardi, E., Kuntaman, Wasito, E.B., Mertaniasih, N.M., Harsono, S., dan Alimsardjono, L., Penerbit Salemba Medika, Jakarta. Larson EL. APIC guidelines for hand washing and hand antisepsis in health-care setting. Association for Professionals in Infection Control and Epidemiology, Inc. 1995:1-18. Loho, T., Utami, L., Efectivity Test of Antiseptic Solution 1% Tricolsan Againts Staphylococcum auerus, Escherichia coli, Enterococcus faecalis, and Pseudomonas aeruginosa, Majalah Kedokteran Indonesia, 57(6), 175-178, Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 2007. Madappa, T. 2012, Desember 11. Retrieved 10 21, 2013, from medscape: http://emedicine.medscape.com/articl e/217485-workup. McDonnell, G and A.D. Russell. 1999. Antiseptics and disinfectans: activity, action, and resistance. Clin. Mikrobiol. Rev. 12: 147-179. Muslimat, RM. 2012. Keragaman genetika mikroorganisme. rahmahmaulidahmuslihat.blogspot.co m ( 14 Maret 2015) M. Saugi Abduh, Reidy Bayu Nugroho, Minidian Fasitasari. 2010. Perbedaan Jumlah Kuman di Telapak Tangan antara Sebelum dan Sesudah Penggunaan Antiseptik Triclosan dan Cida stat Studi Eksperimental pada Cuci Tangan Perawat di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. http://sainsmedika.fkunissula.ac.id/in dex.php/sainsmedika/article/view/76/ 57 (18 Desember 2015). Nana Syaodik. 2012. Karakteristk Peserta Didik. anggerrose.wordpress.com (18 Desember 2015). Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Wasis. 2008. Pedoman riset untuk profesi perawat. Jakarta: EGC. Jawetz.
Rineka Cipta. Notoadmojo, Soekidjo. 2012. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Pelczar, MJ., Chan ECS. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book Company. New York. Rachmawati, FJ., Triyana SY. 2008. Perbandingan angka kuman pada cuci tangan dengan beberapa bahan sebagai standarisasi kerja di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Logika. ISSN No. 14102315.5(1): 26-31 http;//journal.uii.ac.id/index.php/Logi ka/articel/view/179 (14 Maret 2015). Sandora TJ, Taveras EM, Shih M-C, Resnick EA, Lee GM, Ross- Degnan D, et al. Hand sanitizer reduces illness transmission in the home [abstract 106]. In: Abstracts of the 42nd annual meeting of the Infectious Disease Society of America; Boston, Massachusetts; 2004 Sept 30– Oct 3. Alexandria (VA): Infectious Disease Society of America; 2004. Sandora TJ, Taveras EM , Shih MC, Resnick EA, Lee GM, Ross- Degnan D, Goldmann DA. A randomized, controlled trial of a multifaceted intervention including alcohol based hand sanitizer and hand-hygiene education to reduce illness transmission in the home. Pediatrics. 2005 Sep; 116(3): 587-94. Sugiono. 2010. Penelitian kualitatif dan kuantitatif R dan D. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sumantri. 2013. Penelitian kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University press. Sumantri. 2013. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University press. Tortora GJ. Funke BR, Case CL. Microbiology: an Introduction. 7th ed. Addison Wesley Longman, Inc. California, 2001. Veanti, Okta. 2012. PENGETAHUAN. kamuspengetahuan.com (14 maret 2015). Willshaw GA, Smith HR, Cheasty T. 2000. cytotoxin-producing Escherichia coli
o157 outbreaks in England and Wales, 1995: phenotypic methods and genotypic subtyping. Emerg infect Dis. 1997;3:562-3. WHO guidelines on hand hygiene in health care. WHO. 2005. Widmer, AF, 2000, Replace Hand Washing with Use of a Waterless Alcohol Hand Rub?, Clinical Infectious Disease, 31:136-143. World Health Organization. WHO Guidelines on Hand Hygiene on Health Care. Geneva, Swirzerland: WHO; 2009